PERISTIWA-PERISTIWA PENTING YANG BERKAITAN DENGAN PERKEMBANGAN BAHASA MELAYU INDONESIA
Bahasa Indonesia
Keilmuan Oleh
Roely Ardinsyah, S.Pd.,
M.Pd.
Bahasa Indonesia
Keilmuan Oleh
Roely Ardinsyah, S.Pd.,
M.Pd.PERISTIWA-PERISTIWA PENTING YANG
BERKAITAN DENGAN PERKEMBANGAN
BAHASA MELAYU INDONESIA
Tahun-tahun penting yang mengandung arti sangat menentukan dalam sejarah perkembangan bahasa Melayu/Indonesia dapat dirinci sebagai berikut.
1. Pada tahun 1901 disusun ejaan resmi bahasa Melayu oleh Ch. A. van Ophuijsen dan dimuat dalam Kitab Logat Melayu.
2. Pada tahun 1908 pemerintah mendirikan sebuah badan penerbit buku-buku bacaan yang diberi nama Commissie voor de
Volkslectuur (Taman Bacaan Rakyat), yang kemudian pada tahun
1917 diubah menjadi Balai Putaka. Balai Pustaka menerbitkan buku-buku novel, seperti Siti Nurbaya dan Salah Asuhan, buku- buku penuntun bercocok tanam, penuntun memelihara kesehatan, yang tidak sedikit membantu penyebaran bahasa Melayu di kalangan masyarakat luas.
3. Tanggal 28 Oktober 1928 merupakan saat-saat yang paling menentukan dalam perkembangan bahasa Indonesia karena pada tanggal 28 Oktober 1928 itulah para pemuda pilihan memancangkan tonggak yang kukuh untuk perjalanan bahasa Indonesia.
4. Pada tahun 1933 secara resmi berdiri sebuah angkatan sastrawan muda yang menamakan dirinya Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisyahbana dan kawan-kawan.
5. Pada tanggal 25–28 Juni 1938 dilangsungkan Kongres Bahasa Indonesia I di Solo. Dari hasil kongres di Solo ini dapat disimpulkan bahwa usaha
pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia
telah dilakukan secara sadar oleh cendekiawan dan budayawan kita saat itu.6. Pada tanggal 18 Agustus 1945 ditandatanganilah Undang undang Dasar 1945, yang salah satu
pasalnya (Pasal 36) menetapkan bahasa Indonesia
sebagai bahasa negara.
7. Pada tanggal 19 Maret 1947 diresmikan penggunaan
Ejaan Republik (Ejaan Soewandi) sebagai pengganti Ejaan van Ophuijsen yang berlaku sebelumnya.8. Kongres Bahasa Indonesia II di Medan pada tanggal
28 Oktober—2 November 1954 adalah juga salah
satu perwujudan tekad bangsa Indonesia untuk terus-menerus menyempurnakan bahasa Indonesia yang diangkat sebagai bahasa nasional dan ditetapkan sebagai bahasa negara itu.9. Pada tanggal 16 Agustus 1972 Presiden Republik Indonesia meresmikan penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan melalui pidato kenegaraan di depan sidang DPR yang dikuatkan pula dengan Keputusan Presiden No. 57, tahun 1972.
10. Pada tanggal 31 Agustus 1972 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah resmi berlaku di seluruh Indonesia.
11. Kongres Bahasa Indonesia III yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 28 Oktober–2 November 1978 merupakan peristiwa yang penting bagi kehidupan bahasa Indonesia. Kongres yang diadakan dalam rangka peringatan hari Sumpah Pemuda yang kelima puluh ini, selain memperlihatkan kemajuan, pertumbuhan, dan perkembangan bahasa Indonesia sejak tahun 1928, juga berusaha memantapkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia.
