Produksi Tanaman Hortikultura.docx

Produksi Tanaman Hortikultura

POTENSI DAN PRODUKSI TANAMAN HORTIKULTURA
CIPLUKAN SEBAGAI TANAMAN OBAT DI INDONESIA

OLEH :
NURUL FITRI RAMADHANI
1405101050058

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM- BANDA ACEH
2017

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................................i
BAB I. PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1........................................................................................................... Latar Belakang
.................................................................................................................................1
1.2........................................................................................................................ Tujuan

.................................................................................................................................1
BAB II. TINJAUN PUSTAKA......................................................................................2
BAB III. PEMBAHASAN.............................................................................................3
3.1. Sejarah Singkat Ciplukan.......................................................................................3
3.2. Klasifikasi Tanaman Ciplukan................................................................................3
3.3. Budidaya Ciplukan.................................................................................................4
3.4. Ciplukan Sebagai Tanaman Herba/Obat.................................................................6
3.5. Peluang pasar Ciplukan..........................................................................................8
3.6. Analisa Ekonomi Budidaya Ciplukan.....................................................................8
3.7. Produk Ciplukan.....................................................................................................9
BAB IV. PENUTUP....................................................................................................12
4.1. Kesimpulan...........................................................................................................12
4.2. Saran.....................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................13

1

2

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Ciplukan atau juga sering disebut ceplukan (Physalis angulata l.) merupakan

tumbuhan liar yang tumbuh dengan subur di dataran rendah sampai ketinggian 1.550
meter di atas permukaan laut, di tanah tegalan, atau sawah kering. Tumbuhan ini
dapat ditemukan di semua negara dengan iklim tropis

terutama di Afrika, Asia,

dan Amerika.
Tanaman ciplukan (Physalis peruviana) adalah tanaman yang umumnya
tumbuh liar, ciplukan biasa didapati bercampur dengan herba dan semak lainnya di
kebun, tegalan, sawah yang mengering, tepi jalan, tepi hutan dan bagian-bagian hutan
yang terbuka disinari terik matahari. Tumbuhan ciplukan ini biasanya hidup dengan
subur di daerah dataran rendah. Ciplukan mempunyai manfaat dan khasiat untuk
membantu mengatasi berbagai masalah penyakit. Kandungan dari buah ciplukan ini
adalah senyawa kimia berupa sitrun dan juga fisain, asam malat, alkaloid, tannin,

kriptoxantin, dan vitamin C serta gula.
Ciplukan diperjual belikan sebagai bahan ramuan obat tradisional berupa
ramuan atau simplisia tunggal. Sampai saat ini bahan tananam ciplukan sebagian
besar masih diambil dari tanaman yang tidak dibudidayakan secarai intensif.
Ciplukan umumnya dipanen dari tanaman yang tumbuh di pekarangan rumah, di
sawah atau kebun-kebun (Widiyastuti, 2002).
Harga ciplukan cukup mahal ketika diperjual belikan. Terdapat beberapa
faktor yang menjadi penyebab mahalnya harga buah tersebut. Salah satunya yaitu
karena di beberapa tempat (terutama di daerah perkotaan) ceplukan telah menjadi
tanaman langka sehingga untuk mendapatkan buahnya pun cukup sulit. Oleh sebab
itulah akhirnya mendorong terjadinya peningkatan harga karena buah ciplukan
memang merupakan herba yang dapat digunakan sebagai bahan dalam pembuatan
ramuan obat tradisional. Merujuk dari berbagai sumber disebutkan bahwa ceplukan
merupakan tanaman yang seluruh bagiannya dapat digunakan sebagai bahan obat.
Berbagai penyakit seperti diabetes, epilepsi, hipertensi, borok, dan masih banyak lagi

1

jenis penyakit yang dapat diobati dengan memanfaatkan ceplukan. Bahkan
disebutkan pula bahwa ceplukan juga dapat dimanfaatkan untuk mengatasi penyakit

kanker. Oleh sebab itu tidak mengherankan lagi bila harganya terbilang tinggi karena
ceplukan memang kaya manfaat bagi kesehatan tubuh manusia. Bahkan tidak
mengherankan pula bila ada jenis ceplukan tertentu yang dijadikan sebagai tanaman
budidaya yang buahnya diekspor ke berbagai negara.

1.2.

