Sigit Priatmoko Nanik Wijayati Harjono Harjito Sri Kadarwati Cepi Kurniawan Ella Kusumastuti

JURNAL INOVASI PENDIDIKAN KIMIA

ISSN 1979-0503

Naskah yang diterbitkan dalam jurnal terdiri atas naskah hasil penelitian dan naskah hasil

Volume 9, Nomor 1, Januari 2015 pemikiran konseptual. Naskah ditulis menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar antara

10 sampai 15 halaman. Naskah diketik pada kertas ukuran A4 dengan margin atas, bawah, kiri, dan kanan masing-masing 3,0 cm, huruf jenis arial ukuran 10 (kecuali judul naskah menggunakan huruf

Terbit dua kali setahun pada bulan Januari dan Juli ukuran 12 bold), spasi 1,5 kecuali abstrak, judul tabel, judul gambar, dan daftar pustaka menggunakan spasi tunggal. Nama penulis disertai dengan institusi asal ditulis di bagian bawah

Ketua Penyunting

judul naskah dengan huruf arial 9 dan dicetak miring. Naskah terdiri atas abstrak dalam bahasa

Tri Widodo

Indonesia atau bahasa Inggris, pendahuluan, metode penelitian, hasil dan pembahasan, simpulan, dan daftar pustaka. Abstrak ditulis maksimal 200 kata disertai dengan 3 sampai dengan 5 buah kata

Wakil Ketua Penyunting

kunci yang diambil dari judul naskah. Judul dan subjudul ditulis rata kiri dengan aturan: (1) judul

Wisnu Sunarto

ditulis dengan huruf kapital, (2) subjudul ditulis dengan huruf kecil kecuali huruf pertama tiap kata, (3) sub-subjudul ditulis dengan huruf kecil kecuali huruf depan kata pertama. Pustaka dirujuk

Penyunting Pelaksana

berdasarkan sistem nama tahun, dan ditulis dalam daftar pustaka sesuai dengan urutan abjad.

Sigit Priatmoko

Template file naskah artikel dapat diunduh di web site: http://kimia.unnes.ac.id

Nanik Wijayati

Harjono

Ucapan terima kasih

Harjito

Ucapan terima kasih ditulis pada akhir naskah sebelum daftar pustaka.

Sri Kadarwati

Pengiriman naskah

Cepi Kurniawan

Naskah dikirimkan dalam bentuk hardcopy sebanyak 2 eksemplar disertai dengan softcopy

Ella Kusumastuti

kepada editor naskah Dra. Nanik Wijayati, M.Si. atau Ella Kusumastuti, S.Si., M.Si. Jurusan Kimia

FMIPA Universitas Negeri Semarang, Gedung D6 lantai 2 Kampus Sekaran, Gunungpati Semarang Mudatsir (Universitas Gadjah Mada), Hanny Wijaya (Institut Pertanian Bogor), Effendi

Penyunting Ahli (Mitra Bestari)

50229, telp: (024) 8508035, atau melalui email ke alamat: sri_kadarwati@yahoo.co.id. Penulis yang (Universitas Negeri Malang), Liliasari (Universitas Pendidikan Indonesia), Nurfina Aznam

naskahnya dimuat diminta untuk memberikan kontribusi sebesar Rp. 100.000,- dan yang (Universitas Negeri Yogyakarta), Bambang Cahyono (Universitas Diponegoro), Achmad Binadja

bersangkutan akan mendapatkan Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia (JIPK) sebanyak 1 eksemplar. (Universitas Negeri Semarang), D.Y.P. Sugiharto (Universitas Negeri Semarang)

Pelaksana Tata Usaha

Woro Sumarni

Pembantu Pelaksana Tata Usaha

Wijayanti Setyodewi

Alamat Penyunting dan Tata Usaha:

Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang Gedung D6 Lantai 2, Jl. Raya Sekaran Gunungpati Semarang 50229, Telp./Fax: (024) 8508035. Email: sri_kadarwati@yahoo.co.id

Penyunting menerima sumbangan tulisan yang belum pernah dipublikasikan di media lain. Naskah diketik dengan format seperti tercantum pada Panduan Penulisan JIPK di bagian belakang jurnal ini, dan dapat diunduh di laman http://kimia.unnes.ac.id. Naskah yang masuk dievaluasi dan disunting untuk keseragaman format, istilah, dan tata cara lainnya.

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya dengan berkat dan rahmat-Nya, maka Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia Volume 9 Nomor

1 tahun 2015 berhasil diterbitkan. Jurnal ini hadir di hadapan pembaca sebagai wadah bagi penulisan hasil pemikiran dan penelitian di bidang pengembangan mutu pendidikan khususnya pendidikan kimia.

Rasa terima kasih kami sampaikan kepada para penulis atas kontribusinya yang berupa artikel terhadap penerbitan edisi ini. Kami berharap agar para peneliti, akademisi, pengamat, dan praktisi di bidang pendidikan kimia dapat berpartisipasi menyumbangkan pengetahuan dan pengalamannya yang dituangkan dalam bentuk tulisan dan dimasukkan ke dalam jurnal ini. Kontribusi penulis berupa saran atau solusi yang komprehensif dan mendalam diharapkan dapat dikembangkan berdasarkan pengamatan atau pengalaman hasil refleksi terhadap permasalahan dan kenyataan di lapangan. Kita dapat secara bersama-sama mewujudkan peningkatan mutu dan relevansi pendidikan melalui semangat pengabdian, rasa kepemilikan, dan tekad untuk memajukan pendidikan di tanah air.

Semoga kehadiran jurnal ini dapat memacu pemikiran-pemikiran yang menggali hingga ke akar permasalahan dan bermanfaat bagi semua pihak yag bergerak di bidang pendidikan. Kritik dan saran bagi penyempurnaan penerbitan jurnal ini dimasa yang akan datang dapat disampaikan kepada Dewan Penyunting yang dengan senang hati menerima dan menjadikannya sebagai masukan untuk meningkatkan mutu jurnal.

