Tenis Ilmiah Untuk para Pelatih dan Atle
Tenis Ilmiah
Untuk para Pelatih dan Atlet Tenis
Yadi Su n a rya di
1
Pengantar
Mengapa harus Buku Tenis yang lain ?
Buku ini tidak akan mengantarkan anda tenis langsung menjadi juara; buku ini akan
membantu anda bermain tenis sesuai dengan kemampuan fisik atlet. Tidak ada sesuatu yang
bisa menggantikan latihan dan kemampuan yang dimiliki setiap orang, tetapi banyak hal yang
akan membantu anda untuk memperoleh angka ketika bermain tenis – tanpa latihan dan kerja
keras dalam waktu yang lama dan menjenuhkan. Lagi pula, usaha untuk memahami hukumhukum alam yang digunakan di lapangan tenis akan membantu anda untuk lebih menikmati
permainan tenis.
Anda tidak perlu memiliki pengetahuan tentang ilmu bagaimana membuat bendabenda yang dijelaskan dalam buku ini, seperti raket, snar, dan bola tenis. Agar memperoleh
keuntungan dari buku ini, tidaklah perlu anda memahami atau bahkan membaca penjelasan
ilmu fisikanya. Anda hanya membaca apa yang dianjurkan pada buku ini, seperti apa yang
anda lakukan ketika belajar tenis. Anda tidak usah bertanya kepada atlet tenis profesional
mengapa anda harus menguatkan pergelangan tangan atau mengapa anda harus melakukan
gerak lanjutan (follow through) ketika melakukan setiap pukulan.
Buku ini memberikan penjelasan dengan tiga aspek permainan yang saling berkaitan :
peralatan (equipment), pukulan (strokes), dan strategi (strategy). Yang paling penting lagi
adalah penyatuan dari ketiga aspek ini ke dalam kemampuan anda sendiri. Karena Bjorn
Borg dengan tegangan snar 80 pound (sekitar 40 kg), tidaklah perlu anda turuti. Karena
Jimmy Connors melakukan pukulan dengan menggunakan seluruh tubuhnya, maka anda juga
tidak disarankan untuk hal ini. Dan karena banyaknya atlet tenis profesional tenis
mengerahkan kekuatan pada servis pertamanya dan mempermudah servis keduanya, maka
anda tidak perlu memaksakan diri untuk melakukan hal yang sama. Hampir seluruhnya, atlet
tenis terbaik telah beralih pada peningkatan kualitas peralatan yang digunakannya,
meningkatkan kualitas pukulannya, dan menghitung strategi untuk menyesuaikan
kemampuan fisiknya, dan psikisnya – dan bukan kemampuan anda – sehingga anda tidak
diharuskan menirunya.
Buku ini hanya menjelaskan sejumlah topik yang terbatas, tetapi juga dari berbagai
sudut pandang yang berbeda – yang dikatakan para ilmuwan yang menjelaskan bagaimana
memperoleh keuntungan dari hukum-hukum alam untuk memenangkan angka dan, sebagai
penonton atau pemain, untuk lebih menikmati permainan. Tennis telah berkembang selama
bertahun-tahun secara trial and error. Tak ada sekelompok ilmuwan, para insinyur, dan
pemain yang telah mencoba untuk menentukan prinsip-prinsip ilmiah yang mendasari
permainan dan kemudian buku-buku tenis yang menjawab seluruh pertanyaan “bagaimana
caranya”, tetapi tidak menjawab pertanyaan ”mengapa” (tidak menyertakan secara bersamaan
pertanyaan “bagaimana caranya” dengan “mengapa”).
Para atlet profesional telah
mempelajari dengan cara latihan dari pelatih atau atlet lain, dan seperangkat metode
2
pengajaran tenis telah dikembangkan. Pada dasarnya berlatih dengan aturan dan pengulangan
secara serampangan. Sampai sekarang, masih banyak orang-orang yang telah menghentikan
pemikiran tentang pengetahuan dasar yang mengatur permainan, dan jarang sekali orang yang
membuat buku semacam ini.
Dalam buku ini tidak ada penekanan untuk beberapa jenis pukulan. Hampir dalam
setiap buku tenis menjelaskan lebih banyak dari yang mungkin anda ingin ketahui tentang
bagaimana caranya melakukan pukulan backhand, bagaimana cara menjelaskan mekanika
gerak pukulan dari atas kepala (overhead). Malahan, buku ini lebih menekankan pilihan yang
tepat tentang peralatan, strategi, dan lintasan bola, karena analisis ilmiahnya memberikan
hasil bermanfaat yang dapat dialihkan pada gerakan-gerakan yang lebih menguntungkan.
Topik-topik lainnya juga dibahas, meskipun tidak langsung memberikan anjuran yang
khusus, karena menarik dan sesuai, karena informasinya tidak dapat ditemukan di berbagai
literatur tenis lainnya.
Beberapa konsep dalam buku ini bertentangan dengan keyakinan yang diterima
banyak orang tentang tenis. Konsep-konsep ini berasal dari aplikasi hukum-hukum fisika
dasar pada permainan tenis. Lagi pula konsep-konsep ini telah diteliti di laboratorium,
dengan model komputer, dan tentu saja bilamana memungkinkan, di lapangan tenis.
Beberapa tahun yang lalu, beberapa konsep yang ada di buku ini akan dihilangkan dari
pengetahuan tenis, karena dianggap salah. Tak seorangpun dapat mengontrol eksperimen,
dan keyakinan yang diterima telah didasarkan pada informasi anekdot. Tak ada keraguan lagi
pada kebanyakan keyakinan atlet tenis, bahwa snar yang bertegangan tinggi dan jenis raket
yang fleksibel akan menghasilkan power yang lebih besar. Sekarang ini pengetahuan kita
lebih baik. Dengan adanya revolusi pada teknologi dan desain raket telah mengubah
pemahaman tentang tenis. Saat ini kiranya perlu bagi atlet dan pelatih tenis untuk segera
beralih menuju pemahaman baru tentang permainan tenis. Yaitu seluruh isi yang dijelaskan
dalam buku ini.
3
BAB 1
Kegunaan tali raket (str ing)
Banyak sekali iklan-iklan yang terkenal dimuat dalam beberapa majalah tenis yang
menyatakan bahwa bola tidak pernah menyentuh raket tenis yang sangat mahal dan
berteknologi tinggi. Bola hanya menyentuh tali raket. Oleh karena itulah, dalam bagian
pertama buku ini akan dibahas tentang tali raket.
1.1 Tali raket dan pemasangannya
Dengan tegangan berapakah seharusnya tali raket dipasang pada raket anda ? haruskah 50
pound (lbs)? Atau 55? Atau 62? Atau 73? Bagaimanakah cara anda menentukan tegangan
optimum untuk raket, tipe permainan, dan tali raket yang digunakan? Ketika atlet tenis
memutuskan untuk memasang tali pada raket model lama – atau bahkan raket yang barubiasanya raket dipasang dengan tegangan yang sama dengan sebelumnya. Jika terasa kurang
cocok, maka biasanya atlet tenis mencoba memasang tali raket dengan tegangan yang
berbeda. Sayang sekali, jika bertanya tentang berapa tegangan yang harus digunakan pada
seorang pelayan toko olahraga, pelatih profesional, teman, atau atlet tenis, biasanya tidak
akan mendapatkan jawaban yang memuaskan, karena kebanyakan orang tidak memahami
pengetahuan tentang tali raket.
Beberapa Persoalan-persoalan
Banyak persoalan-persoalan tentang tali raket dan pemasangannya dan bukan hanya sekedar
tegangannya saja. Beberapa tahun ke belakang, ketika raket dipasang tali raket, maka ukuran
daun raket seluruhnya, jarak antar tali raketnya sama. Tetapi sekarang ini banyak sekali
berbagai macam raket dengan ukuran daun dan pola tali raketnya berbeda. Ukuran tegangan
sebesar 65 pound pada raket standar adalah sangat tinggi, tetapi bila dipasang pada raket
dengan ukuran daun raket agak besar (oversize), maka akan terasa kendur. Bagaimanakah
anda membandingkan raket-raket dengan ukuran daun raket yang berbeda? Bagaimanakah
bila anda bandingkan raket yang memiliki jarak antar tali raketnya (string density) berbeda ?
Anda dapat membeli raket dimana panjang tali raketnya dua kali panjangnya tali raket untuk
raket standar, dan terdapat banyak raket yang memiliki jarak antara tali raketnya setengah
dari jarak yang ada pada raket standar. Ketika anda gunakan dua jenis tali raket yang
berbeda, bagaimanakah perubahan yang terjadi pada raket ketika raket digunakan? Apakah
perbedaannya antara tali raket jenis gut dengan sintetik?
4
Beberapa Jawaban-jawaban
Cara raket itu dimainkan, dengan menggunakan tali raket, dapat ditentukan dengan menguji
seberapa besar bidang tali raket mengendur berubah bentuk (deformasi) bila kekuatan
diberikan pada permukaan raket. Jika anda dorong tali raket dengan kekuatan yang tidak
diketahui dan mengukur deformasi bidang permukaan tali raket (seberapa besar kekuatan
dorongan bergerak tegak lurus dengan bidang tali raket), maka anda akan mengetahui segera
berapa besar kekuatan yang dihasilkan raket. Pengukuran ini secara otomatis ditentukan juga
oleh luasnya daun raket, kepadatan jarak antara tali raket, tegangan, dan variabel lain yang
berpengaruh. Anda dapat mengukur dengan kekuatan tertentu mendorong tali raket, atau anda
dapat mengukur deformasi tali raket dengan nilai kekuatan yang berbeda, seperti yang
diperlihatkan pada gambar 1.1
Kekuatan pada bagian tengah daun raket (pound)
Gambar 1.1. Deformasi bidang tali raket versus kekuatan yang diberikan pada beberapa
raket. Karena kekuatan yang dikerahkan tegak lurus dengan permukaan tali raket meingkat,
maka deformasi talinya meningkat. Semakin tinggi tegangan (dibagi dengan panjang tali
raket), maka semakin kecil deformasinya dengan kekuatan tertentu.
Gambar ini
memperlihatkan raket-raket dengan tegangan antara 20 pound sampai 76 pound.
Prinsip 1:
Raket akan terasa sama bila digunakan, jika pada raket itu dipasang tali raket sehingga kurva
deformasi bidang tali raket versus kekuatannya adalah sama.
5
Oleh karena itu, dengan mengukur deformasi bidang tali raket atau defleksi maka anda dapat
membandingkan raket Prince (oversize) yang dipasang tali raket 15-gauge nylon dengan
Wilson Kramer yang dipasang tali raket 16-gauge gut dan mengetahui bagaimana perbedaan
antara keduanya. Beberapa toko tenis mempunyai alat untuk mengukur perbedaan ini
(contohnya, the Sports Pal “Flex II” Tension Tester), atau anda dapat melakukannya sendiri
(seperti yang dilakukan untuk memperoleh data yang digunakan pada buku ini) dengan
seperangkat pemberat dan mistar yang akurat. Gambar 1.1 memperlihatkan beberapa
perbedaan pengujian raket dengan cara ini. Nampak jelas bahwa tali raket pada raket lama
Spalding Smasher yang dipasang dengan tegangan 20 pound, mengalami deformasi yang
paling besar (dengan kekuatan yang sama), dari rakat Prince yang dipasang dengan tegangan
76 pound.
Prinsip 2:
Jika anda meningkatkan (atau menurunkan) tegangan tali raket yang sebanding dengan
perubahan panjang tali raket pada daun raket, maka deformasi bidang tali raketnya akan
sama.
Sebagai contoh, sebuah raket yang mempunyai ukuran daunnya 8 inch ( 1 inch = 2,54
cm) yaitu termasuk raket standar, dipasang tali raket dengan tegangan 55 pound (1 pound =
0,45 kg), maka akan mempunyai deformasi bidang tali raketnya sama dengan raket oversize
yang ukuran daunnya 10 inch (25 persen lebih besar) yang dipasang dengan tegangan 69
pound (25 persen lebih besar), yaitu jika faktor-faktor lainnya (seperti kepadatan jarak antar
tali, jenis tali raket, dsb) adalah sama. Hal ini berarti bahwa untuk mengubah daun raket ke
ukuran yang lain bila diinginkan karakteristik tali raket yang sama ketika digunakan, maka
tegangan dibagi panjang tali raketnya harus tetap sama. Untuk itulah mengapa raket ukuran
oversize harus dipasang tali raket dengan tegangan yang tinggi.
