Analisa Faktor dan Kesesuian Lokasi Supe
Laporan Analisa Lokasi dan Keruangan 2016
Kata Pengantar
Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT, karena limpahan rahmat,
kemudahan, kelancaran dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
mata kuliah Analisa Lokasi dan Keruangan.
Tugas ini merupakan syarat wajib bagi mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya dalam penyelesaian mata kuliah Analisa Lokasi dan Keruangan. Laporan ini juga
berisi tentang hasil analisa faktor lokasi yang berpengaruh terhadap suatu perdagangan dan
jasa di Surabaya.
Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa penulisan dan penyusunan
laporan ini masih jauh dari sempurna, mengingat terbatasnya waktu dan kemampuan
penulis. Kritik dan saran sangat diperlukan untuk dijadikan sebagai acuan tugas-tugas
selanjutnya.
Dalam penyelesaian penulisan laporan ini penulis tidak lepas dari bantuan dosen mata
kuliah Analisa Lokasi dan Keruangan yaitu Dr. Nanang Setiawan dan Belinda Ulfa Aulia,
Msc yang telah memberikan kesempatan, bimbingan, sarana dan prasarana selama
penulisan laporan ini. Atas semua bantuan yang telah diberikan kepada penulis, penulis
ingin mengucapkan terima kasih dan semoga atas bantuan yang telah diberikan selama
penulisan dan penyusunan laporan ini mendapatkan balasan dari Allah SWT.
Akhir kata penulis berharap agar laporan ini bermanfaat bagi semua pihak.
Surabaya, Mei 2016
Tim Penulis
22
Laporan Analisa Lokasi dan Keruangan 2016
Daftar Isi
Kata Pengantar....................................................................................................................... i
Daftar Isi................................................................................................................................. ii
Bab I Pendahuluan.................................................................................................................1
1.1
Latar Belakang......................................................................................................... 1
1.2
Tujuan...................................................................................................................... 1
1.3
Sistematika Pembahasan.........................................................................................1
Bab II Tinjauan Pustaka......................................................................................................... 3
2.1
Pengertian Retail......................................................................................................3
2.1.1
Variabel Pertimbangan Pemilihan Lokasi Ritel..................................................4
2.2
Teori Lokasi Hotelling...............................................................................................6
2.3
Alat Analisis............................................................................................................. 8
2.3.1
Confirmatory Factor Analysis (CFA)..................................................................8
Bab III Gambaran Umum Wilayah Studi.................................................................................9
3.1
Profil Supermarket Giant..........................................................................................9
3.1.1
Persebaran Lokasi Supermarket Giant di Surabaya.........................................9
3.1.2
Gambaran Lokasi Giant Arief Rahman Hakim................................................10
3.2
Profil Supermarket Super Indo...............................................................................10
3.2.1
Persebaran Lokasi Supermarket Super Indo di Surabaya...............................11
3.2.2
Gambaran Lokasi Super Indo Arief Rahman Hakim........................................11
Bab IV Analisis..................................................................................................................... 12
4.3
Analisis Kesesuaian Teori......................................................................................18
4.3.1
22
Teori Hotelling.................................................................................................18
4.3.2
Analisis Lokasi dengan Confirmatory Factor Analysis (CFA)..........................19
Tabel 4.8 Tabel analisis Kesesuaian Teori....................................................................19
Bab V Penutup..................................................................................................................... 22
5.1
Kesimpulan............................................................................................................ 22
5.2
Lesson Learned.....................................................................................................22
Laporan Analisa Lokasi dan Keruangan 2016
Adapun lesson learned yang diperoleh dari hasil penelitian adalah:.................................22
Daftar Pustaka...................................................................................................................... 24
22
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Di Kota Surabaya banyak terdapat fasilitas perdagangan dan jasa berupa supermarket
atau retail. Pertumbuhan retail di Kota Surabaya terus bertambah dari tahun ke tahun dan
persaingan antar supermarket ini pun tidak dapat dielakkan.
Salah satu jenis strategi persaingan dalam fasilitas perdagangan dan jasa berupa
supermarket adalah mendirikan retail atau toko mereka berdampingan dengan pesaing
mereka sendiri. Hal ini lah yang terjadi pada Supermarket Giant dan Superindo yang
berlokasi di Jalan Arif Rahman Hakim, Kelurahan Keputih, Kecamatan Sukolilo, Surabaya.
Terjadinya hal ini tentunya dipengaruhi oleh faktor - faktor yang mendorong pemilihan
lokasi tersebut menjadi tempat bagi kedua supermarket tersebut bersaing. Penentuan dan
penelitian faktor-faktor yang mendorong dijadikan acuan kedepannya dalam perencanaan
baik bagi planner sendiri maupun pihak swasta atau developper untuk penentuan lokasi
sebuah fasilitas perdagangan dan jasa yang lebih baik lagi. Maka dari itu, dalam laporan ini
akan dibahas mengenai tentang faktor - faktor yang mempengaruhi lokasi kedua
supermarket tersebut berdasarkan konsumen dengan analisi teori Hotelling dan metode
CFA.
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan laporan analisa lokasi dan keruangan lokasi retail dengan studi
kasus lokasi Giant dan Super Indo di Arief Rahman Hakim Surabaya adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui teori-teori penentuan lokasi retail yang berhubungan dengan studi
kasus,
2. Mengetahui keterkaitan antara teori lokasi dengan kondisi retail yang menjadi studi
kasus,
3. Mengetahui faktor lokasi yang berpengaruh terhadap lokasi retail yang menjadi
kasus berdasarkan analisis yang dilakukan,
4. Mengetahui fakta empirik dari hasil analisa penentuan faktor lokasi Giant dan Super
Indo di Arief Rahman Hakim Surabaya.
1.3 Sistematika Pembahasan
Sistematika penulisan makalah analisis lokasi dan keruangan ini terdiri dari BAB I
yang berisi pendahuluan seperti latar belakang, tujuan, dan sistematika penulisan. BAB
II yang berisi tinjauan pustaka. BAB III yang berisi gambaran umum wiilayah studi. BAB
IV yang berisi analisis faktor lokasi Giant dan Super Indo di Arief Rahman Hakim
Surabaya. BAB V yang berisi penutup seperti kesimpulan dan lesson learned.
Bab II
Tinjauan Pustaka
2.1 Pengertian Retail
Retail adalah kegiatan usaha menjual barang atau jasa kepada perorangan untuk
keperluan diri sendiri, keluarga atau rumah tangga (Ma’ruf, 2005:7). Sedangkan
retailing adalah serangkaian kegiatan usaha yang memberikan nilai tambah pada
produk dan jasa yang dijual kepada pelanggan untuk penggunaan pribadi atau keluarga
(Levy, 2009:48). Sedangkan toko adalah tempat dimana konsumen melakukan
pembelian yang terencana maupun tidak terencana (Tirmizi et al, 2009). Toko ini
menjual puluhan bahkan ratusan jenis barang setiap hari, dan konsumen membeli
barang tersebut dengan sebagian dari pendapatan mereka. Konsumen bergantung
kepada pendapatan dan waktu yang mereka keluarkan dalam melakukan pembelian.
Hal ini membuat konsumen akan melakukan pembelian terencana, apabila konsumen
melakukan pembelian secara tidak terencana maka dapat dikategorikan sebagai
pembeli impulsif.
Retail dapat dibagi menjadi berbagai jenis, hal yang paling sederhana untuk
membaginya adalah dengan melihat retail mix atau dalam bahasa Indonesia diartikan
sebagai bauran. Terdapat empat elemen atau tipe retail yang biasa digunakan untuk
memenuhi kebutuhan konsumen (Levy, 2009) yaitu,
1. Tipe dari barang dagangan (merchandise)
berbagai jenis barang dagangan membedakan tipe dari retail yang ada.
2. Variasi dan jenis barang dagangan
Variasi adalah jumlah kategori barang yang retailer sediakan, sedangkan jenis
rang dagangan adalah jumlah jenis yang berbeda di dalam kategori barang
dagangan.
3. Jasa yang disediakan
Jasa yang ditawarkan oleh retailer dapat membuat satu retailer berbeda jenisnya
dengan retailer lain. Contoh jasanya adalah penyediaan tempat parkir, menerima
pembayaran dengan kartu kredit, menerima perbaikan, menerima pengembalian
barang, jasa pengiriman, dan jasa membungkus kado. Terkadang agar
konsumen dapat menikmati jasa ini, retailer menuntut pembayaran.
