DESKRIPSI KEMAMPUAN MATEMATIKA DAN KORELASINYA DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KIMIA KELAS X MIPA SMA NEGERI 4 PONTIANAK Eka Kurniawati, Tuti Kurniati dan Rizmahardian Ashari Kurniawan

Vol. 5 No. 2, Agustus 201 7

Ar-Razi Jurnal Ilmiah

ISSN 2503-4448

DESKRIPSI KEMAMPUAN MATEMATIKA DAN KORELASINYA DENGAN
HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KIMIA KELAS X MIPA
SMA NEGERI 4 PONTIANAK
Eka Kurniawati*, Tuti Kurniati dan Rizmahardian Ashari Kurniawan
Prodi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Muhammadiyah Pontianak
Jalan Ahmad Yani No. 111 Pontianak Kalimantan Barat
*E-mail: ekakurniawati073@gmail.com

ABSTRAK
Pembelajaran kimia adalah gabungan antara teori-teori dengan perhitungan yang membutuhkan
kemampuan matematika yang baik dalam menyelesaikan soal. Penelitian ini menyelidiki dan
menelaah kemampuan matematika siswa kelas X MIPA SMA Negeri 4 Pontianak dan korelasinya
terhadap hasil belajar siswa kelas X MIPA. Penelitian ini merupakan Studi Korelasi. Sampel yang
dipilih berjumlah 69 orang siswa di kelas X MIPA 3 dan X MIPA 4 dengan menggunakan Teknik
Random Sampling. Data diperoleh menggunakan tes kemampuan matematika, dokumentasi nilai

hasil belajar siswa kelas X semester genap tahun 2015/2016 dan wawancara. Penelitian ini
mengindikasikan bahwa siswa dengan kemampuan matematika tinggi, hasil belajar kimianya tidak
lagi dipengaruhi oleh kemampuan matematika. Data dianalisis dengan Uji non-parametrik (Uji
Spearman Rank) menunjukkan tidak terdapat korelasi yang signifikan antara kemampuan
matematika dengan hasil belajar kimia siswa sebesar 0,236 serta Koefisien Korelasi sebesar 0,145
termasuk kategori sangat rendah. Kemampuan matematika siswa kelas X MIPA di SMA Negeri 4
Pontianak yang berjumlah 69 orang siswa sudah baik dengan persentase siswa kategori baik sekali
53,6 %, kategori baik 40,5 %, kategori cukup 4,5 %, kategori kurang 1,4 %.
Kata kunci: Hasil Belajar Kimia, Kemampuan Matematika, Korelasi

ABSTRACT
Learning chemistry is a combination of theories with calculation that require good mathematical
abillity in solving problems. This research was investigate and examined the student’s mathematic
skill and correlation of the results class X MIPA SMA Negeri 4 Pontianak. This research was a
correlation study. The selected samples consisted of 69 students in the class X MIPA 3 and MIPA
4 used Random Sampling technique. The data ware obtained using mathematical skill tests,
documentation of the value of the results of class X student second semester of 2015/2016 and
interview. This research was indicates that students with high math skills, students achievment
chemical is no longer influenced by mathematical abilities. Data were analyzed with a
nonparametric test (Spearman Rank test) showed there is no significant correlation between the

skill of mathematics to chemistry student learning achievment at 0.236 and correlation coefficient
of 0.145 including very low category. The skill of Mathematics class X SMAN 4 Pontianak
totaling 69 students were good to excellent category the percentage of students 53.6%, 40.5% good
category, the category was sufficient 4.5%, 1.4% less category.
Keywords: Corellation, Mathmatics skill, Student’s learning achievement chemistry

169

Vol. 5 No. 1, Februari 2017

Ar-Razi Jurnal Ilmiah

PENDAHULUAN
Ilmu kimia merupakan salah satu
cabang ilmu pengetahuan alam yang
mempelajari struktur, sifat-sifat materi,
perubahan suatu materi menjadi materi
lain, serta energi yang menyertai
perubahan materi (Dimyati & Mudjiono,
2010). Pentingnya pembelajaran kimia ini

mengakibatkan siswa dituntut untuk
dapat menguasai materi-materi pada
pembelajaran
kimia
mencakup
pemahaman konsep dan perhitungan,
yang menjadi prasyarat untuk memahami
materi-materi pada pembelajaran kimia.
Hasil wawancara dengan guru kimia
kelas X MIPA pada tanggal 16 November
2015 menunjukkan bahwa siswa-siswa
kelas X mengalami kesulitan pada
materi-materi perhitungan dan abstrak..
Peneliti juga melakukan observasi di
kelas , berdasarkan pengamatan peneliti
dikelas selama proses pembelajaran
berlangsung siswa cenderung tidak dapat
tenang. Siswa juga kesulitan mengerjakan
soal-soal
perhitungan

dan
siswa
seringkali menoleh ke arah temannya
untuk menanyakan jawaban soal ketika
mengerjakan soal kimia baik pada soal
perhitungan maupun konsep kimia.
Kesulitan siswa dalam memahami ini
juga dibuktikan dengan hasil wawancara
pada 3 siswa kelas X MIPA serta 3 siswa
kelas XI MIPA secara acak. Siswa
merasa sulit untuk bisa mengingat semua
konsep perhitungan tersebut, sehingga
membutuhkan waktu dan banyaknya
contoh soal agar lebih menguasai materi
kimia serta perhitungan-perhitungan
kimia.
Terlihat dari hasil ulangan siswa
pada materi-materi kimia di kelas X dari
5 kelas X MIPA bahwa masih banyak
siswa tidak tuntas terutama pada materi


