Kata-kata kunci: kuantum, video pembelajaran, psikomotorik

  

DESAIN PEMBELAJARAN KUANTUM BERBANTUAN VIDEO UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PSIKOMOTORIK

  Wilfridus Muga STKIP Citra Bakti, NTT

  Email:

  

ABSTRAK

  Paper ini bertujuan untuk mengetahui desain pembelajaran kuantum berbantuan video untuk meningkatkan hasil belajar psikomotorik. Paper disusun berdasarkan analisis pustaka, penelusuran jurnal dan bukti-bukti empiris dari kajian yang relevan. Quantum Teaching merupakan suatu pembelajaran yang memadukan unsur seni dan pencapaian-pencapaian terarah pada semua mata pelajaran. Quantum Teaching adalah pengubahan belajar yang meriah, dengan segala nuansanya yang menyertakan segala kaitan, interaksi, dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar. Dalam kaitannya untuk meningkatkan gairah pembelajaran, diperlukan media yang menarik dan memotivasi. Media video diintegrasikan ke dalam strategi quantum, untuk memaksilkan hasil belajar terutama hasil belajar psikomotorik. Media video pembelajaran adalah media yang menyajikan audio dan visual yang berisi pesan- pesan pembelajaran baik yang berisi konsep, prinsip, prosedur, teori aplikasi pengetahuan untuk membantu pemahaman terhadap suatu materi pembelajaran. Video merupakan bahan pembelajaran tampak dengar (audio visual) yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan/materi pelajaran. Dikatakan tampak dengar kerena unsur dengar (audio) dan unsur visual/video (tampak) dapat disajikan serentak.

  Kata-kata kunci: kuantum, video pembelajaran, psikomotorik

  

DESIGNING QUANTUM TEACHING EMBEDDED VIDEO TO IMPROVING

PSYCHOMOTOR ACHIEVEMENT

  Wilfridus Muga STKIP Citra Bakti, NTT

  Email:

  

ABSTRACT

  This study aimed to determine the quantum teaching embed design of video to improve psychomotor learning outcomes. Paper prepared based on the analysis of literature, journal searches and empirical evidence from relevant studies. Quantum instructional is an art that combines elements of learning and achievements focused on all subjects. Quantum teaching is changing the learning lively, with all the nuances that include all the links, interactions, and the difference that maximize learning moments. In relation to increase the excitement of learning, required media interesting and motivating. Media video integrated into quantum strategy, to maximize learning outcomes especially psychomotor learning outcomes. Instructional video media is media that presents audio and visual containing messages of good teaching which contains the concepts, principles, procedures, application of the theory of knowledge to help the understanding of a learning materials. Video is learning materials seem to hear (audio-visual) that can be used to convey messages / the subject matter. It was said seemed to hear because they hear elements (audio) and visual elements / video (shown) can be served simultaneously.

  Key words: quantum, video learning, psychomotor PENDAHULUAN

  Model inovatif adalah kerangka dasar pembelajaran dengan menggunakan langkah-langkah pembelajaran yang menuntut dominasi aktivitas peserta didik. Guru sebagai fasilitator pembelajaran, selalu memotivasi dan memberikan bimbingan inkuri untuk membuka cara berpikir kritis peserta didik. Orientasi pembelajaran inovatif terletak pada aktivitas peserta didik. Jadi, model pembelajaran diharapkan mengadopsi pendekatan siswa aktif tanpa mengurangi bagaimana efektivias pembelajaran di dalam kelas.

  Untuk mengaktifkan siswa dibutuhkan adanya kemauan dan dorongan untuk terlibat dalam keseluruhan kegiatan pembelajaran. Di sini terlihat pentingnya peranan motivasi dalam pembelajaran. Jika siswa tidak termotivasi tentunya kegiatan pembelajaran tidak berhasil dan hasil belajar siswa pun kurang memuaskan (Ratumanan, 2002). Sesuai kurikulum 2013 yang berlaku saat ini, tuntutan pendidikan sudah banyak berubah. Pendidik perlu menyusun dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar dimana anak dapat aktif membangun pengetahuannya sendiri melalui kegiatan mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan akhirnya bisa mengkomunikasikan. Siswa diharapkan lebih banyak melakukan interaksi dengan teman sebayanya dalam mengkonstruksi pengetahuannya dengan menerapkan ide- ide berdasarkan pengalamannya. Salah satu model pembelajaran yang dapat memberikan kebebasan kepada siswa untuk saling berinteraksi satu sama lain dalam kelompok-kelompok belajar adalah model pembelajaran kuantum. Model kuantum menguraikan cara-cara baru yang memudahkan proses belajar lewat pemanduan unsur seni dan pencapai-pencapaian terarah apapun mata pelajarannya, model ini sekaligus mengajak pendidik untuk mendidik dengan cara tepat, menyenangkan, dan mengesankan.

