PERISTIWA-PERISTIWA PENTING YANG BERKAITAN DENGAN PERKEMBANGAN BAHASA MELAYU INDONESIA

  

Bahasa Indonesia

Keilmuan Oleh

  

Roely Ardinsyah, S.Pd.,

M.Pd.

  

Bahasa Indonesia

Keilmuan Oleh

  

Roely Ardinsyah, S.Pd.,

M.Pd.

PERISTIWA-PERISTIWA PENTING YANG

  

BERKAITAN DENGAN PERKEMBANGAN

BAHASA MELAYU INDONESIA

  Tahun-tahun penting yang mengandung arti sangat menentukan dalam sejarah perkembangan bahasa Melayu/Indonesia dapat dirinci sebagai berikut.

  1. Pada tahun 1901 disusun ejaan resmi bahasa Melayu oleh Ch. A. van Ophuijsen dan dimuat dalam Kitab Logat Melayu.

  2. Pada tahun 1908 pemerintah mendirikan sebuah badan penerbit buku-buku bacaan yang diberi nama Commissie voor de

  Volkslectuur (Taman Bacaan Rakyat), yang kemudian pada tahun

  1917 diubah menjadi Balai Putaka. Balai Pustaka menerbitkan buku-buku novel, seperti Siti Nurbaya dan Salah Asuhan, buku- buku penuntun bercocok tanam, penuntun memelihara kesehatan, yang tidak sedikit membantu penyebaran bahasa Melayu di kalangan masyarakat luas.

  3. Tanggal 28 Oktober 1928 merupakan saat-saat yang paling menentukan dalam perkembangan bahasa Indonesia karena pada tanggal 28 Oktober 1928 itulah para pemuda pilihan memancangkan tonggak yang kukuh untuk perjalanan bahasa Indonesia.

  4. Pada tahun 1933 secara resmi berdiri sebuah angkatan sastrawan muda yang menamakan dirinya Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisyahbana dan kawan-kawan.

  5. Pada tanggal 25–28 Juni 1938 dilangsungkan Kongres Bahasa Indonesia I di Solo. Dari hasil kongres di Solo ini dapat disimpulkan bahwa usaha

pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia

telah dilakukan secara sadar oleh cendekiawan dan budayawan kita saat itu.

  6. Pada tanggal 18 Agustus 1945 ditandatanganilah Undang undang Dasar 1945, yang salah satu

pasalnya (Pasal 36) menetapkan bahasa Indonesia

sebagai bahasa negara.

  

7. Pada tanggal 19 Maret 1947 diresmikan penggunaan

Ejaan Republik (Ejaan Soewandi) sebagai pengganti Ejaan van Ophuijsen yang berlaku sebelumnya.

8. Kongres Bahasa Indonesia II di Medan pada tanggal

  

28 Oktober—2 November 1954 adalah juga salah

satu perwujudan tekad bangsa Indonesia untuk terus-menerus menyempurnakan bahasa Indonesia yang diangkat sebagai bahasa nasional dan ditetapkan sebagai bahasa negara itu.

  9. Pada tanggal 16 Agustus 1972 Presiden Republik Indonesia meresmikan penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan melalui pidato kenegaraan di depan sidang DPR yang dikuatkan pula dengan Keputusan Presiden No. 57, tahun 1972.

  10. Pada tanggal 31 Agustus 1972 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa

  Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah resmi berlaku di seluruh Indonesia.

  11. Kongres Bahasa Indonesia III yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 28 Oktober–2 November 1978 merupakan peristiwa yang penting bagi kehidupan bahasa Indonesia. Kongres yang diadakan dalam rangka peringatan hari Sumpah Pemuda yang kelima puluh ini, selain memperlihatkan kemajuan, pertumbuhan, dan perkembangan bahasa Indonesia sejak tahun 1928, juga berusaha memantapkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia.

