PEMBUATAN FLIPBOOK KEANEKARAGAMAN HAYATI SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN KELAS X SMA

  

PEMBUATAN FLIPBOOK KEANEKARAGAMAN HAYATI SEBAGAI

MEDIA PEMBELAJARAN KELAS X SMA

Ermeisa Dini Sari 1 , Syamswisna 2 , Eka Ariyati 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Untan Pontianak 2 Dosen Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Untan Pontianak

Jl. Prof. H. Hadari Nawawi, Pontianak

email: ermeisadinisari10@gmail.com

  

Abstract

This research aimed at determining the production of flipbook and the feasibility as

a biodiversity learning media for X grade senior high school. This research

consisted of two phases. The first phased is production of flipbook media. The

second phased is feasibility of flipbook media. This research form was

quantitative descriptive. The sampling techniques was purposive. The flipbook

media validation had been done by two Biology Education Lecturers of FKIP

UNTAN and three X grade senior high school biology teachers in three schools in

in Sambas Regency. Based on the flipbook media validation, got a value Content

Validity Index (CVI) as big as 0,99, which indicated that flipbook media valid or

feasible as a media for learning biodiversity material.

  Keywords : Biodiversity, Flipbook, Production

  Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang dan disertai tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar mempunyai sifat dan perilaku sesuai dengan cita-cita pendidikan. Dalam kegiatan pembelajaran, seorang guru membutuhkan media pembelajaran untuk menunjang proses pembelajaran agar tercapainya tujuan pembelajaran (Daryanto, 2010). Menurut Kustandi (2011) media pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih baik dan sempurna.

  Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Hal tersebut menuntut agar guru/pengajar mampu menggunakan alat-alat yang disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan media yang murah dan efisien yang meskipun sederhana, tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan (Kustandi, 2011).

  Menurut Arsyad (2014), pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pembelajaran pada saat itu. Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi.

  Menurut Arsyad (2014) ada beberapa kriteria yang patut diperhatikan dalam memilih media. Pertama, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Media dipilih berdasarkan tujuan instruksional yang telah ditetapkan yang secara umum mengacu kepada salah satu atau gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Kedua, tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi. Ketiga, praktis, luwes, dan bertahan. Media yang dipilih sebaiknya dapat digunakan di mana pun dan kapan pun dengan peralatan yang tersedia di sekitarnya, serta mudah dipindahkan, dan dibawa ke mana-mana. Keempat, guru terampil dalam menggunakannya. Nilai dan manfaat media amat ditentukan oleh guru yang menggunakannya. Kelima, pengelompokan sasaran. Ada media yang tepat untuk jenis kelompok besar, kelompok sedang, kelompok kecil, dan perorangan. Dan keenama, mutu teknis. Pengembangan visual baik gambar maupun fotograf harus memenuhi persyaratan teknis tertentu.

  Menurut Susilana (2007) media yang dapat dibuat guru tidak berbatas jenis dan bentuknya, tergantung hasil pemilihannya mana yang paling tepat, diantaranya media grafis seperti poster, bagan, diagram, kartu,

  flipchart/flipbook , dan lain-lain. Media grafis

  adalah media visual yang menyajikan fakta, ide atau gagasan melalui penyajian kata-kata, kalimat, angka-angka, dan simbol/gambar. Grafis biasanya digunakan untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, dan mengilustrasikan fakta-fakta sehingga menarik dan diingat orang.

  Fungsi umum media grafis adalah untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Sedangkan fungsi khususnya adalah untuk menarik perhatian, memperjelas ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan bila tidak digrafiskan (Daryanto, 2010).

  Salah satu media yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran adalah

  flipbook . Flipbook merupakan lembaran-

  lembaran kertas menyerupai album atau kalender dengan ukuran 21 x 28 cm yang disusun dalam urutan yang diikat pada bagian atasnya. Flipbook merupakan media grafis yang memiliki kelebihan yaitu dapat menyajikan materi pembelajaran dalam bentuk kata-kata, kalimat, dan gambar, dapat dilengkapi dengan warna-warna sehingga lebih menarik perhatian siswa, pembuatannya mudah dan harganya murah, mudah dibawa ke mana-mana, dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, dan dapat digunakan dalam pembelajaran individu maupun kelompok yang berjumlah 4-5 orang (Susilana, 2007).