  Menyikapi hal tersebut, sudah sepatutnya seorang guru didampingi oleh teknolog pembelajaran dapat menyiapkan berbagai model dan tentunya media pembelajaran yang berorientasi pada penggunan TIK tersebut. Berbagai teknologi media dapat digunakan salah satunya adalah video pembelajaran. Fungsi lain dari video pembelajaran adalah dapat menarik minat, perhatian siswa, memperjelas sajian ide dan mengilustrasikan sehingga anak tidak cepat lupa. Disamping itu secara ekonomis video termasuk media yang relatif lebih murah baik harga maupun pengoperasiannya sehingga lebih mudah diterapkan di wilayah yang sebagain besar guru dan siswanya rendah dalam hal literasi ICT-nya. Penggunaan video dapat memancing siswa pada saat pembelajaran. Siswa akan merespon dari apa yang mereka lihat dan dengar, sehingga pesan dari isi materi yang terdapat dalam video akan dikonstruksi oleh otak siswa dan menimbulkan timbal balik yang berupa interaksi antara siswa dan pengajar. Berdasarkan hal tersebut video pembelajaran merupakan sebuah video yang berfungsi sebagai pemicu atau rangsangan belajar agar siswa tertarik dengan pembelajaran dan tidak merasa bosan dengan proses pembelajaran dan siswa nantinya daya tangkap terhadap materi akan lebih cepat dengan diiringi interaksi antara siswa dan pengajar.

  Banyak hal yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik. Faktor internal seperti motivasi belajar, minat, dan gaya belajar serta lingkungan eksternal seperti peran guru dan orang tua sangat berpengaruh di dalam pembelajaran. Kurikulum 2013 mempunyai tujuan spesifik untuk mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, selain membentuk fisik yang sehat dan bugar juga menguatkan mentak secara psikis. Untuk mewujudkan tujuan pembelajaran itu diperlukan sebuah pembelajaran aktif melibatkan banyak indera dalam diri siswa sehingga meningkatkan rasa ingin tahu siswa dan memberikan pengalaman belajar kepada siswa. Meningkatnya rasa ingin tahu akan berpengaruh pada meningkatnya motivasi belajar siswa, sedangkan pengalaman belajar yang diberikan akan berpengaruh pada meningkatnya hasil belajar siswa terutama pada ranah psikomotorik/keterampilan.

  Permasalahan yang dikaji dalam paper ini adalah bagaimanakah desain pembelajaran kuantum berbantuan video untuk meningkatkan hasil belajar psikomotorik?

  METODE

  Paper ini disusun berdasarkan analisis pustaka, penelusuran jurnal dan bukti-bukti empiris dari kajian yang relevan.

  

Desain Pembelajaran Kuantum untuk Meningkatkan Hasil Belajar Psikomotorik

Quantum Teaching merupakan suatu pembelajaran yang memadukan unsur

  seni dan pencapaian-pencapaian terarah pada semua mata pelajaran. Menurut DePorter, et al (2011: 37) menyatakan bahwa “Quantum Teaching sebuah model yang diperumpamakan seperti sebuah simfoni, ada banyak unsur yang menjadi pengalaman bermusik dimana unsur-unsur tersebut dibagi menjadi dua kategori, yaitu: konteks dan isi”. Secara filosofis Quantum Teaching memiliki tiga kata kunci, dengan demikian adalah pengubahan bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar dimana interaksi-interaksi ini mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang bermanfaat bagi diri mereka sendiri dan orang lain; 2) Pemercepatan belajar, menyingkirkan hambatan yang mungkin menghalangi proses belajar alamiah dengan secara sengaja menggunakan musik, mewarnai lingkungan sekeliling, menyusun bahan pembelajaran yang sesuai, penyajian efektif dan keterlibatan aktif; 3) Fasilitasi, memudahkan segala hal.

  Quantum Teaching menurut DePorter, et al (2011: 32) adalah pengubahan

  belajar yang meriah, dengan segala nuansanya yang menyertakan segala kaitan, interaksi, dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar. Berdasarkan dari pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan model Quantum teaching merupakan pembelajaran yang dapat menciptakan lingkungan belajar yang efektif, memudahkan proses belajar, meriah, memacu semangat dan menyenangkan dengan segala unsur- unsurnya (konteks dan isi) yang berorientasi pada potensi alamiah siswa.

  Konsep pembelajaran ini memadukan segala strategi, metode, dan model pembelajaran yang menurut De Porter, et al (2011: 34) berasaskan pada “Bawalah

  Dunia Mereka ke Dunia Kita, dan Hantarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka

  ”. Asas ini mengarahkan kepada pendidik pentingnya untuk memasuki dunia siswa sebagai langkah pertama. Untuk mendapatkan hak mengajar, seorang pendidik harus membangun jembatan autentik untuk memasuki dunia siswa.