Untuk deformasi yang kecil (pukulan bola yang tidak terlalu keras), maka variabelvariabel yang menentukan respon tali raket adalah tegangan dibagi dengan panjang tali raket
dan densitas antar tali (jumlah tali per inch). Untuk pukulan yang sedang (deformasi yang
lebih besar), maka elastisitas tali raket mulai berpengaruh terhadap kekuatan raket. Semakin
keras bola itu dipukul, maka semakin penting elastisitas tali raketnya. Semakin elastik tali,
maka semakin besar bidang tali mengalami deformasi, dan semakin lurus kurva deformasi
terhadap kekuatan yang diberikan.
6
1.2 Power yang berasal dari Tali Raket
Alasan anda mengalami kesulitan dalam menggunakan raket yang ada tali raketnya sebagai
pengganti raket kayu adalah agar anda dapat memperoleh power. Anda menginginkan agar
bola lepas dari tali raket dengan kecepatan tinggi tanpa mengayunkan raket dengan
kecepatan tinggi. Tali raket akan memudahkan anda untuk menghasilkan pukulan yang
keras. Semakin tinggi tegangan raket anda pasang, maka akan semakin terasa seperti
mengenai papan kayu, dan semakin kecil power pukulan yang dihasilkan. Pernyataan tersebut
jika disederhanakan menjadi :
v
Semakin tinggi tegangan tali raket berarti semakin kecil power yang dihasilkan;
semakin rendah tegangan tali raket (kendur) berarti semakin besar power yang
dihasilkan
Pernyataan tersebut sangat jelas dan mudah untuk dipahami. Tetapi mengapa begitu banyak
orang yang berpendapat sebaliknya ? Banyak orang melihat atlet-atlet tenis memperoleh
power yang besar dihasilkan dari raketnya, yang dipasang dengan tali raket tegangan tinggi.
Bjon Borg menggunakan raket dengan tegangan sebesar 78 pound, sehingga banyak orang
menyimpulkan bahwa bola hasil pukulannya begitu keras. Anggapan itu sebenarnya tidak
benar. Kerasnya hasil pukulan yang dilakukan Borg dan atlet tenis lainnya dengan
menggunakan tegangan yang tinggi adalah untuk memperoleh keuntungan yang lain; para
petenis ini menggunakan kekuatan fisiknya untuk menghasilkan power.
Mengapa Tali raket dengan Tegangan rendah menghasilkan Power yang besar
Dari desainnya, bola tenis tidak menyimpan dan menghasilkan enerji secara efisien. Sebuah
bola tenis yang dijatuhkan dari ketinggian 100 inch dari atas pemukaan beton (hard surface),
hanya akan memantul kembali dengan ketinggian sekitar 55 inch. Sebenarnya ini merupakan
spesifikasi resmi dari pabrik bola tenis. Hal ini berarti bahwa kira-kira 45 persen enerji yang
dimiliki bola telah hilang (100 – 55 = 45).
Sebaliknya, tali raket didisain untuk mengembalikan antara 90 sampai 95 persen
enerji yang dihasilkannya pada saat kontak dengan bola. Untuk memberikan energi
maksimum bola (yaitu ketika kecepatan tertinggi) ketika bola itu dipukul, maka tali raket, dan
bukannya bola, harus menyimpan enerji dengan cara deformasi (deflecting). Tali raket
mengembalikan hampir seluruh enerji yang disimpannya ketika kontak dengan bola dan
deformasi. Jika tali raket tegangannya rendah, maka tali raket akan mengalami deformasi
yang besar (yaitu menyimpan banyak enerji), dan deformasi bola akan kecil (yaitu kehilangan
sedikit enerji). Semakin besar deformasi bidang tali raket, semakin sedikit deformasi
bolanya. Cobalah jatuhkan bola tenis dari atas lantai (sama dengan ukuran tali raket dengan
tegangan tinggi) dan bandingkan ketinggian pantulan bola yang dijatuhkan dari ketinggian
7
yang sama dan menyentuh raket yang disimpan di atas lantai (daun raket harus dalam
keadaan diam tidak bergerak, dan bukan pada bagian handlenya saja). Bola akan memantul
kembali lebih tinggi pada percobaan kedua – sampai 80 persen dari ketinggian asalnya,
sedangkan pantulan dari atas lantai hanya sekitar 55 persen. Pantulan tambahan yang
besarnya 25 persen memperlihatkan bahwa hanya sedikit enerji yang hilang ketika bola
kontak dengan tali raket yang fleksibel, dari pada ketika bola kontak dengan permukaan
lantai yang tidak fleksibel (tali raket dengan tegangan tinggi). Selain itu pula, dari hasil tes
laboratorium dengan menggunakan peralatan kecepatan tinggi menunjukkan bahwa
kecepatan pantulan bola yang kontak dengan tali raket kendur adalah lebih tinggi.
Tentu saja, ada batasan untuk memperoleh power dengan cara menurunkan tegangan
tali raket – anda tidak akan dapat bermain tenis dengan menggunakan net. Suatu waktu anda
menurunkan ukuran tegangan raket yang begitu besar sehingga terjadi perubahan ukuran
jarak antar tali raket pada bidang tali raketnya dan tali saling menggesek mengakibatkan
begitu banyak enerji yang hilang. Jika anda menurunkan begitu banyak tegangan raket, maka
anda tidak akan memperoleh kecepatan bola yang diinginkan, dan tali raket akan cepat usang
akibat gesekan yang berlebihan.
Mengapa Raket tenis seluruhnya tidak dipasang tali raket dengan ukuran tegangan
yang rendah?
Jika anda semua menginginkan power dari raketnya, maka kesimpulannya jelas: Tali raket
yang kendur. Tetapi ada hal lain yang anda inginkan dari sebuah raket, dan itu adalah
kontrol. Anda ingin memukul bola agar masuk di lapangan permainan, dan sering sekali
anda ingin menempatkan bola tepat di bagian dalam pinggir lapangan permainan. Anda ingin
agar mampu mengontrol kecepatan bola dan ke arah mana bola itu dipukul, dan bahkan
apabila anda tidak memukul bola dengan sempurna pada setiap pukulan. Nampaknya ada
suatu kesepakatan bahwa menurunkan tegangan raket berarti mengorbankan kontrol,
meskipun hal ini belum bisa dibuktikan. Sangat sulit sekali untuk melakukan tes di
laboratorium atau di lapangan permainan untuk mengukur kontrol, karena hasilnya tidak
memuaskan. (Lebih mudah untuk meneliti kecepatan atau power bola). Sejumlah alasan
telah ditemukan untuk menjelaskan mengapa tegangan raket yang kendur cenderung akan
menghilangkan kontrol. Alasan-alasan tersebut meliputi:
1. Raket dengan tegangan yang rendah akan menyebabkan apa yang disebut dengan
“trampoline effect atau slingshot effect”. Bola memantul dari raket begitu cepat,
sehingga lebih sulit untuk dikontrol
2. Raket dengan tegangan yang rendah cenderung akan menghasilkan kecepatan bola
pada saat lepas dari raket sangat tergantung pada kecepatan pukulan lawan, sehingga
kontrol agaknya menurun.
3. Jika bola kontak dengan raket bukan pada bagian tengah bidang daun raketnya (offcenter), maka raket kendur cenderung akan mengubah sudut pantul lebih besar ketika
bola lepas dari raket.
8
4. Raket dengan tegangan rendah meningkatkan waktu menempel bola pada tali raket
(dwell time). Kondisi ini akan menyebabkan raket lebih mudah berputar ketika
kontak dengan bola, oleh karena itu bola lepas dari raket dengan sudut pantul yang
lebih besar.
5. Raket dengan tegangan tinggi akan menekan bola dengan kuat, sehingga akan
memberikan kontrol yang lebih besar.
6. Daerah kontak bola pada raket tegangan tinggi lebih besar, sehingga kontrol lebih
besar.
7. Raket tegangan tinggi mempunyai respon linier yang lebih besar ketika bola dipukul
lebih besar
Sekalipun demikian, ada pendapat yang menyatakan bahwa kontrol meningkat dengan
tegangan raket yang rendah, yaitu jika ayunan dimodifikasi untuk memperoleh
keuntungan power yang berasal dari ukuran tegangan. Apabila bola akan meninggalkan
raket dengan kecepatan yang lebih tinggi, maka tidaklah perlu untuk mengayunkan raket
begitu cepat, tetapi diayun dengan jarak ayunan yang panjang. Penurunan kecepatan
raket ini akan menyebabkan kontrol raket yang lebih besar, dengan demikian akan
menghasilkan kontrol bola yang lebih baik.
Jika anda tidak mengayunkan raket begitu cepat, maka keuntungan akan sering anda
peroleh dari ukuran tegangan tali raket yang rendah. Tali raket akan cenderung mengubah
power yang berasal dari lawan dengan efisiensi yang tinggi. Apabila anda melakukan
pukulan dengan ayunan yang cepat, maka gunakanlah ukuran tegangan raket tinggi.
Anda akan memperoleh kontrol yang nampaknya selalu dibutuhkan oleh atlet tenis yang
suka melakukan pukulan keras, dan bola melayang dengan kecepatan yang terkontrol.
Dan jika anda ingin melakukan pukulan dengan spin yang kuat, maka dianjurkan untuk
menggunakan ukuran tegangan yang tinggi. Tetapi harus diingat, jika anda senang
melakukan pukulan keras dengan raket tegangan rendah, maka anda akan menjadi juara
pemukul terjauh dari tee box (golf), dan bukan pada permainan tenis. Sebaliknya, apabila
anda memiliki ayunan yang baik, maka raket dengan ukuran tegangan rendah akan
membantu kelancaran permainan.
1.3 Tali raket tegangan rendah vs tegangan tinggi dan dwell time
Semakin kendur tali raket (sebenarnya semakin besar deformasi bidang tali raket), maka
semakin lama bola akan menempel pada tali raket (semakin besar dwell time). Waktu
menempelnya bola pada tali raket harus meningkat as the inverse of the square root of the
tension. Selain itu pula, semakin menurun lamanya bola menempel pada tali raket, karena
bola dipukul semakin keras, sebab tali raket semakin lebih kaku bila kontak dengan bola
yang bertenaga besar. Pernyataan ini nampaknya sangat berlawanan dengan akal sehat, jika
anda mengamati bola tenis kecepatan tinggi kontak dengan tali raket lebih lama dari pada
bola yang dipukul dengan kecepatan sedang, maka kesimpulannya bahwa waktu lamanya
9
bola menempel seharusnya lebih besar untuk bola tenis yang dipukul keras. Meskipun
demikian hal ini benar, karena jika tali raket semakin kaku, maka deformasi non-liniernya
semakin besar, oleh karenanya akan memperpendek waktu lamanya menempel untuk pukulan
yang lebih keras.
Pengukuran efek ini, dilakukan dengan laser dan peralatan elektronik kecepatan tinggi
seperti pada gambar 1.2. Gambar ini memperlihatkan, untuk kecepatan bola yang berbedabeda, waktu lamanya bola tenis menempel pada raket dengan ukuran tegangan tali raket yang
berbeda-beda. Dari data itu nampak jelas bahwa jika seseorang memukul bola dengan keras
kepada anda dan anda berusaha mengembalikan dengan keras, maka waktu lamanya bola
menempel pada tali raket akan singkat, bila dibandingkan dengan pukulan sedang. Jika anda
menurunkan tegangan raket, maka bola akan kontak lebih lama dengan tali raket; jika
tegangannya ditingkatkan, maka waktu lamanya bola menempel akan menurun.
Kecepatan Relatif Bola – Raket
Gambar 1.2. Dwell time bola pada tali raket. Dwell time bola saat kontak raket dengan
berbagai ukuran tegangan terlihat di sini dengan kecepatan bola yang berbeda. Semakin
kendur tali raket, semakin lama dwell timenya. Semakin tinggi tegangan raket, semakin
pendek dwell timenya. Gambar ini memperlihatkan bahwa semakin tinggi kecepatan boa,
semakin pendek dwell timenya.
