ANALISIS PENETAPAN PRIORITAS PROGRAM UPAYA KESEHATAN DASAR (PUSKESMAS) PADA TINGKAT PEMERINTAH DAERAH (STUDI EKSPLORATIF DI KOTA BOGOR TAHUN 2013)

ANALISIS PENETAPAN PRIORITAS PROGRAM UPAYA KESEHATAN DASAR (PUSKESMAS) PADA TINGKAT PEMERINTAH DAERAH (STUDI EKSPLORATIF DI KOTA BOGOR TAHUN 2013) ANALYSIS OF PRIMARY HEALTH PROGRAM PRIORITY IN LOCAL GOVERNMENT (AN EXPLORATORY STUDY IN BOGOR CITY 2013)

Riastuti Kusuma Wardani

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

JURNAL KEBIJAKAN KESEHATAN INDONESIA

VOLUME 03

No. 04 Desember  2014

Halaman 199 - 212

Artikel Penelitian

ABSTRACT

Background: A policy is a set of conceptual proposed action in order to achieve certain goals. Some health indicators in Bogor city government has increased but some has decreased or only slightly increased. Method: The study is qualitative methods, and the informants are District health office, Puskesmas, Regional Secretary of Bogor City and Regional Representative Council of Bogor City. We cross check the data by conducting document review and observation . Results: The main actors in setting program priorities are Bogor District health office using evidence-based policy . Support is dominated by an elite group of executive government which is the City Health Office . The elite in legislative also has major effect in the form of budget determination . Overview of the process reveals that any identified problem and issues of the health center depends on the areas of concern. The process of prioritization of primary health care programs in the health center in the city of Bogor using the top-down approach. Furthermore, the Bogor district health office is also coordinating and disseminate at the level of higher government organizers. Prioritization output of primary health care programs in health centers vary in accordance with their respective problems working areas. The program remains in accordance with the basic policy of mandatory basic health centers to run the affairs of primary health care . Conclusions: human resources, support and demand is the necessary input to the priority-setting process, howoever a larger portion of health office still affect prioritization. Bottom- up approach needs to be done on the basis of the data.

Keywords: program prioritization, Primary Health Care, Public health center

ABSTRAK

Kebijakan adalah serangkaian konsep tindakan yang diusulkan dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Beberapa indikator pembangunan kesehatan pemerintah daerah Kota Bogor mengalami peningkatan namun ada pula yang mengalami penurunan atau meningkat tetapi tidak signifikan. Metode: metode kualitatif dengan Informan ; Dinkes Kota, Puskesmas, Sekda Kota Bogor, DPRD Kota Bogor. Cross cek data dengan melakukan telaah dokumen dan observasi. Hasil: Input;aktor utama dalam penetapan prioritas program adalah Dinas Kesehatan Kota Bogor dengan evidence base policy. Dukungan didominasi oleh kelompok elit eksekutif pemerintah adalah Dinas Kesehatan Kota. Kelompok elit legislative juga memberikan pengaruh, dalam bentuk penetapan

anggaran. Gambaran proses : Identifikasi masalah dan isu tergantung pada permasalahan Puskesmas. Proses penetapan prioritas program pelayanan kesehatan dasar pada Puskesmas di Kota Bogor menggunakan metode top down. Selanjutnya dinas pula yang melakukan koordinasi dan sosialisasi pada level penyelenggara pemerintahan yang lebih tinggi. Output penetapan prioritas program pelayanan kesehatan dasar pada Puskesmas berbeda-beda sesuai dengan permasalahan masing-masing wilayah kerjanya. Program tetap sesuai dengan kebijakan dasar Puskesmas menjalankan urusan wajibnya primary health care. Kesimpulan: SDM, dukungan dan tuntutan merupakan masukan bagi proses penetapan prioritas dengan porsi Dinkes lebih besar mempengaruhi penetapan prioritas. Pendekatan bottom up perlu dilakukan dengan berdasar pada data.

Kata Kunci: penetapan prioritas program, yankesdas, Puskesmas

PENGANTAR

Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, ke- mauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap or- ang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Derajat kesehatan masyara- kat dapat dilihat dari berbagai indikator yaitu indikator angka harapan hidup, kematian dan status gizi ma-

syarakat 1 . Desentralisasi bidang kesehatan adalah salah satu upaya pemerintah dalam rangka memper- cepat pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Bentuk upaya tersebut, salah satunya adalah dengan mendekatkan pelayanan kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya program yang efektif, efisien dan tepat sasaran.

Kota Bogor secara geografis kedudukannya di tengah-tengah wilayah Kabupaten Bogor serta lokasi- nya sangat dekat dengan Ibukota Negara, merupakan potensi yang strategis bagi perkembangan dan per- tumbuhan ekonomi dan jasa, pusat kegiatan nasio- nal untuk industri, perdagangan, transportasi, komu-

nikasi, dan pariwisata 2 . Namun hal ini tidak serta

Riastuti Kusuma Wardani: Analisis Penetapan Prioritas Program

merta memberikan dampak positif bagi gambaran BAHAN DAN CARA PENELITIAN

status kesehatan masyarakatnya. Penelitian ini menggunakan studi kualitatif. Studi Beberapa indikator pembangunan kesehatan pe- kualitatif dilakukan untuk mengumpulkan dan meng- merintah daerah Kota Bogor mengalami peningkatan gali data sekomprehensif mungkin yang diperoleh namun ada pula yang mengalami penurunan atau dari berbagai sumber terkait. Kajian kebijakan kese- meningkat tetapi tidak signifikan. Umur harapan hatan ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran hidup pada tahun 2009 68, 77 menjadi 68, 87 pada tentang penetapan prioritas program upaya kese- tahun 2010. Angka kematian bayi yang semula 3, hatan di Kota Bogor dengan menggunakan pendekat-

55 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2010 menjadi an kebijakan kesehatan sebagai sebuah sistem 5 .