  12. Kongres Bahasa Indonesia IV diselenggarakan di Jakarta pada 21 —26 November 1983. Kongres ini diselenggarakan dalam rangka peringatan hari Sumpah Pemuda yang ke 55. Dalam putusannya disebutkan bahwa pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia harus lebih ditingkatkan sehingga amanat yang tercantum dalam Garis-garis Besar Haluan Negara, yang mewajibkan kepada semua warga negara Indonesia untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, dapat tercapai semaksimal mungkin.

  13. Kongres Bahasa Indonesia V juga diadakan di Jakarta pada tanggal 28

Oktober–3 November 1988. Kongres ini dihadiri oleh kira-kira tujuh

ratus pakar bahasa Indonesia dari seluruh Nusantara dan peserta tamu dari negara sahabat, seperti Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Belanda, Jerman, dan Australia. Kongres ini ditandai dengan dipersembahkannya karya besar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa kepada pecinta bahasa di Nusantara, yakni berupa (1) Kamus Besar Bahasa Indonesia, dan (2) Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.

  14. Kongres Bahasa Indonesia VI diadakan di Jakarta pada tanggal 28

Oktober–2 November 1993. Pesertanya sebanyak 770 pakar bahasa

dari Indonesia dan 53 peserta tamu dari mancanegara (Australia,

Brunei Darussalam, Jerman, Hongkong, India, Italia, Jepang, Rusia,

Singapura, Korea Selatan, dan Amerika Serikat). Kongres mengusulkan agar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa ditingkatkan

statusnya menjadi Lembaga Bahasa Indonesia, serta mengusulkan

disusunnya Undang-undang Bahasa Indonesia.

  15. Kongres Bahasa Indonesia VII diselenggarakan di Hotel Indonesia Jakarta pada 26–30 Oktober 1998. Kongres ini mengusulkan dibentuknya Badan Pertimbangan Bahasa dengan ketentuan sebagai berikut.

a. Keanggotaannya terdiri atas tokoh masyarakat dan pakar yang memunyai kepedulian terhadap bahasa dan sastra.

  

b. Tugasnya ialah memberikan nasihat kepada Pusat Pembinaan dan

Pengembangan Bahasa serta mengupayakan peningkatan status Kelembagaan Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

  KEDUDUKAN DAN FUNGSI

BAHASA INDONESIA

Kedudukan Bahasa Indonesia

  Bahasa Indonesia memunyai kedudukan yang sangat penting, seperti yang tercantum pada ikrar ketiga Sumpah Pemuda. Bahwa bahasa Indonesia

berkedudukan sebagai bahasa nasional; kedudukan

berada di atas bahasa-bahasa daerah. Selain itu, di

dalam Undang-Undang Dasar 1945 tercantum pasal

khusus (Bab XV, pasal 36) yang menyatakan bahwa

bahasa negara ialah bahasa Indonesia. Ada dua kedudukan bahasa Indonesia sebagai berikut.

  a. Bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional sesuai dengan Sumpah Pemuda 1928.

  b. Bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa negara sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945.

  

Fungsi Bahasa Indonesia

  

1. Bahasa Indonesia Berfungsi Sebagai Bahasa Nasional:

  • Sebagai lambang kebanggaan kebangsaan
  • Sebagai lambang identitas nasional
  • Sebagai alat perhubungan antarwarga, antardaerah, dan antarbudaya.
  • Sebagai pemersatu berbagai suku bangsa

  2. Bahasa Indonesia Berfungsi Sebagai Bahasa Negara:

  • Sebagai resmi kenegaraan
  • Sebagai bahasa pengantar dalam dunia pendidikan
  • • Sebagai alat perhubungan di tingkat nasional untuk

    kepentingan perencanaan dan pelaksanan pembangunan.
  • Sebagai alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi.