4. Harga
Harga juga menjadi penentu janis dan tipe dari retail, harga dapat dibagi menjadi
rendah, rata-rata, dan tinggi. Harga juga dapat berubah apabila terdapat discount
atau potongan harga, bisa juga karena ada suatu kejadian hari atau keadaan
khusus seperti lebaran, natal, dan tahun baru.
2.1.1
Variabel Pertimbangan Pemilihan Lokasi Ritel
Sebuah studi mengungkapkan bahwa faktanya riteller memiliki kriteria tertentu
yang mereka gunakan untuk mencari lokasi baru untuk sebuah toko. Charles G.
Schimdt, seorang profesor dari Departemen Geografi di University Colorado-Denver,
mengemukakan empat karakteristik utama dalam memilih lokasi retail yaitu:
1. Volume lalu lintas yang padat, kepadatan dan kemacetan lalu-lintas bisa pula
menjadi hambatan, misalnya terhadap pelayanan kepolisian, pemadam
kebakaran, dan ambulans.
2. Frontage yang lebar dan akses yang aman untuk keluar masuk menuju tapak.
3. Ukuran tapak untuk ekspansi (tersedianya tempat yang cukup luas untuk
perluasaan usaha dikemudian hari).
4. Threshold populasi
Penentuan lokasi pusat belanja juga memperhitungkan threshold atau batas
ambang, yaitu tingkat permintaan/jumlah penjualan minimum yang dibutuhkan untuk
mendukung keberadaan kegiatan perdagangan tertentu. Salah satu indikator yang
digunakan dalam perhitungan threshold adalah variabel jumlah penduduk yang
merupakan substitusi dari data jumlah penjualan yang didapat secara empiris.
Pengembangan pusat belanja juga didasari oleh konsep jangkauan barang, yaitu
jarak yang harus ditempuh oleh konsumen untuk membeli barang/jasa dengan harga
tertentu. Konsumen akan mengeluarkan biaya tambahan, karena adanya jarak yang
harus ditempuh. Biaya yang dikeluarkan merupakan gabungan dari jumlah uang
yang dikeluarkan, waktu dan usaha yang dilakukan. Hal ini akan mempengaruhi
konsumen dalam pemilihan unit perdagangan yang akan dikunjungi. Konsumen
cenderung tidak mengunjungi unit perdagangan yang jauh untuk barang dengan
frekuensi high quick turnovergoods.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pemilihan lokasi retail modern,
meliputi:
a. Faktor
permintaan
(demografi,
perubahan
permintaan
dan
variabel
psikografis)
b. Faktor pasokan (perubahan organisasi dan sistem pasokan retail dan variabel
teknologi)
c. Faktor daya beli konsumen (variabel sosio-ekonomi konsumen)
d. Faktor fisik lokasi (harga tanah, sewa lahan dan lokasi fisik retail dari retail
sendiri)
e. Faktor tingkat persaingan (variabel persaingan)
f.
Faktor aksesibilitas
g. Faktor kebijakan perencanaan lokal
Sedangkan
Diana
(2003),
menyatakan
bahwa
faktor-faktor
penentu
berkembangnya lokasi perdagangan meliputi:
1. Jumlah penduduk pendukung
Setiap jenis fasilitas perdagangan eceran mempunyai jumlah ambang
batas penduduk atau pasar yang menjadi persyaratan dapat berkembangnya
kegiatan. Jumlah penduduk pendukung dapat diketahui dari luas daerah
pelayanan tetapi luas daerah layanan tidak dapat ditentukan sendiri karena
faktor ini bergantung pada faktor fisik yang mempengaruhi daya tarik suatu
fasilitas perdagangan.
2. Aksesibilitas
Aksesibilitas berkaitan dengan kemudahan pencapaian suatu lokasi
melalui kendaraan umum dan pribadi serta pedestrian. Untuk fasilitas
perdagangan kemudahan pencapaian lokasi, kelancaran lalu lintas dan
kelengkapan fasilitas parkir merupakan syarat penentuan lokasi dan
kesuksesan kegiatan perdagangan.
3. Keterkaitan spasial
Pada kegiatan perdagangan yang bersifat generatif, analisa ambang batas
penduduk dan pasar menjadi hal yang penting sedangkan pada lokasi
perdagangan yang bersifat suscipient, analisa kaitan spasial dari kegiatan
merupakan hal yang penting.
4. Jarak
Kecenderungan pembeli untuk berbelanja pada pusat yang dominan,
namun
meyukai
tempat
yang
dekat
maka
faktor
jarak
merupakan
pertimbangan penting untuk melihat kemungkinan perkembangan suatu lokasi
terutama pusat perdagangan sekunder yang menunjukkan trade off antara
besarnya daya tarik pusat dan jarak antara pusat.
5. Kelengkapan fasilitas perdagangan
Kelengkapan fasilitas perdagangan menjadi faktor penentu pemilihan
lokasi berbelanja konsumen. Konsumen berbelanja barang-barang tahan lama
yang tidak dibeli secara tidak teratur seperti pakaian, alat-alat elektronik pada
tempat perdagangan yang memiliki banyak pilihan barang yang dapat
diperbandingkan. Oleh karena itu pembeli cenderung untuk berbelanja
barang-barang tahan lama pada pusat perdagangan yang lebih lengkap, tetapi
untuk kebutuhan standar sehari-hari seperti bahan makanan, para konsumen
cenderung masih mempertimbangkan jarak yang dekat kalau terdapat fasilitas
yang memadai.
2.2 Teori Lokasi Hotelling
teori lokasi Hotelling muncul sebagai kelemahan teori lokasi yang mengasumsikan
bahwa karakter demand dalam suatu ruang (space) adalah seragam. Teori ini juga
merupakan pengembangan dari konsep “least cost location” dengan memperhatikan
“ketergantungan lokasi”. Selain itu, produsen dalam memilih lokasi industri berperilaku
untuk menguasai market area seluas-luasnya yang dipengaruhi oleh perilaku konsumen
dan keputusan berlokasi produsen lainnya (Hotelling, 1929). Dalam teori Hotelling
terdapat beberapa asumsi yang digunakan yaitu sebagai berikut,
a. Terdapat 2 perusahaan homogen (menjual barang yang sama) pada linier area
b. Konsumen terdistribusi secara merata dan membeli 1 produk barang di
perusahaan terdekat
c. Biaya prooduksi sama dimana saja
d. Ongkos transportasi adalah sama per unit jarak pada seluruh pasar
e. Ongkos transportasi dibayar oleh konsumen
Berikut adalah proses yang terjadi terhadap kedua ritel, menurut Teori Hotelling,
terdapat 2 perusahaan yang
berlokasi di area linier
kedua perusahaan berlokasi pada
titik kuartil dengan jarak yang sama
dari titik pusat
Spatial Competition
salah satu perusahaan mencoba
mengambil keuntungan maksimum
dengan mengambil lokasi dititik
pusat
kedua perusahaan berkompetisi
dalam lokasi dan akan berakhir di
titil pusat dan berdampingan satu
sama lain
dalam meningkatkan penjualannya,
perusahaan akan mencoba
mengubah sedikit produk mereka
seperti harga, pelayanan dsb
Competitive
Differentiation
Diagram 1. Proses Terjadinya Teori Hotelling
Sumber : Hotelling, 1929
Teori lokasi Hotelling memiliki dua kondisi sebegai berikut,
a. kondisi inelastic demand
industri A pertama kali memasuki market, kemudian industri B
berkompetisi dengan A
jika keduanya berlokasi di tengah, maka market area terbagi sama dari
kedua industri
jika B berpindah ke kanan, harga di kanan lebih rendah dibandingkan
dengan harga di tengah
jika demand-nya inelastic (membeli produk pada harga berapa pun) maka
B tidak mendapat keuntungan dari perubahan lokasi ini
(a)
(b)
Gambar 1. Ilustrasi Kondisi Inelastic Demand
Sumber : Diktat Analisis Lokasi dan Keruangan
b. kondisi elastic demand
dua industri A dan B berkolusi monopoli oasar dan berlokasi pada posisi
kuartil
keduanya membagi market area sama luasnya perbandingan dengan
loksi di tengah, biaya angkut di lokasi kuartil lebih besar dibandingkan
dengan lokasi yang di tengah
keuntungan berlokasi di kuartil melebihi berbagai kemungkinan alternatif
lainnya
(a)
(b)
Gambar 2. Ilustrasi Kondisi Elastic Demand
Sumber : Diktat Analisis Lokasi dan Keruangan
2.3 Alat Analisis
Alat analisis yang digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap penentuan lokasi retail dengan spesifikasi bisnis waralaba ini adalah analisis
Confirmatory Factor Analysis (CFA) dengan analisis faktor.
