LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA DASAR I Vo
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I
VOLUME MOLAR GAS
Oleh :
Ayu Intan Saridewi
(1408105029)
Kelompok 10
Gelombang 1
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2014
Volume Molar Gas
I.
Tujuan
Menentukan volume relatif dari zat dalam wujud yang berbeda
Mempelajari hukum-hukum gas seperti hukum Boyle, Charles, Gay
Lussac, tentang tekanan parsial dan hukum Avogadro.
II.
Dasar Teori
Benda-benda di alam raya ini dapat digolongkan menjadi tiga
golongan, diantaranya adalah zat padat, zat cair, dan gas. Gas dapat
dimampatkan dalam tempat tertutup, tetapi bila gas dimasukkan kedalam
tempat yang lebih besar dari volume semula maka gas dapat mengisi
tempat itu secara merata. Gas memiliki sifat-sifat khusus yaitu :
Peka terhadap perubahan temperatur
Peka terhadap perubahan tekanan
Selain hal tersebut gas mempunyai sifat-sifat fisis yang khas yaitu :
Gas mempunyai volume dan bentuk menyerupai wadahnya
Gas merupakan wujud materi yang paling mudah dimampatkan
Gas-gas akan segera bercampur secara merata dan sempurna jika
ditempatkan dalam wadah yang sama.
Gas memiliki kerapatan yang jauh lebih rendah dibandingkan
dengan cairan dan padatan.
1. Hukum Boyle
Dari
beberapa
hubungan
diantara
variabel-variabel
gas,
yang pertama ditemukan adalah hubungan antara tekanan dan volume.
Hubungan ini dikemukakan pada tahun 1662 oleh Robert Boyle.
Boylemengemukakan bahwa:“Volume sejumlah gas pada suhu teta
p berbanding terbalikterhadap tekanan gasnya.” Hubungan antara
tekanan ( p) dan volume (V ) suatu gas yang berada di ruang tertutup ini
diteliti oleh Robert Boyle. Saat melakukan percobaan tentang hubungan
antara tekanan dan volume gas dalam suatu ruang tertutup, Robert Boyle
menjaga agar tidak terjadi perubahan temperatur pada gas (isotermal).
Dari data hasil pengamatannya, Boyle mendapatkan bahwa hasil kali
antara tekanan (p) dan volume (V ) gas pada suhu tetap adalah konstan.
Secara
matematis,
hubungan
dinyatakan dengan persamaan:
1
a
P ∞ V atau P = V atau PV = ɑ
antara
tekanan
dan
volume
(suatu konstanta)
PV = konstan
atau
p1V1 = p2V2
2. Hukum Charles
Hubungan antara volume gas dan suhu ditemukan oleh fisikiawan
Perancis Jacques Charles pada tahun 1787 dan secara terpisah oleh
Joseph Louis GayLussac yang mempublikasikannya pada tahun 1802.
hukum Charles dapat dinyatakan dengan, “Volume dari sejumlah gas
pada tekanan konstan adalah berbanding lurus dengan suhu Kelvin
(mutlak).”
Secara matematis dapat ditulis:
V ∝T
V
=k
T
Dengan:
V = volume gas (m3)
T = temperature gas (K)
k = konstanta
Hukum Charles dapat disusun kembali menjadi persamaan :
V1 V2
T 1 = T2
V1 adalah volume awal
T1 adalah suhu awal
V2 adalah volume akhir
T2 adalah suhu akhir
Dari persamaan diatas dapat dilihat bahwa melipat duakan suhu
Kelvin (mutlak) dari gas menyebabkan volumenya menjadi bertambah
dua kali. (Peningkatan suhu gas dari 1°C menjadi 2°C atau dari 1°F
menjadi 2°F, tentu saja tidak akan menyebabkan volumenya bertambah
menjadi dua kali).
3. Hukum Gay-Lussac
Gay-Lussac, seorang ilmuwan asal Prancis, meneliti hubungan
antara tekanan gas (P) dan temperatur (T) gas pada volume tetap.
