BAB I Fixs miras docx

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MENGKONSUMSI
MINUMAN KERAS PADA REMAJA PUTRA DI RW.008 KP.KEDUNG BARU
DS.SUKADAYA KEC.SUKAWANGI KAB.BEKASI
TAHUN 2015

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Mencapai Gelar
Ahli Madya Keperawatan (AMK)

Disusun Oleh :
TANDI YONO PUTRA JAYA
NIM : 040414114
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MEDIKA
CIKARANG-KABUPATEN BEKASI
TAHUN 2017

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa
dewasa, yang dimulai pada saat terjadinya kematangan secara seksual yaitu antara usia 11
atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun yaitu menjelang masa dewasa muda. Pada usia
remaja inilah berkembang sifat, sikap dan perilaku yang selalu ingin tahu, ingin
merasakan dan ingin mencoba. Maka jika tidak difasilitasi atau diarahkan dengan baik,
bukan tidak mungkin akan salah arah dan berakibat negtif (Soetjiiningsih.2004:45).
Menurut Tuner dan Helms (dalam mukhtar,dkk,2001) menyatakan bahwa masa
remaja sebagai suatu masa dimana terjadi perubahan besar yang memberikan suatu
tantangan

pada

individu

remaja

untuk

dapat


menyesuaikan

dirinya

dengan

lingkungannya, dan mampu menghadapi perubahan fisik dan seksual yang sedang
dialaminya. Saat itu juga remaja sedang mengalami apa yang dinamakan proses mencari
identitas diri dan berusaha membangun suatu hubungan interaksi yang sifatnya baru.
Namun disaat bersamaan nampaknya remaja dihadapkan pada situasi sulit mengingat
seluruh rangkaian perubahan ini berkaitan satu dengan yang lainnya, dan terjadi pada
waktu yang bersamaan.
Diusia remaja akan banyak masalah dan tekanan yang akan dialami oleh remaja
tersebut berkaitan dengan perubahan tersebut. Akhir-akhir ini banyak permasalahan
remaja yang kerap muncul, permasalahan itu menjadi sangat kompleks dan memiliki
dampak yang sangat buruk. Adapun masalah yang sering dihadapi oleh remaja ialah
adanya cyber bulling, seks bebas, masalah disekolah, masalah keluarga, rokok, narkoba
dan salah satunya adalah minuman keras. Sejalan dengan hal inilah seharusnya perilaku
penggunaan minuman keras tidak dilakukan oleh para remaja. Tapi mengapa banyak


remaja yang melakukan perilaku minum-minuman keras Padahal pada kenyataannya
perilaku remaja pengguna minuman keras ini merupakan sebagai bentuk kegiatan yang
menyimpang

dari

moral,

melanggar

norma-norma

sosial

dan

norma-norma

agama( Kompas, 2016).

Perilaku adalah respons individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan
yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik disadari
maupun tidak, Perilaku merupakan kumpulan berbagai faktor yang saling berinteraksi.
Sering tidak disadari bahwa interaksi tersebut sangat kompleks sehingga kadang-kadang
kita tidak sempat memikirkan penyebab seseorang menerapkan perilaku tertentu sangat
penting untuk dapat menelaah alasan dibalik perilaku yang dimiliki individu, sebelum
individu tersebut mampu mengubah perilaku tersebut (Notoatmodjo, 2010).
Menurut Loawrence Green (dalam Notoatmodjo,2007) bahwa perilaku itu
sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor yaitu :
1. Faktor

predisposisi:

yang

terwujud

dalam

pengetahuan,


sikap,

kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan motivasi.
2. Faktor enabling (pendukung): yang terwujud dalam lingkungan fisik,
tersedia atau tidak tersedianya fasilitas atau sarana dan prasarana atau
fasilitas kesehatan bagi masyarakat, misalnya: puskesmas, jamban, obatobatan dan sebagainya.
3. Faktor reinforcing (pendorong): yang terwujud dalam sikap dan perilaku
tokoh masyarakat (toma), tokoh agama (toga).
Minuman keras adalah salah satu minuman yang mengandung zat adiktif
(alcohol). Penyalahgunaan minuman keras akan membawa dampak yang tidak baik utuk
kesehatan fisik dan psikis seseorang. Akibat pemakaian minuman keras beralkohol
umunya akan menyebabkan timbulnya keberanian mengarah pada perilaku negative,
seperti: kasar, pemarah, mudah tersinggung dan bertindak brutal. Dampak lain dari
mengkonsumsi zat adiktif adalah pada kehidupan sosial seseorang seperti :
ketidakmampuan bersosialisasi dengan yang bukan peminum minuman keras,
ketidakmampuan fungsi sosoial, drop out sekolah dan nilai raport jelek ( Anang syah,
2000).

