Faktor Ekonomi dan Demografi dalam Kebij
FAKTOR EKONOMI DAN DEMOGRAFI DALAM
KEBIJAKAN TERBUKA JERMAN TERHADAP
PENGUNGSI SYRIA
Ali Noer Zaman
FISIP UMJ
alinoerzaman@gmail.com
ABSTRACT
ABSTRAKSI
This research examines economic and demographic factors which have led the German government
represented by Chancellor Angela Merkel to openly
Riset ini meneliti faktor ekonomi dan demograi
dalam alasan pemerintahan Jerman melalui Kanselir Angela Merkel menerima secara terbuka kedatangan para pengungsi, yang umumnya datang
dari Syria dan mengalami lonjakan tertinggi pada
tahun 2015. Meski mendapat penentangan dari
sebagian publik Jerman, kalangan partai politik,
dan bahkan sebagian kubu internal partai CDU,
Kanselir Markel tetap bersikukuh dengan sikap terbukanya terhadap para pengungsi tersebut. Riset
ini mengelaborasi analis Robert Atanasovski, yang
salah satunya mengatakan bahwa sikap Jerman
tersebut setidaknya dimotivasi oleh kepentingan
ekonomi dan demograi Jerman. Dalam pemaparan disebutkan data ekonomi Jerman yang tidak
terpengaruh oleh krisis Euro di Eropa dan perkembangan demograi Jerman yang mulai mengalami
penuaan. Sumber informasi berasal dari pemberitaan di media, analisis para pakar, jurnal dan buku
yang terkait dengan tema sikap Jerman terhadap
pengungsi Syria. Riset ini berkesimpulan bahwa
faktor ekonomi dan demograi Jerman bisa dianggap sebagai justiikasi atas sikap terbuka Angela
Merkel terhadap para pengungsi dari Syria, tanpa
harus mengabaikan faktor-faktor lain yang tidak
dibahas dalam riset ini.
accepts the arrival of refugees, generally coming
from Syria and reaching its peak in 2015. Despite
the opposition from some parts of German public,
political parties, and even from internal members
of CDU party, Chancellor Markel remained adamant with his open attitude towards the refugees.
The research elaborates Robert Atanasovski’s ideas,
one of which says that Germany’s attitude is at least
motivated by German economic and demographic
interests. Based on data from various resources,
German current economy has not been afected by
the Euro crisis damaging many European countries. However, such well perfomed economy is under
threat of aging population. This research concludes
that German economic and demographic factors
can be regarded as a justiication for Angela Merkel’s open attitude toward refugees from Syria, without having to ignore other factors not discussed
in this research.
Keywords: Germany, European Union, Refugees,
Aging Population, Economic Crisis, Employment
Kata Kunci: Pengungsi, Jerman, Uni Eropa, Penduduk Menua, Krisis Ekonomi, Lapangan Kerja.
46
KAJIAN: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial
KAJIAN V-28_N-01_2017 (A4) isi set4.indd 46
02/06/2017 12.55.36
FAKTOR EKONOMI DAN DEMOgRAFI DAlAM KEBIJAKAN TERBuKA JERMAN TERHADAP PENguNgSI SyRIA
LATAR BELAKANG
Badan PBB untuk pengungsi, UNHCR,
baru sebanyak 1,5 juta, dari berbagai Negara
di tahun 2015.
memuji Jerman dan Austria, beserta gerak-
Sikap antusiasime Jerman dalam me-
an masyarakat sipil, atas perannya mene-
nerima pengungsi Syria ditunjukkan oleh
rima pengungsi Syria1 dalam jumlah besar.2
pernyataan Kanselir Jerman, Angela Merkel.
Surat kabar Welt melaporkan bahwa, hingga
Pada awal bulan September 2015, ia menga-
tanggal 5 November 2015, jumlah pengungsi
takan bahwa Jerman tak mengenal batas atas
yang telah memasuki Jerman adalah seba-
dalam menerima pengungsi Syria, sehingga
nyak 950,827 orang. Sedangkan Kemente-
ribuan pengungsi boleh masuk ke negara-
rian Dalam Negeri Jerman mencatat bahwa
nya.3 Sementara itu, pihak otoritas Jerman
antara Januari 2015 hingga Oktober 2015,
memperkirakan pada tahun 2015, Jerman
telah ada 243,721 warga Syria yang mema-
setidaknya akan kedatangan pengungsi se-
suki Jerman untuk meminta suaka, sehingga
banyak 1,5 juta, naik dari perkiraan sebelum-
jika ditambah dengan catatan sebelumnya
nya yang mencapai 800 hingga 1 juta jiwa.4
pada bulan Desember 2014, yang sebanyak
Memang, sikap tegas Merkel tersebut bukan
118,196, adalah 360,000 orang. Secara kese-
tanpa penentangan. Menteri Dalam Negeri,
luruhan, Jerman akan menerima pendatang
Thomas de Maiziere, meminta Uni Eropa untuk memberlakukan pembatasan atas jumlah
Syria mengalami konlik semenjak munculnya
gelombang demontrasi yang menuntut demokrasi
di tahun 2011. Mereka terinspirasi oleh gerakan demokrasi di negara tetangga seperi Tunisia, Libya,
dan Mesir, sebuah gerakan yang oleh banyak ahli
disebut dengan Arab Spring. Namun, tuntutan demokrasi tersebut justru berujung perang saudara antara pemerintahan Basyar al-Assad dan pihak oposisi.
Keadaan semakin parah karena konlik di Syria telah
melibatkan ideology keagamaan antara penguasa
yang beraliran Syiah dengan kelompok oposisi yang
mayoritas Sunni; juga melibatkan banyak pihak asing
seperi Aliansi Barat beranggotaan Amerika Serikat,
Uni Eropa, Arab Saudi, dan Turki yang mendukung
Oposisi, berhadapan dengan Aliansi Rusia, China,
Iran, dan Hizbullah yang mendukung rezim berkuasa.
Menurut laporan PBB, konlik Syria telah merenggut
nyawa 250.000 pada bulan Agustus 2015 dan mengakibatkan pengungsian sebanyak 4,2 juta jiwa, yang
tersebar di Turki (1,8 juta), Lebanon (1,2 juta), Yordania (628,800), Irak (251,300), dan Mesir (131,900),
dan sebagian yang lain ke Eropa.
2
Don Murray, “UNHCR applauds Austria and Germany as refugees march across Hungary”, 5 September 2015 htp://www.unhcr.org/55eae4116.html
1
pengungsi Syria yang bisa diterima.5
Di kalangan masyarakat sendiri terjadi
perpecahan antara mereka yang mendukung sikap kanselir dengan mereka yang
menentangnya. Menurut polling yang diadakan oleh Emnid Institute, 49 persen warMelanie Amann, “Merkel Slowly Changes Tune
on Refugee Issue,” Spiegel Online Internaional, 20
November 2015.htp://www.spiegel.de/internaional/germany/angela-merkel-changes-her-stance-onrefugee-limits-a-1063773.html
4
Reuters, “Germany expects up to 1.5 million
asylum seekers in 2015, says report”, dalam http://
www.theguardian.com/world/2015/oct/05/germany-now-expects-up-to-15-mln-migrants-in-2015-report, diakses 4 Januari 2015.
5
Jusin Hugler, “Minister calls for EU limit on refugee numbers as over 950,000 arrive in Germany”, The
Telegraph, 26 November 2015. htp://www.telegraph.
co.uk/news/worldnews/europe/germany/12019052/
Minister-calls-for-EU-limit-on-refugee-numbers-asover-950000-arrive-in-Germany.html
3
Volume 28, Nomor 1, Januari 2017
KAJIAN V-28_N-01_2017 (A4) isi set4.indd 47
47
02/06/2017 12.55.36
AlI NOER ZAMAN
ga Jerman menggangap bahwa kebijakan
Jumlah Pelamar Suaka di Jerman
pengungsi Jerman adalah salah, sementara
39 persen mendukungnya.6 Sementara itu,
politisi Hansjoerg Mueller, dari Alternative for
Germany party, mengatakan bahwa negaranya sedang menggelincir menuju “anarkhi”
dan beresiko menjadi “republik pisang tanpa pemerintahan”. Dirinya mengklaim bahwa
8,000 orang telah bergabung dalam Gerakan
Pegida anti-Islam yang melakukan arak-arakan di Dresden menyikapi keputusan Angela
Data diambil dari Kantor Federal Jerman untuk
Migrasi dan Pengungsi
Merkel yang mengijinkan satu juta pendatang masuk ke negaranya tahun ini.7 Kegiatan demonstrasi Pegida menentang kehadiran
pengungsi ini biasanya dilakukan setiap hari
senen petang di Dresden,8 mereka beralasan bahwa tradisi Jerman akan hilang akibat
masuknya para pendatang yang mayoritas
beragama Islam.
Tony Paterson, “Refugee crisis: Nearly half
of Germans say Angela Merkel’s ‘welcome’ policy
is wrong”, 11 Oktober 2015, htp://www.independent.co.uk/news/world/europe/nearly-halfof-germans-say-angela-merkels-refugee-policy-iswrong-a6689966.html
7
Simon Tomlison, “German oicial says Merkel’s
open door migrant policy will lead to ‘civil war’ after thousands march through one city holding cruciixes during ani-Islam protest”, Mail online, 3 November 2015, htp://www.dailymail.co.uk/news/
article-3302015/Thousands-streets-Pegida-anti-immigraion-rally-Germany-group-s-founder-invesigated-slander-comparing-jusice-minister-Joseph-Goebbels.html
8
Pegida adalah singkatan dari Patrioic Europeans against the Islamizaion of the West. Protes
di Dresden dimulai hampir setahun lalu keika Lutz
Bachmann, mantan pesepak bola professional yang
memiliki banyak catatan criminal, menulis di facebook
penentangan terhadap imigran Turki di Jermani. Lihat
lebih lanjut di htp://ediion.cnn.com/2015/10/19/
world/dresden-protests-against-immigrants/
6
48
Negara Eropa Tujuan Pengungsi
Tentang penerimaan pengungsi, Jerman
telah mengeluarkan undang-undang pengungsi yang merupakan ratiikasi terhadap
Konvensi PBB tentang status pengungsi tahun 1951 dan 1967, yang memberikan perlindungan khusus pada pengungsi. Konvensi tersebut mencakup prinsip-prinsip non
penganiayaan di tempat penerimaan. Memang telah ada upaya-upaya untuk memperbaiki
perundang-undangan
sehingga
memberikan pembatasan yang lebih tegas
terhadap pengungsi, namun belum tercapai
kesepakatan di antara DPR dan Majelis Konstitusi.
