alpro 05 penyeleksian kondisi
Algoritma Pemrograman
Pertemuan Ke-5
Penyeleksian Kondisi
Rahmady Liyantanto
liyantanto88@yahoo.com
liyantanto.wordpress.com
S1 Teknik Informatika-Unijoyo
Sub Pokok Bahasan
Pendahuluan
Penyeleksian Satu Kasus
Penyeleksian Dua Kasus
Penyeleksian Tiga Kasus atau lebih (tersarang)
Struktur CASE
S1 Teknik Informatika-Unijoyo
Pendahuluan
Pada umumnya, suatu permasalahan yang kompleks
mengandung suatu penyeleksian kondisi atau dikatakan
permasalahan tersebut memiliki beberapa alternatif
pelaksanaan aksi
Dengan menyeleksi suatu kondisi, maka selanjutnya
dapat ditentukan tindakan apa yang harus dilakukan,
tergantung pada hasil kondisi yang diseleksi tersebut.
Jadi suatu aksi hanya dikerjakan apabila persyaratan atau
kondisi tertentu dipenuhi
S1 Teknik Informatika-Unijoyo
Penyeleksian Satu Kasus
Notasi algoritmik untuk analisis
penyeleksian satu kasus adalah dengan
menggunakan struktur IF-THEN:
Kondisi akan diseleksi oleh statemen if
q Bila
kondisi bernilai benar (true): aksi sesudah
kata then (dapat berupa satu atau lebih aksi)
akan diproses
q Bila
kondisi bernilai salah (false): tidak ada aksi
apapun yang akan dikerjakan.
Statemen endif adalah untuk mempertegas
bagian awal dan bagian akhir struktur IFTHEN.
S1 Teknik Informatika-Unijoyo
Contoh Penyeleksian Kondisi Satu Kasus [1]
Contoh: Algoritma menentukan
apakah sebuahbilangan bulat
merupakan bilangan genap.
S1 Teknik Informatika-Unijoyo
Contoh Penyeleksian Kondisi Satu Kasus [2]
S1 Teknik Informatika-Unijoyo
Penyeleksian Dua Kasus
Notasi algoritmik untuk analisis
penyeleksian dua kasus adalah
dengan menggunakan struktur IFTHEN-ELSE:
Dalam struktur IF-THEN-ELSE:
q
aksi1 akan dilaksanakan jika kondisi
bernilai benar (true)
q
jika kondisi bernilai salah (false)
maka aksi2 yang akan dilaksanakan
q
Statemen else menyatakan ingkaran
(negation) dari kondisi.
S1 Teknik Informatika-Unijoyo
Contoh Penyeleksian Kondisi Dua Kasus [1]
Contoh: Algoritma menentukan
bilangan maksimum (terbesar)
dari dua buah bilangan bulat.
S1 Teknik Informatika-Unijoyo
Contoh Penyeleksian Kondisi Dua Kasus [2]
S1 Teknik Informatika-Unijoyo
Penyeleksian Tiga Kasus/Lebih
(Tersarang)
Notasi algoritmik untuk analisis
penyeleksian tiga kasus atau lebih
(tersarang) menggunakan struktur
IF-THEN-ELSE, sebagaimana halnya
pada masalah dengan dua kasus
Tiga kasus:
S1 Teknik Informatika-Unijoyo
Penyeleksian
…(contd)
Empat kasus:
S1 Teknik Informatika-Unijoyo
Penyeleksian
…(contd)
Contoh: Algoritma
menentukan
indeks nilai ujian
mahasiswa:
S1 Teknik Informatika-Unijoyo
S1 Teknik Informatika-Unijoyo
Struktur CASE
Struktur CASE dapat digunakan untuk
menganalisis penyeleksian dua kasus atau lebih
dan bentuknya adalah lebih sederhana daripada
struktur IF-THEN-ELSE yang memiliki bentuk
bertingkat-tingkat
Kondisi1, kondisi2, ...kondisiN dapat bernilai
benar atau salah. Tiap kondisi diperiksa nilai
kebenarannya mulai dari kondisi pertama
sampai ditemukan kondisi yang benar:
q
Jika kondisi ke-k benar, maka aksi ke-k
dilaksanakan, selanjutnya keluar dari
struktur CASE
q
Aksi yang dipasangkan dengan kondisi ke-k
dapat lebih dari satu, karena itu ia berupa
runtunan
q
Jika tidak ada satupun kondisi yang benar,
maka aksi sesudah otherwise (optional)
dikerjakan. S1 Teknik Informatika-Unijoyo
Ekivalensi CASE dengan IF
IF--THENTHEN-ELSE
Struktur CASE
menggantikan analisis
kasus yang ekivalen
dengan struktur IFTHEN-ELSE berikut
ini:
S1 Teknik Informatika-Unijoyo
Contoh CASE
Contoh: Algoritma
menentukan nama
bulan berdasarkan
pada nomor
bulannya.
