Hubungan antara sikap siswa terhadap mata pelajaran IPS dengan hasil belajar IPS kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen

(1)

HUBUNGAN ANTARA SIKAP SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN IPS DENGAN HASIL BELAJAR IPS KELAS X SMK ATTAQWA 05

KEBALEN

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan

Disusun Oleh : Istiqomah NIM: 106015000703

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H / 2010


(2)

ABSTRAK

Istiqomah.NIM.106015000703. Jurusan IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Hubungan antara Sikap Siswa pada Mata Pelajaran IPS dengan Hasil Belajar IPS Kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara sikap siswa terhadap mata pelajaran IPS dengan hasil belajar IPS Kelas X SMK Attqwa 05 Kebalen. Responden dalam penelitian ini sebanyak 88 siswa dan siswi, sikap siswa pada mata pelajaran IPS merupakan kecenderungan untuk bertindak dengan perilaku terhadap suatu objek, sikap siswa terhadap pelajaran IPS dapat diketahui dengan caranya berinteraksi atau merespon terhadap pelajaran IPS dikelas, Reaksi sikap siswa baik itu positif maupun negative terhadap mata pelajaran IPS. Sedangkan hasil belajar IPS adalah hasil tes soal pada mata pelajaran IPS, Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai dengan teknik kuantitatif. Data sikap siswa pada mata pelajaran IPS diperoleh melalui kuesioner yang terdiri dari 30 item,dari hasil perhitungan yang didapat rxy prodact moment sebesar 0,980% maka Ho diterima, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara sikap siswa terhadap mata pelajaran IPS dengan hasil belajar IPS Kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen, Koefisien determinasi sebesar 96,04%, menunjukan bahwa sikap siswa pada mata pelajaran IPS sangat besar dalam mempengaruhi hasil belajar IPS. Kata kunci : Sikap Siswa pada Mata Pelajaran IPS. Hasil Belajar IPS


(3)

ABSTRACT

Istiqomah.NIM.106015000703.Deparetement of social science (IPS) Faculty Of Tarbiyah And Teacher Training. Relationships Between Attitude Of Students In Subjects With Learning Outcomes IPS IPS Class X SMK Attaqwa 05 Kebalen. This study aims to determine whether there is a significant relationship between students' attitudes towards the subject of social studies with the study of Vocational learning outcomes Class X SMK Attqwa 05 Kebalen.responden in the study of 88 male and female students, students in social studies subjects tendency to act with attitude towards the behavior objects, student attitudes toward social studies to find out how to interact with or respond to the lessons of social science in the classroom, students' positive reaction or negative attitude toward social science subjects. While IPS is the result of learning about the test results in social studies subjects, the methods used in this research is survey method with quantitative techniques. Data on student attitudes IPS subjects obtained through a questionnaire consisting of 30 items, from the calculation results obtained when Prodact rxy at 0.980%, then Ho is accepted, so it can be concluded that there is significant correlation between students' attitudes.


(4)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur dipersembahkan kehadirat illahi robbi yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua, sholawat serta salam senantiasa tercurah kepada baginda habibanal karim Muhammad SAW, Kepada keluarga dan sahabatnya, serta kepada seluruh umat islam baik muslimin dan muslimat.

Alhamdulillahirabbil alamin, senantiasa penulis persembahkan kepadanya karena dengan ridhonya penulis penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa dirinya hanyalah makhluk sosial yang tidak mungkin dapat hidup sendiri, begitu pula dengan proses pelaksanaan penyusunan skripsi ini, penulis membutuhkan bimbingan, bantuan, dukungan, perhatian dan doa dari berbagai pihak, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Sebagai ucapkan rasa hormat yang teramat sangat, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada. MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negri Syarifhidayatullah Jakarta.

2. Bapak Drs. H.Nurochim. MM, ketua jurusan Pendidkan IPS dan juga dosen pembimbing Akademik yang telah banyak memberikan masukan dan motivasi serta bimbingannya kepada penulis.

3. Bapak Abd.Rozak. MSi, dosen pembimbing skripsi, penulis ucapakan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada beliau, karena berkat bimbingan, dukungan dan kebaikan dari beliau penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tidak ada suatu apapun yanga dapat menggantikan jasa beliau,maka tidak henti-hentinya penulis ucapkan terima kasih.

4. Bapak Dr. Iwan Pourwanto. MPd, Dosen dan sekertaris jurusan pendidikan IPS yang sudah banyak memeberikan masukan dan motivasi kepada penulis. 5. Seluruh bapak ibu dosen jurusan pendidikan IPS yang ttelah banyak

memeberikan ilmunya dan membimbing penulis, sehingga dapat menyelesaikan study di Universitas Islam Negeri Syarifhidayatullah Jakarta.


(5)

6. Seluruh Citivis Akademik Universitas Islam Negeri Syarifhidayatullah Jakarta.

7. Bapak Ahmad Kosasi, SPd, dan bapak Matroji, SPd. Selaku kepala sekolah SMK Attaqwa 05 Kebalen.

8. Seluruh para pendidik SMK Attaqwa 05 Kebalen dan SMPI YAPKIN ANNUR Buni Bakti yang selalu member bimbingan kepada penulis.

9. Abeh dan Umi tercinta yang senantiasa memberikan kasih sayang serta dukungan baik moril maupun materil, juga tak henti-hentinya memanjatkan doa kepada allah SWT untuk penulis agar senantiasa mendapat ridhonya disetiap langkah perjuangan dalam menempuh perjalanan hidup yang berliku untuk mencapai kesuksesan dunia akhirat.

10. Kakanda Ruston Nawawi dan Irfan Dedi besrta istri tercinta, serta adik-adikku A.Dailami Firdaus dan Zezen Syukrilah dan ynag lainnya, selalu memotivasi dan menghibur penulis dikala penulis mengalami kejenuhan dalam membuat skripsi ini.

11. Kakanda Nasuha, Muzdalifah, Nurhikmah, Khoirunnisa, Syifa dan Syamsul Bahri, Serta Nenek Ku Tercinta.

12. Kakanda H.Husni Mubarok Ahbab. MA tercinta yang selalu setia, Percaya dan membimbing serta memotivasi penulis untuk tetap selalu semangat sampai akhirnya penulis menyelesaikan skripsi ini.

13. Sahabat-sahabat ku Erwita Fitri. S.Pd, Eki Pramuning Dita, S.Pd, Lailatul Badriyah, S.Pd, dan Yati Musnayati, S.Pd, yang selalu membantu,memotivasi dan menghibur penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

14. Sahabat sekampung Rifa Atul Mahmudah, Ahmad Fudholi Ridwan dan Yudi Syarif.

15. Keluarga besar FKMA ( Forum Komunikasi Mahasiswa Attaqwa )

16. Keluarga besar HIQMA (Himpunan Qori Qoriah Mahasiswa ) Universitas Islam Negri Syarifhidayatullah Jakarta.

17. Kawan-kawan seperjuangan pendidikan IPS angkatan 2006 yang telah banyak memberikan inspirasi kepada penulis


(6)

18. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, baik secara langsung maupun tidak langsung yang turut memberikan doa dan dukungan selama penulis menyusun skripsi ini.

Penulis persembahkan doa dan rasa syukur kepada allah SWT semoga jasa yang mereka berikan menjadi amal sholeh dan mendapatkan balasan jauh lebih baik darinya amin.

Akhirul kalam, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya atas segala kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini dan dengan kerendahan hati penulis menerima kritik dan saran yang konstruktif, besar harapan penulis, semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak, amin.

Jakarta, Desember 2010

Penulis


(7)

IDENTITAS :

Nama : Istiqomah Nim : 106015000703 Ttl : 03 Juli 1988 Agama : Islam

KAMUT :

Berpikir Tajam,Berpikir Cepat,Berpikir Terus Menerus,Berpikir

Intensip Dan Manfaatkan Kesempatan Ketika Orang Lain Tidak


(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR GAMBAR... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Perumusan Masalah ... 6

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

1. Tujuan penelitian... 6

2. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II LANDASAN TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGUJIAN HIPOTESIS A. Landasan Teoritis ... 8

1. Hakekat dan Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Sosil... 8

a. Hakekat dan Karakteristik IPS ... 8

b. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial... 17

c. Ruang lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial ... 20

d. Tujuan Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ... 21

2. Pembelajaran IPS ... 22

a. Pengertian Belajar ... 22

b. Pembelajaran IPS ... 25

3. Konsep Sikap ... 27

a. Pengertian Sikap... 27


(9)

c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan

Sikap... 33

d. Sikap Siswa Terhadap Pelajaran IPS ... 35

4. Hakikat Hasil Belajar IPS ... 36

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ... 41

b. Macam-macam Hasil Belajar... 44

B. Kerangka Berpikir... 47

C. Pengajuan Hipotesis ... 48

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 49

1. Tempat Penelitian... 49

2. Waktu Penelitian ... 50

B. Metode Penelitian ... 50

C. Variabel Penelitian ... 50

D. Populasi dan Sampel ... 51

E. Tehnik Pengumpulan Data...51

F. Instument Penelitian... 52

1. Definisi konseptual... 52

2. Definisi operasional ... 52

G. Uji Validitas dan Realibilitas ... 54

1. Uji Validitas ... 54

2. Reliabilitas ... 54

H. Teknik Analisa Data... 55

1. Analisis Data Real... 55

a. Uji Prasyarat Analisis Data ... 55

b. Uji Normalitas Data ... 55

2. Pengujian Hipotesis... 56

a. Uji Korelasi ... 56


(10)

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMK Attaqwa 05 Kebalen ... 59

1. Sejarah Yayasan SMK Attaqwa 05 Kebalen ... 59

2. Kurikulum Pendidikan ... 59

3. Kegiatan Ekstrakulikuler... 60

4. Keahlian/ Jurusan ... 60

5. Fasilitas ... 61

6. Visi dan Misi ... 61

B. Deskripsi Data... 61

1. Deskripsi Data Sikap Siswa (Variabel X)... 61

2. Deskripsi Data Hasil Belajar IPS kelas X Jurusan Akuntansi (Variabel Y) ... 65

3. Deskripsi Data Hasil Korelasi... 68

4. Deskripsi Data Kontribusi sikap siswa pada mata pelajaran IPS terhadap Hasil Belajar IPS kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen . ... 70

C. Uji Prasyarat Analisis Data ... 70

1. Uji Normalitas Data ... 70

2. Metode Suksesi Interval... 71

D. Analisis dan Interprestasi Data... 71

1. Sikap siswa pada mata pelajaran IPS ... 71

2. Hasil Belajar pada Mata Pelajaran IPS ... 72

3. Hubungan Sikap Siswa dan Hasil Belajar IPS ... 72

4. Kontribusi sikap siswa pada mata pelajaran IPS Terhadap Hasil Belajar IPS kelas X ... 73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 74

