DEFINISI MUTU MENURUT PARA AHLI 1

DEFINISI MUTU MENURUT PARA AHLI
1.
Nomi Preffer dan Anna Coote bahwa mutu adalah konsep yang licin (
a slipperyconcept)
2.
Edward Sallis, kualitas adalah sesuatu yang tarik menarik antara sebagai konsep yangabsolut dan relatif.
3.
Hence, “The quality of a
product or service is the fitness of that product or service for
meeting its intended used as required by the customer.”
“Kualitas dari suatu produk atau jasa adalah kelayakan atau kecocokan dari produk arau
jasa tersebut untuk memenuhi kegunaannya sehingga sesuai dengan yang diinginkan oleh
customer.”
4.
Lovelock mendefinisikan kualitas sebagai tingkat mutu yang diharapkan, danpengendalian keragaman dalam
mencapai mutu tersebut untuk memenuhi kebutuhankonsumen.
5.
Kotler ( 2007) Kualitas dapat juga didefinisikan sebagai keseluruhan ciri serta sifatbarang dan jasa yang
berpengaruh pada kemampuan memenuhi kebutuhan yangdinyatakan maupun yang tersirat.
6.
Cateora dan Graham (2007: 39),menurut mereka mutu (

quality
) dibedakan ke dalam duadimensi : kualitas dari perspektif pasar dan kualitas kinerja.
Keduanya merupakan konsep penting, namun pandangan konsumen atas kualitas produk lebih banyak
berhubungan dengan kualitas dari perspektif pasar dibandingkan dengankualitas hasil.
7.
Christina (2004), mutu secara umum dapat diartkan sebagai sesuatu yang berhubungandengan satu atau lebih
karakteristik yang diharapkan terdapat dalam barang atau jasatertentu.
8.
Edward dan Sallis (1993) definisi relative mengenai mutu tersebut mengandung duaaspek, yaitu
pertama
adalah menyesuaikan diri dengan spesifikasi,

kedua
memenuhikebutuhan pelanggan
9.
Schuler dan Harris, 1992: 21) mutu produk dapat disimpulkan sebagai kecocokanpenggunaan produk (
fitness for use)
, artinya produk dan layanan harus melakukan apayang dibutuhkan dan diinginkan oleh pelanggan

Pengendalian Mutu

Pengendalian mutu (Quality Control), atau QC untuk akronimnya, adalah suatu proses yang pada
intinya adalah menjadikan entitas sebagai peninjau kualitas dari semua faktor yang terlibat dalam
kegiatan produksi. Terdapat tiga aspek yang ditekankan pada pendekatan ini, yaitu:
1. Unsur-unsur seperti kontrol, manajemen pekerjaan, proses-proses yang terdefinisi dan telah
terkelola dengan baik, kriteria integritas dan kinerja, dan identifikasi catatan.
2. Kompetensi, seperti pengetahuan, keterampilan, pengalaman, dan kualifikasi.
3. Elemen lunak, seperti kepegawaian, integritas, kepercayaan, budaya organisasi, motivasi,
semangat tim, dan hubungan yang berkualitas.
Lingkup kontrol termasuk pada inspeksi produk, di mana setiap produk diperiksa secara visual,
dan biasanya pemeriksaan tersebut menggunakan mikroskop stereo untuk mendapatkan detail
halus sebelum produk tersebut dijual ke pasar eksternal. Seseorang yang bertugas untuk
mengawasi (inspektur) akan diberikan daftar dan deskripsi kecacatan-kecacatan dari produk
cacat yang tidak dapat diterima (tidak dapat dirilis), contohnya seperti keretak atau kecacatan
permukaan. Kualitas dari output akan beresiko mengalami kecacatan jika salah satu dari tiga
aspek tersebut tidak tercukupi.
Penekanan QC terletak pada pengujian produk untuk mendapatkan produk yang cacat. Dalam
pemilihan produk yang akan diuji, biasanya dilakukan pemilihan produk secara acak
(menggunakan teknik sampling). Setelah menguji produk yang cacat, hal tersebut akan
dilaporkan kepada manajemen pembuat keputusan apakah produk dapat dirilis atau ditolak. Hal
ini dilakukan guna menjamin kualitas dan merupakan upaya untuk meningkatkan dan

menstabilkan proses produksi (dan proses-proses lainnya yang terkait) untuk menghindari, atau
setidaknya meminimalkan, isu-isu yang mengarah kepada kecacatan-kecacatan di tempat
pertama, yaitu pabrik. Untuk pekerjaan borongan, terutama pekerjaan-pekerjaan yang diberikan
oleh instansi pemerintah, isu-isu pengendalian mutu adalah salah satu alasan utama yang
menyebabkan tidak diperbaharuinya kontrak kerja.
Gugus kendali mutu
== Delapan Langkah ==

