desain program pendidikan dan pelatihan (1)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I...................................................................................................................... 2
PENDAHULUAN....................................................................................................... 2
1.1

Latar Belakang.............................................................................................. 2

1.2

Rumusan Masalah.......................................................................................... 2

1.3

Tujuan......................................................................................................... 2

1.4

Manfaat....................................................................................................... 3


BAB II..................................................................................................................... 4
MATERI PEMBAHASAN............................................................................................ 4
2.1 Pengertian Pendidikan.......................................................................................... 4
2.2 Pengertian Sistem................................................................................................ 5
2.3 Pendidikan sebagai Suatu Sistem.............................................................................6
2.3.1 Komponen-komponen dalam Sistem Pendidikan....................................................6
2.3.2 Komponen-komponen Upaya Pendidikan.............................................................8
2.4 Pengertian Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)..............................................................9
2.5 Tujuan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)................................................................10
2.6 Manfaat Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)..............................................................11
2.7 Jenis-Jenis Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)...........................................................11
2.8 Sistem Diklat................................................................................................... 12
2.9 Peranan Penyelenggara Diklat.............................................................................. 14
BAB III.................................................................................................................. 17
PENUTUP.............................................................................................................. 17
3.1

Kesimpulan................................................................................................. 17


DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 18

BAB I
1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Suatu sistem merupakan kesatuan dari bagian-bagian yang saling berhubungan
yang berada dalam satu wilayah serta memiliki item-item penggerak. Pendidikan
yaitu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan diri sendiri dan masyarakat.
Sedangkan pelatihan adalah suatu proses dimana orang-orang mencapai kemampuan
tertentu untuk membantu pencapaian tujuan organisasi.
Dari definisi yang telah diuraikan diatas, muncullah sebuah pertanyaan, bahwa
apakah sebuah sistem, pendidikan, dan pelatihan dapat digabungkan menjadi sebuah
konsep yang matang, dan lebih baik apabila digunakan dalam dunia pendidikan.
Kemudian adakah keterkaitan antara ketiga konsep tersebut.

Oleh karena itu, kami melakukan penelitian secara berkala untuk mengetahui
lebih dalam dan mendasar mengenai berbagai konsep tentang sistem, pendidikan, dan
pelatihan untuk menemukan jawabannya. Sehingga pembaca memiliki wawasan yang
lebih luas tentang dasar-dasar sistem pendidikan dan pelatihan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari sistem, pendidikan, dan pelatihan?
2. Adakah hubungan antara sistem, pendidikan dan pelatihan?
3. Apa penjelasan dari pendidikan sebagai suatu sistem?
4. Apakah maksud dari dasar-dasar sistem pendidikan dan pelatihan?

1.3 Tujuan
1. Menjelaskan pengertian dari sistem, pendidikan, dan pelatihan.
2. Menjelaskan hubungan antara sistem, pendidikan, dan pelatihan.

2

3. Menjelaskan pendidikan sebagai suatu sistem.
4. Menjelaskan dasar-dasar sistem pendidikan dan pelatihan.

1.4 Manfaat

1. Pembaca lebih memahami mengenai pengertian dari sistem, pendidikan, dan
pelatihan secara keseluruhan.
2. Pembaca lebih memahami apa hubungan anatara sistem, pendidikan dan
pelatihan.
3. Pembaca memahami konsep pendidikan sebagai suatu sistem.
4. Pembaca memahami konsep dasar sistem pendidikan dan pelatihan.

