analisis harga saham sesudah dan sebelum (1)

Analisis Komparatif Harga Saham Sebelum dan Sesudah Pembagian
Dividen: Studi pada Perusahaan-Perusahaan Sektor Properti yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2010
Comparative Analysis Before and After Stock Dividend: Study on the Property
Sector Companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) Year 2010
Ika Sisbintari
Staff Pengajar Prodi Admninistrasi Bisnis,Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Jember

ABSTRACT
This study aims to determine whether there are differences in the stock price after
the dividend payment on the property sector companies listed on the Stock
Exchange in 2010. This study uses the type of comparative analysis with a
quantitative approach. While the sources of data used are secondary data is data
recording on the company's daily stock price at the period of 2010 in the
Indonesia Stock Exchange. Sampling was done by purposive sampling. The
analytical tool used in this study is paired samples t-test using the program as
SPSS (Statistical Package for Social Science) windows release 17.0. Based on the
analysis of the paired samples t-test is known that there are differences in stock
prices before and after the distribution of dividends. A total of 5 companies stock
prices tend to rise after the distribution of dividends. Ten company’s stock price

tends to go down, while the two companies is constant.
Keywords: stock price, dividends, Comparative Analysis, paired samples t-test
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan harga saham
sesudah pembagian dividen pada perusahaan sektor properti yang terdaftar di BEI
tahun 2010. Penelitian ini menggunakan analisis tipe komparatif dengan
pendekatan kuantitatif. Sementara sumber data yang digunakan adalah jenis data
sekunder yaitu data pencatatan harga saham harian pada perusahaan properti
periode tahun 2010 di Bursa Efek Indonesia. Pengambilan sampel dilakukan
dengan cara purposive sampling. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian
ini adalah paired samples t-test dengan menggunakan progran SPSS (Statistical
Package for Social Science) windows release 17.0. Berdasarkan analisis paired
samples t-test diketahui bahwa terdapat perbedaan harga saham sebelum dan
sesudah pembagian dividen. Sebanyak 5 perusahaan cenderung harga sahamnya
naik setelah adanya pembagian deviden. Harga saham sepuluh perusahaan
cenderung turun, sedangkan dua perusahaan konstan.
Kata kunci: Harga saham, deviden, Analisis Komparatif, paired samples t-test
Direktur Eksekutif Pusat Studi Properti Indonesia (PSPI) Simanungkalit
(dalam Mahardika dan Diaz, 2010) menjelaskan bahwa kondisi ekonomi makro
yang membaik akan mendorong pertumbuhan semua sub sektor properti di


Indonesia. Hal senada juga diungkapkan oleh para analis pasar modal yang
sependapat bahwa prospek saham-saham sektor properti untuk ke depan cukup
menjanjikan. Kondisi itu ditopang oleh suku bunga kredit yang stabil dan rendah,
serta permintaan masyarakat terhadap produk properti di Indonesia cukup tinggi.
Namun, pertumbuhan sektor ini akan terhambat bila terjadi tekanan inflasi dan
kenaikan suku bunga. Properti merupakan investasi jangka panjang begitu pula
dengan saham-sahamnya. Hal ini dijelaskan lebih lanjut oleh Sitepu dan
Liesyaputra (2009) yang menyatakan bahwa sebagai kebutuhan primer dan
semakin tingginya jumlah penduduk di Indonesia, diperkirakan saham-saham
bisnis properti masih menjanjikan untuk dikoleksi, terutama jangka panjang.
Melihat pertumbuhan perusahaan properti yang masih tetap tinggi seiring
dengan membaiknya perekonomian Indonesia (pasca krisis global), dan dipastikan
tiap tahunnya akan terus meningkat, hal ini akan mendorong para investor
menanamkan sahamnya pada sektor ini. Investasi di bidang properti masih
menjanjikan jika dilihat dari perkembangan properti yang saat ini terus meningkat,
apalagi jika perusahaan tersebut mampu membagikan dividen secara rutin.
Hidayat (2011) menyatakan bahwa sektor properti merupakan salah satu
lokomotif pendorong sektor riil yang dapat diandalkan. Sektor properti mampu
mendorong peningkatan dibidang kinerja industri pengolahan mineral non-logam