12. Kongres Bahasa Indonesia IV diselenggarakan di Jakarta pada 21 —26 November 1983. Kongres ini diselenggarakan dalam rangka peringatan hari Sumpah Pemuda yang ke 55. Dalam putusannya disebutkan bahwa pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia harus lebih ditingkatkan sehingga amanat yang tercantum dalam Garis-garis Besar Haluan Negara, yang mewajibkan kepada semua warga negara Indonesia untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, dapat tercapai semaksimal mungkin.
13. Kongres Bahasa Indonesia V juga diadakan di Jakarta pada tanggal 28
Oktober–3 November 1988. Kongres ini dihadiri oleh kira-kira tujuh
ratus pakar bahasa Indonesia dari seluruh Nusantara dan peserta tamu dari negara sahabat, seperti Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Belanda, Jerman, dan Australia. Kongres ini ditandai dengan dipersembahkannya karya besar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa kepada pecinta bahasa di Nusantara, yakni berupa (1) Kamus Besar Bahasa Indonesia, dan (2) Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.14. Kongres Bahasa Indonesia VI diadakan di Jakarta pada tanggal 28
Oktober–2 November 1993. Pesertanya sebanyak 770 pakar bahasa
dari Indonesia dan 53 peserta tamu dari mancanegara (Australia,Brunei Darussalam, Jerman, Hongkong, India, Italia, Jepang, Rusia,
Singapura, Korea Selatan, dan Amerika Serikat). Kongres mengusulkan agar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa ditingkatkanstatusnya menjadi Lembaga Bahasa Indonesia, serta mengusulkan
disusunnya Undang-undang Bahasa Indonesia.15. Kongres Bahasa Indonesia VII diselenggarakan di Hotel Indonesia Jakarta pada 26–30 Oktober 1998. Kongres ini mengusulkan dibentuknya Badan Pertimbangan Bahasa dengan ketentuan sebagai berikut.
a. Keanggotaannya terdiri atas tokoh masyarakat dan pakar yang memunyai kepedulian terhadap bahasa dan sastra.
b. Tugasnya ialah memberikan nasihat kepada Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa serta mengupayakan peningkatan status Kelembagaan Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.KEDUDUKAN DAN FUNGSI
BAHASA INDONESIA
Kedudukan Bahasa IndonesiaBahasa Indonesia memunyai kedudukan yang sangat penting, seperti yang tercantum pada ikrar ketiga Sumpah Pemuda. Bahwa bahasa Indonesia
berkedudukan sebagai bahasa nasional; kedudukan
berada di atas bahasa-bahasa daerah. Selain itu, di
dalam Undang-Undang Dasar 1945 tercantum pasal
khusus (Bab XV, pasal 36) yang menyatakan bahwa
bahasa negara ialah bahasa Indonesia. Ada dua kedudukan bahasa Indonesia sebagai berikut.a. Bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional sesuai dengan Sumpah Pemuda 1928.
b. Bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa negara sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945.
Fungsi Bahasa Indonesia
1. Bahasa Indonesia Berfungsi Sebagai Bahasa Nasional:
- Sebagai lambang kebanggaan kebangsaan
- Sebagai lambang identitas nasional
- Sebagai alat perhubungan antarwarga, antardaerah, dan antarbudaya.
- Sebagai pemersatu berbagai suku bangsa
2. Bahasa Indonesia Berfungsi Sebagai Bahasa Negara:
- Sebagai resmi kenegaraan
- Sebagai bahasa pengantar dalam dunia pendidikan
• Sebagai alat perhubungan di tingkat nasional untuk
kepentingan perencanaan dan pelaksanan pembangunan.- Sebagai alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi.