KAJIAN: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial
KAJIAN V-28_N-01_2017 (A4) isi set4.indd 48
02/06/2017 12.55.36
FAKTOR EKONOMI DAN DEMOgRAFI DAlAM KEBIJAKAN TERBuKA JERMAN TERHADAP PENguNgSI SyRIA
Dan terlepas dari pro dan kontra terha-
le who lee from war and despair,” says Stefan
dap kebijakan migrasi Kanselir Angela Mer-
Kornelius, author of Angela Merkel: The Aut-
kel, menarik untuk diamati bahwa sebelum
horized Biography. “There is no moral questi-
pemberlakuan undang-undang keimigrasian
oning of her motives.” Kedua, pertimbangan
yang lebih sederhana tahun 2005, yang me-
ekonomi dan demograi. Pada saat ini Jerman
mungkinkan kehadiran pengungsi ke Jerman
sedang menghadapi ancaman menuanya
dalam jumlah banyak, Jerman belumlah dike-
usia penduduk karena jumlah kelahiran yang
nal sebagai negeri imigran, sebagaimana di-
sedikit. Padahal, ekonomi Jerman yang kuat
nyatakan oleh mantan Kanselir Helmut Kohl,
membutuhkan tenaga produktif dari mereka
“Jerman bukanlah negeri kaum imigran.
yang masih berusia muda. Celah lowongan
Robert Atanasovski menjelaskan alasan
penduduk muda tersebut bisa diisi oleh para
sikap terbuka Jerman terhadap pengungsi
imigran yang kebanyakan masih muda dan
sebagai berikut. Pertama, penjelasan historis.
memiliki pendidikan tinggi. Kekurangan te-
Pada abad ke-19 dan hingga pertengahan
naga muda yang produktif akan mengancam
abad keduapuluh, banyak penduduk Jerman
kelangsungan perekonomian Jerman, ter-
yang meninggalkan negaranya untuk menda-
masuk jaminan sosial untuk para pensiunan.
patkan kehidupan yang lebih baik di negara
Ketiga, faktor kepemimpinan Jerman. Jerman
lain. Hal itu berlangsung kurang lebih sekitar
merupakan salah satu pendiri uni Eropa yang
70 tahun. Setelah Jerman mengalami keka-
memiliki moralitas tinggi untuk menjaga soli-
lahan dalam perang Dunia II, Amerika Seri-
daritas Eropa dalam menghadapi krisis peng-
kat dan negara sekutu membantu memulih-
ungsi.9
kan perekonomian dan kondisi sosial politik,
Riset ini ingin mengelaborasi analisis
sehingga mampu membuat Jerman sebagai
Robert Atanasovski, terutama mengupas si-
salah satu pusat ekonomi dan kemajuan tek-
tuasi demograi dan ekonomi Jerman sebagai
nologi. Saat tembok Berlin yang memisahkan
salah faktor yang mendorong Angela Merkel
Republik Demokratik Jerman (Jerman timur)
untuk bersikeras menerima pengungsi Syria
dan Republik Federal Jerman (Jerman barat)
dalam jumlah besar.
mengalami keruntuhan pada tahun 1989, banyak pengungsi dari Jerman timur, sekitar 3.5
juta, yang bermigrasi ke Jerman barat. Mungkin karena peristiwa ini, Angela Merkel, yang
lahir di Jerman Barat dari orang tua berpro-
STUDI LITERATUR
Sejauh pengetahuan penulis, belum ada
sebuah karya utuh yang membahas menge-
fesi sebagai pendeta, namun tumbuh besar
di Jerman timur, memiliki empati dan simpati
yang besar kepada para pengungsi. “Angela
Merkel shows a lot of understanding for peop-
By Adam Lebor, “ Angela Merkel: Europe’s Conscience in the Face of A Refugee Crisis, Newsweek,” edisi
9/5/15. htp://www.newsweek.com/2015/09/18/angela-merkel-europe-refugee-crisis-conscience-369053.
html. Diakses 20/12/2016.
9
Volume 28, Nomor 1, Januari 2017
KAJIAN V-28_N-01_2017 (A4) isi set4.indd 49
49
02/06/2017 12.55.37
AlI NOER ZAMAN
nai alasan mengapa Jerman mengambil ke-
Nicole Ostrand, sebagaimana diindikasi-
bijakan menerima pengungsi dalam jumlah
kan dalam judul tulisannya, “The Syrian Re-
besar.
fugee Crisis: A Comparison of Responses by
Tulisan Heather Horn, berjudul Is Eastern
Germany, Sweden, the United Kingdom, and
Europe Any More Xenophobic Than Western
the United State,” berusaha membandingkan
Europe? Investigating a stereotype of the refu-
respon empat negara Barat dalam mena-
gee crisis, diterbitkan oleh The Atlantic pada
ngani pengungsi Syria, yang keempatnya di-
tanggal 16 Oktober 2015, mencoba mengu-
pilih karena merupakan negara yang memi-
pas pertanyaan apakah Eropa Timur lebih
liki reputasi baik dalam menerima pengungsi
takut dengan para pengungsi dari Timur Te-
Syria. Dalam kesimpulannya dinyatakan, res-
ngah dibandingkan dengan Eropa Barat. Tu-
pon negara-negara tersebut terhadap peng-
lisan tersebut muncul karena didorong oleh
ungsi Syria masih sangat kecil dibandingkan
pemberitaan tentang kebijakan Jerman yang
dengan negara-negara tetangga Syria.11 Ka-
bersedia menerima banyak pengungsi, di-
renanya, artikel ini tidak memberikan pem-
bandingkan dengan negara-negara Eropa Ti-
bahasan yang mendalam terhadap respon
mur yang bukan hanya tidak bersedia mene-
negara Jerman.
rima pengungsi dalam jumlah banyak, tetapi
menunjukkan kebencian pada pengungsi.
Memperhatikan judulnya saja, maka penulis tidak memaksudkan secara khusus untuk
membahas sebab-sebab penerimaan Jerman
terhadap pengungsi dari Timur Tengah.
PEMBAHASAN
Berdasarkan Laporan Komisi Eropa, pertumbuhan ekonomi Jerman stabil terutama
berkat permintaan domestik dalam bentuk
konsumsi pribadi. Pertumbuhan GDP berki-
Sedangkan Landis Mackellar, dalam tu-
sar 1.6% pada 2014 dan 1.7% pada 2015. Pa-
lisannya berjudul Angela Merkel’s Reckless
sar tenaga kerja tumbuh dengan baik. Apa-
10
Refugee Policy
mengkritik bahwa Angela
lagi harga minyak rendah. Pasar tenaga kerja
Merkel telah mengaburkan pengertian ten-
mampu bertahan dari krisis dan angka peng-
tang pengungsi dan pendatang (refugee and
immigrants), yang semua itu semata-mata
angguran menurun hingga ke level terendah
sejak penyatuan kembali Jerman. Namun
dilakukan untuk mendorong pertumbuhan
demikian, investasi publik mengalami kega-
penduduk demi menggantikan generasi tua
galan sehingga tak cukup memberikan andil
yang jumlahnya terus meningkat. Angela
dalam nilai GDP. Sektor permesinan dan alat
Merkel telah membuat zona Schengen seba-
perlengkapan belum mampu mengulangi
gai zona perjalanan bebas visa.
Nicole Ostrand, “The Syrian Refugee Crisis: A
Comparison of Responses by Germany, Sweden, the
United Kingdom, and the United State,” Journal on
Migraion and Human Security,Volume 3 Number 3
(2015), h. 273.
11
Dimuat pada tanggal 6 Oktober 2015 di htp://
observer.com/2015/10/angela-merkels-reckless-refugee-policy/
10
50
KAJIAN: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial
KAJIAN V-28_N-01_2017 (A4) isi set4.indd 50
02/06/2017 12.55.37
FAKTOR EKONOMI DAN DEMOgRAFI DAlAM KEBIJAKAN TERBuKA JERMAN TERHADAP PENguNgSI SyRIA
prestasi sebelum krisis, meskipun mendapat
tahun 2013. Dengan posisi tersebut, Jerman
dukungan keuangan dan keuntungan peru-
melampaui angka lapangan kerja rata-rata
sahaan yang besar.12
28 negara Uni Eropa yang hanya mencapai
Sedangkan berdasarkan laporan OECD,
ekonomi Jerman telah mengalami pemulihan
64.1 persen, bahkan melebihi Amerika Serikat (67.4%).14
dari krisis ekonomi global yang terjadi pada
Banyak pengamat dan penulis yang ter-
tahun 2008. Berkat reformasi yang dilakukan,
kejut dengan prestasi ekonomi Jerman dan
pasar tenaga kerja tetap kuat, standar hidup
berusaha menjelaskan alasan-alasannya. Se-
tinggi, kesetaraan pendapatan yang cukup
bagian sarjana dan pembuat kebijakan ber-
berimbang, dan dimensi-dimensi yang lain
pendapat bahwa keajaiban ekonomi Jerman
mengalami perbaikan. Yang masih tertinggal
tersebut disebabkan oleh manajemen eko-
adalah adanya kesenjangan dalam pelayanan
nomi yang tegas, kekakuan (austerity), dan
kesehatan anak dan sekolah full day. Kurang-
reformasi struktural, yang didorong oleh
nya insentif untuk bekeja secara penuh dalam
reformasi Hartz – serangkaian reformasi pa-
sistem perpajakan juga ikut mendorong para
sar tenaga kerja dan negara kesejahteraan
wanita untuk bekerja paruh waktu. Dalam be-
yang memangkas keuntungan dan membe-
berapa tahun terakhir, banyak rumah tangga
ri kemudahan pada penciptaan tenaga kerja
yang belum bisa ikut mengambil keuntungan
yang tak biasanya seperti pekerjaan agensi.
13
dari pertumbuhan ekonomi dan investasi.
Reformasi tersebut telah mendorong banyak
Mengutip dari data Eurostat, pasar tena-
orang untuk bekerja, memberi keringanan
ga kerja memiliki peluang yang sangat besar,
pada perusahaan, dan memberi kontribusi
dibandingkan dengan Amerika Serikat dan
pada ongkos buruh yang lebih rendah sejak
negara Eropa yang lain. Angka pengang-
awal tahun 2000-an. Sementara itu, Alexan-
guran di Jerman hanya mencapai setengah
der Reisenbichler dan Kimberly J. Morgan
dari satu dekade lalu, turun dari 11.3 persen
berpendapat bahwa keajaiban pasar tenaga
pada tahun 2005 menjadi 5 persen pada ta-
kerja Jerman disebabkan oleh penyesuaian
hun 2014, jauh di bawah angka rata-rata ne-
internal yang telah berjalan lama antara relasi
gara Uni Eropa yang mencapai 10.2 persen.
bisnis dan buruh, misalnya penyesuaian jam
Lapangan kerja meningkat dari 65 persen
kerja dan kompensasi sejak tahun 1980-an,
pada tahun 2003 menjadi 73.3 persen pada
serta oleh moderasi upah tenaga kerja, se-
Laporan Commission Staf Working Document,
European Commission, Country Report Germany
2016, h. 1.
13
OECD Economic Surveys GERMANY, April 2016,
h.4. htp://www.oecd.org/eco/surveys/2016%20Germany%20survey%20-%20Overview%20in%20ENGLISH.pdf. Diakses 28 Desember 2016.
“The German Labour Market: No Longer the Sick
Man of Europe,” dalam The German Model Seen by Its
Neighbours, edited by Brigite Unger, SE Publishing, h.
65.
12
14
Volume 28, Nomor 1, Januari 2017
KAJIAN V-28_N-01_2017 (A4) isi set4.indd 51
51
02/06/2017 12.55.37
AlI NOER ZAMAN
hingga bisa menghidupkan kembali industri15
-industri berorientasi ekspor.
an puncaknya mendekati tahun 2040, yakni
hampir 25 juta orang, sedangkan para lansia
yang berusia di atas 85 tahun akan berjum-
PENDUDUK YANG MENUA
Meskipun mengalami kemajuan dalam
bidang ekonomi, namun Jerman dihadapkan
pada menuanya para penduduk. Akibatnya,
jumlah tenaga kerja yang muda akan menurun drastis. Pada tahun 2009, terdapat kira-kira 82 juta orang yang hidup di Jerman, di
mana 17 juta di antaranya berumur lebih dari
65 tahun. Artinya, satu dari lima orang di Jerman adalah orang yang telah mencapai usia
pensiun. Jumlah perempuan lebih banyak
ketimbang laki-laki (57% berbanding 43%).
Perbedaan jumlah tersebut di antaranya disebabkan oleh umur harapan hidup yang
lebih tinggi bagi perempuan dibandingkan
laki-laki. Dampak Perang Dunia II juga masih
terasa di mana banyak kaum laki-laki generasi saat ini yang mati dalam perang dunia.16
lah lebih dari 5 juta orang pada tahun 2055
sebelum akhirnya mengalami penurunan.
Dari segi presentase, pada tahun 2060, para
lansia yang berusia di atas 65 tahun merupakan 34% dari keseluruhan jumlah penduduk,
sementara mereka yang berusia 85 tahun
menduduki sebanyak 9% dari keseluruhan
penduduk padatahun 2060.
Berdasarkan wilayah, juga terdapat perbedaan jumlah penduduk usia tua dari satu
wilayah ke wilayah lain: pada tahun 2009,
jumlah penduduk tua lebih banyak di Jerman
timur (23.5%) ketimbang di Jerman barat
(20.2%). Dari 16 negara bagian (16 Länder),
negara bagian Sachsen mencatat proporsi
penduduk pensiunan yang tertinggi (24.7%),
diikuti oleh negara bagian Sachsen-Anhalt
(24.2%). Sementara itu, negara bagian Hamburg dan Berlin memiliki penduduk “yang
termuda”. Di kedua negara tersebut jumlah
penduduk tua masing-masing hanya 19.0%
dan 19.1%.17
Perubahan demograi sangat nampak di
wilayah timur. Penuaan usia penduduk dipercepat oleh migrasi sebagian besar anak muda
Dari graik di atas, penduduk berusia di
ke wilayah barat. Akibatnya, jumlah penduduk
atas 65 tahun akan mengalami perkembang-
di Jerman wilayah timur berkurang sebanyak
12% antara tahun 1990 hingga 2009, padahal
“The German Labour Market: No Longer the
Sick Man of Europe,” dalam The German Model Seen
by Its Neighbours, edited by Brigite Unger, SE Publishing, h. 66-67.
