PSIKOLOGI KEPRIBADIAN mischel dan rotter
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Carl Jung adalah seorang psikiater muda di Zurich ketika ia membaca Interpretation of
dream karya Freud tak lama sesudah diterbitkan pada tahun 1900. Karna Jung sangat terkesan
oleh ide- ide Freud, yang digunakan dan diujinya dalam praktiknya sendiri, maka Jung mengirim
kepada Freud salinan dari tulisan-tulisannya, yang pada umumnya mendukung pandangan Freud.
Pada tahun 1906 mulailah hubungan surat-menyurat yang teratur antara keduanya, dan tahun
berikutnya Jung mengunjungi Freud di Wina untuk pertama kalinya dimana mereka bercakapcakap tanpa putus selama 13 jam! Freud memutuskan bahwa Junglah yang akan menjadi
penggantinya, “putra mahkotanya” seperti yang ditulisnya kepada Jung.
Ketika Asosiasi Psikonalitik Internasional didirikan pada tahun 1910, Jung menjadi ketua
yang pertama, jabatan yang dipegangnya sampai tahun 1914. Pada tahun 1909, Freud dan Jung
mengadakan perjalanan bersama ke Universitas Clark di Worchester, Massachusetts, keduanya
diundang untuk menyampaikan serangkaian ceramah pada perayaan 20 tahun berdirinya
universitas tersebut. Akan tetapi 3 tahun kemudian, hubungan pribadi antara Freud dan Jung
mulai dingin sampai akhirnya pada awal tahun 1913 mereka mengakhiri hubungan suratmenyurat pribadi dan beberapa bulan kemudian hubungan surat-menyurat mengenai masalah
pekerjaan juga berakhir. Pada bulan April 1914, Jung meletakkan jabatan ketua asosiasi, dan
bulan Agustus, 1914, ia menarik diri dari keanggotaan.
Perpecahan telah mencapai puncaknya. Freud dan Jung tidak pernah saling bertemu lagi.
Ada banyak laporan mengenai hubungan freud dan jung termasuk laporan- laporan mereka
sendiri (freud, 1949, 1925, jung, 1961), penulis biografi freud, ernest jone (1955), dan orangorang lain (Weigert, 1942; Dry, 1961). Artikel- artikel yang diterbitkan jung selama masih
dipengaruhi freud, dan kecamannya kemudian terhadap psikoanalisis freud diterbikan bersamasama dengan jilid 4 seri Colledted works. Dua artikel lain tentang freud di muat dalam jilid 15.
Surat- menyurat antara freud dan jung yang berjumlah 395 buah, selama tahun 1906- 1913 telah
diterbitkan (McGuire, 1974).
Psikologi Analitik Jung
1
Meskipun penyebab perpecahan hubungan yang sebelumnya akrab itu adalah kompleks
dan sangat prinsipial, meliputi berbagai ketidak cocokan dalam hal kepribadian maupun
pandangan intelektual, namun salah satu alasan yang penting adalah penolakan jung terhadap
panseksualisme frued. “alasan utamanya ialah bahwa freud, mengidentifikasikan metodenya
dengan teori seks, yang saya anggap tidak dapat diterima” (komunikasi pribadi dari jung, 1954).
Jung mulai menyusun teori psikoanalisis dan metode psikoterapinya sendiri yang menjadi
terkenal sebagai psikologi analisik yang garis- garisnya telah diletakan sebelum pertemuannya
dengan freud dan yang secara konsisten dikembangkannya selama ia bersatu dengan freud ( jung,
1913).
1.2
Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dan berdasarkan kenyataan-kenyataan yang ada, Maka dari itu
penulis merumuskan permasalahan-permasalahan yang terdapat didalamnya, diantaranya adalah:
1. Siapakah Tokoh dari Psikologi Analitik ini?
2. Apa sajakah Teori yang dipakai dalam Psikologi Analitik ini?
3. Adakah Contoh Kasus yang dipakai dalam Teori ini?
1.3
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini diantaranya adalah :
1. Untuk mengetahui Tokoh dari teori Psikologi Analitik
2. Untuk dapat memahami Psikologi Analitik Jung
3. Untuk mengetahui teori Analitik Jung secara luas
1.4
Sistematis Penulisan
Adapun Sistematika yang akan kami bahas pada bab I adalah : Pendahuluan, yang terdiri dari
latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, dan sistematika penulisan.
Pada bab II, Pembahasan, yaitu: Biografi psikologi Analitik Carl Gustav Jung, Teori
Psikologi Analitik Jung, Arkhetipe- arkhetipe dalam teori, Contoh Kasus dalam Psikologi
Analitik Jung.
Psikologi Analitik Jung
2
Terakhir pada bab III, yaitu Penutup yang berisi Kesimpulan yang akan menguraikan
kesimpulan tentang materi yang kami bahas dan saran-saran yang diberikan terhadap
permasalahan yang ada.
Psikologi Analitik Jung
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Biografi Carl Gustav Jung
Sebelum membicaran ciri- ciri segi pandangan jung yang menonjol dan khusus, marilah
kita meninjau secara singkat beberapa segi kehidupannya. Carl Gustav Jung lahir di Kesswyl,
suatu kota dikawasab Lake Costance di Canton Thurgau, swiss, pada tanggal 26 Juli, 1875, dan
besar di Basel. Ayahnya adalah seorang pendeta pada Gereja Reformasi Swiss. Jung masuk
Universitras basel dengan tujuan untuk menjadi seorang arkeologi tetapi suatu mimpi telah
membangkitkan minatnya dalam study ilmu- ilmu alam dan secara kebetulan dalam ilmu
kedokteran. Setelah ia mendapat gelar kedokteran dari universitas Basel ia menjadi asisten pada
Rumah Sakit Jiwa di Burghlzli, Zurich, dan Klinik Psikiatri Zurich dan mulailah kariernya dalam
psikiatri.dia membantu dan kemudian bekerja sama dengan Eugen Bleuler, psikiater terkenal
yang mengembangkan konsep tentang skizofrenia, dan belajar sebentar pada Pierre Jenet, murud
dan pengganti Charcot di Paris. Dalam tahun 1909 ia melepaskan pekerjaannya di Burgholzli dan
pada tahun 1913 ia melepaskan jabatan lektor dalam psikiatri pada Universitas Zurich supaya
dapat mencurahkan seluruh waktunya untuk praktik privat, memberikan latihan, penelitian,
bepergian dan menulis. Selama bertahun- tahun ia mengadakan seminar dalam bahasa inggris
untuk mahasiswa- mahasiswa yang berbahasa inggris, dan tak lama setelah ia berhenti dari
kegiatan mengajar, sebuah lembaga pendidikan untuk menghormati namanya didikan di Zurich.
Pada tahun 1944 jurusan psikologi kedokteran pada universitas basel dibuka khusus
untuk jung, tetapi kesehatannya yang memburuk membuatnya terpaksa berhenti dari jabatan
ketua setelah satu tahun ia meninggal tanggal 6 juni 1961, di Zurich dalam usia 85 tahun. Belum
ada biografi ferud yang ditulis oleh Ernest Jones. Pada tahun kematian jung diterbitkanlah
otobiografi, memories, dreams, reflections (1961), yang sebgaian ditulis sendiri oleh jung dan
sebagian lain ditulis dan diterbitkan oleh sekretaris pribadinya, Aniela Jaffe, dan dilengkapi
dengan bahan dari ceramah- ceramah yang diberikan jung. Memories, dreams, reflections
pertama- tama merupakan otobiografi batiniah atau spiritual sekalipun juga mengandung banyak
informasi tentang pristiwa- peristiwa luar dalam kehidupan jung. Suasana buku itu tercermin
dalam kalimat pertamanya, “ kehidupanku adalah suatu kisah realisasi diri ketidak sadaran”.
Psikologi Analitik Jung
4
Carl Gustav jung di akui sebagai salah seorang diantara ahli- ahli pikir psikologi yang
terkemuka abad XX. Selam 60 tahun, ia mengabdikan dirinya dengan segenap tenaga dan tujuan
tunggal untuk menganalisis proses- proses kepribadian manusia yang sangat luas dan dalam.
Tulusan- tulisannya sangat banyak dan pengaruhnya tidak dapat duikur. Ia terkenal tidak hanya
dikalangan orang- orang terdidik di semua bidang kehidupan. Banyak tanda jasa dianugrahkan
kepadanya antara lain gelar- gelar kehormatan dari Universitas Harvard dan Oxford. Ia sering
memberikan kuliah di amerika serikat dan dinegara ini ia memiliki banyak pengikut dan
pengagum. Sebenarnya seluruh tulisan jung sekarang tersedia dalam 20 jilid, terbitan dalam
bahasa inggris. Disamping surat- surat freud/jung yang telah disebut, 2 jilid surat- surat jung juga
telah ditebitkan. Ada juga satu jilid buku berisi wawancara dan percakapan dengan jung.
Meskipun teori kepribadian jung biasanya di pandang sebagai teori psikoanalitik karena
tekanannya pada proses- proses tak sadar, namun berbeda dalam sejumlah hal penting dengan
teori kepribadian Freud. Mungkin segi paling khusus dan paling mencolok dalam pandangan
jung tentang manusia adalah bahwa ia menggabungkan teleologi dan kausalitas. Tingkah laku
manusia
ditentukan tidak hanya oleh sejarah individu dan rasi (kausalitas) tetapi juga oleh
tujuan dan aspirasi- aspirasi (teleologi). Baik masa lampau sebagai aktualitas maupun masa
depan sebagai potensialitas sama- sama membimbing tingkah laku orang sekarang. Pandangan
jung tentang kepribadian adalah prospektif dalam arti bahwa ia melihat ke depan arah garis
perkembangan sang pribadi dimasa depan dan retrospektif dalam arti bahwa ia memperhatikan
masa lampau.
Mengutip kata- kata jung orang hidup dibimbing oleh tujuan maupun sebab- sebab.
Penekanan pada peranan tujuan dalam perkembangan manusia ini menjadikan jung jelas berbeda
dari Freud. Bagi Freud, hanya ada pengulangan yang tak habis- habisnya atas tema- tema insting
sampai ajal menjelang. Bagi jung, ada perkembangan yang konstan dan seringkali kreatif,
pancarian, ke arah keparipurnaan dan kepenuhan, serta kerinduan untuk lahir kembali. Teori jung
juga berbeda dari semua pendekatan lain tentang kepribadian karena tekanannya yang kuat pada
dasar- dasar ras dan filonetik kepribadian.
Jung melihat kepribadian indivudu sebagai produk dan wadah sejarah leluhur. Manusia
modern di bentuk dan di cetak ke dalam bentuknya yang sekarang oleh pengalaman kumulatif
generasi- generasi masa lampau yang merentang jauh kebelakang sampai asal usul manusia yang
Psikologi Analitik Jung
5
samar- samar dan tidak diketahui. Dasar- dasar keperibadian bersifat arkhaik, primitif, dan
bawaan, tak sadar dan mungkin universal. Freud menekankan asal usul kepribadian pada kanakkanak sedangkan jung menekankan asal- usul kepribadian pada ras. Manusia dilahirkan dengan
membawa banyak kecenderungan yang diwariskan oleh leluhur- leluhurnya, kecenderungan ini
membimbing tingkah lakunya dan sebagian menentukan apa yang akan disadarinya dan
diresponnya dalam dunia pengalamannya. Dengan kata lain ada kepribadian kolektif menjangkau
dunia pengalaman dan diubah serta diperkaya oleh pengalaman- pangalaman yang diterimanya.
Kepribadian individu merupakan hasil daya- daya batin yang mengenai dan dikenai oleh dayadaya dari luar.