3

BAB II
MATERI PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk membekali peserta didik baik dari sisi ilmu,
pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi diri sendiri, masyarakat dan lingkungan
sekitar. Pada dasarnya, pendidikan erat hubunganya dengan ilmu karena obyek utama dari
pendidikan adalah ilmu itu sendiri.
Pendidikan menurut UU SISDIKNAS 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 yaitu pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar, agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual, keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara RI yang bersumber pada ajaran agama,
keanekaragaman budaya Indonesia dan tanggap terhadap perubahan zaman.
Untuk mencapai status sebagai ilmu pengetahuan ada beberapa syarat yang harus
dipenuhi. Menurut Prof.J.R. Pudjawijatno (1960 : 9) syarat-syarat tersebut ialah:
Mengejar kebenaran (obyektivitas). Objek dalam dunia ilmu pengetahuan di bedakan menjadi
dua, yaitu objek formal dan objek material. Objek formal adalah sudut tinjauan dari
penelitian atau pembicaraan suatu ilmu pengetahuan. Sedangkan objek material adalah bahan
atau masalah yang menjadi pembicaraan dari suatu ilmu pengetahuan.
Metode. Setiap ilmu pengetahuan harus disyaratkan mempunyai metode penelitian,
yaitu cara-cara yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah baik metode pengumpulan
keterangan atau data ataupun metode-metode pengolahan dengan pola pikir yang induktif
atau deduktif.
Bersistem. Yaitu uraian sejumlah komponen atau unsur yang berkaitan satu dengan
lainya yang membentuk sebuah kesatuan yang berfungsi untuk mencapai suatu tujuan.
4

2.2 Pengertian Sistem

Istilah sistem berasal dari bahasa yunani "systema" yang berarti sehimpunan bagian

atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan suatu keseluruhan.
Menurut Zahara Idris (1987) Sistem adalah satu kesatuan yang terdiri atas komponenkomponen atau elemen-elemen atau unsur-unsur sebagai sumber yang mempunyai hubungan
fungsional yang teratur, tidak secara acak dan saling membantu untuk mencapai suatu hasil
(Product). Roger A Kaufman mengatakan bahwa system ialah jumlah keseluruhan dari
bagian-bagian yang bekerja secara independent dan bekerja bersama untuk mencapai hasil
yang dikehendaki berdasarkan asas kebutuhan.
Juga menurut Totong M. Amirin 1984, sistem adalah suatu kebulatan/keseluruhan
yang komplek atau utuh. Berdasakan kajian terhadap sifat-sifat sistem, dapat didentifikasikan
ciri-ciri pokok sistem sebagai berikut:
1. Mempunyai tujuan, sehingga proses kerja sistem mengarah pada tujuan.
2. Mempunyai batas, sehingga dapat dibedakan batas sistem yang satu dengan batas
sistem yang lain.
3. Bersifat terbuka, artinya suatu sistem dapat dihubungkan dengan sistem yang lain,
sehingga terbentuk sistem baru yang lebih besar.
Terdiri dari beberapa bagian yang di sebut subsistem atau komponen. Bagian-bagian
dari suatu sistem merupakan satu kebulatan yang utuh dan padu. Terdapat saling berhubungan
dan saling ketergantungan baik didalam sistem (intern sistem) maupun antara sistem dengan
lingkungannya. Melakukan proses kegiatan transformasi, yaitu merubah masukan (input)
menjadi suatu hasil (output), maka dari itu sistem pada hakikatnya merupakan transformator
atau prosessor.

Di dalam setiap sistem terdapat mekanisme control dengan memanfaatkan terjadinya
umpan balik, maka dari itu sistem mepunyai kemampuan mengatur diri sendiri dan
menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

5

2.3 Pendidikan sebagai Suatu Sistem
Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan pendidikan. Suatu
usaha pendidikan menyangkut tiga unsur pokok yaitu unsur masukan, unsur proses usaha itu
sendiri, dan unsur hasil usaha. PH Combs (1982) mengemukakan dua belas komponen
pendidikan sebagai berikut:
1. Tujuan dan Prioritas adalah fungsi mengarahkan kegiatan. Hal ini merupakan
informasi apa yang hendak dicapai oleh sistem pendidikan dan urutan pelaksanaanya.
2. Peserta didik adalah fungsinya belajar diharapkan peserta didik mengalami proses
perubahan tingkah laku sesuai dengan tujuan sistem pendidikan.
3. Manajemen atau pengelolaan adalah fungsinya mengkoordinasi, mengarahkan dan
menilai sistem pendidikan.
4. Struktur dan jadwal waktu adalah mengatur pembagian waktu dan kegiatan.
5. Isi dan bahan pengajaran adalah mengambarkan luas dan dalamnya bahan pelajaran
yang harus dikuasai peserta didik.

