Pengaruh Pelatihan dan Disiplin Kerja Te (1)

Jurnal Elektronik
REKAMAN
(Riset Ekonomi Bidang Manajemen dan Akuntansi)
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Galileo

ISSN : 2598-8107
Vol. 2 No. 1
May 2018

Pengaruh Pelatihan dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja
Pegawai di Biro Organisasi dan Kepegawaian Sekretariat
Jenderal Kementerian Perdagangan
Dea Fanny Sefriady1) Donant Alananto Iskandar2)
Manajemen, Fakultas Bisnis Kalbis Institute Teknologi dan Bisnis Kalbis
Jl. Pulo Mas Selatan Kav. 22, Daerah Khusus Ibukota Jakarta Timur,
Indonesia 13210
1
Email: deafannyse@gmail.com
2
Email: diskan01@hotmail.com


Abstract: This research was aimed for knowing the influence between training and work
discipline against the employees’ performance of the Ministry of Trade. This research
used a quantitative approach through survey to 50 employees. Sampling method is non
probability sampling. Hypothesis test (t test) result that shows that the variable training
affect significantly to these performance proved by t value about 2.501 which is more
than t table. But the variable of work discipline do not affect significantly with t value
about 0.042 which is less than t table. The conclusion of this research is training is the
most dominant variable over the performance of the employees. This means that
increasing performance of the employees can be seen from the way the institutions
provide compensation to employees.
Keywords : training, work discipline, performance, human resources management

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara
pelatihan dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai Kementerian Perdagangan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif melalui survei kepada 50 pegawai.
Metode pengambilan sampel adalah non probability sampling. Hasil uji hipotesis (uji t)
yang menunjukkan bahwa variabel kompensasi berpengaruh signifikan terhadap variabel
kinerja ini ditunjukkan dengan t hitung sebesar 2.501 yang lebih besar dari t tabel.
Tetapi variabel disiplin kerja tidak berpengaruh signifikan dengan t hitung sebesar 0.042
yang lebih kecil dari t tabel. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pelatihan merupakan

variabel yang paling dominan atas kinerja pegawai. Hal ini dapat diartikan bahwa
meningkatnya kinerja pegawai dilihat dari cara bagaimana perusahaan mampu
memberikan materi pelatihan terhadap pegawai..
Kata kunci: pelatihan, disiplin kerja, kinerja, sumber daya manusia.

PENDAHULUAN
Indonesia memiliki jumlah
penduduk yang sangat banyak, pada
tahun 2014 saja jumlah penduduk
Indonesia mencapai 250 juta jiwa
dengan pertumbuhan penduduk sebesar
1,49% per tahun. Berdasarkan hasil
yang di dapat dari Badan Pusat Statistik
(BPS)
pertumbuhan
penduduk

Indonesia semakin tahun semakin
bertambah, jumlah penduduk yang
semakin meningkat dari tahun 1971 –

1980 sebanyak 28.282.069 jiwa
(23,72%). Jumlah penduduk yang
semakin meningkat ini juga menjadi
permasalahan yang serius bagi
pemerintah. Dimana pemerintah dan
organisasi atau perusahaan harus
ejournal.stiegalileo.ac.id

57

Jurnal Elektronik
REKAMAN
(Riset Ekonomi Bidang Manajemen dan Akuntansi)
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Galileo

pandai dalam membuat lapangan
pekerjaan.
Semakin
meningkat
pertumbuhan penduduk di Indonesia

maka sebuah perusahaan sangat
membutuhkan sumber daya terutama
sumber daya manusia. Jika sumber
daya yang dimiliki perusahaan tidak di
dukung oleh sumber daya manusia
maka hasilnya juga tidak akan
maksimal. Sumber daya manusia di
dalam suatu perusahaan perlu di kelola
secara baik dan benar, guna
mewujudkan keseimbangan antara
kemampuan pegawai dan kebutuhan
perusahaan. Keseimbangan merupakan
kunci utama agar perusahaan dapat
berkembang secara produktif dan wajar
(Mangkunegara, 2015: 1). Oleh karena
itu Kementerian Perdagangan berupaya
untuk meningkatkan kapasitas sumber
daya manusia yang dimiliki saat ini.
Fokus utama peningkatan kapasitas
sumber

daya
manusia
tersebut
dihadapkan
pada
pengembangan
perencanaan pengembangan sumber
daya manusia dengan berbasis pada
kinerja. Setiap Direktur Utama (Dirut)
di Biro Organisasi dan Kepegawaian
Kementerian Perdagangan mengadakan
program pelatihan dan pengembangan.
Rencana pengembangan sumber daya
manusia Kementerian Perdagangan
dilakukan melalui : a. Pelatihan yang
disediakan oleh organisasi di luar
Kementerian Perdagangan tetapi masih
berada di dalam Pemerintah Indonesia.
b. Pelatihan yang disediakan oleh Pusat
Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat)

