View of Perbandingan Efisiensi Biaya Bank Umum Syariah di Indonesia Sebelum dan Sesudah Spin-Off (Dengan Pendekatan Parametrik)
65 Maslahah, Vol. 7, No. 2, Desember 2016
Pada UU Nomor 21 Tahun 2008 Dalam Undang-undang Nomor 21 disebutkan bahwa terdapat tiga ben-
tahun 2008 pasal 16 disebutkan bah- tuk perbankan syariah di Indonesia,
wa Unit Usaha Syariah (UUS) dapat yaitu Bank Umum Syariah (BUS),
menjadi Bank Umum Syariah (BUS) Unit Usaha Syariah (UUS), dan Bank
setelah mendapatkan izin dari Bank Pembiayaan Syariah (BPRS). Saat ini
Indonesia. Bahkan, pada pasal 68 perkembangan ketiga bentuk bank
disebutkan jika UUS tersebut sudah syariah tersebut terus mengalami
memiliki aset lebih dari 50% dari peningkatan, baik dari segi jumlah
total aset bank konvensional di mana bank, jumlah kantor, maupun jumlah
sebagai bank induknya, atau sudah 15 asetnya. Pada Statistik Perbankan
tahun beroperasi setelah adanya UU Syariah Juni 2015 tercatat total aset
ini, maka Unit Usaha Syariah tersebut Bank Umum Syariah dan Unit Usaha
wajib melakukan pemisahan ( spin-off ) Syariah per Juni 2015 ( yoy ) telah
dan menjadi Bank Umum Syariah. mencapai Rp 272,39 triliun. Ditambah
Terlihat dari redaksional pasal ter- dengan aset BPRS sebesar Rp 6,85
sebut, pemisahan UUS bersifat wajib triliun, total aset perbankan syariah
setelah memenuhi salah satu dari per Juni 2015 telah mencapai Rp
persyaratan yang ditentukan, sekali- 279,24 triliun. Market share perban-
gus mempertegas pernyataan bahwa kan syariah terhadap perbankan
keberadaan UUS sejak semula bersifat nasional saat ini hampir mencapai
sementara. Pemisahan Unit Usaha 5%. 1 Syariah menjadi Bank Umum Syariah
Berikut adalah data perkembangan juga dapat dilakukan atas inisiatif perbankan syariah di Indonesia selama
bank secara sukarela, yakni dengan beberapa periode.
terlebih dahulu mendapat izin dari
Tabel 1 Data Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia BPR Syariah
162 162 161 Bank
Jumlah 155
Jumlah 364
Kantor
Total 2.066
Kantor Sumber:Statistik Perbankan Syariah (Islamic Banking Statistics) Bank Indonesia Juni 2015
1 Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Statistik Perbankan Syariah, Juni 2014,
hal. 6
Maslahah , Vol.7, No. 2, Desember 2016 66
Bank Indonesia (Khotibul Umam, Seperti yang telah dijabarkan sebe- 2010). 2 lumnya, Bank Indonesia mendorong
Dengan adanya pemisahan ter- agar Unit Usaha Syariah untuk spin- sebut, diharapkan bank syariah dapat
off menjadi Bank Umum Syariah. Hal lebih mandiri secara badan hukum dan
tersebut juga untuk mengejar target beroperasi lebih syariah tanpa adanya
pangsa pasar ( market share ) perban- pengaruh dari aturan-aturan bank
kan syariah yang belum mencapai 5%. konvensional atau seperti yang
Tabel 2 Data Bank Umum Syariah dinyatakan oleh Khotibul Umam
Periode Desember 2015 (2010) agar bank syariah lebih taat
Tahun Aset (Juta- terhadap prinsip syariah. Hal tersebut
Bank Umum Syariah
Beroperasi rupiah) 1. Mei 1992
juga untuk memacu Unit Usaha 57.802.661 PT Bank Syariah
Muamalat
Syariah untuk terus memperbesar
Indonesia
Oktober 70.799.017 Bank Umum Syariah. Umumnya,
asetnya agar lebih cepat menjadi
2. PT Bank Syariah
1999 pihak bank konvensional yang memi-
Mandiri
3. PT Bank Syariah
Agustus 5.564.667
2004 liki Unit Usaha Syariah, melakukan
Mega Indonesia
Januari 24.239.170 pemisahan anak usahanya itu menjadi
4. PT Bank Syariah
2009 Bank Umum Syariah yaitu dengan
BRI
5. PT Bank Syariah
Juli 2009 5.830.050
cara membeli bank lain yang nantinya
Bukopin
Desember 7.135.883 akan digabungkan dengan aset Unit
6. PT Bank Panin
2009 Usaha Syariah tersebut kemudian
Syariah
7. PT Bank Victoria Februari 1.396.087 barulah berubah menjadi Bank Umum
Syariah
2010 8. April
Syariah (konversi). Seperti pada Unit 4.353.594 PT BCA Syariah 2010 Usaha Syariah BRI yang berdiri pada
9. PT Bank Jabar dan Mei 2010 6.445.170 2002, pada akhir 2008 membeli bank
Banten
Jasa Arta dan kemudian melakukan
10. PT Bank Syariah
Juni 2010 22.995.377
pemisahan dengan bank induknya,
BNI
September 1.658.725 menjadi Bank Umum Syariah BRI.
11. PT Maybank
Indonesia Syariah 2010 Per Juni 2015 diketahui terdapat
12. PT Bank
NA
12 Bank Umum Syariah, 22 Unit
Tabungan
Usaha Syariah, dan 161 BPRS. Angka Pensiunan
Nasional Syariah
ini akan semakin bertambah, terutama Sumber: Bank Indonesia, 2015 pada perkembangan BUS dan UUS.
Indonesia merupakan pangsa pasar
yang sangat potensial bagi lembaga- Ketaatan Syariah Melalui Pemisahan
2 Khotibul Umam,
“Peningkatan
lembaga keuangan, terutama bagi (Spin-Off) Unit Usaha Syariah Bank
perbankan syariah. Hal ini akan Umum Konvensional” (Mimbar Hukum,
menarik para investor, baik dari Vol. 22, No. 3, Oktober 2010), hal. 609
67 Maslahah, Vol. 7, No. 2, Desember 2016 67 Maslahah, Vol. 7, No. 2, Desember 2016
sangatlah penting. 3 maupun mendirikan Bank Umum
Di tengah ketatnya persaingan Syariah di Indonesia. Bagi pihak
margin antar bank syariah dan juga bank, hal tersebut akan menambah
semakin mengekangnya peraturan- tingkat persaingan antarbank syariah,
peraturan yang ada, efisiensi pada untuk menjadi yang paling unggul
bank syariah semakin diperlukan. dalam pasar.