RAGAM ATAU

  Ragam Baku

BERBAGAI RAGAM BAHASA

  

BERBAGAI RAGAM

BAHASA

Berdasarkan Cara Komunikasi

  

Berdasarkan Cara Pandang

Berdasarkan Cara Pandang

  Penutur Penutur

  

Berdasarkan Topik

Berdasarkan Topik

  Pembicaraan Pembicaraan

PEMAKAIAN RAGAM RESMI DAN RAGAM TAKRESMI

BERBAHASA INDONESIA DENGAN BAIK DAN BENAR

  Simpulan Berbahasa Indonesia dengan Baik dan Benar

BAHASA INDONESIA KEILMUAN

  Satu di antara ragam bahasa Indonesia yang digunakan untuk menyampaikan buah pikiran yang bersifat ilmiah, bersituasi resmi dengan unsur-unsur kebahasan yang bersifat baku (Saparno dkk, 1994:2).

  Senada dengan pendapat Yonohudiyono dkk (ibid) menyatakan bahwa BIK adalah satu di antara ragam

bahasa yang tidak termasuk ragam dialek dan dipakai di

suasana resmi oleh para cendekiawan untuk mengkomunikasikan ilmu pengetahuan,baik secara tulis maupun lisan.

FUNGSI BAHASA INDONESIA KEILMUAN DALAM RAGAM

  ILMIAH

  

KARAKTERISTIK BAHASA INDONESIA

KEILMUAN

No . Sifat/ciri khas Defnisi Contoh dalam kalimat

  1. Lugas dan Lugas dan Jelas

  Jelas Kalimat-kalimat BIK mengandung gagasan yang jelas dan mudah dipahami.

  Para pendidik kadangkala atau bahkan sering kena getahnya oleh sebagian anak-anak memunyai tugas yang tidak ringan. (salah)   Para pendidik kadang-kadang terkena akibatnya oleh sebagian anak-anak, sehingga menjadi tugas yang berat. (benar)

  2. Objektif Objektif Mengungkapkan sesuatu dalam keadaaan sebenarnya, artinya tidak dipengaruhi oleh emosi pribadi pemakainya.

  Taman-taman bunga di sudut kota itu membuktikan alangkah besarnya kepedulian warga pada keindahan lingkungan. (salah)   Taman-taman bunga di sudut kota itu membuktikan besarnya kepedulian warga pada keindahan lingkungan. (benar) 3.

  Cendekia Cendekia Mampu digunakan untuk mengungkapkan hasil berpikir logis secara tepat.

  Pergeseran nilai-nilai budaya bangsa terjadi kerena pengaruh budaya barat yang masuk ke Indonesia. (tidak logis)   Terjadinya pergeseran nilai-nilai budaya bangsa disebabkan oleh pengaruh budaya barat yang masuk ke Indonesia. (logis)

  4. Ringkas dan Ringkas dan padat padat Pemakaian unsur bahasa di dalamnya hemat

  Nilai etis tersebut di atas menjadi pedoman dan dasar pegangan hidup bagi setiap warga negara

Indonesia.

    Nilai etis tersebut menjadi pedoman hidup bagi

  No Sifat/ciri Defnisi Contoh dalam kalimat . khas

  5. Konsisten Harus ajek, Untuk penumpang yang melimpah Konsisten taat azas, menjelang dan usai lebaran, telah selaras, dan disiapkan kendaraan yang cukup. tidak Pengusaha angkutan dihimbau berubah- mengoperasikan semua kendaraan ubah. ekstra. (tidak konsisten)

 

  Untuk mengatasi penumpang yang melimpah menjelang dan usai lebaran, pengusaha angkutan dihimbau mengoperasikan semua kendaraan ekstra. (konsisten)

  6. Gagasan Berorentasi Skripsi ini saya tulis untuk memenuhi Gagasan sebagai sebagai pada kalimat satu dari beberapa syarat memeroleh pangkal tolak pasif, bukan gelar sarjana. (berorentasi pada pangkal tolak kalimat aktif. pelaku)

 

  Skripsi ini ditulis untuk memenuhi satu dari beberapa syarat memeroleh gelar sarjana. (bentuk kalimat pasif)

KATA DALAM BAHASA

  INDONESIA Diksi (Pilihan Kata) Pengertian Diksi Makna Denotatif dan Konotatif Makna Umum dan Khusus Kata Konkret dan Abstrak Pembentukan Kata Ungkapan atau Idiomatik Sinonim Kesalahan Pembentukan Kata dan Diksi

KATA DALAM BAHASA

  

INDONESIA

  ISTILA H DEFINISI APLIKASI

  Diksi

  Memilih kata yang tepat untuk menyatakan sesuatu yang ingin disampaikannya.