2, 37 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2011. Pengumpulan data diperoleh melalui telaah doku- Penyebab kematian bayi tertinggi adalah karena men, observasi dan wawancara mendalam pada infor- infeksi sebesar 40,91%. Kematian ibu pada tahun man. Telaah dokumen dilakukan untuk mendapatkan 2010 sebesar 13 kasus menurun signifikan menjadi data tentang berbagai kebijakan yang berkaitan

7 kasus dan semuanya terjadi pada ibu bersalin de- dengan masukan, proses dan keluaran prioritas pro- ngan penyebab tertinggi adalah perdarahan sebesar gram upaya kesehatan di Kota Bogor pada tahun

71, 43%. Angka kesakitan di Kota Bogor, Infeksi 2013. Saluran Pernapasan Akut merupakan penyakit de-

Lokasi Penelitian ditentukan berdasarkan keter- ngan angka tertinggi dibandingkan 10 penyakit lain- kaitan dengan permasalahan dan tujuan penelitian 6 , nya pada semua kelompok umur sebesar 35,65% 3 . adalah Dinas kesehatan, Puskesmas, Sekda dan Indikator lain yang juga menggambarkan sta- DPRD. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Agus- tus kesehatan masyarakat dan merupakan salah satu tus-September 2013. Penelitian ini menggunakan penentu keberhasilan pembangunan kesehatan di- analisis data kualitatif yang dikembangkan oleh suatu wilayah adalah angka status gizi. Angka sta- Milles dan Huberman yang lebih dikenal dengan ana-

tus gizi buruk di Kota Bogor masih tinggi dan meng- lisis interaktif (interactive models of analysis) 7 . Ana- alami peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu lisis interaktif terdiri dari tiga komponen utama, yaitu 0,36% (2010) menjadi 0,80% (2011). Obesitas pada reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesim- anak SD angkanya juga mengalami peningkatan pulan yang dilakukan dalam bentuk interaktif dengan signifikan dari tahun sebelumnya 6,3% (2010) menja- proses pengumpulan data sebagai suatu siklus. di 27,04% (2011). Tidak hanya itu kasus anemia pada

anak SD pun juga masih ditinggi di Kota Bogor. Ber- HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN beda halnya dengan indikator PHBS di Kota Bogor Input Dalam Penetapan Prioritas Program yang setiap tahunnya mengalami peningkatan na- Pelayanan Kesehatan Dasar Sumber Daya

Dalam penetapan prioritas program pelayanan Puskesmas merupakan upaya pelayanan kese- kesehatan dasar pada tingkat Dinas Kesehatan Kota hatan pertama yang memiliki kewajiban untuk mem- dilakukan oleh masing-masing bidang, yaitu 1) Bi- berikan upaya pelayanan kesehatan dasar. Puskes- dang pembinaan kesehatan keluarga, dan 2) bidang mas di Kota Bogor dalam penyelenggaraan pelayan- pemberdayaan kesehatan masyarakat, bidang pen- annya masih di bawah Dinas Kesehatan Kota Bogor. cegahan, pengendalian dan penyehatan lingkungan Berdasarkan gambaran pada paragraph sebelumnya dan bidang pelayanan kesehatan. Pertemuan untuk tentang indikator status kesehatan masyarakat kota penetapan prioritas program dilakukan setiap tahun Bogor yang belum tercapai dan masih di bawah stan- yang diketuai oleh bidang Pelayanan Kesehatan dar nasional maka menjadi pertanyaan bagi siapapun Dasar. Hal ini berdasarkan hasil wawancara terhadap termasuk peneliti tentang penetapan prioritas pro- Kepala seksi pelayanan kesehatan dasar : gram upaya kesehatan dasar di Puskesmas pada Dinkes Kota Bogor.

mun masih dibawah SPM 65% yaitu 50,52% (2011) 3 .

“…penetapan program melibatkan seluruh

Kebijakan adalah serangkaian konsep tindakan bidang; bidang pembinaan kesehatan keluar-

ga, bidang pemberdayaan kesehatan masya-

yang diusulkan oleh seseorang atau sekelompok

rakat, bidang pencegahan, pengendalian dan

orang atau pemerintah dalam satu lingkungan terten-

penyehatan lingkungan dan bidang pelayanan

tu dengan menunjukkan hambatan-hambatan dan

kesehatan.…bidang-bidang tersebut dengan pr ioritasnya

peluang terhadap pelaksanaan usulan tersebut da- masing-masing…” lam rangka mencapai tujuan tertentu 4

mereka

(DinKes)

. Tujuan pene-

litian ini adalah untuk mengetahui gambaran pene- Peran bidang-bidang tersebut sangat menentu- tapan prioritas program upaya kesehatan dasar di kan program yang tepat untuk penyelesaian perma-

Pemerintah Daerah Kota Bogor tahun 2013.

200  Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 03, No. 4 Desember 2014

Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia

salahan kesehatan di Kota Bogor. Selain bidang- pelayanan kesehatan secara komprehensif dalam bidang tersebut terdapat aktor lain yang menentukan bentuk Peraturan Daerah. Selain itu fungsi anggaran prioritas program di Kota Bogor diantaranya adalah dan pengawasan terhadap pelaksanaan dari rencana Kepala Puskesmas. Kepala Puskesmas secara pembangunan bidang kesehatan secara komprehen- garis struktural berada dibawah wewenang Dinas sif. Penetapan prioritas program bidang kesehatan Kesehatan Kota langsung. Seluruh kepala puskes- biasanya disesuaikan dengan visi misi pembangun- mas yang diwawancarai menjelaskan bahwa aktor an daerah yang tertuang dalam rencana strategi pem- yang berperan dalam penetapan prioritas program bangunan empat Kota Bogor. Dinas kesehatan kota pada level puskesmas adalah seluruh bidang kerja melaporkan segala bentuk program yang dilakukan yang ada di puskesmas terlibat dalam kegiatan ini. sesuai dengan anggaran yang dibuat kepada DPRD. Baik yang terkait pelayanan langsung maupun tidak Hal ini dikarenakan fungsi DPRD sebagai control langsung. Pembagian bidang kerja pada puskesmas penyelenggara pembangunan. mengikuti kebijakan dari pemerintah pusat yang

Hal ini juga didukung oleh pernyataan dari Se- mengatur tentang manajemen puskesmas dan kretaris Daerah yang mengurusi salah satunya untuk sesuai dengan fungsi puskesmas sebagai Primary sektor kesehatan. Menurutnya penetapan prioritas

program untuk pelayanan kesehatan dasar pada pus- Program kesehatan merupakan keputusan kesmas itu sangat teknis oleh dinas kesehatan. Ter- yang dibuat oleh pihak yang bertanggungjawab ter- penting adalah tidak bertentangan dengan Rencana hadap bidang kesehatan. Para pembuat keputusan Strategi Pembangunan Kota Bogor dan bersinergi- tersebut disebut juga elit kebijakan yang terdapat sasi dengan Pembangunan pada sektor lainnya. Pe- pada semua tingkatan pusat dan daerah. Keputusan ran Sekretaris daerah membantu Walikota dalam dari para elit kebijakan untuk menjadi suatu kebijak- mengkoordinasi, menyusun kebijakan, memantau an/program kesehatan adalah pilihan atau tidak dari dan menilai Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Dae- para elit tersebut. Termasuk kegagalan dalam meng- rah. Dinas kesehatan kota melalui Kepala Dinasnya ambil keputusan atau bertindak terhadap suatu melaporkan segala bentuk aktivitasnya pada rapat

Health Care (basic six) 8 .