Satu paket perbaikan kerja dilaksanakan dalam delapan langkah:
1. Menentukan tema]] perbaikan.
2. Analisis situasi]]/memeriksa fakta tema.
3. Mengenali sebab]] yang paling mungkin. Menyusun [[rencana
penanggulangan]]
4. Implementasi]] rencana penanggulangan.
5. Pemeriksaan hasil]] penanggulangan.
6. Tindakan perbaikan yang diakhiri dengan [[pembakuan proses]].
7. Penentuan perbaikan selanjutnya.

Catatan langkah 1. Yang diangkat menjadi [[tema]] adalah masalah di
tempat kerja, yaitu sesuatu yang menyimpang dari [[norma]] seharusnya,

misalnya ekses kelebihan (penumpukan), atau kekurangan yang dirasakan,
atau sesuatu ketegangan yang harusnya tidak ada. Tema yang dipilih adalah
yang dirasa penting dan mendukung tercapainya [[sasaran kerja]].

Catatan langkah 2. [[Pengumpulan data]] yang menyangkut tema. Bukan
hanya kira-kira, tetapi melalui benar-benar berasal dari fakta dalam rentang
waktu tertentu, seminggu atau sebulan atau setahun, menggunakan lembar
periksa. Data disusun dalam bagan kendali atau digolong-golongkan dalam
suatu [[stratifkasi]]. Dari situ dikenali masalah yang harus diperhatian.

Catatan langkah 3. Masalah yang ditemukan dalam langkah terdahulu
dianalisis dengan [[sumbang saran]] dan dipetakan menggunakan [[diagram
tulang ikan]], untuk melihat faktor-faktor yang terkait di dalamnya.

Catatan langkah 4. Rencananya terdiri dari: a. Rencana penanggulangan
sementara (darurat), yang dilengkapi dengan b. [[Tindakan pencegahan]]
agar masalah tidak terjadi lagi di kemudian hari.

Catatan langkah 5. Diawali dengan presentasi rencana kepada pihak
manajemen supaya diketahui dan mendapat dukungan. Pelaksanaan

dilakukan dengan konsisten, konkret dan konsekuen.

Catatan langkah 6. Setelah kurun waktu tertentu data hasil implementasi
penanggulangan dan pencegahan dibandingkan dengan data yang sudah
dikumpulkan dalam langkah 2. Apakah ada perkembangan perbaikan?

Catatan langkah 7. Jika ada sesuatu dari langkah penanggulangan yang
diketahui perlu disempurnakan, maka segera dilakukan perbaikan dalam
kurun waktu berikutnya. Setelah itu proses kerja dijadikan standar.

Catatan langkah 8. Berdasarkan langkah 2, masalah yang sudah
diketemukan dengan stratifkasi namun tidak dipilih sebagai tema dalam
paket yang lalu, kemudian dapat ditentukan sebagai program perbaikan
selanjutnya.

Paket perbaikan kerja selanjutnya menempuh kedelapan langkah di atas dari
langkah pertama hingga langkah kedelapan.
GKM adalah sekelompok kecil karyawan yang terdiri dar 3 – 8 orang dari unit kerja yang sama,
yang dengan sukarela secara berkala dan berkesinambungan mengadakan pertemuan untuk
melakukan kegiatan pengendalian mutu di tempat kerjanya dengan menggunakan alat kendali

mutu dan proses pemecahan masalah. GKM merupakan bagian integral dari PMT dalam suatu
organisasi.
Tujuan GKM ini adalah untuk mendayagunakan seluruh asset yang dimiliki perusahaan / instansi
terutama sumber daya manusianya secara lebih baik, guna meningkatkan mutu dalam arti luas.
Objek perbaikan (tema) GKM sangat luas meliputi bahan, proses, produk, lingkungan dan lainlain. Tema perbaikan / objek dapat berasal dari anggota gugus, fasilitator, ketua GKM atau
pimpinan perusahaan / organisasi.
Penerapan GKM secara konsisten pada perusahaan akan sangat bermanfaat bagi semua pihak,
antara lain :
 Perbaikan mutu dan peningkatan nilai tambah









