ROVINCIALF ACILITATOR OFS OUTHB ORNEOS ERVING INP

P ERAN E XPERT P RESCRIBER DAN P ROBLEM S OLVING P ROCESS F ACILITATOR H UMAS P EMPROV K ALSEL D ALAM M ELAYANI I NFORMASI P UBLIK R OLE OF E XPERT P ESCRIBER AND P ROBLEM S OLVING P ROCESS OF P UBLIC R ELATIONS P ROVINCIAL F ACILITATOR OF S OUTH B ORNEO S ERVING IN P UBLIC I NFORMATION

Belinda Devi Larasati Siswanto

Biro Humas, Sekretarias Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Jalan Aneka Tambang, Komplek Setda Prov. Kalsel, Banjarbaru, Indonesia. 082153517979 Email: belindadevi@yahoo.co.id

diterima: 4 Januari 2016 | direvisi: 11 Januari 2016 | disetujui: 18 Januari 2016

ABSTRACT

This study focuses PR government that has a function as an expert Presciber and Problem Solving Process Facilitator in strengthening the Government Relations function itself. This research was conducted with a qualitative approach with descriptive case study method, this research was conducted at the office of the Public Relations Bureau of the Regional Secretariat of South Kalimantan Province. Last data collection techniques dept interviews using a semi-structured interview, Determination Key Person who used informants in this study taking into-hatikan level of concordance (relevance) between the position / positions and Keter- informant involvement in the process of public information disclosure. The results showed the PR Bureau does not fulfill the role as an expert prescriber in the activities he does. Meanwhile, the role of problem solving process facilitator nothing visible in the PR Bureau, this is because the PR Bureau has not run verification and inventory information to be discussed by senior management. Suggestion of this study Public Relations Bureau of South Kalimantan province can utilize the human resources that already exist to have the ability to perform tasks as a public relations major government and PPID in South Kalimantan province, given the uneven coordination between the Bureau of Public Relations section. The next PR Bureau should be possible to plan a program of activities and their sustainable strategies for the acceleration of public disclosure.

Keywords: Public Relations, Government, Expert prescriber, Problem Solving Facilitator precess

ABSTRAK

Penelitian ini menitikberatkan Humas pemerintah yang memiliki fungsi sebagai expert Presciber dan Problem Solving Process Facilitator dalam menguatkan fungsi Humas Pemerintah itu sendiri. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus deskriptif, Penelitian ini dilakukan di kantor Biro Humas Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan. Teknik pengumpulan data terakhir yakni wawancara mendalam dengan menggunakan wawancara semi terstruktur, Penentuan Key Person yang dijadikan narasumber dalam penelitian ini dengan memper-hatikan tingkat kesesuaian (relevansi) antara kedudukan/ jabatan dan keter-libatan informan dalam proses keterbukaan informasi public. Hasil penelitian menunjukan Biro Humas tidak memenuhi peran sebagai expert Prescriber dalam kegiatan yang dilakukannya. Sementara itu peran problem solving process facilitator tidak ada terlihat pada Biro Humas, hal ini dikarenakan Biro Humas belum menjalankan kegiatan verifikasi dan inventarisasi informasi untuk didiskusikan oleh pimpinan tingkat atas. Saran penelitian ini Biro Humas Provinsi Kalimantan Selatan dapat memanfaatkan sumber daya manusia yang sudah ada untuk memiliki kemampuan menjalankan tugas sebagai Humas pemerintah maupun PPID utama di Provinsi Kalsel, mengingat tidak meratanya koordinasi antar bagian pada Biro Humas. selanjutnya Biro Humas harus segera mungkin merencanakan program kegiatan beserta strategi-strategi yang berkesinambungan untuk percepatan keterbukaan informasi publik.

Kata Kunci: Humas, Pemerintah, Expert Prescriber, Problem Solving Process Facilitator

Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan Vol. 19 No.3 Februari 2016: 149-166

I. LATAR BELAKANG

kasikan suatu kegiatan atau kebijakan pemerintahan pada publiknya. Terlebih kini dengan tuntutan

Isu mengenai keterbukaan informasi publik saat keterbukaan informasi publik, humas sebagai corong

ini masih menjadi hal yang aktual menjadi informasi pemerintah diharapkan dapat berperan

perbincangan dalam masyarakat. Apalagi hal-hal lebih dalam pelayanan keterbukaan informasi publik yang terkait dengan informasi dari pemerintahan di pemerintahan. Terbitnya Undang-Undang untuk dapat dikonsumsi publik. Pemerintah selaku Keterbukaan Informasi Publik No 14 tahun 2008 penyelenggara pelayanan publik seharusnya semakin memerlukan untuk dibentuknya Pejabat Pengelola

memiliki integritas tinggi dalam melaksanakan Informasi Daerah (PPID) pada badan publik

fungsi sebagai pelayan masyarakat dalam

Provinsi/Kab/Kota di memberikan keterbukaan informasi, apalagi setelah

termasuk

pemerintah

Indonesia. PPID merupakan struktur yang Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik (UU

bertanggungjawab dalam penyediaan, penyimpanan, KIP) dikeluarkan, pemerintah semakin diawasi oleh

pendokumentasian, dan pengamanan informasi serta masyarakat. Transparansi dan akuntabilitas dalam memberikan pelayanan informasi kepada masyarakat penyelenggaraan pemerintahan hingga kini masih

menjadi “barang yang langka”. Hal ini dibuktikan yang membutuhkan. Pembentukan PPID ini pada provinsi di Indonesia seperti Jawa Tengah, Jawa

dari hasil penilaian Komisi Informasi Pusat Tahun Timur, Yogyakarta, Sumatera Utara, Kalimantan

2013 terhadap kepatuhan Badan Publik dalam Timur dan Tengah misalnya, PPID utama berada

menerapkan UU KIP, yang menunjukkan nilai rata- pada Dinas Komunikasi dan Informatika. Sedangkan

rata tingkat keterbukaan informasi badan publik Provinsi lainnya diantaranya Kalimantan Selatan dan

masih dibawah 50. (Trisulo 2014) Barat serta Sumatera Selatan, meletakkan Biro

Di Pemerintahan Provinsi Kalimantan Selatan

Humas sebagai PPID utama.

salah satu bukti belum berjalannya keterbukaan Di Provinsi Kalsel sistem informasi publik yang

informasi kepada publik yakni terkait dengan tidak berjalan masih dikendalikan oleh masing-masing

terealisasinya proyek atau proyek gagal pada tahun SKPD/ instansi dan menjadi kewenangan mereka 2014. Seperti dilaporkan oleh surat kabar harian untuk memberikan informasi kepada publik. Banjarmasin Post, Pemprov Kalsel dikeluhkan masih Sedangkan Biro Humas Kalsel menjadi pelayan belum terbuka dalam menyampaikan informasi yang informasi lingkup Sekretariat Daerah saja. Namun

sudah seharusnya diketahui oleh masyarakat. dengan Biro Humas Kalsel merangkap sebagai PPID

