Kata-kata kunci: konsep diri, Hasil Belajar IPS

  

DETERMINASI KONSEP DIRI TERHADAP

HASIL BELAJAR IPS

  Dimas Qondias STKIP Citra Bakti

  

Abstrak

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinasi konsep diri

dengan hasil belajar IPS. Penelitian ini dilakukan pada semester genap

SMP Negeri 3 Singaraja. Subjek penelitian diambil secara proportional

random sampling sebanyak 186 orang dari 360 orang populasi. Data hasil

belajar diambil melalui tes hasil belajar, data konsep diri diukur dengan

kuesioner model skala Likert. Data dianalisis dengan korelasi product

moment. Penelitian menemukan terdapat determinasi langsung antara

konsep diri dengan hasil belajar IPS sebesar 15,0% dengan (r = 0,387 ; ρ

= 0,029) Keadaan ini menunjukkan bahwa hasil belajar IPS dikontribusi

oleh konsep diri.

  Kata-kata kunci: konsep diri, Hasil Belajar IPS

  

HOW SELF-CONCEPT DETERMINES SOCIAL SCIENCE LEARNING

ACHIEVEMENT

  Dimas Qondias STKIP Citra Bakti

  

Abstract

  This study aimed at investigating how self-concept determines social science learning achievement. The study was conducted during the second semester in SMPN 3 Singaraja. Out of 360 students in total, 186 were wrenched out through proportional random sampling. The data were gathered by administering achievement test, while the data of self-concept were measured by Likert scale model questionnaire. The data were then analysed by correlation product moment. It was revealed that there was a direct determination between self- concept and social science learning achievement with 15% in total

  (r = 0,387; ρ = 0,029). This condition shows that self-concept contributes to social science learning achievement

  Keywords: Self-concept, Social Science Learning Achievement PENDAHULUAN

  Dalam proses mewujudkan tujuan pendidikan kita mengenal adanya proses belajar dan pembelajaran. Belajar dan pembelajaran merupakan konsep yang saling berkaitan, belajar merupakan proses perubahan tingkah laku akibat adanya interaksi dengan lingkungannya. Pembelajaran adalah kegiatan sosial dan cultural dimana pembelajar membentuk makna yang dipengaruhi oleh interaksi pengetahuan sebelumnya dengan peristiwa pembelajaran baru (Arend: 2013). Proses belajar mengajar melibatkan stimulus lingkungan, organ tubuh penerima stimulus, otak sebagai pengolah stimulus dan organ motorik penyalur respon. Aktivitas organ tubuh dikendalikan oleh sistem saraf. Menurut Sherwood (2001) sistem saraf dibagi atas tiga kelas neuron, yaitu: neuron aferen, neuron eferen, antar neuron. Sebagain besar neuron (99%) dalam bentuk antar neuron dan seluruhnya terletak pada sistem saraf pusat (SSP). Antar neuron memiliki dua fungsi, yaitu mengintegrasikan fungsi aferen dengan neuron eferen dan bertanggung jawab atas fenomena abstrak seperti berpikir, ingatan, motivasi, emosi, konsentrasi, dan konsep diri merupakan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar.

  Keberhasilan belajar peserta didik dalam proses pembelajaran dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal (syah: 2010). Faktor ekternal merupakan kondisi yang mempengaruhi proses belajar siswa yang berasal dari luar individu peserta didik, yang meliputi: lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat, tingkat sosial ekonomi siswa dan dari keluarga bagaimana siswa berasal. Sedangkan faktor internal yaitu kondisi yang mempengaruhi proses belajar yang berasal dari dalam diri siswa sendiri, yang meliputi aspek jasmani dan rohani. Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap siswa memiliki kemampuan berbeda yang dapat dikelompokkan menjadi siswa berkemampuan tinggi, sedang dan rendah. Setiap kemampuan siswa ditunjukkan oleh motivasi, konsep diri. kesiapan, disiplin dll, sehingga tercapai hasil belajar yang maksimal. Aspek jasmani mencakup kondisi dan kesehatan jasmani dari individu. Kondisi fisik juga menyangkut kelengkapan dan kesehatan indra penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman dan pengecapan. Aspek psikis atau rohaniah tidak kalah pentingnya dalam melakukan proses belajar. Aspek psikis menyangkut kondisi kesehatan psikis, kemampuan-kemampuan intelektual, sosial, psikomotor serta kondisi apektif dan kognitif dari individu (Sukmadianata, 2005).

