Model dan strategi pembelajaran docx

Model Pembelajaran
Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik pembelajaran sudah
terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut dengan
model pembelajaran. Jadi, model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk
pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.
Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan
suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
Berkenaan dengan model pembelajaran, Bruce Joyce dan Marsha Weil (Dedi Supriawan
dan A. Benyamin Surasega, 1990) mengetengahkan 4 (empat) kelompok model
pembelajaran, yaitu: (1) model interaksi sosial; (2) model pengolahan informasi; (3) model
personal-humanistik; dan (4) model modifikasi tingkah laku. Kendati demikian, seringkali
penggunaan istilah model pembelajaran tersebut diidentikkan dengan strategi pembelajaran.
1.

Model Pembelajaran Advance Organizer

Model mengajar Advance Organizer adalah salah satu model dalam rumpun pemprosesan
informasi yang dikembangkan oleh David Ausubel (1963). Menurut Ausubel (1963, 1977),
seseorang memperoleh pengetahuan terutama melalui penerimaan bukannya melalui
penemuan. Konsep, prinsip, dan ide atau gagasan dipresentasikan dan diterima oleh
seseorang, bukan melalui penemuan. Pandangan ini berbeda dengan Bruner, yang

menyatakan bahwa belajar seseorang dilakukan melalui penemuan (discovery learning).
Ausubel menekankan bahwa apa yang diketahui sebagai meaningful verbal learning,
informasi verbal, ide-ide, dan hubungan diantara ide-ide, terjadi secara bersamaan. Rote
mamorization tidak dianggap memiliki makna, karena bahan yang dipelajari melalui belajar
cepat ini tidak berkaitan dengan pengetahuan yang sudah ada. Sayangnya, walaupun belajar
secara cepat ini tidak efektif banyak pelajaran masih nampak sedikit mendasarkan padanya.
Ausubel juga mengajukan suatu model pengajaran ekspositori (expository teaching) untuk
mendorong kebermaknaan ini bukan melalui belajar cepat. Exposition artinya menjelaskan,
atau menyajikan fakta-fakta dan ide-ide).
David Ausubel dalam Joyce, et al (2009:208) mengemukakan teorinya menyangkut tiga hal :
1. Bagaimana ilmu itu diorganisasikan artinya bagaimana seharusnya isi kurikulum itu
di tata.
2. Bagaimana proses berpikir itu terjadi bila berhadapan dengan informasi baru.

3. Bagaimana guru seharusnya mengajarkan informasikan baru itu sesuai dengan teori
tentang isi kurikulum dan teori belajar.
4. Sintaks
Model pembelajaran Advance Organizer terdiri dari tiga tahap.
Tabel 2.1: Sintaks Model Pembelajaran Advance Organizer
Kegiatan Pembelajaran

Tahap
Tahap-1 Penyajian
Advance Organizer

1. Menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Menyajikan Advance Organizer
3. Menumbuhkan kesadaran pengetahuan dan
pengalaman mahasiswa yang relevan.

Tahap-2Penyajian
bahan pelajaran

1. Membuat organisasi secara tegas
2. Membuat urutan bahan pelajaran secara logis dan
eksplisit
3. Memelihara suasana agar penuh perhatian
4. Menyajikan bahan

Tahap-3Penguatan
organisasi kognitif


1. Menggunakan prinsip-prinsip rekonsiliasi integratif
2. Meningkatkan kegiatan belajar (belajar menerima)
3. Melakukan pendekatan kritis guna memperjelas
materi pelajaran
4. Mengklarifikasikan

(Hidayat: 2008)
TAHAP PERTAMA : PENYAJIAN ADVANCE ORGANIZER
Mengklarifikasikan tujuan pelajaran adalah salah satu cara untuk memperoleh perhatian
mahasiswa dan mengarahkan mereka pada tujuan-tujuan pembelajaran, keduanya penting
untuk memfasilitasi pembelajaran yang bermakna.

