ANALISA FAKTOR PENYEBAB STRES DAN MANAJEMEN STRES PADA KEPALA SMA BAHRUL MAGHFIROH MALANG

ANALISA FAKTOR PENYEBAB STRES DAN MANAJEMEN STRES PADA KEPALA SMA
BAHRUL MAGHFIROH MALANG
Bambang Septiawan
Universitas Islam Balita
okbamz@gmail.com
Abstract
Stress often occurs when doing work activities. This happens either because most work
or time is tight to get it done. As the high school principal of Bahrul Maghfiroh, it was
indicated that there was a stressful job from several levels. Therefore this is interesting
to study because according to experts, someone who works in the education world is at
the top of the stress level. This study uses descriptive qualitative methods and includes
the phenomenology. Then, this study focuses on the factors of causes and
managements. The results of this study indicate that the stressors of the head of SMA
Bahrul Maghfiroh are the coming of tasks simultaneously in the near future as well as
the double task that burdened him. Furthermore, stress management is done to form a
priority scale, regular meetings, and do refreshing in the form of sports.
Keywords : Nation Character, Patriotic Songs, Educate Participants in Basic Education

Pendahuluan
Sebuah pekerjaan pasti memiliki
tuntutan yang harus dipenuhi dan target

yang harus dicapai. Dua hal tersebut
sering kali membuat karyawan mulai
tertekan atau mengalami stres.Sutapa
(2007) mengungkapkan jika stres pada
hakekatnya
merupakan
ketegangan
emosional dalam interaksi antar seorang
dengan lingkungannya yang dapat
mempengaruhi kondisi fisik dan mental
seseorang.Hal ini sering kali terjadi pada
hubungan interpersonal dan individu
dengan tanggung jawabnya dalam sebuah
perusahaan (organisasi). Sebagai contoh
seorang karyawan yang sering datang
terlambat sehingga membuat teman yang
36

lain terhambat pekerjaannya. Tentu saja
hal ini akan membuat manager merasa

stres jika pekerjaan tim mereka terus
menerus tidak berjalan lancar.

Pekerjaan merupakan pemicu
stres terberat pada manusia.Robbins
(2013) dalam bukunya menulis bahwa
faktor terbesar pemicu stres adalah
pekerjaan, disusul dengan masalah
keuangan,
dan
tentang
suatu
hubungan.Pekerjaan
yang
banyak
menguras tenaga dan pikiran sangat
berdampak pada tingkat stres seseorang.
Apalagi
pekerjaan
itu

sampai
bertentangan dengan pemikiran yang
dimiliki individu seperti karyawan yang

Jurnal al–Hikmah vol. 6 no. 1 Maret 2018 36~45

kerap kali diberi tugas lembur padahal
dia sudah memiliki janji atau agenda lain.

Selanjutnya, tingkat stres dalam
pekerjaan dikategorikan mulai yang
rendah, sedang, sampai tinggi.McShane
(2005) menjelaskan jika salah satu
pekerjaan yang tingkat stresnya tinggi
adalah guru.Kepala Sekolah yang juga
seorang pendidik dituntut harus mampu
menyampaikan materi pelajaran dengan
berbagai metode yang tepat agar anak
didiknya
menguasai

apa
yang
diajarkan.Walupun demikian mereka
masih dituntut untuk menyelesaikan
berbagai macam urusan administrasi
seperti
pembuatan
perangkat
pembelajaran
dan
peningkatan
kompetensi guru dalam bentuk workshop
dan pelatian.Disamping itu mereka juga
masih mempunyai keluarga yang harus
mereka urus setiap saat.
Lebih dalam lagi, stres yang
dialami secara umum dapat dikategorikan
menjadi dua macam. Menurut Robbins
(2013) stresdikategorikan jadi challenge
stressor yaitu stres yang diakibatkan oleh


pekerjaan yang menumpuk dan tekanan
untuk segera menyelesaikan pekerjaan
karena batas waktu yang harus dipenuhi.
Selanjutnya, hindrance stessorsadalah
stress yang tetap membuat kita tertuju
pada tujuan, contohnya politik yang ada
dikantor dan
kebingungan
dalam
tanggung
jawab untuk
mengatasi
pekerjaan yang melebihi kapasitas.
Strategi manajemen stres sangat
diperlukan untuk tetap menjalankan
tugas dengan baik dan menghindari
kekacauan
pekerjaan
yang


