STAN 8 Imbalan Kerja Kontijensi 14112018
IMBALAN KERJA
KONTIJENSI PERISTIWA
SETELAH TANGGAL
PELAPORANAgenda Peristiwa Setelah Tanggal Peristiwa Setelah Tanggal Pelaporan Pelaporan Provisi dan Kontijensi Provisi dan Kontijensi Perubahan Kebijakan Akuntansi Perubahan Kebijakan Akuntansi Imbalan Kerja Imbalan Kerja
PSAK 8
PSAK 8 - Peristiwa setelah Periode Pelaporan
Peristiwa setelah periode pelaporan adalah peristiwa yang terjadi
- antara akhir periode pelaporan dan tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit Peristiwa setelah periode pelaporan yang memerlukan penyesuaian
- adalah peristiwa yg memberikan bukti atas adanya kondisi pada akhir periode pelaporan Peristiwa setelah periode pelaporan yang tidak memerlukan
- penyesuaian adalah peristiwa yang mengindikasikan kondisi setelah periode pelaporan Tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit adalah tanggal
- laporan keuangan sudah final
Laporan keuangan diaudit : tanggal laporan auditor
- – Laporan keuangan tidak diaudit : tanggal laporan keuangan selesai
- – disusun manajemen
PSAK 8 Peristiwa setelah Periode Pelaporan
Ilustrasi PSAK 8
Peristiwa setelah Periode Pelaporan PERISTIWA SETELAH TANGGAL PERIODE PELAPORAN (ANTM
- 2013)
Pada tanggal 12 Februari 2014 Perusahaan telah melakukan penarikan fasilitas
- – pinjaman dari PT Bank Central Asia Tbk sebesar AS$50.000.000 yang akan jatuh tempo pada 12 Mei 2014 dengan suku bunga yang ditentukan adalah 2% per tahun.
- Pada tanggal 23 Januari 2013, PJBS membeli 92% saham PT Mitra Karya Prima – (MKP) dengan biaya perolehan sebesar Rp 2.500 juta. Pada tanggal 23 Januari 2013, PT Haleyora Power (HP) membeli 90% saham
PERISTIWA SETELAH PERIODE PELAPORAN (PLN 2012)
- – PT Mitra Insan Utama dengan biaya perolehan sebesar Rp 10.174 juta.
Berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik
– Indonesia No. 30 Tahun 2012, tanggal 21 Desember 2012, tentang tarif tenaga listrik yang disediakan oleh Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara, ditetapkan tarif tenaga listrik untuk konsumen yang berlaku efektif mulai tanggal 1 Januari 2013.
PSAK 25
Kebijakan Akuntansi, Perubahan
Kebijakan Akuntansi dan
Kesalahan
Kebijakan Akuntansi - PSAK 25
- tertentu yang diterapkan entitas dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan.
Kebijakan akuntansi harus menjelaskan pengakuan, pengukuran dan penyajian.
Kebijakan akuntansi adalah prinsip, dasar, konvensi, peraturan dan praktik
SAK spesifik berlaku kebijakan akuntansi harus tunduk pada PSAK dan
- – mempertimbangkan panduan aplikasi,
- – • Persyaratan dan panduan dalam PSAK yang berhubungan dengan masalah serupa dan terkait Definisi, kriteria pengakuan, konsep pengukuran untuk aset, liabilitas, penghasilan
Jika tidak ada, menggunakan pertimbangan manajemen, dengan urutan acuan
- dan beban dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan standar akuntansi terkini yang dikeluarkan badan penyusun standar lain yang
- menacu pada KDPPLK yang sama Literatur akuntansi
- Praktik akuntansi industri yang berlaku >Sepanjang tidak bertentangan pada acuan utama
Perubahan Kebijakan Akuntansi - PSAK 25
- Perubahan kebijakan akuntansi tidak diperkenankan kecuali
dipersyaratkan PSAK atau menghasilkan laporan keuangan yang lebih
andal dan relevan. - Untuk perubahan kebijakan akuntansi karena standar baru:
- – Mengikuti ketentuan transisi
- – Jika tidak ada ketentuan transisi perubahan kebijakan diterapkan secara retrospektif, kecuali tidak praktis
• Ketika entitas belum menerapkan suatu PSAK baru yang telah diterbitkan
tetapi belum efektif berlaku, maka entitas mengungkapkan fakta dan iformasi relevan atas dampak penerapan PSAK tersebut.
adalah koreksi pengakuan, pengukuran, transaksi, peristiwa dan kondisi
lain seolah-olah kebijakan tersebut telah diterapkan.Perubahan Estimasi - PSAK 25
Estimasi akuntansi merupakan estimasi entitas yang dapat mempengaruhi
- elemen-elemen dalam LK:
melibatkan pertimbangan entitas,
- – estimasi karena ketidakpastian,
- – estimasi yang reasonable
- – Estimasi akuntansi mungkin perlu direvisi jika terjadi perubahan keadaan
- yang menjadi dasar estimasi atau akibat informasi baru atau tambahan pengalaman. Perubahan estimasi akuntansi adalah: penyesuaian jumlah tercatat yang
- berasal dari penilaian status kini, dan ekspektasi manfaat masa depan dan kewajiban yang terkait dengan, aset dan liabilitas. Dampak perubahan estimasi akuntansi, diakui secara prospektif dalam
- laporan laba rugi pada:
a) Periode perubahan, jika dampak perubahan hanya pada periode itu; atau
b) Periode perubahan dan periode mendatang, jika perubahan berdampak pada keduanya.
