MAKRO EKONOMI marko dan soal (1)

MAKRO EKONOMI
PENGARUH INFLASI DAN PENGANGGURAN TERHADAP
PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA (1996-2012)

Disusunoleh:

HAEDAR ARDI AQSHA
11.6680 / 3SE1

SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK
JAKARTA 2013/2014

BAB 1: PEMBUKAAN
1. Latar belakang
Indonesia yang notabene merupakan negara berkembang masih terus berusaha
untuk menggenjot pertumbuhan perekonomiannya. Setelah tejadi krisis ekonomi yang
melanda Indonesia di tahun 1997-1998, Indonesia terus berbenah untuk memperkuat
perekonomiannya. Di kala itu perekonomian Indonesia mengalami keterpurukan yang
sungguh hebat, inflasi tak terkendali, pengangguran meningkat, dan ujungnya
pertumbuhan ekonomi yang mengalami kemerosotan tajam. Sebagai negara
berkembang memang perekonomian Indonesia masih rentan akan guncanganguncangan baik itu dari luar maupun dalam negeri. Banyak faktor yang

mempengaruhi kestabilan

perekonomian Indonesia yang perlu diperhatikan oleh

pemerintah maupun penggerak roda perekonomian nasional.
Dari segi makroekonomi, pengangguran dan inflasi adalah indikator ekonomi
yang sangat penting untuk menjadi perhatian pemerintah dalam menjalankan roda
perekonomian negara. Hal ini disebabkan keadaan inflasi, yaitu kenaikan harga
barang dan jasa secara terus-menerus, dapat menentukan perilaku masyarakat dalam
mengonsumsi suatu barang dan berdampak kepada pertumbuhan ekonomi. Demikian
halnya yang terjadi pada pengangguran, pengangguran memiliki dampak tidak hanya
perekonomian seperti pengelolaan perilaku masyarakat dalam mengonsumsi suatu
barang namun juga berdampak kepada aspek sosial.
2. Rumusan Masalah
1. Faktor apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomomi Indonesia di
tahun 1996 sampai 2012?
2. Apakah keadaan ekonomi di Indonesia sesuai dengan teori Phillips?
3. Tujuan

1. Mengetahui faktor pengaruh pertumbuhan ekonomi di Indonesia tahun 1996

sampai 2012.
2. Mengetahui apakah teori-teori dari barat berlaku di Indonesia yang notabene
merupakan negara berkembang.
4. Manfaat
1. Dapat sebagai bahan evaluasi yang berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi
Indonesia.
2. Mengetahui pola hubungan dan pengaruh antara variabel pertumbuhan
ekonomi, inflasi dan pengangguran di Indonesia.

BAB 2 : LANDASAN TEORI
2.1. Definisi Inflasi
Menuru Keynes (dalam Mankiw, 2007), inflasi adalah kenaikan dalam tingkat
harga rata-rata; harga adalah dimana mempertukarkan uang dengan barang atau jasa.
Sementara Samuelson (2001) menyatakan bahwa inflasi merupakan suatu keadaan
dimana terjadi peningkatan harga secara umum, baik harga barang, jasa maupun
faktor produksi.
2.2. Teori Kurva Philips
Kurva Phillips dicetuskan oleh seorang ekonom bernama A.W Phillips, pada
tahun 1958, yang mendeskripsikan antara tingkat perubahan upah dengan tingkat
perubahan pengangguran. Kemudian, teori ini berkembang menjadi hubungan antara

inflasi dan tingkat pengangguran yang sifatnya berbanding terbalik. Di bawah ini
mennjukkan bentuk kurva Philips.
Gambar I
Kurva Philip

Kurva Phillips memiliki gradien yang negatif, turun dari kiri atas ke kanan bawah,
yang menunjukkan respon terhadap tingkat pengangguran dan inflasi. Semakin tinggi
tingkat inflasi suatu negara, maka jumlah pengangguranpun diprediksi semakin
menurun.
2.3. Pengangguran
Pengangguran adalah suatu istilah yang merepresentasikan ketiadaan
seseorang dalam memiliki pekerjaan dan dalam usaha mencari pekerjaan dalam kurun
waktu minimal empat minggu terakhir (Kaufman& Hotchkiss, 1999). Sementara itu,
menurut J.M Keynes, tingkat pengangguran sangat erat kaitannya dengan tingkat
upah. Jika suatu tingkat upah turun, akan menyebabkan pendapatan turun dan diikuti
dengan penurunan daya beli. Hal ini menyebabkan kapasistas produksi tidak terserap
sehingga perusahaan mengalami kerugian dan mengurangi tenaga kerja yang ada
sehingga pengangguran meningkat.