Apabila botol dalam keadaan tertutup kita masukkan ke api, maka botol
tersebut akan meledak. Hal ini terjadi karena naiknya tekanan gas di
dalamnya akibat kenaikan suhu. Dengan demikian, dapat dikatakan
bahwa: “Apabila volume gas yang berada pada ruang tertutup dijaga
konstan, maka tekanan gas berbanding lurus dengan suhu mutlaknya”.
Pernyataan tersebut dikenal dengan Hukum Gay Lussac. Secara
matematis dapat dituliskan:
P ∝T
P
=konstan
T
P 1 P2
T1 = T 2
Dengan:
P1 = tekanan gas pada keadaan 1 (N/m2)
T1 = suhu mutlak gas pada keadaan 1 (K)
P2 = tekanan gas pada keadaan 2 (N/m2)
T2 = suhu mutlak gas pada keadaan 2 (K)
4.
Hukum Avogadro
Pada tahun 1811, Amedeo Avogadro memecahkan dilema ini
dengan mengajukan bukan saja hipotesis “volume sama - jumlah sama”,
melainkan juga bahwa molekul gas dapat pecah menjadi setenggah
molekul jika molekul-molekul itu bereaksi. Dengan menggunakan
istilah modern, kita akan mengatakan bahwa molekul O2 terbelah
menjadi atom-atomnya, yang kemudian bergabung dengan molekul H2
membentuk molekul H2O. dengan cara ini, volume oksigen yang
diperlukan hanya setengah dari volume hidrogen.
Hipotesis Avogadro tentang volume sama – jumlah sama dapat
dinyatakan dengan dua cara:
1) Volume yang sama dari gas-gas berbeda yang dibandingkan pada
suhu dan tekanan sama akan mengandung jumlah molekul yang
sama.
2) Jumlah molekul yang sama dari gas-gas berbeda yang
dibandingkan pada suhu dan tekanan sama akan menempati
volume yang sama.
Hubungan yang mengikuti hipotesis Avogadro, sering disebut
Hukum Avogadro, yaitu:
“Pada suhu dan tekanan tetap, volume gas berbanding lurus
dengan jumlah gas.”
Jika jumlah mol gas (n) dilipat-duakan, volumenya akan berlipatdua, dan seterusnya. Secara matematis dapat dinyatakan dengan:
V∞ n dan V = c x n
Pada STP, jumlah molekul yang terkandung dalam 22,4 L gas adalah
6,02 x 1023, atau 1 mol.
1 mol gas = 22,4 L gas (pada STP)
5.
Persamaan Gas Ideal
Gabungan dalam satu pernyataan dari hukum Boyle, Charles, GayLussac, serta Avogadro ini disebut hukum gas ideal.
1
Hukum Boyle :V ∝ (n dan T konstan)
P
Hukum Charles :V ∝T (n dan P konstan)
Hukum Gay−Lussac : P ∝T (n dan V konstan)
Hukum Avogadro :V ∝n(P dan T konstan)
Hal tersebut berarti volume gas berbanding lurus terhadap jumlah
gas dan suhu serta berbanding terbalik terhadap tekanan, yaitu :
nT
RnT
V∝
dan V =
atau PV =nRT
P
P
Gas yang perilakunya sesuai dengan persamaan gas ideal dikatakan gas
ideal atau gas sempurna (perfect gas). Sebelum didapatkan rumus
diatas, diperlukan satu nilai konstanta R yang disebut konstanta gas.
