Dokumen.tips makalah tujuan dan tanggung

1

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................1
A. LATAR BELAKANG........................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH....................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................3
A. TUJUAN PELAKSANAAN AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN........................3
B. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN............................................................................3
C. TANGGUNG JAWAB AUDITOR....................................................................................4
D. SIKLUS LAPORAN KEUANGAN..................................................................................5
E. MENETAPKAN TUJUAN AUDIT................................................................................7
F. ASERSI MANAJEMEN....................................................................................................7
G. TUJUAN AUDIT YANG BERKAITAN DENGAN TRANSAKSI................................9
H. TUJUAN AUDIT YANG BERKAITAN DENGAN SALDO.........................................9
I. TUJUAN AUDIT YANG BERKAITAN DENGAN PENYAJIAN DAN
PENGUNGKAPAN..........................................................................................................13
J. BAGAIMANA TUJUAN AUDIT TERPENUHI...........................................................13


BAB III KESIMPULAN DAN PENUTUP........................................16
A. KESIMPULAN................................................................................................................16
B. SARAN .............................................................................................................................16
2

DAFTAR PUSTAKA............................................................................17

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Perusahaan ZZZ Best Company pada pertengahan tahun ’80an ialah salah satu
perusahaan terkenal di AS. Perusahaan yang didirikan oleh remaja berumur 16 tahun
bernama Barry Minkow, perusahaan ini bergerak di bidang pembersih karpet.
Di bawah kelola Barry Minkow, asset perusahaan ini membludak dari sekitar
$200,000 menjadi $5,000,000 dan pendapatnya menjadi $50,000,000 juta. Dengan
semboyannya “langit ialah batasnya”. Dia berhasil mengubah perusahaan tersebut dan
dirinya masuk kalangan miliader. Namun setelah terkenal selama beberapa tahun,
perusahaannya jatuh bangkrut karena aksi penipuan yang dilakukan oleh Barry
Minkow, sang pengelola. Dirinya terbukti melakukan pelanggaran hukum seperti

membuat laporan keuangan fiktif, penipuan cek dan kartu kredit, dan penipuan
terhadap nasabah bahkan temannya. Dia didakwa 57 pelanggaran hukum dan dituntut
penjara selama 25 tahun.
Masyarakat AS pun juga menyalahkan regulator institusi keuangan seperti the
Securities and Exchange Commission (SEC) dan kantor akuntan public karena
dianggap lalai dalam mengatur perusahaan – perusahaan. Ini merupakan pukulan telak
bagi pegulator dan pemerintahan AS karena seorang remaja mampu menipu regulator
dan pemerintah AS.
Kasus bangkrutnya ZZZZ Best Company menjadi titik tolak bagi regulator
keuangan AS untuk manata ulang peraturan – peraturan keuangan. Namun tetap saja
kasus seperti ini akan terjadi di kemudian hari tentu saja dengan menculnya Barry –
Barry yang lain.
Betapa luar biasanya cerita ZZZ best ini, ketika para pengamat ahli di minta
untuk mengomentari masalah ini, sebagian besar menjawab: ‘itu bukan yang pertam
3

dan bukan juga yang trakhir kalinya di lakukan’. Masyarakat akan bertanya, “ di mana
para auditor itu?”

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka
rumusan masalah yang diajukan adalah :
1. Di mana para auditor itu?
2. Di perlukannya memahami tujuan audit secara keselurhan
3. Pertanggung jawaban auditor dalam melaksanakan proses audit, serta
4. Tujuan khusus yang coba di penuhi oleh auditor.

4

BAB II
PEMBAHASAN
A. TUJUAN PELAKSANAAN AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN
SAS I (AU 110) menyatakan :
Tujuan dari audit biasa atas laporan keuangan oleh auditor independen adalah
untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua hal material, posisi
keuangan, hasil operasi, serta arus kas sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang
berlaku umum (GAAP).
Auditor mengumpulkan bukti untuk membuat kesimpulan tentang apakah laporan
keuangan telah disajikan secara wajar dan untuk menentukan keefektifan
pengendalian internal, sesudah itu baru menerbitkan laporan audit yang tepat.