B. Saran... 75

DAFTAR PUSTAKA... 77 LAMPIRAN


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Waktu Penelitian ... 49

Tabel 2 Bobot koesioner ... 53

Tabel 3 Kisi-kisi Instrumen sikap siswa pada mata pelajaran IPS... 53

Tabel. 4 Interpretasi Angka Indeks Korelasi “r”Product Moment... 57

Tabel 5 Data Sikap Siswa (X) ... 62

Tabel 6 Frekuensi Skor Sikap Siswa (Variabel X) ... 63

Tabel 7 Distribusi Frekuensi Sikap Siswa ... 64

Tabel 8 Data Hasil Belajar IPS kelas X (Y)... 66

Tabel 9 Frekuensi Hasil Belajar IPS ... 66

Tabel 10 Indeks hasil belajar IPS ... 67

Tabel 11 Variables Entered/Removedb... 69

Tabel 12 Hasil Perhitungan Korelasi Antara sikap siswa pada mata pelajaran IPS dan Hasil Belajar IPS kelas X ... 69

Tabel 13 Model Summary... 70

Tabel 14 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Sikap Siswa pada mata pelajaran IPS dan Hasil Belajar IPS kelas X ... 70


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 42 Gambar 2 Histogram Distribusi Frekuensi sikap siswa (X) ... 65 Gambar 3 Histogram Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPS (Y) ... 68


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk dinamis, bukan makhluk yang statis.Sebagai makhluk yang dinamis, manusia terus-menerus berada didalam proses menjadi (to be), manusia memerlukan kebebasan.Hanya dengan kebebasan, manusia dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya untuk menjadi dewasa . Tujuan pendidikan kita mengantarkan anak didik menjadi manusia dewasa, yakni manusia yang mampu berpikir dan melakukan tindakan atas pilihannya sendiri.

Berbicara mengenai pendidikan, khususnya pendidikan formal maka akan selalu berkaitan dengan kegiatan pembelajaran. Hal ini dikaitkan dengan belajar yang merupakan suatu kegiatan yang bertujuan yaitu terjadinya suatu perubahan di dalam diri individu, dari tidak tahu menjadi tahu, dan seterusnya. Perubahan yang dimaksud adalah menuju keperkembangan pribadi individu seutuhnya.

Pendidikan pada dasarnya berfungsi untuk mengembangkan semua potensi, kecakapan serta karakteristik pribadi manusia kearah yang positif, baik bagi dirinya maupun lingkungannya. Pendidikan juga merupakan usaha yang dijalankan oleh seorang atau kelompok agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi.1

1


(14)

Sehingga dengan pendidikan dapat dihasilkan sumber daya manusia berkualitas dan berwawasan yang dapat membentuk peradaban manusia yang bermanfaat.

Dengan pendidikan manusia memperoleh ilmu pengetahuan. Karena Tuhan memberikan potensi kepada manusia berupa akal dan dengan akal tersebut manusia dapat menerima ilmu pengetahuan. Untuk mampu menjalankan peranan ini manusia perlu pengembangan kemampuan yaitu melalui proses pembinaan. Proses pembinaan ini disebut sebagai pendidikan.

Pendidikan sebagai bentuk kegiatan manusia, dalam kehidupannya juga menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Salah satunya adalah tujuan pendidikan Nasional di Indonesia, seperti yang tertera pada Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 Bab II pasal 3 yaitu:

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.2

Untuk memenuhi tujuan pendidikan, terdapat jalur-jalur pendidikan seperti pendidikan formal dan pendidikan informal. Sekolah merupakan salah satu bentuk pendidikan formal yang merupakan sistem yang terarah, berencana dan berjenjang yang mengemban amanat bangsa untuk menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas.

Dalam dunia pendidikan anak didik atau siswa adalah salah satu komponen manusia yang menempati posisi sentral dalam proses belajar mengajar. Didalam proses belajar mengajar, siswa memilki tujuan dan cita-cita dan kemudian ingin dicapainya secara optimanl. Jadi dalam proses belajar mengajar harus diperhatikan pertama kali adalah siswa, bagaimana keadaannya, kemampuannya baru setelah itu menentukan

komponen-2

Departemen Pendidikan Nasional, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta:Mini Jaya Abadi, 2003,h. 177


(15)

komponen yang lain, semua itu harus disesuaikan dengan keadaan siswa. Sehingga proses belajar mengajar antara guru dengan anak didik dapat berjalan dengan baik.

Untuk meningkatkan kualitas proses belajar dan mengajar agar lebih optimal. Bermacam-macam usaha telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas proses belajar dan mengajar, tetapi peningkatan mutu pendidikan belum seluruhnya berhasil bagaimana yang diharapkan oleh masyarakat, pemerintah maupun oleh para pendidik. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapian tujuan pendidikan itu sangat bergantung pada proses belajar dan mengajar.

Kemudian salah satu faktor berhasil tidaknya proses belajar mengajar adalah hasil belajar yang tinggi maka bermacam-macam faktor-faktor yang mempengaruhi, salah satunya adalah faktor internal dari siswa. Faktor internal adalah faktor yang terdapat didalam diri siswa salah satunya adalah sikap.

“Sikap merupakan kesediaan, reaksi atau suatu kecendrungan untuk bertindak terhadap objek sikap.Sikap memiliki tiga komponen, yaitu komponen kognitif, afektif, dan konatif”.3 “kemudian sikap mempunyai sifat yang relatif menetap untuk bereaksi dengan cara baik (positif) atau buruk (negatif) terhadap objek sikap”.4

”Namun sikap pun dapat berubah dari sikap yang positif menjadi sikap yang negative dan ataupun sebaliknya karena pada dasarnya sikap merupakan hasil dari proses interaksi, sosialisasi dimana seseorang bereaksi sesuai dengan rangsangan yang diterimanya objek sikap yang dihadapinya “.5

Dengan demikian, bahwa terbentuk dan berubahnya sikap itu banyak dipengaruhi dirangsang oleh objek sikap baik itu lingkungan sosial maupun kebudayaan, misalnya: dunia pendidikan, keluarga, norma, golongan agama, dan adat istiadat. Jadi sikap adalah hasil belajar yang dapat dibentuk maupun diubah sepanjang perkembangan (hidup) si individu.

3

Ikhwan Luthfi,dkk,Psikologi Sosial,(Jakarta,Rineka Cipta 2009).cet ke-1, h.55

4

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung; Remaja Rosdakarya, 2002) h.120

5


(16)

Menurut Sarlito WS.” Sikap merupakan kecenderungan untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-hal tertentu dan sikap dapat bersikap positif dan dapat pula bersikap negative”.6 Siswa yang mempunyai sikap positif cenderung akan menampilkan tingkah laku yang menyenangi dan mempunyai perhatian yang lebih dan tekun dalam belajarnya. Sebaliknya siswa yang bersikap negatif akan menampilkan sikap tidak menyenangi dan tidak terdorong untuk belajar.

Seiring dengan kemajuan zaman, pengetahuan semakin berkembang. Suatu negara bisa lebih maju jika negara tersebut memiliki sumber daya manusia yang mengetahui berbagai ilmu pengetahuan disamping itu juga studi sosial lebih menekankan pada pendidikan kewarganegaraan yang bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan, keahalian, nilai-nilai serta partisipasi soisial. Ilmu pengetahuan sosial (IPS) bukanlah mata pelajaran yang beridri ssendiri, tetapi terdiri dari beberapa disipilin ilmu, yaitu, ekonomi, sosiologi, geografi.“IPS bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir, sikap dan nilai peserta didik sebagia individu, anggota masyarakat, mahluk sosial dan budaya, agar nantinya mampu hidup di tengah-tengah masyarakat “7. Oleh karena itu, diperlukan penguasaan terhadap ilmu pengetahuan sosial ini.

Sedangkan perkembangan IPS akan terjadi bila disertai dengan peningkatan mutu pendidikan IPS. Mutu pendidikan IPS dipengaruhi oleh kualitas proses belajar-mengajar yang mana ditentukan oleh peran guru dan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran tersebut. Agar kualitas belajar siswa baik, salah satu peran guru adalah menciptakan kondisi yang mengarahkan siswa agar mau belajar dan mendapatkan hasil belajar dengan sebaik-baiknya.

Berdasarkan tujuan di atas sangat ideal dan mulia untuk dilaksanakan oleh setiap siswa. Pengtahuan yang mendalam mereka dapatkan dalam pembelajaran IPS diharapkan dapat mengembangkan keterampilan sikap dan

6

Sarlito W.S, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang, 2003), Cet ke-9. h.100

7

H. Syafruddin Nurdin,Model Pembelajaran Yang Memperhatikan Keragaman Individu Siswa Dalam KBK, jakarta: PT Ciputat press, 2005.hal 43


(17)

perilaku mereka kearah yang benar dan positif. Kenyataannya menurut yang pernah penulis alami, dalam proses pembelajaran IPS ditemukan beberapa kendala seperti esensi atau substansi dalam materi IPS terlalu teoritis, abstrak dan terkesan mencakup banyak hal, sehingga muncul kesan bahwa belajar IPS bukan belajar tentang kenyataan hidup sehari-hari melainkan belajar sesuatu yang sangat asing serta metode yang digunakan sangat monoton yang didominasi cermah satu arah dan penyajian yang tidak relefan dengan konteks sosial siswa akibatnya siswa malas bertanya kepada guru bila menemui kesulitan dalam belajar selain itu kurang terlibat aktif dalam pembelajaran IPS dan ketika diadakan evaluasi ringan ringan, banyak yang menunjukan ketidak mengertiannya lalu mereduksi bahwa mata sosial seperti IPS sulit dan menjenuhkan.