  Tindakan ini akan memberikan izin bagi pendidik untuk memimpin, menuntun, dan memudahkan perjalanan mereka menuju kesadaran dan ilmu pengetahuan yang lebih luas. Caranya dapat mengaitkan apa yang pendidik ajarkan dengan sebuah peristiwa, pikiran, atau perasaan yang diperoleh dari kehidupan rumah, sosial, atletik, musik, seni, rekreasi, dan akademis mereka. Secara tegas Andi (2009: 119) mengemukakan bahwa “Anak bukanlah Anda, jangan berkomunikasi dengan anak menggunakan ‘frame’ orang dewasa pahami dunia mereka dahulu, baru dunia mer eka untuk kita”.

  Setelah kaitan itu terbentuk, pendidik dapat membawa mereka ke dalam dunia pendidik dan memberikan mereka pemahaman mengenai isi dunia itu. Di sinilah kosakata baru, model mental, rumus, dan lain-lain dibeberkan. Seraya menjelajahi kaitan dan interaksi, baik siswa maupun pendidik mendapatkan pemahaman baru dan “Dunia Kita” diperluas mencakup tidak hanya para siswa tetapi juga guru. Akhirnya dengan pengertian yang lebih luas dan penguasaan lebih mendalam ini, siswa dapat membawa apa yang mereka pelajari ke dalam dunia mereka dan menerapkannya pada situasi baru.

  Prinsip-prinsip Quantum Teaching Quantum Teaching juga memiliki lima prinsip atau kebenaran tetap. Prinsip- prinsip tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut.

  1) Segalanya berbicara Segalanya dari lingkungan kelas hingga bahasa tubuh pendidik, dari kertas hingga rancangan pembelajaran mengirimkan pesan tentang belajar.

  2) Segalanya bertujuan Semua yang terjadi dalam pengubahan pendidik mempunyai tujuan. 3) Pengalaman sebelum pemberian nama

  Otak kita berkembang pesat dengan adanya rangsangan kompleks yang menggerakkan rasa ingin tahu, oleh karena itu proses belajar paling baik ketika siswa telah mengalami informasi sebelum mereka memperoleh nama untuk apa yang mereka pelajari. 4) Akui setiap usaha

  Belajar mengandung resiko hal ini berarti melangkah keluar dari kenyamanan untuk itu siswa layak mendapat pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka. 5) Jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan.

  Perayaan adalah sarapan pelajar juara, perayaan memberikan umpan balik mengenai kemajuan dan meningkatkan asosiasi emosi positif dengan belajar.

  Mempraktikkan Quantum Teaching Quantum Teaching dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu konteks dan isi.

  Konteks yang dimaksudkan meliputi: suasana yang memberdayakan, landasan yang kukuh, lingkungan yang mendukung dan rancangan belajar yang dinamis. Sedangkan isi berkaitan dengan keterampilan penyampaian untuk kurikulum apapun, meliputi: penyajian yang prima, fasilitas yang luwes, keterampilan belajar untuk belajar dan keterampilan hidup. Guna mempraktikkan Quantum Teaching yang berkenaan

  Mengorkestrasikan kesuksesan melalui konteks (menata panggung)

  Pada pengubahan segala detail, pendidik menyiapkan konteks tempat siswa belajar secara positif, mendukung dan mengundang selera, tempat meningkatkan kesadaran, daya dengar, partisipasi, umpan balik dan pertumbuhan inilah tempat emosi dihargai. Lingkungan dimana siswa dalam keadaan prima mau bertanggung jawab, dan dapat saling mempercayai. Apa yang dikatakan oleh ruang kelas dapat menjadi “rumah” tempat siswa terbuka terhadap umpan balik dan memercayainya, tempat mereka belajar mengakui dan mendukung orang lain, tempat mereka mengalami kegembiraan dan kepuasan, memberi dan menerima, belajar dan tumbuh.

  1) Suasana, suasana yang mengembirakan membawa kegembiraan pula dalam belajar. 2) Landasan, kerangka kerja meliputi tujuan, keyakinan, kesepakatan kebijakan, prosedur, dan aturan-aturan yang memberi siswa dan pendidik sebuah pedoman untk belajar dalam komunitas belajar. 3) Lingkungan, semua hal yang mendukung proses belajar termasuk cara pendidik menata panggung kelas seperti: pencahayaan, warna, pengaturan meja, kursi, tanaman, musik dan lain-lain. 4) Rancangan, penciptaan terarah unsur-unsur penting yang bisa menumbuhkan minat siswa mendalami makna dan memperbaiki proses tukar menukar informasi.

  Mengorkestrasikan suasana yang menggairahkan

  Penelitian menunjukkan bahwa lingkungan sosial atau suasana kelas adalah penentu psikologis utama yang memengaruhi belajar akademis (Walberg & Greeberg dalam DePorter, 2011: 49). Bahan-bahan kunci untuk membangun suasana yang bagus adalah niat, hubungan, kegembiraan dan ketakjuban, pengambilan resiko, rasa saling memiliki dan keteladanan.