Menyajikan Advance Organizer. Organizer harus dibangun berdasarkan konsep-konsep
penting atau rancangan-rancangan suatu disiplin atau bidang kajian. Menyampaikan Advance
organizer adalah gagasan dalam dirinya sendiri dan, seperti materi pelajaran, harus
dieksplorasi secara terampil. Pertama, organizer harus dibangun sehingga pembelajar dapat
menghayati kegunaannya. Fitur utama suatu organizer dengan demikian adalah, bahwa ia
berada dalam tingkat abstraksi dan generalisasi yang paling tinggi daripada tugas
pembelajaran itu sendiri. Tingkat abstraksi tertinggi adalah apa yang membedakan organizer

dengan overview (pengenalan), yang ditulis (atau diucapkan) pada tingkat abstraksi yang
sama sebagaimana materi pembelajaran. Hal ini disebabkan karena organizer tersebut,
sebenarnya, merupakan preview (tampilan awal) dari materi pembelajaran. (joyce, et al.,
2009:290).
TAHAP KEDUA : PENYAJIAN BAHAN PELAJARAN
Aunurrahman (2009:160) mengemukakan beberapa tugas yang harus diselesaikan pada tahap
dua yaitu mengemukakan beberapa tugas yang harus diselesaikan pada tahap ini yaitu:
Membuat organisasi secara tegas, membuat urutan bahan pelajaran secara logis dan eksplisit,
memelihara suasana agar penuh perhatian, dan menyajikan bahan. Dalam membuat
organisasi secara tegas dan membuat urutan bahan pelajaran secara logis dan eksplisit, model
pembelajaran advance organizer dapat menggunakan media peta konsep dalam aplikasinya
dan untuk mempertahankan perhatian dapat dilakukan dengan berbagai rangsangan (gerakan,
sikap, nada suara) atau menggunakan media lain untuk melengkapi presentasi. Fase kedua
dapat dikembangkan dalam bentuk diskusi, melakukan percobaan, ceramah, mahasiswa
memperhatikan gambar-gambar, membaca teks, yang masing-masing diarahkan pada tujuan
pengajaran yang ditunjukan pada langkah pertama.
TAHAP KETIGA : PENGUATAN ORGANISASI KOGNITIF
Pada tahap ketiga, Joyce, et al (2009:291) mengemukakan beberapa cara untuk memfasilitasi
rekonsiliasi integratif yaitu (1) mengingatkan siswa tentang gagasan-gagasan (gambaran
yang lebih besar); (2) meminta ringkasan tentang sifat-sifat penting materi pembelajaran

baru; (3) mengulangi definisi-definisi yang tepat; (4) meminta perbedaan-perbedaan di antara
aspek-aspek materi.
Pembelajaran aktif dapat ditingkatkan dengan (1) meminta siswa untuk memasok tambahan
contoh konsep dalam materi pembelajaran baru; (2) meminta siswa untuk menggambarkan
bagaimana cara pembelajaran baru dihubungkan dengan aspek pengetahuan mereka atau

pengalaman pribadi mereka; (3) meminta siswa untuk memberikan materi secara lisan dan
menerjemahkannya ke dalam istilah mereka sendiri dan kerangka acuan sendiri.
2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI)
Model pembelajaran kooperatif GI merupakan metode pembelajaran dengan
mahasiswa belajar secara kelompok, kelompok belajar terbentuk berdasarkan topik yang
dipilih mahasiswa. Pendekatan ini memerlukan norma dan struktur yang lebih rumit daripada
pendekatan yang lebih berpusat pada guru. Dalam pembelajaran koo[eratif GI mahasiswa
dibagi menjadi beberapa kelompok dengan anggota 2-6 orang mahasiswa yang heterogen.
Kelompok memilih topik untuk diselidiki dan melakukan penyelidikan yang mendalam atas
topic yang dipilih, selanjutnya menyiapkan dan mempresentasikan laporan di depan kelas.
Investigasi kelompok merupakan model pembelajaran kooperatif yang paling
kompleks dan paling sulit untuk diterapkan (Trianto, 2012). Model ini dikembangkan
pertama kali oleh Thelan.
Menurut Slavin (dalam Vierwinto, 2012) membagi langkah-langkah pelaksanaan model