Pada kenyataanya para siswa menganggap bahwa IPS adalah bidang studi yang sukar oleh karena itu kita harus mendorong siswa untuk belajar IPS dengan baik. Dengan mengetahui pentingnya dan bermanfaatnya mempelajari IPS diharapkan siswa mempunyai sikap yang positif terhadap pelajaran IPS , karena dengan sikap positif tersebut siswa akan lebih mengerti terhadap pelajaran IPS . Dengan adanya permasalahan di atas, penulis merasa tertarik dan berminat untuk menyusun skripsi yang berjudul: “HUBUNGAN

ANTARA SIKAP SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN IPS DENGAN HASIL BELAJAR IPS KELAS X SMK ATTAQWA 05

KEBALEN”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka timbul beberapa permasalahan yang di identifikasikan yaitu:

1. Belum diketahuinya Faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya sikap siswa terhadap mata pelajaran IPS

2. Hasil belajar IPS siswa kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen hanya terbatas pada ranah kognitif saja,yang seharusnya secara konprehensif yang mencakup kognitif,afektif psikomotorik


(18)

3. Kurangnya sikap positif siswa kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen terhadap pelajaran mata pelajaran IPS

4. Materi IPS terlalu teoritis, abstrak dan terkesan mencakup banyak hal sehingga pelajaran IPS terkesan membosankan

5. Kurang tepatnya media yang digunakan guru dalam pembelajaran IPS 6. Belum diketahui hasil belajar IPS kelas X SMK Attqwa 05 Kebalen

7. Belum diketahuinya hubungan antara sikap siswa terhadap mata pelajaran IPS dengan hasil belajar IPS kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen

C. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya ruang lingkup permasalahan yang diidentifikasi maka masalah penelitian ini dibatasi pada :

1. Sikap siswa kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen terhadap pelajaran IPS 2. Hasil belajar IPS kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen

3. Hubungan antara sikap siswa terhadap mata pelajaran IPS dengan hasil belajar IPS kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen

D. Perumusan Masalah

Adapun perumusan masalah yang dikemukakan penulis untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana sikap siswa Kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen terhadap pelajaran IPS

2. Bagaimana hasil belajar IPS kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen

3. Apakah terdapat Hubungan antara sikap siswa terhadap mata pelajaran IPS dengan hasil belajar IPS kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian

Kegiatan penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran :

a. Sikap siswa kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen terhadap pelajaran IPS b. Hasil belajar IPS kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen


(19)

c. Hubungan antara sikap siswa terhadap mata pelajaran IPS dengan hasil belajar IPS kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen

F. Manfaat Penelitian

a. Bagi para siswa Kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen yang mempelajari IPS agar lebih mengetahui kelemahan yang ada pada dirinya. Sehingga siswa mengetahui manfaat belajar IPS untuk dirinya

b. Untuk lebih memotivasi Siswa Kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen dalam mempelajari IPS

c. Sebagai petunjuk untuk para pendidik SMK Attaqwa 05 Kebalen dan pengelola pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan khususnya bidang studi IPS

d. Sebagai masukan kepada guru mata pelajaran IPS Dalam pengembangan pelajaran IPS agar lebih menarik dan efektif

e. Bagi Mahasiswa Ilmu Pengetahuan Sosial Sebagi bahan masukan bagi mahasiswa jurusan pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial khususnya, sebagi bekal dalm mengajar di lapangan.

f. Bagi Peneliti untuk menambah khasanah dan wawasan dalam pembelajaran IPS.


(20)

BAB II

LANDASAN TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR

DAN PENGUJIAN HIPOTESIS

A. Landasan Teoritis

1. Hakekat dan Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial a. Hakekat dan Karakteristik IPS

Hakekat Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah sebuah program pendidikan yang mengintegrasikan secara interdisipliner konsep-konsep ilmu-ilmu sosial dan humaniora untyuk tujuan pendidikan kewarganegaraan. IPS mempelajari aspek-aspek politik, Ekonomi, Sosiologi, Antropologi, Geografi, Psikologi Sosial, dan Sejarah di masa sekarang, masa lampau dan masa yang akan datang untuk membantu pengembangan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dubutuhkan warga negara di masyarakat yang demokratis.8

Pendidikan IPS sebagai bidang yang terkait dengan kenyataan Sosial perlu mengembangkan proses pembelajaran yang lebih humanis dan dinamis bagi pengembangan tujuan pembentukan warga negara yang baik (good zitizenship), pengembangan sosial serta berpikir refektif inquiry. Bebagai strategi, pendekatan dan teknik dikembangkan dalam upaya membangun berpikir kritis siswa.

8

H. Sapriya.M.Ed.,Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajara IPS,( Bandung:Upi Press 2006,Cet,1,h,6.


(21)

1) Latar Belakang

Istilah sosial studies yang berasal dari bahasa Inggris kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi IPS. Perkembangan dan pengembangan IPS di Indonesia, ide-ide dasarnya banyak mengambil pendapat yang berkembang di Amerika Serikat. Sedangkan yang menyangkut tujuan, materi dan penanganannya dikembangkan sendiri sesuai dengan tujuan nasional dan aspirasi masyarakat Indonesia. IPS nerupakan subjek mater dalam dunia pendidikan di negara kita yang diarahkan bukan hanya kepada pengembangan penguasaan ilmu-ilmu sosial, tetapi sebagai materi yang dapat mengembangkan kompetensi dan tanggung jawab, baik sebagai individu, sebagai warga masyarakat maupun sdebagai warga dunia.

Dilihat dari segi pengertiannya, IPS berbeda dengan Ilmu Sosial. IPS berusaha mengintegrasikan bahan/materi dari cabang-cabang ilmu tersebut dengan menampilkan permasalahan sehari-hari masyuarakat sekeliling. Segangkan ilmu sosial (Sosial Sciences), ialah ilmu yang mempelajari aspek-aspek kehidupan manusia yang dikaji secara terlepas-lapas, sehinga melahirkan satu bidang ilmu. Ilmu sosial dipelajri dan dikembangkan psds tingkst perguruan tinggi. Sumaatmadja mendifinikasn bahwa : “Ilmu Sosial merupakan suatu bidang keilmuan atau disilpin akademis yang mempelajari manusia di masyarakat, mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat “. Ilmu Sosial dipolakan untuk mengembangkanhuman knowledge melalui penelitian, penemuan, eksperimen dan sebagainya dengan materi dan permasalahan yang kompleks. Sedangkansosial studies para ahli memberikan batasan lebih kepada hal yang praktis, yaitu “Memberikan kemampuan kepada anak didik dalam mengelola dan memanfaatkan


(22)

kekuatan-kekuatan fisik dan sosial dalam menciptakan kehidupan yang serasi”.9

2) Persamaan dan Perbedaan Ilmu Sosial dan Studi Sosial IPS

Untuk membedakan pengertian IPS dan Ilmu-Ilmu Sosial dapat dilihat pada bagan berikut :

Persamaan dan Perbedaan Ilmu Sosial dan Studi Sosial/IPS Ilmu Sosial

(Social Science)

Persamaan/

Perbedaan Studi Sosial/IPS Semua bidang ilmu yang

berkenaan dengan manusia dalam konteks sosialnya semua bidang ilmu yang mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat

Pengertian Bidang studi yang mempelajari, menelaah dan menganaisis gejala dan masalah sosial di masyarakat ditinjau dari berbagai aspek kehidupan secara terpadu

Ruang lingkupnya berkenaan dg manusia dan kehidupannya meliputi semua aspek kehidupan manusia sebagai anggota masyarakat

Ruang lingkup

Hal-hal yang berkenaan dengan manusia dan kehidupannya meliputi semua aspek kehidupan manusia sebagai anggota masyarakat

Aspek-aspek kehidupan manusia yang dikaji secara terlepas-lepas sehingga melahirkan satu bidang ilmu

Objek Aspek kehidupan manusia dikaji berdasarkan satu kesatuan gejala sosial atau masalah sosial (tidak melahirkan bidang ilmu)

Menciptakan tenaga ahli pada bidang ilmu sosial

Tujuan Membentuk warga negara yang

baik

Pendekatan disipliner Pendekatan Pendekatan interdisipliner atau

multi disipliner

Dikembangkan di tingkat PT Tempat

pembelajaran

Dikembangkan dari tingkat MI/SD sampai PT

3) Hubungan IPS dan Ilmu-Ilmu Sosial

Bahan IPS yang bersumberkan dari bahan kajian Geografi, Sejarah, Ekonomi, Sosiologi, Antropologi, Politik, Psikologi Sosial dan Filsafat secara gramatik pengertian IPS, IPS berupa konsep-konsep esensial dari berbagai disiplin ilmu sosial dapat digambarkan dalam bagan berikut :

9

Sapriya,Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran,(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, cet,1, Oktober,2009,h,6-7.


(23)

Bagan IPS : Konsep-Konsep Esensial Dari Berbagai Disiplin Ilmu-Ilmu Sosial

Sedangkan konsep-konsep pokok dari Ilmu-Ilmu Sosial meliputi kajian :

1. Geografi: lokasi, ruang, kawasan,(region), interaksi, keruangan, pernbedaan daerah, lingkungan, asosiasi areal, SDA, demografi, topografi, daerah iklim, migrasi, habitat, urbanisasi, konservasi, ekologi dan lingkungan, benua, polusi ekosistem dan sebagainya.

2. Sejarah: perubahan dan kesinambungan, kausalita, waktu, kronologi, objektivitas, relativitas, evolusi, revolusi, nasionalisme, internasionalisme, peradaban, konflik, tradisi, humanisme dan sebagainya.

3. Psikologi sosial: penyimpangan prilaku, perkembangan individu kelompok, perilaku individu kelompok dan sebagainya.

4. Sosiologi: peranan sosial, status sosial, kelompok, norma, pranata lembaga, masyarakat komunitas, sosialisasi, proses sosial, pengawasan sosial, mobilitas sosial, startifikasi, masalah sosial, perilaku kolektif, dan sebagainya.

5. Antropologi: kebudayaan, unsur-unsur kebudayaan, kompleks kebudayaan, daerah kebudayaan, Akulturasi, Enkulturasi, Difusi kebudayaan, kebudayaan, tradisi, perubahan

IPS (Sosial Studies) Bidang Studi Yg Mempalajari Kehidupan Manusia dlm Masyarakat

serta Hubungannya dg Lingkungan

Sosiologi

Antropologi Politik

Ekonomi Geografi

Sejarah PsikologiSosial


(24)

kebudayaan, keberadaban, adat istiadat, evolusi, dan sebagainya.

6. Politik : kekuasaan (power), negara, sistem politik, lembaga-lembaga politik, kewibawaan, kepentingan golongan, sosialisasi, demokrasi, proses hukum, republik, patai politik, pemilu, dan sebagainya.

7. Ekonomi: produksi, distribusi, pertukaran, konsumsi, barang dan jasa, kelangkaan (scorcity), pendapatan, keuntungan, pembagian kerja, saling ketergantungan, penawaran, pasar, uang, harga, modal, industrialisasi, pertanian, perdagangan, inflasi, deflasi, dan sebagainya.