Penghargaan yang tinggi terhadap latar belakang ras sang pribadi ini dan pengaruhnya
terhadap manusia dewasa ini mengandung arti bahwa jung melebihi semua psikologi lain,
menyelidiki sejarah manusia untuk mengungkapkan apa saja yang bisa di ungkapnya tentang asal
usul ras dan evolusi kepribadian. Ia meneliti mitologi, agama, lambang- lambang dan upacaraupacara kuno, adat istiadat dan kepercayaan manusia primitif, dan juga mimpi, penglihatan,
simtom- simtom orang- orang neurotik, dan halusinasi serta delusi para penderita psikosis, dalam
rangka mencari akar- akar dan perkembangan- perkembangan kepribadian manusia, pengetahuan
dan pemahamannya mungkin tidak terkalahkan oleh para psikologi dewasa ini. Dry (1961)
menyebutkan beberapa di antara perkembangan- perkembangan intelektual penting pada abad
XIX yang agaknya mempengaruhi jung. Pertama, ada para filusuf, khususnya Schopenhauer, Von
Hartmann, dan Nietzsche, dengan konsepsi mereka tentang ketidaksadaran, polaritas kearah
kesatuan, dan substitusi atas akal dengan kemauan atau intuisi dalam memahami realitas.
2.2
Psikologi Analisis Jung
Menurut teori Jung, keseluruhan kepribadian (pikiran) atau Psyche terbagi menjadi 3
bagian: Ego Sadar, Ketidaksadaran Personal (kepribadian) beserta kompleks- kompleksnya,
Ketidaksadaran Kolektif beserta Arkhetipe- arkhetipe yaitu persona, anima & animus, dan
bayang- bayang atau shadow. Di samping sistem- sistem yang saling tergantung ini terdapat
sikap- sikap introversi dan ekstraversi, serta fungsi- fungsi pikiran, perasaan, pendirian dan
intuisi. Akhirnya terdapat diri (self) yang merupakan pusat dari seluruh kepribadian. Kita akan
mengetahuinya lebih lanjut dengan pengertian secara menyeluruh dibawah ini.
Psikologi Analitik Jung
6
2.2.1 Ego Sadar
Ego adalah jiwa sadar yang terdiri dari persepsi-persepsi, ingatan-ingatan, pikiranpikiran, dan perasaan-perasaan sadar. Ego melahirkan perasaan identitas dan kontinuitas
seseorang, dan dari segi pandangan sang pribadi ego dipandang berada pada kesadaran. Ego
yang dikemukakan oleh Jung ini sangat mirip dengan ego yang diajukan oleh Freud dalam hal
cakupan dan artinya, yaitu aspek dari kepribadian yang disadari, ditambah dengan perasaan akan
diri (Jung percaya bahwa identitas personal ini, atau ego, berkembang ketika individu berusia
sekitar empat tahun).
2.2.2 Ketidaksadaran Pribadi
Ketidaksadaran pribadi adalah daerah yang berdekatan dengan ego. Ketidaksadaran
pribadi terdiri dari pengalaman-pengalaman yang pernah sadar tetapi kemudian direpresikan,
disupresikan, dilupakan atau diabaikan serta pengalaman-pengalaman yang terlalu lemah untuk
menciptakan kesan sadar pada sang pribadi. Isi dari ketidaksadaran pribadi, seperti isi bahan
prasadar pada konsep Freud, dapat menjadi sadar, dan berlangsung banyak hubungan dua arah
antara ketidaksadaran pribadi dan ego.
Kompleks-kompleks. Kompleks adalah kelompok yang terorganisasi atau konstelasi
perasaan-perasaan, pikiran-pikiran, dan ingatan-ingatan yang terddapat dalam ketidaksadaran
pribadi.
Kompleks
memiliki
inti
yang
bertindak
seperti
magnet
menarik
atau
”mengkonstelasikan” berbagai pengalaman ke arah (Jung, 1934).
Sebagai contoh, misalnya kompleks ibu. Intinya sebagian lain berasal dari pengalamanpengalaman ras dengan ibu- ibu dan sebagian berasal dari pengalaman anak dengan ibunya. Ideide, perasaan- perasaan dan ingatan- ingatan yang berhubungan dengan ibu ditarik ke inti
tersebut dan membentuk suatu kompleks. Makin kuat tenaga yang keluar dari inti makin banyak
pengalaman yang ditarik kearahnya. Jadi seseorang yang kepribadiannya di dominasi oleh
ibunya dikatakan mempunyai kompleks ibu yang kuat. Pikiran, perasaan, dan perbuatannya
dituntut oleh konsep tentang ibu, apa yang dikatakan dan apa yang dirasakan ibu akan sangat
bermakna bagi orang tersebut, dan pandanagn tentang ibunya akan menguasai pikirannya. Suatu
komlpeks bisa bertindak sebagai kebpribadian otonom yang memiliki kehidupan jiwa dan
sumber penggeraknya sandiri. Ia bisa memegang kontrol atas kepribadian atas menggunakan
Psikologi Analitik Jung
7
pisikhe untuk tujuan-tujuannya sendiri, sebagaimana Tolstoy pernah dikatakan didominasi oleh
ide simplifikasi sedangkan Napoleon oleh nafsu kekuasaan.
Inti tersebut dan banyak unsurnya yang terkait pada setiap saat bersifat tak sadar, tetapi
masing-masing kaitan tersebut dapat dan seringkali menjadi sadar.
2.2.3 Ketidaksadaran Kolektif
Konsep ketidaksadaran kolektif atau transpersonal merupakan salah satu diantara segisegi teori kepribadian Jung yang paling original dan kontroversial. Ia merupakan sistem psikhe
yang paling kuat dan paling berpengaruh, dan pada kasus-kasus patologis ia mengungguli ego
serta ketidaksadaran pribadi (Jung, 1936, 1945).
Ketidaksadaran kolektif adalah gudang bekas-bekas ingatan laten yang diwariskan dari
masa lampau leluhur seseorang, masa lampau yang meliputi tidak hanya sejarah ras manusia
sebagai suatu spesies tersendiri tetapi juga leluhur pramanusiawi atau nenek moyang
binatangnya. Ketidaksadaran kolektif adalah sisa psikik perkembangan evolusi manusia, sisa
yang menumpuk sebagai akibat dari pengalaman-pengalaman yang berulang selama banyak
generasi. Ketidaksadaran kolektif hampir sepenuhnya terlepas dari segala segi pribadi dalam
kehidupan seorang individu dan nampaknya bersifat universal. Semua manusia kurang lebih
memiliki
ketidaksadaran
kolektif
yang
sama.
Jung
menghubungkan
sifat
universal
ketidaksadaran kolektif itu dengan kesamaan struktur otak pada semua ras manusia dan
kesamaan ini sendiri disebabkan oleh evolusi umum.
Ingatan- ingatan atau representasi- representasi ras tidak diwariskan begitu saja, tetapi
kita mewariskan kemungkinan menghidupkan kembali pengalaman- pengalaman generasigenerasi masa lampau. Itulah kecenderungan- kecenderungan yang membuat kita bereaksi
terhadpa dunia secara selektif. Kecenderungan ini diproyeksikan pada dunia. Misalnya karena
manusia selalu mempunyai ibu, maka setiap bayi dilahirkan dengan kecenderungan untuk
mepersepsikan dan bereaksi terhadap seorang ibu. Pengetahuan tentang ibu yang diperoleh
secara individual merupakan pemenuhan suatu kemampuan yang diwariskan yang telah dibentuk
dalam otak manusia oleh pengalaman- pengalaman ras masa lampau. Sebagaimana manusia lahir
dengan kemampuan ini melihat dunia dalam tiga dimensi dan mengembangkan kemampuan
melalui pengalaman dan pendidikan, demikian juga manusia dilahirkan dengan membawa
Psikologi Analitik Jung
8
banyak kecenderungan untuk berfikir, merasakan, dan mempersepsikan menurut pola- pola dan
isi- isi tertentu yang diaktualisasikan melalui pengalaman yang sudah menjadi milik individu.
Manusia cenderung takut pada gelap atau ular karena bisa diasumsikan bahwa manusia primitif
menemukan banyak bahaya dalam kegelapan dan menjadi korban ular- ular berbisa. Ketakutanketakutan laten ini bisa saja tidak berkembang pada manusia modern kecuali jika mereka itu
diperkuat oleh pengalaman- pengalaman khusus, walaupun demikian tendesi itu ada dan
membuat orang rentan terhadap pengalaman semacam itu. ide- ide tertentu mudah terbentuk,
misalnya ide tentang “Ada Yang Tertinggi”, karena kecenderungannya sudah tertanam kuat
dalam otak dan hanya butuh sedikit perkuatan lewat pangalaman individu menjadikannya
muncul dalam kesadaran dan mempengaruhi tingkah laku. Ingatan- ingatan laten atau potensial
ini tergantung pada struktur dan jejak- jejak inheren yang sudah tertanam dalam otak sebagai
hasil pangalaman kumulatif bangsa manusia. Jung menegaskan bahwa menyangkal pewarisan
ingatan- ingatan primordial ini sama saja dengan menyangkal evolusi dan pewarisan otak.
Ketidak sadaran kolektif merupakan fondasi ras yang diwariskan dalam keseluruhan
struktur kepribadian. Diatasnya dibangun aku, ketidaksadaran pribadi, dan semua hal lain yang
diperoleh individu. Apa yang dipelajari seseorang sebagai hasil dari pengalaman secara
substansial dipengaruhi oleh tidaksadaran kolektif yang melakukan peran mengarahkan atau
menyeleksi tingkah laku sang pribadi sejak awal kehidupan. Bentuk dunia dimana ia dilahirkan
telah dihadirkan dalam dirinya dalam bentuk sebuah gambaran yang sebenarnya. Gambaran yang
sebenarnya ini menjadi persepsi atau ide konkret lewat identifikasi dirinya dengan objek- objek
di dunia yang sesuai dengan gambaran itu. pengalaman- pengalaman seseorang tentang dunia
sebagian besar dibentuk oleh ketidaksadaran kolektif, walaupun tidak sepenuhnya, sebab kalu
demikian maka tidak ada variasi dan perkembangan.
Kedua daerah ketidaksadaran dalam jiwa, yakni keridaksadaran pribadi dan
ketidaksadaran kolektif, dapat berjasa besar bagi manusia. Ketidaksadaran memiliki
kemungkinan- kemungkinan yang dipisahkan dari alam sadar, karena dengan dipisahkan itu ia
mendapatkan semua materi yang bersifat subliminal, yakni semua hal yang telah dilupakan atau
diabaikan maupun kearifan dan pengalaman selama abad- abad yang tak terhitung jumlahnya,
yang tertanam dalam organ- organ arkhetipenya. Di lain pihak apabila kebijaksanaan dari
ketidaksadaran itu diabaikan oleh ego, ketidaksadaran ini bisa mengganggu proses- proses
Psikologi Analitik Jung
9
rasional sadar dengan menguasainya dan membelokannya kedalam bentuk- bentuk yang
menyimpang. Simtom- simtom, fobia- fobia, delusi- delusi, dan irasionalitas lain berasal dari
proses- proses ketidaksadaran yang disisihkan itu.
2.3
ARKHETIPE – ARKHETIPE
Komponen- komoponen struktural dari ketidaksadaran kolektif disebut dengan berbagai
nama: arkhetipe- arkhetipe, dominan – dominan, gambaran – gambaran, primordial, imago –
imago, gambaran – gambaran mitoligis dan pola – pola tingkah laku (jung, 1943). Arkhetipe
adalah suatu bentuk pikiran, (ide) universal yang mengandung unsure emosi yang besar, bentuk
pikiran ini menciptakan gambaran – gambaran atau visi – visi yang kehidupan yang sadar
normal berkaitan dengan aspek tertentu dari sutuasi. Misalnya, arkhetipe ibu menghasilkan
gambaran tentang pigur ibu yang kemudian di identifikasi dengan ibu yang sebenarnya.. dengan
kata lain, bayi mewarisi konpesi yang sudah terbentuk lebih duutentang ibu yang berseipat
umum yang sebagian menentukan bagaimana bayi tersebut akan mempersepsikan ibunya.