6. Guru dan pelaksanaan adalah menyediakan bahan pelajaran dan menyelengarakan
proses belajar untuk peserta didik.
7. Alat bantu belajar adalah fungsi membuat proses pendidikan yang lebih menarik dan
bervariasi.
8. Fasilitas adalah fungsinya untuk tempat terjadinya proses pembelajaran.
9. Teknologi adalah fungsi memperlancar dan meningkatkan hasil guna proses
pendidikan.
10. Pengawasan mutu adalah fungsi membina peraturan dan standar pendidikan.
11. Penelitian adalah fungsi memperbaiki dan mengembangkan ilmu pengetahuan.
12. Biaya adalah fungsinya memperlancar proses pendidkan
2.3.1 Komponen-komponen dalam Sistem Pendidikan
Dalam usaha memenuhi pendidikan sebagai suatu sistem, berikut adalah penjelasan
tentang beberapa komponen penting yaitu:
Dasar pendidikan. Dasar pendidikan dapat diartikan sebagai sesuatu yang dijadikan
titik tolak untuk memikirkan masalah-masalah pendidikan atau titik tolak untuk melakukan
kegiatan-kegiatan pendidikan. Dasar dalam pendidikan antara lain: dasar filosofis, dasar
historis, dasar psikologis, dasar sosiologis, dan dasar yuridis.

6


Tujuan pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar, dari kata itu berarti pendidikan
mempunyai tujuan apa yang dicita-citakan dari setiap kegiatan mendidik. Drs. Suwarno
(Pengantar Pendidikan Umum 1985) mengemukakan beberapa pandangan tentang tujuan
pendidikan dari Langeveld dan FH. Phonnik. Langeveld membedakan macam-macam tujuan
pendidikan sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Tujuan Umum
Tujuan Khusus
Tujuan Tidak Lengkap
Tujuan Sementara
Tujuan Isidental
Tujuan Intermedier
Isi Pendidikan. Isi pendidikan adalah bahan-bahan atau materi pendidikan yang di


berikan kepada peserta didik agar ia dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
Metode Pendidikan. Metode atau cara bagaimana mendidik, agar kelak dapat memilih
dan menggunakan metode yang tepat sesuai dengan tujuan dan kondisi-kondisi pendukung.
Proses pendidikan memungkinkan terjadinya interaksi antara pendidik dengan peserta didik ,
sehingga metode pendidikan dapat di dasarkan pada pola hubungan ke dua belah pihak. Drs.
Suwarno, 1985 membedakan jenis-jenis metode sebagai berikut:
1. Metode Dictatorial
2. Metode Liberal
3. Metode Demokratis
Alat Pendidikan. Alat pendidikan diartikan sebagai berbagai situasi dan kondisi,
tindakan dan perilaku, tingkah laku dan perbuatan serta segala sesuatu yang diadakan dengan
sengaja dan terencana yang langsung dan tidak langsung. Alat pendidikan dibedakan menjadi
2 golongan:
Alat pendidikan kebendaan. Demi mewujudkan pendidikan yang efektif maka di
butuhkan alat-alat pendidikan sebagai penunjang, ruang kelas yang di lengkapi sarana dan
prasarana pembelajaran. Alat pendidikan bukan kebendaan ini berupa lingkungan social :
(1) Teladan
(2) Nasehat
(3) Perintah


