Pertanyaan dan jawaban seputar (1)

Pertanyaan dan Jawaban
1. Pada penelitian ini digunakan batubara berukuran 100 mesh, Mengapa dipilih ukuran
100 mesh?
2. Metode desulfirisasi batubara ada 3 cara yaitu kimia, fisika dan biologi. Mengapa
yang dipilih metode fisika khususnya cara flotasi/pengapungan?
3. Penelitian ini digunakan lerak sebagai surfaktan, mengapa digunakan lerak? Apakah
ada surfaktan lain selain lerak yang biasa digunakan dalam proses flotasi batubara?

Jawaban
1. Ukuran dari batubara sangat mempengaruhi proses flotasi. Pada proses flotasi
batubara biasanya digunakan batubara dengan kisaran ukuran antara 80-120 mesh.
Hal ini dikarenakan pada ukuran ini kontak antara tiga fasa sangat baik. Apabila
dipakai ukuran batubara yang sangat kecil maka batubara yang tercampur akan
langsung mengapung ke permukaan sehingga kontak antara batubara, cairan dan gas
tidak baik sehingga sulfur yang terambil sedikit. Apabila dipakai batubara dengan
ukuran yang besar maka batubara tersebut akan sulit untuk terflotasi karena massa
yang besar. Udara yang dialirkan dari bawah kolom flotasi akan sulit untuk membawa
partikel menuju permukaan sehingga proses flotasi tidak berjalan dengan baik.
2. Alasan memilih metode fisika cara flotasi :
a. Mudah untuk di operasikan
b. Biaya lebih murah daripada biologi dan kimia

c. Sangat cocok untuk permukaan mineral sulfida
d. Sifat permukaan mudah diubah dengan reagent flotasi.
Kekurangan metode kimia :
a. Aplikasinya masih kurang
b. Mahal untuk dilakukan
c. Membutuhkan energi yang besar
d. Kurang aman untuk dilakukan

Kekurangan metode biologi :
a. Pengoperasian sulit

b. Membutuhkan waktu yang lama untuk mengoksidasi sulfur
c. Diperlukan treatment yang sulit untuk mikroba yang digunakan.
3. Pada penelitian ini surfaktan yang digunakan adalah sabun yang berasal dari buah
lerak. Lerak (Sapindus rarak De Candole) merupakan nama binomial dari lerak yang
dikenal di Jawa sebagai klerek, di Sunda sebagai rerek. Berdasarkan hasil penelitian
yang dimuat di beberapa jurnal menyebutkan bahwa buah, kulit batang, biji, dan daun
tanaman lerak mengandung saponin, alkaloid dan steroid. Saponin terdapat pada
semua bagian tanaman sapindus dengan kandungan tertinggi terdapat pada bagian
buah. Saponin terdiri dari dua golongan, yaitu : saponin steroid dan saponin

triterpenoid. Adanya kandungan saponin yang bersifat hidrofilik dan lipofilik tersebut
menjadikan buah lerek bersifat surfaktan sehingga dapat digunakan sebagai bahan
baku sabun. Pemilihan surfaktan ini juga bernilai ekonomis karena buah lerak yang
mudah didapat dan berharga murah.
Selain lerak, surfaktan yang bisa digunakan dalam flotasi batubara yaitu :
a. Fatty acid
b. Metilisobutil carbinol
c. Polyprophylene glycol ether
d. Crude Palm Oil (CPO)