investigasi kelompok meliputi 6 (enam) tahapan.
1) Mengidentifikasikan topik dan membuat kelompok
a) Para mahasiswa meneliti beberapa sumber, mengusulkan sejumlah topik, dan
mengkategorikan saran-saran.
b) Para mahasiswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang telah
mereka pilih.
c) Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan mahasiswa dan harus bersifat
heterogen.
d) Dosen membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi pengaturan.
2) Merencanakan tugas yang akan dipelajari
a) Para simahaswa merencanakan tugas yang akan dipelajari (apa yang dipelajari?,
bagaimana mempelajarinya?, siapa melakukan apa?, untuk tujuan atau kepentingan
apa menginvestigasi topik tersebut?)
3) Melaksanakan investigasi
a) Para mahasiswa mengumpulkan informasi, menganalisis data, dan membuat
kesimpulan.
b) Tiap

anggota


kelompoknya.

kelompok

berkontribusi

untuk

usaha-usaha

yang

dilakukan

c) Para mahasiswa saling bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi, dan mensintesis semua
gagasan.
4) Menyiapkan laporan akhir
a) Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyek mereka.
b) Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan, dan bagaimana
mereka akan membuat presentasi.

c) Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk mengkoordinasikan
rencana-rencana presentasi.
5) Mempresentasikan laporan akhir
a) Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk.
b) Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarnya secara aktif.
c) Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasn dan penampilan presentasu
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota kelas.
6) Evaluasi
a) Para mahasiswa saling memberikan umpan balik menganai topik tersebut, mengenai
tugas yang telah mereka kerjakan, mengenai keefektifan pengalaman-pengalaman
mereka.
b) Dosen dan mahasiswa berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran mahasiswa.
c) Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling
Tabel 01. Rancangan Sintaks Model GI di Kelas
Fase
Mempusatkan
perhatian mahasiswa.

Kegiatan Pembelajaran
Memotivasi mahasiswa (memfokuskan perhatian mahasiswa)

dengan cara tanya jawab berkaitan dengan materi dalam
kehidupan sehari-hari.
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Mengidentifikasi topik Dosen memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk
dan membagi
memberikan kontribusi apa yang akan mereka selidiki
mahasiswa ke dalam Kelompok dibentuk berdasarkan heterogenitas
kelompok
Memberikan masukkan terhadap topik yang akan diteliti dan
diinvestigasi sesuai materi yang akan dipelajari
Membentuk kelompok
Merencanakan tugas Mempersiapkan dan menata sumber belajar
Kelompok akan membagi subtopk kepada seluruh anggota.
Kemudian membuat perencanaan dari masalah yang akan
diteliti bagaimana proses dan sumber apa yang akan
dipakai

Membuat penyelidikan Memfasilitasi, membimbing serta mengawasi mahasiswa
yang sedang berfantasi dan berinvestigasi agar setiap
kelompok dapat bekerja optimal

Mahasiswa mengumpulkan, menganalisi dan mengevaluasi
informasi membuat kesimpulan dan mengaplikasikan
bagian mereka ke dalam pengetahuan baru dalam mencapai
sebuah masalah kelompok
Mempresentasikan
Mahasiswa memprentasikan hasil kerjanya. Kelompok lain
tugas akhir
memberikan pertanyaan dan tanggapan
Memberikan reinforcement pada kelompok yang
penampilannya baik dan memberikan motivais pada
kelompok yang kurang baik
Memberikan penegasan terhadap masing-masing bahasan dari
setiap kelompok
Evaluasi
Membantu mahasiswa melakukan refleksi terhadap
pembelajaran
pembelajaran yang telah dipelajari yang telah dipelajari
Menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dipelajari
Mengevaluasi pembelajaran yang telah dilakukan dengan
menggunakan tes hasil belajar