(4) Hadiah
(5) Pujian
(6) Peringkat

(7) Larangan
(8) Teguran
(9) Hukuman

7

Terdidik. Terdidik adalah individu yang di jadikan sasaran kegiatan pendidikan
agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
Pendidik. Pendidik pada hakikatnya bertanggung jawab penuh dalam proses
pendidikan agar mengarah pada tujuan pendidikan.
2.3.2 Komponen-komponen Upaya Pendidikan

Tujuan Pendidikan
Interaksi
Pendidikan

Peserta Didik

Saling hubungan antarkomponen

Pendidik

2.4 Pengertian Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)
Pendidikan dan latihan (diklat) merupakan unsur yang mutlak dimiliki oleh
individu sumber daya manusia yang berkualitas. Pentingnya diklat tersebut mengantar
pengembangan sumber daya manusia. Karena itu,secara khusus pada hakekatnya
diklat mengandung adanya aspek potensial,aspek fungsional, aspek operasional dan
aspek kepemimpinan organisasi.
Berdasarkan aspek-aspek tersebut, maka keberadaan diklat berperan penting di
dalam meningkatkan dan mewujudkan potensi karyawan, profesional karyawan,
fungsional karyawan, operasionalisme karyawan dan pengembangan karir karyawan
yang dapat dilaluinya melalui proses diklat baik berupa diklat kepemimpinan, diklat
profesi lewat kursus-kursus, diklat fungsional berdasarkan pembinaan dan
pengembangan terhadap pelaksanaan pekerjaan secara khusus sesuai fungsinya, dan
diklat operasisonal yang biasanya dilakukan untuk penerapan proses dan
prosedur suatu pelaksanaan penerapan teknologi yang sesuai dengan prospeknya.
Menurut Hamalik yang dikutip oleh Pujirahayu (2008:16) bentuk-bentuk diklat
seperti diklat kepemimpinaan, diklat potensi, diklat profesioanalisme, diklat
fungsional, dan operasionalisme dianggap merupakan suatu pendidikan dan pelatihan
yang menjadikan seorang pegawai mampu mengembangkan kepemimpinan
organisasi, pemanfaatan kompetensi karyawan dalam menjalankan tugas pokok dan
fungsinya, memiliki profesionalisme kerja yang handal sesuai fungsi aktivitas kerja
yang ditekuni dalam berbagai kegiatan operasional kerja.
Uraian ini menekankan bahwa suatu kegiatan dalam manajemen organisasi
tidak terlepas dari adanya konsep pendidikan dan latihan. Konsep pendidikan dan
pelatihan diartikan sebagai konsep pembinaan diklat pegawai untuk mengetahui apa,
mengapa dan untuk apa penerapan diklat harus diterapkan sesuai dengan konsepkonsep manajemen, konsep sistem pendidikan dan konsep sistem pelatihan. Menurut
Wardoyo yang dikutip oleh Pujirahayu (2008:17) menyatakan bahwa konsep diklat
adalah konsep untuk meningkatkan, mengembangkan dan membentuk perilaku
pegawai untuk memiliki hakekat memahami aktivitas kerjanya untuk dapat mudah di
dalam meningkatkan pelayanan masyarakat.
Pendidikan dan pelatihan adalah suatu proses dari fungsi manajemen yang
perlu dilakukan terus menerus dalam suatu organisasi dan secara spesifik sebagai

sebagai suatu proses serangkaian tindak lanjut yang dilaksanakan secara
berkesinambungan, bertahap dan terpadu. Diklat memiliki tujuan yang berkaitan
dengan pencapaian tujuan organisasi, karena itu diklat menjadi bagian dari
pengembangan sumber daya manusia. Jenis- jenis diklat yang menjadi bekal bagi
seorang pegawai dalam meningtkan pelayanan masyarakat meliputi diklat
kepemimpinan, diklat potensi, diklat fungsional dan diklat operasional yang
sasarannya melatih, membimbing dan membina karyawan untuk dapat menjadi tenaga
yang handal dalam melaksanakan tugas-tugas pokok yang diamankan. Menurut
Hamalik yang dikutip oleh Pujirahayu (2008:17) konsep sistem pendidikan dan
pelatihan (diklat) adalah upaya untuk meningkatkan,mengembangkan dan membentuk
pegawai melalui upaya pendidikan dan pelatihan baik berupa diklat berjenjang, diklat
kursus, diklat fungsional, dan diklat operasional yang banyak diterapkan oleh suatu
organisasi dalam rangka meningkatkan kemampuan kerja karyawan dalam
menghadapi