Perdagangan adalah pelatihan bagi
aparatur dan bagi SDM Sektor
Perdagangan di pusat dan daerah yang
bertujuan untuk mengetahui substansi
perdagangan yang bersifat dasar dan
general. c. Pengembangan kompetensi
SDM metrologi yang diselenggarakan
oleh Pusat Pengembangan SDM

ISSN : 2598-8107
Vol. 2 No. 1
May 2018

Kemetrologian (PPSDMK) seperti
pengembangan standar kompetensi
SDM Kemetrologian, pengembangan
kurikulum dan model pembelajaran,
penyelenggaraan
pendidikan
dan

pelatihan (diklat) fungsional dan teknis
kemetrologian. d. Pelatihan organisasi
internasional yang disediakan oleh
berbagai donor internasional dan
organisasi internasional lainnya dalam
bentuk beasiswa. Program – program
yang dijalankan seperti workshop,
pelatihan struktural, pelatihan jabatan
fungsional dan pelatihan teknis. Namun
pelatihan yang di adakan adalah
pelatihan jabatan fungsional. Pelatihan
dilakukan
agar
pegawai
dapat
menyerap pengetahuan baru atau nilai
– nilai baru, sehingga karyawan akan
mudah melakukan pekerjaan sesuai
profesinya. Namun pelatihan saja tidak
cukup untuk membekali ilmu pegawai,

perusahaan perlu melakukan disiplin
kerja demi meningkatkan kinerja
pegawai.
Disiplin kerja juga menjadi
penyebab utama bagi pegawai,
kurangnya sanksi atau hukuman yang
tegas yang diterapkan membuat
kinerja pegawai dalam bekerja kurang
maksimal. Sanksi atau hukuman yang
diberikan hanya berupa teguran
tertulis, dimana sanksi tersebut berisi
pasal – pasal yang mengatakan
bahwa pegawai tersebut telah
melanggar
jadwal
kerja
(keterlambatan atau ketidakhadiran)
dalam bekerja serta pemotongan gaji.
Namun sanksi ini dirasa masih kurang
untuk menjadi pedoman atau acuan

pegawai dalam mematuhi peraturan
disiplin kerja. Sehingga masih banyak
pegawai yang terkadang suka
melanggar peraturan yang telah
ditetapkan. Dengan meningkatnya
kedisiplinan pegawai dalam bekerja
ejournal.stiegalileo.ac.id

58

Jurnal Elektronik
REKAMAN
(Riset Ekonomi Bidang Manajemen dan Akuntansi)
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Galileo

maka kinerja pegawai pun akan ikut
meningkat.
Dalam
mendukung
peningkatan

kinerja
pegawai
Kementerian Perdagangan, maka
perusahaan
telah
menerapkan
standard operating procedures (SOP)
yang merupakan acuan untuk
melaksanakan tugas pekerjaan sesuai
dengan fungsi dan alat penilaian
kinerja
instansi
pemerintah.
Kementerian
Perdagangan
juga
membuat peraturan tentang jadwal
masuk jam kerja, jika di hari senin
sampai dengan kamis pegawai masuk
dari jam 8.30 pagi sampai jam 5 sore

dengan waktu istirahat 1 jam, di hari
jumat pegawai pulang lebih lama
yaitu jam 5.30 sore dengan waktu
istirahat 1 setengah jam.
Setelah
mengetahui
latar
belakang dan fenomena yang terjadi,
maka peneliti merumuskan masalah
sebagai berikut : 1. Apakah pelatihan
berpengaruh signifikan terhadap
kinerja pegawai di Biro Organisasi
dan Kepegawaian Sekretariat Jenderal
Kementerian Perdagangan ? 2.
Apakah
disiplin
kerja
berpengaruh signifikan terhadap
kinerja pegawai di Biro Organisasi
dan Kepegawaian Sekretariat Jenderal
Kementerian Perdagangan ? 3.
Apakah pelatihan dan disiplin
kerja secara bersama – sama
berpengaruh
secara
signifikan
terhadap kinerja pegawai di Biro
Organisasi
dan
Kepegawaian
Sekretariat Jenderal Kementerian
Perdagangan ?
Penelitian ini bertujuan untuk
mengkaji mengenai kinerja pegawai
dan sekaligus bertujuan untuk : 1)
Untuk mengetahui apakah
pelatihan memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap kinerja pegawai. 2)
Untuk mengetahui apakah