Langkah-langkah untuk mengembangkan tujuan audit:
1. Memahami tujuan dan tanggung jawab audit
2. Membagi laporan keuangan menjadi berbagai siklus
3. Mengetahui asersi manajemen tentang laporan keuangan
4. Mengetahui tujuan audit umum untuk kelas transaksi, akun dan pengungkapan
5. Mengetahui tujuan audit khusus untuk kelas transaksi, akun dan pengungkapan
B. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN
Tanggung jawab untuk mengadopsi

kebijakan

akuntansi

yang

baik,

menyelenggarakan pengendalian internal yang memadai, dan menyajikan laporan
keuangan yang wajar berada di pundak manajemen, bukan di pundak auditor.
Tanggung jawab manajemen atas kewajaran penyajian (asersi) laporan keuangan

berkaitan dengan privilege untuk menentukan penyajian dan pengungkapan apa yang
dianggap perlu. Jika manajemen bersikeras dengan pengungkapan laporan keuangan
yang menurut auditor tidak dapat diterima, auditor dapat memilih untuk menerbitkan
pendapat tidak wajar atau wajar dengan pengecualian atau mengundurkan diri dari
penugasan tersebut.
Sarbanes-Okley Act mengharuskan CEO dan CFO untuk menyatakan bahwa
laporan keuangan telah sesuai dengan persyaratan Security Exchange Act tahun 1934
dan informasi yang terkandung dalam laporan keuangan disajikan secara wajar, dalam
semua hal yang material serta menandatangani laporan keuangan.
C. TANGGUNG JAWAB AUDITOR
Berdasarkan SAS 1 (AU 110), “Auditor bertanggung jawab untuk merencanakan
dan melaksanakan audit guna memperoleh kepastian yang layak tentang apakah
laporan keuangan talah bebas dari salah saji yang material, apakah itu disebabkan
oleh kekeliruan ataupun kecurangan.
5

Karena sifat bukti audit dan karakteristik

kecurangan, auditor dapat memperoleh kepastian yang layak, tetapi tidak absolut,
bahwa salah saji yang material dapat dideteksi. Auditor tidak bertanggung jawab

untuk merencanakan dan melaksanakan audit guna memperoleh kepastian yang layak
bahwa salah saji, apakah yang disebabkan oleh nkekeliruan ataupun kecurangan, yang
tidak material bagi laporan keuangan dapat dideteksi.”
Paragraf dalam AU 110 ini membahas tanggung jawab auditor untuk mendeteksi
salah saji yang material dalam laporan keuangan, melaporkan tentang keefektifan
pengendalian internal, dan mengidentifikasi kelemahan yang material dalam
pengendalian internal atas laporan keuangan.
Dibawah ini adalah pembahasan yang terkait dengan standar-standar tentang tanggung
jawab auditor untuk mendeteksi salah saji yang material mencakup beberapa istilah
dan frasa penting.
Salah Saji yang Material versus Tidak Material Salah saji dianggap material
jika gabungan dari kekeliruan dan kecurangan yang belum dikoreksi, auditor
bertanggung jawab untuk memperoleh kepastian yang layak bahwa ambang batas
materialitas telah dipenuhi. Namun auditor bertanggung jawab untuk memperoleh
kepastian yang layak bahwa ambang batas materialitas telah dipenuhi.
Kepastian yang Layak SAS 104 menyatakan bahwa kepastian yang layak adalah
tingkat kepastian yang tinggi, tetapi tidak absolut, bahwa laporan keuangan telah
bebas dari salah saji yang material. Hal ini mengindikasikan bahwa auditor bukanlah
pemberi garansi atas kebenaran laporan keuangan. Pembelaan terbaik yang dapat
dilakukan auditor apabila salah saji yang material tidak terungkap adalah

melaksanakan audit sesuai dengan standar auditing.
Kekeliruan versus Kecurangan Kekeliruan (error) adalah salah saji yang tidak
disengaja, sementara kecurangan (fraud) adalah salah saji yang disengaja dan
dibedakan lagi menjadi misapropiasi aktiva (misappropriation of assets), yang sering
disebut penyalahgunaan atau kecurangan karyawan, serta pelaporan keuangan yang
curang (fraudulent financial reporting) yang disebut kecurangan manajemen.
Skeptisme Profesional adalah sikap yang penuh dengan keingintahuan serta
penilaian kritis atas bukti audit. Auditor tidak boleh mengasumsikan bahwa
manajemen bersikap tidak jujur tapi juga tidak boleh mengasumsikan bahwa
menajemen tidak diragukan lagi kejujurannya. Auditor bertanggung jawab untuk
mendeteksi kekeliruan dan kecurangan yang material.
Kecurangan yang Berasal dari Pelaporan Keuangan