RAGAM ATAU
Ragam Baku
BERBAGAI RAGAM BAHASA
BERBAGAI RAGAM
BAHASA
Berdasarkan Cara Komunikasi
Berdasarkan Cara Pandang
Berdasarkan Cara Pandang
Penutur Penutur
Berdasarkan Topik
Berdasarkan Topik
Pembicaraan Pembicaraan
PEMAKAIAN RAGAM RESMI DAN RAGAM TAKRESMI
BERBAHASA INDONESIA DENGAN BAIK DAN BENAR
Simpulan Berbahasa Indonesia dengan Baik dan Benar
BAHASA INDONESIA KEILMUAN
Satu di antara ragam bahasa Indonesia yang digunakan untuk menyampaikan buah pikiran yang bersifat ilmiah, bersituasi resmi dengan unsur-unsur kebahasan yang bersifat baku (Saparno dkk, 1994:2).
Senada dengan pendapat Yonohudiyono dkk (ibid) menyatakan bahwa BIK adalah satu di antara ragam
bahasa yang tidak termasuk ragam dialek dan dipakai di
suasana resmi oleh para cendekiawan untuk mengkomunikasikan ilmu pengetahuan,baik secara tulis maupun lisan.FUNGSI BAHASA INDONESIA KEILMUAN DALAM RAGAM
ILMIAH
KARAKTERISTIK BAHASA INDONESIA
KEILMUAN
No . Sifat/ciri khas Defnisi Contoh dalam kalimat1. Lugas dan Lugas dan Jelas
Jelas Kalimat-kalimat BIK mengandung gagasan yang jelas dan mudah dipahami.
Para pendidik kadangkala atau bahkan sering kena getahnya oleh sebagian anak-anak memunyai tugas yang tidak ringan. (salah) Para pendidik kadang-kadang terkena akibatnya oleh sebagian anak-anak, sehingga menjadi tugas yang berat. (benar)
2. Objektif Objektif Mengungkapkan sesuatu dalam keadaaan sebenarnya, artinya tidak dipengaruhi oleh emosi pribadi pemakainya.
Taman-taman bunga di sudut kota itu membuktikan alangkah besarnya kepedulian warga pada keindahan lingkungan. (salah) Taman-taman bunga di sudut kota itu membuktikan besarnya kepedulian warga pada keindahan lingkungan. (benar) 3.
Cendekia Cendekia Mampu digunakan untuk mengungkapkan hasil berpikir logis secara tepat.
Pergeseran nilai-nilai budaya bangsa terjadi kerena pengaruh budaya barat yang masuk ke Indonesia. (tidak logis) Terjadinya pergeseran nilai-nilai budaya bangsa disebabkan oleh pengaruh budaya barat yang masuk ke Indonesia. (logis)
4. Ringkas dan Ringkas dan padat padat Pemakaian unsur bahasa di dalamnya hemat
Nilai etis tersebut di atas menjadi pedoman dan dasar pegangan hidup bagi setiap warga negara
Indonesia.
Nilai etis tersebut menjadi pedoman hidup bagi
No Sifat/ciri Defnisi Contoh dalam kalimat . khas
5. Konsisten Harus ajek, Untuk penumpang yang melimpah Konsisten taat azas, menjelang dan usai lebaran, telah selaras, dan disiapkan kendaraan yang cukup. tidak Pengusaha angkutan dihimbau berubah- mengoperasikan semua kendaraan ubah. ekstra. (tidak konsisten)
Untuk mengatasi penumpang yang melimpah menjelang dan usai lebaran, pengusaha angkutan dihimbau mengoperasikan semua kendaraan ekstra. (konsisten)
6. Gagasan Berorentasi Skripsi ini saya tulis untuk memenuhi Gagasan sebagai sebagai pada kalimat satu dari beberapa syarat memeroleh pangkal tolak pasif, bukan gelar sarjana. (berorentasi pada pangkal tolak kalimat aktif. pelaku)
Skripsi ini ditulis untuk memenuhi satu dari beberapa syarat memeroleh gelar sarjana. (bentuk kalimat pasif)
KATA DALAM BAHASA
INDONESIA Diksi (Pilihan Kata) Pengertian Diksi Makna Denotatif dan Konotatif Makna Umum dan Khusus Kata Konkret dan Abstrak Pembentukan Kata Ungkapan atau Idiomatik Sinonim Kesalahan Pembentukan Kata dan Diksi
KATA DALAM BAHASA
INDONESIA
ISTILA H DEFINISI APLIKASI
Diksi
Memilih kata yang tepat untuk menyatakan sesuatu yang ingin disampaikannya.