Informasi tersebut terkait proyek pembangunan di utama, maka Biro Humas juga berperan untuk

Kalsel setiap tahunnya (Dia 2015. Anon 2015) mengakomodir semua informasi publik dari seluruh

Lee, Neeley, dan Steward, (2012) menerangkan instansi Provinsi Kalsel, tidak hanya yang berada

bahwa memberikan pelayanan publik merupakan hal pada lingkup Sekretariat Daerah. Menjadi penting

yang paling penting dan diperlukan oleh humas ketika Biro Humas mengetahui dan ikut memahami

pemerintah, tidak hanya sekedar mengatur strategi hal-hal yang merupakan informasi publik dari

komunikasi yang efektif demi mewujudkan misi dari instansi-instansi di Kalsel, sehingga informasi yang pemerintahan semata. Informasi publik merupakan didapatkan oleh publik dapat berjalan satu pintu salah satu aspek kunci untuk akuntabilitas yakni melalui Biro Humas Kalsel, Seperti yang pemerintah, praktisi humas pemerintah perlu selama ini terjadi pada Kabupaten Kediri, Jawa

membangun komunikasi

menyampaikan informasi publik yang dapat Sementara itu hubungan yang terjadi antara

digunakan untuk memajukan kinerja pemerintahan Biro Humas Kalsel dengan Komisi Informasi Daerah

itu sendiri (KID) sama-sama memberikan pengertian mengenai

Keberadaan Government Public Relations atau UU KIP kepada publik, namun apabila Humas pada

yang kerap disebut humas pemerintah merupakan

pemprov Kalsel, KID suatu keharusan secara fungsional dan operasional

publik

internal

mensosialisasikan kepada publik eksternal yakni dalam upaya menyebarluaskan dan mempubli-

Peran expert Prescriber Dan Problem … Belinda Devi Larasati Siswanto

masyarakat luas. Namun dalam hal pelayanan publik pemerintah berada pada posisi peran sebagai keterbukaan informasi publik, Biro Humas lah yang

fasilitator komunikasi dan teknisi komunikasi. berperan untuk melayani publik secara luas.

Humas BPK RI yang menjadi obyek penelitian, Menjadi konsentrasi Biro Humas Kalsel kini

disimpulkan sangat berperan dalam memberikan yang juga menjadi PPID utama ikut berperan sebagai

masukan dan kebijakan mengenai keterbukaan jembatan komunikasi antar instansi dalam

informasi publik namun masih sangat bergantung memutuskan pelayanan keterbukaan informasi

kepada pimpinan yang berada diatasnya lagi atau publik. Dalam konteks pelayanan informasi publik,

yang disebut dengan pemangku kepentingan. selama ini Biro Humas provinsi Kalimantan Selatan melakukannya dengan cara membina hubungan baik

II. METODOLOGI PENELITIAN

dengan media

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan menginformasikan berita pemerintahan melalui press

kualitatif dengan metode studi kasus deskriptif. Yin release, advertorial maupun acara khusus di televisi (2014) menjelaskan, pada ranah komunikasi, studi maupun radio. Sementara itu penggunaan website

kasus diyakini merupakan metode yang sesuai untuk resmi Provinsi Kalsel dalam layanan informasi

menjawab tipe pertanyaan ‘how’ dan ‘why’ oleh publik kepada masyarakat, telah lama dilakukan

karena itu metode ini dianggap mampu membantu namun belum maksimal, dikarenakan belum

peneliti dalam memahami secara mendalam dan beroperasi secara online sehingga publik yang ingin

menjawab pertanyaan mengenai bagaimana peran memberikan feedback atas informasi dari pemerintah

Biro Humas Provinsi Kalsel dalam melayani masih kesulitan.

informasi publik di lingkungan Provinsi Kalsel. Berdasarkan latar belakang di atas, maka

Penelitian ini dilakukan di kantor Biro Humas rumusan masalah pada yang ingin dijawab dalam

Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Jl. penelitian ini adalah bagaimana peran expert

Aneka Tambang Banjarbaru, pada bulan Maret Prescriber dan Problem Solving Process Facilitator

sampai dengan Mei 2015.

Biro Humas Provinsi Kalimantan Selatan dalam Data dalam penelitian ini diperoleh dengan melayani informasi publik di Lingkungan Provinsi

menggunakan observasi langsung, telaah terhadap dokumen tertulis berupa surat masuk dan surat

Kalimantan Selatan Tahun 2012-2014? keluar, disposisi, laporan-laporan, dan dokumen- Penelitian sebelumnya dilakukan Welkinson dokumen lain yang terkait dengan peran Biro Humas (2012) dengan menggunakan teori Dozier yakni dalam keterbukaan informasi publik. Kemudian Expert Prescriber dan Problem Soving Facilitator.

pengumpulan data yang terakhir yaitu, wawancara Teori tersebut mengelaborasi peran tersebut dengan

mendalam.

teori tahapan manajemen kehumasan oleh Jefkins. Kemudian teknik pengumpulan data yakni Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan aktivitas

wawancara mendalam dengan menggunakan humas DPR RI lebih mengarah kepada peran sebagai

wawancara semi terstruktur. Penentuan Key Person manajer namun terletak pada peran fasilitator

yang dijadikan narasumber dalam penelitian ini komunikasi dan juga berperan sebagai teknisi

tingkat kesesuaian komunikasi. Sedangkan dua peran lainnya tidak

dengan memper-hatikan

(relevansi) antara kedudukan/ jabatan dan keter- terlalu menonjol dan apabila di bandingkan dengan

libatan informan dalam proses keterbukaan informasi konsep teori peran humas dari Dozier, Humas DPR

publik. Informan-informan yang dirasa dapat RI masih menjalankan perannya pada tingkat

membantu peneliti untuk mencapai tujuan penelitian fasilitator dan teknisi komunikasi.

dapat dilihat pada Tabel 1.