Persepsi banyi juga di pengaruhi sifat ibudan oleh pengalaman – pengalaman bayi tersebut
dengan ibunya. Jadi pengalam bayi adalah produk bergabung antara satu kecenderungan dari
dalam untuk mempersepsikan dunia menurut cara tertentu, dan hakikan nyata dunia yang
bersangkutan. Keddua factor tersebut biasanya berpadusecara harmonis sebab arkhetipe itu
sendiri merupakan produk dari pengalaman – pengalaman ras dengan dunia, dan pengalaman –
pengalaman sama seperti pengalaman yang akan dimiiki oleh setiap individu yang hidup dalam
setiap masa dan setiap manapun di dunia ini. Artinya, hakikan pada ibu – apa yang mereka
lakukan – tetap sama sepanjang sejarah ras , sehingga arkhetipe ibu yang diwarisi anak cocok
dengan ibu sebenarnya dengan siapa bayi itu berinteraksi.
Bagaimana asal usul arkhetipe? Ia merupakan suatu deposit permanen dalam jiwa dari
suatu pengalaman yang secara konstan terulang selama banyak generasi. Misalnya, generasai –
generasi yang tak terhitung jumlahnya melihat matahari selalu beredar setiap hari dari satu
horizon ke horizon lain. Pengulangan ketidak sadaran kolektif dalam bentuk suatu arkhetipe
dewa matahari, badan angkasa yang kuat, berkuasa, dan pemberi cahaya yang di dewakan dan di
sembah manusia. Konsepsi – konsepsi dan gambaran – gambaran tertentu tentang dewa yang
tertinggi merupakan turunan dari arkhetipe matahari.
Psikologi Analitik Jung
10
Dengan cara yang sama sepanjang hidupnya manusia di hadapkanpada banyak sekali
peristiwa kekuatan – kekuatan : gempa bumi, air terjun, banjir, angin rebut, petir, kebakaran dan
sebagainya. Dari pengalaman – pengalan ini berkembanganlah arkhetipe tentang energy,
kecenderungan untunk mempersepsikan dan terpersona oleh kekuatan serta keinginan untuk
menciptakan dan mengontrol kekuatan. Kesukaan anak – anak pada kembang api, kegandrungan
anak – anak muda pada mobil – mobil cepat serta obsesi orang – orang dewasa untuk melepaska
enargi – energy atom yang tersembunyi., semua berakar dari arkhetipe energy, mannusia
tergolong oleh arkhetipe ini untuk menemukan sumber – sumber yang baru. Artinya arekhetipe –
arkhetipe sebagai pusat – pusat tipe energy raksasa yang bersipet otonom yang cenderung
menghasilkan pengulangan dan peluasan pengalaman – pengalaman yang sama ini. Berger
(1977) menyatakan bahwa arkhetipe – arkhetipe pada manusia merupakan padanan detector detector, bentuk yang belum lama di temukan pada binatang yang lebih rendah.
Meskipun semua arkhetipe dapat dipandang sebagai sistem – sistem dinamik otonom
yang secara relative bisa menjadi tidak bisa terggantung pada aspek – aspek lain kepribadian,
namun sejumlah arekhetipe telah berkembang sedemikian jauh sehingga harus di pandang
sebangai sistem – sistem terpisah dalam kepribadian. Mereka ini persona, anima dan animus
serta bayang- banyang.
1. Persona
Persona adalah topeng yang dipakai sang pribadi sebagai respon terhadap tuntutan –
tuntutan kebiasaan dan tradisi masyarakat, serta terhadap kebutuuhan – kebutuhan areketipal
sendiri (jung 1945) ia merupakan peranan yang di berikan oleh masyarakat kepada seseorang,
bagian yang oleh masyarakan di harapkan dimainkan oleh seseorang dalam hidupnya.
Apabila ego mengidentifikasikan diri dengan person. Sebagai mana sering kali terjadi,
maka individu sadar akan bagian yang di mainkannnya daripada terhadap perasaan perasaan nya
yang sebenarnya. Ia menjadi tersaing dari dirinya , dan seluruh kepribadianya yang menjadi rata
atau yang berdimensi dua. Ia menjadi manusia tiruan belaka, sekedar pantulan masyarakat
bukan pantulan seorang manusi otonom. Inti dari man person berkembang adalah sebuah
arkhetipe arkhetipe ini, seperti semua arkhetipe berasal dari semua pengalaman – pengalaman
ras; dalam hal ini, pengalaman – pengalaman terssebut terdiri dari interaksi – interaksi sosial,
Psikologi Analitik Jung
11
diman peran soaial merupakan tujuan yang berguna bagi manusia sepanjang sejarahnya sebagai
bintang – bintang sosial. ( dalam beberapa hal, persona mirip konsep freud tentang superego).
2. Anima dan animus
Jung mengaitkan sisi peminim kepribadian pria dan sisi maskulin sisi kepribadian wanita
dengan arkhetipe – arkhetipe. Arkhetipe feminism pada pria disebut anima, arkhetipe masukulin
pada wanita pada wanita disebut animus (jung, 1945. 1954b). arkhetipe ini , kendati bisa disebut
kromosom – kromosom jenis dan kelenjar – kelenjar seks adalah produk dari pengalaman –
pengalaman raspria dengan wanita dan wanita dengan pria. Dengan kata lain, karn hidup
bersama wanita selama berabad – abad pria telah menjadi feminism; karena hidup bersam pria ,
wanita telah menadi maskulin.
Anima dan animus juga menimbulkan kesalah pahaman dan pertantangan apabila
gambaran arkhetipenya di proyeksikan tanpa memperdulikan karakter yang sebenarnya, dan
tidak menghiraukan perbedaa – perbedaan antara yang ideal dan yang real, dia bisa menderita
kekecewaan pahit manakala ia menyadari bahwa keduanya tidak identik.
3. Baying – bayang
Arkhetipe bayang – bayang juga mengakibatkan munculnya pikiran – pikiran, perasaan –
perasan dan tindakan – tindakan yang menyenangkan dan patut dicela oleh masyarakat alam
kesaran dan tingkah laku.
Bayang – bayang dengan insting – insting binatangnya yang bersipat vital dan berkobar –
kobar memberikan kualitas penuh atau tiga dimensi pada kepribadian. Ia membantu
membulatkan sang pribadi seutuuhnya (pembaca bisa melihat persamaan antara bayang –
banyang dan konsep freud tentang id).
4. Diri (self)
Dalam tulisan – tulisanya yang terdahulu, jung membandang diri sama denga psike atau
kepribadian secara keseluruhan. Akan tetapi, ketika ia mulai menyelidiki dasra – dasar ras
kepribdian dan menemukan arkhetipe – arkhetipa, ia menemukan arkhetipe yang mencerminkan
perjuangan manusia ke arah kesatuan (Wilhelm dan jung, 1931 ). Arkhetipe ini mengungkapkan
Psikologi Analitik Jung
12
diri melaluia berbagai lambing, dan lambang utamanya adalah mandala atau lingkar magis
(jung, 1955a). dalam bukunyab psychology and alchemy (1944), jung mengembangkan jengis
psikologi
tentang totalitas yang didasarkan pada lambang mandala. Konsep pokok dari
psikologi tentangkesatuan total diri adalah diri.
Diri adalah titik pusat kepribadian, disekitar mana semua sistem lain terkonstelasikan. Ia
mempersatukan sistem – sistem ini dengan memberika kepribadian dengan kesatuan,
keseimbangan dan ksetabilan pada keribadian.
Diri adalah tujuan hidup, suatu tujuan yang terus menerus di perjuangaknorng tetapi yang
jarang tercapai. Konsep tentang diri mngkin merupakan penemuan psikologis jung yang
terpenting dan merupakan puncak penlitian – penelitian yang intensef tentang arkhetipe –
arkhetipe.
5. Sikap
Jung membedakan dua sikap atau orientasi atau kpribadian, yakni sikap aktraversi dan
sikap introversi, sikap ekstrafersi mengarakhan sang pribadi ke dunia luar, dunia objektip; sikap
introversi mengarahkan orang ke dunia dalam, dunia subjektif (1921).
Kedua sikap yang berlawanan ini ada dalam kpribadian tetapi diantaranya domina dan
sadar, sedangkan yang lain kurang dominan dan tak sadar . apabila ego lebih bersikap ekstrovert
dalam relasi dengan dunia, maka ketidak sadaran pribadinya akan bersipat introvert.
6. Fungsi
Ada empat fungsi psikologis fundamental: berfikir melibatkan ide- ide dan intelek.
Dengan berfikir manusia berusaha memahami hakikat dunia dan dirinya sendiri. Perasaan adalah
fungsi evaluasi ia adalah nilai benda- benda entah bersifat positif aatau negatif, bagi usbjek.
Fungsi perasaan memberikan kepada manusia pengalaman subjektifnya tentang kenikmatan dan
rasa sakit, amarah, ketakutan, kesedihan, kegembiraaan dan cinta. Pendirian adalah fungsi
perseptual atau fungsi kenyataan. Ia mengahasilkan fakta- fakta konkret atau bentuk reprentasi
dunia. Intuisi adalah persepsi melalui proses- proses tak sadar dan isi dibawah ambang
kesadaran. Orang yang intuisi melampaui fakta- fakta perasaan- perasaan dan ide- ide dalam
mencari hakikat kenyataan.
Psikologi Analitik Jung
13
Sifat keempat fungsi diatas dapat dijelaskan dengan contoh berikut. Andaikan seseorang
berdiri dipinggir grand canyon sungai colorado. Apabila fungsi perasaan lebih menonjol, maka ia
akan mengalami perasaan kagum, kemuliaan dan keindahan yang men debarkan hati. Apabila ia
disukai oleh fungsi pendiriaan maka ia akan melihat canyon itu semata- mata seperti apa adanya
atau yang seperti yang tampak dalam potret. Apabila fungsi fikiran menguasai egonya, maka ia
akan berusaha memahami canyon itu menurut prinsip- prinsip dan teori geologi. Akhirnya
apabila fungsi intuitif kuat, maka pengamatan itu akan cenderung melihat grand canyon sebagai
misteri alam yang memiliki arti yang dalam, di mana sebagian artinya di wahyukan atau
dirasakan sebagai pengalaman mistik.
Bahwa hanya terdapat fungsi psikologis tidak lebih dan tidak kurang, jung menulis,
“Saya sampai pada kesimpulan itu bertolak dari dasar- dasar empiris murni”.
Pikiran dan perasaan disebut fungsi- fungsi rasio karena mereka memakai akal, penilaian,
abstraksi, dan generalisasi. Mereka memungkinkan manusia menemukan hukum- hukum dalam
alam semesta. Penindraan dan intuisi dipandang sebagai fungsi irasional, karena mereka
didasarkan pada persepsi tentang hal- hal yang konkret, khusus, dan aksidental.
Meskipun setiap orang memiliki keempat fungsi tersebut, namun keempatnya tidak harus
berkembang sama baiknya. Biasanya salah satu diantara keempat fungsi itu berkembang jauh
melampaui ketiga lainnya, dan memainkan perannya yang lebih menonjol dalam kesadran. Ini
disebut fungsi superior. Salah satu dari ketiga fungsi lainnya biasanya bertindak sebagai
pelengkap terhadap fungsi superior. Apabila kerja fungsi superior terhambat maka secara
otomatis fungsi pelengkap menggantikan fungsi superior.
Fungsi yang paling kurang berkembang dari keempat fungsi itu disebut fungsi inferior.
Fungsi itu direpresikan dan menjadi tidak sadar. Fungsi inferior mengungkapkan diri dalam
mimpi- mimpi dan fantasi- fantasi. Fungsi inferior itu juga memiliki fungsi pelengkap.
Apabila keempat fungsi itu ditempatkan dengan jarak yang sma antara satu dengan yang
lainnya pada keliling sebuah lingkaran, mka pusat lingkaran itu merupakan sistensis dari
keempat fungsi yang berkembang sepenuhnya. Dalam sintesis semacam itu tidak ada fungsi
superior atau fungsi inferior dan tidak ada fungsi pelengkap. Keempatnya sama kuat dalam
kepribadian. Sintesis demikian itu hanya dapat terjadi bila diri telah diaktualisasikan sepenuhnya.
