0 slide Pemberdayaan Masyarakat 2016 tat
SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
(STISIP) MUHAMMADIYAH RAPPANG
2016
Unggul Profesional Islami
Tatap Muka #
5
Mk : Pemberdayaan Masyarakat
PENERIMA MANFAAT &
FASILITATOR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Oleh : Ahmad
Pengertian Penerima Manfaat
Pemberdayaan Masyarakat
Mardikanto (1996) telah mengganti
istilah “sasaran penyuluhan” menjadi
penerima manfaat (beneficiaries)
Dalam pengertian “penerima manfaat”
tersebut, terkandung makna bahwa :
Pengertian Penerima Manfaat
Pemberdayaan Masyarakat……………………………
1) Berbeda dengan kedudukannya
sebagai “sasaran”, masyarakat
sebagai penerima manfaat
memiliki kedudukan yang setara
dengan penentu kebijakan,
fasilitator dan pemangku
kepetingan pembangunan yang
lain;
Pengertian Penerima Manfaat
Pemberdayaan Masyarakat……………………………
2) Penerima manfaat bukanlah objek
atau “sasaran tembak” yang layak
dipandang rendah oleh penentu
kebijakan dan para fasilitator,
melainkan ditempatkan pada posisi
terhormat yang perlu dilayani dan
atau difasilitasi sebagai rekan
sekerja dalam mensukseskan
pembangunan;
Pengertian Penerima Manfaat
Pemberdayaan Masyarakat……………………………
3) Berbeda dengan kedudukannya
sebagai “sasaran” yang tidak
punya pilihan atau kesempatan
untuk menawar setiap materi yang
disampaikan, selain harus
menerima/mengikutinya, penerima
manfaat memiliki posisi tawar yang
harus dihargai untuk menerima
atau menolak inovasi yang
disampaikan fasilitatornya;
Pengertian Penerima Manfaat
Pemberdayaan Masyarakat……………………………
4) Penerima manfaat tidak berada dalam
posisi di bawah penentu kebijakan dan
para fasilitator, melainkan dalam
kedudukan setara dan bahkan sering justru
lebih tinggi kedudukannya, dalam arti
memiliki kebebasan untuk mengikuti
ataupun menolak inovasi yang
disampaikan oleh penyuluhnya;
Pengertian Penerima Manfaat
Pemberdayaan Masyarakat……………………………
5) Proses belajar yang berlangsung antar
penyuluh dan penerima manfaatnya
bukanlah bersifat vertikal (penyuluh
menggurui penerima manfaatnya),
melainkan proses belajar bersama yang
partisipatif.
Karakteristik Penerima Manfaat
Beberapa karakteristik penerima manfaat
yang perlu dicermati adalah :
1) Karakteristik pribadi, yang mencakup: jenis
kelamin, umur, suku/etnis, agama, dll;
2) Status sosial ekonomi, yang meliputi: tingkat
pendidikan, tingkat pendapatan, dan
keterlibatannya dalam kelompok/organisasi
kemasyarakatan;
………….Karakteristik Penerima Manfaat
3) Perilaku keinovatifan sebagaimana yang
dikelompokkan oleh Rogers (1971) yang
terdiri dari: perintis (inovator), pelopor
(early adopter), penganut dini (early
majority), penganut lambat (late majority)
dan kelompok yang tidak bersedia
berubah (laggards)
4) Moral ekonomi masyarakat, yang
dibedakan dalam moral subsistensi dan
moral rasionalistas.