Tujuan
Tujuan dari penilisan makalah ini yaitu untuk menjabarkan potensi, peran,

kendala dan tantangan dalam budidaya ciplukan, manfaat ciplukan sebagai obat,
strategi peningkatan produksi ciplukan, panen dan pasca panen ciplukan serta
pemasaran ciplukan.

2

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman ciplukan mempunyai banyak manfaat terutama dalam bidang obatobatan dengan kandungan kimia antara lain glikosida flavonoid, alkaloid, saponin,
fisalin, withangulati A, protein, minyak lemak, asam falmitat, asamasetat. Secara

spesifiknya glukosida flavonoid dalam ciplukan berkhasiat sebagai obat diabetes
mellitus karena dapat memperbaiki regulasi dalam darah dan menghilangkan efek
samping (komplikasi) diabetes mellitus (Verheij dan Coronel, 1997).
Dalam rangka penyediakan benih tanaman ciplukan untuk bahan obat,
langkah perbanyakan tanaman ciplukan merupakan hal yang harus dilakukan.
Perbanyakan tanaman dapat dilakukan dengan metode budidaya dan umur, sehingga
usaha budidaya dan kontinuitas tanaman obat menghasikan kestabilan mutu atau
kualitas bahan tanaman yang terstandarisasi. Bahan tanaman yang terstandarisasi
berupa benih atau bibit tanamaan obat yang mutu genetiknya baik juga harus
memiliki kualitas vigor benih yang tinggi (Widiyastuti, 2002).
Perbanyakan generatif sudah sangat umum dijumpai, bahan yang digunakan
adalah biji. Biji disemaikan untuk dijadikan tanaman baru, ini bias dijadikan bibit.
Tanaman baru dari biji meskipun telah diketahui jenisnya kadangkadang sifatnya
menyimpang dari pohon induknya, dan bahkan banyak tanaman yang tidak
menghasilkan biji atau jumlah bijinya yang sedikit (Suwandi, 2013).
Perbanyakan tanaman ciplukan dapat dilakukan dengan cara stek runduk. Stek
runduk sering disebut cangkok tanah atau cangkok runduk karena dilakukan dengan
merundukkan cabang pohon induk sampai menyentuh tanah, lalu menutupnya dengan
media (Winarto, 2007).


3

BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Sejarah singkat tanaman ciplukan
Ciplukan, sesuai dengan bentuknya yang mirip-mirip dengan buah-buah untuk
lalapan seperti Labu Siam, dan Terung, termasuk dalam famili tumbuhan Solanaceae
(terung-terungan). Namun walaupun nama tumbuhan ini berbau bahasa Indonesia,
namun sebenarnya tanaman ini berasal dari kawasan tropis tepatnya

di

Peru

(Amerika Latin). Disebarkan ke Eropa oleh orang-orang Belanda, sedangkan di
Indonesia tanaman ini pertama dikenal di daerah Maluku. Buahnya bulat tertutup
dalam kantong mirip lampion. Sekilas bentuknya persis kantong kemih, Itulah
sebabnya tanaman ini diberi nama ilmiah Physalis angulata L. Dalam bahasa Yunani
physalis berarti kantong kemih.. Tanaman ciplukan


terbukti ampuh mengatasi

hipertiroid, kanker, serta penyakit diabetes militus. Ciplukan mengandung senyawa
asam sitrun, fisalin, asam malat, alkaloid, tanin, kriptoxantin, dan vitamin c.
3.2. Klasifikasi tanaman ciplukan
Adapun klasifikasi Physalis angulata L. dalam sistematika tumbuhan adalah
sebagai berikut

:

Kingdom

: Plantae

Divisi

: Spermatophyta

Sub divisi


: Angiospermae

Kelas

: Dicotyledonnae

Ordo

: Solanales

Famili

: Solanaceae

Marga

: Physalis

Spesies


: Physalis angulata L.