yang juga mendorong peningkatan investasi di produk olahan non-logam seperti
semen, keramik dan lain-lain. Melihat prospek perusahan properti yang
menjanjikan di masa akan datang, hal ini akan mendorong para investor untuk
menanamkan sahamnya dengan harapan adanya pembagian dividen yang teratur
dari perusahaan tersebut.
Para investor dalam keputusan investasi pada saham tidak sekedar melihat
perkembangan perusahaan beberapa tahun terakhir, tetapi juga dilihat prospeknya.
Jika perusahaan mampu menciptakan kebijakan dividen yang optimal, dalam arti
adanya keseimbangan antara dividen dan pertumbuhan perusahaan yang
berdampak pada kenaikan harga saham. Kenaikan dividen seringkali
menyebabkan kenaikan harga saham, sementara pemotongan dividen umumnya
menyebabkan penurunan saham. Peryataan tersebut diperkuat oleh pendapat
Gordon dan Lintner (dalam Bringham dan Houston, 2001:67) yang menyatakan
bahwa sesungguhnya investor jauh lebih menghargai pendapatan yang diharapkan
dari dividen daripada pendapatan yang diharapkan dari keuntungan modal karena
komponen hasil dividen risikonya lebih kecil daripada komponen capital gain.
Artinya investor lebih suka menerima pendapatan sekarang daripada yang akan
datang karena dihadapkan pada ketidakpastian. Hal ini dikarenakan pembagian
dividen yang teratur menandakan perusahaan tersebut memiliki prospek cerah di
masa mendatang.

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas maka rumusan masalah
dalam penelitian ini yaitu: “Apakah terdapat perbedaan harga saham perusahaanperusahaan sektor properti sebelum dan sesudah pembagian dividen tahun 2010?”.
Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti dalam penelitian ini adalah
untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan harga saham sebelum dan sesudah
pembagian dividen pada perusahaan-perusahaan sektor properti yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2010.

Pengertian Dividen
Tujuan utama suatu perusahaan listing di pasar modal adalah
memaksimumkan harga saham perusahaan tersebut. Salah satu faktor yang
menentukan harga saham yaitu kemampuan perusahaan dalam meningkatkan
aliran kas kini dan pada masa yang akan datang. Setiap kebijakan dividen yang
ditetapkan perusahaan dapat dijadikan suatu penilaian oleh para insvestor
mengenai kinerja suatu perusahaan. Pengumuman dividen merupakan salah satu
informasi yang akan direspon oleh pasar (Abdullah, 2009).
Stice dan Suharli (2006:245) mengartikan dividen sebagai pembagian laba
kepada para pemegang saham perusahaan sebanding dengan jumlah saham yang
dipegang oleh masing-masing pemilik. Sedangkan menurut Pasar Modal Bursa
Efek Jakarta (2005:4) mendifinisikan, dividen merupakan keuntungan perusahaan
dibagikan kepada pemegang saham. Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat

disimpulkan dividen merupakan laba bersih perusahaan yang dibagikan setiap
periode dalam bentuk kas yang berasal dari sumber aliran kas investor, yang dapat
memberikan informasi tentang kinerja perusahaan saat ini dan akan datang.
Keuntungan perusahaan tidak selalu dibagikan kepada pemegang saham,
tetapi ada bagian yang ditahan kembali. Besarnya dividen yang diterima
ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) perusahaan tersebut.
Tapi yang jelas bahwa perusahaan tidak selalu membagikan dividen kepada para
pemegang saham tetapi tergantung pada kondisi perusahaan itu sendiri (khususnya
berkaitan dengan keuntungan yang diraih). Artinya jika perusahaan mengalami
kerugian tertentu, maka dividen tidak akan dibagikan pada tahun berjalan tersebut.
Menurut Naveli (dalam Suharli, 2006), secara umum kebijakan dividen dibagi
menjadi tiga yaitu (1) Constant Dividend Payout Ratio, terdapat beberapa cara
mengatur dividend payout ratio yang dibagikan secara tetap dalam persentase atau
rasio tertentu, yaitu: (a)membayar dengan jumlah persentase yang tetap dari
pendapatan tahunan, (b)menentukan dividen yang akan diberikan dalam setahun
sama dengan jumlah persentase tetap dari keuntungan tahun sebelumnya, dan
(c)menentukan proyeksi payout ratio untuk jangka waktu panjang; (2) Stable Per
Share Dividend, kebijakan yang menetapkan besaran dividen dalam jumlah yang
tetap. Kebijakan ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk mempertahankan
laba yang tinggi; (3) Reguler Dividend Plus Extr, dalam kebijakan ini, perusahaan

