MAKALAH STRUKTUR PERKEMBANGAN HEWAN II S

MAKALAH
STRUKTUR PERKEMBANGAN HEWAN II
SELAPUT EKSTRAEMBRIO
Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Sruktur Perkembangan Hewan II
Yang dibimbing oleh Ibu Drs. Umie Lestari, M.Si

Disusun oleh :
Off G/2013 kelompok 7
1. Abdul Hamid Nashirrudin
2. Nia Sofya Ilmi
3. Nindya Ulfa Wardhani
4. Ridho Aka Qomarizzaman
5. Septiria Listiyo Wardhani

UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
Oktober 2014

Kata pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karuniaNyalah sehingga penyusunan makalah berjudul “Perkembangan Embrio Mamalia”

ini telah dapat diselesaikan. Makalah ini merupakan salah satu syarat untuk
mengikuti mata kuliah Struktur Perkembangan Hewan II. Selesainya penyusunan
ini berkat bantuan dari berbagai pihak oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis sampaikan terima kasih dan penghargaan kepada yang terhormat:
1. Ibu Umi Lestari yang telah mendukung dan memberi ide dan
memberi saran dan motivasi terhadap penulis karna dukungan beliau
makalah ini telah selesai dan sesuai dengan apa yang di inginkan oleh
penulis.
2. Kedua orang tua yang selalu memberi dukungan moril dan materil.
3. Serta kerabat-kerabat dekat dan rekan-rekan dari jurusan Biologi
khususnya offering G yang berbahagia. Semoga Allah SWT,
memberikan balasan atas kebaikan yang telah diberikan kepada
penulis
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu,
kritik dan saran yang sifatnya konstruktif sangat diharapkan oleh penulis.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang berkompeten.
Malang, 24 Oktober 2014

Tim Penulis


BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Salah satu ciri makhluk hidup adalah bereproduksi ( berkembang biak).

Reproduksi bertujuan untuk melestarikan atau mempertahankan keberadaan atau
eksistensi suatu spesies tersebut. Ada dua cara perkembangbiakan secara umum
yaitu vegetatif dan generatif. perkembangbiakan secara vegetatif umunya terjadi
pada tumbuhan dan hewan tingkat rendah. Sedangkan perkembangbiakan secara
generatif umumnya terjadi pada hewan dan tumbuhan tingkat tinggi.
Perkembangbiakan secara generatif melibatkan individu jantan dan individu
betina. Individu jantan akan menghasilkan sel kelamin jantan atau sperma,
sedangkan individu betina akan menghasilkan sel kelamin betina atau sel telur
(ovum).
Seperti organisme lainnya, manusia berkembangbiak secara seksual dan
pada saat tertentu akan membentuk sel-sel kelamin (gamet). Setelah sel telur di
dalam ovarium masak, dinding rahim menebal dan banyak mengandung

pembuluh darah. Pembuahan didahului oleh peristiwa ovulasi, yaitu lepasnya sel
telur yang masak dari ovarium. Jika sperma bertemu dengan ovum akan terjadi
pembuahan. Pembuahan terjadi di oviduk. Sel telur yang telah dibuahi akan
membentuk zigot. Zigot yang terbentuk segera diselubungi oleh selaput,
kemudian menuju ke rahim. Di dalam rahim zigot menanamkan diri pada dinding
rahim yang telah menebal.
Selaput ini dikenal dengan nama selaput embrionik. Selaput Terbentuk
selama perkembangan embrio dan bukan merupakan bagian dari tubuh embrio,
terletak di luar tubuh embrio. Memiliki fungsi sebagai media perantara pertukaran
zat serta perlindungan bagi embrio (pemberi nutrisi, proteksi dan sekresi).
Plasenta adalah organ ekstra embrio yang merupakan pertautan antara
jaringan embrio dan jaringan induk. Pada manusia, jaringan induk yang ikut serta
dalam pembentukan plasenta adalah endometrium uterus bagian desidua basalis.
Pembentukan plasenta manusia dimulai pada minggu pertama kehamilan dan
berkembang terus sampai kehamilan berumur sekitar 8 bulan.

