BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan - Pengetahuan dan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Pada Ibu Hamil di Rumah Sakit Ibu Anak Stella Maris Medan

3. Bagi Peneliti, dapat memberi pengalaman dalam melakukan penelitian laangsung di masyarakat.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan

  Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan didapatkan setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa dan peraba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk

  13 tindakan seseorang (overt behavior).

  14 Menurut Notoatmodjo, pengetahuan mempunyai enam tingkatan, yakni : a.

  Tahu (Know), mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Yang termasuk dalam pengetahuan ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh badan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

  b.

  Memahami (Comprehension), adalah kemampuan menjelaskan dengan benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut dengan benar. Orang yang telah paham akan suatu objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

  c.

  Aplikasi (Application), adalah kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi tertentu.

  d.

  Analisis (Analysis), adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. e.

  Sintesis (Synthesis), adalah kemampuan untuk menghubungkan bagian- bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata-kata sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

  Evaluasi (Evaluation), berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian pada suatu materi atau objek. Penilaian yang dilakukan berdasarkan kriteria yang ditentukan sendiri atau kriteria yang sudah ada.

  Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara yang dibantu dengan kuesioner yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek

  13 penelitian atau responden.

  13 Pengetahuan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : 1.

  Faktor umur Umur seseorang sangat mempengaruhi pengetahuan dalam hal pemahaman terhadap informasi yang ada dan dengan semakin bertambahya usia seseorang maka semakin berkembang daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin baik, pengetahuan juga bertambah menjadi matang.

  2. Faktor pendidikan Semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang maka semakin mudah menerima informasi tentang objek atau yang berkaitan dengan pengetahuan.

  3. Faktor pengalaman Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. Pengalaman seseorang sangat mempengaruhi pengetahuan, semakin banyak pengalaman seseorang tentang suatu hal maka semakin bertambah pengetahuan akan hal

  13 tersebut.

2.2 Tindakan

  Tindakan merupakan suatu sikap yang diwujudkan menjadi suatu perbuatan nyata yang didukung oleh faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan,

  14

  tindakan dibedakan atas beberapa tingkatan, yaitu : a.

  Persepsi (Perception) Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil.

  Respons terpimpin (Guided Respons) Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar.

  c.

  Mekanisme (Mechanism) Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan.

  d.

  Adaptasi (Adaptation) Adaptasi adalah suatu tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasi sendiri tanpa mengurangi kebenaran tindakannya tersebut.

  Pengukuran tindakan dapat dilakukan dengan wawancara terhadap kegiatan- kegiatan yang telah dilakukan dengan bantuan kuesioner.

  13 Menurut Lewrence Green, tindakan dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu :

  13 1.

  Faktor-faktor predisposisi, mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat dan sebagainya.

2. Faktor-faktor pendukung, mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat.

  3. Faktor-faktor pendorong, mencakup sikap dan tindakan tokoh masyarakat, tokoh agama, para petugas kesehatan, pemerintah dan daerah yang terkait dengan kesehatan.

2.4 Kehamilan dan Kaitannya dengan Kesehatan Gigi dan Mulut

2.4.1 Pengertian Kehamilan

  Kehamilan berasal dari kata Latin “graviditas” yang berarti suatu fetus atau embrio yang dikandung di dalam tubuh wanita. Kehamilan biasanya berlangsung rata-rata 40 minggu yang dimulai dari hari pertama menstruasi terakhir. Menurut WHO, masa kehamilan normal berlangsung antara 37-42 minggu. Masa kehamilan

  15 ini dibagi dalam tiga bagian yang sama atau trimester.

1. Trimester pertama : 1 - 14 minggu 2.

  Trimester kedua : 14 - 30 minggu 3. Trimester ketiga : 30 – 40 minggu

2.4.2 Perubahan Sistem Tubuh Pada Ibu Hamil

  Kehamilan merupakan suatu proses yang melibatkan perubahan hormonal

  1,13

  yang akan menyebabkan perubahan fisik dan fisiologis. Perubahan yang terjadi merupakan hasil dari peningkatan sekresi hormonal dan pertumbuhan janin. Perubahan-perubahan ini merupakan proses adaptif selama kehamilan demi

  16 perkembangan janin dan persiapan untuk melahirkan.