akan memberikan suatu tingkat dividen yang relatif rendah tetapi dalam jumlah
yang pasti, dan memberikan tambahan apabila perusahaan membukukan laba yang
cukup tinggi.
Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen (dividend policy) adalah suatu keputusan untuk
menentukan berapa besar bagian dari pendapatan perusahaan akan dibagikan
kepada para pemegang saham dan akan diinvestasikan kembali (reinvesment) atau
ditahan (retained) didalam perusahaan. Dari pengertian tersebut, kebijakan
dividen didasarkan pada rentang pertimbangan atau kepentingan pemegang saham
di satu sisi dan kepentingan perusahaan disisi lain.
Brigham dan Houston (2001: 66-67) menyebutkan ada beberapa teori
tentang kebijakan dividen diantaranya: Ketidakrelevanan Dividen (Devidend
Irrelevance Theory), Relevansi Dividen, The-Bird-In-The-Hand, Preferensi Pajak
(Taxpreference theory), Signaling Hypotesis, Clientele Effect. Dari beberapa teori

yang ada jika harus menentukan teori mana yang sebaiknya harus dipercayai
memang sangat sulit. Investor tidak dapat dilihat secara seragam memilih dividen
yang lebih rendah atau lebih tinggi. Bagaimanapun masing-masing investor
memang mempunyai prefensi yang kuat, sebagian dari mereka memilih dividen
yang tinggi, sementara yang lain lebih memilih keuntungan modal. Perbedaan

antar individu inilah yang menjelaskan mengapa sulit menarik suatu kesimpulan
yang pasti mengenai rasio pembayaran dividen yang optimal. Namun kaitannya
kebijakan dividen dalam praktik, perusahaan cenderung memberikan dividen yang
stabil dan teratur atau optimal. Hal ini dikemukakan oleh Arifin (2011) yang
menyatakan bahwa kebijakan dividen yang optimal adalah kebijakan yang mampu
menciptakan keseimbangan di antara dividen saat ini dan pertumbuhan di masa
mendatang yang memaksimumkan harga saham. Hal ini disebabkan adanya
asumsi investor melihat bahwa kenaikan dividen pertanda perusahaan memiliki
prospek yang cerah di masa mendatang dan investor lebih menyukai dividen yang
tidak berfluktuasi.
Pendapat tersebut sejalan dengan yang dikemukakan oleh Dermawan
(2007:317) yang menyatakan bahwa alasan-alasan investor menyukai pembayaran
deviden yang stabil adalah (1) Memberikan kepada para investor bahwa
perusahaan mempunyai prospek yang baik di masa-masa mendatang; (2) Banyak
pemegang saham yang hidup dari pendapatan yang diterima dari dividen, untuk
itu mereka lebih senang menerima jumlah yang tetap; (3)Pada banyak negara
dalam ketentuan pasar modalnya, untuk organisasi atau yayasan sosial,
perusahaan asuransi, bank-bank tabungan, dana-dana pensiun, pemerintah kota
madya, hanya diijinkan menanamkan dananya dalam saham-saham yang
dikeluarkan oleh perusahaan yang menjalankan kebijakan pembayaran dividen

yang stabil.
Melihat penjelasan di atas, jika dihubungkan dengan beberapa teori yang
ada teori yang tepat untuk memperkuat peryataan kebijakan dividen dalam praktik
yaitu, teori Signaling Hypotesis dalam teori ini menjelaskan bahwa kenaikan
dividen yang sering diikuti kenaikan harga saham, begitu juga sebaliknya apabila
dividen mengalami penurunan, maka harga saham pun akan turun. Menurut
Modigliani dan Miller (dalam Darmawan, 2007:313) kenaikan dividen biasanya
merupakan suatu “signal (tanda)” kepada investor bahwa manajemen perusahaan
meramalkan suatu penghasilan yang baik di masa mendatang. Sebaliknya
penurunan dividen atau kenaikan dividen dibawah normal, dianggap investor
bahwa itu adalah tanda perusahaan mengalami masa sulit diwaktu mendatang.
Dalam praktek sebagian besar perusahaan membayar dividen meskipun membayar
dividen membutuhkan biaya. Investor akan menggunakan pengumuman dividen
sebagai informasi untuk menilai harga saham perusahaan. Banyak bukti empiris
mendukung pandangan mengenai dividen sebagai alat signaling (Baker dan
Powell, 1999 dalam Lisia (2005)). Lebih lanjut Miller dan Modigliani (dalam
Lisia (2005), menyadari bahwa dalam dunia nyata perubahan dalam harga pasar
sering diikuti oleh perubahan dalam tingkat dividen. Berdasarkan kandungan
informasi dari dividen atau penjelasan signaling, pengumuman dividen kas
menyampaikan informasi yang bernilai mengenai penilaian manajemen terhadap

profitabilitas masa datang perusahaan.

