Laporan Rancangan Aktualisasi Nilai Nila

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam rangka pelaksanaan cita-cita bangsa dan mewujudkan tujuan negara
sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, perlu dibangun Aparatur Sipil Negara yang memiliki
integritas, profesional, netral dan bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik
korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta mampu menyelenggarakan pelayanan publik
bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai unsur perekat persatuan dan
kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 (UU Nomor 5 Tahun 2014 Tentang ASN: Pertimbangan).
Dalam perwujudan tujuan nasional tersebut, diperlukanlah Pegawai ASN yang
mempunyai kompetensi-kompetensi di bidang tertentu yang sesuai dengan tugas,
pokok dan fungsi dirinya sebagai seorang ASN. Adapun tugas dari seorang ASN
cukup beraneka ragam, seperti pelayanan administrasi negara, bidang pendidikan,
sosial, kesehatan, dan lain sebagainya. Setiap ruang lingkup pelayanan tersebut
memiliki unit pelaksana terpadu, mulai dari unit terkecil hingga unit terbesar dalam
lingkup nasional.
Oleh karena itu, untuk membentuk seorang Aparatur Sipil Negara yang

kompeten perlu dilaksanakan pembinaan sebagaimana telah diatur sebelumnya dalam
Peraturan Pemerintah No 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan
Pegawai Negeri Sipil (PNS) supaya dapat bekerja secara efektif dan efisien yaitu
melalui penyelenggaraan Diklat Prajabatan.

1

Diklat prajabatan ini merupakan salah satu syarat yang harus diikuti pada tiap
Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) sebelum diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil.
Diklat Prajabatan merupakan diklat yang dilaksanakan dalam rangka membentuk
nilai-nilai dasar profesi ASN. Kompetensi inilah yang kemudian berperan dalam
membentuk karakter ASN yang kuat, yaitu ASN yang mampu bersikap dan bertindak
secara profesional dalam melayani masyarakat. Untuk membentuk ASN profesional
dibutuhkan pembaharuan atas pola penyelenggaraan diklat yang ada saat ini dan yang
didukung oleh semua pihak.
Sistem pembelajaran pada pendidikan dan pelatihan (Diklat) Prajabatan Pola
Baru, menuntut setiap peserta Diklat Prajabatan untuk mengaktualisasikan nilai-nilai
dasar profesi PNS yaitu Akuntabilitas PNS, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu, dan Anti Korupsi yang diakronimkan menjadi ANEKA. Melalui proses
pembelajaran aktualisasi ini, seluruh atau beberapa nilai dasar akan melandasi

pelaksanaan setiap kegiatan peserta Diklat Prajabatan, setiap peserta harus
menemukan dan mengungkapkan makna di balik penerapan nilai-nilai dasar tersebut
pada pelaksanaan setiap kegiatan yang telah dirancang oleh peserta Diklat Prajabatan
di tempat tugas.
Adapun lima rangkaian kegiatan pembelajaran aktualisasi yang harus
dilaksanakan oleh setiap peserta Diklat Prajabatan, yaitu:
1.

Merancang aktualisasi nilai dasar profesi PNS;

2.

Mempresentasikan rancangan aktualisasi;

3.

Mengaktualisasikan nilasi dasar di tempat tugas atau tempat magang;

4.


Melaporkan pelaksanaan aktualisasi nilai dasar;

5.

Mempresentasikan laporan aktualisasi; dan

6.

Menyusun rencana aksi penyempurnaan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi
PNS.

2

1.2. Tujuan
Tujuan dilakukannya diklat prajabatan dengan metode pengaplikasian nilai-nilai
ANEKA yaitu:
1. Mampu mewujudkan akuntabilitas dalam melaksanakan tugas jabatannya;
2. Mampu mengedepankan kepentingan nasional dalam pelaksanaan tugas
jabatannya;
3. Mampu menjunjung tinggi standar etika publik dalam pelaksanaan tugas

jabatannya;
4. Mampu berinovasi untuk peningkatan mutu pelaksanaan tugas jabatannya;
5. Mampu untuk tidak korupsi dan mendorong percepatan pemberantasan
korupsi di lingkungan instansinya.
1.3. Ruang Lingkup
Rancangan aktualisasi dilakukan selama 13 hari kerja dengan menerapkan
nilai-nilai dasar profesi ASN yaitu nilai akuntabilitas, nasionalisme, etika publik,
komitmen mutu dan anti korupsi yang dikenal dengan sebutan ANEKA, dalam
kegiatan sesuai dengan Sasaran Kerja Pegawai (SKP) dan tugas tambahan yang
diberikan oleh atasan. Karena keterbatasan waktu maka aktualisasi nilai-nilai dasar
ASN dilakukan sebanyak 7 (tujuh) kegiatan, antara lain:
1. Mengolah Data Sertifikasi Pustakawan
2. Membuat Indeks
3. Membuat tulisan ilmiah populer di bidang kepustakawanan yang
tidak dipublikasikan
4. Persiapan Penyusunan Data Tim Penilai Pustakawan Se-Indonesia
tahun 2015
5. Shelving dokumen peserta Bimtek Sertifikasi

3


6. Membuat Abstrak Indikatif Artikel Ilmiah
7. Membuat Anotasi Buku

4

BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI

2.1. Deskripsi Organisasi
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) atau Perpustakaan
Nasional Republik Indonesia (PNRI) adalah Perpustakaan Nasional yang berada di
Jakarta, Indonesia. Perpustakaan ini memiliki tugas menyimpan data-data dan
informasi negara. Perpustakaan Nasional juga merupakan salah satu Lembaga
Pemerintah Non Departemen (LPND) yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Presiden.
Berdasarkan UU No. 43/2007 tentang Perpustakaan, perpustakaan
didefinisikan sebagai institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau
karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi
kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi dan rekreasi para

pemustaka (pengguna perpustakaan). Perpustakaan Nasional adalah Lembaga
Pemerintah Non Kementrian (LPNK) yang melaksanakan tugas pemerintahan
dalam bidang perpustakaan yang berfungsi sebagai Perpustakaan Pembina,
Perpustakaan Rujukan, Perpustakaan Deposit, Perpustakaan Peneliti, Perpustakaan
Pelestarian dan Pusat Jejaring Perpustakaan serta berkedudukan di ibu kota
Negara.
Tugas Perpustakaan Nasional RI yaitu: melaksanakan tugas pemerintahan
dibidang perpustakaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
yaitu:

5

1. Menetapkan

kebijakan

nasional,

kebijakan


umum,

kebijakan

teknis

pengelolaan perpustakaan.
2. Melaksanakan pembinaan, pengembangan, evaluasi dan koordinasi terhadap
pengelolaan berbagai jenis perpustakaan
3. Membina kerjasama dalam pengelolaan berbagai jenis perpustakaan
4. Megembangkan standar nasional perpustakaan.
Dalam melaksanakan tugasnya Perpustakaan Nasional RI juga mempunyai
fungsi yaitu:
1. Mengkaji dan menyusun kebijakan nasional dibidang perpustakaan
2. Mengkoordinasikan

kegiatan

fungsional


dalam

pelaksanaan

tugas

Perpustakaan Nasional RI
3. Melancarkan dan membina terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang
perpustakaan
4. Menyelenggarakan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang
perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tata laksana, kepegawaian,
keuangan, kearsipan, persandian, perlengkapan dan rumah tangga
2.1.1 Visi dan Misi Perpustakaan Nasional RI
Mengacu pada Visi dan Misi Pemerintah Kabinet Kerja tahun 2015-2019,
serta sembilan agenda prioritas atau NAWA CITA, maka visi dan Misi
Perpustakaan Nasional adalah sebagai berikut:
Visi: “Terwujudnya Indonesia Cerdas melalui Gemar Membaca dengan
Memberdayakan Perpustakaan”
Dengan Tagline: “INDONESIA GEMAR MEMBACA 2019”
Misi:


6

Dalam upaya pencapaian terhadap visi Perpustakaan Nasional, maka misi
yang akan dicapai dalam kurun waktu 2015-2019 adalah sebagai berikut:
1. Mewujudkan koleksi nasional yang lengkap dan mutakhir
2. Mengembangkan diversivikasi layanan perpustakaan berbasis teknologi
informasi dan komunikasi (TIK)
3. Mengembangkan perpustakaan yang menjangkau masyarakat luas
4. Mewujudkan tenaga perpustakaan yang kompeten dan professional
5. Menggalakkan sosialisasi / promosi /pemasyarakatan gemar membaca
6. Mengembangkan infrastruktur Perpustakaan Nasional yang modern
2.1.2 Sasaran Strategis Perpustakaan Nasional RI
Adapun sasaran strategis dari Perpustakaan Nasional yaitu:
1. Peningkatan kegemaran membaca
2. Pengembangan semua jenis perpustakaan
3. Pengembangan kualitas dan diversifikasi layanan perpustakaan
4. Peningkatan kualitas SDM perpustakaan
5. Peningkatan koleksi nasional dan pelestarian koleksi warisan dokumenter
budaya bangsa Indonesia

6. Peningkatan sarana dan prasarana Perpustakaan Nasional yang modern
2.1.3 Nilai-Nilai Perpustakaan Nasional RI
Sebagai landasan berfikir, bersikap, bertindak, dan pengambilan keputusan
dalam upaya pencapaian visi dan misi yang ditetapkan, Perpustakaan Nasional
menganut nilai-nilai “profesional, akuntabilitas, sinergi, transparan, dan
integritas (PASTI)”
1. Profesional
Profesional yaitu bekerja maksimal dan bertanggung jawab sesuai
dengan kompetensinya dengan menjunjung tinggi kode etik profesi dengan

7

terus berusaha mengembangkan potensi diri sehingga mampu mengambil
keputusan baik secara mandiri maupun dalam tim.
2. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah pemanfaatansumber daya perpustakaan yang
dapat dipertanggungjawabkan dan tidak bertentangan dengan perundangundangan yang berlaku.
3. Sinergi
Sinergi adalah komitmen untuk membangun perpustakaan dengan
bekerja sama dengan semua pemangku kepentingan dengan bekerja sama

dengan semua pemangku kepentingan dalam upaya mewujudkan visi dan misi
yang ditetapkan.
4. Transparan
Transparan adalah bersikap terbuka terhadap kinerja yang dihasilkan
5. Integritas
Integritas adalah berkarya dan berbakti untuk organisasidengan jujur,
disiplin, penuh tanggung jawab dan dedikasi, menjunjung tinggi nilai-nilai
etika dan norma sosial, kesesuaian antara perkataan dan perbuatan,
megedepankan kepentingan publik dan organisasi di atas kepentingan pribadi
ataupun golongan, dan menjunjung tinggi amanah.
2.1.4Struktur Organisasi Perpustakaan Nasional RI
Adapun struktur organisasi di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
dapat dilihat dari bagan 2.1

8

Bagan 1 Struktur Organisasi Perpustakaan

9

2.1.5Struktur Organisasi Bidang Akreditasi Pustakawan

Bagan 2 Struktur Organisasi Bidang Akreditasi Pustakawan

2.1.6Sasaran Kegiatan Bidang Akreditasi Pustakawan
Sesuai dengan arah kebijakan dan strategi pembangunan di bidang
perpustakaan tahun 2015-2019, salah satu program dan kegiatan yang dilakukan
Perpustakaan Nasional adalah Program Pengembangan Perpustakaan dimana salah
satu kegiatannya adalah Pengembangan Pustakawan. Kegiatan dari Pengembangan
Pustakawan ini antara lain melalui pengkajian, penyusunan pedoman dan standar
kompetensi pustakawan, pemberian sertifikasi pustakawan dan tim penilai,
pengembangan dan pemasyarakatan jabatan fungsional pustakawan, koordinasi
pengembangan jabatan fungsional pustakawan.
Berdasarkan Keputusan Kepala Perpusnas RI No 3 tahun 2001 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional Republik Indonesia tugas dari
Bidang Akreditasi Pustakawan adalah melaksanakan penyusunan pedoman teknis,
pelaksanaan

pengembangan jabatan Fungsional Pustakawan, penyetaraan,

10

penilaian angka kredit dan pemberian rekomendasi pengangkatan tim penilai
jabatan fungsional pustakawan.
Dan untuk melaksanakan tugas tersebut, Bidang Akreditasi Pustakawan
menyelenggarakan fungsi:
a. Penyusunan pedoman teknis pelaksanaan pengembangan jabatan fungsional
pustakawan
b. Pelaksanaan penyetaraan tenaga fungsional
c. Pemberian rekomendasi, akreditasi dan pengangkatan tim penilai jabatan
fungsional pustakawan.
2.2. Nilai-Nilai Dasar Profesi ASN
2.1.1

Akuntabilitas
Akuntabilitas

berasal

dari

bahasa

Latin:

accomptare

(mempertanggungjawabkan) bentuk kata dasar computare (memperhitungkan)
yang juga berasal dari kata putare (mengadakan perhitungan).
Akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus
dicapai. Akuntabilitas berasal dari istilah dalam bahasa Inggris accountability
yang berarti pertanggunganjawab atau keadaan untuk dipertanggungjawabkan
atau keadaan untuk diminta pertanggunganjawaban. Akuntabilitas merupakan
prinsip dasar bagi organisasi yang berlaku pada setiap level/unit organisasi
sebagai suatu kewajiban jabatan dalam memberikan pertanggungjawaban
laporan kegiatan kepada atasannya (LANRI, 2014: 11).
Akuntabilitas mengacu pada harapan implisit atau eksplisit bahwa
keputusan atau tindakan seseorang akan di evaluasi oleh pihak lain dann hasil
evaluasinya dapat berubahreward atau punishment. Akuntabilitas yang
dilakukan oleh PNS akan teruji ketika PNS dapat tersebut mengalami
permasalahan dalam transparansi dan akses informasi, penyalahgunaan dalam