koordinasi pemerintah daerah yang diketuai walikota Dalam UU No. 32/2004 tentang Pemerintah Dae- dengan difasilitasi Sekertaris Daerah yang sangat rah dijelaskan bahwa penyelenggaraan urusan peme- sesuai hasil tersebut dengan Peraturan Daerah Kota rintahan di daerah adalah oleh pemerintah daerah Bogor No. 3/2010 yang mengatur tentang Organisasi dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pemban- Perangkat Daerah pasal 4 (ayat 1 dan 2). Sekretariat tuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam Daerah mempunyai tugas dan kewajiban membantu sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indo- Walikota dalam menyusun kebijakan dan mengkoor- nesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Un- dinasikan Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Dae- dang Dasar Negara Republik Indonesia 1945. Dewan rah. Untuk melaksanakan tugas dan kewajiban Se- Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) mempunyai kretariat Daerah mempunyai fungsi: penyusunan fungsi legislasi, anggaran dan pengawasan. (9)

permasalahan kesehatan 1 .

kebijakan Pemerintahan Daerah, pengkoordinasian Selain itu menurut Peraturan Daerah No. 3/2010 pelaksanaan tugas Dinas Daerah dan Lembaga Tek- tentang Organisasi Perangkat Daerah Kota Bogor nis Daerah, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan bahwa penentu kebijakan pada level lokal daerah kebijakan Pemerintahan Daerah, pembinaan admi- bukan hanya eksekutif tetapi juga lembaga legisla- nistrasi dan aparatur Pemerintahan Daerah, pelak- tive. Oleh karena itu dalam penelitian ini juga men- sanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota

jelaskan peran DPRD Kota Bogor dalam penentuan sesuai dengan tugas dan fungsinya 10 . prioritas program pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas 10 .

Tuntutan

Berdasarkan hasil wawancara dengan anggota Tuntutan merupakan salah satu masukan pada dewan komisi D yang membidangi kesejahteraan sistem politik dalam penetapan kebijakan. Pada masyarakat bahwa peran mereka tidak bersifat spe- penelitian ini yang dimaksud dengan tuntutan pada sifik teknis pada penetapan prioritas program pada penetapan prioritas program upaya kesehatan dasar upaya pelayanan kesehatan dasar pada Puskes- pada puskesmas adalah masalah kesehatan masya- mas. Namun tetap DPRD mengetahui secara rinci rakat yang mendorong tindakan individu dan kelom- program pembangunan kesehatan dan melegalkan- pok yang bertanggungjawab pada bidang kesehatan nya, berikut dengan rencana anggarannya. Secara untuk memenuhi kepentingan dan nilai-nilai

normatif peran mereka hanya membuat aturan terkait mereka 11 .

Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 03, No. 4 Desember 2014  201

Riastuti Kusuma Wardani: Analisis Penetapan Prioritas Program

Berdasarkan hasil wawancara mendalam de- program dihapuskan, ada intervensi dari pihak Dinas ngan pihak Dinas Kesehatan Kota bahwa penetapan Kesehatan Kota yang secara garis struktural puskes- prioritas program upaya kesehatan dasar pada pus- mas memang berada dibawah langsung Dinas

kesmas ditentukan oleh masing-masing bidang, se- Kesehatan 10 .

perti disebutkan pada paragraph sebelumnya. Bidang-bidang tersebut menetapkan prioritas berda-

“..prioritas pr ogram kita tergantung dari

sarkan pada hasil evaluasi program yang dilakukan dinas, prioritas juga disesuaikan dengan

aturan yang berlaku…evaluasi dilakukan per

per bulan, per tengahan dan akhir tahun. Melihat

program, lumayan kerja Puskesmas dengan

trend dari keberhasilan program dan kinerja dari pro-

SD yang terbatas ada banyak yang harus kita

gram yang telah direncanakan pada awal tahun pro-

lakukan dan kita juga memberikan pelayanan

gram. Dinas Kesehatan menjemput bola dengan langsung ke masyarakat..” (Puskesmas A) melihat langsung pelaksanaan program dan meng-

“..prioritas program menyesuaikan dengan

evaluasinya serta membaca laporan tertulis yang

program yang dicanangkan oleh dinas kes

dibuat oleh pihak Puskesmas.

baik kota, propinsi dan kemenkes..evaluasi dilakukan per program”(Puskesmas B)

“…program kami per bidang dan prioritas puskesmas per program dan pemantauan

“…prioritas program tergantung dari masing- masing

juga disesuaikan dengan pr ogram yang langsung..” (DinKes)

bidang

berdasarkan

lapor an

dibuat oleh dinkes, baik kota, pr opinsi maupun

kemenkes… penilaian kinerja program kita lakukan rutin per bulan dan per

Penetapan prioritas program juga harus mem-

tahun

untuk

laporan ke Dinkes..”

pertimbangkan sinergisasi dengan pembangunan

(Puskesmas C)

daerah Kota Bogor secara keseluruhan. Program juga tidak boleh bertentangan dengan kebijakan pem-

Penetapan prioritas program pelayanan kese- bangunan kesehatan yang berlaku, baik itu berasal hatan dasar pada puskesmas di wilayah Kota Bogor dari pusat maupun propinsi.

ditentukan berdasarkan kebijakan yang berlaku se- Hal ini ini terlihat dari dokumen profil kesehatan perti Peraturan Daerah tentang Pelayanan Kese-

Kota Bogor tahun 2011. Pada bab dua dijelaskan hatan, Rencana Strategis Pembangunan Kota Bogor hal apa saja yang menjadi pertimbangan arah pemba- 2010-2020, Rencana Induk Pembangunan Kesehat- ngunan kesehatan di Kota Bogor termasuk prioritas an Kota Bogor 2010-2020 dan Rencana Strategis program untuk pelayanan kesehatan dasar di pus- Dinas Kesehatan Kota Bogor 2010-2020 dengan te-

kesmas 3 . Tidak hanya pada profil kesehatan saja, tap mengedepankan data sebagai justifikasi terha- sinergisasi yang coba diaktualisasikan pemerintah dap program. Kota Bogor pada penyelenggaraan pembangunan di

daerah khususnya untuk sektor kesehatan tertuang Dukungan

dalam rencana induk pembangunan kesehatan Kota Dukungan dalam sistem politik sehingga mem- Bogor tahun 2010-2015. Dokumen pemerintah dae- pengaruhi kebijakan adalah ketika kelompok-kelom-

rah ini dikeluarkan oleh Badan Perencanaan Pemba- pok dan individu mematuhi hasil pemilu, membayar ngunan Daerah yang pada proses pembuatannya pajak, mematuhi hukum, dan sebaliknya menerima melibatkan Dinas Kesehatan Kota yang merupakan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh sistem

politik dalam menanggapi tuntutan. Jumlah dukungan Croscek data dilakukan dengan wawancara untuk sistem politik menunjukkan sejauh mana itu

leading sector kesehatan 12 .

pada puskesmas. Hasil informasi yang didapatkan dianggap sebagai sah, atau sebagai otoritatif dan mengikat warganya dari semua puskesmas menjelaskan bahwa dalam 11 .