  Untuk mengarang (karya tulis, artikel, tajuk rencana, dan esai) dan berpidato.

  Makna Denotatif

  Makna yang sesuai dengan apa adanya, suatu pengertian yang dikandung sebuah kata secara objektif, makna umum, dan makna konseptual.

  Kata makan, bermakna memasukan sesuatu ke dalam mulut, dikunyah, dan ditelan.

  Makna Konotatif

  Makna asosiatif, makna yang dikaitkan dengan suatu kondisi dan situasi tertentu.

  Kata kamar kecil, berarti jamban

ISTILAH DEFINISI APLIKASI

  Makna Kata yang acuannya lebih Kata ikan Umum luas.

  Makna Kata yang acuannya lebih Kata mujaer, lele, Khusus khusus gurami, dan tuna.

  Kata meja, rumah, Kata yang acuannya Kata mobil, air, cantik, semakin mudah diserap Konkret hangat, wangi, dan pancaindra suara.

  Acuan sebuah kata tidak mudah diserap pancaindra Kata Abstrak dan dapat digunakan Kata perdamaian untuk mengungkapkan gagasan yang rumit. Dua kata atau lebih yang pada asasnya memunyai Kata agung, besar,

  Sinonim makna sama, tetapi dan raya. bentuknya berbeda.

ISTILAH DEFINISI APLIKASI

  Pembentukan Dari dalam bahasa Kata tata bahasa, daya

  Dari dalam bahasa

  Kata Indonesia tarik, serba putih, hari

  Indonesia jadi, tutup usia, dan lepas tangan.

  Dari luar bahasa Kata bank, subjek, Indonesia (kata-kata standar, hearing, dan de terbentuk melalui facto. pungutan kata asing)

  Kesalahan Pada bagian ini

  a) Jaksa Agung, Marzuki Pembentukan diperlihatkan kesalahan Darusman, periksa dan Pilihan Kata pembentukan kata, baik mantan Presiden secara lisan maupun Soeharto (salah) tulis.

  b) Jaksa Agung, Marzuki Darusman,

  memeriksa mantan

  Presiden Soeharto (benar)

  Ungkapan Kontruksi khas pada

  a) Menteri Dalam Negeri Idiomatik suatu bahasa yang salah bertemu Presiden Gus satu unsurnya tidak Dur. (salah) dapat dihilangkan atau

  b) Menteri Dalam Negeri diganti. bertemu dengan Presiden Gus Dur. (benar)

KATA YANG SALAH KATA YANG BENAR

   terdiri

   Terbagi dari  Terjadi  disebabkan karena  membicarakan tentang  tergantung kepada

   terdiri atas

   terbagi atas  terjadi dari  disebabkan oleh  berbicara tentang  bergantung pada

KALIMAT DALAM BAHASA INDONESIA

  Kalimat terdiri atas kata, frasa, dan klausa yang sudah terstruktur dipakai untuk menyampaikan ide dan gagasan, baik secara lisan maupun tulis (Ardiansyah, 2008:26).

  

Kalimat merupakan satuan bahasa terkecil, dalam wujud

lisan atau tulis untuk mengungkapkan pikiran yang utuh

(Arifn, 2004:58). Kalimat adalah bagian ujaran yang

memunyai struktur minimal subjek (S) dan predikat (P),

lalu intonasinya menunjukkan bagian ujaran yang sudah

lengkap dengan makna (Finoza, 2002:107). Ciri-ciri kalimat:

  • Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik

  turun, dan keras lembut, disela jeda, serta diakhiri dengan intonasi akhir.

  • Dalam wujud tulis, berupa kalimat yang dimulai dari huruf

  kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda (?), tanda seru (!).