11

transparansi dan akses informasi, penyalahgunaan kewenangan, penggunaan
sumber daya milik negara dan konflik kepentingan. Seorang PNS dapat
dikatakan PNS yang akuntable apabila mampu mengatasi masalah-masalah
tersebut. Dalam artian mampu mengambil pilihan yang tepat ketika terjadi
konflik kepentingan, tidak terlibat dalam politik praktis, melayani warga
secara adil dan konsisten dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
Akuntabilitas memiliki 5 tingkatan yang berbeda yaitu akuntabilitas
personal,

akuntabilitas

individu,

akuntabilitas

kelompok,

akuntabilitas

organisasi, dan akuntabilitas stakeholder.
1) Akuntabilitas personal mengacu pada nilai-nilai yang ada pada diri seseorang
seperti kejujuran, integritas, moral dan etika.
2) Akuntabilitas Individu mengacu pada hubungan antara individu dan lingkungan
kerjanya, yaitu antara PNS dengan instansinya sebagai pemberi kewenangan.
3) Akuntabilitas Kelompok menempatkan pembagian kewenangan dan semangat
kerjasama yang tinggi antar berbagai kelompok dalam sebuah institusi
memainkan peranan penting dalam tercapainya kinerja organisasi yang
diharapkan.
4) Akuntabilitas Organisasi mengacu pada hasil pelaporan kinerja yang telah
dicapai, baik pelaporan yang dilakukan individu terhadap organisasi maupun
kinerja organisasi kepada stakeholder lainnya.
5) Akuntabilitas Stakeholder merupakan tanggungjawab organisasi pemerintah
untuk mewujudkan pelayanan dan kinerja yang adil, responsif dan bermartabat.
Adapun nilai-nilai akuntabilitas yang dapat diterapkan peserta dalam
penerapan yang dapat diaktualisasikan yaitu:
a. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan
b. Akuntabilitas berorientasi pada hasil
c. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan

12

d. Akuntabilitas memerlukan konsekuensi
e. Akuntabilitas memperbaiki kinerja
f. Transparansi
g. Akuntabilitas Hukum
h. Akuntabilitas kejujuran
i. Netralitas
j. Non diskriminatif
k. Bertanggungjawab terhadap asset negara
l. Bertanggung jawab terhadap data dan informasi
2.1.2

Nasionalisme
Makna nasionalisme secara politis merupakan manifestasi kesadaran
nasional yang mengandung cita-cita dan pendorong bagi suatu bangsa, baik
untuk merebut kemerdekaan atau mngenyahkan penjajahan maupun sebagai
pendorong untuk membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa
dan negaranya.
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang meninggikan
bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana
mestinya.
Nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham kecintaan
manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada
nilai-nilai Pancasila.
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN bahkan
tidak

sekedar

wawasan

saja

tetapi

kemampuan

mengaktualisasikan

nasionalisme dalam menjalankan fungsi dan tugasnya merupakan hal yang
lebih penting. Diharapkan dengan nasionalisme yang kuat maka orientasi
berpikir mementingkan kepentingan publik, bangsa dan negara. Pegawai ASN

13

akan berpikir tidak lagi sektoral dengan mental blocknya, tetapi akan
senantiasa mementingkan kepentingan yang lebih besar yakni bangsa dan
negara.
Adapun nilai-nilai dasar dari nasionalisme, antara lain:
1) Cinta tanah air
Perasaan yang kuat akan rasa memiliki tanah dan seluruh tumpah darah
Indonesia.
2) Tidak diskriminatif
Setiap perilaku untuk tidak membatasi, tidak melecehkan. Atau tidak
mengucilkan orang lain berdasarkan pada perbedaan manusia atas dasar
agama, suku, ras, etnik, kelompok, gologan, status sosial, status ekonomi,
jenis kelamin.
3) Cermat dan disiplin
Cermat berarti serius dan teliti dalam pelaksanaan tugas jabatan. Disiplin
berarti taat dan patuh terhadap tata tertib atau peraturan yang berlaku.
4) Gotong royong
Contohnya yaitu kerjasama, saling membantu untuk kepentingan umum
dan bekerja giat dalam kelompok kerja.
5) Demokratis
Suatu kondisi dimana individu memiliki kebebasan untuk mengutarakan
kehendak dan pendapat serta menghormati adanya perbedaan pendapat.
6) Rela berkorban
Sikap yang mencerminkan adanya kesediaan memberikan sesuaut yang
dimiliki untuk orang lain atau suatu kelompok kerja walaupun akan
menimbulkan kehilangan atau penderitaan terhadap diri sendiri.
7) Kerja keras

14

Mengerjakan kegiatan secara bersungguh-sungguh tanpa mengenal lelah
atau berhenti sebelum target kerja tercapai dan selalu mengutamakan atau
memperhatikan kepuasan hasil pada setiap kegiatan yang dilakukan.
8) Taat hukum
Suatu keinginan dari setiap warga Negara untuk tunduk dan patuh terhadap
semua produk peraturan.
9) Kompetensi
Pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap dasar yang direfleksikan dalam
kebiasaan berpikir dan bertindak yang bersifat dinamis, berkembang, dan
dapat diraih setiap waktu.
10)

Perilaku loyal terhadap hukum

Sikap patuh dan taat terhadap hukum/aturan yang berlaku.
11)

Kepatuhan terhadap etika profesi

Sikap patuh terhadap norma yang ditetapkan oleh kelompok profesi yang
mengarahkan kepada anggotanya bagaimana harus berbuat, sekaligus
menjamin mutu moral profesi itu di mata masyarakat.
12)

Loyalitas

Kesetiaan pada sesuatu dengan rasa cinta, sehingga dengan rasa loyalitas
yang tinggi seseorang merasa tidak perlu untuk mendapatkan imbalan
dalam melakukan sesuatu untuk orang lain/perusahaan.
2.1.3

Etika Publik
Weihrich dan Koonts (2005:46) mendefinisikan etika sebagai “the
dicipline dealing with what is good and bad and with moral duty and
obligation”. Secara lebih spesifik Collins Cobuild (1990:480 mendefinisikan
etika sebagai ”an ideea or moral belief that influences the behaviour, attitudes