Kesalahan - PSAK 25
Kesalahan dapat timbul dalam pengakuan, pengukuran, penyajian
- atau pengungkapan unsur-unsur laporan keuangan. Entitas mengoreksi kesalahan material periode lalu secara
- retrospektif pada laporan keuangan lengkap pertama yang
diterbitkan setelah ditemukannya dengan:
a) Menyajikan kembali jumlah komparatif untuk periode lalu atau
b) Jika kesalahan terjadi sebelum periode lalu sajian paling awal, maka menyajikan kembali untuk periode lalu sajian paling awal
Ilustrasi - PSAK 25
Perubahan Kebijakan Akuntansi dan Kesalahan
Berdasarkan surat Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
- Keuangan (Bapepam-LK) No. S-2366/BL/2009 tertanggal 30 Maret 2009, penyediaan tenaga listrik oleh IPP kepada Perusahaan dan entitas anak termasuk dalam kategori perjanjian pelaksanaan jasa publik ke swasta, yang dikecualikan dari penerapan ISAK 8, sampai DSAK–IAI menerbitkan interpretasi standar akuntansi yang spesifik mangatur transaksi tersebut. Selanjutnya, sesuai dengan surat manajemen tanggal 22 Desember 2011
- kepada Ketua Bapepam-LK, manajemen telah memutuskan untuk menerapkan ketentuan ISAK 8, sesuai dengan PSAK 30 (revisi 2011), terhadap Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik mulai tanggal 1 Januari 2012. Perusahaan dan entitas anak menerapkan ISAK 8 secara restrospektif, pengaruh perubahan tersebut menyebabkan penyajian kembali pada laporan keuangan konsolidasian Perusahaan (Catatan 58).
PSAK 57
Provisi – PSAK 57
- (a) Memiliki kewajiban kini (b) Penyelesaian mengakibatkan arus keluar sumber daya
Provisi liabilitas yang waktu atau jumlahnya belum pasti, diakui jika
(c) Estimasi yang andal
- Pertimbangan dalam pengakuan provisi berdasarkan bukti-bukti yang tersedia:
besar kemungkinannya bahwa kewajiban kini telah ada pada akhir periode pelaporan, entitas mengakui provisi (jika kriteria pengakuan
terpenuhi ); dan
jika besar kemungkinan bahwa kewajiban kini belum ada pada akhir periode pelaporan, entitas mengungkapkan kewajiban kontinjensi.
Pengungkapan tidak diperlukan jika kemungkinan arus keluar sumber daya kecil.
- Pengakuan provisi karena kewajiban hukum dan kewajiban konstruktif
Kontijensi – PSAK 57 Entitas tidak diperkenankan mengakui kewajiban kontinjensi
- Kewajiban kontinjensi adalah:
(a) kewajiban potensial yang timbul dari peristiwa masa lalu dan keberadaannya
menjadi pasti dengan terjadi atau tidak terjadinya satu peristiwa atau lebih pada masa datang yang tidak sepenuhnya berada dalam kendali entitas; atau (b) kewajiban kini yang timbul sebagai akibat peristiwa masa lalu, tetapi tidak diakui karena: (c) tidak terdapat kemungkinan besar entitas mengeluarkan sumber daya yang mengan dung manfaat ekonomis (selanjutnya disebut sebagai “sumber daya”) untuk menyelesaikan kewajibannya; atau (d) jumlah kewajiban tersebut tidak dapat diukur secara andal.
Entitas tidak diperkenankan mengakui aset kontinjensi.
- Aset kontinjensi adalah aset potensial yang timbul dari peristiwa masa lalu dan
- keberadaannya menjadi pasti dengan terjadi atau tidak terjadinya satu peristiwa atau lebih pada masa depan yang tidak sepenuhnya berada dalam kendali entitas.
Contoh
PT. Matahara perusahaan ritel yan mempunyai kebijakan
- mengembalikan uang pembelian dari pelanggan yang tidak puas, meskipun tidak ada kewajiban hukum yang mengharuskan entitas untuk mengembalikan uang konsumen.
1. Peristiwa mengikat adalah peristiwa penjualan produk, yang
menimbulkan kewajiban konstruktif karena tindakan entitas telah menciptakan ekspektasi yang valid bagi pembeli bahwa entitas akan mengembalikan uang mereka.
2. Terdapat kemungkinan besar keluarnya sumber daya, yaitu
sebagian barang akan dikembalikan dan perusahaan mengembalikan uang pelanggan (par 24)
3. Perusahaan harus mengakui kewajiban diestimasi sebesar
estimasi terbaik dari biaya pengembalian (lihat paragraf 10 (defi nisi kewajiban konstruktif ), 14, 17 dan 24.
Contoh
Pemerintah mengumumkan perubahan dalam peraturan Pajak
- Penghasilan. Akibatnya, perusahaan yang bergerak di sektor jasa keuangan harus
- melakukan pelatihan ulang terhadap sejumlah besar pegawai penjualan dan administrasi agar dapat terus memenuhi peraturan yang berlaku di bidang jasa keuangan. Pada akhir periode pelaporan, pelatihan ulang terhadap karyawan
- belum dilakukan.