Ketua Penyunting

DAFTAR ISI PENERAPAN PENDEKATAN SALINGTEMAS UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR KIMIA

Suriyanto dan Syaiful Rijal Alinata (1421-1430)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MEA DAN REACT PADA MATERI REAKSI REDOKS

Fitriya Karima dan Kasmadi Imam Supardi (1431-1439)

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING BERBANTUAN FLASH INTERAKTIF TERHADAP HASIL BELAJAR

Siti Nursiami dan Soeprodjo (1440-1449)

PENINGKATAN KEMAMPUAN CHEMO-ENTREPRENEURSHIP SISWA MELALUI PENERAPAN KONSEP KOLOID YANG BERORIENTASI LIFE SKILL

Wibi Tegar Lelono dan Saptorini (1450-1458)

PENERAPAN SELF ASSESSMENT UNTUK ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI SISWA

Meiriza Ardiana dan Sudarmin (1459-1467)

PENERAPAN MODEL ASSURE DENGAN METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

Widia Maya Sari dan Endang Susiloningsih (1468-1477)

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC DENGAN PENILAIAN PRODUK BERBASIS CHEMO-ENTREPRENEURSHIP

Siti Munawaroh dan Subiyanto Hadi Saputro (1478-1486)

PENGEMBANGAN MEDIA SMILE-FLASH BERPENDEKATAN CHEMO- EDUTAINMENT PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN

Yan Sandi Nurfitrasari dan Woro Sumarni (1487-1495)

PEMANFAATAN MODEL PLTL BERBANTUAN LKS BERBASIS INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI KIMIA

Bunga Amelia dan Antonius Tri Widodo (1496 -1505)

PENGEMBANGAN DIKTAT PRAKTIKUM BERBASIS GUIDED DISCOVERY-INQUIRY BERVISI SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY AND SOCIETY

Risqiatun Nikmah dan Achmad Binadja (1506 -1516)

Suriyanto* dan Syaiful Rijal Alinata, Penerapan Pendekatan Saling …. 1421

PENERAPAN PENDEKATAN SALINGTEMAS UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR KIMIA

Suriyanto* dan Syaiful Rijal Alinata

Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep Provinsi Jawa Timur Jl. Dr. Cipto No. 35, Telp. (0328) 662325 – 662322 Kode Pos 69417 E-mail: suriyanto_as_63@yahoo.co.id

ABSTRAK

Pendekatan Sains, Lingkungan, Teknologi, dan Masyarakat (Salingtemas) merupakan pendekatan yang dianjurkan dalam proses belajar mengajar sains ditingkat pendidikan menengah untuk mengatasi hasil belajar yang kurang memuaskan. Pendekatan Salingtemas memberi pembelajaran sains secara kontekstual sehingga siswa dibawa ke situasi memanfaatkan konsep sains ke dalam bentuk teknologi untuk kepentingan masyakarat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pendekatan Salingtemas dapat meningkatkan kinerja ilmiah siswa kelas XI-IPA 3 SMA Negeri 2 Sumenep dalam pembelajaran kimia pada materi pokok larutan Asam dan Basa. Penentuan keberhasilan proses didasarkan pada diskriptor kualifikasi terhadap aktivitas belajar siswa, sedangkan penentuan keberhasilan hasil belajar ditemukan melalui ulangan harian. Hasil dari penelitian ini adalah: (1) Siswa merasa senang belajar, ini dapat dilihat dari hasil observasi keaktifan siswa dalam kelas pada siklus kedua meningkat dan dari hasil respon/ minat terhadap penerapan pendekatan Salingtemas yang menyatakan mereka sangat berminat (28,6%), berminat (57,1%), dan kurang berminat (14,3%); (2) Penerapan pendekatan Salingtemas dapat meningkatkan kinerja ilmiah dan prestasi belajar materi pelajaran kimia khususnya materi pokok Larutan Asam dan Basa pada siswa kelas XI-IPA 3 SMA Negeri 2 Sumenep dengan ketuntasan klasikal 42 siswa (100%) dan daya serap 81,23%.

ABSTRACT

Approach of Science, Environment, Technology, and Society (Salingtemas) is a recommended approach in teaching and learning of science secondary education level to overcome learning outcomes unsatisfactory. Salingtemas approach gives contextually science learning so that students brought to the situation utilizing scientific concepts in the form of technology for the benefit of society. The purpose of this study was to determine whether the approach can improve the performance of scientific Salingtemas class XI-IPA 3 SMAN 2 Sumenep in learning the subject matter of the solution chemistry of acids and bases. Determination of the success of the process is based on diskriptor qualification of the activity of student learning, while determination of the success of learning outcomes discovered through daily tests. The results from this study are: (1) The students were delighted to learn, it can be seen from the observation of active students in the classroom on the second cycle increased and the results of the response/ interest in the application of Salingtemas approach stating they are very interested (28.6%), interested (57.1%), and lack of interest (14.3%); (2) Application of Salingtemas approach can improve scientific performance and learning achievement in particular subject matter solution chemistry of acids and bases in class XI IPA 3 SMAN 2 Sumenep with classical completeness 42 students (100%) and the absorption of the course 81.23%.

Keywords: salingtemas approach, chemistry learning achievement

Ju rnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol 9, No. 1, 2015, hlm 1421-1430

PENDAHULUAN

unsur sains yang dibincangkan dengan unsur-unsur lain dalam Salingtemas yang

Ilmu Kimia merupakan salah satu mempengaruhi berbagai keterkaitan antar mata pelajaran yang diajarkan di sekolah

Siswa dapat menengah.

unsur

tersebut.

mempertimbangkan manfaat atau kerugian kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif,

dari pada menggunakan konsep sains rasional serta dinamis sehingga mampu

tersebut bila diubah dalam bentuk teknologi membentuk ide-ide baru yang berguna bagi

Ditinjau dari sisi kepentingan teknologi yang mempunyai

yang

berkenaan.

siswa dapat diajak peranan penting bagi perbaikan hidup

konstruktifisme,

Salingtemas dari manusia. Namun, masih banyak siswa yang

membahas

tentang

berbagai macam arah dan dari berbagai menganggap

macam titik awal tergantung pengetahuan pelajaran yang sulit untuk dipelajari,

dasar yang dimiliki oleh siswa bersangkutan sehingga hasil belajar yang diperoleh masih

(Nuryanto & Binadja, 2010). belum memuaskan (Hanum & Mahlian,

Keunggulan pembelajaran dengan 2013).

Salingtemas dibandingkan Dari dokumen-dokumen resmi KBK

pendekatan

lainnya yaitu mengenai dari Pusat Kurikulum Depdiknas, visi dan

pendekatan

bagaimana cara membuat peserta didik pendekatan

penyelidikan untuk Technology, and Society (SETS) atau Sains,

pengetahuan, sains, Lingkungan, Teknologi, dan Masyarakat

mendapatkan

lingkungan, teknologi, dan masyarakat yang (Salingtemas)

saling berkaitan, sehingga diharapkan dapat pendekatan yang dianjurkan dalam proses

menyelesaikan masalah yang diperkirakan belajar mengajar sains ditingkat pendidikan

timbul di sekitar kehidupannya (Paramayanti menengah (Binadja, et al., 2008).

& Fitrihidayati, 2014).