16
Federal Staisical Oice of Germany, In the
Spotlight, Older People in Germany and the EU Federal, h.7
15
52
penduduk usia tua meningkat sebanyak 50%.
Keadaan sebaliknya terjadi di wilayah barat,
yang proses penuaan penduduknya diredam
17
Ibid. h.8
KAJIAN: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial
KAJIAN V-28_N-01_2017 (A4) isi set4.indd 52
02/06/2017 12.55.37
FAKTOR EKONOMI DAN DEMOgRAFI DAlAM KEBIJAKAN TERBuKA JERMAN TERHADAP PENguNgSI SyRIA
lansia yang sekitar 9%.
Keseimbangan jumlah
laki-laki dan perempuan juga mengalami
perubahan. Pada tahun
2009, hanya 27% dari
oleh kehadiran penduduk dari wilayah timur
orang-orang tertua yang berjenis kelamin
dan imigran dari luar negeri.18
laki-laki, tetapi proporsi ini terus meningkat
Dengan proil di atas, jumlah penduduk
Jerman akan menurun pada tahun 2009 hingga 2060. Namun demikian, proporsi jumlah
penduduk usia 65 tahun akan terus mening-
hingga 40% pada tahun 2060 akibat membaiknya umur harapan hidup, di mana jumlah lansia laki-laki hampir menyamai jumlah
lansia perempuan.20
kat akibat dua perkembangan: pertama, ge-
Perubahan komposisi penduduk di Jer-
nerasi baby boomers mencapai usia pensiun
man tersebut akibat rendahnya tingkat ke-
setelah tahun 2020, dan di sisi lain mening-
lahiran. Proporsi anak muda dan anak-anak
katnya umur harapan hidup. Jika pada tahun
turun sekitar sepuluh persen antara tahun
2009 terdapat sekitar 21% penduduk berusia
1970 hingga 2010, sementara penduduk usia
di atas 65 tahun, jumlah ini akan meningkat
pensiun bertambah 7 persen pada periode
menjadi 29% pada tahun 2030. Jumlah pen-
yang sama.21
duduk lansia di atas 65 tahun akan meningkat dari 17 juta menjadi 22 juta, dan mencapai puncaknya menjadi 24 juta pada tahun
2030-an. Jumlah terakhir ini akan menurun
menjadi sekitar 22 juta pada tahun 2060.
Maka, sepertiga penduduki Jerman (34%)
akan memasuki usia pensiun.19
Pada tahun 2060, satu di antara dua be-
Perubahan komposisi penduduk ini pa-
las orang adalah penduduk usia lebih dari 85
ling mencolok di Jerman dibandingkan ne-
tahun (85+). Pada tahun 2009, 1.5 juta pen-
gara Eropa lain. Pada permulaan tahun 2010,
duduk di Jerman setidaknya berusia 85 ta-
jumlah lansia sekitar 20.7% dari keseluruhan
hun. Jumlah ini akan terus meningkat pada
penduduk, sedikit di atas Italia yang menca-
dekade selanjtunya dan menjadi sekitar
pai 20.2%. Berbanding terbalik adalah kea-
enam juta pada pertengahan tahun 2050-
daan di Irlandia, di mana penduduk usia di
an. Hal ini sesuai dengan proporsi penduduk
atas 65 tahun hanya 11.3%, yang menjadi-
Ibid.h.8
19
Ibid. h.11.
18
20
21
Ibid.h.12.
Ibid.h.13-14.
Volume 28, Nomor 1, Januari 2017
KAJIAN V-28_N-01_2017 (A4) isi set4.indd 53
53
02/06/2017 12.55.37
AlI NOER ZAMAN
kan penduduk Irlandia termuda di Uni Eropa.
para imigran ke negara-negara Eropa utara.
Secara keseluruhan, pada permulaan tahun
Semua alasan tersebut akan mempengaruhi
2010, terdapat 86 juta penduduk berusia di
pilihan negara dan tingkat asimilasi imigran
atas 65 tahun di 27 negara Eropa atau sekitar
ke negara yang didatangi.23
17.4%.22
Dengan sikap terbuka terhadap kehadiran imigran di Jerman, diharapkan laju penuaan usia penduduk Jerman bisa ditahan dan
bisa mempertahankan produktivitas. Menurut perkiraan, jika tidak ada peningkatan
yang signiikan jumlah imigran, penduduk
Jerman akan berkurang sebanyak 3.5 juta dalam rentang waktu sepuluh tahun ke depan.
Tenaga kerja memiliki potensi untuk berkurang sebanyak 4.5 juta orang akibat generasi baby boomers memasuki masa pensiun.
Dengan skenario ini, potensi pertumbuhan
ekonomi akan turun besar-besaran – dari sekitar 1.5% pada masa sekarang menjadi 0.5%
dalam waktu sepuluh tahun, dan bahkan bisa
IMIGRAN SEBAGAI KEKUATAN BARU
PEREKONOMIAN
mengalami stagnan pada tahun 2030. Jika
hal tersebut terjadi, dan tidak ada kebijakan
Migrasi terjadi karena berbagai alasan.
penyesuaian, Jerman akan mengalami kesu-
Pertama, berdasarkan pertimbangan eko-
litan untuk mempertahankan sistem jaminan
nomi. Migrasi jenis ini didorong oleh per-
pensiun dalam bentuknya yang sekarang.24
bedaan upah atau mencari kehidupan yang
lebih baik di antara berbagai negara. Kedua,
pendidikan. Banyak mahasiswa dari negara berkembang yang belajar di sekolah dan
universitas di negara maju, baik dalam jangka pendek atau lama. Ketiga, kesulitan hidup
Keyakinan akan kontribusi positif dari kehadiran para pengungsi tersebut didukung
oleh kualitas pendidikan mereka. Gelombang-gelombang pengungsi yang datang
ke Jerman selama ini memiliki usia rata-rata
dan tekanan. Warga di negara-negara yang
mengalami konlik dan peperangan ataupun
tekanan oleh penguasa yang otoriter akan
terdorong untuk melakukan migrasi ke negara lain. Contoh yang nyata adalah pergerakan
22
54
Ibid.
Sari Pekkala Kerr dan William R. Kerr, Economic
Impacts of Immigraion: A Survey, Harvard Business
School: 2011, h. 4. htp://www.hbs.edu/faculty/Publicaion%20Files/09-013_15702a45-bc3-44d7-be52477123ee58d0.pdf. Diakses 27 Desember 2016.
24
David Folkerts-Landau, An Inlux of Refugees:An
Opportunity for Germany, Deutche Bank Research, 13
November 2015, h. 13
23
KAJIAN: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial
KAJIAN V-28_N-01_2017 (A4) isi set4.indd 54
02/06/2017 12.55.37
FAKTOR EKONOMI DAN DEMOgRAFI DAlAM KEBIJAKAN TERBuKA JERMAN TERHADAP PENguNgSI SyRIA
23.3 tahun, yang jauh lebih muda ketimbang
syaratan, pekerjaan yang mengalami masa
rata-rata usia penduduk Jerman yang men-
pengisian paling lama adalah jabatan spesi-
capai 44.5 tahun dan penduduk yang tak me-
alis tingkat tinggi (88 hari), spesialis biasa (84
miliki latar belakang imigran (46.8 tahun). Di
hari), jabatan dengan tanggung jawab yang
masa sekarang, pengungsi ke Jerman sangat
beragam (83 hari), dan jabatan setengah te-
jauh lebih muda. Menurut beberapa sumber,
rampil atau tidak membutuhkan ketrampilan
mayoritas pengungsi adalah laki-laki. Mere-
sama sekali (68 hari). Dibandingkan tahun
ka yang berusia kurang dari 18 tahun seki-
2014, periode pengisian jabatan semi te-
tar 30%, sementara yang berusia antara 18
rampil atau tidak membutuhkan ketrampilan
hingga 64 tahun sebanyak 70%. Penduduk
sama sekali mengalami peningkatan masa
Jerman sendiri, yang berusia kurang dari 18
tunggu sebanyak tujuh hari. Kira-kira seper-
tahun sebanyak 15% dan yang berusia antara
tiga dari lowongan kerja yang ada baru akan
18 hingga 64 tahun sekitar 62%.25
ditempati hingga lebih dari tiga bulan. Pada
Jika menengok situasi ekonomi Jerman
tahun tersebut, terdapat lowongan kerja se-
saat ini, terlihat bahwa Jerman menunjuk-
banyak 200.000 posisi yang tidak membu-
kan kondisi yang baik untuk menerima pe-
tuhkan kualiikasi atau ketrampilan tertentu,
kerja tambahan. Ada banyak lowongan kerja,
namun terdapat juga pengangguran sekitar
dan angka pengangguran berada pada titik
20% dari mereka yang tidak memiliki ijasah
terendah sejak penyatuan kembali Jerman.
atau kualiikasi, yang menunjukkan adanya
Lowongan kerja untuk tenaga kerja regu-
persoalan ketidaknyambungan. Tampak jelas,
lar mencapai lebih dari satu juta posisi pada
dalam banyak kasus tidak mungkin mengisi
kwartal kedua tahun 2016, di mana hampir
jabatan yang kosong dengan tenaga kerja
80% di antaranya siap untuk segera diisi.
domestik.26
Berdasarkan kualiikasi, 20% lowongan
kerja diperuntukkan bagi tenaga tidak te-
PERLUNYA INTEGRASI DAN ADAPTASI
rampil, sekitar 60% untuk tenaga kerja yang
Meskipun Jerman akan membutuhkan
memiliki pendidikan formal, dan sekitar 20%
tenaga kerja tambahan dari para imigran
untuk mereka yang memiliki gelar dari uni-
untuk mengatasi persoalan menuanya pen-
versitas atau sekolah tinggi teknik. Banyak
duduk dan mempertahankan pertumbuhan
perusahaan yang mengalami kesulitan untuk
ekonomi, para imigran, baik pengungsi ma-
segera mengisi jabatan yang lowong. Jika
upun bukan, harus dan perlu menyesuaikan
diukur berdasarkan masa tunggu, yakni dari
diri dengan situasi dan kebutuhan tenaga
kepergian pejabat lama hingga pengisiannya
kerja di Jerman. Mereka perlu melakukan in-
oleh pejabat baru, maka masa tunggu tersebut rata-rata 84 hari. Jika dilihat dari segi per25
Ibid.