1. Belum timbul kewajiban karena peristiwa yang mengikat (yaitu
pelatihan ulang) belum terjadi.2. Kewajiban diestimasi tidak diakui (par 14 dan 17-19).
PSAK 24
Ruang Lingkup PSAK 24
Imbalan Kerja
Imbalan Kerja Imbalan Kerja Imbalan Paska PesangonJangka Panjang Jangka Pendek Kerja Lainnya
Bagi hasil Imbalan Jangka
Kontribusi Manfaat atau Pendek
Pasti Pasti Bonus
Absen Past service Current
Diterapkan oleh pemberi kerja dalam cost Service Cost pencatatan seluruh imbalan kerja, kecuali yang diatur dalam PSAK 53: Akuntansi Kompensasi Berbasis Saham.
Latar Belakang Perubahan
- Untuk melaporkan perubahan kewajiban imbalan pasti dan aset program didefinisikan dengan cara yang lebih mudah dipahami
- Beberapa opsi penyajian diizinkan dalam standar yang ada, membatasi komparabilitas opsi ditiadakan
- Amandemen diperlukan untuk mengklarifikasi area dimana keragaman dalam praktik yang ada
- Penyempurnaan pengungkapan tentang risiko yang timbul dari program imbalan pasti yang diperlukan
- Pengakuan keuntungan dan kerugian aktuaria
- Perubahan komponen imbalan pasti dan aset program
- Persyaratan pengungkapan
- Imbalan kerja jangka pendek
- Pesangon • Perubahan penting lainnya
Perubahan Signifikan PSAK 24 R 2010 PSAK 24 R 2013 Melaui
Melalui
OCI
OCI Melalui Laba
Koridor Pengakuan
Rugi keuntungan
Pengakuan dan kerugian Aktuaria keuntungan dan kerugian Aktuaria
Pengakuan dan Pengukuran Imbalan Jangka Pendek Diakui saat Diakui saat Liabilitas jangka pendek sebagai: pekerja telah Liabilitas jangka pendek sebagai: pekerja telah memberi jasa memberi jasa Liabilitas setelah dikurangi yang telah dibayar, beban dibayar dimuka jika terjadi kelebihan pembayaran Beban atau pernyataan lain membolehkan sbg biaya perolehan Boleh diakumulasi diakui pada saat Boleh diakumulasi diakui pada saat Cuti berimbalan pekerja memberikan jasa Cuti berimbalan pekerja memberikan jasa jangka pendek jangka pendek cuti berimbalan yang tidak boleh diakumulasi diakui saat cuti terjadi
Ilustrasi
PT. A memiliki 100 karyawan yang diberikan cuti
berimbalan sebesar Rp 1.000.000 untuk 10 hari kerja.
Selama tahun 2015, karyawan yang cuti 6 hari 80 orang sedangkan sisanya cuti 10 hari kerja.- Beban cuti berimbalan680.000.000 ((20x10)+(80x6))x1.000.000)
JIKA TIDAK DIAKUMULASI
Kas 680.000.000
- Beban cuti berimbalan680.000.000 ((20x10)+(80x6))x1.000.000) Kas 680.000.000 Beban cuti berimbalan320.000.000 (80x4)x1.000.000) Utang gaji 320.000.000
Program Bagi Laba dan Bonus
Syarat pengakuan biaya pembayaran bagi laba dan bonus Syarat pengakuan biaya pembayaran bagi laba dan bonus
sebagai akibat dari peristiwa masa lalu
Kewajiban kini timbul jika, dan hanya jika, entitas tidak
mempunyai alternatif realistis lainnya kecuali melakukan
pembayaran. Kewajiban kini timbul jika, dan hanya jika, entitas tidak mempunyai alternatif realistis lainnya kecuali melakukan pembayaran.Bonus
PT. Melati pada 15 Februari 2016 menyelesaikan laporan PT. Melati pada 15 Februari 2016 menyelesaikan laporan keuangan tahun 2015. Berdasarkan laba tahun 2015, ditetapkan keuangan tahun 2015. Berdasarkan laba tahun 2015, ditetapkan bonus untuk karyawan sebesar Rp 200milyar dan tantiem untuk bonus untuk karyawan sebesar Rp 200milyar dan tantiem untuk direksi dan komisaris sebesar Ro 40milyar. direksi dan komisaris sebesar Ro 40milyar.
Dibuat jurnal penyesuaian Dibuat jurnal penyesuaian
Beban bonus 240 milyar
Beban bonus 240 milyar
Utang bonus 240 milyar
Utang bonus 240 milyar
Ilustrasi Imbalan Kerja Jangka Pendek
• Karyawan Perusahaan XYZ diberikan hak untuk cuti tahunan yang dapat>Karyawan Perusahaan XYZ diberikan hak untuk cuti tahunan yang dapat diakumulasikan cuti tahunan. diakumulasikan cuti tahu>
• Cuti tahunan yang tidak terpakai dapat dialihkan tanpa batas waktu dan>Cuti tahunan yang tidak terpakai dapat dialihkan tanpa batas waktu dan harus dibayar secara tunai ketika karyawan meninggalkan perusahaan. harus dibayar secara tunai ketika karyawan meninggalkan perusah>Data beberapa tahun terakhir menunjukkan. karyawan menggun
- Data beberapa tahun terakhir menunjukkan. karyawan menggunakan
akumulasi cuti tahunan mereka selama periode lebih dari dua tahun.
akumulasi cuti tahunan mereka selama periode lebih dari dua tahun.