Prosedur Pembayaran Dividen
Prosedur pembayaran dividen menurut Ridwan dan Inge (2003:380)
membagi dalam 3 (tiga) ketegori prosedur pembayaran dividen yaitu (a) Tanggal
tercatatnya pemegang saham, perusahaan menutup buku mengenai transfer saham
dan menyusun daftar tentang nama para pemegang saham menurut keadaan hari
itu. Jika perusahaan diberitahu tentang adanya penjualan dan transfer yang terjadi
sebelum tanggal terdaftarnya pemegang saham maka pemilik baru akan menerima
dividen. Jika trasfer itu terjadi sesudahnya maka yang menerima dividen adalah
pemilik lama; (b) Tanggal tanpa dividen adalah tanggal dimana hak atas dividen
terlepas dari sahamnya; (c) Tanggal pembayaran merupakan tanggal nyata di
mana perusahaan dalam kenyataannya mengirimkan cek kepada nama-nama yang
tercatat itu pada tanggal pembayaran.
Prosedur pembayaran dividen menurut (Weston dan Copeland, 1997:126
dan Bringham dan Houston, 2001:84-85) dibagi dalam empat tahap yang
diuraikan sebagai berikut: (a) Tanggal deklarasi adalah tanggal pada saat direksi
perusahaan mengeluarkan pernyataan berisi pengumuman pembagian dividen; (b)
Tanggal pencatatan pemegang saham (holder-of-record-date) Adalah hari terakhir
untuk mendaftarkan diri sebagai pemegang saham agar berhak menerima dividen

yang akan dibagikan perusahaan; (c) Tanggal pemisahan dividen (Ex-dividendate) adalah tanggal pada saat hak atas dividen periode berjalan dilepaskan dari
sahamnya, biasanya jangka waktunya adalah empat hari kerja sebelum tanggal
pencatatan pemegang saham; (d) Tanggal pembayaran adalah tanggal pada saat
perusahaan benar-benar mengirimkan cek dividen. Berdasarkan beberapa prosedur
pembayaran dividen yang telah disebutkan di atas, dalam penelitian ini digunakan
tanggal pencatatan pemegang saham sebagai tanggal pembagian dividen.
Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen
James dan John (dalam Lisia, 2005) menyebutkan faktor-faktor
perusahaan dalam memutuskan kebijakan dividen yaitu, peraturan-peraturan
hukum, kebutuhan pendanaan perusahaan, likuiditas, kemampuan untuk
meminjam, batasan-batasan dalam perjanjian hutang, pengendalian, serta
beberapa pengamatan terakhir. Ridwan dan Inge (2003:387) menyebutkan bahwa
ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen yaitu, peraturan
hukum, posisi likuiditas, membayar pinjaman, kontrak pinjaman, pengembangan
aktiva, tingkat pengembalian, stabilitas keuntungan, pasar modal,kendali
perusahaan, serta keputusan kebijakan dividen. Sedangkan Bringham dan Houston
(2001:90-91) menyebutkan empat faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen
yaitu, kendala-kendala yang meliputi (kontrak utang, pembatasan saham preferen,
ketidakcukupan laba, ketersediaan kas, serta denda pajak atas penahanan laba
yang tidak wajar), peluang investasi yang meliputi (letak dari daftar IOS dan

kemungkinan untuk mempercepat atau menunda proyek), sumber-sumber modal
lainnya yang meliputi (biaya penjualan saham baru, kemampuan untuk
mendistribusikan ekuitas dengan utang, dan pengendalian), pengaruh kebijakan
dividen terhadap ks (biaya modal sendiri).
Berdasarkan beberapa faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen yang
telah disebutkan beberapa para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa, keputusan
mengenai kebijakan dividen sesungguhnya diambil dengan mengunakan