26
Ibid. h.14
Volume 28, Nomor 1, Januari 2017
KAJIAN V-28_N-01_2017 (A4) isi set4.indd 55
55
02/06/2017 12.55.37
AlI NOER ZAMAN
tegrasi secara sosial, budaya, dan penyetara-
canggung dalam matematika. Menurut Kan-
an ketrampilan-pendidikan.
tor Pengungsi dan Migrasi Jerman (BAMF),
Di tahap awal, pemerintah Jerman akan
separuh dari pengungsi Syria yang disurvei
mengeluarkan banyak biaya untuk meng-
memang memegang gelar universitas atau
integrasikan para imigran sehingga mereka
ijasah SMA tetapi pengungsi dari negara lain
bisa memberi kontribusi positif pada ekono-
memiliki tingkat pendidikan yang lebih ren-
mi Jerman, yang bisa dirasakan sekitar lima
dah. Studi lain memfokuskan diri pada biaya
hingga sepuluh tahun ke depan. Menurut
pengungsi. Sebagai misal, Institute for the
studi yang dilakukan oleh German Institute
Global Economy (IFW) di Kiel memproyeksi-
for Economic Research (DIW), sebuah tim
kan pengeluaran tahunan untuk para peng-
ahli di Berlin, keberkahan para pengungsi
ungsi di tahun-tahun mendatang adalah
tersebut tak perlu lagi diperdebatkan, hanya
antara €25 million and €55 million—sebuah
saja belum jelas kapan momentum itu terja-
angka yang besar, meski ekonomi Jerman
di. Pandangan yang sama juga disampaikan
berjalan dengan baik.28
oleh Komisi Eropa. Menurut European Econo-
Proses integrasi yang cepat para peng-
mic Forecast, pengaruh pengungsi terhadap
ungsi ke dalam masyarakat Jerman akan
ekonomi Jerman pada tahun 2020 adalah po-
memiliki implikasi yang luas, termasuk pada
sitif meskipun tidak besar, yakni kisaran 0.2-
pasar tenaga kerja yang tidak mungkin ber-
0.3 persen dari GDP. Pandangan-pandangan
ada dalam kondisi seperti sekarang. Pemba-
optimis juga ditegaskan oleh UNHCR yang
ngunan tenaga kerja itu bisa dilakukan meski
melakukan survei terhadap tingkat pendi-
harus mengubah tatanan kaku yang selama
dikan para pengungsi. Hampir sembilan dari
ini ditetapkan, sebagaimana ditunjukkan
sepuluh pengungsi Syria yang tiba di Yunani
oleh proses integrasi pada kelompok imigran
memiliki tingkat pendidikan yang tinggi, 43
sebelumnya. Paket reformasi yang dikenal
persen memegang ijasah universitas, dan 43
dengan Agenda 2010, yang berisi kebijakan
persen berijasah SMA. Dalam jangka pen-
upah yang moderat, telah mampu mencip-
dek, pengungsi akan memberi efek positif
takan kondisi yang baik untuk meningkatkan
pertumbuhan sebanyak 1.4% berkat pening-
lapangan kerja, sebuah kebijakan yang bisa
katan konsumsi dari kegiatan yang dibiayai
diterapkan untuk zaman sekarang, terutama
negara.27
untuk para pengungsi yang kurang memiliki
Memang, tidak semua pihak beranggap-
kualiikasi tingkat tinggi. Kebijakan seperti itu
an positif atas kehadiran pengungsi. Mereka
haruslah mampu memberi kemudahan pada
yang psimistik mengingatkan bahwa hampir dua pertiga pengungsi Syria tidak bisa
membaca atau menulis dengan lancar dan
27
56
Ibid. h. 20
Victoria Rieig, “Burden or Blessing? The Impact of Refugees on Germany’s Labor Market” dalam
http://www.aicgs.org/publication/burden-or-blessing-the-impact-of-refugees-on-germanys-labor-market/#_tn1. Diakses 27 Desember 2016.
28
KAJIAN: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial
KAJIAN V-28_N-01_2017 (A4) isi set4.indd 56
02/06/2017 12.55.37
FAKTOR EKONOMI DAN DEMOgRAFI DAlAM KEBIJAKAN TERBuKA JERMAN TERHADAP PENguNgSI SyRIA
upah yang berorientasi produktivitas, dan
sepertiga dari imigran yang lahir di negara
kebebasan untuk berwiraswasta.
bukan maju.30
Secara
umum, para pengungsi itu memiliki perge-
Upah buruh migran yang lebih rendah
rakan geograis dan keluwesan dalam pilihan
secara umum mencerminkan “tingkat rendah
kerja, dan mereka sangat termotivasi untuk
ketrampilan”—66 persen penduduk asli yang
memperbaiki taraf material kehidupan me-
berketrampilan tinggi memang memiliki pe-
reka. Mereka akan mengambil manfaat dari
kerjaan yang menuntut pendidikan tinggi
kesempatan baru dalam akses pada pasar te-
dan lebih dari 60 persen pekerjaan dengan
29
naga kerja dan kegiatan ekonomi mandiri.
“otonomi” yang tinggi, yang mana karakteris-
Dalam studi yang dilakukan staf Interna-
tik tersebut terasosiasikan dengan gaji tinggi.
tional Monetary Fund (IMF) disimpulkan bah-
Namun, bagi imigran yang tidak lahir di ne-
wa para imigran mendapatkan peluang kerja
gara ekonomi maju, jarak upahnya adalah 42
yang besar di pasar kerja Jerman selama 40
persen dan 33 persen. Pada tahun 2013, ang-
tahun. Dengan menggunakan data rumah
ka ‘pengangguran’ imigran dua kali lebih
tangga, mereka memperkirakan faktor-faktor
tinggi ketimbang penduduk asli, dan lebih
upah, pengangguran dan partisipasi dalam
sedikit imigran yang berpartisipasi dalam pa-
tenaga kerja. Analisis tersebut menunjukkan
sar tenaga kerja. Kemungkinan imigran yang
bahwa para imigran mendapatkan pengha-
datang akhir-akhir ini untuk menganggur 7
silan 20 persen lebih sedikit ketimbang pen-
persen lebih tinggi ketimbang penduduk asli
duduk asli dengan karakteristik serupa ketika
dengan karakteristik yang sama. Meski ju-
mereka tiba di Jerman. Pada awalnya, para
rang perbedaan itu menyempit dalam per-
imigran mengejar ketertinggalan 1 persen
jalanan waktu, dalam jangka panjang angka
pertahun, tetapi prosesnya berjalan lambat
penganggurannya 3 poin lebih tinggi bagi
dan upahnya tidak pernah penuh. Para imi-
kalangan imigran.31
gran tanpa ketrampilan menulis dalam baha-
Ketrampilan berbahasa Jerman dan ija-
sa Jerman atau ijasah dari lembaga pendidik-
sah dari lemba pendidikan tinggi Jerman
an Jerman memiliki jarak upah sebanyak 30
akan membantu mengurangi jarak pengha-
persen pada awalnya. Jika memiliki kemam-
silan, dan imigran dari negara ekonomi maju
puan menulis dalam bahasa Jerman, jarak
memiliki prestasi lebih baik ketimbang imi-
itu terkurangi menjadi 12 persen dan jika
gran yang lain. Imigran perempuan memi-
memmiliki ijasah Jerman, terkurangi menja-
liki kemungkinan menganggur lebih besar
di 6 persen. Jarak yang dialami imigran yang
ketimbang yang laki-laki. Sementara angka
lahir di negara dengan ekonomi maju adalah
Robert Beyer, “Labor Market Performance of
Immigrants in Germany,” dalam IMF Stafs Discussion
Note The Refugee Surge in Europe: Economic Challenges, h. 16
31
Ibid.
30
29
Ibid. h.20
Volume 28, Nomor 1, Januari 2017
KAJIAN V-28_N-01_2017 (A4) isi set4.indd 57
57
02/06/2017 12.55.37
AlI NOER ZAMAN
partisipasi imigran itu pada awalnya rendah
didikan teknis. Maka para pengungsi yang
– angka partisipasi itu sama dalam 20 tahun.
memiliki kualiikasi seperti ini akan memiliki
Analisis tentang pengalaman di Jerman ini
kesempatan besar mendapatkan pekerjaan
menunjukkan bahwa para imigran membe-
dan berhasil berintegrasi. Sementara mere-
rikan kontribusi yang besar bagi ekonomi
ka yang tidak memiliki kualiikasi tersebut
namun harus menghadapi rintangan yang
perlu mengejar pendidikan dengan kembali
besar di pasar kerja, yang hanya akan hilang
ke sekolah, meningkatkan ketrampilan atau
32
secara perlahan.
Ada lima aspek yang perlu diperhatikan
dalam proses integrasi.33
mengikuti program-program yang menjembatani kesenjangan kemampuan dengan
dunia kerja. Ketrampilan sosial dan budaya
juga penting. Mereka perlu mengetahui kul-
Bahasa
Agar para pengungsi bisa berintegrasi
yang berhasil dengan lingkungan Jerman,
mereka harus menguasai bahasa Jerman sebagai alat komunikasi saat mencari pekerjaan atau meniti karir. Bahasa yang diperlukan
tur Jerman yang memungkinkan keberadaan
kaum perempuan sebagai atasan, memiliki
kedisiplinan waktu, dan menjaga tingkat kepercayaan. Ketrampilan budaya dan sosial
bukan hanya dipelajari tetapi juga diinternalisasikan.
tentu saja bukan bahasa sederhana tetapi
bahasa resmi dan bahasa teknis sesuai bi-
Pengakuan ijasah
dang yang digeluti. Dalam hal ini, pemerin-
Para pengungsi yang datang ke Jerman
tah Jerman telah menyediakan kursus bahasa
dan telah memiliki ijasah universitas perlu
setidaknya 600 jam bagi mereka yang baru
melakukan penyetaraan ijasah. Di Jerman,
datang ke Jerman.
proses penyetaraan tidak mudah karena
demi melindungi kepentingan publik, teruta-
Pendidikan dan tingkat ketrampilan
Pasar tenaga kerja di Jerman membutuh-
ma untuk pekerja di bidang kesehatan, pemerintah menetapkan standar yang ketat .
kan mereka yang terampil dengan latar belakang pendidikan universitas maupun pen-
Hak hukum untuk bekerja
Ijin kerja merupakan cara yang efektif
Robert Beyer, “Labor Market Performance of
Immigrants in Germany,” dalam IMF Stafs Discussion
Note The Refugee Surge in Europe: Economic Challenges, h. 16
33
Victoria Rieig, “Burden or Blessing? The Impact of Refugees on Germany’s Labor Market” dalam
http://www.aicgs.org/publication/burden-or-blessing-the-impact-of-refugees-on-germanys-labor-market/#_tn1. Diakses 27 Desember 2016.
32
58
untuk mendapatkan pekerjaan. Di awal tahun
1990-an, pemerintah Jerman melarang hak
bekerja bagi para pengungsi karena kebijakan tersebut bisa mendorong kehadiran pendatang yang lain. Namun, kebijakan tersebut
sekarang ini telah berubah. Pemerintah mendorong pencari suaka untuk berpartisipasi
KAJIAN: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial
KAJIAN V-28_N-01_2017 (A4) isi set4.indd 58
02/06/2017 12.55.37
FAKTOR EKONOMI DAN DEMOgRAFI DAlAM KEBIJAKAN TERBuKA JERMAN TERHADAP PENguNgSI SyRIA
dalam pasar tenaga kerja Jerman, agar bisa
di Jerman sehingga mereka bisa bekerja di
memulai integrasi lebih awal, memiliki ke-
perusahaan Jerman dan bisa berintegrasi de-
mandirian, dan mengurangi tingginya bantu-
ngan masyarakat Jerman. Integrasi pengung-
an dari pemerintah.
si yang berhasil akan memberi dampak yang
positip bagi Jerman. Dalam kerangka me-
Keterbukaan para majikan
Tanpa kemauan para pengusaha untuk
mempekerjakan pengungsi dan pencari suaka, integrasi melalui lapangan kerja sulit
lakukan integrasi tersebut, pemerintah Jerman harus mengeluarkan biaya yang besar.
Namun sebaliknya, kegagalan integrasi akan
menimbulkan persoalan baru bagi Jerman.
diwujudkan. Berdasarkan pengalaman selama ini, para majikan di Jerman menunjukkan
keterbukaan yang besar untuk merekrut pekerja dari para pengungsi dan meluncurkan
berbagai macam inisiatif untuk mendorong
integrasi tenaga kerja. Pabrik mobil multinasional seperti Porsche dan Daimler menawarkan pelatihan kerja bagi para pengungsi.
KESIMPULAN
Jerman memiliki pertumbuhan ekonomi
dan situasi ketersediaan tenaga kerja yang
terbaik di antara negara Eropa. Namun demikian, keadaan ekonomi seperti itu terancam
oleh penuaan penduduk yang mulai terjadi
pada dekade ini yang diakibatkan oleh menurunnya jumlah kelahiran anak dan bertambahnya usia harapan hidup. Kehadiran para
pengungsi dari Syria dan negara lain bisa
menjadi harapan untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja akibat penuaan usia penduduk, sehingga produktivitas dan kestabilan
pertumbuhan ekonomi bisa dipertahankan.