  Flipbook dibuat menggunakan kertas art,

  berwarna (full color), bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran dan juga berisi tentang informasi tentang keanekaragaman ekosistem mangrove di Kalimantan Barat. Karena

  flipbook memiliki penampilan yang berwarna

  (full color) sehingga dapat menarik perhatian siswa untuk membacanya, selain itu didalam

  flipbook berisi materi keanekaragaman hayati

  yang telah diringkas dan dilengkapi dengan contoh pada masing-masing tingkat keanekaragaman hayati yang diwakili oleh tumbuhan mangrove yang merupakan potensi lokal dari Kalimantan Barat yang saat ini kondisi sudah rusak. Sehingga dengan penyampaian materi keanekaragaman hayati dengan menggunakan contoh tumbuhan mangrove dapat menumbuhkan sikap perduli lingkungan kepada siswa.

  Selama ini, penyampaian materi keanekaragaman hayati di sekolah hanya sebatas penjelasan oleh guru di depan kelas dengan menggunakan metode ceramah saja, namun biasanya juga disertai dengan penggunaan powerpoint dalam pembelajaran untuk membantu mempermudah menjelaskan materi, sehingga selama ini guru belum mengunakan media yang lebih bervariasi untuk menunjang pembelajaran. Oleh karena itu, diharapkan dengan dibuatnya flipbook dapat lebih membantu guru untuk mempermudah dalam menjelasakan materi sehingga tercapainya tujuan pembelajaran dan dapat meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa. Karena menurut Susilana (2007) sebagai media pembelajaran flipbook memiliki kelebihan, seperti dapat menyajikan pesan pembelajaran secara ringkas dan praktis, dapat digunakan di dalam atau di luar ruangan, bahan pembuatannya relatif murah, mudah dibawa kemana-mana, serta dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.

METODE PENELITIAN

  Membuat bentuk flipbook

  Penyajian materi tidak hanya berisi teks, namun juga disertai dengan gambar- gambar dari hasil penelitian dan ditambah dari sumber lain.

  Microsoft Office PowerPoint 2007.

  sketsa awal yang dibuat pada lembaran- lembaran kertas menggunakan program

  Draft kasar yang dimaksud adalah

  Merancang draft kasar (sketsa)

  d.

  materi pokok saja. Materi dan gambar diambil dari hasil penelitian dan ditambah dari sumber lain.

  flipbook berbentuk uraian, yang berisi

  Membuat ringkasan materi Materi yang disajikan dalam

  c.

  dalam penelitian ini dibentuk seperti kalender yang dijilid secara spiral di bagian atasnya, yang berukuran 21x28 cm menggunakan kertas art paper.

  Flipbook

  Flipbook merupakan media pembelajaran yang mendapatkan respon positif dari siswa.

  Hal ini didukung dengan hasil penelitian tentang pembuatan flipbook sebagai media pembelajaran, seperti Mustakim (2015) tentang pengaruh penggunaan multimedia interaktif

  Tujuan pembelajaran perlu dirumuskan secara khusus untuk menentukan tujuan yang bersifat penguasaan kognitif, ketrampilan, atau sikap berdasarkan silabus.

  Menentukan tujuan pembelajaran Langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan tujuan pembelajaran.

  1. Pembuatan media flipbook a.

  flipbook .

  Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu pembutan media flipbook dan validasi media

  Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif. Menurut Sugiyono (2012) penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang data penelitiannya berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Menurut Arikunto (2013) metode deskriptif adalah penelitian yang dimaksud untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian.

  pada keanekaragam hayati tingkat ekosistem, salah satu contohnya adalah ekosistem hutan mangrove. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pembuatan flipbook dan kelayakan- nya sebagai media pembelajaran materi keanekaragaman hayati kelas X SMA.