Adanya peraturan bahwa Unit Usaha Ferry N. Idroes dan Sugiarto
Syariah pada tahun 2023 mendatang (2006) menyatakan bahwa persaingan
harus melakukan pemisahan ( spin off ) dalam industri perbankan berkembang
menjadi Bank Umum Syariah, tentu dengan
sedikitnya menjadi suatu beban bagi keunggulan teknologi telah menjadi
cepat. Pada
awalnya
Bank Umum Konvensional yang keunggulan kompetitif bagi bank-
memiliki Unit Usaha Syariah, khusus- bank pelopor teknologi. Hingga
nya yang memiliki aset yang kecil. dekade 1990-an, bank yang unggul
Untuk itu, perlu adanya efisiensi secara teknologi seperti
dalam mengelola dana yang ada agar system dan menggunakan ATM
on-line
Unit Usaha Syariah tersebut dapat secara atraktif mampu menjaring
meningkatkan asetnya dan juga tetap nasabah jauh lebih banyak daripada
kompetitif di pasar. bank lain yang masih menggunakan
Efisiensi merupakan salah satu off-line system . Saat ini sudah hampir
parameter kinerja yang secara teoritis semua bank besar dan menengah
merupakan salah satu kinerja yang menggunakan teknologi tersebut.
mendasari seluruh kinerja sebuah ATM dan on-line system saat ini
organisasi. Kemampuan menghasilkan tidak lagi dapat menjadi faktor
output yang maksimal dengan input penentu
yang ada, adalah merupakan ukuran sebuah bank, karena fasilitas tersebut
keunggulan
kompetitif
kinerja yang diharapkan. Pada saat saat ini telah berubah menjadi suatu
pengukuran efisiensi dilakukan, bank keharusan dan menjadi standar
dihadapkan pada kondisi bagaimana pelayanan bank. Pada saat kondisi
mendapatkan tingkat output yang bank menjadi standar pada tingkatan
optimal dengan tingkat input yang yang lebih tinggi, maka persaingan
ada, atau mendapatkan tingkat input antar bank saat ini telah kembali mengarah ke persaingan harga. Harga
harus menjadi sangat kompetitif agar
3 Ferry N. Idroes dan Sugiarto, dapat menarik minat untuk nasabah
Manajemen Risiko Perbankan Dalam dan calon nasabah. Agar bank dapat
Konteks Kesepakatan Basel dan Peraturan memberikan harga yang kompetitif
Bank Indonesia (Yogyakarta: Graha Ilmu, dan juga laba yang dihasilkan opti-
2006), hal. 23.
Maslahah , Vol.7, No. 2, Desember 2016 68 Maslahah , Vol.7, No. 2, Desember 2016 68
Tingkat efisiensi pada dunia per- efficiency merupakan pendekatan bankan, termasuk perbankan syariah
yang menggunakan kombinasi aset sangatlah penting untuk diketahui.
( input-output ) dalam sebuah standar Efisiensi suatu bank dapat mengiden-
ukuran tertentu. tifikasikan bahwa bank tersebut
Selama ini kinerja bank diukur dalam keadaan sehat dan menjadi
menggunakan standar akuntansi, mi- daya tarik bagi investor untuk me-
salnya dari return on equity (ROE), nanam modalnya. Di sisi lain
return on asset (ROA), asset turn over pengukuran tingkat efisiensi pada
maupun return on permanent capital. Bank Umum Syariah sebelum dan
Adrian Sutawijaya & Etty Lestari sesudah spin off juga perlu diketahui.
(2009) mengemukakan, dengan meng- Dengan diketahuinya efisiensi terse-
ukur efisiensi dari standar akuntansi but, diharapkan dapat mendorong
sumber-sumber inefisiensi pada mana- pihak bank syariah, khususnya Unit
jerial perbankan dan faktor-faktor Usaha Syariah agar terus memper-
eksternal dan internal yang mempe- besar aset dan dapat berubah menjadi
ngaruhi terjadinya inefisiensi pada Bank Umum Syariah. Selain itu, 5 bank tidak dapat diketahui.
dengan membandingkan efisiensi Dalam mengukur tingkat efisiensi, pada Bank Umum Syariah sebelum
terdapat 2 pendekatan. Pertama, me- dan sesudah spin-off , akan dapat
lalui pendekatan parametric di antara- diketahui apakah besar kecilnya suatu
nya Stochastic Frontier Approach bank akan mempengaruhi tingkat
(SFA) dan Distribution Free Appr- efisiensi.
oach (DFA). Yang kedua, melalui Dalam industri perbankan, untuk
pendekatan non parametric di antara- mengukur kinerja efisiensinya, dike-
nya Data Envelopment Analysis nal dua pendekatan yang secara
(DEA) dan Free Disposable Hull. umum sering digunakan, yaitu pen-
Pengukuran efisiensi dengan pen- dekatan tradisional ( traditional appro-
dekatan non parametric (DEA) meng- ach ) dan pendekatan frontier ( frontier
hasilkan kesimpulan yang tidak dapat approach ). Pendekatan tradisional me-
dianalisis secara statistika dan dapat rupakan pendekatan yang memban-
menyebabkan kesalahan dalam ukuran dingkan rasio-rasio keuangan yang
ada pada bank. Pendekatan ini meru- pakan pendekatan parsial yang digu- 5 Adrian Sutawijaya dan Etty Lestari,
“Efisiensi Teknik Perbankan Indonesia
Pascakrisis Ekonomi: Sebuah Studi
4 Muliaman D. Hadad, dkk. “Pende- Empiris Penerapan Model DEA”, (Jurnal katan
Ekonomi Pembangunan, Vol. 10, No. 1, Perbankan Indonesia”, 2003, hal. 1.
Parametrik Untuk
Efisiensi
Juni 2009), hal. 51.
69 Maslahah, Vol. 7, No. 2, Desember 2016 69 Maslahah, Vol. 7, No. 2, Desember 2016
bentuk usahanya menjadi Bank tier yang memperhitungkan random
Umum Syariah. Maka, penulis ingin error dan menghasilkan kesimpulan
melakukan penelitian mengenai hal secara statistika.
tersebut yang dituangkan penulis Untuk itu, peneliti akan menggu-
dalam penelitian berjudul “ Perban-
nakan pendekatan parametrik yaitu
dingan Efisiensi Biaya Bank Stochastic Frontier Approach (SFA)
Umum Syariah di Indonesia
dalam penelitian ini. Metode SFA ini
Sebelum dan Sesudah Spin-Off
dikembangkan oleh Aigner, Lovell, Schmidt (1977).
(Dengan Pendekatan Parametrik)”.