pertimbangan yang terinformasi, bukan merupakan keputusan yang dapat
dikuantifikasikan secara tepat.
Tipe Penelitian
Penelitian ini menggunakan analisis komparatif dengan pendekatan
kuantitatif. Ferdinand (2006:5) mendefinisikan bahwa penelitian komparatif
adalah penelitian yang dilakukan tidak untuk secara langsung menjelaskan
hubungan sebab akibat, tetapi melakukan berbagai perbandingan antara beberapa
situasi dan atas dasar itu dilakukan sebuah dugaan mengenai apa penyebab
perbedaan situasi yang terjadi. Menurut Sugiyono (2008:13) pendekatan
kuantitatif lebih menitikberatkan pada pembuktian hipotesis (hypothesis testing).
Pendekatan kuantitatif berupaya mengukur suatu konsep atau variabel sehingga
mudah dipahami secara statistik.
Jenis dan Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data
sekunder, yaitu sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak
langsung melalui media perantara atau yang diperoleh dan dicatat oleh pihak lain
yang telah disusun dalam arsip (data dokumenter) dan telah dipublikasikan
Sugiyono (2008:193). Dalam penelitian ini data sekunder yang dimaksud adalah
data harga saham harian perusahaan sektor properti yang membagikan deviden
periode tahun 2010.
Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
Sugiyono (2010:115) mendefinisikan populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri dari obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak di
bidang properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), yaitu sebanyak 47
harga saham harian perusahaan.
Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling.
Sekaran (2003:235) mendefinisikan, purposive sampling yaitu pengambilan
sampel dari target spesifik yang akan mampu menyediakan informasi yang
diinginkan dan satu-satunya yang bisa memberi informasi yang dibutuhkan atau
karena mereka sesuai dengan kriteria tertentu yang ditetapkan peneliti. Sedangkan
Sularso (2003:6) mendefinisikan purposive sampling yaitu suatu metode
pengambilan sampel dengan maksud untuk tujuan tertentu (peneliti). Pada
penelitian ini peneliti memberikan batasan tertentu dalam pengambilan sampel.
Kriteria tersebut adalah sebagai berikut: (1) Perusahaan properti yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2010; (2) Membagikan cash dividend pada tahun
2010; (3) Perusahaan memiliki data harga saham penutupan (closing price) yang
lengkap selama periode pengamatan.
Berdasarkan kriteria tersebut, maka dari jumlah populasi sebesar 47
perusahaan yang sektor properti terdapat 17 perusahaan. Tujuh belas perusahaan
tersebut adalah (1) Alam Sutera Realty Tbk; (2) Bakrieland Development Tbk; (3)
Bumi Serpong Damai Tbk; (4) Ciputra Property Tbk; (5) Cowell Development
Tbk; (6) Global Land Development Tbk; (7) Gowa Makasar Development Tbk;

(8) Jaya Real Property Tbk; (9) Lippo Karawaci Tbk; (10) Metropolitan Kentjana
Tbk; (11) Perdana Gapuraprima Tbk; (12) Summarecon Agung Tbk; (13) Adhi
Karya Tbk; (14) Duta Graha Indah Tbk; (15) Jaya Kontruksi Manggala Pratama
Tbk; (16) Total Bangun Persada Tbk; dan (17) Wika Karya Tbk.
Definisi Operasional Konsep
Konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga saham sebelum
dan sesudah pembagian dividen pada perusahaan-perusahaan properti yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010. Secara lebih detail, konsep tersebut
adalah: (a) Harga Saham Sebelum Pembagian Dividen (X1), harga saham yang
digunakan dalam penelitian ini adalah harga saham penutupan (closing price)
selama periode estimasi (estimation period), yaitu 10 hari sebelum pembagian
dividen. Harga saham yang digunakan sebagai dasar perhitungan adalah harga
saham penutupan (closing price) harian yang dihitung pada tanggal pencatatan
pemegang saham perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2010. Harga pasar pada saat (closing price) merupakan harga yang
dihasilkan oleh interaksi pasar atas informasi yang diterima; ( b) harga Saham
Sesudah Pembagian Dividen (X2), harga saham yang digunakan dalam penelitian
ini adalah harga saham penutupan (closing price) selama periode jendela
(windows period), yaitu 10 hari sesudah pembagian dividen. Harga saham yang
digunakan sebagai dasar perhitungan adalah harga saham penutupan (closing
price) harian yang dihitung pada tanggal pencatatan pemegang saham perusahaan
properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010. Harga pasar pada saat
(closing price) merupakan harga yang dihasilkan oleh interaksi pasar atas
informasi yang diterima.
Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji
statistik parametric Paired Samples t-Test. Menurut Sugiyono (2010:264), bila
sampel berkorelasi/berpasangan, misalnya membandingkan sebelum dan sesudah
treatment atau perlakuan, atau membandingkan kelompok kontrol dengan
kelompok eksperimen, maka digunakan t-test sampel related. Hal ini didukung
oleh pendapat Suliyanto (2005:10), bila sampel-sampel berpasangan misalnya,
riset untuk membandingkan antara penjualan sebelum krisis moneter dengan
setelah krisis moneter, maka digunakan riset komparatif sampel berpasangan.
Selanjutnya Suliyanto (2005:190-191), menjelaskan bahwa untuk uji T dua
sampel berpasangan dalam program SPSS digunakan Paired Samples t-Test.
Hasil Statistik Deskriptif
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga saham sebelum
(X1) dan harga saham sesudah (X2) pembagian dividen yang diketahui dari hasil
pencatatan harga saham perusahaan properti yang dilakukan Bursa Efek
Indonesia. Sementara harga saham yang digunakan dalam perhitungan ini adalah
harga saham penutupan (closing price) harian selama periode estimasi, yaitu 10
hari sebelum pembagian dividen dan 10 hari setelah pembagian dividen
berdasarkan prosedur tanggal pencatatan yang telah di tetapkan sebelumnya oleh
Bursa Efek Indonesia tahun 2010. Dalam hal ini harga saham pada saat penutupan