mengakibatkan tujuan organisasi tidak
berjalan semestinya.McShane (2005)
menjabarkan
lima
cara
strategi
manajemen stres. Pertama, remove
stressors yaitu mengidentifikasi dan
mencoba ngatasi hal tersebut. Kedua,
withdraw from stressors atau lari
menghindari masalah, cara ini sangat
tidak disarankan untuk dilakukan. Ketiga
change stress perceptionsyakni mengubah
cara pandang dari tekanan menjadi
tantangan yang asik untuk diselesaikan.
Keempat control the consequences of
stress
adalah
memberikan

ruang
konsultasi masalah dengan konsultan
yang kompeten. Terakhir receive social
supportmerupakan dukungan dari rekan
kerja, keluarga, teman, atau atasan.

Pembahasan tentang stress kerja
dan manajemen stress telah banyak
diteliti, diantaranya adalah Yana (2015)
meneliti tentang ‘stress kerja pada
perawat IGD RS Pasar Rebo pada tahun
2014’. Penelitian tersebut berkesimpulan
bahwa stress kerja yang dialami oleh
perawat disebabkan oleh hubungan antar
kelompok, beban kerja, tuntutan mental
dan lingkungan fisik yang buruk.
Selanjutnya, Vosconcelos (2008) dalam
penelitiannya
stress
organization

mengemukakan jika stress yang terdapat
dalam organisasi dapat menjadikan
sebuah ketakutan pada karyawan baik
ketakutan dengan hal yang akan dihadapi
dan ketakuakan yang menjadi sebuah
ancaman bagi karyawan. Tentu saja jika
stres tersebut tidak segera diatasi maka
akan dapat menggangu kerja karyawan

Bambang Septiawan, Analisa Faktor Penyebab Stress dan Manajemen Stress…

37

dan akan membuat tujuan organisasi
menjadi terhambat untuk dicapai.

Oleh
karena
itu,
beberapa

penelitian telah dilakukan untuk mencari
caramengatasi stres yang terjadi dalam
sebuah organisasi. Sutapa (2007) yang
meneliti tentang ‘stres dan konflik dalam
organisasi’ merekomendasikan stres
manajemen dengan dua cara. Pendekatan
individual dengan manajemen waktu,
olah raga teratur, pelatihan rileks dan
memperluas jaringan dukungan sosial.
Sedangkan pendekatan organisasional
dengan
menggunakan
kendali
manajemen dalam bentuk perbaikan
proses
seleksi
dan
penempatan,
penggunaan
prinsip-prinsippenentuan

tujuan secara reliastik, rancang bangun
ulang pekerjaan, pengambilan keputusan
yang partisipatif, proses komunikasi, dan
olah kebugaran. Kemudian, Fei li (2016)
menjelaskan jika stress manajemen
training skill perlu dilakukan agar guru
mampu menjalankan tugasnya dengan
baik dan mampu mengontrol tekanan
dalam sebuah pekerjaan yang mereka
lakukan.
Uraian

teori

dan

penelitian

terhahulu tersebut berkaitan dengan apa
yang dianalisa oleh peneliti yakni tentang

penyebab stress dan manajemen stress
pada Kepala SMA Bahrul Maghfiroh
Malang
yang
mengintegrasikan
pendidikan
modern
dan
sistem
pesantrean tradisional. Para peserta didik
diwajibkan tinggal di pesantren.Kepala di
SMA tersebut dituntut untuk mampu
menyampaikan materi dan strategi
manajemen sekolah dengan baik kepada
38

peserta didiknya dan guru, namun
seringkali
apa
yang
sudah
direncanakanya
dalam
rancangan
pembelajaran dan rapat seringkali
berjalan tidak sesuai dengan harapan
yang dikarenakan faktor lingkungan kelas
maupun kondisi kesiapan peserta didik
dalam
menerima
pelajaran
serta
banyaknya tugas guru didalam maupun
luar sekolah.
Kemudian faktor organisasi juga
kerap kali mengakibatkan stres atau
tekanan pada kepala SMA.Mereka harus
melakukan tugas sampingan sebagai
pengurus yayasan.Tentu saja hal ini
mengakibatkan terkena banyak deadline
kegiatan maupun administrasi yang harus
dipenuhi
untuk
menunjang
tugas
tambahan yang diampu.Sehingga kepala
SMA harus pandai membagi waktu agar
semua kegiatan terlaksana dengan baik.