Psikologi Analitik Jung
14
Karena aktualisasi diri tidak mungkin tercapai secara penuh, maka sintesis keempat
fungsi tersebut merupakan tujuan ideal, maka sintesis keempat fungsi tersebut merupakan tujuan
ideal yang diperjuangkan oleh kepribadian.
2.4
Interaksi di antara sistem- sistem kepribadian
Berbagai sistem dan sikap serta fungsi yang hendak mebangun seluruh kepribadian saling
berinteraksi dengan tiga cara yang berbeda. Salah satu sistem bisa mengkompensasikan
kelemahan sistem lain, salah satu sistem bisa menentang sistem lain, atau dua sistem atau lebih
atau biasa bersatu membentuk sintesis.
Kompensasi bisa dijelaakan dengan interaksi antara sikap interaversi dan introversi yang
berlawanan. Apabila ekstaversi merupakan sikap ego sadar yang domina atau superior maka
ketidaksdaran akan melakukan kompensasi dengan mengembangkan sikap sikap intoversi yang
direpresikan. Artinya apabila sikap ekstaversi dikecewakan maka sikap introversi inferior yang
tidak sadar akan memegang kendali kepribadian dan menampilkan diri. Suatu periode tingkah
laku ekstraversi yang kuat biasanya diikuti oleh suatu periode tingkah laku introversi. Mimpimimpi juga bersifat kompensasi sehingga mimip- mimpi orang yang lebih dominan ekstravert
akan memiliki kualitas introvert, sebaliknya, mimpi- mimpi orang yang introvert akan cenderung
bersifat ekstrovert.
Kompensasi juga terjadi antar fungsi. Seseorang yang menekankan pikiran dan perasaan
dalam kesadrannya akan menjadi intuitif, dan akan bertipe pengindraan secara tak sadar.
Demikian juga, ego dan anima pada seorang pria serta ego serta animus pada seorang wanita
melahirkan hubungan kompensatori satu sama lain. Ego pria normal adalah maskulin sedangkan
anima adalah feminim dan ego wanita yang normal adalah feminim sedangkan animus maskulin.
Pada umumnya semua ini kesadaran dikompensasikan oleh isi- isi ketidaksadaran. Prinsip
kompensasi memberikan semacam ekuilibrium atau keseimbangan antara unsur- unsur yang
saling bertentangan sehingga mencegah psikhe menjadi tidak seimbang secra neurotis.
Sebenarnya semua teori kepribadian yang mempunyai keyakinan atau pandangan apa saja
berasumsi bahwa kepribadian mengandung tendensi- tendensi berlawanan yang bisa berkonflik
satu sama lain. Tak terkecuali jung. Ia yakin bahwa suatu teori psikologi tentang kepribadian
harus didasarkan pada prinsip pertentangan atau konflik karena tegangan- tegangan yang
Psikologi Analitik Jung
15
dihasilkan oleh unsur- unsur yang bertentangan merupakan hakikat kehidupan itu sendiri. Tanpa
tegangan, maka tidak akan ada energi dan akibatnya tidak ada kepribadian.
Pertentangan terdapat dimana- mana dalam kepribadian antara ego dan bayang- bayang,
antara ego dan ketidaksadaran pribadi, antar persona dan anima atau animus, antara persona dan
ketidaksadaran pribadi, antar kolektif dan ego, serta antara ketidaksadaran kolektif dan pesona.
Introversi bertentangan dengan ekstraversi, pikiran bertentangan dengan perasaan, dan pendriaan
bertentangan dengan intuisi. Ego adalah seperti bola bulu tangkis yang dipukul bolak- balik
antara tuntutan- tuntutan luar dari masyarakat dan tuntutan- tuntutan batin dari ketidaksadaran
kolektif. Sebagai akibat dari pertarungan ini berkembanglah persona atau topeng. Persona
kemudian diserang oleh arkhetipe- arkhetipe lain dalam ketidaksadaran kolektif. Sisi wanita pada
pria, yakni anima, menyerbu kodrat maskulin pria dan animus larut dalam feminitas wanita.
Pertarungan antara daya- daya rasional dan irasional dalam psikhe tidak pernah berakhir. Konflik
merupakan fakta kehidupan yang dimana- mana.
Haruskah kepribadian menjadi sebuah rumah yang terpecah belah melawan dirinya
sendiri? Jung yakin tidak. Unsur- unsur yang berlawanan itu tidak hanya saling bertentangan,
tetapi juga saling menarik dan mencari. Situasi ini analog dengan suami isteri yang saling
bertengkar namun tetap dipersatukan justru oleh perbedaan- perbedaan yang menimbulkan
perselisihan tersebut. Kesatuan dari yang berlawanan tercapai lewat apa yang oleh jung disebut
fungsi transenden. Bekerjanya fungsi ini menghasilakn sistesis antara sistem- sistem yang
bertentangan dan membentuk kepribadian yang seimbang dan terintegrasi. Pusat dari kepribadian
yang terintegrasi ini adalah diri (self).
2.5
Contoh Kasus
Michel adalah seorang mahasiswa yang ingin dapat bergabung dengan teman- teman
sebayanya, ia berusaha begitu keras sehingga memiliki sifat minder (kompleks inferioritas). Ia
terlalu menghawatirkan bagaimana citra dirinya dibandingkan dengan setatus orang lain, ia
selalu berusaha untuk melebihi orang lain, namun masih tetap merasa inferior. Apakah mungkin
pola responnya ini berhasil dari konflik yang tidak terselesaikan pada masa kanak- kanak
Michel? Istilah “Kompleks” diciptakan oleh C.G. Jung untuk merujuk pada dorongan terepresi
yang mempengaruhi perilaku seseorang (seperti oedipus- kompleks pada freud). Namun istilah
Psikologi Analitik Jung
16
tersebut pada akhirnya digunakan oleh psikoanalisa Alfred Adler untuk menggambarkan
perjuangan anak dalm menekan dan mengatasi perasaaan kecil dan tidak berdaya. Sebagai
contoh,seorang anak laki- laki mungkin merasa dirinya inferior dalam segala hal, mulai dari
bakat berolahraga (dibandingkan dengan kakak laki- lakinya) hingga ukuran penis (dibandingkan
dengan ayahnya), dan perjuangan intrapsikis untuk menghadapi hal- hal tersebut pastilah terjadi.
Adler menyebut hal ini sebagai kompleks inferioritas, istilah yang sama dengan yang umum
digunakan saat ini.
Hal yang signifikan dari ide adler adalah idenya untuk secara eksplisit menyatakan
perbandingan dan persaingan dengan orang lain. Sara adalah teman michel yang berusia 19 tahun
yang berusaha meraih gelar dokter, terkadang tidak dapat tidur pada malam hari karena
mengkhawatirkan pilihan kariernya. Ia sukses dalam kuliah sarjana kedokteran, tetapi ia adalah
orang pertama dalam keluarganya yang berkarier dibidang medis. Memang sebagian besar
keluarganya tidak pernag menginjak bangku kuyliah. Sebagai tambahan ia juga meninggalkan
teman- teman SMU- nya dan terkadang merasa tidak yakin dengan apa yang harus ia lakukan.ia
benci akan komentar yang dilontarkan teman laki- lakinya tentang “dokter wanita jelek”. Kita
akan paham jika ia dikatakan memilki “krisis identitas”.
Psikologi Analitik Jung
17
BAB III
KESIMPULAN
Carl Gustav Jung lahir di Kesswyl, suatu kota dikawasab Lake Costance di Canton
Thurgau, swiss, pada tanggal 26 Juli, 1875, dan besar di Basel. Ayahnya adalah seorang pendeta
pada Gereja Reformasi Swiss. Jung masuk Universitras basel dengan tujuan untuk menjadi
seorang arkeologi tetapi suatu mimpi telah membangkitkan minatnya dalam study ilmu- ilmu
alam dan secara kebetulan dalam ilmu kedokteran. Setelah ia mendapat gelar kedokteran dari
universitas Basel ia menjadi asisten pada Rumah Sakit Jiwa di Burghlzli, Zurich, dan Klinik
Psikiatri Zurich dan mulailah kariernya dalam psikiatri.dia membantu dan kemudian bekerja
sama dengan Eugen Bleuler, psikiater terkenal yang mengembangkan konsep tentang
skizofrenia, dan belajar sebentar pada Pierre Jenet, murud dan pengganti Charcot di Paris. Dalam
tahun 1909 ia melepaskan pekerjaannya di Burgholzli dan pada tahun 1913 ia melepaskan
jabatan lektor dalam psikiatri pada Universitas Zurich supaya dapat mencurahkan seluruh
waktunya untuk praktik privat, memberikan latihan, penelitian, bepergian dan menulis.
Menurut teori Jung, keseluruhan kepribadian (pikiran) atau Psyche terbagi menjadi 3
bagian: Ego Sadar, Ketidaksadaran Personal (kepribadian) beserta kompleks- kompleksnya,
Ketidaksadaran Kolektif beserta Arkhetipe- arkhetipe yaitu persona, anima & animus, dan
bayang- bayang atau shadow. Di samping sistem- sistem yang saling tergantung ini terdapat
sikap- sikap introversi dan ekstraversi, serta fungsi- fungsi pikiran, perasaan, pendirian dan
intuisi. Akhirnya terdapat diri (self) yang merupakan pusat dari seluruh kepribadian.
Komponen- komoponen struktural dari ketidaksadaran kolektif disebut dengan berbagai
nama: arkhetipe- arkhetipe, dominan – dominan, gambaran – gambaran, primordial, imago –
imago, gambaran – gambaran mitoligis dan pola – pola tingkah laku (jung, 1943). Arkhetipe
adalah suatu bentuk pikiran, (ide) universal yang mengandung unsure emosi yang besar, bentuk
pikiran ini menciptakan gambaran – gambaran atau visi – visi yang kehidupan yang sadar
normal berkaitan dengan aspek tertentu dari sutuasi. Misalnya, arkhetipe ibu menghasilkan
gambaran tentang pigur ibu yang kemudian di identifikasi dengan ibu yang sebenarnya.. dengan
kata lain, bayi mewarisi konpesi yang sudah terbentuk lebih duutentang ibu yang berseipat
umum yang sebagian menentukan bagaimana bayi tersebut akan mempersepsikan ibunya.
Persepsi banyi juga di pengaruhi sifat ibudan oleh pengalaman – pengalaman bayi tersebut
Psikologi Analitik Jung
18
dengan ibunya. Jadi pengalam bayi adalah produk bergabung antara satu kecenderungan dari
dalam untuk mempersepsikan dunia menurut cara tertentu, dan hakikan nyata dunia yang
bersangkutan. Keddua factor tersebut biasanya berpadusecara harmonis sebab arkhetipe itu
sendiri merupakan produk dari pengalaman – pengalaman ras dengan dunia, dan pengalaman –
pengalaman sama seperti pengalaman yang akan dimiiki oleh setiap individu yang hidup dalam
setiap masa dan setiap manapun di dunia ini. Artinya, hakikan pada ibu – apa yang mereka
lakukan – tetap sama sepanjang sejarah ras , sehingga arkhetipe ibu yang diwarisi anak cocok
dengan ibu sebenarnya dengan siapa bayi itu berinteraksi.
Meskipun semua arkhetipe dapat dipandang sebagai sistem – sistem dinamik otonom
yang secara relative bisa menjadi tidak bisa terggantung pada aspek – aspek lain kepribadian,
namun sejumlah arekhetipe telah berkembang sedemikian jauh sehingga harus di pandang
sebangai sistem – sistem terpisah dalam kepribadian. Mereka ini persona, anima dan animus
serta bayang- banyang.
Psikologi Analitik Jung
19
DAFTAR PUSTAKA
Taniputera. 2005. Psikologi Kepribadian. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Alwisol. 2004. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.
Hall, CS., & Lindzey, G. 1993. Teori- teori Psikodinamik (Klinis). Ahli bahasa oleh Yustinus.
Yogyakarta: Kanisius.