Pengertian Fasilitator
Istilah “fasilitator” itu sendiri, adalah pekerja atau
pelaksana pemberdayaan masyarakat. Sedang
Lippit (1958) dan Rogers (1983) menyebutnya
sebagai “agen perubahan (change agent), yaitu
seseorang yang atas nama pemerintah atau
lembaga pemberdayaan masyarakat
berkewajiban untuk mempengaruhi proses
pengambilan keputusan yang dilakukan oleh
(calon) penerima manfaat dalam mengadopsi
inovasi. Karena itu, fasilitator haruslah
profesional, dalam arti memiliki kualifikasi
tertentu baik yang menyangkut kepribadian,
pengetahuan, sikap, dan keterampilan
memfasilitasi pemberdayaan masyarakat
Sehubungan dengan peran yang menjadi
kewajiban dan tanggung jawab setiap
penyuluh/fasilitator seperti itu, Levin (1943)
mengenalkan adanya 3 (tiga) macam peran
penyuluh yang terdiri atas kegiatan-kegiatan:
1) Pencairan diri dengan masyarakat sasaran;
2) Menggerakkan masyarakat untuk
melakukan perubahan;
3) Pemantapan hubungan dengan masyarakat
sasaran
Peran Fasilitator
………..Peran Fasilitator
Ketiga macam peran tersebut, oleh Lippit (1958)
dikembangkan menjadi beberapa peran lain yang
lebih rinci, yaitu :
1. Pengembangan kebutuhan untuk melakukan
perubahan-perubahan. Dalam tahapan ini,
setiap penyuluh/fasilitator harus mampu
memainkan perannya pada kegiatan-kegiatan :
a) Diagnosa masalah atau kebutuhankebutuhan yang benar-benar diperlukan (real
need) masyarakat penerima manfaat;
………..Peran Fasilitator
b) Analisis tentang motivasi dan kemampuan
masyarakat sasaran untuk melakukan
perubahan, sehingga upaya perubahan
yang direncanakan mudah diterima dan
dapat dilaksanakan sesuai dengan
sumberdaya (dana,
pengetahuan/keterampilan, dan
kelembagaan) yang telah dimiliki
masyarakat penerima manfaatnya;
………..Peran Fasilitator
c) Pemilihan obyek perubahan yang tepat,
dengan kegiatan awal yang benar-benar
diyakini pasti berhasil dan memiliki arti yang
sangat strategis bagi berlangsungnya
perubahan-perubahan lanjutan di masamasa berikutnya;
d) Analisis sumberdaya yang tersedia dan
atau dapat digunakan oleh
penyuluh/fasilitator yang bersama-sama
penerima manfaatnya untuk perubahan
seperti yang direncanakan;
………..Peran Fasilitator
e) Pemilihan peran bantuan yang paling tepat
yang akan dilakukan oleh
penyuluh/fasilitator, baik berupa bantuan
keahlian, dorongan/dukungan untuk
melakukan perubahan, pembentukan
perubahan, pembentukan kelembagaan,
atau memperkuat kerjasama masyarakat
atau menciptakan suasana tertentu bagi
terciptanya perubahan.
………..Peran Fasilitator
2. Menggerakkan masyarakat untuk
melakukan perubahan. Dalam tahapan
ini, kegiatan yang harus dilakukan oleh
penyuluh/fasilitator adalah :
a) Menjalin hubungan yang akrab
dengan masyarakat penerima
manfaatnya;
………..Peran Fasilitator
b) Menunjukkan kepada masyarakat
penerima manfaatnya tentang
pentingnya perubahan-perubahan yang
harus dilakukan, dengan menunjukkan
masalah-masalah dan kebutuhankebutuhan yang belum dirasakan oleh
masyarakat penerima manfaat;
………..Peran Fasilitator
c) Bersama-sama masyarakat, menentukan
prioritas kegiatan, memobilisasi
sumberdaya (mengumpulkan dana,
menyelenggarakan pelatihan, mengambil
dan mengembangkan kelembagaan), dan
memimpin (mengambil inisiatif,
mengarahkan, dan membimbing)
perubahan yang direncanakan.
………..Peran Fasilitator
3. Memantapkan hubungan dengan
masyarakat penerima manfaatnya, melalui
upaya-upaya :
a) Terus menerus menjalin kerjasama dan
hubungan baik dengan masyarakat
penerima manfaatnya, terutama tokohtokohnya (baik tokoh formal maupun
informal);
………..Peran Fasilitator
c) Bersama-sama tokoh-tokoh masyarakat
memantapkan upaya-upaya perubahan dan
merancang tahapan-tahapan perubahan
yang perlu dilaksanakan untuk jangka
panjang;
d) Terus menerus memberikan sumbangan
terhadap perubahan yang profesional melalui
kegiatan penelitian dan rumusan konsep
perubahan yang akan ditawarkan.