ISSN 2503-4448

Reaksi Redoks dan Stoikiometri. Pada
materi elektrolit dan non elektrolit ratarata ketidaktuntasan siswa kelas X MIPA
adalah 13,2 %. Materi reaksi redoks ratarata ketidaktuntasan siswa adalah 69,1 %,
sedangkan pada materi stoikiometri ratarata ketidaktuntasan siswa adalah 82,9 %.
Ketidaktuntasan siswa kelas X MIPA
yang tertinggi terdapat pada materi
stoikiometri yaitu 82,9 %. Tingginya
ketidaktuntasan siswa pada materi
stoikiometri ini dikarenakan siswa kurang
mampu
untuk
memahami
dan
menyelesaikan soal-soal pada materi
kimia.
Kesulitan
siswa

dalam
menyelesaikan soal-soal hitungan pada
materi tersebut, dikarenakan dalam
pembelajaran kimia memadukan antara
teori-teori serta perhitungan yang
membutuhkan kemampuan matematika
yang baik dalam menyelesaikan soal.
Pembelajaran
kimia
banyak
menggunakan perhitungan-perhitungan
yang tentunya sangat berkaitan dengan
matematika yang merupakan ilmu dasar
dalam menghitung. Ketidaktuntasan yang
dialami siswa pada materi reaksi redoks
dan hukum dasar kimia dapat terjadi
karena karakteristik dari materi tersebut.
Dalam menentukan bilangan oksidasi
siswa harus mengingat aturan-aturan
bilangan oksidasi, serta menghitung

jumlah bilangan oksidasi dari suatu
unsur. Materi hukum dasar kimia yang
berisi mengenai dasar-dasar dalam
perhitungan kimia yang menghubungkan
besaran atau satuan atom dengan besaran
yang dapat diukur secara laboratorium
(Sunarya, 2010) terdapat berbagai
hukum-hukum dasar kimia seperti hukum
boyle, hipotesis avogadro, hukum gas
ideal serta konsep mol beserta rumus
perhitungan yang harus dipelajari.
170

Vol. 5 No. 1, Februari 2017

Ar-Razi Jurnal Ilmiah

Kemampuan matematika merupakan
salah satu faktor internal yang
mempengaruhi hasil belajar kimia siswa.

Merdekawati (2013) menyatakan bahwa
terdapat
pengaruh
kemampuan
matematika terhadap prestasi belajar
kimia siswa. Siswa dengan kemampuan
matematika tinggi memiliki prestasi
belajar kimia yang lebih baik dibanding
siswa dengan kemampuan matematika
rendah. Mean prestasi kognitif siswa
yang memiliki kemampuan matematika
tinggi sebesar 67,05 sedangkan mean
prestasi kognitif siswa yang memiliki
kemampuan matematika rendah sebesar
57,61. Nsikak (2014) menyatakan bahwa
nilai t-hitung (5.96) lebih besar dari nilai
t-kritis
(2,201)
dengan
tingkat

signifikansi 0,05. sehingga hipotesis nol
ditolak, yang berarti bahwa Bahasa
Matematika memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap prestasi siswa dalam
ujian Kimia.
Berdasarkan uraian tersebut dapat
dikatakan bahwa kemampuan matematika
siswa
merupakan
variabel
yang
mempengaruhi hasil belajar kimia siswa.
Namun, kajian mengenai korelasi
kemampuan matematika dalam hasil
belajar kimia di SMA Negeri 4 Pontianak
belum pernah dilakukan. Oleh karena itu,
perlu dilakukan kajian mengenai
kemampuan matematika siswa dan hasil
belajar
siswa

untuk
mengetahui
kemampuan matematika siswa kelas X
MIPA SMA Negeri 4 Pontianak.
Adapun tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui kemampuan
matematika siswa kelas X MIPA serta
mengetahui korelasi antara kemampuan
matematika siswa dan hasil belajar siswa
kelas X pada mata pelajaran kimia di
SMA Negeri 4 Pontianak.