Dalam pembelajaran Salingtemas, Dalam ilmu kimia konsep sains, atau bervisi Salingtemas, pendekatan yang

lingkungan, teknologi dan masyarakat paling

(Salingtemas) yang paling menonjol adalah Salingtemas itu sendiri. Sejumlah ciri atau

kerusakan kualitas karakteristik

expose

realita

lingkungan sebagai akibat eksploitasi ilmu adalah bertujuan memberi pembelajaran

pendekatan

Salingtemas

kimia yang kurang sains secara kontekstual. Siswa dibawa ke

dan

teknologi

memperhatikan dampak negatif yang situasi untuk memanfaatkan konsep sains

ditimbulkannya. Juga cara-cara untuk ke bentuk teknologi untuk kepentingan

mengatasi dampak negarif tersebut (Cajas, masyakarat. Siswa diminta untuk berfikir

1999). Sayangnya topik-topik yang terkait tentang berbagai kemungkinan akibat yang

tidak selalu dibingkai di dalam suatu konsep terjadi dalam proses transfer sains tersebut

induk yang dapat berfungsi sebagai ke

advance organizer. Oleh karena itu tidak menjelaskan

bentuk teknologi.

dapat diharapkan setelah mempelajari topik-

Suriyanto* dan Syaiful Rijal Alinata, Penerapan Pendekatan Saling …. 1423

topik ini siswa atau mahasiswa memperoleh menyebabkan banjir dan tanah longsor. gambaran yang komprehensif dan dapat

Fakta-fakta ini perlu dikemas menjadi dijadikan acuan dasar bagi pembelajaran

konsep yang utuh, bermakna sosial jelas, lebih lanjut.

relevan dan dirancang untuk digarap secara Suhaidi (2006) dalam makalahnya

lintas bidang agar dapat dikembangkan yang berjudul Strategi Pembelajaran Kimia

pengetahuan, sikap dan keterampilan yang Berorientasi

diperlukan untuk menerapkannya didalam bahwa

kehidupan sehari-hari.

dampak pembelajaran

Hasil penelitian Frank dan Barzilai terhadap sikap dan perilaku siswa sudah

Salingtemas

(2006) menunjukkan bahwa 95% siswa dikemukakan oleh banyak penulis. Salah

berpendapat jika konsep Salingtemas satu diantaranya adalah Membiela, (1999)

dimasukkan ke dalam proses pembelajaran, yang menemukan bahwa pembelajaran

maka memberi kesempatan kepada mereka Sains dan Teknologi Masyarakat (STM) atau

pengetahuan dan Science Technology And Society (STS) di

untuk

memperoleh

mempertinggi pemahaman mereka antar Spanyol saat ini menjadi lemah dan amat

pengetahuan sehingga kecil pengaruhnya karena tidak didukung

cabang

ilmu

diharapkan melalui kegiatan pembelajaran oleh sistem pendidikan yang ada dan

Salingtemas akan perumusan konsep yang memiliki relevansi

yang

berwawasan

diperoleh pemikiran tentang hasil teknologi personal dan sosial bagi siswa.

dari transformasi sains, tanpa harus Jika persoalan di atas kita usung ke

merusak atau merugikan lingkungan dan Indonesia,

masyarakat (Arlitasari, et al., 2013). dirumuskan kurikulum atau ranah kajian

Tahapan dan kegiatan pembelajaran yang

dengan pendekatan Salingtemas dapat Salingtemas Nasional, sehingga makna,

elegant untuk

grand

concept

dibagi menjadi lima. Pertama, tahap invitasi keefektifan dan manfaat dari gerakan ini

yang bertujuan untuk merumuskan masalah benar-benar

hubungan dengan provokatif terkait dengan hal ini cukup

pengetahuan sebelumnya. Tahap eksplorasi banyak termasuk yang paling baru misalnya

berisi tentang eksperimen/ aktivitas fisik, penggunaan formalin, boraks dan zat warna

melakukan observasi yang melibatkan terlarang

kelima pancaindra, interaksi sosial sampai Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi

pengambilan keputusan. Tahap pengenalan (SUTET) terhadap kesehatan orang yang

konsep berisi diskusi yang dipandu oleh hidup di bawahnya, pencemaran lingkungan

guru dengan memberikan suasana sehingga karena

siswa aktif bertanya dengan tujuan memperhatikan kaidah Analisis Mengenai

industri kimia

yang

kurang

meluruskan pengetahuan yang diperoleh Dampak Lingkungan (AMDAL), dan (jika

secara ilmiah. Tahap aplikasi, yaitu berupa masing-masing

aktivitas tambahan untuk mengaplikasi penggundulan hutan (illegal logging) yang

dianggap

relevan)

konsep yang diperoleh dalam konteks yang

Ju rnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol 9, No. 1, 2015, hlm 1421-1430

berbeda. Kelima adalah tahap evaluasi, pendekatan Salingtemas pada siswa kelas yaitu penilaian terhadap hasil yang telah

XI IPA 3 Semester II SMA Negeri 2 dilakukan selama pendekatan pembelajaran

Sumenep tahun pelajaran 2013/2014; (2) diterapkan.

aktivitas guru dalam Berdasarkan

Guru,

tentang

pengelolaan pembelajaran kimia materi permasalahan dalam penelitian ini adalah:

hal

tersebut

pokok Larutan Asam dan Basa melalui (1) apakah pendekatan Salingtemas dapat

pendekatan Salingtemas pada Siswa kelas meningkatkan kinerja ilmiah siswa dan

XI IPA 3 Semester II SMA Negeri 2 pemahamannya terhadap pelajaran kimia

Sumenep tahun pelajaran 2013/2014; (3) materi pokok Larutan Asam dan Basa

Dokumen tentang nilai hasil belajar siswa. khususnya pada siswa kelas XI-IPA 3 SMA

pengumpulan data Negeri 2 Sumenep, (2) apakah pendekatan

Kegiatan

dilakukan dengan menggunakan instrumen Salingtemas dapat meningkatkan prestasi

lain pengamatan belajar kimia materi pokok Larutan Asam

penelitian

antara

(observasi), catatan lapangan, angket dan dan Basa pada siswa kelas XI-IPA 3 SMA

dokumentasi. Pengamatan difokuskan pada Negeri 2 Sumenep. Oleh karena itu, tujuan

pelaksanaan pembelajaran kimia Materi penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui

pokok Larutan Asam dan Basa rmelalui apakah pendekatan Salingtemas dalam

pendekatan Salingtemas. Catatan lapangan pembelajaran kimia pada meteri pokok

dilakukan dengan mencatat peristiwa nyata larutan Asam dan Basa dapat meningkatkan

yang terjadi dalam kegiatan belajar- kinerja ilmiah siswa kelas XI-IPA 3 SMA

mengajar, baik secara deskriptif maupun Negeri 2 Sumenep, (2) menerapkan

refleksi. Angket dilakukan untuk mengetahui Pendekatan Sains, Lingkungan, Teknologi

minat/ respon siswa terhadap proses dan

Dokumentasi berupa Prestasi Belajar Kimia Materi Pokok Larutan

Masyarakat untuk

Meningkatkan

pembelajaran.

kegiatan mendokumen data verbal tertulis Asam dan Basa pada Siswa Kelas XI-IPA 3

dan foto.