Lebih dari itu, dia juga harus
memikirkan keluarga dirumah menjalin
hubungan baik dengan teman atau
kolega.Terkadang
banyaknya
tugas
seringkali menyita waktu mereka untuk
bersosial diluar urusan keoorganisaisan
sekolah. Hal ini tentu saja akan
menambah
tensi
mereka
dalam
melakukan pekerjaan.
Dari latar belakang tersebut,
peneliti memformulasikan dua rumusan
masalah.Pertama,
apakah
faktor
penyebab stres pada Kepala di SMA
Bahrul Maghfiroh?Kedua, bagaimana
manajemen stres dilakukan oleh Kepala
di SMA Bahrul Maghfiroh Malang?
Berdasarkan

rumusan

masalah

diatas, tujuan penelitian ini adalah untuk

Jurnal al–Hikmah vol. 6 no. 1 Maret 2018 36~45

menjelaskan faktor penyebab stres pada
kepala
di
SMA
Bahrul
Maghfiroh.Kemudian, untuk menjelaskan
manajemen stres yang dilakukan oleh
Kepala di SMA Bahrul Maghfiroh Malang.
Penelitian ini menganalisa tentang
penyebab stres, konsekuensi stres dan
manajemen stres yang dilakukan oleh
Kepala di SMA Bahrul Maghfiroh
berdasarkan teori dari Robbins dan
McShane.Disamping itu, penelitian ini
tidak membahas tentang dampak dari
stres yang merujuk pada ranah psikologi
dan kesehatan.
Kegunaan dan manfaat penelitian

ini adalah pertama, secara teoritis
penelitian ini diharapkan mampu
memperkaya khasanah keilmuan tentang
penyebab stres, konsekuensi stres dan
manajemen stres.Penelitian ini bisa jadi
sumber rujukan terutama di bidang stres
pada ranah manajemen sumberdaya
manusia.

Kedua secara praktis penelitian ini
mampu memberikan data yang empiris
untuk para pembaca khususnya kepala
sekolah
dalam
menyikapi
dan
menghadapi stres dalam pekerjaan.
Kemudian bagi SMA Bahrul Maghfiroh
penelitian ini dapat digunakan sebagai
masukan dan pertimbangan dalam
pembinaan dan pelatihan yang akan
diberikan pada Kepala SMA berkaitan
dengan stres yang dihadapinya agar
mereka mampu menjalankan tugasnya
dengan baik dan cita-cita pendidikan di
SMA Bahrul Maghfiroh dapat tercapai.

METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian
ini
menggunakan
pendekatan
kualitatif,
karena
menganalisa

tentang

pemahaman

terhadap faktor penyebab stres dan
manajemen stres pada Kepala di SMA
Bahrul

Maghfiroh.Penelitian

ini

juga

stres

dan

termasuk deskriptif karena berisikan

tentang penjelasan dan penjabaran detail
tentang

faktor

penyebab

manajemen stres pada Kepala di SMA
Bahrul Maghfiroh.

Subjek atau informan dalam
penelitian ini adalah Kepala SMA Bahrul
Maghfiroh.Penelitimengambil

subjek

berdasarkan beban kerja dan tekanan
kerja yang dialami.Kepala sekolah karena

memiliki tanggung jawab paling besar
dan tanggung jawab kerja paling tinggi
(mengatur

manajemen

sekolah,

memimpin, dan mengajar).

Lokasi penelitian ini terletak di

SMA Bahrul Maghfiroh Jalan Joyo Agung
Atas

No.2

Kota

Malang.Waktu

pelaksanaan penelitian ini mulai Januari

2018 sampai dengan Juni 2018. Rincian
detail kegiatan adalah Januari 2018

perijinan penelitian dan pengamatan
tahab awal. Kemudian, Februari sampai
Maret

2018

terstruktur

pelaksanaan
dan

terstruktur.Selanjutnya,

observasi

April

tidak

2018

wawancara dan obsevasi lanjutan.Setelah
itu, Mei 2018 penyusunan laporan tahap

awal dan melakukan kroscek pada pihak

yang bersangkutan.Terakhir, Juni 2018

revisi laporan dan penyusunan laporan
tahap akhir.