yang versus

Misapropriasi Aktiva Pelaporan keuangan yang curang merugikan karena
menyediakan informasi laporan keuangan yang tidak benar untuk membuat
6

keputusan, sedangkan misapropriasi aktiva merugikan pemagang saham, kreditor,

serta pihak lainnya karana aktiva tersebut tidak lagi menjadi milik pemilik yang sah.
Tindakan Ilegal (tindakan yang melawan hukum) Merupakan pelanggaran
terhadap hukum atau peraturan pemerintah selain kecurangan. Auditor bertanggung
jawab untuk menemukan tindakan ilegal. Tindakan illegal ini terbagi atas tindakan
ilegal yang berdampak langsung dan tindakan ilegal yang berdampak tidak langsung.
Auditor mempunyai tiga tingkat tanggung jawab untuk menemukan dan
melaporkan tindakan illegal :
1. Pengumpulan Bukti Jika Tidak Ada Alasan untuk Percaya Bahwa Ada Tindakan
Ilegal yang Berdampak Tidak Langsung
2. Pengumpulan Bukti dan Tindakan Lainnya Apabila Ada Alasan Ubtuk
Mempercayai BahwaTindakan Ilegal yang Berdampak Langsung atau Tidak
Langsung Telah Terjadi
3. Tindakan Apabila Auditor Mengetahui Suatu Tindakan Ilegal
D. SIKLUS LAPORAN KEUANGAN
Audit dilaksanakan dengan membagi laporan keuangan menjadi segman-segman
atau komponen yang lebih kecil. Pendekatan siklus (cycle approach) merupakan cara
umum untuk membagi audit, yaitu dengan tetap mempertahankan hubungan antara
jenis (kelas) transaksi dan saldo akun dalam segmen yang sama. Logika dari
penggunaan siklus ini adalah bahwa hal itu terkait dengan cara transaksi dicatat dalam
jurnal dan diikhtisarkan dalam buku besar serta laporan keuangan.

Gambar dibawah ini menyajikan arus tersebut :

7

8

Perhatikanlah gambar diatas, siklus-siklus itu tidak mempunyai titik awal atau
akhir kecuali pada posisi awal dan akhir perusahaan. Sebuah perusahaan dimulai
dengan memperoleh modal, umumnya berbentuk kas. Dalam perusahaan manufaktur,
kas digunakan untuk membeli bahan baku, aktiva tetap, dan barang jasa untuk
membuat persediaan (siklus akuisisi dan pembayaran). Kas juga digunakan untuk
memperoleh tenaga kerja (siklus penggajian dan personalia). Hasil gabungan dari
kedua siklus ini adalah persediaan (siklus pesediaan dan pergudangan). Berikutnya,
persediaan dijual dan menghasilkan penagihan serta perolehan kas (siklus penjualan
dan penagihan). Kas yang dihasilkan lalu digunakan untuk membayar deviden dan
bunga atau membiayai perluasan modal serta memulai kembali siklus-siklus tersebut.
E. MENETAPKAN TUJUAN AUDIT
Para auditor melaksanakan audit atas laporan keuangan dengan menggunakan
pendekatan siklus, yaitu pengujian audit atas transaksi-transaksi yang menghasilkan
saldo akhir dan juga dapat melaksanakan pengujian audit atas saldo akun serta

pengungkapan yang terkait.
Secara umum, auditor telah menemukan bahwa cara yang paling efisien dan
efektif untuk melakukan audit adalah dengan memperoleh beberapa kombinasi
kepastian bagi setiap kelas transaksi dan saldo akhir pada akun yang terkait.