ISSN : 2598-8107
Vol. 2 No. 1
May 2018

disiplin kerja memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap kinerja pegawai. 3)
Untuk mengetahui apakah pelatihan
dan disiplin kerja memiliki pengaruh
yang signifikan secara bersama - sama
terhadap kinerja pegawai.
Dengan diperolehnya informasi
secara empirik tentang pelatihan,
disiplin kerja, dan kinerja pegawai di
Biro Organisasi dan Kepegawaian
Sekretariat
Jenderal
Kementerian
Perdagangan diharapkan: 1) Manfaat
Akademis (a). Penelitian diharapkan
dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan dalam rangka penerapan
teori – teori yang telah diperoleh di
bangku perkuliahan serta untuk
mengetahui sejauh mana tingkat
kemampuan peneliti dalam meneliti
sebuah masalah. (b). Dapat menambah
referensi di perpustakaan Institut
Teknologi dan Bisnis Kalbis serta
menambah pengetahuan dan informasi
khususnya
mahasiswa
jurusan
Manajemen yang terkonsentrasi pada
Manajemen Sumber Daya Manusia
yang akan meneliti masalah yang sama.
(c). Sebagai bahan referensi dalam
memecahkan masalah yang berkaitan
dengan masalah yang dikaji dalam
penelitian ini. 2) Manfaat Praktis (a)
Penelitian ini diharapkan mampu
memberikan masukan – masukan yang
bermanfaat
bagi
Kementerian
Perdagangan, sehingga dapat menjadi
bahan
pertimbangan
dalam
menentukan dan mengembangkan
kebijakan yang berhubungan dengan
pelatihan dan disiplin kerja.
Sumber Data
Sumber data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sumber data
primer dan sumber data sekunder. 1.
Data primer, merupakan data
yang langsung memberikan data
ejournal.stiegalileo.ac.id

59

Jurnal Elektronik
REKAMAN
(Riset Ekonomi Bidang Manajemen dan Akuntansi)
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Galileo

kepada pengumpul data (Sugiyono,
2013: 225). Data primer dalam
penelitian ini diperoleh dari kuisioner
yang diisi langsung oleh pegawai
kementerian perdagangan yang sesuai
dengan variabel yang di teliti. 2.
Data
sekunder,
menurut
Sugiyono (2010: 137) adalah sumber
data yang tidak langsung memberikan
data kepada pengumpul data, misalnya
lewat orang lain atau lewat dokumen.
Data sekunder antara lain disajikan
dalam bentuk data-data, tabel-tabel,
diagram-diagram, atau mengenai topik
penelitian. Data ini merupakan data
yang berhubungan secara langsung
dengan penelitian yang dilaksanakan
dan bersumber dari Kementerian
Perdagangan yaitu profil dan sejarah
perusahaan,
jumlah
pegawai
Kementerian Perdagangan serta data –
data yang berhubungan dengan variabel
dalam penelitian.

Uji Asumsi Klasik
Uji
asumsi
klasik
adalah
persyaratan statistik yang harus
dipenuhi pada analisis regresi linear
berganda. Sebelum melakukan uji
regresi linear berganda maka metode
mensyaratkan untuk melakukan uji
asumsi klasik guna mendapatkan hasil
yang terbaik (Ghozali, 2011: 105).
Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model
regresi,variabel pengganggu atau
residual memiliki distribusi normal.
Seperti diketahui bahwa uji t dan F
mengasumsikan bahwa nilai residual
mengikuti distribusi normal. Kalau
asumsi ini dilanggar maka uji statistik
menjadi tidak valid untuk jumlah
sampel kecil. Ada dua cara untuk

ISSN : 2598-8107
Vol. 2 No. 1
May 2018

mendeteksi
apakah
residual
berdistribusi normal atau tidak yaitu
dengan analisis grafik dan uji
statistik. Untuk menguji apakah data
berdistribusi normal atau tidak
dilakukan uji statistik KolmogorovSmirnov Test. Residual berdistribusi
normal
jika
memiliki
nilai
signifikansi >0,05 (Imam Ghozali,
2011: 160-165).
Uji Multikolinearitas
Menurut Imam Ghozali (2011:
105-106)
uji
multikolinieritas
bertujuan untuk menguji apakah
model regresi ditemukan adanya
korelasi
antar
variabel
bebas
(independen).
Untuk
menguji
multikolinieritas dengan cara melihat
nilai VIF masing-masing variabel
independen, jika nilai VIF < 10, maka
dapat disimpulkan data bebas dari
gejala multikolinieritas.
Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan
menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan varian dari
residual
satu
pengamatan
ke
pengamatan yang lain. Ada beberapa
cara yang dapat dilakukan untuk
melakukan uji heteroskedastisitas, yaitu
uji grafik plot, uji park, uji glejser, dan
uji white. Dalam penelitian ini di dalam
Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan
dengan metode Glejser. Untuk
mengetahui
ada
tidaknya
heteroskedastisitas juga dapat diketahui
dengan melakukan uji glejser. Jika
variabel bebas signifikan secara
statistik mempengaruhi variabel terikat
maka
ada
indikasi
terjadi
heteroskedastisitas (Ghozali 2005: 69).
Uji Regresi Linear Berganda
Menurut Sugiyono (2012: 227),
analisis regresi linier berganda adalah
ejournal.stiegalileo.ac.id