Data yang telah selesai dikumpulkan diolah Penelitian sebelumnya juga dilakukan Hidayati

melalui dua tahap. Pertama, reduksi data setelah (2014) dengan temuan yang juga menegaskan hasil prose itu selesai, tahap yang kedua, yakni

penelitian yang dilakukan Welkinson. Temuan kategorisasi data. Data-data yang telah dikumpulkan

tersebut berupa realita bahwa humas dalam badan

Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan Vol. 19 No.3 Februari 2016: 149-166

Tabel 1. Daftar Narasumber Wawancara Mendalam Table 1. List of Depth Interview Informan

Nama Informan

Kedudukan Informan

Alasan Pemilihan Informan

(Informant Name)

(Position Informants)

(Reason Selection of informant)

Abdul Haris Makkie

Kepala Biro Humas Provinsi

Sebagai PPID utama yang terlibat langsung sejak awal

Kalsel

KIP akan diberlakukan pada pemerintah Provinsi Kalsel

Zainuddin

Kepala Bagian Pengolahan

Sebagai bidang pendukung PPID utama yang bertugas

Informasi

dalam pengumpulan dan verifikasi informasi

Syah Yulianda

Kepala Sub Bagian Pelayanan

Sebagai bidang pendukung PPID utama yang bertugas

Informasi dan Data

dalam ketersediaan dokumentasi dan informasi publik untuk dapat diakses

dijabarkan dalam bentuk kategori agar proses berdasarkan teori Dozier dan Broom (1995) dan verifikasi menjadi mudah sehingga diperoleh

Cutlip (2006). Adapun proposisi atau prediksi kumpulan data yang siap dianalisis. Kategorisasi data

alternatif peneliti mengenai peran Biro Humas tersebut ditentukan berdasarkan indikator yang

Provinsi Kalsel dalam keterbukaan informasi publik terdapat pada konsep penelitian untuk menjawab

adalah “Peran Humas yang sarat akan dukungan pertanyaan pokok penelitian ini.

organisasi, ketersediaan sumber daya dan praktik Teknik penyajian data dilakukan dengan cara

komunikasi yang lancar dari pemerintah ke publik penguraian dalam deskripsi kata-kata (naratif) dan

pada setiap dimensi peran akan membawa dan juga disajikan data formal berupa tabel kegiatan atau

mengarahkan Humas memiliki peranan yang aktivitas humas sesuai dengan indikator yang

menonjol dan aktif dalam pemerintahan”. Hasil penjodohan pola antara data temuan

terdapat pada konsep peran humas yang disajikan dengan proposisi teori di atas kemudian disajikan

dalam bentuk deskripsi yang terintegrasi. dalam bentuk narasi agar lebih mudah dipahami. Menurut Yin, terdapat tiga teknik analisis data Hasil akhir penelitian ini adalah pembahasan dalam metode studi kasus, yaitu: (1) Penjodohan menyeluruh mengenai gambaran organisasi Biro

Pola, (2) Pembuatan Penjelasan, dan (3) Analisis Humas Provinsi Kalsel menjalankan peran Humas Deret Waktu. Teknik penjodohan pola dilakukan

yang juga sebagai PPID utama terkait dengan dengan membandingkan pola kejadian atau

keterbukaan informasi publik. fenomena yang senyatanya terjadi dengan pola

Validitas data penelitian ini dilakukan kejadian yang diprediksikan (proposisi/prediksi

sumber yakni alternatif). Jika kedua pola ini menunjukkan

menggunakan

triangulasi

membandingkan konsistensi hasil temuan dalam satu persamaan, maka akan menguatkan validitas internal

metode penelitian kualitatif dari observasi, sebuah studi kasus. Teknik pembuatan penjelasan

wawancara dan dokumen.

dilakukan dengan cara membuat eksplanasi tentang

kasus yang diteliti. Teknik analisis deret waktu

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

menyelenggarakan analisis deret waktu yang secara

A. Peran Expert Presciber

langsung analog dengan analisis deret waktu yang diselenggarakan dengan eksperimen dan kuasi

1. Merumuskan Kebijakan Standar eksperimen. (Yin 2014).

Operasional Prosedur Layanan Informasi Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

kebijakan dalam teknik

Kegiatan

perumusan

organisasi maupun dalam lingkup Pemerintahan membandingkan data pola peran Humas atau

kehumasan maupun aktivitas yang senyatanya terjadi di Biro Humas

yang terkait

dengan

penyebarluasan pemberitaan pemerintah merupakan Provinsi Kalsel dengan pola peran Humas menurut

salah satu kegiatan Biro Humas Provinsi Kalimantan proposisi atau prediksi alternatif peneliti

Selatan yang tertuang dalam tugas pokok dan fungsi

Peran expert Prescriber Dan Problem … Belinda Devi Larasati Siswanto

Biro Humas sebagai Humas pemerintah sesuai atas mempermudah dalam mengelola dan memberikan Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan No. 093

layanan informasi kepada masyarakat. Dalam tahun 2012. Biro Humas yang merupakan Pejabat

pembuatan SOP tersebut Biro Humas berpedoman Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) utama

pada perundang-undangan yang berlaku dan pada Provinsi Kalsel, dalam kegiatannya juga

berkonsultasi kepada Daerah yang telah lebih dulu melakukan perumusan kebijakan terkait keterbukaan

Undang-undang Keterbukaan informasi publik.

menjalankan

Informasi Publik.

Perumusan kebijakan oleh Biro Humas dalam Sementara itu dalam kedudukannya sebagai kedudukannya sebagai PPID utama berkaitan dengan

Humas pemerintah pada Provinsi Kalsel, menurut Keterbukaan Informasi Publik, yakni Biro Humas

Makkie perumusan kebijakan yang dilakukan oleh membuat rumusan Standar Operasional Prosedur

Biro Humas berkaitan dengan program kegiatan yang (SOP) pelayanan informasi. Sejalan dengan yang

dilakukan Biro Humas dalam kegiatan kehumasan diungkapkan oleh Kepala Biro Humas Provinsi

pemerintah maupun hal-hal yang berkaitan dengan Kalsel, Abdul Haris Makkie, perumusan kebijakan

pimpinan atau lingkup kekuasaannya. yang berkaitan dengan kehumasan dan PPID utama dilakukan oleh Biro Humas tanpa campur tangan

“Biro Humas pada proses pembuatan atau intervensi dari pihak lain, hal ini dikarenakan

perumusan kebijakan atau peraturan Biro Humas telah dianggap lebih mengetahui

internal kehumasan itu melibatkan setiap mengenai masalah kehumasan dalam pemerintahan.

bidang dalam Biro Humas yang terkait dengan masalah atau program kegiatan

“Ya buat sendiri, karena kan yang lebih

Misalnya pada tau kita, cuman kita kan belajar juga

yang

ditangani.

penanganan Hibah media atau lembaga dengan yang sudah. Melalui media

yang menaungi pers, kemudian juga internet, melalui konsultasi ke KI (Komisi

berkaitan dengan kegiatan publikasi Informasi) pusat, kita bikin sendiri, juga

pemberitaan yang melibatkan media ada panduan pembentukan PPID dan

massa, nah…Biro Humas merumuskan penyusunan SOP sudah ada petunjuknya

kebijakannya sendiri, kan itu kuasa kita di jadi tinggal kita ikuti saja nanti kita

bidang kehumasan. ”

sesuaikan dengan kondisi kita. Namun keterlibatan Biro Hukum selalu karena

Apabila dilihat dari penjelasan diatas, pasti ada hubungannya dengan hukum.