Psikologi Analitik Jung
20
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Carl Jung adalah seorang psikiater muda di Zurich ketika ia membaca Interpretation of
dream karya Freud tak lama sesudah diterbitkan pada tahun 1900. Karna Jung sangat terkesan
oleh ide- ide Freud, yang digunakan dan diujinya dalam praktiknya sendiri, maka Jung mengirim
kepada Freud salinan dari tulisan-tulisannya, yang pada umumnya mendukung pandangan Freud.
Pada tahun 1906 mulailah hubungan surat-menyurat yang teratur antara keduanya, dan tahun
berikutnya Jung mengunjungi Freud di Wina untuk pertama kalinya dimana mereka bercakapcakap tanpa putus selama 13 jam! Freud memutuskan bahwa Junglah yang akan menjadi
penggantinya, “putra mahkotanya” seperti yang ditulisnya kepada Jung.
Ketika Asosiasi Psikonalitik Internasional didirikan pada tahun 1910, Jung menjadi ketua
yang pertama, jabatan yang dipegangnya sampai tahun 1914. Pada tahun 1909, Freud dan Jung
mengadakan perjalanan bersama ke Universitas Clark di Worchester, Massachusetts, keduanya
diundang untuk menyampaikan serangkaian ceramah pada perayaan 20 tahun berdirinya
universitas tersebut. Akan tetapi 3 tahun kemudian, hubungan pribadi antara Freud dan Jung
mulai dingin sampai akhirnya pada awal tahun 1913 mereka mengakhiri hubungan suratmenyurat pribadi dan beberapa bulan kemudian hubungan surat-menyurat mengenai masalah
pekerjaan juga berakhir. Pada bulan April 1914, Jung meletakkan jabatan ketua asosiasi, dan
bulan Agustus, 1914, ia menarik diri dari keanggotaan.
Perpecahan telah mencapai puncaknya. Freud dan Jung tidak pernah saling bertemu lagi.
Ada banyak laporan mengenai hubungan freud dan jung termasuk laporan- laporan mereka
sendiri (freud, 1949, 1925, jung, 1961), penulis biografi freud, ernest jone (1955), dan orangorang lain (Weigert, 1942; Dry, 1961). Artikel- artikel yang diterbitkan jung selama masih
dipengaruhi freud, dan kecamannya kemudian terhadap psikoanalisis freud diterbikan bersamasama dengan jilid 4 seri Colledted works. Dua artikel lain tentang freud di muat dalam jilid 15.
Surat- menyurat antara freud dan jung yang berjumlah 395 buah, selama tahun 1906- 1913 telah
diterbitkan (McGuire, 1974).
Psikologi Analitik Jung
1
Meskipun penyebab perpecahan hubungan yang sebelumnya akrab itu adalah kompleks
dan sangat prinsipial, meliputi berbagai ketidak cocokan dalam hal kepribadian maupun
pandangan intelektual, namun salah satu alasan yang penting adalah penolakan jung terhadap
panseksualisme frued. “alasan utamanya ialah bahwa freud, mengidentifikasikan metodenya
dengan teori seks, yang saya anggap tidak dapat diterima” (komunikasi pribadi dari jung, 1954).
Jung mulai menyusun teori psikoanalisis dan metode psikoterapinya sendiri yang menjadi
terkenal sebagai psikologi analisik yang garis- garisnya telah diletakan sebelum pertemuannya
dengan freud dan yang secara konsisten dikembangkannya selama ia bersatu dengan freud ( jung,
1913).
1.2
Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dan berdasarkan kenyataan-kenyataan yang ada, Maka dari itu
penulis merumuskan permasalahan-permasalahan yang terdapat didalamnya, diantaranya adalah:
1. Siapakah Tokoh dari Psikologi Analitik ini?
2. Apa sajakah Teori yang dipakai dalam Psikologi Analitik ini?
3. Adakah Contoh Kasus yang dipakai dalam Teori ini?
1.3
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini diantaranya adalah :
1. Untuk mengetahui Tokoh dari teori Psikologi Analitik
2. Untuk dapat memahami Psikologi Analitik Jung
3. Untuk mengetahui teori Analitik Jung secara luas
1.4
Sistematis Penulisan
Adapun Sistematika yang akan kami bahas pada bab I adalah : Pendahuluan, yang terdiri dari
latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, dan sistematika penulisan.
Pada bab II, Pembahasan, yaitu: Biografi psikologi Analitik Carl Gustav Jung, Teori
Psikologi Analitik Jung, Arkhetipe- arkhetipe dalam teori, Contoh Kasus dalam Psikologi
Analitik Jung.
Psikologi Analitik Jung
2
Terakhir pada bab III, yaitu Penutup yang berisi Kesimpulan yang akan menguraikan
kesimpulan tentang materi yang kami bahas dan saran-saran yang diberikan terhadap
permasalahan yang ada.
Psikologi Analitik Jung
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Biografi Carl Gustav Jung
Sebelum membicaran ciri- ciri segi pandangan jung yang menonjol dan khusus, marilah
kita meninjau secara singkat beberapa segi kehidupannya. Carl Gustav Jung lahir di Kesswyl,
suatu kota dikawasab Lake Costance di Canton Thurgau, swiss, pada tanggal 26 Juli, 1875, dan
besar di Basel. Ayahnya adalah seorang pendeta pada Gereja Reformasi Swiss. Jung masuk
Universitras basel dengan tujuan untuk menjadi seorang arkeologi tetapi suatu mimpi telah
membangkitkan minatnya dalam study ilmu- ilmu alam dan secara kebetulan dalam ilmu
kedokteran. Setelah ia mendapat gelar kedokteran dari universitas Basel ia menjadi asisten pada
Rumah Sakit Jiwa di Burghlzli, Zurich, dan Klinik Psikiatri Zurich dan mulailah kariernya dalam
psikiatri.dia membantu dan kemudian bekerja sama dengan Eugen Bleuler, psikiater terkenal
yang mengembangkan konsep tentang skizofrenia, dan belajar sebentar pada Pierre Jenet, murud
dan pengganti Charcot di Paris. Dalam tahun 1909 ia melepaskan pekerjaannya di Burgholzli dan
pada tahun 1913 ia melepaskan jabatan lektor dalam psikiatri pada Universitas Zurich supaya
dapat mencurahkan seluruh waktunya untuk praktik privat, memberikan latihan, penelitian,
bepergian dan menulis. Selama bertahun- tahun ia mengadakan seminar dalam bahasa inggris
untuk mahasiswa- mahasiswa yang berbahasa inggris, dan tak lama setelah ia berhenti dari
kegiatan mengajar, sebuah lembaga pendidikan untuk menghormati namanya didikan di Zurich.
Pada tahun 1944 jurusan psikologi kedokteran pada universitas basel dibuka khusus
untuk jung, tetapi kesehatannya yang memburuk membuatnya terpaksa berhenti dari jabatan
ketua setelah satu tahun ia meninggal tanggal 6 juni 1961, di Zurich dalam usia 85 tahun. Belum
ada biografi ferud yang ditulis oleh Ernest Jones. Pada tahun kematian jung diterbitkanlah
otobiografi, memories, dreams, reflections (1961), yang sebgaian ditulis sendiri oleh jung dan
sebagian lain ditulis dan diterbitkan oleh sekretaris pribadinya, Aniela Jaffe, dan dilengkapi
dengan bahan dari ceramah- ceramah yang diberikan jung. Memories, dreams, reflections
pertama- tama merupakan otobiografi batiniah atau spiritual sekalipun juga mengandung banyak
informasi tentang pristiwa- peristiwa luar dalam kehidupan jung. Suasana buku itu tercermin
dalam kalimat pertamanya, “ kehidupanku adalah suatu kisah realisasi diri ketidak sadaran”.
Psikologi Analitik Jung
4
Carl Gustav jung di akui sebagai salah seorang diantara ahli- ahli pikir psikologi yang
terkemuka abad XX. Selam 60 tahun, ia mengabdikan dirinya dengan segenap tenaga dan tujuan
tunggal untuk menganalisis proses- proses kepribadian manusia yang sangat luas dan dalam.
Tulusan- tulisannya sangat banyak dan pengaruhnya tidak dapat duikur. Ia terkenal tidak hanya
dikalangan orang- orang terdidik di semua bidang kehidupan. Banyak tanda jasa dianugrahkan
kepadanya antara lain gelar- gelar kehormatan dari Universitas Harvard dan Oxford. Ia sering
memberikan kuliah di amerika serikat dan dinegara ini ia memiliki banyak pengikut dan
pengagum. Sebenarnya seluruh tulisan jung sekarang tersedia dalam 20 jilid, terbitan dalam
bahasa inggris. Disamping surat- surat freud/jung yang telah disebut, 2 jilid surat- surat jung juga
telah ditebitkan. Ada juga satu jilid buku berisi wawancara dan percakapan dengan jung.
Meskipun teori kepribadian jung biasanya di pandang sebagai teori psikoanalitik karena
tekanannya pada proses- proses tak sadar, namun berbeda dalam sejumlah hal penting dengan
teori kepribadian Freud. Mungkin segi paling khusus dan paling mencolok dalam pandangan
jung tentang manusia adalah bahwa ia menggabungkan teleologi dan kausalitas. Tingkah laku
manusia
ditentukan tidak hanya oleh sejarah individu dan rasi (kausalitas) tetapi juga oleh
tujuan dan aspirasi- aspirasi (teleologi). Baik masa lampau sebagai aktualitas maupun masa
depan sebagai potensialitas sama- sama membimbing tingkah laku orang sekarang. Pandangan
jung tentang kepribadian adalah prospektif dalam arti bahwa ia melihat ke depan arah garis
perkembangan sang pribadi dimasa depan dan retrospektif dalam arti bahwa ia memperhatikan
masa lampau.
Mengutip kata- kata jung orang hidup dibimbing oleh tujuan maupun sebab- sebab.
Penekanan pada peranan tujuan dalam perkembangan manusia ini menjadikan jung jelas berbeda
dari Freud. Bagi Freud, hanya ada pengulangan yang tak habis- habisnya atas tema- tema insting
sampai ajal menjelang. Bagi jung, ada perkembangan yang konstan dan seringkali kreatif,
pancarian, ke arah keparipurnaan dan kepenuhan, serta kerinduan untuk lahir kembali. Teori jung
juga berbeda dari semua pendekatan lain tentang kepribadian karena tekanannya yang kuat pada
dasar- dasar ras dan filonetik kepribadian.
Jung melihat kepribadian indivudu sebagai produk dan wadah sejarah leluhur. Manusia
modern di bentuk dan di cetak ke dalam bentuknya yang sekarang oleh pengalaman kumulatif
generasi- generasi masa lampau yang merentang jauh kebelakang sampai asal usul manusia yang
Psikologi Analitik Jung
5
samar- samar dan tidak diketahui. Dasar- dasar keperibadian bersifat arkhaik, primitif, dan
bawaan, tak sadar dan mungkin universal. Freud menekankan asal usul kepribadian pada kanakkanak sedangkan jung menekankan asal- usul kepribadian pada ras. Manusia dilahirkan dengan
membawa banyak kecenderungan yang diwariskan oleh leluhur- leluhurnya, kecenderungan ini
membimbing tingkah lakunya dan sebagian menentukan apa yang akan disadarinya dan
diresponnya dalam dunia pengalamannya. Dengan kata lain ada kepribadian kolektif menjangkau
dunia pengalaman dan diubah serta diperkaya oleh pengalaman- pangalaman yang diterimanya.
Kepribadian individu merupakan hasil daya- daya batin yang mengenai dan dikenai oleh dayadaya dari luar.