9

Untuk setiap kelas transaksi, beberapa tujuan audit harus dipenuhi sebelum
auditor menyimpulkan bahwa :
1. Transaksi - transaksi tersebut telah dicatat dengan tepat, tujuan ini disebut sebagai
tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi ( transaction – related audit
objectives). Sebagai contoh : terdapat tujuan audit khusus yang berkaitan dengan
transaksi penjualan serta tujuan audit khusus yang berkaitan dengan transaksi
retur dan pengurangan harga penjualan.
2. Beberapa tujuan audit harus dipenuhi untuk setiap saldo akun yang disebut
sebagai tujuan audit yang berkaitan dengan saldo ( balance-related audit
objectives). Sebagai contoh: ada tujuan audit khusus yang berkaitan dengan saldo
piutang usaha dan tujuan audit khusus yang berkaitan dengan saldo utang usaha.
3. Tujuan audit berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan informasi dalam
laporan keuangan yang disebut tujuan audit yang berkaitan dengan penyajian dan

pengungkapan ( presentation and disclosure related audit objectives). Sebagai
contoh: ada tujuan audit khusus yang berkaitan dengan penyajian dan
pengungkapan untuk piutang usaha serta wesel bayar.

F. ASERSI MANAJEMEN
Asersi manajemen (manajement assertions) adalah representasi pernyataan yang
tersirat atau diekspresikan oleh manajemen tentang kelas transaksi dan akun serta
pengungkapan yang terkait dalam laporan keuangan.
Asersi manajemen berkaitan langsung dengan prinsip-prinsip akuntansi yang
berlaku umum (GAAP/PSAK), karena asersi ini merupakan bagian dari kriteria yang
digunakan manajemen untuk mencatat dan mengungkapkan informasi akuntansi
dalam laporan keuangan.
SAS 106 (AU 326) mengklasifikasikan asersi ke dalam tiga kategori :
1. Asersi tentang kelas transaksi dan peristiwa selama periode yang diaudit.
2. Asersi tentang saldo akun pada akhir periode.
3. Asersi tentang penyajian dan pengungkapan.

Asersi tentang kelas
transaksi dan peristiwa
Keterjadian – Transaksi dan
peristiwa yang dicatat telah
terjadi dan bersangkutan
dengan entitas tersebut.

Asersi Manajemen untuk
Setiap Kategori Asersi
Asersi tentang Saldo Akun
Eksistensi – Aktiva, kewajiban ,
dan ekuitas yang ada.

10

Asersi tentang Penyajian dan
Pengungkapan
Keterjadian dan hak serta
kewajiban – peristiwa dan
transaksi yang diungkapkan
telah terjadi dan bersangkutan
dengan entitas itu.

Kelengkapan – Semua
transaksi dan peristiwa yang
harus dicatat telah dicatat.
Keakuratan – Jumlah dan
data lain yang bersangkutan
dengan transaksi dan
peristiwa yang dicatat telah
dicatat dengan benar.

Kelengkapan – Semua aktiva,
kewajiban, dan kepentingan
ekuitas yang harus dicatat
sudah dicatat.
Penilaian dan Alokasi – Aktiva,
kewajiban dan kepentingan
ekuitas dimasukkan dalam
laporan keuangan pada jumlah
yang tepat dan setiap hasil
penyesuaian penilaian dicatat
dengan tepat.

Klasifikasi – Transaksi dan
peristiwa telah dicatat dalam
akun yang tepat.

Kelengkapan – Semua
pengungkapan yang harus
dimasukkan dalam laporan
keuangan telah dicantumkan
Keakuratan dan penilaian –
Informasi keuangan dan yang
lain telah diungkapkan secara
tepat dan pada jumlah yang
tepat.
Klasifikasi dan dapat dipahami
– Informasi keuangan dan yang
lain telah disajikan dan
diuraikan secara tepat serta
pengungkapan telah dinyatakan
dengan jelas.

Cutoff – Transaksi dan
peristiwa telah dicatat dalam
periode akuntansi yang
benar.
Hak dan Kewajiban – Entitas
itu memegang hak atau kendali
atas aktiva dan kewajiban
merupakan kewajiban entitas
itu

