Merancang Strategi dan Media Pembelajara

Merancang Strategi dan Media Pembelajaran Sastra untuk Pengembangan
Apresiasi dan Nilai-nilai Humanisme

A. PENDAHULUAN
1. Pembelajaran Sastra
Pembelajaran

sastra

merupakan

bagian

dari

pembelajaran

bahasa.

Dimasukkannya pembelajaran sastra ke dalam pembelajaran bahasa Indonesia kiranya
dapat dimaklumi karena secara umum, sastra adalah segala sesuatu yang ditulis.

Pengertian semacam itu dianggap terlalu luas dan juga terlalu sempit. Dianggap terlalu
luas karena dengan demikian, semua buku termasuk sastra. Pembelajaran sastra penting
bagi siswa karena berhubungan erat dengan keharuan. Sastra dapat menimbulkan rasa
haru, keindahan, moral, keagamaan, khidmat terhadap Tuhan, dan cinta terhadap sastra
bangsanya. Di samping memberikan kenikmatan dan keindahan, karya sastra juga
memberikan keagungan kepada siswa pada khususnya dan bangsa Indonesia pada
umumnya. Sastra Indonesia secara umum dapat dipakai sebagai cermin, penafsiran,
pernyataan, atau kritik kehidupan bangsa. .
Pada proses pembelajaran sastra tentunya melibatkan guru sastra (dalam hal ini
guru bahasa Indonesia) sebagai pihak yang mengajarkan sastra, dan siswa sebagai subjek
yang belajar sastra. Dalam pembelajaran sastra ada suatu metode sebagai suatu alternatif
yang menawarkan keefektifan kerja guru bahasa Indonesia. Jika berbicara masalah
metode tidak dapat lepas dari masalah pendekatan atau ancangan (approach) yang
menurunkan metode (method). Untuk selanjutnya, suatu metode ternyata akan
menyarankan penggunaan teknik-teknik tertentu pula. Dengan demikian, secara hirarkis
akan dikemukakan adanya tiga tataran, yaitu: pendekatan (approach), metode (method),
dan teknik (technique).
Memberikan kesempatan pada siswa untuk memperoleh pengalaman sastra
merupakan tujuan utama pengajaran sastra dan mampu mengapresiasi cipta sastra untuk
mencapai tujuan tersebut perlu ditetapkan strategi yang efektif. Strategi yang hendak

digunakan didasarkan pada pendekatan yang paling serasi dan mendukung dalam
pengajaran sastra. Pendekatan humanistik menggarisbawahi bahwa membaca sastra
memberikan prioritas utama pada upaya memberikan warna yang indah pada kehidupan.
Tujuan strategi dalam pembelajaran sastra menggiring siswa masuk dalam dan lebih
1

dalam lagi ke analisis wacana karena hal ini menghasilkan kegiatan ujian yang terperinci
yang hampir mustahil tidak membosankan siswa. Tujuan pendekatan pengajaran
sebaiknya berpola divergen yang kebermaknaannya terutama dalam hubungan sastra
dengan masyarakat daripada hubungan sastra dengan sastra itu sendiri.
Pendekatan humanistik dalam pembelajaran sastra berusaha senantiasa
mengingatkan guru bahwa mereka berhubungan dengan subyek kaum sosiologi,
psikologi, filosofi dan sejarah. Sedangkan sastra kontemporer terfokus pada masalah dan
perilaku seseorang, kejelasan bahasa dan tuturan, ketaksaan dalam hubungan pertanyaan
benar atau salah, penekanan pada plot dan perwatakan yang tersaji secara jelas, kilasan
tentang dilema etik dan hubungannya dengan peristiwa sosial dan politik dunia.
2. Strategi Pembelajaran Sastra
Menurut Kemp (dalam Muslich dan Suyono, 2010:2) strategi pembelajaran
adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan peserta didik agar
tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya Subana dan