Bagaimanakah dwell time ini akan berpengaruh terhadap permainan anda?
Sebenarnya waktu lamanya kontak untuk pukulan normal dengan ukuran tegangan normal
adalah kira-kira 0,004 -0,005 detik. Dengan menurunkan tegangan dan tidak memukul bola
keras, maka anda akan mampu meningkatkan dwell time sampai sekitar 0,006-0,007 detik,
10
tetapi anda tidak dapat memenuhinya dengan memperoleh waktu ekstra sebesar 0,002 atau
0,003 detik. Waktu ini begitu sangat singkat dari pada waktu reaksi atau refleks yang anda
miliki dimana anda tidaklah mungkin dapat mengubah pukulan ketika bola sudah kontak
dengan tali raket. Singkatnya, meskipun sebuah pukulan tidak terasa benar, ketika itu
informasi tersebut sudah masuk otak, tetapi bolanya tetap mengarah dengan benar ke lawan.
Dwell time yang lebih lama berkaitan dengan “carry distance” yang lebih lama, yaitu
jarak antara bola dan raket yang bergerak bersamaan ketika keduanya sedang kontak. Waktu
dwell time yang terlalu lama dapat menyebabkan hilangnya kontrol, yaitu jika daun raketnya
berubah sudutnya terhadap bidang lapangan permainan ketika bola sedang kontak dengan
raket. Sampai tingkatan tertentu hal ini bisa terjadi pada seluruh pukulan, tetapi jika
perubahan besarnya sudut nampak jelas teramati dimana bola tidak tepat kontak dengan
bagian tengah bidang daun raket (off-center) (raket berputar), maka akan mengakibatkan
hilangnya kontrol.
Dwell time yang lebih lama juga berarti bahwa getaran bola yang sedang dipukul
menyebar lebih lama; oleh karena itu, besarnya kekuatan pada waktu tertentu berkurang.
Dengan kata lain, ketika tali raket terasa lebih lembut (tegangan rendah), maka lengan tidak
merasakan getaran akibat kontak dengan bola, tidak sebesar ketika bola kontak dengan raket
yang dipasang dengan tegangan lebih tinggi. Jika anda ingin mengurangi masalah yang
dialami lengan, seperti tennis elbow, maka menurunkan tegangan raket tidak hanya akan
memperkecil getaran awal yang dirasakan lengan, tetapi juga memberikan power yang
besardari raket. Anda tidak perlu mengayunkan raket begitu cepat, sehingga lebih aman
untuk lengan.
Cara ini tidak akan menyembuhkan tennis elbow, tetapi setidaknya
merupakan sebuah langkah yang tepat untuk mengatasi kondisi ini.
Persoalan power vs besarnya ukuran tegangan raket masih membingungkan banyak
orang. Jika bola tenis menempel dalam waktu yang singkat pada raket tegangan tinggi, tidak
berarti bahwa bola akan meninggalkan raket begitu cepat, atau dengan kecepatan tinggi ?
Hal ini nampaknya berlawanan dengan pernyataan di atas bahwa tegangan yang rendah
memberikan power yang besar pada bola. Memang benar, bola tenis lepas dari tali raket
dengan tegangan tinggi akan “lebih cepat”, jadi berarti bahwa bola kontak dengan tali raket
dalam waktu yang singkat. Dengan kata lain, meskipun bola lepas dari raket lebih cepat,
tidak berarti bahwa bola tenis akan bergerak lebih cepat ketika lepas dari tali raket dengan
tegangan tinggi !
Salah satu dari sekian banyak ungkapan yang sering ditemui pada buku tenis dan
pelatihan profesional adalah “untuk kontrol yang lebih baik, pertahankanlah agar bola
menyentuh raket selama mungkin” Nampak jelas bahwa yang perlu dilakukan adalah
menurunkan ukuran tegangan raket untuk memastikan bahwa bola akan menempel lebih lama
pada raket. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, tali raket dengan tegangan rendah akan
menurunkan dan bukannya meningkatkan kemampuan seseorang dalam mengontrol bola.
Jelas sekali, telah terjadi kesalahan pada pernyataan tersebut. Apa yang harus pelatih katakan
adalah “ ayunkanlah raket sehingga nampak anda sedang memaksimalkan waktu lamanya
11
bola menempel pada raket.” Pernyataan ini benar, tidak berlawanan dengan apa yang kita
ketahui dari penjelasan tentang tali raket, sehingga akan menghasilkan pukulan yang benar.
1.4 Jenis-jenis Tali Raket (String material)
Jenis tali raket manakah yang terbaik harus dipasang pada raket tenis, gut atau beberapa jenis
tali raket sintetik? Telah banyak dikenal orang dari pengalaman selama bermain tenis bahwa
jenis gut lebih unggul dibanding jenis nilon (nylon) dalam hal “karakteristik bermainnya,”
tetapi ini sangat sulit untuk menemukan alasan-alasan khusus untuk membuktikanya. Datadata dari pabrik pembuat tali raket menunjukkan kata-kata dan ungkapan yang sama seperti
yang digunakan pada iklannya. Setiap orang setuju bahwa gut lebih mahal, lebih mudah
putus, tidak tahan lama, dan tidak tahan terhadap embun dan kelembaban, tidak seperti jenis
sintetik. Karakteristik apakah sebenarnya yang dimiliki jenis tali raket gut ini, sehingga tidak
diragukan lagi banyak digunakan ?
Pemanjangan dari seutas tali raket gut dan nilon telah diukur dengan cara memberikan
uji kekuatan terhadap kedua jenis tali raket tersebut. Data tersebut bisa dilihat paga gambar
1.3. Bagian terpenting pada kurva adalah bahwa kedua jenis tali yang ditarik dengan
tegangan antara 50 sampai 70 pound. Pada jarak antara besarnya tegangan ini, tali nilon
memerlukan tegangan tambahan sebesar 12 pound untuk memanjangkannya, yaitu tambahan
1 persen ketika tali gut hanya memerlukan 6 pound tegangan tambahan untuk
meregangkannya tambahan 1 persen. Apa yang penting adalah tegangan tambahan yang
dibutuhkan untuk meregang tali raket sebesar 1 persen, dan bukannya berapa besar tali
diregang agar sampai pada tegangan 60 atau 65 pound yang digunakan selama bermain. Hal
ini berarti bahwa ketika diberi kekuatan tekanan (misalnya, ketika kontak dengan sebuah
bola), maka tali raket gut akan meregang lebih besar dari pada nilon dengan diameter tali
(gauge) dan tegangan yang sama. Karena elastisitas gut yang lebih besar, maka tali raket ini
akan mengalami deformasi yang lebih besar dan cenderung untuk “menangkap bola.”
Power ekstra yang berasal dari gut ini merupakan fungsi dari bagaimana anda
memukul bola. Jika anda memukul bola dengan kecepatan sedang, maka keuntungan gut
akan berkurang. Tetapi jika sebaliknya, bola akan bergerak cepat, maka anda akan
merasakan power ekstra yang diberikan tali raket gut. Selain itu pula, semakin besar
fleksibilitas gut akan memberikan kontrol bola yang lebih tinggi, karena respon linier akan
banyak diperoleh dari tali raket ketika anda melakukan ayunan dan kecepatan bola yang
bervariasi. Jenis tali raket gut juga akan lebih memberikan kenyamanan pada lengan dari
pada nilon, karena elstisitasnya meningkat.
Efek yang menguntungkan ini dapat ditingkatkan dengan menggunakan gut yang
lebih kecil diameternya seperti 16L gauge (antara 16 dan 17 gauge), atau bahkan tali gut yang
lebih kecil seperti ukuran 17 gauge. Tali raket yang lebih kecil diameternya lebih mudah
putus, tetapi para petenis terbaik menemukan bahwa kerugiannya lebih sedikit bila dibanding
dengan keuntungannya yang diperoleh. Sekalipun demikian, untuk pemain tenis biasa yang
tidak memukul bola dengan keras, maka uang tambahan harus dikeluarkan untuk membeli
tali raket gut atau mungkin menggunakan tali raket gut yang berdiameter besar hanya akan
12
membuang—buang waktu saja. Gut agaknya lebih kasar teksturnya dari pada serabut nilon,
sehingga selain mempunyai kelebihan “cupping action” gut cenderung dapat menempel pada
bola lebih kuat dari pada nilon, sehingga menyebabkan sentuhan pukulan yang lebih baik.
Gambar 1.3. Gut vs nilon ketika dilakukan tes regangan. Gambar di atas memperlihatkan
pemanjangan (elongasi) seutas tali raket gut dan nilon ketika ditekan dengan kekuatan
tertentu. Pada tegangan 60 sampai 70 garis gut melengkung ke atas dan garis nilon menjadi
semakin tinggi. Ini berarti bahwa gut lebih elastis pada ukuran tegangan tersebut. (Data ini
diambil menggunakan tali raket 15L-gauge)
Terdapat banyak tali raket nilon dengan tekstur yang kasar di pasaran yang berusaha meniru
sifat gut, tetapi belun jelas bagaimana tali tersebut bekerja. Anyaman tali raket atas dan
bawah memberikan kekasaran yang lebih besar dari pada yang kekasaran melekat pada tali
raket itu sendiri.
Ketika muncul raket dengan daun raket ukuran besar, kebanyakan gut di pasaran akan
putus bila dipasang dengan tegangan lebih tinggi, agar raket dapat dimainkan dengan baik.
Oleh karena itu, banyak yang beralih pada tali raket nilon. Ketika dipasang pada raket
oversize, tali raket sintetik tidak memiliki kelebihan yang berarti, tidak seperti yang
ditemukan pada raket ukuran konvensional yang dipasang dengan nilon. Simulasi komputer
dengan menggunakan raket ukuran normal dan lebih besar memperlihatkan bahwa ketika
raket oversize dipasang tali raket sintetik, menunjukkan bahwa raket oversize mempunyai
karakteristik seperti raket konvensional yang dipasang dengan tali raket gut. Sekarang ini
telah diproduksi jenis gut yang akan tahan terhadap berbagai macam ukuran tegangan bila
dipasang pada raket oversize.
Di pasaran terdapat berbagai macam tali raket yang disebut “synthetic gut” yang
diakui memiliki karakteristik yang hampir sama dengan gut. Bisa saja itu benar, tetapi
karakteristik bermainnya ditentukan oleh tiap individu pemain tenis. Dalam satu tes
laboratorium yang membandingkan raket yang dipasang tali gut dan sintetik, sangat aneh
sekali sejumlah pemain tenis tidak dapat membedakan keduanya.
1.5 Ketebalan Tali Raket
Diameter tali raket tenis dibuat sesuai dengan the standars U.S wire gauge thickness (tabel
1.1). Ini berarti bahwa ukuran diameter 15 adalah 12 persen lebih tebal dari ukuran diameter
13
16, dan diameter 17 adalah 11 persen lebih tipis dari ukuran diameter 16; 15L dan 16L adalah
antara 15 dan 16, dan berturut-turut antara 16 dan 17 .
Jika anda ingin memasang tali raket sendiri, maka anda harus mempunyai alat untuk
mengukur ketebalan tali yang baru yang sudah terpasang pada raket. Anda dapat
menggunakan mikrometer, yaitu alat yang dapat mengukur diameter tali raket sampai
sepersepuluhribu inch. Alat-alat ini dikalibrasi dalam milimeter inch dan sekitar 39,37 mils
dalam satu milimeter, jika anda ingin mengkonversi dari satu ukuran menjadi ukuran yang
lain.
Tabel 1.1. Ketebalan diameter tali
Nomor diameter
15
16
17
Ketebalan
inch
0,0571
0,0508
0,0453
mm
1,45
1,29
1,15
mil
57,1
50,8
45,3
Ketika anda mengukur sebuah tali raket dengan mikrometer, kemungkinan anda akan
menemukan ukuran yang kurang sesuai dengan salah satu nilai yang ada pada tabel 1.1. Anda
harus mengharapkan beberapa variasi dari berbagai macam tali raket, dan antara jenis, dan
merek tali raket. Jika anda mengukur sebuah tali raket dengan tegangan tertentu (misalnya
pada raket), anda akan menemukan bahwa ukurannya akan lebih tipis dari ukuran sebelum
dipasang pada raket. Hal ini disebabkan tali raket telah teregang, dan agar teregang maka tali
harus menjadi semakin lebih tipis (hukum kekekalan). Jika tali raket diregang sebesar 10
persen, maka ketipisannya berkurang sebesar 5 persen. ( 50-mil, tali diameter 16 yang
diregang sehingga memanjang 10 persen, maka ketebalannya akan menjadi 47,5 mil, atau
diameter 16L). Prinsip: Jika tali raket meregang dengan persentese tertentu, maka
ketebalannya akan menurun kira-kira sebesar setengah dari persentase tersebut.