Untuk mengarang (karya tulis, artikel, tajuk rencana, dan esai) dan berpidato.
Makna Denotatif
Makna yang sesuai dengan apa adanya, suatu pengertian yang dikandung sebuah kata secara objektif, makna umum, dan makna konseptual.
Kata makan, bermakna memasukan sesuatu ke dalam mulut, dikunyah, dan ditelan.
Makna Konotatif
Makna asosiatif, makna yang dikaitkan dengan suatu kondisi dan situasi tertentu.
Kata kamar kecil, berarti jamban
ISTILAH DEFINISI APLIKASI
Makna Kata yang acuannya lebih Kata ikan Umum luas.
Makna Kata yang acuannya lebih Kata mujaer, lele, Khusus khusus gurami, dan tuna.
Kata meja, rumah, Kata yang acuannya Kata mobil, air, cantik, semakin mudah diserap Konkret hangat, wangi, dan pancaindra suara.
Acuan sebuah kata tidak mudah diserap pancaindra Kata Abstrak dan dapat digunakan Kata perdamaian untuk mengungkapkan gagasan yang rumit. Dua kata atau lebih yang pada asasnya memunyai Kata agung, besar,
Sinonim makna sama, tetapi dan raya. bentuknya berbeda.
ISTILAH DEFINISI APLIKASI
Pembentukan Dari dalam bahasa Kata tata bahasa, daya
Dari dalam bahasa
Kata Indonesia tarik, serba putih, hari
Indonesia jadi, tutup usia, dan lepas tangan.
Dari luar bahasa Kata bank, subjek, Indonesia (kata-kata standar, hearing, dan de terbentuk melalui facto. pungutan kata asing)
Kesalahan Pada bagian ini
a) Jaksa Agung, Marzuki Pembentukan diperlihatkan kesalahan Darusman, periksa dan Pilihan Kata pembentukan kata, baik mantan Presiden secara lisan maupun Soeharto (salah) tulis.
b) Jaksa Agung, Marzuki Darusman,
memeriksa mantan
Presiden Soeharto (benar)
Ungkapan Kontruksi khas pada
a) Menteri Dalam Negeri Idiomatik suatu bahasa yang salah bertemu Presiden Gus satu unsurnya tidak Dur. (salah) dapat dihilangkan atau
b) Menteri Dalam Negeri diganti. bertemu dengan Presiden Gus Dur. (benar)
KATA YANG SALAH KATA YANG BENAR
terdiri
Terbagi dari Terjadi disebabkan karena membicarakan tentang tergantung kepada
terdiri atas
terbagi atas terjadi dari disebabkan oleh berbicara tentang bergantung pada
KALIMAT DALAM BAHASA INDONESIA
Kalimat terdiri atas kata, frasa, dan klausa yang sudah terstruktur dipakai untuk menyampaikan ide dan gagasan, baik secara lisan maupun tulis (Ardiansyah, 2008:26).
Kalimat merupakan satuan bahasa terkecil, dalam wujud
lisan atau tulis untuk mengungkapkan pikiran yang utuh
(Arifn, 2004:58). Kalimat adalah bagian ujaran yangmemunyai struktur minimal subjek (S) dan predikat (P),
lalu intonasinya menunjukkan bagian ujaran yang sudah
lengkap dengan makna (Finoza, 2002:107). Ciri-ciri kalimat:- Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik
turun, dan keras lembut, disela jeda, serta diakhiri dengan intonasi akhir.
• Dalam wujud tulis, berupa kalimat yang dimulai dari huruf
kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda (?), tanda seru (!).