aktivitasnya,

yang

diupayakan

dapat

meningkatkan

pelayanan

masyarakatnya.
Menurut Syamsuddin yang dikutip oleh Pujirahayu (2008:18) diklat adalah
suatu proses dari pelaksanaan pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan terus
menerus bagi suatu organisasi agar karyawan yang mengikuti diklat mampu
mengembangkan karir dan aktivitas kerjanya di dalam mengembangkan, memperpaiki
perilaku kerja karyawan, mempersiapkan karyawan untuk menduduki jabatan yang
lebih rumit dan sulit, mempersiapkan tenaga untuk mengembangkan aktivitas
kerjanya.
2.5 Tujuan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)
Menurut pasal 9 Undang-undang ketenagakerjaan tahun 2003, pendidikan dan
pelatihan kerja diselenggarakan dan diarahkan untuk membekali, meningkatkan dan
mengembangkan kompetensi kerja guna meningkatkan kemampuan, produktivitas
dan kesejahteraan. Tujuan-tujuan pendidikan dan pelatihan dapat dikelompokkan ke
dalam lima bidang, yaitu:
a. Memperbaiki kinerja.
b. Memutakhirkan keahlian-keahlian para pegawai/karyawan sejalan dengan
kemajuan teknologi.
c. Mengurangi waktu pembelajaran bagi pegawai/karyawan baru agar kompeten
dalam pekerjaan.

d. Membantu memecahkan masalah operasional.
e. Mempersiapkan pegawai/karyawan untuk mendapatkan promosi jabatan.
2.6 Manfaat Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)
Pendidikan dan pelatihan (diklat) mempunyai andil besar dalam menentukan
efektivitas dan efisiensi organisasi, beberapa manfaat nyata yang ditanggung dari
program pendidikan dan pelatihan, Simamora Henry (2004).
a. Meningkatkan kualitas dan kuantitas produktivitas.
b. Mengurangi waktu belajar yang diperlukan pegawai/karyawan untukmencapai
standar kinerja yang dapat diterima.
c. Membentuk sikap, loyalitas dan kerja sama yang saling menguntungkan.
d. Memenuhi kebutuhan perencanaan sumber daya manusia.
e. Membantu pegawai/karyawan dalam peningkatan pengembangan pribadi
mereka.
2.7 Jenis-Jenis Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)
1.

Diklat kepemimpinan: Diklat kepemimpinan yang selanjutnya disebut
DIKLATPIM

dilaksanakan

untuk

mencapai

persyaratan

kompetensi

kepemimpinan aparatur pemerintah yang sesuai dengan jenjang jabatan
2.

struktural.
Diklat Fungsional:

Diklat

Fungsional

dilaksanakan

untuk

mencapai

persyaratan kompetensi yang sesuai dengan jenis dan jenjang jabatan
Fungsional masing-masing jenis dan jenjang diklat Fungsional untuk masingmasing jabatan fungsional ditetapkan oleh instansi Pembina jabatan
3.

Fungsional yang bersangkutan.
Diklat Teknis: Diklat teknis dilaksanakan untuk mencapai persyaratan
kompetensi

teknis

yang

diperlukan

untuk

pelaksanakan

tugas

pegawai/karyawan. Diklat teknis dapat dilaksanakan secara berjenjang. Jenis
dan jenjang diklat Teknis untuk masing-masing jabatan ditetapkan oleh
instansi teknis yang bersangkutan.
2.8 Sistem Diklat
Sistem dapat diartikan sebagai suatu susunan terpadu dan terdiri atas bagianbagian yang saling berhubungan, saling berinteraksi dan saling bergantung antar
bagiannya dan membentuk satu kesatuan yang utuh.