2.3.1 Confirmatory Factor Analysis (CFA)
CFA digunakan untuk menguji unidimensional, validitas dan reliabilitas model
pengukuran konstruk yang tidak dapat diukur langsung (Joreskog dan Sorborn,
1993). Model pengukuran atau disebut juga model deskriptif (Ferdinant, 2002),
measurement theory (Hair, dkk, 2006), atau confirmatory factor model (Long, 1983)
yang menunjukkan operasionalisasi variabel penelitian menjadi indikator-indikator
terukur yang dirumuskan dalam bentuk persamaan dan atau diagram jalur tertentu
(Kusnendi, 2008).
Tujuan CFA adalah untuk mengkonfirmasikan atau menguji model, yaitu model
pengukuran yang perumusannya berasal dari teori. Sehingga, CFA bisa dikatakan
memiliki dua fokus kajian yaitu :
1. Apakah indikator-indikator yang dikonsepsikan secara unidimensional, tepat
dan konsisten
2. Indikator-indikator apa yang dominan membentuk konstruk yang diteliti
Bab III
Gambaran Umum Wilayah Studi
3.1 Profil Supermarket Giant
Giant di indonesia beroperasi di bawah bendera bisnis jaringan ritel raksasa PT Hero
Supermarket Tbk yang telah mengadakan aliansi strategis dengan Dairy Farm
International pada tahun 1999 dalam bentuk penyertaan saham langsung. Gerai Giant
yang pertama kali dibuka di Indonesia adalah Giant Hypermarket di Villa Melati Mas,
Serpong, Tangerang pada tanggal 26 Juli 2002. Hingga Januari 2009, Giant telah
memiliki 46 gerai dalam bentuk hypermarket dan 104 gerai dalam bentuk supermarket
yang tersebar di Jabodetabek, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali,
Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.
Giant dengan filosofinya “Banyak Pilihan Harga Lebih Murah” menyediakan sekitar
35.000-50.000 jenis produk. Produk private label Giant mulai hadir pada tahun 2003
dengan menggunakan merek Giant serta First Choice. Produk private label hadir untuk
memenuhi kebutuhan konsumen yang sensitif terhadap harga akan produk yang
berkualitas. Harga yang ditetapkan untuk produk private label lebih murah bila
dibandingkan dengan produk merek nasional. Dengan adanya produk private label
diharapkan dapat menambah pilihan bagi konsumen dalam berbelanja.
Slogan dari produk private label milik Giant adalah Proudly Made in Indonesia.
Produk-produk private label yang dijual oleh Giant 90% adalah produk lokal yang
dihasilkan oleh pemasok yang sebagian besar adalah perusahaan berskala kecil
menengah di Indonesia. Giant memiliki standar khusus yang harus dipenuhi oleh
pemasok dalam memproduksi produk private label. Standar ini digunakan untuk
menjaga kualitas dari produk private label yang dihasilkan. Giant juga memberlakukan
kebijakan yang memberikan keleluasaan bagi konsumen untuk mengembalikan produk
private label yang telah dibeli ke gerai Giant manapun jika merasa tidak puas dengan
kualitas produk private label tersebut.
3.1.1
Persebaran Lokasi Supermarket Giant di Surabaya
Di kota Surabaya setidaknya terdapat 9 gerai Supermarket Giant dan 4 gerai
Hypermarket Giant yang tersebar di beberapa lokasi sebagai berikut :
Tabel 3.1 Tabel Persebaran Lokasi Giant di Kota Surabaya
No
Nama Gerai
Giant Supermarket Arief Rahman
1
Hakim
2
Giant Supermarket HR Muhammad
Giant Supermarket Kapas Krampung
3
4
5
6
Plaza
Giant Supermarket Kedungsari
Giant Supermarket Klampis
Giant Supermarket Manukan Lontar
7
Giant Supermarket Mulyosari
8
Giant Supermarket Rungkut
9 Giant Supermarket Wiyung
10 Giant Hypermarket Maspion
11 Giant Hypermarket Mayjen Sungkono
12 Giant Hypermarket Diponegoro
13 Giant Hypermarket Pondok Chandra
Sumber : wikipedia.org
3.1.2
Lokasi
Jalan Arief Rahman Hakim No. 169
Jalan HR Muhammad Kav. 11-12,
Sukomanunggal
Jalan Kapas Krampung Mall Kaza Lantai
Dasar No. 45, Tambakrejo
Jalan Kedungsari No. 80, Tegalsari
Jalan Klampis Jaya, Klampis Ngasem
Jalan Raya Manukan Tama, Lontar
Jalan Raya Mulyosari No. 300, Dukuh
Sutorejo
Jalan Rungkut Mapan Utara, Rungkut
Tengah
Jalan Raya Menganti, Babatan
Jalan Jend. A. Yani No. 73, Margorejo
Jalan Mayjen Sungkono, Dukuh Pakis
Jalan Pangeran Diponegoro, Gunungsari
Jalan Wadung Asri I, Waru
Gambaran Lokasi Giant Arief Rahman Hakim
Lokasi gerai supermarket Giant yang ada di Arief Rahman Hakim berlokasi di
Jalan Arief Rahman Hakim No. 169 Kelurahan Keputih, Kecamatan Sukolilo, Surabaya.
Supermarket Giant terletak di dekat perumahan Kertajaya Regency dan berdampingan
dengan Supermarket Super Indo. Selain itu Supermarket Giant mempunyai letak yang
dekat dengan Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember, perumahan Araya, dan
Kampus Hang Tuah. Berdasarkan klasifikasi jalan, Supermarket Giant terletak di tepi
jalan kolektor primer.
3.2 Profil Supermarket Super Indo
Sejak tahun 1997, Super Indo tumbuh dan berkembang bersama masyarakat
Indonesia. Kini, Super Indo telah memiliki 132 gerai tersebar di 17 kota besar di
indonesia dan didukung lebih dari 6000 karyawan terlatih. Setiap gerai umumnya
menyediakan beragam produk kebutuhan sehari-hari.
Super Indo merupakan jaringan ritel Internasional Delhaize Group, sebuah
perusahaan ritel produk pangan berpusat di Brussel, Belgia yang beroperasi di tiga
benua dan sebelas negara (Belgia, Amerika Serikat, Romania, Yunani, Luksemburg,
Indonesia, Serbia, Bulgaria, Bosnia dan Herzegovina, Montenegro, serta Albania). Pada
tahun 1997 Delhaize Group membeli 51% saham Super Indo.
Super Indo memiliki private brand “365”. “365” diluncurkan pada tahun 2006 dan
telah memiliki lebih dari 140 jenis produk. Super Indo memiliki motto “Lebih Segar,
Lebih Hemat, Lebih Dekat”.
3.2.1
Persebaran Lokasi Supermarket Super Indo di Surabaya
Di Surabaya terdapat 10 gerai Super Indo yang tersebar di beberapa lokasi di
seluruh Kota Surabaya sebagai berikut:
Tabel 3.2 Tabel Persebaran Lokasi Giant di Kota Surabaya
No
Nama Gerai
1 Super Indo Central Park
2 Super Indo Arief Rahman Hakim
3 Super Indo Delta Plaza
4 Super Indo Rungkut
5 Super Indo Dharmahusada
6 Super Indo Kenjeran
7 Super Indo Semolowaru
8 Super Indo Merr
9 Super Indo Wadung Asri
10 Super Indo Jemursari
11 Super Indo Mastrip
12 Super Indo Royal Square
13 Super Indo Citraland
14 Super Indo Satelit Utara
Sumber : wikipedia.org
3.2.2
Lokasi
Jalan Raya Mulyosari 123-A
Jalan Arief Rahman Hakim 169-171
Jalan Pemuda No. 31-34
Jalan Rungkut Mapan Utara FA-01
Jalan Dharmahusada No. 191
Jalan Raya Kenjeran No. 564-572
Jalan Nginden Semolo No. 98
Jalan Ir. Soekarno No. 351
Jalan Wadung Asri, 76
Jalan Jemursari No. 170
Jalan Raya Mastrip No. 4
Jalan Menganti No. 479
Jalan Telaga Utama D1 Kav 31-32
Jalan Raya Satelit Utara KN 9
Gambaran Lokasi Super Indo Arief Rahman Hakim
Lokasi gerai Super Indo yang ada di Arief Rahman Hakim berlokasi di jalan Arief
Rahman Hakim No. 169-171 Kelurahan Keputih. Super Indo terletak berdampingan
dengan gerai Giant dan perumahan Kertajaya Regency. Serta terletak tidak terlalu
jauh dari Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus Hang Tuah serta
perumahan Araya.