Tetapi bagaimanakah pengaruh ketebalan tali raket terhadap kekuatan yang dihasilkan
raket? Ternyata hal itu bukanlah ketebalan tali raket, tetapi daerah anyaman talinya (crosssectional area). Daerah ini menentukan sifat-sifat tali raket seperti kekuatan, elastisitas, dan
regangannya.
Luas daerah adalah proporsional dengan kuadrat ketebalan (yaitu sama dengan π kali
4 kali ketebalan dikuadratkan), sehingga perubahan tali dari 16 menjadi 15 (peningkatan pada
ketebalan 11 persen) akan meningkatkan bagian menyilang (cross section) dengan
mengkuadratkan 11 persen, yaitu kira-kira 23 persen. Jika ketebalan tali ditingkatkan sampai
persentase tertentu, maka daerah melintang tali akan meningkat hampir dua kali persentase
tersebut. Karena peningkatan sebesar 23 persen pada daerah itu, untuk tipe tali raket yang
sama, 15 gauge akan menjadi lebih kuat 23 persen, akan teregang sebesar 23 persen (dengan
tegangan sama), dan akan menjadi 23 persen kurang elastik dari pada ukuran 16 gauge.
Efek terakhir ini, yaitu perubahan dalam elastisitasnya sangat penting. Yaitu
elastisitas tali raket yang memberikan kekuatan pada raket. Gut lebig elastik (untuk diameter
yang sama) dari pada nilon, itulah mengapa banyak orang yang lebih senang memilih gut.
Ketika anda menggunakan tali raket yang lebih kecil diameternya, maka anda juga akan
memperoleh elastisitas. Karena tali raket 17 gauge lebih tipis 20 persen dari pada tali 15
14
gauge, maka daerah melintang akan 40 persen menjadi lebih kecil. Oleh karenanya, tali raket
17 gauge akan dua kali menjadi lebih elastik dari pada ukuran 15 gauge. Sekalipun
demikian, tali raket 17 gauge tidak akan menahan tegangan yang sama, juga tidak akan
usang. Ini merupakan persoalan ketahanan tali raket (durability) vs elastisitas (playability).
Jika uang bukan tujuan, dan anda sudi membawa sejumlah besar raket ketika anda bermain
tenis, maka tali raket 17 gauge paling sesuai bagi anda.
1.6 Frekuensi atau “Ping” dari Tali Raket
Beberapa pemasang tali raket dan pemain tenis mengecek tegangan raket dengan bunyi tali
raket ketika dipetik. Cara ini bisa akurat, selama diameter tali, berat tali, dan ukuran daun
raket selalu sama.
Jika anda hitung vibrasi tali raketnya, maka anda akan menemukan bahwa frekuensi
goyangan (oscillation) sebanding dengan akar kuadrat tegangan, sebanding dengan salah satu
panjangnya tali raket, sebanding dengan ketebalan tali. Misalnya:
§ Jika ukuran daun raket dan diameter tali ditentukan ukurannya dan anda
meningkatkan tegangannya, maka frekuensinya akan meningkat
§ Jika tegangan dan diameter tali tetap konstan, maka semakin besar daun raket
(dengan demikian ukuran talinya lebih panjang) semakin rendah frekuensinya
§ Jika tegangan tali dan ukuran daun raket tetap sama, maka semakin tebal tali
raket (diameter lebih kecil) semakin rendah frekuensinya.
Ini berarti bahwa anda dapat dibohongi dengan frekuensi yang dihasilkan tali raket. Jika anda
memiliki dua buah raket, sama kecuali berbeda diameter talinya, dan anda sesuaikan
tegangannya untuk memperoleh suara yang sama, maka tali yang lebih tipis akan mempunyai
tegangan yang lebih rendah. Jika anda memasang tali pada raket oversize agar menghasilkan
suara yang sama dengan raket standar, maka tegangannya akan lebih tinggi dari pada yang
anda inginkan. Karena prinsip II menjelaskan bahwa untuk meningkatkan tegangan yang
sebanding dengan peningkatan panjang tali untuk memperoleh playability, ketika
menggunakan raket yang lebih besar, anda akan mendapatkan frekuensi suara yang lebih
rendah, meskipun tegangannya lebih tinggi.
1.7 Tegangan vs Waktu
Jika anda memasang tali raket dengan tegangan 60 pound beberapa tahun lalu, anda mungkin
menduga bahwa tegangannya sudah berkurang – mungkin sampai 55 pound. Sebenarnya,
tegangannya bisa saja menjadi semakin berkurang, tergantung pada jenis talinya, diameter,
dan frekuensi pemakaiannya. Jika tegangannya berubah menjadi 50 pound, anda tidak perlu
memasang tali raket lagi, karena telah mengetahui bahwa semakin rendah tegangan tali raket,
semakin besar powernya. Sekalipun demikian, alasan ini kurang tepat, karena mengabaikan
fakta lain yang signifikan.
Kehilangan tegangan dalam waktu yang lama yang diakibatkan teregangnya tali raket;
yaitu sedikit demi sedikit terjadinya pemecahan ikatan-ikatan molekul, khususnya jika jenis
talinya sintetik seperti nilon. Terjadi kehilangan sedikit elastisitas materi tali juga. Jika
15
materi menjadi semakin kurang elastis, maka tidak akan memberikan enerji pada bola
sebanyak ketika tali itu masih dalam kondisi baru. Oleh karenanya, tali yang teregang dan
menjadi semakin kendur tidak akan sekenyal tali raket yang dipasang dengan tegangan
rendah dan baru. Sangatlah memungkinkan, anda akan memiliki sedikit power dengan tali
yang sudah lama dengan tegangan rendah. Lagi pula, tali raket yang lama dengan tegangan
rendah akan mengakibatkan hilangnya kontrol terhadap bola bila dibandingkan dengan tali
yang baru dengan tegangan rendah, karena kehilangan elastisitasnya.
Jika anda menggantungkan beban seberat 60 pound pada seutas tali raket dan
mengukur panjangnya tali tersebut, maka akan anda temukan bahwa panjangnya tali akan
meningkat sedikit selama jam pertama, tidak begitu banyak selama jam kedua, dsb sampai
seratus jam teregang akan nampak hampir berhenti. Pengukuran regangan dari beberapa
jenis tali raket dapat diamati pada gambar 1.4. Ketika tali dipasang pada raket, dimana
panjangnya tetap konstan tetapi tidak seperti tegangannya , maka seutas tali tidak berapa lama
akan mendekati tegangan yang seimbang dari pada seperti pada percobaan tadi. Kondisi ini
disebabkan karena tegangannya tidak konstan tetapi agaknya menurun karena tali teregang.
Akibatnya, kebanyakan relaksasi yang disebabkan regangan mungkin terjadi sebelum raket
itu digunakan atau selama beberapa hari. Kehilangan tegangan tambahan akan terjadi
beberapa jam pertama selama raket itu digunakan. Regangan tambahan pada raket selama
bulan berikutnya akan lebih sedikit dari pada pemanjangan tali dengan tegangan konstan.
Sekalipun demikian, jika anda ukur tegangan raket setiap satu atau dua bulan, maka anda
akan mengamati beberapa perubahan. Pengukuran deformasi bidang tali akan dilakukan
beberapa kali selama beberapa minggu; hasilnya dapat dilihat pada gambar 1.5
Gambar 1.4.Pemanjangan tali raket vs waktu. Beban digantungkan pada seutas tali raket dari
berbagai jenis selama beberapa jam dan persentase pemanjangan dicatat
1.8 Kepadatan (densitas) pola tali raket
Jika jarak antar tali raket sebesar setengah inch, maka karakteristik raket bila dimainkan akan
berbeda dengan raket yang mempunyai jarak sebesar ¾ inch, bahkan jika tegangan, ukuran
raket, dan diameternya sama. Pola yang lebih padat (lebih banyak tali untuk tiap inch) akan
16
terasa lebih kaku, atau seolah-olah tegangannya lebih tinggi. Jika sebuah raket mempunyai
dua kali tali raket untuk tiap inchnya, maka raket tersebut harus dipasang tali dengan besar
tegangan setengahnya untuk menghasilkan deformasi bidangnya yang sama dan
konsekuensinya perasaan yang sama. Kemungkinan bisa saja untuk menggunakan tali raket
yang lebih kecil yang lebih elastis dan oleh karenanya lebih besar powernya. Jika jarak antar
talinya lebih jarang lagi, maka deformasinya akan lebih besar dan raket akan terasa seolaholah tegangannya lebih rendah. Sebuah raket yang mempunyai kepadatan setengahnya harus
dipasang tali dengan tegangan yang besarnya dua kali lipat, tetapi untuk mengatasi tegangan
yang lebih tinggi ini, maka tali raket yang lebih tebal, dan kurang elastik harus digunakan.
Memukul bola dengan kondisi ini dapat menimbulkan perasaan yang lebih kaku dari tali
raketnya.
Gambar 1.5. Deformasi bidang tali raket vs waktu. Deformasi bidang tali dari raket yang
baru dipasang diukur tiga kali untuk memperlihatkan bagaimana relaksasi (elongasi) tali yang
diperlihatkan pada gambar 1.4 mempengaruhi tegangan ketika tali itu digunakan pada raket.
Peningkatan dalam deformasi (dengan kekuatan yang sama) berarti bahwa tali raket itu
tegangannya lebih rendah.
Pabrik raket menggunakan efek kepadatan tali raket ini ketika mendisain pola tali
pada sebuah raket. Daun raket yang dipasang talinya dengan pola yang sama, maka tempat
yang paling lembut (softest) pada tali berada di tengah-tengahnya bidangnya; semakin
bergeser mendekati rangkanya, maka akan terasa semakin lebih kaku. Dengan meningkatkan
ukuran jarak antar tali mendekati rangkanya, maka para pembuat raket mencoba untuk
melembutkannya apabila jarak talinya semakin jauh dari tengah-tengah bidang daun raket.
Akibatnya, banyak jenis-jenis raket yang mempunyai pola yang lebih padat pada tengah daun
raketnya dan agaknya pola yang lebih jarang mendekati rangka, dibuat dengan tujuan untuk
meningkatkan power pada daerah ujung daun raket. Hasil yang sama dapat dilakukan dengan
memasang tali raket yang lebih pendek dengan tegangan lebih rendah dari pada tali yang
lebih panjang. Cara ini lebih sulit dilakukan oleh pemasang tali, karena memerlukan
pengunci tali pada tiap lubang rangkanya dan berarti bahwa dua tali raket tidak dapat
ditempatkan pada lubang yang sama.
17
1.9 Kesimpulan
Peningkatan pada tegangan akan menurunkan power, meningkatkan kontrol, menurunkan
dwell time, dan meningkatkan tekanan (shock) pada tangan. Sebaliknya, menurunkan
tegangan akan meningkatkan power, menurunkan kontrol, meningkatkan dwell time, dan
menurunkan tekanan pada tangan.
Karena anda mengubah ukuran raket, maka anda harus meningkatkan atau
menurunkan tegangan yang sebanding dengan panjangnya tali raket.
Semakin elastik tali raket, maka semakin besar memberikan keuntungan. Gut lebih
elastik dari pada sintetik, dan tali raket yang lebih kecil diameternya lebih elastis dari pada
tali yang lebih tebal.
Jarak antar tali (spacing) yang semakin besar akan menghasilkan karakteristik yang
sama dengan tali yang bertegangan rendah. Sebaliknya, semakin kecil jarak antar tali akan
menghasilkan karakteristik yang sama dengan tali yang bertegangan tinggi.
Kebanyakan tali raket kehilangan tegangan karena waktu, dan penurunan tegangan ini
dapat disertai dengan penurunan pada elstisitasnya.