b)
(diadaptasi Trianto, 2011)
3. Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Pengertian model Pembelajaran Berbasis Masalah disini diartikan sebagai
pembelajaran yang menggunakan masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari
(otentik) yang bersifat terbuka (open-ended) untuk diselesaikan oleh peserta didik
untuk mengembangkan keterampilan berpikir, keterampilan menyelesaikan masalah,
keterampilan sosial, keterampilan untuk belajar mandiri, dan membangun atau
memperoleh pengetahuan baru. Pembelajaran ini berbeda dengan pembelajaran
konvensional yang jarang menggunakan masalah nyata atau menggunakan masalah
nyata hanya di tahap akhir pembelajaran sebagai penerapan dari pengetahuan yang
telah dipelajari. Pemilihan masalah nyata tersebut dilakukan atas pertimbangan
kesesuaiannya dengan pencapaian kompetensi dasar. Ibrahim dan Nur (2000 : 13) dan
Ismail (2000) mengemukakan angkah-langkah Pembelajaran Berbasis Masalah
sebagai berikut
Sintaks Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
Fase

Kegiatan Pembelajaran

1.

Orientasi 
masalah





Menginformasikan tujuan pembelajaran
Menciptakan lingkungan kelas yang memungkinkan terjadi
pertukaran ide yang terbuka
Mengarahkan pada pertanyaan atau masalah
Mendorong mahasiswa mengekspresikan ide-ide secara
terbuka

2.

Mengorg 
Dosen memfasilitasi mahasiswa untuk memahami masalah
anisasikan
nyata yang telah disajikan, yaitu mengidentifikasi apa yang
mahasiswa
mereka ketahui, apa yang perlu mereka ketahui, dan apa yang
untuk belajar
perlu dilakukan untuk menyelesaikan masalah. Mahasiswa
berbagi peran/tugas untuk menyelesaikan masalah tersebut.


3.

Memban 
tu
menyelidiki
secara

mandiri atau
kelompok



Menguji pemahaman mahasiswa atas konsep yang
ditemukan
Memberi kemudahan pengerjaan
mengerjakan/menyelesaikan masalah

mahasiswa

dalam

Mendorong kerjasama dan penyelesaian tugas-tugas
Mendorong dialog, diskusi dengan teman
Membantu
mahasiswa
mendefinisikan
dan
mengorganisasikan tugas-tugas belajar yang berkaitan dengan
masalah



Membantu mahasiswa merumuskan hipotesis



Membantu mahasiswa dalam memberikan solusi

4.

Mengem 
Membimbing mahasiswa mengerjakan lembar kegiatan
bangkan dan
(LK)
menyajikan
hasil kerja

Membimbing mahasiswa menyajikan hasil kerja


Dosen membimbing mahasiswa untuk menentukan
penyelesaian masalah yang paling tepat dari berbagai alternatif
pemecahan masalah yang mahasiswa temukan. Mahasiswa
menyusun laporan hasil penyelesaian masalah, misalnya

dalam bentuk gagasan, model, bagan, atau Power Point slides.
5.

Mengana 
Membantu mahasiswa mengkaji ulang hasil pemecahan
lisa
dan
masalah
mengevaluas
i
hasil 
Memotivasi mahasiswa untuk terlibat dalam pemcahan
pemecahan
masalah


Dosen memfasilitasi mahasiswa untuk melakukan refleksi
atau evaluasi terhadap proses penyelesaian masalah yang
dilakukan
(Arends, 2008)

UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
Alamat: Jl. Sisingamangaraja-Teladan Telepon (061) 7869730 Medan-Idonesia

MATA KULIAH
Metodologi Penelitian
OTORISASI

Capaian Pembelajaran

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER
KODE
Rumpun MK
Bobot (sks)
MKK746369
Mata Kuliah Keilmuan dan Keterampilan 3
Dosen Pengembang RPS
Koordinator RMK

