PEMULIAAN TANAMAN BIOLOGI BUNGA By Fa. F

LAPORAN PRAKTIKUM
PEMULIAAN TANAMAN
ACARA I
BIOLOGI BUNGA

Semester :
Genap 2014/2015

Oleh:
Muhammad Azka Fardani
A1L014153/Rombongan 7

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
LABORATORIUM PEMULIAAN TANAMAN DAN BIOTEKNOLOGI
PURWOKERTO
2015

I.


PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Tanaman merupakan makhluk hidup. Tanaman dikatakan hidup karena
memiliki ciri sebagai makhluk hidup. Salah satu ciri makhluk hidup adalah
bereproduksi. Dengan bereproduksi tanaman akan menghasilkan tanaman baru
sebagai keturunannya. tanaman dapat bereproduksi dengan dua cara, yaitu secara
seksual an aseksual.
Tanaman bereproduksi dengan seksual melalui organ reproduksinya yaitu
bunga. Melalui bunga tanaman akan membentuk biji hasil dari penyerbukan dari
sel jantan (serbuk sari) dengan sel betina (kepala putik). Biji hasil penyerbukan ini
dapat digunakan sebagai alat perbanyakan tanaman.
Perkembangbiakan tanaman secara aseksual yaitu melalui organ vegetatif
dari tanaman. Tanaman yang berkembangbiak dengan cara ini biasanya tanamn
yang sulit melalukan perkembangbiakan dengan cara generatif, atau tidak
memiliki bunga maupun tidak dapat melakukan penyerbukan karena bunga
tersebut tidak sempurna atau adanya faktor yang menghalangi terjadinya
penyerbukan. Oleh sebab itu penting diketahui tentang biologi bunga.
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum acara 1 yaitu untuk mempelajari struktur bunga dan

tipe persilangan dari tanaman.

II.

TINJAUAN PUSTAKA

Bunga merupakan salah satu sda yang berasal dan merupakan bagian dari
tanaman. Adanya bunga menjadikan tanaman tetap berkembang biak menjadi
berbagai macam bentuk dengan jenis atau spesies yang berbeda-beda. Bunga
merupakan organ atau bagian terpenting dari tumbuhan agar selalu dapat
berkembang biak. Bunga merupakan salah satu alat perkembangbiakan generatif
tanaman yang melibatkan organ tanaman sebagai alat penyerbukan (Sunarto,
1997).
Menurut Darjanto dan satifah (1990) dari penelitian lebih lanjut menunjukan
bahwa :
1.

Bunga dapat terletak di ujung batang atau cabang dan ketiak daun, yang
letaknya sama dengan tempat tunas yang akantumbuh menjadicabang.


2.

Bagian-bagian bunga (kelopak, tajuk, benang sari, putik) kadang-kadang
dapat menyerupai daun biasa dengan perbedaan sedikit sampai besar sekali.

3.

Pada ketiak daun kelopak atau daun tajuk kadang-kadang dapatmembentuk
sebuah kuncup.

4.

Kadang-kadang bunga dapat membentuk biasa yang berdaun.
Proses penyerbukan antara benang sari dan putik terjadi bunga. Bagian dari

bunga yang terlibat dalam proses pembentukan biji adalah benang sari (stamen)
dan putik (pistil). Benang sari menghasilkan serbuk sari yang masing-masing
membentuk gamet. Dibagian bawah putik terbentuk bakal biji (ovulum) yang

mengadung telur. Pada waktu penyerbukan yaitu jatuhnya serbuk sari kekepala

putik, terbentuk tabung tabung serbuk sari. Selanjutnya berlangsung pembuahan
antara sperma dengan telur dan akhirnya terbentuk biji (Tjitrosomo,1985).
Menurut Nasir (2001) dilihat dari komponen penyusunnya bunga dapat
diklasifikasikan atas dua macam yaitu:
a. Bunga lengkap
Bunga lengkap adalah bunga yang mempunyai semua organ bunga secara
lengkap. Meliputi kelopak, mahkota, benang sari dan putik. Contohnya
adalah bunga tembakau, kedelai dan lain-lain.
b. Bunga tidak lengkap
Bunga tidak lengkap adalah bunga yang tidak memiliki satu atau lebih
komponen-komponen penyusun bunga. Cohtoh dari bunga ini adalah
jagung, semangka, pepaya dan lain-lain.
Ditinjau dari keberadaan alat kelamin yang dimilikinya suatu bunga dapat
dibedakan atas:
a. Bunga sempurna
Bunga sempurna adalah bunga yang memiliki alat kelamin jantan (benang
sari) dan betina (putik) dalam satu bunga.
b. Bunga tidak sempurna
Bunga tidak sempurna adalah bunga yang hanya memiliki benang sari atau
putik saja pada satu unit bunga (Nasir, 2001).