Sunarti (2000:16) juga menyatakan bahwa strategi pembelajaran adalah rencana
menyeluruh mengenai perbuatan belajar mengajar yang serasi untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Jadi, strategi pembelajaran adalah rencana pembelajaran di kelas yang
harus dilakukan guru dan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Strategi pengajaran sastra diperguruan tinggi secara essensial memperkenalkan
guru-guru dengan berbagai buku dengan genre yang bercakupan luas untuk menjelajahi
strategi dan pengajaran sastra. Juga memberi guru kesempatan untuk mengamati
perasaannya sendiri tentang episode dan gagasan yang kontroversial yang terdapat dalam
buku Jerzy Kosinski, seorang penulis ternama menjelaskan sekolah sebagai salah satu
institusi yang dapat membantu para dewasa masa depan menjadi pribadi pemikir yang
mampu merenung dan berfungsi dalam dunia yang penuh tekanan, konflik-konflik nilai,
dan keracuan moral. Kosinski melihat fungsi pendidikan dalam masyarakat sebagai
lembaga yang memiliki kemampuan untuk membantu siswa berjuang dan bergumul
dalam hidup dengan penjelajahan tentang realitas dan ketaksaan yang ditemukan dalam
cipta sastra.
Menurut Wena (2011:5), strategi pembelajaran adalah cara-cara yang berbeda
untuk mencapai hasil pembelajaran yang berbeda di bawah kondisi yang berbeda.
Strategi pembelajaran PAILKEM merupakan salah satu strategi yang dapat diterapkan
2


dalam kegiatan pembelajaran. PAILKEM merupakan sinonim dari Pembelajaran Aktif,
Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, dan Menarik (Mohamad, 2011:10-16).
a.

Pembelajaran yang Aktif
Aktif dalam strategi ini adalah memosisikan guru sebagai orang yang

menciptakan suasana belajar yang kondusif atau sebagai fasilitator dalam belajar,
sementara siswa sebagai peserta belajar yang harus aktif.
b.

Pembelajaran yang Inovatif
Inovatif disini, guru tidak saja tergantung dari materi pembelajaran yang ada

pada buku, tetapi dapat mengimplementasikan hal-hal baru yang menurut guru sangat
cocok dan relevan dengan masalah yang sedang dipelajari siswa.
c.

Pembelajaran yang Menggunakan Lingkungan
Konsep pembelajaran ini berangkat dari belajar kontekstual dengan lebih


mengedepankan bahwa hal yang perlu dipelajari terlebih dahulu oleh siswa adalah apa
yang ada pada lingkungannya.
d.

Pembelajaran yang Kreatif
Kreatif dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam

sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa
e.

Pembelajaran yang Efektif
Segala pertimbangan dalam strategi ini menyangkut tujuan yang disusun

berdasarkan kemampuan siswa, pemilihan materi yang benar-benar menunjang
tujuan, penetapan metode yang sesuai dengan karakteristik siswa, penggunaan media
yang pas serta evaluasi yang tertuju pada tujuan yang telah ditetapkan, pada akhirnya
tetap terpulang pada bagaimana peran seorang guru dalam mengelola proses
pembelajaran.
f.


Pembelajaran yang Menarik
Inti dari strategi pembelajaran yang menarik terletak pada bagaimana

memberikan pelayanan kepada siswa sebab posisi siswa jika diibaratkan dalam
sebuah perusahaan, maka siswa merupakan pelanggan yang perlu dilayani dengan
baik.

3. Media Pembelajaran Sastra
“Masyarakat selalu dibentuk oleh hakikat media yang memungkinkan terjadinya
komunikasi efektif, daripada oleh isi komunikasi tersebut.” kata Marshall (dalam Gani,
3

1988). Sebab media atau proses waktu merupakan pola pembentukan kembali
ketergantungan antarsosial dan setiap aspek kehidupan personal kita kini. Hal ini
memaksa kita mempertimbangkan dan mengevaluasi kembali setiap pikiran, kegiatan
dan setiap institusi terdahulu yang begitu saja kita terima.
Prinsip media adalah pesan selalu bergerak dan melihat sesuatu yang terjadi
dalam proses perubahan yang sedang berlangsung. Dengan demikian, media lebih
terkonsentrasi pada alat atau proses daripada substansinya. Kadangkala malah berperan

sebagai pengganti substansi tersebut. kehadiran media dalam proses belajar sastra,
berdasarkan logika pengembangan peran media tersebut, haruslah menunjang
keberlangsungan pola berpikir, berbincang dan bertanya pada siswa. Hal ini selaras
dengan pendapat Robert (dalam Gani, 1988) yang menegaskan pendekatan respon dan
analisis (PRA) seyogyanya mendorong: pengembangan proses berpikir, berbincang dan
bertanya siswa.
Sesuai dengan kondisi pendidikan Indonesia, guru diharapkan dapat secara
kreatif menciptakan, mengembangkan, dan mendayagunakan imajinasinya untuk
memilih media yang ada dan menciptakan serta mengebangkan media baru dari media
lama yang telah dikenal sebelumnya, misalnya.
1) Memanfaatkan drama televisi yang bermutu, kaset video yang memenuhi syarat,
kaset rekaman pembacaan puisi, cerpen, drama, dan pemutaran lagu-lagu puitis
seperti: Bimbo, Ebiet, Uli Sigar.
2) Merekam kegiatan-kegiatan seni sastra dan drama (taman budaya).
3) Merekam langsung sastrawan-sastrawan nasional dan daerah yang kebetulan
berkunjung ke kota tertentu.
4) Merekam kegiatan kelas (guru dan siswa yang berbakat).
5) Menggunakan kaset video dan kaset rekaman komersial, baik yang berasal dari
luar negeri maupun buatan dalam negeri.