ISSN 2503-4448

METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif dengan metode penelitian
deskriptif
menggunakan

studi
korelasional.
Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini menggunakan
variabel bebas dan variabel terikat.
Variabel bebas yang digunakan adalah
kemampuan matematika siswa kelas X
MIPA di SMA Negeri 4 Pontianak, dan
variabel terikat yang digunakan adalah
hasil belajar siswa pada mata pelajaran
kimia disemester genap tahun ajaran
2015/2016 kelas X MIPA SMA Negeri 4
Pontianak.
Sampel Penelitian
Populasi pada penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas X MIPA yang
berjumlah 190 orang siswa.
Sampel dipilih dengan menggunakan
Teknik Random Sampling, berdasarkan
hasil Uji Barlet dengan nilai signifikansi
sebesar 1,00. Sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah siswa kelas X
MIPA 3 dan X MIPA 4 berjumlah 69
orang siswa.
Teknik Dan Alat Pengumpul Data
Teknik pengumpul data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik pengukuran, dokumentasidan
wawancara. Alat pengumpul data yang
digunakan adalah
tes kemampuan
matematika, data hasil ulangan harian
siswa pada semeter genap 2015/2016
kelas X MIPA dan wawancara.
Pengolahan Data
1. Kemampuan Matematika Siswa
Soal tes kemampuan matematika
yang telah valid dan mendapat data yang
akurat
diujikan
pada
subjek
penelitian.Kemudian jawaban siswa
171

Vol. 5 No. 1, Februari 2017

Ar-Razi Jurnal Ilmiah

dianalisis berdasarkan kunci jawaban dan
panduan penskoran yang dibuat oleh
peneliti.Soal dibuat sebanyak 26 soal
pilihan ganda dengan waktu pengerjaan
adalah 60 menit.Tes dikerjakan secara
individu oleh siswa.Hasil jawaban siswa
dianalisis untuk menetapkan nilai akhir
siswa terhadap kemampuan matematika
siswa dengan rumus, yaitu :.

Kategori
kemampuan
matematika
masing-masing
siswa
ditentukan
berdasarkan
skala
kategori
kemampuan.Adapun
kategori
kemampuan dapat dilihat berdasarkan
Tabel 1. (Sari, 2015).
Tabel 1. Skala Kategori Kemampuan
Nilai
Kategori Kemampuan
81 – 100
Baik Sekali
61 – 80
Baik
41 – 60
Cukup
21 – 40
Kurang
0 – 20
Sangat Kurang
2. Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar siswa diperoleh dari
nilai rata-rata hasil ulangan kimia siswa
pada semester genap tahun ajaran
2016/2017.Adapun ulangan harian yang
digunakan adalah ulangan harian pada
materi larutan elektrolit dan non
elektrolit, reaksi redoks dan stoikiometri.
Nilai hasil belajar kimia siswa akan
dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :

Keterangan :
U.H I : Ulangan harian pada
materi elektrolit dan nonelektrolit.

ISSN 2503-4448

U.H II : Ulangan harian
pada materi reaksi redoks.
U.H III : Ulangan harian
pada materi stoikiometri.
Kategori
kemampuan
kimia
masing-masing
siswa
ditentukan
berdasarkan skala kategori kemampuan
(Sari, 2015) Tabel 2.1.
3. Penentuan
Korelasi
Antara
Kemampuan Matematika Dan Hasil
Belajar Siswa
Korelasi
antara
kemampuan
matematika dengan hasil belajar kimia
siswa ditentukan dengan bantuan
software data statistik SPSS 16.0 for
window :
1. Menghitung
nilai
kemampuan
matematika siswa.
2. Melakukan
uji
normalitas
Kolmogorov-Smirnov. Data yang
diuji normalitasnya adalah data hasil
kemampuan matematika siswa dan
hasil belajar kimia siswa.
a. Menentukan hipotesis.
Ho : data terdistribusi normal
Ha : data tidak terdistribusi
normal.
b. Kriteria pengujian berdasarkan
probabilitas atau signifikansi.
Ho diterima jika P value >
0,05
Ho diterima jika P value <
0,05
Signifikansi hasil korelasi dengan
Uji Spearman Rank diuji dengan
penyusunan hipotesismenggunakan SPSS
16 for windows.
a. Ho diterima jika probabilitas >
0,05 , artinya kemampuan
matematika mempengaruhi hasil
belajar kimia secara signifikan.

172

Vol. 5 No. 1, Februari 2017

Ar-Razi Jurnal Ilmiah

b.

Ho ditolak jika probabilitas <
0,05 , artinya kemampuan
matematika tidak mempengaruhi
hasil belajar kimia.
3. Koefisien korelasi (r) bernilai positif
apabila variabel x (kemampuan
matematika)
berbanding
lurus
dengan variabel y (hasil belajar
kimia). Koefisien korelasi (r) bernilai
negatif
apabila
variabel
x
(kemampuan
matematika)
berbanding terbalik dengan variabel
y (hasil belajar kimia).
4. Tingkat hubungan antara variabel
bebas dan variabel terikat dilihat dari
besarnya koefisien korelasi. Tingkat
hubungan ditunjukkan pada Tabel 2.
Tabel
2.
Kriteria
Hubungan
Kemampuan Matematika dan Korelasi
dengan Hasil Belajar Siswa
Interval
Tingkat
Koefisien
Hubungan
Korelasi
0- 0,19
Sangat rendah
0,20 – 0,39
Rendah
0,40 – 0,59
Sedang
0,60 – 0,79
Tinggi
0,80 – 1,00
Sangat tinggi
(Sugiyono, 2012)
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Belajar Kimia Siswa
Hasil belajar kimia siswa didapatkan
dari nilai ulangan harian kimia siswa
kelas X MIPA 3 dan X MIPA 4 semester
genap pada materi elektrolit dan
nonelektrolit, reaksi redoks serta hukum
dasar kimia yang kemudian dijumlahkan
dan dibagi dengan 3. Distribusi hasil
belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 3.