Pertanyaan Pertanyaan
• Haruskah akumulasi cuti tahunan tidak terpakai tersebut diklasifikasikan
- Haruskah akumulasi cuti tahunan tidak terpakai tersebut diklasifikasikan
sebagai imbalan kerja jangka pendek di bawah PSAK 24 (r2013)?
sebagai imbalan kerja jangka pendek di bawah PSAK 24 (r2013)?
Cuti tahunan yang tidak terpakai tidak akan memenuhi definisi
Cuti tahunan yang tidak terpakai tidak akan memenuhi definisi
manfaat jangka pendek karena tidak diharapkan akan diselesaikan
manfaat jangka pendek karena tidak diharapkan akan diselesaikan
seluruhnya dalam waktu 12 bulan setelah jasa yang diberikan oleh
seluruhnya dalam waktu 12 bulan setelah jasa yang diberikan oleh
karyawan.karyawan.
Pengungkapan
Pengungkapan dalam laporan keuangan jumlah
gaji yang diterima oleh manajemen kunci
direksi dan komisaris
Pengungkapan dalam laporan keuangan jumlah
gaji yang diterima oleh manajemen kunci
direksi dan komisaris
Imbalan kerja jangka pendek untuk
manajemen kunci sesuai dengan PSAK 7
Imbalan kerja jangka pendek untuk
manajemen kunci sesuai dengan PSAK 7
Imbalan Pascakerja
Elemen dari Proses Pensiun
EntitasInvestasi Manfaat (Pembayaran) Kontribusi
Dana
Pensiun
PekerjaImbalan Pascakerja
Tunjangan Tunjangan purnakarya purnakarya
Imbalan Imbalan pascakerja
Imbalan pascakerja Imbalan pascakerja lain pascakerja lain
Iuran pasti Iuran pasti bergantung
Program imbalan Program imbalan pada pascakerja pascakerja substansi
Imbalan pasti ekonomis dari Imbalan pasti setiap program
Definisi
Program iuran pasti entitas membayar kpd
pengelola dana, tidak ada kewajiban entitas untuk membayar iuran lebih lanjut jika pengelola dana tidak cukup membayar jasa
Program imbalan pasti program imbalan
pascakerja yang bukan merupakan program iuran pasti.
Imbalan Paska Kerja
EMPLOYER
EMPLOYER
PENSION FUND
PENSION
FUND
EMPLOYEE
EMPLOYEE CONTRIBUTIONS BENEFIT Defined Contribution Plans Defined Contribution Plans Defined Benefit Plans Defined Benefit Plans DEFINED
VOLATILE
VOLATILE DEFINED
RISK LIMITProgram Iuran Pasti Pengakuan dan
Pengungkapa Pengukuran n
- jumlah yang Diakui sebagai beban Diakui sebagai beban diakui sebagai beban untuk program iuran
Diakui liabilitas (beban terakru) Diakui liabilitas (beban terakru) pasti. setelah dikurangi dengan iuran setelah dikurangi dengan iuran
- Informasi telah dibayar atau aset telah dibayar atau aset program iuran
(pembayaran dimuka jika (pembayaran dimuka jika pasti untuk terdapat kelebihan). terdapat kelebihan). personel manajemen
Jika iuran tidak jatuh tempo
Jika iuran tidak jatuh tempo kunci
seluruhnya dalam 12 bulan -> seluruhnya dalam 12 bulan -> didiskonto didiskonto
Program Manfaat Pasti
Perusahaan memiliki kewajiban hukum dan konstrukstif untuk
- memenuhi pembayaran imbalan setelah pekerja pensiun. Mungkin tidak didanai, seluruhnya atau sebagian didanai
- Imbalan dihitung dengan asumsi aktuarial asumsi demografi dan
- keuangan. Dana diakumulasikan dalam Aset Program •
- Risiko aktuarial jumlah kewajiban imbalan pasti berbeda dari yang
Risiko atas manfaat pasti:
- – diharapkan karena perubahan asumsi aktuaria Risiko investasi hasil investasi atas aset program berbeda dari yang
- – diharapkan.