  1) Kekuatan terpendam niat Niat kuat seorang pendidik atau kepercayaan akan kemampuan dan motivasi siswa harus terlihat jelas. Percayalah seakan siswa melakukan yang terbaik, mereka dapat berhasil, dan akan berhasil. Kuncinya adalah singkirkan semua ancaman, libatkan emosi siswa dan jalin hubungan.

  2) Jalin rasa simpati dan saling pengertian dengan menjalin rasa simpati dan saling pengertian. Hubungan akan membangun jembatan menuju kehidupan bergairah siswa, membuka jalan memasuki dunia baru mereka, mengetahui minat kuat mereka, berbagai kesuksesan puncak mereka, dan berbicara dengan bahasa hati mereka. Membina hubungan bisa memudahkan pendidik melibatkan siswa, memudahkan pengelolaan kelas, dan meningkatkan kegembiraan. 3) Keriangan dan ketakjuban

  Ciptakanlah kesempatan untuk membawa kegembiraan dengan begitu kegiatan pembelajaran akan lebih menyenangkan. Kegembiraan membuat siswa siap belajar dengan mudah dan bahkan dapat mengubah sikap negatif. Ada tiga cara memasukkan kegembiraan dalam pembelajaran yaitu afirmasi (penguatan atau penegasan), pengakuan dan perayaan.

  4) Pengambilan resiko Belajar itu mengandung resiko, setiap kali kita berpetualang untuk belajar sesuatu yang baru kita mengambil resiko besar di luar zona nyaman kita.

  5) Rasa saling memiliki Membangun rasa saling memiliki akan mempercepat proses pembelajaran dan meningkatkan rasa tanggung jawab siswa. Rasa saling memiliki menciptakan rasa kebersamaan, kesepakatan, dan dukungan dalam belajar. 6) Keteladanan

  Memberi teladan adalah salah satu cara ampuh untuk membangun hubungan dan memahami orang lain. Pepatah mengatakan “Tindakan berbicara lebih keras daripada kata-kata kami butuh bukti bukan janji dan praktikkan apa yang kamu khutbahkan”. Semua mengacu pada keteladanan semakin banyak kita memberi teladan, semakin mereka tertarik dan mencontoh kita.

  Mengorkestrasikan landasan yang kukuh

  Landasan bertujuan membangun konteks untuk Quantum Teaching (QT), pendidik dapat menciptakan landasan yang kukuh di kelas dengan menggariskan parameter dan pedoman yang jelas untuk diikuti siswa antara lain: tujuan, prinsip- prinsip, keyakinan, prosedur, kebujakan, peraturan, dan kesepakatan bersama. Parameter-parameter ini harus jelas bagi siswa dan mereka harus berkomitmen untuk

  1) Tujuan Tujuan yang sama bagi siswa adalah mengembangkan kecakapan dalam mata pelajaran, menjadi pelajar yang baik, dan berinteraksi dengan sesama, serta mengembangkan keterampilan lain yang dianggap penting. 2) Prinsip-prinsip

  Prinsip-prinsip ini mirip dengan kesadaran bersama yang akan menuntun perilaku dan membantu tumbuhnya lingkungan yang saling memercayai dan mendukung. Agar prinsip-prinsip ini menyatu raga pada siswa, maka setiap siswa harus setuju bahwa prinsip itu penting dan dijunjung tinggi dengan melakukan tiga langkah untuk membangunnya, yaitu pertama, mengajarkan kunci-kunci ini dengan keteladanan, kedua perkenalkan kunci-kunci ini melalui cerita dan perumpamaan, ketiga menerapkan kunci-kunci tersebut ke dalam kurikulum. Kunci-kunci yang dimaksud meliputi: (1) Integritas: bersikap jujur, tulus, dan menyeluruh. (2) Kegagalan awal kesuksesan: Kegagalan itu tidak ada, yang ada hanya hasil dan umpan balik semuanya dapat bermanfaat jika kita tahu cara menemukan hikmahnya. (3) Bicaralah dengan niat baik: Berbicaralah dengan pengertian positif dan bertanggungjawablah untuk komunikasi yang jujur dan lurus. (4)

  Hidup di saat ini: Manfaatkan waktu sebaik-baiknya dan kerjakan setiap tugas sebaik mungkin. (5) Komitmen: Penuhi janji dan kewajiban. (6)

  Tanggung jawab: Bertanggung jawab atas setiap tindakan yang dilakukan. (7)

  Sikap luwes (fleksibel): Bersikap terbuka terhadap perubahan atau pendekatan baru. (8) Keseimbangan: Jaga keselarasan pikiran, tubuh dan jiwa. 3) Kesepakatan, kebijakan, prosedur, dan peraturan

  (1) Kesepakatan lebih informal daripada peraturan dan merupakan daftar cara sederhana dan konkret untuk memperlancar jalannya pelajaran.