Cara yang paling sedehana untuk mendapatkan nilai tersebut yaitu
dengan mensubstitusikan volume molar gas ideal. Namun, nilai R
kemudian
bergantung
pada
satuan
apayang
digunakan
untuk
menyatakan tekanan dan volume. Dengan volume molar 22,4140 L dan
tekanan dalam atmosfir, maka kita dapatkan:
PV
1atm x 22, 4140 L
R = nT = 1 mol x 273 , 15 K = 0,082057 L atm mol-1 K–1
Dengan menggunakan satuan SI m3 untuk volume Pa untuk tekanan,
dihasilkan :
PV
101, 325 Pa x 2. 2410 x 10−2 3
R = nT =
m = 8,3145 m3 Pa mol-1 K-1
1 mol x 273 , 15 K
Satuan m3 Pa mol-1 K-1 juga mempunyai signifikansi lain. Pascal
memiliki satuan kg m-1 s-2 sehingga satuan m3 Pa menjadi kg m2 s-2,
yaitu satuan SI untuk energy, joule. Jadi, R juga memiliki nilai
R= 8,3145 J mol-1 K-1
III.
Alat dan Bahan
a. Alat :
a. Termometer
b. Ember
c. Gelas Ukur
d. Neraca Analitik
b. Bahan :
a. Air
b. Butana Cair (korek api yang bahan bakarnya dari
BUtana)
IV.
Cara Kerja
Menyiapkan korek api yang bahan bakarnya butana dan
dindingnya tembus cahaya kemudian menimbang korek tersebut dan
memperkirakan volume dari cairan butana dalam korek api tersebut.
Meletakkan gelas ukur yang berisi penuh air terbalik diata ember yang
berisi air. Gelas ukur ini nantinya akan berfungsi sebagai alat penampung
gas. Sementara itu, membuka klep dari korek api dan mengikatnya dengan
pipa karet agar klep terbuka terus kemudian meletakkan korek api tersebut
dibawah alat penampung gas agar gas yang dibebaskan tertampung. Bila
alat penampung telah penuh tandai dan mencatat, kemudian diganti
dengan alat penampung yang lain.
Melanjutkan pengumpulan gas yang dibebaskan hingga korek api
tersebut kosong. setelah itu, mencatat semua data dari gas yang
dikumpulkan
kemudian
menutup
kembali
klep
korek
api
dan
menimbangnya sambil memperkirakan volume cairan butana yang
berubah menjadi gas. Setelah data terkumpul, menghitung perbandingan
dari volume gas butana dengan volume cairan butana yang massanya
sama.
V.
Hasil Pengamatan
1. Korek Api
Massa Cairan
Objek
Massa Awal
(gram)
Massa Akhir (gram)
yang berubah
menjadi gas
(gram)
Korek
12,6
Api
9,4
12,6 - 9,4 =
3,2
2. Cairan Butana
Objek
Cairan
Butana
VI.
Pembahasan
Korek Api
Volume Awal
(ml)
4
Volume Akhir (ml)
0
Volume Gas
Butana (ml)
1450
Massa awal korek api
: 12,6 gram
Massa akhir korek api
: 9,4 gram
Massa cairan butana yang berubah menjadi gas : 12,6 - 9,4 = 3,2 gram
Cairan Butana
Volume awal
: 4 ml
Volume akhir
: 0 ml
Volume gas butana
: 1450 ml
Mencari Mr butana (C4H10) dari literatur :
Volume gas butana (V)
= 1450 mL = 1,45 L
Massa gas butana (m)
= 3,2 gr
Suhu (T)
= 270 C = 300 K
Tekanan (P)
= 1 atm
Konstanta molar gas (R)
= 0,082 L.atm/K.mol
Ar C
= 12
Ar H
=1
Mr C4H10
= 4 x Ar C + 10 x Ar H
= 4 x 12 + 10 x 1
= 48 + 10
= 58 gr/mol
Mencari mol butana (C4H10) dari data hasil pengamatan :
PV
=
nRT
1.1,45
=
n
=
n.0,082.300
1,45
24,6
n
=
0,058mol
Mencari Mr butana (C4H10) dari data hasil pengamatan :
m
n
=
Mr
3.2
0,058
=
Mr
3,2
Mr
=
0,058
Mr
=
55,172 gr/mol
Dalam praktikum ini butana yang diuji dengan Mr gas butana murni
berturut-turut adalah 55,172 gr/mol dan 58 gr/mol. Perbedaan tersebut
disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya :
Perkiraan volume yang kurang mendekati hasilnya
Neraca penimbang yang kurang berfungsi maksimal
Saat penimbangan kembali masih terdapat air di dalam korek gas
Klep dari korek api tidak diikat dengan pipa karet, sehingga
kadang-kadang tertutup sebentar karena tangan praktikan kelelahan
memegang klep korek api.