RISIKO MENIMBULKAN KEUNTUNGAN/KERUGIAN AKTUARIAL
Program Manfaat Pasti Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti (NKKIP) Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti (NKKIP) Nilai Wajar Aset Program (NWAP) Nilai Wajar Aset Program (NWAP) Faktor-faktor:
Biaya Jasa:
- Biaya Jasa Kini •
- Biaya Jasa Kini •
Biaya Jasa Lalu
- Biaya Bunga •
- Biaya Bunga •
Remeasurement (Keuntungan dan kerugian aktuarial) Biaya Jasa:
Biaya Jasa Lalu
Remeasurement (Keuntungan dan kerugian aktuarial)
- Pendapatan Bunga • Iuran pensiun oleh perushaan
- Penarikan uang pensiun dr
Dapen
Dapen
- Remeasurement (Keuntungan dan kerugian aktuarial)
- Remeasurement (Keuntungan dan kerugian aktuarial)
- Pendapatan Bunga • Iuran pensiun oleh perushaan
- Penarikan uang pensiun dr
Liabilitas Imbalan Pasti (di Neraca) +/+ Nilai kini kewajiban imbalan pasti -/- Nilai wajar aset program yang
digunakan untuk menyelesaikan
kewajiban secara langsung Ekuitas (di Neraca) +/- Penghasilan komprehensif lain pendapatan atau kerugian Laporan Posisi KeuanganPenyajian secara netto antara = nilai kini kewajiban
Imbalan Kerja Jangka Panjang Lainnya
Cuti berimbalan jangka panjang Cuti berimbalan jangka panjang Penghargaan masa kerja atau imbalan jasa Penghargaan masa kerja atau imbalan jasa jangka panjang lain jangka panjang lain Imbalan cacat permanen Imbalan cacat permanen Utang bagi laba dan bonus yang dibayar ≥12 Utang bagi laba dan bonus yang dibayar ≥12 bulan setelah akhir periode pelaporan saat bulan setelah akhir periode pelaporan saat pekerja memberikan jasanya pekerja memberikan jasanya Kompensasi ditangguhkan yang dibayar ≥12 Kompensasi ditangguhkan yang dibayar ≥12 bulan sesudah akhir dari periode pelaporan saat bulan sesudah akhir dari periode pelaporan saat jasa diberikan jasa diberikan
Imbalan Kerja Jangka Panjang Lainnya Diakui sebagai liabilitas Diakui sebagai liabilitas
total nilai neto dari jumlah: total nilai neto dari jumlah:
- Nilai kini kewajiban imbalan pasti pada akhir periode pelaporan
- Dikurangi dengan nilai wajar dari aset program pada akhir periode pelaporan (jika ada) selain kewajiban yang harus
dilunasi secara langsung
Amandemen 2015 Atribusi Iuran dari Pekerja atau Pihak Ketiga (Paragraf
- 93)
Menetapkan bahwa atribusi iuran dari pekerja atau pihak
- –
ketiga bergantung pada apakah jumlah iuran ditentukan
berdasarkan jumlah tahun jasa. Jika jumlah iuran bergantung pada jumlah tahun jasa, maka - – iuran diatribusikan pada periode jasa dengan menggunakan metode atribusi yang sama dengan yang disyaratkan oleh paragraf 70 untuk imbalan bruto. Jika jumlah iuran tidak bergantung pada jumlah tahun jasa,
- – maka iuran tersebut diakui sebagai pengurang biaya jasa
dalam periode ketika jasa terkait diberikan oleh pekerja.
Amandemen 2015
Penyesuaian 2016 - diskonto
Tingkat yang digunakan untuk mendiskontokan kewajiban imbalan
- pasca kerja (baik yang didanai maupun tidak) ditentukan dengan mengacu pada imbal hasil pasar atas bunga obligasi korporasi berkualitas tinggi pada akhir periode pelaporan. Untuk mata uang yang tidak memiliki pasar yang aktif dan stabil bagi
- obligasi korporasi berkualitas tinggi tersebut, maka digunakan imbal hasil pasar (pada akhir periode pelaporan) atas obligasi pemerintah yang didenominasi dalam mata uang tersebut. Mata uang dan jangka waktu dari obligasi korporasi maupun obligasi
- pemerintah konsisten dengan mata uang danestimasi jangka waktu kewajiban imbalan pasca kerja.
Ilustrasi 1 – PSAK 24 (Revisi 2013)
- Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti - Awal 20X0 200.000
Imbalan kerja perusahaan:
Nilai Wajar Aset Program - Awal 20X0 200.000
Biaya Jasa Kini 30.000
Tingkat Diskonto 10%
Iuran 24.000
Imbalan 16.000
Nilai Kini Kewajinan imbalan akhir 20X0 250.000 Nilai wajar aset akhir 20X0
222.000
Ilustrasi 1 – PSAK 24 (Revisi 2013) JURNAL UMUM MEMO Penghasilan Nilai Kini Beban Kas Komprehensif Liabilitas Kewajiban Aset
Saldo awal (200.000) 200.000 Biaya jasa kini 30.000 (30.000) Biaya bunga 20.000 (20.000) Pendapatan bunga (20.000)
20.000 Iuran (24.000)
24.000 Imbalan 16.000 (16.000) Rugi Aktuaria Liabiilitas
16.000 (16.000) Rugi Aktuaria – Aset Program
6.000 (6.000) Amortisasi biaya jasa lalu Kerugian (keuntung) akturial
Jml tahun berjalan 30.000 (24.000) 22.000 (28.000) (250.000) 222.000
Kerugian Saldo Akhir
22.000 Kerugian