  1. Perubahan sistem kardiovaskular Perubahan sistem kardiovaskular meliputi posisi dan ukuran jantung, peningkatan volume darah dan cardiac output, penurunan tekanan darah dan kemungkinan mengalami sindrom supine hipotensi. Uterus yang membesar menyebabkan diafragma mengalami elevasi sehingga jantung bergeser ke atas dan sedikit ke kiri dengan rotasi pada aksis jantung. Selain itu, terjadi penebalan otot dinding ventrikel jantung sekitar 12% (hipertrofi otot jantung). Perubahan vaskular pada masa kehamilan ditandai dengan meningkatnya volume darah sekitar 32% dan

  cardiac output

  sekitar 20-40%. Cardiac output sangat sensitif terhadap perubahan

  16 posisi tubuh dan sensitivitas ini meningkat seiring dengan usia kehamilan.

  Ibu hamil mengalami penurunan tekanan darah terutama pada trimester pertama. Peningkatan progesteron akan merangsang relaksasi otot polos yang menyebabkan dilatasi pembuluh darah sehingga berperan pada perubahan tekanan darah. Tekanan darah sistolik mengalami sedikit perubahan, namun tekanan darah diastolik menurun 5-10 mmHg pada minggu ke 12-28 kehamilan. Tekanan darah

  16 akan kembali normal setelah minggu kehamilan ke 36. Sindrom supine hipotensi biasanya terjadi pada trimester ketiga. Hal ini karena penekanan uterus pada vena kava inferior dan mengakibatkan terhalangnya aliran venous kembali ke jantung pada saat posisi terlentang. Keadaan ini

  16,17

  2. Perubahan sistem respirasi Perubahan sistem respirasi meliputi perubahan kebutuhan oksigen maternal dan dyspnea. Kebutuhan oksigen ibu hamil akan meningkat sebesar 20% dan pada saat yang sama persediaan oksigen cadangan maternal akan berkurang. Hal ini

  16,17 menyebabkan ibu hamil rentan mengalami hipoksia.

  Produksi hormon seks wanita yang meningkat dapat mempengaruhi mukosa saluran respirasi. Hal ini ditandai dengan adanya pembesaran pada nasofaring, laring,

  trachea dan bronkus. Keadaan tersebut menimbulkan dyspnea yakni gangguan

  pernafasan melalui hidung dan perubahan suara. Keadaan ini mendorong ibu hamil cederung bernafas melalui mulut sehingga terjadinya xerostomia yang dapat

  16 meningkatkan frekuensi karies gigi.

  3. Perubahan sistem hematologi Perubahan sistem hematologi yang terjadi adalah peningkatan volume darah, anemia dan peningkatan faktor koagulan, kecuali faktor XI dan XII. Anemia yang terjadi pada ibu hamil adalah disebabkan oleh peningkatan volume darah yang lebih

  16 besar daripada jumlah hemoglobin dan massa total sel merah.

  Faktor koagulan yang bergerak bersama sel darah putih turut meningkat, namun faktor XI dan XIII akan menurun pada wanita hamil. Dengan demikian, kehamilan merupakan suatu keadaan

  16,17 hiperkoagulasi yang dapat meningkatkan risiko terjadinya trombosis.

  4. Perubahan sistem gastrointestinal Perubahan sistem gastrointestinal terjadi karena perubahan hormonal dan akibat pembesaran uterus. Perubahan tersebut dapat dilihat dengan adanya simtom

  

nausea dan rasa muntah. Hal ini disebabkan kadar estrogen dan progesteron yang

  meningkat. Estrogen akan meningkatkan kadar asam lambung sehingga timbul rasa mual. Pada waktu yang sama, progesteron berperan untuk merangsang relaksasi otot

  17 polos sehingga mempengaruhi seluruh saluran gastrointestinal selama kehamilan. Muntah dimulai sejak 5 minggu setelah menstruasi terakhir dan mencapai puncaknya setelah 8-12 minggu. Setelah itu, gejalanya akan perlahan-lahan menurun. Setelah itu, pembesaran uterus mengakibatkan peningkatan tekanan intragastrik turut

  16,17 burn ).

  5. Perubahan sistem saluran kemih Perubahan sistem saluran kemih meliputi peningkatan filtrasi glomelurus

  (GFR), perubahan biokimia pada urin dan darah. Glomerular filtration rate (GFR)

  18 maternal dan aliran plasma ginjal mulai meningkat pada awal kehamilan.