Sikap penyuluh/fasilitator
1) Menghayati dan bangga terhadap
profesinya, serta merasakan bahwa
kehadirannya untuk melaksanakan tugas
pemberdayaan masyarakat itu memang
sangat dibutuhkan masyarakat penerima
manfaatnya;
…………….Sikap penyuluh/fasilitator
2) Meyakini bahwa inovasi yang disampaikan itu
telah ter-uji kemanfaatannya, memiliki peluang
keberhasilan untuk diterapkan para kondisi
alam wilayah kerjanya, memberikan
keuntungan dan tidak bertentangan dengan
nilai-nilai sosial budaya masyarakat, serta
meyakini bahwa inovasi yang akan
disampaikan itu benar-benar merupakan
kebutuhan nyata (meskipun seringkali belum
dapat dirasakan) masyarakat penerima
manfaatnya;
…………….Sikap penyuluh/fasilitator
3. Menyukai dan mencintai masyrakat
penerima manfaatnya, dalam artian selalu
siap memberikan bantuan dana atau
melaksanakan kegiatan-kegiatan demi
berlangsungnya perubahan-perubahan
usaha tani maupun perubahan masyarakat
penerima manfaatnya.
Kunci Keberhasilan
Penyuluh/Fasilitator
Rogers (1983) mengemukakan
adanya empat hal yang sangat
menentukan
keberhasilan
seorang
penyuluh/fasilitator,
yaitu :
Kunci Keberhasilan Penyuluh/Fasilitator……………..
1) Kemauan dan kemampuan penyuluh/fasilitator
untuk menjalin hubungan secara langsung maupun
tak langsung (melalui tokoh-tokoh masyarakat,
pemuka pendapat, lembaga swadaya masyarakat)
dengan masyarakat penerima manfaatnya. Tentang
hal ini, seringkali seorang penyuluh/fasilitator justru
harus lebih banyak melakukan kontak tak langsung
melalui tokoh-tokoh masyrakat yang sangat
berperan dalam menciptakan opini-publik yang
dapat memperlancar atau sebaliknya menghambat
tercapainya tujuan pemberdayaan masyarakat;
Kunci Keberhasilan Penyuluh/Fasilitator……………..
2) Kemauan dan kemampuan
penyuluh/fasilitator untuk menjadi
perantara antara sumber-sumber inovasi
(lembaga penelitian/keilmuan, tokoh
masyarakat, dan pedagang/konsumen)
dengan pemerintah/lembaga
pemberdayaan masyarakat dan
masyarakat petani sasarannya;
Kunci Keberhasilan Penyuluh/Fasilitator……………..
3) Kemauan dan kemampuan untuk menjadi
perantara, dalam artian :
a) Seberapa jauh penyuluh/fasilitator mampu
meyakini pemerintah/lembaga
pemberdayaan masyarakat bahwa inovasi
yang ditawarkan memiliki arti strategis bagi
kepentingan masyarakat (peningkatan
produktivitas, pendapatan, dan
kesejahteraan) maupun bagi pemerintah
(demi stabilitas politik, keamanan, dan
ketahanan nasional);
Kunci Keberhasilan Penyuluh/Fasilitator……………..
b) Seberapa jauh penyuluh/fasilitator mampu
menerjemahkan inovasi menjadi kebutuhan
yang dapat dirasakan (felt need) oleh
masyarakat sasarannya;
c) Seberapa jauh penyuluh mampu bekerja
dengan menggunakan pola berpikir
pemerintah/lembaga pemeberdayaan
masyarakat dan pola pikir masyarakat, dan
tidak terkungkung untuk bekerja menurut
pola pikirnya atau acuannya sendiri
Kunci Keberhasilan Penyuluh/Fasilitator……………..
4) Kemauan dan kemampuan
penyuluh/faslitator untuk menyesuaikan
kegiatan-kegiatan yang dilakukan dengan
kebutuhan-kebutuhan yang dapat
dirasakan oleh pemerintah/lembaga
pemberdayaan masyarakat dan
masyarakat penerima manfaatnya.
