Makalah Pengantar Ilmu Gizi Mikro Minera

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Pengantar Ilmu
Gizi tentang Mineral Mikro {Besi (Fe), Seng (Zn), Iodium (I), Tembaga (Cu), Mangan (Mn)}
dengan baik.
Adapun Pengantar Ilmu Gizi tentang Mineral Mikro {Besi (Fe), Seng (Zn), Iodium
(I), Tembaga (Cu), Mangan (Mn)} ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan
tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari Pengantar Ilmu Gizi tentang Mineral
Mikro {Besi (Fe), Seng (Zn), Iodium (I), Tembaga (Cu), Mangan (Mn)} ini dapat diambil
hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.

Madiun, 7 Oktober 2015

Penyusun

Mineral Mikro


Page 1

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
BAB I

BAB II

BAB III

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang .................................................................... 3

1.2

Rumusan Masalah ............................................................... 3


1.3

Tujuan................................................................................... 4

PEMBAHASAN
2.1

Besi (Fe) ................................................................................ 5

2.2

Seng (Zn) ............................................................................. 12

2.3

Iodium (I) ............................................................................ 15

2.4

Tembaga (Cu)....................................................................... 18


2.5

Mangan (Mn) ...................................................................... 19

PENUTUP
3.1

Kesimpulan .......................................................................... 22

3.2

Saran .................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 23

Mineral Mikro

Page 2


BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Unsur mineral merupakan salah satu komponen yang sangat diperlukan oleh
makhluk hidup di samping karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin, juga dikenal
sebagai zat anorganik atau kadar abu. Sebagian besar mineral akan tertinggal dalam
bentuk abu dalam bentuk senyawa anorganik sederhana, serta akan terjadi
penggabungan antar individu atau dengan oksigen sehingga terbentuk garam
anorganik. Berbagai unsur anorganik (mineral) terdapat dalam bahan biologi, tetapi
tidak atau belum semua. Unsur-unsur mineral esensial dalam tubuh terdiri atas dua
golongan, yaitu mineral makro dan mineral mikro.
Mineral makro diperlukan untuk membentuk komponen organ di dalam tubuh.
Mineral mikro yaitu mineral yang diperlukan dalam jumlah sangat sedikit dan
umumnya terdapat dalam jaringan dengan konsentrasi sangat kecil. Mineral-mineral
yang dibutuhkan tubuh akan memiliki fungsi khas-nya masing-masing. Oleh karena
itu mineral sangat dinutuhkan oleh tubuh, baik mineral mikro maupun mineral makro.

1.2


Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah definisi mineral mikro [Besi (Fe), Seng (Zn), Iodium (I), Tembaga
(Cu), Mangan (Mn)]?
1.2.2 Bagaimana absorbsi mineral mikro mineral mikro [Besi (Fe), Seng (Zn),
Iodium (I), Tembaga (Cu), Mangan (Mn)]?

Mineral Mikro

Page 3

1.2.3 Bagaimana fungsi mineral mikro [Besi (Fe), Seng (Zn), Iodium (I), Tembaga
(Cu), Mangan (Mn)]?
1.2.4 Bagaimana akibat kekurangan dan kelebihan dari mineral mikro [Besi (Fe),
Seng (Zn), Iodium (I), Tembaga (Cu), Mangan (Mn)]?
1.2.5 Bagaimana Angka Kecukupan Gizi (AKG) dari mineral mikro [Besi (Fe),
Seng (Zn), Iodium (I), Tembaga (Cu), Mangan (Mn)]?
1.2.6 Bagaimana sumber yang di dapat dari mineral mikro [Besi (Fe), Seng (Zn),
Iodium (I), Tembaga (Cu), Mangan (Mn)]?
1.2.7 Bagaimana metabolisme dari mineral mikro [Besi (Fe), Seng (Zn), Iodium (I),

Tembaga (Cu), Mangan (Mn)]?
1.3

Tujuan
1.3.1

Untuk mengetahui definisi mineral mikro [Besi (Fe), Seng (Zn), Iodium (I),
Tembaga (Cu), Mangan (Mn)]

1.3.2 Untuk mengetahui absorbsi mineral mikro mineral mikro [Besi (Fe), Seng
(Zn), Iodium (I), Tembaga (Cu), Mangan (Mn)]
1.3.3 Untuk mengetahui fungsi mineral mikro [Besi (Fe), Seng (Zn), Iodium (I),
Tembaga (Cu), Mangan (Mn)]
1.3.4 Untuk mengetahui akibat kekurangan dan kelebihan dari mineral mikro [Besi
(Fe), Seng (Zn), Iodium (I), Tembaga (Cu), Mangan (Mn)]