  Peningkatan aliran plasma ginjal adalah sekitar 50-80% dan pada GFR pula sekitar

  16

  50%. Peningkatan GFR menyebabkan penurunan reabsorbsi glukosa sehingga

  18

  terjadi glukosuria. Peningkatan glukosa dalam urin akan meningkatkan insidens

  16 infeksi saluran kemih.

  6. Perubahan sistem endokrin Hormon seks wanita yang utama diproduksi oleh plasenta adalah estrogen,

  progesteron

  dan gonadotrophin. Hormon-hormon ini berpengaruh terhadap perubahan fisiologis pada masa kehamilan. Estrogen dan progesteron merupakan hormon antagonis dari insulin. Peningkatan kedua hormon ini menyebabkan hormon insulin menjadi resisten. Keadaan ini meningkatkan risiko terjadinya diabetes gestational, terutama pada wanita yang obesitas dan memiliki riwayat penyakit

16 Diabetes mellitus tipe II.

2.5 Perubahan Fisiologis Tubuh Pada Ibu Hamil

  Perubahan fisiologis selama kehamilan berdampak pada hampir seluruh tubuh,

  6

  termasuk rongga mulut. Perubahan-perubahan ini dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit mulut yang disebabkan oleh beberapa faktor, seperti :

1. Refleks muntah

  Refleks muntah biasanya terjadi pada trimester pertama kehamilan, disebabkan sikat gigi atau pasta gigi yang dapat merangsang refleks muntah sehingga

  19

  ibu hamil mengalami kesulitan menyikat gigi. Muntah-muntah yang berkepanjangan menyebabkan permukaan lingual dari gigi anterior terpapar asam

  20,21 lambung.

  Rasa takut Keadaan gingiva yang lebih sensitif terhadap perdarahan dan rasa sakit selama kehamilan dapat mengakibatkan ibu hamil menjadi fobia untuk menyikat gigi. keadaan ini menyebabkan poket periodontal semakin dalam. Hal ini menyebabkan ibu hamil merasa cemas dan takut untuk berkunjung ke dokter gigi sehingga kondisi

  20 mulutnya bertambah buruk.

3. Perubahan tindakan/kebiasaan

  Frekuensi menyikat gigi yang kurang sebagai akibat kelelahan atau rasa malas,

  

nausea pada saat menyikat gigi dan kekhawatiran tentang kecenderungan

  meningkatnya perdarahan gingiva saat menyikat gigi. Kebiasaan mengabaikan kebersihan gigi dan mulut ini dapat mengakibatkan peningkatan penyakit

  20,21 periodontal.

  Hal-hal di atas menunjukkan penyakit mulut yang terjadi selama kehamilan bukan semata-mata dipengaruhi oleh kehamilan, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor tindakan ibu hamil.

2.5.1 Efek Kesehatan Gigi dan Mulut Terhadap Kehamilan

  Ibu hamil mengalami perubahan fisiologis baik pada tubuh maupun di rongga mulut, hal ini dapat terlihat terutama pada gingiva. Kehamilan tidak langsung menyebabkan penyakit periodontal, tetapi perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan dapat memperburuk respons gingiva terhadap iritasi lokal sehingga

  1,16,21

  menimbulkan kelainan : a.

  Gingivitis Kehamilan Gingivitis kehamilan merupakan peradangan gingiva pada ibu hamil. Insidens gingivitis pada kehamilan dilaporkan bervariasi dari 60-75%. Gingivitis kehamilan disebabkan plak, bakteri dan peningkatan efek respons gingiva terhadap plak yang terjadi selama kehamilan. Keadaan ini akibat peningkatan hormon seks wanita dan

  15,22-23 biasanya tidak terjadi tanpa adanya iritasi lokal.

  Gingivitis kehamilan terlihat sejak bulan kedua kehamilan dan mencapai

  23

  generalisata, dan cenderung lebih mencolok pada bagian interproksimal. Gingiva yang terlibat berwarna merah terang, lunak, mudah berdarah, dengan permukaan yang licin dan berkilat (Gambar 1). Perdarahan gingiva dapat terjadi secara spontan,

  15 disertai rasa sakit yang ringan.

  15 Gambar 1. Gingivitis kehamilan b.

  Tumor Kehamilan (granuloma pyogenic) Tumor kehamilan merupakan lesi peradangan hiperplastik yang lunak.