Penghargaan yang tinggi terhadap latar belakang ras sang pribadi ini dan pengaruhnya
terhadap manusia dewasa ini mengandung arti bahwa jung melebihi semua psikologi lain,
menyelidiki sejarah manusia untuk mengungkapkan apa saja yang bisa di ungkapnya tentang asal
usul ras dan evolusi kepribadian. Ia meneliti mitologi, agama, lambang- lambang dan upacaraupacara kuno, adat istiadat dan kepercayaan manusia primitif, dan juga mimpi, penglihatan,
simtom- simtom orang- orang neurotik, dan halusinasi serta delusi para penderita psikosis, dalam
rangka mencari akar- akar dan perkembangan- perkembangan kepribadian manusia, pengetahuan
dan pemahamannya mungkin tidak terkalahkan oleh para psikologi dewasa ini. Dry (1961)
menyebutkan beberapa di antara perkembangan- perkembangan intelektual penting pada abad
XIX yang agaknya mempengaruhi jung. Pertama, ada para filusuf, khususnya Schopenhauer, Von
Hartmann, dan Nietzsche, dengan konsepsi mereka tentang ketidaksadaran, polaritas kearah
kesatuan, dan substitusi atas akal dengan kemauan atau intuisi dalam memahami realitas.
2.2
Psikologi Analisis Jung
Menurut teori Jung, keseluruhan kepribadian (pikiran) atau Psyche terbagi menjadi 3
bagian: Ego Sadar, Ketidaksadaran Personal (kepribadian) beserta kompleks- kompleksnya,
Ketidaksadaran Kolektif beserta Arkhetipe- arkhetipe yaitu persona, anima & animus, dan
bayang- bayang atau shadow. Di samping sistem- sistem yang saling tergantung ini terdapat
sikap- sikap introversi dan ekstraversi, serta fungsi- fungsi pikiran, perasaan, pendirian dan
intuisi. Akhirnya terdapat diri (self) yang merupakan pusat dari seluruh kepribadian. Kita akan
mengetahuinya lebih lanjut dengan pengertian secara menyeluruh dibawah ini.
Psikologi Analitik Jung
6
2.2.1 Ego Sadar
Ego adalah jiwa sadar yang terdiri dari persepsi-persepsi, ingatan-ingatan, pikiranpikiran, dan perasaan-perasaan sadar. Ego melahirkan perasaan identitas dan kontinuitas
seseorang, dan dari segi pandangan sang pribadi ego dipandang berada pada kesadaran. Ego
yang dikemukakan oleh Jung ini sangat mirip dengan ego yang diajukan oleh Freud dalam hal
cakupan dan artinya, yaitu aspek dari kepribadian yang disadari, ditambah dengan perasaan akan
diri (Jung percaya bahwa identitas personal ini, atau ego, berkembang ketika individu berusia
sekitar empat tahun).
2.2.2 Ketidaksadaran Pribadi
Ketidaksadaran pribadi adalah daerah yang berdekatan dengan ego. Ketidaksadaran
pribadi terdiri dari pengalaman-pengalaman yang pernah sadar tetapi kemudian direpresikan,
disupresikan, dilupakan atau diabaikan serta pengalaman-pengalaman yang terlalu lemah untuk
menciptakan kesan sadar pada sang pribadi. Isi dari ketidaksadaran pribadi, seperti isi bahan
prasadar pada konsep Freud, dapat menjadi sadar, dan berlangsung banyak hubungan dua arah
antara ketidaksadaran pribadi dan ego.
Kompleks-kompleks. Kompleks adalah kelompok yang terorganisasi atau konstelasi
perasaan-perasaan, pikiran-pikiran, dan ingatan-ingatan yang terddapat dalam ketidaksadaran
pribadi.
Kompleks
memiliki
inti
yang
bertindak
seperti
magnet
menarik
atau
”mengkonstelasikan” berbagai pengalaman ke arah (Jung, 1934).
Sebagai contoh, misalnya kompleks ibu. Intinya sebagian lain berasal dari pengalamanpengalaman ras dengan ibu- ibu dan sebagian berasal dari pengalaman anak dengan ibunya. Ideide, perasaan- perasaan dan ingatan- ingatan yang berhubungan dengan ibu ditarik ke inti
tersebut dan membentuk suatu kompleks. Makin kuat tenaga yang keluar dari inti makin banyak
pengalaman yang ditarik kearahnya. Jadi seseorang yang kepribadiannya di dominasi oleh
ibunya dikatakan mempunyai kompleks ibu yang kuat. Pikiran, perasaan, dan perbuatannya
dituntut oleh konsep tentang ibu, apa yang dikatakan dan apa yang dirasakan ibu akan sangat
bermakna bagi orang tersebut, dan pandanagn tentang ibunya akan menguasai pikirannya. Suatu
komlpeks bisa bertindak sebagai kebpribadian otonom yang memiliki kehidupan jiwa dan
sumber penggeraknya sandiri. Ia bisa memegang kontrol atas kepribadian atas menggunakan
Psikologi Analitik Jung
7
pisikhe untuk tujuan-tujuannya sendiri, sebagaimana Tolstoy pernah dikatakan didominasi oleh
ide simplifikasi sedangkan Napoleon oleh nafsu kekuasaan.
Inti tersebut dan banyak unsurnya yang terkait pada setiap saat bersifat tak sadar, tetapi
masing-masing kaitan tersebut dapat dan seringkali menjadi sadar.
2.2.3 Ketidaksadaran Kolektif
Konsep ketidaksadaran kolektif atau transpersonal merupakan salah satu diantara segisegi teori kepribadian Jung yang paling original dan kontroversial. Ia merupakan sistem psikhe
yang paling kuat dan paling berpengaruh, dan pada kasus-kasus patologis ia mengungguli ego
serta ketidaksadaran pribadi (Jung, 1936, 1945).
Ketidaksadaran kolektif adalah gudang bekas-bekas ingatan laten yang diwariskan dari
masa lampau leluhur seseorang, masa lampau yang meliputi tidak hanya sejarah ras manusia
sebagai suatu spesies tersendiri tetapi juga leluhur pramanusiawi atau nenek moyang
binatangnya. Ketidaksadaran kolektif adalah sisa psikik perkembangan evolusi manusia, sisa
yang menumpuk sebagai akibat dari pengalaman-pengalaman yang berulang selama banyak
generasi. Ketidaksadaran kolektif hampir sepenuhnya terlepas dari segala segi pribadi dalam
kehidupan seorang individu dan nampaknya bersifat universal. Semua manusia kurang lebih
memiliki
ketidaksadaran
kolektif
yang
sama.
Jung
menghubungkan
sifat
universal
ketidaksadaran kolektif itu dengan kesamaan struktur otak pada semua ras manusia dan
kesamaan ini sendiri disebabkan oleh evolusi umum.
Ingatan- ingatan atau representasi- representasi ras tidak diwariskan begitu saja, tetapi
kita mewariskan kemungkinan menghidupkan kembali pengalaman- pengalaman generasigenerasi masa lampau. Itulah kecenderungan- kecenderungan yang membuat kita bereaksi
terhadpa dunia secara selektif. Kecenderungan ini diproyeksikan pada dunia. Misalnya karena
manusia selalu mempunyai ibu, maka setiap bayi dilahirkan dengan kecenderungan untuk
mepersepsikan dan bereaksi terhadap seorang ibu. Pengetahuan tentang ibu yang diperoleh
secara individual merupakan pemenuhan suatu kemampuan yang diwariskan yang telah dibentuk
dalam otak manusia oleh pengalaman- pengalaman ras masa lampau. Sebagaimana manusia lahir
dengan kemampuan ini melihat dunia dalam tiga dimensi dan mengembangkan kemampuan
melalui pengalaman dan pendidikan, demikian juga manusia dilahirkan dengan membawa
Psikologi Analitik Jung
8
banyak kecenderungan untuk berfikir, merasakan, dan mempersepsikan menurut pola- pola dan
isi- isi tertentu yang diaktualisasikan melalui pengalaman yang sudah menjadi milik individu.
Manusia cenderung takut pada gelap atau ular karena bisa diasumsikan bahwa manusia primitif
menemukan banyak bahaya dalam kegelapan dan menjadi korban ular- ular berbisa. Ketakutanketakutan laten ini bisa saja tidak berkembang pada manusia modern kecuali jika mereka itu
diperkuat oleh pengalaman- pengalaman khusus, walaupun demikian tendesi itu ada dan
membuat orang rentan terhadap pengalaman semacam itu. ide- ide tertentu mudah terbentuk,
misalnya ide tentang “Ada Yang Tertinggi”, karena kecenderungannya sudah tertanam kuat
dalam otak dan hanya butuh sedikit perkuatan lewat pangalaman individu menjadikannya
muncul dalam kesadaran dan mempengaruhi tingkah laku. Ingatan- ingatan laten atau potensial
ini tergantung pada struktur dan jejak- jejak inheren yang sudah tertanam dalam otak sebagai
hasil pangalaman kumulatif bangsa manusia. Jung menegaskan bahwa menyangkal pewarisan
ingatan- ingatan primordial ini sama saja dengan menyangkal evolusi dan pewarisan otak.
Ketidak sadaran kolektif merupakan fondasi ras yang diwariskan dalam keseluruhan
struktur kepribadian. Diatasnya dibangun aku, ketidaksadaran pribadi, dan semua hal lain yang
diperoleh individu. Apa yang dipelajari seseorang sebagai hasil dari pengalaman secara
substansial dipengaruhi oleh tidaksadaran kolektif yang melakukan peran mengarahkan atau
menyeleksi tingkah laku sang pribadi sejak awal kehidupan. Bentuk dunia dimana ia dilahirkan
telah dihadirkan dalam dirinya dalam bentuk sebuah gambaran yang sebenarnya. Gambaran yang
sebenarnya ini menjadi persepsi atau ide konkret lewat identifikasi dirinya dengan objek- objek
di dunia yang sesuai dengan gambaran itu. pengalaman- pengalaman seseorang tentang dunia
sebagian besar dibentuk oleh ketidaksadaran kolektif, walaupun tidak sepenuhnya, sebab kalu
demikian maka tidak ada variasi dan perkembangan.
Kedua daerah ketidaksadaran dalam jiwa, yakni keridaksadaran pribadi dan
ketidaksadaran kolektif, dapat berjasa besar bagi manusia. Ketidaksadaran memiliki
kemungkinan- kemungkinan yang dipisahkan dari alam sadar, karena dengan dipisahkan itu ia
mendapatkan semua materi yang bersifat subliminal, yakni semua hal yang telah dilupakan atau
diabaikan maupun kearifan dan pengalaman selama abad- abad yang tak terhitung jumlahnya,
yang tertanam dalam organ- organ arkhetipenya. Di lain pihak apabila kebijaksanaan dari
ketidaksadaran itu diabaikan oleh ego, ketidaksadaran ini bisa mengganggu proses- proses
Psikologi Analitik Jung
9
rasional sadar dengan menguasainya dan membelokannya kedalam bentuk- bentuk yang
menyimpang. Simtom- simtom, fobia- fobia, delusi- delusi, dan irasionalitas lain berasal dari
proses- proses ketidaksadaran yang disisihkan itu.
2.3
ARKHETIPE – ARKHETIPE
Komponen- komoponen struktural dari ketidaksadaran kolektif disebut dengan berbagai
nama: arkhetipe- arkhetipe, dominan – dominan, gambaran – gambaran, primordial, imago –
imago, gambaran – gambaran mitoligis dan pola – pola tingkah laku (jung, 1943). Arkhetipe
adalah suatu bentuk pikiran, (ide) universal yang mengandung unsure emosi yang besar, bentuk
pikiran ini menciptakan gambaran – gambaran atau visi – visi yang kehidupan yang sadar
normal berkaitan dengan aspek tertentu dari sutuasi. Misalnya, arkhetipe ibu menghasilkan
gambaran tentang pigur ibu yang kemudian di identifikasi dengan ibu yang sebenarnya.. dengan
kata lain, bayi mewarisi konpesi yang sudah terbentuk lebih duutentang ibu yang berseipat
umum yang sebagian menentukan bagaimana bayi tersebut akan mempersepsikan ibunya.