Perbandingan antara volume cair butana dengan volume gas butana adalah
sebagai berikut :
V . Butana cair
4 ml
2 ml
V . Buatana gas = 1450 ml = 725 ml
VII.
Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan tentang Penentuan Titik
Leleh dan Titik Didih, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan :
Volume 1 mol gas ada suhu dan tekanan tertentu dinyatakan dalam
volume molar gas
Menetukan volume molar gas pada keadaan standar dilakukan
dengan menimbang sejumlah volume gas tertentu dalam tabung
yang sudah diketahui berat kosong tabung gas tersebut pada suhu
0OC.
Digunakan Rumus Persamaan Gas Ideal :
Hukum Boyle :V ∝
1
(n dan T konstan)
P
Hukum C h arles :V ∝T (n dan P konstan)
Hukum Gay−Lussac : P ∝T (n dan V konstan)
Hukum Avogadro :V ∝n(P dan T konstan)
Hal tersebut berarti volume gas berbanding lurus terhadap jumlah
gas dan suhu serta berbanding terbalik terhadap tekanan, yaitu :
nT
RnT
V∝
dan V =
atau PV =nRT
P
P
VIII.
DAFTAR PUSTAKA
1. Staf laboratorium Kimia Dasar.2014.Penuntun Praktikum Kimia
Dasar I. Jurusan Kimia FMIPA, UniversitasUdayana : Bukit
Jimbaran, Bali
2. Wikipedia.Volume Molar .
http://id.wikipedia.org/wiki/Volume_molar (Diakses pada 22
November 2014)
3. Wikipedia.Hukum GayLussac.http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Gay-Lussac. (Diakses
pada 22 November 2014)
4. Wikipedia.Hukum
Boyle.http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Boyle. (Diakses pada
22 November 2014)
5. Wikipedia.Hukum Charles.
http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Charles. (Diakses pada 22
November 2014)
6. Wikipedia.Hukum Avogadro.
http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Avogadro. (Diakses pada 22
November 2014)
7. Nurhayati Rahayu & S.Pd. Jodhi Pramuji Giriarso,
S.Si.2009.Rangkuman Kimia SMA.Jakarta:GagasMedia.210 hlm
8. Ir. Tety Elida S.1996.Pengantar Kimia.Jakarta:Gunadarma. 111
hlm
9. Oxtoby, Gillis, Nachtrieb & Suminar (translator).Prinsip-prinsip
Kimia Modern edisi 4 jilid 1.Jakarta:Erlangga
IX.
LAMPIRAN
A. Pertanyaan
Gas yang keluar dari sumber gas ditampung sebanyak 1,30 liter. Berat
gas tersebut adalah 2,9 gram. Bila suhu dan tekanan pada kondisi
tersebut adalah 270C dan tekanan 72 cmHg. Hitunglah massa 1 mol
gas tersebut ?
B. Jawaban Pertanyaan
Diketahui :
V
= 1,30 liter
m
= 2,9 gram
T
= 270C = 300 K
P
= 72 cmHg = 0,9474 atm
R
= 0,082 L.atm/ K.mol
Ditanya : Massa 1 mol gas (Mr) = …?
Jawab :
PV = nRT
0,9474. 1,30
n
= n . 0,082 . 300
1,23162
= 24,6
= 0,05 mol
n
m
= Mr
n
2,9
Mr
2,9
Mr
=
0,05
Mr
=
58 gr/mol
Jadi, massa 1 mol gas atau Mr gas tersebut adalah 58 gram/mol
0,05
=
VOLUME MOLAR GAS
Oleh :
Ayu Intan Saridewi
(1408105029)
Kelompok 10
Gelombang 1
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2014
Volume Molar Gas
I.