  Rhizophora sp., dan Bruguiera sp.. Sedangkan

  Pada materi keanekaragaman hayati salah satunya berisikan tentang tingkatan keanekaragaman hayati, yang terdiri dari ke- anekaragaman gen, keanekaragaman jenis, dan keanekaragaman ekosistem. Dalam keanekaragam hayati tingkat jenis terdapat perbedaan ciri-ciri antarindividu. Salah satu jenis spesies yang memiliki perbedaan ciri-ciri antarindividunya adalah mangrove, karena mangrove memiliki jenis-jenis yang banyak sekali mulai dari Avicennia sp., Sonneratia sp.,

  Setelah digunakan media flipbook dalam pembelajaran mendapatkan nilai post-test dengan rata-rata nilai sebesar 85,16 dengan interpretasi baik.

  konsep sistem pernapasan, menunjukkan dari hasil jawaban angket kuesioner siswa, 89,56% (menjawab “ya”) merupakan pernyataan positif terhadap media sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa terbantu oleh adanya multimedia interaktif flash flipbook. Dan pada Wahyuliani (2016) tentang efektivitas penggunaan media pembelajaran flipbook terhadap peningkatan hasil belajar siswa, menunjukkan kondisi awal kelas eksperimen dengan rata-rata nilai pre-test kelas eksperimen sebesar 56,13 dengan interpretasi kurang.

  flash flipbook terhadap hasil belajar siswa pada

  b.

  (dianggap setuju jika nilai setiap kriteria mencapai 3,00

  Keterangan : CVR : Content Validity Ratio (Rasio Validitas Isi/RVI). ne : jumlah penelis/validator yang menyetujui kevalidan media

  Memilih warna yang sesuai Agar flipbook yang dibuat terlihat lebih menarik, maka digunakan warna yang bervariasi. Warna pada flipbook yang bervariasi akan lebih menarik siswa untuk mempelajari materi pembelajaran, memfokuskan pada sajian materi serta membuat sajian menjadi lebih hidup.

  Gambar 1. Sketsa Media Flipbook e.

  • – 4,00, jika < 3,00 maka dianggap tidak menyetujui kevalidan media).

  Flipbook yang dibuat divalidasi oleh

  Saat jumlah responden yang menyatakan setuju atau sangat setuju kurang dari ½ total responden maka nilai = -. 2)

  Mencari Content Validity Index (CVI) dengan rumus :

  b.

  Saat jumlah responden yang menyatakan setuju atau sangat setuju lebih dari ½ totsl responden maka nilai CVR = 0 – 0,99.

  CVR = 1 (hal ini diatur menjadi 0,99 disesuaikan dengan jumlah responden). Karena jumlah responden yang digunakan dalam penelitian ini ada 5 orang maka nilai kritis CVR = 0,99. 4)

  3) Saat seluruh responden menyatakan setuju atau sangat setuju maka nilai

  Saat jumlah responden yang menyatakan setuju atau sangat setuju ½ dari total responden maka nilai CVR = 0.

  Ketentuan tentang indeks CVR menurut Lawshe (Lia, 2016) adalah sebagai berikut : 1)

  dua orang dosen Pendidikan Biologi FKIP UNTAN, satu orang guru biologi kelas X SMAN 1 Selakau, satu orang guru biologi kelas X SMAN 1 Pemangkat, dan satu orang guru biologi kelas X SMA AMKUR Pemangkat. Pemilihan sampel sekolah menggunakan teknik Purposive Sampling atau teknik Sampel Purposif. Menurut Lawshe (Lia, 2016) langkah-langkah yang dilakukan untuk menganalisis data hasil validasi yaitu : a.

  N : jumlah penelis/ validator seluruhnya.

  f.

  Menentukan ukuran dan bentuk huruf yang sesuai Ukuran huruf disesuaikan dengan seberapa banyak tulisan, jika tulisan sedikit berarti ada cukup ruang untuk membuat huruf menjadi lebih besar. Selain ukuran huruf, bentuk huruf juga disesuaikan agar mudah dibaca (Susilana, 2007).

2. Validasi media flipbook

  2 … … … … … … … … . . (1)

  N

  Mencari Content Validity Ratio (CVR) dengan rumus : CVR = ne − N2

  0,68≤CV ≤ 0,99 : Valid CVR

  = HASIL DAN PEMBAHASAN jumlah sub kriteria … … … … . (2)

  PENELITIAN

  Pada penelitian ini, penilaian validasi Adapun kriteria kevalidan dari media flipbook terdiri dari 14 kriteria dengan indeks CVI adalah sebagai berikut : nilai CVI 0,99 (Tabel 1).