18
Untuk para Pelatih dan Atlet Tenis
Yadi Su n a rya di
1
Pengantar
Mengapa harus Buku Tenis yang lain ?
Buku ini tidak akan mengantarkan anda tenis langsung menjadi juara; buku ini akan
membantu anda bermain tenis sesuai dengan kemampuan fisik atlet. Tidak ada sesuatu yang
bisa menggantikan latihan dan kemampuan yang dimiliki setiap orang, tetapi banyak hal yang
akan membantu anda untuk memperoleh angka ketika bermain tenis – tanpa latihan dan kerja
keras dalam waktu yang lama dan menjenuhkan. Lagi pula, usaha untuk memahami hukumhukum alam yang digunakan di lapangan tenis akan membantu anda untuk lebih menikmati
permainan tenis.
Anda tidak perlu memiliki pengetahuan tentang ilmu bagaimana membuat bendabenda yang dijelaskan dalam buku ini, seperti raket, snar, dan bola tenis. Agar memperoleh
keuntungan dari buku ini, tidaklah perlu anda memahami atau bahkan membaca penjelasan
ilmu fisikanya. Anda hanya membaca apa yang dianjurkan pada buku ini, seperti apa yang
anda lakukan ketika belajar tenis. Anda tidak usah bertanya kepada atlet tenis profesional
mengapa anda harus menguatkan pergelangan tangan atau mengapa anda harus melakukan
gerak lanjutan (follow through) ketika melakukan setiap pukulan.
Buku ini memberikan penjelasan dengan tiga aspek permainan yang saling berkaitan :
peralatan (equipment), pukulan (strokes), dan strategi (strategy). Yang paling penting lagi
adalah penyatuan dari ketiga aspek ini ke dalam kemampuan anda sendiri. Karena Bjorn
Borg dengan tegangan snar 80 pound (sekitar 40 kg), tidaklah perlu anda turuti. Karena
Jimmy Connors melakukan pukulan dengan menggunakan seluruh tubuhnya, maka anda juga
tidak disarankan untuk hal ini. Dan karena banyaknya atlet tenis profesional tenis
mengerahkan kekuatan pada servis pertamanya dan mempermudah servis keduanya, maka
anda tidak perlu memaksakan diri untuk melakukan hal yang sama. Hampir seluruhnya, atlet
tenis terbaik telah beralih pada peningkatan kualitas peralatan yang digunakannya,
meningkatkan kualitas pukulannya, dan menghitung strategi untuk menyesuaikan
kemampuan fisiknya, dan psikisnya – dan bukan kemampuan anda – sehingga anda tidak
diharuskan menirunya.
Buku ini hanya menjelaskan sejumlah topik yang terbatas, tetapi juga dari berbagai
sudut pandang yang berbeda – yang dikatakan para ilmuwan yang menjelaskan bagaimana
memperoleh keuntungan dari hukum-hukum alam untuk memenangkan angka dan, sebagai
penonton atau pemain, untuk lebih menikmati permainan. Tennis telah berkembang selama
bertahun-tahun secara trial and error. Tak ada sekelompok ilmuwan, para insinyur, dan
pemain yang telah mencoba untuk menentukan prinsip-prinsip ilmiah yang mendasari
permainan dan kemudian buku-buku tenis yang menjawab seluruh pertanyaan “bagaimana
caranya”, tetapi tidak menjawab pertanyaan ”mengapa” (tidak menyertakan secara bersamaan
pertanyaan “bagaimana caranya” dengan “mengapa”).
Para atlet profesional telah
mempelajari dengan cara latihan dari pelatih atau atlet lain, dan seperangkat metode
2
pengajaran tenis telah dikembangkan. Pada dasarnya berlatih dengan aturan dan pengulangan
secara serampangan. Sampai sekarang, masih banyak orang-orang yang telah menghentikan
pemikiran tentang pengetahuan dasar yang mengatur permainan, dan jarang sekali orang yang
membuat buku semacam ini.
Dalam buku ini tidak ada penekanan untuk beberapa jenis pukulan. Hampir dalam
setiap buku tenis menjelaskan lebih banyak dari yang mungkin anda ingin ketahui tentang
bagaimana caranya melakukan pukulan backhand, bagaimana cara menjelaskan mekanika
gerak pukulan dari atas kepala (overhead). Malahan, buku ini lebih menekankan pilihan yang
tepat tentang peralatan, strategi, dan lintasan bola, karena analisis ilmiahnya memberikan
hasil bermanfaat yang dapat dialihkan pada gerakan-gerakan yang lebih menguntungkan.
Topik-topik lainnya juga dibahas, meskipun tidak langsung memberikan anjuran yang
khusus, karena menarik dan sesuai, karena informasinya tidak dapat ditemukan di berbagai
literatur tenis lainnya.
Beberapa konsep dalam buku ini bertentangan dengan keyakinan yang diterima
banyak orang tentang tenis. Konsep-konsep ini berasal dari aplikasi hukum-hukum fisika
dasar pada permainan tenis. Lagi pula konsep-konsep ini telah diteliti di laboratorium,
dengan model komputer, dan tentu saja bilamana memungkinkan, di lapangan tenis.
Beberapa tahun yang lalu, beberapa konsep yang ada di buku ini akan dihilangkan dari
pengetahuan tenis, karena dianggap salah. Tak seorangpun dapat mengontrol eksperimen,
dan keyakinan yang diterima telah didasarkan pada informasi anekdot. Tak ada keraguan lagi
pada kebanyakan keyakinan atlet tenis, bahwa snar yang bertegangan tinggi dan jenis raket
yang fleksibel akan menghasilkan power yang lebih besar. Sekarang ini pengetahuan kita
lebih baik. Dengan adanya revolusi pada teknologi dan desain raket telah mengubah
pemahaman tentang tenis. Saat ini kiranya perlu bagi atlet dan pelatih tenis untuk segera
beralih menuju pemahaman baru tentang permainan tenis. Yaitu seluruh isi yang dijelaskan
dalam buku ini.
3
BAB 1
Kegunaan tali raket (str ing)
Banyak sekali iklan-iklan yang terkenal dimuat dalam beberapa majalah tenis yang
menyatakan bahwa bola tidak pernah menyentuh raket tenis yang sangat mahal dan
berteknologi tinggi. Bola hanya menyentuh tali raket. Oleh karena itulah, dalam bagian
pertama buku ini akan dibahas tentang tali raket.
1.1 Tali raket dan pemasangannya
Dengan tegangan berapakah seharusnya tali raket dipasang pada raket anda ? haruskah 50
pound (lbs)? Atau 55? Atau 62? Atau 73? Bagaimanakah cara anda menentukan tegangan
optimum untuk raket, tipe permainan, dan tali raket yang digunakan? Ketika atlet tenis
memutuskan untuk memasang tali pada raket model lama – atau bahkan raket yang barubiasanya raket dipasang dengan tegangan yang sama dengan sebelumnya. Jika terasa kurang
cocok, maka biasanya atlet tenis mencoba memasang tali raket dengan tegangan yang
berbeda. Sayang sekali, jika bertanya tentang berapa tegangan yang harus digunakan pada
seorang pelayan toko olahraga, pelatih profesional, teman, atau atlet tenis, biasanya tidak
akan mendapatkan jawaban yang memuaskan, karena kebanyakan orang tidak memahami
pengetahuan tentang tali raket.
Beberapa Persoalan-persoalan
Banyak persoalan-persoalan tentang tali raket dan pemasangannya dan bukan hanya sekedar
tegangannya saja. Beberapa tahun ke belakang, ketika raket dipasang tali raket, maka ukuran
daun raket seluruhnya, jarak antar tali raketnya sama. Tetapi sekarang ini banyak sekali
berbagai macam raket dengan ukuran daun dan pola tali raketnya berbeda. Ukuran tegangan
sebesar 65 pound pada raket standar adalah sangat tinggi, tetapi bila dipasang pada raket
dengan ukuran daun raket agak besar (oversize), maka akan terasa kendur. Bagaimanakah
anda membandingkan raket-raket dengan ukuran daun raket yang berbeda? Bagaimanakah
bila anda bandingkan raket yang memiliki jarak antar tali raketnya (string density) berbeda ?
Anda dapat membeli raket dimana panjang tali raketnya dua kali panjangnya tali raket untuk
raket standar, dan terdapat banyak raket yang memiliki jarak antara tali raketnya setengah
dari jarak yang ada pada raket standar. Ketika anda gunakan dua jenis tali raket yang
berbeda, bagaimanakah perubahan yang terjadi pada raket ketika raket digunakan? Apakah
perbedaannya antara tali raket jenis gut dengan sintetik?
4
Beberapa Jawaban-jawaban
Cara raket itu dimainkan, dengan menggunakan tali raket, dapat ditentukan dengan menguji
seberapa besar bidang tali raket mengendur berubah bentuk (deformasi) bila kekuatan
diberikan pada permukaan raket. Jika anda dorong tali raket dengan kekuatan yang tidak
diketahui dan mengukur deformasi bidang permukaan tali raket (seberapa besar kekuatan
dorongan bergerak tegak lurus dengan bidang tali raket), maka anda akan mengetahui segera
berapa besar kekuatan yang dihasilkan raket. Pengukuran ini secara otomatis ditentukan juga
oleh luasnya daun raket, kepadatan jarak antara tali raket, tegangan, dan variabel lain yang
berpengaruh. Anda dapat mengukur dengan kekuatan tertentu mendorong tali raket, atau anda
dapat mengukur deformasi tali raket dengan nilai kekuatan yang berbeda, seperti yang
diperlihatkan pada gambar 1.1
Kekuatan pada bagian tengah daun raket (pound)
Gambar 1.1. Deformasi bidang tali raket versus kekuatan yang diberikan pada beberapa
raket. Karena kekuatan yang dikerahkan tegak lurus dengan permukaan tali raket meingkat,
maka deformasi talinya meningkat. Semakin tinggi tegangan (dibagi dengan panjang tali
raket), maka semakin kecil deformasinya dengan kekuatan tertentu.
Gambar ini
memperlihatkan raket-raket dengan tegangan antara 20 pound sampai 76 pound.
Prinsip 1:
Raket akan terasa sama bila digunakan, jika pada raket itu dipasang tali raket sehingga kurva
deformasi bidang tali raket versus kekuatannya adalah sama.
5
Oleh karena itu, dengan mengukur deformasi bidang tali raket atau defleksi maka anda dapat
membandingkan raket Prince (oversize) yang dipasang tali raket 15-gauge nylon dengan
Wilson Kramer yang dipasang tali raket 16-gauge gut dan mengetahui bagaimana perbedaan
antara keduanya. Beberapa toko tenis mempunyai alat untuk mengukur perbedaan ini
(contohnya, the Sports Pal “Flex II” Tension Tester), atau anda dapat melakukannya sendiri
(seperti yang dilakukan untuk memperoleh data yang digunakan pada buku ini) dengan
seperangkat pemberat dan mistar yang akurat. Gambar 1.1 memperlihatkan beberapa
perbedaan pengujian raket dengan cara ini. Nampak jelas bahwa tali raket pada raket lama
Spalding Smasher yang dipasang dengan tegangan 20 pound, mengalami deformasi yang
paling besar (dengan kekuatan yang sama), dari rakat Prince yang dipasang dengan tegangan
76 pound.
Prinsip 2:
Jika anda meningkatkan (atau menurunkan) tegangan tali raket yang sebanding dengan
perubahan panjang tali raket pada daun raket, maka deformasi bidang tali raketnya akan
sama.
Sebagai contoh, sebuah raket yang mempunyai ukuran daunnya 8 inch ( 1 inch = 2,54
cm) yaitu termasuk raket standar, dipasang tali raket dengan tegangan 55 pound (1 pound =
0,45 kg), maka akan mempunyai deformasi bidang tali raketnya sama dengan raket oversize
yang ukuran daunnya 10 inch (25 persen lebih besar) yang dipasang dengan tegangan 69
pound (25 persen lebih besar), yaitu jika faktor-faktor lainnya (seperti kepadatan jarak antar
tali, jenis tali raket, dsb) adalah sama. Hal ini berarti bahwa untuk mengubah daun raket ke
ukuran yang lain bila diinginkan karakteristik tali raket yang sama ketika digunakan, maka
tegangan dibagi panjang tali raketnya harus tetap sama. Untuk itulah mengapa raket ukuran
oversize harus dipasang tali raket dengan tegangan yang tinggi.