ISSN 2503-4448

Tabel 3. Distribusi Hasil Belajar Siswa
Kategori
Kemampuan

Jumlah
Siswa

Persentase

Baik Sekali

32

46,37 %

Baik
Cukup
Kurang
Sangat Kurang
Jumlah
Rata-rata

32
4
1
0
69

46,37 %
5,79 %
1,47 %
0%
100 %
77,6

Nilai
81 –
100
61 – 80
41 – 60
21 – 40
0 – 20

Secara keseluruhan hasil belajar
siswa pada materi kimia sudah baik
dengan rata-rata nilai siswa adalah 77,6.
Hal ini dapat dilihat dari jumlah
persentase siswa yang mencapai kategori
kemampuan baik sekali dan baik yaitu
92,74 %. Besarnya persentase siswa yang
berkemampuan baik sekali dan baik
membuktikan bahwa siswa kelas X
MIPA di SMA Negeri 4 Pontianak
memiliki hasil belajar kimia yang baik.

(a)

(b)

(c)

Gambar 1.1
Baik Sekali
Baik
Cukup
Kurang
Sangat Kurang
Keterangan Gambar :
(a) Distribusi Hasil Belajar Siswa
Terhadap Materi Elektrolit dan
Nonelektrolit
(b) Distribusi Hasil Belajar Siswa
Terhadap Materi Reaksi Redoks
(c) Distribusi Hasil Belajar Siswa
Terhadap Materi Stoikiometri
Gambar 1. menunjukkan distribusi
hasil belajar siswa terhadap materi
173

Vol. 5 No. 1, Februari 2017

Ar-Razi Jurnal Ilmiah

elektrolit dan nonelektrolit. Siswa yang
memiliki kemampuan baik (berwarna
merah) memiliki persentase sebesar 71,00
% yang lebih tinggi dibandingkan dengan
siswa berkemampuan baik sekali
(berwarna Biru) 27,53 % dan hanya
terdapat 1,47 % berkemampuan sangat
kurang (berwarna biru muda). Besar
persentase siswa dengan kemampuan
baik dan baik sekali pada materi elektrolit
dan nonelektrolit dengan rata-rata nilai
siswa adalah 80,2 ini dikarenakan materi
yang bersifat konsep.
Hasil belajar kimia siswa pada materi
reaksi
redoks
(Gambar
1.1b)
menunjukkan hasil yang berbeda-beda.
Siswa dengan kemampuan baik sekali
37,69 % (berwarna biru), siswa
kemampuan baik 27,53 % (diagram
merah), siswa kemampuan cukup 20,29
% (berwarna hijau), kemampuan kurang
10,14 % (berwarna ungu) dan terdapat
4,35 % berkemampuan sangat kurang
(berwarna biru muda) dengan rata-rata
hasil belajar siswa terhadap materi reaksi
redoks adalah 68,7. Rendahnya rata-rata
nilai yang diperoleh siswa serta banyak
siswa dengan kemampuan cukup hingga
sangat kurang sebesar 34,78 % ini
dipengaruhi oleh karakteristik materi
reaksi
redoks.
Berdasarkan
hasil
wawancara terhadap siswa diketahui
bahwa kesulitan siswa pada pembelajaran
kimia terdapat pada materi reaksi redoks.
Siswa kesulitan dalam mengingat dan
mengaplikasikan aturan-aturan bilangan
oksidasi dari sebuah unsur dalam
persenyawaan.
Persentase siswa yang memperoleh
hasil belajar dengan kategori baik pada
materi
stoikiometri
lebih
tinggi
dibandingkan pada materi elektrolit dan
nonelektrolit serta materi reaksi redoks.

ISSN 2503-4448

Sebanyak 89,86 % siswa memiliki hasil
belajar kimia pada kategori baik sekali
dan baik dengan rata-rata nilai siswa
adalah 83,7. Nilai rata-rata siswa pada
materi stoikiometri ini merupakan nilai
rata-rata yang paling tinggi daripada nilai
rata-rata siswa pada materi elektrolit dan
nonelektrolit serta reaksi redoks. Dengan
besarnya persentase siswa dengan
kemampuan baik sekali dan baik
membuktikan bahwa sebagian siswa telah
menguasai perhitungan dasar yang
diperlukan dalam mempelajari materi ini.
2.