60

Jurnal Elektronik
REKAMAN
(Riset Ekonomi Bidang Manajemen dan Akuntansi)
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Galileo

teknik statistik yang digunakan oleh
peneliti apabila peneliti bermaksud
meramalkan bagaimana keadaan (naik
turunnya)
variabel
dependen
(kriterium), bila dua atau lebih variabel
independen
sebagai
prediktor
dimanipulasi
(dinaik
turunkan
nilainya).
Alat analisis menggunakan analisis
regresi linier berganda. Rumus
daripada
analisis
regresi
linear
berganda adalah sebagai berikut :
Y = a+b1x1+b2x2+e
Keterangan :
Y = kinerja pegawai.
b1 = koefisien regresi dari variabel
pelatihan.
b2 = koefisien regresi dari variabel
disiplin kerja.
x1 = Pelatihan.
x2 = Disiplin Kerja.
e = Standar error.
a = sig
Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2)
pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan
model
dalam
menerangkan
variasi
variabel
dependen.
Besarnya
koefisien
determinasi ini adalah 0 sampai
dengan 1. Nilai R2 yang kecil berarti
kemampuan variabel - variabel
independen
dalam
menjelaskan
variasi variabel dependen amat
terbatas. Nilai yang mendekati satu
berarti variabel - variabel independen
memberikan hampir semua informasi
yang dibutuhkan untuk memprediksi
variasi variabel dependen (Ghozali,
2005: 169).
KD = r² x 100%
Keterangan:
KD = Koefisien Determinasi
R = Koefisien Korelasi

ISSN : 2598-8107
Vol. 2 No. 1
May 2018

Uji Hipotesis (UJI t)
Pengujian hipotesis 1 sampai
dengan 3 menggunakan uji statistik t
pada dasarnya menunjukkan seberapa
jauh
pengaruh
satu
variabel
independen secara individual dalam
menerangkan variabel dependen
(Ghozali, 2006: 88-89). Uji t
dilakukan dengan membandingkan
nilai t hitung dengan nilai t tabel, bila
t hitung lebih besar dari t tabel maka
hipotesis nol (Ho) ditolak dan
hipotesis alternatif (Ha) diterima,
demikian sebaliknya. Atau dengan
melihat signifikasinya yang terbentuk
di bawah 10%, maka Ha diterima dan
Ho ditolak atau sebaliknya.
Adapun
pengujian
yang
dilakukan dengan ketentuan sesuai
kriteriapengambilan keputusan untuk
hipotesis yang diajukan menurut
Sugiyono (2011: 97) adalah :
jika thitung ≤ ttabel, maka Ho
diterima dan Ha ditolak
jika thitung > ttabel, maka Ho
ditolak atau Ha diterima.
secara statistik, hipotesis yang
akan di uji dalam pengambilan
keputusan penerimaan atau penolakan
dapat penulisan dapat ditulis sebagai
berikut :
Ho : r = 0 , tidak terdapat
pengaruh yang signifikan antara (X)
dan (Y)
Ha : r ≠ 0 , terdapat pengaruh
yang signifikan antara (X) dan (Y).

Uji hipotesis (Uji F)
Menurut Sunyoto (2011: 147) uji f
dilakukan untuk mengetahui pengaruh
antara variabel independen terhadap
variabel dependen secara bersama –
sama yaitu menggunakan F hitung
dengan langkah sebagai berikut :
Menentukan hipotesis :
ejournal.stiegalileo.ac.id

61

Jurnal Elektronik
REKAMAN
(Riset Ekonomi Bidang Manajemen dan Akuntansi)
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Galileo