perumusan kebijakan yang dilakukan oleh Biro Kalo ada keterkaitannya dengan lembaga

Humas terkait dengan hubungan dengan media dan maka Biro Organisasi, kalo nanti itu

juga penyebarluasan pemberitaan pemerintahan. menyangkut ada masalah keuangannya

Aktivitas perumusan sebenarnya adalah untuk kita libatkan Biro Keuangan. ”

melihat keterlibatan Biro Humas dalam penyelesaian masalah kehumasan maupun kemampuannya dalam

bidang kehumasan sehingga Biro Humas tidak hanya keterkaitan dengan pihak lain atau unit kerja lain

Penjelasan diatas

menerangkan bahwa

dipandang sebagai pelengkap dalam organisasi diluar dari Biro Humas terjadi dikarenakan

pemerintahan semata, seperti yang selama ini masih menyangkut hal diluar dari yang bukan terkait

menjadi anggapan orang kebanyakan. langsung dengan bidang Humas, misalnya keuangan

Maka dalam konteks keterbukaan informasi atau hukum dan kelembagaan. Sementara itu dalam

publik, Biro Humas merumuskan kebijakan SOP upaya menuju pada penerapan keterbukaan informasi

pelayanan informasi yang kemudian dibagikan untuk publik, Biro Humas telah membuat Standar

seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Operasional Prosedur (SOP) pelayanan informasi

lingkup Provinsi Kalsel sebagai panduan dalam publik yang diperuntukkan bagi Pejabat Pengelola

melayani permintaan informasi sesuai dengan Informasi dan Dokumentasi (PPID) pembantu

Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik. dilingkup Pemerintah Provinsi Kalsel agar

Namun Biro Humas dalam posisinya sebagai PPID

Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan Vol. 19 No.3 Februari 2016: 149-166

utama belum bergerak cepat untuk upaya percepatan Biro Humas sejak tahun 2012 membuat penerapan keterbukaan informasi publik yakni

program kegiatannya mengacu pada beberapa dengan kebijakan mengenai kategori daftar informasi

peraturan yakni, Perda Nomor 6 Tahun 2008 tanggal publik yang seharusnya dikumpulkan oleh SKPD dan

15 April 2008 tentang SOTK Pemerintah Provinsi kemudian dilakukan pengklasifikasian terhadap jenis

Kalsel dan berpegang pada Undang-undang nomor informasi publik yang telah dikumpulkan. Biro

14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Humas seharusnya dapat membuat dokumen

Publik, serta Undang-undang nomor 40 tahun 1999 panduan kunci dan dijadikan suatu kebijakan yang

tentang Pers dan Undang-undang nomor 32 tahun berisikan kategori maupun persyaratan dokumen

2001 tentang Penyiaran. Dalam Laporan daftar informasi publik, sehingga kategori daftar

Akuntabilitas Kinerja Biro Humas, pembuatan informasi publik yang dikumpulkan oleh SKPD lebih

program kegiatan didasarkan pada tujuan Biro mudah dan seragam.

Humas yang memfasilitasi kebutuhan masyarakat Biro Humas saat ini hanya mengandalkan

atas informasi khususnya informasi pembangunan sosialisasi maupun Bimbingan Teknis dalam

dan pemerintahan daerah baik pada media cetak tugasnya sebagai PPID utama, hal ini menyebabkan

maupun elektronik. Inti dari kerja Humas selama ini Biro Humas belum menjadi pihak pengusul atau

yakni berperan dalam proses penyebarluasan yang merumuskan pembuatan kategori dokumen-

informasi pemerintahan, sehingga dalam program dokumen daftar informasi publik bagi SKPD dan

kegiatan Biro Humas perlu adanya semacam juga perumusan peraturan terkait dengan

kegiatan kerjasama antara Pemerintah daerah dan pengumpulan daftar informasi publik, yang

Media.

merupakan hal mendasar utama dalam berjalannya Program kegiatan Biro Humas tahun 2012 keterbukaan informasi publik di pemerintahan.

sampai 2014 terkait kehumasan tidak jauh berbeda, Sehingga Biro Humas memiliki terobosan dalam

pada garis besarnya terdapat lima program dengan 13 pihak yang menjadi pengusul bagi perumusan

(tiga belas) kegiatan, yaitu: (1) Peningkatan Sarana kebijakan dalam upaya percepatan keterbukaan

dan Prasarana Aparatur; (2) Program Perbaikan informasi publik.

Sistem

(3) Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa; (4)

Administrasi;

2. Rencana Program Kegiatan yang Masih

Fasilitasi Peningkatan SDM Bidang Komunikasi dan

Minim

Informasi; dan (5) Kerjasama Informasi dengan Pembuatan rencana program kegiatan dalam

Media Massa (Laporan Pertanggungjawaban Akhir pengelolaan kehumasan menjadi hal yang harus

Gubernur Periode tahun 2011-2015). dilakukan oleh Biro Humas, dikarenakan hal tersebut

Kemudian pada tahun 2013 terdapat 6 (enam) merupakan bagian dari Rencana Kerja (Renja)

program dengan 15 (lima belas) kegiatan. Kegiatan tahunan Biro Humas. Menurut Kepala Biro Humas

yang berkaitan langsung dengan kegiatan Provinsi Kalsel, Abdul Haris Makkie, Renja yang

keterbukaan informasi publik yakni Sosialisasi PPID merupakan dokumen perencanaan Satuan Kerja

dan Rapat Kerja PPID. Pada tahun berikutnya 2014, Perangkat Daerah (SKPD) termasuk Biro Humas

Biro Humas kembali hanya memiliki 5 program untuk periode 1 (satu) tahun. Renja memberikan

dengan 15 kegiatan. Program Biro Humas kembali gambaran tentang program dan kegiatan yang akan

seperti pada tahun 2012, namun dimasukkan 2 dikerjakan oleh Biro Humas dalam satu tahun

kegiatan yang berbasiskan pada pemenuhan dalam anggaran. Renja berpedoman pada Rencana Strategis

menunjang teknologi informasi di Biro Humas yakni, (Renstra) Sekretariat Daerah Provinsi Kalsel

1) Peningkatan Kapasitas SDM Bidang Komunikasi terutama yang berkaitan dengan penyebarluasan

dan Teknologi Informasi, 2) Pengembangan dan informasi kepada masyarakat dan sesuai dengan

Penerapan Teknologi Berbasis Informasi. Kedua Tupoksi Biro Humas Sekretariat Daerah Provinsi

kegiatan diatas merupakan pengganti kegiatan Kalsel.