Menurut (Bagja Waluya, 2007) memaparkan bahwa faktor-faktor yang memicu

remaja mengkonsumsi minuman keras yaitu remaja yang sosialisasinya tidak sempurna
baik pergaulan di masyarakat maupun di dalam keluarga yang dianggapnya tidak
memuaskan, pengaruh lingkungan sosial, merendah diri, mudah kecewa, suka mencoba
hal yang belum pernah dilakukan tanpa melihat dampak negatifnya atau bias juga
diakibatkan karena stress yang berat.
Dampak buruk dari kebiasaan minuman beralkohol akan mengenai berbagai
macam organ di dalam tubuh, mulai dari otak, mulut, saluran cerna, syaraf otot, impoten,
kerusakan hati, jantung, pancreas sampai ke usus besar. Minuman alkohol berlebihan
biasanya menimbulkan reaksi kebingungan, melambatnya kemampuan bereaksi,
kaburnya penglihatan, hingga hilangnya konsentrasi dan koordinasi otot, yang
kesemuanya dapat membuat seseorang cedera atau mengalami kecelakaan yang fatal.
Selain itu, penggunaan alkohol dalam waktu singkat dan berlebihan bias menyebabkan
terjadinya keracunan alcohol atau intoksikasi alcohol yang bisa membahayakan nyawa.
Para peminum berat dalam jangka waktu panjang beresiko terkena peradangan kronis
pada saluran pencernaannya, peradangan kronis yang terjadi pada saluran pencernaan
akan membentuk erosi sampai tukak usus dan menyebabkan perubahan struktur dalam
usus sampai akhirnya berubah menjadi sel-sel ganas(kanker). Peradangan kronis juga
sering berlanjut menjadi penciutan hati (dr.Ari Fahrial Syam, 2012)
Laporan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengenai alkohol tahun 2014
menyebutkan bahwa, sebanyak 320.000 orang usia 15-29 tahun meninggal diseluruh

dunia setiap tahunnya karena berbagai penyebab terkait alkohol. World Health
Organization (WHO) memperkirakan jumlah pecandu alcohol diseluruh dunia mencapai
64 juta orang dengan angka ketergantungan yang beragam disetiap Negara. Di amerika
serikat misalnya, terdapat 15 juta orang yang mengalami ketergantungan alkohol,
kelompok usia tertinggi pengguna alkohol dinegara amerika ini adalah usia 20-30 tahun,
sementara kelompok usia terendah pengguna alkohol adalah diatas 60 tahun. Sementara
di Canada tercatat sekitar 1 juta orang yang mengalami kecanduan alkohol , jumlah
pecandu pria dua kali lipat dari wanita denagn kelompok umur penggunan alkohol
tertinggi adalah 20-25 tahun. Angka mengejutkan didapatkan di Russia dimana terdapat

data yang menunjukan bahwa 40% pria dan 17% wanita dinegara ini adalah alkoholik
( Kompas, 2014).
Di Indonesia, dalam catatan Gerakan Nasional Anti Miras (GENAM), tercatat
korban meninggal akibat meminum minuman keras perharinya sekitar 50 orang dan
pertahunnya sekitar 18.000 orang. Pada tanggal 6 februari 2016, 17 orang meninggal
dunia akibat minum minuman keras oplosan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Sesuai
dengan peraturan menteri perdagangan (Permendag) Nomor 06/M-DAG/PER/1/2015
yang mengatur tentang pengendalian, peredaran dan penjualan minuman beralkohol
golongan A. Tetapi masih saja banyak penjual minuman keras yang bebas menjajakan
barang dagangannya serta pembelian yang bebas oleh berbagai usia terutama pada kaum