Untuk menghindari kesalahpa- Seperti yang telah diuraikan di
atas, dengan adanya peraturan yang haman terhadap masalah yang hendak ditulis dan lebih memfokuskan
mendorong agar Unit Usaha Syariah masalah-masalah yang akan diteliti melakukan pemisahan ( spin-off ) men-
jadi Bank Umum Syariah maka Unit agar didapat hasil yang optimal, maka penulis
merasa perlu untuk Usaha Syariah harus terus mening- memberikan perumusan dan batasan katkan kinerjanya. Hal tersebut masalah terhadap objek yang dikaji, dikarenakan, untuk dapat menjadi adapun penulis memberikan peru- Bank Umum Syariah disyaratkan musan sebagai berikut: (1) Berapa memiliki minimal aset yang lebih tingkat efisiensi biaya pada Bank besar dari Unit Usaha Syariah. Selain Umum Syariah sebelum itu, dengan semakin banyaknya bank-
spin-off ? (2) Berapa tingkat efisiensi biaya pada
bank syariah yang muncul mengaki- Bank Umum Syariah sesudah spin- batkan tingkat persaingan menjadi ? (3) Adakah perbedaan tingkat sangat ketat, di mana saat ini
off efisiensi
Bank Umum Syariah persaingan telah kembali mengarah ke sebelum dan sesudah spin-off ? persaingan harga, sehingga bank di- Selanjutnya, untuk mempermudah tuntut untuk kompetitif agar men- pembahasan, maka penulis memberi- dapatkan keuntungan yang optimal. kan batasan-batasan penelitian. Per- Solusi dari masalah tersebut adalah
melakukan efisiensi dalam mengelola tama , penelitian ini akan mengukur
tingkat efisiensi biaya dengan pen- dana yang ada. Dengan diketahuinya dekatan frontier yaitu dengan metode perbandingan tingkat efisiensi pada parametrik. Seperti yang telah di- Bank Umum Syariah sebelum dan jelaskan sebelumnya, penilaian efi- sesudah spin-off, diharapkan pihak siensi pada bank syariah sangatlah Unit Usaha Syariah dapat men-
dapatkan gambaran mengenai hal-hal diperlukan. Saat ini penilaian kinerja bank lebih banyak menggunakan
yang perlu diperbaiki agar faktor- pendekatan tradisional ( traditional faktor inefisiensi dapat dimini-malisir
Maslahah , Vol.7, No. 2, Desember 2016 70 Maslahah , Vol.7, No. 2, Desember 2016 70
A. Efisiensi
metode CAMEL menurut beberapa
1. Efisiensi Perbankan ahli memiliki banyak kekurangan,
Efisiensi merupakan salah satu sehingga dalam penelitian ini akan
parameter kinerja yang secara teoritis menilai tingkat efisiensi bank syariah
merupakan salah satu kinerja yang dengan pendekatan frontier yaitu
mendasari seluruh kinerja sebuah dengan metode parametrik. Dalam
organisasi. Kemampuan menghasilkan metode parametrik terdapat tiga
output yang maksimal dengan input pendekatan dalam menghitung efi-
yang ada merupakan ukuran kinerja siensi, yaitu Stochastic Frontier
yang diharapkan. 6 Approach (SFA), Thick Frontier
dapat didefinisikan Approach ( TFA ), dan Distribution
Efisiensi
sebagai perbandingan antara keluaran Fee Approach (DFA). Dalam peneli-
(output) dengan masukan (input), tian ini menggunakan pendekatan
atau jumlah keluaran yang dihasilkan SFA dikarenakan pendekatan ini lebih
dari satu input yang dipergunakan. banyak digunakan oleh peneliti lain,
Suatu perusahaan dapat dikatakan sehingga dapat dijadikan tolak ukur
efisien menurut InterCAFE LPPM dan perbandingan dalam penelitian 7 IPB – dalam Ana (2012), yaitu: (a)
ini. Mempergunakan jumlah unit input Kedua , penelitian ini hanya
tertentu dapat menghasilkan output dilakukan pada Bank Umum Syariah
yang lebih banyak. (b) Menghasilkan yang berawal dari Unit Usaha Syariah
output tertentu dengan menggunakan yang berdiri setelah tahun 2002 dan
input yang lebih sedikit. melakukan spin-off maksimal setelah
Masalah efisiensi berkaitan de- tahun 2009 serta masih beroperasi
ngan masalah pengendalian biaya. sampai saat ini. Pertimbangan periode
Efisiensi berarti biaya yang dikeluar- tersebut didasarkan pada masih
kan untuk menghasilkan keuntungan relevannya periode tersebut untuk
lebih kecil daripada keuntungan yang diteliti saat ini. Setelah memperhatikan judul dari
6 Edi Hartono, “Analisis Efisiensi pembahasan ini serta latar belakang
BIaya Industri Perbankan Indonesia masalah, maka penelitian ini bertuju-
dengan Menggunakan Metode Parametrik an untuk mengetahui perbandingan
Stochastic Frontier Analisis (Studi Pada tingkat efisiensi pada Bank Umum
Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Syariah di Indonesia sebelum dan
Indonesia Periode 2004-2007)”, (Tesis sesudah Universitas Diponegoro Semarang, 2009), spin-off dengan mengguna-
hal. 16.
kan pendekatan parametrik ( Stochas-
7 Lifi Ana, “Efisiensi Bank-Bank tic Frontier Approach /SFA).
Merger dan Akuisisi di Indonesi”, (Tesis Institut Pertanian Bogor, 2012), hal. 14
71 Maslahah, Vol. 7, No. 2, Desember 2016 71 Maslahah, Vol. 7, No. 2, Desember 2016
kan kepada penyimpangan dari cost- memperhatikan masalah efisiensi ka-
efficient frontier yang menggam- rena meningkatnya persaingan bisnis
barkan biaya produksi terendah untuk dan standar hidup konsumen. Bank
tingkat output tertentu. X-efficiency yang tidak mampu memperbaiki
adalah akar dari technical efficiency, tingkat efisiensi usahanya maka akan
yang mengukur derajat pergeseran kehilangan daya saing baik dalam hal
dan sisa pada proses produksi, dan mengerahkan dana masyarakat mau-
allocative efficiency yang mengukur pun dalam hal penyaluran dana 9 macam-macam tingkat input.
tersebut dalam bentuk modal usaha. Efisiensi dapat dilihat dari 2 sisi, Penelitian
mengenai
efisiensi
yaitu dari sisi biaya ( cost efficiency ) khususnya dengan pendekatan frontier dan keuntungan ( profit efficiency ).
pada perbankan dimulai oleh Sherman Profit efficiency sendiri dibedakan dan Gold pada tahun 1985. Mereka
menjadi 2 yaitu Standard profit effi- mengaplikasikan pendekatan frontier ciency
dan Alternative profit effici- pada industri perbankan dengan fokus
ency . Secara umum ada 3 pendekatan pada pengukuran efisiensi operasional
konsep dasar model efisiensi sektor simpan pinjam bank. Sejak saat itu,
finansial (perbankan) yaitu Cost Effi- banyak penelitian-penelitian yang
ciency , Standard Profit Efficiency , menggunakan pendekatan frontier
dan Alternative Profit Efficiency untuk mengukur efisiensi perbankan. 8 (Berger dan Mester dalam Suseno
Secara umum, penelitian efisiensi
perbankan membedakan dua tipe
2. Pengukuran Efisiensi efisiensi, yaitu scale efficiency dan X-
Metode pengukuran efisiensi pada efficiency . Konsep scale efficiency perbankan terdapat dua metode, pertama kali dikenalkan oleh Farrell
yaitu: (a) Traditional Approach yaitu (1957), yang dapat didefinisikan
mengunakan Index Number atau sebagai hubungan antara rata-rata
Rasio, seperti Return On Asset/ROA, biaya produksi per unit bank dan volume, dan dengan demikian bank
dikatakan memiliki economic of scale 9 Donsyah Yudistira. “Efficiency in ketika output meningkat diikuti
Islamic Banking: An Empirical Analysis dengan turunnya biaya unit produksi.
of Eighteen Banks”, (Islamic Economic Kedua, X-efficiency , dipopulerkan
Studies, Vol. 12, No. 1, Agustus 2004), hal. 2.