  

JENIS KALIMAT MENURUT STRUKTUR

GRAMATIKAL

Jenis kalimat Defnisi Contoh Kalimat

  Kalimat Tunggal Kalimat yang terdiri Mahasiswa berdiskusi atas satu subjek dan S:KB + P:KK satu predikat. Kalimat Majemuk Penggabungan dua Amerika dan Jepang Setara kalimat tunggal atau tergolong negara maju, lebih. tetapi Indonesia dan Brunei Darussalam tergolong negara berkembang. Kalimat Majemuk Satu suku kalimat yang Walaupun komputer itu

tidak Setara bebas dan satu suku dilengkapi dengan alat-alat

kalimat atau lebih yang modern, tapi masih dapat tidak bebas. mengacaukan data-data komputer itu. Ket: Bercetak miring (anak kalimat) yang tidak (induk kalimat)

  

Kalimat Majemuk Terdiri atas kalimat Kami pulang, tetapi mereka

Campuran majemuk setara dan masih bekerja karena kalimat majemuk tidak tugasnya belum selesai. setara (bertingkat)

JENIS KALIMAT MENURUT BENTUK

  

Jenis kalimat Defnisi Contoh Kalimat

  Kalimat yang Berklimaks

  Disusun dengan diawali oleh anak kalimat dan diikuti oleh induk kalimat, gaya penyajian kalimat itu disebut

  berklimaks.

  Setelah 1.138 hari disekap dalam sebuah ruangan, akhirnya tiga sandera warga negara Prancis itu dibebaskan juga.

  Kalimat yang Berimbang

  Disusun dalam bentuk majemuk setara atau majemuk campuran, gaya penyajian kalimat itu disebut berimbang.

  Jika stabilitas nasional mantap, maka masyarakat dapat bekerja dengan tenang lalu dapat beribadat dengan leluasa.

JENIS KALIMAT MENURUT

  

FUNGSINYA

Jenis kalimat Defnisi Contoh Kalimat

  Kalimat Pernyataan Dipakai jika penutur ingin

  a. Presiden Gus Dur (Deklaratif) menyatakan sesuatu dengan mengadakan kunjungan ke lengkap pada waktu ia ingin luar negeri (Positif). menyampaikan informasi

  b. Tidak semua nasabah bank kepada lawan bahasanya. memeroleh kredit lemah (Negatif).

  Kalimat Pertanyaan Dipakai jika penutur ingin

  a. Kapan saudara berangkat ke (Introgratif) memeroleh informasi atau Singapura? (Positif). reaksi (jawaban) yang

  b. Mengapa gedung ini diharapkan. (biasanya, dibangun tidak sesuai intonasi menurun; tanda baca dengan bestek yang tanya), (bagaimana, kapan, disepakati? (Negatif). berapa, mengapa).

  Kalimat Perintah dan Dipakai jika penutur ingin

  a. Tolong buatkan dahulu Permintaan “menyuruh” atau “melarang” rencana pembiayaannya! (Imperatif) orang berbuat sesuatu. (Positif).

  (biasanya, intonasi menurun;

  b. Sebaiknya kita tidak tanda baca titik atau tanda berpikiran sempit tentang seru). hak asasi manusia (Negatif).

  Kalimat Seruan Dipakai jika penutur ingin

  a. Bukan, main cantiknya mengungkapkan perasaan (Positif).

  “yang kuat” atau yang

  b. Aduh, pekerjaan rumahnya mendadak. (biasanya, saya tidak terbawa (Negatif). ditandai oleh naiknya suara pada kalimat lisan dan dipakainya tanda seru atau tanda titik pada kalimat tulis.