Peristiwa penting yang terjadi dibunga diantaranya yaitu penyerbukan.
Penyerbukan ialah pindahnya serbuk sari dari kepala sari kepada stigma.

Penyerbukan ada dua macam yaitu penyerbukan sendiri dan penyerbukan silang.
Penyerbukan sendiri ialah penyerbukan kepala putik oleh serbuk yang berasal dari
bunga itu sendiri atau dari bunga lain pada tumbuhan yang sama. Sedangkan
penyerbukan silang ialah pindahnya serbuk sari dari anter suatu bunga tumbuhan
ke stigma bunga tumbuhan lain yang sama atau spesies yang berkerabat.
Perantara utama pada penyerbukan ialah angin dan serangga, tetapi burung,
keong, binatang kecil lainnya, dan juga air dapat membawa serbuk sari dari bunga
yang satu ke bunga yang lain. (Tjitrosomo.dkk, 1985)

III.

METODE PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan

Bahan yang diperlukan untuk praktikum acara ini adalah bunga yang akan
diamati. Alat yang digunakan adalah loupe dan alat tulis


1.
2.

B. Prosedur Kerja
Bahan dan alat yang diperlukan disiapkan
Bunga diamati bagian-bagiannya dan digambar

IV.

No
1

HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil

Gambar pengamatam
Bunga pepaya betina

Gambar asli


Keterangan:
 Bagian bunga
1. Kepala putik
2. tangkai putik
3. mahkota
4. bakal buah
5. tangkai bunga
6. kelopak
 Tipe penyerbukan: menyerbuk silang
 Kategori: bunga tidak lengkap dan tidak sempurna
2

Bunga pepaya jantan

Keterangan:
 Bagian bunga
1. Benang sari

3


2. Mahkota
3. Tangkai sari
4. kelopak
 Tipe penyerbukan; menyerbuk silang
Kategori: bunga tidak lengkap dan bunga tidak sempurna
Bunga pepaya hemaprodit

Keterangan:
 Bagian bunga
1. Kepala putik
2. Benang sari
3. Mahkota
4. kelopak
 Tipe penyerbukan: menyerbuk silang
 Kategori: bunga lengkap dan bunga sempurna
4

Bunga jantan jagung

Keterangan:

 Bagian bunga
1. Tangkai sari
2. malai
 Tipe penyerbukan: menyerbuk silang


5

Kategori: bunga tidak lengkap dan tidak sempurna

Bunga betina jagung

Keterangan:
 Bagian bunga
1. Putik
2. Mahkota
 Tipe penyerbukan : menyerbuk silang
 Kategori: bunga tidak lengkap dan bunga tidak sempurna
6


Bunga Sepatu

Keterangan:
 Bagian bunga
1. Benang sari
2. Tangkai benang sari
3. Kepala putik
4. Mahkota
5. Kelopak
6. Tangkai bunga

7

 Tipe penyerbukan: menyerbuk sendiri
 Kategori: merupakan bunga lengkap dan bunga sempurna
Bunga bogenfil

Keterangan:
 Bagian bunga
1. Mahkota

2. Modifikasi daun
3. Benang sari
4. Kepala putik
5. Tangkai sari
 Tipe penyerbukan: menyerbuk sendiri
 Kategori: merupakan bunga tidak lengkap dan bunga sempurna
8

Bunga padi

Keterangan:
 Bagian bunga




1. Bulir
2. Malai
3. Benang sari
4. Kepala sari
5. Kepala putik
6. Bakal buah
7. Palea
8. lemma
Tipe penyerbukan: menyerbuk sendiri
Kategori: merupakan bunga lengkap dan sempurna