G. TUJUAN AUDIT YANG BERKAITAN DENGAN TRANSAKSI
Tujuan audit berkaitan dengan transaksi yang mengikuti dan berhubungan erat
dengan asersi manajemen, dan yang berkaitan dengan transaksi untuk memberikan
kerangka kerja guna membantu auditor mengumpulkan bukti audit yang cukup
kompeten yang diisyaratkan oleh standard pekerjaan lapangan ketiga

dan

memutuskan bukti audit yang tepat yang harus dikumpulkan bagi kelas transaksi
sesuai dengan situasi penugasan audit. Tujuan audit ini tetap sama antara satu audit
ke audit lainnya, tetapi bukti-buktinya bervariasi, tergantung situasinya.
Ada perbedaan antara tujuan audit umum yang berkaitan dengan transaksi dan
tujuan audit khusus yang berkaitan dengan transaksi bagi setiap kelas transaksi. Dapat
dikembangkan menjadi enam tujuan audit umum yang berkaitan dengan transaksi
bagi setiap kelas transaksi yang akan diaudit.
Keterjadian transaksi yang dicatat memang ada:
1. Kelengkapan transaksi yang terjadi telah dicatat
2. Keakuratan transaksi yang dicatat dinyatakan pada jumlah yang benar
3. Posting dan pengikhtisaran transaksi yang dicatat dimasukkan ke dalam file induk
dan pengikhtisaran dengan benar
4. Klasifikasi transaksi yang dicatat dalam jurnal klien telah diklasifikasikan secara
tepat
5. Penetapan waktu transaksi dicatat pada tanggal yang benar
11

Keenam tujuan audit umum yang berkaitan dengan transaksi diterapkan pada
setiap kelas transaksi, setelah auditor menetapkan tujuan audit umum yang berkaitan
dengan transaksi . hal itu dapat digunakan untuk mengembangkan tujuan audit khusus
yang berkaitan dengan transaksi bagi setiap kelas transaksi yang akan diaudit.
Ada hubungan antara asersi manajemen, tujuan audit umum yang berkaitan dengan
transaksi, dan tujuan audit khusus yang berkaitan dengan transaksi.
Perhatikan bahwa ada hubungan satu untuk satu asersi dan tujuan, kecuali untuk
asersi keakuratan. Asersi keakuratan mempunyai

dua tujuan karena harus

menyediakan bagi auditor pedoman untuk menguji keakuratan transaksi.
H. TUJUAN AUDIT YANG BERKAITAN DENGAN SALDO
Tujuan audit berkaitan dengan saldo serupa dengan tujuan audit yang berkaitan
dengan transaksi yang baru saja dibahas, tujuan tersebut mengikuti asersi manajemen
dan memberikan kerangka kerja guna membantu auditor mengumpulkan bukti yang
tepat yang mencukupi berkaitan dengan saldo akun. Juga ada tujuan audit umum dan
audit khusus yang berkaitan dengan saldo.
Ada dua perbedaan antara tujuan audit yang berkaitan dengan saldo dengan
tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi:
1. Tujuan audit yang berkaitan dengan saldo diterapkan pada saldo akun seperti
piutang usaha, persediaan, bukan kel;as transaksi seperti transaksi penjualan dan
pembelian persediaan.
2. Ada delapan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo dibandingkan dengan
enam tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi.

Asersi Manajemen
Tentang Kelas Transaksi
dan Peristiwa
Keterjadian

Kelengkapan
Keakuratan

Hillsburg Hardware Co: Asersi
Manajemen dan tujuan audit
yang berkaitan dengan
transaksi yang diterapkan pada
transaksi penjualan
Tujuan Audit Umum yang
Berkaitan dengan Transaksi
Keterjadian-Transaksi yang
dicatat memang ada.
Kelengkapan- transaksi yang
terjadi telah dicatat.
Keakuratan- Transaksi yang
dicatat dinyatakan pada jumlah
yang benar.
Posting dan pengikhtisaran –
12

Tujuan Audit Khusus yang
Berkaitan dengan Transaksi
Penjualan yang dicatat adalah
untuk pengiriman yang
dilakukan kepada pelanggan
nonaktif.
Transaksi penjualan yang ada
sudah dicatat.
Penjualan yang dicatat adalah
untuk jumlah barang yang
dikirimkan dan sudah ditagih
dan dicatat dengan benar.
Transaksi penjualan telah

Klasifikasi
cutof

Transaksi yang dicatat
dimasukkan ke dalam file induk
dan diikhtisarkan dengan benar.
Klasifikasi- Transaksi yang
dicatat dalam jurnal klien telah
diklasifikasikan secara tepat.
Penetapan Waktu- Transaksi
dicatat pada tanggal yang benar.

dimasukkan secara layak
dalam file induk dan
diikhtisarkan dengan benar.
Transaksi penjualan telah
diklasifikasikan dengan benar.
Transaksi penjualan telah
dicatat pada tanggal yang
benar.