Bambang Septiawan, Analisa Faktor Penyebab Stress dan Manajemen Stress…

39

Data dalam penlitian ini adalah
kata-kata
yang
diucapkan
Kepala

juga terlibat dalam kegiatan belajar

di SMA Bahrul Maghfiroh. Selain itu hasil

leluasa untuk pengambilan data saat

SMAsecara lisan dan gerak gerik atau

perilaku yang dilakukan secara langsung

pengamatan berupa catatan kecil juga
digunakan sebagai data pendukung, serta

dengan menggunakan foto, dokumen,
data yang ada disekolah tersebut.
Instrument
penelitian
ini
sendiri.Adapun

utama
adalah

instrumen

dalam
peneliti

pendukung

dalam penelitian ini adalah recorder,

kamera, dan catatan yang terdapat dalam
telepon genggam.

Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini dibagi dalam beberapa
tahap.Pertama,

wawancara

yang

sterstruktur

Dengan

mengikuti

alur

untuk

menggali

informasi

tambahan penting yang terlewat oleh
peneliti. Alat bantu yang digunakan
adalah

recorder

Wawancara

dalam

telpon

genggam.

penelitian

dilakukan pada satu kepala sekolah.

ini

Kedua,
observasi
dilakukan
dengan mencatan informasi yang dapat

diambil dari apa yang telah diamati
selama penelitian berlangsung. Peneliti
dalam hal ini berperan sebagai partisipan

dan
observer
(participant
as
observer).Maksudnya adalah peneliti
memberitahukan jika telah melakukan
penelitian pada subjek namun peneliti
40

mendapatkan

gambaran

yang

jelas

tentang aktivitas, perilaku, dan peristiwa
yang terjadi di SMA Bahrul Maghfiroh.

Ketiga, dokumentasi dilakukan
untuk mencari sumber-sumber tertulis
yang bisa digunakan untuk memperkuat
analisa data dalam penelitian ini.Literatur

yang diambil dalam penelitian ini adalah
dokumen-dokumen yang menjadi tugas
subjek penelitian saat

melaksanakan

tugas kerja, baik dari segi individu
maupun lembaga.

proses dari data audio menjadi data

urutan

Terkadang juga dilakukan wawancara
spontan

pengamatan. Hal ini dilakukan agar

responden.

dan

pertanyaan dapat lebih bebas sehingga
akan

telah terjadi saat observasi dan lebih

tak

wawancara

formulasi

peneliti lebih banyak memahami apa yang

Teknik analisa dalam penelitian ini
ada beberapa tahap. Setelah dilakukan

dilakukan secara tak terstruktur dan
spontan.

mengajar di sekolah tersebut. Sehingga

proses

Peneliti

wawancara

melakukan

secara

rekaman.

transkripsi

atau

tertulis atau transkrip. Lebih dari itu hasil
transkrip juga dikombinasikan dengan
obvervasi yang telah dilakukan dan
dokumentasi.Sehingga

hasil

didapatkan jauh lebih valid.

yang

Kemudian, dilakukan reduksi data
transkrip. Peneliti menghapus bagian-

bagian hasil transkrip, observasi, dan
dokumentasi

yang

tidak

diperlukan

dalam proses analisa yang memperkuat

penelitian. Peneliti hanya mengambil

bagian penting yang manfaat digunakan
untuk menjawab rumusan masalah.

Selanjutnya, data disajikan dan
dianalisa
serta
diintepretasikan
berdasarkan teori yang terdapat dalam

Jurnal al–Hikmah vol. 6 no. 1 Maret 2018 36~45

Robbins (2013) dan Mc Shane (2003).
Peneliti mengklasifikasikan data sesuai
dengan faktor penyebab stress dan
mendeskripsikan manajemen stress yang
dilakukan guru SMA Bahrul Maghfiroh
berdasarkan teori-teori yang telah
digunakan.
Terakhir, setelah seluruh data
dianalisa, dapat ditarik kesimpulan
mengenai masalah penelitian.Penarikan
kesimpulan merupakan bagian akhir dari
hasil penelitian.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dan pembahasan dalam
penelitian ini akan diklasifikasikan
menurut rumusan masalah yang diajukan,
agar sistem pembahasan dapat lebih
mudah disajikan.
Faktor penyebab stres

