MAKALAH BAHASA INDONESIA KASUS PEMBUNUHA

MAKALAH BAHASA INDONESIA
“KASUS PEMBUNUHAN MIRNA”

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK III REGULER C (D.207)
Ali Makhmud
Ahmad Rifai Maulana
Imam Kurniawan
Livia Astanaria Juliana
Willy

UNIVERSITAS PAMULANG
FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
2018/2019

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih
atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca agar dalam pembuatan makalah selanjutnya kami bisa
lebih baik lagi.

Tangerang, 02 September 2018

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
Latar Belakang .................................................................................................................... 1
Rumusan Masalah ............................................................................................................... 1
Tujuan ................................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 2

A. Korban ........................................................................................................................ 2
B.

Kronologi .................................................................................................................... 2

C.

Hasil Laboratorium Forensik ...................................................................................... 4

D. Penyelidikan Kepolisian ............................................................................................. 4
E.

Tersangka .................................................................................................................... 5

F.

Kontroversi ................................................................................................................. 5

G. Persidangan ................................................................................................................. 6
BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 7

Kesimpulan ......................................................................................................................... 7
Saran ................................................................................................................................... 7
Daftar Pustaka ..................................................................................................................... 8

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia sejak manusia
masih dalam kandungan sampai akhir kematiannya. Di dalamnya tidak jarang menimbulkan
gesekan-gesekan antar individu dalam upaya pemenuhan HAM pada dirinya sendiri. Hal
inilah yang kemudian bisa memunculkan pelanggaran HAM seorang individu terhadap
individu lain, kelompok terhadap individu, ataupun sebaliknya.
Pada tanggal 6 Januari 2016, Wayan Mirna Salihin, 27 tahun, meninggal dunia setelah
meminum Kopi es vietnam di Olivier Café, Grand Indonesia[1]. Saat kejadian, Mirna
diketahui sedang berkumpul bersama kedua temannya, Hani dan Jessica Kumala Wongso.
Menurut hasil otopsi pihak kepolisian, ditemukan pendarahan pada lambung Mirna
dikarenakan adanya zat yang bersifat korosif masuk dan merusak mukosa lambung.
Belakangan diketahui, zat korosif tersebut berasal dari asam sianida. Sianida juga ditemukan
oleh Puslabfor Polri di sampel kopi yang diminum oleh Mirna. Berdasarkan hasil olah TKP
dan pemeriksaan saksi, polisi menetapkan Jessica Kumala Wongso sebagai tersangka. Jessica

dijerat dengan pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana.
Dari latar belakang tersebut di atas maka kami menyusun makalah yang berjudul
“Kasus Pembunuhan Wayan Mirna Sholihin”, untuk memberikan informasi tentang kejadian
kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin.
B.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang dapat kita ambil
adalah bagaimana alur cerita dari kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin terhadap
tersangka Jessica Kumala Wongso.

C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui cerita dari kasus
pembunuhan Wayan Mirna Salihin terhadap tersangka Jessica Kumala Wongso.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Korban
Wayan Mirna Salihin, 27 tahun, adalah anak dari seorang pengusaha. Ayahnya, Edi
Darmawan Salihin memiliki beberapa perusahaan, antara lain di bidang pengiriman dokumen

penting di Petojo, Jakarta Pusat, dan perusahaan yang bergerak di bidang garmen di
Cengkareng, Jakarta Barat. Mirna diketahui memegang salah satu perusahaan milik ayahnya
tersebut.
Mirna pernah bersekolah di Jubilee School di kawasan Sunter, Jakarta Utara. Ia
kemudian melanjutkan pendidikan di Billy Blue College of Design, dan Swinburne
University of Technology, keduanya berada di Australia. Setelah lulus, Mirna bekerja di
perusahaan yang bergerak di bidang desain, Misca Design dan Monette Gifts & Favors.
Pada bulan November 2015, Mirna menikah dengan Arief Soemarko di Bali,
Indonesia, setelah sebelumnya berpacaran selama 10 tahun. Mirna dan Arief diketahui mulai
berpacaran sejak berada di Australia. Saat itu, Mirna tinggal di Sydney, sedangkan Arief di
Melbourne. Mirna juga diketahui memiliki saudara kembar yang bernama Sendy Salihin.
B.