1.2.

Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang terdapat dalam makalah ini diantaranya yaitu:
1. Apa definisi selaput ektra embrio ?
2. Apa saja jenis-jenis dan fungsi dari selaput ekstra embrio ?
3. Bagaimana macam-macam plasenta pada hewan ?
4. Bagaimana mekanisme pembentukan selaput ekstraembrio pada ayam dan
mamalia ?
1.3.

Tujuan Penulisan

Adapun tujuan yang terdapat dalam makalah ini diantaranya yaitu:
1. Untuk mengetahui definisi selaput ektraembrio
2. Untuk mengetahui jenis-jenis dan fungsi selaput ekstraembrio
3. Untuk mengetahui macam-macam plasenta pada hewan
4. Untuk mengetahui mekanisme pembentukan selaput ekstraembrio pada
ayam dan mamalia

BAB II
ISI
2.1. Pengertian selaput ektraembrio

Selaput ekstra embrio merupakan selaput pada bagian luar yang
membungkus embrio agar berada persis pada posisi normal di dalam organ
reproduksi

betina

(tempat

embrio

berkembang)

yang

berfungsi

dalam

perlindungan agar embrio tidak terkontaminasi oleh antigen lain. Dan juga
Selaput ekstra embrionik berfungsi sebagai media perantara bagi pertukaran zat

serta perlindungan bagi embrio. Embrio dapat bertahan hidup sendiri selama
beberapa waktu dengan menyerap makanan dari kantung kuning telur dan susu
uterus, tetapi tidak lama kantung kuning telur tersebut dapat menyuplai makanan
kepada embrio tersebut. Sehingga embrio membutuhkan makanan yang lebih baik
untuk kelangsungan hidupnya.
2.2. Jenis – jenis dan fungsi selaput ekstraembrio
Ada empat macam selaput ekstra embrio yang umum terdapat pada embrio
vertebrata tinggi. Amnion, seperti kantung tipis yang berasal dari somaotopleura,
membentuk suatu kantung menyelubungi embrio dan berisi dengan cairan.
Keberadaan selaput ini sangat khas pada reptilian, burung dan mamalia sehingga
kelompok ini sering disebut dengan kelompok amniota, sedangkan ikan dan
amfibia tidak mempunyai amnion dan disebut anamniota. Fungsi amnion :
-

Berisi cairan amnion berasal dari ginjal fetus, kelenjar mulut, alat pernafasan

-

Menyelubungi dan melindungi embrio dari tekanan fisik,


-

Tempat mengambang, memungkinkan pergerakan tungkai dan tubuh embrio.
Kantung yolk suatu selaput splanknopleura, sangat erat fungsinya dalam

nutrisi pada embrio kelompok burung dan reptilian yang mempunyai yolk sangat
banyak. Walaupun telur-telur mamalia tidak mempunyai yolk, kantung yolk masih
dipertahankan dan digunakan untuk fungsi vital yang lain. Endoderm kantung
yolk merupakan sumber BSK, sedang mesoderm kantung yolk merupakan sumber
sel-sel kantung darah. Kuning telur ini bekerja dalam waktu yang cukup singkat
karena fungsi kerjanya dalam pertumbuhan berikutnya akan dilanjutkan oleh
allantois.

Allantois merupakan suatu kantung yang terbentuk sebagai suatu evaginasi
dari bagian ventral usus belakan pada tahap awal. Fungsi utamanya adalah sebagai
tempat penampung dan penyimpanan urin dan sebagai organ pertukaran gas antar
embrio dan lingkungan luarnya. Pada reptilia dan burung, allantois merupakan
suatu system tertutup, maka allantois harus memisahkan sisa-sisa metabolism
nitrogen agar tidak menimbukan efek toksik terhadap embrio. Pada mamalia,
peran allantois erat kaitannya dengan efisiensi pertukaran yang berlangsung pada