  Tiap orang memiliki kepercayaan yang berbeda beda dalam kegiatan yang dijalankan yang sering disebut dengan konsep diri. Konsep diri adalah evaluasi individu mengenai diri sendiri, penilaian atau penaksiran mengenai diri sendiri oleh individu bersangkutan (Chaplin, 2000). Konsep diri dapat diartikan sebagai suatu gambaran mental seseorang mengenai dirinya atau penilaian terhadap dirinya. Dapat pula diartikan sebagai kepercayaan siswa terhadap kemampuan sendiri untuk melakukan suatu tugas/ tindakan yakni tindakan belajar.

  Konsep diri ini sangat besar peranannya bagi siswa yang bersangkutan, sebab konsep diri ini merupakan pusat semua prilaku individu. Dengan demikian prilaku belajar dan prestasi belajar sangat dipengaruhi oleh konsep diri. Konsep diri adalah bagaimana orang berpikir tentang dirinya dan nilai apa yang diletakkan pada dirinya. Hal-hal seperti ini akan menentukan konsep dirinya. Konsep diri sangat penting artinya dalam menentukan tujuan yang akan dirumuskan dalam sikap yang dipegang, tingkah laku yang diprakasai dan respon yang dilakukan terhadap orang lain dan lingkungannya (Cohen, 1976). Menurut Udoukpong, (2012) Konsep diri harus diberikan melalui keluarga dan pihak sekolah melalui bimbingan konseling untuk membantu siswa dalam menangani masalah sosial dan psikologi dalam menangani tantangan akademik. Konsep diri yang positif perlu dibina sejak anak-anak melalui guru dengan memberikan bimbingan serta adanya modul/referensi pembimbingan konsep diri (Yusni, M.Y. Melati,S. Fatanah, M. Shahriza, S. Mohd I.K.A, Mohd, R.M. J. (2015). Selain itu Helen, Paul & Jelle (2015) mengungkapkan bahwa Konsep diri sangat mempengaruhi kepercayaan siswa yang sedang pindah sekolah

  Berdasarkan uraian diatas keberhasilan peserta didik sangat dipengaruhi faktor internal yaitu konsep diri. Kebenaran dari uraian di atas tentunya perlu dibuktikan melalui penelitian. Oleh karena itu, penelitian ingin menguji seberapa besar hubungan konsep dengan hasil belajar IPS.

METODE PENELITIAN

  Penelitian ini menggunakan rancangan studi expost facto dengan teknik korelasional. karena tidak melakukan manipulasi terhadap gejala yang diteliti dan gejalanya secara wajar sudah ada dilapangan (Kerlinger, 2002: 604). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP N 3 Singaraja yang berjumlah 364 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Proportional

  

Random Sampling mengacu pada ketentuan tabel Robert V. Krejcie dan Daryle

  W Morgan maka besarnya sampel 186. Metode pengumpulan data konsep diri dengan kuesioner dan pada hasil belajar IPS dengan tes. Data akan dianalisis dengan produck moment. Adapun konstelasi masalah penelitian dideskripsikan pada gambar 1 di bawah ini.

  X Y Gambar 1: Konstelasi/Hubungan antara Variabel Penelitian Keterangan : X : Konsep diri Y : Hasil belajar IPS

  Untuk memperoleh data variabel yang diteliti, digunakan kuesioner yang berisi jawaban dengan rentangan skor dari 1-5. Konsepsi yang mendasari penyusunan instrumen kuesioner bertitik tolak dari indikator-indikator variabel penelitian, yang selanjutnya dijabarkan dan dikembangkan sendiri sehingga menjadi butir pertanyaan tentang hasil belajar IPS dan konsep diri. Masing- masing angket berisi lima kemungkinan jawaban menurut pertanyaan yang diajukan pada masing-masing variabel penelitian yang diukur. Kelima jawaban itu diberikan rentangan skor dari 5 sampai 1 dengan pengkatagorian sebagai berikut: SS (sangat sesuai) = 5, S (sesuai) = 4, KR (kurang sesuai) = 3, TS (tidak sesuai) = 2, STS (sangat tidak sesuai) = 1. Uji prasyarat analisis meliputi uji normalitas dan uji linieritas, uji multikolinieritas, uji heterokedastisitas dan uji autokorelasi. Dari hasil uji prasyarat analisis tersebut didapatkan bahwa semua variabel berdistribusi normal.

HASIL DAN PEMBAHASAN

  Uji prasayat analisis normalitas data konsep diri siswa menghasilkan nilai Kolmogorov-Smirnov Z yaitu 1,345 dengan signifikansi sebesar 0,054 . Angka signifikansi ini lebih besar dari 0,05 sehingga dikatakan bahwa data konsep diri siswa berdistribusi normal. Data hasil belajar IPS siswa menghasilkan nilai Kolmogorov-Smirnov Z yaitu 1,331 dengan signifikansi sebesar 0,064 . Angka signifikansi ini lebih besar dari 0,05 sehingga dikatakan bahwa data hasil belajar IPS siswa berdistribusi normal. Untuk uji linieritas dapat dilihat pada table 01 berikut.