Apalagi, para pengungsi dari Syiria rata-rata
memiliki usia yang muda dan tingkat pendidikan yang baik. Hanya saja, para pengungsi harus menyesuaikan diri dengan keadaan
Volume 28, Nomor 1, Januari 2017
KAJIAN V-28_N-01_2017 (A4) isi set4.indd 59
59
02/06/2017 12.55.38
KEBIJAKAN TERBUKA JERMAN TERHADAP
PENGUNGSI SYRIA
Ali Noer Zaman
FISIP UMJ
alinoerzaman@gmail.com
ABSTRACT
ABSTRAKSI
This research examines economic and demographic factors which have led the German government
represented by Chancellor Angela Merkel to openly
Riset ini meneliti faktor ekonomi dan demograi
dalam alasan pemerintahan Jerman melalui Kanselir Angela Merkel menerima secara terbuka kedatangan para pengungsi, yang umumnya datang
dari Syria dan mengalami lonjakan tertinggi pada
tahun 2015. Meski mendapat penentangan dari
sebagian publik Jerman, kalangan partai politik,
dan bahkan sebagian kubu internal partai CDU,
Kanselir Markel tetap bersikukuh dengan sikap terbukanya terhadap para pengungsi tersebut. Riset
ini mengelaborasi analis Robert Atanasovski, yang
salah satunya mengatakan bahwa sikap Jerman
tersebut setidaknya dimotivasi oleh kepentingan
ekonomi dan demograi Jerman. Dalam pemaparan disebutkan data ekonomi Jerman yang tidak
terpengaruh oleh krisis Euro di Eropa dan perkembangan demograi Jerman yang mulai mengalami
penuaan. Sumber informasi berasal dari pemberitaan di media, analisis para pakar, jurnal dan buku
yang terkait dengan tema sikap Jerman terhadap
pengungsi Syria. Riset ini berkesimpulan bahwa
faktor ekonomi dan demograi Jerman bisa dianggap sebagai justiikasi atas sikap terbuka Angela
Merkel terhadap para pengungsi dari Syria, tanpa
harus mengabaikan faktor-faktor lain yang tidak
dibahas dalam riset ini.
accepts the arrival of refugees, generally coming
from Syria and reaching its peak in 2015. Despite
the opposition from some parts of German public,
political parties, and even from internal members
of CDU party, Chancellor Markel remained adamant with his open attitude towards the refugees.
The research elaborates Robert Atanasovski’s ideas,
one of which says that Germany’s attitude is at least
motivated by German economic and demographic
interests. Based on data from various resources,
German current economy has not been afected by
the Euro crisis damaging many European countries. However, such well perfomed economy is under
threat of aging population. This research concludes
that German economic and demographic factors
can be regarded as a justiication for Angela Merkel’s open attitude toward refugees from Syria, without having to ignore other factors not discussed
in this research.
Keywords: Germany, European Union, Refugees,
Aging Population, Economic Crisis, Employment
Kata Kunci: Pengungsi, Jerman, Uni Eropa, Penduduk Menua, Krisis Ekonomi, Lapangan Kerja.
46
KAJIAN: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial
KAJIAN V-28_N-01_2017 (A4) isi set4.indd 46
02/06/2017 12.55.36
FAKTOR EKONOMI DAN DEMOgRAFI DAlAM KEBIJAKAN TERBuKA JERMAN TERHADAP PENguNgSI SyRIA
LATAR BELAKANG
Badan PBB untuk pengungsi, UNHCR,
baru sebanyak 1,5 juta, dari berbagai Negara
di tahun 2015.
memuji Jerman dan Austria, beserta gerak-
Sikap antusiasime Jerman dalam me-
an masyarakat sipil, atas perannya mene-
nerima pengungsi Syria ditunjukkan oleh
rima pengungsi Syria1 dalam jumlah besar.2
pernyataan Kanselir Jerman, Angela Merkel.
Surat kabar Welt melaporkan bahwa, hingga
Pada awal bulan September 2015, ia menga-
tanggal 5 November 2015, jumlah pengungsi
takan bahwa Jerman tak mengenal batas atas
yang telah memasuki Jerman adalah seba-
dalam menerima pengungsi Syria, sehingga
nyak 950,827 orang. Sedangkan Kemente-
ribuan pengungsi boleh masuk ke negara-
rian Dalam Negeri Jerman mencatat bahwa
nya.3 Sementara itu, pihak otoritas Jerman
antara Januari 2015 hingga Oktober 2015,
memperkirakan pada tahun 2015, Jerman
telah ada 243,721 warga Syria yang mema-
setidaknya akan kedatangan pengungsi se-
suki Jerman untuk meminta suaka, sehingga
banyak 1,5 juta, naik dari perkiraan sebelum-
jika ditambah dengan catatan sebelumnya
nya yang mencapai 800 hingga 1 juta jiwa.4
pada bulan Desember 2014, yang sebanyak
Memang, sikap tegas Merkel tersebut bukan
118,196, adalah 360,000 orang. Secara kese-
tanpa penentangan. Menteri Dalam Negeri,
luruhan, Jerman akan menerima pendatang
Thomas de Maiziere, meminta Uni Eropa untuk memberlakukan pembatasan atas jumlah
Syria mengalami konlik semenjak munculnya
gelombang demontrasi yang menuntut demokrasi
di tahun 2011. Mereka terinspirasi oleh gerakan demokrasi di negara tetangga seperi Tunisia, Libya,
dan Mesir, sebuah gerakan yang oleh banyak ahli
disebut dengan Arab Spring. Namun, tuntutan demokrasi tersebut justru berujung perang saudara antara pemerintahan Basyar al-Assad dan pihak oposisi.
Keadaan semakin parah karena konlik di Syria telah
melibatkan ideology keagamaan antara penguasa
yang beraliran Syiah dengan kelompok oposisi yang
mayoritas Sunni; juga melibatkan banyak pihak asing
seperi Aliansi Barat beranggotaan Amerika Serikat,
Uni Eropa, Arab Saudi, dan Turki yang mendukung
Oposisi, berhadapan dengan Aliansi Rusia, China,
Iran, dan Hizbullah yang mendukung rezim berkuasa.
Menurut laporan PBB, konlik Syria telah merenggut
nyawa 250.000 pada bulan Agustus 2015 dan mengakibatkan pengungsian sebanyak 4,2 juta jiwa, yang
tersebar di Turki (1,8 juta), Lebanon (1,2 juta), Yordania (628,800), Irak (251,300), dan Mesir (131,900),
dan sebagian yang lain ke Eropa.
2
Don Murray, “UNHCR applauds Austria and Germany as refugees march across Hungary”, 5 September 2015 htp://www.unhcr.org/55eae4116.html
1
pengungsi Syria yang bisa diterima.5
Di kalangan masyarakat sendiri terjadi
perpecahan antara mereka yang mendukung sikap kanselir dengan mereka yang
menentangnya. Menurut polling yang diadakan oleh Emnid Institute, 49 persen warMelanie Amann, “Merkel Slowly Changes Tune
on Refugee Issue,” Spiegel Online Internaional, 20
November 2015.htp://www.spiegel.de/internaional/germany/angela-merkel-changes-her-stance-onrefugee-limits-a-1063773.html
4
Reuters, “Germany expects up to 1.5 million
asylum seekers in 2015, says report”, dalam http://
www.theguardian.com/world/2015/oct/05/germany-now-expects-up-to-15-mln-migrants-in-2015-report, diakses 4 Januari 2015.
5
Jusin Hugler, “Minister calls for EU limit on refugee numbers as over 950,000 arrive in Germany”, The
Telegraph, 26 November 2015. htp://www.telegraph.
co.uk/news/worldnews/europe/germany/12019052/
Minister-calls-for-EU-limit-on-refugee-numbers-asover-950000-arrive-in-Germany.html
3
Volume 28, Nomor 1, Januari 2017
KAJIAN V-28_N-01_2017 (A4) isi set4.indd 47
47
02/06/2017 12.55.36
AlI NOER ZAMAN
ga Jerman menggangap bahwa kebijakan
Jumlah Pelamar Suaka di Jerman
pengungsi Jerman adalah salah, sementara
39 persen mendukungnya.6 Sementara itu,
politisi Hansjoerg Mueller, dari Alternative for
Germany party, mengatakan bahwa negaranya sedang menggelincir menuju “anarkhi”
dan beresiko menjadi “republik pisang tanpa pemerintahan”. Dirinya mengklaim bahwa
8,000 orang telah bergabung dalam Gerakan
Pegida anti-Islam yang melakukan arak-arakan di Dresden menyikapi keputusan Angela
Data diambil dari Kantor Federal Jerman untuk
Migrasi dan Pengungsi
Merkel yang mengijinkan satu juta pendatang masuk ke negaranya tahun ini.7 Kegiatan demonstrasi Pegida menentang kehadiran
pengungsi ini biasanya dilakukan setiap hari
senen petang di Dresden,8 mereka beralasan bahwa tradisi Jerman akan hilang akibat
masuknya para pendatang yang mayoritas
beragama Islam.
Tony Paterson, “Refugee crisis: Nearly half
of Germans say Angela Merkel’s ‘welcome’ policy
is wrong”, 11 Oktober 2015, htp://www.independent.co.uk/news/world/europe/nearly-halfof-germans-say-angela-merkels-refugee-policy-iswrong-a6689966.html
7
Simon Tomlison, “German oicial says Merkel’s
open door migrant policy will lead to ‘civil war’ after thousands march through one city holding cruciixes during ani-Islam protest”, Mail online, 3 November 2015, htp://www.dailymail.co.uk/news/
article-3302015/Thousands-streets-Pegida-anti-immigraion-rally-Germany-group-s-founder-invesigated-slander-comparing-jusice-minister-Joseph-Goebbels.html
8
Pegida adalah singkatan dari Patrioic Europeans against the Islamizaion of the West. Protes
di Dresden dimulai hampir setahun lalu keika Lutz
Bachmann, mantan pesepak bola professional yang
memiliki banyak catatan criminal, menulis di facebook
penentangan terhadap imigran Turki di Jermani. Lihat
lebih lanjut di htp://ediion.cnn.com/2015/10/19/
world/dresden-protests-against-immigrants/
6
48
Negara Eropa Tujuan Pengungsi
Tentang penerimaan pengungsi, Jerman
telah mengeluarkan undang-undang pengungsi yang merupakan ratiikasi terhadap
Konvensi PBB tentang status pengungsi tahun 1951 dan 1967, yang memberikan perlindungan khusus pada pengungsi. Konvensi tersebut mencakup prinsip-prinsip non
penganiayaan di tempat penerimaan. Memang telah ada upaya-upaya untuk memperbaiki
perundang-undangan
sehingga
memberikan pembatasan yang lebih tegas
terhadap pengungsi, namun belum tercapai
kesepakatan di antara DPR dan Majelis Konstitusi.