Keseluruhan unsur yang membentuk sistem tersebut lebih besar dari jumlah
bagian-bagiannya. Pendapat lain mengatakan bahwa sistem adalah seperangkat
komponen, elemen, unsur atau subunsur atau subsistem dengan segala atributnya yang
satu sama lain saling berkaitan, pengaruh mempengaruhi dan saling bergantungan
sehingga keseluruhannya merupakan satu kesatuan yang terintegratif atau suatu
totalitas. Sedangkan Benny A. Pribadi mengutip dari Dick & Carey bahwa pendekatan
sistem adalah sebuah prosedur yang digunakan oleh perancang desain sistem
pembelajaran untuk menciptakan sebuah pembelajaran yang efektif dan efisien.
(2006: 27 - 28). Sebagaimana pendekatan sistem secara umum, begitu juga
pendekatan sistem dalam Diklat dapat menggunakan bagan arus mulai dari input
(masukan), proses, Output (keluaran), dan Out come (dampak). Adapun pendekatan
dalam Diklat sebagai berikut :
1. Masukan (Input) dalam Diklat adalah peserta Diklat dan widyaiswara dengan
kompetensi yang dimilikinya, anggaran, waktu, sarana dan prasarana
(bangunan) Diklat.
2. Proses sebagai sub sistem dalam sistem Diklat adalah proses belajar mengajar,
evaluasi pra dan pasca Diklat, penataan sarana dan prasarana kelas dan
sebagainya.
3. Produk adalah hasil setelah Diklat selesai, antara lain makalah/ materi Diklat,
penguasaan kapasitas khusus.
4. Keluaran (out put) Diklat adalah peserta (lulusan) Diklat yang memiliki
kompetensi sesuai dengan yang diharapkan, sertifikat, keterangan masuk dunia
kerja, SIM.
5. Dampak (out come) Diklat antara lain adalah peningkatan produksivitas
lulusan/kontribusi yang diberikan kepada organisasi.
Oleh karena itu batasan sistem dalam diklat sebagai berikut :
a. Mempunyai Tujuan
b. Tujuan dapat dijabarkan dalam fungsi
c. Memiliki komponen untuk menjalankan fungsi (sub sistem)
d. Sistem dikelilingi sistem lain dan tidak berdiri sendiri
e. Menjalankan proses transformasi mengubah masukan-keluaran
f. Komponen saling berinteraksi – saling tergantung

g. Memiliki efek keterpaduan (sinergisme)
h. Memiliki mekanisme balikan
i. Bersifat relative tergantung pada lingkungan

Secara ringkas arus sistem diklat dapat digambarkan sebagai berikut:

2.9 Peranan Penyelenggara Diklat
Penyelenggara diklat harus melakukan kegiatan mulai dari perencanaan diklat
sampai evaluasi diklat. Aspek-aspek yang diperhatikan dalam proses perencanaan
Diklat adalah :
1. Target peserta Diklat (seleksi peserta). Penyelenggara hendaknya memahami
dengan baik siapa yang menjadi target atau sasaran peserta Diklat. Hal ini perlu
supaya penyelenggara memahami dengan baik siapa yang akan mereka layani.