Peningkatan produktivitas sekaligus penurunan biaya
Peningkatan kemampuan menyelesaikan pekerjaan sesuai target

Peningkatan moral kerja dengan mengubah tingkah laku
Peningkatan hubungan yang serasi antara atasan dan bawahan
Peningkatan ketrampilan dan keselamatan kerja
Peningkatan kepuasan kerja
Pengembangan tim (gugus kendali mutu)

4. Fishbone Diagram (tulang ikan) - mencari penyebab masalah dalam SGA

Didalam pembahasan SGA sebelumnya untuk tools langkah 2 mencaripenyebab masalah
memerlukan tools
Fishbone Analysis secara etimologi artinya Analisis Tulang Ikan. Definisi secara luas Fishbone
Analysis (sering juga disebut Fishbone Diagrams atau Cause Effect Diagram atau Ishikawa
Daigram) ialah alat yang digunakan untuk membantu organisasi memecahkan masalah dengan
melakukan analisis sebab dan akibat dari suatu keadaan dalam sebuah diagram yang terlihat
seperti sebuah tulang ikan (fishbone diagram). Pembuat alat analisis ini adalah Kaoru Ishikawa,
serorang ilmuwan dan innovator manajemen kualitas di Jepang, pada tahun 1990[3], sehingga
juga sering disebut Ishikawa Diagram.
Fishbone Analysis sering disebut juga Ishikawa Diagram
Selain definisi mengenai fishbone analysis diatas, fishbone analysis juga berarti:
 Dalam Metode yang dapat dipergunakan untuk menelusuri penyebab suatu permasalahan

terjadi.
 Melibatkan partisipasi semua orang.
 Dasarnya adalah prinsip bahwa pemikiran yang bersumber dari orang banyak lebih baik
dari satu orang.
 Dinamakan diagram tulang ikan karena bentuk dari diagram ini seperti tulang ikan,
dengan permasalahan sebagai kepalanya, dan penyebab-penyebab yang ada sebagai duridurinya.

Gambar 1 Diagram Dasar Analisis Fishbone
Fungsi Fishbone Analysis
Analisis fishbone dapat berfungsi sebagai:
1. Diagram tulang ikan membantu untuk mengidentifikasi akar penyebab masalah.
2. Memungkinkan juga untuk mengidentifikasi solusi yang dapat membantu menyelesaikan
lebih dari satu masalah.
3. Sementara melakukan analisis ini, Anda dapat membuat penemuan lebih lanjut yang juga
akan membantu Anda menghapus blok lainnya.
Fishbone Analisis berfungsi juga sebagai penelitian:
 Karena kemungkinan - kemungkian yang kita temukan sebagai penyebab terjadinya
permasalahan-permasalahan akan dituliskan di salah satu duri dari root.
 Dengan demikian fishbone ini tergantung dari penguasaan wawasan pengetahuan dan
teknologi yang dimiliki.

 Oleh karenanya sebaiknya diagram tulang ikan ini diletakkan pada lokasi yang mudah
terlihat bagi semua sehingga semua orang dapat berpartisipasi.
Kategorisasi:
Dalam analisis fishbone penyebab dari suatu permasalahan dapat dikategorisasi seperti sebagai
berikut:
gai berikut:
– Kategori






Man (Manusia)
Machine (mesin)
Methode Metode)
Material (material)
Environment (lingkungan)

– Kategori :








Tujuan
Kepemimpinan
Reward
Mekanisme pembantu
Sikap thd perubahan

– Kategori :
 Input (masukan)
 Proses
 Output Keluaran)
– Kategori :






Place (tempat)
Procedure (standar kerja)
People (orang)
Policy (kebijakan)

– Kategori :