15

and philosophy of life of a group of people”. Oleh karena itu, konsep etika
sering digunakan sinonim dengan moral. Ricocur (1990) mendefinisikan etika
sebagai tujuan hidup yang baik bersama dan untuk orang lain didalam institusi
yang adil. Dengan demikian etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik
atau buruk, benar atau salah yang harus dilakukan atau bagaimana melakukan
yang baik atau benar, sedangkan moral mengacu pada kewajiban untuk
melakukan yang baik atau apa yang seharusnya dilakukan. Dalam kaitannya
dengan pelayanan publik etika publik adalah refleksi tentang standar/norma
yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan
untuk

mengarahkan

kebijakan

publik

dalam

rangka

menjalankan

tangggungjawab pelayan publik.
Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dala suatu
kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditunjukkan pada hal-hal prinsip
dalam bentuk ketentuan – ketentuan tertulis. Adapun Kode Etik Profesi
dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/etikasuatu kelompok khusus dalam
masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat
dipegang teguh oleh sekelompok profesional tertentu.
Ada 3 fokusutama dalam pelayanan publik, yakni:
a. Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan
b. Sisi dimensi reflektif, Etika Publik berfungsi sebagai bantuan dalam
menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat evaluasi.
c. Modalita Etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan
faktual.
Pada prinsipnya ada 3 (tiga) dimensi etika publik:
a. Dimensi Kualitas Pelayanan Publik
Etika publik mengarahkan analisa politik sosial budaya (polsosbud)
dalam perspektif

pencarian sistematik bentuk pelayanan publik

16

dengan memperhitungan interaksi antara nilai-nilai masyarakat dan
nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh lembaga-lembaga publik.
b. Dimensi Modalitas
Pemerintah bersih adalah syarat kemajuan suatu bangsa. Pemerintah
korup menyebabkan kemiskinan, sumber diskriminasi, rentan kinflik
dan penyalahgunaan kekuasaan. Korupsi disebabkan lemahnya
integritas pejabat publik, kurangnya partisipasi dan lemahnya
pengawasan. Membangun integritas publik pejabat dan politisi harus
disertai perbaikan sistem akuntabilitas dan transparansi yang didukung
modalitas etika publik, yaitu bagaimana bisa bertindak baik atau
berperilaku sesuai standar etika? Caranya bagaimana etika bisa
berfungsi

atau

bekerja?

Struktur

seperti

apa

yang

mampu

mengorganisir tindakan agar sesuai dengan etika? Infrastruktur
semacam apa yang dibutuhkan agar etika publik berfungsi? Unsurunsur modalitas dalam etika publik yakni Akuntabilitas, transparansi
dan netralisasi.
Nilai-nilai dasar etika publik antara lain :
1) Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
2) Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia 1945.
3) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
4) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
5) Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
6) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
7) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
8) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah.

17

9) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
10) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
11) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
12) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
13) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
14) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.
2.1.4

Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah tindakan untuk menghargai efektivitas,
efisiensi, inovasi dan kinerja yang berorientasi mutu dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan publik. “Commitment to quality means that you
take pride in work and strive for excellence to achieve the best possible
results” (University of Victoria: 2010
Komitmen mutu juga dapat diartikan sebagai rasa keterikatan untuk
selalu meningkatkan kepandaian, kecakapan dan mutu pekerjaan dari seorang
PNS agar dapat mendorong kinerja yang berkualitas.Sangat penting bagi PNS
untuk

berkomitmen

terhadap

mutu

dalam

memberikan

pelayanan

publik.Pelayanan publik yang bermutu merupakan wujud akuntabilitas dari
pemerintah selaku penyedia layanan publik. Pelayanan publik yang bermutu
akan

menciptakan

kepercayaan

publik

kepada

pemerintah.

Untuk

meningkatkan kinerja PNS yang berkomitmen pada mutu, beberapa hal perlu
dilakukan di antaranya perubahan pola pikir (mindset) PNS, pergeseran
budaya kerja, dan perbaikan tata kelola pemerintahan (good corporate
governance).
Adapun nilai-nilai dasar komitmen mutu antara lain:

18

1) Mengedepankan komitmen terhadap kepuasan customers/clients;
2) Memberikan layanan yang menyentuh hati, untuk menjaga dan memelihara
agar customers/clients tetap setia;
3) Menghasilkan produk/jasa yang berkualitas tinggi, tanpa cacat, tanpa kesalahan,
dan tidak ada pemborosan;
4) Beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, baik berkaitan dengan pergeseran
tuntutan kebutuhan customers/clients maupun perkembangan teknologi;
5) Menggunakan pendekatan ilmiah dan inovatif dalam pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan;
6) Melakukan upaya perbaikan secara berkelanjutan melalui berbagai cara, antara
lain: pendidikan, pelatihan, pengembangan ide kreatif, kolaborasi, dan
benchmark.
2.1.5

Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu corruptio yang artinya
kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Selaras dengan kata asalnya, korupsi
sering dikatakan sebagai kejahatan luar biasa, salah satu alasannya adalah
karena dampaknya yang luar biasa, salah satu alasannya adalah karena
dampaknya yang luar biasa menyebabkan kerusakan baik dalam ruang
lingkup, pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih luas.
Kerusakan tersebut tidak hanya terjadi dalam kurun waktu yang pendek,
namun dapat berdampak secara jangka panjang.
Berikut adalah 7 jenis korupsi yakni:
a. Korupsi Transaktif adalah Korupsi yang menunjukkan adanya
kesepatan timbal balik balik antara pemberi dan penerima, demi
keuntungan bersama. Kedua belah pihak sama-sama aktif menjalankan
perbuatan tersebut.

19

b. Korupsi Ekstroaktif adalah Korupsi yang menyertakan bentuk-bentuk
moral (tekanan) tertentu dimana pihak pemberi dipaksa untuk
menyuap guna mencegah kerugian yang mengancam diri, kepentingan,
orang-orangnya , atau hal-hal yang dihargai.
c. Korupsi Investif adalah korupsi yang melibatkan suatu penawaran
barang atau jsa tanpa adanya pertalian langsung dengan keuntungan
bagi pemberi. Keuntungan diharapkan akan diperoleh dimasa yang
akan datang.
d. Korupsi Nepotistik adalah Korupsi berupa pemberian perlakuan
khusus kepada teman atau yang mempunyai kedekatan hubungan
dalam rangka menduduki jabatan publik yakni perlakuan pengutamaan
dalam segala bentuk yang bertantangan dengan norma atau peraturan
yang berlaku.
e. Korupsi Autogenik adalah Korupsi yang dilakukan individu karena
mempunyai kesempatan untuk mendapat keuntungan dari pengetahuan
dan pemahamannya atas sesuatu yang hanya diketahui sendiri.
f. Korupsi Suportif adalah Korupsi yang mengacu pada pendapatan
suasana yang kondusif untuk melindungi atau mempertahankan
keberadaan tindak korupsi yang lain.
g. Korupsi Defensif adalah Korupsi yang terpaksa dilakukan dalam
rangka mempertahankan diri dari pemerasan.
Nilai-nilai dasar anti korupsi antara lain:
1) Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi penegakan
integritas diri seseorang. Tanpa adanya kejujuran mustahil seseorang bisa
menjadi pribadi yang berintegritas. Seseorang dituntut untuk bisa berkata jujur
dan transparan serta tidak berdusta baik terhadap diri sendiri maupun orang

20

lain. Kejujuran juga akan terbawa dalam bekerja sehingga dapat membentengi
diri terhadap godaan untuk berbuat curang.
Nilai kejujuran di dalam sekolah dapat diwujudkan dalam bentuk tidak
melakukan kecurangan akademik. Misalnya tidak mencontek, tidak melakukan
plagiarisme, dan tidak memalsukan nilai.