Persepsi banyi juga di pengaruhi sifat ibudan oleh pengalaman – pengalaman bayi tersebut
dengan ibunya. Jadi pengalam bayi adalah produk bergabung antara satu kecenderungan dari
dalam untuk mempersepsikan dunia menurut cara tertentu, dan hakikan nyata dunia yang
bersangkutan. Keddua factor tersebut biasanya berpadusecara harmonis sebab arkhetipe itu
sendiri merupakan produk dari pengalaman – pengalaman ras dengan dunia, dan pengalaman –
pengalaman sama seperti pengalaman yang akan dimiiki oleh setiap individu yang hidup dalam
setiap masa dan setiap manapun di dunia ini. Artinya, hakikan pada ibu – apa yang mereka
lakukan – tetap sama sepanjang sejarah ras , sehingga arkhetipe ibu yang diwarisi anak cocok
dengan ibu sebenarnya dengan siapa bayi itu berinteraksi.
Bagaimana asal usul arkhetipe? Ia merupakan suatu deposit permanen dalam jiwa dari
suatu pengalaman yang secara konstan terulang selama banyak generasi. Misalnya, generasai –
generasi yang tak terhitung jumlahnya melihat matahari selalu beredar setiap hari dari satu
horizon ke horizon lain. Pengulangan ketidak sadaran kolektif dalam bentuk suatu arkhetipe
dewa matahari, badan angkasa yang kuat, berkuasa, dan pemberi cahaya yang di dewakan dan di
sembah manusia. Konsepsi – konsepsi dan gambaran – gambaran tertentu tentang dewa yang
tertinggi merupakan turunan dari arkhetipe matahari.
Psikologi Analitik Jung
10
Dengan cara yang sama sepanjang hidupnya manusia di hadapkanpada banyak sekali
peristiwa kekuatan – kekuatan : gempa bumi, air terjun, banjir, angin rebut, petir, kebakaran dan
sebagainya. Dari pengalaman – pengalan ini berkembanganlah arkhetipe tentang energy,
kecenderungan untunk mempersepsikan dan terpersona oleh kekuatan serta keinginan untuk
menciptakan dan mengontrol kekuatan. Kesukaan anak – anak pada kembang api, kegandrungan
anak – anak muda pada mobil – mobil cepat serta obsesi orang – orang dewasa untuk melepaska
enargi – energy atom yang tersembunyi., semua berakar dari arkhetipe energy, mannusia
tergolong oleh arkhetipe ini untuk menemukan sumber – sumber yang baru. Artinya arekhetipe –
arkhetipe sebagai pusat – pusat tipe energy raksasa yang bersipet otonom yang cenderung
menghasilkan pengulangan dan peluasan pengalaman – pengalaman yang sama ini. Berger
(1977) menyatakan bahwa arkhetipe – arkhetipe pada manusia merupakan padanan detector detector, bentuk yang belum lama di temukan pada binatang yang lebih rendah.
Meskipun semua arkhetipe dapat dipandang sebagai sistem – sistem dinamik otonom
yang secara relative bisa menjadi tidak bisa terggantung pada aspek – aspek lain kepribadian,
namun sejumlah arekhetipe telah berkembang sedemikian jauh sehingga harus di pandang
sebangai sistem – sistem terpisah dalam kepribadian. Mereka ini persona, anima dan animus
serta bayang- banyang.
1. Persona
Persona adalah topeng yang dipakai sang pribadi sebagai respon terhadap tuntutan –
tuntutan kebiasaan dan tradisi masyarakat, serta terhadap kebutuuhan – kebutuhan areketipal
sendiri (jung 1945) ia merupakan peranan yang di berikan oleh masyarakat kepada seseorang,
bagian yang oleh masyarakan di harapkan dimainkan oleh seseorang dalam hidupnya.
Apabila ego mengidentifikasikan diri dengan person. Sebagai mana sering kali terjadi,
maka individu sadar akan bagian yang di mainkannnya daripada terhadap perasaan perasaan nya
yang sebenarnya. Ia menjadi tersaing dari dirinya , dan seluruh kepribadianya yang menjadi rata
atau yang berdimensi dua. Ia menjadi manusia tiruan belaka, sekedar pantulan masyarakat
bukan pantulan seorang manusi otonom. Inti dari man person berkembang adalah sebuah
arkhetipe arkhetipe ini, seperti semua arkhetipe berasal dari semua pengalaman – pengalaman
ras; dalam hal ini, pengalaman – pengalaman terssebut terdiri dari interaksi – interaksi sosial,
Psikologi Analitik Jung
11
diman peran soaial merupakan tujuan yang berguna bagi manusia sepanjang sejarahnya sebagai
bintang – bintang sosial. ( dalam beberapa hal, persona mirip konsep freud tentang superego).
2. Anima dan animus
Jung mengaitkan sisi peminim kepribadian pria dan sisi maskulin sisi kepribadian wanita
dengan arkhetipe – arkhetipe. Arkhetipe feminism pada pria disebut anima, arkhetipe masukulin
pada wanita pada wanita disebut animus (jung, 1945. 1954b). arkhetipe ini , kendati bisa disebut
kromosom – kromosom jenis dan kelenjar – kelenjar seks adalah produk dari pengalaman –
pengalaman raspria dengan wanita dan wanita dengan pria. Dengan kata lain, karn hidup
bersama wanita selama berabad – abad pria telah menjadi feminism; karena hidup bersam pria ,
wanita telah menadi maskulin.
Anima dan animus juga menimbulkan kesalah pahaman dan pertantangan apabila
gambaran arkhetipenya di proyeksikan tanpa memperdulikan karakter yang sebenarnya, dan
tidak menghiraukan perbedaa – perbedaan antara yang ideal dan yang real, dia bisa menderita
kekecewaan pahit manakala ia menyadari bahwa keduanya tidak identik.
3. Baying – bayang
Arkhetipe bayang – bayang juga mengakibatkan munculnya pikiran – pikiran, perasaan –
perasan dan tindakan – tindakan yang menyenangkan dan patut dicela oleh masyarakat alam
kesaran dan tingkah laku.
Bayang – bayang dengan insting – insting binatangnya yang bersipat vital dan berkobar –
kobar memberikan kualitas penuh atau tiga dimensi pada kepribadian. Ia membantu
membulatkan sang pribadi seutuuhnya (pembaca bisa melihat persamaan antara bayang –
banyang dan konsep freud tentang id).
4. Diri (self)
Dalam tulisan – tulisanya yang terdahulu, jung membandang diri sama denga psike atau
kepribadian secara keseluruhan. Akan tetapi, ketika ia mulai menyelidiki dasra – dasar ras
kepribdian dan menemukan arkhetipe – arkhetipa, ia menemukan arkhetipe yang mencerminkan
perjuangan manusia ke arah kesatuan (Wilhelm dan jung, 1931 ). Arkhetipe ini mengungkapkan
Psikologi Analitik Jung
12
diri melaluia berbagai lambing, dan lambang utamanya adalah mandala atau lingkar magis
(jung, 1955a). dalam bukunyab psychology and alchemy (1944), jung mengembangkan jengis
psikologi
tentang totalitas yang didasarkan pada lambang mandala. Konsep pokok dari
psikologi tentangkesatuan total diri adalah diri.
Diri adalah titik pusat kepribadian, disekitar mana semua sistem lain terkonstelasikan. Ia
mempersatukan sistem – sistem ini dengan memberika kepribadian dengan kesatuan,
keseimbangan dan ksetabilan pada keribadian.
Diri adalah tujuan hidup, suatu tujuan yang terus menerus di perjuangaknorng tetapi yang
jarang tercapai. Konsep tentang diri mngkin merupakan penemuan psikologis jung yang
terpenting dan merupakan puncak penlitian – penelitian yang intensef tentang arkhetipe –
arkhetipe.
5. Sikap
Jung membedakan dua sikap atau orientasi atau kpribadian, yakni sikap aktraversi dan
sikap introversi, sikap ekstrafersi mengarakhan sang pribadi ke dunia luar, dunia objektip; sikap
introversi mengarahkan orang ke dunia dalam, dunia subjektif (1921).
Kedua sikap yang berlawanan ini ada dalam kpribadian tetapi diantaranya domina dan
sadar, sedangkan yang lain kurang dominan dan tak sadar . apabila ego lebih bersikap ekstrovert
dalam relasi dengan dunia, maka ketidak sadaran pribadinya akan bersipat introvert.
6. Fungsi
Ada empat fungsi psikologis fundamental: berfikir melibatkan ide- ide dan intelek.
Dengan berfikir manusia berusaha memahami hakikat dunia dan dirinya sendiri. Perasaan adalah
fungsi evaluasi ia adalah nilai benda- benda entah bersifat positif aatau negatif, bagi usbjek.
Fungsi perasaan memberikan kepada manusia pengalaman subjektifnya tentang kenikmatan dan
rasa sakit, amarah, ketakutan, kesedihan, kegembiraaan dan cinta. Pendirian adalah fungsi
perseptual atau fungsi kenyataan. Ia mengahasilkan fakta- fakta konkret atau bentuk reprentasi
dunia. Intuisi adalah persepsi melalui proses- proses tak sadar dan isi dibawah ambang
kesadaran. Orang yang intuisi melampaui fakta- fakta perasaan- perasaan dan ide- ide dalam
mencari hakikat kenyataan.
Psikologi Analitik Jung
13
Sifat keempat fungsi diatas dapat dijelaskan dengan contoh berikut. Andaikan seseorang
berdiri dipinggir grand canyon sungai colorado. Apabila fungsi perasaan lebih menonjol, maka ia
akan mengalami perasaan kagum, kemuliaan dan keindahan yang men debarkan hati. Apabila ia
disukai oleh fungsi pendiriaan maka ia akan melihat canyon itu semata- mata seperti apa adanya
atau yang seperti yang tampak dalam potret. Apabila fungsi fikiran menguasai egonya, maka ia
akan berusaha memahami canyon itu menurut prinsip- prinsip dan teori geologi. Akhirnya
apabila fungsi intuitif kuat, maka pengamatan itu akan cenderung melihat grand canyon sebagai
misteri alam yang memiliki arti yang dalam, di mana sebagian artinya di wahyukan atau
dirasakan sebagai pengalaman mistik.
Bahwa hanya terdapat fungsi psikologis tidak lebih dan tidak kurang, jung menulis,
“Saya sampai pada kesimpulan itu bertolak dari dasar- dasar empiris murni”.
Pikiran dan perasaan disebut fungsi- fungsi rasio karena mereka memakai akal, penilaian,
abstraksi, dan generalisasi. Mereka memungkinkan manusia menemukan hukum- hukum dalam
alam semesta. Penindraan dan intuisi dipandang sebagai fungsi irasional, karena mereka
didasarkan pada persepsi tentang hal- hal yang konkret, khusus, dan aksidental.
Meskipun setiap orang memiliki keempat fungsi tersebut, namun keempatnya tidak harus
berkembang sama baiknya. Biasanya salah satu diantara keempat fungsi itu berkembang jauh
melampaui ketiga lainnya, dan memainkan perannya yang lebih menonjol dalam kesadran. Ini
disebut fungsi superior. Salah satu dari ketiga fungsi lainnya biasanya bertindak sebagai
pelengkap terhadap fungsi superior. Apabila kerja fungsi superior terhambat maka secara
otomatis fungsi pelengkap menggantikan fungsi superior.
Fungsi yang paling kurang berkembang dari keempat fungsi itu disebut fungsi inferior.
Fungsi itu direpresikan dan menjadi tidak sadar. Fungsi inferior mengungkapkan diri dalam
mimpi- mimpi dan fantasi- fantasi. Fungsi inferior itu juga memiliki fungsi pelengkap.
Apabila keempat fungsi itu ditempatkan dengan jarak yang sma antara satu dengan yang
lainnya pada keliling sebuah lingkaran, mka pusat lingkaran itu merupakan sistensis dari
keempat fungsi yang berkembang sepenuhnya. Dalam sintesis semacam itu tidak ada fungsi
superior atau fungsi inferior dan tidak ada fungsi pelengkap. Keempatnya sama kuat dalam
kepribadian. Sintesis demikian itu hanya dapat terjadi bila diri telah diaktualisasikan sepenuhnya.