Surrounding
Supplier
System
Skill

Penggunaan Fishbone Analysis
Berikut langkah-langkah penggunaan analisis fishbone:
1) Tentukan karakteristik masalah dan buatlah menjadi seperti "tulang punggung" ikan.
2) Tentukan penyebab utama dari masalah. Banyak orang menyarankan bahwa Anda harus
membagi penyebab ke dalam kategori: Staf, Mesin, Material, Metode dan Lingkungan (atau
Energi).
3) Tetapkan satu "tulang besar" - berasal dari tulang punggung ikan - ke setiap kategori.
4) Untuk setiap penyebab utama, pikirkan area yang memberikan kontribusi terhadap masalah
misalnya kurangnya pelatihan mungkin menjadi penyebab utama dalam kategori Staf. Tulislah di
horizontal garis - pada "tulang tengah" - yang berjalan keluar dari tulang besar.
5) Analisa dan tentukan penyebab sekunder dan tambahkan sebagai "tulang kecil" : Untuk setiap
penyebab, dapat dimulai dengan pertanyaan ‘mengapa hal ini terjadi?’ Jika ada alasan lain,
termasuk pada sebuah cabang dari garis horizontal dari penyebab tersebut: misalnya, mengapa
terdapat kurangnya pelatihan? Jawabannya mungkin kekurangan dana. Ini harus ditambahkan ke
diagram.

Gambar 2 Penyusunan Diagram Fishbone
Contoh Penggunaan Diagram Fishbone : Sebab dan akibat produktivitas masyarakat miskin
dalam pelayanan bingkisan cepat (parcel)[2]

Gambar 3 Contoh Fishbone Diagram sebab
dan akibat produktivitas masyarakat miskin
dalam pelayanan bingkisan cepat (parcel)
Analisis Hasil[1] :
 Capaian akhir adalah adanya kesepakatan atas sebab-sebab yang paling utama dan paling
mungkin terjadi;
 Tanyakan mengapa hal tsb adalah sebab yang paling mungkin terjadi;
 Jika sudah tidak dapat menjawab lagi, ma-ka itulah sebab pokok yang mungkin dapat
mengakibatkan permasalahan terjadi.
Singkatnya, standar ISO 9001 memastikan bahwa organisasi menawarkan
produk-produk berkualitas sekaligus mendorong dan bertindak atas umpan
balik pelanggan, pengguna akhir, dan badan pengatur.

Memahami Pengertian ISO 9001

Dalam hal bisnis, seringkali kita mendengar istilah ISO 9001. Mungkin, beberapa di antara Anda
ada yang masih belum memahami, apakah yang dimaksud dengan ISO 9001 itu. Untuk itu, kali
ini Sudut Bacaan akan membahas pengertian ISO 9001 dan peran pentingnya dalam dunia bisnis.
Namun sebelum itu, lebih baik kita pahami terlebih dahulu, arti dari istilah ISO itu sendiri.
ISO adalah singkatan dari International Standardization Organization. Sesuai dengan namanya,
ISO adalah suatu organisasi internasional yang berwewenang untuk menciptakan ketentuan
standar yang berlaku di seluruh dunia. Anggota ISO terdiri dari berbagai warga negara untuk
menjamin isi ketentuannya cukup adil. ISO berhak untuk membuat ketentuan standar dalam
bidang apapun.
Pada awalnya, ISO memiliki nama IOS (International Organization for Standardization) ketika
pertama kali diresmikan pada tahun 1947 di Swiss. Namun kemudian namanya dirubah menjadi
ISO karena kata “iso” dalam bahasa Yunani memiliki arti “sama” atau “setara”.
Sejak awal berdiri hingga saat ini, sudah banyak ketentuan standar yang dibuat oleh ISO. Salah
satunya adalah ISO 9001. Pengertian ISO 9001 adalah ketentuan standar yang diakui secara
internasional untuk sertifikasi Sistem Manajemen Mutu (SMM).
Sistem Manajemen Mutu adalah kemampuan suatu perusahaan atau penyedia jasa/produk dalam
menjaga kualitas mutu dari produk maupun jasa yang dijualnya. Jika suatu perusahaan sudah
memiliki sertifikasi ISO 9001, maka dapat dikatakan bahwa produk atau jasa yang ditawarkan
perusahaan tersebut sudah tentu memiliki mutu yang terjamin.
Manfaat dari ISO 9001 itu sendiri antara lain:
1. Menjamin kepuasan pelanggan terhadap produk/jasa yang dijual
2. Meningkatkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan
3. Menanamkan rasa bangga bagi karyawan sehingga memotivasi mereka untuk bekerja
lebih baik lagi
4. Mempermudah perusahaan untuk memperoleh bisnis dan mitra yang lebih baik dan lebih
banyak
5. Sebagai materi untuk menganalisa kemampuan suatu perusahaan
6. Meningkatkan manajemen pengendalian resiko sehingga perusahaan lebih stabil