  : Tidak valid 0≤CVI≤0,33 0,34≤CVI≤0,67 : Cukup valid

  

Tabel 1. Analisis Hasil Validasi Media Flipbook

Validator Content Validity

  No. Kriteria Ratio (CVR)

  1 2 3 4

  5

  1. Media flipbook sesuai dengan tujuan 3 4 4 4 4 0,99 pembelajaran.

  2. Media flipbook tepat untuk mendukung isi 3 3 4 4 3 0,99 pembelajaran.

  3. Media flipbook mudah digunakan dan dapat 4 3 4 4 3 0,99 dibawa kemana-mana.

  4. Media flipbook terbuat dari bahan yang tahan 4 4 4 4 4 0,99 lama.

  5. Media flipbook dapat digunakan dalam 4 4 4 4 3 0,99 pembelajaran individu maupun kelompok.

  6. Media flipbook menampilan gambar 3 3 4 4 4 0,99 mangrove yang jelas dan rapi.

  7. Media flipbook menggunakan ukuran dan 4 3 4 3 4 0,99 jenis huruf yang sesuai sehingga mudah dibaca.

  8. Media flipbook disusun secara sistematis. 3 3 4 4 3 0,99

  9. Media flipbook menyajikan informasi 4 3 4 3 4 0,99 vegetasi mangrove dengan lengkap.

  10. Media flipbook meningkatkan minat siswa 3 3 4 4 3 0,99 terhadap materi yang disajikan.

  11. Media flipbook menggunakan bahasa yang 3 4 4 4 3 0,99 sesuai dengan kaidah PUEBI.

  12. Media flipbook menggunakan kalimat yang 3 3 4 4 4 0,99 tidak menimbulkan penafsiran ganda dan salah pengertian.

  13. Media flipbook mudah dibuat. 4 3 4 4 3 0,99

  14. Media flipbook memiliki harga cetak yang 4 3 4 3 3 0,99 terjangkau.

  Content Validity Index (CVI) 0,99

  Pengujian kevalidan atau kelayakan dari Arsyad (2014) dengan menggunakan media media flipbook dilakukan dengan 14 kriteria. pembelajaran dalam proses belajar siswa Kriteria yang pertama tentang kesesuaian isi pembelajaran akan lebih jelas maknanya dengan tujuan pembelajaran sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan

  flipbook

  memperoleh nilai CVR 0,99 (Tabel 1), yang memungkinkannya menguasai dan mencapai berarti media flipbook sudah baik untuk tujuan pembelajaran. Kriteria yang kedua digunakan dalam menunjang penyampaian tentang ketepatan media flipbook untuk

  CVR 0,99. Menurut validator materi yang ada pada media flipbook perlu dilengkapi dengan bahasa yang sesuai dengan siswa SMA, sehingga siswa lebih mudah memahami materi yang disampaikan. Menurut Fajar (2014) dalam memilih media untuk kepentingan pengajaran sebaiknya memperhatikan beberapa kriteria, salah satunya media tersebut mendukung isi pembelajaran. Artinya bahan pelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep, dan generalisasi sangat memerlukan bantuan media agar lebih mudah dipahami siswa.

  Kriteria yang ketiga tentang kemudahan penggunaan dan kemudahan cara membawa media flipbook memperoleh nilai CVR 0,99. Menurut Susilana (2007) flipbook terdiri dari lembaran-lembaran kertas menyerupai album atau kalender berukuran 21 x 28 cm yang disusun dalam urutan yang diikat pada bagian atasnya. Dengan ukuran tersebut membuat

  flipbook mudah dibawa kemana-mana, dan

  karena flipbook diikat pada bagian atasnya sehingga flipbook mudah digunakan.

  Kriteria yang keempat tentang bahan pembuatan media flipbook memperoleh nilai CVR 0,99. Flipbook dibuat dengan menggunakan kertas art paper dan diberi dudukan supaya bisa berdiri tegak, sehingga dapat membuat flipbook tahan lama. Kertas art

  paper merupakan kertas biasa digunakan untuk

  mencetak brosur, poster, kalender, dan lain- lain. Kertas art paper memiliki permukaan yang mengkilap dan halus sehingga hasil cetakannya menjadi lebih bagus karena tidak menyerap tinta sehingga diperoleh warna yang lebih solid. Kertas ini merupakan salah satu jenis kertas yang cukup kuat dan tahan lama. Kriteria yang kelima tentang penggunaan media

  flipbook dalam pembelajaran individu maupun kelompok memperoleh nilai CVR 0,99.