2. Pengembangan panduan Diklat, modul dan perangkat evaluasi Diklat.
Penyelenggara Diklat terutama berperan dalam pengembangan penduan
pelaksanaan Diklat. Sementara dalam penyediaan modul, bahan ajar dan
perangkat evaluasi pelu dicek pada saat perencanaan, agar mereka siap untuk
membagikan pada peserta sesaat sebelum pelaksaan proses pembelajaran dimulai.
3. Penyelenggara Diklat (uraian tugas). Kejelasan tugas dan tanggung jawab setiap
orang dalam panitia penyelenggara adalah hal yang sangat penting untuk
diketahui. Hal ini dimaksudkan untuk memperjelas tugas dan tanggung jawab
masing-masing petugas. Hal-hal yang perlu diperjelas dalam kaitan tugas seorang
penyelenggara Diklat adalah :
a. Penyediaan bahan Diklat (modul)
b. Menyiapkan bahan ujian atau evaluasi peserta
c. penyiapan sarana dan prasarana Diklat
d. penyiapan akomodasi Dilat
4. Penempatan widyaiswara (persyaratan kompetensi, mekanisme seleksi). Dalam
hal ini penyelenggara Diklat hendaknya memiliki daftar widyaiswara dan
kompetensinya

dalam

masing-masing

bidang.

Ini

untuk

memudahkan

penyelenggara dalam mencari alternative pengganti widyaiswara yang telah
ditunjuk oleh pengelola Diklat. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam
penunjukan wisyaiswara pengganti adalah :
a. Penguasaan materi
b. sistematika penyajian dan kemampuannya dalam menyajikan materi
c. Ketetapan waktu kehadiran dan penyajian
d. penggunaan metode dan sarana Diklat
e. Sikap dan perilaku widyaiswara
f. Cara menjawab pertanyaan dari peserta dan penggunaan bahasa
g. Pemberian motivasi kepada peserta
h. Pencapaian tujuan Instruksional
i. Kerapihan berpakaian
j. Kerjasama sesama widyaiswara
5. Sarana dan prasarana Diklat yang digunakan dalam penyelenggaran. Diklat,
hendaknya disiapkan dengan baik oleh penyelenggara Diklat untuk menjamin
lancarnya proses pembelajaran. Sarana Diklat yang perlu disiapkan antara lain
papan tulis dan perlengkapannya, flipchart dan tiang penyangga serta lakban, LCD
(in Focus), Sound Sistem, TV dan Video, Kaset dan perekam, Computer (lap top,
tablet, iped), buku wajib (modul), dll.
6. Sedangkan prasarana yang perlu dipersiapkan misalnya: Ruang kelas, ruang
seminar, ruang diskusi, Ruangan atau fasilitas olah raga, Ruang internet,
Laboratorium dan perpustakaan, Asrama bagi peserta, Ruang makan, Unit
kesahatan Diklat, dll.

7. Mekanisme penyediaan dana. Penyelenggara Dilat umumnya berperan dalam
mengecek kesediaan dana dan pencairan dana yang akan digunakan dalam
pelaksanaan Diklat. Sementara mekanisme penyediaan dana sendiri lebih banyak
menjadi tanggung jawab pengelola Diklat.
8. Setelah semua perencanaan selesai dilakukan, langkah berikutnya adalah tahap
pelaksanaan Diklat, yang meliputi :
a. Pembukaan dan Penutupan
Acara pembukaan Diklat yang menandakan dimulai kegiatan pelaksanaan Diklat,
penyelenggara Diklat hendaknya menyiapkan diri untuk beberapa hal berikut :
1) mengecek pejabat yang akan membuka dan memberikan pengarahan kepada
peserta dalam acara pembukaan Diklat.
2) menjadi petugas dalam acara pembukaan (MC, Pembaca Do’a, pembawa tanda
pengenal dan sebagainya yang dianggap perlu).
3) Menyiapkan laporan pada acara pembukaan mengenai berapa peserta yang ikut
dan unit kerja, kurikulum, lamanya waktu Diklat, kriteria ketulusan dan
sebagainya.
4) Menyiapkan ruangan dan perlengkapan lain yang diperlukan dalam acara
pembukaan seperti sound sistem, musik latar. Menurut Bobby dePorter, acara
sambutan yang meriah pada acara pembukaan ini akan membawa kesan tersendiri
dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Ruangan yang sejuk dan dihiasi dengan
bunga-bunga serta poster ucapan sambutan kepada peserta, akan membuat peserta
merasa terhormat dan bersemangat untuk mengikuti proses pembelajaran.
5) Menyiapkan lingkungan psikologis bagi peserta yang menyenangkan dan ini
sangat mendukung dalam proses pembelajaranberikutnya.
6) Begitu juga dalam acara penutupan. Hal-hal yang perlu dipersiapkan hampir
sama dengan acara pembukaan. Penutupan yang meriah juga akan memberikan
kesan yang mendalam bagi diri peserta, yang akan dibawa sampai ke tempat
tugasnya.
b. Pelaksanaan Proses Pembelajaran Hal-hal yang perlu disiapkan oleh penyelenggara
Diklat antara lain adalah :