CPL- PRODI
S4
S9
P1
P3
KU 1
KU 2
KU 3
KU 8

SEMESTER

Tgl Penyusunan

Ka PRODI

Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan kemajuan peradaban
berdasarkan Pancasila.
Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara mandiri.
Menguasai metoda pembelajaran dan metodologi penelitian pendidikan dan mengkombinasikan dengan keilmuan
teknik-teknik statistik.
Menguasai prinsip evaluasi dan metodologi penelitian pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan di
sekolah menengah.
Mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis,dan inovatif dalam konteks pengembangan atau
implementasi ilmu pengetahuan dan/atau teknologi sesuai dengan bidang keahliannya.
Dapat mengkaji implikasi pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan, teknologi atau seni sesuai dengan
keahliannya berdasarkan kaidah, tata cara dan etika ilmiah untuk menghasilkan solusi, gagasan, desain, atau kritik
seni serta menyusun deskripsi saintifik hasil kajiannya dalam bentuk skripsi atau laporan tugas akhir.
Dapat mengambil keputusan secara tepat dalam konteks penyelesaian masalah di bidang keahliannya, berdasarkan
hasil analisis terhadap informasi dan data.
Mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengamankan, dan menemukan kembali data untuk menjamin
kesahihan dan mencegah plagiasi.

KK 3
CP - MK
1
2
3
4
5

Deskripsi Singkat MK

Materi Pembelajaran /
Pokok Bahasan

Pustaka

Media Pembelajaran
Team Teaching

Mampu melakukan evaluasi proses pembelajaran dengan menggunakan penelitian tindakan kelas (action research)
sesuai dengan kaidah metodologi penelitian pendidikan

Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip dan etika penelitian (KU8, KK3)
Mahasiswa mampu merumuskan masalah dan menyusun hipotesis penelitian (P3, KU1, KK3)
Mahasiswa mampu menjelaskan berbagai metode penelitian (KK3)
Mahasiswa mampu mengumpulkan, mengolah data dan mengeinterpretasi hasilnya secara logis dan sistematis (S9, KU1)
Mahasiswa mampu menyusun proposan penelitian dan mempresentasikannya (S9, KU 2, KU8)
Pada mata kuliah ini mahasiswa belajar tentang prinsip-prinsip dan metode penelitian pendidikan yang akan digunakan kelak pada saat
melakukan penelitian skripsi atau penelitian tugas akhir. Mahasiwa belajar mengenai pengeertian pengetahuan, ilmu, filsafat dan etika dalam
penelitian, merumuskan masalah, membuat hipotesis, membuat rancangan penelitian sesuai dengan metode penelitian yang dipilih,
mengumpulkan dan mengolah data hasil pengukuran dan menyusun proposan penelitian.
1. Pengertian Pengetahuan, ilmu, dan filsafat
2. Pendekatan ilmiah dan non ilmiah, tugas ilmu dan penelitian
3. Identifikasi masalah, tinjauan pustaka, dan Perumusan masalah
4. Metode penelitian (Metode Penelitian kualitatif, Metode Kuantitatif, dan Metode Kombinasi)
5. Kerangka Teoritis dan penyusunan hipotesis ; Dasar-dasar teori, variabel penelitian, dan hipotesis)
6. Pemilihan sampel, terminologi yang sering digunakan, alasan pemilihan sampel, karakteristik sampel, metode penentuan sampel.
7. Pengembangan instrumen pengumpul data ; spesifikasi instrumen, pengujian instrumen, analisis hasil pengujian, validitas dan reabilitas
instrumen, penentuan perangkat akhir instrumen
8. Pengumpulan data dan pengolahan data ; jenis data (kuantitatif, kualitatif) ; data sekunder, data primer, dan pengolahan data statistik
9. Rancangan eksperimen sederhana pembuatan proposal serta format penyusunannya.
Creswell, J. W. (2012). Educational Research : Planning, Conducting, and Evaluating Quantitatif and Qualitatif Research (third edition).
Boston : PEARSON
Sugiyono. (2013). Cara Mudah Menyusun Skripsi, Tesis, dan Disertasi (STD). Bandung : Alfabeta
Sugiyono (2009). Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D . Bandung : Alfabeta
Sugiyono (2009). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta
Suharsimi, A.(2013). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta
LCD dan internet
Lisa Ariyanti Pohan S.Si, M.Pd, Uswatun Hasanah, S.Pd, M.Pd