perbatasan fetus maternal. Allantois embrio babi mempunyai ukuran dan fungsi
yang sama seperti pada burung, sedangkan allantois manusia telah sangat terduksi
dan hanya berperan sebagai tempat lalunya pembuluh darah ke plasenta.
Karion atau serosa adalah membrane ekstra embrio yang paling luar dan
berbatasan dengan cangkang ata jaringan induk, jadi merupakan tempat
pertukaran antara embrio dan lingkungan sekitarnya. Pada hewan-hewan ovipar,
korion berfungsi terutama pada pertukaran gas bagi respirasi. Pada mamalia,
korion tidak hanya berperan seabagai pembungkus dan respirasi saja tetapi juga
dalam nutrisi, ekskresi, filtrasi dan sintesis hormone.
2.3. Macam – macam plasenta pada hewan

Perbedaan 4 macam plasenta dan masing-masing 2 contoh hewannya,
yaitu :
1. Plasenta difusa ( babi dan kuda )
Plasenta yang keadaan filinya menyebar merata diseluruh bagian korion
serta penembusan filinya ke dalam selaput lendir rahim dangkal.
2.

Plasenta kotiledon ( hewan ternak dan dominansia )
Filinya berkelompok-kelompok dan pertautannya lebih dalam pada selaput


lendir rahim dan kotiledonnya menjulur ke dalam pori-pori selaput lendir rahim.
3.

Plasenta zonaria (hewan kornivora )
Plasenta yang berbentuk ikat pinggang dan mengintari rahim di bagian

tengah korioalantoisnya.
4.

Plasenta diskoidal ( primata dan rodensia )
Berbentuk cakram, jumlahnya bisa satu atau lebih

2.4. Mekanisme pembentukan selaput ekstraembrio pada ayam dan mamalia
2.4.1. Mekanisme pembentukan selaput ekstraembrio pada ayam
Pada embrio awal, somatopleura dan splanknopleura meluas ke luar
daerah tubuh embrio sampai ke atas yolk. Daerah di luar (distal) dari tubuh
embrio disebut ekstra embrio. Mula-mula tubuh embrio ayam tidak mempunyai
batas sehingga lapisan-lapisan ekstra embrio saling berkelanjutan. Dengan
terbentuknya tubuh embrio, secara berurutan dibentuk lipatan-lipatan sehingga

akhirnya tubuh embrio hamper terpisah dari yolk. Dengan adanya lipatan-lipatan
tubuh ini maka batas antara daerah intra embrio dan ekstra embrio menjadi jelas.
Kantung yolk merupakan selaput ekstra embrio yang paling awal dibentuk.
splanknopleura embrio ayam tidak membentuk suatu saluran tertutup tetapi
tumbuh diatas permukaan yolk, mengelilinginya sehingga membentuk suatu
kantung. Splanknopleura yang mengelilingi yolk awalnya berasal dari hipoblast
primer dan skunder. Masing dari empat membrane utama (ditandai dengan cetak
tebal) yang menyokong embrio merupakan lembaran sel-sel yang berkembang
dari lembaran epitelium yang berada di sisi luar proper embrio. Kantung kuning
telur meluas di atas permukaan massa kuning telur. Sel-sel kantung kuning telur
akan mencerna kuning telur, dan pembuluh darah yang berkembang di dalam
membrane itu akan membawa nutrient ke dalam embrio.
Lipatan lateral jaringan ekstraembrionik menjulur di atas bagian atas
embrio itu dan menyatu untuk membentuk dua membrane tambahan, yaitu
amnion dan korion, yang dipisahkan oleh perluasan ekstraembrionik selom.
Amnion membungkus embrio dalam kantung yang penuh cairan, yang melindungi
embrio dari kekeringan, dan bersama-sama dengan korion menyediakan bantalan

bagi embrio agar terlindung dari setiap guncangan mekanis. Membrane keempat,
yaitu alantois, berasal dari pelipatan ke luar perut belakangembrio.