Gambar 1. Ciplukan

Adapun nama-nama lokal ciplukan yaitu : Morel berry (Inggris), Ciplukan
(Indonesia), Ceplukan (Jawa), Cecendet (Sunda), Yor-yoran (Madura), Lapinonat

4

(Seram), Angket, Kepok-kepokan, Keceplokan (Bali), Dedes (Sasak), Leletokan
(Minahasa).
3.3. Budidaya Ciplukan (Physalis angulata L.)
Tanaman ciplukan cocok hidup di tanah yang subur, gembur, tidak tergenang
air, dan memiliki pH mendekati netral. Tanaman ciplukan mampu hidup pada tanah
yang kurus, agak padat, dan kurang terawat bersama tanaman liar yang lain. Kondisi
lapisan olah tanah bagian atas sangat berpengaruh terhadap kesuburan tanaman
ciplukan. Ciplukan dapat hidup di dataran rendah hingga dataran dengan ketinggian
sekitar 1.500 m dpl.
3.3.1. Pemilihan dan Pembenihan Bibit Ciplukan yang Unggul
Tahap pertama sebelum penanaman ciplukan yakni menyiapkan bibit ciplukan

unggul yang diperoleh secara generative (melalui biji), dengan cara ini maka tanaman
akan lebih tahan terhadap penyakit, usia tanaman dapat bertahan lama, buahnya lebih
banyak, dan akarnya lebih kokoh. Proses pembenihan Bibit Ciplukan dilakukan dari
penyiapan benih, penyiapan media semai dan penyemaian bibit ciplukan.
Benih ciplukan disiapkan dari buah ciplukan yang tua dan matang, buah
tersebut berasal dari tanaman yang usianya sudah 2,5-3 bulan sejak usia tanam awal.
Buah yang telah tua tersebut kemudian dipencet hingga mengeluarkan biji-bijinya
dan daging yang lunak. Biji ini digunakan sebagai benih yang siap semai. Tanah yang
digunakan untuk menyemai bibit ciplukan yaitu dengan mencampurkan tanah, pupuk
kandang dan tanah liat dengan perbandingan 1:1:1 secara merata. Tanah olahan
tersebut dimasukkan ke dalam bak penyemaian, lalu siram dengan air secukupnya
agar tanah lembab, kemudian dibiarkan selama 48 jam.
3.3.2. Tahap Penyemaian Bibit Ciplukan
Bibit ciplukan yang sudah disiapkan kemudian disebar secara merata atau
acak pada bak penyemaian yang berisi campuran tanah dan pupuk kandang. Proses
penyiraman bibit dilakukan rutin setiap hari, serta harus memastikan lahan semai agar
tetap terjaga kelembabannya sehingga bibit dapat tumbuh dan berkecambah dengan

5


cepat . Bibit akan mulai berkecambah pada umur sekitar 7-10 hari, dan biarkan bibit
tumbuh menjadi bibit anakan. hingga berumur 1-1,5 bulan, kemudian bibit tersebut
dipindahkan pada pot polybag.
3.3.3. Penanaman
Bibit harus segera dipindahkan ke polybag setelah bibit berumur 1-1,5 bulan.
Bibit ditanam di polybag karena lebih praktis dan murah. Penanaman ciplukan
dengan polybag yakni yang pertama siapkan beberapa kantong pot polybag,
kemudian diisi dengan pencampuran antara tanah liat dan pupuk kandang dengan
perbandingan 1:1. Membuat lubang tanam dan masukkan akar tanaman itu di dalam
lubang kemudian tutup dengan tanah.
3.3.4. Perawatan Ciplukan
Selanjutnya tanaman disiram secara rutin, minimal satu kali dalam sehari atau
dua kali tergantung pada tingkat kelembaban tanahnya. Perawatan lain yang
dilakukan yaitu pemupukan susulan menggunakan kotoran ayam, karena pada
kotoran ayam terkandung unsur Nitrogen (N) yang terbukti sangat baik untuk
memperkuat sistem kekebalan tubuh tanaman, mencegah terjadinya nikrosis pada
daun, membuat tanaman nampak segar, merangsang dalam proses pembungaan dan
membuat buah pada tanaman menjadi banyak dan lebat. Penyiangan tanaman dapat
dillakukan dengan cara mencabut rumputrumput liar(gulma) yang ada di sekitar bibir
akar (pada saat umur tanaman mendekati usia 3 bulan). Selain dilakukan penyiangan
juga dilakukan proses pengendalian hama dan penyakit tanaman.
3.3.5. Tahap Panen
Kegiatan panen dapat dilakukan ketika tanaman telah berusia 3 bulan. Pada
usia di atas 3 bulan sejak tanam awal, biasanya bunga dan buah ciplukan sudah
muncul banyak dan siap untuk diambil buahnya, semua dari bagian tanaman untuk
dijual sebagai tanaman hidup maupun berbentuk simplisia. Dari 400 bibit akan
dipanen 360 tanaman dan sisanya akan dikembangkan lagi untuk memperoleh bibit