Bab IV
Analisis
4.1 Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penulisan laporan penentuan faktor
lokasi retail Supermarket Giant dan Super Indo di Jalan Arief Rahman Hakim, Surabaya
yaitu menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif yang meliputi beberapa sub
pokok bahasan seperti alur berpikir, metode pengumpulan data, dan profil responden.
4.1.1
Alur Berpikir
Alur berpikir yang digunakan dalam penulisan laporan penentuan faktor lokasi
retail Supermarket Giant dan Super Indo di Jalan Arief Rahman Hakim dapat dilihat
pada bagan atau diagram dibawah ini:
Perkembangan Sektor Perdagangan dan Jasa Retail
Latar Belakang Penulisan
Pemilihan Lokasi Sektor Perdagangan dan Jasa Retail
Pemilihan Studi Kasus
Lokasi Supermarket Giant dan Super Indo di Arief Rahman Hakim
Lokasi Supermarket Giant dan Super Indo di Arief
Lokasi
Rahman
Supermarket
Hakim Giant dan Super Indo di Arief Rahman Hak
Input
Confirmatory Factor Analysis (CFA) dan Analisis
Analisis Kesesuaian Teori Lokasi dengan Kondisi Faktual dari Perspektif Masyarakat
Proses
Teridentifikasi Faktor Paling Berpengaruh terhadap Pemilihan Lokasi Giant dan Super Indo Arief Rahman Haki
Output
Diagram 2. Alur Berpikir Laporan
Sumber : Analisis Penulis
4.1.2
Metode Pengumpulan Data
Dalam proses analisis data yang digunakan dalam penulisan laporan, hal
terpenting adalah proses memperoleh data-data yang dibutuhkan untuk pembahasan
dalam penulisan suatu penelitian atau pengamatan. Metode pengumpulan data yang
digunakan dalam menganalisis penentuan lokasi supermarket Giant dan Super Indo
di Jalan Arief Rahman Hakim adalah sebagai berikut,
a. Survey Primer
Dengan melalui pengamatan langsung di lokasi studi sedangkan untuk
data-data yang diambil adalah kondisi eksisting lokasi (orientasi lokasi)
dan persepsi konsumen Giant dan Super Indo yang didapatkan melalui
kuisioner yang telah disebar.
b. Survey Literatur
Survey literatur digunakan untuk mencari data berupa tinjauan pustaka
dan teori yang digunakan dalam mengidentifikasi faktor lokasi yang
berpengaruh terhadap penentuan lokasi Giant dan Super Indo di Arief
Rahman Hakim, Surabaya.
4.1.3
Profil Responden
Berdasarkan penelitian yang dilihat dari persepsi masyarakat selaku konsumen,
oleh karena itu responden yang diminta untuk memberikan pendapat terkait faktor
lokasi yang berpengaruh terhadap penentuan lokasi supermarket Giant dan Super
Indo di Arief Rahman Hakim, Surabaya. Karakteristik responden yang diambil adalah
yang memiliki usia antara 18-22 tahun dengan segala jenis profesi, untuk jumlah
responden penulis mengambil sebanyak 30 responden untuk diminta pendapatnya.
Selain itu juga dilakukan pengambilan responden dari stakehoder terkait yang
berhubungan dengan penentuan faktor lokasi yang berpengaruh terhadap lokasi
Giant dan Super Indo di Arief Rahman Hakim yang melalui manager dari kedua retail
tersebut. Dimana dilakukan dengan melakukan wawancara dan kuisiner yang
berisikan beberapa variabel faktor lokasi yang dianggap berpengaruh terhadap
penentuan lokasi retail.
4.2 Analisis Lokasi
4.2.1
Confirmatory Factor Analysis (CFA)
Penempatan lokasi retail mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap
keberlangsungan usahanya. Sehingga diperlukan penempetan lokasi retail yang
mendekati pusat berkumpulnya calon pembeli. Pada supermarket Giant dan Super
Indo diketahui bahwa perlu dilakukan sebuah penelitian dimana keberadaan lokasi
yang memberikan keuntungan besar dari penjualan produk. Perspektif masyarakat
atau konsumen nantinya dijadikan sebagai bahan pertimbangan terhadap faktor
lokasi apa saja yang berpengaruh pada penentuan lokasi supermarket Giant dan
Super Indo di Arief Rahman Hakim sehingga kedua retail tersebut terletak secara
berdekatan satu sama lain.
Untuk memudahkan dalam menganalisis jawaban dari responden, dipilihlah Skala
Likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang
atau kelompok tentang pemilihan lokasi Supermarket Giant dan Super Indo di Arief
Rahman Hakim yang merupakan konsumen dari supermarket tersebut. Setiap
jawaban dihubungkan dengan bentuk pernyataan atau dukungan sikap yang
diungkapkan dengan berisi lima tingkat jawaban yang menggambarkan apakah
faktor-faktor penentu lokasi retail telah mempengaruhi penentuan lokasi retail
supermarket Giant dan Super Indo di Arief Rahman Hakim dari perspektif konsumen
sebagai salah satu stakeholder kunci. Untuk tingkatan jawaban dalam analisis
dengan skala likert meliputi,
1. Sangat Berpengaruh
=5
2. Berpengaruh
=4
3. Ragu-ragu
=3
4. Tidak Berpengaruh
=2
5. Sangat Tidak Berpengaruh
=1
Faktor-faktor yang ditanyakan kepada konsumen adalah faktor-faktor penentuan
lokasi yaitu sebagai berikut,
Tabel 4.1 Faktor Penentuan Lokasi yang ditanyakan kepada Konsumen
No
1
2
3
Faktor
Aksesibilitas
Kelengkapan Fasilitas
Produk
Sumber : Hasil Analisa, 2016
Variabel
Kemudahan menjangkau lokasi
Kelengkapan fasilitas dibanding pesaing
Kelengkapan dan kualitas produk yang
ditawarkan
Penawaran promo dan potongan harga
Harga lebih murah
Berikut adalah hasil kuisioner yang dibagikan kepada 50 responden yang meliputi
konsumen supermarket Giant dan Super Indo.
Tabel 4.2 Hasil Kuisioner terhadap 30 Reponden
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Akesesibi
Kelengkapan
litas
X1
2
3
2
4
5
3
4
4
3
3
5
5
5
3
4
4
3
5
4
3
4
4
1
4
5
4
1
4
4
4
Fasilitas
X2
X3
4
4
5
4
4
4
3
3
2
3
3
4
4
4
4
4
4
3
5
5
5
5
5
5
5
5
4
3
3
3
4
4
4
4
5
4
3
4
4
4
4
3
3
4
3
5
4
4
3
4
4
4
4
4
4
5
2
3
4
4
Nama
Faricha Astri
Wulan D.
Syifa N.
Dita
Rizky Yazhahir
Tasha
Maghfir
Lidia R.
Bobby Sinaga
Felicia
Kevin
I Gede Made R.
Dany Sitompul
Aluh
Cindra
Naffi
Gita Sidauruk
Prasetyo
Ema
Citra
Jehezkiel W.
Naomi
Setyo Aji
Gede
Grace N.
Dheo Cakra
Charell Naufal
Meriem
M. Afif. H
Sarin Aziztani
Produk
X4
4
5
3
3
4
3
4
4
3
4
5
5
4
2
3
3
4
4
1
5
4
4
3
2
4
3
4
3
4
4
X5
4
4
4
3
4
3
4
3
3
4
5
5
1
3
3
3
3
3
2
5
4
3
5
3
4
3
4
5
3
4
Sumber : Survei Primer, 2016
Data-data di atas nantinya diolah dengan SPSS menggunakan Analisis Faktor guna
mengetahui fator-faktor apa saja yang berpengaruh dalam penentuan lokasi retail
supermarket Giant dan Super Indo di Jalan Arief Rahman Hakim, Surabaya. Responden
yang dipilih adalah konsumen selaku stakeholder yang ikut berperan dalam keberadaan
kedua supermarket tersebut. Berikut adalah hasil dari analisis faktor yang dilakukan
dengan menggunakan bantuan perangkat lunak SPSS:
Tabel 4.3 Hasil Analisis SPSS
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy.
Bartlett's Test of Sphericity
Sumber :
Approx. Chi-Square
Df
.480
25.937
10
Dari
diketahui
Analisa
Penulis, 2016
tabel
Sig.