7. Sistem perusahaan jadi semakin rapi dan terarah
ISO 9001 ditetapkan pada tahun 2008. Di dalamnya, terdapat beberapa elemen yang
diperhitungkan untuk mengukur manajemen mutu dari suatu perusahaan. Beberapa elemen
tersebut antara lain adalah:






Sistem Kepemimpinan (Leadership)
Sistem Pengambilan Keputusan
Proses dan prosedur dalam hal penanganan customer
Usaha perusahaan untuk meningkatkan mutu
Strategi penjualan, dan masih banyak lagi.

ISO 9001:2008 adalah suatu standar internasional untuk sistem manajemen
Mutu / kualitas. ISO 9001:2008 menetapkan persyaratan - persyaratan dan
rekomendasi untuk desain dan penilaian dari suatu sistem manajemen mutu.
ISO 9001:2008 bukan merupakan standar produk, karena tidak menyatakan
persyaratan - persyaratan yang harus dipenuhi oleh sebuah produk (barang
atau jasa). ISO 9001:2008 hanya merupakan standar sistem manajemen
kualitas. Namun, bagaimanapun juga diharapkan bahwa produk yang
dihasilkan dari suatu sistem manajemen kualitas internasional, akan
berkualitas baik (standar).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Quality Management Systems (ISO
9001:2008) adalah Merupakan prosedur terdokumentasi dan praktek praktek standar untuk manajemen sistem, yang bertujuan menjamin
kesesuaian dari suatu proses dan produk (barang atau jasa) terhadap
kebutuhan atau persyaratan tertentu, dimana kebutuhan atau persyaratan
tertentu tersebut ditentukan atau dispesifkasikan oleh pelanggan dan
organisasi.
Manfaat Penerapan ISO 9001:2008 adalah :









Meningkatkan Kepercayaan Pelanggan
Jaminan Kualitas Produk dan Proses
Meningkatkan Produktivitas perusahaan & “market gain”
Meningkatkan motivasi, moral & kinerja karyawan
Sebagai alat analisa kompetitor perusahaan
Meningkatkan hubungan saling menguntungkan dengan pemasok
Meningkatkan cost efciency & keamanan produk
Meningkatkan komunikasi internal

• Meningkatkan image positif perusahaan
• Sistem terdokumentasi
• Media untuk Pelatihan dan Pendidikan
ISO 14000
ISO 14000 adalah standar internasional tentang sistem manejemen lingkungan (Rothery, 1995)
yang sangat penting untuk di ketahui dan di laksanakan oleh seluruh sektor industri. Mengapa di
katakana sangat penting??? Itu sangat jelas sekali bahwa segala aktivitas di semua sektor industri
keci, besar akan berpemgaruh pada lingkungan yang akan sangat berpengaruh bagi makluk hidup
di sekitarnya, bukan hanya kita sebagai mausia, tetapi hewan dan tumbuhan akan juga
mendapatkan dampaknya. Untuk lebih jelasnya berikut adalah penjelasan tentang ISO 14000,
PENGERTIAN AMDAL DAN ISO 14000
Analisis mengenai dampak lingkungan adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu
usaha dan atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha atau kegiatan di Indonesia. Amdal dibuat
saat perencanaan suatu proyek yang diperkirakan akan berpengaruh terhadap lingkungan hidup
disekitarnya. Dasar hukum Amdal adalah Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang
“Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup”.
Dalam mengelola lingkungan maka dibutuhkan standar yang jelas, yaitu ISO 14000. Sistem ISO
14000 adalah standar sistem pengelolaan lingkungan yang dapat diterapkan pada bisnis apapun,
terlepas dari ukuran, lokasi, atau pendapatan. Tujuan dari sitem ini adalah untuk mengurangi
kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh bisnis dan untuk mengurangi polusi dan limbah
yang dihasilkan oleh bisnis.
6
Tabel 1-3
Perbedaan antara TQM dan Teknik Manajemen Modern Lainnya.
ASPEK TQM REENGINEERING RIGHTSIZING RESTRUCTURING AUTOMATIONAsumsi-asumsi
yangdipertanyakan
Kebutuhandan keinginanpelangganFundamental
Penentuanstaff HubunganpelaporanAplikasi/penerpanteknologi
Lingkup perubahan
Bottom-Up Radikal Penentuanstaff dantanggung jawab kerjaOrganisasi System
Orientasi
Proses Proses Fungsional Fungsional Prosedur
Sasaran perbaikan
Incremental Dramatis Incremental Incremental Incremental
Sumber :
Manajemen Riview,
June 1994 (dalam Sutojo, 1994. P. 10)
F.