2) Peduli
Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang memiliki sifat kasih
sayang. Individu yang memiliki jiwa sosial tinggi akan memperhatikan
lingkungan sekelilingnya di mana masih terdapat banyak orang yang tidak
mampu, menderita, dan membutuhkan uluran tangan. Pribadi dengan jiwa
sosial tidak akan tergoda untuk memperkaya diri sendiri dengan cara yang tidak
benar tetapi ia malah berupaya untuk menyisihkan sebagian penghasilannya
untuk membantu sesama.
Nilai kepedulian dapat diwujudkan dalam bentuk antara lain berusaha ikut
memantau jalannya proses pembelajaran, memantau sistem pengelolaan sumber
daya di sekolah, memantau kondisi infrastruktur lingkungan sekolah. Nilai
kepedulian juga dapat diwujudkan dalam bentuk mengindahkan seluruh
peraturan dan ketentuan yang berlaku di dalam sekolah dan di luar sekolah.
3) Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang menjadi tidak
bergantung terlalu banyak pada orang lain. Mentalitas kemandirian yang
dimiliki seseorang memungkinkannya untuk mengoptimalkan daya pikirnya
guna bekerja secara efektif. Jejaring sosial yang dimiliki pribadi yang mandiri
dimanfaatkan untuk menunjang pekerjaannya tetapi tidak untuk mengalihkan

21

tugasnya. Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihakpihak yang tidak bertanggungjawab demi mencapai keuntungan sesaat.
Nilai kemandirian dapat diwujudkan antara lain dalam bentuk mengerjakan soal
ujian secara mandiri dan mengerjakan tugas-tugas akademik secara mandiri.
4) Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan konsistensi
untuk terus mengembangkan potensi diri membuat seseorang akan selalu
mampu memberdayakan dirinya dalam menjalani tugasnya. Kepatuhan pada
prinsip kebaikan dan kebenaran menjadi pegangan utama dalam bekerja.
Seseorang yang mempunyai pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan tidak
akan terjerumus dalam kemalasan yang mendambakan kekayaan dengan cara
yang mudah.
Nilai kedisiplinan dapat diwujudkan antara lain dalam bentuk kemampuan
mengatur waktu dengan baik, kepatuhan pada seluruh peraturan dan ketentuan
yang berlaku di sekolah, mengerjakan segala sesuatunya tepat waktu, dan fokus
pada pelajaran.
5) Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari bahwa
keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan perbuatan baik demi
kemaslahatan sesama manusia. Segala tindak tanduk dan kegiatan yang
dilakukannya akan dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada Tuhan Yang
Maha Esa, masyarakat, negara, dan bangsanya. Dengan kesadaran seperti ini
maka seseorang tidak akan tergelincir dalam perbuatan tercela dan nista.
Penerapan nilai tanggung jawab antara lain dapat diwujudkan dalam bentuk
belajar sungguh-sungguh, mengerjakan tugas akademik dengan baik, menjaga
amanah dan kepercayaan yang diberikan.
6) Kerja Keras

22

Perbedaan nyata akan jelas terlihat antara seseorang yang mempunyai etos kerja
dengan yang tidak memilikinya. Individu beretos kerja akan selalu berupaya
meningkatkan kualitas hasil kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik
yang sebesar-besarnya. Ia mencurahkan daya pikir dan kemampuannya untuk
melaksanakan tugas dan berkarya dengan sebaikbaiknya. Ia tidak akan mau
memperoleh sesuatu tanpa mengeluarkan keringat.
Kerja keras dapat diwujudkan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari.
Misalnya dalam melakukan sesuatu menghargai proses bukan hasil semata,
tidak melakukan jalan pintas, belajar dan mengerjakan tugas-tugas akademik
dengan sungguh-sungguh.
7) Sederhana
Pribadi

yang

berintegritas

tinggi

adalah

seseorang

yang

menyadari

kebutuhannya dan berupaya memenuhi kebutuhannya dengan semestinya tanpa
berlebih-lebihan. Ia tidak tergoda untuk hidup dalam gelimang kemewahan.
Kekayaan utama yang menjadi modal kehidupannya adalah ilmu pengetahuan.
Ia sadar bahwa mengejar harta tidak akan pernah ada habisnya karena hawa
nafsu keserakahan akan selalu memacu untuk mencari harta sebanyakbanyaknya.
Nilai kesederhanaan dapat diterapkan oleh siswa dalam kehidupan seharihari,
baik di sekolah maupun di luar sekolah. Misalnya hidup sesuai dengan
kemampuan, hidup sesuai dengan kebutuhan, tidak suka pamer kekayaan, dan
lain sebagainya.
8) Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian untuk
menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan. Ia tidak akan mentolerir
adanya penyimpangan dan berani menyatakan penyangkalan secara tegas. Ia
juga berani berdiri sendirian dalam kebenaran walaupun semua kolega dan

23

teman-teman sejawatnya melakukan perbuatan yang menyimpang dari hal yang
semestinya. Ia tidak takut dimusuhi dan tidak memiliki teman kalau ternyata
mereka mengajak kepada hal-hal yang menyimpang.
Nilai keberanian dapat dikembangkan oleh siswa dalam kehidupan di sekolah
dan di luar sekolah. Antara lain dapat diwujudkan dalam bentuk berani
mengatakan dan membela kebenaran, berani mengakui kesalahan, berani
bertanggung jawab, dan lain sebagainya.

9) Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang dia terima
sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut untuk mendapatkan lebih
dari apa yang ia sudah upayakan. Bila ia seorang pimpinan maka ia akan
memberi kompensasi yang adil kepada bawahannya sesuai dengan kinerjanya.
Ia juga ingin mewujudkan keadilan dan kemakmuran bagi masyarakat dan
bangsanya.
Nilai keadilan dapat dikembangkan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari,
baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah. Antara lain dapat diwujudkan
dalam bentuk selalu memberikan pujian tulus pada kawan yang berprestasi,
memberikan saran perbaikan dan semangat pada kawan yang tidak berprestasi,
tidak memilih kawan berdasarkan latar belakang sosial, dan lain-lain.
2.3. Rancangan Kegiatan
Berikut merupakan rencana aktualisasi dari penerapan nilai-nilai dasar ANEKA
yang dituangkan dalam 7 (tujuh) bentuk kegiatan. Pelaksanaan kegiatan aktualisasi
dimulai pada tanggal 28 Oktober sampai dengan 17November2015 di Bidang

24

Akreditasi Pustakawan, Pusat Pengembangan Pustakawan, Perpustakaan Nasional
Republik Indonesia. Ketujuh kegiatan tersebut meliputi :
1. Mengolah Data Sertifikasi Pustakawan
Tahapan-tahapan dari kegiatan ini adalah:
1.

Terima tugas dari pimpinan

2.

Menerima/mengumpulkan data

3.

Merekap data yg masuk

4.

Mengelompokkan data dalam bentuk excel berdasarkan nama asesor

5.

Menganalisis data

6.

Menyajikan Data

7.