1. Ho3 : Variabel pelatihan (X1) dan
disiplin kerja (X2) secara simultan
tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap kinerja pegawai.
2. Ha3 : Variabel pelatihan (X1) dan
disiplin kerja (X2) secara simultan
berpengaruh secara signifikan terhadap
kinerja pegawai.
Menentukan level signifikansi
untuk dasar pengambilan keputusan :
1. Jika fhitung > ftabel maka Ho
ditolak dan Ha diterima ( dengan
tingkat
kesalahan
10%
dan
kepercayaan 90% ).
2. Jika fhitung < ftabel maka Ho
diterima dan Ha ditolak ( dengan
tingkat
kesalahan
10%
dan
kepercayaan 90% ).
3. Jika P value (significant) < 0,10
maka Ho ditolak dan Ha diterima (
dengan tingkat kesalahan 10% dan
kepercayaan 90%).
4. Jika P value (significant) > 0,10
maka Ho diterima dan Ha ditolak (
dengan tingkat kesalahan 10% dan
kepercayaan 90%).
Operasionalisasi Variabel
Variabel harus didefinisikan secara
operasional agar lebih mudah dicari
hubungannya antara satu variabel
dengan variabel lainnya. Tanpa
operasional variabel, peneliti akan
mengalami
kesulitan
dalam
menentukan pengukuran hubungan
antar variabel yang masih bersifat
konseptual. Adapun operasionalisasi
variabel untuk penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Pelatihan
Pelatihan merupakan proses
pembelajaran yang melibatkan
proses keahlian, konsep, peraturan,
atau sikap untuk meningkatkan

ISSN : 2598-8107
Vol. 2 No. 1
May 2018

kinerja karyawan (Simamora,
2004).
(1) Dimensi
kesiapan
peserta
pelatihan dengan indikator:
Keterampilan – keterampilan,
motivasi,
efektivitas
diri,
kemampuan mental dan fisik,
keinginan untuk berhasil dalam
pelatihan.
(2) Dimensi kemampuan pelatih
dengan
indikator:
materi
pelatihan,
metode
penyampaian
materi,
pengetahuan
(3) Dimensi
Materi
pelatihan
dengan
indikator:
sesuai
dengan persyaratan pekerjaan,
mudah
untuk
dipahami,
disesuaikan dengan kebutuhan.
(4) Dimensi
tempat
pelatihan
dengan
indikator:
Dilaksanakan di tempatnya
bekerja, tersedianya peralatan
pelatihan
2. Disiplin Kerja.
Nitisemito
(2002:36)
mengemukakan disiplin sebagai
suatu sikap, perilaku dan perbuatan
yang sesuai dengan peraturan dari
perusahaan, baik tertulis maupun
tidak tertulis. Dalam penelitian ini
peneliti menyusun dimensi dan
indikator variabel disiplin kerja
sebagai berikut:
(1) Dimensi
absensi
dengan
indikator:
tepat
waktu,
presentase
kehadiran,
ketentuan jam kerja
(2) Dimensi kreativitas dengan
indikator:
keterampilan,
inovatif.
(3) Dimensi
loyalitas
dengan
indikator: semangat kerja,
sikap yang baik.
ejournal.stiegalileo.ac.id

62

Jurnal Elektronik
REKAMAN
(Riset Ekonomi Bidang Manajemen dan Akuntansi)
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Galileo

3. Kinerja.
Kinerja adalah hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas yang dicapai
oleh seorang pegawai dalam
melaksanakan
tugasnya
sesuai
dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya (Hasibuan,
2009:167).Dalam penelitian ini
peneliti menyusun dimensi dan
indikator variabel kinerja sebagai
berikut:
(1) Dimensi
kuantitas
dengan
indikator: Jumlah pekerjaan,
ketepatan waktu pengerjaannya
(2) Dimensi kualitas pekerjaan
dengan indikator: kinerja, tepat
waktu,
kemampuan
dalam
bekerja.
Model Penelitian
Model penelitian ini dibuat dari
variabel-variabel
yang
sudah
dijelaskan di atas. Model penelitian
yang digunakan dapat dilihat pada
Gambar 1 ini :

Hipotesis Penelitian
Penjelasan dari model penelitian
di atas adalah sebagai berikut:
Dalam penelitian ini, peneliti
membuat 3 hipotesis melalui
variabel-variabel
yang
sudah
dijelaskan sebelumnya. Adapun 3
hipotesis tersebut adalah:

ISSN : 2598-8107
Vol. 2 No. 1
May 2018

(1)Pelatihan berpengaruh signifikan
terhadap Kinerja pegawai.
(2)Disiplin
kerja
berpengaruh
signifikan terhadap kinerja pegawai.
(3)Pelatihan dan Disiplin kerja
berpengaruh signifikan terhadap
kinerja pegawai.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakterisitik Responden
Responden dalam penelitian ini
adalah pegawai di Biro Organisasi
dan Kepegawaian Sekretariat
Jenderal
Kementerian
Perdagangan. Dimana terdapat
empat karakteristik responden
yang kemudian dimasukkan dalam
penelitian ini, yaitu: jenis kelamin,
usia, pendidikan terakhir dan lama
bekerja.
Jenis Kelamin

Gambar 4.1 Grafik Jenis Kelamin
Responden
Dari grafik 4.1 terlihat bahwa
dari 33 responden yang menjawab
kuesioner, sebanyak (52%) adalah
laki - laki dan (48%) adalah
perempuan.
Hal
tersebut
menunjukkan bahwa ternyata laki
– laki lebih banyak bekerja di
Kementerian
Perdagangan
di
bandingkan
dengan
jumlah
perempuan.

ejournal.stiegalileo.ac.id

63

Jurnal Elektronik
REKAMAN
(Riset Ekonomi Bidang Manajemen dan Akuntansi)
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Galileo

ISSN : 2598-8107
Vol. 2 No. 1
May 2018

Sederajat dan sebanyak 3 responden
(23%) adalah
SMA,
dan 4
responden (10%) adalah Diploma,
15 responden (8%) Sarjana S1 , dan
11 responden (59%) adalah Pasca
Sarjana.