JENIS KALIMAT MENURUT STRUKTUR
GRAMATIKAL
Jenis kalimat Defnisi Contoh KalimatKalimat Tunggal Kalimat yang terdiri Mahasiswa berdiskusi atas satu subjek dan S:KB + P:KK satu predikat. Kalimat Majemuk Penggabungan dua Amerika dan Jepang Setara kalimat tunggal atau tergolong negara maju, lebih. tetapi Indonesia dan Brunei Darussalam tergolong negara berkembang. Kalimat Majemuk Satu suku kalimat yang Walaupun komputer itu
tidak Setara bebas dan satu suku dilengkapi dengan alat-alat
kalimat atau lebih yang modern, tapi masih dapat tidak bebas. mengacaukan data-data komputer itu. Ket: Bercetak miring (anak kalimat) yang tidak (induk kalimat)
Kalimat Majemuk Terdiri atas kalimat Kami pulang, tetapi mereka
Campuran majemuk setara dan masih bekerja karena kalimat majemuk tidak tugasnya belum selesai. setara (bertingkat)JENIS KALIMAT MENURUT BENTUK
Jenis kalimat Defnisi Contoh Kalimat
Kalimat yang Berklimaks
Disusun dengan diawali oleh anak kalimat dan diikuti oleh induk kalimat, gaya penyajian kalimat itu disebut
berklimaks.
Setelah 1.138 hari disekap dalam sebuah ruangan, akhirnya tiga sandera warga negara Prancis itu dibebaskan juga.
Kalimat yang Berimbang
Disusun dalam bentuk majemuk setara atau majemuk campuran, gaya penyajian kalimat itu disebut berimbang.
Jika stabilitas nasional mantap, maka masyarakat dapat bekerja dengan tenang lalu dapat beribadat dengan leluasa.
JENIS KALIMAT MENURUT
FUNGSINYA
Jenis kalimat Defnisi Contoh KalimatKalimat Pernyataan Dipakai jika penutur ingin
a. Presiden Gus Dur (Deklaratif) menyatakan sesuatu dengan mengadakan kunjungan ke lengkap pada waktu ia ingin luar negeri (Positif). menyampaikan informasi
b. Tidak semua nasabah bank kepada lawan bahasanya. memeroleh kredit lemah (Negatif).
Kalimat Pertanyaan Dipakai jika penutur ingin
a. Kapan saudara berangkat ke (Introgratif) memeroleh informasi atau Singapura? (Positif). reaksi (jawaban) yang
b. Mengapa gedung ini diharapkan. (biasanya, dibangun tidak sesuai intonasi menurun; tanda baca dengan bestek yang tanya), (bagaimana, kapan, disepakati? (Negatif). berapa, mengapa).
Kalimat Perintah dan Dipakai jika penutur ingin
a. Tolong buatkan dahulu Permintaan “menyuruh” atau “melarang” rencana pembiayaannya! (Imperatif) orang berbuat sesuatu. (Positif).
(biasanya, intonasi menurun;
b. Sebaiknya kita tidak tanda baca titik atau tanda berpikiran sempit tentang seru). hak asasi manusia (Negatif).
Kalimat Seruan Dipakai jika penutur ingin
a. Bukan, main cantiknya mengungkapkan perasaan (Positif).
“yang kuat” atau yang
b. Aduh, pekerjaan rumahnya mendadak. (biasanya, saya tidak terbawa (Negatif). ditandai oleh naiknya suara pada kalimat lisan dan dipakainya tanda seru atau tanda titik pada kalimat tulis.