.004
bahwa
nilai
Sig menunjukkan
Kata Pengantar
Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT, karena limpahan rahmat,
kemudahan, kelancaran dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
mata kuliah Analisa Lokasi dan Keruangan.
Tugas ini merupakan syarat wajib bagi mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya dalam penyelesaian mata kuliah Analisa Lokasi dan Keruangan. Laporan ini juga
berisi tentang hasil analisa faktor lokasi yang berpengaruh terhadap suatu perdagangan dan
jasa di Surabaya.
Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa penulisan dan penyusunan
laporan ini masih jauh dari sempurna, mengingat terbatasnya waktu dan kemampuan
penulis. Kritik dan saran sangat diperlukan untuk dijadikan sebagai acuan tugas-tugas
selanjutnya.
Dalam penyelesaian penulisan laporan ini penulis tidak lepas dari bantuan dosen mata
kuliah Analisa Lokasi dan Keruangan yaitu Dr. Nanang Setiawan dan Belinda Ulfa Aulia,
Msc yang telah memberikan kesempatan, bimbingan, sarana dan prasarana selama
penulisan laporan ini. Atas semua bantuan yang telah diberikan kepada penulis, penulis
ingin mengucapkan terima kasih dan semoga atas bantuan yang telah diberikan selama
penulisan dan penyusunan laporan ini mendapatkan balasan dari Allah SWT.
Akhir kata penulis berharap agar laporan ini bermanfaat bagi semua pihak.
Surabaya, Mei 2016
Tim Penulis
22
Laporan Analisa Lokasi dan Keruangan 2016
Daftar Isi
Kata Pengantar....................................................................................................................... i
Daftar Isi................................................................................................................................. ii
Bab I Pendahuluan.................................................................................................................1
1.1
Latar Belakang......................................................................................................... 1
1.2
Tujuan...................................................................................................................... 1
1.3
Sistematika Pembahasan.........................................................................................1
Bab II Tinjauan Pustaka......................................................................................................... 3
2.1
Pengertian Retail......................................................................................................3
2.1.1
Variabel Pertimbangan Pemilihan Lokasi Ritel..................................................4
2.2
Teori Lokasi Hotelling...............................................................................................6
2.3
Alat Analisis............................................................................................................. 8
2.3.1
Confirmatory Factor Analysis (CFA)..................................................................8
Bab III Gambaran Umum Wilayah Studi.................................................................................9
3.1
Profil Supermarket Giant..........................................................................................9
3.1.1
Persebaran Lokasi Supermarket Giant di Surabaya.........................................9
3.1.2
Gambaran Lokasi Giant Arief Rahman Hakim................................................10
3.2
Profil Supermarket Super Indo...............................................................................10
3.2.1
Persebaran Lokasi Supermarket Super Indo di Surabaya...............................11
3.2.2
Gambaran Lokasi Super Indo Arief Rahman Hakim........................................11
Bab IV Analisis..................................................................................................................... 12
4.3
Analisis Kesesuaian Teori......................................................................................18
4.3.1
22
Teori Hotelling.................................................................................................18
4.3.2
Analisis Lokasi dengan Confirmatory Factor Analysis (CFA)..........................19
Tabel 4.8 Tabel analisis Kesesuaian Teori....................................................................19
Bab V Penutup..................................................................................................................... 22
5.1
Kesimpulan............................................................................................................ 22
5.2
Lesson Learned.....................................................................................................22
Laporan Analisa Lokasi dan Keruangan 2016
Adapun lesson learned yang diperoleh dari hasil penelitian adalah:.................................22
Daftar Pustaka...................................................................................................................... 24
22
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Di Kota Surabaya banyak terdapat fasilitas perdagangan dan jasa berupa supermarket
atau retail. Pertumbuhan retail di Kota Surabaya terus bertambah dari tahun ke tahun dan
persaingan antar supermarket ini pun tidak dapat dielakkan.
Salah satu jenis strategi persaingan dalam fasilitas perdagangan dan jasa berupa
supermarket adalah mendirikan retail atau toko mereka berdampingan dengan pesaing
mereka sendiri. Hal ini lah yang terjadi pada Supermarket Giant dan Superindo yang
berlokasi di Jalan Arif Rahman Hakim, Kelurahan Keputih, Kecamatan Sukolilo, Surabaya.
Terjadinya hal ini tentunya dipengaruhi oleh faktor - faktor yang mendorong pemilihan
lokasi tersebut menjadi tempat bagi kedua supermarket tersebut bersaing. Penentuan dan
penelitian faktor-faktor yang mendorong dijadikan acuan kedepannya dalam perencanaan
baik bagi planner sendiri maupun pihak swasta atau developper untuk penentuan lokasi
sebuah fasilitas perdagangan dan jasa yang lebih baik lagi. Maka dari itu, dalam laporan ini
akan dibahas mengenai tentang faktor - faktor yang mempengaruhi lokasi kedua
supermarket tersebut berdasarkan konsumen dengan analisi teori Hotelling dan metode
CFA.
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan laporan analisa lokasi dan keruangan lokasi retail dengan studi
kasus lokasi Giant dan Super Indo di Arief Rahman Hakim Surabaya adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui teori-teori penentuan lokasi retail yang berhubungan dengan studi
kasus,
2. Mengetahui keterkaitan antara teori lokasi dengan kondisi retail yang menjadi studi
kasus,
3. Mengetahui faktor lokasi yang berpengaruh terhadap lokasi retail yang menjadi
kasus berdasarkan analisis yang dilakukan,
4. Mengetahui fakta empirik dari hasil analisa penentuan faktor lokasi Giant dan Super
Indo di Arief Rahman Hakim Surabaya.
1.3 Sistematika Pembahasan
Sistematika penulisan makalah analisis lokasi dan keruangan ini terdiri dari BAB I
yang berisi pendahuluan seperti latar belakang, tujuan, dan sistematika penulisan. BAB
II yang berisi tinjauan pustaka. BAB III yang berisi gambaran umum wiilayah studi. BAB
IV yang berisi analisis faktor lokasi Giant dan Super Indo di Arief Rahman Hakim
Surabaya. BAB V yang berisi penutup seperti kesimpulan dan lesson learned.
Bab II
Tinjauan Pustaka
2.1 Pengertian Retail
Retail adalah kegiatan usaha menjual barang atau jasa kepada perorangan untuk
keperluan diri sendiri, keluarga atau rumah tangga (Ma’ruf, 2005:7). Sedangkan
retailing adalah serangkaian kegiatan usaha yang memberikan nilai tambah pada
produk dan jasa yang dijual kepada pelanggan untuk penggunaan pribadi atau keluarga
(Levy, 2009:48). Sedangkan toko adalah tempat dimana konsumen melakukan
pembelian yang terencana maupun tidak terencana (Tirmizi et al, 2009). Toko ini
menjual puluhan bahkan ratusan jenis barang setiap hari, dan konsumen membeli
barang tersebut dengan sebagian dari pendapatan mereka. Konsumen bergantung
kepada pendapatan dan waktu yang mereka keluarkan dalam melakukan pembelian.
Hal ini membuat konsumen akan melakukan pembelian terencana, apabila konsumen
melakukan pembelian secara tidak terencana maka dapat dikategorikan sebagai
pembeli impulsif.
Retail dapat dibagi menjadi berbagai jenis, hal yang paling sederhana untuk
membaginya adalah dengan melihat retail mix atau dalam bahasa Indonesia diartikan
sebagai bauran. Terdapat empat elemen atau tipe retail yang biasa digunakan untuk
memenuhi kebutuhan konsumen (Levy, 2009) yaitu,
1. Tipe dari barang dagangan (merchandise)
berbagai jenis barang dagangan membedakan tipe dari retail yang ada.
2. Variasi dan jenis barang dagangan
Variasi adalah jumlah kategori barang yang retailer sediakan, sedangkan jenis
rang dagangan adalah jumlah jenis yang berbeda di dalam kategori barang
dagangan.
3. Jasa yang disediakan
Jasa yang ditawarkan oleh retailer dapat membuat satu retailer berbeda jenisnya
dengan retailer lain. Contoh jasanya adalah penyediaan tempat parkir, menerima
pembayaran dengan kartu kredit, menerima perbaikan, menerima pengembalian
barang, jasa pengiriman, dan jasa membungkus kado. Terkadang agar
konsumen dapat menikmati jasa ini, retailer menuntut pembayaran.