8 Hamim, et all. “Efficiency of Islamic Priyonggo Suseno. “Analisis Efisien- si dan Skala Ekonomi pada Industri Banking in Malaysia: A Stochastic
Perbankan Syariah di Indonesia”, (Journal Frontier Approach”, (Journal of Economic
of Islamic and Economics, Volume 2 No. Cooperation 27, 2 (2006)), hal. 40.
1 Juni 2008), hal 41.
Maslahah , Vol.7, No. 2, Desember 2016 72
Capital Adequacy
mungkin timbul dalam analisis rasio- rasio keuangan, yaitu: Profitability Ratio; (b) Frontier 11 Approach : didasarkan pada perilaku
Ratio/CAR,
1) Banyak perusahaan besar meng- optimal dari perusahaan guna me-
operasikan divisi yang berbeda maximumkan output atau memini-
pada industri yang berbeda, dan mumkan biaya, sebagai cara unit
perusahaan semacam ini sangat ekonomi untuk mencapai tujuan.
sulit untuk mengembangkan sepe- Pendekatan tradisional merupakan
rangkat rata-rata industri yang pendekatan yang membandingkan
berarti untuk tujuan komparatif. rasio-rasio keuangan bank. Metode
Oleh karena itu, analisis rasio yang digunakan dalam mengukur
lebih berguna bagi perusahaan tingkat efisiensi bank dengan pen-
kecil dibanding perusahaan multi- dekatan tradisional yaitu dengan
divisi.
metode CAMELS yang berdasarkan
2) Kebanyakan perusahaan ingin pada ketentuan Bank Indonesia, yaitu
lebih baik dibandingkan rata-rata Peraturan
industri, sehingga bila hanya men- 9/1/PBI/2007 tentang Sistem Penilai-
Bank Indonesia
No.
capai kinerja rata-rata tidaklah an Tingkat Kesehatan Bank Umum
terlalu baik. Berdasarkan Prinsip Syariah, di mana
3) Inflasi dapat memberikan distorsi ketentuan
yang buruk terhadap neraca per- dalam Surat Edaran Bank Indonesia
pelaksanaannya
diatur
usahaan nilai yang dicatat sering- No. 9/24/DPbs tentang Sistem
kali sangat berbeda dengan nilai Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
“sebenarnya”. Umum Berdasarkan Prinsip Syariah.
4) Faktor-faktor musiman juga dapat Penggunaan rasio-rasio keuangan
mendistorsi analisis rasio. untuk mengukur efisiensi biaya
5) Perusahaan dapat menggunakan merupakan cara yang banyak dipakai
teknik “ window dressing” untuk para analis perbankan. Hal ini karena
membuat laporan keuangan nam- cara tersebut relative lebih mudah dan
pak lebih baik. semua data yang diperlukan untuk pengukuran dapat langsung diperoleh dari laporan keuangan bank yang bersangkutan namun pengukuran
11 Edi Hartono. “Analisis Efisiensi efisiensi dengan menggunakan rasio
Biaya Industri Perbankan Indonesia keuangan dapat menimbulkan kesa-
dengan Menggunakan Metode Parametrik lahan. Beberapa masalah yang
Stochastic Frontier Analysis (Studi pada Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2007)”. Tesis Program Studi Magister Manajemen Pascasarjana Universitas Diponegoro, Semarang, 2009, hal. 18.
73 Maslahah, Vol. 7, No. 2, Desember 2016
6) Praktik akuntansi yang berbeda metode parametrik terdiri dari Stoc- dapat mendistorsi perbandingan.
hastic Frontier Approach (SFA),
7) Sangat sulit menyamaratakan Distribution Free Analysis (DFA), apakah suatu rasio tertentu “baik”
dan Thick Frontier Analysis (TFA). atau “buruk”
Metode Data Envelopment Analysis
8) Suatu perusahaan
(DEA) dan metode Stochastic Fron- memiliki beberapa rasio yang
mungkin
tier Approach (SFA) merupakan kelihatan “bagus dan yang lainnya
metode pengukuran efisiensi dengan kelihatan “buruk”, yang membuat
pendekatan frontier yang lebih sering sulit untuk menyatakan apakah
digunakan.
perusahaan tersebut kuat atau Sedangkan menurut Mester lemah.
(2003), secara umum ada 3 pende- katan konsep dasar model efisiensi
Pada pendekatan Frontier Appro- sektor finansial (perbankan) yaitu ach dibedakan sebagai berikut:
Cost Efficiency, Standard Profit
1) Deterministic Approach : sering Efficiency , dan Alternatif Profit Effi- digolongkan sebagai Pendekatan
ciency . Cost Efficiency pada dasarnya Non-Parametrik, pendekatan ini
mengukur tingkat biaya suatu bank mengunakan Tekhnical Mathema-
dibandingkan dengan bank yang tic Programing , atau populer
memiliki biaya operasi terbaik ( best dengan Data Envelopment Analy-
practice bank`s cost) yang meng- sis / DEA.
hasilkan output yang sama dengan
2) Stocastic Approach : Pendekatan teknologi yang sama. Cost efficiency ini digolongkan sebagai pendekat-
ini di derivasi dari suatu fungsi biaya, an
parametrik, menggunakan misalkan fungsi biaya dengan bentuk ekonometric Frontier .
persamaan umum (log) sebagai berikut:
……………(1) pada sebuah garis yang bernama garis frontier produksi. Garis ini akan
Pendekatan Frontier dinyatakan
Dengan menggunakan bentuk menggambarkan hubungan antara
persamaan stochastic cost frontier input dan output dalam proses
persamaan biaya dapat produksi. Garis frontier produksi ini
maka
dituliskan sebagai berikut: kemudian akan mewakili tingkat output maksimum dari setiap peng-
……(2) gunaan input yang mewakili peng- gunaan teknologi tertentu. Metode
Di mana C adalah total biaya non parametrik terdiri dari Data
suatu bank, w adalah vektor harga Envelopment Analysis (DEA) dan
input, y adalah vektor kuantitas Free Disposal Hull (FDH). Sedangkan
output, e adalah error term di mana e
Maslahah , Vol.7, No. 2, Desember 2016 74
= ln u + ln v . Di mana u adalah Karena dalam model ini terkait controllable factor yang mereflek-
bentuk pasar persaingan sempurna sikan faktor inefisiensi sehingga dapat
( prefect market competition ) maka meningkatkan biaya suatu bank di
hal ini mengindikasikan bahwa atas best practice bank’s cost .
maksimum profit hanya merupakan Sedangkan v adalah uncontrollable
fungsi dari eksogen harga output saja. (random) factor atau noise term .