Mineral Mikro

Page 4


1.3.5 Untuk mengetahui Angka Kecukupan Gizi (AKG) dari mineral mikro [Besi
(Fe), Seng (Zn), Iodium (I), Tembaga (Cu), Mangan (Mn)]?
1.3.6 Untuk mengetahui sumber yang di dapat dari mineral mikro [Besi (Fe), Seng
(Zn), Iodium (I), Tembaga (Cu), Mangan (Mn)]?
1.3.7 Untuk mengetahui metabolisme dari mineral mikro [Besi (Fe), Seng (Zn),
Iodium (I), Tembaga (Cu), Mangan (Mn)]

BAB II
PEMBAHASAN
Mineral Mikro terdiri dari: Besi (Fe), Seng (Zn), Iodium (I), Selenium (Se), Tembaga
(Cu), Mangan (Mn), Flour (F), Kobal (Co), Kromium (Cr), Timah (Sn), Nikel (Ni), Vanadium
(V), Silicon (Si). Mineral Mikro adalah salah satu zat gizi yang juga penting bagi tubuh selain
karbohidrat, protein, lemak dan Mineral Makro. Berikut penjabaran mengenai definisi,
absorbsi, fungsi, akibat kekurangan dan kelebihan, angka kecukupan gizi (AKG) yang
dianjurkan, sumber, dan metabolisme yang termasuk dalam Mineral Mikro antara lain Besi
(Fe), Seng (Zn), Iodium (I),Tembaga (Cu), Mangan (Mn).
2.1

Besi (Fe)
2.1.1 Definisi


Mineral Mikro

Page 5

Zat besi adalah suatu zat dalam tubuh manusia yang erat dengan
ketersediaan jumlah darah yang diperlukan. Dalam tubuh manusia zat besi
memiliki fungsi yang sangat penting, yaitu untuk mengangkut oksigen dari
paru-paru ke jaringan dan mengangkut electron di dalam proses pembentukan
energi di dalam sel.
2.1.2 Absorbsi
Zat besi dalam tubuh manusia sebagian besar terdapat dalam sel darah
merah (eritrosit) yaitu sekitar 65%, dalam jaringan hati, limpa dan sumsum
tulang 30% dan sekitar 5% terdapat dalam inti sel, dalam plasma serta dalam
otot sebagai mioglobin (Minarno dan Hariani, 2008).
Fe berfungsi dalam pembentukan sel darah merah.Di dalam tubuh,
sebagian besar Fe terdapat konjugasi, seperti (Hemoglobin, myoglobin,
transferrin, ferritin dan hemosiderin) dengan protein dan terdapat dalam bentuk
Ferro atau ferri. Bentuk aktif zat besi biasanya terdapat sebagai Ferro,
sedangkan bentuk inaktif adalah sebagai Ferri (misalnya bentuk storage).

(Sediaoetama, 2006).
Zat besi lebih mudah diserap dari usus halus dalam bentuk Ferro.
Penyerapan ini mempunyai mekanisme autoregulasi yang diatur oleh kadar
ferritin yang terdapat di dalam sel-sel mukosa usus. Pada kondisi Fe yang baik,
hanya sekitar 10 % dari Fe yang terdapat di dalam makanan diserap ke dalam
mukosa usus, tetapi dalam kondisi defisiensi lebih, banyak Fe dapat diserap
untuk menutupi kekurang zat tersebut (Sediaoetama, 2006).
2.1.3 Fungsi
2.1.3.1 Membentuk Hemoglobin
Hemoglobin merupakan unsur paling penting dalam membawa
oksigen ke seluruh tubuh.Selain itu hemoglobin yang memberikan
warna merah gelap pada darah.Hemoglobin biasa disebut juga dengan
sel darah merah.
2.1.3.2 Pengantar Oksigen