Tujuan
Menentukan volume relatif dari zat dalam wujud yang berbeda
Mempelajari hukum-hukum gas seperti hukum Boyle, Charles, Gay
Lussac, tentang tekanan parsial dan hukum Avogadro.
II.
Dasar Teori
Benda-benda di alam raya ini dapat digolongkan menjadi tiga
golongan, diantaranya adalah zat padat, zat cair, dan gas. Gas dapat
dimampatkan dalam tempat tertutup, tetapi bila gas dimasukkan kedalam
tempat yang lebih besar dari volume semula maka gas dapat mengisi
tempat itu secara merata. Gas memiliki sifat-sifat khusus yaitu :
Peka terhadap perubahan temperatur
Peka terhadap perubahan tekanan
Selain hal tersebut gas mempunyai sifat-sifat fisis yang khas yaitu :
Gas mempunyai volume dan bentuk menyerupai wadahnya
Gas merupakan wujud materi yang paling mudah dimampatkan
Gas-gas akan segera bercampur secara merata dan sempurna jika
ditempatkan dalam wadah yang sama.
Gas memiliki kerapatan yang jauh lebih rendah dibandingkan
dengan cairan dan padatan.
1. Hukum Boyle
Dari
beberapa
hubungan
diantara
variabel-variabel
gas,
yang pertama ditemukan adalah hubungan antara tekanan dan volume.
Hubungan ini dikemukakan pada tahun 1662 oleh Robert Boyle.
Boylemengemukakan bahwa:“Volume sejumlah gas pada suhu teta
p berbanding terbalikterhadap tekanan gasnya.” Hubungan antara
tekanan ( p) dan volume (V ) suatu gas yang berada di ruang tertutup ini
diteliti oleh Robert Boyle. Saat melakukan percobaan tentang hubungan
antara tekanan dan volume gas dalam suatu ruang tertutup, Robert Boyle
menjaga agar tidak terjadi perubahan temperatur pada gas (isotermal).
Dari data hasil pengamatannya, Boyle mendapatkan bahwa hasil kali
antara tekanan (p) dan volume (V ) gas pada suhu tetap adalah konstan.
Secara
matematis,
hubungan
dinyatakan dengan persamaan:
1
a
P ∞ V atau P = V atau PV = ɑ
antara
tekanan
dan
volume
(suatu konstanta)
PV = konstan
atau
p1V1 = p2V2
2. Hukum Charles
Hubungan antara volume gas dan suhu ditemukan oleh fisikiawan
Perancis Jacques Charles pada tahun 1787 dan secara terpisah oleh
Joseph Louis GayLussac yang mempublikasikannya pada tahun 1802.
hukum Charles dapat dinyatakan dengan, “Volume dari sejumlah gas
pada tekanan konstan adalah berbanding lurus dengan suhu Kelvin
(mutlak).”
Secara matematis dapat ditulis:
V ∝T
V
=k
T
Dengan:
V = volume gas (m3)
T = temperature gas (K)
k = konstanta
Hukum Charles dapat disusun kembali menjadi persamaan :
V1 V2
T 1 = T2
V1 adalah volume awal
T1 adalah suhu awal
V2 adalah volume akhir
T2 adalah suhu akhir
Dari persamaan diatas dapat dilihat bahwa melipat duakan suhu
Kelvin (mutlak) dari gas menyebabkan volumenya menjadi bertambah
dua kali. (Peningkatan suhu gas dari 1°C menjadi 2°C atau dari 1°F
menjadi 2°F, tentu saja tidak akan menyebabkan volumenya bertambah
menjadi dua kali).
3. Hukum Gay-Lussac
Gay-Lussac, seorang ilmuwan asal Prancis, meneliti hubungan
antara tekanan gas (P) dan temperatur (T) gas pada volume tetap.