Kronologi
Terdapat beberapa kronologi berbeda dari kasus pembunuhan ini, dikarenakan
keterangan saksi yang sering berubah-ubah. Kronologi pertama adalah keterangan dari teman
berkumpul Mirna pada saat kejadian, Jessica, dan kronologi kedua diungkapkan oleh teman
Mirna lainnya yang juga berada di TKP, yaitu Hani, kepada pihak kepolisian.

1. Kronologi versi Jessica

Tiba di Grand Indonesia (pukul 14.00 WIB). Jessica janjian bertemu dengan tiga
temannya, Mirna, Hani, dan Vera, di Kafe Olivier pada pukul 17.00.
Pesan tempat. Begitu tiba, Jessica langsung memesan meja nomor 54. Kafe Olivier
merupakan pilihan Mirna.
Jalan-jalan. Jessica berkeliling mal dan membeli tiga bingkisan berisi sabun untuk oleholeh bagi ketiga temannya.
Kembali ke kafe (Sekitar pukul 16.00 WIB). Jessica memesan minuman setelah
bertanya dulu di grup perbicangan media sosial mereka.

Minuman datang. Minuman yang datang pertama adalah kopi es Vietnam pesanan
Mirna. Dua minuman lainnya, fashioned sazerac (Hani) dan cocktail (Jessica) datang
belakangan.
Sang teman tiba (pukul 16.40). Mirna dan Hani datang. Vera tak terlihat. Posisi duduk:
Mirna (tengah), Jessica (kiri), dan Hani (kanan)
Mirna meminum kopi Mirna merasa bau kopinya aneh dan meminta kedua temannya
ikut mencium. “Baunya aneh,” kata Jessica. Belakangan diketahui bahwa kopi yang diminum
oleh Mirna memiliki warna seperti kunyit.
Mirna meminta air putih. Jessica meminta air kepada pelayan. Ia ditanya balik pilihan
minumannya.
Mirna sekarat. Ketika ia kembali, tubuh Mirna sudah kaku, mulutnya mengeluarkan
busa, kejang-kejang, dengan mata setengah tertutup.

Panik. Jessica dan Hani panik sembari mengoyangkan tubuh Mirna. Mereka berteriak
memanggil pelayan kafe.
Dibawa ke klinik dan rumah sakit Mirna dibawa menggunakan kursi roda ke klinik,
kemudian dibawa dengan mobil suaminya, Arief Soemarko, ke Rumah Sakit Abdi Waluyo.
Dokter klinik mall Grand Indonesia, Joshua, mengatakan denyut nadi Wayan Mirna Salihin
sebelum wafat adalah 80 kali per menit. Sementara pernapasannya 16 kali per menit. Pada
saat dibawa ke klinik, Mirna diketahui pingsan. Selama lima menit Joshua mengaku hanya
melakukan pemeriksaan dan tidak menemukan masalah pada pernapasan dan denyut nadi.
Dirinya hanya memberi alat bantu pernapasan. Kemudian atas kemauan suami, Mirna
kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Abdi Waluyo.
2. Kronologi versi Hani kepada Polisi
Tiba di kafe (pukul 16.00 WIB) Jessica tiba di kafe.
Hani dan Mirna datang (pukul 16.40 WIB). Minuman sudah tersedia. Menurut Hani,
setelah meminum es kopi, Mirna mengatakan “It's awful, it's bad”. “Minumannya ada apaapanya kali,” kata Hani.
Mirna sekarat Mirna merasa kepanasan dan mulutnya berbusa sehingga dibawa ke
klinik. Mirna meninggal di Rumah Sakit Abdi Waluyo.

3. Kronologi versi Edi Darmawan Salihin (Ayah Mirna)
Wawancara yang dilakukan oleh Karni Ilyas dalam acara Indonesia Lawyers Club di
TvOne, Edi Darmawan Salihin[3] mengungkapkan beberapa fakta terkait kematian anaknya.