Sejalan dengan pendekatan cost Rasio cost efficiency dari suatu bank
efficiency , misalkan fungsi standard dapat dirumuskan sebagai berikut:
profit dalam natural logarithm adalah sebagai berikut:
Dimana C Maka standard profit efficiency
adalah biaya aktual dari bank n. Cost efficiency ratio
untuk bank n menjadi: (CEFF) adalah proporsi dari biaya
atau resources yang digunakan secara
efisien. Misalnya cost efficiency ratio
) …….......(5 ) suatu bank sebesar 80%, hal ini
Dimana π n adalah profit pada bank menunjukkan bahwa bank tersebut
n. Standard profit efficiency meru- beroperasi secara efisien sebesar 80%
pakan rasio dari keuntungan yang atau terdapat 20% biaya yang
dapat diperoleh suatu bank, misalnya terbuang.
bank n dibandingkan dengan keun- Standard Profit Efficiency pada
tungan dari bank yang paling efisien. dasarnya mengukur tingkat efisiensi
Misalnya dari perhitungan diatas suatu bank didasarkan pada kemam-
didapatkan standard profit efficiency puan bank untuk menghasilkan profit
sebesar 80%, hal ini berarti bahwa maksimal pada tingkat harga output
bank n kehilangan 20% dari keun- tertentu dibandingkan dengan tingkat
tungan yang seharusnya dapat keuntungan bank yang beroperasi
diperoleh kalau beroperasi secara terbaik ( best practice bank ) dalam
efisien. Atau dengan kata lain sampel. Model ini seringkali dikaitkan
terdapat inefisiensi sebesar 20%. dengan suatu kondisi pasar persaingan
Alternative Profit Efficiency ini sempurna di mana harga input dan
berbeda dari standard profit efficiency output ditentukan oleh pasar. Dengan
karena sifat pasar pada model ini kata lain tidak satupun bank yang
adalah pasar persaingan sempurna dapat menentukan harga input mau-
sedangkan dalam alternative profit pun output sehingga bank bertindak
efficiency terjadi pada pasar persaing- sebagai price-taking agent .
an tidak sempurna ( imperfect market
75 Maslahah, Vol. 7, No. 2, Desember 2016 75 Maslahah, Vol. 7, No. 2, Desember 2016
terdiri dari dua komponen, yaitu market power dalam menentukan
efisiensi teknis ( technical efficiency ) harga output namun tidak pada harga
dan efisiensi alokatif ( allocative input. Karena perbedaan jenis pasar
efficiency ). Efisiensi teknis menun- tersebut maka perbedaan yang paling
jukkan kemampuan perusahaan untuk menonjol antara kedua model ini
mencapai output yang maksimal dari ( standard profit efficiency dan alter-
input tertentu. Sedangkan efisiensi native profit efficiency ) adalah pada
alokatif menunjukkan kemampuan penentuan variabel eksogen didalam
perusahaan untuk menggunakan input pencapaian keuntungan maksimum.
yang paling sedikit pada tingkat Pada model ini variabel eksogen
output tertentu. Kedua komponen adalah tingkat output.
tersebut dikombinasikan untuk meng- Dalam pendekatan ini bank akan
hasilkan ukuran efisiensi total atau memaksimalkan keuntungan dengan
efisiensi ekonomis ( Ieconomic effi- memilih harga output (p), jumlah
ciency ).
input (x), untuk sejumlah output (y), Pada metode parametrik, terdapat dan harga input (r) yang telah
2 pendekatan untuk menghitung ditetapkan. Fungsi indirect profit
efisiensi, yaitu Stochastic Frontier yang sesuai disebut sebagai fungsi
Approach (SFA) dan distribution free indirect profit alternative yang dapat
approach (DFA). dituliskan sebagai berikut:
Metode SFA ini dikembangkan oleh Aigner, Lovell, Schmidt (1977). ( ) ( ) ……(6)
Pada metode ini, cost dari suatu bank dimodelkan untuk terdeviasi dari cost
Sejalan dengan hal tersebut, efficient frontier -nya akibat adanya misalkan fungsi alternative profit random noise dan inefisiensi. Fungsi
sebagai berikut: standar Stochastic Cost Frontier memiliki bentuk umum (log) sebagai
berikut:
Maka alternative profit efficiency ( ) ………(9) dapat dituliskan sebagai berikut:
Di mana:
C = Total cost bank i
X i = Input pada waktu ke i
Y i = Output pada waktu ke i
e i = error …………........................................(8) … ei terdiri dari 2 fungsi yaitu: Selain ketiga konsep yang telah disebutkan, Farrel (1957) menyatakan
Di mana :
Maslahah , Vol.7, No. 2, Desember 2016 76 Maslahah , Vol.7, No. 2, Desember 2016 76
B. Spin-Off
dikendalikan Pada pasal 1 angka 14 PBI Nomor v i =faktor error yang bersifat
11/10/PBI/2009 tentang Unit Usaha random yang tidak dapat diken-
Syariah disebutkan pemisahan ( spin- dalikan. Diasumsikan bahwa
2 v ter-
off ) sebagai pemisahan usaha dari distribusi normal N(0, σ v ) dan u suatu Bank Umum Konvensional
terdistribusi half-normal, |N(0,
(BUK) menjadi dua badan usaha atau mana
v )| di
= ( u i exp(- h ( t -T)) dan h lebih sesuai dengan peraturan per- adalah 13 parameter yang akan undang-undangan yang berlaku.
it
diestimasi. Terdapat tiga pendekatan dalam Ada keuntungan dan kelebihan
pendirian perbankan dengan meng- dari setiap prosedur. Prosedur para-
gunakan kebijakan spin off antara metrik untuk melihat hubungan antara
lain:
biaya diperlukan informasi yang
1. Bank konvensional yang telah akurat untuk harga input dan variabel
memiliki UUS, mengakuisisi bank exogen lainnya. Pengetahuan menge-
yang relatif kecil, mengkon- nai bentuk fungsi yang tepat dari
versinya menjadi syariah, dan frontier dan struktur dari an on-sided
melepaskan serta menggabungkan error (jika digunakan), dan ukuran
UUS-nya dengan bank yang baru sampel yang cukup dibutuhkan untuk
dikonversi tersebut. menghasilkan
2. Bank umum konvensional yang statistika
kesimpulan
secara
belum memiliki UUS, mengakui- Pendekatan DEA approach tidak
(statistical
inferences).