  Tabel 01. Hasil Uji linieritas. Pasangan

  F. Linierity

  F. Dev. From Variabel Linieriy Keterangan

  Bebas Terikat Hitung P Hitung P

  X Y 36,892 0,001 2,513 0,063 Linier Berdasarkan tabel tersebut, tampak bahwa 1) seluruh nilai signifikansi F

  

deviation from linearity lebih besar dari 0,05 sehingga disimpulkan bahwa semua

  bentuk regresinya linier, 2) seluruh nilai signifikansi F linearity lebih kecil dari 0,05 sehingga disimpulkan bahwa semua arah regresinya dinyatakan berarti.

  Pengujian hipotesis hubungan konsep diri dengan hasil belajar IPS diuji menggunakan analisis korelasi product moment. Hasil perhitungannya menunjukkan bahwa besar koefisien korelasi r = 0,387. Hasil perhitungan dan pengujian disajikan pada Tabel 0.2

Tabel 0.2 Uji Signifikansi Koefsien Korelasi Variabel Konsep Diri (X) dengan Hasil Belajar IPS (Y)

  2 Hubungan r hitung r tabel r

  Keterangan Variabel 0,05 0,01

  X

  

2 dengan Y 0,387 0,144 0,189 0,150 signifikan

  Dari hasil perhitungan di atas ternyata harga r sebesar 0,387 adalah signifikan, baik pada taraf signifikansi 0,05 maupun 0,01. Hipotesis H a yang menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan konsep diri dengan hasil belajar IPS, diterima.

  Dari hasil tersebut di atas disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan konsep diri dengan hasil belajar IPS, dan 15,0% perubahan variansi hasil belajar IPS dapat dijelaskan oleh perubahan variansi konsep diri siswa. Temuan ini sesuai dengan hasil kajian yang dilakukan oleh Chairiyati (2013) berperan positif terhadap prestasi akademik. Namun hasil kajian Sven. Janosch, Jan. Marcus & Jan (2013) Konsep diri laki-laki lebih tinggi dari pada perempuan namum konsep diri tidak mempengaruhi hasil belajar mereka. Oleh sebab itu perlu kajian yang lebih mendalam untuk membuktikan hubungan konsep diri dengan hasil belajar.

SIMPULAN DAN SARAN

  Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan Terdapat determinasi konsep diri terhadap hasil belajar IPS sebesar 15,0% dengan (r = 0,387; ρ =

  0,000). Dari kajian tersebut perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang peran konsep diri dalam proses pembelajaran serta penelitian terkait dengan faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar.

DAFTAR PUSTAKA

  Chairiyati, L.S. 2013. Hubungan Antara Self-Efficacy Akademik dan Konsep Diri Akademik Dengan Prestasi Akademik. Humaniora. 4(2) 1125-1133

  

Chaplin, J.P. (Penerjemah Kartini Kartono). 2000. Kamus Lengkap

Psikologi. Jakarta : PT. Grafindo Persada

  

Cohen, L. 1976. Educational Reaserch in Classroom and School. London:

Harper and Row Publishers.

  Helen C.R. Paul A. K. Jelle Jolles. 2015. Self-beliefs mediate math performance between primary and lower secondary school: A large-scale longitudinal cohort study. Frontline Learning Research. 3(1): 36 - 54

Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem.

  Terjemahan Brahm U Pendit. Human Physiology: From Cells to System. Cetakan ke1 Jakarta: EGC

Sukmadianata, N.S. 2005. Landasan Psikologi Proses Pendidikan.

  Bandung : PT Remaja Rodakarya.

  Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajagrafindo Persada. Sven, L. Janosch, L. Jan, H.E. Marcus, H. Jan L. 2013. Gender Differences in Children’s Math Self-Concept in the First Years of Elementary School.

  Journal of Education and Learning. 2 (3). 1-8 Udoukpong, B.E. 2012. Business Studies Academic Performance Differences of

  Secondary School Juniors in Akwa Ibom State of Nigeria. International Education Studies. 5 (2) 35-43

  Yusni, M.Y. Melati,S. Fatanah, M. Shahriza, S. Mohd I.K.A, Mohd, R.M. J. (2015) The Needs Analysis in Self-Concept Module Development. The Malaysian Online Journal of Educational Science. 3(2) 44-55.