8. Filsafat: hakekat hidup, nilai, dan sebagainya.

Lebih jelasnya perhatikan bagan berikut ini tentang hubungan IPS dan Ilmu-ilmu Sosial di bawah ini :

Bagan Hubungan IPS dan Ilmu-Ilmu Sosial Kebutuhan Dasar

Manusia

Kegiatan Dasar Manusia

Produksi dan Konsumsi

Ilmu-Ilmu Sosial

Pendidikan dan Rekreasi

Pemerinta-han dan Organisasi Estetika

Komunikasi dan Transformasi Pemeliharaan

dan Perlindungan

Antropologi Ekonomi Geografi Sejarah Ilmu Politik Psikologi Sosial


(25)

Sedangkan yang menjadi substansi materi kurikulum IPS terdiri atas:

1. Fakta, konsep, generalisasi dan teori

2. Metode penyelidikan (methode inquiry) dari masing-masing disiplin ilmu sosial

3. Metode penyelidikan menggunakan keterampilan intelektual. Untuk meningkatkan kebermaknaan materi pembelajaran IPS(meaningfull), buku-bukulah sebagai bahan materi IPS, namun perlu dilengkapi dengan kenyataan, fakta-fakta yang ada di sekitar siswa, di sekitar lingkungan fisik dan budaya masyarakat. Dari aspek penguasaan isi materi, menekankan pada proses atau keterampilan proses dinataranya : melalui penyelidikan inquiry-discovery, model pembelajaran induktif, model pengajaran konsep, klarifikasi nilai, model proses pengambilan keputusan, dan sebagainya. Dengan berlatih berbagai jenis keterampilan tersebut (sesuai dengan yang dibutuhkan oleh para ilmuwan sosial), kelak di kemudian hari mampu bergaul dengan baik dengan sesama anggota serta mampu memecahkan masalah-masalah kemasyarakatannya.

Seperti yang sudah disebutkan di atas, bahwa tujuan yang pertama pembelajaran IPS adalah untuk membentuk dan megembangkan pribadi warga negara yang baik (good citizen). Seorang warga negara yang dihasilkan oleh Pendidikan IPS mempunyai sifat sebagai warga negara yang reflektif, mampu atau terampil, dan peduli. Reflektif berarti dapat berpikir kritis dan mampu membuat keputusan-keputusan untuk memecahkan masalah atas dasar bukti-bukti terbaik yang dapat diperolehnya. Terampil berarti mempunyai sejumlah untuk menolong seseorang di dalam kehidupan sosialnya dan memperhatikan menelaah isu-isu yang penting, melaksanakan hak-haknya dan tangung jawabnya sebagai angota masyarakat.


(26)

Tujuan yang kedua, adalah bukan sekedar berarti ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan untuk keperluan pendidikan di sekolah, juga di dalamnya termasuk komponen pengetauan dan metode penyeledikan metode ilmiah dari ilu-ilmu sosial serta termasuk komponen pendidikan nilai atau etika yang kelak diperlukan sebagai warga negara di dalam proses pengembilan keputusan (decesion making) masalah-masalah yang menyangkut kepentingan pribadi dan kepentingan sosial. Lebih jelasnya perhatikan bagan di bawah ini tentang pengajaran IPS yang berorientasi pada proses pengambila keputusan (decision making process).

Bagan Pembelajaran IPS Yang Berorientasi pada Proses Pengembilan Keputusan ((Decesion Making Process) Sumber:KaltsounisT.,1987:14

Sedangkan yang menjadi tujuan yang ketiga, meliputi: 1). Pengertian (understandaing) yang berkenaan dengan pemberian latar pengetahuan informasi tentang dunia dan kehhidupan; 2). Sikap dan nilai (attitudes and values), dimensi rasa (feeling) yang berkenaan dengan pemberian bekal menjadi dasar-dasar etika masyarakat yang natinya akan menjadi orientasi nilai dirinya dalam

Pengambilan Keputusan

Keputusan Yang kontroversial

Pengetahuan Nilai

Keputusan yang Diambil dari Alternatif-alternatif

Alasan Pengambilan Keputusan Evaluasi Keputusan

Tindakan

Keputusan Yang Didukung Oleh

Bukti Pengetahuan Keputusan Yang Tidak Kontroversial


(27)

kehidupannya di dunia nyata; 3). Keterampilan (skill), khusunya yang berkenaan dengan kemampuan dan keterampilan IPS. Aspek Keterampilan PS ini secara garis besarnya, meliputi: keterampilan sosial (sosial skill), keterampilan belajar dan kebiasaan bekerja kelompok(group work skill),dan keterampilan(intelectual skill).

Dengan demikian, proses dan hasil pembelajaran pendidikan IPS akan bermuara pada penbentukan sejumlah pengetahuan, sikap, dan keterampilan sebagai dasar kompetensi untuk keperluan hidup masyarakat.

Dalam perspektif pendekatan pembelajaran IPS, Somantri berpendapat bahwa Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial untuk tingkat sekolah madrasah dapat diartikan sebagai: 1) Pendidikan IPS yang menekankan pada tumbuhnya nilai-nilai kewarganegaraan, moral ideologi negara dan agama; 2) Pendidikan IPS yang menekankan pada isi dan metode berpikir ilmuan sosial; 3) Pendidikan IPS yang menekankan pada reflective inquiry; dan 4) Pendidikan IPS yang mengambil kebaikan-kebaikan dari butir 1, 2, dan 3 di atas. Sejalan dengan pandangan para ahli tersebut di atas, Somantri menjelaskan pula bahwa:

Fungsi dan peran IPS sebagai medium strategis di dalam usaha pembentukan warga negara yang baik dan handal sesuai denga tujuan pembangunan nasional, di mana tujuan kewarganegaraan dapat dicapai dengan pengambilan keputusan yang didasarkan pada pengusaan konsep-konsep, proses-proses, dan masalah-masalah ilmu sosial hingga dapat membuat keputusan yang didasarkan pada reflektif inquiry di dalam memecahkan permasalahan kemasyarakatannya10.

Dari berbagai pandangan para ahli di atas, bahwa pendidikan IPS mempunyai peran dapat membantu siswa menjadi anggota manyarakat yang berguna dan efektif, membantu siswa

10

Wina Sanjaya. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung:Rosda Karya,2002),Cet,2h.31-35


(28)

mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan akademis, serta tanggap dan peka terhadap kemajuan IPTEK dan mampu memanfaatkannya.

Berdasar pada liputan materi substantifSosial stidies (IPS), tujuan utama tersebut hakekat dan tujuan mata pelajaran ini dapat diidentifikasi antara lain adalah, pertama membina pengetahuan siswa tentang pengalaman manusia dalam kehidupan bermasyarakat pada masa lalu, sekarang dan di masa yang akan datang; kedua, menolong siswa untuk mengembangkan keterampilan untuk mencari dan mengolah informasi; ketiga, menolong siswa untuk mengembangkan nilai demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat; keempat, menyediakan kesempatan kepada siswa untuk mengembil bagian peranserta dalam kehidupan sosial.

Untuk itu, Pendidikan IPS mempunyai visi dan misi, yaitu membentuk dan mengembangkan pribadi warga negara yang baik (good Citizen). Karakteristik warga negara yang baik, secara umum dapat digambarkan menurut Barr, R.D, Barth, J.L dan Shermis S.S. ciri-ciri tersebut antara lain :

1. Memiliki sikap patriotisme(cinta kepada tanah air, bangsa, dan negara)

2. Mempunyai penghargaan dan pengertian terhadap nilai-nilai, pranata, dan praktek kehidupan kemasyarakatan; 3. Memiliki sikap integritas sosial dan tanggungjawab sebagai

warganegara

4. Mempunyai pengertian dan penghargaan terhadap nlai-nilai budaya atau tradisi yang diwariskan oleh bangsanya

5. Mempunyai motivasi untuk turut secara aktif dalam pelaksanaan kehidupan demokrasi

6. Memiliki kesadaran (tanggap) akan masalah sosial

7. Memiliki ide, sikap, dan keterampilan yang diharapkan sebagai seorang warganegara

8. Mempunyai pengertiaan dan penghargaan terhadap sistem ekonomi yang berlaku.


(29)

Sedangkan misi Pendidikan IPS, yaitu :

1. Menumbuhkan kesadaran bahwa dirinya merupakan makhluk ciptaaNya

2. Mendidik siswa menjadi warga negara yang baik 3. Menekankan pada kehidupan manusia yang demokratis 4. Meningkatkan partisipasi aktif, efektif, dan kritis sebagai

warga megara

5. Membina siswa tidak hanya pengembangan pengetahuan, tetapi sikap dan keterampilan agar dapat mengambil bagian secara aktif dalam kehidupan kelak sebagai angota masyarakat dan warga negara yang baik.11

b. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial

Ilmu Pengetahuan Sosial adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan disekolah, mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai kependidikan menengah. Bahkan pada sebagian penggunaan tinggi ada juga dikembangkan IPS sebagai salah satu mata kuliah, yang sasaran utamanya adalah pengembangan aspek teoritis, seperti yang menjadi penekan padaSosial Sciences.12

Dibawah ini ada beberapa pengertian IPS yang diungkapkan oleh para ahli, diantaranya:

Menurut Numan Soemantri mengemukakan dalamMenggagas Pembaharuan Pendidikan IPS,bahwa :

Pendidikan IPS adalah suatu penyederhanaan disiplin ilmu-ilmu sosial,idiologi Negara dan disiplin ilmu-ilmu lainnya serta masalah-masalah sosial terkait,yang diorganisasikan dan disajikan secar ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan pada tingkat pendidikan dasar dan menengah.13

Jadi pendidikan IPS dapat berorientasi pada pendekatan monodisipliner serta inter dan trans disipliner. Pendidikan ekonomi,pendidikan geografi, pendidikan sejarah adalah contoh pendekatan monodisipliner.

11

Sapriya, Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, cet,1,Oktober, 2009, h 2-5

12

Syaruddin Nurdin, Model Pembelajaran yang memperhatikan Individu Siswa dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi,,(Jakarta: Quantum Teaching, 2005) Cet. 1, h. 22

13

Muhammad Numan Soemantri, Menggagas Pembeharuan Pendidikan IPS,(Bandung: Remaja Roesadakarya,2001),cet.1,hlm.74


(30)

Abu Ahmadi dkk dalam ilmu sosial dasar mengemukakan bahwa “Sosial Studies atau ilmu Pengetahuan Sosil (IPS) adalah ilmu-ilmu sosila yang sederhanakan untuk tujuan-tujuan pendidikan dan pengajaran disekolah dasar dan menengah (Elementary And Secondary School)”.14 Dengan begitu,jelaslah bahwa ilmu pengetahuan sosial (IPS) ialah ilmu-Ilmu sosial yang dipilih dan disesuaikan bagi pengguna program pendidikan disekolah atau bagi kelompok belajar lainnya yang sederajat, materi dari berbagai disiplin ilmu sosial seperti Geografi, Sejarah, Ekonomi, Sosiologi, Antropologi, Psikologi Sosial, Ilmu Politik,Ilmu Hukum dan ilmu-ilmu sosial lainnya. Dijadikan bahan baku bagi pelaksanaan program pendidikan dan pengajaran disekolah dasar dan menengah. Ilmu pengetahuan sosial (IPS) adalah bidang studi yang merupakan paduan (fusi) dari sejumlah mata pelajaran sosial.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tugas dari IPS sebagai suatu bidang studi dari tingkat SD sampai ketingkat pendidikan yang lebih tinggi yaitu membina warga masyarakat yang mampu menyerasikan kehidupannya berdasarkan kekuatan-kekuatan fisik dan sosial yang dihadapinya. Dengan kata lain, baik materi maupun metode penyajiannya harus sesuai dengan misi yang diembannya.

a. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK)

1. Latar Belakang

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SMK/MAK mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Ekonomi, Sosiologi, dan Antropologi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.