  24 Prevalensi tumor kehamilan terjadi sekitar 1,8-5%. Tumor kehamilan biasanya

  terlihat pada trimester ketiga kehamilan, tetapi juga dapat terjadi lebih cepat. Secara klinis, tumor kehamilan terlihat bulat dan pipih berwarna merah keunguan sampai merah kebiruan yang menjulur dari tepi gingiva atau dari bagian interproksimal

  23

  (Gambar 2). Lesi ini biasanya terjadi di sekitar daerah papilla interdental dan pada daerah-daerah yang terdapat iritasi lokal. Lesi ini lebih sering terjadi pada rahang atas terutama di sisi vestibular pada daerah anterior dan dapat membesar menutupi mahkota gigi. Lesi ini biasanya tidak disertai nyeri, namun jika lesi membesar dapat menyebabkan ulserasi yang disertai nyeri. Selain itu, tumor kehamilan mudah berdarah jika terkena trauma. Meskipun tumor kehamilan mengecil setelah persalinan,

  23,24 tetap dibutuhkan penyingkiran semua iritasi lokal untuk menyembuhkan lesi.

  20 Gambar 2. Tumor Kehamilan c.

  Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) Penyakit periodontal disebabkan oleh bakteri anaerob gram negative. Toksin bakteri ini berupa endotoksin/lipopolisakarida (LPS), yang akan mencapai uterus melalui aliran darah dan merangsang respons inflamatori jaringan periodontal. Proses ini akan menimbulkan bakterimia. Oleh karena itu, LPS akan memicu mediator inflamatori pada organ sistemik dan jaringan periodontal, terutama sitokinin, tumor nekrosis faktor (TNF- α), interleukin (IL-1β), dan prostaglandin (PGE

  2 ) yang dapat

  mempengaruhi kehamilan. Mediator ini dapat membahayakan unit fetoplasenta dengan menimbulkan kontraksi otot rahim. Keadaan ini meningkatkan insidens

  16,25 BBLR.

  Berbagai penelitian menunjukkan hubungan antara penyakit periodontal dengan kehamilan, berupa persalinan dini, yaitu masa kehamilan kurang dari 37 minggu dan berat bayi lahir rendah (BBLR) yaitu berat badan rendah dari 2500

  16,24

  gram. Penelitian Galloway pada tahun 1931 menunjukkan adanya efek infeksi

  25,26 bakteri dari penyakit periodontal terhadap ibu hamil dan perkembangan fetus.

  Dalam Journal of Obstetrics Gynecology, Yiping Han, peneliti dari Case Western

  Reserve University

  pada tahun 2010, melaporkan ibu yang gusinya terinfeksi dapat menularkan infeksi pada janin melalui peredaran darah plasenta. Pada kasus yang diteliti terbukti kuman Fusobacterium nucleatum yang menginfeksi gusi ibu

  19 ditemukan dalam tubuh janin dan mengakibatkan keguguran.

  Ibu hamil dengan periodontitis mempunyai risiko tujuh kali lebih besar

  21,26

  daripada ibu hamil tanpa periodontitis untuk melahirkan BBLR. Penelitian

  Offenbacher

  dkk. pada 83 ibu hamil menemukan bahwa kadar PGE

  2 lebih tinggi pada wanita yang melahirkan BBLR. Hormon tersebut akan menimbulkan kontraksi pada rahim sehingga mengakibatkan kelahiran prematur. Selain itu, ditemukan juga bakteri patogen, seperti Bacteriodetes forsythus, Prevotella gingivalis, Treponema denticola

  21,26 adanya hubungan antara penyakit periodontal dengan kelahiran BBLR.

2.6 Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Pada Ibu Hamil

  Masalah kesehatan gigi dan mulut yang tidak ditangani pada masa kehamilan

  27

  dapat mempengaruhi kesehatan ibu hamil dan janinnya. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap masalah kesehatan gigi dan mulut adalah faktor tindakan ibu

  15,21

  hamil terhadap pencegahan penyakit gigi dan mulut. Hal yang dapat dilakukan selama masa kehamilan, yakni :