Kemampuan Matematika Siswa
Tes
kemampuan
matematika
digunakan untuk melihat kemampuan
matematika yang dimiliki oleh siswa
dengan menggunakan 26 butir soal
matematika.
Instrumen
soal
ini
selanjutnya diujikan kepada sampel
dalam penelitian ini yaitu siswa kelas X
MIPA 3 dan X MIPA 4 SMA Negeri 4
Pontianak pada tanggal 18 Mei dan 25
Mei 2015. Hasil jawaban siswa pada tes
kemampuan matematika ini selanjutnya
diberi
nilai
dan
nilai
yang
diperolehdigunakan untuk menentukan
kemampuan matematika setiap siswa
dalam skala kategori kemampuan.
Adapun persentase jumlah siswa terhadap
kemampuan
matematika
siswa
ditunjukkan pada Tabel 4.
Tabel 4. Persentase Jumlah Siswa
Terhadap Kemampuan Matematika
Siswa
Kategori
Kemampuan
Matematika
Baik Sekali
Baik
Cukup
Kurang
Sangat Kurang

174

Jumlah
Siswa

Persentase
%

37
28
3
1
0

53,6 %
40,5 %
4,5 %
1,4 %
0%

Vol. 5 No. 1, Februari 2017
Jumlah

69

Ar-Razi Jurnal Ilmiah
100 %

Hasil tes kemampuan matematika
siswa disajikan dalam bentuk persentase
pada tiap kategori kemampuan seperti
pada Tabel 4.5.Kemampuan matematika
siswa diketahui dari nilai tes kemampuan
matematika siswa dengan rata-rata
sebesar 82,9. Sebanyak 94,1% berada
pada kategori kemampuan baik sekali dan
baik, sebanyak 4,5 % siswa pada kategori
kemampuan cukup dan sebanyak 1,4 %
siswa pada kategori kemampuan kurang.
Untuk mengetahui soal-soal yang
sulit dijawab oleh siswa maka hasil
jawaban siswa setiap butir soal dianalisis.
Hasil analisis butir soal menunjukkan
bahwa kurang dari 60 % siswa tidak
dapat menjawab soal nomor 7, 23,12,13
dan 14. Pada soal nomor 7 sebanyak 68,2
% siswa tidak dapat menentukan sebuah
gradien garis dari sebuah grafik
linear.Umumnya gradien dan persamaan
garis lurus digunakan pada perhitungan
kimia tingkat lanjut, misalnya pada
perhitungan
konsentrasi
zat
menggunakan grafik linear. Sebanyak
62,4 % siswa tidak dapat membuat notasi
ilmiah pada soal nomor 23. Notasi ilmiah
digunakan untuk membulatkan suatu
bilangan dengan jumlah besar sehingga
lebih mudah untuk dihitung. Sebanyak
46,4 % siswa tidak dapat memecahkan
masalah perhitungan variasi langsung
(berbanding lurus) dan tidak langsung
(berbanding terbalik) pada soal nomor 12
dan 13. Sebanyak 46,4 % siswa tidak
dapat menghitung operasi kuadrat atau
akar kuadrat pada soal nomor 14.

ISSN 2503-4448

3.

Korelasi Antara Kemampuan
Matematika dengan Hasil Belajar
Siswa
Data hasil kemampuan matematika
siswa dan hasil belajar terlebih dahulu
diuji normalitasnya menggunakan Uji
Kolmogorov-Smirnov.
Hasil
uji
normalitas
terhadap
kemampuan
matematika dan hasil belajar siswa
diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,008
dan 0,093 secara berturut-turut. Adapun
hasil
uji
normalitas
kemampuan
matematika dan hasil belajar siswa
ditampilkan pada Tabel 5.
Tabel 5. Hasil Uji Normalitas
Kemampuan Matematika dan Hasil
Belajar Siswa
Jenis Data
Uji Normalitas
Kemampuan
Matematika
Uji Normalitas
Hasil Belajar
Siswa

Nilai
Signifikansi
0,008
0,093

Keterangan
Data
tidak
berditribusi
normal
Data
berdistribusi
normal

Uji korelasi dilakukan dengan Uji
Spearman Rank dikarenakan data hasil
uji normalitas terhadap kemampuan
matematika dan hasil belajar kimia siswa
menyatakan
bahwa
data
tidak
berdistribusi normal. Koefisien korelasi
yang
diperoleh
dalam
uji
ini
dikategorikan
berdasarkan
tingkat
hubungan interval koefisien. Koefisien
korelasi antara kemampuan matematika
dengan hasil belajar siswa adalah sebesar
0,145 yang berada pada tingkat hubungan
sangat
rendah,
sedangkan
nilai
signifikansi yang diperoleh sebesar 0,236
lebih besar dari 0,05 artinya tidak
terdapat hubungan signifikan antara
kemampuan matematika dengan hasil
belajar kimia siswa kelas X MIPA SMA
Negeri 4 Pontianak. Adapun hasil analisis
korelasi disajikan pada Tabel 7.
175

Vol. 5 No. 1, Februari 2017

Ar-Razi Jurnal Ilmiah

Tabel 7. Hasil Analisis Korelasi
Korelasi
Signifikansi
Koefisien Korelasi

Nilai
0,236
0,145

Korelasi
antara
kemampuan
matematika dan hasil belajar kimia siswa
dapat divisualisasi dengan menggunakan
diagram scatter seperti pada Gambar 2.
Diagram scatter digunakan untuk
memperlihatkan persebaran nilai tes
kemampuan matematika siswa dengan
hasil belajar kimia siswa. Dari total 69
sampel penelitian, hanya 1 orang siswa
saja yang berada pada tingkat rendah dan
lainnya sudah pada tingkat yang baik.