penetapan prioritas program pelayanan kesehatan Hal ini jika dikaitkan dengan kebijakan kesehat- dasar di puskesmas ditentukan oleh Dinas Kese- an maka dukungan yang dimaksud adalah ketika

hatan. Tiap bulan dan tahun puskesmas melakukan kelompok-kelompok dan individu menyetujui dan me- penilaian terhadap kinerja program yang kemudian matuhi keputusan program kesehatan yang dihasil- dilaporkan kepada Dinas Kesehatan Kota. Jika kan oleh pemerintah untuk menyelesaikan permasa- terdapat kinerja yang buruk dalam implementasi pro- lahan kesehatan masyarakat. Dukungan terhadap gram biasanya dilakukan asistensi oleh pihak Dinas penetapan prioritas program adalah ketika keseluruh- Kesehatan Kota. Asistensi dilakukan oleh bidang an elit kebijakan di Kota Bogor menyetujui dan yang bertanggungjawab terhadap program yang mematuhi prioritas program pelayanan kesehatan mengalami kinerja buruk. Sehingga tidak serta merta dasar pada puskesmas.

202  Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 03, No. 4 Desember 2014

Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia

Dinas kesehatan Kota melalui Kepala Dinasnya kebijakan pada tingkat pusat. Selain itu berdasarkan melakukan koordinasi dan sosialisasi kepada seluruh Perda yang mengatur tentang Organisasi Perangkat unsur penyelenggara pemerintahan daerah terhadap Daerah dan UU tentang Pemerintah Daerah bahwa program yang direncanakan untuk mendapatkan Kesehatan merupakan urusan wajib pemerintah dukungan dan pengesahan. Pengesahan terhadap daerah yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan program dilakukan oleh Walikota dan DPRD tentu- Kota/Kabupaten 9,10 . nya dengan pertimbangan kelayakan dan kesesuaian

Secara normative permasalahan kesehatan program dengan visi misi pembangunan daerah Kota merupakan permasalahan publik. hal ini dikarenakan Bogor.

kesehatan menyangkut pemenuhan hajat hidup ma- nusia. Pemerintah merupakan pihak yang bertang-

“..ada rapat

gungjawab terhadap pemenuhan hak tersebut 8 . De-

eksternal.. lintas pr ogram dan sektor dan

dengan DPR D sebagai penentu anggaran..

ngan maksud semua warga masyarakat bisa menik-

selama ini tidak adan kesulitan asal jelas

mati kesehatan tanpa disparitas status sosial ekono-

peruntukannya..” (Dinkes)

mi dan geografis. Ini merupakan prinsip pembangun- an kesehatan yang tertuang dalam SKN tahun 2009

Dukungan tidak hanya berasal dari Walikota yaitu prinsip keadilan dan pemerataan untuk menca- dengan aparaturnya dan DPRD, tetapi juga oleh pai tujuan pembangunan kesehatan “ Sehat untuk

masyarakat. Hal ini didukung dengan pernyataan dari semua 2005-2025” 13 .

pihak puskesmas. Seluruh puskesmas menjelaskan Menurut ketentuan perundangan tentang Peme- bahwa puskesmas memiliki program mini lokakarya rintahan Daerah, Kesehatan merupakan sektor wajib

yang melibatkan seluruh kelompok yang ada dima- yang harus dijalankan oleh pemerintah daerah. Pe- syarakat antara lain: karang taruna, lurah dan seluruh merintah daerah wajib memenuhi hak warga masya- jajarannya yang terkait dengan kesehatan, tokoh aga- rakatnya terhadap pemenuhan kebutuhan kesehat-

ma, PKK, kader kesehatan, majlis taklim dan lain- an 9 . Termasuk didalamnya adalah pelayanan kese- lain. Puskesmas sebagai fasilitator dalam pertemuan hatan dasar Puskesmas. Terlebih menurut Sistem tersebut. Berikut kutipan pernyataannya :

Kesehatan Upaya Pelayanan Kesehatan masyara-

kat Puskesmas merupakan strata pertama upaya

“…kegiatan minilokakar ya

dikelurahan

membahas tentang program kesehatan yang

kesehatan yang dekat dengan masyarakat. Puskes-

sudah dilakukan puskesmas dan permasa-

mas juga dikatakan sebagai Upaya kesehatan

lahan-permasalahan kesehatan yang muncul

berbasis Masyarakat 13 .

dimasyarakat..” (Puskesmas A) “… ada pertemuan dengan masyarakat lewat

Proses Penetapan Prioritas Program Pelayanan

kelurahan, nama kegiatannya minilokakarya

Kesehatan Dasar

yang diadakan di kelurahan, kami mengun-

Proses yang dimaksud adalah melihat kepada

dang lurah, rt/rw, tokoh agama, kader …” (Puskesmas B)

cara bagaimana kebijakan dimulai, dikembangkan atau disusun, dinegosiasi, dikomunikasikan, dilaksa-

“…minilokakarya di kelurahan dengan meng-

nakan dan dievaluasi. Pendekatan yang paling sering

undang perwakilan masyarakat membahas

digunakan untuk memahami proses kebijakan adalah

tentang permasalahan kesehatan yang mun- cul di masyarakat dan program kesehatan

dengan menggunakan apa yang disebut ‘tahapan

dari puskesmas yang sudah berjalan…”

heuristiks’. Maksudnya adalah membagi proses

(Puskesmas C)

kebijakan menjadi serangkaian tahapan sebagai alat yang normatif dan tidak selalu menunjukkan apa

Hasil dari pertemuan tersebut kemudian menjadi yang sebenarnya terjadi didunia nyata. Namun, se- bagian dari evidence base dalam penetapan program rangkaian tahapan ini membantu untuk memahami pelayanan kesehatan dasar pada Puskesmas. Na- penyusunan kebijakan dalam tahapan©\tahapan mun tetap penentuan penetapan program merupakan yang berbeda, yaitu 1) Identifikasi masalah dan isu: kewenangan Dinas Kesehatan Kota. Hal ini juga menemukan bagaimana isu – isu yang ada dapat sesuai dengan penjelasan dari Dinas Kesehatan Kota masuk kedalam agenda kebijakan, mengapa isu – bahwa penetapan prioritas program pelayanan isu yang lain justru tidak pernah dibicarakan, 2) Peru- kesehatan dasar pada Puskesmas ditetapkan oleh musan kebijakan: menemukan siapa saja yang terli- dinas karena terkait penentuan anggaran kegiatan bat dalam perumusan kebijakan, bagaimana kebijak- per tahun dan menyesuaikan dengan kebijakan yang an dihasilkan, disetujui, dan dikomunikasikan. Peran berlaku baik pada tingkat pemerintah daerah maupun penyusunan kebijakan dalam pemerintahan serta pi-

Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 03, No. 4 Desember 2014  203