MENYUSUN KALIMAT EFEKTIF
Jenis Defnisi Contoh Kalimat
Kalimat LengkapKalimat yang dapat menyampaikan informasi secara utuh, sehingga makna dapat dengan mudah dicerna oleh akal.
a. Jika harga-harga kebutuhan pokok naik (KTL).
b. Jika harga-harga kebutuhan pokok naik, maka kesengsaraan rakyat jelata akan makin bertambah (KL). Ketepatan Fungsi Kata
Kalimat yang tepat harus memiliki ketepatan fungsi pula. Apabila tidak tepat fungsinya, maka menimbulkan penyimpangan struktur.
a. Di buku ini membicarakan krisis ekonomi dunia (Kalimat tidak tepat) b. Di buku ini dibicarakan krisis ekonomi dunia
(Kalimat tepat). Ketepatan Pembentukan Kata Ketepatan pembentukan kata dalam kalimat dapat menentukan ketepatan kalimat yang bersangkutan
a. Pemerintah bantu korban bencana alam (Kalimat tidak tepat).
b. Pemerintah membantu korban bencana alam (Kalimat tepat).
Jenis Defnisi Contoh Kalimat
Kalimat Logis
Kalimat yang informasi (Proposisinya) dapat diterima oleh akal atau nalar
a. Rina menangkapkan adiknya kupu-kupu (tidak logis).
b. Rina menangkap kupu- kupu untuk adiknya (logis). Kalimat Jelas dan Tidak Ambiguitas
Kalimat yang proposisinya mudah dipahami
a. Gadis itu tidak cantik, pandai, kaya, dan ramah (tidak jelas/ambiguitas).
PARAGRAF aragraf merupakan seperangkat kalimat
P
berkaitan erat antara yang satu dengan lainnya
(Barnet, 1974:61). Selain itu, pengertian paragraf dapat dikatakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan.Paragraf merupakan seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan topik (Arifn, 2004:113). Yonohudiyono dkk (2007:15)
menyatakan bahwa paragraf merupakan bagian
tulisan yang berupa kumpulan-kumpulan kalimat yang saling berhubungan secara utuh dan padu, sehingga menjadi kesatuan pikiran.PEMBAGIAN PARAGRAF
SYARAT-SYARAT PENYUSUNAN
PARAGRAF
Keutuhan dalam Sebuah Paragraf Kalimat Topik Kalimat Penjelas Kalimat Penjelas Kalimat Penjelas Kalimat Penjelas
Menentukan Keluasan Topik dalam sebuah Paragraf Jam Akad Nikah
TOPIK Bulan Madu Pernikahan
Topik Umum Topik Sempit Topik Terbat as
PENULISAN KARYA ILMIAH
Karya Ilmiah merupakan menyajikan fakta umum yang berdasar pada ilmu pengetahuan, lalu ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar (Brotowijoyo, 1985:8—9). Oleh karena itu, suatu karya tulis disebut ilmiah, apabila karya itu telah memenuhi
syarat (hukum) ilmu pengetahuan, maka hasil tulisan
itu dapat dipresentasikan dipertemuan ilmiah. Ciri-ciri Karya Ilmiah:- Menyajikan fakta objektif secara sistematis;
- Tidak emotif;
- Tidak memuat pandangan-pandangan tanpa pendukung, kecuali dalam hipotesis kerja;
• Tidak melebih-lebihkan sesuatu dan hanya menyajikan
kebenaran fakta (Brotowijoyo, 1985:15).
Jenis Karya Ilmiah
No Nama Karya Defnisi . IlmiahSebuah tulisan yang dibuat setelah melakukan observasi, Laporan 1. kunjungan, wawancara, pembacaan literatur, eksperimen/percobaan.
Karya tulis memerlukan studi, baik secara langsung maupun tidak langsung dan disajikan dalam pertemuan Makalah 2. ilmiah seperti seminar, lokakarya, symposium, diskusi ilmiah.
Berisi hasil penelitian, baik penelitian laboratorium, penelitian lapangan, maupun penelitian kepustakaan. Hasil penelitian dibahas dan diberi komentar, simpulan yang Skripsi
3. sesuai dengan tujuan penelitian. Penulisan skripsi yang dilakukan mahasiswa biasanya dibimbing oleh dua orang dosen pembimbing sesuai dengan bidangnya.