Usia

Lama Bekerja
Gambar 4.2 Grafik Usia
Responden
Sumber: Data Hasil Pengolahan
Kuesioner

Pada grafik 4.2 menunjukkan
bahwa sebanyak (15%) adalah
responden yang berusia 20 sampai 30
tahun, (49%) adalah responden yang
berusia 30 sampai 40 tahun, dan (33%)
adalah responden yang berusia 40
sampai 50 tahun , dan (3%) adalah
responden diatas 50 ke atas. Hal ini
menunjukkan bahwa kuesioner tersebar
secara keseluruhan terhadap berbagai
golongan usia di Kementerian
Perdagangan.
Pendidikan Terakhir

Gambar 4.3 pendidikan terakhir
Sumber: Data Hasil Pengolahan
Kuesioner

Dari grafik 4.3 terlihat bahwa
dari 33 responden yang menjawab
kuesioner, sebanyak 0 orang atau
tidak ada (0%) adalah SMP atau

Gambar 4.4 Lama Bekerja
Sumber: Data Hasil Pengolahan
Kuesioner

Jumlah
responden
berdasarkan masa kerja terdiri atas
responden dengan masa kerja
kurang dari 1 tahun sebanyak 5
orang atau 15%, responden dengan
masa kerja 1 - 10 tahun sebanyak
11 orang atau 33%, responden
dengan masa kerja 10 – 20 tahun
sebanyak 12 orang atau 37%,
responden dengan masa kerja 20 –
30 tahun sebanyak 5 orang atau
15%, dan responden dengan masa
kerja > 30 tahun tidak ada atau 0%.
Dapat
disimpulkan
bahwa
responden yang memiliki masa
kerja 10 - 20 tahun dan telah
mengikuti pelatihan pada tahun
2016 – 2017 yaitu sebesar 37%.
Uji Validitas Main-Test
Berdasarkan hasil uji validitas
main-test dengan 33 responden,
instrumen yang digunakan dalam
ejournal.stiegalileo.ac.id

64

Jurnal Elektronik
REKAMAN
(Riset Ekonomi Bidang Manajemen dan Akuntansi)
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Galileo

kuesioner
disetiap
variabel
memiliki r hitung yang lebih besar
dari pada r tabel. Hal ini dapat
diartikan bahwa indikator yang
digunakan
dalam
variabel
pelatihan, disiplin kerja dan kinerja
dinyatakan valid untuk menjadi
alat ukur variabel.
Uji Reliabilitas Main-Test

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa
seluruh pernyataan pada variabel
di dalam penelitian dinyatakan
reliabel karena memiliki nilai
Cronchbach’s Alpha > 0,60 dan
dapat diolah lebih lanjut.
Hasil Uji Normalitas
Tabel 4.5. Tabel Uji Normalitas
Nonparametric
KolmogorovSmirnov

ISSN : 2598-8107
Vol. 2 No. 1
May 2018

Uji Multikolinearitas

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa:
1. Pada variabel pelatihan (X1)
memiliki nilai inflation factor (VIF)
sebesar 1,344 dimana VIF < 10,
sehingga
variabel
independen
pelatihan (X1) tidak mengalami
masalah multikolinearitas.
2. Pada variabel disiplin kerja
(X2) memiliki nilai inflation factor
(VIF) sebesar 1,344 dimana VIF <
10, sehingga variabel independen
disiplin kerja (X2) tidak mengalami
masalah multikolinearitas.
Uji Heteroskedastisitas

Tabel 4.7 Menunjukkan bahwa tingkat
signifikansi untuk kedua model regresi
variabel masing – masing adalah
pelatihan (X1) sebesar 0,974 dan
disiplin kerja (X2) sebesar 0,315
sehingga menunjukkan bahwa tidak
terjadi adanya heteroskedastisitas.
Uji Regresi Linier Berganda

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa
seluruh data kuesioner menunjukkan
nilai probabilitas (Sig.(2-tailed)) >
0,10, dengan Pelatihan (X1) total
sebesar 0,123, Disiplin kerja (X2) total
sebesar 0,342, dan Kinerja (Y) total
sebesar 0,098. Dalam penelitian ini,
tingkat signifikansi yang digunakan
adalah sebesar 10% (0,10) dan jika
nilai probabilitas > 0,10 maka
dinyatakan terdistribusi dengan normal.