remaja di Indonesia (Kompas, 2016).
Selama tujuh tahun belakangan ini terjadi peningkatan luar biasa konsumsi
minuman keras (miras) di kalangan remaja. Jika pada 2007 berdasarkan Riset Kesehatan
Dasar Departemen Kesehatan jumlah remaja pengonsumsi miras di Indonesia masih
diangka 4,9% tetapi pada tahun 2014 berdasarkan hasil riset yang dilakukan Gerakan
Nasionl Anti Miras (GeNAM) jumlahnya melonjak drastic hingga menyentuh angka 23%
dari total jumlah remaja Indonesia yang saat ini berjumlah 63 juta jiwa atau sekitar 14,4
juta remaja Indonesia pengonsumsi minuman keras. Sejak tahun 2013 hingga saat ini
tercatat telah terbit 147 peraturan daerah (Perda) yang melarang dan membatasi penjualan
minuman keras beralkohol, namun justru tidak menurunkan angka kematian akibat
mengkonsumsi miras oplosan di Indonesia, yang mencapai ribuan kematian setiap
tahunnya. Pemerintah perlu mengkaji ulang penerapan sejumlah regulasi yang melarang
dan membatasi penjualan minuman keras beralkohol. Karena mudahnya mendapatkan
minuman keras ini, ada korelasinya dengan menjamurnya minimarket, toko-toko
pengecer yang berdiri di permukiman Dan menjual miras kepada siapa saja, padahal
sudah ada peraturan yang melarangnya. Penghimbauan kepada sekuruh minimarket . toko
retail, dan warung-warung di seluruh Indonesia, sesuai Permendag No.6/2015, untuk
tidak lagi menjual minuman keras (detik.com, 2015).
Pada bulan april lalu, 3 remaja tewas di Jember akibat gelar pesta miras usai
Ujian Nasional, ketiga remaja ini diduga overdosis akibat minum terlalu banyak minuman


keras jenis Abidin dan Arak. Padahal kota jember sudah menerapkan peraturan daerah
nomor.9 tahun 2003 yang melarang minuman beralkohol dijual disemua lokasi manapun
di kota jember. Demikian juga di Cirebon Jawa Barat, meskipun sudah memberlakukan
peraturan daerah nomor.4 tahun 2013 yang melarang minuman beralkohol dijual dilokasi
manapun di kota Cirebon sejak juni 2013 lalu, namun awal maret tahun 2016 ada 14
orang remaja menggelar pesta minuman keras di salah satu tempat pemakaman umum di
Blok Gabugan Wetan Desa Tegalwangi. Akibatnya 1 orang tewas lalu 13 orang lainnya
kritis dan segera dilarikan kerumah sakit Arjawinangun, dari ke-14 orang itu diketahui
lima diantaranya masih dibawah umur. Selain itu terdapat dua orang perempuan yang
turut serta dalam pesta miras tersebut(sindonews.com,2016).
Menurut Suryadharma Ali (2016), upaya mencegah masyarakat dari pengaruh
minuman keras/minuman beralkohol tidak perlu terpaku kepada aturan baku, karena
selain agama telah menyatakan larangan untuk mengkonsumsi minuman keras, norma
sosial juga tidak membenarkan seseorang mengkonsumsi minuman keras. Ada beberapa
hal yang bisa dilakukan untuk mencegah penggunaan dan penyalahgunaan minuman
keras diantaranya:
1. Mengajarkan pendidikan agama sejak dini
2. Pembinaan kehidupan rumah tangga yang harmonis dengan penuh
perhatian dan kasih saying terutama pada anak.

3. Menjalin komunikasi yang konstruktif antara orangtua dan anak.
4. Remaja-remaja diberikan oengetahuan sedini mungkin tentang
narkoba,miras dan dampak negatifnya
Selain itu para remaja bisa melakukan kegiatan positive lainnya yang berguna,
dalam hal ini semua pihak harus terus berusaha agar penggunaan dan penyalahgunaan
minuman keras dapat dihentikan. dengan hal-hal tersebut bukan tidak mungkin
penggunaan minuman keras di Indonesia bisa turun.
Sesuai dengan studi pendahuluan yang dilakukan pada hari sabtu 15 oktober
2016 peneliti mengambil sampel 10 remaja putra usia 17-21 tahun di RW.008 kp.kedung
baru Desa sukadaya Kecamatan Sukawangi Kabupaten Bekasi. Dari data tersebut
terdapat remaja putra yang pernah mengkonsumsi minuman keras/minuman beralkohol,