B. Pembahasan
Pembiakan tanaman dapat melalui dua cara, yaitu seksual (dengan biji) dan
aseksual (dengan vegetatif). Pada pembiakan dengan cara seksual dibentuk sel-sel
khusus yang reproduktif dan disebut gamet. Pembentukan sel-sel reproduktif
tersebut disebut peristiwa gametosis (Schuler, 1998). Menurut Mangoendidjojo
(2003)

bahwa

gametogenesis

pada

bunga

betina

(megasporogenesis)

menggunakan organ kelamin yang terdiri dari putik (pistil) terdiri atas kepala
putik (stigma) dan tangkai putik (style), dan kandung embryo (ovary). Sedangkan
organ kelamin jantan melakukan gametogenesis (microsporogenesis) dengan
benang sari (stamen) yang terdiri atas tangkai sari (filament) dan kepala sari
(anther). Anther memiliki banyak mikrospora (PMC-Pollen Mother Cell).
Menurut Warisno (2007), biologi bunga penting untuk diketahui supaya
dapat menentukan keseragaman buah, menentukan pohon induk, dan mengetahui
bermacam-macam bunga. selain pendapat tersebut dengan mengetahui biologi
bunga kita dapat mengetahui tipe penyerbukan dari tanaman tersebut. Dengan

mengetahui tipe penyerbukan tanaman tersebut akan mempermudah kita dalam
pelaksanaan usaha pemuliaan tanaman seperti hibridisasi.
Mengetahui biologi bunga dapat memberikan pengaruh terhadap teknik
pemuliaan tanaman. Setelah mengetahui tipe dari penyerbukan bunga tanaman
tersebut, kita akan mengetahui teknik dari tipe persilangannya. Teknik pemuliaan
tanaman pada tanaman yang berbunga dengan tipe persilangan tanaman
menyebuk sendiri dengan tanaman menyerbuk silang berbeda.
Teknik pemuliaan pada tanaman menyerbuk sendiri dapat dilakukan dengan
beberapa metode. Metode pemuliaan tanaman pada tanaman menyerbuk sendiri
adalah introduksi, seleksi massa, seleksi galur murni, hibridisasi diikuti dengan
seleksi (pedigri, bulk, back cross dan ssd), kultur jaringan diikuti seleksi, fusi
protoplas dan DNA rekombinan. Beberapa mekanisme bunga melakukan
penyerbukan sendiri adalah: bunga tidak membuka (kleistogamie), tepung sari
luruh sebelum bunga membuka, benang sari dan putik ditutup oleh bagian bunga
sesudah bunga membuka, dan putik memanjang segera setelah tepung sari masak
(Wayan,2009)
Penyerbukan sendiri (self pollination) adalah bersatunya tepung sari dengan
putik yang masing-masing berasal dari tanaman itu sendiri. Penyerbukan sendiri
hanya terjadi pada tanaman berumah satu (monoecious), yaitu bunga jantan dan
betina terdapat dalam satu tanaman. Bunga tanaman menyerbuk sendiri dapat
berupa bunga lengkap atau bunga sempurna. Bunga lengkap adalah munga yang
mempunyai empat organ bunga yaitu kelopak bunga (calyx), mahkota bunga

(corolla), benang sari (stament) dan putik.(pistilum). Sedangkan bunga sempurna
adalah bunga yang memiliki dua organ kelamin jantan dan betina (wayan,2009).
Teknik pemuliaan tanaman dengan menyerbuk silang dapat dilakukan
dengan beberapa metode, yaitu seleksi massa, seleksi satu tongkol satu baris,
seleksi pedigri, seleksi curah, modifikasi seleksi pedigri dan single seed descent.
Wayan (2009) mengatakan bahwa ciri-ciri tanaman menyerbuk silang adalah: a).
Secara morfologi/ fisik kedudukan putik (pistilum) dan benang sari (stament)
sedemikian rupa sehingga mencegah penyerbukan sendiri (herkogamie), seperi
pada tanaman panili. b). Tepung sari dan sel telur berbeda masaknya
(dichogamie). Protandris yaitu bila bungan jantan masak lebih dahulu dari bunga
betina, dan protoginis bila bunga betina masak (putik) lebih dahulu dari bunga
jantan. c). Adanya sifat inkompatibilitas yaitu terjadinya penyerbukan pada bunga
tetapi tidak dilanjutkan pembuahan, karena adanya hambatan fisiologis. Hambatan
fisiologis dapat berupa inaktifnya zat tumbuh (phytohormon) sehingga buluh
serbuk sari tidak terbentuk, seperti pada kakao. d). Self-sterility, adalah tidak
terjadinya penyerbukan bungan karena bunga jantan tidak berfungsi (mandul)
secara genetik. e). Tanaman berumah satu (monoecious), adalah tanaman dimana
bunga jantan dan betina tumbuh pada satu tanaman, tetapi letaknya berbeda,
seperti pada tanaman jagung. f).Tanaman berumah dua (dioecious) adalah
tanaman dimana bunga jantan dan betina masing-masing tumbuh pada tanaman
berbeda, seperti pada tanaman pepaya.
Contoh teknik pemuliaan tanaman pada bunga yang menyerbuk sendiri dan
menyerbuk silang adalah teknik hibridisasi, yaitu tanaman padi dan tanaman

