Tujuan Proyek Creation research dan development

Tujuan Proyek (Creation)
Kuasa untuk mewajibkan batu akik pada PNS Purbalingga ini, awalnya berasal dari
sebuah trend dan hobi koleksi. Belakangan ini batu akik tengah menjadi tren di kalangan
masyarakat. Tidak terkecuali di lingkungan para Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kabupaten
Purbalingga, Jawa Tengah.
Menyadari adanya potensi daerah, bupati pun meminta PNS-nya tak hanya memakai batu
akik tetapi juga memasarkan batu akik. Kebijakan tersebut disambut gembira oleh para
pengerajin batu akik, karena nantinya penghasilan mereka akan lebih banyak.
Sebentar lagi pemkab Purbalingga juga akan memperluas jaringan sampai ke kota-kota
besar. Menurut mereka, sebagus apapun suatu barang jika sistem promonya tidak sesuai maka
tidak akan laku. Untuk itu pemerintah berupaya keras hingga mengajak ASN dari kalangan
manapun untuk wajib berbatu akik ketika sedang dinas kantor.
Bagi setiap daerah, memiliki keunikan masing-masing dalam mengatur PNS di
lingkungan pemerintah kota, kabupater maupun provinsi. Di lingkungan Pemrov Jateng, semua
PNS juga diwajibkan Gubernur Jateng untuk menggunakan baju adat setiap sebulan sekali.
Lain halnya dengan Pemkab Purbalingga dan Pemrov Jateng, Pemkab Blora juga
mewajibkan PNS memakai baju samin sebagai keunikan dan khazanah budaya khas Blora. Bagi
PNS di lingkungan Kabupaten Blora, diwajibkan mengenakan baju samin yang unik dan menarik.
Pada akhirnya untuk lebih meningkatkan potensi lokal berupa batu klawing atau batu
akik, pegawai negeri sipil (PNS) di Pemkab Purbalingga diwajibkan memakai batu akik. "Saya
mewajibkan PNS tidak hanya menjadi pemakai batu akik klawing, tetapi juga agar bisa menjadi

pemasar. Potensi PNS di Purbalingga hampir mencapai 10.000 orang. Kalau separuhnya dapat
memasarkan kepada teman-temannya di luar daerah, produksi ekonomi kerakyatan akan tumbuh.
Sekarang sudah mulai dirasakan oleh masyarakat," kata Bupati Purbalingga Sukento.
Sebelum menetapkan peraturan tersebut. Bupati Purbalingga melihat segi ekonomi dari
para PNS. Dia merinci, upah memoles satu buah batu akik berkisar antara Rp 25.000 hingga Rp
30.000. Dari pantauan yang dilakukan, seorang perajin dalam sehari dapat memoles sedikitnya
empat buah batu akik.
"Kalau sehari penghasilan mereka Rp 100.000, sebulan bisa mencapai Rp 3 juta. Itu
sudah di atas UMR. Jadi, tujuan saya adalah semata-mata untuk kepentingan masyarakat. Itu
yang utama," katanya.
Kepala Dinas Perindustrian Pedagangan dan Koperasi (Dinperindagkop) Agus Winarno
menuturkan, atas kebijakan pengembangan ekonomi kerakyatan melalui kerajinan batu akik
klawing, Pemkab telah menyiapkan anggaran hingga Rp 900 juta untuk mendukung proses
produksi batu akik klawing.

Intinya Kuasa ini bertujuan untuk mendukung distribusi batu akik khususnya batu akik
clawing, Bupati Purbalingga Sukento Rido Marhaendrianto mengajak seluruh aparatur dan
pejabat untuk menggunakan cincin batu akik Purbalingga. Tidak hanya itu, para abdi negara ini
juga diminta menyosialisasikan keluarga dan teman terdekat untuk menggunakan cincin akik
sebagai wujud kecintaan terhadap Purbalingga.