KAJIAN: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial
KAJIAN V-28_N-01_2017 (A4) isi set4.indd 48
02/06/2017 12.55.36
FAKTOR EKONOMI DAN DEMOgRAFI DAlAM KEBIJAKAN TERBuKA JERMAN TERHADAP PENguNgSI SyRIA
Dan terlepas dari pro dan kontra terha-
le who lee from war and despair,” says Stefan
dap kebijakan migrasi Kanselir Angela Mer-
Kornelius, author of Angela Merkel: The Aut-
kel, menarik untuk diamati bahwa sebelum
horized Biography. “There is no moral questi-
pemberlakuan undang-undang keimigrasian
oning of her motives.” Kedua, pertimbangan
yang lebih sederhana tahun 2005, yang me-
ekonomi dan demograi. Pada saat ini Jerman
mungkinkan kehadiran pengungsi ke Jerman
sedang menghadapi ancaman menuanya
dalam jumlah banyak, Jerman belumlah dike-
usia penduduk karena jumlah kelahiran yang
nal sebagai negeri imigran, sebagaimana di-
sedikit. Padahal, ekonomi Jerman yang kuat
nyatakan oleh mantan Kanselir Helmut Kohl,
membutuhkan tenaga produktif dari mereka
“Jerman bukanlah negeri kaum imigran.
yang masih berusia muda. Celah lowongan
Robert Atanasovski menjelaskan alasan
penduduk muda tersebut bisa diisi oleh para
sikap terbuka Jerman terhadap pengungsi
imigran yang kebanyakan masih muda dan
sebagai berikut. Pertama, penjelasan historis.
memiliki pendidikan tinggi. Kekurangan te-
Pada abad ke-19 dan hingga pertengahan
naga muda yang produktif akan mengancam
abad keduapuluh, banyak penduduk Jerman
kelangsungan perekonomian Jerman, ter-
yang meninggalkan negaranya untuk menda-
masuk jaminan sosial untuk para pensiunan.
patkan kehidupan yang lebih baik di negara
Ketiga, faktor kepemimpinan Jerman. Jerman
lain. Hal itu berlangsung kurang lebih sekitar
merupakan salah satu pendiri uni Eropa yang
70 tahun. Setelah Jerman mengalami keka-
memiliki moralitas tinggi untuk menjaga soli-
lahan dalam perang Dunia II, Amerika Seri-
daritas Eropa dalam menghadapi krisis peng-
kat dan negara sekutu membantu memulih-
ungsi.9
kan perekonomian dan kondisi sosial politik,
Riset ini ingin mengelaborasi analisis
sehingga mampu membuat Jerman sebagai
Robert Atanasovski, terutama mengupas si-
salah satu pusat ekonomi dan kemajuan tek-
tuasi demograi dan ekonomi Jerman sebagai
nologi. Saat tembok Berlin yang memisahkan
salah faktor yang mendorong Angela Merkel
Republik Demokratik Jerman (Jerman timur)
untuk bersikeras menerima pengungsi Syria
dan Republik Federal Jerman (Jerman barat)
dalam jumlah besar.
mengalami keruntuhan pada tahun 1989, banyak pengungsi dari Jerman timur, sekitar 3.5
juta, yang bermigrasi ke Jerman barat. Mungkin karena peristiwa ini, Angela Merkel, yang
lahir di Jerman Barat dari orang tua berpro-
STUDI LITERATUR
Sejauh pengetahuan penulis, belum ada
sebuah karya utuh yang membahas menge-
fesi sebagai pendeta, namun tumbuh besar
di Jerman timur, memiliki empati dan simpati
yang besar kepada para pengungsi. “Angela
Merkel shows a lot of understanding for peop-
By Adam Lebor, “ Angela Merkel: Europe’s Conscience in the Face of A Refugee Crisis, Newsweek,” edisi
9/5/15. htp://www.newsweek.com/2015/09/18/angela-merkel-europe-refugee-crisis-conscience-369053.
html. Diakses 20/12/2016.
9
Volume 28, Nomor 1, Januari 2017
KAJIAN V-28_N-01_2017 (A4) isi set4.indd 49
49
02/06/2017 12.55.37
AlI NOER ZAMAN
nai alasan mengapa Jerman mengambil ke-
Nicole Ostrand, sebagaimana diindikasi-
bijakan menerima pengungsi dalam jumlah
kan dalam judul tulisannya, “The Syrian Re-
besar.
fugee Crisis: A Comparison of Responses by
Tulisan Heather Horn, berjudul Is Eastern
Germany, Sweden, the United Kingdom, and
Europe Any More Xenophobic Than Western
the United State,” berusaha membandingkan
Europe? Investigating a stereotype of the refu-
respon empat negara Barat dalam mena-
gee crisis, diterbitkan oleh The Atlantic pada
ngani pengungsi Syria, yang keempatnya di-
tanggal 16 Oktober 2015, mencoba mengu-
pilih karena merupakan negara yang memi-
pas pertanyaan apakah Eropa Timur lebih
liki reputasi baik dalam menerima pengungsi
takut dengan para pengungsi dari Timur Te-
Syria. Dalam kesimpulannya dinyatakan, res-
ngah dibandingkan dengan Eropa Barat. Tu-
pon negara-negara tersebut terhadap peng-
lisan tersebut muncul karena didorong oleh
ungsi Syria masih sangat kecil dibandingkan
pemberitaan tentang kebijakan Jerman yang
dengan negara-negara tetangga Syria.11 Ka-
bersedia menerima banyak pengungsi, di-
renanya, artikel ini tidak memberikan pem-
bandingkan dengan negara-negara Eropa Ti-
bahasan yang mendalam terhadap respon
mur yang bukan hanya tidak bersedia mene-
negara Jerman.
rima pengungsi dalam jumlah banyak, tetapi
menunjukkan kebencian pada pengungsi.
Memperhatikan judulnya saja, maka penulis tidak memaksudkan secara khusus untuk
membahas sebab-sebab penerimaan Jerman
terhadap pengungsi dari Timur Tengah.
PEMBAHASAN
Berdasarkan Laporan Komisi Eropa, pertumbuhan ekonomi Jerman stabil terutama
berkat permintaan domestik dalam bentuk
konsumsi pribadi. Pertumbuhan GDP berki-
Sedangkan Landis Mackellar, dalam tu-
sar 1.6% pada 2014 dan 1.7% pada 2015. Pa-
lisannya berjudul Angela Merkel’s Reckless
sar tenaga kerja tumbuh dengan baik. Apa-
10
Refugee Policy
mengkritik bahwa Angela
lagi harga minyak rendah. Pasar tenaga kerja
Merkel telah mengaburkan pengertian ten-
mampu bertahan dari krisis dan angka peng-
tang pengungsi dan pendatang (refugee and
immigrants), yang semua itu semata-mata
angguran menurun hingga ke level terendah
sejak penyatuan kembali Jerman. Namun
dilakukan untuk mendorong pertumbuhan
demikian, investasi publik mengalami kega-
penduduk demi menggantikan generasi tua
galan sehingga tak cukup memberikan andil
yang jumlahnya terus meningkat. Angela
dalam nilai GDP. Sektor permesinan dan alat
Merkel telah membuat zona Schengen seba-
perlengkapan belum mampu mengulangi
gai zona perjalanan bebas visa.
Nicole Ostrand, “The Syrian Refugee Crisis: A
Comparison of Responses by Germany, Sweden, the
United Kingdom, and the United State,” Journal on
Migraion and Human Security,Volume 3 Number 3
(2015), h. 273.
11
Dimuat pada tanggal 6 Oktober 2015 di htp://
observer.com/2015/10/angela-merkels-reckless-refugee-policy/
10
50
KAJIAN: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial
KAJIAN V-28_N-01_2017 (A4) isi set4.indd 50
02/06/2017 12.55.37
FAKTOR EKONOMI DAN DEMOgRAFI DAlAM KEBIJAKAN TERBuKA JERMAN TERHADAP PENguNgSI SyRIA
prestasi sebelum krisis, meskipun mendapat
tahun 2013. Dengan posisi tersebut, Jerman
dukungan keuangan dan keuntungan peru-
melampaui angka lapangan kerja rata-rata
sahaan yang besar.12
28 negara Uni Eropa yang hanya mencapai
Sedangkan berdasarkan laporan OECD,
ekonomi Jerman telah mengalami pemulihan
64.1 persen, bahkan melebihi Amerika Serikat (67.4%).14
dari krisis ekonomi global yang terjadi pada
Banyak pengamat dan penulis yang ter-
tahun 2008. Berkat reformasi yang dilakukan,
kejut dengan prestasi ekonomi Jerman dan
pasar tenaga kerja tetap kuat, standar hidup
berusaha menjelaskan alasan-alasannya. Se-
tinggi, kesetaraan pendapatan yang cukup
bagian sarjana dan pembuat kebijakan ber-
berimbang, dan dimensi-dimensi yang lain
pendapat bahwa keajaiban ekonomi Jerman
mengalami perbaikan. Yang masih tertinggal
tersebut disebabkan oleh manajemen eko-
adalah adanya kesenjangan dalam pelayanan
nomi yang tegas, kekakuan (austerity), dan
kesehatan anak dan sekolah full day. Kurang-
reformasi struktural, yang didorong oleh
nya insentif untuk bekeja secara penuh dalam
reformasi Hartz – serangkaian reformasi pa-
sistem perpajakan juga ikut mendorong para
sar tenaga kerja dan negara kesejahteraan
wanita untuk bekerja paruh waktu. Dalam be-
yang memangkas keuntungan dan membe-
berapa tahun terakhir, banyak rumah tangga
ri kemudahan pada penciptaan tenaga kerja
yang belum bisa ikut mengambil keuntungan
yang tak biasanya seperti pekerjaan agensi.
13
dari pertumbuhan ekonomi dan investasi.
Reformasi tersebut telah mendorong banyak
Mengutip dari data Eurostat, pasar tena-
orang untuk bekerja, memberi keringanan
ga kerja memiliki peluang yang sangat besar,
pada perusahaan, dan memberi kontribusi
dibandingkan dengan Amerika Serikat dan
pada ongkos buruh yang lebih rendah sejak
negara Eropa yang lain. Angka pengang-
awal tahun 2000-an. Sementara itu, Alexan-
guran di Jerman hanya mencapai setengah
der Reisenbichler dan Kimberly J. Morgan
dari satu dekade lalu, turun dari 11.3 persen
berpendapat bahwa keajaiban pasar tenaga
pada tahun 2005 menjadi 5 persen pada ta-
kerja Jerman disebabkan oleh penyesuaian
hun 2014, jauh di bawah angka rata-rata ne-
internal yang telah berjalan lama antara relasi
gara Uni Eropa yang mencapai 10.2 persen.
bisnis dan buruh, misalnya penyesuaian jam
Lapangan kerja meningkat dari 65 persen
kerja dan kompensasi sejak tahun 1980-an,
pada tahun 2003 menjadi 73.3 persen pada
serta oleh moderasi upah tenaga kerja, se-
Laporan Commission Staf Working Document,
European Commission, Country Report Germany
2016, h. 1.
13
OECD Economic Surveys GERMANY, April 2016,
h.4. htp://www.oecd.org/eco/surveys/2016%20Germany%20survey%20-%20Overview%20in%20ENGLISH.pdf. Diakses 28 Desember 2016.
“The German Labour Market: No Longer the Sick
Man of Europe,” dalam The German Model Seen by Its
Neighbours, edited by Brigite Unger, SE Publishing, h.
65.
12
14
Volume 28, Nomor 1, Januari 2017
KAJIAN V-28_N-01_2017 (A4) isi set4.indd 51
51
02/06/2017 12.55.37
AlI NOER ZAMAN
hingga bisa menghidupkan kembali industri15
-industri berorientasi ekspor.
an puncaknya mendekati tahun 2040, yakni
hampir 25 juta orang, sedangkan para lansia
yang berusia di atas 85 tahun akan berjum-
PENDUDUK YANG MENUA
Meskipun mengalami kemajuan dalam
bidang ekonomi, namun Jerman dihadapkan
pada menuanya para penduduk. Akibatnya,
jumlah tenaga kerja yang muda akan menurun drastis. Pada tahun 2009, terdapat kira-kira 82 juta orang yang hidup di Jerman, di
mana 17 juta di antaranya berumur lebih dari
65 tahun. Artinya, satu dari lima orang di Jerman adalah orang yang telah mencapai usia
pensiun. Jumlah perempuan lebih banyak
ketimbang laki-laki (57% berbanding 43%).
Perbedaan jumlah tersebut di antaranya disebabkan oleh umur harapan hidup yang
lebih tinggi bagi perempuan dibandingkan
laki-laki. Dampak Perang Dunia II juga masih
terasa di mana banyak kaum laki-laki generasi saat ini yang mati dalam perang dunia.16
lah lebih dari 5 juta orang pada tahun 2055
sebelum akhirnya mengalami penurunan.
Dari segi presentase, pada tahun 2060, para
lansia yang berusia di atas 65 tahun merupakan 34% dari keseluruhan jumlah penduduk,
sementara mereka yang berusia 85 tahun
menduduki sebanyak 9% dari keseluruhan
penduduk padatahun 2060.
Berdasarkan wilayah, juga terdapat perbedaan jumlah penduduk usia tua dari satu
wilayah ke wilayah lain: pada tahun 2009,
jumlah penduduk tua lebih banyak di Jerman
timur (23.5%) ketimbang di Jerman barat
(20.2%). Dari 16 negara bagian (16 Länder),
negara bagian Sachsen mencatat proporsi
penduduk pensiunan yang tertinggi (24.7%),
diikuti oleh negara bagian Sachsen-Anhalt
(24.2%). Sementara itu, negara bagian Hamburg dan Berlin memiliki penduduk “yang
termuda”. Di kedua negara tersebut jumlah
penduduk tua masing-masing hanya 19.0%
dan 19.1%.17
Perubahan demograi sangat nampak di
wilayah timur. Penuaan usia penduduk dipercepat oleh migrasi sebagian besar anak muda
Dari graik di atas, penduduk berusia di
ke wilayah barat. Akibatnya, jumlah penduduk
atas 65 tahun akan mengalami perkembang-
di Jerman wilayah timur berkurang sebanyak
12% antara tahun 1990 hingga 2009, padahal
“The German Labour Market: No Longer the
Sick Man of Europe,” dalam The German Model Seen
by Its Neighbours, edited by Brigite Unger, SE Publishing, h. 66-67.