4. Harga
Harga juga menjadi penentu janis dan tipe dari retail, harga dapat dibagi menjadi
rendah, rata-rata, dan tinggi. Harga juga dapat berubah apabila terdapat discount
atau potongan harga, bisa juga karena ada suatu kejadian hari atau keadaan
khusus seperti lebaran, natal, dan tahun baru.
2.1.1
Variabel Pertimbangan Pemilihan Lokasi Ritel
Sebuah studi mengungkapkan bahwa faktanya riteller memiliki kriteria tertentu
yang mereka gunakan untuk mencari lokasi baru untuk sebuah toko. Charles G.
Schimdt, seorang profesor dari Departemen Geografi di University Colorado-Denver,
mengemukakan empat karakteristik utama dalam memilih lokasi retail yaitu:
1. Volume lalu lintas yang padat, kepadatan dan kemacetan lalu-lintas bisa pula
menjadi hambatan, misalnya terhadap pelayanan kepolisian, pemadam
kebakaran, dan ambulans.
2. Frontage yang lebar dan akses yang aman untuk keluar masuk menuju tapak.
3. Ukuran tapak untuk ekspansi (tersedianya tempat yang cukup luas untuk
perluasaan usaha dikemudian hari).
4. Threshold populasi
Penentuan lokasi pusat belanja juga memperhitungkan threshold atau batas
ambang, yaitu tingkat permintaan/jumlah penjualan minimum yang dibutuhkan untuk
mendukung keberadaan kegiatan perdagangan tertentu. Salah satu indikator yang
digunakan dalam perhitungan threshold adalah variabel jumlah penduduk yang
merupakan substitusi dari data jumlah penjualan yang didapat secara empiris.
Pengembangan pusat belanja juga didasari oleh konsep jangkauan barang, yaitu
jarak yang harus ditempuh oleh konsumen untuk membeli barang/jasa dengan harga
tertentu. Konsumen akan mengeluarkan biaya tambahan, karena adanya jarak yang
harus ditempuh. Biaya yang dikeluarkan merupakan gabungan dari jumlah uang
yang dikeluarkan, waktu dan usaha yang dilakukan. Hal ini akan mempengaruhi
konsumen dalam pemilihan unit perdagangan yang akan dikunjungi. Konsumen
cenderung tidak mengunjungi unit perdagangan yang jauh untuk barang dengan
frekuensi high quick turnovergoods.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pemilihan lokasi retail modern,
meliputi:
a. Faktor
permintaan
(demografi,
perubahan
permintaan
dan
variabel
psikografis)
b. Faktor pasokan (perubahan organisasi dan sistem pasokan retail dan variabel
teknologi)
c. Faktor daya beli konsumen (variabel sosio-ekonomi konsumen)
d. Faktor fisik lokasi (harga tanah, sewa lahan dan lokasi fisik retail dari retail
sendiri)
e. Faktor tingkat persaingan (variabel persaingan)
f.
Faktor aksesibilitas
g. Faktor kebijakan perencanaan lokal
Sedangkan
Diana
(2003),
menyatakan
bahwa
faktor-faktor
penentu
berkembangnya lokasi perdagangan meliputi:
1. Jumlah penduduk pendukung
Setiap jenis fasilitas perdagangan eceran mempunyai jumlah ambang
batas penduduk atau pasar yang menjadi persyaratan dapat berkembangnya
kegiatan. Jumlah penduduk pendukung dapat diketahui dari luas daerah
pelayanan tetapi luas daerah layanan tidak dapat ditentukan sendiri karena
faktor ini bergantung pada faktor fisik yang mempengaruhi daya tarik suatu
fasilitas perdagangan.
2. Aksesibilitas
Aksesibilitas berkaitan dengan kemudahan pencapaian suatu lokasi
melalui kendaraan umum dan pribadi serta pedestrian. Untuk fasilitas
perdagangan kemudahan pencapaian lokasi, kelancaran lalu lintas dan
kelengkapan fasilitas parkir merupakan syarat penentuan lokasi dan
kesuksesan kegiatan perdagangan.
3. Keterkaitan spasial
Pada kegiatan perdagangan yang bersifat generatif, analisa ambang batas
penduduk dan pasar menjadi hal yang penting sedangkan pada lokasi
perdagangan yang bersifat suscipient, analisa kaitan spasial dari kegiatan
merupakan hal yang penting.
4. Jarak
Kecenderungan pembeli untuk berbelanja pada pusat yang dominan,
namun
meyukai
tempat
yang
dekat
maka
faktor
jarak
merupakan
pertimbangan penting untuk melihat kemungkinan perkembangan suatu lokasi
terutama pusat perdagangan sekunder yang menunjukkan trade off antara
besarnya daya tarik pusat dan jarak antara pusat.
5. Kelengkapan fasilitas perdagangan
Kelengkapan fasilitas perdagangan menjadi faktor penentu pemilihan
lokasi berbelanja konsumen. Konsumen berbelanja barang-barang tahan lama
yang tidak dibeli secara tidak teratur seperti pakaian, alat-alat elektronik pada
tempat perdagangan yang memiliki banyak pilihan barang yang dapat
diperbandingkan. Oleh karena itu pembeli cenderung untuk berbelanja
barang-barang tahan lama pada pusat perdagangan yang lebih lengkap, tetapi
untuk kebutuhan standar sehari-hari seperti bahan makanan, para konsumen
cenderung masih mempertimbangkan jarak yang dekat kalau terdapat fasilitas
yang memadai.
2.2 Teori Lokasi Hotelling
teori lokasi Hotelling muncul sebagai kelemahan teori lokasi yang mengasumsikan
bahwa karakter demand dalam suatu ruang (space) adalah seragam. Teori ini juga
merupakan pengembangan dari konsep “least cost location” dengan memperhatikan
“ketergantungan lokasi”. Selain itu, produsen dalam memilih lokasi industri berperilaku
untuk menguasai market area seluas-luasnya yang dipengaruhi oleh perilaku konsumen
dan keputusan berlokasi produsen lainnya (Hotelling, 1929). Dalam teori Hotelling
terdapat beberapa asumsi yang digunakan yaitu sebagai berikut,
a. Terdapat 2 perusahaan homogen (menjual barang yang sama) pada linier area
b. Konsumen terdistribusi secara merata dan membeli 1 produk barang di
perusahaan terdekat
c. Biaya prooduksi sama dimana saja
d. Ongkos transportasi adalah sama per unit jarak pada seluruh pasar
e. Ongkos transportasi dibayar oleh konsumen
Berikut adalah proses yang terjadi terhadap kedua ritel, menurut Teori Hotelling,
terdapat 2 perusahaan yang
berlokasi di area linier
kedua perusahaan berlokasi pada
titik kuartil dengan jarak yang sama
dari titik pusat
Spatial Competition
salah satu perusahaan mencoba
mengambil keuntungan maksimum
dengan mengambil lokasi dititik
pusat
kedua perusahaan berkompetisi
dalam lokasi dan akan berakhir di
titil pusat dan berdampingan satu
sama lain
dalam meningkatkan penjualannya,
perusahaan akan mencoba
mengubah sedikit produk mereka
seperti harga, pelayanan dsb
Competitive
Differentiation
Diagram 1. Proses Terjadinya Teori Hotelling
Sumber : Hotelling, 1929
Teori lokasi Hotelling memiliki dua kondisi sebegai berikut,
a. kondisi inelastic demand
industri A pertama kali memasuki market, kemudian industri B
berkompetisi dengan A
jika keduanya berlokasi di tengah, maka market area terbagi sama dari
kedua industri
jika B berpindah ke kanan, harga di kanan lebih rendah dibandingkan
dengan harga di tengah
jika demand-nya inelastic (membeli produk pada harga berapa pun) maka
B tidak mendapat keuntungan dari perubahan lokasi ini
(a)
(b)
Gambar 1. Ilustrasi Kondisi Inelastic Demand
Sumber : Diktat Analisis Lokasi dan Keruangan
b. kondisi elastic demand
dua industri A dan B berkolusi monopoli oasar dan berlokasi pada posisi
kuartil
keduanya membagi market area sama luasnya perbandingan dengan
loksi di tengah, biaya angkut di lokasi kuartil lebih besar dibandingkan
dengan lokasi yang di tengah
keuntungan berlokasi di kuartil melebihi berbagai kemungkinan alternatif
lainnya
(a)
(b)
Gambar 2. Ilustrasi Kondisi Elastic Demand
Sumber : Diktat Analisis Lokasi dan Keruangan
2.3 Alat Analisis
Alat analisis yang digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap penentuan lokasi retail dengan spesifikasi bisnis waralaba ini adalah analisis
Confirmatory Factor Analysis (CFA) dengan analisis faktor.