Tujuan audit umum yang berkaitan dengan saldo:
a. Eksistensi- Jumlah yang tercantum memang ada, Tujuan ini bersangkutan
dengan apakah jumlah yang tercatat dalam laporan keuangan memang harus
dicantumkan.
b. Kelengkapan – Jumlah yang ada telah dicantumkan, Tujuan ini bersangkutan
dengan apakah semua jumlah yang harus tercatat pada suatu akun benarbenar telah dicatat.
c. Keakuratan- Jumlah yang tercantum telah dinyatakan dengan benar, Tujuan
ini mengacu pada jumlah yang tercantum secara aritmetika sudah benar.
d. Klasifikasi- Jumlah yang tercantum dalam daftar klien telah diklasifikasikan
dengan tepat, Klasifikasi ini melibatkan penentuan apakah pos-pos yang ada
dalam daftar klien telah dicantumkan dalam akun-akun buku besar yang
tepat.
e. Cutoff- Transaksi yang mendekati tanggal neraca telah dicatat pada periode
yang tepat. Tujuan auditor disini adalah menentukan apakah transaksitransaksi telah dicatat dalam saldo akun pada periode yang tepat.
f. Hubungan yang rinci (detail tie-in) – rincian saldo akun sesuai dengan
jumlah pada file induk yang berkaitan, sesuai dengan total saldo akun, dan
sesuai dengan total buku besar, Tujuan yang rinci ini memastikan rincian
dalam daftar telah disiapkan secara akurat, ditambahkan dengan benar, dan
sesuai dengan buku besar.
g. Nilai yang dapat direalisasi – aktiva yang telah dicantumkan dalam jumlah
yang diestimasi akan direalisasi, Tujuan ini terkait dengan apakah saldo akun
telah dikurangi untuk memperhitungkan penurunan biaya historis ke nilai
realisasi bersih.
h. Hak dan kewajiban , Hak selalu berkaitan dengan aktiva dan kewajiban
dengan utang. Tujuan ini hanya diterapkan pada akun aktiva sera merupakan
bagian dari asersi manajemen tentang hak dan kewajiban untuk saldo akun.

13

Terdapat lebih dari satu tujuan audit khusus yang berkaitan dengan dengan saldo
untuk suatu tujuan audit umum yang berkaitan dengan saldo. Misalnya tujuan audit
khusus yang berkaitan dengan saldo untuk hak dan kewajiban atas persediaan yang
mencakup :
1. Perusahaan memiliki hak ats semua item persediaan yang terdapat dalam daftar
2. Persediaan tersebut tidak dijaminkan sebagai agunan kecuali hal tersebut
diungkapkan.
Ilustrasi hubungan antara asersi manajemen, tujuan audit umum yang berkaitan
dengan saldo, dan tujuan audit khusus yang berkaitan dengan saldo yang diterapkan
pada persediaan.

Asersi Manajemen
Tentang saldo akun

Hillsburg Hardware Co:
Asersi Manajemen dan
tujuan audit yang berkaitan
dengan saldo yang diterapkan
pada persediaan
Tujuan Audit Umum yang
Berkaitan dengan saldo

Eksistensi

Eksistensi

Kelengkapan

Kelengkapan

Penilaian dan alokasi

Keakuratan

Kualifikasi

Cutoff
Hubungan yang rinci
Nilai yang dapat direalisasikan
Hak dan kewajiban

Hak dan kewajiban

14

Tujuan Audit Khusus yang
Berkaitan dengan saldo yang
diterapkan pada persediaan
Semua persediaan yang dicatat ada
pada tanggal neraca
Semua persediaan yang ada telah
dihitung dan dicatat dalam ikhtisar
persediaan
Kuantitas persediaan pada catatan
perpetual klien sesuai dengan item –
item yang ada ditangan.
Harga yang digunakan untuk
menilai persediaan secara material
benar.
Perkalian harga dengan kuantitas
telah benar dan rinciannya telah
ditambahkan dengan benar.
Item –item persediaan
diklasifikasikan secara tepat sebagai
bahan baku, barang dalam proses,
dan barang jadi.
Cutoff pembelian pada akhir tahun
sedah tepat
Total item – item persediaan sesuai
dengan buku besar.
Persediaan telah dikurangi apabila
nilai realisasi bersih menurun.
Perusahaan mempunyai hak atas
semua item persediaan yang
tercantum.
Persediaan tidak menjamin sebagai

agunan.

