Ancaman militer dan non- militer

Ancaman militer
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Yang dimaksud dengan ancaman adalah setiap usaha dan kegiatan, baik dari dalam negeri
maupun luar negeri yang dinilai membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara,
dan keselamatan segenap bangsa.
Ancaman militer adalah ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata yang terorganisasi
yang dinilai mempunyai kemampuan yang membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah
negara, dan keselamatan segenap bangsa[1]. Ancaman militer dapat berbentuk:
1. Agresi oleh negara lain.
2. Pelanggaran wilayah
3. Spionase
4. Sabotase

5. Aksi teror bersenjata
6. Pemberontakan bersenjata
7. Perang saudara.

Daftar isi


1 Bentuk ancaman militer

o 1.1 Agresi
o 1.2 Pelanggaran wilayah
o 1.3 Spionase
o 1.4 Sabotase
o 1.5 Aksi teror bersenjata
o 1.6 Pemberontakan bersenjata
o 1.7 Perang Saudara



2 Referensi



3 Pranala luar

Bentuk ancaman militer
Agresi
Agresi berupa penggunaan kekuatan bersenjata oleh negara lain terhadap kedaulatan negara,
keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa atau dalam bentuk dan cara-cara:

1. Invasi berupa serangan kekuatan bersenjata negara musuh, misalnya Invasi Teluk Babi.

2. Bombardemen berupa penggunaan senjata/bom yang dilakukan oleh musuh melalui
angkatan udara.
3. Blokade terhadap pelabuhan, pantai, wilayah udara.
4. Serangan unsur Angkatan Bersenjata yang berada dalam wilayah negara dimana tindakan
atau keberadaannya bertentangan dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
5. Tindakan yang mengizinkan penggunaan wilayahnya sebagai daerah persiapan Agresi.
6. Pengiriman kelompok bersenjata untuk melakukan tindakan kekerasan.

Pelanggaran wilayah
Pelanggaran wilayah merupakan suatu tindakan memasuki wilayah tanpa izin, baik oleh pesawat
terbang tempur maupun kapal-kapal perang.

Spionase
Spionase merupakan kegiatan dari intelijen yang dilakukan untuk mendapatkan informasi atau
rahasia militer atau negara.

Sabotase
Sabotase dilakukan untuk merusak instansi penting militer atau objek vital nasional dan dapat

membahayakan keselamatan bangsa.

Aksi teror bersenjata
Aksi teror bersenjata dilakukan oleh jaringan terorisme internasional atau yang bekerjasama
dengan terorisme dalam negeri atau luar negeri yang bereskalasi tinggi sehingga membahayakan
kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa. Aksi terorisme pada

prinsipnya adalah suatu tindak pidana kriminal tetapi memiliki sifat yang khusus, yaitu memiliki
ciri-ciri, bergerak dalam kelompok, anggotanya memiliki militansi tinggi, beroperasi di bawah
tanah (rahasia), menggunakan perangkat/senjata yang canggih dan mematikan serta umumnya
terkait dalam jaringan internasional[2].

Pemberontakan bersenjata
Pemberontakan merupakan proses, cara, perbuatan memberontak atau penentangan terhadap
kekuasaan yang sah. Vladimir Lenin mengatakan bahwa kaum Marxist dituduh sebagai
Blanquisme karena memperlakukan pemberontakan sebagai suatu seni[3].

Perang Saudara
Perang Saudara terjadi antar kelompok masyarakat bersenjata dalam satu wilayah yang sama.


Referensi
^ Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan

1.

Negara
2.

^ Aksi terorisme beroperasi di bawah tanah dan punya jaringan nternasional

3.

^ Vladimir Lenin (1917) : Marxisme dan pemberontakan

Pranala luar


Dephan : Panglima TNI: Tidak ada indikasi ancaman militer asing




Faites comme chez vous: Potensi ancaman di NKRI



Dephan: TNI salah satu kekuatan nasional menghadapi ancaman militer



V.I. Lenin: Pelajaran dari Pemberontakan Moskow

Ancaman nonmiliter
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Ancaman adalah setiap usaha dan kegiatan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, yang
dinilai membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap
bangsa. Ancaman nonmiliter atau nirmiliter memiliki karakteristik yang berbeda dengan
ancaman militer, yaitu tidak bersifat fisik serta bentuknya tidak terlihat seperti ancaman militer,

karena ancaman ini berdimensi ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, teknologi, informasi
serta keselamatan umum.