Riastuti Kusuma Wardani: Analisis Penetapan Prioritas Program

hak©\pihak yang terkait, 3) Pelaksanaan Kebijakan:

Puskesmas maupun pemantauan langsung

tahap ini yang paling sering diacuhkan dan sering

oleh dinas..”(Dinkes)

dianggap sebagai bagian yang terpisah dari kedua tahap yang pertama. Namun, tahap ini yang diperde-

Hasil ini juga didukung dengan hasil telaah doku- batkan sebagai tahap yang paling penting dalam pe- men yaitu terdapat instrument yang dipergunakan nyusunan kebijakan sebab bila kebijakan tidak dilak- untuk menilai kinerja puskesmas. Pedoman tersebut sanakan, atau dirubah selama dalam pelaksanaan, dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Ba- sesuatu yang salah mungkin terjadi dan hasil kebi- rat. Instrument tersebut mempunyai tujuan dan man- jakan, dan 4) Evaluasi kebijakan: temukan apa yang faat, antara lain: terjadi pada saat kebijakan dilaksanakan – bagaima- Tujuan penilaian kinerja puskesmas: na pengawasannya, apakah tujuannya tercapai dan -

Mendapatkan gambaran tingkat pencapaian apakah terjadi akibat yang tidak diharapkan. Tahapan

hasil cakupan dan mutu kegiatan serta mana- ini merupakan saat dimana kebijakan dapat diubah

jemen Puskesmas pada akhir tahun kegiatan. atau dibatalkan serta kebijakan yang baru ditetap- -

Mengetahui tingkat kinerja Puskesmas pada kan 1 .

akhir tahun berdasarkan urutan peringkat kate- Pada tahap proses penetapan prioritas program

gori kelompok Puskesmas. ini yang menggunakan konsep Policy Making menu- -

Mendapatkan informasi analisis kinerja Pus- rut Easton. Setiap tahapan dalam penyusunan kebi-

kesmas dan bahan masukan dalam penyusun- jakan diteliti dimulai dari identifikasi masalah dan

an rencana kegiatan Puskesmas dan Dinas Ke- isu, perumusan kebijakan, pelaksanaan dan evaluasi

sehatan kabupaten/ Kota untuk tahun yang akan kebijakan. Hal ini dengan maksud untuk mendapat

datang.

gambaran setiap tahapan tersebut dalam mempe- Manfaat penilaian kinerja puskesmas: ngaruhi penetapan prioritas program pelayanan -

Puskesmas mengetahui tingkat pencapaian kesehatan dasar di puskesmas.

prestasi kunjungan dibandingkan dengan target Pada tahapan identifikasi masalah dan isu kese-

yang harus dicapai.

hatan terutama yang terkait dengan pelayanan kese- - Puskesmas dapat melakukan identifikasi dan hatan dasar pada puskesmas. Wawancara dilaku-

analisis masalah, mencari penyebab dan latar kan pertama kepada pihak dinas kesehatan kota

belakang serta hambatan masalah kesehatan sebagai informan utama dalam penelitian ini. Hal ini

di wilayah kerjanya berdasarkan adanya kesen- didasarkan pada Undang-Undang tentang Otonomi

jangan pencapaian kinerja Puskesmas. Daerah yang menjelaskan bahwa pemerintah daerah -

Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten/ mempunyai tanggungjawab terhadap urusan kese-

Kota dapat menetapkan tingkat urgensi suatu hatan di daerahnya 9 . Selain itu diperjelas kembali

kegiatan untuk dilaksanakan segera pada tahun oleh Peraturan Daerah pemerintah Kota Bogor ten-

yang akan datang berdasarkan prioritasnya. tang Organisasi Perangkat Daerah yang mana dinas -

Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota dapat mene- yang bertanggungjawab terhadap penyelenggaraan

tapkan dan mendukung kebutuhan sumberdaya

kesehatan adalah Dinas Kesehatan Kota 10 . Sehing-

Puskesmas dan urgensi pembinaan Puskes-

ga tepat jika Dinas Kesehatan Kota dijadikan sebagai

mas 14 .

informan utama dalam penelitian ini. Menurut hasil wawancara dengan beberapa infor-

Dokumen lain yang mendukung hasil wawan- man di Dinas Kesehatan Kota bahwa seluruh infor- cara adalah SOP pelayanan yang dimiliki oleh pus- man menjelaskan identifikasi masalah kesehatan kesmas yang menjelaskan tentang proses yang masyarakat yang terkait dengan pelayanan kese- dilakukan oleh puskesmas dalam menilai dan mene- hatan dasar di Puskesmas berdasarkan pada hasil tapkan program puskesmas. Salah satu proses yang evaluasi program. Hasil evaluasi yang dimaksud dilakukan adalah melakukan dialog dengan masya- adalah baik yang dilakukan oleh Puskesmas maupun rakat dan aparat pemerintah desa. Minilokakarya oleh Dinas Kesehatan langsung sesuai dengan juga merupakan program wajib yang harus dilakukan bidang kerjanya. Terdapat beberapa laporan evaluasi puskesmas menurut ketentuan dari dinas kesehatan yang menjadi landasan dalam penetapan prioritas dalam merencanakan dan melaksanakan program program antara lain laporan bulanan dan tahunan. puskesmas. Berikut salah satu kutipan wawancaranya :

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggungjawab

“…analisis masalah ber dasarkan hasil evaluasi program baik berupa laporan dari

menyelenggarakan pembangunan kesehatan di

204  Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 03, No. 4 Desember 2014

Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 03, No. 4 Desember 2014  205

Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia

suatu wilayah kerja. Dalam kedudukannya, puskes- mas merupakan bagian dari Sistem Kesehatan Na- sional, Sistem Kesehatan/Kota dan Sistem Pemerin-

tahan Daerah 15 . Sehingga dapat disimpulkan bahwa identifikasi masalah dan isu pelayanan kesehatan dasar pada puskesmas berdasarkan pada laporan rutin program puskesmas baik tertulis maupun obser- vasi langsung dan kebijakan yang berlaku, baik yang berasal dari pusat, propinsi maupun kota. Selain itu juga ada hasil pertemuan mini lokakarya yang men- jadi bahan pertimbangan dalam penentuan penetapan prioritas program. Identifikasi masalah dan isu pro- gram pelayanan kesehatan dasar pada puskesmas tergantung pada apa yang menjadi permasalahan di wilayah kerja puskesmas masing-masing dan tidak bertentangan dengan kebijakan atau peraturan yang berlaku baik berasal dari pusat, propinsi maupun kota. dinas akan melihat seberapa besar masalah kesehatan masyarakat di suatu wilayah untuk mene- tapkan prioritas program pelayanan kesehatan dasar pada tingkat puskesmas. Sebagai analogi KLB gizi buruk pada balita di suatu wilayah kerja puskesmas maka yang menjadi prioritas program pelayanan kesehatan dasar di puskesmas adalah penanganan gizi buruk pada Balita baik dengan kegiatan promosi kesehatan, pengobatan balita gizi buruk sampai pada surveilans gizi buruk balita. Penentuan program ber- dasarkan pada apa yang menjadi akar masalah kesehatan masyarakat di Puskesmas. Selain itu juga program tidak bertentangan dengan kebijakan/ peraturan perundangan yang berlaku.