Prinsip dan Unsur Pokok dalam TQM

Empat prinsip utama dalam TQM adalah sebagai berikut :1.
Kepuasan pelanggan : kebutuhan pelanggan diusahakan untuk dipuaskan dalamsegala aspek, termasuk
didalamnya harga, keamanan, dan ketepatan waktu. Olehkarena itu segala aktivitas perusahaan harus
dikoordinasikan untuk memuaskan parapelanggan. Kualitas yang dihasilkan suatu perusahaan sama dengan nilai
(value)yang diberikan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup para pelanggan. Semakintinggi nilai yang
diberikan maka semakin besar pula kepuasan pelanggan.2.
Respek terhadap setiap orang : setiap orang dalam organisasi diperlakukan denganbaik dan diberi
kesempatan untuk terlibat dan berpartisipasi dalam tim pengambilkeputusan.3.
Manajemen berdasarkan fakta : setiap keputusan selalu didasarkan pada data,bukan sekedar pada perasaan
(feeling)
. Ada dua konsep pokok berkaitan dengan halini :

Prioritas
(prioritization)
yakni suatu konsep bahwa perbaikan tidak dapatdilakukan pada semua aspek pada saat yang bersamaan,
mengingatketerbatasan sumber daya yang ada. Oleh karena itu dengan menggunakandata maka manajemen dan
tim dalam organisasi dapat memfokuskan usahanyapada situasi tertentu yang vital.

7

Variasi
(Variation)

atau Variabilitas kinerja manusia. Data statistic dapatmemberikan gambaran mengenai variabilitas yang
merupakan bagian yangwajar dari setiap system organisasi. Dengan demikian organisasi dapatmemprediksi
hasil dari setiap keputusan dan tindakan yang dilakukan.4.
Perbaikan berkesinambungan : melakukan proses secara sistematik dalammelaksanakan perbaikan
berkesinambungan. Konsep siklus PDCA
(Plant-Do-Check- Act),
yang terdiri dari langkah-langkah perencanaan, pelaksanaan rencana,pemeriksaan hasil pelaksanaan rencana, dan
tindakan korektif terhadap hasil yangdiperoleh.

Sepuluh unsur utama TQM (Goetsch dan Davis, 1994, pp 14-18) sebagai berikut :1.
Fokus pada Pelanggan.
Dalam TQM, pelanggan internal dan eksternal merupakan
Driver
. Pelanggan eksternal menentukan kualitas produk atau jasa yang disampaikan kepada mereka, sedangkan
pelanggan internal berperan besar dalammenentukan kualitas manusia, proses, dan lingkungan yang berhubungan
danganproduk atau jasa.
2.
Obsesi terhadap Kualitas.
Dalam organisasi yang menerapkan TQM, penentuakhir kualitas pelanggan internal dan eksternal. Dengan
kualitas yang ditetapkantersebyt, organisasi harus terobsesi untuk memenuhi atau melebihi apa yangditentukan
tersebut, maka berlaku prinsip
„ good enough is never good enough‟.
3.
Pendekatan Ilmiah
. Dalam penerapan TQM, terutama untuk mendesain pekerjaandan dalam proses pengambilan keputusan dan
pemecahan masalah yang berkaitandengan pekerjaan yang di desain tersebut. Data diperlukan dan dipergunakan
dalammenyusun patok duga
(benchmark),
memantau prestasi, dan melaksanakanperbaikan.
4.
Komitmen Jangka Panjang
. TQM suatu paradigm baru dalam melaksanakanbisnis, untuk itu dibutuhkan budaya perusahaan yang baru pula.
Oleh karena itukomitmen jangka panjang sangat penting guna mengadakan perubahan budayaagar penerapan
TQM berjalan dengan sukses.
5.
Kerja Sama Tim
(Teamwork)
,