  (2) Kebijakan mendukung tujuan komunitas belajar pendidik. (3)

  Peraturan lebih ketat daripada kesepakatan atau kebijakan dan

  Mengorkestrasikan lingkungan yang mendukung

  Otak manusia dibanjiri stimulus dan otak memilih fokus tertentu saat demi saat, misalnya saat kita membaca secara tidak sadar kita melihat huruf, tata letak dan gambar. Begitu pula dengan tanaman aroma bunga, suhu udara dan sebagainya. Otak kita cepat beralih pada setiap sensasi. Berikut kita kenali QT lebih akrab, lingkungan yang memacu belajar dan meningkatkan daya ingat siswa, yaitu:

  1) Lingkungan sekeliling Pandangan sekeliling dapat membantu daya ingat. DePorter, et al (2011: 103) mengemukakan “Sebuah gambar dapat lebih berarti dari seribu kata”. Secara tegas Leonardo da Vinci dalam Buzan (2002: 42) mengemukakan “Bahasa kata-kata merupakan bahasa kedua dibandingkan bahasa gambar dan bahasa ini digunakan untuk memberi sebutan, menunjukkan atau menjelaskan semua pikiran dan penemuan kreatifnya, alat utama bagi berfikir kreatifnya adalah bahasa gambar”. Jika kita menggunakan gambar-gambar sebagai alat peraga pada situasi belajar, akan dapat merangsang modalitas visual dan menjalankan jalur saraf (kesadaran). 2) Alat bantu Alat bantu adalah benda yang mewakili suatu gagasan. 3) Pengaturan bangku

  Pendidik dapat mengajar dengan bangku-bangku yang berubah-ubah untuk memaksimalkan momen belajar.

  Mengorkestrasikan perancangan pengajaran yang dinamis

  Merangsang pembelajaran yang memuaskan belajar siswa, memanfaatkan kecerdasan siswa, melejitkan motivasi mereka dan menyiapkan mereka meraih kesuksesan. Caranya sebagai berikut.

  1) Bawalah dunia mereka ke dunia kita antarkan dunia mereka ke dunia kita Atas nama QT terletak pada kemampuan untuk menjembatani jurang antara dunia kita dan dunia mereka. Hal ini ini dimaksudkan untuk memudahkan pendidik membangun jalinan, menyelesaikan bahan pelajaran yang cepat, membuat hasil belajar lebih melekat dan memastikan terjadinya pengalihan pengetahuan.

  (1) Visual, mengakses citra visual yang diciptakan maupun yang diingat, meliputi: warna, potret, hubungan ruang, dan sebagainya. (2) Audiovisual, mengakses segala jenis bunyi dan kata yang diciptakan maupun yang diingat, meliputi: musik, dialog internal, suara, dan sebagainya. (3) Kinestetik, mengakses segala jenis gerak dan emosi yang diciptakan maupun yang diingat, meliputi: gerakan, tanggapan emosional, kenyamanan fisik dan sebagainya.

  3) Model kesuksesan Model QT memberikan kesempatan kepada kita untuk membawa siswa kita meraih kesuksesan pada setiap saat. Pertama, pada saat kita memperkenalkan isi pelajaran, pendidik menyajikan secara multisensori (menggunakan model V-A-K), pemotongan informasi menjadi segmen- segmen, dan sering mengadakan pengulangan. Kedua, buat kelompok- kelompok kecil (kelompok kerja sama, tim, atau pasangan) untuk pemantapan belajar. Ketiga, selesaikan secara perorangan (menjawab pertanyaan, pekerjaan rumah, tes, kuis dan sebagainya). 4) Kerangka perancangan QT

Kerangka perancangan QT atau yang lebih dikenal dengan “TANDUR” menjadi dasar dalam penelitian ini yang akan peneliti kembangkan dalam

  sintak pembelajaran. Adapun tinjauan mengenai TANDUR sebagai berikut. (1) Tumbuhkan

  Tumbuhkan min at dengan memuskan “Apa manfaatnya bagiku” (AMBAK), dan manfaatkan kehidupan pebelajar. (2) Alami

  Ciptakan atau datangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti semua pebelajar. (3) Namai

  Sediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi secara sederhan a berikan “data” tepat saat minat memuncak.

  Sediakan kesempatan bagi pebelajar untuk “menunjukkan bahwa mereka tahu”. Berikan kesempatan bagi mereka untuk mengaitkan pengalaman dengan data baru, sehingga mereka menghayati dan membuatnya sebagai pengalaman pribadi. (5) Ulangi

  Tunjukkan pebelajar cara-cara mengulang materi dan menegaskan, “Aku tahu bahwa aku memang tahu ini”.

  (6) Rayakan Pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi, dan pemerolehan keterampilan dan ilmu pengetahuan.