Mineral Mikro

Page 6

Zat besi bertindak sebagai pengantar oksigen yang mentransfer

oksigen ke seluruh tubuh.Ini sangat penting karena oksigen dibutuhkan
oleh masing-masing dan setiap bagian tubuh untuk melakukan aktivitas
rutin.
2.1.3.3 Menjaga Fungsi otot
Zat besi juga

digunakan

untuk

menjaga

kesehatan

otot.Mioglobin (protein otot) membawa oksigen dari hemoglobin dan
mengeluarkannya dari seluruh sel-sel otot. Selain itu juga diperlukan
untuk kontraksi otot.
2.1.3.4 Menjaga Fungsi otak
Otak juga membutuhkan oksigen untuk meningkatkan kinerja.
20 % oksigen yang terdapat dalam darah digunakan oleh otak. Disini

merupakan peran zat besi yang membantu untuk memasok oksigen
dalam darah.
2.1.3.5 Mencegah Anemia
Kurang darah atau anemia disebabkan oleh kekurangan zat
besi. Sehingga dapat menunjukkan gejala seperti kelelahan, kelemahan
tubuh, sakit kepala, dan terlalu peka terhadap suhu dingin.
2.1.3.6 Mencegah Penyakit kronis
Asupan zat besi yang tepat dapat mencegah anemia, gagal
ginjal dan anemia predialysis.
2.1.3.7 Pramenstruasi
Zat besi juga dapat mengurangi gejala pramenstruasi yang
berupa pusing, perubahan suasana hati, hipertensi. Kekurangan asupan
zat besi selama pramenstruasi dapat membuat seseorang seperti lekas
marah dan emosional.
2.1.3.8 Menjaga kesehatan rambut
Kekurangan zat besi dapat menyebabkan rambut menjadi
kusam, tipis, kering dan rontok. Karena Zat Besi berperan penting
dalam mengantar oksigenas ke akar rambut.
2.1.3.9 Diperlukan oleh ibu hamil

Mineral Mikro

Page 7

Zat Besi sangat diperlukan ibu hamil untuk pembentukan
hemoglobin dan juga membawa oksigen dalam darah pada ibu hamil
dan janinnya. Ibu hamil harus mendapat asupan zat besi yang cukup
untuk pertumbuhan janin, direkomendasikan sekitar 27 miligram zat
besi per hari.
2.1.3.10 Menjaga kesehatan kulit dan kuku
Zat besi juga berguna untuk memfungsikan zat antioksidan.
Selain itu juga membantu untuk mengaktifkan vitamin dalam
kelompok B kompleks. Ini sangat berguna untuk menjaga kesehatan
kulit. Kekurangan zat besi juga dapat menyebabkan kelelahan, wajah
pucat, kulit kering, ujung rambut pecah, kuku menjadi rapuh.
2.1.4 Akibat Kekurangan dan Kelebihan
2.1.4.1 Kekurangan
 Perdarahan yang mengakibatkan hilangnya zat besi dari tubuh
menyebabkan kekurangan zat besi yang harus diobati dengan
pemberian zat besi tambahan.
 Kekurangan zat besi juga bisa merupakan akibat dari asupan
makanan yang tidak mencukupi.
 Kekurangan seperti ini sering terjadi selama kehamilan karena
sejumlah besar zat besi harus disediakan ibu untuk pertumbuhan
janin.
 Anemia karena kekurangan zat besi juga bisa terjadi pada remaja
putri yang sedang tumbuh dan mulai mengalami siklus menstruasi,
jika mereka mengkonsumsi makanan yang tidak mengandung
daging. Bila cadangan besi dalam tubuh berkurang, dapat terjadi
anemia. Gejalanya berupa:
 Pucat
 ‘kuku sendok’ (spoon nails, suatu kelainan bentuk dimana



Mineral Mikro

kuku-kuku tampak tipis dan berbentuk cekung/berlekuk)
Kelemahan yang disertai dengan berkurangnya kekuatan otot
Perubahan dalam tingkah laku kognitif.
Page 8

2.1.4.2 Kelebihan
 Kelebihan zat besi bisa menyebabkan keracunan, dimana terjadi
muntah, diare dan kerusakan usus. Zat besi dapat terkumpul di
dalam tubuh jika seseorang:
 Mendapatkan terapi zat besi dalam jumlah yang berlebihan




atau dalam waktu yang terlalu lama
Menerima beberapa tranfusi darah
Menderita alkoholisme menahun.

 Hemokromatosis merupakan penyakit kelebihan zat besi yang
diturunkan, yang bisa berakibat fatal tetapi mudah diobati.
 Biasanya gejala-gejalanya tidak timbul sampai usia pertengahan
dan berkembang secara tersembunyi, berupa:


Kulit menjadi berwarna merah tembaga



Sirosis



Kanker hati



Diabetes



Gagal jantung, yang bisa berkembang menyebabkan kematian
mendadak.

Gejala-gejala lainnya adalah:


Arthritis



Impotensi



Kemandulan



Hipotiroid



Kelelahan menahun.