Minggu
Ke1-2

3-4

5-6

7

Kemampuan Akhir Yang
Bahan Kajian
Diharapkan
(Materi Ajar)
Prinsip dan Etika Penelitian
Mahasiswa mampu
 Pengertian Pengetahuan,
menjelaskan tentang
ilmu dan filsafat,
pengetahuan, ilmu, filsafat,
 Pendekatan ilmiah dan
dan prinsip dan etika dalam
non ilmiah
penelitian dan menyusunnya
dalam sebuah karya tulis dan  Tugas ilmu dan penelitian
 Etika dalam penelitian
mempresentasikannya
dengan penuh tanggung
jawab.
 Mengidentifikasi masalah
Mahasiswa mampu
merumuskan masalah dan
penelitian (kajian pustaka)
 Merumuskan masalah
menyusun hipotesis
penelitian
penelitian
 Merumuskan hipotesis
deskriptif, komparatif,
asosiatif

Mahasiswa mampu
menjelaskan berbagai
metode penelitian

Mahasiswa mampu
mendesain sampel
penelitian



Jenis-jenis metode
penelitiannya serta jenis
penelitian yang tercakup di
dalam setiap metode

 Terminologi yang digunakan
dalam pemilihan sampel,
alasan pemilihan sampel
 Karakteristik sampel
 Metode dalam penentuan
sampel

Metode
Pembelajaran
Diskusi dan
Ceramah dan
diskusi
Tugas 1 : Studi
kasus
(etika dalam
penelitian terkait
dengan plagiasi)

Waktu
3 x 50’

Pengalaman Belajar
Mahasiswa
Tanya jawab,Tugas
Diskusi mandiri dan
presentasi

Kriteria Penilaian
(Indikator)
-Ketepatan menjelaskan
tentang pengetahuan,
ilmu dan filsafat
-Ketepatan menjelaskan
etika dalam
penelitian
Bentuk non tes
- Tulisan makalah
- Presentasi

Bobot
Nilai
5%

Ceramah, Telaah
literatur dan
metode diskusi GI
Tugas 2 : Mengkaji
dan mensarikan
artikel journal dan
skripsi
Tugas 3 :
Merumuskan
masalah dan
hipotesis deskriptif,
komparatif dan
asosiatif
Telaah literatur,
ceramah dan
metode diskusi GI
Tugas 4 : Telaah
Jurnal

3 x 50

Tanya jawab,Tugas -Ketepatan menganilisis
mandiri, Makalah dan
permasalahan dalam
presentasi
artikel jurnal
-Ketepatan menganilisis
permasalahan dalam
skripsi
-Ketepatan menganalisis
hipotesis penelitian
dalam skripsi

15 %

3 x 50

10 %

Kuliah dan metode
diskusi GI
Presentasi makalah
Tugas 5 : presentasi
makalah tentang
memilih dan

3 x 50

-Ketepatan uraian jenis
Tanya jawab,Tugas
penelitian dan
mandiri, Makalah dan
metode yang
presentasi
digunakan
-Ketepatan analisis
jurnal tentang
penggunaan metode
penelitian
Tugas analisis Jurnal, -Ketepatan desain
sampel
Telaah literatur,
membuat Makalah, -Ketepatan dalam
menganalisis jurnal
dan Presentasi
tentang metode
penentuan sampel

10 %

Minggu
Ke-

Kemampuan Akhir Yang
Diharapkan

8
9

Evaluasi Tengah Semester
Mahasiswa mampu
merancang penelitian
eksperimen berdasarkan
Desain penelitiannya :
a. Rancangan eksperimen
Pola-pola eksperimen
dikemukakan oleh John
W. Best yang terdiri
pada tiga kategori
yaitu:
1. Pra eksperimen
2. Eksperimen semu
3. Eksperimen murni
b. Penelitian tindakan kelas
Mahasiswa mampu
mengembangkan instrumen
pengumpul data penelitian