Berdasarkan
data
yang
didapatkan, stres yang dialami kepala
sekolah diakibatkan oleh beberapa
hal.Pertama, ketika banyak pekerjaan
yang harus dilakukan dalam satu waktu
(work overload).Mc Shane (2005)
menjelaskan jika work overload adalah
bekerja lebih intensif selama beberapa
jam dengan tugas yang terlampau banyak.
Hal ini kerap terjadi terutama diawal
bulan ketika kepala sekolah harus
menghadiri rapat dan kegiatan diluar
sekolah
meskipun
masih
banyak
pekerjaan yang harus diselesaikan
disekolah.
Kedua, kepala sekolah masih harus
mengerjaan pekerjaan tata usaha seperti
mengisi dapodik dan mengerjakan proses
honorarium yang dilakukan bendahara.

Problem ini merupakan task demand,
yaitu melakukan pekerjaan yang bukan
seharusnya dia lakukan (Robbins, 2013).
Berdasarkan observasi yang dilakukan,
dua jenis pekerjaan itu masih dilakukan
oleh kepala sekolah karena memiliki nilai
penting berkaitan dengan proses evaluasi
kinerja guru dan karyawanya. Walupun
demikian, itu semua pasti akan menguras
pikiran kepala sekolah itu sendiri dan
terkadang hasil yang diharapkan masih
kurang maksimal.
Ketiga, perubahan sistem yayasan
yang berimbas pada inovasi yang
dilakukan didalamnya serta penggunaan
teknologi baru dalam proses manajemen
sekolah. Pembaharuan teknologi seperti
penggunaan sistem informasi manajemen
berakibat pada kesiapan kepala sekolah
karena
penggunaan
sistem
baru.
Beberapa kali hal ini mengakibatkan
salah input data atau pun kurang
akuratnya data yang dikumpulkan ke
yayasan.

Keempat, kesesuaian gaji dan
pekerjaan kadang masih menjadi beban
yang dirasakan kepala sekolah meskipun
tidak berpengaruh terlalu besar.Hal ini
terjadi kerena belum ditentukannya
aturan tentang pegawai tetap dengan
kompensasi
yang
sesuai
dengan
UMR.Karena selama ini pegawai tetap
memiliki kompensasi sesuai dengan
banyaknya pekerjaan dan tanggung jawab
yang
diampunya.Robbins
(2013)
berpendapat jika masalah ekonomi juga
merupakan pencetus stres yang dapat
mennganggu pekerjaan.
Manajemen stres

Bambang Septiawan, Analisa Faktor Penyebab Stress dan Manajemen Stress…

41

Stres pada seseorang sangat
bergantung pada persepsi individu untuk

agar

yang sama bisa jadi mengakibatkan

ada kegiatan bersamaan yang harus

menghadapai stres itu sendiri. Mc Shane
(2005) mengungkapkan penyebab stres

dampak yang berbeda pada tiap individu.

Selanjutnya Robbins (2013) menjelaskan
persepsi,

pengalaman,

lingkungan,

dan

dukungan

kepribadian

sangat

berpengaruh saat menghadapi stres.

Berdasarkan pengamatan yang
dilakukan, kepala sekolah memiliki latar
belakang

sebagai

kuat.Pengetahuan

santri

agamanya

yang

sebagai

spiritual ability juga mumpuni. Sehingga,
subjek memiliki persepsi jika semua

masalah itu bisa diselesaikan dengan
usaha

dan

doa,

serta

hasilnya

dipasrahkan kepada Allah SWT. Meskipun
masih

muda,

pengalamanya

menjadi

kepala sekolah kurang lebih sudah tiga
tahun.Oleh karena itu, kemampuan yang

dilakukan untuk mengatasi masalah juga
telah teruji.

Lingkungan kerja yang harmonis

juga membantu subjek untuk selalu
berdiskusi dan menyelesaikan problem
dengan cara saling berkomunikasi.
Kedekatan

semua

elemen

dalam

lingkungan

kerja

sangat

membantu

kepribadian

yang

santun

dan

subjek untuk mengatasi rasa stes yang

dialami dengan cepat.Lebih dari itu,
religiusitas

yang

tinggi

dari

jiwa

subjek

mampu membuatnya lebih tenang saat
menghadapi tekanan.