Tahap selanjutnya adalah perumusan kebijakan. Tahap ini menentukan siapa saja yang terlibat dalam perumusan kebijakan, bagaimana kebijakan dihasil- kan, disetujui, dan dikomunikasikan. Peran penyusu- nan kebijakan dalam pemerintahan serta pihak-pihak yang terkait. Hasil wawancara dengan dinas kesehat- an kota menjelaskan bahwa pihak yang terlibat da- lam penetapan prioritas program pelayanan kesehat- an dasar pada puskesmas antara lain: puskesmas, dinas kesehatan, walikota dan wakilnya, Sekertaris Daerah serta DPRD. Hasil wawancara didukung oleh telaah dokumen berupa peraturan pemerintah daerah Kota Bogor No. 3/2010 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kota Bogor. Dokumen tersebut menggambar- kan bahwa puskesmas merupakan unit teknis yang berada dibawah wewenang Dinas Kesehatan Kota Bogor. Dinas Daerah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah yang masing-masing dipimpin oleh seorang kepala dinas yang berada di bawah dan ber- tanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. Dinas Kesehatan mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan kesehatan. Sedangkan DPRD

dalam Peraturan daerah tersebut disebutkan bahwa memiliki tugas dalam penyelenggaraan pemerintahan

daerah sebagai legislasi, control dan anggaran 10 .

Secara hirarki kebijakan, maka sudah tepat dan sesuai jika para aktor kebijakan yang disebutkan pada paragraph sebelumnya menjadi penentu dalam penetapan prioritas program pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas. Berdasarkan UU No. 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah bahwa pemerintahan daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan pe- merintahan menurut asas otonomi dan tugas pem- bantuan, diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan, pe- layanan, pemberdayaan, dan peran serta masyara- kat, serta peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, ke- adilan, keistimewaan dan kekhususan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selain itu dibutuhkan efisiensi dan efektivitas dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah perlu diting- katkan dengan lebih memperhatikan aspek-aspek hubungan antar susunan pemerintahan dan antar pe- merintahan. daerah, potensi dan keanekaragaman daerah, peluang dan tantangan persaingan global dengan memberikan kewenangan yang seluas- luasnya kepada daerah disertai dengan pemberian hak dan kewajiban menyelenggarakan otonomi dae- rah dalam kesatuan sistem penyelenggaraan peme-

rintahan negara 9 .

Aktor penyelenggara pemerintahan daerah me- nurut UU No. 32/2004 adalah pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pemban- tuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indo- nesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Un- dang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Sedangkan yang dimaksud dengan Pemerintah daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. Perangkat daerah kabupaten/ kota terdiri atas sekretariat daerah, sekretariat DPRD, dinas daerah, lembaga teknis daerah, keca-

matan, dan kelurahan 9 . Inilah yang kemudian menjadi justifikasi bahwa aktor yang terlibat dalam penetapan program pelayanan kesehatan dasar pada Puskes- mas di Kota Bogor adalah Puskesmas, Dinas Kese- hatan, walikota dan wakilnya, Sekertaris Daerah ser- ta DPRD sudah tepat dan sesuai dengan tugas serta fungsinya masing-masing menurut ketentuan yang berlaku.

Dinas Kesehatan Kota sebagai pihak yang ber- tanggung jawab dalam penyelenggaraan bidang kese- hatan di daerah melakukan upaya sosialisasi dan

Riastuti Kusuma Wardani: Analisis Penetapan Prioritas Program

koordinasi baik secara vertical maupun horizontal Bentuk komunikasinya adalah berupa pertemuan terhadap program-program yang telah ditetapkan oleh minilokakarya desa yang diselenggarakan rutin 1 internal dinas. Tujuannya adalah untuk mendapatkan bulan sekali dengan fasilitator Puskesmas. Sehing- legitimasi dan dukungan dari stakeholder’s terkait,

ga bisa disimpulkan bahwa proses penetapan priori- sehingga dalam implementasinya efektif dan efisien. tas program pelayanan kesehatan dasar pada Pus- Sosialisasi dan koordinasi tahap awal adalah kepada kesmas di Kota Bogor menggunakan metode top Walikota dan wakilnya. Setelah mendapatkan du- down dan bottom up. kungan, selanjutnya sosialisasi dan koordinasi dila-

Top down adalah pendekatan administrasi kukan kepada DPRD Kota Bogor. Pada tahap ini, kebijakan kesehatan yang dimulai dari level struktur Walikota dan DPRD sama-sama meminta penjelas- organisasi atas kepada level struktur orgasnisasi pa- an justifikasi program prioritas. Hal ini dikarenakan ling bawah sampai dengan pelaksana teknis admi- berkaitan dengan penentuan anggaran yang akan nistrasi. Sebaliknya bottom up adalah pendekatan diberikan untuk penyelenggaraan pelayanan kese- administrasi kebijakan kesehatan yang dimulai dari hatan di Kota Bogor.

level struktur organisasi paling bawah atau pelaksana Hasil ini jika dikaitkan dengan kebijakan yang sampai dengan struktur organisasi paling atas. Se- mengatur fungsi DPRD sebagai legislative, anggaran hingga jika dikaitkan dengan pembuatan kebijakan, dan pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerin- dua pendekatan administrasi kebijakan kesehatan tahan daerah, maka tepat jika mereka meminta pen- sebagaimana dijelaskan sebelumnya digunakan jelasan tentang justifikasi program. Sedangkan Wali- untuk mengetahui secara jelas permasalahan atau

kota adalah yang bertanggung jawab terhadap selu- isu kebijakan agar kebijakan yang dihasilkan tepat 17 . ruh kegiatan penyelenggaraan pemerintahan Daerah

Berlanjut kepada tahap berikutnya dalam penyu- Kota Bogor sehingga masyarakat Kota Bogor men- sunan kebijakan adalah pelaksanaan Kebijakan.

Pada tahap ini sering sekali diacuhkan dan dianggap Setelah mendapat legitimasi secara vertikal, sebagai bagian yang terpisah dari kedua tahap yang maka berikutnya dinas mendapatkan dukungan dari pertama. Namun, tahap ini yang diperdebatkan seba- sektor/bidang yang lainnya. Sosialisasi dan koordi- gai tahap yang paling penting dalam penyusunan nasi difasilitasi oleh sekretaris daerah bagian peme- kebijakan sebab bila kebijakan tidak dilaksanakan, rintahan umum. Hal ini didasarkan pada hasil obser- atau dirubah selama dalam pelaksanaan, sesuatu vasi yang dilakukan pada saat pertemuan di Balai yang salah mungkin terjadi dari hasil kebijakan. Kota seluruh dinas-dinas yang ada di pemerintahan

dapat haknya berupa hak kesehatan 9 .