- Hitung dulu penjumlahan dari 200.000 + 30.000+20.000 – 16.000 = 234.000. Menurut aktuaris 250.000 sehingga kerugian aktuaria = 250.000 – 234.000 = 16.000
- Hitung dulu penjumlahan dari 200.000 + 20.000+24.000 – 16.000 = 228.000. Menurut Dapen aset program pada akhir periode 220.000 sehingga kerugian aktuaria = 250.000 – 234.000 = 6.000
Jurnal
Beban pensiun 30.000 Beban pensiun 30.000 Penghasilan Komprehensif Lain 22.000 Penghasilan Komprehensif Lain 22.000
Kas 24.000 Kas 24.000 Liabilitas 28.000 Liabilitas 28.000
Liabilitas Liabilitas
Kewajiban manfaat Pensiun 28.000 Kewajiban manfaat Pensiun 28.000
Ekuitas Ekuitas
Penghasilan komprehensif lain - kerugian 22.000 Penghasilan komprehensif lain - kerugian 22.000
Notes Notes
Nilai kini Kewajiban 250.000 Nilai kini Kewajiban 250.000 Aset Program 222.000 Aset Program 222.000 Net Liabilitas manfaat pensiun 28.000 Net Liabilitas manfaat pensiun 28.000
Ilustrasi 2 – PSAK 24 (Revisi 2013)
- KETERANGAN
Imbalan kerja perusahaan:
Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti - Awal 20X1 250.000 Nilai Wajar Aset Program - Awal 20X1 222.000 Rugi Aktuaria OCI – Awal 20X1
22.000 Biaya Jasa Kini
34.000 Tingkat Diskonto
10% Iuran
26.000 Imbalan
20.000 Nilai Kini Kewajinan imbalan – Akhir 20X1 279.500 Nilai wajar aset – Akhir 20X1
276.600
Ilustrasi 2 – PSAK 24 (Revisi 2013) JURNAL UMUM MEMO Penghasilan Kewajiban Aset Beban Kas Komprehensif Liabilitas Program Program
Saldo awal 22.000 (28.000) (250.000) 222.000 Biaya jasa kini 34.000
(34.000) Biaya bunga 25.000 (25.000) Pendapatan bunga (22.200)
22.200 Iuran (26.000)
26.000 Imbalan 20.000 (20.000) Penurunan (kenaikan) kewajiban (9.500) 9.500
Selisih aktuaria Aset Program (26.400) 26.400
Amortisasi biaya jasa lalu Kerugian (keuntungan) akturial 36.800 (26.000) (35.900) 25.100(13.900) (2.900) (279.500) 276.600
Jurnal
Beban pensiun 36.800 Beban pensiun 36.800 Liabilitas manfaat pensiun 25.100 Liabilitas manfaat pensiun 25.100
Kas 26.000 Kas 26.000 Penghasilan Komprehensif Lain 35.900 Penghasilan Komprehensif Lain 35.900
Liabilitas Liabilitas
Liabilitas manfaat pensiun 2.900 Liabilitas manfaat pensiun 2.900
Ekuitas Ekuitas
Penghasilan komprehensif lain 13.900 Penghasilan komprehensif lain 13.900
Notes Notes Nilai kini Kewajiban (279.500) Nilai kini Kewajiban (279.500) Aset Program 276.600 Aset Program 276.600 Net Liabilitas manfaat pensiun (2.900) Net Liabilitas manfaat pensiun (2.900)
Dwi Martani - 081318227080 Dwi Martani - 081318227080 TERIMA KASIH
Pengungkapan Laporan Keuangan
Pengungkapan Laporan Keuangan
Pengungkapan Laporan Keuangan
Pengungkapan Laporan Keuangan
Ilustrasi Perhitungan
Imbalan Manfaat Pasti
Imbalan Pasti
Imbalan pasti adalah imbalan yang diberikan kepada pekerja
- dengan jumlah yang telah ditentukan. Jumlah yang ditentukan dapat berbentuk:
- Sebuah formula atau rumusan tertentu
- – Sebuah jumlah nominal tertentu.
- – Fasilitas tertentu yang dijanjikan = misalnya fasilitas
- – kesehatan Imbalan pasti dapat diterima sekaligus pada saat tertentu
- dapat juga akan diterima oleh pekerja dalam satu periode tertentu.
Contoh
Perusahaan menjanjikan pembayaran pesangon kepada karyawannya
- pada saat berhenti bekerja di usia pensiun normal sebesar 200.000.000. Karyawan memiliki masa kerja sampai pensiun selama 20 tahun.
- Berdasarkan metode Projected Unit Credit (asumsi diabaikan), unit
- menurut periode jasa = 200.000.000/20 = 10.000.000. Sehingga pengakuan di laba rugi dan neraca sebagai berikut:
- Tahun Beban tahun berjalan Kewajiban akhir tahun
1 10,000,000 10,000,000 2 10,000,000 20,000,000 3 10,000,000 30,000,000 dst
20 10,000,000 200,000,000
Laporan keuangan dalam juta
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Beban Imbalan Kerja (10) (10) (10) (10) Kewajiban imbahan kerja
10
20
30
40
Imbalan Kerja dengan Perhitungan Aktuaria
Jaminan kesehatan
Imbalan jangka panjang
- Program winduan
- Tunjangan cuti besar
- Tunjangan kecelakaan dinas
- Tunjangan kematian
- Program pesangon
- Pensiun •
Imbalan Pasca kerja
Projected Unit Credit
- Nilai Kewajiban Imbalan Pasti –
Pengakuan dan Pengukuran diperlukan :
Biaya Jasa Kini
- – Metode yang digunakan : Projected Unit Credit •
Metode ini sering disebut sebagai metode imbalan yang diakru yang
- – diperhitungkan secara prorata sesuai periode jasa Sebagai metode imbalan dibagi tahun jasa
- – Menganggap setiap periode jasa akan menghasilkan satu unit
- – tambahan imbalan dan mengukur setiap unit secara terpisah untuk menghasilkan kewajiban final.