  Menurut Susilana (2007) flipbook dapat digunakan untuk pembelajaran kelompok 4-5 orang.

  Kriteria yang keenam tentang tampilan gambar mangrove pada media flipbook memperoleh nilai CVR 0,99. Menurut validator warna antara gambar dan latarnya kontras sehingga perlu diperbaiki agar flipbook terlihat lebih menarik. Menurut Arsyad (2014) penggunaan gambar dapat menampilkan konsep-konsep materi yang disampaikan dan gambar yang baik sebagai media pembelajaran hendaknya bagus dari sudut seni dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Sehingga gambar dapat menarik minat siswa untuk belajar dan mengingat materi pembelajaran. Sedangkan menurut Susilana (2007) penggunaan warna akan membuat siswa tertarik untuk mempelajari materi pembelajaran, memfokuskan pada sajian materi, memberikan tanda pada sajian-sajian informasi, serta membuat sajian menjadi lebih hidup. Dengan demikian pemilihan warna penting diperhatikan ketika membuat flipbook. Warna-warna yang mencolok baik digunakan untuk memberi fokus yang bertujuan untuk menarik perhatian, namun jika terlalu banyak akan mengganggu penglihatan. Sehingga dalam peletakan gambar dan pemilihan warna latar media flipbook harus lebih berhati-hati lagi agar tidak terjadi kesalahan.

  Kriteria yang ketujuh tentang penggunaan ukuran dan jenis huruf yang sesuai pada media

  flipbook memperoleh nilai CVR 0,99. Media flipbook

  ini pada judul di halaman sampul menggunakan bentuk huruf Segoe Script dengan ukuran 28 dan berwarna hitam, sedangkan pada bagian isi menggunakan bentuk huruf Arial Narrow dengan ukuran 12 dan berwarna hitam. Menurut validator tulisan pada media flipbook kurang bervariasi, sehingga perlu lebih divariasikan lagi agar lebih menarik, seperti tulisan pada bagian judul dengan dengan bentuk huruf Segoe Script yang kurang tebal. Media flipbook ini memiliki ukuran 21x28 cm, ukuran tersebut tidak terlalu besar untuk mengaplikasikan bentuk tulisan yang bervariasi. Menurut Susilana (2007) huruf dekoratif dengan banyak variasi jika digunakan pada flipbook yang ukurannya tidak terlalu besar akan mengalami kesulitan dalam membacanya, maka sebaiknya tidak digunakan. Huruf yang sebaiknya digunakan adalah huruf lurus atau tidak ada kait-kaitnya.

  Kriteria yang kedelapan tentang penyusunan media flipbook memperoleh nilai CVR 0,99. Media flipbook disusun dengan urutan cover , kata pengantar, standar kompetensi, kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, daftar isi, materi keanekaragaman hayati, deskripsi umum lokasi penelitian, struktur dan komposisi vegetasi mangrove, indeks keanekaragaman jenis (H’), kesimpulan, daftar pustaka, dan evaluasi.

  Kriteria yang kesembilan tentang penyajian informasi vegetasi mangrove pada media flipbook memperoleh nilai CVR 0,99. Menurut validator evaluasi yang diberikan pada media flipbook kurang membangun minat siswa untuk membacanya, dan perlu ditampil zonasi dari hutan mangrove serta uraian singkat dari Indeks Nilai Penting (INP) dan Indeks Keanekaragaman Hayati (H’) dari hasil penelitian. Selain itu, perlu ditambahkan uraian tentang mangrove dan fungsi dari hutan mangrove.

  Saran

  Tumbuhan Obat di Desa Penyuguk untuk Media Sub Materi Manfaat Keanekaragaman Hayati di Kelas X SMA . (Skripsi). Pontianak : Fakultas

  Bogor : Ghalia Indonesia. Lia, Fransiska. (2016). Kelayakan Flipbook

  Pendidikan Seni Tari Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta. Kustandi, C., dan Bambang S. (2011). Media Pembelajaran : Manual dan Digital .