Pelaksanaan kebijakan adalah pelaksanaan Kota Bogor. Pertemuan membahas tentang proses penetapan prioritas program pelayanan kesehatan penyelenggaraan pembangunan pemerintah daerah dasar pada puskesmas. Berdasarkan hasil wawan- yang dilakukan oleh masing-masing dinas. Pertemu- cara dengan Dinas Kesehatan Kota bidang pelayan- an dihadiri oleh walikota, wakil walikota, Bappeda, an kesehatan dasar bahwa terdapat tahapan dalam sekretaris daerah dan dinas-dinas, termasuk dinas penetapan prioritas program di puskesmas. Tahapan kesehatan yang pada waktu itu diwakilkan oleh ke- tersebut terdokumentasi dalam SOP Puskesmas dan pala dinas dan kepala bidang pelayanan medis. Beri- Dinas Kesehatan untuk masing-masing bidang/pro- kut kutipan wawancara dengan Sekretaris Daerah:

gram. Dinas melalui masing-masing bidang/program kesehatan masyarakat akan meminta Puskesmas

“..kami sedang ada pertemuan dengan dinas- dinas dikota Bogor untuk mengev aluasi

membuat rencana kegiatan tahunan. Dinas yang

program-program pembangunan yang

akan mempertimbangkan dan memutuskan untuk

sedang berjalan…” (SekDa)

dilanjutkan pada tingkat pemerintahan Kota. Dinas juga yang melakukan sosialisasi dan koordinasi pada

Menurut Dunn 16 bahwa kebijakan publik merupa- level pemerintahan daerah terkait kegiatan/program kan intervensi social kultural dan interaksi negara yang akan dilaksanakan oleh Puskesmas. Berikut dengan rakyatnya. Tidak hanya aparatur pemerintah- kutipannya: an daerah yang terlibat dalam penetapan prioritas pelayanan kesehatan dasar pada Puskesmas. Ter-

“… Puskesmas membuat rencana kegiatan

nyata di Kota Bogor berdasarkan hasil observasi, per tahun dan dilaporkan ke Dinas setelah

itu nanti dinas yang akan melakukan

telaah dokumen dan wawancara mendalam pada

sosialisasi dan koordinasi ke walikota

level puskesmas ditemukan adanya komunikasi

beserta jajarannya.. masing-masing bidang

antara pihak puskesmas, dengan masyarakat yang

semua

bertanggung jawab terhadap

dalam hal ini adalah perwakilannya seperti karang kesehatan

pr ogram/kegiatan

pelay anan

masyarakat di Puskesmas..”(Dinkes)

taruna, toma, toga dan kader serta aparatur desa.

206  Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 03, No. 4 Desember 2014

Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia

Berdasarkan telaah dokumen dan observasi juga lenggaraan pembangunan kesehatan Sistem Kese- ditemui adanya dokumen dan kegiatan pertemuan hatan Nasional (SKN) tahun 2009 didalamnya ter- khusus yang membahas tentang program puskes- dapat penjelasan mengenai tingkatan upaya kese- mas. Dokumen yang menggambarkan bahwa terda- hatan beserta perannya masing-masing. Dinas Ke- pat proses pelaksanaan penetapan prioritas program sehatan Kota merupakan upaya kesehatan masya- adalah profile dinas kesehatan Kota Bogor, Rencana rakat sekunder yang melaksanakan pelayanan kese- Induk pembangunan kesehatan, Rencana Strategis hatan masyarakat yang tidak dapat dilaksanakan

Kesehatan Kota Bogor, SOP pelayanan Puskesmas oleh Puskesmas 13 . Puskesmas sendiri dalam kebi- dan pedoman manajemen Puskesmas yang dikeluar- jakan yang sama juga dijelaskan sebagai upaya pela- kan oleh Propinsi Jawa Barat.

yanan kesehatan masyarakat primer. Upaya kese- Informasi yang didapatkan dari pihak puskes- hatan masyarakat primer merupakan pelayanan ke- mas juga sama bahwa proses penetapan prioritas sehatan yang langsung berhadapan dengan masya- program dilakukan per tahun dan sudah ditetapkan rakat dan disebut juga sebagai upaya kesehatan ber- oleh Walikota karena terkait penentuan anggaran. basis masyarakat yang lebih mengedepankan upaya Seluruh informan menjelaskan hal yang sama bahwa promotif, preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif puskesmas membuat rencana kegiatan tahunan be- dan rehabiltatif 13,15 . serta anggaranya dan diserahkan ke dinas, berikut-

Hal ini juga didukung oleh ketentuan lainnya nya dinas yang akan melanjutkan ke pengambil yaitu Undang-undang pemerintahan daerah bahwa keputusan pada level pemerintahan daerah. Hasilnya kesehatan merupakan urusan wajib pemerintah dae- pun tidak berbeda dengan yang kita ajukan. Hanya rah yang dalam Peraturan Pemerintah Daerah dite- anggarannya yang terkadang terdapat pengurangan. gaskan pula bahwa Dinas Kesehatan Kota lah yang Hal ini disebabkan keterbatasan anggaran pemerin- bertanggungjawab terhadap penyelenggaraannya 9,10 . tah daerah dan harus berbagi dengan dinas serta Penyelenggaraannya tentu sesuai dengan prinsip- kegiatan lainnya. Bentuk kegiatan tidak berbeda prinsip penyelenggaraan pembangunan kesehatan karena puskesmas dalam menentukan program/ dalam SKN dan Sistem Kesehatan Daerah (SKD)

kegiatan disesuai dengan ketentuan yang berlaku yang merupakan turunan kebijakan dari SKN 13 . Pus- dan masalah kesehatan yang ditemukan di wilayah kesmas juga dijelaskan sebagai unit teknis dibawah kerjanya. Puskesmas juga ada rapat kerja dengan dinas kesehatan kota yang menyelenggarakan upa-

dinas, walikota dan DPRD untuk sosialisasi serta ya kesehatan masyarakat primer 10 . koordinasi program/kegiatan puskesmas.