2.1.5 Angka Kecukupan Gizi (AKG)

Mineral Mikro

Page 9

Tergantung kepada jenis kelamin dan umur:
2.1.5.1
2.1.5.2
2.1.5.3
2.1.5.4
2.1.5.5
2.1.5.6
2.1.5.7
2.1.6 Sumber

Usia 2-6 tahun 4,7 mg/hari
Usia 6-12 tahun 7,8 mg/hari
Laki-laki 12-16 tahun 12,1 mg/hari
Gadis 12-16 tahun 21,4 mg/hari
Laki-laki dewasa 8,5 mg/hari
Wanita dewasa usia subur 18,9 mg/hari
Menopause 6,7 mg/hari

Kita perlu mengenal beberapa bahan makanan yang mengandung zat
besi dan mudah kita temui sehari-hari.
2.1.6.1
Daging Merah
2.1.6.2
Telur
2.1.6.3
Ikan
2.1.6.4
Kacang-kacangan
2.1.6.5
Buah-buahan kering semacam raisin dan manisan buah
2.1.6.6
Kerang
2.1.6.7
Bayam
2.1.6.8
Selada
2.1.6.9
Hati sapi / ayam
2.1.6.10 Kedelai
2.1.6.11
Susu
2.1.7 Metabolisme
Metabolisme Fe berlangsung di jaringan Hepar.Awalnya Fe dari
makanan yang kita makan kemudian masuk melalui Mukosa Intestin. Setelah itu
Fe di bawa oleh protein transferin membentuk Fe-transferin menuju ke sitokrom
untuk disintesis menjadi enzim-enzim Fe pengangkut, ke sum-sum tulang
sebagai hormon dan pada Hb untuk mengangkut oksigen ke dalam eritrosit
serta ke organel sel Retikulum Endophlasma (RE). Jika Fe yang dikonsumsi
masih tersisa atau berlebih, maka akan disimpan sebagai feritin dalam hepar.
Adanya mobilisasi protein Feritin dalam hepar menyebabkan Feri (Fe) dari
makanan

diubah

menjadi

Fero

(Fe)

yang

dikatalisis

oleh

enzim

ferireduktase.Hal ini dapat terjadi jika ada seruloplasmin.Fero lebih mudah

Mineral Mikro

Page 10

diserap daripada Feri. Jika masih ada lagi Fe yang tersisa dari sintesis Feritin,
maka akan dikeluarkan melalui keringat dan kulit, laktasi, dan urin.
Kemudian jika Fe yang dibuat dalam Eritrosit (hanya berumur 120
Hari), maka setelah 120 hari, Hemoglobin akan pecah membentuk Heme dan
mioglobin, kemudian Heme akan pecah menjadi Fe, dan selanjutnya Fe akan
masuk kedalam pull menjadi pull-Fe. Sehingga Fe dalam tubuh bisa bersumber
dari heme juga bisa bersumber dari makanan yang kita makan. Full-Fe akan
pecah menjadi asam-asam amino, sehingga dalam tubuh ada asam amino yang
dapat diproduksi sendiri selain dari makanan yang kita makan yakni Pull-asam
amino dan juga Pull-Fe.
Jika tubuh kekurangan protein maka produksi Feritin juga akan
terganggu. Sehingga protein bukan sebagai sumber energi karena sangat banyak
2.2

enzim pada jaringan tubuh yang memerlukannya dalam setiap metabolisme.
Seng (Zn)
2.2.1 Definisi
Seng (bahasa Belanda: zink), zink, atau timah sari adalah unsur kimia
dengan lambang kimia Zn, bernomor atom 30, dan massa atom relatif 65,39.
2.2.2 Absorbsi
Absorpsi seng di atur oleh metalitionein yang disintesis di dalam sel
didnding saluran cerna. Bila konsumsi seng berlebihan maka di dalam sel
dinding saluran cerna sebagian diubah menjadi metaletionein sebagai
simpanan sehingga absorpsi berkurang. Bentuk simpanan ini akan dibuang
bersama sel-sel dinding usus halus yang umurnya adalah 2-5 hari.
Ekskresi seng di keluarkan bersama feses, urin, jaringan tubuh yang
dibuang,seperti jaringan kulit, sel dinding usus, cairan haid dan mani.
2.2.3 Fungsi