  Pembelajaran Interaktif Berbasis Komputer Melalui Flipbook sebagai Media Pembelajaran Mandiri pada Mata Pelajaran Seni Tari untuk Siswa SMA/MA . (Skripsi). Yogyakarta : Jurusan

  Yogyakarta : Gava Media. Fajar, D.A. (2014). Pembuatan Media

  Jakarta : Rajawali Press. Daryanto. (2010). Media Pembelajaran .

  . Jakarta : Rineka Cipta. Arsyad, A. (2014). Media Pembelajaran.

  Suatu Pendekatan Praktik

  Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian :

  untuk mengetahui respon siswa dan keefektivan media tersebut sebagai media pembelajaran di sekolah.

  flipbook

  Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, perlu dilakukan uji coba media

  Content Validity Index (CVI) sebesar 0,99 (valid).

  Kriteria yang kesepuluh media flipbook untuk meningkatkan minat siswa terhadap materi yang disajikan memperoleh nilai CVR 0,99. Hal ini sesuai dengan pernyataan Arsyad (2014) bahwa penggunaan media pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. Kriteria yang kesebelas tentang penggunaan bahasa yang sesuai dengan kaidah PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia) pada media

  Berdasarkan hasil validasi, media flipbook keanekaragaman hayati sebagai media pembelajaran layak digunakan dengan nilai

  SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

  menunjukkan bahwa media flipbook valid atau layak digunakan sebagai media pembelajaran.

  Validity Index ) sebesar 0,99, yang

  dengan Rp200.000,-. Berdasarkan hasil validasi media flipbook, didapatkan nilai CVI (Content

  flipbook berkisar antara Rp100.000,- sampai

  tentang harga dari media flipbook memperoleh nilai CVR 0,99. Harga cetak dari media

  Office PowerPoint . Kriteria yang keempat belas

  Kriteria yang ketiga belas tentang kemudahan pembuatan media flipbook memperoleh nilai CVR 0,99. Media flipbook sangat mudah dibuat dan tidak memerlukan aplikasi yang khusus, yaitu dengan Microsoft

  Kriteria yang kedua belas tentang penggunaan kalimat yang tidak menimbulkan penafsiran ganda atau salah pengertian pada media flipbook memperoleh nilai CVR 0,99. Menurut validator pada media flipbook ada sebuah kata yang dapat menimbulkan salah pengertian atau miskonsepsi pada siswa, yaitu kata hutan mangrove dan hutan rawa bakau, sehingga perlu diperbaiki agar tidak terjadi salah pengertian atau miskonsepsi. Kata mangrove dan bakau merupakan dua kata yang berbeda. Mangrove merupakan formasi tumbuhan daerah litoral yang khas di pantai daerah tropis dan subtropis yang terlindung, sedangkan bakau merupakan salah satu contoh spesies mangrove. Hal tersebut perlu ditekankan kembali kepada siswa agar tidak terjadi kekeliruan kembali.

  berarti bahasa yang digunakan dalam media flipbook sudah baik dan benar.

  flipbook memperoleh nilai CVR 0,99, yang

DAFTAR PUSTAKA

  Keguruan dan Ilmu Pendidikan Susilana, R., dan Cepi R. (2007). Media Universitas Tanjungpura. . Bandung : CV Wacana

  Pembelajaran Mustakim, Z. (2015). Pengaruh Penggunaan Prima. Multimedia Interaktif Flash Flipbook Wahyuliani, Y., Udin S., dan Saepul A. (2016). Terhadap Hasil Belajar Siswa pada

  Efektivitas Penggunaan Media Konsep Sistem Pernapasan . (Skripsi). Pembelajaran Flipbook terhadap

  Jakarta : Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada

  Keguruan Universitas Islam Negeri Mata Pelajaran PAI dan Budi Pekerti di Syarif Hidayatullah.

  SMA Negeri 4 Bandung. Tarbawy. 3 (1) Sugiyono. (2012). Metode Penelitain

  : 22 Kuantitatif Kualitatif dan R&D . Bandung – 36. : Alfabeta.