Terdapat hubungan satu – satu antara asersi dan tujuan audit, kecuali untuk asersi
tangtang penilaian atau alokasi. Asersi tentang penilaian atau alokasi memiliki tujuan
audit yang banyak karena kerumitan dari isu penilaian itu sendiri dan adanya
kebutuhan untuk menyediakan tambahan panduan bagi para auditor untuk pengujian
penilaian.
I. TUJUAN AUDIT YANG BERKAITAN DENGAN PENYAJIAN DAN
PENGUNGKAPAN
Tujuan audit yang berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan biasanya
identik dengan asersi manajemen untuk penyajian dan pengungkapan yang diterapkan
pada tujuan audit yang berkaitan dengan saldo. Tujuan ini menghubungkan empat
tujuan audit yang berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan dengan asersi
manajemen atas penyajian dan pengungkapan.

Asersi Manajemen
Tentang penyajian
dan pengungkapan

Hillsburg Hardware Co:
Asersi Manajemen dan
tujuan audit yang berkaitan
dengan penyajian dan
pengungkapan yang
diterapkan pada wesel bayar
Tujuan audit umum yang
berkaitan dengan penyajian
dan pengungkapan

Keterjadian serta hak
dan kewajiban

Keterjadian serta hak dan
kewajiban

Kelengkapan

Kelengkapan

Penilaian dan alokasi

Penilaian dan alokasi

Klasifikasi dan dapat
dipahami

Klasifikasi dan dapat dipahami

J. BAGAIMANA TUJUAN AUDIT TERPENUHI

15

Tujuan Audit Khusus yang
Berkaitan dengan penyajian dan
pengungkapan yang diterapkan
pada wesel bayar
Wesel bayar sebagaimna diuraikan
dalam catatan kaki ada dan
merupakan kewajiban perusahaan.
Semua
pengungkapan
yang
diperlukan yang terkait dengan
wesel bayar telah dicatat dalam
catatan atas laporan keuangan
Pengungkapan catatan kaki yang
berkaitan dengan wesel bayar sudah
akurat
Wesel bayar secara tepat
diklasifikasikan sebagai kewajiban
jangka pendek dan jangka panjang
dan pengungkapan laporan
keuangan yang berkaitan dapat
dipahami

Auditor harus memperoleh bukti audit yang mencakupi guna mendukung semua
asersi manajemen dalam laporan keuangan. Hal ini dilakukan dengan mengumpulkan
bukti untuk mendukung beberapa kombinasi yang tepat dari tujuan audit yang
berkaitan dengan transaksi dan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo.
Auditor harus memutuskan tujuan audit yang tepat dan bukti yang harus
dikumpulkan untuk memenuhi tujuan tersebut pada setiap audit. Dengan cara auditor
mengikuti suatu proses audit, yaitu metodologi yang telah didefinisikan dengan baik
untuk untuk menata audit guna memastikan bahwa bukti yang telah diperoleh sudah
mencukupi serta tepat, dan bahwa semua tujuan audit yang disyaratkan sudah
ditetapkan dan dipenuhi.
Ada empat fase audit laporan keuangan :

Fase I – Merencanakan dan merancang pendekatan audit
Ada banyak cara yang dapat ditempuh auditor untuk mengumpulkan bukti audit
guna memenuhi tujuan audit secara keseluruhan agar dapat memberikan pendapat atas
laporan keuangan. Ada dua pertimbangan utama yang mempengaruhi pendekatan
yang akan digunakan auditor :
1. Bukti audit yang mencukupi harus dikumpulkan agar dapat memenuhi tanggung
jawab professional auditor
2. Biaya pengumpulan bukti audit ini harus ditekan serendah mungkin.
Perhatian atas pengumpulan bukti audit yang cukup dan pengendalian biaya audit
membutuhkan perencanaan penugasan. Rencana ini harus menghasilkan pendekatan