4. Aplikasi Teori Belajar Humanisme dalam Pendidikan
Peran pendidik dalam pengembangan apresiasi dan nilai-nilai humanisme
adalah menjadi fasilitator bagi para siswa. Pendidik memberikan motivasi, kesadaran
mengenai makna belajar dalam kehidupan siswa. Pendidik memberi fasilitas pengalaman
belajar kepada siswa dan mendampingi siswa untuk memperoleh tujuan pembelajaran.

4

Pembelajaran berdasarkan teori humanisme ini cocok untuk diterapkan pada
materi-materi pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani,
perubahan sikap, dan analisis terhadap fenomena sosial. Indikator dari keberhasilan
aplikasi ini adalah siswa merasa senang, berinisiatif dalam belajar dan terjadi perubahan
pola pikir, perilaku dan sikap atas kemauan sendiri. Siswa diharapkan menjadi manusia
yang bebas, berani, tidak terikat oleh pendapat orang lain dan mengatur pribadinya
sendiri secara bertanggungjawab tanpa mengurangi hak-hak orang lain atau melanggar
aturan, norma, disiplin atau etika yang berlaku.
Aplikasi teori humanisme dalam pembelajaran pendidik lebih mengarahkan
peserta didik untuk berpikir induktif, mementingkan pengalaman, serta membutuhkan
keterlibatan peserta didik secara aktif dalam proses belajar. Hal ini dapat diterapkan
melalui kegiatan diskusi, membahas materi secara berkelompok sehingga peserta didik

dapat mengemukakan pendapatnya masing-masing di depan kelas. Pendidik memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya apabila kurang mengerti terhadap
materi yang diajarkan.
Beberapa hal yang harus dilakukan pendidik terhadap peserta didik dalam
pengembangan apresiasi dan nilai-nilai humanisme adalah:
a. Pendidik menciptakan suasana kelas yang memberi peluang kepada peserta didik
untuk memperoleh hasil yang diinginkan dan membuat peserta didik bersikap
positif terhadap pembelajaran.
b. Pendidik menyediakan sumber-sumber dan media pembelajaran.

5

B. ANALISIS
1. Strategi dan Media yang Digunakan dalam Pembelajaran Apresiasi Puisi
Strategi dan media ini digunakan di kelas X SMA (Peminatan) pada semester
ganjil yaitu pada materi Membandingkan Karakteristik Puisi Lama dan Puisi Baru dan
Menulis Puisi Lama dan Puisi Baru. Jenis media yang digunakan adalah media visual
yang dibuat atau dirancang sendiri oleh guru, tetapi materi seperti teks puisi, lirik lagu
dan gambar diunduh dari internet.
Berdasarkan silabus untuk kelas X SMA (Peminatan) pada semester ganjil,

Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Materi Pokok, dan Pembelajaran yang dilakukan
adalah sebagai berkut.
Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya dengan mematuhi
norma-norma bahasa Indonesia serta mensyukuri dan mengapresiasi keberadaan bahasa
dan sastra Indonesia sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa.
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan menunjukkan sikap
pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam kehidupan sosial
secara efektif dengan memiliki sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia serta
mempromosikan penggunaan bahasa Indonesia dan mengapresiasi sastra Indonesia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahu tentang

bahasa dan sastra Indonesia serta

menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian bahasa dan sastra yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni (ipteks).
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak untuk

mengembangkan ilmu bahasa dan sastra Indonesia secara mandiri dengan menggunakan
metode ilmiah sesuai kaidah keilmuan terkait.
Kompetensi Dasar:
3.4