Untuk deformasi yang kecil (pukulan bola yang tidak terlalu keras), maka variabelvariabel yang menentukan respon tali raket adalah tegangan dibagi dengan panjang tali raket
dan densitas antar tali (jumlah tali per inch). Untuk pukulan yang sedang (deformasi yang
lebih besar), maka elastisitas tali raket mulai berpengaruh terhadap kekuatan raket. Semakin
keras bola itu dipukul, maka semakin penting elastisitas tali raketnya. Semakin elastik tali,
maka semakin besar bidang tali mengalami deformasi, dan semakin lurus kurva deformasi
terhadap kekuatan yang diberikan.
6
1.2 Power yang berasal dari Tali Raket
Alasan anda mengalami kesulitan dalam menggunakan raket yang ada tali raketnya sebagai
pengganti raket kayu adalah agar anda dapat memperoleh power. Anda menginginkan agar
bola lepas dari tali raket dengan kecepatan tinggi tanpa mengayunkan raket dengan
kecepatan tinggi. Tali raket akan memudahkan anda untuk menghasilkan pukulan yang
keras. Semakin tinggi tegangan raket anda pasang, maka akan semakin terasa seperti
mengenai papan kayu, dan semakin kecil power pukulan yang dihasilkan. Pernyataan tersebut
jika disederhanakan menjadi :
v
Semakin tinggi tegangan tali raket berarti semakin kecil power yang dihasilkan;
semakin rendah tegangan tali raket (kendur) berarti semakin besar power yang
dihasilkan
Pernyataan tersebut sangat jelas dan mudah untuk dipahami. Tetapi mengapa begitu banyak
orang yang berpendapat sebaliknya ? Banyak orang melihat atlet-atlet tenis memperoleh
power yang besar dihasilkan dari raketnya, yang dipasang dengan tali raket tegangan tinggi.
Bjon Borg menggunakan raket dengan tegangan sebesar 78 pound, sehingga banyak orang
menyimpulkan bahwa bola hasil pukulannya begitu keras. Anggapan itu sebenarnya tidak
benar. Kerasnya hasil pukulan yang dilakukan Borg dan atlet tenis lainnya dengan
menggunakan tegangan yang tinggi adalah untuk memperoleh keuntungan yang lain; para
petenis ini menggunakan kekuatan fisiknya untuk menghasilkan power.
Mengapa Tali raket dengan Tegangan rendah menghasilkan Power yang besar
Dari desainnya, bola tenis tidak menyimpan dan menghasilkan enerji secara efisien. Sebuah
bola tenis yang dijatuhkan dari ketinggian 100 inch dari atas pemukaan beton (hard surface),
hanya akan memantul kembali dengan ketinggian sekitar 55 inch. Sebenarnya ini merupakan
spesifikasi resmi dari pabrik bola tenis. Hal ini berarti bahwa kira-kira 45 persen enerji yang
dimiliki bola telah hilang (100 – 55 = 45).
Sebaliknya, tali raket didisain untuk mengembalikan antara 90 sampai 95 persen
enerji yang dihasilkannya pada saat kontak dengan bola. Untuk memberikan energi
maksimum bola (yaitu ketika kecepatan tertinggi) ketika bola itu dipukul, maka tali raket, dan
bukannya bola, harus menyimpan enerji dengan cara deformasi (deflecting). Tali raket
mengembalikan hampir seluruh enerji yang disimpannya ketika kontak dengan bola dan
deformasi. Jika tali raket tegangannya rendah, maka tali raket akan mengalami deformasi
yang besar (yaitu menyimpan banyak enerji), dan deformasi bola akan kecil (yaitu kehilangan
sedikit enerji). Semakin besar deformasi bidang tali raket, semakin sedikit deformasi
bolanya. Cobalah jatuhkan bola tenis dari atas lantai (sama dengan ukuran tali raket dengan
tegangan tinggi) dan bandingkan ketinggian pantulan bola yang dijatuhkan dari ketinggian
7
yang sama dan menyentuh raket yang disimpan di atas lantai (daun raket harus dalam
keadaan diam tidak bergerak, dan bukan pada bagian handlenya saja). Bola akan memantul
kembali lebih tinggi pada percobaan kedua – sampai 80 persen dari ketinggian asalnya,
sedangkan pantulan dari atas lantai hanya sekitar 55 persen. Pantulan tambahan yang
besarnya 25 persen memperlihatkan bahwa hanya sedikit enerji yang hilang ketika bola
kontak dengan tali raket yang fleksibel, dari pada ketika bola kontak dengan permukaan
lantai yang tidak fleksibel (tali raket dengan tegangan tinggi). Selain itu pula, dari hasil tes
laboratorium dengan menggunakan peralatan kecepatan tinggi menunjukkan bahwa
kecepatan pantulan bola yang kontak dengan tali raket kendur adalah lebih tinggi.
Tentu saja, ada batasan untuk memperoleh power dengan cara menurunkan tegangan
tali raket – anda tidak akan dapat bermain tenis dengan menggunakan net. Suatu waktu anda
menurunkan ukuran tegangan raket yang begitu besar sehingga terjadi perubahan ukuran
jarak antar tali raket pada bidang tali raketnya dan tali saling menggesek mengakibatkan
begitu banyak enerji yang hilang. Jika anda menurunkan begitu banyak tegangan raket, maka
anda tidak akan memperoleh kecepatan bola yang diinginkan, dan tali raket akan cepat usang
akibat gesekan yang berlebihan.
Mengapa Raket tenis seluruhnya tidak dipasang tali raket dengan ukuran tegangan
yang rendah?
Jika anda semua menginginkan power dari raketnya, maka kesimpulannya jelas: Tali raket
yang kendur. Tetapi ada hal lain yang anda inginkan dari sebuah raket, dan itu adalah
kontrol. Anda ingin memukul bola agar masuk di lapangan permainan, dan sering sekali
anda ingin menempatkan bola tepat di bagian dalam pinggir lapangan permainan. Anda ingin
agar mampu mengontrol kecepatan bola dan ke arah mana bola itu dipukul, dan bahkan
apabila anda tidak memukul bola dengan sempurna pada setiap pukulan. Nampaknya ada
suatu kesepakatan bahwa menurunkan tegangan raket berarti mengorbankan kontrol,
meskipun hal ini belum bisa dibuktikan. Sangat sulit sekali untuk melakukan tes di
laboratorium atau di lapangan permainan untuk mengukur kontrol, karena hasilnya tidak
memuaskan. (Lebih mudah untuk meneliti kecepatan atau power bola). Sejumlah alasan
telah ditemukan untuk menjelaskan mengapa tegangan raket yang kendur cenderung akan
menghilangkan kontrol. Alasan-alasan tersebut meliputi:
1. Raket dengan tegangan yang rendah akan menyebabkan apa yang disebut dengan
“trampoline effect atau slingshot effect”. Bola memantul dari raket begitu cepat,
sehingga lebih sulit untuk dikontrol
2. Raket dengan tegangan yang rendah cenderung akan menghasilkan kecepatan bola
pada saat lepas dari raket sangat tergantung pada kecepatan pukulan lawan, sehingga
kontrol agaknya menurun.
3. Jika bola kontak dengan raket bukan pada bagian tengah bidang daun raketnya (offcenter), maka raket kendur cenderung akan mengubah sudut pantul lebih besar ketika
bola lepas dari raket.
8
4. Raket dengan tegangan rendah meningkatkan waktu menempel bola pada tali raket
(dwell time). Kondisi ini akan menyebabkan raket lebih mudah berputar ketika
kontak dengan bola, oleh karena itu bola lepas dari raket dengan sudut pantul yang
lebih besar.
5. Raket dengan tegangan tinggi akan menekan bola dengan kuat, sehingga akan
memberikan kontrol yang lebih besar.
6. Daerah kontak bola pada raket tegangan tinggi lebih besar, sehingga kontrol lebih
besar.
7. Raket tegangan tinggi mempunyai respon linier yang lebih besar ketika bola dipukul
lebih besar
Sekalipun demikian, ada pendapat yang menyatakan bahwa kontrol meningkat dengan
tegangan raket yang rendah, yaitu jika ayunan dimodifikasi untuk memperoleh
keuntungan power yang berasal dari ukuran tegangan. Apabila bola akan meninggalkan
raket dengan kecepatan yang lebih tinggi, maka tidaklah perlu untuk mengayunkan raket
begitu cepat, tetapi diayun dengan jarak ayunan yang panjang. Penurunan kecepatan
raket ini akan menyebabkan kontrol raket yang lebih besar, dengan demikian akan
menghasilkan kontrol bola yang lebih baik.
Jika anda tidak mengayunkan raket begitu cepat, maka keuntungan akan sering anda
peroleh dari ukuran tegangan tali raket yang rendah. Tali raket akan cenderung mengubah
power yang berasal dari lawan dengan efisiensi yang tinggi. Apabila anda melakukan
pukulan dengan ayunan yang cepat, maka gunakanlah ukuran tegangan raket tinggi.
Anda akan memperoleh kontrol yang nampaknya selalu dibutuhkan oleh atlet tenis yang
suka melakukan pukulan keras, dan bola melayang dengan kecepatan yang terkontrol.
Dan jika anda ingin melakukan pukulan dengan spin yang kuat, maka dianjurkan untuk
menggunakan ukuran tegangan yang tinggi. Tetapi harus diingat, jika anda senang
melakukan pukulan keras dengan raket tegangan rendah, maka anda akan menjadi juara
pemukul terjauh dari tee box (golf), dan bukan pada permainan tenis. Sebaliknya, apabila
anda memiliki ayunan yang baik, maka raket dengan ukuran tegangan rendah akan
membantu kelancaran permainan.
1.3 Tali raket tegangan rendah vs tegangan tinggi dan dwell time
Semakin kendur tali raket (sebenarnya semakin besar deformasi bidang tali raket), maka
semakin lama bola akan menempel pada tali raket (semakin besar dwell time). Waktu
menempelnya bola pada tali raket harus meningkat as the inverse of the square root of the
tension. Selain itu pula, semakin menurun lamanya bola menempel pada tali raket, karena
bola dipukul semakin keras, sebab tali raket semakin lebih kaku bila kontak dengan bola
yang bertenaga besar. Pernyataan ini nampaknya sangat berlawanan dengan akal sehat, jika
anda mengamati bola tenis kecepatan tinggi kontak dengan tali raket lebih lama dari pada
bola yang dipukul dengan kecepatan sedang, maka kesimpulannya bahwa waktu lamanya
9
bola menempel seharusnya lebih besar untuk bola tenis yang dipukul keras. Meskipun
demikian hal ini benar, karena jika tali raket semakin kaku, maka deformasi non-liniernya
semakin besar, oleh karenanya akan memperpendek waktu lamanya menempel untuk pukulan
yang lebih keras.
Pengukuran efek ini, dilakukan dengan laser dan peralatan elektronik kecepatan tinggi
seperti pada gambar 1.2. Gambar ini memperlihatkan, untuk kecepatan bola yang berbedabeda, waktu lamanya bola tenis menempel pada raket dengan ukuran tegangan tali raket yang
berbeda-beda. Dari data itu nampak jelas bahwa jika seseorang memukul bola dengan keras
kepada anda dan anda berusaha mengembalikan dengan keras, maka waktu lamanya bola
menempel pada tali raket akan singkat, bila dibandingkan dengan pukulan sedang. Jika anda
menurunkan tegangan raket, maka bola akan kontak lebih lama dengan tali raket; jika
tegangannya ditingkatkan, maka waktu lamanya bola menempel akan menurun.
Kecepatan Relatif Bola – Raket
Gambar 1.2. Dwell time bola pada tali raket. Dwell time bola saat kontak raket dengan
berbagai ukuran tegangan terlihat di sini dengan kecepatan bola yang berbeda. Semakin
kendur tali raket, semakin lama dwell timenya. Semakin tinggi tegangan raket, semakin
pendek dwell timenya. Gambar ini memperlihatkan bahwa semakin tinggi kecepatan boa,
semakin pendek dwell timenya.