MENYUSUN KALIMAT EFEKTIF

  

Jenis Defnisi Contoh Kalimat

Kalimat Lengkap

  Kalimat yang dapat menyampaikan informasi secara utuh, sehingga makna dapat dengan mudah dicerna oleh akal.

  a. Jika harga-harga kebutuhan pokok naik (KTL).

  b. Jika harga-harga kebutuhan pokok naik, maka kesengsaraan rakyat jelata akan makin bertambah (KL). Ketepatan Fungsi Kata

  Kalimat yang tepat harus memiliki ketepatan fungsi pula. Apabila tidak tepat fungsinya, maka menimbulkan penyimpangan struktur.

  a. Di buku ini membicarakan krisis ekonomi dunia (Kalimat tidak tepat) b. Di buku ini dibicarakan krisis ekonomi dunia

  (Kalimat tepat). Ketepatan Pembentukan Kata Ketepatan pembentukan kata dalam kalimat dapat menentukan ketepatan kalimat yang bersangkutan

  a. Pemerintah bantu korban bencana alam (Kalimat tidak tepat).

  b. Pemerintah membantu korban bencana alam (Kalimat tepat).

  Jenis Defnisi Contoh Kalimat

  Kalimat Logis

  Kalimat yang informasi (Proposisinya) dapat diterima oleh akal atau nalar

  a. Rina menangkapkan adiknya kupu-kupu (tidak logis).

  b. Rina menangkap kupu- kupu untuk adiknya (logis). Kalimat Jelas dan Tidak Ambiguitas

  Kalimat yang proposisinya mudah dipahami

  a. Gadis itu tidak cantik, pandai, kaya, dan ramah (tidak jelas/ambiguitas).

  PARAGRAF aragraf merupakan seperangkat kalimat

  P

berkaitan erat antara yang satu dengan lainnya

(Barnet, 1974:61). Selain itu, pengertian paragraf dapat dikatakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan.

  Paragraf merupakan seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan topik (Arifn, 2004:113). Yonohudiyono dkk (2007:15)

menyatakan bahwa paragraf merupakan bagian

tulisan yang berupa kumpulan-kumpulan kalimat yang saling berhubungan secara utuh dan padu, sehingga menjadi kesatuan pikiran.

PEMBAGIAN PARAGRAF

SYARAT-SYARAT PENYUSUNAN

  PARAGRAF

  Keutuhan dalam Sebuah Paragraf Kalimat Topik Kalimat Penjelas Kalimat Penjelas Kalimat Penjelas Kalimat Penjelas

  Menentukan Keluasan Topik dalam sebuah Paragraf Jam Akad Nikah

  TOPIK Bulan Madu Pernikahan

  Topik Umum Topik Sempit Topik Terbat as

PENULISAN KARYA ILMIAH

  Karya Ilmiah merupakan menyajikan fakta umum yang berdasar pada ilmu pengetahuan, lalu ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar (Brotowijoyo, 1985:8—9). Oleh karena itu, suatu karya tulis disebut ilmiah, apabila karya itu telah memenuhi

syarat (hukum) ilmu pengetahuan, maka hasil tulisan

itu dapat dipresentasikan dipertemuan ilmiah. Ciri-ciri Karya Ilmiah:

  • Menyajikan fakta objektif secara sistematis;
  • Tidak emotif;
  • Tidak memuat pandangan-pandangan tanpa pendukung, kecuali dalam hipotesis kerja;
  • • Tidak melebih-lebihkan sesuatu dan hanya menyajikan

    kebenaran fakta (Brotowijoyo, 1985:15).

  

Jenis Karya Ilmiah

No Nama Karya Defnisi . Ilmiah

  Sebuah tulisan yang dibuat setelah melakukan observasi, Laporan 1. kunjungan, wawancara, pembacaan literatur, eksperimen/percobaan.

  Karya tulis memerlukan studi, baik secara langsung maupun tidak langsung dan disajikan dalam pertemuan Makalah 2. ilmiah seperti seminar, lokakarya, symposium, diskusi ilmiah.

  Berisi hasil penelitian, baik penelitian laboratorium, penelitian lapangan, maupun penelitian kepustakaan. Hasil penelitian dibahas dan diberi komentar, simpulan yang Skripsi

  3. sesuai dengan tujuan penelitian. Penulisan skripsi yang dilakukan mahasiswa biasanya dibimbing oleh dua orang dosen pembimbing sesuai dengan bidangnya.