Mineral Mikro

Page 11

Tubuh mengandung 2-2,5 gram seng yang tersebar dihampir semua sel.
Sebagian besar seng berada di dalam hati, pankreas, ginjal,otot, dan tulang.
Jaringan yang banyak mengandung seng adalah bagian-bagian mata, kelenjar
prostat, spermatozoa, kulit, rambut, dan kuku. Seng di dalam plasma hanya
0,1% dari seluruh seng di dalam tubuh.
Seng mempunyai peranan esensial dalam banyak fungsi tubuh, antara
lain sebagai bagian dari enzim atau sebagai kofaktor. Seng berperan dalam
aspek metabolisme seperti reaksi-reaksi yang berkaitan dengan sintesis dan
degradasi karbohidrat, protein, lipid, dan asam nukleat. Seng berperan dalam
pemeliharaan keseimbangan asam basa dengan cara membantu mengeluarkan
karbon dioksida dari jaringan serta mengangkut dan mengeluarkan karbon
dioksida dari paru-paru pada pernapasan.
Peranan penting lainnya adalah sebagai bagian integral enzim DNA
polimerase dan RNA polimerase yang diperlukan dalam sintesis DNA dan
RNA. Seng juga berperan da;lam pengembangan fungsi reproduksi laki-laki
dan pembentukan sperma. Seng tampaknya juga berperan dalam metabolisme
tulang, transpor oksigen, dan pemunahan radikal bebas, pembentukan struktur
dan fungsi membran serta proses penggumpalan darah (Almatsier 2004).
2.2.4 Akibat Kekurangan dan Kelebihan
Defesiensi seng dapat terjadi pada usis rentan, yaitu anak-anak, ibu
hamil dan menyusui serta orang tua. Tanda-tanda kekurangan seng adalah
gangguan pertumbuhan dan kematangan seksual. Fungsi pencernaan
terganggu, karena gangguan fungsi pankreas, gangguan pembentukan
kilomikron, dan kerusakan permukaan saluran cerna. Selain itu dapat terjadi
diare dan gangguan fungsi kekebalan. Kekurangan seng kronis dapat
Mineral Mikro

Page 12

mengganggu sistem saraf dan fungsi otak. Kekurangan seng juga mengganggu
fungsi kelenjar tiroid dan laju metabolisme, gangguan nafsu makan,
penurunan katajaman indera serta menghambat penyembuhan luka.
Akibat kelebihan sen yaitu dapat menyebabkan degenerasi otot
jantung. Kelebihan sampai sepuluh kali AKG mempengaruhi metabolisme
kolesterol, mengubah nilai lipoprotein, dan dapat memeprcepat timbulnya
aterosklerosis. Dosis sebanayak 2 gram atau lebih dapat menyebabkan
muntah, diare, demam, kelelahan, anemia, dan gangguan reproduksi.
Suplemen seng dapat menyebabkan keracunan, begitupun makanan yang asam
dan disimpan di dalam kaleng yang dilapisi seng (Almatsier 2004).

2.2.5 Angka Kecukupan Gizi (AKG)
Wiyakarya Pangan dan Gizi tahun 1998 menetapkan angka kecukupan seng
untuk Indonesia sebagai berikut:
Bayi

: 3-5 mg

Usia 1-9 tahun

: 8-10 mg

Usia 10->60 tahun

: 15 mg (baik pria maupun wanita)

Ibu hamil

: +5 mg

Ibu menyusui

: + 10 mg

2.2.6 Sumber
Sumber: Kerang, tiram, hati, kacang-kacangan, susu, dedak gandum.
2.2.7 Metabolisme
Metabolisme dan absorpsi seng menyerupai metabolisme dan absorpsi
besi. Absorpsi membutuhkan alat angkut dan terjadi di bagian atas usus halus
(duodenum). Seng diangkut oleh albumin dan transferin masuk ke aliran darah
dan dibawa ke hati. Kelebihan seng disimpan di hati dalam bentuk
Mineral Mikro

Page 13

metalotionein.Selebihnya di bawa ke pankreas dan jaringan tubuh lain. Seng di
dalam penkreas digunakan untuk membuat enzim pencernaan.
Absorpsi seng diatur oleh metalotionein yang disintesis di dalam sel
dinding saluran cerna. Apabila konsumsi seng tinggi, di dalam sel dinding
saluran cerna sebagian diubah menjadi metalotionein sebagai simpanan,
sehingga absorpsi berkurang. Bentuk simpanan ini kana dibuang bersama sel-sel
dinding usus halus yang umurnya adalah 2-5 hari. Metalotionein di dalam hati
mengikat seng hingga dibutuhkan oleh tubuh. Distribusi seng antara cairan
ekstraseluler, jaringan dan organ dipengaruhi oleh keseimbangan hormon dan
situasi stres. Hati memegang peranan penting dalam redistribusi ini (Almatsier
2004).
2.3