S1 Teknik Informatika-Unijoyo
S1 Teknik Informatika-Unijoyo
Keberadaan CASE
Tidak semua bahasa pemrograman menyediakan
struktur CASE (misalnya Bahasa Fortran).
Bahasa Pascal dan C menyediakan struktur ini.
Jika bahasa pemrograman tidak menyediakan
struktur CASE, maka struktur CASE dapat
diganti dengan struktur IF-THEN-ELSE yang
ekivalen
S1 Teknik Informatika-Unijoyo
Kesimpulan
Suatu permasalahan dapat dianalisa berdasarkan jumlah
kasus yang dimilikinya, sehingga nantinya dapat
ditentukan aksi apa yang akan dilakukan bila suatu kasus
dimasuki
Struktur penyeleksian adalah berupa struktur IF-THEN
(atau IF-THEN-ELSE) dan struktur CASE
S1 Teknik Informatika-Unijoyo
Daftar Pustaka
Jogiyanto HM [1989]. Turbo Pascal,Yogyakarta: Andi
Offset.
Noor Ifada [2005]. Diktat Matakuliah Algoritma
Pemrograman (Hibah Kompetisi A1), Bangkalan:
Jurusan Teknik Informatika, Universitas Trunojoyo.
Rinaldi Munir [2003]. Algoritma dan Pemrograman
dengan Pascal dan C edisi Kedua, Bandung:
Informatika.
S1 Teknik Informatika-Unijoyo
Pertemuan Ke-5
Penyeleksian Kondisi
Rahmady Liyantanto
liyantanto88@yahoo.com
liyantanto.wordpress.com
S1 Teknik Informatika-Unijoyo
Sub Pokok Bahasan
Pendahuluan
Penyeleksian Satu Kasus
Penyeleksian Dua Kasus
Penyeleksian Tiga Kasus atau lebih (tersarang)
Struktur CASE
S1 Teknik Informatika-Unijoyo
Pendahuluan
Pada umumnya, suatu permasalahan yang kompleks
mengandung suatu penyeleksian kondisi atau dikatakan
permasalahan tersebut memiliki beberapa alternatif
pelaksanaan aksi
Dengan menyeleksi suatu kondisi, maka selanjutnya
dapat ditentukan tindakan apa yang harus dilakukan,
tergantung pada hasil kondisi yang diseleksi tersebut.
Jadi suatu aksi hanya dikerjakan apabila persyaratan atau
kondisi tertentu dipenuhi
S1 Teknik Informatika-Unijoyo
Penyeleksian Satu Kasus
Notasi algoritmik untuk analisis
penyeleksian satu kasus adalah dengan
menggunakan struktur IF-THEN:
Kondisi akan diseleksi oleh statemen if
q Bila
kondisi bernilai benar (true): aksi sesudah
kata then (dapat berupa satu atau lebih aksi)
akan diproses
q Bila
kondisi bernilai salah (false): tidak ada aksi
apapun yang akan dikerjakan.
Statemen endif adalah untuk mempertegas
bagian awal dan bagian akhir struktur IFTHEN.
S1 Teknik Informatika-Unijoyo
Contoh Penyeleksian Kondisi Satu Kasus [1]
Contoh: Algoritma menentukan
apakah sebuahbilangan bulat
merupakan bilangan genap.