BAB 3 : PEMBAHASAN

 Inflasi

%

INFLASI
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0

Pada tahun 1997-1998 Indonesia mengalami krisis ekonomi yang sangat hebat
dan menyebabkan inflasi tak terkendali hingga mencapai angka 78%. Hal ini
menyebabkan harga berbagai macam komoditas mengalami kenaikan sehingga
masyarakat tidak mampu untuk membelinya. Akan tetapi setelah itu, inflasi Indonesia

selalu setabil dibawah 10% kecuali di tahun 2005. Di tahun 2005 inflasi di Indoesia
mencapai 18% dikarenakan pengurangan subsidi BBM yang menyebabkan berbagai
komoditi menaikkan harga guna menutup biaya oprasional dan transportasi. Di tahun
2008 tahun dimana terjadi krisis global yang melanda Yunani, inflasi Idonesia tetap
stabil dan tidak terpengar oleh gejolak ekonomi global.
2.

Pengangguran

% angkatan kerja

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA
12
11
10
9
8
7
6
5

4
3
2

Berdasarkan grafik diatas dapat kita lihat bahwa tingkat pengangguran terbuka
di Indonesia mengalami fluktuasi dari tahun 1996 sampai tahun 2013. Sejak
Indonesia mengalami krisis di tahun 1997-1998, tingkat pengangguran terbuka terus
mengalami peningkatan sampai puncaknya pada tahun 2005 yang hampir mencapai
angka 11% dari total angkatan kerja. Akan tetapi setelah perekonomian Indonesia
stabil, tingkat pengagguran terbuka terus mengalami penurunan dari tahun 2005
sampai tahun 2013 yang berada di angka 6%. Tentunya kita berharap bahwa tingkat
pengangguran terbuka terus menurun sehingga tercipta perekonomian full
employment dan tingkat kemiskinan maupun kriminalitas mengalami penurunan.
Pemerintah disamping memperhatikan laju pertumbuhan ekonomi, masalah

pengangguran juga perlu diperhatikan. Seharusnya penanganan laju pertumbuhan
ekonomi dan tingkat pengangguran harus sejalan. Jika pertumbuhan ekonomi terus
eningkat, seharusnya tingkat pengangguran di Indonesia menjadi menurun karena
kebutuhan pekerja yang banyak untuk memproduksi output.
3.


Pertumbuhan Ekonomi

%

PERTUMBUHAN EKONOMI
7
6
5
4
3
2
1
0
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Pertumbuhan ekonomi Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.
Tentunya ini semua menjadi sinyal positif akan perekonomian Indonesia. Akan tetapi
di tahun 2009 pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami penurunan yang cukup
curam dikarenakan adanya krisis ekonomi global. Adanya krisis global membuat

aktivitas ekspor Indonesia ke negara Amerika Serikat ataupun ke wilayah Eropa
mengalami penurunan yang besar dan membuat neraca perdangan Indonesai
mengalami penurunan.
Setelah tahun 2009 pertumbuhan ekonomi Indonesia selalu meningat, hal ini
dikarenakan kepercayaan investor untuk menanam sahamnya di Indonesia. Indonesia
merupakan salah satu dari segelintir negara yang perekonomiannya tak begitu
terguncang akibat adanya krisis ekonomi global selain India dan China. Selain itu
Internasional juga meramalkan bahwa China, Inda, dan Indonesia beberapa tahun ke
depan akan menjadi negara yang ekonominya kuat dan terus tumbuh.

Correlations
pertumbuhan
Pearson Correlation

N

Pengangguran

pertumbuhan


1.000

-.913

.253

Inflasi

-.913

1.000

-.225

.253

-.225

1.000


.

.000

.155

Inflasi

.000

.

.184

pengangguran

.155

.184


.

pertumbuhan

18

18

18

Inflasi

18

18

18

pengangguran

18

18

18

pengangguran
Sig. (1-tailed)

inflasi

pertumbuhan

Dari tabel correlations diatas dapat kita lihat bahwa hubungan antara
pertumbuhan ekonomi dengan inflasi cukup erat dan berbanding terbalik (-0,913). Itu
berarti jika pertumbuhan ekonomi mengalami peningkatan maka inflasi mengalami
penurunan. Correlation antara pertumbuhan ekonomi dengan pengangguran hanya
0,253 yang berarti hubungan antara kedua variabel ini lemah dan searah. Hubungan
terbalik dan tidak kuat juga kita jumpai antara pengagguran dan inflasi. Hubungan
terbalik antara inflasi dan jumlah pengagguran terbuka sesuai dengan teori Philips
yang tercermin dari grafik dibawah ini.
Kurva Philips

Semakin tinggi tingkat inflasi suatu negara maka jumlah pengagguran akan
semakin berkurang dikarenakan negara dan perusahaan membutuhkan banyak pekerja
untuk memproduksi barang dan jasa.