Fakta tersebut ia peroleh salah satunya setelah melihat rekaman CCTV yang berada di Olivier
Café. Ia menjelaskan, bahwa apa yang di ucapkan oleh Jessica Kumala Wongso di mediamedia itu bohong. Kebohongan tersebut antara lain mengenai air mineral yang diakui Jessica
dipesan olehnya, nyatanya tidak tercantum dalam tagihan pesanan. Lalu penempatan goody
bag yang diakui Jessica ditaruh di atas meja setelah minuman datang, menurut Edi, nyatanya
goodybag ditaruh sebelum minuman pesanan diantarkan oleh pelayan. Edi pun mengatakan,
hanya Jessica yang tidak menangis saat keluarga dan teman-teman Mirna berada di Rumah
Sakit Abdi Waluyo.
C. Hasil Laboratorium Forensik
Hasil otopsi yang dilakukan terhadap jenazah Mirna, ditemukan adanya pendarahan
pada lambung dikarenakan adanya zat yang bersifat korosif masuk dan merusak mukosa
lambung. Belakangan diketahui, zat korosif tersebut berasal dari Sianida.
Pusat Laboratorium Forensik Mabes Polri juga sudah mengeluarkan hasil
pemeriksaan sampel kopi yang diminum Wayan Mirna Salihin. Hasilnya, dari sampel kopi itu
ditemukan 15 gram racun sianida. Sebagai perbandingan, 90 miligram sianida bisa
menyebabkan kematian pada orang dengan berat badan 60 kilogram. Sekitar 90 miligram,
jika dalam bentuk cairan, dibutuhkan 3-4 tetes saja. Sedangkan 15 gram, sekitar satu sendok
teh.
D. Penyelidikan Kepolisian
Pada awal perkembangan kasus kematian Mirna, kepolisian sempat menemui jalan
buntu karena pihak keluarga Mirna tidak mengizinkan untuk dilakukan otopsi terhadap

jenazah Mirna. Namun, setelah dilakukan musyawarah dan dijelaskan oleh pihak kepolisian,
akhirnya pihak keluarga mengizinkan polisi untuk melakukan otopsi. Dari hasil otopsi
tersebut diketahui bahwa terdapat pendarahan di lambung Mirna.
Berdasarkan penemuan tersebut, polisi berkeyakinan bahwa kematian Mirna tidak
wajar. Polisi kemudian melakukan prarekonstruksi di Olivier Café pada tanggal 11 Januari
2016 dengan menghadirkan dua orang teman Mirna yakni Hani dan Jessica. Polisi juga
meminta keterangan dari pegawai Olivier Café.

Polisi pun mengembangkan penyelidikan dengan memanggil beberapa saksi termasuk
pihak keluarga Mirna yang diwakili oleh ayahnya, juga dua orang teman Mirna yakni Hani
dan Jessica. Jessica sendiri diperiksa oleh pihak kepolisian sebanyak 5 kali. Jessica tidak
hanya dimintai keterangan, namun polisi juga menggeledah rumahnya pada tanggal 10
Januari 2016. Polisi diketahui mencari celana yang dipakai oleh Jessica pada saat kejadian.
Namun hingga kini, celana tersebut belum ditemukan.
Tidak hanya memeriksa para saksi, polisi pun meminta keterangan dari para ahli
diantaranya ahli IT, hipnoterapi, psikolog, dan psikiater untuk menguatkan bukti dugaan
terhadap pelaku.
Kepolisian RI juga meminta bantuan kepada Kepolisian Federal Australia untuk
mendalami latar belakang Jessica selama berada di Australia.
E.


Tersangka
Setelah hampir satu bulan sejak kematian Wayan Mirna Salihin, polisi akhirnya
mengumumkan pelaku pembunuhan berencana ini. Jessica Kumala Wongso ditetapkan
sebagai tersangka pada tanggal 29 Januari 2016 pukul 23:00 WIB. Jessica yang diketahui
sebagai teman Mirna yang juga memesankan minuman, ditangkap keesokan harinya di Hotel
Neo Mangga Dua Square, Jakarta Utara, pada tanggal 30 Januari 2016 pukul 07:45 WIB.
Setelah menjalani pemeriksaan selama 13 jam sebagai tersangka, Jessica pun ditahan oleh
pihak kepolisian.

F.