Sosialisasi dan Rapat Kerja PPID yang telah ada pada

Peran expert Prescriber Dan Problem … Belinda Devi Larasati Siswanto

tahun sebelumnya. Sementara itu masih dalam untuk dapat berperan aktif untuk mewujudkan menunjang Keterbukaan Informasi Publik, terdapat

keterbukaan informasi di Provinsi Kalsel. Kemudian kegiatan baru yakni Peningkatan Kualitas Pelayanan

untuk mendukung kerja Humas sebagai Humas Informasi Publik, yang merupakan wujud upaya

pemerintah dan PPID utama pada tahun 2014, Biro dukungan dalam penerapan Undang-undang

Humas juga mulai berfokus pada kebutuhan akan Keterbukaan Informasi Publik dan penunjang

teknologi informasi. Seperti yang diungkapkan oleh tugasnya sebagai PPID utama di Provinsi Kalsel.

Kepala Biro Humas Provinsi Kalsel, Abdul Haris Melihat Program Kegiatan yang dibuat Biro

Makkie, program yang terutama ada di Biro Humas Humas pada 2012-2014 dapat dilihat bahwa Biro

menekankan pada pemaksimalan penggunaan Humas meletakkan kegiatannya berdasarkan pada

teknologi informasi dalam rangka mengikuti seperti layaknya kegiatan Humas Pemerintah yang

perkembangan zaman dan percepatan arah bertumpu pada penyebarluasan kegiatan pemerintah.

digitalisasi kehumasan.

Meskipun begitu Biro Humas telah membuat kegiatan yang berkaitan dengan penerapan Undang-

“Banyak sebetulnya. Sebetulnya sebelum Undang Keterbukaan Informasi Publik sejak tahun

ada KIP (Undang-Undang Keterbukaan 2012, yakni berupa Seleksi Anggota Komisi

Informasi Publik) sampai ada KIP, Informasi Provinsi Kalsel. Biro Humas dipercaya

terutama menyangkut dengan teknologi untuk membentuk tim fasilitasi seleksi calon anggota

informasi. Kemaren saya minta website Komisi Informasi Provinsi Kalsel. Tim tersebut

kita itu selalu update, setiap hari update. beranggotakan 6 orang yang semuanya merupakan

Kemudian koordinasi dengan Kabupaten pejabat dan fungsional Biro Humas Provinsi Kalsel

Kota, kita berikan sub domain kita minta berdasarkan pada Keputusan Kuasa Pengguna

juga semua informasi dari sana. Anggaran Nomor 489/25b/PI/HUMAS Tentang

Kemudian menghimpun data seluruh Pembentukan Tim Fasilitasi Seleksi Calon Anggota

potensi, baik potensi ekonomi, pariwisata Komisi Informasi Provinsi Kalimantan Selatan.

jadi mau tau apa, kita sudah bisa memberi. Kemudian dari Tim tersebut menghasilkan

Bisa jadi bank data kita. Yang kedua, kita keanggotaan Tim Khusus Seleksi Calon Anggota

arahkan kemaren memiliki media online, Komisi Informasi Provinsi Kalsel berjumlah 5 orang

belum kesampaian juga. Trus apa yang diangkat melalui Keputusan Gubernur Nomor

perpustakaan online juga, belum juga. 188.44/0543/KUM/2013 Tentang Pembentukan Tim

Maksudnya gini kalo itu bisa mumpung Khusus Seleksi Calon Anggota Komisi Informasi

ini masih kecil jadi mencoba online Provinsi Kalimantan Selatan. Semua Tim Seleksi

sehingga menjadi percontohon. ” merupakan perwakilan semua unsur yakni;

Humas Provinsi Kalsel, Abdul Haris Makkie,

1. Unsur Pemerintah yang diwakili oleh Kepala saat ini Biro Humas juga berfokus pada kemampuan Biro Humas Provinsi Kalsel,

dalam mengelola serta menggunakan teknologi

2. Unsur Tokoh Masyarakat diwakili oleh Ketua informasi. Dalam program kegiatan Biro Humas PWI Kalsel,

3. Unsur Keterwakilan Perempuan diwakili oleh tahun 2014 pada poin program Pengembangan Dosen Universitas

Komunikasi, Informasi dan Media Massa, terdapat 2

4. Unsur Akademisi diwakili oleh Dosen kegiatan yang membenarkan apa yang dikatakan oleh Universitas

Makkie, yakni 1) Peningkatan kapasitas SDM bidang

5. Unsur Komisi Informasi Pusat diwakili oleh

teknologi informasi, 2) Dosen Universitas

komunikasi

dan

Pengembangan dan penerapan teknologi berbasis

informasi. Kemudian hal tersebut juga bersinergi Pada tahun 2013, dalam program kegiatan Biro

dengan poin program Kerjasama Informasi dengan Humas juga telah memasukkan kegiatan sosialisasi

Media Massa yakni kegiatan Peningkatan kualitas dan rapat kerja PPID. Biro Humas yang ditunjuk oleh

pelayanan informasi publik, yang merupakan pokok Wakil Gubernur Kalsel sebagai PPID utama, dituntut

Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan Vol. 19 No.3 Februari 2016: 149-166

kegiatan dari PPID dalam menunjang jalannya kinerja pada setiap kegiatan hanya berdasarkan keterbukaan informasi publik.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Adanya beberapa kegiatan yang telah

(LAKIP).

mendukung keterbukaan informasi publik dan LAKIP adalah laporan tahunan yang disusun teknologi informasi pada Biro Humas merupakan hal

oleh setiap instansi pemerintah termasuk Biro Humas yang patut diberikan apresiasi. Namun dalam hal

dengan tujuan sebagai bahan evaluasi dan tolak ukur keterbukaan informasi publik, kegiatan lanjutan

dalam pelaksanaan program kegiatan berikutnya. setelah pembentukan Komisi Informasi Daerah

Menurut Kepala Biro Humas Provinsi Kalsel, Abdul (KID) dan Pejabat Pengelola Informasi Dokumentasi

Haris Makkie, dikarenakan monitor dan evaluasi (PPID) yang hanya berupa sosialisasi, rapat kerja dan

hanya sebatas LAKIP, maka kegiatan yang bimbingan teknis belum dirasa cukup. Berkaitan

dilaksanakan menjadi monoton tanpa ada perubahan dengan rencana program kegiatan terkait

kearah yang lebih baik. Masing-masing bidang tidak keterbukaan informasi publik, dihasilkan bahwa Biro

menjalankan monitor dan evaluasi secara berkala dan Humas Provinsi Kalsel masih minim dalam membuat

rutin sehingga hanya melakukan kegiatan seperti rencana program kegiatan yang jelas selama tahun

yang sudah layaknya dilakukan saja setiap tahunnya 2012 hingga tahun 2014.

tanpa melihat mutu dari kegiatan tersebut. Rencana program kegiatan yang masih minim

Selain itu fungsi monitoring tidak dilakukan terkait keterbukaan informasi publik tersebut bisa

berjenjang oleh setiap bidang dalam Biro Humas menjadi penyebab tidak berjalannya secara cepat dan

sehingga tidak ada kontrol yang terkoordinasi. maksimal keterbukaan informasi publik di Provinsi Kalsel. Maksud dari keterbukaan informasi publik