Allantois

adalah

kantung

yang

memanjang

ke

dalam

selom

ekstraembrionik. Allantois berfungsi sebagai kantong pembuangan untuk asam
urat yaitu limbah bernotrogen yang tidak larut dari embrio. Sementara allantois
terus mengembang, allantois menekan korion ke membrane vitelin, yaitu laidan
dalam cangkang sel telur. Bersama-sama, allantois dan korion membentuk organ
respirasi yang melayani embrio. Pembuluh darah yang terbentuk dalam epitelium
allantois mengangkut oksigen ke embrio ayam itu. Membrane ekstraembrionik
reptilian dan burung merupakan adaptasi yang berkaitan dengan permasalahan
khusus perkembangan di darat.

2.4.2. Mekanisme pembentukan selaput ekstraembrio pada mamalia
(manusia)
Pada umumnya, membran ekstraembrionik punya fungsi yang sama pada
mamalia dan reptil, konsisten dengan asal evolusi yang sama. Korion merupakan
tempat pertukaran gas, dan fluida dalam amnion secara fisik melindungi
perkembangan embrio. (Ini cairan ketuban dilepaskan dari vagina saat wanita
hamil "Air istirahat " sebelum melahirkan.) The allantois, yang ini menentukan
limbah dalam telur reptil, dimasukkan ke dalam pusat tali pada mamalia. Tidak
membentuk pembuluh darah yang mengangkut oksigen dan nutrisi dari plasenta

ke embrio dan melepaskan embrio karbon dioksida dan nitrogen limbah. The
ekstraembrionik keempat membran, itu yolk sac, membungkus kuning telur dalam
telur reptil. Pada mamalia itu adalah tempat dari awal pembentukan sel-sel darah,
yang kemudian bermigrasi menjadi embrio tepat. Dengan demikian, meskipun
ekstraembrionik membran reptil yang dilestarikan di mamalia dalam perjalanan
evolusi, modifikasi muncul yang disesuaikan dengan perkembangan dalam rahim
ibu. Setelah gastrulasi selesai dan setiap ekstraembrionik membran terbentuk,
tahap berikutnya perkembangan embrio dimulai: pembentukan organ.

BAB III
3.1.

Kesimpulan

1. Selaput ekstra embrio merupakan selaput pada bagian luar yang
membungkus embrio agar berada persis pada posisi normal di dalam organ
reproduksi betina (tempat embrio berkembang) yang berfungsi dalam
perlindungan embrio.
2. Ada empat macam selaput ekstra embrio yang umum terdapat pada embrio
vertebrata tinggi. Amnion berfungsi untuk menyelubungi dan melindungi
embrio dari tekanan fisik, kantong kuning telur berfungsi untuk nutrisi
pada embrio kelompok burung dan reptilian yang mempunyai yolk sangat
banyak, allantois berfungsi sebagai tempat penampung dan penyimpanan
urin dan sebagai organ pertukaran gas antar embrio dan lingkungan
luarnya, karion berfungsi sebagai tempat pertukaran gas.
3. Ada 4 macam plasenta pada hewan yaiut plasenta difusa, plasenta
kotiledon, plasenta zonaria dan plasenta diskoidial.
4.

Daftar Pustaka
Campbell, N.A, J.B. Reece, M.R. Taylor, E.J Simon, J.L Dickey. 2012.
Campbell Biology Concepts & Connections, Seventh Edition.

USA

:

Perason Education, Inc
Gilbert, Scott F. 2010. Developmental Biology 9th Edition. Massachusetts, USA :
Sinauer Associates, Inc.
Gray, Henry. 1918. Anatomy of the Human Body 20th edition thoroughly and re
edited. Philadelphia and New York: Lea & Febiger.
Renfree, M. B. 1982. Implantation and placentation. In Austin, C. R. and Short,
R. V. (eds.) Reproduction in Mammals 2. Embryonic and Fetal
Development(Second edition). Cambridge University Press, Cambridge.
Pp. 26-69.
Rudd,

Steve.

Embriology

:”the

biogenetic

law”.

http://www.bible.ca/tracks/textbook-fraud-embryology-earnst-haeckelbiogenetic-law.htm ) diakses pada 24 Oktober 2014

(