Daftar isi


1 Ancaman berdimensi ideologi



2 Ancaman berdimensi politik



3 Ancaman berdimensi ekonomi



4 Ancaman berdimensi sosial budaya




5 Ancaman berdimensi teknologi dan informasi



6 Ancaman berdimensi keselamatan umum



7 Lihat pula



8 Referensi



9 Pranala luar

Ancaman berdimensi ideologi
Sistem politik internasional mengalami perubahan sejak Uni Soviet runtuh sehingga paham

komunis tidak populer lagi, namun potensi ancaman berbasis ideologi masih tetap
diperhitungkan. Ancaman berbasis ideologi dapat pula dalam bentuk penetrasi nilai-nilai
kebebasan (liberalisme) sehingga dapat memicu proses disintegrasi bangsa.

Ancaman berdimensi politik
Politik merupakan instrumen utama untuk menggerakkan perang. Ini membuktikan bahwa
ancaman politik dapat menumbangkan suatu rezim pemerintahan bahkan dapat menghancurkan
suatu negara. Masyarakat Internasional mengintervensi suatu negara melalui politik seperti Hak
Asasi Manusia (HAM), demokratisasi, penanganan lingkungan hidup, dan penyeleggaraan
pemerintahan yang bersih dan akuntabel.

Ancaman berdimensi ekonomi
Ekonomi merupakan salah satu penentu posis tawar setiap negara dalam pergaulan internasional.
Kondisi Ekonomi sangat menentukan dalam pertahanan negara. Ancaman berdimensi ekonomi
terbagi menjadi internal dan eksternal.

Ancaman dari internal dapat berupa inflasi, pengangguran, infrastruktur yang tidak memadai,
dan sistem ekonomi yang tidak jelas.
Ancaman dari eksternal dapat berbentuk kinerja ekonomi yang buruk, daya saing rendah,
ketidaksiapan mengahadapi globalisasi dan tingkat ketergantungan terhadap pihak asing


Ancaman berdimensi sosial budaya
Ancaman sosial budaya berupa isu-isu kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan, dan
ketidakadilan yang menjadi dasar timbulnya konflik vertikal antara pemerintah pusat dan daerah,
dan konflik horizontal yaitu suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA).
Pada tahun 1994 saja, misalnya, 18 peperangan dari 23 peperangan yang terjadi di dunia
diakibatkan oleh sentimen-sentimen budaya, agama dan etnis. Sementara itu, 75 persen dari
pengungsi dunia yang mengalir ke berbagai negara lainnya didorong oleh alasan yang sama pula.
Sementara itu, 8 dari 13 operasi pasukan perdamaian yang dijalankan PBB ditujukan untuk
mengupayakan terciptanya perdamaian di berbagai konflik antar etnis di dunia.[1]

Ancaman berdimensi teknologi dan informasi
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pesat dan membawa manfaat yang besar bagi
masyarakat tapi kejahatan mengikuti perkembangan tersebut seperti kejahatan siber dan
kejahatan perbankan.

Ancaman berdimensi keselamatan umum
Ancaman bagi keselamatan umum dapat terjadi karena bencana alam, misalnya gempa bumi,
meletusnya gunung, dan tsunami. Ancaman karena manusia, misalnya penggunaan obat-obatan
dan bahan kimia, pembuangan limbah industri, kebakaran, kecelakaan transportasi.


Ketahanan Nasional (Ancaman dalam dan luar negeri)
A. Pendahuluan
Ketahanan nasional adalah kondisi dinamis suatu bangsa yang meliputi segenap kehidupan
nasional yang terintegrasi, berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan,
ancaman, hambatan, dan gangguan baik yang datang dari dalam maupun dari luar untuk
menjamin identitas, integrasi dan kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan
mencapai tujuan nasional.
Hakekat Ketahanan Nasional Indonesia adalah keuletan dan ketangguhan bangsa yang
mengandung kemempuan menggambarkan kekuatan nasional untuk dapat menjamin
kelangsungan hidup bangsa dan negara dalam mencapai tujuan nasional. Selain itu merupakan
pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan secara seimbang, serasi dan

selaras dalam seluruh aspek kehidupan nasional.
Sedangkan konsepsi ketahanan nasional adalah keseimbangan dan keserasian dalam kehidupan
sosial melingkupi seluruh aspek kehidupan secara utuh menyeluruh berlandaskan falsafah
bangsa, ideologi negara, konstistusi dan wawasan nasional dengan metode astagrata. Konsepsi
ketahanan nasional ini merupakan saran untuk mewujudkan ketahanan nasional.
Selain itu dapat dijelasakan hal-hal sebagai berikut yang berkaitan dengan ketahan nasional:

1. Ketangguhan adalah kekuatan yang menyebabkan seseorang atau sesuatu dapat bertahan, kuat,
menderita atau dapat menanggulangi beban yang dipikulnya
2. Keuletan adalah usaha secara giat dengan kemampuan yang keras dalam menggunakan
kemampuan tersebut diatas untuk mencapai tujuan
3. Identitas adalah ciri khas suatu bangsa atau negara dilihat secara keseluruhan. Negara dilihat
dalam pengertian sebagai suatu organisasi masyarakat yang dibatasi oleh wilayah dengan
penduduk, sejarah, pemerintahan, dan tujuan nasional serta dengan peran internasionalnya.
4. Integritas merupakan kesatuan menyeluruh dalam kehidupan nasional suatu bangsa baik unsur
sosial maupun alamiah, baik bersifat potensional maupun fungsional
5. Ancaman merupakan hal/usaha yang bersifat mengubah atau merombak kebijaksanaan dan
usaha ini dilakukan secara konseptual, kriminal dan politis
6. Tantangan adalah suatu hal/upaya yang bersifat/bertujuan menggugah kemampuan
7. Ancaman adalah suatu hal/upaya yang bersifat/bertujuan mengubah dan merombak
kebijaksanaan yang dilandaskan secara konsepsional
8. Hambatan adalah suatu hal yang bersifat melemahkan atau menghalangi secara tidak
konsepsional yang berasal dari dalam
9. Gangguan merupakan hambatan yang berasala dari luar
Contoh bentuk-bentuk ancaman menurut doktrin hankamnas (catur dharma eka karma)
1. Ancaman di dalam negeri
Contohnya adalah pemberontakan dan subversi yang berasal atau terbentuk dari masyarakat
Indonesia
2. Ancaman dari luar negeri
Contohnya adalah infiltrasi, subversi dan intervensi dari kekuatan kolonialisme dan imperialisme
serta invasi darat, udara dan laut oleh musuh dari luar negeri
B. Pembahasan
Dalam menghadapi masalah ketahanan nasional suatu negara, permasalahan ketahanan nasional
yang dihadapi Indonesia diantaranya berasal dari dua sumber, yaitu dalam negeri dan luar negeri.
Contoh kasus permasalahan ketahanan nasional dari dalam negeri yaitu adanya pemberontakan
dari berbagai daerah, seperti ancaman gerakan RMS, GAM, maupun Papua Merdeka. Minimnya
nasionalisme masyarakat dan adanya unsur ketidakpercayan masyarakat dapat menyebabkan
masyarakat tidak segan segan melakukan pemberontakan.
Sedangkan permasalahan dari luar yaitu adanya unsur-unsur campur tangan pihak lain dalam
menguasai kedaulatan NKRI, sebagai contoh kasus sipadan dan ligitan, yang kemudian
dimenangkan oleh pihak Malaysia. Bukan hanya kewajiban pemerintah, masyarakat sebagai
bagian dari sishankamrata tentunya wajib ikut andil dalam pelaksanaan menjaga ketahanan
nasional yang baik dan kokoh.

C. Kesimpulan
Ancaman terhadap ketahanan nasional dapat berasal dari dalam maupun luar negeri, adanya
gerakan separatis dan ingin merdeka merupakan salaha satu jenis ancaman yang berasal dari
dalam negeri. Sedangkan, upaya – upaya dari Negara lain, merupakan ancaman dari pihak luar.
Dalam hal ketahanan nasional, tidak hanya pemerintah yang turut serta dalam melakukan
penjagaan, masyarakat Indonesia selaku komponen sishankamrata wajib dan berhak turut serta
menjaga ketahanan nasional.