jagung. Tanaman padi merupakan tanaman menyerbuk sendiri, dimana sel
kelamin jantan dan sel kelamin betina berada pada satu bunga. hibridisasi pada
tanaman padi dapat dilakukan dengan beberapa langkah. Langkah pertama adalah
pemilihan tetua yang diinginkan baik tetua jantan dan tetua betina. Pada tetua
betina langkah selanjutnya adalah pengkebirian yaitu menghilangkan sel kelamin
jantan. Proses ini dilakukan sebelum bunga mekar agar tidak terjadi proses
penyerbukan sendiri. Selanjutnya dilakukan penyerbukan dengan mengambil
benang sari dari padi varietas lain. Dan pemberian sungkup serta label.
Teknik hibridisasi pada tanaman jagung dapat dilakukan dengan beberapa
langkah. Langkah pertama adalah pemilihan tetua yang akan dilakukan
persilangan. Tanaman jagung yang akan dijadikan sebagai tetua betina, bunga
jantannya dipotong. Langkah selanjutnya adalah mengumpulkan serbuk sari dari
tetua jantan dengan merontokkan bunga jantan, selanjutnya bunga jantan pada
tanaman jagung tersebut diserkukkan kebunga betina yang telah diemaskulasi.
Langkah berikutnya adalah penyungkupan bunga betina dengan kantong.
Penyungkupan dilakukan agar tidak ada bunga jantan asing yang menyerbuki
tanaman tersebut.
Contoh lain dari teknik pemuliaan tanaman untuk tanaman menyerbuk
silang adalah dengan metode seleksi satu baris satu tongkol. Seleksi ini
prosedurnya adalah pada generasi asal yang beragam diseleksi secara individual
berdasarkan fenotip. Biji masing-masing tanaman dipisahkan, biasanya dipilih
sampai 200 tanaman, Sebagian biji dari masing-masing tanaman terseleksi
ditanam dalam satu baris dan sisanya disimpan, Seleksi dilakukan berdasarkan

tanaman terbaik dari baris terbaik, Sisa dari tanaman yang menghasilkan barisan
yang baik dapat ditanam pada tahun kedua dan seleksi dilakukan terhadap
tanaman terbaik (Tim Dosen Pemuliaan Tanaman, 2015)

V.

KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum acara 1 yaitu:
1. Dapat diketahuinya struktur bunga. bunga yang digunakan adalah bunga
pepaya(jantan,betina dan hemaprodit), bunga jagung (jantan dan betina),
bunga padi, bunga sepatu dan bunga bogenfil.
2. Dapat diketahui tipe persilangan pada bunga yang diamati. Pada bunga
pepaya tipe penyerbukannya adalah secara silang, padi penyerbukan
sendiri, bunga jagung menyerbuk silang, bunga spatu menyerbuk sendiri
dan bunga bogenfil menyerbuk sendiri.
B. Saran
Saran untuk praktikum ini adalah waktu pelaksanaan diperjelas, karena
sempat mengalami keterlambatan. Pelaksaaan praktikum harus dilakukan dengan
baik dan benar agar pemahaman tentang biologi bunga dapat diserap dengan baik
khususnya yang berhubungan dengan usaha pemuliaaan tanaman.

DAFTAR PUSTAKA

Daryanto dan Siti Satifah.1990. Pengetahuan Dasar Biologi Bunga Dan Teknik
Penyerbukan Silang Buatan. Gramedia, Jakarta.
Mangoendidjojo, W. 2003. Dasar-dasar Pemuliaan Tanaman. Kanisius,
Yogyakarta.
Nasir, M. 2001. Pengantar Pemuliaan Tanaman. Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta
Schuler, L. 1998. Comparation Sum Up the Chromosome of Plant. Agronomy
Journal XI (4) : 7-11.
Sunarto. 1997. Pemuliaan Tanaman. IKIP Semarang Press, Semarang.
Tim dosen pemuliaan tanaman. 2015. Universitas Jenderal Soedirman.
Purwokerto
Tjitrosomo, S. S, dkk. 1985. Botani Umum I. Angkasa, Bandung.
Warisno. 2007. Budi Daya Pepaya. Kanisius. Yogyakarta.
Wayan, dkk. 2009. Pemuliaan Tanaman. Universitas Udayana. Bali