Tabel 4.8. Tabel Uji Regresi Linear
Berganda

Menurut
Tabel
4.8,
maka
persamaan regresi linear berganda
dapat dibaca sebagai berikut:

ejournal.stiegalileo.ac.id

65

Jurnal Elektronik
REKAMAN
(Riset Ekonomi Bidang Manajemen dan Akuntansi)
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Galileo

Y (Kinerja) = 7,661 + 0,176X1
(Pelatihan) + 0,005X2 (Disiplin
Kerja) + e
Berdasarkan persamaan regresi
linear berganda diatas maka
hasilnya adalah:
1. Nilai Konstanta yang di dapat
adalah sebesar 7,661, artinya jika
Pelatihan (X1) dan Disiplin kerja
(X2) ditiadakan (bernilai 0) maka
Kinerja (Y) bernilai 7,661.
2. Koefisien
regresi
variabel
Pelatihan (X1) sebesar 0,176,
artinya jika variabel independen
lainnya bernilai tetap dan Pelatihan
(X1) mengalami kenaikan sebesar
1, maka Kinerja (Y) akan
mengalami
kenaikan
sebesar
0,176.
3. Koefisien regresi berganda
Disiplin kerja (X2) sebesar 0,005 ,
artinya jika variabel independen
lainnya bernilai tetap dan Disiplin
kerja (X2) mengalami kenaikan
sebesar 1, maka kinerja (Y) akan
mengalami
kenaikan
sebesar
0,005.
4. Koefisien regresi berganda
Pelatihan (X1) sebesar 0,176, dan
disiplin kerja (X2) sebesar 0,005,
artinya jika variabel independen
pelatihan (X1) dan disiplin kerja
(X2) mengalami kenaikan sebesar
1, maka Kinerja (Y) akan
mengalami
kenaikan
sebesar
7,661.

Uji Korelasi Parsial
Tabel 4.9. Tabel Uji Korelasi
Parsial

ISSN : 2598-8107
Vol. 2 No. 1
May 2018

Tabel 4.9 menunjukkan seberapa
besar pengaruh dari variabel
independen secara parsial terhadap
variabel dependen. Tabel 4.9 dapat
dibaca sebagai berikut:
1. Variabel
Pelatihan
(X1)
memiliki nilai koefisien sebesar
0,471 terhadap variabel Kinerja
(Y), sehingga variabel Pelatihan
(X1) memiliki pengaruh yang
positif terhadap variabel Kinerja
(Y).
2. Variabel Disiplin kerja (X2)
memiliki nilai kofisien sebesar
0,244 terhadap variabel Kinerja
(Y), sehingga variabel Disiplin
kerja (X2) memiliki pengaruh
yang positif terhadap variabel
Kinerja (Y).
Uji Koefisien Ganda
Tabel 4.10. Uji Korelasi Ganda

Tabel 4.10 menunjukkan bahwa
variabel independen yaitu Pelatihan
(X1) dan Disiplin kerja (X2) memiliki
pengaruh yang signifikan secara
simultan terhadap variabel (Y) dengan
nilai sebesar 0,471. Sehingga variabel
independen secara simultan memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap
variabel dependen.

ejournal.stiegalileo.ac.id

66

Jurnal Elektronik
REKAMAN
(Riset Ekonomi Bidang Manajemen dan Akuntansi)
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Galileo

Uji Koefisein Determinasi
Tabel 4.11.
Determinasi

Tabel

Uji

Koefisien

Tabel 4.11 menunjukkan bahwa angka
pada kolom Adjusted R Square
menunjukkan angka sebesar 0,170 atau
sebesar 17,0%. Hal ini menunjukkan
bahwa besarnya persentase variabel
independen yaitu pelatihan (X1) dan
disiplin kerja (X2) terhadap variabel
kinerja (Y) adalah sebesar 17,0% dan
sisanya sebesar 83,% dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak termasuk
dalam penelitian ini.
Uji t
Tabel 4.12. Uji t

Tabel 4.12 dapat dibaca sebagai
berikut
1. Variabel pelatihan memiliki
thitung sebesar 2,501, sedangkan
nilai ttabel adalah sebesar 1,692
dan nilai P value (significant) pada
tabel 4.12 menunjukkan nilai
sebesar
0,018.
Hal
ini
menunjukkan bahwa 2,501 > 1,692
dan 0,018 < 0,10. Artinya secara
parsial variabel pelatihan (X1)
berpengaruh secara signifikan
terhadap variabel kinerja pegawai
(Y), sehingga Ho1 ditolak dan Ha1
diterima.
2. Variabel disiplin kerja memiliki
thitung sebesar 0,042, sedangkan
nilai ttabel adalah sebesar 1,692
dan nilai P value (significant) pada