16

audit yang efektif dengan biaya yang masuk akal. Perencanaan dan perancangan
pendekatan audit ini menjadi tiga aspek kunci agar terhindar dari salah saji yaitu sbb:
1. Memperoleh pemahaman tentang entitas dan lingkungannya, Auditor harus
mempunyai pemahaman yang menyeluruh atas bisnis klien dan lingkungan yang
terkait, meliputi pengetahuan tentang strategi dan proses. Auditor harus
mempelajari model bisnis klien, melakukan prosedur analitis, dan membuat
perbandingan dengan pesaing. Auditor juga harus memahami setiap persyaratan
akuntansi yang unik dari industry klien.
2. Memahami pengendalian internal dan menilai risiko pengendalian, Menilai risiko
pengendalian adalah proses dimana auditor mengidentifikasi pengendalian
internal dan mengevaluasi keefektifannya. Jika pengendalian internal dianggap
efektif, risiko pengendalian yang ditetapkan dapat dikurangi dan jumlah bukti
audit yang harus dikumpulkan secara signifikan dapat menjadi lebih sedikit
ketimbang pengendalian internal yang tidak memadai.
3. Menilai risiko salah saji yang material, Auditor menggunakan pemahamannya
atas industry klien dan strategi bisnisnya, serta keefektifan pengendalian
internalnya, untuk menilai risiko salah saji dalam laporan keuangan. Penilaian ini
kemudian akan mempengaruhi rencana dan sifat audit, penetapan waktu, dan
tentang prosedur audit.
Fase II – Melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas
transaksi
Sebelum dapat memutuskan untuk mengurangi penilaiannya atas risiko
pengendalian yang direncanakan apabila pengendalian internal dianggap efektif, yang
pertama dilakukan dengan pengujian pengendalian ( test of control ) dimana auditor
harus menguji keefektifan pengendalian tersebut. Dengan memeriksa sampel salinan
faktur penjualan yang telah diparaf oleh klerk tersebut yang menunjukan bahwa
harga jual per unit telah diverifikasi.
Selanjutnya proses pengujian substantif atas transaksi ( Substantive tests of
transaction ) yaitu auditor mengevaluasi pencatatan transaksi oleh klien dengan
memverifikasi jumlah moneter transaksi itu.
Fase IV – Menyelesaikan audit dan menerbitkan laporan audit

17

Auditor harus menggabungkan informasi yang diperoleh guna mencapai
kesimpulan menyeluruh tentang apakah laporan keuangan telah disajikan secara
wajar. Proses subjektif ini sangat mengandalkan pada pertimbangan professional
auditor. Apabila audit telah selesai dilakukan, akuntan public harus menerbitkan
laporan audit untuk melengkapi laporan keuangan yang dipublikasikan oleh klien.

18

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Makalah ini telah membahas tanggung jawab manajemen atas laporan
keuangan dan pengendalian internal serta tanggung jawab auditor untuk
mengaudit laporan keuangan dan keefektifan pengendalian internal atas
laporan keuangan, makalah ini juga membahas asersi manajemen dan
tujuan yang berkaitan dengan audit, serta cara auditor memilih audit
untuk menghasilkan suatu tujuan audit khusus. Kemudian mengumplkan
bukti untuk memperoleh kepastian bahwa setiap tujuan dari audit telah di
penuhi.
B. SARAN
Tanpa memahami tujuan audit secara keseluruhan, perencanaan dan
pengumpulan bukti bukti audit selama berlangsungnya proses tidak akan
memiliki relevansi. Jadi, Para auditor diharuskan lebih memahami
tanggung jawabnya dalam melaksanakan proses audit dan tujuan audit
secara keseluruhan, serta tujuan khusus yang coba di penuhi auditor.

19

DAFTAR PUSTAKA

Arens, Alvin A., Elder, dan Beasley, 2008. Auditing dan Jasa Assurance Pendekatan
Terintegrasi Jilid 1, Edisi 12, Erlangga, Jakarta.
Reckard, E. Scott. (2011). Barry Minkow is accused of misusing church money: Los Angeles
[Online]. Tersedia: http://en.wikipedia.org/wiki/Barry_Minkow#Beginnings_of_ZZZZ_Best
[2011-07-07].
Hidayanti, R. (2011). tanggung jawab dan tujuan audit [Online]. Tersedia:
http://www.scribd.com/doc/84674136/KELOMPOK-2-BAB-VI-Tanggung-JawabTujuan-Audit

20