  5) Kecerdasan berganda bertemu SLIM-N-BIL Berkat kerja cemerlang Howard Gardner, psikologi kognitif dan kodirektur Project Zero di Universitas Harvard, cara pandang memahami “kecerdasan” mengalami pergeseran. Dalam karyanya,

  The theory of multiple intelligences, Gardner has now identified eight intelligences: linguistic intelligence, logical-mathematical intelligence, spatial intelligence, musical intelligence, bodily-kinesthetic intelligence, interpersonal intelligence, intrapersonal intelligence, and

naturalist intelligence (Veenema Shirley, 2004: 4-6).

  SLIM-N-BIL yang dimaksud merupakan singkatan dari delapan kecerdasan majemuk atau ganda sebagai berikut.

  (1) Spasial-visual: berpikir dalam citra gambar

  (2) Linguistik-verbal: berpikir dan berkata-kata

  (3) Interpersonal: berpikir lewat komunikasi dengan orang lain

  (4) Musikal-ritmik: berpikir dalam irama dan melodi

  (5) Naturalis: berpikir dalam acuan alam

  (6) Badan kinestetik: berpikir melalui sensasi dan gerakan tubuh

  (7) Intrapersonal: berpikir secara reflektif

  (8) Logis-matematis: berpikir dengan penalaran

  Kesuksesan melalui isi

  tampak sedangkan isi mencakup presentasi ringkas tetapi bergairah, anggun tetapi menarik. Isi berkaitan dengan penyajian yang prima, fasilitas yang luwes, keterampilan belajar untuk belajar dan keterampilan hidup. Masing-masing bagian tersebut akan dibahas lebih lanjut pada bagian-bagian berikut ini.

  Mengorkestrasikan presentasi prima

  Perkataan dan cara pendidik mengkomunikasikan sangat berpengaruh terhadap siswa dalam menerima kurikulum. Untuk itu, pendidik perlu memanfaatkan suara, wajah, tubuh, dan kata-kata untuk meningkatkan keefektifan berbicara. Adapun hal-hal yang diperhatikan untuk mewujudkan presentasi prima, yaitu:

  1) Sebagai seorang Quantum Teaching Seorang QT memiliki ciri-ciri yang meliputi: antusias, berwibawa, positif, supel, humoris, luwes, terbuka fasih, tulus, spontan, menarik, dan tertarik, mengganggap bahwa siswa mampu, menetapkan dan memelihara harapan tinggi.

  2) Pencocokan modalitas Modalitas untuk memproses rangsangan terdiri dari tiga jalan (tiga modalitas), yaitu: visual, audiovisual dan kinestetik.

  3) Empat prinsip komunikasi ampuh Empat prinsip komunikasi ampuh yang dimaksud, yaitu: memunculkan kesan atau citra, arahkan fokus, bersikap mengajak (inklusif) dan bersifat tepat sasaran (spesifik). 4) Komunikasi nonverbal

  Semuanya seolah-olah bersuara pesan dan bahasa tubuh itu sama dan sebangun (kongruen) dengan menggunakan kontak mata, ekspresi wajah, gerak tubuh, nada suara postur (sosok) secara efektif, dan pendidik dapat menyampaikan pesan kongruen yang akan memperkuat komunikasi verbal. 5) Paket presentasi efektif

  Ada kalanya saat-saat pendidik mengajar memberi petunjuk dan mengilhami semuanya berbeda-beda. perbedaan itu disusuk dalam tiga paket presentasi, yaitu penemu, peminpin, dan pengarah. 6) Penambatan

  Tambatan merupakan tanggapan terasosiasi terhadap rangsangan yang tambatan lokasi dan tambatan lisan.

  Mengorkestrasi fasilitas yang luwes

  Memfasilitasi yaitu memudahkan tingkat partisipasi yang diinginkan, agar pembelajaran tetap pada jalurnya dan menjaga minat siswa maka gunakanlah cara- cara berikut ini.

  1) Ingatlah prinsip K-E-G (1) Know it (ketahuilah hasilnya) (2) Exprain it (jelaskan hasilnya) (3) Get it and give feedback (dapatkan hasil dan berikan umpan balik)

  2) Modal kesuksesan dari sudut pandang fasilitator (1) Pengenalan pertama multisensori/multi kecerdasan (2) Pemotongan menjadi segmen (3) Pengulangan yang sering (4) Gambaran keseluruhan

  3) Memengaruhi perilaku dengan tindakan (1)

  Gerak tubuh (2) Jeda (beri waktu istirahat beberapa menit)

  4) Menciptakan strategi (1)

  Lontarkan pertanyaan (2)

  Gerakkan pikiran hingga memperoleh jawaban 5)

  Tanya jawab belajar Tanya jawab belajar dapat menggunakan pertanyaan-pertanyaan ini, seperti: apa yang terjadi, apa yang kalian pelajari, bagaimana cara menerapkan apa yang telah kalian pelajari.