CP : 0812 4163 143
WA : 0812 4163 143
Line :0812 4163 143
BBM: 542E137D
FB: Ahmad Mustanir
tweeter: @ahmadmustanir
line id: ahmadmustanir
Path: Ahmad Mustanir
email:
[email protected]
Terima
kasih
(STISIP) MUHAMMADIYAH RAPPANG
2016
Unggul Profesional Islami
Tatap Muka #
5
Mk : Pemberdayaan Masyarakat
PENERIMA MANFAAT &
FASILITATOR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Oleh : Ahmad
Pengertian Penerima Manfaat
Pemberdayaan Masyarakat
Mardikanto (1996) telah mengganti
istilah “sasaran penyuluhan” menjadi
penerima manfaat (beneficiaries)
Dalam pengertian “penerima manfaat”
tersebut, terkandung makna bahwa :
Pengertian Penerima Manfaat
Pemberdayaan Masyarakat……………………………
1) Berbeda dengan kedudukannya
sebagai “sasaran”, masyarakat
sebagai penerima manfaat
memiliki kedudukan yang setara
dengan penentu kebijakan,
fasilitator dan pemangku
kepetingan pembangunan yang
lain;
Pengertian Penerima Manfaat
Pemberdayaan Masyarakat……………………………
2) Penerima manfaat bukanlah objek
atau “sasaran tembak” yang layak
dipandang rendah oleh penentu
kebijakan dan para fasilitator,
melainkan ditempatkan pada posisi
terhormat yang perlu dilayani dan
atau difasilitasi sebagai rekan
sekerja dalam mensukseskan
pembangunan;
Pengertian Penerima Manfaat
Pemberdayaan Masyarakat……………………………
3) Berbeda dengan kedudukannya
sebagai “sasaran” yang tidak
punya pilihan atau kesempatan
untuk menawar setiap materi yang
disampaikan, selain harus
menerima/mengikutinya, penerima
manfaat memiliki posisi tawar yang
harus dihargai untuk menerima
atau menolak inovasi yang
disampaikan fasilitatornya;
Pengertian Penerima Manfaat
Pemberdayaan Masyarakat……………………………
4) Penerima manfaat tidak berada dalam
posisi di bawah penentu kebijakan dan
para fasilitator, melainkan dalam
kedudukan setara dan bahkan sering justru
lebih tinggi kedudukannya, dalam arti
memiliki kebebasan untuk mengikuti
ataupun menolak inovasi yang
disampaikan oleh penyuluhnya;
Pengertian Penerima Manfaat
Pemberdayaan Masyarakat……………………………
5) Proses belajar yang berlangsung antar
penyuluh dan penerima manfaatnya
bukanlah bersifat vertikal (penyuluh
menggurui penerima manfaatnya),
melainkan proses belajar bersama yang
partisipatif.
Karakteristik Penerima Manfaat
Beberapa karakteristik penerima manfaat
yang perlu dicermati adalah :
1) Karakteristik pribadi, yang mencakup: jenis
kelamin, umur, suku/etnis, agama, dll;
2) Status sosial ekonomi, yang meliputi: tingkat
pendidikan, tingkat pendapatan, dan
keterlibatannya dalam kelompok/organisasi
kemasyarakatan;
………….Karakteristik Penerima Manfaat
3) Perilaku keinovatifan sebagaimana yang
dikelompokkan oleh Rogers (1971) yang
terdiri dari: perintis (inovator), pelopor
(early adopter), penganut dini (early
majority), penganut lambat (late majority)
dan kelompok yang tidak bersedia
berubah (laggards)
4) Moral ekonomi masyarakat, yang
dibedakan dalam moral subsistensi dan
moral rasionalistas.