10

11

Mahasiswa mampu
menganalisis data dan
menginterpretasi data yang
diperoleh sesuai dengan
metode penelitian yang
diplih

Bahan Kajian
(Materi Ajar)

Metode
Pembelajaran
mendesain sampel
dan

Waktu

Pengalaman Belajar
Mahasiswa

Kriteria Penilaian
(Indikator)

Bobot
Nilai

 Merancang penelitian
eksperimen
 Merancang penelitian
tindakan kelas

Kuliah dan metode
diskusi GI
Presentasi makalah
Tugas 6 : presentasi
makalah tentang
rancangan
penelitian
eksperimen
Dan PTK

3 x 50

Tugas analisis Jurnal,
Telaah literatur,
membuat Makalah,
dan Presentasi

-Ketepatan rancangan
penelitian eksperimen
-Ketepatan
mengaanalisis jurnal
tentang rancangan
penelitian yang
digunakan
-Ketepatan rancangan
PTK

10%

 Jenis-jenis metode atau
instrumen pengumpul data
 Penentuan metode dan
instrumen

Kuliah dan metode
diskusi GI
Tugas 7:
mengembangkan
instrumen
penelitian
sederhana bentuk
tes dan non tes

3 x 50

Tugas analisis Jurnal,
Telaah literatur,
membuat Makalah,
dan Presentasi

10%

 Jenis-jenis data (kuantiitatif,
kualitatif), data sekunder,
data primen,
 pengolahan data statistik

Kuliah dan diskusi
menggunakan PBL
Tugas 8: Small
Project mengolah
dan menganalisis
data dan
menginterpretasi
hasil pengukuran

3 x 50

Tugas analisis Jurnal,
Telaah literatur,
membuat Makalah,
dan Presentasi

-Ketepatan presentasi
makalah tentang
jenis-jenis metode
atau instrumen
pengumpul data
-Ketepatan
mengaanalisis jurnal
tentang jenis
instrumen pengumpul
data yang digunakan
-Ketepatan pengolahan
data dan
menginterpretasikan
hasil pengukuran
-Menganalisis
pengolahan data dari
jurnal yang dianalisis

10%

Minggu
Ke12- 14

Kemampuan Akhir Yang
Diharapkan
Mahasiswa mampu
merancang penelitian dalam
bentuk proposal penelitian
dan mempresentasikannya

Bahan Kajian
(Materi Ajar)
 Rancangan eksperimen
sederhana
 Sistematika penulisan
proposal

Metode
Pembelajaran
Presentasi dan
tanya jawab

REFERENSI
Arends, R.I., (2008), Learning to Teach, McGraw-Hill, New York.
Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Waktu
9 x 50

Pengalaman Belajar
Kriteria Penilaian
Mahasiswa
(Indikator)
Membuat proposal
-Ketepatan sistematika
dan
penulisan
mempresentasikannya -Konsistensi dalam
penulisan
-Kerapian penyajian
proposan dan
kesungguhan dalam
mengerjakan
proposal

Bobot
Nilai
10%

Ibrahim, M. Dan Nur, M.(2000). Pengajaran Berdasarkan Masalah.Surabaya : Unesa
University Press
Ismail. (2002). Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Instruction) : Apa
Bagaimana, dan Contoh pada Subpokok Bahasan Statistika. Proseding Seminar Nasional Paradigma Baru Pembelajaran MIPA.
Kerjasama Dirjen Dikti Depdiknas dengan (JICA-IMSTEP)
Joyce, B., Weil, M., Calhoun, E.2009. Model-Model Pengajaran (edisi ke-,8,cetakan ke-1).
diterjemahkan oleh Achmad Fuwaid dan Ateila Mirza.Yogyakarta: Pustaka Pelajar