6

baru. Pemanenan buah ciplukan dengan cara dipetik, kemudian dimasukkan ke dalam
baskom.
3.4. Ciplukan Sebagai Tanaman Herbal/ Obat-obatan
Kandungan kimia dari ciplukan yaitu :


Herba : Fisalin B, Fisalin D, Fisalin F, Withangulatin A



Buah : 12-15% protein, 15-40% minyak lemak dengan komponen utama asam





palminat dan asam stearat.
Akar : alkaloid
Daun : glikosida flavonoid
Tunas : flavonoid dan saponin

Berikut ini manfaat tanaman ciplukan sebagai obat menurut bagian tanamannya :
o Manfaat akar ciplukan (Physalin Radix)
Untuk bagian akarnya, tanaman ciplukan ini memiliki beberapa khasiat
untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit seperti : Mengobati diabetes
mellitus.
o Manfaat buah ciplukan (Physalin Fructus)
Mengobati penyakit ayan atau epilepsy, mengobati penyakit paru-paru,
mengobati sakit tenggorokan, mengobati sariawan dan gusi berdarah. Ini akibat
adanya kandungan vitamin C yang begitu banyak yang terdapat pada buah
ciplukan.
o Manfaat daun ciplukan (Physalin Folium)
Untuk melawan kanker. Menurut beberapa penelitian kesehatan steroid yang
terdapat pada daun dan buah ciplukan telah terbukti mampu melawan dan
membunuh sel-sel ganas kanker yang tumbuh secara ganas dalam tubuh. Dan
dalam studi tersebut telah membuktikan bahwa ramuan buah ciplukan ternyata
mampu mengecilkan ukuran tumor atau kanker tersebut. Mengobati bisul dan
mengobati borok.

7

o Seluruh bagian tumbuhan Ciplukan (Physalin Herba)
Mengatasi tekanan darah tinggi, untuk mengatasi penyakit reumatik,
mengobati masalah batuk rejan, mengobati bronchitis, mengobati penyakit
gondongan, mengobati pembengkakan pada buah pelir untuk kaum laki-laki,
mengobati influenza.
3.5. Peluang Pasar Ciplukan
Tanaman ciplukan mempunyai khasiat untuk mengobati berbagai penyakit,
maka dari itu tanaman ciplukan dapat dijadikan obat herbal. Tanaman ini juga dapat
dijadikan sebagai peluang usaha yang menguntungkan. Segmentasi pasarnya yaitu ke
pedagang jamu herbal, pengusaha jamu herbal, pabrik jamu herbal. Ciplukan juga
dapat dijual dalam bentuk tanaman kering kepada PT air Mancur, BPTO dan pasarpasar yang menjual produk jamu-jamuan seperti pasar Gedhe. Peluang usaha lainnya
dengan menciptakan produk-produk olahan dari tanaman ciplukan yang sangat
bermanfaat bagi kesehatan tubuh misalnya selai ciplukan, teh ciplukan, sirup
ciplukan.
3.6. Analisis Ekonomi Budidaya Ciplukan
Apabila luas lahan yang digunakan untuk budidaya tanaman ciplukan ini
sekitar 60 m2. Umur tanaman kurang lebih dapat hidup 1 tahun. Penanaman
menggunakan polybag berukuran 0,12 cm x 40/20 cm x 50 cm. Polybag dapat
digunakan dalam waktu 2 kali tanam, dalam satu kali tanam membutuhkan 3 sampai
4 bulan tanaman untuk tumbuh menjadi tanaman dewasa lagi. Tanaman ciplukan
memiliki berat basah sekitar 100 gr dan berat kering sekitar 20 gram. Diketahui untuk
biaya pengeluaran sebesar Rp. 8.442.000. Dalam waktu satu kali panen tanaman
menghasilkan 7 kg buah ciplukan yang akan dibuat manisan. Dari 7 kg buah ciplukan
menghasilkan 70 bungkus manisan yang akan di jual. Untuk 1 bungkusnya dihargai
Rp. 25.000.
Jadi, pendapatan manisan tersebut sebesar Rp. 1.750.000. sedangkan untuk
bagian tanaman yang dijual dalam bentuk 1 tanaman kering dihargai Rp. 50.000
sebanyak 360 bungkus. Jadi, pendapatan tanaman kering Rp. 18.000.000. Penerimaan