1) Menyiapkan diri dalam melaksanakan tugasnya masing-masing, misal untuk :
a. Mengecek kehadiran peserta diruang kelas. Menyiapkan ruang belajar
dan ruangan-ruangan lain yang diperlukan dalam pelaksanaan proses
pembelajaran,
b. Menyiapkan sarana dan prasarana Diklat lainnya (ketersediaan OHP,
pengeras suara, flipchart, marker, lakban) dan lainnya yang dibutuhkan
dalam proses pembelajaran.
2) Mengecek kesiapan widyaiswara dalam kesiapan memberikan materi Diklat.
Setelah widyaiswara bersedia memberikan materi Diklat tertentu yang telah
disepakati pada tahap perencanaan Diklat, selanjutnya perlu dicek ketersedian
waktunya untuk memberikan materi tersebut. Hal ini perlu diperhatikan karena
biasanya terkait dengan kesibukan widyaiswara. Sering terjadi karena kesibukan
widyaiswara akhirnya sekuensi penyampaian mata Diklat menjadi kacau. Selain
hal- hal di atas, penyelenggara diklat harus membuat job diskription untuk
masing-masing

anggotanya,

hal

ini

untuk

memudahkan

melakukan

pengendalian diklat.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk membekali peserta didik baik dari sisi
ilmu, pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi diri sendiri, masyarakat dan
lingkungan sekitar. Sistem merupakan sebuah kesatuan yang terdiri dari komponenkomponen. Begitu pula dengan sistem pendidikan di Indonesia sebagai suatu
rangkaian keseluruhan kebulatan kesatuan dari komponen-komponen yang saling
berinteraksi dalam mencapai suatu tujuan.

Pelatihan adalah usaha yang terencana dari organisasi untuk meningkatkan
pengetahuan, keterampilan dan kemampuan seseorang. Pelatihan lebih di tekankan
kepada peningkatan kempuan untuk melakukan pekerjaan yang spesifik pada saat ini.
Peranan penyelenggara Diklat sangat menetukan terhadap keberhasilan suatu
Diklat. Dalam hal ini penyelenggara Diklat harus merencanakan dan melaksanakan
program Diklat secara matang. Kegiatan-kegiatan yang terkait dengan perencanaan
diklat harus sudah di kuasai, dan tahapan-tahapan dalam proses pelaksanaan Diklat
juga harus benar-benar dipersiapkan secara baik agar program Diklat yang telah
direncanakan dapat tercapai tujuannya.

DAFTAR PUSTAKA

Afroji, Muh. Tanpa tahun. Sistem Diklat Dan Peran Penyelenggara Diklat. Tersedia di :
http://bdkjakarta.kemenag.go.id/index.php?a=artikel&id=188 [online] di akses pada
Minggu, 17 September 2015 jam 18.05.
Hamalik, Oemar. (2007). Manajemen Pelatihan Ketenagakerjaan Pendekatan Terpadu.
Jakarta : Bumi aksara.

Pujirahayu, Rostanti.2008. Analisis Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam Upaya
Peningkatan Pelayanan Masyarakat pada Aparatur Sekretariat Daerah. Tesis. PPUMI
Makassar : Tidak diterbitkan.
Simamora, Henry.( 2004 ). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : STIEYKPN.