16
Federal Staisical Oice of Germany, In the
Spotlight, Older People in Germany and the EU Federal, h.7
15
52
penduduk usia tua meningkat sebanyak 50%.
Keadaan sebaliknya terjadi di wilayah barat,
yang proses penuaan penduduknya diredam
17
Ibid. h.8
KAJIAN: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial
KAJIAN V-28_N-01_2017 (A4) isi set4.indd 52
02/06/2017 12.55.37
FAKTOR EKONOMI DAN DEMOgRAFI DAlAM KEBIJAKAN TERBuKA JERMAN TERHADAP PENguNgSI SyRIA
lansia yang sekitar 9%.
Keseimbangan jumlah
laki-laki dan perempuan juga mengalami
perubahan. Pada tahun
2009, hanya 27% dari
oleh kehadiran penduduk dari wilayah timur
orang-orang tertua yang berjenis kelamin
dan imigran dari luar negeri.18
laki-laki, tetapi proporsi ini terus meningkat
Dengan proil di atas, jumlah penduduk
Jerman akan menurun pada tahun 2009 hingga 2060. Namun demikian, proporsi jumlah
penduduk usia 65 tahun akan terus mening-
hingga 40% pada tahun 2060 akibat membaiknya umur harapan hidup, di mana jumlah lansia laki-laki hampir menyamai jumlah
lansia perempuan.20
kat akibat dua perkembangan: pertama, ge-
Perubahan komposisi penduduk di Jer-
nerasi baby boomers mencapai usia pensiun
man tersebut akibat rendahnya tingkat ke-
setelah tahun 2020, dan di sisi lain mening-
lahiran. Proporsi anak muda dan anak-anak
katnya umur harapan hidup. Jika pada tahun
turun sekitar sepuluh persen antara tahun
2009 terdapat sekitar 21% penduduk berusia
1970 hingga 2010, sementara penduduk usia
di atas 65 tahun, jumlah ini akan meningkat
pensiun bertambah 7 persen pada periode
menjadi 29% pada tahun 2030. Jumlah pen-
yang sama.21
duduk lansia di atas 65 tahun akan meningkat dari 17 juta menjadi 22 juta, dan mencapai puncaknya menjadi 24 juta pada tahun
2030-an. Jumlah terakhir ini akan menurun
menjadi sekitar 22 juta pada tahun 2060.
Maka, sepertiga penduduki Jerman (34%)
akan memasuki usia pensiun.19
Pada tahun 2060, satu di antara dua be-
Perubahan komposisi penduduk ini pa-
las orang adalah penduduk usia lebih dari 85
ling mencolok di Jerman dibandingkan ne-
tahun (85+). Pada tahun 2009, 1.5 juta pen-
gara Eropa lain. Pada permulaan tahun 2010,
duduk di Jerman setidaknya berusia 85 ta-
jumlah lansia sekitar 20.7% dari keseluruhan
hun. Jumlah ini akan terus meningkat pada
penduduk, sedikit di atas Italia yang menca-
dekade selanjtunya dan menjadi sekitar
pai 20.2%. Berbanding terbalik adalah kea-
enam juta pada pertengahan tahun 2050-
daan di Irlandia, di mana penduduk usia di
an. Hal ini sesuai dengan proporsi penduduk
atas 65 tahun hanya 11.3%, yang menjadi-
Ibid.h.8
19
Ibid. h.11.
18
20
21
Ibid.h.12.
Ibid.h.13-14.
Volume 28, Nomor 1, Januari 2017
KAJIAN V-28_N-01_2017 (A4) isi set4.indd 53
53
02/06/2017 12.55.37
AlI NOER ZAMAN
kan penduduk Irlandia termuda di Uni Eropa.
para imigran ke negara-negara Eropa utara.
Secara keseluruhan, pada permulaan tahun
Semua alasan tersebut akan mempengaruhi
2010, terdapat 86 juta penduduk berusia di
pilihan negara dan tingkat asimilasi imigran
atas 65 tahun di 27 negara Eropa atau sekitar
ke negara yang didatangi.23
17.4%.22
Dengan sikap terbuka terhadap kehadiran imigran di Jerman, diharapkan laju penuaan usia penduduk Jerman bisa ditahan dan
bisa mempertahankan produktivitas. Menurut perkiraan, jika tidak ada peningkatan
yang signiikan jumlah imigran, penduduk
Jerman akan berkurang sebanyak 3.5 juta dalam rentang waktu sepuluh tahun ke depan.
Tenaga kerja memiliki potensi untuk berkurang sebanyak 4.5 juta orang akibat generasi baby boomers memasuki masa pensiun.
Dengan skenario ini, potensi pertumbuhan
ekonomi akan turun besar-besaran – dari sekitar 1.5% pada masa sekarang menjadi 0.5%
dalam waktu sepuluh tahun, dan bahkan bisa
IMIGRAN SEBAGAI KEKUATAN BARU
PEREKONOMIAN
mengalami stagnan pada tahun 2030. Jika
hal tersebut terjadi, dan tidak ada kebijakan
Migrasi terjadi karena berbagai alasan.
penyesuaian, Jerman akan mengalami kesu-
Pertama, berdasarkan pertimbangan eko-
litan untuk mempertahankan sistem jaminan
nomi. Migrasi jenis ini didorong oleh per-
pensiun dalam bentuknya yang sekarang.24
bedaan upah atau mencari kehidupan yang
lebih baik di antara berbagai negara. Kedua,
pendidikan. Banyak mahasiswa dari negara berkembang yang belajar di sekolah dan
universitas di negara maju, baik dalam jangka pendek atau lama. Ketiga, kesulitan hidup
Keyakinan akan kontribusi positif dari kehadiran para pengungsi tersebut didukung
oleh kualitas pendidikan mereka. Gelombang-gelombang pengungsi yang datang
ke Jerman selama ini memiliki usia rata-rata
dan tekanan. Warga di negara-negara yang
mengalami konlik dan peperangan ataupun
tekanan oleh penguasa yang otoriter akan
terdorong untuk melakukan migrasi ke negara lain. Contoh yang nyata adalah pergerakan
22
54
Ibid.
Sari Pekkala Kerr dan William R. Kerr, Economic
Impacts of Immigraion: A Survey, Harvard Business
School: 2011, h. 4. htp://www.hbs.edu/faculty/Publicaion%20Files/09-013_15702a45-bc3-44d7-be52477123ee58d0.pdf. Diakses 27 Desember 2016.
24
David Folkerts-Landau, An Inlux of Refugees:An
Opportunity for Germany, Deutche Bank Research, 13
November 2015, h. 13
23
KAJIAN: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial
KAJIAN V-28_N-01_2017 (A4) isi set4.indd 54
02/06/2017 12.55.37
FAKTOR EKONOMI DAN DEMOgRAFI DAlAM KEBIJAKAN TERBuKA JERMAN TERHADAP PENguNgSI SyRIA
23.3 tahun, yang jauh lebih muda ketimbang
syaratan, pekerjaan yang mengalami masa
rata-rata usia penduduk Jerman yang men-
pengisian paling lama adalah jabatan spesi-
capai 44.5 tahun dan penduduk yang tak me-
alis tingkat tinggi (88 hari), spesialis biasa (84
miliki latar belakang imigran (46.8 tahun). Di
hari), jabatan dengan tanggung jawab yang
masa sekarang, pengungsi ke Jerman sangat
beragam (83 hari), dan jabatan setengah te-
jauh lebih muda. Menurut beberapa sumber,
rampil atau tidak membutuhkan ketrampilan
mayoritas pengungsi adalah laki-laki. Mere-
sama sekali (68 hari). Dibandingkan tahun
ka yang berusia kurang dari 18 tahun seki-
2014, periode pengisian jabatan semi te-
tar 30%, sementara yang berusia antara 18
rampil atau tidak membutuhkan ketrampilan
hingga 64 tahun sebanyak 70%. Penduduk
sama sekali mengalami peningkatan masa
Jerman sendiri, yang berusia kurang dari 18
tunggu sebanyak tujuh hari. Kira-kira seper-
tahun sebanyak 15% dan yang berusia antara
tiga dari lowongan kerja yang ada baru akan
18 hingga 64 tahun sekitar 62%.25
ditempati hingga lebih dari tiga bulan. Pada
Jika menengok situasi ekonomi Jerman
tahun tersebut, terdapat lowongan kerja se-
saat ini, terlihat bahwa Jerman menunjuk-
banyak 200.000 posisi yang tidak membu-
kan kondisi yang baik untuk menerima pe-
tuhkan kualiikasi atau ketrampilan tertentu,
kerja tambahan. Ada banyak lowongan kerja,
namun terdapat juga pengangguran sekitar
dan angka pengangguran berada pada titik
20% dari mereka yang tidak memiliki ijasah
terendah sejak penyatuan kembali Jerman.
atau kualiikasi, yang menunjukkan adanya
Lowongan kerja untuk tenaga kerja regu-
persoalan ketidaknyambungan. Tampak jelas,
lar mencapai lebih dari satu juta posisi pada
dalam banyak kasus tidak mungkin mengisi
kwartal kedua tahun 2016, di mana hampir
jabatan yang kosong dengan tenaga kerja
80% di antaranya siap untuk segera diisi.
domestik.26
Berdasarkan kualiikasi, 20% lowongan
kerja diperuntukkan bagi tenaga tidak te-
PERLUNYA INTEGRASI DAN ADAPTASI
rampil, sekitar 60% untuk tenaga kerja yang
Meskipun Jerman akan membutuhkan
memiliki pendidikan formal, dan sekitar 20%
tenaga kerja tambahan dari para imigran
untuk mereka yang memiliki gelar dari uni-
untuk mengatasi persoalan menuanya pen-
versitas atau sekolah tinggi teknik. Banyak
duduk dan mempertahankan pertumbuhan
perusahaan yang mengalami kesulitan untuk
ekonomi, para imigran, baik pengungsi ma-
segera mengisi jabatan yang lowong. Jika
upun bukan, harus dan perlu menyesuaikan
diukur berdasarkan masa tunggu, yakni dari
diri dengan situasi dan kebutuhan tenaga
kepergian pejabat lama hingga pengisiannya
kerja di Jerman. Mereka perlu melakukan in-
oleh pejabat baru, maka masa tunggu tersebut rata-rata 84 hari. Jika dilihat dari segi per25
Ibid.