“Nah itukan berjenjang. Nih ada staf, sudah jelas diterima oleh Biro Humas namun tidak

kasubag, kabag dan kepala biro. Kalau diikuti adanya rencana program kerja yang jelas

secara administrasi secara organisasi berisi strategi-strategi percepatan keterbukaan

harus jalan tanggung jawab dan monitor informasi publik agar segera terlaksana di semua

dari masing-masing individu maupun SKPD.Seharusnya kedudukannya yang tidak hanya

bagian, kalo bekerja tanpa struktur ini sebagai Humas Pemerintah namun juga PPID utama

tidak berfungsi. Lalu akhirnya ada yang di Provinsi Kalsel, Biro Humas dapat membuat dan

jadi tukang gunting. Saling bertanggung mengembangkan

jawab ini terhadap ini, ini terhadap ini, ini menunjang percepatan keterbukaan informasi publik

tidak terjadi dalam manajemen organisasi di Kalsel. Misalkan saja, langkah-langkah atau

sulit menerapkan itu. Sebetulnya kalo strategi khusus yang diwujudkan dalam kegiatan

berpikir ideal esktrem ya ganti semua yang dapat mempercepat pengumpulan informasi

orang itu, aku masukin dari awal doktrin pada SKPD dan pembuatan layanan informasi publik

dari awal itu bisa jadi orang humas bujur- secara online maupun offline.

bujur (benar-benar) humas tapi kalo masih pola pikir dulu itu susah. ”

Dari penjelasan yang diperoleh dan observasi

3. Kemampuan Monitoring dan Evaluasi membuktikan tidak ada monitor dan evaluasi dalam Informasi Kegiatan Kurang Memadai

program kegiatan yang dilakukan oleh Biro Humas Pada indikator monitoring dan evaluasi

secara rutin maupun berkesinambungan. Sampai saat informasi disini, Biro Humas melihatnya hanya

ini kegiatan monitoring dan evaluasi yang semacam dengan perhitungan anggaran telah dipakai oleh

itu hanya dapat dilihat dari LAKIP Biro Humas. Dari kegiatan tersebut dan telah sesuai dengan yang telah

LAKIP dapat terlihat kinerja Biro Humas tersebut diprogramkan dengan semestinya atau tidak, namun

tercapai atau tidaknya dari hasil pencapaian tujuan evaluasi kepuasan dan kesuksesan program tidak

program tersebut sudah berjalan atau belum, dilakukan. Hal ini disebabkan karena penilaian

anggaran yang seharusnya diperlukan oleh kegiatan

Peran expert Prescriber Dan Problem … Belinda Devi Larasati Siswanto

tersebut telah dipakai atau telah diserap seberapa banyak.

Tidak jarang dari pengamatan yang dilakukan, setiap bidang di Biro Humas bahkan tidak mengetahui bagaimana cara mengevaluasi kegiatan baik secara mandiri maupun melalui LAKIP, dikarenakan pekerjaan pengolahan LAKIP ini hanya dilakukan oleh satu orang, yang seharusnya monitoring dan evaluasi diperlukan kerja tim dan perlu masukan dari masing-masing Kepala Bagian di Biro Humas. Sehingga kegiatan monitoring evaluasi yang harusnya dilakukan dalam peran ini, tidak berjalan dengan semestinya. Hal ini bertolak belakang dengan yang telah dikatakan oleh Moss (2005) bahwa peran monitor dan evaluasi dijalankan ketika praktisi Humas menjalankan tanggung jawabnya dalam melaksanakan kegiatan dengan menyusun tujuan dan sasaran dan memantau kegiatan terseut lewat pngukuran yang tepat.

4. Menyediakan Pendidikan dan Pelatihan Pengembangan SDM Terkait Kehumasan

Biro Humas Provinsi Kalsel dalam kualitas sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki masih minim, Kepala Biro Humas Provinsi Kalsel, Abdul Haris Makkie, menjelaskan bahwa ketersediaan SDM yang dimiliki oleh Biro Humas dapat dikatakan masih sangat kurang apabila melihat peran yang dijalankan oleh Biro Humas saat ini, yakni sebagai PPID utama.

Humas pemerintah bukan sekedar penciptaan citra yang baik tentang pemerintahan, bukan pula sekedar pembuat naskah pidato namun lebih kepada melaksanakan kegiatan Humas yang sebenar- benarnya untuk dapat meningkatkan performa dari pemerintahan maupun organisasi Humas itu sendiri.

Praktisi Humas Pemerintah harus mampu melakukan analisa-analisa terhadap isu-isu yang berkembang dalam media massa maupun masyarakat sehingga dapat menyampaikan hal tersebut kepada pimpinan dan kemudian mampu memberi masukan dalam membuat kebijakan maupun pemberitaan yang dapat menyeimbangkan berbagai potensi isu di masyarakat.

Maka terkait dengan kemampuan Biro Humas, praktisi kehumasan harus mampu berpikir yang sistematis, rasional dan terstruktur. Hal-hal tersebut

tadi yang dirasa belum terpenuhi dalam Biro Humas Provinsi Kalsel.

“Sangat kurang. Jadi begini di formal Humas saja itu kan sudah kurang ditambah dengan kehadiran PPID yang harus menghandle itu. SDM itu sangat kurang dalam arti kuantitas dulu, kita belum bicara kualitas. Kalo kualitas kita bisa bayangkan sendiri, banyak hal yang harus dipahami. Orang Humas itu kan tidak hanya sekedar Bergerak dibidang penyusunan naskah pidato, tidak hanya masalah-masalah yang berkenaan dengan pencitraan tetapi lebih kepada persoalan- persoalan yang menyangkut bagaimana membuat apa, membuat apa ya namanya, analisa-analisa terhadap isu-isu yang berkembang, nah itu yang agak lemah di Humas selama saya 3 tahun disini. Seharusnya apa yang berkembang di media, apa yang berkembang di masyarakat meskipun tidak di media, itu harus di handle oleh Humas, saya sebetulnya sudah membagi-bagi tugas itu tapi tidak bisa kerja sendiri juga. Kita ini PNS tapi harus bekerja professional, idelanya di sebuah organisasi meskipun dalam proposional Humas, ya Humas dengan media, apa yang berkembang di media itu harus ada analisanya. Nah.. apalagi ditambah dengan PPID, lalu PPID itukan tugasnya menghimpun data mengklasifikasi dokumen-dokumen yang kita miliki, itukan harus mempunyai kemampuan berpikir yang rasional, berpikir yang sistematis terstruktur yang bisa menempatkan informasi ini di suatu blok jadi di saat pencarian data dapat, trus saya pikir ke depan bahwa informasi ini dalam konteks teknologi informasi. ”