  Mengorkestrasikan keterampilan belajar untuk belajar

  Ada lima keterampilan yang merangsang belajar, yaitu: konsentrasi terfokus, cara mencatat, organisasi dan persiapan tes, membaca cepat dan teknik mengingat. Untuk menerapkan kelima keterampilan tersebut, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut.

  1) Memanfaatkan gaya belajar V-A-K

  2) Belajar dalam keadaan prima, pandangan baru dalam belajar, dan kondisi konsentrasi yang santai

  Berdasarkan dari paparan yang telah dikemukakan mengenai seputar Quantum Teaching (QT), dapat digeneralisasikan bahwa model ini berpijak pada satu as as utama “Bawalah dunia mereka ke dunia kita dan hantarkan dunia kita ke dunia

  mereka

  ”, dengan teknik TANDUR membawa suatu nuansa berbeda dalam pembelajaran karena penerapannya sesuai dengan cara kerja otak yang bekerja secara radial (memancar), yakni: dengan memasukkan delapan kunci unggulan untuk penanaman karakter siswa guna menumbuhkan emosi positif dalam pembelajaran sehingga siswa dapat belajar dengan perasaan nyaman dan menjadikan kelas sebagai rumah yang indah untuk saling membelajarkan yang merupakan manifestasi hasil kerjasama antar siswa itu sendiri Model QT ini juga dapat memadukan gaya belajar siswa yang berbeda-beda atau modalitas VAK dengan kompetensi intelligensi yang berbeda-beda pula pada setiap individu atau multiple intelligence, dimana pembelajaran dilakukan dengan memperhatikan konteks dan isi dengan memasukkan unsur seni di dalamnya sesuai dengan dunia anak penuh dengan keriangan, kemeriahan, penghargaan atas setiap usaha, dan kebermaknaan (meaningfull).

  

Integrasi Video dalam Strategi Pembelajaran Kuantum untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Psikomotorik

  Dalam kaitannya untuk meningkatkan gairah pembelajaran, diperlukan media yang menarik dan memotivasi. Media video diintegrasikan ke dalam strategi quantum, untuk memaksilkan hasil belajar terutama hasil belajar psikomotorik. Menurut Riyana (2007) media video pembelajaran adalah media yang menyajikan audio dan visual yang berisi pesan-pesan pembelajaran baik yang berisi konsep, prinsip, prosedur, teori aplikasi pengetahuan untuk membantu pemahaman terhadap suatu materi pembelajaran. Video merupakan bahan pembelajaran tampak dengar (audio visual) yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan/materi pelajaran. Dikatakan tampak dengar kerena unsur dengar (audio) dan unsur visual/video (tampak) dapat disajikan serentak.

  Video yaitu bahan pembelajaran yang dikemas melalaui pita video dan dapat dilihat melalui video/VCD player yang dihubungkan ke monitor televisi (Sungkono

  

visual aids (AVA) atau media yang dapat dilihat dan didengar. Biasanya media ini

  disimpan dalam bentuk piringan atau pita. Media VCD adalah media dengan sistem penyimpanan dan perekam video dimana signal audio visual direkam pada disk plastik bukan pada pita magnetik (Arsyad 2004:36).

  Menurut Riyana (2007:8-11) untuk menghasilkan video pembelajaran yang mampu meningkatkan motivasi dan efektivitas penggunanya maka pengembangan video pembelajaran harus memperhatikan karakteristik dan kriterianya. Karakteristik video pembelajaran yaitu: 1) Clarity of Massage (kejalasan pesan) Dengan media video siswa dapat memahami pesan pembelajaran secara lebih bermakna dan informasi dapat diterima secara utuh sehingga dengan sendirinya informasi akan tersimpan dalam memory jangka panjang dan bersifat retensi. 2) Stand Alone (berdiri sendiri). Video yang dikembangkan tidak bergantung pada bahan ajar lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan bahan ajar lain. 3) User Friendly (bersahabat/akrab dengan pemakainya). Media video menggunakan bahasa yang sedehana, mudah dimengerti, dan menggunakan bahasa yang umum. Paparan informasi yang tampil bersifat membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam merespon, mengakses sesuai dengan keinginan. 4) Representasi Isi Materi harus benar-benar representatif, misalnya materi simulasi atau demonstrasi. Pada dasarnya materi pelajaran baik sosial maupun sain dapat dibuat menjadi media video. 5) Visualisasi dengan media Materi dikemas secara multimedia terdapat didalamnya teks, animasi, sound, dan video sesuai tuntutan materi. Materi-materi yang digunakan bersifat aplikatif, berproses, sulit terjangkau berbahaya apabila langsung dipraktikkan, memiliki tingkat keakurasian tinngi. 6) Menggunakan kualitas resolusi yang tinggi Tampilan berupa grafis media video dibuat dengan teknologi rakayasa digital dengan resolusi tinggi tetapi support untuk setiap spech sistem omputer. 7) Dapat digunakan secara klasikal atau individual Video pembelajaran dapat digunakan oleh para siswa secara individual, tidak hanya dalam setting sekolah, tetapi juga dirumah. Dapat pula digunakan secara klasikal dengan jumlah siswa maksimal 50 orang bisa dapat dipandu oleh guru atau cukup mendengarkan uraian narasi dari narator yang telah tersedia dalam program.