1. Menyikat gigi, penggunaan benang gigi (dental floss) dan obat kumur

  Menyikat gigi dan penggunaan benang gigi dilakukan setelah makan dan

  27,28

  sebelum tidur, dilanjutkan dengan berkumur dengan larutan antiseptik. Menyikat gigi dilakukan setiap hari, lama penyikatan gigi sekitar dua menit dan sikat gigi digantikan dengan yang baru setiap tiga bulan untuk menghindari iritasi jaringan lunak. Selain itu, pasta gigi yang digunakan sebaiknya mengandung fluoride untuk

  20

  mencegah terjadinya kerusakan gigi. Apabila refleks muntah timbul pada saat menyikat gigi, maka penggunaan gel fluoride (seperti 1,23% NaF) dianjurkan. Gel

  fluoride

  mengandung sedikit pemanis dan tidak ada agen busa sehingga sesuai digunakan jika rasa manis atau busa pasta gigi sebagai faktor yang menimbulkan

  20 refleks muntah.

  Penggunaan benang gigi dianjurkan untuk membersihkan daerah interdental gigi dari sisa makanan, sedangkan obat kumur larutan antiseptik untuk mengurangi prevalensi karies gigi dan pembengkakan gusi. Obat kumur yang digunakan dapat berupa obat kumur yang mengandung kombinasi 0,05% sodium flourida dan 0,12%

  28 klorheksidin pada enam bulan pertama masa kehamilan hingga persalinan.

  Plak hanya dapat disingkirkan jika penyikatan gigi dilaksanakan dengan efektif. Waktu menyikat gigi yang tepat sangat mempengaruhi keefektifan penyikatan gigi. Namun, plak gigi juga dapat terbentuk lagi dalam waktu 1 sampai 3 menit sesudah menyikat gigi. Untuk menghambat pembentukan plak kembali, penggunaan obat kumur antiseptik setelah menyikat gigi diyakin dapat mengurangi plak. Pendapat kumur dapat mengurangi pembentukan plak sekitar 20% dibandingkan dengan hanya

  29 melakukan penyikatan gigi dan menggunakan benang gigi.

  2. Berkumur–kumur setelah refluks lambung atau setelah muntah Refluks lambung atau muntah-muntah yang mengandung HCl dengan pH 1-

  1,5 dapat mengakibatkan pH di rongga mulut menjadi asam. Pada keadaan tersebut, penyikatan gigi tidak boleh dilakukan setelah muntah untuk menghindari terjadinya erosi gigi. Jadi, sebaiknya membersihkan rongga mulut dengan berkumur-kumur menggunakan air segera setelah muntah. Setelah itu, dilanjutkan berkumur larutan yang mengandung fluoride untuk memperkuat dentin dan mengurangi tingkat sensitivitas gigi terhadap asam lambung yang dikeluarkan, atau dengan larutan sodium bikarbonat yang dapat menetralisir asam pada permukaan gigi. Penyikatan

  20,28 gigi sebaiknya dilakukan satu jam setelah muntah.

  3. Mempertahankan diet seimbang Diet makanan yang seimbang yaitu pola makan 4 sehat 5 sempurna adalah sangat penting untuk kesehatan ibu dan anak. Selama kehamilan, frekuensi makan dapat meningkat karena beberapa alasan, seperti membantu mengontrol nausea, rasa lapar dan sebagainya.

  Pola makan ibu hamil dapat mempengaruhi kesehatan janin. Pola makan yang sehat penting untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang cukup untuk masing-masing ibu dan anak. Selain itu, makanan juga harus mengandung vitamin C dan D, kalsium, fosfor, protein dan fluor sesuai dengan kebutuhannya, konsep “makan untuk porsi dua

  26

  orang” sangat tidak dianjurkan. Kebutuhan kalsium pada ibu hamil meningkat sebanyak 300 hingga 500 mg selama masa kehamilan. Asupan kalsium cukup penting untuk perkembangan tulang dan gigi yang kuat, jantung yang sehat serta perkembangan otot dan saraf bayi. Selain itu, insidens muntah yang menyebabkan penurunan nafsu makan ibu hamil pada trimester pertama harus diperhatikan untuk mencegah kekurangan nutrisi. Kekurangan nutrisi dapat mengakibatkan anemia,

  

26

abortus dan pendarahan pasca persalinan.

  4. Melakukan pemeriksaan keadaan rongga mulut ke dokter gigi meminimalkan komplikasi dari penyakit yang terjadi pada masa kehamilan. Selama

  29

  masa kehamilan, kunjungan ke dokter gigi dianjurkan untuk : a.