Gambar 2. Scater Kemampuan
Matematika Terhadap Hasil Belajar
Siswa
Siswa-siswa dengan kemampuan
matematika tinggi memiliki hasil belajar
yang beragam, seperti siswa-siswa
dengan nilai tes kemampuan matematika
80 memiliki hasil belajar kimia yang
berbeda-beda berkisar dari nilai 50-90.
Hal ini menyebabkan tidak terdapatnya
hubungan
yang signifikan antara
kemampuan matematika dan hasil belajar
kimia siswa. Siswa juga telah menguasai
kemampuan matematika dasar yang
diperlukan untuk mempelajari materimateri kimia yang berupa perhitungan.

ISSN 2503-4448

Analisis lebih lanjut dilakukan untuk
melihat korelasi antara kemampuan
matematika dengan hasil belajar kimia
pada tiap materi-materi semester genap
yaitu, materi elektrolit dan nonelektrolit,
materi reaksi redoks, dan stoikiometri.
Hasil Uji Spearman Rank terhadap materi
elektrolit dan nonelektrolit, reaksi redoks
dan stoikiometri dirangkum pada Tabel 8.
Tabel 8. Hasil Korelasi Kemampuan
Matematika Terhadap Hasil Belajar
Materi Elektrolit & Nonelektrolit,
Reaksi Redoks dan Stoikiometri
Jenis Data
Korelasi antara
kemampuan matematika
dan hasil belajar materi
elektrolit
dan
nonelektrolit

Hasil Analisis
Koefisien korelasi :
0,211
Signifikansi : 0,082

Korelasi
antara
kemampuan matematika
dan hasil belajar materi
reaksi redoks

Koefisien korelasi : 0,069

Korelasi
antara
kemampuan matematika
dan hasil belajar materi
stoikiometri

Koefisien korelasi : 0,171

Signifikansi : 0,571

Signifikansi : 0,159

Hasil uji tersebut menunjukkan
bahwa korelasi antara kemampuan
matematika terhadap hasil belajar siswa
Koefisien
korelasi
kemampuan
matematika terhadap hasil belajar siswa
pada materi elektrolit dan nonelektrolit
adalah sebesar 0,211 termasuk dalam
tingkat
hubungan rendah dengan
signifikansi sebesar 0,082 atau lebih
besar dari 0,05 artinya tidak terdapat
korelasi
yang
signifikan
antara
kemampuan matematika dengan hasil
belajar kimia pada materi elektrolit dan
nonelektrolit. Besarnya koefisien korelasi
antara kemampuan matematika dengan
176

Vol. 5 No. 1, Februari 2017

Ar-Razi Jurnal Ilmiah

materi elektrolit dan nonelektrolit ini
disebabkan
karena
tidak
adanya
perhitungan matematika yang dibutuhkan
dalam materi ini. Hal ini menyatakan
bahwa kemampuan matematika bukan
merupakan
faktor
utama
yang
menentukan hasil belajar kimia siswa
kelas X MIPA SMA Negeri 4 Pontianak
pada materi elektrolit dan nonelektrolit.
Korelasi
antara
kemampuan
matematika terhadap hasil belajar siswa
pada materi reaksi redoks memiliki
koefisien korelasi sebesar 0,069 termasuk
dalam tingkat hubungan sangat rendah
dengan nilai signifikasi sebesar 0,571
atau lebih besar dari 0,05 yang berarti
bahwa kemampuan matematika tidak
memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap hasil belajar siswa pada materi
reaksi
redoks.
Angka
tersebut
membuktikan bahwa siswa mengalami
kesulitan
dalam
materi
bersifat
perhitungan seperti materi reaksi redoks,
ini dibenarkan dengan wawancara yang
dilakukan terhadap siswa. Kenyataannya
siswa mampu menjawab soal tes
kemampuan matematika dengan baik
namun, hasil belajar pada materi redoks
siswa
rendah.
Kemampuan
yang
dibutuhkan siswa untuk mempelajari
materi redoks ini seperti kemampuan
menyelesaikan masalah bilangan bulat
positif
negatif
serta
kemampuan
menyetarakan reaksi kimia. Hal ini
membuktikan
bahwa
kemampuan
matematika bukan faktor utama yang
mempengaruhi hasil belajar kimia siswa
kelas X MIPA SMA Negeri 4 Pontianak.
Koefisien
korelasi
antara
kemampuan matematika dan hasil belajar
siswa pada materi stoikiometri ini sebesar
0,171 yang termasuk dalam tingkat
hubungan sangat rendah dengan nilai