Model Summary
Change Statistics
Mo

Adjusted R Std. Error of the

del

R

1

.915a

R Square

Square

.836

R Square

Estimate

.815

Sig. F

Change

1.96534

F Change

.836

df1

38.370

df2
2

Change

15

.000

a. Predictors: (Constant), pengangguran, inflasi

R square yang didapatkan dari tabe diatas cukub besar yaitu 0,815. Ini berarti
model yang terbentuk cukup bagus dikarenakan 81,5% pertumbuhan ekonomi
Indonesia dipengaruhi oleh inflasi dan tingkat pengangguran. Sedangkan 18,5% di
jelaskan oleh variabel lainnya.
ANOVAb
Model
1

Sum of Squares
Regression
Residual
Total

df

Mean Square

296.416

2

148.208

57.939

15

3.863

354.355

17

F

Sig.
.000a

38.370

a. Predictors: (Constant), pengangguran, inflasi
b. Dependent Variable: pertumbuhan
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
1

B

Std. Error

(Constant)

6.122

2.089

inflasi

-.243

.029

.118

.254

pengangguran

Coefficients
Beta

a. Dependent Variable: pertumbuhan

Hipotesis:

Ho

:

Model tidak cocok

H1

:

Model cocok

T

Sig.

2.931

.010

-.902

-8.418

.000

.050

.465

.649

Signifikansi

:

Ujistatistik

:

5%
p-hitung < p-value
0,000 < 0,05

Keputusan

: Tolak Ho

Kesimpulan

: Model dinyatakan cocok (fit) dengan melibatkan tiga

variabel

yaitu pertumbuhan ekoomi sebagai

dependent variabel dan

inflasi

dan

pengangguran sebangai independent variabel.
Dari tabel anaova diatas kita dapat membentuk suatu persamaan seperti berikut:
Pertumbuhan Ekonomi = 6,122 – 0,243 X1 + 0,118X2
Dimana:

X1 = inflasi
X2 = Pengangguran

Dari model diatas dapat kita lihat bahwa setiap penaikan inflasi sebesar 1%
maka pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami penurunan sebesar 0,243 dengan
asumsi variabel pengagguran bernilai 0. Sedangkan setiap penaikan tingkat
pengguran sebesar 1% maka pertumbuhan ekonomi juga akan naik sebesar 0,118
dengan asumsi nilai inflasi 0.
Jika variabel inflasi dan pengangguran diuji secara parsial, maka variabel
pengangguran secara statistic tidak signifikan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
indoneisa. Hal itu tercermin dari nilai p-hitung nya yang lebih besar dari signifkansi
(0,649 > 0,05).

BAB 4 : PENUTUP
1. KESIMPULAN

Setelah terjadi krisis ekonomi di tahun 1997-1998, Indonesia berusaha untuk
mengendalikan inflasi agar selalu berada di angka yang wajar. Beragai kebijakan di
keluarkan pemerintah guna menekan angka inflasi. Tigginya angka Inflasi di tahun
1998 membuat perekonomian Indonesia mengalami goncangan yang cukup hebat
sehingga membuat pertumbuhan ekonomi sampai di angka negatif. Hal itu tentu
menjadi pembelajaran yang berharga bagi Indonesia dalam perekonomian. Sehingga
ketika terjadi krisis gloal di tahun 2008-2009 perekonomian Indonesia masih
menunjukkan pertumbuhan dikala perekonomian negara lain menunjukkan
kemerosotan.
Inflasi

memang

memberi

pengaruh

yang

sangat

signifikan

dalam

pertumbuhan perekonomian Indonesia. Hubungan antar keduanya adalah negative
dan kuat. Daam kata lain, ketika inflasi mengalami peningkatan, maka pertumbuhan
ekonomi mengalami kemerosotan, dan sebaliknya. Pengangguran yang bisa menjadi
indikator pertumbuhan ekonomi, semakin tinggi pertumbuhan ekonomi tentunya
diharapkan semakin mendekati full employment, tidak memberikan pengaruh yang
signifkan terhadap pertumbuhan perekonomian Indonesia. Hubungan keduanya
sangat lemah dan positif. Itu berarti bahwa semakin tinggi pertumbuhan ekonomi,
maka angka pengangguran semakin tinggi juga. Tentunya hal ini bertentangan dengan
apa yang di harapkan pemerintah untuk mencapai full employment.

2. SARAN
Disamping

terus

menggenjot

laju pertumbuhan

ekonomi

Indonesia,

pemerintah juga memperatikan ketersediaan lapangan pekerjaan di Indonesia.
Semakin tinggi lau pertumbuhan ekonomi, tentunya diharapkan semakin banyak pula
lapangan pekerjaan yang tersedia dikarenakan salah satu indikator pertumbuhan
ekonomi adalah produktivitas output yang meningkat. Dalam memproduksi output
yang banyak, tentunya pemerintah maupun perusahaan membutuhkan tenaga kerja
yang banyak pula. Tapi kenapa di Indonesia hubungan antara pertumbuhan ekonomi
dan pengangguran adalah positif? Padahal yang seharusnya hubungan antar keduanya
adalah negative.

DAFTAR PUSTAKA
1. www.bps.go.id
2. www.bi.go.id
3. Mankiw, N. Gregory, 2007. Makroekonomi. Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.