26
Ibid. h.14
Volume 28, Nomor 1, Januari 2017
KAJIAN V-28_N-01_2017 (A4) isi set4.indd 55
55
02/06/2017 12.55.37
AlI NOER ZAMAN
tegrasi secara sosial, budaya, dan penyetara-
canggung dalam matematika. Menurut Kan-
an ketrampilan-pendidikan.
tor Pengungsi dan Migrasi Jerman (BAMF),
Di tahap awal, pemerintah Jerman akan
separuh dari pengungsi Syria yang disurvei
mengeluarkan banyak biaya untuk meng-
memang memegang gelar universitas atau
integrasikan para imigran sehingga mereka
ijasah SMA tetapi pengungsi dari negara lain
bisa memberi kontribusi positif pada ekono-
memiliki tingkat pendidikan yang lebih ren-
mi Jerman, yang bisa dirasakan sekitar lima
dah. Studi lain memfokuskan diri pada biaya
hingga sepuluh tahun ke depan. Menurut
pengungsi. Sebagai misal, Institute for the
studi yang dilakukan oleh German Institute
Global Economy (IFW) di Kiel memproyeksi-
for Economic Research (DIW), sebuah tim
kan pengeluaran tahunan untuk para peng-
ahli di Berlin, keberkahan para pengungsi
ungsi di tahun-tahun mendatang adalah
tersebut tak perlu lagi diperdebatkan, hanya
antara €25 million and €55 million—sebuah
saja belum jelas kapan momentum itu terja-
angka yang besar, meski ekonomi Jerman
di. Pandangan yang sama juga disampaikan
berjalan dengan baik.28
oleh Komisi Eropa. Menurut European Econo-
Proses integrasi yang cepat para peng-
mic Forecast, pengaruh pengungsi terhadap
ungsi ke dalam masyarakat Jerman akan
ekonomi Jerman pada tahun 2020 adalah po-
memiliki implikasi yang luas, termasuk pada
sitif meskipun tidak besar, yakni kisaran 0.2-
pasar tenaga kerja yang tidak mungkin ber-
0.3 persen dari GDP. Pandangan-pandangan
ada dalam kondisi seperti sekarang. Pemba-
optimis juga ditegaskan oleh UNHCR yang
ngunan tenaga kerja itu bisa dilakukan meski
melakukan survei terhadap tingkat pendi-
harus mengubah tatanan kaku yang selama
dikan para pengungsi. Hampir sembilan dari
ini ditetapkan, sebagaimana ditunjukkan
sepuluh pengungsi Syria yang tiba di Yunani
oleh proses integrasi pada kelompok imigran
memiliki tingkat pendidikan yang tinggi, 43
sebelumnya. Paket reformasi yang dikenal
persen memegang ijasah universitas, dan 43
dengan Agenda 2010, yang berisi kebijakan
persen berijasah SMA. Dalam jangka pen-
upah yang moderat, telah mampu mencip-
dek, pengungsi akan memberi efek positif
takan kondisi yang baik untuk meningkatkan
pertumbuhan sebanyak 1.4% berkat pening-
lapangan kerja, sebuah kebijakan yang bisa
katan konsumsi dari kegiatan yang dibiayai
diterapkan untuk zaman sekarang, terutama
negara.27
untuk para pengungsi yang kurang memiliki
Memang, tidak semua pihak beranggap-
kualiikasi tingkat tinggi. Kebijakan seperti itu
an positif atas kehadiran pengungsi. Mereka
haruslah mampu memberi kemudahan pada
yang psimistik mengingatkan bahwa hampir dua pertiga pengungsi Syria tidak bisa
membaca atau menulis dengan lancar dan
27
56
Ibid. h. 20
Victoria Rieig, “Burden or Blessing? The Impact of Refugees on Germany’s Labor Market” dalam
http://www.aicgs.org/publication/burden-or-blessing-the-impact-of-refugees-on-germanys-labor-market/#_tn1. Diakses 27 Desember 2016.
28
KAJIAN: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial
KAJIAN V-28_N-01_2017 (A4) isi set4.indd 56
02/06/2017 12.55.37
FAKTOR EKONOMI DAN DEMOgRAFI DAlAM KEBIJAKAN TERBuKA JERMAN TERHADAP PENguNgSI SyRIA
upah yang berorientasi produktivitas, dan
sepertiga dari imigran yang lahir di negara
kebebasan untuk berwiraswasta.
bukan maju.30
Secara
umum, para pengungsi itu memiliki perge-
Upah buruh migran yang lebih rendah
rakan geograis dan keluwesan dalam pilihan
secara umum mencerminkan “tingkat rendah
kerja, dan mereka sangat termotivasi untuk
ketrampilan”—66 persen penduduk asli yang
memperbaiki taraf material kehidupan me-
berketrampilan tinggi memang memiliki pe-
reka. Mereka akan mengambil manfaat dari
kerjaan yang menuntut pendidikan tinggi
kesempatan baru dalam akses pada pasar te-
dan lebih dari 60 persen pekerjaan dengan
29
naga kerja dan kegiatan ekonomi mandiri.
“otonomi” yang tinggi, yang mana karakteris-
Dalam studi yang dilakukan staf Interna-
tik tersebut terasosiasikan dengan gaji tinggi.
tional Monetary Fund (IMF) disimpulkan bah-
Namun, bagi imigran yang tidak lahir di ne-
wa para imigran mendapatkan peluang kerja
gara ekonomi maju, jarak upahnya adalah 42
yang besar di pasar kerja Jerman selama 40
persen dan 33 persen. Pada tahun 2013, ang-
tahun. Dengan menggunakan data rumah
ka ‘pengangguran’ imigran dua kali lebih
tangga, mereka memperkirakan faktor-faktor
tinggi ketimbang penduduk asli, dan lebih
upah, pengangguran dan partisipasi dalam
sedikit imigran yang berpartisipasi dalam pa-
tenaga kerja. Analisis tersebut menunjukkan
sar tenaga kerja. Kemungkinan imigran yang
bahwa para imigran mendapatkan pengha-
datang akhir-akhir ini untuk menganggur 7
silan 20 persen lebih sedikit ketimbang pen-
persen lebih tinggi ketimbang penduduk asli
duduk asli dengan karakteristik serupa ketika
dengan karakteristik yang sama. Meski ju-
mereka tiba di Jerman. Pada awalnya, para
rang perbedaan itu menyempit dalam per-
imigran mengejar ketertinggalan 1 persen
jalanan waktu, dalam jangka panjang angka
pertahun, tetapi prosesnya berjalan lambat
penganggurannya 3 poin lebih tinggi bagi
dan upahnya tidak pernah penuh. Para imi-
kalangan imigran.31
gran tanpa ketrampilan menulis dalam baha-
Ketrampilan berbahasa Jerman dan ija-
sa Jerman atau ijasah dari lembaga pendidik-
sah dari lemba pendidikan tinggi Jerman
an Jerman memiliki jarak upah sebanyak 30
akan membantu mengurangi jarak pengha-
persen pada awalnya. Jika memiliki kemam-
silan, dan imigran dari negara ekonomi maju
puan menulis dalam bahasa Jerman, jarak
memiliki prestasi lebih baik ketimbang imi-
itu terkurangi menjadi 12 persen dan jika
gran yang lain. Imigran perempuan memi-
memmiliki ijasah Jerman, terkurangi menja-
liki kemungkinan menganggur lebih besar
di 6 persen. Jarak yang dialami imigran yang
ketimbang yang laki-laki. Sementara angka
lahir di negara dengan ekonomi maju adalah
Robert Beyer, “Labor Market Performance of
Immigrants in Germany,” dalam IMF Stafs Discussion
Note The Refugee Surge in Europe: Economic Challenges, h. 16
31
Ibid.
30
29
Ibid. h.20
Volume 28, Nomor 1, Januari 2017
KAJIAN V-28_N-01_2017 (A4) isi set4.indd 57
57
02/06/2017 12.55.37
AlI NOER ZAMAN
partisipasi imigran itu pada awalnya rendah
didikan teknis. Maka para pengungsi yang
– angka partisipasi itu sama dalam 20 tahun.
memiliki kualiikasi seperti ini akan memiliki
Analisis tentang pengalaman di Jerman ini
kesempatan besar mendapatkan pekerjaan
menunjukkan bahwa para imigran membe-
dan berhasil berintegrasi. Sementara mere-
rikan kontribusi yang besar bagi ekonomi
ka yang tidak memiliki kualiikasi tersebut
namun harus menghadapi rintangan yang
perlu mengejar pendidikan dengan kembali
besar di pasar kerja, yang hanya akan hilang
ke sekolah, meningkatkan ketrampilan atau
32
secara perlahan.
Ada lima aspek yang perlu diperhatikan
dalam proses integrasi.33
mengikuti program-program yang menjembatani kesenjangan kemampuan dengan
dunia kerja. Ketrampilan sosial dan budaya
juga penting. Mereka perlu mengetahui kul-
Bahasa
Agar para pengungsi bisa berintegrasi
yang berhasil dengan lingkungan Jerman,
mereka harus menguasai bahasa Jerman sebagai alat komunikasi saat mencari pekerjaan atau meniti karir. Bahasa yang diperlukan
tur Jerman yang memungkinkan keberadaan
kaum perempuan sebagai atasan, memiliki
kedisiplinan waktu, dan menjaga tingkat kepercayaan. Ketrampilan budaya dan sosial
bukan hanya dipelajari tetapi juga diinternalisasikan.
tentu saja bukan bahasa sederhana tetapi
bahasa resmi dan bahasa teknis sesuai bi-
Pengakuan ijasah
dang yang digeluti. Dalam hal ini, pemerin-
Para pengungsi yang datang ke Jerman
tah Jerman telah menyediakan kursus bahasa
dan telah memiliki ijasah universitas perlu
setidaknya 600 jam bagi mereka yang baru
melakukan penyetaraan ijasah. Di Jerman,
datang ke Jerman.
proses penyetaraan tidak mudah karena
demi melindungi kepentingan publik, teruta-
Pendidikan dan tingkat ketrampilan
Pasar tenaga kerja di Jerman membutuh-
ma untuk pekerja di bidang kesehatan, pemerintah menetapkan standar yang ketat .
kan mereka yang terampil dengan latar belakang pendidikan universitas maupun pen-
Hak hukum untuk bekerja
Ijin kerja merupakan cara yang efektif
Robert Beyer, “Labor Market Performance of
Immigrants in Germany,” dalam IMF Stafs Discussion
Note The Refugee Surge in Europe: Economic Challenges, h. 16
33
Victoria Rieig, “Burden or Blessing? The Impact of Refugees on Germany’s Labor Market” dalam
http://www.aicgs.org/publication/burden-or-blessing-the-impact-of-refugees-on-germanys-labor-market/#_tn1. Diakses 27 Desember 2016.
32
58
untuk mendapatkan pekerjaan. Di awal tahun
1990-an, pemerintah Jerman melarang hak
bekerja bagi para pengungsi karena kebijakan tersebut bisa mendorong kehadiran pendatang yang lain. Namun, kebijakan tersebut
sekarang ini telah berubah. Pemerintah mendorong pencari suaka untuk berpartisipasi
KAJIAN: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial
KAJIAN V-28_N-01_2017 (A4) isi set4.indd 58
02/06/2017 12.55.37
FAKTOR EKONOMI DAN DEMOgRAFI DAlAM KEBIJAKAN TERBuKA JERMAN TERHADAP PENguNgSI SyRIA
dalam pasar tenaga kerja Jerman, agar bisa
di Jerman sehingga mereka bisa bekerja di
memulai integrasi lebih awal, memiliki ke-
perusahaan Jerman dan bisa berintegrasi de-
mandirian, dan mengurangi tingginya bantu-
ngan masyarakat Jerman. Integrasi pengung-
an dari pemerintah.
si yang berhasil akan memberi dampak yang
positip bagi Jerman. Dalam kerangka me-
Keterbukaan para majikan
Tanpa kemauan para pengusaha untuk
mempekerjakan pengungsi dan pencari suaka, integrasi melalui lapangan kerja sulit
lakukan integrasi tersebut, pemerintah Jerman harus mengeluarkan biaya yang besar.
Namun sebaliknya, kegagalan integrasi akan
menimbulkan persoalan baru bagi Jerman.
diwujudkan. Berdasarkan pengalaman selama ini, para majikan di Jerman menunjukkan
keterbukaan yang besar untuk merekrut pekerja dari para pengungsi dan meluncurkan
berbagai macam inisiatif untuk mendorong
integrasi tenaga kerja. Pabrik mobil multinasional seperti Porsche dan Daimler menawarkan pelatihan kerja bagi para pengungsi.
KESIMPULAN
Jerman memiliki pertumbuhan ekonomi
dan situasi ketersediaan tenaga kerja yang
terbaik di antara negara Eropa. Namun demikian, keadaan ekonomi seperti itu terancam
oleh penuaan penduduk yang mulai terjadi
pada dekade ini yang diakibatkan oleh menurunnya jumlah kelahiran anak dan bertambahnya usia harapan hidup. Kehadiran para
pengungsi dari Syria dan negara lain bisa
menjadi harapan untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja akibat penuaan usia penduduk, sehingga produktivitas dan kestabilan
pertumbuhan ekonomi bisa dipertahankan.
Apalagi, para pengungsi dari Syiria rata-rata
memiliki usia yang muda dan tingkat pendidikan yang baik. Hanya saja, para pengungsi harus menyesuaikan diri dengan keadaan
Volume 28, Nomor 1, Januari 2017
KAJIAN V-28_N-01_2017 (A4) isi set4.indd 59
59
02/06/2017 12.55.38