14


(31)

Mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat. Kemampuan tersebut diperlukan untuk memasuki kehidupan masyarakat yang dinamis.

Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan.

2. Tujuan

Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

a. Memahami konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya

b. Berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial

c. Berkomitmen terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan d. Berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam

masyarakat yang majemuk di tingkat lokal, nasional, dan global.

3. Ruang Lingkup

Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut.

1. ”Manusia, tempat, dan lingkungan 2. Waktu, keberlanjutan, dan perubahan 3. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan 4. Sistem sosial dan budaya”15.

15

Sapriya.M.Ed., Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran, (Bandung: PT,Remaja Rosdakarya, 2009,Cet,1,h,208.


(32)

c. Ruang lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial

Pembelajaran IPS berkenaan dengan kehidupan manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya. IPS berkenaan dengan cara manusia menggunakan usaha memenuhi kebutuhan materinya, memenuhi kebutuhan kebudayaanya,kebutuhan jiwanya, pemanfaatan sumberdaya yang ada dipermukaan bumi, mengatur kesejahteraan, pemerintahan dan sebagainya. Sehingga dapat dikatakan yang menjadi ruang lingkup IPS adalah manusia pada konteks sosialnya atau manusia sebagai anggota masyarakat.

Mengingat manusia dalam konteks sosial itu demikian luasnyna maka dalam pembelajaran IPS ditiap jenjang pendidikan harus melakukan pembatasan pembatasan sesuai dengan kemampuan sesuai dengan kemampuan pada tingkat masing-masing. Pembelajaran IPS bukan hanya sekedar menyajikan materi-materi yang akan memenuhi ingatan para siswa, melainkan lebih jauh kebutuhannya sendiri dan sesuai kebutuhan dan tuntunan masyarakat. Oleh karena itu pembelajaran IPS harus pula menggali materi-materi yang bersumber pada masyarakat.

Gejala-gejala yang diluar jendela kelas dan diluar halaman sekolah seperti persampahan, kemacetan lalulintas, pengangguran, dll merupakan materi IPS yang dapat merangsang pikiran para siswa. Gejala-gejala tersebut ditinjau dari berbagai dimensi atau segi ekonomi, segi sikap, mental, berhubungan antar manusia dan lain-lain. Mereka dilatih untuk melakukan diagnosa terhadap masalah sosial lainnya juga dilatih untuk menyusunAlternativepemecahanya.

Melalui proses yang dikemukakan di atas, guru dan siswa telah memberikan fungsi yang praktis kepada masyarakat sebagai sumber materi IPS. Dengan demikian baik guru maupun murid tidak berhadapan dengan sumber dan materi yang asing bagi mereka, pada diri siswa dapat dibina konsep-konsep IPS yang sesuai dengan kenyataan.


(33)

d. Tujuan Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

IPS bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berfikir, sikap dan nilai peserta didik sebagai individu maupun sebagai sosial budaya.

Tujuan utama Ilmu Penetahuan Sosial ialah untuk mengembangkan potensi didik agar peka terhadap masalah sosial terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya maupun yang menimpa masyarakat16. Menurut Sapriya dalam bukunya yang berjudul Pembelajaran dan Hasil Evaluasi Belajar IPS mengemukakan bahwa terdapat 5 tujuan pokok pembelajaran IPS:

1. Membina siswa agar mampu mengembangkan pengertian pengetahuan berdasarkan data, generalisasi serta konsep ilmu tertentu maupun yang bersifat interdisipliner komprehensif dari berbagai cabang ilmu sosial.

2. Membina siswa agar mampu mengembangkan dan memprektekkan keanekaragaman keterampilan studi, kerja dan intelektualnya secara pantas dan tepat sebagainya diharapkan ilmu-ilmu sosial. 3. Membina dan mendorong siswa untuk memahami dan menghargai

dan menghayati adanya keanekaragaman dan kesamaan kultural maupun individual.

4. Membina siswa kearah turut memperngaruhi nilai-nilai kemasyarakatan serta juga dapat mengembangkan-menyempurnakan nila-nilai yang ada pada dirinya

5. Membina siswa untuk berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan baik sebagai individu maupun sebagai warga Negara.17

Menurut Etin Solihatin dan Raharjo tujuan dari pendidikan IPS adalah “untuk bekal mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat,

16

Syafruddin nurdi,Model Pembelajaran…………,h.24

17

Sapriya Dkk, Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS, (Bandung: UPI Press, 2006), Cet. 1, h. 13


(34)

kemampuan, serta berbagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi”.18

Tujuan yang dikemukan oleh Etin tersebut di atas, mengharapkan agar siswa mampu mengembangkan kemampuan dan sikap yang rasional dalam menanggapi kenyataan atau permasalahan serta perubahan yang tak menentu seperti yang terjadi dalam perkembangan masyarakat Indonesia maupun masyarakat dunia baik yang terjadi pada masa lampau, masa kini atau pun masa yang akan datang.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa IPS adalah suatu mata pelajaran yang mengkaji kehidupan sosial yang bahannya didasarkan pada kajian sejarah, geografi, sosiologi, antropologi dan tatanegara.

2. Pembelajaran IPS a. Pengertian Belajar

Belajar merupakan kewajiban bagi setiap manusia, karena sebagai makhluk sosial dan berbudaya memerlukan perkembangan yang baik antara dirinya dan lingkungannya.Sehingga dengan belajar manusia dapat mengembangkan dirinya. Belajar didefinisikan “suatu proses usaha yang dilakukan untuk memperoleh tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.19

Menurut Gagne belajar adalah “suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman “, sedangkan menurut Henry E. Garret “belajar merupakan proses yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama melalui latihan maupun pengalaman yang membawa perubahan diri dan perubahan cara mereaksi terhadap suatu perangsang tertentu”.

18

Eti Solihatin, Raharjo,Cooperative Learning Analisis Model Pengajaran IPS, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h. 15

19


(35)

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, efektif dan psikomotorik.

1) Ciri– ciri Belajar

Hakikat belajar adalah perubahan tingkah laku, maka ada beberapa perubahan tertentu yang dimasukkan ke dalam ciri-ciri belajar, yaitu:

1) Perubahan yang terjadi secara sadar

Ini berarti individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya individu telah merasakan telah terjadi adanya perubahan dalam dirinya.

2) Perubahan dalam belajar bersifat fungsional

Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri individu berlangsung terus-menerus dan tidak statis. 3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif

Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu selalu bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya

4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara Perubahan yang terjadi dalam belajar bersifat menetap atau permanen.Ini berarti perubahan yang terjadi setelah belajar bersifat menetap.

5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah

Perubahan tingkah laku terjadi karena ada tujuan yang ingin dicapai.

6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku

Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan tingkah laku. Jika seseorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap kebiasaan, keterampilan, pengetahuan dan sebagainya.20

2) Tipe– tipe Belajar

Dalam buku The Condition of Learning Gagne mengemukakan delapan tipe belajar, yang membentuk suatu

20


(36)

hierarki dari yang paling sederhana sampai dengan yang paling kompleks, yaitu:

a) Belajar tanda-tanda atau signal learning. Individu belajar mengenal dan memberi respon kepada tanda-tanda.

b) Belajar perangsang-jawaban atau stimulus-respons learning. Belajar ini merupakan upaya untuk membentuk hubungan antara perangsang dengan jawaban.

c) Rantai perbuatan atau chaining. Individu belajar melakukan rentetan kegiatan yang membentuk satu kesatuan.

d) Hubungan verbal atau verbal association. Hubungan verbal berbentuk hubungan bahasa.

e) Belajar membedakan atau discrimination learning. Individu belajar melihat perbedaan dan juga persamaan sesuatu benda dengan yang lainnya.

f) Belajar konsep atau concept learning. Tipe belajar ini menyangkut pemahaman dan penguasaan konsep. Dengan menguasai konsep siswa dapat membedakan hal-hal baru yang diperoleh dalam belajar.

g) Belajar aturan-aturan atau rule learning. Individu belajar aturan-aturan yang ada di masyarakat, di sekolah, di rumah ataupun aturan perdagangan, pemerintahan bahkan ilmu pengetahuan.

h) Belajar pemecahan masalah atau problem solving learning. Dalam kegiatan belajar ini individu dihadapkan kepada masalah-masalah yang harus dipecahkan21.

3) Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar

Secara global faktor-faktor yang mempengaruhi belajar ada tiga macam, yaitu:

a) Faktor internal (faktor dari dalam siswa) yakni aspek fisiologis (kondisi jasmani) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ dan sendi-sendi yang dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran, dan aspek psikologis (kondisi rohani) yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa, dalam kondisi rohani sisdwa terdiri

21

Pupuh Faturrahman,Strategi Belajar Dan Mengajar.Bandung:CV Alfabeta,2005,h,20-22


(37)

dari lima faktor, yakni: a) tingkat kecerdasan siswa, b) sikap siswa, c) bakat siswa, d) minat siswa, e) motibasi siswa.

b) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa baik lingkungan sosial maupun non sosial.

c) Faktor pendekatan belajar

Yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran. Jadi karena pengaruh faktor-faktor tersebut di atas, muncul siswa yang berkemampuan tinggi, rendah atau gagal sama sekali. Dalam hal ini seorang guru mampu mengantisipasi munculnya gejala kegagalan dengan berusaha dan mengatasi faktor yang menghambat pelajaran.Jika guru dapat mengatasi hal tersebut maka tidak mungkin dalam pembelajaran menghasilkan perubahan yang khas yaitu hasil belajar yang diperoleh siswa.22

b. Pembelajaran IPS

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) Merupakan mata pelajaran yang membahas (mengkaji) kehidupan sosial yang didasarkan pada komponene-komponen mata pelajaran IPS, yang sekitarnya tak asing bagi kita semua untuk mengetahui atau memahaminya. Menurut Syafrudin Nurdin yang mengutip terjemahan Nu’man Sumantri mengartikan pendidikan IPS yang diajarkan sekolah sebagai:

(1) pendidikan Islam yang menekankan pada tumbuh nya nilai-nilai kewarganegaraan, moral ideologi Negara dan agama; (2) pendidikan IPS yang menekakan pada isi dan metode berfikir keilmuan sosial; (3) pendidiakn IPS yang menekankan pada reflective inquiry; (4) pendidikan IPS yang mengambil kebaikan-kebaikan dari butir, 2 dan 3 di atas.23

Sebagaimana dikutib oleh Udin Winata Putra dari pendapat Sarwono Prawiroharjo, bahwa PIPS dibagi dalam dua arah yaitu:

22

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2005), h. 132.