digunakan sebagai dasar perhitungan, karena harga pasar pada saat penutupan
(closing price) merupakan harga yang dihasilkan dari interaksi pasar berdasarkan
informasi yang diterima.
Jumlah pengamatan dalam penelitian ini adalah 340 pengamatan. Jumlah
pengamatan tersebut berasal dari 17 perusahaan properti yang menjadi sampel
dikalikan dengan harga saham perusahaan tersebut 20 hari kerja (10 hari sebelum
pembayaran deviden dan 10 hari setelah pembayaran deviden). Pengukuran
sampel dilakukan dengan menggunakan program SPSS (Statistical Package for
Social Science) 17.0 dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 1 Statistik Deskriptif
Minimum Maximum
Hari
340
-10
10
Sebelum & Sesudah
340
90
3300
Valid N (listwise)
340
Sumber: Hasil analisis yang sudah diolah (SPSS 17.0)
N

Mean
.00
547.50

Std. Deviation
6.214
684.076

Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa harga saham minimun untuk
seluruh perusahaan adalah sebesar Rp 90, sedangkan harga maksimumnya sebesar
Rp 3300. Harga saham rata-rata untuk keseluruhan perusahaan dapat dilihat dalam
tabel diatas sebesar Rp 547.50 sedangkan simpangan baku sebesar Rp 684.075.
Harga saham minimum sebesar Rp 90 merupakan saham dari PT Cowell
Development Tbk, dimana harga sahamnya secara keseluruhan mengalami
penurunan setelah dilakukan pembagian dividen. Sedangkan harga saham
tertinggi dimiliki oleh perusahaan PT Metropolitan Kentjana Tbk dengan harga
saham sebesar Rp 3300,-.
Pembahasan
Hasil penelitian dengan analisis paired sample t-test menyimpulkan
adanya perbedaan harga saham sebelum dan sesudah pembagian dividen pada
perusahaan-perusahaan sektor properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Reza (2008)
meneliti tentang pengaruh pengumuman dividen terhadap harga saham perusahaan
sektor keuangan pada saat ex-dividend date di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada
tahun 2008. Dalam penelitiannya menunjukkan bahwa pengumuman dividen
mempengaruhi harga saham di sekitar ex-dividen date perusahaan sektor
keuangan di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008.
Keseluruhan pergerakan harga saham secara rata-rata sesudah dilakukan
pembagian dividen mengalami perubahan. Perubahan terebut bisa naik atau bisa
pula turun. Kenaikan atau penurunan harga saham tersebut dapat dilihat pada tabel
2 berikut ini.

No.

Tabel 2 Rata-Rata Kenaikan / Penurunan Harga Saham Pada Perusahaan
Kenaikan /
Harga
Harga
Kode
Penurunan
Nama Perusahaan
Sebelum
Sesudah
Emiten
(Rp)
(Rp)
Rp
%

(a)

(b)

1.

ASRI

2.

(c)

(d)

(f)

Alam Sutera Realty Tbk

203.70

201.20

-2.5

1.23

ELTY

Bakrieland Development Tbk

141.00

140.60

-0.4

0.28

3.

BSDE

Bumi Serpong Damai Tbk

737.00

735.00

-2.0

0.27

4.

CTRP

Ciputra Property Tbk

304.00

308.00

4.0

1.32

5.

COWL

Cowell Development Tbk

101.10

92.70

-8.3

8.31

6.

KPIG

Global Land Development Tbk

348.50

362.00

13.5

3.87

7.

GMTD

Gowa Makasar Development Tbk

214.00

209.00

-5.0

2.34

8.

JRPT

Jaya Real Property Tbk

795.00

771.00

-24.0

3.02

9.

LPKR

Lippo Karawaci Tbk

662.00

679.00

17.0

2.57

10.

MKPI

Metropolitan Kentjana Tbk

3000.00

3165.00

165.0

5.50

11.
12.
13.

GPRA
SMRA
ADHI

Perdana Gapuraprima Tbk
Summarecon Agung Tbk
Adhi Karya Tbk

126.10
761.00
596.00

120.00
761.00
587.00

-6.1
0.0
-9.0

4.84
0
1.51

14.

DGIK

Duta Graha Indah Tbk

98.40

95.20

-3.2

3.25

15.

JKON

Jaya Kontruksi Manggala Pratama Tbk

567.00

574.00

7.0

1.23

16.