Iodium (I)
2.3.1 Definisi
Defisiensi iodium merupakan keadaan yang prevalen di daerah
pegunungan dan di daerah lain tempat terjadinya penapisan tanah(leaching of
the soil) dan tempat dengan kandungan iodium yang rendah di dalam tnah serta
air yang biasa dipakai untuk minum dan irigasi tanaman pangan.Defisiensi
iodium juga terjadi pada dataran rendah yang jauh dari air laut seperti Afrika
bagian tengah.Di negara industry,kandungan iodium dalam tanah tidak begitu
penting karena pasokan pangan penduduknya lebih beragam dan pasokan itu
juga berasal dari wilayah yang jauh lebih luaas sementara garam beryodium
banyak tersedia.
2.3.2 Fungsi
Iodium digunakan untuk memproduksi tiroksin. Tiroksin adalah
hormon yang mengatur aktivitas berbagai organ, mengontrol pertumbuhan,
membantu proses metabolisme, bahkan menentukan berapa lama seseorang
bertahan untuk hidup. Di dalam tubuh, yodium sangat dibutuhkan oleh

Mineral Mikro

Page 14

kelenjar tiroid (kelenjar yang agak besar dan berada di leher depan bagian
bawah). Hormon tiroid mengontrol kecepatan tiap sel menggunakan oksigen.
Dengan demikian, hormone tiroid mengontrol kecepatan pelepasan energi dari
zat gizi yang menghasilkan energi. Yodium berperan pula dalam perubahan
karoten menjadi bentuk aktif vitamin A, sintesis protein dan absorpsi
karbohidrat dari saluran cerna. Yodium berperan pula dalam sintesis kolesterol
darah.
2.3.3 Akibat Kekurangan dan Kelebihan
Kelebihan yodium di dalam tubuh dikenal juga sebagai hipertiroid.
Hipertiroid terjadi karena kelenjar tiroid terlalu aktif memroduksi hormon
tiroksin. Kelebihan yodium ditandai gejala mudah cemas, lemah, sensitif
terhadap panas, sering berkeringat, hiperaktif, berat badan menurun, nafsu
makan bertambah, jari-jari tangan bergetar, jantung berdebar-debar, bola mata
menonjol serta denyut nadi bertambah cepat dan tidak beraturan. Jika tidak
segera diobati, penderita hipotiroid akan mengalami anemia, sistem pernafasan
melemah, penderita mengalami kejang, sehingga aliran darah ke otak
berkurang sampai akhirnya terjadi gagal jantung
Pada ibu hamil, kekurangan hormon tiroid, dikhawatikan bayinya akan
mengalami cretenisma, yaitu tinggi badan di bawah ukuran normal (cebol)
yang disertai dengan keterlambatan perkembangan jiwa dan tingkat
kecerdasan.
2.3.4 Angka Kecukupan Gizi (AKG)
Jumlah kebutuhan yodium setiap hari untuk mencegah terjadinya
defisiensi tergantung dari usia dan kondisi fisiologi, tetapi tidak dipengaruhi
oleh jenis kelamin. Asupan Yodium yang dianjurkan dari makanan (atau AKG
yodium) untuk berbagai kelompok umur dan bagi ibu hamil serta menyusui.
Dapat dilihat pada tabel berikut.
Mineral Mikro

Page 15

Golongan umur
0-16 bln
7-11 bln
1-3 thn
4-6 thn
7-9 thn

AKI*
(mg)
90
120
120
120
120

Pria
10-12 thn
13-15 thn
16-18 thn
19-29 thn
30-49 thn
50-64 thn
≥ 65 thn

120
150
150
150
150
150
150
150

Golongan umur
Wanita
10-12 thn
13-15 thn
16-18 thn
19-29 thn
30-49 thn
50 – 64 thn
≥ 65 thn
Hamil
Menyusui
0-6 bln
7-12 bln

AKI*
(mg)
120
150
150
150
150
150
150
+ 50
+ 50
+ 50

2.3.5 Sumber
Untuk Non-vegetarian:
 Salmon
 Tuna
 Kerang
 Cod
 Herring
 Garam beryodium
Untuk Vegetarian:




Rumput Laut
Produk susu dan susu
Garam beryodium
Banyak orang menganggap makanan tinggi garam seperti keripik, kue

kering,

dll

merupakan

sumber

yodium

karena

mengandung

garam.