Apabila botol dalam keadaan tertutup kita masukkan ke api, maka botol
tersebut akan meledak. Hal ini terjadi karena naiknya tekanan gas di
dalamnya akibat kenaikan suhu. Dengan demikian, dapat dikatakan
bahwa: “Apabila volume gas yang berada pada ruang tertutup dijaga
konstan, maka tekanan gas berbanding lurus dengan suhu mutlaknya”.
Pernyataan tersebut dikenal dengan Hukum Gay Lussac. Secara
matematis dapat dituliskan:
P ∝T
P
=konstan
T
P 1 P2
T1 = T 2
Dengan:
P1 = tekanan gas pada keadaan 1 (N/m2)
T1 = suhu mutlak gas pada keadaan 1 (K)
P2 = tekanan gas pada keadaan 2 (N/m2)
T2 = suhu mutlak gas pada keadaan 2 (K)
4.
Hukum Avogadro
Pada tahun 1811, Amedeo Avogadro memecahkan dilema ini
dengan mengajukan bukan saja hipotesis “volume sama - jumlah sama”,
melainkan juga bahwa molekul gas dapat pecah menjadi setenggah
molekul jika molekul-molekul itu bereaksi. Dengan menggunakan
istilah modern, kita akan mengatakan bahwa molekul O2 terbelah
menjadi atom-atomnya, yang kemudian bergabung dengan molekul H2
membentuk molekul H2O. dengan cara ini, volume oksigen yang
diperlukan hanya setengah dari volume hidrogen.
Hipotesis Avogadro tentang volume sama – jumlah sama dapat
dinyatakan dengan dua cara:
1) Volume yang sama dari gas-gas berbeda yang dibandingkan pada
suhu dan tekanan sama akan mengandung jumlah molekul yang
sama.
2) Jumlah molekul yang sama dari gas-gas berbeda yang
dibandingkan pada suhu dan tekanan sama akan menempati
volume yang sama.
Hubungan yang mengikuti hipotesis Avogadro, sering disebut
Hukum Avogadro, yaitu:
“Pada suhu dan tekanan tetap, volume gas berbanding lurus
dengan jumlah gas.”
Jika jumlah mol gas (n) dilipat-duakan, volumenya akan berlipatdua, dan seterusnya. Secara matematis dapat dinyatakan dengan:
V∞ n dan V = c x n
Pada STP, jumlah molekul yang terkandung dalam 22,4 L gas adalah
6,02 x 1023, atau 1 mol.
1 mol gas = 22,4 L gas (pada STP)
5.
Persamaan Gas Ideal
Gabungan dalam satu pernyataan dari hukum Boyle, Charles, GayLussac, serta Avogadro ini disebut hukum gas ideal.
1
Hukum Boyle :V ∝ (n dan T konstan)
P
Hukum Charles :V ∝T (n dan P konstan)
Hukum Gay−Lussac : P ∝T (n dan V konstan)
Hukum Avogadro :V ∝n(P dan T konstan)
Hal tersebut berarti volume gas berbanding lurus terhadap jumlah
gas dan suhu serta berbanding terbalik terhadap tekanan, yaitu :
nT
RnT
V∝
dan V =
atau PV =nRT
P
P
Gas yang perilakunya sesuai dengan persamaan gas ideal dikatakan gas
ideal atau gas sempurna (perfect gas). Sebelum didapatkan rumus
diatas, diperlukan satu nilai konstanta R yang disebut konstanta gas.