- Periode berjalan untuk menentukan Biaya Jasa Kini –
Metode ini akan mengalokasikan imbalan ke:
Periode berjalan dan periode-periode lalu untuk menentukan Nilai Kini
- – Kewajiban.
Metode dan Asumsi Aktuaria
- Untuk melakukan perhitungan aktuaria digunakan asumsi-asumsi aktuarial.
- Asumsi Aktuarial tidak boleh bias dan cocok satu dengan yang lain (mutually compatible).
- Asumsi Aktuarial terdiri dari:
- – Asumsi Demografis mengenai karakteristik masa depan dari pekerja dan mantan pekerja (dan tanggungan mereka) yang berhak atas imbalan
- Mortalitas selama dan sesudah masa kerja
- Tingkat perputasan pekerja, cacat dan pensiun dini
- Proporsi dari peserta program dengan tanggungannya
- Tingat klait program kesehatan
- – Asumsi keuangan, berhubungan dengan:
- Tingkat diskonto
- Tiingkat gaji dan imbalan masa datang
- Jaminan kesehatan, biaya kesehatan di masa datang dan biaya administrasi
- Tingkat hasil yang diharapkan atas aktiva program
Perhitungan Aktuaria
Kewajiban Kini (Present Value of Obligation (PBO) :
Nilai sekarang Manfaat Imbalan kerja yang akan
- dibayarkan pada yang akan datang (PVFB) untuk masa kerja yagn telah dilalui: PBO = PVFB x masa kerja lalu / total masa kerja
- Biaya saat kini (Current Service Cost / CSC):
Kenaikan nilai kewajiban kini atas jawa pekerja dalam
- periode berjalan CSC = PVFB / Total Masa Kerja •
Perhitungan Aktuaria
X=55 tahun Usia Pensiun X=30 tahun
X=20 tahun Usia masuk pensiun
Usia Valuasi Future Benefit
- Manfaat : 2x masa kerja x gaji pada saat pensiun
- Usia masuk : 20 tahun
- Usia pensiun : 55 tahun
- Usia valuasi : 30 tahun
- Gaji Valuasi : 2.000.000
- Asumsi : tingkat diskonto 10%, tingkat kenaikan gaji 6%
- Asumsi aktuaria:tingkat mortalita, pengunduran diri dan catata diabaikan untuk mepermudah pemahaman.
Perhitungan Aktuaria
- Manfaat : 2x masa kerja x gaji pada saat pensiun
- Usia masuk : 20 tahun
- Usia pensiun : 55 tahun
- Usia valuasi : 30 tahun
- Gaji Valuasi : 2.000.000
- Asumsi : tingkat diskonto 10%, tingkat kenaikan gaji 6%
- Asumsi aktuaria:tingkat mortalita, pengunduran diri dan catata diabaikan untuk mepermudah pemahaman.
- Future Benefit : 2 x 35 x 2.000.000 x (1+6%) ^ 25 = 600.861.900
- PVFB
: 600.861.900 / (1 + 10% )^25 = 55.457.148
- PBO : 55.457.148 x 10 / 35 = 15.844.899
- CSC : 55.457.148 x 1 / 35 = 1.584.489
Perhitungan Aktuaria
- Manfaat : 2x masa kerja x gaji pada saat pensiun
- Usia masuk : 20 tahun
- Usia pensiun : 60 tahun
- Usia valuasi : 35 tahun
- Gaji Valuasi : 5.000.000
- Asumsi : tingkat diskonto 10%, tingkat kenaikan gaji 5%
- Asumsi aktuaria:tingkat mortalita, pengunduran diri dan catata diabaikan untuk mepermudah pemahaman.
Gaji 5,000,000 5% 10% Manfaat
60
35
20
2 FV 1,354,541,976.36 PVFB 125,018,803.78 PBO 46,882,051.42 CSC 3,125,470.09
Imbalan Kerja sesuai UU 13 / 2003
- Jika Manfaat Pensiun yang diberikan perusahaan > manfaat pensiun yang dihitung menurut UU 13 maka kewajiban pemberi kerja hanya sebesar iurang pemberi kerja (2 x 35) x 80% > 32.2 G
56 G > 32.2 G
- Jika manfaat pensiun yang diberikan oleh pemberi kerja < manfaat pensiun yang dihitung menurut UU 13 maka selisihnya merupakan kewajiban pemberi kerja
(1, x 20) x 80% > 32.2 G
24 G > 32.2 G Kewajiban = 32.2 G – 24 G
Imbalan Kerja sesuai UU 13 / 2003
Tabel uang pesangon, jasa, uang penggantian hak (usia pensiun, PHK dan meninggal dunia) = 2 PS + 1 PMK + UPH
Imbalan Kerja sesuai UU 13 / 2003
Tabel uang pesangon, jasa, uang penggantian hak (sakit berkepanjangan, cacat total/tetap) = 2 PS + 2 PMK + UPH
UU Ketenagakerjaan 13 tahun 2003
- 1) Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi menghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
Pasal 88
- 1) Pengaturan pengupahan yang ditetapkan atas kesepakatan antara pengusaha dan pekerja/buruh atau serikat pekerja/serikat buruh tidak boleh lebih rendah dari ketentuan pengupahan yang ditetapkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
Pasal 91
2) Dalam hal kesepakatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) lebih rendah atau bertentangan dengan peraturan perundang- undangan, kesepakatan tersebut batal demi hukum, dan pengusaha wajib membayar upah pekerja/buruh menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
UU Ketenagakerjaan 13 tahun 2003
- Pasal 156 (1 & 2)
- Dalam hal terjadi pemutusan hubungan kerja, pengusaha diwajibkan membayar uang pesangon
dan atau uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak yang seharusnya diterima.