Terlebih lagi, manajemen stress
telah dilakukan oleh subjek untuk

meminimalisir dampak yang ditimbulkan

42

tidak

parah.Langkah

berlangsung

awal

yang

lebih

dilakukan

adalah melakukan strategi prioritas atau

melakukan hal yang paling penting dikala
dilakukan.Robbins
mengungkapkan

jika

(2013)

pemahaman

manajemen waktu bisa dilakukan dengan

menggunakan prioritas mana yang paling
penting dan mendesak.

Tahap selanjutnya yang dilakukan
adalah pembagian pekerjaan. Jika kepala
sekolah mendapatkan beberapa kegiatan
dalam satu waktu, maka wakil yang lain
akan ikut membantu untuk saling berbagi

kegiatan.McS hane (2005) menjabarkan
jika membagi tugas dapat mengifisienkan

waktu kerja dan mengurangi beban
pekerjaan

yang

berakibat

wakil

kepala

pada

stres.Contoh kepala sekolah menghadiri
rapat

di

bersamaan

balaikota

pada

saat

yang

disekolah

diminta untuk membantu memimpin
rapat atau kegiatan disekolah.

Kemudian, subjek melakukan
aktifitas fisik seperti badminton satu kali
setiap minggu dengan guru-guru yang ada
disana untuk relaksasi dan sarana
membangun keakraban satu sama lain.
Robbins (2013) menjelaskan jika aktifitas
fisik mampu mengurangi dampak stres
pada saat bekerja.Selain itu, dua minggu
sekali subjek melakukan rekreasi
bersama keluarga agar pekerjaan dan
keluarga
dapat
berjalan
secara
seimbang.McShane (2005) menjabarkan
jika waktu santai apalagi bersama
keluarga mempunyai dampak yang
signifikan untuk mengurangi stres.

Jurnal al–Hikmah vol. 6 no. 1 Maret 2018 36~45

Langkah
terakhir,
subjek
melakukan komunikasi dengan guru-guru
dan pihak yayasan dalam bentuk formal
seperti rapat. Strategi ini dilakukan untuk
mencari solusi dan mengembangkan apa
yang ada dalam sekolah maupun yayasan.
Robbins (2013) berpendapat jika
komunikasi dalam organisasi sangat
diperlukan untuk menghindari konflik
dan ketidak jelasan tugas. Sehingga
persepsi tiap-tiap individu menjadi
gamblang dan tidak ada stress yang
diakibatkan karena kesalah fahaman
dalam bekerja.

Kepala sekolah memang memiliki
tanggung jawab atas keseluruhan proses
organisasi yang ada disekolah. Tidak bisa
dipungkiri jika kepala sekolah harus
terjun
langsung
kebawah
untuk
memastikan pekerjaan dapat berjalan
dengan tepat. Namun hal ini kurang tepat
dilakukan
terus-menerus,
karena
efektifitas pekerjaan utamanya sebagai
kepala sekolah akan tidak bisa maksimal
karena ada beban kerja yang harusnya
menurut
tugas
sudah
mampu
diselesaikan
staffnya.Menurut
Yana
(2015) beban kerja merupakan salah satu
faktor utama penyebab stres.
Walaupun demikian, subject sudah
melakukan strategi untuk mengatasi
sumber stres tersebut. Caranya dalah
dengan melakukan kordinasi dan
komunikasi baik secara formal maupun
informal untuk mengurangi dampak
stress tersebut. Selain itu, dukungan
sosial antar guru (social support network)
telah terjalin dengan baik. Robbins
(2013) menyatakan dukungan jaringan

sosial itu melibatkan orang lain untuk
memberikan sudut pandang yang lain
dari
stress
yang
dihadapi
sendiri.Sehingga dampak stress yang
diakibatkan tuntutan pekerjaan dapat
diminimalisir.

Namun, dari situ ada hal yang
harusnya
bisa
dimaksimalkan.Hal
tersebut adalah daftar kegiatan harian
dan jadwal yang disusun secara prioritas
dan dalam bentuk tertulis (Robbins,
2013).Peneliti tidak menemukan jadwal
tertulis yang terstruktur seperti adanya
papan jadwal kegiatan. Tentunya hal ini
akan mempermudah mereka dalam
mengatasi task demand dalam bekerja
yang akan mengakibatkan naiknya
tingkat stres. Kemudian ruangan kantor
sebaiknya bisa dirubah atau dibuat
senyaman mungkin. Contohnya ruangan
kantor yang dikonsep seperti café,
sehingga
mampu
membuat
relax
siapapun yang bekerja disana. Hal
tersebut
senada
dengan
yang
diungkapkan McShane (2005) jika stres
dapat diturunkan dengan cara mengganti
persepsi tersebut pada satu situasi yang
berbeda. Sutapa (2007) menjabarkan
menurunkan stres secara individu dapat
dilakukan dengan sebuah pelatihan
relaksasi. Adanya lingkungan kerja yang
santai tentu akan mendatangkan relaksasi
sendiri secara tidak langsung.
Komunikasi yang dilakukan kepala
sekolah melalui rapat-rapat terutama
untuk
peningkatan
kesejahteraan
memang sudah menunjang untuk
mengurangi
dampak
stres.Namun
berdasarkan pengamatan peneliti, belum