sisi bank yang relatif kecil, meng- menggunakan informasi, sehingga,
konversinya menjadi syariah. sedikit data yang dibutuhkan, lebih
3. Unit Usaha Syariah melakukan sedikit asumsi yang diperlukan dan
spin off (pelepasan) untuk menjadi sample yang lebih sedikit dapat
Bank Umum Syariah. dipergunakan. Namun demikian, ke- simpulan secara statistika tidak dapat
Beberapa keuntungan dalam spin- diambil jika menggunakan metode
off antara lain seperti pendapat nonparametric. 12 Beeson dan Hyden (2002) – dalam
Hamid (2015) bahwa banyak per- usahaan yang melakukan spin-off untuk meningkatkan daya saing ( com-
petitiveness ) perusahaan dan mencip-
12 Muliaman D. Hadad, dkk. takan nilai tambah bagi para stake- “Analisis Efisiensi Industri Perbankan Indonesia:
Penggunaan Metode Nonparametrik Data
13 Peraturan Bank Indonesia Nomor Envelopment Analysis (DEA)”, 2003, hal.
11/10/PBI/2009 Tentang Unit Usaha
2. Syariah Pasal 1 Angka 14.
77 Maslahah, Vol. 7, No. 2, Desember 2016 77 Maslahah, Vol. 7, No. 2, Desember 2016
Jenis
Indikator Definisi Skala
bisnis utamanya. Pendapat lain yaitu Indikator Herzeca (1996) bahwa spin-off dapat estimasi
Variabel
kerugian
menghilangkan konflik yang ada pada
komitmen dan
dua perusahaan yang berbeda kepen-
kontinjensi + Total beban
tingannya. Agarwal (2004) juga
operasional
menyatakan bahwa kebijakan spin-off
lainnya +
berdampak baik bagi pengembangan Beban
14 penyisihan
industri. penghapusan aktiva + Beban
non
Definisi Operasional Variabel
operasional).
Pada penelitian ini, penentuan
Independen
Beban Salah satu Jutaan Personalia
input dan output dilakukan dengan Rupiah
pendekatan asset approach seperti
bank, yang
yang digunakan oleh Muliaman D. pencatatannya
pada laba
Hadad (2003) dalam penelitiannya.
rugi.
Variabel yang digunakan sebagai
Independen
Beban Bagi Kewajiban Jutaan Hasil (P 2 )
bank atas Rupiah
input yaitu beban personalia dan
dana-dana
beban bagi hasil serta output yang
pihak ketiga yang
digunakan yaitu total pembiayaan dan telah
dihimpun oleh
surat berharga yang dimiliki, dalam
bank syariah, beban
mempengaruhi tingkat efisiensi biaya ini
dicatat dalam
yang dikeluarkan oleh Bank Umum
laporan laba
Aktiva Jutaan
Berikut definisi operasional varia-
Pembiayaan produktif Rupiah
bel dapat diringkas pada variabel
(Q 1 )
bank yang
berikut. menghasilkan.
Pembiayaan
Tabel 3 Operasional Variabel-
pada bank
Variabel Penelitian syariah antara
lain dalam Jenis
bentuk Variabel
Indikator Definisi
Skala
Indikator pembiayaan Dependen
Mudharabah (TC)
Total Biaya Penjumlahan
Jutaan
dari
dan pihak ketiga
(Hak
Rupiah
Musyarakah. atas bagi hasil
Aset bank Jutaan +
Berharga dalam bentuk Rupiah
yang
sekuritas yang
Dimiliki
pencatatannya
14 Abdul Hamid. “The Impact of Spin-
(Q 2 )
pada neraca
Off Policy to The Profitability on
pada sisi aktiva.
Indonesian Islamic Banking Industry”,
(Journal Al-Iqtishad, Vol. VII No. 1,
January 2015), hal. 124.
Maslahah , Vol.7, No. 2, Desember 2016 78
79 Maslahah, Vol. 7, No. 2, Desember 2016
Review Studi Terdahulu Penelitian untuk mengukur tingkat efisiensi pada perbankan telah banyak dilakukan, baik pada perbankan kon- vensional maupun perbankan syariah.
Muliaman D. Hadad, Wimboh Santoso, Eugenie Mardanugraha, dan Dhaniel Illyas (2003) meneliti tentang pendekatan parametrik untuk efisiensi perbankan Indonesia. Penelitian ini ingin membandingkan pengukuran tingkat efisiensi perbankan Indonesia dengan metode Stochastic Frontier Approach (SFA) dengan metode Distribution Free Approach (DFA). Di sini peneliti menghitung tingkat efisiensi perbankan Indonesia dengan data bank secara keseluruhan tidak dikelompok-kelompokan dan juga menghitung tingkat efisiensi perban- kan Indonesia dengan data bank yang dikelompokan berdasarkan kategori bank. Hasil dari penelitian tersebut, skor efisiensi DFA lebih beragam dibandingkan dengan skor efisiensi SFA, jika digunakan data bulanan dan data tahunan yang menggabungkan seluruh bank. Namun demikian, bank- bank yang paling efisien yang di- hasilkan dengan menggunakan kedua metode adalah sama. Hasil perhi- tungan efisiensi berdasarkan SFA dan DFA dengan menggunakan data bank yang dikelompokkan terlebih dahulu berdasarkan kategorinya, menghasil- kan hasil perhitungan yang tidak konsisten. Ketidak konsistenan ini sangat mungkin disebabkan karena kurangnya cross section observation yang digunakan, sehingga keragaman
data berkurang. Hasil perhitungan ini juga menyimpulkan bahwa bank dengan kategori bank asing campuran merupakan kategori yang paling efisien dibandingkan dengan kategori lainnya. Adanya konsistensi perhi- tungan dengan menggunakan metode parametrik dengan menggunakan data bulanan dan tahunan dari bank tanpa mengelompokkan berdasarkan kate- gorinya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode parametrik efektif jika diterapkan untuk menentukan bank yang bertindak paling efisien dalam sample tanpa terlebih dahulu menge- lompokkan bank berdasarkan katego- rinya. Konsistensi ini ditunjukkan dengan melihat bank yang sama untuk bank yang bertindak paling efisien dalam sampel, baik dengan menggu- nakan metode SFA maupun metode DFA.