Dalam menunjang kerja Biro Humas, Makkie pun dengan analisisnya tersebut terhadap kebutuhan SDM di Biro Humas, meminta setiap tahunnya kepada Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Kalsel untuk dipenuhi kriteria pegawai yang dapat menunjang kerja di Biro Humas. Biasanya Biro

Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan Vol. 19 No.3 Februari 2016: 149-166

Humas menentukan dengan berdasarkan pada Humas dalam organisasi Biro Humas Provinsi kualifikasi pendidikan calon pegawai. Namun

Kalsel, namun juga bagi praktisi Humas pemerintah menurutnya hal seperti itu juga pasti dilakukan oleh

di Provinsi Kalsel. Kegiatan tersebut telah ada di unit kerja atau instansi lain yang merasa masih

program kegiatan Biro Humas sejak tahun 2012 membutuhkan atau kekurangan SDM di unit

sampai 2014.

kerjanya. Menurutnya permasalahannya adalah berupa cara perekrutan dan kadang peletakkan

“Kalau disini, ada pelatihan buat Humas pegawai yang tidak sesuai dengan kriteria yang

Kabupaten kota juga instansi di Provinsi. diminta oleh unit kerja.

Namanya itu peningkatan praktisi kehumasan dan jurnalistik. Biasanya

“Kita pernah minta ke BKD, kemudian narasumbernya itu dari kawan-kawan di mencoba mengarahkan teman-teman

media atau Humas sendiri atau bisa saja (pegawai

Humas dari pusat. ”

melaksanakan tugas itu memberikan guide tentang tugas disini itu ini lo…,

Dari informasi yang diperoleh dari Kepala Sub meskipun kita tau, itu juga kesulitan

Bagian Pelayanan Data dan Informasi, Syah menterjemahkan yang kita inginkan

Yulianda dan Kepala Bagian Pengolahan Data Biro karena tidak semua yang ada dikepala kita

Humas Provinsi Kalsel, Zainuddin, pelatihan masuk ke kepala mereka (Pegawai

tersebut diadakan untuk meningkatkan kemampuan BKD). ”

praktisi Humas di Provinsi Kalsel dalam pengelolaan berita dan juga kehumasan pemerintah. Misalkan

Dari observasi dilapangan didapat bahwa Biro saja pada tahun 2014 yang lalu, Biro Humas Provinsi Humas

Kalsel menyelenggarakan bimbingan teknis kehumasan di Provinsi Kalsel sudah baik,

pembuatan Website dengan CMS Open Source bagi dikarenakan selain mengutamakan kebutuhan

para pengelola website dan informasi di setiap SKPD sumber daya manusia (SDM) dalam organisasi Biro

atau unit kerja lingkup Provinsi Kalsel, bimbingan Humas, juga ikut dalam mengupayakan kemampuan

semacam ini atau yang berkaitan dengan teknologi kehumasan pada unit kerja lain bahkan juga pada

informasi dilaksanakan dua (2) kali dalam setahun. kalangan

Kemudian ada pula, seperti pada tahun 2012 kemampuannya melihat kebutuhan SDM yang sesuai

lalu yakni Pelatihan Peningkatan Praktisi dengan kehumasan berdasarkan pada upayanya

Kehumasan dan Jurnalistik yakni Teknis Penulisan, untuk menunjang kerja dan kualitas kerja dari Biro

Produksi dan Pengambilan Gambar Berita Televisi, Humas maupun kehumasan yang teletak pada SKPD

kemudian tahun 2014 diadakan kembali pelatihan lain dilingkup Provinsi Kalsel.

dengan materi Jurnalistik Media Online. Kedua kegiatan pelatihan tersebut diperuntukkan bagi

“Pelatihan atau bimtek mengenai website petugas Humas Kabupaten/Kota, Dinas/ Instansi,

atau yang berkaitan dengan teknologi BUMD/BUMN se Kalsel, yang dilaksanakan dua (2) informasi sekarang mulai digiatkan karna

kali dalam setahun, namun dengan materi yang kan sudah mulai ada di program kegiatan

berbeda atau bervariasi.

Humas, yaaaah menunjang kerja orang Disamping pelatihan atau bimbingan teknis humas yang kan harus update melek

yang diperuntukkan bagi petugas Humas di Kalsel, teknologi. ”

Biro Humas juga memberikan pelatihan dan bimbingan teknis bagi praktisi Humas di dalam

Setiap tahun Biro Humas menyiapkan bahan organisasi Biro Humas Provinsi Kalsel guna pendidikan dan pelatihan untuk mengembangkan

meningkatkan kemampuan dan kinerja Biro Humas. kemampuan SDM kehumasan. Biro Humas tidak

Seperti pada tahun 2014 lalu, Biro Humas hanya melakukan pelatihan pendidikan bagi praktisi

mengirimkan 2 (dua) orang pegawainya untuk

Peran expert Prescriber Dan Problem … Belinda Devi Larasati Siswanto

mengikuti pelatihan terkait teknologi informasi Pada indikator ini, Biro Humas memang telah dengan Fokus Manajemen Trafik dan Keamanan

menyiapkan pendidikan dan pelatihan untuk Jaringan dengan Mikrotik yang bertempat pada suatu

pengembangan praktisi Humas baik bagi Biro Humas perusahaan di Kota Yogyakarta.

sendiri maupun Humas pemerintah lainnya. Biro Namun menurut Kepala Biro Humas Provinsi

Humas mampu dengan keahliannya dalam membaca Kalsel, Abdul Haris Makkie, dari banyak pelatihan

kebutuhan para Humas Pemerintah untuk maupun pendidikan yang diperoleh oleh praktisi

mendukung kinerjanya di Pemerintahan. Namun, Humas dalam Biro Humas maupun Humas pada

yang menjadi kendala adalah masih terpakunya pemerintah, pada umumnya yang paling penting

pegawai Biro Humas atau sulitnya mengeluarka ilmu adalah penerapan dalam pekerjaan atas yang telah

atau kebisaan yang dimiliki untuk memperbaharui diperoleh dalam pelatihan dan pendidikan yang

kinerja Biro Humas, dikarenakan banyak dari mereka diikuti. Lebih lanjut lagi menurutnya, tidak sedikit

hanya ingin berada di zona aman serta tidak ingin yang mengikuti pendidikan dan pelatihan hanya

bereksplorasi dengan hal yang baru. Kemudian tidak untuk mendapatkan angka kredit atas jabatan yang

semua pegawai Biro Humas pula menguasai dimilikinya maupun hanya agar tugas keluar daerah

mengenai keterbukaan informasi publik, sehingga yang artinya tidak berada didalam kantor atau ikatan

hal ini juga yang menjadi tantangan Biro Humas pekerjaan. Sehingga tidak bersunggung-sungguh saat

kedepannya sebagai PPID utama. mengikuti pelatihan yang dijalani, output yang didapat pun tidak seperti yang diharapkan.