ISSN : 2598-8107
Vol. 2 No. 1
May 2018

tabel 4.12 menunjukkan nilai
sebesar
0,018.
Hal
ini
menunjukkan bahwa 0,042 < 1,692
dan 0,018 < 0,10. Artinya secara
parsial variabel disiplin kerja (X2)
tidak
berpengaruh
secara
signifikan
terhadap
variabel
kinerja pegawai (Y), sehingga Ho2
diterima dan Ha2 ditolak.
Uji F
Tabel 4.13. Uji F

Tabel 4.13 menunjukkan bahwa
fhitung dari kedua variabel independen
yaitu pelatihan (X1) dan disiplin kerja
(X2) memiliki nilai fhitung sebesar
4,276,
sedangkan
nilai
ftabel
menunjukkan nilai sebesar 2,488 dan
nilai P value (significant) pada tabel
4.13 menunjukkan nilai sebesar 0,023.
Hal ini menunjukkan bahwa 4,276 >
2,488 dan 0,023 < 0,10. Artinya
variabel pelatihan (X1) dan disiplin
kerja (X2) secara simultan berpengaruh
secara signifikan terhadap variable
kinerja pegawai (Y), sehingga Ho
ditolak dan Ha diterima.
DAFTAR PUSTAKA
Bps.go.id. (2017). Laju Pertumbuhan
Penduduk
Menurut
Provinsi.
[online]. Diakses pada 23 Juli 2017,
dari
https://www.bps.go.id/linkTabelSta
tis/view/id/1268
Dewi, Sri Kurniawati Padma dan Titi
Laras. (2014). “Pengaruh Pelatihan,
Motivasi Kerja dan Lingkungan
Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
ejournal.stiegalileo.ac.id

67

Jurnal Elektronik
REKAMAN
(Riset Ekonomi Bidang Manajemen dan Akuntansi)
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Galileo

Koperasi Mahasiswa (KOPMA) di
Kabupaten Sleman”. Magister
Manajemen
FE.
Universitas
Janabadra. Jurnal. [online]. Diakses
pada
18
Januari,
dari
http://jurnalefektif.janabadra.ac.id/
wpcontent/uploads/2015/11/EfektifJuni-2014_4.pdf
Hetami, Adietya Arie. 2008. “Pengaruh
Motivasi, Kemampuan dan Disiplin
terhadap Kinerja Karyawan pada
sebuah Persero Asuransi”, Jurnal
Ekonomidan Bisnis 6 (2): 66-81.
Priansa,
Donni
Juni.
(2016).
Perencanaan dan Pengembangan
Sumber Daya Manusia. Bandung:
Alfabeta.
Safitri, Erma. (2013). “Pengaruh
Pelatihan dan Disiplin Kerja
Terhadap
Kinerja
Karyawan”
Jurusan
Manajemen,
Fakultas
Ekonomi,
Universitas
Negeri
Surabaya,
Surabaya.Skripsi.
[online].
Diakses
pada
22
November
2016
dari,file:///C:/Users/User.PC201406
0814JBB/Downloads/6262-8602-1PB%20(3).pdf
Suharso, Puguh. (2009). Metode
Penelitian Kuantitatif Untuk Bisnis
: Pendekatan Filosofi dan Praktis.
Jakarta: PT Indeks.
Supatmi, Mamik Eko dkk. “Pengaruh
Pelatihan, Kompensasi terhadap
Kepuasan Kerja Karyawan dan
Kinerja
Karyawan”.
[online].
Diakses pada 15 Januari 2017 dari,

ISSN : 2598-8107
Vol. 2 No. 1
May 2018

http://www.ejournalfia.ub.ac.id/ind
ex.php/profit/article/viewFile/305/5
62
Wulandari, Astri dan Dini Turipanam
Alamanda. (2012). “Pengaruh
Pelatihan dan Disiplin Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan pada
Yayasan
PENDIDIKAN
Telkom”.Jurnal. [online]. Diakses
pada 18 Januari 2017, dari
https://www.academia.edu/1209025
2/Pengaruh_Pelatihan_dan_Disiplin
_Kerja_Terhadap_Kinerja_Karyaw
an_Pada_Yayasan_Pendidikan_Tel
kom
Yuliati, Sri. 2009. “Pengaruh Motivasi
dan Pelatihan Terhadap Kinerja
Karyawan Politeknik Pratama
Mulia Surakarta”. Politeknosains
VIII (2): 20-31.

ejournal.stiegalileo.ac.id

68