Pengertian Fasilitator
Istilah “fasilitator” itu sendiri, adalah pekerja atau
pelaksana pemberdayaan masyarakat. Sedang
Lippit (1958) dan Rogers (1983) menyebutnya
sebagai “agen perubahan (change agent), yaitu
seseorang yang atas nama pemerintah atau
lembaga pemberdayaan masyarakat
berkewajiban untuk mempengaruhi proses
pengambilan keputusan yang dilakukan oleh
(calon) penerima manfaat dalam mengadopsi
inovasi. Karena itu, fasilitator haruslah
profesional, dalam arti memiliki kualifikasi
tertentu baik yang menyangkut kepribadian,
pengetahuan, sikap, dan keterampilan
memfasilitasi pemberdayaan masyarakat
Sehubungan dengan peran yang menjadi
kewajiban dan tanggung jawab setiap
penyuluh/fasilitator seperti itu, Levin (1943)
mengenalkan adanya 3 (tiga) macam peran
penyuluh yang terdiri atas kegiatan-kegiatan:
1) Pencairan diri dengan masyarakat sasaran;
2) Menggerakkan masyarakat untuk
melakukan perubahan;
3) Pemantapan hubungan dengan masyarakat
sasaran
Peran Fasilitator
………..Peran Fasilitator
Ketiga macam peran tersebut, oleh Lippit (1958)
dikembangkan menjadi beberapa peran lain yang
lebih rinci, yaitu :
1. Pengembangan kebutuhan untuk melakukan
perubahan-perubahan. Dalam tahapan ini,
setiap penyuluh/fasilitator harus mampu
memainkan perannya pada kegiatan-kegiatan :
a) Diagnosa masalah atau kebutuhankebutuhan yang benar-benar diperlukan (real
need) masyarakat penerima manfaat;
………..Peran Fasilitator
b) Analisis tentang motivasi dan kemampuan
masyarakat sasaran untuk melakukan
perubahan, sehingga upaya perubahan
yang direncanakan mudah diterima dan
dapat dilaksanakan sesuai dengan
sumberdaya (dana,
pengetahuan/keterampilan, dan
kelembagaan) yang telah dimiliki
masyarakat penerima manfaatnya;
………..Peran Fasilitator
c) Pemilihan obyek perubahan yang tepat,
dengan kegiatan awal yang benar-benar
diyakini pasti berhasil dan memiliki arti yang
sangat strategis bagi berlangsungnya
perubahan-perubahan lanjutan di masamasa berikutnya;
d) Analisis sumberdaya yang tersedia dan
atau dapat digunakan oleh
penyuluh/fasilitator yang bersama-sama
penerima manfaatnya untuk perubahan
seperti yang direncanakan;
………..Peran Fasilitator
e) Pemilihan peran bantuan yang paling tepat
yang akan dilakukan oleh
penyuluh/fasilitator, baik berupa bantuan
keahlian, dorongan/dukungan untuk
melakukan perubahan, pembentukan
perubahan, pembentukan kelembagaan,
atau memperkuat kerjasama masyarakat
atau menciptakan suasana tertentu bagi
terciptanya perubahan.
………..Peran Fasilitator
2. Menggerakkan masyarakat untuk
melakukan perubahan. Dalam tahapan
ini, kegiatan yang harus dilakukan oleh
penyuluh/fasilitator adalah :
a) Menjalin hubungan yang akrab
dengan masyarakat penerima
manfaatnya;
………..Peran Fasilitator
b) Menunjukkan kepada masyarakat
penerima manfaatnya tentang
pentingnya perubahan-perubahan yang
harus dilakukan, dengan menunjukkan
masalah-masalah dan kebutuhankebutuhan yang belum dirasakan oleh
masyarakat penerima manfaat;
………..Peran Fasilitator
c) Bersama-sama masyarakat, menentukan
prioritas kegiatan, memobilisasi
sumberdaya (mengumpulkan dana,
menyelenggarakan pelatihan, mengambil
dan mengembangkan kelembagaan), dan
memimpin (mengambil inisiatif,
mengarahkan, dan membimbing)
perubahan yang direncanakan.
………..Peran Fasilitator
3. Memantapkan hubungan dengan
masyarakat penerima manfaatnya, melalui
upaya-upaya :
a) Terus menerus menjalin kerjasama dan
hubungan baik dengan masyarakat
penerima manfaatnya, terutama tokohtokohnya (baik tokoh formal maupun
informal);
………..Peran Fasilitator
c) Bersama-sama tokoh-tokoh masyarakat
memantapkan upaya-upaya perubahan dan
merancang tahapan-tahapan perubahan
yang perlu dilaksanakan untuk jangka
panjang;
d) Terus menerus memberikan sumbangan
terhadap perubahan yang profesional melalui
kegiatan penelitian dan rumusan konsep
perubahan yang akan ditawarkan.