23


(38)

a. PIPS untuk dunia persekolahan yang pada dasarnya merupakan penyederhanaan dari ilmu-ilmu sosial, dan humaniora, yang diorganisasikan secara psiko-pedagogis untuk tujuan pendidikan pessekolahan.

b. PIPS pada dasarnya merupakan penyeleksian dan pengorganisasian secara ilmiah dan meta psiko-pedagogis dari ilmu-ilmu sosial, humaniora, dan disiplin lain relevan, untuk tujuan prefesional guru IPS. (Udin Winata Saputra, Materi dan Pembelajaran IPS SD).24

Dari pengertian di atas, bahasan tentang PIPS ini lebih ditekankan pada dunia persekolahan terutama pada Sekolah Menengah Pertama (SMP), yang biasa dikenal dengan pelajaran IPS.

Ilmu Pengetahuan Sosial yang di bagai dalam tiga kategori yaitu dikenal dengan istilah ilmu sosial, studi sosial, dan ilmu pengetahuan sosial. Ketiga istilah tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya, karena saling memiliki keterkaitan. Pengertian dari ketiga istilah Ilmu pengetahuan Sosial ini menurut Nursid Sumaatmadja, adalah:

a. Ilmu sosial adalah bidang-bidang keilmuan yang mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat.

b. Studi sosial adalah suatu bidang pengkajian tentang masalah sosial kehidupan manusia di masyarakat, dan mempelajari gejala sosial yang menjadi bagian dari kehidupan.

c. Ilmu pengetahuan sosial (IPS), adalah mempelajari kehidupan manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya, baik itu cara menggunakan usaha, memenuhi materi, kebutuhan budaya, kebutuhan kejiwaan, pemanfaatan sumber daya alam di bumi, maupun mengatur kesejahteraan dan pemerintahan.

Hari Sudradjat berpendapat bahwa “ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan bidang studi yang multi disiplin terdiri dari beberapa

24

H.Abdul Azis Wahab,Metode Dan Model-Model Mengajar IPS.(Bandung:PT Alfabeta, 2007), cet I, h. 132


(39)

mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial humaniora, yang mempelajari interaksi manusia dengan alam dan lingkungan masyarakat”.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa IPS sebagai program pendidikan, tidak hanya menyajikan pengetahuan sosial semata-mata, melainkan harus pula membina peserta didik menjadi warga masyarakat dan warga Negara yang memiliki tanggung jawab atas kesejahteraan bersama dalam arti yang seluas-luasnya. Apalagi dalam penyajiannya, pelajaran IPS diberikan berdasarkan tingkat jenjang sekolah, jumlah bidang keilmuan yang dilibatkan di dalam IPS berbeda-beda.

Di tingkat sekolah dasar terdiri dari geografi, sejarah, di tingkat sekolah lanjutan terdiri dari geografi, sejarah, ekonomi, dan antropologi, di tingkat menengah atas dasar terdiri dari geografi, sosiologi, ekonomi akuntansi, tata Negara dan pendidikan kewarganegaraan, sedangkan di perguruan tinggi hampir seluruh bidang keilmuan sosial dilibatkan pada kerangka IPS.

Oleh karena itu peserta didik yang dibinanya tidak hanya cukup berpengetahuan dan kemampuan berfikir yang tinggi, melainkan harus pula memiliki kesadaran yang tinggi serta tanggung jawab yang kuat terhadap kesejahteraan bangsa dan Negara.

Kegiatan pembelajaran IPS dapat berjalan dengan baik dan benar, maka guru IPS diharapkan dapat memahami serta menggunakan metode pembelajaran IPS, sehingga sikap siswa lebih terarah dan tertarik pada mata pelajaran IPS.

3. Konsep Sikap

a. Pengertian Sikap

Manusia itu tidak dilahirkan dengan sikap pandangan ataupun sikap perasaan tertentu, tetapi sikap atau attitude tersebut dibentuk sepanjang perkembnagannya. Peranan sikap dalam kehidupan manusia berperan besar, sebab apabila sudah dibentuk pada diri manusia, maka


(40)

sikap itu akan turut menentukan tingkah lakunya terhadap objek-objek sikapnya. Adanya sikap menyebabkan bahwa manusia akan bertindak secara khas terhadap objek-objeknya. Pengertian sikap menurut pendapat para ahli psikologi sebagai berikutnya:

a. Menurut Louis Thurstone, Rensis Liket dan Charles Osgood pengertian sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada objek tersebut. Secara lebih spesifik. Thurstone sendiri memformulasikan sikap sebagai derajat afek positif atau afek negatif terhadap suatu objek psikologis.25

b. Menurut Gerung

Sikap berkaitan dengan motif dan mendasari tingkah laku seseorang. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas. Akan tetapi berupa kecenderungan tingkah laku. Jadi sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek dilingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek tersebut.26

c. Menurut Jalaluddin Rakhmat

Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berfikir, dan merasa dalam menghadapi objek, situasi atau nilai. Sikap bukan perilaku, tetapi merupakan cara-cara tertentu terhadap objek sikap.27 d. Menurut Thursthoen dalam Walgito

“Sikap adalah gambaran kepribadian seseorang yang terlahir melalui gerakan fisik dan tanggapan pikiran terhadap suatu keadaan atau suatu objek”.

e. Berkowitz, dalam Azwa

Menerangkan sikap seseorang pada suatu objek adalah perasaan atau emosi, dan faktor kedua adalah reaksi/respon atau kecenderungan untuk bereaksi. Sebagai reaksi maka sikap selalu berhubungan dengan dua alternatif, yaitu senang (like) atau tidak senang (dislike),

25

Ikhwan Luthfi,dkk,Psikologi Sosial,(Jakarta: Rineka Cipta 2009).cet ke-1.h.57

26

H. Sunarto, B. Agung Hartono.Perkembangan Peserta Didik, ( Jakarta, Renika Cipta 1999). Cet ke-1.h.170

27


(41)

menurut dan melaksanakan atau menjauhi menghindari sesuatu.

Dari pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa sikap adalah kecenderungan, pandangan, pendapat atau pendirian seseorang untuk menilai suatu objek atau persoalan dan bertindak sesuai dengan penilaiannya dengan menyadari perasaan positif dan negatif dalam menghadapi suatu objek.

Struktur sikap siswa terhadap konselor (guru) terdiri dari tiga komponen yang terdiri atas:

1. Komponen kognitif

Komponen ini berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, dan keyakinan tentang objek. Hal tersebut berkaitan dengan bagaimana orang mempersepsi objek sikap.

2. Komponen afektif

Komponen afektif terdiri dari seluruh perasaan atau emosi seseorang terhadap sikap. Perasaan tersebut dapat berupa rasa senang atau tidak senang terhadap objek, rasa tidak senang merupakan hal yang negatif.. komponen ini menunjukkan ke arah sikap yaitu positif dan negatif. Komponen afektif menyangkut masalah emosional subjektif seseorang terhadap suatu objek sikap, secara umum komponen afektif disamakan dengan perasaan yang dimiliki terhadap sesuatu. Namun pengertian perasaan pribadi seringkali sangat berbeda perwujudannya bila dikaitkan dengan sikap.

3. Komponen konatif

Komponen ini merupakan kecenderungan seseorang untuk bereaksi, bertindak terhadap objek sikap. Komponen ini menunjukkan intensitas sikap, yaitu besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku seseorang terhadap objek sikap. Komponen-komponen tersebut di atas merupakan komponen yang membentuk struktur sikap. Ketiga komponen tersebut saling


(42)

berhubungan dan tergantung satu sama lain. Saling ketergantungan tersebut apabila seseorang menghadapi suatu objek tertentu, maka melalui komponen kognitifnya akan terjadi persepsi pemahaman terhadap objek sikap.

Hasil pemahaman sikap individu mengakui dapat menimbulkan keyakinan-keyakinan tertentu terhadap suatu objek yang dapat berarti atau tidak berarti. Dalam setiap individu akan berkembang komponen afektif yang kemudian akan memberikan emosinya yang mungkin positif dan mungkin negatif. Bila penilaiannya positif akan menimbulkan rasa senang, sedangkan penilaian negatif akan menimbulkan perasaan tidak senang.

Akhirnya berdasarkan penilaian tersebut akan mempengaruhi konasinya, melalui inilah akan mendapat diketahui apakah individu ada kecenderungan bertindak dalam bertingkah laku, baik hanya secara lisan maupun bertingkahlaku secara nyata.

Katz menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai empat fungsi, yaitu:

1. Fungsi instrumental

Fungsi ini berkaitan dengan sarana tujuan. Di sini sikap merupakan sarana untuk mencapai tujuan. Orang memandang sampai sejauh mana objek sikap dapat digunakan sebagai sarana dalam mencapai tujuan. Bila objek sikap dapat membantu seseorang dalam mencapai tujuannya, maka orang akan bersikap positif terhadap objek sikap tersebut. Demikian sebaliknya bila objek sikap menghambat dalam pencapaian tujuan, maka orang akan bersikap negatif terhadap objek sikap tersebut. Fungsi ini juga disebut fungsi manfaat, yang artinya sampai sejauh mana manfaat objek sikap dalam mencapai tujuan. Fungsi ini juga disebut sebagai fungsi penyesuaian, artinya sikap yang diambil seseorang akan dapat menyesuaikan diri secara baik terhadap sekitarnya.


(43)

2. Fungsi pertahanan ego

Ini merupakan sikap yang diambil oleh seseorang demi untuk mempertahankan ego atau akunya. Sikap diambil seseorang pada waktu orang yang bersangkutan terancam dalam keadaan dirinya atau egonya, maka dalam keadaan terdesak sikapnya dapat berfungsi sebagai mekanisme pertahanan ego.

3. Fungsi ekspresi nilai

Sikap yang ada pada diri seseorang merupakan jalan bagi individu untuk mengekspresikan nilai yang ada dalam dirinya. Dengan mengekspresikan diri seseorang akan mendapatkan kepuasan dan dapat menunjukkan keadaan dirinya. Dengan mengambil nilai sikap tertentu, akan dapat menggambarkan sistem nilai yang ada pada individu yang bersangkutan.