S1 Teknik Informatika-Unijoyo
Contoh Penyeleksian Kondisi Satu Kasus [2]
S1 Teknik Informatika-Unijoyo
Penyeleksian Dua Kasus
Notasi algoritmik untuk analisis
penyeleksian dua kasus adalah
dengan menggunakan struktur IFTHEN-ELSE:
Dalam struktur IF-THEN-ELSE:
q
aksi1 akan dilaksanakan jika kondisi
bernilai benar (true)
q
jika kondisi bernilai salah (false)
maka aksi2 yang akan dilaksanakan
q
Statemen else menyatakan ingkaran
(negation) dari kondisi.
S1 Teknik Informatika-Unijoyo
Contoh Penyeleksian Kondisi Dua Kasus [1]
Contoh: Algoritma menentukan
bilangan maksimum (terbesar)
dari dua buah bilangan bulat.
S1 Teknik Informatika-Unijoyo
Contoh Penyeleksian Kondisi Dua Kasus [2]
S1 Teknik Informatika-Unijoyo
Penyeleksian Tiga Kasus/Lebih
(Tersarang)
Notasi algoritmik untuk analisis
penyeleksian tiga kasus atau lebih
(tersarang) menggunakan struktur
IF-THEN-ELSE, sebagaimana halnya
pada masalah dengan dua kasus
Tiga kasus:
S1 Teknik Informatika-Unijoyo
Penyeleksian
…(contd)
Empat kasus:
S1 Teknik Informatika-Unijoyo
Penyeleksian
…(contd)
Contoh: Algoritma
menentukan
indeks nilai ujian
mahasiswa:
S1 Teknik Informatika-Unijoyo
S1 Teknik Informatika-Unijoyo
Struktur CASE
Struktur CASE dapat digunakan untuk
menganalisis penyeleksian dua kasus atau lebih
dan bentuknya adalah lebih sederhana daripada
struktur IF-THEN-ELSE yang memiliki bentuk
bertingkat-tingkat
Kondisi1, kondisi2, ...kondisiN dapat bernilai
benar atau salah. Tiap kondisi diperiksa nilai
kebenarannya mulai dari kondisi pertama
sampai ditemukan kondisi yang benar:
q
Jika kondisi ke-k benar, maka aksi ke-k
dilaksanakan, selanjutnya keluar dari
struktur CASE
q
Aksi yang dipasangkan dengan kondisi ke-k
dapat lebih dari satu, karena itu ia berupa
runtunan
q
Jika tidak ada satupun kondisi yang benar,
maka aksi sesudah otherwise (optional)
dikerjakan. S1 Teknik Informatika-Unijoyo
Ekivalensi CASE dengan IF
IF--THENTHEN-ELSE
Struktur CASE
menggantikan analisis
kasus yang ekivalen
dengan struktur IFTHEN-ELSE berikut
ini:
S1 Teknik Informatika-Unijoyo
Contoh CASE
Contoh: Algoritma
menentukan nama
bulan berdasarkan
pada nomor
bulannya.
S1 Teknik Informatika-Unijoyo
S1 Teknik Informatika-Unijoyo
Keberadaan CASE
Tidak semua bahasa pemrograman menyediakan
struktur CASE (misalnya Bahasa Fortran).
Bahasa Pascal dan C menyediakan struktur ini.
Jika bahasa pemrograman tidak menyediakan
struktur CASE, maka struktur CASE dapat
diganti dengan struktur IF-THEN-ELSE yang
ekivalen
S1 Teknik Informatika-Unijoyo
Kesimpulan
Suatu permasalahan dapat dianalisa berdasarkan jumlah
kasus yang dimilikinya, sehingga nantinya dapat
ditentukan aksi apa yang akan dilakukan bila suatu kasus
dimasuki
Struktur penyeleksian adalah berupa struktur IF-THEN
(atau IF-THEN-ELSE) dan struktur CASE
S1 Teknik Informatika-Unijoyo
Daftar Pustaka
Jogiyanto HM [1989]. Turbo Pascal,Yogyakarta: Andi
Offset.
Noor Ifada [2005]. Diktat Matakuliah Algoritma
Pemrograman (Hibah Kompetisi A1), Bangkalan:
Jurusan Teknik Informatika, Universitas Trunojoyo.
Rinaldi Munir [2003]. Algoritma dan Pemrograman
dengan Pascal dan C edisi Kedua, Bandung:
Informatika.
S1 Teknik Informatika-Unijoyo