Sikap penyuluh/fasilitator
1) Menghayati dan bangga terhadap
profesinya, serta merasakan bahwa
kehadirannya untuk melaksanakan tugas
pemberdayaan masyarakat itu memang
sangat dibutuhkan masyarakat penerima
manfaatnya;
…………….Sikap penyuluh/fasilitator
2) Meyakini bahwa inovasi yang disampaikan itu
telah ter-uji kemanfaatannya, memiliki peluang
keberhasilan untuk diterapkan para kondisi
alam wilayah kerjanya, memberikan
keuntungan dan tidak bertentangan dengan
nilai-nilai sosial budaya masyarakat, serta
meyakini bahwa inovasi yang akan
disampaikan itu benar-benar merupakan
kebutuhan nyata (meskipun seringkali belum
dapat dirasakan) masyarakat penerima
manfaatnya;
…………….Sikap penyuluh/fasilitator
3. Menyukai dan mencintai masyrakat
penerima manfaatnya, dalam artian selalu
siap memberikan bantuan dana atau
melaksanakan kegiatan-kegiatan demi
berlangsungnya perubahan-perubahan
usaha tani maupun perubahan masyarakat
penerima manfaatnya.
Kunci Keberhasilan
Penyuluh/Fasilitator
Rogers (1983) mengemukakan
adanya empat hal yang sangat
menentukan
keberhasilan
seorang
penyuluh/fasilitator,
yaitu :
Kunci Keberhasilan Penyuluh/Fasilitator……………..
1) Kemauan dan kemampuan penyuluh/fasilitator
untuk menjalin hubungan secara langsung maupun
tak langsung (melalui tokoh-tokoh masyarakat,
pemuka pendapat, lembaga swadaya masyarakat)
dengan masyarakat penerima manfaatnya. Tentang
hal ini, seringkali seorang penyuluh/fasilitator justru
harus lebih banyak melakukan kontak tak langsung
melalui tokoh-tokoh masyrakat yang sangat
berperan dalam menciptakan opini-publik yang
dapat memperlancar atau sebaliknya menghambat
tercapainya tujuan pemberdayaan masyarakat;
Kunci Keberhasilan Penyuluh/Fasilitator……………..
2) Kemauan dan kemampuan
penyuluh/fasilitator untuk menjadi
perantara antara sumber-sumber inovasi
(lembaga penelitian/keilmuan, tokoh
masyarakat, dan pedagang/konsumen)
dengan pemerintah/lembaga
pemberdayaan masyarakat dan
masyarakat petani sasarannya;
Kunci Keberhasilan Penyuluh/Fasilitator……………..
3) Kemauan dan kemampuan untuk menjadi
perantara, dalam artian :
a) Seberapa jauh penyuluh/fasilitator mampu
meyakini pemerintah/lembaga
pemberdayaan masyarakat bahwa inovasi
yang ditawarkan memiliki arti strategis bagi
kepentingan masyarakat (peningkatan
produktivitas, pendapatan, dan
kesejahteraan) maupun bagi pemerintah
(demi stabilitas politik, keamanan, dan
ketahanan nasional);
Kunci Keberhasilan Penyuluh/Fasilitator……………..
b) Seberapa jauh penyuluh/fasilitator mampu
menerjemahkan inovasi menjadi kebutuhan
yang dapat dirasakan (felt need) oleh
masyarakat sasarannya;
c) Seberapa jauh penyuluh mampu bekerja
dengan menggunakan pola berpikir
pemerintah/lembaga pemeberdayaan
masyarakat dan pola pikir masyarakat, dan
tidak terkungkung untuk bekerja menurut
pola pikirnya atau acuannya sendiri
Kunci Keberhasilan Penyuluh/Fasilitator……………..
4) Kemauan dan kemampuan
penyuluh/faslitator untuk menyesuaikan
kegiatan-kegiatan yang dilakukan dengan
kebutuhan-kebutuhan yang dapat
dirasakan oleh pemerintah/lembaga
pemberdayaan masyarakat dan
masyarakat penerima manfaatnya.
CP : 0812 4163 143
WA : 0812 4163 143
Line :0812 4163 143
BBM: 542E137D
FB: Ahmad Mustanir
tweeter: @ahmadmustanir
line id: ahmadmustanir
Path: Ahmad Mustanir
email:
[email protected]
Terima
kasih