Bagaimanakah dwell time ini akan berpengaruh terhadap permainan anda?
Sebenarnya waktu lamanya kontak untuk pukulan normal dengan ukuran tegangan normal
adalah kira-kira 0,004 -0,005 detik. Dengan menurunkan tegangan dan tidak memukul bola
keras, maka anda akan mampu meningkatkan dwell time sampai sekitar 0,006-0,007 detik,
10
tetapi anda tidak dapat memenuhinya dengan memperoleh waktu ekstra sebesar 0,002 atau
0,003 detik. Waktu ini begitu sangat singkat dari pada waktu reaksi atau refleks yang anda
miliki dimana anda tidaklah mungkin dapat mengubah pukulan ketika bola sudah kontak
dengan tali raket. Singkatnya, meskipun sebuah pukulan tidak terasa benar, ketika itu
informasi tersebut sudah masuk otak, tetapi bolanya tetap mengarah dengan benar ke lawan.
Dwell time yang lebih lama berkaitan dengan “carry distance” yang lebih lama, yaitu
jarak antara bola dan raket yang bergerak bersamaan ketika keduanya sedang kontak. Waktu
dwell time yang terlalu lama dapat menyebabkan hilangnya kontrol, yaitu jika daun raketnya
berubah sudutnya terhadap bidang lapangan permainan ketika bola sedang kontak dengan
raket. Sampai tingkatan tertentu hal ini bisa terjadi pada seluruh pukulan, tetapi jika
perubahan besarnya sudut nampak jelas teramati dimana bola tidak tepat kontak dengan
bagian tengah bidang daun raket (off-center) (raket berputar), maka akan mengakibatkan
hilangnya kontrol.
Dwell time yang lebih lama juga berarti bahwa getaran bola yang sedang dipukul
menyebar lebih lama; oleh karena itu, besarnya kekuatan pada waktu tertentu berkurang.
Dengan kata lain, ketika tali raket terasa lebih lembut (tegangan rendah), maka lengan tidak
merasakan getaran akibat kontak dengan bola, tidak sebesar ketika bola kontak dengan raket
yang dipasang dengan tegangan lebih tinggi. Jika anda ingin mengurangi masalah yang
dialami lengan, seperti tennis elbow, maka menurunkan tegangan raket tidak hanya akan
memperkecil getaran awal yang dirasakan lengan, tetapi juga memberikan power yang
besardari raket. Anda tidak perlu mengayunkan raket begitu cepat, sehingga lebih aman
untuk lengan.
Cara ini tidak akan menyembuhkan tennis elbow, tetapi setidaknya
merupakan sebuah langkah yang tepat untuk mengatasi kondisi ini.
Persoalan power vs besarnya ukuran tegangan raket masih membingungkan banyak
orang. Jika bola tenis menempel dalam waktu yang singkat pada raket tegangan tinggi, tidak
berarti bahwa bola akan meninggalkan raket begitu cepat, atau dengan kecepatan tinggi ?
Hal ini nampaknya berlawanan dengan pernyataan di atas bahwa tegangan yang rendah
memberikan power yang besar pada bola. Memang benar, bola tenis lepas dari tali raket
dengan tegangan tinggi akan “lebih cepat”, jadi berarti bahwa bola kontak dengan tali raket
dalam waktu yang singkat. Dengan kata lain, meskipun bola lepas dari raket lebih cepat,
tidak berarti bahwa bola tenis akan bergerak lebih cepat ketika lepas dari tali raket dengan
tegangan tinggi !
Salah satu dari sekian banyak ungkapan yang sering ditemui pada buku tenis dan
pelatihan profesional adalah “untuk kontrol yang lebih baik, pertahankanlah agar bola
menyentuh raket selama mungkin” Nampak jelas bahwa yang perlu dilakukan adalah
menurunkan ukuran tegangan raket untuk memastikan bahwa bola akan menempel lebih lama
pada raket. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, tali raket dengan tegangan rendah akan
menurunkan dan bukannya meningkatkan kemampuan seseorang dalam mengontrol bola.
Jelas sekali, telah terjadi kesalahan pada pernyataan tersebut. Apa yang harus pelatih katakan
adalah “ ayunkanlah raket sehingga nampak anda sedang memaksimalkan waktu lamanya
11
bola menempel pada raket.” Pernyataan ini benar, tidak berlawanan dengan apa yang kita
ketahui dari penjelasan tentang tali raket, sehingga akan menghasilkan pukulan yang benar.
1.4 Jenis-jenis Tali Raket (String material)
Jenis tali raket manakah yang terbaik harus dipasang pada raket tenis, gut atau beberapa jenis
tali raket sintetik? Telah banyak dikenal orang dari pengalaman selama bermain tenis bahwa
jenis gut lebih unggul dibanding jenis nilon (nylon) dalam hal “karakteristik bermainnya,”
tetapi ini sangat sulit untuk menemukan alasan-alasan khusus untuk membuktikanya. Datadata dari pabrik pembuat tali raket menunjukkan kata-kata dan ungkapan yang sama seperti
yang digunakan pada iklannya. Setiap orang setuju bahwa gut lebih mahal, lebih mudah
putus, tidak tahan lama, dan tidak tahan terhadap embun dan kelembaban, tidak seperti jenis
sintetik. Karakteristik apakah sebenarnya yang dimiliki jenis tali raket gut ini, sehingga tidak
diragukan lagi banyak digunakan ?
Pemanjangan dari seutas tali raket gut dan nilon telah diukur dengan cara memberikan
uji kekuatan terhadap kedua jenis tali raket tersebut. Data tersebut bisa dilihat paga gambar
1.3. Bagian terpenting pada kurva adalah bahwa kedua jenis tali yang ditarik dengan
tegangan antara 50 sampai 70 pound. Pada jarak antara besarnya tegangan ini, tali nilon
memerlukan tegangan tambahan sebesar 12 pound untuk memanjangkannya, yaitu tambahan
1 persen ketika tali gut hanya memerlukan 6 pound tegangan tambahan untuk
meregangkannya tambahan 1 persen. Apa yang penting adalah tegangan tambahan yang
dibutuhkan untuk meregang tali raket sebesar 1 persen, dan bukannya berapa besar tali
diregang agar sampai pada tegangan 60 atau 65 pound yang digunakan selama bermain. Hal
ini berarti bahwa ketika diberi kekuatan tekanan (misalnya, ketika kontak dengan sebuah
bola), maka tali raket gut akan meregang lebih besar dari pada nilon dengan diameter tali
(gauge) dan tegangan yang sama. Karena elastisitas gut yang lebih besar, maka tali raket ini
akan mengalami deformasi yang lebih besar dan cenderung untuk “menangkap bola.”
Power ekstra yang berasal dari gut ini merupakan fungsi dari bagaimana anda
memukul bola. Jika anda memukul bola dengan kecepatan sedang, maka keuntungan gut
akan berkurang. Tetapi jika sebaliknya, bola akan bergerak cepat, maka anda akan
merasakan power ekstra yang diberikan tali raket gut. Selain itu pula, semakin besar
fleksibilitas gut akan memberikan kontrol bola yang lebih tinggi, karena respon linier akan
banyak diperoleh dari tali raket ketika anda melakukan ayunan dan kecepatan bola yang
bervariasi. Jenis tali raket gut juga akan lebih memberikan kenyamanan pada lengan dari
pada nilon, karena elstisitasnya meningkat.
Efek yang menguntungkan ini dapat ditingkatkan dengan menggunakan gut yang
lebih kecil diameternya seperti 16L gauge (antara 16 dan 17 gauge), atau bahkan tali gut yang
lebih kecil seperti ukuran 17 gauge. Tali raket yang lebih kecil diameternya lebih mudah
putus, tetapi para petenis terbaik menemukan bahwa kerugiannya lebih sedikit bila dibanding
dengan keuntungannya yang diperoleh. Sekalipun demikian, untuk pemain tenis biasa yang
tidak memukul bola dengan keras, maka uang tambahan harus dikeluarkan untuk membeli
tali raket gut atau mungkin menggunakan tali raket gut yang berdiameter besar hanya akan
12
membuang—buang waktu saja. Gut agaknya lebih kasar teksturnya dari pada serabut nilon,
sehingga selain mempunyai kelebihan “cupping action” gut cenderung dapat menempel pada
bola lebih kuat dari pada nilon, sehingga menyebabkan sentuhan pukulan yang lebih baik.
Gambar 1.3. Gut vs nilon ketika dilakukan tes regangan. Gambar di atas memperlihatkan
pemanjangan (elongasi) seutas tali raket gut dan nilon ketika ditekan dengan kekuatan
tertentu. Pada tegangan 60 sampai 70 garis gut melengkung ke atas dan garis nilon menjadi
semakin tinggi. Ini berarti bahwa gut lebih elastis pada ukuran tegangan tersebut. (Data ini
diambil menggunakan tali raket 15L-gauge)
Terdapat banyak tali raket nilon dengan tekstur yang kasar di pasaran yang berusaha meniru
sifat gut, tetapi belun jelas bagaimana tali tersebut bekerja. Anyaman tali raket atas dan
bawah memberikan kekasaran yang lebih besar dari pada yang kekasaran melekat pada tali
raket itu sendiri.
Ketika muncul raket dengan daun raket ukuran besar, kebanyakan gut di pasaran akan
putus bila dipasang dengan tegangan lebih tinggi, agar raket dapat dimainkan dengan baik.
Oleh karena itu, banyak yang beralih pada tali raket nilon. Ketika dipasang pada raket
oversize, tali raket sintetik tidak memiliki kelebihan yang berarti, tidak seperti yang
ditemukan pada raket ukuran konvensional yang dipasang dengan nilon. Simulasi komputer
dengan menggunakan raket ukuran normal dan lebih besar memperlihatkan bahwa ketika
raket oversize dipasang tali raket sintetik, menunjukkan bahwa raket oversize mempunyai
karakteristik seperti raket konvensional yang dipasang dengan tali raket gut. Sekarang ini
telah diproduksi jenis gut yang akan tahan terhadap berbagai macam ukuran tegangan bila
dipasang pada raket oversize.
Di pasaran terdapat berbagai macam tali raket yang disebut “synthetic gut” yang
diakui memiliki karakteristik yang hampir sama dengan gut. Bisa saja itu benar, tetapi
karakteristik bermainnya ditentukan oleh tiap individu pemain tenis. Dalam satu tes
laboratorium yang membandingkan raket yang dipasang tali gut dan sintetik, sangat aneh
sekali sejumlah pemain tenis tidak dapat membedakan keduanya.
1.5 Ketebalan Tali Raket
Diameter tali raket tenis dibuat sesuai dengan the standars U.S wire gauge thickness (tabel
1.1). Ini berarti bahwa ukuran diameter 15 adalah 12 persen lebih tebal dari ukuran diameter
13
16, dan diameter 17 adalah 11 persen lebih tipis dari ukuran diameter 16; 15L dan 16L adalah
antara 15 dan 16, dan berturut-turut antara 16 dan 17 .
Jika anda ingin memasang tali raket sendiri, maka anda harus mempunyai alat untuk
mengukur ketebalan tali yang baru yang sudah terpasang pada raket. Anda dapat
menggunakan mikrometer, yaitu alat yang dapat mengukur diameter tali raket sampai
sepersepuluhribu inch. Alat-alat ini dikalibrasi dalam milimeter inch dan sekitar 39,37 mils
dalam satu milimeter, jika anda ingin mengkonversi dari satu ukuran menjadi ukuran yang
lain.
Tabel 1.1. Ketebalan diameter tali
Nomor diameter
15
16
17
Ketebalan
inch
0,0571
0,0508
0,0453
mm
1,45
1,29
1,15
mil
57,1
50,8
45,3
Ketika anda mengukur sebuah tali raket dengan mikrometer, kemungkinan anda akan
menemukan ukuran yang kurang sesuai dengan salah satu nilai yang ada pada tabel 1.1. Anda
harus mengharapkan beberapa variasi dari berbagai macam tali raket, dan antara jenis, dan
merek tali raket. Jika anda mengukur sebuah tali raket dengan tegangan tertentu (misalnya
pada raket), anda akan menemukan bahwa ukurannya akan lebih tipis dari ukuran sebelum
dipasang pada raket. Hal ini disebabkan tali raket telah teregang, dan agar teregang maka tali
harus menjadi semakin lebih tipis (hukum kekekalan). Jika tali raket diregang sebesar 10
persen, maka ketipisannya berkurang sebesar 5 persen. ( 50-mil, tali diameter 16 yang
diregang sehingga memanjang 10 persen, maka ketebalannya akan menjadi 47,5 mil, atau
diameter 16L). Prinsip: Jika tali raket meregang dengan persentese tertentu, maka
ketebalannya akan menurun kira-kira sebesar setengah dari persentase tersebut.