Mempresentasikan data kepada pimpinan

Adapun hasil atau output yang diperoleh dari kegiatan ini yaitu data dalam
bentuk excel(dilampirkan dalam bentuk data screenshot).
Pemaknaan nilai-nilai ANEKA dalam kegiatan Mengolah data sertifikasi
pustakawan antara lain:
 Akuntabilitas
Bertanggungjawab: Saya akan mengentri data sebagaimana yang
telah diinstruksikan oleh pimpinan sesuai dengan prosedur yang telah
ditentukan
 Nasionalisme
Kepatuhan terhadap etika profesi: Ketika melakukan pengolahan
data sertifikasi saya akan menjunjung tinggi etika profesi saya
sebagai seorang pustakawan dimana saya harus dapat menjaga
kerahasiaan data.
 Etika Publik
Cepat : Dalam melakukan tahapan penyusunan, perekapan data,
hingga menganalisis data laporan sertifikasi saya memberikan

25

pelayanan kepada publik (dalam hal ini publik dalam lingkup intern)
dengan segera tanpa membuang waktu.
 Komitmen Mutu
Keandalan: Ketika melakukan tugas ini saya akan mengerjakan
dengan penuh integritas sehingga hasil yang diperoleh menjadi
valid sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pimpinan.
 Anti Korupsi
Kejujuran : Dalam melakukan pengelompokkan dan analisis data
saya akan menjamin bahwa data yang saya analisis benar dan tidak
menyajikan laporan fiktif.
Perpustakaan dapat menunjukkan kualitas mutu pustakawannya
dengan memiliki pustakawan yang kompeten melalui uji kompetensi
sertifikasi. Dengan membuat laporan data sertifikasi bimbingan teknis,
Bidang Akreditasi Pustakawan dapat mengetahui berapa jumlah
pustakawan di Indonesia yang kompeten dan belum kompeten sesuai
dengan klaster yang ada. Data ini juga dapat digunakan untuk melihat
kinerja asesor di tiap klaster per tahunnya.
Dedikasi, tanggung jawab, keandalan dan kejujuran yang saya
akan lakukan dalam mengolah data sertifikasi ini dapat berdampak pada
kemajuan organisasi saya. Dan disini dapat terlihat juga nilai-nilai
organisasi Perpustakaan Nasional RI yaitu nilai Professional dan
Akuntabilitas.
2. Membuat Indeks Koran Langka
Tahapan-tahapan dari kegiatan ini adalah:
1. Menerima tugas dari Layanan Koleksi Umum
2. Melaporkan kepada pimpinan tentang koran berjilid untuk dikerjakan

26

3. Memilih berita mana yang akan dipilih untuk diindeks sesuai dengan
tajuk subyek yang dipilh
4. Melakukan pencatata indeks sesuai dengan subjek yang telah ditentukan
5. Mengembalikan koran berjilid yang telah selesai ke bagian Layanan
KoleksiUmum
6. Memberikan laporan hasil kumpulan indeks ke bagian Layanan
Adapun hasil atau output yang diperoleh dari kegiatan ini yaitu
laporan kumpulan indeks dalam bentuk Ms. Word.
Pemaknaan nilai-nilai ANEKA dalam kegiatan membuat indeks koran
langka antara lain:
 Akuntabilitas
Transparansi: Saya akan menyajikan laporan yang jelas sehingga
dapat dimanfaatkan siapapun dan juga mudah diakses oleh siapa saja.
 Nasionalisme
Kerja Keras: Dalam proses pembuatan indeks koran langka, saya
mengerjakan dengan sepenuh hati melalui proses penyiangan berita
secara selektif untuk dicatat dan dimasukkan ke dalam indeks
sehingga pembaca dapat dengan mudah melihat berita yang dicari
demi kelangsungan sejarah bangsa Indonesia.
 Etika Publik
Cermat: Kegiatan yang akan saya lakukan dilakukan dengan teliti
dan konsisten mulai dari pemilihan berita, pencatatan indeks, dan
pembuatan koran sehingga tidak ada kesalahan.
 Komitmen Mutu
Kepercayaan:Dengan melakukan pengindeksan koran langka milik
bidang Layanan Koleksi Umum, membuktikan bahwa saya
memiliki keahlian dan kompetensi di bidang pengindeksan.

27

 Anti Korupsi
Tanggung Jawab:Dalam mengerjakan pengindeksan judul koran,
saya mampu menjunjung tinggi kebenaran atas apa yang saya tulis,
saya juga mengerjakan waktu pengindeksan dengan tepat waktu
dan sesuai dengan target.
Dengan membuat daftar indeks, diharapkan memudahkan
pemustaka dalam proses pencarian informasi sekaligus mendukung
visi perpustakaan dalam bentuk pemberdayaan perpustakaan yang
user friendly.
Selain itu, kegiatan pembuatan indeks ini dapat meningkatkan
kompetensi berdasarkan kode etik profesi pustakawan dengan
menunjukkan hasil akhir

yang dapat dipertanggungjawabkan.

Sehingga terjadi penguatan nilai-nilai organisasi Perpustakaan
Nasional RI yaitu Professional dan Akuntabilitas.
3. Membuat tulisan ilmiah populer di bidang kepustakawanan yang
tidak dipublikasikan
Tahapan-tahapan kegiatan ini yaitu:
1. Melakukan pencarian artikel/jurnal melalui sumber e-resources
maupun majalah kepustakawanan di internet
2. Menganalisis isi dari bahan informasi yang telah dibaca sebagai
bagian dari referensi
3. Menuliskan hasil pemikiran dalam bentuk word
4. Hasil tulisan diserahkan ke pimpinan/mentor
Adapun hasil atau output yang diperoleh dari kegiatan ini yaitu
artikel ilmiah populer yang tidak dipublikasikan.

28

Pemaknaan nilai-nilai ANEKA dalam kegiatan Menulis artikel
ilmiah bertema kepustakawanan yang tidak dipublikasikan antara lain:
 Akuntabilitas
Hubungan Kerja: Saya akan menciptakan suasana lingkungan kerja
yang kondusif dengan adanya pertukaran informasi dan pengetahuan
di lingkungan kerja

 Nasionalisme
Kompetensi: Saya akan membuat artikel ilmiah populer di bidang
kepustakawanan dengan harapan akan dapat meningkatkan mutu dan
kualitas sebagai pustakawan Indonesia.
 Etika Publik
Profesionalisme: Sebagai seorang pustakawan saya akan membuat
tulisan berdasarkan keahlian yaitu tulisan bertema kepustakawanan
 Komitmen Mutu
Mutu : Saya akan menulis tulisan ilmiah ini secara informati dengan
menggunakan bahasa yang jelas agar memudahkan pembaca
memahami isi tulisan dari karya tulis tersebut.
 Anti Korupsi
Bebas Plagiarisme: Saya akan menjamin bahwa tulisan yang saya
buat bebas dari plagiarisme dengan mencantumkan daftar pustaka
dari tulisan yang saya buat.
Dengan dibuatnya artikel ini diharapkan dapat membangun
suasana kerja yang lebih kondusif dengan senantiasa memperbaharui
pengetahuan terkait kepustakawanan demi mewujudkan tenaga

29

perpustakaan yang kompeten dan professional sesuai dengan misi
Perpustakaan Nasional RI yaitu: “Mewujudkan tenaga perpustakaan
yang kompeten dan professional”
Hal ini juga selaras dan ikut memperkuat nilai-nilai organisasi
yang dimiliki Perpustakaan Nasional RI yaitu Professional dan
Integritas.