Bambang Septiawan, Analisa Faktor Penyebab Stress dan Manajemen Stress…

43

ada rincian tertulis yang sesuai dengan
aturan pemerintah atau kesepakatan dua
belah pihak. Harusnya hal tersebut harus
segera direncanakan dan dilaksanakan
agar ada kepastian yang mampu
mendatangkan relaksasi tidak hanya bagi
subjek namun juga guru-guru yang lain.

KESIMPULAN
Kesimpulan dari penelitian ini
dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Faktor penyebab stres pada Kepala
SMA Bahrul Maghfiroh adalah
pertama menumpuknya tugas yang
datang secara bersamaan. Kedua,
tugas ganda kepala sekolah untuk
memastikan sektor vital seperti
dapodik dan keuangan. Ketiga,
perubahan sistem dari yayasan.
Terakhir, kompensasi yang belum
mencapai UMK kota.
2. Manajemen stres yang dilakukan
Kepala SMA Bahrul Maghfiroh adalah
pertama, melakukan skala prioritas
pada pekerjaan. Kedua, melakukan
pembagian tugas sesuai dengan
tingkat urgensinya. Ketiga, melakukan
aktifitas fisik dan olahraga dengan
sesame guru. Keempat, melakukan
komunikasi dalam bentuk rapat yang

formal maupun pembicaraan yang
non formal.

SARAN
Adapun saran dalam penelitian ini
adalah:
1. Bagi kepala sekolah, agar membuat
perencanaan
dan
pelaksanaan
kegiatan secara tertulis agar tidak
terjadi beban kerja yang menumpuk.
Contoh, menulis agenda kerja harian
dalam sebuah papan. Selanjutnya,
merombak lingkungan kerja (kantor)
agar lebih memberikan kesan rileks
dalam bekerja dan lebih indah saat
dipandang mata. Kemudian membuat
rencana dan kesepakatan dengan
yayasan secara tertulis untuk program
kesejahteraan kedepan agar ada
kejelasan tentang kompensasi yang
masih dirisaukan.
2. Bagi peneliti selanjutnya, bisa dikaji
lebih lanjut tentang dampak maupun
persepsi individu terhadap stress
berdasarkan teori lain. Selain itu, jenis
metode lain juga perlu digunakan
untuk
meneliti
penyebab
dan
manajemen stress dalam ranah
manajemen sumberdaya manusia.

Bibliography

Mc Shane, S.L. & Von Glinow M.A. 2005. Organizationa Behaviour: Emerging Realities for
The Workplace Revolution. New York: Mc Graw Hill.
Robbins, S. P. & Judge, T. A. 2013.Organizational Behaviour. New Jersey: Pearson Education.

Sutapa,M. 2007.Stress dan Konflik dalam Organisasi. Vol.3 no.1 71-77 www.jurnal.uny.ac.id
Yana, D. 2015.Stress Kerja pada Perawat IGD di RSUD Pasar Rebo Tahun 2014. Vol.1 no.2
107-115 jurnaladministrasi kebijakan kesehatan
44

Jurnal al–Hikmah vol. 6 no. 1 Maret 2018 36~45

Fei Li, dkk. 2016.The Role of Stress Management in the Relationship between Purpose in
Life and Self-Rated Health inTeachers: A Mediation Analysis. Vol.13 no.719 1-9
www.mdpi.com/journal/ijerph
Vasconcelos, dkk. 2016. Stress in Organizations: between Efficiency and the
Institutionalization of Fear. Vol.5 no.137-52www.anpad.org.br.bar
*****

Bambang Septiawan, Analisa Faktor Penyebab Stress dan Manajemen Stress…

45