Kenyataannya tidaklah seperti itu. Meskipun produk tersebut tinggi garam,
tetapi umumnya tidak mengandung garam beryodium.

2.4

Tembaga (Cu)
2.4.1 Definisi

Mineral Mikro

Page 16

Tembaga adalah unsur kimia dengan nomor atom 29 dan nomor massa
63,54, merupakan unsur logam, dengan warna kemerahan. Unsur ini
2.4.2

mempunyai titik lebur 1.803° Celcius dan titik didih 2.595° C.
Fungsi
Bagian dari berbagai enzim dan seruloplasmin dan eritrokuprein dalam
darah. Bagian integral DNA dan RNA. Diperlukan untuk absorpsi dan
pengunaan besi dalam pembentukan hemoglobin.
Pembentukan sel darah merah, pigmen, penting untuk kesehatan tulang,

2.4.3

sebagai komponen enzim, pembentukan sel darah merah.
Akibat Kekurangan dan Kelebihan
2.4.3.1 Kekurangan: kelelahan dan kadar tembaga yang rendah dalam darah.
2.4.3.2 Kelebihan: Tembaga yang tidak berikatan dengan protein
merupakan zat racun. Mengkonsumsi sejumlah kecil tembaga yang
tidak berkaitan dengan protein dapat menyebabkan mual dan muntah.

2.4.4

2.4.5

Sumber
 Kacang-kacangan
 Kacang kering
 Tiram
 Kakao
 Susu
 Sereal
 Hati
 Seafood
Metabolisme
Proses metabolisme, pembentukan hemoglobin, dan proses fisiologis
dalam tubuh (Richards 1989; Ahmed et al. 2002). Tembaga ditemukan dalam
protein plasma, seperti seruloplasmin yang berperan dalam pembebasan besi
dari selke plasma. Tembaga juga merupakan komponen dari protein darah,
antara lain eritrokuprin, yang ditemukan dalam eritrosit (sel darah merah) yang
berperan dalam metabolism oksigen (Darmono 1995; 2001). Selain ikut
berperan dalam sintesis hemoglobin, tembaga merupakan bagian dari enzimenzim dalam sel jaringan. Tembaga berperan dalam aktivitas enzim pernapasan,

2.5

sebagai ko faktor bagi enzim tirosinase dan sitokromoksidase.
Mangan (Mn)

Mineral Mikro

Page 17

2.5.1

Definisi
Mangan adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Mn dan nomor atom 25. Mangan adalah mineral yang membantu

2.5.2

tubuh mengkonvensi protein dan lemak untuk energi.
Fungsi
Dalam jaringan hidup, mangan bertugas sebagai kofaktor untuk
beragam jenis enzim dengan bermacam-macam fungsi. Salah satu fungsi enzim
ber-mangan yang sangat penting ada dalam proses detoxifikasi radikal bebas
superoxida pada sel jaringan hidup yang berhubungan dengan berbagai elemen
oksigen. Mangan juga berperan aktif dalam pembentukan tulang, pembentukan

2.5.3

ikatan pada jaringan lunak, penyerapan kalsium.
Akibat Kekurangan dan Kelebihan
2.5.3.1 Kekurangan
Mangan juga dapat menyebabkan Parkinson, emboli paru, dan
bronkitis. Pria yang terpapar mangan dalam jangka waktu lama
berpotensi menjadi impoten. Namun, kekurangan asupan mangan
juga bisa memicu berbagai masalah kesehatan. Berikut adalah

2.5.3.2

diantaranya:
 Kegemukan
 Intoleransi glukosa
 Pembekuan darah
 Masalah kulit
 Gangguan rangka
 Janin lahir cacat
 Perubahan warna rambut
 Gejala neurologis
Kelebihan
Beberapa gejala gangguan kesehatan bisa diakibatkan oleh
berlebihnya kadar mangan bisa dicontohkan sebagai berikut :
 Gangguan ginjal

 Gangguan mental
Mineral Mikro

Page 18

 Kejang

 Penyakit Parkinson atau gejala-gejala yang menyerupai

 Penurunan tingkat intelegensia

2.5.4

Sumber
Penyerapan mangan oleh manusia terutama terjadi melalui makanan,
seperti bayam, teh, dan rempah-rempah. Bahan makanan lain yang mengandung
konsentrasi tinggi mangan adalah biji-bijian dan beras, kacang kedelai, telur,
minyak zaitun, kacang hijau, dan tiram. Dalam tubuh, mangan akan diangkut
melalui darah ke hati, ginjal, pankreas dan kelenjar endokrin.
Sumber alami Mangan (Mn) adalah alpukat, rimput laut, teh, kismis,
nanas, brokoli, kacang-kacangan, biji-bijian, kacang polong, dan sayuran
berdaun hijau. Sumber herbal, seperti gingseng.