2.3.1 Confirmatory Factor Analysis (CFA)
CFA digunakan untuk menguji unidimensional, validitas dan reliabilitas model
pengukuran konstruk yang tidak dapat diukur langsung (Joreskog dan Sorborn,
1993). Model pengukuran atau disebut juga model deskriptif (Ferdinant, 2002),
measurement theory (Hair, dkk, 2006), atau confirmatory factor model (Long, 1983)
yang menunjukkan operasionalisasi variabel penelitian menjadi indikator-indikator
terukur yang dirumuskan dalam bentuk persamaan dan atau diagram jalur tertentu
(Kusnendi, 2008).
Tujuan CFA adalah untuk mengkonfirmasikan atau menguji model, yaitu model
pengukuran yang perumusannya berasal dari teori. Sehingga, CFA bisa dikatakan
memiliki dua fokus kajian yaitu :
1. Apakah indikator-indikator yang dikonsepsikan secara unidimensional, tepat
dan konsisten
2. Indikator-indikator apa yang dominan membentuk konstruk yang diteliti
Bab III
Gambaran Umum Wilayah Studi
3.1 Profil Supermarket Giant
Giant di indonesia beroperasi di bawah bendera bisnis jaringan ritel raksasa PT Hero
Supermarket Tbk yang telah mengadakan aliansi strategis dengan Dairy Farm
International pada tahun 1999 dalam bentuk penyertaan saham langsung. Gerai Giant
yang pertama kali dibuka di Indonesia adalah Giant Hypermarket di Villa Melati Mas,
Serpong, Tangerang pada tanggal 26 Juli 2002. Hingga Januari 2009, Giant telah
memiliki 46 gerai dalam bentuk hypermarket dan 104 gerai dalam bentuk supermarket
yang tersebar di Jabodetabek, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali,
Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.
Giant dengan filosofinya “Banyak Pilihan Harga Lebih Murah” menyediakan sekitar
35.000-50.000 jenis produk. Produk private label Giant mulai hadir pada tahun 2003
dengan menggunakan merek Giant serta First Choice. Produk private label hadir untuk
memenuhi kebutuhan konsumen yang sensitif terhadap harga akan produk yang
berkualitas. Harga yang ditetapkan untuk produk private label lebih murah bila
dibandingkan dengan produk merek nasional. Dengan adanya produk private label
diharapkan dapat menambah pilihan bagi konsumen dalam berbelanja.
Slogan dari produk private label milik Giant adalah Proudly Made in Indonesia.
Produk-produk private label yang dijual oleh Giant 90% adalah produk lokal yang
dihasilkan oleh pemasok yang sebagian besar adalah perusahaan berskala kecil
menengah di Indonesia. Giant memiliki standar khusus yang harus dipenuhi oleh
pemasok dalam memproduksi produk private label. Standar ini digunakan untuk
menjaga kualitas dari produk private label yang dihasilkan. Giant juga memberlakukan
kebijakan yang memberikan keleluasaan bagi konsumen untuk mengembalikan produk
private label yang telah dibeli ke gerai Giant manapun jika merasa tidak puas dengan
kualitas produk private label tersebut.
3.1.1
Persebaran Lokasi Supermarket Giant di Surabaya
Di kota Surabaya setidaknya terdapat 9 gerai Supermarket Giant dan 4 gerai
Hypermarket Giant yang tersebar di beberapa lokasi sebagai berikut :
Tabel 3.1 Tabel Persebaran Lokasi Giant di Kota Surabaya
No
Nama Gerai
Giant Supermarket Arief Rahman
1
Hakim
2
Giant Supermarket HR Muhammad
Giant Supermarket Kapas Krampung
3
4
5
6
Plaza
Giant Supermarket Kedungsari
Giant Supermarket Klampis
Giant Supermarket Manukan Lontar
7
Giant Supermarket Mulyosari
8
Giant Supermarket Rungkut
9 Giant Supermarket Wiyung
10 Giant Hypermarket Maspion
11 Giant Hypermarket Mayjen Sungkono
12 Giant Hypermarket Diponegoro
13 Giant Hypermarket Pondok Chandra
Sumber : wikipedia.org
3.1.2
Lokasi
Jalan Arief Rahman Hakim No. 169
Jalan HR Muhammad Kav. 11-12,
Sukomanunggal
Jalan Kapas Krampung Mall Kaza Lantai
Dasar No. 45, Tambakrejo
Jalan Kedungsari No. 80, Tegalsari
Jalan Klampis Jaya, Klampis Ngasem
Jalan Raya Manukan Tama, Lontar
Jalan Raya Mulyosari No. 300, Dukuh
Sutorejo
Jalan Rungkut Mapan Utara, Rungkut
Tengah
Jalan Raya Menganti, Babatan
Jalan Jend. A. Yani No. 73, Margorejo
Jalan Mayjen Sungkono, Dukuh Pakis
Jalan Pangeran Diponegoro, Gunungsari
Jalan Wadung Asri I, Waru
Gambaran Lokasi Giant Arief Rahman Hakim
Lokasi gerai supermarket Giant yang ada di Arief Rahman Hakim berlokasi di
Jalan Arief Rahman Hakim No. 169 Kelurahan Keputih, Kecamatan Sukolilo, Surabaya.
Supermarket Giant terletak di dekat perumahan Kertajaya Regency dan berdampingan
dengan Supermarket Super Indo. Selain itu Supermarket Giant mempunyai letak yang
dekat dengan Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember, perumahan Araya, dan
Kampus Hang Tuah. Berdasarkan klasifikasi jalan, Supermarket Giant terletak di tepi
jalan kolektor primer.
3.2 Profil Supermarket Super Indo
Sejak tahun 1997, Super Indo tumbuh dan berkembang bersama masyarakat
Indonesia. Kini, Super Indo telah memiliki 132 gerai tersebar di 17 kota besar di
indonesia dan didukung lebih dari 6000 karyawan terlatih. Setiap gerai umumnya
menyediakan beragam produk kebutuhan sehari-hari.
Super Indo merupakan jaringan ritel Internasional Delhaize Group, sebuah
perusahaan ritel produk pangan berpusat di Brussel, Belgia yang beroperasi di tiga
benua dan sebelas negara (Belgia, Amerika Serikat, Romania, Yunani, Luksemburg,
Indonesia, Serbia, Bulgaria, Bosnia dan Herzegovina, Montenegro, serta Albania). Pada
tahun 1997 Delhaize Group membeli 51% saham Super Indo.
Super Indo memiliki private brand “365”. “365” diluncurkan pada tahun 2006 dan
telah memiliki lebih dari 140 jenis produk. Super Indo memiliki motto “Lebih Segar,
Lebih Hemat, Lebih Dekat”.
3.2.1
Persebaran Lokasi Supermarket Super Indo di Surabaya
Di Surabaya terdapat 10 gerai Super Indo yang tersebar di beberapa lokasi di
seluruh Kota Surabaya sebagai berikut:
Tabel 3.2 Tabel Persebaran Lokasi Giant di Kota Surabaya
No
Nama Gerai
1 Super Indo Central Park
2 Super Indo Arief Rahman Hakim
3 Super Indo Delta Plaza
4 Super Indo Rungkut
5 Super Indo Dharmahusada
6 Super Indo Kenjeran
7 Super Indo Semolowaru
8 Super Indo Merr
9 Super Indo Wadung Asri
10 Super Indo Jemursari
11 Super Indo Mastrip
12 Super Indo Royal Square
13 Super Indo Citraland
14 Super Indo Satelit Utara
Sumber : wikipedia.org
3.2.2
Lokasi
Jalan Raya Mulyosari 123-A
Jalan Arief Rahman Hakim 169-171
Jalan Pemuda No. 31-34
Jalan Rungkut Mapan Utara FA-01
Jalan Dharmahusada No. 191
Jalan Raya Kenjeran No. 564-572
Jalan Nginden Semolo No. 98
Jalan Ir. Soekarno No. 351
Jalan Wadung Asri, 76
Jalan Jemursari No. 170
Jalan Raya Mastrip No. 4
Jalan Menganti No. 479
Jalan Telaga Utama D1 Kav 31-32
Jalan Raya Satelit Utara KN 9
Gambaran Lokasi Super Indo Arief Rahman Hakim
Lokasi gerai Super Indo yang ada di Arief Rahman Hakim berlokasi di jalan Arief
Rahman Hakim No. 169-171 Kelurahan Keputih. Super Indo terletak berdampingan
dengan gerai Giant dan perumahan Kertajaya Regency. Serta terletak tidak terlalu
jauh dari Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus Hang Tuah serta
perumahan Araya.