Tetapi bagaimanakah pengaruh ketebalan tali raket terhadap kekuatan yang dihasilkan
raket? Ternyata hal itu bukanlah ketebalan tali raket, tetapi daerah anyaman talinya (crosssectional area). Daerah ini menentukan sifat-sifat tali raket seperti kekuatan, elastisitas, dan
regangannya.
Luas daerah adalah proporsional dengan kuadrat ketebalan (yaitu sama dengan π kali
4 kali ketebalan dikuadratkan), sehingga perubahan tali dari 16 menjadi 15 (peningkatan pada
ketebalan 11 persen) akan meningkatkan bagian menyilang (cross section) dengan
mengkuadratkan 11 persen, yaitu kira-kira 23 persen. Jika ketebalan tali ditingkatkan sampai
persentase tertentu, maka daerah melintang tali akan meningkat hampir dua kali persentase
tersebut. Karena peningkatan sebesar 23 persen pada daerah itu, untuk tipe tali raket yang
sama, 15 gauge akan menjadi lebih kuat 23 persen, akan teregang sebesar 23 persen (dengan
tegangan sama), dan akan menjadi 23 persen kurang elastik dari pada ukuran 16 gauge.
Efek terakhir ini, yaitu perubahan dalam elastisitasnya sangat penting. Yaitu
elastisitas tali raket yang memberikan kekuatan pada raket. Gut lebig elastik (untuk diameter
yang sama) dari pada nilon, itulah mengapa banyak orang yang lebih senang memilih gut.
Ketika anda menggunakan tali raket yang lebih kecil diameternya, maka anda juga akan
memperoleh elastisitas. Karena tali raket 17 gauge lebih tipis 20 persen dari pada tali 15
14
gauge, maka daerah melintang akan 40 persen menjadi lebih kecil. Oleh karenanya, tali raket
17 gauge akan dua kali menjadi lebih elastik dari pada ukuran 15 gauge. Sekalipun
demikian, tali raket 17 gauge tidak akan menahan tegangan yang sama, juga tidak akan
usang. Ini merupakan persoalan ketahanan tali raket (durability) vs elastisitas (playability).
Jika uang bukan tujuan, dan anda sudi membawa sejumlah besar raket ketika anda bermain
tenis, maka tali raket 17 gauge paling sesuai bagi anda.
1.6 Frekuensi atau “Ping” dari Tali Raket
Beberapa pemasang tali raket dan pemain tenis mengecek tegangan raket dengan bunyi tali
raket ketika dipetik. Cara ini bisa akurat, selama diameter tali, berat tali, dan ukuran daun
raket selalu sama.
Jika anda hitung vibrasi tali raketnya, maka anda akan menemukan bahwa frekuensi
goyangan (oscillation) sebanding dengan akar kuadrat tegangan, sebanding dengan salah satu
panjangnya tali raket, sebanding dengan ketebalan tali. Misalnya:
§ Jika ukuran daun raket dan diameter tali ditentukan ukurannya dan anda
meningkatkan tegangannya, maka frekuensinya akan meningkat
§ Jika tegangan dan diameter tali tetap konstan, maka semakin besar daun raket
(dengan demikian ukuran talinya lebih panjang) semakin rendah frekuensinya
§ Jika tegangan tali dan ukuran daun raket tetap sama, maka semakin tebal tali
raket (diameter lebih kecil) semakin rendah frekuensinya.
Ini berarti bahwa anda dapat dibohongi dengan frekuensi yang dihasilkan tali raket. Jika anda
memiliki dua buah raket, sama kecuali berbeda diameter talinya, dan anda sesuaikan
tegangannya untuk memperoleh suara yang sama, maka tali yang lebih tipis akan mempunyai
tegangan yang lebih rendah. Jika anda memasang tali pada raket oversize agar menghasilkan
suara yang sama dengan raket standar, maka tegangannya akan lebih tinggi dari pada yang
anda inginkan. Karena prinsip II menjelaskan bahwa untuk meningkatkan tegangan yang
sebanding dengan peningkatan panjang tali untuk memperoleh playability, ketika
menggunakan raket yang lebih besar, anda akan mendapatkan frekuensi suara yang lebih
rendah, meskipun tegangannya lebih tinggi.
1.7 Tegangan vs Waktu
Jika anda memasang tali raket dengan tegangan 60 pound beberapa tahun lalu, anda mungkin
menduga bahwa tegangannya sudah berkurang – mungkin sampai 55 pound. Sebenarnya,
tegangannya bisa saja menjadi semakin berkurang, tergantung pada jenis talinya, diameter,
dan frekuensi pemakaiannya. Jika tegangannya berubah menjadi 50 pound, anda tidak perlu
memasang tali raket lagi, karena telah mengetahui bahwa semakin rendah tegangan tali raket,
semakin besar powernya. Sekalipun demikian, alasan ini kurang tepat, karena mengabaikan
fakta lain yang signifikan.
Kehilangan tegangan dalam waktu yang lama yang diakibatkan teregangnya tali raket;
yaitu sedikit demi sedikit terjadinya pemecahan ikatan-ikatan molekul, khususnya jika jenis
talinya sintetik seperti nilon. Terjadi kehilangan sedikit elastisitas materi tali juga. Jika
15
materi menjadi semakin kurang elastis, maka tidak akan memberikan enerji pada bola
sebanyak ketika tali itu masih dalam kondisi baru. Oleh karenanya, tali yang teregang dan
menjadi semakin kendur tidak akan sekenyal tali raket yang dipasang dengan tegangan
rendah dan baru. Sangatlah memungkinkan, anda akan memiliki sedikit power dengan tali
yang sudah lama dengan tegangan rendah. Lagi pula, tali raket yang lama dengan tegangan
rendah akan mengakibatkan hilangnya kontrol terhadap bola bila dibandingkan dengan tali
yang baru dengan tegangan rendah, karena kehilangan elastisitasnya.
Jika anda menggantungkan beban seberat 60 pound pada seutas tali raket dan
mengukur panjangnya tali tersebut, maka akan anda temukan bahwa panjangnya tali akan
meningkat sedikit selama jam pertama, tidak begitu banyak selama jam kedua, dsb sampai
seratus jam teregang akan nampak hampir berhenti. Pengukuran regangan dari beberapa
jenis tali raket dapat diamati pada gambar 1.4. Ketika tali dipasang pada raket, dimana
panjangnya tetap konstan tetapi tidak seperti tegangannya , maka seutas tali tidak berapa lama
akan mendekati tegangan yang seimbang dari pada seperti pada percobaan tadi. Kondisi ini
disebabkan karena tegangannya tidak konstan tetapi agaknya menurun karena tali teregang.
Akibatnya, kebanyakan relaksasi yang disebabkan regangan mungkin terjadi sebelum raket
itu digunakan atau selama beberapa hari. Kehilangan tegangan tambahan akan terjadi
beberapa jam pertama selama raket itu digunakan. Regangan tambahan pada raket selama
bulan berikutnya akan lebih sedikit dari pada pemanjangan tali dengan tegangan konstan.
Sekalipun demikian, jika anda ukur tegangan raket setiap satu atau dua bulan, maka anda
akan mengamati beberapa perubahan. Pengukuran deformasi bidang tali akan dilakukan
beberapa kali selama beberapa minggu; hasilnya dapat dilihat pada gambar 1.5
Gambar 1.4.Pemanjangan tali raket vs waktu. Beban digantungkan pada seutas tali raket dari
berbagai jenis selama beberapa jam dan persentase pemanjangan dicatat
1.8 Kepadatan (densitas) pola tali raket
Jika jarak antar tali raket sebesar setengah inch, maka karakteristik raket bila dimainkan akan
berbeda dengan raket yang mempunyai jarak sebesar ¾ inch, bahkan jika tegangan, ukuran
raket, dan diameternya sama. Pola yang lebih padat (lebih banyak tali untuk tiap inch) akan
16
terasa lebih kaku, atau seolah-olah tegangannya lebih tinggi. Jika sebuah raket mempunyai
dua kali tali raket untuk tiap inchnya, maka raket tersebut harus dipasang tali dengan besar
tegangan setengahnya untuk menghasilkan deformasi bidangnya yang sama dan
konsekuensinya perasaan yang sama. Kemungkinan bisa saja untuk menggunakan tali raket
yang lebih kecil yang lebih elastis dan oleh karenanya lebih besar powernya. Jika jarak antar
talinya lebih jarang lagi, maka deformasinya akan lebih besar dan raket akan terasa seolaholah tegangannya lebih rendah. Sebuah raket yang mempunyai kepadatan setengahnya harus
dipasang tali dengan tegangan yang besarnya dua kali lipat, tetapi untuk mengatasi tegangan
yang lebih tinggi ini, maka tali raket yang lebih tebal, dan kurang elastik harus digunakan.
Memukul bola dengan kondisi ini dapat menimbulkan perasaan yang lebih kaku dari tali
raketnya.
Gambar 1.5. Deformasi bidang tali raket vs waktu. Deformasi bidang tali dari raket yang
baru dipasang diukur tiga kali untuk memperlihatkan bagaimana relaksasi (elongasi) tali yang
diperlihatkan pada gambar 1.4 mempengaruhi tegangan ketika tali itu digunakan pada raket.
Peningkatan dalam deformasi (dengan kekuatan yang sama) berarti bahwa tali raket itu
tegangannya lebih rendah.
Pabrik raket menggunakan efek kepadatan tali raket ini ketika mendisain pola tali
pada sebuah raket. Daun raket yang dipasang talinya dengan pola yang sama, maka tempat
yang paling lembut (softest) pada tali berada di tengah-tengahnya bidangnya; semakin
bergeser mendekati rangkanya, maka akan terasa semakin lebih kaku. Dengan meningkatkan
ukuran jarak antar tali mendekati rangkanya, maka para pembuat raket mencoba untuk
melembutkannya apabila jarak talinya semakin jauh dari tengah-tengah bidang daun raket.
Akibatnya, banyak jenis-jenis raket yang mempunyai pola yang lebih padat pada tengah daun
raketnya dan agaknya pola yang lebih jarang mendekati rangka, dibuat dengan tujuan untuk
meningkatkan power pada daerah ujung daun raket. Hasil yang sama dapat dilakukan dengan
memasang tali raket yang lebih pendek dengan tegangan lebih rendah dari pada tali yang
lebih panjang. Cara ini lebih sulit dilakukan oleh pemasang tali, karena memerlukan
pengunci tali pada tiap lubang rangkanya dan berarti bahwa dua tali raket tidak dapat
ditempatkan pada lubang yang sama.
17
1.9 Kesimpulan
Peningkatan pada tegangan akan menurunkan power, meningkatkan kontrol, menurunkan
dwell time, dan meningkatkan tekanan (shock) pada tangan. Sebaliknya, menurunkan
tegangan akan meningkatkan power, menurunkan kontrol, meningkatkan dwell time, dan
menurunkan tekanan pada tangan.
Karena anda mengubah ukuran raket, maka anda harus meningkatkan atau
menurunkan tegangan yang sebanding dengan panjangnya tali raket.
Semakin elastik tali raket, maka semakin besar memberikan keuntungan. Gut lebih
elastik dari pada sintetik, dan tali raket yang lebih kecil diameternya lebih elastis dari pada
tali yang lebih tebal.
Jarak antar tali (spacing) yang semakin besar akan menghasilkan karakteristik yang
sama dengan tali yang bertegangan rendah. Sebaliknya, semakin kecil jarak antar tali akan
menghasilkan karakteristik yang sama dengan tali yang bertegangan tinggi.
Kebanyakan tali raket kehilangan tegangan karena waktu, dan penurunan tegangan ini
dapat disertai dengan penurunan pada elstisitasnya.
18