Cara yang paling sedehana untuk mendapatkan nilai tersebut yaitu
dengan mensubstitusikan volume molar gas ideal. Namun, nilai R
kemudian
bergantung
pada
satuan
apayang
digunakan
untuk
menyatakan tekanan dan volume. Dengan volume molar 22,4140 L dan
tekanan dalam atmosfir, maka kita dapatkan:
PV
1atm x 22, 4140 L
R = nT = 1 mol x 273 , 15 K = 0,082057 L atm mol-1 K–1
Dengan menggunakan satuan SI m3 untuk volume Pa untuk tekanan,
dihasilkan :
PV
101, 325 Pa x 2. 2410 x 10−2 3
R = nT =
m = 8,3145 m3 Pa mol-1 K-1
1 mol x 273 , 15 K
Satuan m3 Pa mol-1 K-1 juga mempunyai signifikansi lain. Pascal
memiliki satuan kg m-1 s-2 sehingga satuan m3 Pa menjadi kg m2 s-2,
yaitu satuan SI untuk energy, joule. Jadi, R juga memiliki nilai
R= 8,3145 J mol-1 K-1
III.
Alat dan Bahan
a. Alat :
a. Termometer
b. Ember
c. Gelas Ukur
d. Neraca Analitik
b. Bahan :
a. Air
b. Butana Cair (korek api yang bahan bakarnya dari
BUtana)
IV.
Cara Kerja
Menyiapkan korek api yang bahan bakarnya butana dan
dindingnya tembus cahaya kemudian menimbang korek tersebut dan
memperkirakan volume dari cairan butana dalam korek api tersebut.
Meletakkan gelas ukur yang berisi penuh air terbalik diata ember yang
berisi air. Gelas ukur ini nantinya akan berfungsi sebagai alat penampung
gas. Sementara itu, membuka klep dari korek api dan mengikatnya dengan
pipa karet agar klep terbuka terus kemudian meletakkan korek api tersebut
dibawah alat penampung gas agar gas yang dibebaskan tertampung. Bila
alat penampung telah penuh tandai dan mencatat, kemudian diganti
dengan alat penampung yang lain.
Melanjutkan pengumpulan gas yang dibebaskan hingga korek api
tersebut kosong. setelah itu, mencatat semua data dari gas yang
dikumpulkan
kemudian
menutup
kembali
klep
korek
api
dan
menimbangnya sambil memperkirakan volume cairan butana yang
berubah menjadi gas. Setelah data terkumpul, menghitung perbandingan
dari volume gas butana dengan volume cairan butana yang massanya
sama.
V.
Hasil Pengamatan
1. Korek Api
Massa Cairan
Objek
Massa Awal
(gram)
Massa Akhir (gram)
yang berubah
menjadi gas
(gram)
Korek
12,6
Api
9,4
12,6 - 9,4 =
3,2
2. Cairan Butana
Objek
Cairan
Butana
VI.
Pembahasan
Korek Api
Volume Awal
(ml)
4
Volume Akhir (ml)
0
Volume Gas
Butana (ml)
1450
Massa awal korek api
: 12,6 gram
Massa akhir korek api
: 9,4 gram
Massa cairan butana yang berubah menjadi gas : 12,6 - 9,4 = 3,2 gram
Cairan Butana
Volume awal
: 4 ml
Volume akhir
: 0 ml
Volume gas butana
: 1450 ml
Mencari Mr butana (C4H10) dari literatur :
Volume gas butana (V)
= 1450 mL = 1,45 L
Massa gas butana (m)
= 3,2 gr
Suhu (T)
= 270 C = 300 K
Tekanan (P)
= 1 atm
Konstanta molar gas (R)
= 0,082 L.atm/K.mol
Ar C
= 12
Ar H
=1
Mr C4H10
= 4 x Ar C + 10 x Ar H
= 4 x 12 + 10 x 1
= 48 + 10
= 58 gr/mol
Mencari mol butana (C4H10) dari data hasil pengamatan :
PV
=
nRT
1.1,45
=
n
=
n.0,082.300
1,45
24,6
n
=
0,058mol
Mencari Mr butana (C4H10) dari data hasil pengamatan :
m
n
=
Mr
3.2
0,058
=
Mr
3,2
Mr
=
0,058
Mr
=
55,172 gr/mol
Dalam praktikum ini butana yang diuji dengan Mr gas butana murni
berturut-turut adalah 55,172 gr/mol dan 58 gr/mol. Perbedaan tersebut
disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya :
Perkiraan volume yang kurang mendekati hasilnya
Neraca penimbang yang kurang berfungsi maksimal
Saat penimbangan kembali masih terdapat air di dalam korek gas
Klep dari korek api tidak diikat dengan pipa karet, sehingga
kadang-kadang tertutup sebentar karena tangan praktikan kelelahan
memegang klep korek api.