  Sedangkan karakteristik media video pembelajaran lainnya menurut Riyana 1) Televisi/video mampu membesarkan objek yang kecil terlalu kecil bahkan tidak dapat dilihat secara kasat mata/mata telanjang. 2) Dengan teknik editting objek yang dihasilkan dengan pengambilan gambar oleh kamera dapat diperbanyak (cloning). 3) Televisi/video juga mampu memanupulasi tampilan gambar, sesekali objek perlu diberikan manipulasi tertentu sesuai dengan tuntutan pesan yang ingin disampaikan sebagai contoh objek-objek yang terjadi pada masa lampau dapat dimanipulasi digabungkan dengan masa sekarang.

  4) Televisi/video mampu membuat objek menjadi still picture artinya gambar/objek yang ditampilkan dapat disimpan dalam durasi tertentu dalam keadaan diam. 5) Daya tarik yang luar biasa televisi/video mampu mempertahankan perhatian siswa/audience yang melihat televisi/video dengan baik dibandingkan dengan mendengarkan saja yang hanya mampu bertahan dalam waktu 25-30 menit saja. 6) Televisi/video mampu menampilkan objek gambar dan informasi yang paling baru, hangat dan actual (immediacy) atau kekinian.

  Sedangkan karakteristik media video pembelajaran menurut Arsyad (2004: 37- 52) adalah sebagai berikut: 1) Dapat disimpan dan digunakan berulang kali.

  2) Harus memiliki teknik khusus, untuk pengaturan urutan baik dalam hal penyajian maupun penyimpanan. 3) Pengoperasiannya relatif mudah 4) Dapat menyajikan peristiwa masa lalu atau peristiwa di tempat lain.

  Bahan pembelajaran video sangat penting dan perlu dikembangkan dalam pembelajaran di sekolah dasar, mengingat bahan pembelajaran ini mampu menyajikan unsur audio dan visual gerak secara serempak. Video sebagai bahan pembelajaran audio visual gerak akan mampu menarik perhatian dan motivasi siswa sekolah dasar dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Bahan pembelajaran video ini akan menjadi lebih menarik perhatian siswa karena mampu menyajikan objek- objek nyata yang lokasinya jauh, berbahaya, dan mungkin belum pernah dilihatnya.

  Kelebiham bahan pembelajaran video antara lain: a) merupakan media gerak perpaduan gambar dan suara; b) mampu mempengaruhi tingkah laku manusia berulang; e) dapat menyajikan materi yang secara fisik tidak dapat dibawa ke dalam kelas; f) dapat menyajikan objek secara detail; g) tidak memerlukan ruang gelap; h) dapat menyajikan objek yang berbahaya; i) dapat diperlambat atau dipercepat; dan j) dapat digunakan untuk klasikal ataupun individual. Selain itu keuntungan menggunakan media video menurut Daryanto (2010:90) antara lain: ukuran tampilan video sangat fleksibel dan dapat diatur sesuai kebutuhan, video merupakan bahan ajar non cetak yang kaya informasi dan lugas karena dapat sampai kehadapan siswa secara langsung, dan video menambah suatu dimensi baru terhadap pembelajaran.

  REFRENSI Arsyad, Azhar. (2004). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

  De Porter, et al. (2005). Quantum Teaching Mempraktikkan Quantum learning di Ruang-ruang Kelas. Bandung: Mizan Pustaka.

  th Joyce, B., & Weil, M. (1996). Models of Teaching, 5 Edition. Boston: Allyn and Bacon.

  Merrill, M. D., & Tennyson, R. D. (1977). Teaching Concepts: An Instructional Design Guide. Englewood Cliffs, New Jersey: Educational Technology Publications. Nichols Baverly. (1994). Moving and Learning the Elementary School Physical Education Experience, Edisi ke-3, Mosby-Year Book, Inc. PASI. (1993). Pedoman Dasar Melatih Atletik. Program Pendidikan dan Sistem Sertifikasi Pelatih Atletik. Permendikbud No 81 Tahun 2013. (2013). Struktur Kurikulum 2013. Jakarta:

  Depdikbud Riyana, Cheppy. (2007). Pedoman Pengembangan Media Video. Jakarta: P3AI UPI. Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. (2007). Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar Baru

  Algesindo Trianto. (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik

  Konsep, Landasan, Teoritis-Praktis, dan Implementasinya. Jakarta: Prestasi Pustaka.