Psikologi Analitik Jung
14
Karena aktualisasi diri tidak mungkin tercapai secara penuh, maka sintesis keempat
fungsi tersebut merupakan tujuan ideal, maka sintesis keempat fungsi tersebut merupakan tujuan
ideal yang diperjuangkan oleh kepribadian.
2.4
Interaksi di antara sistem- sistem kepribadian
Berbagai sistem dan sikap serta fungsi yang hendak mebangun seluruh kepribadian saling
berinteraksi dengan tiga cara yang berbeda. Salah satu sistem bisa mengkompensasikan
kelemahan sistem lain, salah satu sistem bisa menentang sistem lain, atau dua sistem atau lebih
atau biasa bersatu membentuk sintesis.
Kompensasi bisa dijelaakan dengan interaksi antara sikap interaversi dan introversi yang
berlawanan. Apabila ekstaversi merupakan sikap ego sadar yang domina atau superior maka
ketidaksdaran akan melakukan kompensasi dengan mengembangkan sikap sikap intoversi yang
direpresikan. Artinya apabila sikap ekstaversi dikecewakan maka sikap introversi inferior yang
tidak sadar akan memegang kendali kepribadian dan menampilkan diri. Suatu periode tingkah
laku ekstraversi yang kuat biasanya diikuti oleh suatu periode tingkah laku introversi. Mimpimimpi juga bersifat kompensasi sehingga mimip- mimpi orang yang lebih dominan ekstravert
akan memiliki kualitas introvert, sebaliknya, mimpi- mimpi orang yang introvert akan cenderung
bersifat ekstrovert.
Kompensasi juga terjadi antar fungsi. Seseorang yang menekankan pikiran dan perasaan
dalam kesadrannya akan menjadi intuitif, dan akan bertipe pengindraan secara tak sadar.
Demikian juga, ego dan anima pada seorang pria serta ego serta animus pada seorang wanita
melahirkan hubungan kompensatori satu sama lain. Ego pria normal adalah maskulin sedangkan
anima adalah feminim dan ego wanita yang normal adalah feminim sedangkan animus maskulin.
Pada umumnya semua ini kesadaran dikompensasikan oleh isi- isi ketidaksadaran. Prinsip
kompensasi memberikan semacam ekuilibrium atau keseimbangan antara unsur- unsur yang
saling bertentangan sehingga mencegah psikhe menjadi tidak seimbang secra neurotis.
Sebenarnya semua teori kepribadian yang mempunyai keyakinan atau pandangan apa saja
berasumsi bahwa kepribadian mengandung tendensi- tendensi berlawanan yang bisa berkonflik
satu sama lain. Tak terkecuali jung. Ia yakin bahwa suatu teori psikologi tentang kepribadian
harus didasarkan pada prinsip pertentangan atau konflik karena tegangan- tegangan yang
Psikologi Analitik Jung
15
dihasilkan oleh unsur- unsur yang bertentangan merupakan hakikat kehidupan itu sendiri. Tanpa
tegangan, maka tidak akan ada energi dan akibatnya tidak ada kepribadian.
Pertentangan terdapat dimana- mana dalam kepribadian antara ego dan bayang- bayang,
antara ego dan ketidaksadaran pribadi, antar persona dan anima atau animus, antara persona dan
ketidaksadaran pribadi, antar kolektif dan ego, serta antara ketidaksadaran kolektif dan pesona.
Introversi bertentangan dengan ekstraversi, pikiran bertentangan dengan perasaan, dan pendriaan
bertentangan dengan intuisi. Ego adalah seperti bola bulu tangkis yang dipukul bolak- balik
antara tuntutan- tuntutan luar dari masyarakat dan tuntutan- tuntutan batin dari ketidaksadaran
kolektif. Sebagai akibat dari pertarungan ini berkembanglah persona atau topeng. Persona
kemudian diserang oleh arkhetipe- arkhetipe lain dalam ketidaksadaran kolektif. Sisi wanita pada
pria, yakni anima, menyerbu kodrat maskulin pria dan animus larut dalam feminitas wanita.
Pertarungan antara daya- daya rasional dan irasional dalam psikhe tidak pernah berakhir. Konflik
merupakan fakta kehidupan yang dimana- mana.
Haruskah kepribadian menjadi sebuah rumah yang terpecah belah melawan dirinya
sendiri? Jung yakin tidak. Unsur- unsur yang berlawanan itu tidak hanya saling bertentangan,
tetapi juga saling menarik dan mencari. Situasi ini analog dengan suami isteri yang saling
bertengkar namun tetap dipersatukan justru oleh perbedaan- perbedaan yang menimbulkan
perselisihan tersebut. Kesatuan dari yang berlawanan tercapai lewat apa yang oleh jung disebut
fungsi transenden. Bekerjanya fungsi ini menghasilakn sistesis antara sistem- sistem yang
bertentangan dan membentuk kepribadian yang seimbang dan terintegrasi. Pusat dari kepribadian
yang terintegrasi ini adalah diri (self).
2.5
Contoh Kasus
Michel adalah seorang mahasiswa yang ingin dapat bergabung dengan teman- teman
sebayanya, ia berusaha begitu keras sehingga memiliki sifat minder (kompleks inferioritas). Ia
terlalu menghawatirkan bagaimana citra dirinya dibandingkan dengan setatus orang lain, ia
selalu berusaha untuk melebihi orang lain, namun masih tetap merasa inferior. Apakah mungkin
pola responnya ini berhasil dari konflik yang tidak terselesaikan pada masa kanak- kanak
Michel? Istilah “Kompleks” diciptakan oleh C.G. Jung untuk merujuk pada dorongan terepresi
yang mempengaruhi perilaku seseorang (seperti oedipus- kompleks pada freud). Namun istilah
Psikologi Analitik Jung
16
tersebut pada akhirnya digunakan oleh psikoanalisa Alfred Adler untuk menggambarkan
perjuangan anak dalm menekan dan mengatasi perasaaan kecil dan tidak berdaya. Sebagai
contoh,seorang anak laki- laki mungkin merasa dirinya inferior dalam segala hal, mulai dari
bakat berolahraga (dibandingkan dengan kakak laki- lakinya) hingga ukuran penis (dibandingkan
dengan ayahnya), dan perjuangan intrapsikis untuk menghadapi hal- hal tersebut pastilah terjadi.
Adler menyebut hal ini sebagai kompleks inferioritas, istilah yang sama dengan yang umum
digunakan saat ini.
Hal yang signifikan dari ide adler adalah idenya untuk secara eksplisit menyatakan
perbandingan dan persaingan dengan orang lain. Sara adalah teman michel yang berusia 19 tahun
yang berusaha meraih gelar dokter, terkadang tidak dapat tidur pada malam hari karena
mengkhawatirkan pilihan kariernya. Ia sukses dalam kuliah sarjana kedokteran, tetapi ia adalah
orang pertama dalam keluarganya yang berkarier dibidang medis. Memang sebagian besar
keluarganya tidak pernag menginjak bangku kuyliah. Sebagai tambahan ia juga meninggalkan
teman- teman SMU- nya dan terkadang merasa tidak yakin dengan apa yang harus ia lakukan.ia
benci akan komentar yang dilontarkan teman laki- lakinya tentang “dokter wanita jelek”. Kita
akan paham jika ia dikatakan memilki “krisis identitas”.
Psikologi Analitik Jung
17
BAB III
KESIMPULAN
Carl Gustav Jung lahir di Kesswyl, suatu kota dikawasab Lake Costance di Canton
Thurgau, swiss, pada tanggal 26 Juli, 1875, dan besar di Basel. Ayahnya adalah seorang pendeta
pada Gereja Reformasi Swiss. Jung masuk Universitras basel dengan tujuan untuk menjadi
seorang arkeologi tetapi suatu mimpi telah membangkitkan minatnya dalam study ilmu- ilmu
alam dan secara kebetulan dalam ilmu kedokteran. Setelah ia mendapat gelar kedokteran dari
universitas Basel ia menjadi asisten pada Rumah Sakit Jiwa di Burghlzli, Zurich, dan Klinik
Psikiatri Zurich dan mulailah kariernya dalam psikiatri.dia membantu dan kemudian bekerja
sama dengan Eugen Bleuler, psikiater terkenal yang mengembangkan konsep tentang
skizofrenia, dan belajar sebentar pada Pierre Jenet, murud dan pengganti Charcot di Paris. Dalam
tahun 1909 ia melepaskan pekerjaannya di Burgholzli dan pada tahun 1913 ia melepaskan
jabatan lektor dalam psikiatri pada Universitas Zurich supaya dapat mencurahkan seluruh
waktunya untuk praktik privat, memberikan latihan, penelitian, bepergian dan menulis.
Menurut teori Jung, keseluruhan kepribadian (pikiran) atau Psyche terbagi menjadi 3
bagian: Ego Sadar, Ketidaksadaran Personal (kepribadian) beserta kompleks- kompleksnya,
Ketidaksadaran Kolektif beserta Arkhetipe- arkhetipe yaitu persona, anima & animus, dan
bayang- bayang atau shadow. Di samping sistem- sistem yang saling tergantung ini terdapat
sikap- sikap introversi dan ekstraversi, serta fungsi- fungsi pikiran, perasaan, pendirian dan
intuisi. Akhirnya terdapat diri (self) yang merupakan pusat dari seluruh kepribadian.
Komponen- komoponen struktural dari ketidaksadaran kolektif disebut dengan berbagai
nama: arkhetipe- arkhetipe, dominan – dominan, gambaran – gambaran, primordial, imago –
imago, gambaran – gambaran mitoligis dan pola – pola tingkah laku (jung, 1943). Arkhetipe
adalah suatu bentuk pikiran, (ide) universal yang mengandung unsure emosi yang besar, bentuk
pikiran ini menciptakan gambaran – gambaran atau visi – visi yang kehidupan yang sadar
normal berkaitan dengan aspek tertentu dari sutuasi. Misalnya, arkhetipe ibu menghasilkan
gambaran tentang pigur ibu yang kemudian di identifikasi dengan ibu yang sebenarnya.. dengan
kata lain, bayi mewarisi konpesi yang sudah terbentuk lebih duutentang ibu yang berseipat
umum yang sebagian menentukan bagaimana bayi tersebut akan mempersepsikan ibunya.
Persepsi banyi juga di pengaruhi sifat ibudan oleh pengalaman – pengalaman bayi tersebut
Psikologi Analitik Jung
18
dengan ibunya. Jadi pengalam bayi adalah produk bergabung antara satu kecenderungan dari
dalam untuk mempersepsikan dunia menurut cara tertentu, dan hakikan nyata dunia yang
bersangkutan. Keddua factor tersebut biasanya berpadusecara harmonis sebab arkhetipe itu
sendiri merupakan produk dari pengalaman – pengalaman ras dengan dunia, dan pengalaman –
pengalaman sama seperti pengalaman yang akan dimiiki oleh setiap individu yang hidup dalam
setiap masa dan setiap manapun di dunia ini. Artinya, hakikan pada ibu – apa yang mereka
lakukan – tetap sama sepanjang sejarah ras , sehingga arkhetipe ibu yang diwarisi anak cocok
dengan ibu sebenarnya dengan siapa bayi itu berinteraksi.
Meskipun semua arkhetipe dapat dipandang sebagai sistem – sistem dinamik otonom
yang secara relative bisa menjadi tidak bisa terggantung pada aspek – aspek lain kepribadian,
namun sejumlah arekhetipe telah berkembang sedemikian jauh sehingga harus di pandang
sebangai sistem – sistem terpisah dalam kepribadian. Mereka ini persona, anima dan animus
serta bayang- banyang.
Psikologi Analitik Jung
19
DAFTAR PUSTAKA
Taniputera. 2005. Psikologi Kepribadian. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Alwisol. 2004. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.
Hall, CS., & Lindzey, G. 1993. Teori- teori Psikodinamik (Klinis). Ahli bahasa oleh Yustinus.
Yogyakarta: Kanisius.
Psikologi Analitik Jung
20