Perbandingan antara volume cair butana dengan volume gas butana adalah
sebagai berikut :
V . Butana cair
4 ml
2 ml
V . Buatana gas = 1450 ml = 725 ml
VII.
Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan tentang Penentuan Titik
Leleh dan Titik Didih, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan :
Volume 1 mol gas ada suhu dan tekanan tertentu dinyatakan dalam
volume molar gas
Menetukan volume molar gas pada keadaan standar dilakukan
dengan menimbang sejumlah volume gas tertentu dalam tabung
yang sudah diketahui berat kosong tabung gas tersebut pada suhu
0OC.
Digunakan Rumus Persamaan Gas Ideal :
Hukum Boyle :V ∝
1
(n dan T konstan)
P
Hukum C h arles :V ∝T (n dan P konstan)
Hukum Gay−Lussac : P ∝T (n dan V konstan)
Hukum Avogadro :V ∝n(P dan T konstan)
Hal tersebut berarti volume gas berbanding lurus terhadap jumlah
gas dan suhu serta berbanding terbalik terhadap tekanan, yaitu :
nT
RnT
V∝
dan V =
atau PV =nRT
P
P
VIII.
DAFTAR PUSTAKA
1. Staf laboratorium Kimia Dasar.2014.Penuntun Praktikum Kimia
Dasar I. Jurusan Kimia FMIPA, UniversitasUdayana : Bukit
Jimbaran, Bali
2. Wikipedia.Volume Molar .
http://id.wikipedia.org/wiki/Volume_molar (Diakses pada 22
November 2014)
3. Wikipedia.Hukum GayLussac.http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Gay-Lussac. (Diakses
pada 22 November 2014)
4. Wikipedia.Hukum
Boyle.http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Boyle. (Diakses pada
22 November 2014)
5. Wikipedia.Hukum Charles.
http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Charles. (Diakses pada 22
November 2014)
6. Wikipedia.Hukum Avogadro.
http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Avogadro. (Diakses pada 22
November 2014)
7. Nurhayati Rahayu & S.Pd. Jodhi Pramuji Giriarso,
S.Si.2009.Rangkuman Kimia SMA.Jakarta:GagasMedia.210 hlm
8. Ir. Tety Elida S.1996.Pengantar Kimia.Jakarta:Gunadarma. 111
hlm
9. Oxtoby, Gillis, Nachtrieb & Suminar (translator).Prinsip-prinsip
Kimia Modern edisi 4 jilid 1.Jakarta:Erlangga
IX.
LAMPIRAN
A. Pertanyaan
Gas yang keluar dari sumber gas ditampung sebanyak 1,30 liter. Berat
gas tersebut adalah 2,9 gram. Bila suhu dan tekanan pada kondisi
tersebut adalah 270C dan tekanan 72 cmHg. Hitunglah massa 1 mol
gas tersebut ?
B. Jawaban Pertanyaan
Diketahui :
V
= 1,30 liter
m
= 2,9 gram
T
= 270C = 300 K
P
= 72 cmHg = 0,9474 atm
R
= 0,082 L.atm/ K.mol
Ditanya : Massa 1 mol gas (Mr) = …?
Jawab :
PV = nRT
0,9474. 1,30
n
= n . 0,082 . 300
1,23162
= 24,6
= 0,05 mol
n
m
= Mr
n
2,9
Mr
2,9
Mr
=
0,05
Mr
=
58 gr/mol
Jadi, massa 1 mol gas atau Mr gas tersebut adalah 58 gram/mol
0,05
=