4. Fungsi pengetahuan

Fungsi ini mempunyai arti bahwa setiap individu mempunyai dorongan untuk ingin tahu. Dengan pengalamannya yang tidak konsisten dengan apa yang diketahui oleh individu, akan disusun kembali atau diubah sedemikian rupa sehingga menjadi konsisten. Ini berarti bila seseorang mempunyai sikap tertentu terhadap suatu objek, menunjukkan tentang pengetahuan orang tersebut objek sikap yang bersangkutan. Proses timbulnya atau terbentuknya sikap dapat dilihat pada bagan sikap berikut ini: FaktorInternal : Fisiologis, Psikologis,dan Objek Sikap.

FaktorEksterna: Pengalaman,Situasi,Norma-norma, Hambatan,dan Pendorong .

Dari uraian defenisi di atas tentang sikap terdapat adanya kesamaan yang dapat ditarik kesimpulan bahwa sikap merupakan kecenderungan untuk bereaksi (berprilaku) yang terarahkan kepada suatu hal atau suatu objek yang dapat beerupa benda, ide, orang dan sebagainya. Sikap ini dapat pula bersifat positif, dan dapat pula bersifat negative. Dalam sikap positif, kecenderungan tindakan adalah


(44)

mendekati, menyenangi, mengharapkan objek tertentu. Sedangkan dalam sikap negative terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci dan tidak menyukai objek tertentu.

Sikap memiliki komponen-komponen yang terstruktur yang telah didefinisikan oleh para ahli.

David O. Sear dkk mengatakan sikap terhadap objek, gagasan atau orang tertentu merupakan orientasi yang bersifat menetap dengan komponen-komponen kognitif, afektif, dan prilaku. Komponen kognitif terdiri dari seluruh kognisi yang dimiliki seseorang mengenai objek sikap tertentu-fakta, pengetahuan, dan keyakinan tentang objek. Komponen afektif terdiri dari seluruh perasaan atau emosi seseorang terhadap objek, terutama penilian. Komponen perilaku terdiri dari kesiapan seseorang untuk beraksi atau kecenderungan untuk bertindak terhadap objek.28

Definisi sikap di atas merupakan struktur sikap yang terdiri atas tiga komponen yang saling menunjang yaitu komponen kognitif, komponen afektif, dan komponen konatif. Kothandapani merumuskan ketiga komponen tersebut sebagai komponen” kognitif (kepercayaan), komponen emosional (persaan), dan komponen perilaku (tindakan).”29

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa sikap memiliki tiga komponen yang terstruktur yaitu komponen kognitif yang berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap. Komponen afektif menyangkut masalaha emosional subjektif seseorang terhadap suatu objek sikap. Secara umum, komponen ini disamakan dengan perasaab yang dimiliki terhadap suatu objek sikap. Secara umum, komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki terhadap sesuatu. Komponen konatif atau komponen perilaku menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilku yang ada dalam diri seseorang yang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya.

28

Sears.O. David, Freedman. L. Jonathan, Peplau. Anne.L, Psikologi Sosial, Edisi ke-2.h.138

29


(45)

b. Karakteristik Sikap

Menurut M. Sherif, faktor psikis yang turut menyusun pribadi orang dan telah dirumuskan kedalam lima buah sifat khas dari sikap yaitu:

1. Sikap tidak dibawa orang sejak ia dilahirkan 2. Sikap dapat berubah-berubah

3. Sikap tidak berdiri sendiri

4. Objek sikap tidak hanya satu hal tertentu saja, tetapi juga dapat merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut.

5. Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan.30 Sikap tidak dibawa orang sejak ia dilahirkan, tetapi dibentuk atau dipelajarinya sepanjang perkembangan orang itu dalam hubungan dengan objeknya. Sifat ini membedakannya dengan sifat biogenetis seperti lapar, haus, kebutuhan akan istirahat dan sebagainya.

Sikap dapat berubah-ubah, karena itu sikap dapat dipelajari orang atau sebaliknya, sikap dapat dipelajari sehingga sikap dapat berubah pada seseorang bila terdapat keadaan-keadaan dan syarat-syarat tertentu yang mempermudah berubahnya sikap pada orang itu. Contohnya yaitu seorang yang memiliki penyakit dan dapat sembeh apabila dia memakan daging ular, sedangkan dia tidak menyukai daging ular, tapi untuk cepat sembuh maka dia memakannya.

c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Sikap

Manusia merupakan makhluk sosial sehingga manusia memiliki sikap sosial yang terbentuk dari adanya interaksi sosial. Dalam interaksi tersebut terjadi hubungan yang saling mempengaruhi diantara indivindu yang satu dengan indivindu yang liannya, terjadi hubungan timbale balik yang turut mempengaruhi pola prilaku masing-masing individu. Individu bereaksi membentuk pola sikap tertentu

30

Gerungan W.A,Psikologi Sosial, (Jakarta: Refika Aditama, 2004). Edisi 3. Cet ke-1,h.164


(46)

terhadap berbagai objek psikologis yang dihadapinya. Diantaranya faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya sikap adalah:

a. Pengalaman pribadi

b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting c. Pengaruh kebudayaan

d. Media massa

e. Lembaga pendidikan dan lembaga agama f. Pengaruh faktor emosional.31

Sikap dapat dibentuk dari pengalman pribadi. Pengalaman pribadi harus meninggalkan kean yang kuat, sehingga apa yang telah terjadi atau yang sedang kita alami akan ikut membentuk ataumempengaruhi penghayatan yang lebih mendalam dan berbekas.

Pengaruh orang lain yang dianggap penting dapat mempengaruhi terbentuknya sikap kita terhadap suatu hal. Diantara orang yang dianggap penting bagi individu adalah orang tua, teman, guru dan lain-lain. Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang searah dengan sikap orang yang dianggapnya penting. Kecenderungan ini diantara lain dimotivasi oleh keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.

Kebudayaan memiliki pengaruh yang besar terhadap pembentukan sikap kita. Kebudayaan memiliki norma-norma yang harus dijunjung tinggi yang akan mempengaruhi sikap kita terhadap berbagai masalah yang dihadapi.

Media massa mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Dalam penyampaian informasi, media massa membawa pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang, sehingga akan mempengaruhi sikap seseorang.

Lembaga pendidikan serta lembaga agama mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap, karena meletakkan konsep moral

31


(47)

dalam diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk diperoleh dari pendidikan dan ajaran-ajaran agama.

Dari urian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya sikap adalah:

1. Faktor internal yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri seseorang seperti pengalaman pribadi dan pengaruh faktor emosional

2. Faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang berada diluar individu seperti pengaruh kebudayaan, media massa, pengaruh orang lain yang dianggap penting dan lembaga keagamaan.

d. Sikap Siswa Terhadap Pelajaran IPS

Dari definisi di atas dapat diketahui bahawa sikap adalah kecenderungan untuk bertindak atau berperilaku terhadap suatu objek. Sikap dengan mengambil objeknya adalah pelajaran IPS, maka sikap siswa terhadap pelajaran IPS dapat diketahui dari caranya bereaksi atau merespon terhadap pelajaran IPS dikelas atau diluar kelas. Reaksi sikap siswa baik itu positif mupun negatif terhadap pelajar mata pelajaran tersebut dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain.

Sikap merupakan faktor psikologis yang mempengaruhi kegiatan belajar. Dalam hal ini sikap yang menunjang belajar seseorang adalah sikap positif, sikap menerima atau menyukai terhadap mata pelajaran yang akan dipelajari. “Dalam proses belajar sikap berfungsi sebagi“Dynamic Force” yaitu sebagai kekuatan yang menggerakkan orang untuk belajar”.32 Jadi siswa yang sikapnya positif akan digerakkan oleh sikapnya yang positif itu untuk mau belajar, sebaliknya sikap siswa yang negatif tidak akan tergerak untuk mau belajar.

Secara teoritis sikap dapat dibedakan antara sikap positif dan sikap negatif namun perbedaan sikap diantara siswa hanyalah

32


(48)

perbedaan dalam kadar atau bobot dari sikap yang mereka miliki terhadap IPS. Sangat sulit untuk mengelompokkan siswa dalam kelompok sikap positif dan sikap negatif, perbedaan sikap siswa hanya ditunjukkan oleh sekor yang diperoleh setiap siswa pada suatu skala yang dirancang untuk penelitian ini.

4. Hakikat Hasil Belajar IPS

Hasil belajar yang merupakan produk dari suatu proses belajar dapat dilihat dari perubahan kondisi pribadi pelaku pelajar dari yang semula ia tidak tahu (berpengetahuan) menjadi tahu (berpengetahuan).

Gagne menyebutkan bahwa belajar sebagai suatu perubahan dalam disposisi atau kapabilitas manusia.Perubahan dalam menunjukkan kinerja (prilaku) berarti belajar itu menentukan semua keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai yang diperoleh individu (siswa).Dalam belajar dihasilkan berbagai macam tingkah laku yang berlainan, seperti pengetahuan, sikap, keterampilan, kemampuan, informasi dan nilai. Berbagai macam tingkah laku yang berlainan inilah yang disebut kapabilitas sebagai hasil belajar.

Bloom dengan kawan-kawannya mengklasifikasikan hasil belajar menjadi 3 domain atau kawasan, yaitu kawasan kognitif, efektif dan psikomotor. Kawasan kognitif menaruh perhatian pada pengembangan kapabilitas dan keterampilan intelektual, kawasan efektif berkaitan dengan pengembangan perasaan sikap, nilai dan emosi yang dipelajari (baru), dan kawasan psikomotor berkaitan dengan kegiatan-kegiatan manipulatif atau keterampilan motorik.33

Dari sisi guru hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran, Tri Yogo Prabowo menyatakan bahwa hasil belajar merupakan suatu “proses perubahan tingkah laku yang diharapkan dikuasai oleh individu melalui proses belajar”.34

33

Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagianak Berkualitas Belajar, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2004), cet. Ke-4, h. 27-30.