SMA Negeri Sumenep. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis data kualitatif

METODE PENELITIAN

yang bersifat linear (mengalir) yang di dalamnya melibatkan kegiatan penelaahan

Penelitian tindakan

kelas

ini

seluruh data yang telah dikumpulkan, dilaksanakan di SMA Negeri 2 Sumenep

reduksi data (di dalamnya terdapat kegiatan Kelas XI IPA 3 Semester II tahun pelajaran

pengkatagorian dan pengklasifikasian) dan 2013/2014.

penyimpulan data. seluruh siswa kelas XI IPA 3 sebanyak 42

Subyek penelitian

Penentuan keberhasilan proses didasarkan siswa. Sumber data dalam penelitian ini

pada diskriptor kualifikasi terhadap aktivitas adalah: (1) Siswa, tentang aktivitas belajar

sedangkan penentuan siswa dalam pembelajaran kimia Materi

belajar

siswa,

keberhasilan hasil belajar ditemukan melalui Pokok Larutan Asam dan Basa melalui

ulangan harian.

Suriyanto* dan Syaiful Rijal Alinata, Penerapan Pendekatan Saling …. 1425

HASIL DAN PEMBAHASAN

Larutan Asam-Basa sebagai bahan yang harus dipelajari kepada kelompok siswa.

Pada Siklus

Pertama

peneliti

Pada tahap ini, siswa melakukan observasi, merencanakan

tindakan

berdasarkan

eksperimen dan berinteraksi dengan teman kompetensi dasar “mendeskripsikan teori-

sekelompok. Hasil eksperimen di diskusikan teori Asam Basa dengan menentukan sifat

untuk mendapatkan solusi berdasarkan larutan dan menghitung p

H larutan” pada

kesepakatan. Penemuan konsep: siswa materi pokok Larutan Asam dan Basa.

secara berkelompok melakukan problem Tindakan diarahkan untuk pencapaian

solving untuk mendapatkan konsep-konsep indikator yang dirumuskan antara lain

yang dipelajari. Aplikasi: konsep yang telah menjelaskan teori Asam dan Basa,

diperoleh diaplikasikan dalam konteks yang menjelaskan

berbeda melalui pertanyaan-pertanyaan Larutan, menjelaskan kekuatan Asam dan

dalam LKE. Evaluasi: siswa mem- Basa melakukan praktikum Larutan Asam

hasil kerjanya dan dan Basa. Menghitung pH Larutan Asam

presentasikan

bersama-sama dengan dan Basa, mengamati perubahan warna

didiskusikan

Pada Siklus kedua indikator Asam Basa, menyiapkan alat

kelompok

lain.

implementasi tindakan pengambil data tentang minat belajar,

merupakan

pembelajaran hasil perbaikan siklus pertama aktivitas belajar siswa, dan hasil belajar

pada materi pokok Larutan Asam dan Basa siswa

serta mengarahkan

siswa

sehingga diperoleh hasil yang optimal. berkelompok.

Tindakan direncanakan berdasarkan Tahapan pendekatan Salingtemas,

hasil refleksi siklus sebelumnya yaitu materi yaitu tahap invitasi, eksplorasi, pengenalan

pokok Larutan Asam dan Basa pada konsep, aplikasi, dan evaluasi. Invitasi:

penentuan rumus pH Larutan Asam dan guru memulai pelajaran menyampaikan

menghitung pH melalui indikator hasil belajar, memotivasi rasa ingin

Basa

serta

pendekatan Salingtemas pada tahapan tahu siswa tentang konsep yang akan di

Invitasi, Eksplorasi, Penemuan konsep, pelajari, guru mengkaitkan pelajaran dengan

Evaluasi. Data hasil pengetahuan awal siswa. Eksplorasi: guru

Aplikasi,

dan

pengamatan aktivitas siswa dapat dilihat menjelaskan garis-garis besar materi yang

pada Tabel 1 tentang hasil observasi akan dipelajari kemudian membagikan

keaktifan siswa di kelas. Lembar

Kegiatan

Eksperimen

(LKE)

Ju rnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol 9, No. 1, 2015, hlm 1421-1430

Tabel 1. Persentase keaktifan siswa dalam kelas per siklus Skor

Aspek yang diamati

Baik Sangat Baik

I II I II I II I II I II Minat siswa mengikuti

59,5 23,8 23,8 materi Pokok Larutan Asam dan Basa Perhatian siswa dalam

57,1 26,2 26,2 materi Pokok Larutan Asam dan Basa Aktivitas siswa dalam

61,9 23,8 23,8 materi Pokok Larutan Asam dan Basa Aktivitas siswa dalam

66,7 19,0 19,0 mengerjakan tugas MateriPokok Larutan Asam dan Basa Intensitas bertanya

siswa dengan guru Intensitas bertanya

siswa dengan siswa Keaktifan merespon

11,9 pertanyaan guru Keaktifan siswa dalam

14,3 kerjasama kelompok

Dari Tabel 1 diketahui bahwa pada mengaktifkan memorinya sejak awal hingga siklus I aktivitas siswa belum menunjukkan

akhir pembelajaran. Siswa secara aktif hasil positif. Siswa baru kelihatan menonjol

mengkonstruk informasi atau pengetahuan aktivitasnya pada kegiatan mengerjakan

dalam benaknya sendiri sesuai prinsip teori tugas (66,7 % Baik), sementara pada

pembelajaran kontruktivistik (Slavin, 1995), aktivitas bertanya (85,7% Kurang) dan

sebagai salah satu karakteristik dari merespon pertanyaan guru (76,2% Kurang)

dengan pendekatan masih belum menonjol. Sedangkan pada

pembelajaran

Salingtemas.

siklus II. aktivitas siswa sudah terjadi

belajar kognitif siswa peningkatan dibandingkan dengan hasil

Hasil

diperoleh melalui tes evaluasi di akhir siklus pada siklus I. Siswa tetap kelihatan

pembelajaran. Adapun data hasil belajar menonjol aktivitasnya

yang telah dianalisis tampak pada Tabel 2. mengerjakan tugas (66,7 % Baik), sementara pada aktivitas bertanya mulai

pada kegiatan

Tabel 2. Hasil evaluasi belajar siswa per siklus

kelihatan peningkatannya sehingga ada perubahan yang semula 85,7% ada pada

Keterangan

Siklus I Siklus

II kategori

18 71 Sementara pada aspek merespon

kurang menjadi

Nilai Terendah

Nilai Tertinggi

43,09 81,14 pertanyaan guru yang semula 76,2%

Nilai rata-rata

12,56 8,55 menandakan bahwa siswa sudah mulai

Simpangan

Baku

Suriyanto* dan Syaiful Rijal Alinata, Penerapan Pendekatan Saling …. 1427

Dari data pada Tabel 2 dapat adalah 75-99; (3) kurang efektif, apabila diketahui bahwa terjadi peningkatan nilai

nilai rata-rata hasil belajar seluruh siswa rata-rata siswa dari 43,09 pada siklus I

dalam satu kelas adalah 60-74; dan (4) menjadi 81,14 pada siklus II. Hal ini berarti