TOLT

Total Bangun Persada Tbk

223.50

204.00

-19.5

8.72

357.00

357.00

0.0

0

17.
WIKA Wika Karya Tbk
Sumber: BEI (Hasil analisis yang sudah diolah) tahun 2010

(g)

(f)

Pada tabel di atas dapat diketahui dari 17 perusahaan yang ada, terdapat 5
perusahaan yang memiliki selisih kenaikan setelah dilakukan pembagian dividen,
perusahaan tersebut adalah PT Ciputra Property Tbk, Global Land Development
Tbk, PT Lippo Karawaci Tbk, PT Metropolitan Kentjana Tbk, PT Jaya Kontruksi
manggala Pratama Tbk. Sementara terdapat 2 perusahaan yang konstan tidak
mengalami kenaikan maupun penurunan yaitu perusahaan PT Summarecon
Agung Tbk dan PT Wika Karya Tbk. Sedangkan 10 perusahaan lainya secara ratarata mengalami penurunan sesudah dilakukan pembagian dividen. Dengan
demikian melalui hasil uji yang dilakukan dengan menggunakan paired sample ttest menunjukkan bahwa hasilnya signifikan. Hal ini berarti bahwa ada perbedaan
harga saham penutupan antara sebelum dan sesudah pembagian dividen.
Para investor di pasar modal senantiasa mengikuti perkembangan
informasi yang dianggap relevan, sebab informasi ini digunakan untuk
memprediksikan prospek keputusan di masa yang akan datang. Pasar modal yang
efisien jika harga sahamnya mencerminkan informasi yang relevan. Menurut
Winarno (2006:117) menjelaskan, pengumuman dividen dianggap memiliki
kandungan informasi apabila pasar bereaksi pada saat pengumuman dividen yang
tercermin dengan adanya perubahan harga atau volume perdagangan sekuritas dari
perusahaan yang bersangkutan. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ini
didapatkan hasil yang signifikan, yang berarti bahwa terdapat pengaruh harga
saham tehadap pengumuman sebelum dan sesudah pembagian dividen pada
perusahaan-perusahaan sektor properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2010.

Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data serta pembahasan terhadap analisis
komparatif harga saham sebelum dan sesudah pembagian dividen pada
perusahaan sektor properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan harga saham yang signifikan sebelum dan
sesudah pembagian dividen.

Daftar Pustaka
Abdullah, Ikhsan. 2009. Pengaruh pembagian dividen kas dan arus kas bersih
terhadap harga saham di perusahaan manufaktur jenis consumer good
yang terdaftar dalam bursa efek indonesia tahun 2004-2007. Tesis
Universitas Sumatera Utara
Anoraga, Pandji dan Pakarti, Piji. 2001. Pengantar Pasar Modal. Semarang:
Rineka Cipta
Apriani, Lisia. 2005. Reaksi Pasar Terhadap Pengumuman Kenaikan/Penurunan
Dividen (Studi Empiris Pada Perusahaan Utilitas Publik Dan Perusahaan
Dalam Industri Tidak Diregulasi). Jurnal SNA VIII Solo hal: 75-86
Arifin, Azis. 2011. Pengaruh pengumuman informasi laba terhadap harga saham
di bursa efek Indonesia. Tesis. Fakultas Ekonomi. Universitas Brawijaya.
Bringham, Eugene F dan Houston, Joel F. 2001. Manajemen Keuangan Buku II.
Edisi Kedelapan. Alih Bahasa Herman Wibowo. Jakarta: Erlangga.
Cristian K, Ivan. 2004. Reaksi Investor Atas Pengumuman Dividen Terhadap
Abnormal Return dan Volume Perdagangan Saham Studi Kasus di Bursa
Efek Jakarta Tahun 2003. Tesis Universitas Widyatama
Ferdinan, Augusty. 2006. Metodologi Penelitian Manajemen. Edisi Kedua.
Semarang: Universitas Diponegoros
Husnan, Suad. 2003. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi
Ketiga. Yogyakarta: UPP AMP YKPN
Jogiyanto, H.M. 2007. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi 2007.
Yogyakarta: PBFE-Yogyakarta
Kasmir. 2011. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT. Rajagrafindo
Persada
Moeljadi. 2006. Manajemen Keuangan. Universitas Brawijaya. Malang
Panduan Pemodal. 2005. Investasi di Pasar Modal. Jakarta: PT Bursa Efek Jakarta
Panduan Pemodal. 2011. Investasi di Pasar Modal. Jakarta: PT Bursa Efek
Indonesia
Reza, Muhamad. 2008. Pengaruh Pengumuman Dividen Terhadap Harga Saham
Perusahaan Sektor Keuangan Pada Saat Ex-Dividend Date Di Bursa Efek
Indonesia (BEI) Pada Tahun 2008. Skripsi Universitas Gunadarma