sekitar 9 orang atau 90% remaja putra pernah mengkonsumsi minuman keras/minuman
beralkohol (Data RW.008 Kp.Kedung baru,2016)
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan
penelitian

dengan

judul


“faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

perilaku

mengkonsumsi minuman keras pada remaja putra di rw.008 kampung kedung barudesa
sukadaya kecamatan sukawangi kabupaten bekasi 2016”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan data diatas bahwa jumlah remaja putra umur 17-22 tahun di
RW.008 Kampung Kedung Baru Desa Sukadaya Kecamatan Sukawangi Kabupaten
Bekasi yang sudah dilakukan studi pendahuluan bahwa 9 dari 10 orang remaja pernah
mengkonsumsi minuman keras.
Maka penulis tertarik untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan
dengan perilaku mengkonsumsi minuman keras pada remaja putra di RW.008 Kampung
Kedung Baru Desa Sukadaya Kecamatan Sukawangi Kabupaten Bekasi Tahun 2016
(Data RW.008 Kp.Kedung Baru).

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan perilaku
mengkonsumsi minuman keras pada remaja putra di RW.008 Kampung Kedung Baru
Desa Sukadaya Kecamatan Sukawangi Kabupaten Bekasi Tahun 2016.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya faktor yang mempengaruhi remaja mengkonsumsi minumn keras
seperti faktor pendidikan, tingkat pengetahuan, pengaruh teman sebaya, faktor
keingintahuan, dan faktor broken home di RW.008 Kampung Kedung Baru Desa
Sukadaya Kecamatan Sukawangi Kabupaten Bekasi Tahun 2016.
b. Diketahuinya hubungan antara pendidikan dengan perilaku mengkonsumsi
minuman keras pada remaja putra di RW.008 Kampung Kedung Baru Desa
Sukadaya Kecamatan Sukawangi Kabupaten Bekasi Tahun 2016.

c. Diketahuinya

hubungan

antara

tingkat

pengetahuan

dengan

perilaku

mengkonsumsi minuman keras pada remaja putra di RW.008 Kampung Kedung
Baru Desa Sukadaya Kecamatan Sukawangi Kabupaten Bekasi Tahun 2016.
d. Diketahuinya hubungan antara pengaruh teman sebaya dengan perilaku
mengkonsumsi minuman keras pada remaja putra di RW.008 Kampung Kedung
Baru Desa Sukadaya Kecamatan Sukawangi Kabupaten Bekasi Tahun 2016.
e. Diketahuinya hubungan antara faktor keingintahuan pada remaja putra di RW.008
Kampung Kedung Baru Desa Sukadaya Kecamatan Sukawangi Kabupaten Bekasi
Tahun 2016.
f. Diketahuinya hubungan antara faktor broken home pada remaja putra di RW.008
Kampung Kedung Baru Desa Sukadaya Kecamatan Sukawangi Kabupaten Bekasi
Tahun 2016.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi Profesi Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat faktor apa saja yang berhubungan dengan
perilku mengkonsumsi alkohol, sebagai masukan bagi dunia keperawatan dalam
bidang keperawatan komunitas.
2. Manfaat praktis
a. Manfaat untuk remaja
Sebagai bahan pertimbangan bagi remaja khususnya remaja putra akan bahaya
dan dampak yang ditimbulkan dengan mengkonsumsi minuman keras terhadap
fisik dan psikologis serta dampak negativenya bagi masyarakat.
b. Manfaat untuk Kampung Kedung Baru Desa Sukadaya Kecamatan Sukawangi
Kabupaten Bekasi
Sebagai acuan untuk membuat dan mengevaluasi program tentang bagaimana
mengatasi masalah mengkonsumsi miras pada remaja putra di lingkungan
RW.008 Kampung Kedung Baru Desa Sukadaya Kecamatan Sukawangi
Kabupaten Bekasi.
c. Manfaat untuk institusi pendidikan
Sebagai suatu proses pembelajaran dalam menerapkan ilmu yang telah di perolah
di pendidikan akademik dalam bidang keperawatan, serta sebagai bahan
penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku
mengkonsumsi minuman keras khususnya di kalangan remaja.