Membandingkan karakteristik puisi lama dan puisi baru secara memadai serta

mengapresiasinya.
4.4

Menulis puisi lama dan baru

6

Materi Pokok:
1. Karakteristik Puisi Lama
2. Karakteristik Puisi Baru
Pembelajaran:
Mengamati:
1. membaca teks tentang karakteristik puisi lama dan puisi baru secara memadai serta
mengapresiasinya.
2. mencermati uraian yang berkaitan dengan karakteristik puisi lama dan puisi baru
Menanya:
1. bertanya jawab tentang hal-hal yang berhubungan dengan isi bacaan.
Mengeksplorasi:
1. Mencari dari berbagai sumber informasi tentang karakteristik puisi lama dan puisi
baru
Mengasosiasikan:
1. mendiskusikan tentang karakteristik puisi lama dan puisi baru
2. menyimpulkan hal-hal terpenting dalam karakteristik puisi lama dan puisi baru
Mengomunikasikan :
1. menuliskan laporan kerja kelompok tentang karakteristik puisi lama dan puisi baru
2. membacakan hasil kerja kelompok di depan kelas, siswa lain memberikan tanggapan
3. menulis puisi lama dan puisi baru
Strategi yang dilakuan guru dan media yang digunakan guru dalam pembelajaran
adalah:
a. Guru menyiapkan media yang berupa kartu kerja yang telah terlebih dahulu di
desain oleh guru sesuai dengan kebutuhan pembelajaran. Kartu kerja ini dibuat
oleh guru di kertas ukuran A4. Isinya berupa ilustrasi, contoh, dan gambar yang
dapat memancing kreatifitas dan pendapat siswa dalam menentukan karakteristik
puisi lama dan puisi baru serta memancing imajinasi siswa untuk bisa menulis
puisi lama dan puisi baru.
7

b. Ketika pembelajaran dimulai, guru terlebih dahulu menjelaskan materi apa yang
akan dipelajari. Dalam hal ini yaitu materi Membandingkan Karakteristik Puisi
Lama dan Puisi Baru dan Menulis Puisi Lama dan Puisi Baru.
c. Selanjutnya, peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok
terdiri dari 4 orang. Masing-masing kelompok menerima dua lembar kartu kerja
yang isinya contoh teks puisi lama dan puisi baru. Dengan melihat contoh teks
tersebut siswa diharapkan dapat merumuskan apa perbedaan puisi lama dan pusi
baru dan apa karakteristik puisi lama dan puisi baru.
Media Kartu Kerja 1 “Contoh teks puisi lama”
Contoh teks yang diberikan adalah teks pantun.

Kalau ada jarum yang patah
Jangan dimasukkan ke dalam
peti
Kalau ada kata yang salah
Jangan dimasukkan ke dalam
hati

8

Media Kartu Kerja 2 “Contoh teks puisi baru”
Contoh teks yang diberikan adalah teks puisi berjudul Umpama karya Dedi
Supendra.

Umpama
Baru kali ini aku punya rindu
Bertandang ke ruang hati
Semisal Qais
Seperti Romeo
Aku patah di rimbun-rimbun daun
Angin kecil gelak sambil lalu
Resah berserakan,
Mudah saja pincang
Laksana gunung
Saking besar menanggung kesah,
Mengelegak-gelegak
Seseorang
Tolong katakan sesuatu
Tentang cinta yang mengunung di balik
rimbun-rimbun daun yang berserakan
menanggung kesah
Katakan,
Pemisalan seperti apa?
d. Setelah melihat contoh teks puisi lama dan puisi baru, peserta didik berdiskusi
dalam kelompok merumuskan karakteristik puisi lama dan puisi baru. Masingmasing kelompok menyampaikan pendapatnya dan saling menanggapi. Setelah
itu guru menyempurnakan pendapat peserta didik dengan menjelaskan
karakteristik puisi lama dan puisi baru.

9

e. Peserta didik sudah mengetahui perbedaan puisi lama dan puisi baru dan
karakteristik masing-masingnya. Selanjutnya guru mengarahkan peserta didik
untuk menciptakan sebuah puisi lama dan puisi baru. Guru memberikan kartu
kerja berikutnya yang berisi lirik lagu dan gambar. Dengan membaca lirik lagu
dan melihat gambar tersebut diharapkan dapat memancing imajinasi siswa dalam
menciptakan sebuah puisi lama dan puisi baru.
Media Kartu Kerja 3 “Penggalan Lirik lagu Nasihat Pengemis Untuk Istri Dan
Doa Untuk Ha - Ebiet G Ade”

Istriku, marilah kita tidur
hari telah larut malam
lagi sehari kita lewati
meskipun nasib semakin tak pasti
lihat anak kita tertidur menahankan lapar
erat memeluk bantal dingin pinggiran jalan
wajahnya kurus pucat, matanya dalam
istriku, marilah kita berdoa
sementara biarkan lapar terlupa
seperti yang pernah ibu ajarkan
tuhan bagi siapa saja
meskipun kita pengemis pinggiran jalan
doa kita pun pasti ia dengarkan
bila kita pasrah diri, tawakal
esok hari perjalanan kita
masih sangatlah panjang
mari tidurlah, lupakan sejenak
beban derita lepaskan
dengarkanlah nyanyi
dari seberang jalan
usah kau tangisi
nasib kita hari ini
tuhan, selamatkan istri dan anakku
hindarkanlah hati mereka dari iri dan dengki
kepada yang berkuasa dan kenyang di tengah kelaparan
oh, hindarkanlah mereka dari iri dan dengki
kuatkanlah jiwa mereka
bimbinglah di jalanmu, bimbinglah di jalanmu