34


(49)

Secara umum Reigeluth mengatakan bahwa hasil pembelajaran secara umum umum dapat dikategorisasi menjadi tiga indikator, yaitu :

(1) efektivitas pembelajaran, yang biasanya diukur dari tingkat keberhasilan siswa dari berbagai sudut

(2) efisiensi pembelajaran, yang biasanya diukur dari waktu belajar dan atau biaya pembelajaran dan

(3) daya tarik pembelajaran yang selalu diukur dari tendensi siswa ingin belajar secara terus menerus.35

Hasil belajar adalah “kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar”36

Menurut Nana Syaodih Sukmadinata dalam buku landasan psikologi proses pendidikan hasil belajar (achievement) “Merupakan realisasi pemekaran dari kecakapan-kecakapan pontensial kapasitas yang dimiliki seseorang”. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari pelakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan motoric. Hampir sebagian terbesar dari kegiatan perilaku yang diperlihatkan seseorang meruapakan hasil belajar. Disekolah hasil belajar ini dapat dilihat dari penguasaan siswa mata pelajaran yang ditempuhnya.” Tingkat penguasaan siswa akan mata-mata pelajaran dalam mata pelajaran tersebut disekolah dilambangkan dengan angka-angka atau huruf, seperti angka 0-10 pada pendidikan dasar dan menengah dan huruf a,b,c,d pada pendidikan tinggi”.37

Dalam kegitan belajar yang terperogram dan terkontrol yang disebut dengan kegiatan pembelajaran, tujuan belajar telah ditetapkan terlebih dahulu oleh guru. Jadi, anak yang berhasil dalam belajar ialah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran.

35

Nurdin Ibrahim,Op. Cit,h. 488.

36

Mulyono Abdurrahman,pendidikan………h.37.

37

Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Ros Dakarya, 2007), Cet.4, h. 102-103


(50)

Keberhasilan seseorang guru dari proses belajar mengajar adalah ketika siswanya mengerti dan memahami atas apa yang disampaikannya. Hal itu menunjukkan bahwa siswa mengalami peningkatan dalam hasil belajar.

Untuk mencapai hasil belajar yang ideal, dituntut kemampuan para pendidik untuk membimbing siswanya dalam proses belajar. Seorang guru harus selalu siap dengan berbagai kondisi dalam mengahadapi siswa dan lingkungannya, juga harus memiliki kompetensi yang tinggi untuk dapat menjalankan kewajibannya sebagai guru teladan, agar tercipta sumber daya manusia yang berkualitas.

Oleh karena itu, kegiatan belajar akan lebih terarah dan sistematis jika disertai dengan proses pembelajaran. Belajar dengan proses pembelajaran akan lebih efektif, karena ada guru, bahan ajar, metode, serta ada lingkungan yang kondusif yang sengaja diciptakan.

Di dalam sistem pendidikan nasional mengenai rumusan tujuan pendidikan menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin S. Bloom secara garis besar mengacu kepada tiga arah, yaitu “kognitif, afektif, dan psikomotorik”.38

Menurut A.J. Romiszowski,” hasil belajar merupakan keluaran (outputs) dari suatu system pemprosesan masukan (inputs). Masukan dari sistem tersebut berupa macam-macam informasi sedangkan keluarannya adalah perbuatan atau kenerja( performance)”.39

Romiszowski menyatakan perbuatan merupakan petunjuk dari proses belajar yang telah terjadi. Hasil belajarnya dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu pengetahuan dan keterampilan.

Romiszowski menyatakan pengetahuan terdiri dari empat kategori, yaitu:

38

Mulyono Abdurrahman,pendidikan….,h.38

39


(51)

1) Pengetahuan tentang fakta. 2) Pengetahuan tentang prosedur 3) Pengetahuan tentang konsep dan 4) Pengetahuan tentang prinsip

Keterampilan juga terdiri dari empat kategori, di antaranya: 1) Keterampilan untuk berfikir atau keterampilan kognitif 2) Keterampilan untuk bertindak atau keterampilan motorik 3) Keterampilan beraksi atau bersikap dan

4) Keterampilan berinteraksi.40

Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses pembelajaran yang optimal cenderung mewujudkan hasil yang berarti sebagai berikut:

1. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar instrinsik pada diri siswa.

2. Menambah keyakinan akan kemampuan dirinya 3. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya.

4. Hasil belajar diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif)

5. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan dirinya, terutama dalam menilai hasil yang dicapaikannya maupun menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya.41

Dengan demikian, hasil belajar merupakan kualitas kemampuan yang dihasilkan melalui proses aktivitas aktif dalam membangun pemahaman informasi dalam bentuk kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik.

Hasil belajar dalam diri seseorang terlihat melalui kemampuan-kemampuan yang dimilikinya, belajar membawa perubahan pada individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan melainkan dalam bentuk kecepatan, kebebasan, sikap, pengertian dan minat.

Suatu proses belajar akan menghasilkan hasil belajar, terlihat dari apa yang akan dilakukan oleh siswa sebelumnya. Hasil belajar dapat terjadi pada individu yang belajar. Perubahan akibat belajar itu akan

40

Mulyono Abdurrahman,pendidikan….,h.38

41

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), cet. XI, h. 56-57


(52)

bertahan lama, bahkan sampai taraf tertentu tidak menghilangkan lagi. Kemampuan yang telah diperoleh menjadi miliki pribadi yang tidak akan terhapus begitu saja lain keadaan bila orang melupakan sesuatu, orang itu mendapat kesan bahwa hal yang dipelajarinya telah menghilang. Jadi seolah-olah hasil belajar tidak berbekas. Namun kesan itu tidak seluruhnya benar, karena ada dalam ingatannya sisa-sisa dari apa yang dipelajarinya dahulu.

Jadi hasil belajar yaitu hasil yang telah dicapai secara optimal selama berlangsungnya belajar.

Pengambilan keputusan tentang hasil belajar merupkan suatu keharusan bagi seseorang guru agar dapat mengetahui berhasil tidaknya anak didik dalam proses belajar mengajar. Ketidakberhasilan proses belajar mengajar disebabkan antara lain oleh:

1. Kemampuan anak didik yang rendah

2. Kualitas materi pelajaran tidak sesuai dengan tingkat usia anak

3. Jumlah bahan pelajaran teelalu banyak sehingga tidak sesuai dengan waktu yang diberikan

4. Komponen proses belajar mengajar yang kurang sesuai dengan tujuan. Disamping itu, pengambilan keputusan juga diperlukan untuk mengalami anak didik dan mengatahui sejauhmana diberikan bantuan terhadap kekurangan-kekurangan anak didik.

Hasil belajar dapat diketahui dari hasil evaluasi yang diadakan. Evaluasi adalah penilaian hasil belajar merupakan usaha guru untuk mendapatkan informasi tentang siswa, baik penguasaan konsep, sikap, kemampuan maupun keterampilan. Hal ini dapat digunakan sebagai balikan sangat diperlukan dalam menentukan starategi belajar siswa.

Evaluasi hasil belajar juga bermaksud memperbaiki dan mengembangkan program pengajaraan. Seseorang dikatakan berhasil apabila ia melakukan sesuatu, dan ia mendapatkan secara puas. Siswa dikatakan berhasil apabila ia memperoleh prestasi yang bagus disekolahnya, tentu prestasi tersebut diproleh dengan belajar.


(1)

Standardized Observed Value

3 2

1 0

-1 -2

E

x

p

e

c

te

d

N

o

rm

a

l

V

a

lu

e

3

2

1

0

-1

-2


(2)

NO NAMA SISWA AKUNTANSi HASIL

1 Ainul yaqin T 45

2 Ainul yaqin J 45

3 Anis durrotunnafisa 60

4 Ayub 45

5 Dina fajrotul H 60

6 Fitri putri I 70

7 Hamidah latifah 45

8 Ita lestari 60

9 Jamaluddin 60

10 Karmila sari 70

11 Khoirul umam 55

12 Lala rosmala 60

13 Lia khoirul ummah 70

14 Lina wati dewi 70

15 M.rianto 55

16 Muslimawati 80

17 Muzdalifah 50

19 Nabila nuril zein 75

20 Nur annisa 65

21 Putri purwanti 65

22 Rahmat hidayat 55

23 Rizki subagza 50

24 Rofiatul ummah 70

25 Rosita dewi 55

26 Saifullah 65

27 Sarnah susanti 75

28 Siska dewi 65

29 Slamet surendi 65

30 Suryanah 60

31 Taufik hidayat 65

32 Umar mukhtar 75

33 Wahyunika 65

34 Widya nurrahman 70

35 Habib CH 60

36 Rojuddin 45

37 Ririn 75

38 Arifn 65

39 Mandasari 75

40 Zulfiyani 80

41 Hamzah 55


(3)

NO NAMA SISWA TKJ HASIL

1 Abd.Ahmad Syahroni 45

2 Abd.Munif 70

3 A.Sarifan 55

4 Ajeng Junaidah 60

5 Amalia 55

6 Devi Noviyanti 80

7 Fitrah Fajar 40

8 Heri Irawan 40

9 Helen monica candra 75

10 Iin nuraini 75

11 Ibnu hajar 75

12 Iswadi 75

13 Jannatul hasanah 60

14 Khoirul umam 60

15 Linda anggraini 70

16 Marni fujiyanah 80

17 Munawaroh 75

19 Maulana hasanuddin 55

20 Nailul huda 65

21 Nuraliyah 55

22 Nuratiyah fitri 75

23 Patmawati 75

24 Pita soraya 65

25 Rianda ikhsan 55

26 Ridwan hasyim 40

27 Rifqi fatahillah 60

28 Rifki firgan 80

29 Ryza umami 80

30 Rani sekarsari 40

31 Saefuddin anwar 80

32 Sarifuddin 60

33 Syukron 70

34 Tarti winarti 65

35 Taslimah 55

36 Tedy graha renaldi 65

37 Uswatun hasanah 75

38 Yayah rohayati 40

39 Haidir umam 55

40 Sani akbar 65

41 Uswatun 75

42 Zizah 80

43 Riyana 80

44 Yeni adriani 65


(4)

DOKUMENTASI MTS AL-MURSYIDIYYAH PAMULANG

MTS AL-MURSYIDIYYAH Pamulang Gedung MTS AL-MURSYIDIYYAH Pamulang


(5)

Ruang TIK Siswa sedang mengerjain Soal Tes Mata Pelajaran IPS


(6)

NO SIKAP SISWA

HASIL

BELAJAR INTERVAL

1 57 45 37,950

2 75 45 51,818

3 78 45 54,129

4 91 45 64,144

5 60 50 40,261

6 74 50 51,047

7 54 55 35,639

8 74 55 51,047

9 83 55 57,981

10 90 55 63,374

11 40 60 24,853

12 61 60 41,032

13 75 60 51,818

14 84 60 58,751

15 85 60 59,522

16 85 60 59,522

17 52 65 34,098

18 52 65 34,098

19 56 65 37,180

20 67 65 45,654

21 75 65 51,818

22 77 65 53,359

23 79 65 54,899

24 88 65 61,833

25 69 70 47,195

26 74 70 51,047

27 75 70 51,818

28 82 70 57,211

29 84 70 58,751

30 93 70 65,685

31 63 75 42,573

32 64 75 43,343

33 83 75 57,981

34 71 80 48,736