Jenis karya ilmiah yang ditulis oleh mahasiswa strata dua (S2) sebagai syarat untuk memeroleh gelar master Tesis (Magister). Penulisan Tesis dibimbing oleh dua orang dosen
4. yang telah mencapai gelar Doktor atau guru besar (Professor), sesuai dengan bidangnya.
Karya ilmiah yang ditulis oleh mahasiswa strata tiga (S3) sebagai syarat untuk memeroleh gelar Doktor. Penulisan Disertasi disertasi dibimbing (promotor) oleh dua orang dosen yang
5. telah mencapai gelar guru besar (Professor), sesuai dengan bidangnya.
KARYA POPULER
Karya (karangan) ilmiah populer merupakan salah
satu ragam karangan faktawi (Gie, 1992:10).Karya ilmiah populer menyajikan fakta-fakta secara cermat, jujur, objektif, netral, sistematik, dan logis, serta dipaparkannya secara ringkas, jelas, tegas, dan tepat. Permasalahan yang dikemukakan berkaitan dengan topik-topik keilmuan.
Bentuk penyajiannya, karya ilmiah populer dapat digolongkan menjadi beberapa jenis, yaitu (1) tajuk rencana, (2) esai artikel, (3) pikiran
pembaca, dan (4) ulasan (berita, ekonomi, politik,
buku, dan lain-lain).Komponen-komponen
Karya Ilmiah
Komponen-komponen Komponen-komponen karya ilmiah yang berupa penting yang ada dalam Skripsi, Tesis, dan Disertasi sebuah Makalah dapat dapat dikemukakan secara dikemukakan secara runtut runtut sebagai berikut: sebagai berikut:
1) Bagian awal
1) Bagian awal
Halaman sampul/judul Halaman judul (berisi judul makalah dan nama
Halaman pengesahan penulis) Kata pengantar2) Bagian pokok/utama Daftar isi Judul makalah Daftar tabel (jika ada) Pendahuluan (berisi latar belakang masalah,
Daftar gambar (jika ada) permasalahan, dan tujuan) Abstrak Kerangka teoretik/berpikir 2) Bagian pokok/utama Pengajian dan pemecahan masalah
Pendahuluan (berisi latar belakang masalah, Simpulan dan saran permasalahan, tujuan, dan manfaat) 3) Bagian akhir Kerangka teoretik dan pengajuan hipotesis (jika Buku rujukan/literatur (sumber) diperlukan)
Lampiran (jika diperlukan) Metode penelitian Hasil penelitian, pengajuan hipotesis, dan pembahasan Simpulan, implikasi, dan saran 3) Bagian akhir Daftar Pustaka Lampiran-lampiran
SISTEM PENOMORAN DALAM KARYA ILMIAH Sistem Huruf dan Angka Model Lurus Model Lekuk
I. BAB
A. Subbab 1. …………… 2. ……………
a. ……………
b. …………… 1) ……………. 2) …………….
a) …………….
b) ……………. (1) …………… (2) …………… (a) …………… (b) ……………
I. BAB
A. Subbab 1. …………… 2. ……………
a. ……………
b. …………… 1) ……………. 2) …………….
a) …………….
b) ……………. (1) …………… (2) …………… (a) …………… (b) ……………
Sistem Digit Model Lurus Model Lekuk
I BAB
1.2.1.1 …………………
1.2.1 …………………...
1.2 Subbab
1.1.1.2 …………………..
1.1.1.1 …………………..
1.1.1 ……………………
1.1 Subbab
1.2.1.2 …………………
I BAB
1.2.1.1 …………………
1.2.1 …………………...
1.2 Subbab
1.1.1.2 …………………..
1.1.1.1 …………………..
1.1.1 ……………………
1.1 Subbab
1.2.1.2 …………………