Kontroversi
Banyak kontroversi yang beredar terkait pembunuhan berencana yang mengakibatkan
Wayan Mirna Salihin meninggal karena diracun saat meminum kopi es ala Vietnam. Salah
satu kontroversi yang paling diperdebatkan adalah tidak terdapat rekaman yang secara otentik
menunjukkan bahwa Jessica benar-benar menuangkan sianida ke dalam es kopi yang
diminum Jessica. Sepanjang rekaman Jessica mengunjungi Kafe Olivier hingga kedatangan
Mirna, tidak terdapat rekaman yang eksplisit bahwa Jessica menuangkan sianida ke dalam es
kopi, namun terdapat beberapa menit rekaman di mana Jessica menaruh tas belanja di

samping kopi yang diminum Jessica sedemikian rupa sehingga es kopi tersebut tertutup dan
tidak dapat ditangkap oleh kamera CCTV.
Beberapa kontorversi lainnya yang muncul :

1. Beredar kutipan pembicaraan WhatsApp antara Jessica, Mirna, Hani, dan seorang temannya
bernama Vera tertanggal 1 Januari 2016. Dalam kutipan pembicaraan tersebut, Jessica sempat
bertanya perihal dokter umum yang melakukan praktik di Grand Indonesia.
2. Netizen dihebohkan dengan beredarnya foto dua orang wanita yang diduga sebagai Jessica
dan Mirna berada di sebuah kamar. Sebelumnya juga beredar kabar bahwa Jessica merupakan
penyuka sesama jenis atau lesbian. Jessica membantah hal tersebut.
3. Ayah Mirna, Edi Darmawan Salihin menjelaskan bahwa dirinya sempat membaca pesanpesan di aplikasi WhatsApp di ponsel milik anaknya sesaat setelah anaknya meninggal. Edi
menyebutkan, bahwa ada salah satu percakapan antara Jessica dan Mirna yang menyebutkan
bahwa Jessica menginginkan untuk dicium oleh Mirna.
G. Persidangan
Setelah melewati beberapa kali persidangan, Jessica Kumala Wongso pada akhirnya
dituntut 20 tahun penjara atas tindak pidana pembunuhan yang diatur dalam Pasal 340
KUHP. Dalam tuntutannya, jaksa menyebutkan bahwas Jessica diyakini terbukti bersalah
meracuni Mirna dengan menaruh racun sianida dengan kadar 5 gram. Jessica disebut
menutupi aksinya dengan cara meletakkan 3 kantong kertas di meja nomor 54.
Pada 27 Oktober 2016, Jessica Kumala Wongso dijatuhi vonis pidana penjara selama
20 tahun.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pembunuhan berencana merupakan salah satu perbuatan yang diancam dengan pidana
mati, selain itu juga ancaman hukumannya adalah pidana penjara seumur hidup atau selama
waktu tertentu, paling lama dua puluh tahun. Ancaman pidana bagi pelaku pembunuhan
berencana yaitu hukuman mati atau penjara seumur hidup atau penjara sementara selamalamanya dua puluh tahun.
B.

SARAN
Hukum di Indonesia harus lebih di tegakkan lagi agar permasalahan kasus-kasus
hukum pidana di indonesia bisa diatur lebih baik lagi dan yang melanggar hukum harus diberi
hukuman yang setimpal sesuai dengan Undang-undang yang telah di tetapkan.

DAFTAR PUSTAKA
http://fajaronline.com/2016/10/28/ini-lima-resume-sehingga-hakim-mantap-vonis-jessica-20-tahun/,
diakses pada tanggal 02 September 2018
http://fokus.news.viva.co.id/news/read/827961-jessica-dan-kontroversi-misteri-kematian-mirna,
diakses pada tanggal 02 September 2018
http://m.harianindo.com/tag/jessica-kumala-wongso/, diakses pada tanggal 02 September 2018
http://metro.sindonews.com/topic/8117/kopi-maut, diakses pada tanggal 02 September 2018
http://news.liputan6.com/read/2607772/hakim-minta-ahli-kubu-jessica-jujur-soal-kasuspembunuhan-di-as, diakses pada tanggal 02 September 2018
http://news.okezone.com/read/2016/07/13/338/1437339/kronologi-kematian-mirna-berdasarkanrekaman-cctv, diakses pada tanggal 02 September 2018
http://style.tribunnews.com/2016/10/27/kontroversi-vonis-jessica-wongso-hingga-komentar-jusufkalla, diakses pada tanggal 02 September 2018
http://www.antaranews.com/tag/85/misteri-kematian-mirna, diakses pada tanggal 02 September
2018
http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2016/10/161005_indonesia_tuntutan_jessica,
diakses pada tanggal 02 September 2018
http://www.cnnindonesia.com/nasional/20160608161807-12-136716/jaksa-tuntut-jessica-denganpasal-pembunuhan-berencana/, diakses pada tanggal 02 September 2018