tidak efektif, apabila nilai rata-rata hasil pendekatan

belajar seluruh siswa dalam satu kelas efektif diterapkan dalam pembelajaran

Salingtemas

benar-benar

kurang dari 60 (Nuryanto & Binadja, 2010). Kimia khususnya materi Larutan Asam dan

mengetahui ketuntasan Basa. Sebagaimana ditulis oleh Mulyasa

Untuk

belajar siswa baik secara individu maupun (2002) dan Djamarah (2002) yang dikutip

klasikal guru dan sekolah menentukan oleh Nuryanto dan Binadja (2010) dalam

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan artikel mereka bahwa tingkat efektivitas

untuk mata pelajaran Kimia ini ditetapkan pembelajaran

KKM nya adalah nilai 70. Dari analisis nilai Salingtemas ditinjau dari hasil belajar dapat

dengan

pendekatan

tes di akhir siklus akhirnya diketahui jumlah dikategorikan sebagai berikut: (1) sangat

dan persentase siswa yang tuntas secara efektif, apabila nilai rata-rata hasil belajar

individual dan klasikal serta dapat diketahui seluruh siswa dalam satu kelas adalah 100;

pula tingkat daya serap siswa secara (2) efektif, apabila nilai rata-rata hasil

klasikal. Data prestasi belajar siswa ini belajar seluruh siswa dalam satu kelas

tersaji pada Gambar 1.

Gambar 1. Data prestasi belajar dalam 2 siklus

Gambar 1 membuktikan bahwa 100 %. Daya serap juga mengalami siswa yang tuntas belajar di kelas

peningkatan dari 43,14% pada siklus I meningkat dari 0 % (tidak tuntas secara

menjadi 81,23% pada siklus II. Berarti klasikal) pada siklus I menjadi 100 %

terjadi peningkatan 38,09%. Dengan (tuntas secara klasikal) pada siklus II. Ini

demikian pembelajaran Salingtemas dalam berarti mengalami peningkatan sebesar

pembelajaran ini dapat menjadikan siswa

Ju rnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol 9, No. 1, 2015, hlm 1421-1430

lebih aktif mengenal lingkungan sekitarnya mempelajari ilmunya (Handayani, et al., serta peka terhadap permasalahan yang

ada di lingkungan tempat tinggalnya Minat siswa juga menjadi pokok sebagai

guna mengukur penyelidikan ilmiah. Hal ini sesuai dengan

siswa pada proses karakteristik pengajaran Salingtemas yaitu:

ketertarikan

pembelajaran

dengan pendekatan

Melalui angket siswa mengidentifikasi masalah-masalah lokal, 2)

1) mengambil konsep dengan cara

Salingtemas.

diperoleh data tentang minat siswa menggunakan kegiatan laboratorium yang

terhadap proses pembelajaran. Gambar 2 berasal dari sumber lokal (manusia dan

memaparkan persentase ketertarikan siswa material) untuk memecahkan masalah, 3)

proses pembelajaran menekankan keterampilan proses yang

terhadap

menggunakan pendekatan Salingtemas. biasa

Gambar 2. Minat dan respon siswa

Gambar 2 menunjukkan bahwa sangat efektif, apabila nilai rata-rata angket 57% siswa berminat dan 29% sangat

minat belajar seluruh siswa dalam satu berminat. Hanya 14% yang kurang

kelas adalah 100; (2) efektif, apabila nilai berminat terhadap pembelajaran kimia

rata-rata angket minat belajar seluruh siswa dengan pendekatan Salingtemas. Bahkan

dalam satu kelas adalah 75-99; (3) kurang tidak ada siswa yang menyatakan (0%)

efektif, apabila nilai rata-rata angket minat tidak

belajar seluruh siswa dalam satu kelas pembelajaran ini dapat diketagorikan

adalah 60-74; dan (4) tidak efektif, apabila efektif, ditinjau dari minat belajar siswa

nilai rata-rata angket minat belajar seluruh sesuai kategorisasi sebagai berikut: (1)

Suriyanto* dan Syaiful Rijal Alinata, Penerapan Pendekatan Saling …. 1429

siswa dalam satu kelas adalah kurang dari

pendekatan

Salingtemas dapat

60 (Nuryanto & Binadja, 2010). meningkatkan kinerja ilmiah dan prestasi Berdasarkan data-data di atas,

belajar materi pelajaran kimia khususnya maka dapat digambarkan partisipasi siswa

materi pokok Larutan Asam dan Basa pada dalam merancang kegiatan belajarnya

siswa kelas XI-IPA 3 SMA Negeri 2 sudah meningkat, minat dan perhatian

Sumenep dengan ketuntasan klasikal 42 siswa mengikuti kegiatan belajar-mengajar

siswa (100%) dan daya serap 81,23%. menggunakan pendekatan Salingtemas sudah meningkat, aktifitas siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh

DAFTAR PUSTAKA

guru sudah meningkat, siswa sudah mulai Arlitasari, O., Pujayanto, dan Budiharti, R.,

aktif bertanya dan menjawab pertanyaan 2013, Pengembangan Bahan Ajar

guru, tingkat pemahaman siswa terhadap IPA Terpadu Berbasis Salingtemas penjelasan-penjelasan yang telah diberikan

dengan Tema Biomasa Energi Alternatif

Terbarukan, Jurnal oleh guru sudah mencapai tolak ukur yang

Pendidikan Fisika, Hal. 81-89. telah ditetapkan, tingkat penguasaan materi

Binadja, A., Wardani, S., dan Nugroho, S., secara utuh sudah meningkat dimana

2008. Keberkesanan Pembelajaran Kimia Materi Ikatan Kimia Bervisi

tingkat penguasaan

SETS pada Hasil Belajar Siswa, menghubungkan

Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Hal. 256-262.

sebelumnya sudah meningkat, kesulitan Cajas, F., 1999, Public Understanding of

siswa mengikuti pola yang diterapkan guru, Science: Using Technology to terutama dalam menghubungkan materi

School Science In Everyday Life. International Journal yang telah diperoleh sebelumnya dengan

Echance

of Science Education Hal. 765-773. materi yang sedang dipelajari sudah mulai

Depdiknas, 2003, Standar Kompetensi berkurang, serta evaluasi hasil belajar

Mata Pelajaran Kimia Kurikulum 2004, Jakarta: Depdiknas.

siswa secara klasikal sudah tuntas. Handayani, S.N., Indriwati, S.E., dan

Suwono, H., 2009, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

Investigation dengan Pendekatan Salingtemas Dalam Simpulan dari penelitian ini adaah:

SIMPULAN

Group

Meningkatkan Kemampuan Kerja (1) Para siswa merasa senang belajar,

Ilmiah dan Hasil Belajar Kognitif Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri

1 Lawang. Jurnal Biologi dan siswa dalam kelas pada siklus kedua

dapat dilihat dari hasil observasi keaktifan

Pengajarannya CHIMERA, Hal. 42-

meningkat dan dari hasil respon/ minat Hanum, L., dan Mahlian, M., 2013,

terhadap penerapan

Penerapan Metode Team Teaching Salingtemas yang menyatakan mereka

pendekatan

Pada Materi Ikatan Kimia Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

sangat berminat (28,6%), berminat (57,1%), Kelas X SMAN 9 Tunas Bangsa akan tetapi masih ada yang kurang

Banda Aceh, Jurnal Chimica Didactica Act, Hal. 1-6.

berminat (14,3%);

Penerapan

Ju rnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol 9, No. 1, 2015, hlm 1421-1430

Membiela, P., 1999, Toward the Reform of (Salingtemas) Kelas VII SMP, Science Teaching in Spain: the

Jurnal Pendidikan Sains e-Pensa, Social and Personal Relevance of

Hal. 123-129. junior Secondary School Science Projects for a socially Responsible

Slavin, R.E., 1995, Cooperative Learning: Understanding

of

Science,

Theory, Reseach, and Practice, Boston: Ally and Bacon.

International Journal of Science Education.

Standar Kompetensi Mata Pelajaran Kimia Nuryanto, dan Binadja, A., 2010, Efektivitas

Kurikulum 2004, 2003, Jakarta: Depdiknas.

Pendekatan Salingtemas Ditinjau Suhaidi, I., 2006, Strategi Pembelajaran dari Minat dan Hasil Belajar Siswa,

Kimia Berorientasi Salingtemas, Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia,

dalam Buku Panduan Seminar Hal. 552-556.

Kimia. Surabaya: Paramayanti, I., dan Fitrihidayati, H., 2014,

Nasional

Himpunan Kimia Indonesia jawa Timur.

Pengembangan

Perangkat

Pembelajaran IPA Terpadu Tema Wellington, J., 2000, Teaching and Pencemaran

Secondary Science Pendekatan Sains, Lingkungan,

Contemporary issues and Practical Teknologi,

dan

Masyarakat

Approaches. London: Routledge.

Fitriya Karima* dan Kasmadi Imam Supardi, Penerapan Model Pembelajaran ….

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MEA DAN REACT PADA MATERI REAKSI REDOKS

Fitriya Karima* dan Kasmadi Imam Supardi

Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang

Gedung D6 Lantai 2 Kampus Sekaran Gunungpati Semarang, 50229, Telp. (024)8508035 E-mail: chemistquw@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap adanya perbedaan hasil belajar siswa yang diberi pembelajaran MEA dan REACT pada materi reaksi oksidasi reduksi, dan hasil belajar mana yang lebih baik di antara keduanya. Penelitian dilaksanakan di suatu SMA Negeri di Pekalongan tahun ajaran 2013/2014 dengan populasi seluruh siswa kelas X MIPA. Sampel diambil menggunakan teknik cluster random sampling, karena populasi berdistribusi normal dan homogen. Desain penelitian yang digunakan adalah pretest-posttest group design. Pengambilan data dilakukan dengan metode tes, observasi, dan dokumentasi. Hasil analisis data menunjukkan bahwa adanya perbedaan rata-rata nilai post-test antara kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 setelah keduanya diberikan perlakuan yang berbeda pada materi yang sama. Hasil belajar kognitif diperoleh dari pretest dan posttest masing-masing kelas eksperimen. Hasil menunjukkan adanya peningkatan dari skor pretest dan posttest pada kedua kelas eksperimen tersebut dengan nilai rata-rata pretest kelas eksperimen 1 (MEA) 34 meningkat menjadi 74 pada posttest dan kelas eksperimen 2 (REACT) 39 meningkat menjadi 84,97. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran MEA dan REACT dapat meningkatkan hasil belajar. Hasil belajar kimia aspek kognitif yang diberi pembelajaran REACT lebih baik dibandingkan yang diberi pembelajaran MEA.

Kata Kunci: materi reaksi redoks, MEA, model pembelajaran, REACT

ABSTRACT

This study aims to reveal the difference in learning outcomes of students who were given learning material MEA and REACT on oxidation-reduction reactions, and which one is better between the two models. The experiment was conducted in a Senior High School in Pekalongan academic year 2013/2014 with the entire population of students of science class grade X. Samples were taken using cluster random sampling technique, because of the normal distribution and homogenous population. Design research is pretest-posttest group design. Data collection was performed by the method of testing, observation, and documentation. The result showed that the average difference between the value of post-test experimental class 1 and class 2 after the second experiment are given different treatment on the same material. Cognitive learning results were obtained from the pretest and posttest each class experiment. Results showed an increase of pretest and posttest scores in both the experimental class with an average value pretest experiment class 1 (MEA) 34 increased to 74 in the posttest and experimental class 2 (REACT) 39 increased to 84.97. Based on the results of this study, it can

be concluded that the implementation of MEA and REACT learning models can improve learning outcomes of students. Student learning outcomes in the cognitive aspects of chemistry REACT was better than by MEA.

Keywords: learning model, material redox reactions, MEA, REACT

PENDAHULUAN

pembelajaran. Farid (2013) menyatakan bahwa pembelajaran kimia menekankan

Mata pelajaran kimia sebagai salah pada cara siswa menguasai konsep-konsep satu rumpun Ilmu Pengetahuan Alam

dan bukan menghafal fakta satu sama lain. menuntut siswa berpartisipasi aktif dalam

Konsep-konsep kimia mempunyai tingkat

Ju rnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol 9, No. 1, 2015, hlm 1431-1439

generalisasi dan abstraksi tinggi yang konsep-konsep yang terkandung dalam menyebabkan siswa dapat mengalami

permasalahan melalui kesukaran dalam penguasaan. Mereka

suatu

sajian

pemodelan (Rusyida, 2013). cenderung lebih memilih untuk menghafal

satu contoh model daripada memahami konsep-konsep kimia

Salah

pembelajaran konsteksual adalah REACT. tersebut. Hal tersebut tentunya menjadi tidak

Strategi REACT dijabarkan oleh Crawford efektif karena kimia bukanlah untuk

(2001), bahwasannya ada lima strategi yang dihafalkan melainkan untuk dipahami.

harus tampak yaitu: Relating, Experiencing, Perlunya pemahaman yang lebih membuat

Cooperating, Transferring. kimia tidak begitu disukai oleh siswa.