  Perawatan jaringan lunak dianjurkan untuk menyingkirkan semua jenis iritasi lokal penyebab gingivitis dan memperbaiki restorasi atau gigi tiruan yang rusak.

  b.

  Perawatan fungsional rongga mulut berupa perbaikan fungsi gigi dan mulut, seperti penambalan karies gigi atau pembuatan gigi tiruan jika diperlukan.

  c.

  Pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Ibu hamil dianjurkan untuk mencegah kambuhnya penyakit gigi dan mulut dengan pemeliharaan kebersihan

  29 mulut di rumah dan melakukan kunjungan berkala ke dokter gigi.

  5. Menghindari narkotika, alkohol dan obat-obatan yang tidak perlu Penelitian Offenbacher dkk. pada 83 ibu hamil yang melahirkan bayi dengan berat bayi lahir rendah (BBLR), dengan memperhitungkan faktor risiko lain seperti : merokok, konsumsi alkohol, penyalahgunaan obat dan infeksi saluran kemih, ditemui

  21 adanya hubungan yang signifikan antara BBLR dengan penyakit periodontal.

  Nikotin yang terkandung dalam asap rokok dapat menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah dan hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya hipertensi. Hipertensi dapat menyebabkan penurunan suplai makanan dan oksigen fetus dan turut terjadi BBLR. Selain itu, ibu hamil yang meminum alkohol cenderung mengakibatkan kecacatan pada otak dan tubuh janin. Saat ibu yang sedang hamil meminum minuman beralkohol maka alkohol tersebut akan dibawa masuk ke dalam tubuh dan dapat dengan mudah masuk melalui plasenta menuju janin. Janin tidak dapat menolak alkohol yang masuk, akibatnya janin menjadi subjek penimbunan kadar alkohol yang

  21,26 tinggi untuk jangka waktu yang lama sehingga dapat membahayakan janinnya.

  Pemakaian obat-obatan selama kehamilan sedapat mungkin dihindari, hal ini bertujuan untuk menghindari kemungkinan terjadinya pengaruh teratogenik obat pada janin. Pengaruh teratogenik yaitu terjadi gangguan pertumbuhan janin, dapat mengakibatkan kematian janin dalam rahim, keguguran atau kecacatan bawaan yang sementara ataupun menetap. Hal yang harus diperhatikan untuk menghindari terjadinya pengaruh teratogenik obat adalah usia kehamilan, penggunaan obat-obatan

  30

Dokumen yang terkait

Pengetahuan dan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Pada Ibu Hamil di Rumah Sakit Ibu Anak Stella Maris Medan

13 188 57

Hubungan Karakteristik dan Tindakan Ibu dalam Pemeliharaan Kesehatan Gigi dengan Status Kesehatan Gigi dan Mulut Anak di SD Kecamatan Medan Tuntungan”

14 137 83

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Definisi Pengetahuan - Pengetahuan Ibu Hamil tentang Asupan Zat Gizi Mikro selama Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan

0 1 32

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pemeliharaan Kebersihan Diri Ibu Hamil di Kecamatan Medan Belawan

0 0 13

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Pengetahuan - Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Status Imunisasi Anak di Sekolah Dasar Negeri 064979 Medan

0 0 17

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Terminologi Judul 2.1.1. Definisi Rumah Sakit - Rumah Sakit Ibu dan Anak

0 2 66

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan(knowledge) - Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil Tentang Rawat Gabung di PIH RSUP Haji Adam Malik Medan.

0 0 22

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PreeklampsiaEklampsia 2.1.1 Pengertian PreeklampsiaEklampsia - Pengaruh Kepatuhan Ibu Hamil Terhadap Keberhasilan Penanganan Preeklampsia Di Rumah Sakit Ibu Dan Anak Restu Ibu Medan Tahun 2013

0 0 26

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kehamilan 2.1.1. Pengertian Kehamilan - Pengaruh Pendidikan Gizi dan Kesehatan Terhadapa Pengetahuan Gizi, Praktik Gizi, dan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil di Rumah Bersalin Gratis Rumah Zakat Medan Tahun 2014

0 0 23

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kecerdasan Emosional - Hubungan Kecerdasan Emosional Ibu dengan Perilaku Memelihara Kesehatan Gigi dan Mulut Serta Indeks Plak Gigi Anak di TK.Y.P Kristen Andreas Medan

0 1 9