kemitraan, dan hubungan dijalin dan dibina baik antar karyawan perusahaan maupun dengan pemasok lembagalembagapemerintah, dan masyarakat sekitarnya.
8
6.
Perbaikan Sistem Secara Berkesinambungan.
Setiap produk dan/atau jasadihasilkan dengan memanfaatkan proses-proses tertentu di dalam
suatusystem/lingkungan. Oleh karena itu system yang ada perlu diperbaiki secara terusmenerus agar kualitas yang
dihasilkannya dapat meningkat.
7.
Pendidikan dan Pelatihan,
Setiap orang dalam perusahaan dapat meningkatkanketerampilan teknis dan keahlian profesionalnya.
8.
Kebebasan yang Terkendali,
dalam hal ini karyawan melakukan standarisasiproses dan mereka pula yang berusaha mencari cara untuk
meyakinkan setiap orangbersedia mengikuti prosedur standar tersebut.
9.
Kesatuan Tujuan,
supaya TQM dapat diterapkan dengan baik maka perusahaanharus memiliki kesatuan Tujuan.
10.
Adanya Keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan,
usaha untuk melibatkankaryawan membawa dua manfaat utama :

Meningkatkan hasil Keputusan , rencana, atau perbaikan yang lebih efektif.

Meningkatkan “rasa memiliki” dan tanggung jawab atas keputusan dengan
melibatkan orang-orang yang harus melaksanakannya.
G.
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan kegagalan TQM.

Delegasi dan kepemimpinan yang tidak baik dari manajemen senior.


Team mania

Proses Penyebarluasan (deployment)

Menggunakan pendekatan yang terbatas dan dogmatis

Harapan yang terlalu berlebihan dan tidak realitis.

Empowerment yang bersifat prematur

Pengertian Manajemen Mutu (Quality Management)
Apakah

Pengertian

Manajemen

Mutu

(Quality

Management)?

Di era industrialisasi yang semakin ketat dan kompetitif seperti sekarang ini, menurut
Gaspersz
(2008:3)
setiap
pelaku
bisnis
yang
ingin
memenangkan
kompetisi/pertandingan dalam dunia industri akan memberikan perhatian penuh
terhadap mutu. Nasution (2005:21) menegaskan hanya perusahaan yang dapat
menghasilkan mutu barang atau jasa yang sesuai dengan tuntutan pelanggan dapat
memenangkan persaingan tersebut. Cara terbaik agar dapat bersaing dan unggul dalam
persaingan global menurut Tjiptono dan Diana (2003:10) yaitu dengan melakukan
upaya/usaha perbaikan yang berkesinambungan terhadap kemampuan manusia,
proses, serta lingkungan, melalui penerapan manajemen mutu. Berdasarkan hasil studi
mengenai keberhasilan perusahaan-perusahaan industri kelas dunia yang berhasil
mengembangkan konsep mutu dalam perusahaan, menurut Gaspersz (2008:4) lahirlah
apa yang disebut sebagai Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management, TQM).
Sedangkan Purnama (2006:51) mengemukakan TQM ( Management Mutu) ialah
sistem terstruktur dengan serangkaian alat, teknik, dan filosofi yang didesain untuk
menciptakan budaya perusahaan yang memiliki fokus terhadap konsumen, melibatkan
partisipasi aktif para pekerja, dan perbaikan kualitas yang berkesinambungan yang
menunjang tercapainya kepuasan konsumen secara total dan terus-menerus. Gaspersz
(2008:266) mengemukakan TQM ( Management Mutu) ialah pendekatan
manajemen sistematik yang berorientasi pada organisasi, pelanggan, dan pasar melalui
kombinasi antara pencarian fakta praktis dan penyelesaian masalah, guna menciptakan

peningkatan secara signifikan dalam kualitas, produktivitas, dan kinerja lain dari
perusahaan.