Pada tahap ini peneliti juga memaparkan infor- Hasil-hasil diatas juga didukung oleh hasil wa- masi tentang pelaksanaan program setelah ditetap- wancara dengan Sekretaris daerah yang membi- kan. Hasil wawancara dengan dinas kesehatan Kota dangi pemerintahan umum. Informasi yang didapat pelaksanaan prioritas program pelayanan kesehatan adalah terdapat rapat kerja antara dinas kesehatan dasar pada puskesmas di Bogor dilakukan bertahap kota dengan dinas-dinas lainnya dan rapat kerja sesuai dengan rencana kegiatan yang sudah dilegal- dinas kesehatan, Puskesmas dengan walikota serta kan beserta anggarannya. Hal ini dilakukan dengan DPRD. Berikut kutipannya :

alasan bahwa kegiatan/program yang direncanakan merupakan fakta permasalahan kesehatan masyara-

“..ada rapat kerja rutin kami lakukan tidak hanya pada dinas kesehatan tetapi dinas2

kat yang dapat diselesaikan pada level pelayanan

lainnya, dengan Puskesmas juga ada..”

kesehatan primer puskesmas. Oleh karena itu diha-

(Sekda)

rapkan kegiatan/program mampu menyelesaikan per- masalahan kesehatan masyarakat. Tidak hanya itu

Hasil pada tahapan pelaksanaan penetapan prio- alasan lainnya menurut informan tentang pelaksana- ritas program ini dapat disimpulkan bahwa dinas ke- an prioritas program pelayanan kesehatan dasar pa- sehatan memiliki porsi lebih besar dalam menetap-

da puskesmas adalah terkait penilaian kinerja dan kan prioritas program puskesmas. Walaupun pus- penggunaan anggaran. Ada sangsi jika kegiatan/pro- kesmas diberi kewenangan dalam menetapkan pro- gram yang direncanakan tidak berjalan sesuai de- gram puskesmas, namun tetap dalam pengambilan ngan perencanaannya. Sangsi dapat dikenakan pada keputusan dinaslah yang menetapkan. Selanjutnya individu pengguna dan instansi/unit. Berikut kutipan dinas pula yang melakukan koordinasi dan sosiali- hasil wawancara: sasi pada level penyelenggara pemerintahan yang lebih tinggi.

“…pelaksanaan progr am harus sesuai de-

Secara hirarki kebijakan jika melihat pada atur- ngan yang direncanakan karena terkait peng-

gunaan anggaran dan penilaian kinerja ...”

an yang mengatur tentang bentuk dan cara penye-

(Dinkes)

Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 03, No. 4 Desember 2014  207

Riastuti Kusuma Wardani: Analisis Penetapan Prioritas Program

Informasi yang didapatkan peneliti pada Dinas dimana kebijakan dapat diubah atau dibatalkan serta Kesehatan Kota dengan tiga Puskesmas di Kota kebijakan yang baru ditetapkan 1 . Bogor yang dua diantaranya memiliki kinerja baik

Tahap evaluasi kebijakan dalam penelitian ini dan sudah bersertifikat ISO, sedangkan satu diantara- adalah menjelaskan tentang pelaksanaan penetapan nya kinerja baik namun belum bersertifikat ISO tetapi prioritas progam pelayanan kesehatan dasar pada memiliki pelayanan 24 jam. Seluruh informan menje- puskesmas, pengawasannya, pencapaian tujuannya laskan bahwa pelaksanaan program yang sudah dan dampak yang terjadi. Berdasarkan hasil wawan- ditetapkan sesuai dengan prioritas masalah dan cara dengan dinas kesehatan bahwa pada pelaksa- sudah dilegalkan oleh Walikota harus sesuai dengan naan penetapan prioritas program pelayanan kese- yang direncanakan. Hal ini dikarenakan terkait peng- hatan dasar pada puskesmas kewenangan terbesar gunaan anggaran dan penilaian kinerja Puskesmas. pada dinas kesehatan. Puskesmas juga memiliki Menurut seluruh informan akan ada sangsi jika ke- kewenangan menentukan program prioritas sesuai giatan/program tidak berjalan sesuai rencana, sangsi dengan permasalahan kesehatan yang ada di wilayah itu bisa berupa sangsi administrative, pidana atau kerjanya dan mengajukannya pada dinas kesehatan perdata sesuai bentuk kesalahannya. Berikut kutip- dengan disertai data yang mendukung. Namun tetap annya wawancaranya :

penetapannya oleh dinas kesehatan. Hasil ini didu- kung oleh hasil wawancara dengan puskesmas, selu-

“…rencana kegiatan biasanya di SK kan be- serta anggarannya dan harus dilaksanakan..”

ruh puskesmas menjelaskan bahwa mereka diberikan

(Puskesmas A)

kewenangan mengajukan program yang menjadi prioritas mereka. Namun tetap dinas kesehatan nanti

“…iya biasanya kita sudah dapat pelegalan

yang akan menetapkan. Berikut kutipannya :

kegiatan apa saja yang bisa kita lakukan dan harus dilaksanakan...”(Puskesmas B)

“…Puskesmas boleh menentukkan program prioritas sesuai dengan permasalahannya

“…kegiatan/program biasanya sudah diang- ke Dinas tapi nanti kewenangan ada pada garkan oleh Dinkes untuk Puskesmas,

dinas untuk menetapkan…” (Puskesmas A) puskesmas

tinggal

menjalankan..”

(Puskesmas C) “…boleh nanti diajukkan ke Dinkes dan selanjutnya Dinkes yang meneruskan ke

Berdasarkan hasil telaah dokumen dan obser-

walikota dan DPRD..”(Puskesmas B)

vasi, ada dokumen rencana kegiatan puskesmas per tahun di dinas dan puskesmas. Selain itu puskesmas “…Puskesmas diberi kewenangan untuk

membuat program dan diajukan ke Dinkes,

membuat laporan kegiatan tertulis yang dilaksanakan

nanti Dinkes yang melanjutkan..”(Puskesmas

oleh puskesmas. Data-data hasil kegiatan disajikan

C)

dalam bentuk naratif, tabel dan grafik serta terdo- kumentasi dalam bentuk makalah dan ditempel pada

Berdasarkan telaah dokumen ditemui adanya papan pengumuman.

dokumen yang berkaitan dengan penetapan prioritas Dapat disimpulkan berdasarkan hasil wawan- program pelayanan kesehatan dasar pada puskes-

cara, telaah dokumen dan obeservasi bahwa proses mas. Dokumen yang menggambarkan bahwa terda- penetapan prioritas program pada tahap pelaksanaan pat proses pelaksanaan penetapan prioritas program program diselenggarakan berdasarkan rencana adalah profile Dinas Kesehatan Kota Bogor, Rencana kegiatan/program yang sudah ditetapkan diawal Induk Pembangunan Kesehatan, Rencana Strategis tahun. Rencana kegiatan tersebut sudah disertai de- Kesehatan Kota Bogor, SOP pelayanan puskesmas ngan rencana anggaran yang setiap tahunnya harus dan pedoman manajemen puskesmas yang dikeluar- dipertanggungjawabkan.

kan oleh Propinsi Jawa Barat. Tahap berikutnya dalam proses penyusunan ke-

Proses penetapan prioritas program pelayanan bijakan kesehatan yang dalam penelitian ini adalah kesehatan dasar pada puskesmas ini berlangsung