B. Peran Problemg Solving Process

“Yang paling penting itukan bagaimana Facilitator menterjemahkan atau membreakdown apa

1. Tidak Terlaksananya Verifikasi dan yang mereka terima, itu yang sulit

Inventarisasi Bahan Informasi Publik biasanya disitu. Membreakdown itu kan

Melakukan verifikasi bahan informasi publik yang perlu pemahaman yang perlu

merupakan langkah pengujian informasi-informasi berpikir terstruktur itu. Karena orang

yang telah di klasifikasikan oleh tiap SKPD dan banyak ai tahu (banyak aja tau), ini lo,

dihimpun oleh Biro Humas. Menurut Kepala tidak hanya orang SD, SMP, S3 bahkan ini

Pengolahan Informasi Biro Humas Provinsi Kalsel, lo forbidden tidak boleh masuk, banyak

Zainuddin, dari verifikasi tersebut didapat berbagai orang tau tapi banyak juga yang

permasalahan tentang informasi yang termasuk melanggar, karena ini secara etis, secara

dikecualikan atau tidak. Maka tugas Biro Humas hukum, itu ketabrak semua. Sama hal

untuk menjelaskan dan menjadi fasilitator dalam dengan, banyak yang tau tugas PPID tugas

proses verifikasi informasi publik tersebut, Humas ini-ini karena ada uraian tugas dan

dikarenakan Biro Humas sebagai PPID utama lain-lain, tapi mereka tidak bisa

Provinsi Kalsel.

membreakdown, tidak bisa berim- provisasi dengan itu. Sehingga kada kawa

“Jadi memverifikasi itu kan biasanya meolah (tidak bisa membuat) kegiatan,

untuk mengelompokkan informasi itu. kada kawa meolah (tidak bisa membuat)

Jadi yang serta merta dan lain-lain itu kan apa yang harus mereka kerjakan.

tugasnya di PPID jadi tugas Karo Humas Akhirnya apa, akhirnya mereka jadi paku,

yang mengklasifikasikan itu kemudian kalau ada palu dicatuk (dipukul) baruuu…

kalo itu mengklasifikasi, ini informasi harusnya kan kada kaya itu (tidak seperti

yang boleh di publish ke masyarakat, ini itu). Professional itu begitu sudah tau apa

informasi yang dikecualikan. Nah itu yang dilakukan, bikin ini bikin itu bawa

harus di uji di bahas oleh tim kepimpinan. ”

pertimbangan. Jadi mereka itu yang mengklasifikasi. Karena ada kaitannya

Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan Vol. 19 No.3 Februari 2016: 149-166

misalnya teknis, misalnya masalah tata Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun 2010, ruang misal nah tata ruang siapa?

setelah dilakukan verifikasi, maka di inventarisasi Bappeda, berarti Bappeda yang tahu. Jadi

lagi informasi publik yang dikecualikan oleh SKPD ini apakah termasuk dikecualikan atau

untuk selanjutnya di bwa ke Tim Pertimbangan untuk tidak. Harus ada kalo itu maksudnya

di uji. Hasilnya yakni berupa Daftar Informasi Publik dikecualikan

(DIP) dari PPID setiap SKPD akan ditetapkan oleh pengecualian. Tapi sampai sekarang tahap

PPID utama melalui surat penetapan DIP, dengan mengklasifikasikan belum ada sampai

persetujuan dari Sekretaris Daerah sebagai Atasan kesana.”

PPID, yang merupakan hasil dari penetapan DIP di lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimatan Selatan.

Setelah melakukan verifikasi bahan informasi Belum berjalannya inventarisasi informasi publik dari berbagai SKPD, Biro Humas kemudian

publik yang dikecualikan oleh SKPD dan Biro menginventarisasi bahan informasi publik yang

Humas, menurut Kepala Bagian Pengolahan dikecualikan oleh SKPD untuk di uji konsekuensi

Informasi, Zainuddin, diakibatkan oleh belum oleh Tim Pertimbangan. Tim pertimbangan yang

pahamnya PPID pembantu dalam SKPD terhadap melakukan uji konsekuensi bersama Biro Humas

jenis informasi publik yang dikecualikan atau yang yakni beranggotakan Sekretaris Daerah, Asisten

wajib diberikan serta boleh diberitahukan oleh (Pemerintahan, Pembangunan dan Administrasi),

masyarakat. Dalam upaya penerapan keterbukaan Staf Ahli, Inspektur Provinsi Kalsel, Kepala SKPD

informasi publik, sengketa informasi merupakan lingkup Provinsi Kalsel, dan Kepala Biro Hukum

permasalahan utama yang akan di hadapi oleh badan Provinsi Kalsel, sesuai dengan Surat Keputusan

publik dalam pemerintahan apabila SKPD maupun Gubernur

Biro Humas belum memiliki Daftar informasi publik. 188.44/0239/KUM/2014 tanggal 6 Mei 2014.

Kemudian menurut Kepala Biro Humas, Abdul Namun sampai saat ini Biro Humas sebagai

haris Makkie, kedudukan Biro Humas sama seperti PPID utama masih dalam proses meminta agar

SKPD lain apabila menerima laporan sengketa SKPD segera membentuk struktur PPID di

informasi dapat bertindak langsung terhadap organisasinya, kemudian masing-masing SKPD

sengketa informasi yang terjadi di organisasinya diminta untuk mengklasifikasikan informasi yang

sendiri, namun juga Biro Humas juga dapat ikut ada di organisasinya sesuai dengan ketentuan-

dalam menangani sengketa informasi yang terjadi di ketentuan yang ada di Undang-Undang Keterbukaan

lingkup Sekretariat Daerah Provinsi Kalsel, Informasi Publik. Sehingga proses uji konsekuensi

khususnya yang melibatkan Gubernur, Wakil belum terjadi dalam kegiatan Biro Humas.

Gubernur dan Sekretaris Daerah. Hal ini dikarenakan “cuma sekarang ini kita meminta masing-

tugas pokok dan fungsi Biro Humas sebagai masing SKPD mengklasifikasikan informasi masing-

pelayanan pada pimpinan dan karena keberadaannya masing dulu, baru serahkan ke kita. Memang mereka

pula yang berada di bawah Sekretariat Daerah disuruh membentuk struktur PPID dulu, nah disuruh

Provinsi Kalimantan Selatan.

untuk mengklasifikasikan informasi tadi. Nah…jadi bila sudah klasifikasikan dikirim ke PPID utama

“Apabila yang dipersengketakan atau terkumpul semua. Kemudian direkapkan lalu

dipermasalahkan SK (Surat Keputusan) dibahas, benar tidak yang mereka bilang itu masuk

Gubernur, SK Gubernur menyangkut yang dikecualikan atau tidak.”