ISSN 2503-4448

signifikansi sebesar 0,159 atau lebih
besar dari 0,05 artinya kemampuan
matematika tidak memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap hasil belajar
siswa
pada
materi
stoikiometri.
Hubungan yang tidak signifikan ini
tentunya membuktikan bahwa pada
materi perhitungan seperti stoikiometri
siswa memiliki kemampuan matematika
yang baik. Keseluruhan kemampuan
matematika yang dimiliki siswa berada
pada kategori baik namun masih terdapat
siswa yang memiliki hasil belajar yang
rendah. Hal ini menyatakan bahwa tidak
terdapat hubungan antara kemampuan
matematika dengan hasil belajar pada
materi stoikiometri. Dalam mempelajari
materi stoikiometri, siswa tidak hanya
harus memiliki kemampuan matematika
yang baik, namun juga kemampuan
penalaran, menelaah soal dan mengingat
teori-teori
hukum
dasar
kimia.Kemampuan matematika dalam
sub materi stoikiometri ternyata bukan
merupakan
faktor
utama
yang
mempengaruhi hasil belajar siswa kelas
X MIPA SMA Negeri 4 Pontianak.
Hasil penelitian ini juga diperkuat
dengan hasil wawancara yang dilakukan
terhadap 10 orang siswa dengan
kemampuan berbeda diketahui bahwa
kesulitan dalam pembelajaran kimia yang
dialami siswa-siswa tersebut adalah
perhitungan bilangan oksidasi pada
materi reaksi redoks. Hal ini disebabkan
dalam materi reaksi redoks siswa tidak
hanya dituntut dapat menghitung
bilangan oksidasi dari suatu senyawa,
namun juga memahami aturan-aturan
pemberian bilangan oksidasi suatu unsur
dalam persenyawaan. Siswa juga
menyatakan bahwa kondisi kelas yang
kurang tenang disebabkan karena siswa
177

Vol. 5 No. 1, Februari 2017

Ar-Razi Jurnal Ilmiah

dikelas lainnya ribut. Hal ini juga dapat
menyebabkan siswa kurang dapat
memahami materi kimia.
Penelitian yang menyatakan bahwa
kemampuan matematika mempengaruhi
hasil belajar kimia siswa, seperti Adigwe
(2011) yang meneliti mengenai pengaruh
dari remediasi dalam kemampuan
matematika dan prestasi stoikiometri
kimia. Adigwe menyatakan bahwa
kemampuan
matematika
siswa
memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap hasil belajar stoikiometri siswa.
Adigwe menggunakan 2 jenis tes yaitu
tes kemampuan matematika dan tes
prestasi kimia siswa.
Udousoro (2011) menyatakan bahwa
siswa dengan kemampuan matematika
tinggi memiliki hasil belajar kimia yang
baik
dibandingkan
siswa
dengan
kemampuan
matematika
rendah.
Udousoro meneliti pengaruh jenis
kelamin dan kemampuan matematika
dalam prestasi akademik siswa di kimia.
Udousoro
menggunakan
2
jenis
instrumen yaitu tes prestasi kimia
sebanyak 20 soal pilihan ganda dan tes
kemampuan matematika dengan 20 soal
pilihan ganda.
Merdekawati (2013) menyatakan
bahwa terdapat pengaruh kemampuan
matematka terhadap prestasi belajar
kimia siswa. Siswa dengan kemampuan
matematika tinggi memiliki prestasi
belajar kimia yang lebih baik dibanding
siswa dengan kemampuan matematika
rendah.
Merdekawati
melakukan
penelitian untuk mengetahui pengaruh
kemampuan matematika terhadap prestasi
belajar kimia dan bagaimana proses
pembelajaran yang dilakukan guru,
sehingga kemampuan matematika bisa
mempengaruhi
hasil belajar kimia.

ISSN 2503-4448

Merdekawati menggunakan 3 instrumen
yaitu tes kemampuan matematik, tes
prestasi belajar kimia dan angket untuk
guru kima SMA. Sampel penelitian yang
digunakannya adalah siswa-siswa kelas
XII di lima SMA Negeri Magelang pada
tahun 2012/2013 dan 30 responden guru
dari berbagai daerah di Indonesia. Soal
tes kemampuan matematika terdiri dari
25 soal berupa tes pilihan ganda
sedangkan tes prestasi belajar kimia
menggunakan instrumen soal objektif
dengan indikator yang disesuaikan
silabus kimia SMA.
Penelitian yang dilakukan di
Merdekawati
ini
menggunakan
kurikulum yang sama dengan kurikulum
yang digunakan SMA di Pontianak,
namun menggunakan sampel yang lebih
banyak dan berasal dari beberapa sekolah
sehingga kemampuan yang dimiliki oleh
siswa juga lebih beragam. Penelitian
dengan menggunakan sampel yang
banyak serta berasal dari beberapa
sekolah ini tidak dapat dilakukan oleh
peneliti karena keterbatasan waktu
penelitian yang sudah mendekati ujian
akhir sekolah di semester genap serta
membutuhkan waktu yang lama dalam
menentukan sekolah serta kelas mana
saja yang akan digunakan dalam
penelitian.
Berdasarkan
hasil
penelitian
diketahui
bahwa
siswa
dengan
kemampuan matematika tinggi ternyata
memiliki hasil belajar kimia yang
beragam. Faktor lain yang mempengaruhi
adalah
kemampuan
siswa
dalam
memahami konsep-konsep kimia serta
kemampuan siswa dalam memadukan
konsep dan perhitungan kimia. Penting
bagi siswa untuk dapat memahami
konsep-konsep serta perhitungan dalam
178