4. Persiapan Penyusunan Data Tim Penilai Pustakawan Se-Indonesia
tahun 2015
Tahapan-tahapan dari kegiatan ini yaitu:
1. Mendata jumlah instansi pemerintah yang memiliki perpustakaan
2. Mendata pustakawan yang tersebar di Indonesai melalui pangkalan data
pustakawan
3. Mereview direktori data tim penilai pustakawan yang sudah ada
4. Menggabungkan data tim penilai pustakawan
5. Membuat draft surat permohonan permintaan data tim penilai instansi
untuk disetujui pimpinan
6. Surat yang sudah disetujui dipersiapkan untuk dikirim melalui pos
Adapun hasil atau output yang diperoleh dari kegiatan ini yaitu
Surat yang ditujukan kepada Data Tim Penilai.
Pemaknaan nilai-nilai ANEKA dalam kegiatan persiapan
penyusunan data tim penilai pustakawan se-Indonesia tahun 2015 antara
lain:
 Akuntabilitas

30

Disiplin:Saya akan mempersiapkan surat dengan tepat waktu
sehingga dapat mempercepat pengolahan data tim penilai
pustakawan.
 Nasionalisme
Tidak Diskriminatif: Dalam melakukan tugas ini, saya tidak
melakukan sistem tebang pilih, dimana surat yang saya siapkan
ditujukan untuk para tim penilai yang tersebar di seluruh Indonesia
tanpa terkecuali.

 Etika Publik
Santun:Dalam membuat surat yang dikirimkan kepada para tim
penilai se-Indonesia saya akan membuat surat dengan bahasa yang
baik dan formal sesuai Kamus Besar Bahasa Indonesia.
 Komitmen Mutu
Komunikasi:Selama kegiatan ini berlangsung saya akan melakukan
kerjasama yang baik dengan pimpinan maupun rekan kerja yang lain
selama proses pengajuan draft surat hingga disetujui oleh atasan
sehingga hasil yang diminta dapat sesuai dengan harapan
 Anti Korupsi
Sederhana: Dalam penyusunan pembuatan draft surat hingga surat
selesai direvisi oleh atasan, saya akan menggunakan kertas bekas
pakai agar tidak terjadi pemborosan dalam pemanfaatan ATK
terutama kertas.
Sesuai dengan Misi Perpustakaan Nasional yaitu Mewujudkan
tenaga perpustakaan yang kompeten dan professional, kegiatan ini
diharapkan dapat memudahkan proses koordinasi antara Tim

31

Penilai Pusat dan Tim Penilai dari Instansi lain sehingga tercapai
komunikasi yang positif dan manfaat.
Dan dalam hal ini, kegiatan penyusunan data tim penilai
pustakawan se-Indonesia selaras dengan Nilai dasar instansi
Perpustakaan Nasional RI yaitu Sinergi, Professional dan
Transparan yaitu dalam penyelenggaraan penyusunan Data Tim
Penilai Pustakawan ini tidak bisa dilakukan dengan bekerja secara
individu akan tetapi dilakukan secara bersama-sama dengan rekan
satu tim di Bidang Akreditasi Pustakawan, dan dalam prosesnya
dikerjakan secara terbuka dengan penuh tanggung jawab dan
kecermatan.
5. Shelving dokumen peserta Bimtek Sertifikasi
Tahapan-tahapan dari kegiatan ini yaitu:
1. Dokumen yang telah berjajar di rak dikelompokkan berdasarkan
tahun
2. Dokumen baru yang selesai proses sertifikasi dimasukkan ke dalam
jajaran rak
3. Dokumen yang sudah disesuaikan menurut tahun di kelompokkan
berdasarkan klaster yang sama
4. Pemeriksaan kelengkapan dokumen dan pencabutan dokumen asli
untuk disimpan dalam bantex secara terpisah sesuai periode bimtek
5. Dokumen yang sudah sesuai diletakkan kembali ke dalam jajaran
rak.
Adapun hasil atau output yang diperoleh dari kegiatan ini yaitu
penjajaran dokumen peserta Bimtek Sertifikasi.

32

Pemaknaan nilai-nilai ANEKA dalam kegiatan shelving dokumen
peserta bimtek sertifikasi antara lain:
 Akuntabilitas
Kinerja: Saya akan menyusun dokumen peserta Bimtek sehingga
memudahkan

dan

mengefisiensikan

waktu

proses

pencarian

dokumen data peserta bimtek oleh tim sertifikasi.
 Nasionalisme
Cermat dan Disiplin: Saya akan memperhatikan jenis klaster
Bimtek dan tahun yang sesuai sehingga dapat menyusun dokumen
peserta bimtek dengan rapi tanpa ada dokumen yang terselip. Saya
juga akan meletakkan kembali dokumen ke tempat semula sesuai
dengan jajaran letak dokumen sebelumnya.
 Etika Publik
Akurat:Kegiatan shelving yang akan saya lakukan menunjukkan
akurasi dan ketepatan dari temu balik informasi yang dapat
digunakan sewaktu-waktu apabila diperlukan
 Komitmen Mutu
Kepercayaan:Dengan melakukan kegiatan shelving sesuai dengan
arahan atasan, berarti saya dipercaya dalam kegiatan penyusunan
dokumen peserta Bimtek untuk proses temu balik informasi.
 Anti Korupsi
Kemandirian: Saya akan melakukan kegiatanshelving dengan
keahlian yang memadai tentang sistematika penyusunan dokumen
dengan tidak mengandalkan orang lain agar dokumen tetap terjajar
dengan rapi.

33

Dengan

tersusunnya

dokumen

peserta

bimtek

dapat

mewujudkan koleksi nasional data pustakawan yang telah mengikuti
Bimbingan Teknis secara lengkap dan mutakhir sesuai dengan Misi
Perpustakaan Nasional yaitu “Mewujudkan koleksi nasional yang
lengkap dan mutakhir”
Dan dalam kegiatan ini, nilai dasar Perpustakaan Nasional RI
yang terlihat adalah Integritas dan Professional yaitu dalam kegiatan
shelving dokumen peserta Bimtek Sertifikasi nilai yang ditekankan
adalah amanah untuk menyebar luaskan informasi yang harus
disampaikan yang dikerjakan secara bertanggung jawab sesuai dengan
aturan yang telah ditetapkan

6. Membuat Abstrak Indikatif Artikel Ilmiah
Tahapan-tahapan dari kegiatan ini yaitu:
1. Mengumpulkan berbagai majalah kepustakawanan yang berisi artikel
kepustakawanan
2. Mengumpulkan isi abstrak yang terdapat di dalam artikel tersebut
3. Mencatat abstrak yang telah dipilih ke dalam bentuk word
Adapun hasil atau output yang diperoleh dari kegiatan ini yaitu
laporan kumpulan abstrak dalam bentuk Ms. Word.
Pemaknaan nilai-nilai ANEKA dalam kegiatan membuat abstrak
indikatif artikel ilmiah antara lain:
 Akuntabilitas