Hamim S. Ahmad Mokhtar, Nazi- ruddin Abdullah, Syed M. Al-Habshi (2006) meneliti tentang efisiensi bank syariah di Malaysia dengan meng- gunakan metode Stochastic Frontier Approach . Periode yang diteliti yaitu tahun 1997 sampai 2003. Dalam pene- litian ini mengukur efisiensi teknis dan efisiensi biaya dari bank umum syariah, unit usaha syariah, dan bank umum konvensional di Malaysia. Sampel yang digunakan secara rinci yaitu 20 unit usaha syariah, 2 bank umum syariah, dan 20 bank umum konvensional. Dalam mengukur efi- siensi teknis, input yang digunakan yaitu total simpanan (terdiri dari simpanan pelanggan dan simpanan Hamim S. Ahmad Mokhtar, Nazi- ruddin Abdullah, Syed M. Al-Habshi (2006) meneliti tentang efisiensi bank syariah di Malaysia dengan meng- gunakan metode Stochastic Frontier Approach . Periode yang diteliti yaitu tahun 1997 sampai 2003. Dalam pene- litian ini mengukur efisiensi teknis dan efisiensi biaya dari bank umum syariah, unit usaha syariah, dan bank umum konvensional di Malaysia. Sampel yang digunakan secara rinci yaitu 20 unit usaha syariah, 2 bank umum syariah, dan 20 bank umum konvensional. Dalam mengukur efi- siensi teknis, input yang digunakan yaitu total simpanan (terdiri dari simpanan pelanggan dan simpanan
ada perbedaan tingkat efisiensi, baik lain), sedangkan output yang diguna-
secara operasional maupun profita- kan yaitu total aktiva produktif
bilitas, pada bank sebelum dan se- (mencakup pembiayaan, sekuritas,
sudah merger dan akuisisi. Terdapat investasi efek, dan penempatan pada
empat sampel penelitian, yaitu Bank bank lain). Dalam mengukur efisiensi
Mandiri, Bank Danamon Indonesia, biaya, variabel ditambah dengan
Bank Permata, dan Bank Artha harga tenaga kerja dan modal fisik,
Graha. Di sini peneliti melakukan serta harga dari deposito. Hasil
pengujian dengan empat tahap, yaitu penelitian menunjukan bahwa rata-
pertama , membandingkan 2 tahun rata efisiensi teknis dan biaya bank
sebelum dan 2 tahun sesudah merger umum konvensional lebih tinggi dari
dan akuisisi. Kedua , membandingkan bank syariah. Efisiensi teknis dan
2 tahun sebelum dan 1 tahun sesudah efisiensi biaya rata-rata untuk bank
merger dan akuisisi. Ketiga , mem- syariah masing-masing 80,1% dan
bandingkan 1 tahun sebelum dan 1 86,0%, sedangkan bank konvensional
tahun sesudah merger dan akuisisi. menunjukan efisiensi teknis dan biaya
Dan keempat , membandingkan 1 83,5% dan 87,6%. Namun, dari segi
tahun sebelum dan sesudah merger tren manunjukan bahwa rata-rata
dan akuisisi. Hasilnya, dari keempat efisiensi teknis dan efisiensi biaya
tahap pengujian, tidak ditemukan bank syariah cenderung meningkat
perbedaan yang signifikan. Hal dari tujuh periode, sedangkan efisiensi
tersebut menunjukkan bahwa kepu- bank konvensional tidak banyak
tusan merger dan akuisisi tidak berubah selama periode yang sama. Di
menunjukkan perbedaan efisiensi sini juga diteliti efisiensi berdasarkan
operasional dan profitabilitas sampai tipe bank. Hasilnya, bank umum
dengan tahun kedua. syariah secara signifikan lebih efisien
Edy Hartono (2007) meneliti ten- daripada unit usaha syariah. Serta
tang analisis efisiensi biaya industri rata-rata efisiensi bank menurut
perbankan Indonesia dengan meng- status kepemilikan, diketahui bahwa
gunakan metode parametrik Sto- unit usaha syariah asing lebih efisien
chastic Frontier Approach . Dalam daripada unit usaha syariah bank
penelitian ini, peneliti menganalisis domestik.
perbedaan nilai efisiensi biaya Ida Savitri Kusmargiani (2006)
perbankan di Indonesia berdasarkan meneliti efisiensi operasional dan
masing masing bank dan kelompok efisiensi profitabilitas pada bank yang
bank yang terdaftar di Bursa Efek merger dan akuisisi di Indonesia
Indonesia periode Tahun 2004-2007 dengan menggunakan pendekatan
meliputi kelompok BUMN, BUSN DEA ( Data Envelopment Analysis ).
Devisa dan BUSN Non Devisa.
Maslahah , Vol.7, No. 2, Desember 2016 80
Efisiensi dalam penelitian ini di- dibandingkan bank-bank Islam di dasarkan pada fungsi biaya, dengan
Timur Tengah. mempertimbangkan biaya total ( total
Dewanti Novitasari (2011) meng- cost ) sebagai variabel dependen serta
analisis perbandingan kinerja keuang-
2 buah variabel output yaitu total an bank umum syariah dan unit usaha pinjaman yang diberikan baik kepada
syariah pada periode 2008-2010 pihak terkait dengan bank maupun
dengan menggunakan rasio keuangan. tidak terkait dengan bank (Q1) dan
Rasio keuangan yang digunakan ter- surat berharga yang dimiliki oleh
diri dari CAR, NPF net , NPF gross , bank (Q2) dengan 2 buah variabel
ROA, ROE, dan FDR. Dengan meng- input yaitu total biaya bunga yang
gunakan uji independent sample t- dibayarkan bank atas simpanan pihak
test , hasil penelitian tersebut yaitu ketiga (P1) dan biaya tenaga kerja
tidak terdapat perbedaan kinerja (P2). Semua variabel disajikan dalam
keuangan antara BUS dan UUS untuk bentuk rasio terhadap total aktiva.
rasio CAR, ROA, dan FDR. Akan Hasil penelitian ini menunjukan
tetapi terdapat perbedaan kinerja bahwa kelompok bank yang paling
keuangan antara BUS dan UUS untuk efisien yaitu kelompok bank BUSN
rasio NPF net dan gross , serta ROE. Non Devisa, kemudian kelompok
Rafika Rahmawati (2012) meneliti bank BUSN Devisa, dan yang terakhir
efisiensi biaya pada tiga Bank Umum bank BUMN.
Syariah di Indonesia (Bank Mua- Umi Karomah Yaumidin (2007)
malat, Bank Syariah Mandiri, dan meneliti tentang perbandingan tingkat
Bank Mega Syariah) selama periode efisiensi bank-bank Islam di kawasan
Januari 2008 sampai September 2010 Timur Tengah dan Asia Tenggara.
dengan menggunakan metode SFA Sampel pada penelitian ini yaitu
Frontier Approach ). terdiri dari 4 neraga di Asia Tenggara
( Stochastic
Variabel input dan output yang (Malaysia, Indonesia, Brunei Darus-
digunakan yaitu beban personalia dan salam, dan Thailand) dan 10 negara
beban bagi hasil sebagai input, serta Timur Tengah (Bahrain, Kuwait,
total pembiayaan dan surat berharga Qatar, United Arab Emirates, Yor-
yang dimiliki sebagai output. Hasil- dania, Yaman, Oman, Arab Saudi,
nya, diketahui bahwa secara berturut- Libanon, dan Iran) dengan periode
turut tingkat efisiensi biaya dari Bank penelitian dari tahun 2000 sampai
Muamalat, Bank Syariah Mandiri, dan 2004 dengan menggunakan metode
Bank Mega Syariah yaitu 96,95%; non-parametrik DEA ( Data Envelop-
96,92%; dan 94,93%. Bank Muamalat ment Analysis ). Hasil penelitiannya
merupakan bank yang paling efisien menunjukkan bahwa bank-bank Islam
dari ketiga bank yang diteliti. di Asia Tenggara sedikit lebih efisien
81 Maslahah, Vol. 7, No. 2, Desember 2016
Perbedaannya dengan penelitian- biaya yang dikeluarkan oleh Bank penelitian tersebut, letak penelitian
Umum Syariah. ini bertujuan menganalisis berapa tingkat efisiensi dari segi biaya pada
Hubungan interaksi input, output Bank Umum Syariah di Indonesia
dan total biaya akan menentukan nilai sebelum dan sesudah spin-off dengan
efisiensi biaya pada Bank Umum menggunakan pendekatan statistik
Syariah sebelum dan sesudah spin-off. parametrik yaitu dengan metode
Berdasarkan nilai efisiensi biaya ini Stochastic Frontier Approach (SFA).