8

totalnya yaitu pendapatan manisan di tambah pendapatan tanaman kering sebesar Rp.
19.750.000.
R/C

= Penerimaan : biaya pengeluaran
= 19.750.000 : 8.442.000
= 2,3

B/C

= Keuntungan : Biaya pengeluaran
= ( 19.750.000 – 8.442.000 ) : 8.442.000
= 11.308.000 : 8.442.000
= 1,3

Jadi, dengan memperoleh R/C sebesar 2,3 maka usaha budidaya ini layak
dikembangkan dan dengan memperoleh B/C sebesar 1,3 maka usaha budidaya ini
menguntungkan.
3.7. Produk Ciplukan
Adapun produk-produk olahan ciplukan yang sudah diperjualbelikan kepada
masyarakat adalah sebagai berikut :
1. Teh Salwa

Gambar 2. Teh Salwa
Teh Herbal Ciplukan berupa minuman alami yang kaya manfaat. Dibuat dari
herba ciplukan dipadukan dengan daun teh hijau pilihan dan stevia sebagai pemanis
alami yang aman bagi penderita diabetes sehingga memberikan cita rasa khas dan

9

kaya manfaat. Teh ciplukan “Salwa” adalah satu-satunya produk teh ciplukan yang
ada di pasaran. Sehingga produk ini belum mempunyai pesaing.

2. Kapsul Ciplukan

Gambar 3. Kapsul Ciplukan
Kandungan kapsul ciplukan adalah: chlorogenik acid, asam citrun, fisalin,
flavanoid, saponin dan polifenol. Juga mengandung asam malat, alkaloid, tanin,
kriptoxantin, gula dan vitamin C.
Manfaat Kapsul Ciplukan yaitu:
1. Obat alami untuk sakit hipertiroid
2. Secara alami berguna untuk penderita influenza Membantu mengobati sakit
tenggorkan
3. Obat herbal penyakit bronkitis
4. Mengobati Gondongan

10

3. Buah Ciplukan dalam Kemasan

Gambar 3. Buah Ciplukan di Pasar Modern
4. Selai Ciplukan

Gambar 4. Selai Ciplukan

11

BAB IV
PENUTUP
4.1.

Kesimpulan
1. Budidaya buah ciplukan harus dilakukan dengan serius dan intensif untuk
mendapatkan hasil produksi yang maksimal.
2. Buah ciplukan memiliki banyak manfaat untuk kesehatan dan meneybuhkan
tubuh dari bebagai penyakit.
3. Kandungan kimia ciplukan yaitu : Fisalin B, Fisalin D, Fisalin F,
Withangulatin A, 12-15% protein, 15-40% minyak lemak dengan komponen
utama asam palminat dan asam stearate, alkaloid, glikosida flavonoid,
flavonoid dan saponin.
4. Seluruh bagia dari tananman ciplukan dapat di jadikan sebagai sumber obatobatan herbal.
5. Keuntungan yang dihasilkan dari budidaya ciplukan sangat besar
6. Produk-produk ciplukan yang mulai beredar di pasaran yaitu : Buah ciplukan
yang dikemas, teh salwa, kapsul ciplukan, selai ciplukan.

4.2.

Saran
Sebaiknya Aceh mulai membudidayakan ciplukan secara intensif sebab

ciplukan di jual dengan harga yang cukup mahal serta memiliki banyak manfaat, di
samping budidayanya yang tidak terlalu sulit.

12

DAFTAR PUSTAKA
Suwandi. 2013. Petunjuk Teknis Perbanyakan Tanaman. Yogyakarta. Kanisius
Verheij, E.W.M. dan Coronel R.E. 2007. Sumber Nabati Asia Tenggara 2, Buahbuahan yang dapat Dimakan. Prosea. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Widiyastuti, Y. 2002. Budidaya Tanaman Obat. Langkah Awal Standarisasi Bahan
Baku Obat Tradisional. Bahan Baku Obat Tradisional. Surakarta. Balai
Penelitian Tanaman Obat.
Winarto, 2007. Tanaman Obat Indonesia untuk Pengobat Herbal Jilid 1. Jakarta:
Karyasari Herba Media.

13