2.5.5

Metabolisme
Mekanisme absorbs mangan hingga sekarang belum diketahui
dengan pasti. Seperti halnya dengan mineral nikro lainnya, faktor makanan
mempengaruhi absorbs mangan. Besi dan kalsium menghambat absorbsi
mangan. Mangan diangkut oleh protein transmanganin dalam plasma. Setelah

Mineral Mikro

Page 19

diabsorbsi, mangan dalam waktu singkat terlihat dalam empedu dan dikelurkan
dengan feses. Taraf mangan dalam jaringan diatur oleh sekresi selektif melalui
2.6

empedu. Pada penyakit hati, mangan menumpuk dalam hati.
Angka Kecukupan Mineral yang dianjurkan untuk orang Indonesia.

BAB III
PENUTUP
3.1

Kesimpulan
3.1.1
Mineral merupakan komponen inorganik yang terdapat dalam tubuh manusia,
yang membantu tubuh mencernakan makanan, menyerap nutrien, dan menjaga
3.1.2

keseimbangan pH lebih alkali, dari pada asam.
Mineral digolongkan kedalam mineral makro dan mineral mikro. Mineral
makro adalah mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah lebih dari 100 mg

3.1.3

sehari, sedangkan mineral mikro dibutuhkan kurang dari 100 mg sehari.
Fungsi mineral yaitu sebagai kofaktor sebagai kompenen utama tubuh
merupakan unsur dalam cairan tubuh atau jaringan, sebagai elektrolit yang

3.1.4

mengatur tekanan osmuse.
Mineral mikro meliputi besi (Fe), seng (Zn), Iodium (J), tembaga (Cu),
Mangan (Mn).

3.2

Saran
3.2.1

Sebaiknya kita mengkonsumsi mineral baik dalam mineral makro maupun
mineral mikro karena mineral tersebut dibutuhkan oleh tubuh kita dan
bermanfaat untuk kesehatan.

3.2.2

Sebaiknya jika kita ingin menganalisa mineral mikro dapat dilakukan seperti
analisa dalam mineral mikro tersebut.

Mineral Mikro

Page 20

Mineral Mikro

Page 21

DAFTAR PUSTAKA
Almatsier S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Dalam http://gizidietetik.com/tag/mineral/ diakses pada tanggal 2 Oktober 2015 pukul, 19.00
WIB
Dalam http://id.m.wikipedia.org?wiki/Zat_besi diakses pada tanggal 2 Oktober 2015 pukul,
19.00 WIB
Dalam https://id.wikipedia.org/wiki/Mangan diakses pada tanggal 2 Oktober 2015 pukul,
19.00 WIB
Dalam http://id.wikipedia.org/wiki/mineral diakses pada tanggal 2 Oktober 2015 pukul, 19.00
WIB
Dalam https://id.wikipedia.org/wiki/Seng diakses pada tanggal 2 Oktober 2015 pukul, 19.00
WIB
Dalam http://kliksma.com/2015/04/pengertian-unsur-mangan-dan-efeknya.html diakses pada
tanggal 2 Oktober 2015 pukul, 19.00 WIB
Dalam http://www.amazine.co/28251/mangan-mn-fakta-sifat-kegunaan-efek-kesehatannya/
diakses pada tanggal 2 Oktober 2015 pukul, 19.00 WIB
Dalam http://www.sridianti.com/fungsi-dan-manfaat-mangan-dalam-tubuh.html diakses pada
tanggal 2 Oktober 2015 pukul, 19.00 WIB
Dalam http://www.arenaterbaru.com/2014/02/mineral-mikro-ilmu-gizi.html diakses pada
tanggal 2 Oktober 2015 pukul, 19.00 WIB

Mineral Mikro

Page 22

Dalam mediskus.com/nutrisi/fungsi-dan-manfaat-zat-besi.html diakses pada tanggal 2
Oktober 2015 pukul, 19.00 WIB
Palupi, Zakaria, Prangdimurti. 2002. Evaluasi nilai biologis vitamin dan mineral. Nuha
Medika. Yogyakarta.
Proverawati, atikah dan Erna K. 2010. Ilmu gizi: Untuk Keperwatan dan Gizi Kesehatan.
Yuniastuti, Ari. 2008. Gizi dan Kesehatan. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Mineral Mikro

Page 23