Vol. 5 No. 1, Februari 2017

Ar-Razi Jurnal Ilmiah

pembelajara kimia agar siswa tidak
kesulitan dalam memahami pelajaran
kimia. Sejalan dengan penelitian Zidny
(2013) juga menyatakan bahwa terdapat
hubungan antara pemahaman konsep dan
kemampuan pemecahan masalah pada
materi persamaan kimia dan stoikiometri.
Tidak terdapatnya hubungan signifikan
antara kemampuan matematika dengan
hasil belajar kimia siswa, menyatakan
bahwa kemampuan matematika bukan
merupakan
faktor
utama
yang
mempengaruhi hasil belajar siswa pada
mata pelajaran kimia kelas X MIPA di
SMA Negeri 4 Pontianak.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Kemampuan matematika menjadi
salah satu faktor yang mempengaruhi
hasil belajar kimia siswa. Kemampuan
matematika dibutuhkan oleh siswa dalam
pembelajaran kimia karena di dalamnya
memadukan antara konsep kimia dengan
perhitungan. Kemampuan matematika
yang dimiliki oleh siswa kelas X MIPA
di SMA Negeri 4 Pontianak berada
dikategori Baik Sekali sebesar 53,6 %,
kategori Baik sebesar 40,5 %, kategori
Cukup sebesar 4,5 %, dan kategori
Kurang sebesar 1,4 %. Serta kemampuan
matematika tidak mempengaruhi hasil
belajar kimia siswa secara signifikan
karena tidak terdapat korelasi antara
kemampuan matematika dan hasil belajar
kimia siswa kelas X MIPA SMA Negeri
4 Pontianak.

Saran
Sebaiknya
penelitian
serupa
selanjutnya menggunakan sampel yang
berasal dari beberapa sekolah dengan

ISSN 2503-4448

kemampuan siswa yang berbeda agar
terdapat pengaruh yang signifikan antara
kemampuan matematika dengan hasil
belajar kimia siswa.

DAFTAR PUSTAKA
Adigwe, J.C. (2011). Effects Of
Mathematical Reasoning Skills
On Students’ Achievement In
Chemical Stoichiometry. Review
of
Education
Institute
of
Education Journal. 23 (1) : 1-22.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian
Suatu
Pendekatan
Praktik
(Cetakan Keempat belas). Jakarta:
Rineka Cipta.
Arryanto. Y, Sulaswaty. A, Rahman. A,
Artsanti. P, Yohan . (2006).
Strategi Pengembangan Ilmu
Kimia Indonesia. Jakarta :
Kedeputian Perkembangan Riptek
Kementerian Negara Riset dan
Teknologi.
Dimyati & Mudjiono. (2010). Belajar
dan Pembelajaran. Jakarta :
Rineka Cipta.
Merdekawati, K. (2013). Pengaruh
Kemampuan
Matematika
Terhadap Prestasi Belajar Kimia.
Jurnal
Inovasi
dan
Kewirausahaan 2 : 26-31.
Nsikak,
A.U.
(2014).
Science/Mathematics Language
Science
and
Students
Achievement
In
Chemistry.
International
Journal
of
179

Vol. 5 No. 1, Februari 2017

Ar-Razi Jurnal Ilmiah

Submikroskopik
serta
Hubungannya
Dengan
Kemampuan Pemecahan Masalah.
Jurnal
Riset
dan
Praktik
Pendidikan Kimia. Vol 1.

Educational
Research
and
Information Science. 1 (3) : 27-32.
Nawawi, H. (2015). Metode Penelitian
Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah
Mada University Press.
Sari, L.W. (2015). Aktivitas Belajar
Siswa Pada Materi Struktur Atom
Kelas X MIA Sekolah Menengah
Atas Negeri 4 Pontianak. Skripsi.
Program Studi Pendidikan Kimia
FKIP Universitas Muhammadiyah
Pontianak.
Sudjana, N. (2010). Penilaian Hasil
Proses
Belajar
Mengajar.
Bandung: Remaja RosdaKarya.
Sudrajat, R dan M, Subana. (2000).
Statistik Pendidikan. Bandung :
Pustaka Setia.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian
Kuantitatif,
Kualitatif,
dan
R&D.Bandung: Alfabeta.
Udousoru, U.J. (2011). The Effects of
Gender and Mathematics Ability
on. Academic Performance of
Students in Chemistry. An
International
Multidisciplinary
Journal. 5 (4) : 201-213.
Widyoko.
E.P.
(2014).
Hasil
Pembelajaran
di
Sekolah.
Yogyakarta : Pustaka Belajar.
Zidny,

ISSN 2503-4448

Robby.
(2013).
Analisis
Pemahaman Konsep Siswa SMA
Kelas X pada Materi Persamaan
Kimia Dan Stoikiometri Melalui
Penggunaan
Diagram
180

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25