kemudian dianalisis perbandingan dan Pendekatan dalam menentukan input
perbedaan efisiensi biaya sebelum dan dan output pada penelitian ini
sesudah spin-off pada Bank Umum menggunakan
Kemudian dibandingkan apakah ada perbedaan tingkat efisiensi sebelum
Hasil Analisis dan Pembahasan dan sesudah spin-off .
A. Tingkat Efisiensi Biaya Metode Stochastic Frontier Approach Kerangka Pemikiran Teoritis
(SFA)
Kerangka pemikiran yang di- Dengan menggunakan metode bangun di dalam penelitian ini yaitu
Stochastic Frontier Approach (SFA) , untuk mengukur efisiensi Bank
tingkat efisiensi dari masing-masing Umum Syariah yang berawal dari
Bank Syariah dapat diukur. Tingkat Unit Usaha Syariah yang berdiri
efisiensi tersebut dianalisis dari model setelah tahun 2002 dan melakukan
fungsi biaya dengan variabel depen- spin-off maksimal setelah tahun 2009
den total biaya/total cost (TC), input serta masih beroperasi sampai saat
yang terdiri dari beban personalia (P1) ini.
dan beban bagi hasil (P2), sedangkan Penelitian ini mengukur efisiensi
variabel output yaitu total pembia- dengan menggunakan pendekatan
yaan (Q1) dan surat berharga yang frontier approach yaitu dengan pen-
dimiliki (Q2).
dekatan Stochastic Frontier Analysis Fungsi biaya yang dihasilkan (SFA) dilakukan dengan cara me-
adalah dalam bentuk model frontier nentukan jenis input dan output
yang merupakan model translog terlebih dahulu. Analisis ini meng-
bukan sebuah model linear atau garis hasilkan persamaan frontier yang
lurus, oleh karena itu semua variabel merupakan interaksi antara input
dalam penelitian ini yaitu TC, P1, P2, (beban personalia dan beban bagi
Q1, dan Q2 diubah dalam bentuk ln hasil) dan output (total pembiayaan
(Kumbhakar, 2003 – dalam Edy dan surat berharga yang dimiliki)
Hartono).
dalam mempengaruhi tingkat efisiensi
Maslahah , Vol.7, No. 2, Desember 2016 82
1. Unit Usaha Syariah BJB Dan beban bagi hasil (lnP2) Syariah (Sebelum Spin-Off )
koefisien regresi -0,211 menunjukan Berikut adalah hasil tingkat efi-
bahwa jika eksponen beban bagi hasil siensi UUS BJB Syariah selama
mengalami peningkatan sebesar 1%, periode Maret 2005-Maret 2009
maka total biaya akan mengalami melalui metode Stochastic Frontier
penurunan sebesar 0,211%. Hal Approach (SFA). Pengolahan data
tersebut menunjukkan bahwa UUS dilakukan
dengan menggunakan BJB Syariah sudah optimal dalam perangkat lunak Frontier 4.1. Bentuk
mengelola Dana Pihak Ketiga (DPK) model prediksi tingkat efisiensi biaya
yang ada. DPK yang ada sudah dapat pada UUS BJB Syariah dapat ditulis
meningkatkan pendapatan bagi UUS sebagai berikut:
BJB Syariah.
Sedangkan pada variabel output ln TC= -0,164 + 0,884 lnP1 - 0,211 lnP2 +
yaitu total pembiayaan (lnQ1) koe- 0,341 lnQ1 - 0,116 lnQ2
fisien regresi 0,341 menunjukan bahwa jika eksponen total pembia-
Dalam persamaan regresi di atas, yaan mengalami peningkatan sebesar konstanta TC adalah sebesar -0,164.
1%, maka total biaya akan mengalami Hal ini berarti apabila variabel input
peningkatan sebesar 0,341%. Hal dan variabel output dianggap konstan,
tersebut menunjukkan bahwa pembia- maka UUS BJB Syariah akan
yaan yang diberikan oleh UUS BJB mengeluarkan biaya minimum untuk
Syariah belum berjalan dengan baik tingkat output tertentu yaitu sebesar
dan belum menghasilkan return yang
0,8487 juta dari total aktiva (e -0,164
baik pula. Oleh karena itu, UUS BJB 0,8487 hasil pembulatan).
Syariah harus terus meningkatkan Pada variabel input yaitu beban
produktivitas dari pembiayaan yang personalia (lnP1) koefisien regresi
diberikan agar tingkat efisiensi UUS 0,884 menunjukan bahwa jika eks-
BJB Syariah dapat tercapai. ponen beban personalia mengalami
Dan surat berharga yang dimiliki peningkatan sebesar 1%, maka total
(lnQ2) koefisien regresi -0,116 me- biaya
nunjukan bahwa jika eksponen surat 0,884%. Hal tersebut menunjukkan
akan meningkat
sebesar
berharga yang dimiliki mengalami bahwa beban yang dikeluarkan UUS
peningkatan sebesar 1%, maka total BJB Syariah untuk karyawan tidak
biaya akan mengalami penurunan memberikan kontribusi yang positif
sebesar 0,116%. Hal tersebut me- bagi UUS BJB Syariah, sehingga
nunjukkan bahwa surat berharga yang makin besar beban personalia, maka
dimiliki oleh UUS BJB Syariah beban biaya total yang ditanggung
menghasilkan return yang lebih tinggi UUS BJB Syariah akan meningkat
daripada biaya yang harus dikeluarkan dan akan menyebabkan inefisiensi.
83 Maslahah, Vol. 7, No. 2, Desember 2016
UUS BJB Syariah pada surat berharga ln TC= 0,143 + 0,404 lnP1 + 0,618 tersebut.
lnP2 - 0,357 lnQ1 - 0,145 lnQ2 Berikut hasil efisiensi biaya dengan metode SFA pada lima UUS
Dalam persamaan regresi di atas, BJB Syariah.
konstanta TC adalah sebesar 0,143. Hal ini berarti apabila variabel input
Tabel 4 Tingkat Efisiensi Biaya UUS dan variabel output dianggap konstan, BJB Syariah dengan Metode SFA