- Perhitungan uang pesangon sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) paling sedikit sebagai berikut : –
- – masa kerja kurang dari 1 (satu) tahun, 1 (satu) bulan upah; masa kerja 1 (satu) tahun atau lebih tetapi kurang dari 2 (dua) tahun, 2 (dua) bulan upah;
- – masa kerja 2 (dua) tahun atau lebih tetapi kurang dari 3 (tiga) tahun, 3 (tiga) bulan upah; – masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih tetapi kurang dari 4 (empat) tahun, 4 (empat) bulan upah; – masa kerja 4 (empat) tahun atau lebih tetapi kurang dari 5 (lima) tahun, 5 (lima) bulan upah; – masa kerja 5 (lima) tahun atau lebih, tetapi kurang dari 6 (enam) tahun, 6 (enam) bulan upah; – masa kerja 6 (enam) tahun atau lebih tetapi kurang dari 7 (tujuh) tahun, 7 (tujuh) bulan upah. –
masa kerja 7 (tujuh) tahun atau lebih tetapi kurang dari 8 (delapan) tahun, 8 (delapan) bulan upah;
– masa kerja 8 (delapan) tahun atau lebih, 9 (sembilan) bulan upah. - Perhitungan uang penghargaan masa kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan
- – sebagai be-rikut :
- Uang penggantian hak yang seharusnya diterima sebagaimana dimaksud
- dalam ayat (1) meliputi :
- – biaya atau ongkos pulang untuk pekerja/buruh dan keluarganya ketempat dimana
- – pekerja/buruh diterima bekerja; penggantian perumahan serta pengobatan dan perawatan ditetapkan 15% (lima
- – belas perseratus) dari uang pesangon dan/atau uang penghargaan masa kerja bagi yang memenuhi syarat; hal-hal lain yang ditetapkan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau
- – perjanjian kerja bersama.
- masa kerja, dan uang penggantian hak sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
- Komponen upah yang digunakan sebagai dasar perhitungan uang pesangon, uang
- penghargaan masa kerja, dan uang pengganti hak yang seharusnya diterima yang
- tertunda, terdiri atas :
- – upah pokok; –
- penghasilan sebulan adalah sama dengan 30 kali penghasilan sehari. Upah pekerja/buruh dibayarkan atas dasar satuan hasil, potongan/borongan atau
- komisi, maka penghasilan sehari adalah sama dengan pendapatan rata-rata per hari selama 12 (dua belas) bulan terakhir, dengan ketentuan tidak boleh kurang dari ketentuan upah minimum provinsi atau kabupaten/kota. Pekerjaan tergantung pada keadaan cuaca dan upahnya didasarkan pada upah
- borongan, maka perhitungan upah sebulan dihitung dari upah rata-rata 12 (dua
UU Ketenagakerjaan 13 tahun 2003
masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 (enam) tahun, 2 (dua) bulan upah; – masa kerja 6 (enam) tahun atau lebih tetapi kurang dari 9 (sembilan) tahun, 3 (tiga) bulan upah; – masa kerja 9 (sembilan) tahun atau lebih tetapi kurang dari 12 (dua belas) tahun, 4 (empat) bulan upah; – – masa kerja 12 (dua belas) tahun atau lebih tetapi kurang dari 15 (lima belas) tahun, 5 (lima) bulan upah; masa kerja 15 (lima belas) tahun atau lebih tetapi kurang dari 18 (delapan belas) tahun, 6 (enam) bulan upah; – masa kerja 18 (delapan belas) tahun atau lebih tetapi kurang dari 21 (dua puluh satu) tahun, 7 (tujuh) – bulan upah;
masa kerja 21 (dua puluh satu) tahun atau lebih tetapi kurang dari 24 (dua puluh empat) tahun, 8
(delapan) bulan upah; – masa kerja 24 (dua puluh empat) tahun atau lebih, 10 (sepuluh ) bulan upah.
UU Ketenagakerjaan 13 tahun 2003
Pasal 156 (4)
cuti tahunan yang belum diambil dan belum gugur;
Perubahan perhitungan uang pesangon, perhitungan uang penghargaan
UU Ketenagakerjaan 13 tahun 2003
Pasal 157
segala macam bentuk tunjangan yang bersifat tetap yang diberikan kepada pekerja/buruh dan keluarganya, termasuk harga pembelian dari catu yang diberikan kepada pekerja/buruh secara cuma- cuma, yang apabila catu harus dibayar pekerja/buruh dengan subsidi, maka sebagai upah dianggap selisih antara harga pembelian dengan harga yang harus dibayar oleh pekerja/buruh.
Penghasilan pekerja/buruh dibayarkan atas dasar perhitungan harian, maka