Bab IV
Analisis
4.1 Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penulisan laporan penentuan faktor
lokasi retail Supermarket Giant dan Super Indo di Jalan Arief Rahman Hakim, Surabaya
yaitu menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif yang meliputi beberapa sub
pokok bahasan seperti alur berpikir, metode pengumpulan data, dan profil responden.
4.1.1
Alur Berpikir
Alur berpikir yang digunakan dalam penulisan laporan penentuan faktor lokasi
retail Supermarket Giant dan Super Indo di Jalan Arief Rahman Hakim dapat dilihat
pada bagan atau diagram dibawah ini:
Perkembangan Sektor Perdagangan dan Jasa Retail
Latar Belakang Penulisan
Pemilihan Lokasi Sektor Perdagangan dan Jasa Retail
Pemilihan Studi Kasus
Lokasi Supermarket Giant dan Super Indo di Arief Rahman Hakim
Lokasi Supermarket Giant dan Super Indo di Arief
Lokasi
Rahman
Supermarket
Hakim Giant dan Super Indo di Arief Rahman Hak
Input
Confirmatory Factor Analysis (CFA) dan Analisis
Analisis Kesesuaian Teori Lokasi dengan Kondisi Faktual dari Perspektif Masyarakat
Proses
Teridentifikasi Faktor Paling Berpengaruh terhadap Pemilihan Lokasi Giant dan Super Indo Arief Rahman Haki
Output
Diagram 2. Alur Berpikir Laporan
Sumber : Analisis Penulis
4.1.2
Metode Pengumpulan Data
Dalam proses analisis data yang digunakan dalam penulisan laporan, hal
terpenting adalah proses memperoleh data-data yang dibutuhkan untuk pembahasan
dalam penulisan suatu penelitian atau pengamatan. Metode pengumpulan data yang
digunakan dalam menganalisis penentuan lokasi supermarket Giant dan Super Indo
di Jalan Arief Rahman Hakim adalah sebagai berikut,
a. Survey Primer
Dengan melalui pengamatan langsung di lokasi studi sedangkan untuk
data-data yang diambil adalah kondisi eksisting lokasi (orientasi lokasi)
dan persepsi konsumen Giant dan Super Indo yang didapatkan melalui
kuisioner yang telah disebar.
b. Survey Literatur
Survey literatur digunakan untuk mencari data berupa tinjauan pustaka
dan teori yang digunakan dalam mengidentifikasi faktor lokasi yang
berpengaruh terhadap penentuan lokasi Giant dan Super Indo di Arief
Rahman Hakim, Surabaya.
4.1.3
Profil Responden
Berdasarkan penelitian yang dilihat dari persepsi masyarakat selaku konsumen,
oleh karena itu responden yang diminta untuk memberikan pendapat terkait faktor
lokasi yang berpengaruh terhadap penentuan lokasi supermarket Giant dan Super
Indo di Arief Rahman Hakim, Surabaya. Karakteristik responden yang diambil adalah
yang memiliki usia antara 18-22 tahun dengan segala jenis profesi, untuk jumlah
responden penulis mengambil sebanyak 30 responden untuk diminta pendapatnya.
Selain itu juga dilakukan pengambilan responden dari stakehoder terkait yang
berhubungan dengan penentuan faktor lokasi yang berpengaruh terhadap lokasi
Giant dan Super Indo di Arief Rahman Hakim yang melalui manager dari kedua retail
tersebut. Dimana dilakukan dengan melakukan wawancara dan kuisiner yang
berisikan beberapa variabel faktor lokasi yang dianggap berpengaruh terhadap
penentuan lokasi retail.
4.2 Analisis Lokasi
4.2.1
Confirmatory Factor Analysis (CFA)
Penempatan lokasi retail mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap
keberlangsungan usahanya. Sehingga diperlukan penempetan lokasi retail yang
mendekati pusat berkumpulnya calon pembeli. Pada supermarket Giant dan Super
Indo diketahui bahwa perlu dilakukan sebuah penelitian dimana keberadaan lokasi
yang memberikan keuntungan besar dari penjualan produk. Perspektif masyarakat
atau konsumen nantinya dijadikan sebagai bahan pertimbangan terhadap faktor
lokasi apa saja yang berpengaruh pada penentuan lokasi supermarket Giant dan
Super Indo di Arief Rahman Hakim sehingga kedua retail tersebut terletak secara
berdekatan satu sama lain.
Untuk memudahkan dalam menganalisis jawaban dari responden, dipilihlah Skala
Likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang
atau kelompok tentang pemilihan lokasi Supermarket Giant dan Super Indo di Arief
Rahman Hakim yang merupakan konsumen dari supermarket tersebut. Setiap
jawaban dihubungkan dengan bentuk pernyataan atau dukungan sikap yang
diungkapkan dengan berisi lima tingkat jawaban yang menggambarkan apakah
faktor-faktor penentu lokasi retail telah mempengaruhi penentuan lokasi retail
supermarket Giant dan Super Indo di Arief Rahman Hakim dari perspektif konsumen
sebagai salah satu stakeholder kunci. Untuk tingkatan jawaban dalam analisis
dengan skala likert meliputi,
1. Sangat Berpengaruh
=5
2. Berpengaruh
=4
3. Ragu-ragu
=3
4. Tidak Berpengaruh
=2
5. Sangat Tidak Berpengaruh
=1
Faktor-faktor yang ditanyakan kepada konsumen adalah faktor-faktor penentuan
lokasi yaitu sebagai berikut,
Tabel 4.1 Faktor Penentuan Lokasi yang ditanyakan kepada Konsumen
No
1
2
3
Faktor
Aksesibilitas
Kelengkapan Fasilitas
Produk
Sumber : Hasil Analisa, 2016
Variabel
Kemudahan menjangkau lokasi
Kelengkapan fasilitas dibanding pesaing
Kelengkapan dan kualitas produk yang
ditawarkan
Penawaran promo dan potongan harga
Harga lebih murah
Berikut adalah hasil kuisioner yang dibagikan kepada 50 responden yang meliputi
konsumen supermarket Giant dan Super Indo.
Tabel 4.2 Hasil Kuisioner terhadap 30 Reponden
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Akesesibi
Kelengkapan
litas
X1
2
3
2
4
5
3
4
4
3
3
5
5
5
3
4
4
3
5
4
3
4
4
1
4
5
4
1
4
4
4
Fasilitas
X2
X3
4
4
5
4
4
4
3
3
2
3
3
4
4
4
4
4
4
3
5
5
5
5
5
5
5
5
4
3
3
3
4
4
4
4
5
4
3
4
4
4
4
3
3
4
3
5
4
4
3
4
4
4
4
4
4
5
2
3
4
4
Nama
Faricha Astri
Wulan D.
Syifa N.
Dita
Rizky Yazhahir
Tasha
Maghfir
Lidia R.
Bobby Sinaga
Felicia
Kevin
I Gede Made R.
Dany Sitompul
Aluh
Cindra
Naffi
Gita Sidauruk
Prasetyo
Ema
Citra
Jehezkiel W.
Naomi
Setyo Aji
Gede
Grace N.
Dheo Cakra
Charell Naufal
Meriem
M. Afif. H
Sarin Aziztani
Produk
X4
4
5
3
3
4
3
4
4
3
4
5
5
4
2
3
3
4
4
1
5
4
4
3
2
4
3
4
3
4
4
X5
4
4
4
3
4
3
4
3
3
4
5
5
1
3
3
3
3
3
2
5
4
3
5
3
4
3
4
5
3
4
Sumber : Survei Primer, 2016
Data-data di atas nantinya diolah dengan SPSS menggunakan Analisis Faktor guna
mengetahui fator-faktor apa saja yang berpengaruh dalam penentuan lokasi retail
supermarket Giant dan Super Indo di Jalan Arief Rahman Hakim, Surabaya. Responden
yang dipilih adalah konsumen selaku stakeholder yang ikut berperan dalam keberadaan
kedua supermarket tersebut. Berikut adalah hasil dari analisis faktor yang dilakukan
dengan menggunakan bantuan perangkat lunak SPSS:
Tabel 4.3 Hasil Analisis SPSS
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy.
Bartlett's Test of Sphericity
Sumber :
Approx. Chi-Square
Df
.480
25.937
10
Dari
diketahui
Analisa
Penulis, 2016
tabel
Sig.
.004
bahwa
nilai
Sig menunjukkan