  Jenis karya ilmiah yang ditulis oleh mahasiswa strata dua (S2) sebagai syarat untuk memeroleh gelar master Tesis (Magister). Penulisan Tesis dibimbing oleh dua orang dosen

  4. yang telah mencapai gelar Doktor atau guru besar (Professor), sesuai dengan bidangnya.

  Karya ilmiah yang ditulis oleh mahasiswa strata tiga (S3) sebagai syarat untuk memeroleh gelar Doktor. Penulisan Disertasi disertasi dibimbing (promotor) oleh dua orang dosen yang

  5. telah mencapai gelar guru besar (Professor), sesuai dengan bidangnya.

KARYA POPULER

  

Karya (karangan) ilmiah populer merupakan salah

satu ragam karangan faktawi (Gie, 1992:10).

  Karya ilmiah populer menyajikan fakta-fakta secara cermat, jujur, objektif, netral, sistematik, dan logis, serta dipaparkannya secara ringkas, jelas, tegas, dan tepat. Permasalahan yang dikemukakan berkaitan dengan topik-topik keilmuan.

  Bentuk penyajiannya, karya ilmiah populer dapat digolongkan menjadi beberapa jenis, yaitu (1) tajuk rencana, (2) esai artikel, (3) pikiran

pembaca, dan (4) ulasan (berita, ekonomi, politik,

buku, dan lain-lain).

  Komponen-komponen

Karya Ilmiah

  Komponen-komponen Komponen-komponen karya ilmiah yang berupa penting yang ada dalam Skripsi, Tesis, dan Disertasi sebuah Makalah dapat dapat dikemukakan secara dikemukakan secara runtut runtut sebagai berikut: sebagai berikut:

1) Bagian awal

  1) Bagian awal

Halaman sampul/judul Halaman judul (berisi judul makalah dan nama

Halaman pengesahan penulis) Kata pengantar

  2) Bagian pokok/utama Daftar isi Judul makalah Daftar tabel (jika ada) Pendahuluan (berisi latar belakang masalah,

  Daftar gambar (jika ada) permasalahan, dan tujuan) Abstrak Kerangka teoretik/berpikir 2) Bagian pokok/utama Pengajian dan pemecahan masalah

  Pendahuluan (berisi latar belakang masalah, Simpulan dan saran permasalahan, tujuan, dan manfaat) 3) Bagian akhir Kerangka teoretik dan pengajuan hipotesis (jika Buku rujukan/literatur (sumber) diperlukan)

  Lampiran (jika diperlukan) Metode penelitian Hasil penelitian, pengajuan hipotesis, dan pembahasan Simpulan, implikasi, dan saran 3) Bagian akhir Daftar Pustaka Lampiran-lampiran

  SISTEM PENOMORAN DALAM KARYA ILMIAH Sistem Huruf dan Angka Model Lurus Model Lekuk

I. BAB

  A. Subbab 1. …………… 2. ……………

  a. ……………

  b. …………… 1) ……………. 2) …………….

  a) …………….

  b) ……………. (1) …………… (2) …………… (a) …………… (b) ……………

  I. BAB

  A. Subbab 1. …………… 2. ……………

   a. ……………

   b. …………… 1) ……………. 2) …………….

   a) …………….

   b) ……………. (1) …………… (2) …………… (a) …………… (b) ……………

  Sistem Digit Model Lurus Model Lekuk

  I BAB

   1.2.1.1 …………………

   1.2.1 …………………...

  1.2 Subbab

   1.1.1.2 …………………..

   1.1.1.1 …………………..

   1.1.1 ……………………

  1.1 Subbab

  1.2.1.2 …………………

  I BAB

  1.2.1.1 …………………

  1.2.1 …………………...

  1.2 Subbab

  1.1.1.2 …………………..

  1.1.1.1 …………………..

  1.1.1 ……………………

  1.1 Subbab

   1.2.1.2 …………………