Applying,

Relating (mengaitkan) adalah pembelajaran Faktor guru dan cara mengajarnya

dengan mengaitkan materi yang sedang merupakan faktor yang penting. Bagaimana

dipelajari dengan konteks pengalaman sikap dan kepribadian guru, tinggi dan

kehidupan nyata atau pengetahuan yang rendahnya pengetahuan yang dimiliki guru,

sebelumnya. Experiencing (mengalami) serta bagaimana cara guru itu mengajarkan

merupakan pembelajaran yang membuat pengetahuan itu kepada siswanya, turut

siswa belajar dengan melakukan kegiatan menentukan bagaimana hasil belajar yang

(learning by doing) melalui eksplorasi, dapat dicapai siswa.

penemuan, pencarian, aktivitas pemecahan Ilmu kimia mempunyai peranan

masalah, dan laboratorium. Applying penting dalam menyelesaikan beberapa

(menerapkan) adalah belajar dengan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari

menerapkan konsep-konsep yang telah antara lain masalah lingkungan hidup,

digunakan, dengan keterbatasan energi, kesehatan, dan

dipelajari

untuk

memberikan latihan-latihan yang realistik sebagainya. Oleh karena itu, pembelajaran

dan relevan. Cooperating (bekerjasama) di

pembelajaran dengan menitikberatkan pada penguasaan materi

kelas hendaknya

mengkondisikan siswa agar bekerja sama, untuk menyelesaikan secara matematis,

sharing, merespon dan berkomunikasi tetapi juga mengaitkan bagaimana siswa

dengan para pembelajar yang lainnya. mengenali permasalahan kimia dalam

Kemudian Transferring (mentransfer) kehidupannya dan bagaimana memecahkan

adalah pembelajaran yang mendorong permasalahan

siswa belajar menggunakan pengetahuan pengetahuan yang diperoleh di sekolah.

tersebut

dengan

yang telah dipelajarinya ke dalam konteks Model pembelajaran konstektual

atau situasi baru yang belum dipelajari di dan kooperatif dinilai sesuai untuk

kelas berdasarkan pemahaman. Selain itu diterapkan dalam pembelajaran kimia.

Ultay dan Calik (2011) menyatakan bahwa Contoh model pembelajaran kooperatif

strategi REACT merupakan strategi yang adalah Model Eliciting Activities (MEA), yaitu

sudah populer di Turki. Strategi ini banyak model pembelajaran untuk memahami,

diterapkan oleh guru-guru dalam pelajaran menjelaskan, dan mengkomunikasikan

Fisika maupun Kimia. Strategi REACT terdiri

Fitriya Karima* dan Kasmadi Imam Supardi, Penerapan Model Pembelajaran ….

dari lima aspek Relating, Experiencing, Metode pengumpulan data di- Appliying, Colaborating, dan Transferring.

lakukan dengan metode tes, observasi, dan Hanya saja sedikit berbeda dalam

dokumentasi. Bentuk instrumen yang Colaborating tetapi artinya sama dengan

digunakan berupa soal tes, lembar Cooperating yaitu bekerjasama.

observasi, serta perangkat pembelajaran Rumusan masalah dalam penelitian

yang meliputi silabus, rencana pelaksanaan ini adalah apakah ada peningkatan rata-rata

pembelajaran, dan bahan ajar. hasil belajar siswa dengan model

Analisis data yang digunakan pembelajaran MEA dan REACT dan hasil

terbagi dalam dua tahap, yaitu tahap awal mana yang lebih baik diantara keduanya.

dan tahap akhir. Analisis tahap awal meliputi Adapun tujuan dari penelitian ini adalah

uji normalitas dan homogenitas yang mengetahui adanya peningkatan hasil

digunakan untuk melihat kondisi awal belajar siswa yang diberi pembelajaran MEA

penelitian sebagai pertimbangan dalam dengan REACT pada materi pokok reaksi

pengambilan sampel dan analisis uji coba oksidasi reduksi, dan untuk mengetahui

soal untuk menentukan soal yang layak hasil mana yang lebih baik diantara

digunakan dalam pre-test dan post-test. keduanya model tersebut.

Analisis tahap akhir yaitu analisis peningkatan hasil belajar Peningkatan hasil

METODE

belajar diukur dengan uji t-test (Sugiyono, 2010).

Penelitian dilakukan di suatu SMA

Negeri di Pekalongan pada materi reaksi oksidasi reduksi. Desain penelitian adalah HASIL DAN PEMBAHASAN

pretest-posttest group design yaitu desain Hasil penelitian ini merupakan data penelitian dengan melihat perbedaan pretest

hasil belajar terhadap proses pembelajaran dan posttest antara kelas eksperimen dan

dengan model MEA dan REACT materi kelas kontrol (Sugiyono, 2010). Populasi

reaksi redoks. Hasil belajar yang didapatkan dalam penelitian ini adalah siswa kelas X

dalam penelitian ini meliputi hasil belajar IPA SMA tersebut tahun ajaran 2013/2014.

pada ranah psikomotorik dan kognitif. Kelas X MIPA 3 merupakan kelas

Data hasil belajar ranah psiko- eksperimen 1 dan kelas X MIPA 4

motorik didapatkan pada pada kegiatan merupakan kelas eksperimen 2 yang diambil

praktikum yang meliputi delapan aspek. Tiap dengan teknik cluster random sampling.

aspek dianalisis secara deskriptif untuk Variabel bebas penelitian ini adalah model

mengetahui aspek mana yang dimiliki siswa pembelajaran dan variabel terikatnya adalah

dan yang perlu dikembangkan. Hasil belajar hasil belajar siswa. Kelas eksperimen 1

ranah psikomotorik kegiatan praktikum menggunakan model pembelajaran MEA

meliputi delapan aspek yang disajikan sedangkan

kelas

eksperimen

2 dalam Tabel 1.

menggunakan model pembelajaran REACT.

Ju rnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol 9, No. 1, 2015, hlm 1431-1439

Tabel 1. Skor rerata aspek psikomotorik kegiatan praktikum

Eksperimen 2 Kepemimpinan

3,84 Keterampilan praktikum

3,8 Ketepatan hasil praktikum

3,81 Pembuatan laporan sementara

3,7 Kebersihan tempat dan alat

Tabel 1 menunjukkan bahwa 6 dari 8 pembelajaran seperti ini akan menantang aspek yang ada pada kelas eksperimen 2

siswa untuk memecahkan permasalahan lebih tinggi dibanding kelas eksperimen 1,

(Dwijayanti dan Yulianti, 2010). Kegiatan yang mana kelas eksperimen 1 meng-

praktikum dengan strategi REACT pada gunakan pembelajaran REACT sedangkan

dasarnya berorientasi pada investigasi dan kelas eksperimen 2 menggunakan moddel

penemuan, sehingga output yang dihasilkan pembelajaran MEA. Enam aspek tersebut

merupakan suatu pemecahan masalah dari adalah kepemimpinan, diskusi, bekerja-

masalah yang ditemukan oleh siswa (Baser sama, keterampilan praktikum, ketepatan

dan Durmus, 2010).