Research Team. 2010. Outlook Sektor Properti 2010. Jakarta: PT Asia
Kapitalindo Securities Tbk
Sabardi, Agus. 1995. Manajemen Keuangan jilid 2. Edisi Kedua. Yogyakarta:
AMP YKPN
Sarwedi. 2002. Manajemen Perbankan. Jember: Laboratorium Perbankan
Fakultas Ekonomi Universitas Jember
Sekaran, Uma. 2003. Research Methods For Business. Edisi:4. Buku: I.
Jakarta:Salemba Empat.
Sjahrial, Dermawan. 2007. Manajemen Keuangan. Jakarta: Mitra Wacana Media
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis (pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan
R&D). Bandung: CV Alfabeta
_______. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta
Suharli, Michell. 2006. Studi Empiris Mengenai Pengaruh Profitabilitas,
Leverage, dan Harga Saham Terhadap Jumlah Dividen (Studi Pada
Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Periode 2002-2003).
Jurnal Maski Vol.6 No. 2 hal: 243-256
Sularso, Andi. 2003. Pengaruh Pengumuman Dividen Terhadap Perubahan
Harga Saham (Return) Sebelum dan Sesudah Ex-Dividend Date di Bursa
Efek Jakarta (BEJ). Jurnal Akutansi dan Keuangan Vol. 5, No. 1 hal: 1-17
Suliyanto. 2005. Metode Riset Bisnis. Purwokerto: Andi Offset
Sundjaja, Ridwan S. dan Barlian, Inge. 2003. Manajemen Keuangan Buku II.
Edisi Keempat. Bandung: Literata Lintas Media
Sunyoto, Danang. 2011. Praktik SPSS Untuk Kasus. Yokyakarta: Nuha Medika
Suwaldiman dan Aziz, Ahmad. 2006. Pengaruh Insider Ownership Dan Risiko
Pasar Terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal kebijakan bisnis dan
manajemen. Vol. 8 No.1: 53-64
Tandelilin, Eduardus.2010. Portofolio Dan Investasi. Yogyakarta: Kanistus
Van Horne, J. C. dan John M. Wachowicz. JR. 1997. Prinsip-Prinsip Manajemen
Keuangan Buku 2. Edisi Indonesia. Alih Bahasa Heru Sutojo. Jakarta :
Penerbit Salemba Empat
Weston, J. F. dan Copeland, E. T. 1993. Manajemen Keuangan Jilid I. Edisi
Ketujuh. Cetakan Keempat. Jakarta : Penerbit Erlangga
Weston, J. F. dan Copeland, E. T. 1994. Manajemen Keuangan Jilid II. Edisi
Kesembilan. Terjemahan oleh Sutojo. Jakarta : Penerbit Salemba Empat

Wibowo, Arief dan Indrianto, Nur. 1998. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Reaksi Pasar Terhadap Pengumuman Dividen Saham. Jurnal Ekonomi dan
Bisnis Indonesia Vol. 13, No. 4, hal: 98-109
Winarno, Agung. 2006. Hubungan Pengumuman Dividen Meningkat dengan
Reaksi Pasar Modal pada Perusahaan Manufaktur yang Go Public di BEJ
(Pengujian Efisiensi Pasar Bentuk Setengah Kuat secara Keputusan).
Jurnal Ekonomi dan Manajemen Volume 7, Nomor 1, hal 117-127
Zainul, Agus. 2011. Manajemen Keuangan Modul 12. Pusat Pengembangan
Bahan Ajar-UMB
Literatur Internet:
Hidayat (dalam Medanbisnis). 2011. Sektor Properti Dorong Investasi Industri
MineralNon-Logam.
http://medanbisnis.com/Sektor%20Properti%20Dorong%20Investasi%20
Industri%20Mineral%20Non-Logam%20%20Harian
%20Medan%20Bisnis.htm [13 September 2011]
Mahardika, Jauhari dan Diaz, Bartholomeus. 2010. Saham Properti Masih
Menawan. http://bataviase.co.id/node/425233 [09 Desember 2011]
Rawendra, Deo (dalam Inilahcom Munjin, Ahmad). 2011. Mari Berburu Dividen
Saham. http://inilah.com/mari-berburu-dividen-saham.htm [13 September
2011]
Sitepu, Nanda. 2009. Jatuh Bangun Saham-Saham Properti Ditengah Badai
Krisis.http://www.managementfile.com/column.php?sub=stocks&id=1717
& page=stocks [09 Desember 2011]