34

Tanggung Jawab:Saya akan menyadur abstrak sesuai dengan apa
yang telah dibuat oleh

penulis sehingga abstrak tersebut sesuai

dengan artikel aslinya.
 Nasionalisme
Cinta Tanah Air:Saya akan membuat abstrak indikatif artikel ilmiah
yang dapat membantu memudahkan pencarian sebuah artikel yang
bermanfaat bagi pengetahuan bangsa.
 Etika Publik
Transparansi: Saya akan membuat abstrak indikatif artikel ilmiah
denganjelas dan mudah dipahami agar dapat dimanfaatkanpara
pemustaka di Perpustakaan NasionalRI.
 Komitmen Mutu
Keamanan :Saya akan membuat abstrak indikatif artikel ilmiah
yang sesuai dengan abstrak yang telah dibuat penulis tanpa ada
tambahan opini pribadi.
 Anti Korupsi
Kemandirian: saya akan mengumpulkan abstrak indikatif artikel
ilmiah ini secara individu berdasarkan keahlian yang saya miliki
tanpa ada campur tangan dari pihak-pihak tertentu.
Dengan tersusunnya cantuman abstrak, dapat membantu
pemustaka

dalam

mencari

informasi

terkait

artikel/jurnal

kepustakawanan. Dan hal ini, kegiatan pembuatan abstrak selaras
dengan

terwujudnya

Misi

Perpustakaan

yaitu

mengembangkan

diversifikasi layanan perpustakaan berbasis teknologi informasi dan
komunikasi (TIK).

35

Dan nilai dasar instansi yang dipakai pada kegiatan ini adalah
Integritas dan Professional yaitu dalam membuat abstrak indikatif
artikel ilmiah yang di tekankan nilai amanah untuk menyebar luaskan
informasi yang harus disampaikan yang dikerjakan secara bertanggung
jawab sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan
7. Membuat Anotasi Buku
Tahapan-tahapan dari kegiatan ini yaitu:
1. Membaca cover depan dan belakang buku termasuk teks yang ada

dibelakangnya
2. Mengecek daftar istilah, peta atau informasi tambahan lainnya
sebagai acuan membaca
3. Membaca ulasan dan ringkasan buku
4. Mencatat informasi kunci dari buku tersebut
Adapun hasil atau output yang diperoleh dari kegiatan ini yaitu
laporan anotasi buku dalam bentuk Ms. Word.
Pemaknaan nilai-nilai ANEKA dalam kegiatan membuat anotasi
buku antara lain:
 Akuntabilitas
Bertanggungjawab:Saya akan membuat anotasi buku sesuai dengan
tahapan yang ada dan sepenuhnya mengikuti standar pembuatan
dari anotasi buku
 Nasionalisme
Cinta Tanah Air:Saya akan membuat anotasi buku yang dapat
membantu memudahkan pencarian sebuah buku yang bermanfaat
bagi pengetahuan bangsa.

36

 Etika Publik
Komunikasi:Dalam membuat anotasi buku, bahasa yang saya akan
menggunakan bahasa maupun kalimat yang mudah dimengerti,
dipahami dan juga merangkum semua isi informasi yang
diperlukan.
 Komitmen Mutu
Keandalan: Saya akan membuat anotasi buku sebagai bahan
referensi sekunder yang dapat dipercaya, akurat dan bermanfaat
bagi para pemustaka di Perpustakaan Nasional RI.
 Anti Korupsi
Kerja Keras: Saya akan membuat dengan anotasi buku dengan
sungguh-sungguh dengan memaksimalkan kompetensi yang saya
miliki sehingga tersusun anotasi buku yang realibel.
Sesuai dengan Misi Perpustakaan Nasional RI yaitu “Mewujudkan
koleksi nasional yang lengkap dan mutakhir”, pembuatan anotasi buku
dengan baik merupakan rangkaian pengembangan sumber daya sekunder
yang dilakukan oleh perpustakaan dalam memaksimalkan koleksi yang
dimiliki, diharapkan kegiatan ini dapat mempermudah para pemustaka
dalam mengakses informasi yang mereka butuhkan secara efektif.
Setelah membuat anotasi buku, mulai dari pemilihan buku, membaca
cover, melihat isi serta berbagai tahapan lainnya sampai ulasan dan
menjadi sebuah anotasi buku yang lengkap terkandung nilai-nilai
organisasi dari Perpustakaan Nasional RI antara lain nilai Professionalitas
dan Akuntabilitas dimana kegiatan ini dilakukan dengan penuh tanggung
jawab dan teliti sesuai dengan nilai organisasi yang Perpustakaan Nasional
miliki.

37

2.3. Jadwal Pelaksanaan
Jadwal pelaksanaan 7 (tujuh) kegiatan tertera pada tabel dibawah ini.
Berdasarkan pada tabel tersebut, kegiatan-kegiatan aktualisasi dilaksanakan dari
tanggal 28 Oktober 2015 – 17 November 2015.
No
.
1

2

3

7

3
0

November
3
1

1

2

3

4

5

6

7

8

9

1
0

1
1

1
2

1
3

1
4

1
5

1
6

1
7

Mengolah
data
pustakawan
Membuat
Indeks Koran
Langka
Membuat
tulisan ilmiah
populer di
bidang
kepustakawan
an yang tidak
dipublikasika
n
Persiapan
Penyusunan
Data Tim
Penilai
Pustakawan
Se-Indonesia
tahun 2015

AKHIR PEKAN

6

2
9

AKHIR PEKAN

5

2
8

AKHIR PEKAN

4

Oktober
Kegiatan

Shelving
dokumen
peserta
Bimtek
Sertifikasi
Membuat
Abstrak
Indikatif
Artikel Ilmiah
Membuat
Anotasi Buku
Tabel 1 Jadwal Aktualisasi Kegiatan

38

BAB III
PENUTUP

Dengan mengikuti Diklat Prajabatan Gol. III dengan materi Aktualisasi,

Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi atau yang biasa
disebut dengan ANEKA diharapkan para Aparatur Sipil Negara atau biasa disebut
dengan ASN dapat mengaplikasikan nilai-nilai dasar yang bermanfaat bagi diri dan
instansi agar terbentuk karakter ASN yang kuat, jujur, adil, disiplin dan professional.

39

Dengan membuat rancangan aktualisasi ini para peserta juga diharapkan mampu
mengembangkan nilai ANEKA dalam bentuk sikap, perilaku dan ketrampilanuntuk
membentuk citra diri sesuai dengan nilai-nilai budaya organisasi yang berlaku di tiap
instansinya,

Dalam

rancangan

ini

dikhususkan

pada

nilai-nilai

organisasi

Perpustakaan Nasional RI yaitu Professional, Akuntabilitas, Sinergi, dan Integritas
atau dikenal dengan istilah PASTI.

40