hasil praktikum, dan pembuatan laporan Tabel 1 juga menunjukkan bahwa sementara. Pada kelas eksperimen 1

skor aspek diskusi pada kelas eksperimen 1 sebanyak 17 dari 32 siswa memperoleh skor

adalah 3,34 sedangkan pada kelas dengan kriteria sangat baik, sedangkan

eksperimen 2 adalah 3,76, artinya kelas pada kelas eksperimen 2 sebanyak 19 dari

eksperimen 2 lebih unggul pada aspek

30 siswa memperoleh skor dengan kriteria diskusi. Aspek diskusi pada pembelajaran sangat baik. Artinya kegiatan praktikum

menekankan pada faktor membantu siswa dalam pembelajaran. Farid

REACT

transferring. Transferring artinya mem- (2013) menyatakan bahwa kegiatan

dalam konteks praktikum dapat lebih efektif membantu

pelajari

sesuatu

pengetahuan yang telah ada, menggunakan siswa membangun pengetahuan, mengem-

dan memperluas apa yang telah diketahui. bangkan

juga bermakna kemampuan memecahkan masalah dengan

menghubungkan apa yang sudah dipelajari baik. Adanya praktikum membantu siswa

siswa atau apa yang sudah diketahui siswa lebih dapat memahami materi yang mereka

Crawford (2001) pelajari karena mereka mendapatkan

secara

konteks.

transferring sebagai pengalaman secara langsung (Kurnianto et

mendefinisikan

penggunaan pengetahuan dalam konteks al, 2010). Pengalaman langsung dalam

yang baru. Dalam proses pembelajaran, pembelajaran kimia dapat diperoleh melalui

transfer atau pemindahan pengetahuan kegiatan laboratorium dan pengalaman

jarang terjadi karena siswa tidak berminat dalam kehidupan sehari-hari, situasi

mengaitkan dan mengaplikasikan konsep

Fitriya Karima* dan Kasmadi Imam Supardi, Penerapan Model Pembelajaran ….

yang mereka miliki dalam konteks 2013). Pembelajaran dengan metode pembelajaran yang lain. Untuk mencapai

kooperatif dapat meningkatkan aktivitas, pemahaman yang mendalam diperlukan

interaksi, motivasi dan prestasi belajar kemampuan berpikir dan kemampuan

pembelajaran kimia (Fajri, memindahkan pengetahuan. Pemindahan

dalam

2012).Pengalaman kerjasama tidak hanya merupakan alat pemusatan daya pikir. Jadi,

membantu siswa mempelajari bahan ajar, siswa membutuhkan kemahiran berpikir

tetapi konsisten dengan dunia nyata. supaya mereka mampu memindahan

Bekerja dengan teman sebaya dalam sesuatu. Peran guru perlu diperluas dengan

kelompok kecil akan meningkatkan kesiapan membuat bermacam-macam pengalaman

siswa dalam menjelaskan pemahaman belajar dengan fokus pada pemahaman

konsep dan menyarankan pendekatan bukan pada hafalan. Jika siswa telah

pemecahan masalah bagi kelompoknya. mampu memindahkan dan mengaplikasikan

Dengan mendengarkan pendapat orang lain pengetahuannya dalam kehidupan sehari-

dalam satu kelompok, siswa akan hari maka dapat dikatakan siswa tersebut

kembali dan telah memiliki pemahaman yang mendalam.

mengevaluasi

memformulasikan pemahaman konsep. Aspek bekerjasama (Tabel 1) pada

Siswa akan belajar menilai pendapat orang kelas eksperimen 2 lebih unggul dibanding

lain karena terkadang perbedaan strategi kelas eksperimen 1 yaitu dengan skor 3,84

yang digunakan akan menghasilkan dari 3,68. Aspek bekerjasama pada

pemecahan masalah yang lebih baik. Ketika pembelajaran REACT menekankan pada

sebuah kelompok berhasil mencapai tujuan, faktor cooperating. Kelas eksperimen 2

kelompoknya akan sudah terbiasa untuk belajar secara

maka

anggota

memperoleh kepercayaan dan motivasi diri kooperatif. Siswa yang bekerja secara

yang tinggi.

individu dalam memecahkan

Tabel 1 memperlihatkan skor aspek permasalahan sering tidak menunjukkan

suatu

keterampilan praktikum kelas eksperimen 2 perkembangan yang signifikan. Terkadang

lebih tinggi dari kelas eksperimen 2 yaitu 3,8 siswa merasa bingung kecuali jika guru

dari 3,7. Aspek keterampilan praktikum pada memberikan petunjuk penyelesaian langkah

pembelajaran REACT menekankan pada demi langkah. Sebaliknya, siswa yang

faktor applying. Applying artinya suatu tahap bekerja secara kelompok sering dapat

pembelajaran bagaimana menempatkan mengatasi masalah yang kompleks dengan

suatu konsep untuk digunakan. Guru tidak sedikit bantuan. Melalui cooperating siswa

perlu mentransfer semua pengetahuan lebih

kepada siswa tetapi mengajak siswa untuk berbagai

terdorong untuk

memecahkan

berpikir dan mencari jawaban sendiri atas pembelajaran

permasalahan

dalam

permasalahan yang diberikan oleh guru bekerjasama dengan siswa lainnya dalam

maupun siswa itu sendiri. Cara demikian memecahkan

akan melatih kemahiran aplikasi dan cara pelajaran yang ditemukan (Nopiyanita,

penyelesaian masalah. Dalam pembelajar-

Ju rnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol 9, No. 1, 2015, hlm 1431-1439

an kimia, latihan soal tidak hanya diperoleh karena adanya praktikum (Arum, 2012). melalui buku teks atau LKS saja melainkan

experiencing (mengalami) juga dari aktivitas hidup keseharian. Jadi

Sedangkan

mempunyai arti learning by doing atau guru harus mampu memotivasi siswa dalam

belajar melalui eksplorasi, penemuan, dan memahami konsep melalui pemberian

penciptaan (Crawford, 2001) . Aktivitas latihan soal yang sifatnya realistik dan

experiencing di dalam kelas dapat berupa relevan dengan keseharian. Gambaran

memanipulasi peralatan, proses pembelajaran dengan strategi

kegiatan

pemecahan masalah, dan kegiatan di REACT dapat memberikan pengalaman

laboratorium. Aktivitas lain juga diberikan yang kaya kepada siswa. Pengalaman yang

eksperimen, diskusi dalam disediakan oleh guru dapat meningkatkan

seperti

kelompok, latihan, dan tugas rumah. Belajar pemahaman siswa tentang sesuatu yang

akan lebih bermakna jika siswa mengalami mereka

apa yang dipelajarinya tidak hanya diharapkan dapat menerapkan pada kondisi

mengetahuinya saja (Hasnawati, 2006). nyata

Siswa akan lebih siap belajar apabila (Ismawati, 2010).

dalam kehidupan

sehari-hari

mereka disajikan sesuatu yang sifatnya Aspek ketepatan hasil praktikum

nyata dan mampu ditangkap secara visual, (Tabel 1) skor kelas eksperimen 2 lebih

auditori, dan kinestetik. Salah satu strategi tinggi dari kelas eksperimen 1 yaitu 3,81 dari