10

Media Kartu Kerja 4 “Penggalan Lirik lagu Sahabat-Peterpan”

Bayangkan ku melayang
Seluruh nafasku terbang
Bayangkan ku menghilang
Semua tanpa mu teman
Bila nafasku lepas
Semua langkahnya lelah
Semua waktu yang hilang
Tapi bayangmu tetap
Ingat ’kan aku semua, wahai sahaba
t
Kita untuk selamanya, kita percaya
Kita terbakar arang dan tak pernah l
elah
Ingat ’kan aku semua semua, wahai
sahabatIngat ’kan aku semua semua
, wahai sahabat
Kita untuk selamanya, wahai sahaba
t

11

Media Kartu Kerja 5 “Gambar atau ilustrasi tentang korupsi”

Media Kartu Kerja 6 “Gambar atau ilustrasi tentang anak berprestasi”

12

f. Setelah membagikan kartu kerja yang ke tiga, empat, lima, dan enam. Peserta
didik diminta menulis sebuah puisi lama dan puisi baru. Dari lirik lagu Ebiet G
Ade peserta didik dapat membuat sebuah puisi lama berupa pantun nasehat. Dari
lirik lagu Peterpan peserta bisa membuat puisi baru yang bertema sahabat. Dari
gambar atau ilustrasi tentang korupsi peserta didik bisa membuat puisi yang
bertema koruptor. Dari gambar atau ilustrasi tentang anak berprestasi peserta
didik bisa membuat puisi lama berupa pantun nasehat agar rajin belajar. Masingmasing peserta didik membuat satu buah puisi lama dan puisi baru (tidak satu
karya dalam satu kelompok).
g. Setelah semua peserta didik selesai membuat karya berupa puisi lama dan puisi
baru, guru meminta beberapa perwakilan kelompok membaca hasil karyanya.
Hasil karya peserta didik yang lain dikumpul dan dinilai oleh guru.

C. PENUTUP
13

1. Kesimpulan
Strategi pembelajaran adalah rencana pembelajaran di kelas yang harus
dilakukan guru dan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Media pembelajaran
merupakan alat penyampaian pesan yang digunakan guru untuk menyampaikan materi
pelajaran. Strategi dan media yang digunakan di kelas X SMA (Peminatan) pada
semester ganjil yaitu pada materi Membandingkan Karakteristik Puisi Lama dan Puisi
Baru dan Menulis Puisi Lama dan Puisi Baru. Jenis media yang digunakan adalah media
visual berupa kartu kerja yang berisi contoh teks puisi lama dan puisi baru, lirik lagu, dan
gambar atau ilustrasi yang dibuat sendiri oleh guru. Media tersebut dapat membantu
siswa memahami materi secara mandiri.
2. Implikasi
Makalah ini bisa dijadikan referensi strategi dan media bagi guru mata pelajaran
bahasa Indonesia dalam mengajarkan materi mengenai apresiasi puisi dan menambah
referensi berupa contoh-contoh yang ada dalam makalah ini. Sedangkan bagi penulis
sendiri dengan dibuatnya makalah ini menambah pengetahuan mengenai strategi dan
media pembelajaran sastra dan nantinya dapat diimplikasikan ketika mengajar di
sekolah.
3. Saran
Diharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi peneliti sendiri dan orang lain
dalam mengaplikasikan strategi dan media pembelajaran sastra di sekolah.

14

KEPUSTAKAAN

Budianta, Melani, dkk. 2003. Membaca Sastra (Pengantar Memahami Sastra untuk
Perguruan Tinggi. (Cetakan ke-2). Magelang: Indonesiatera.
Gani, Rizanur. 1988. Pengajaran Sastra Indonesia: Respon dan Analisis. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Mohamad, Nurdin dan Hamzah B. Uno. 2011. Belajar dengan Pendekatan
Pembelajaran, Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menarik. Jakarta:
Bumi Aksara.
Muslich, M & Suyono. 2010. Aneka Model Pembelajaran Membaca dan Menulis.
Malang: A3 (Asah Asih Asuh).
Subana, M & Sunarti. 2000. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung:
Pustaka Setia.
Wena, Made. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan
Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.

15