BAB V GRAND STRATEGY DAN KEPENTINGAN GEOPOLITIK RUSIA DAN UNI EROPA PADA BALTIK - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kebijakan Energi Luar Negri Rusia dalam Mempertahankan Pengaruh di Negara-Negara Baltik: Analisis Kebijakan Ene

BAB V GRAND STRATEGY DAN KEPENTINGAN GEOPOLITIK RUSIA DAN UNI EROPA PADA BALTIK

5.1 Nilai Politis Baltik bagi Uni Eropa

  Proyek PCIs UE yang digunakan negara-negara Baltik untuk menghentikan ketergantungannya terhadap gas Rusia menyebabkan hubungan Rusia-UE semakin tegang karena Rusia berusaha mempertahankan pengaruhnya di Baltik. Masalah di perbatasan UE-Rusia diperumit dengan NATO memasang sistem anti misil di Polandia dan membuat Rusia merasa terancam. Situasi ini menghimpit negara-negara Baltik karena posisinya yang menjadi sasaran persaingan energi Rusia dan UE. Peneliti akan mendeskripsikan dan menganalisa kepentingan Rusia dan UE di Baltik yang diyakini bukan semata kepentingan ekonomi. Peneliti akan menganalisa kepentingan-kepentingan geopolitik Rusia dan UE terhadap Baltik,sehingga Baltik diperebutkan.

  Geopolitik tradisional adalah faktor-faktor geografis yang menentukan keputusan politis atau juga ilmu georafi yang digunakan untuk keperluan politk suatu negara. Umumnya kepentingan geopolitik suatu negara adalah kepentingan pemanfaatan atau penguasaan wilayah karena tujuan politis tertentu yang menyangkut dengan keamanan. Dalam teori geopolitik yang

  1

  membahas UE Enlargement Merje Kuus dalam Geopolitic Reframed (2007) menyatakan bahwa kepentingan geopolitik di dalam enlargement ini bertendensi untuk berbicara mengenai persatuan budaya dan ideologi karena selalu menonjolkan identitas nilai dan budaya ke-Eropaan yang akhirnya akan menimbulkan persatuan wilayah.

  Peneliti menggunakan geopolitik klasik karena tujuan dari UE adalah untuk memperluas wilayahnya di benua Eropa. Cara UE untuk menguasai daerah-daerah ini tidak murni menggunakan agresi militer namun lebih menggunakan identitas budaya, ekonomi dan politk. 1 Untuk kekuatan militer, strategi penguasaan dilakukan oleh NATO. Proses perluasaan ini sangat

  UE Enlargement adalah perluasan wilayah dari Uni Eropa mulai dari yang awalnya beranggotakan Eropa Barat,

  2

  . Identitas geopolitis karena ingin membuat seluruh daratan Eropa yang “whole and free“whole

  and free

  ” dimiliki Eropa jika nilai ke-Eropaan atau ke-Baratan dapat diterima di seluruh daratan Eropa yang bebas karena ideologi demokrasi liberal. Sehingga, bila seluruh Eropa belum berada dalam kekuasaan UE, maka Eropa belum utuh. Milan Kundera dalam the Tragedy of Central

  (1984) menytaakan bahwa Eropa tidak hanya merepresentasikan wilayah geografis

  Europe

  namun merepresentasikan Barat. Dalam masalah keamanan, Spykman dalam Geography and

  

Foreign Policy (1938) menyatakan bahwa isu geografis tetap menjadi prioritas karena geopolitik

  UE berupa batas wilayah fisik dan budaya, sehingga kekuatan untuk mempertahankan wilayah geografis harus diperhatikan.

5.1.1 Eastern Enlargement: Menjadikan Timur sebagai Barat

  Ole Waever dalam European Security Identities (1996) menyatakan bahwa enlargement ini ingin menghapus batasan antara Eropa Barat dan Timur dan menyatukannya dalam satu budaya. Bagi negara-negara baru anggota UE, UE menjadi pedoman kebijakan luar negri dan keamanan mereka. UE dan NATO menekankan kepada anggota barunya bahwa kepentingan UE harus dijamin selain kepentingan nasional masing-masing negara. Merje Kuus dalam Geopolitic

  

Reframed (2007) menyatakan bahwa Eropa Timur berada di daratan Eropa, namun tidak bernilai

Eropa, sehingga UE harus membuat mereka memiliki identitas Eropa dengan bergabung di UE.

  Selama mereka masih membawa ciri khas Soviet, maka tujuan UE belum terpenuhi dan UE tidak bisa dikatakan sebagai Eropa yang utuh.

  Proses Eropanisasi menurut Jeffery T Checkel dalam Norms, Institutions, and National

  

Identity in Contemporary Europe (1999) terjadi dimana proses ekonomi, politik dan budaya

  dibentuk oleh norma dan standart dari UE di dalam terirorial imajinernya. Anggota berperan untuk menjaga masalah hukum dan relasi antara anggota termasuk imigrasi, kewarganegaraan, ekonomi hingga hak minoritas. Proses yang ada harus disesuaikan dengan standar UE untuk merubah proses ekonomi, politik dan sosial dari negara-negara tersebut. Dukungan untuk negara- negara Eropa Timur dan Utara untuk kembali ke Barat sangat tinggi namun kendala muncul ketika hukum harus diubah karena mempengaruhi hukum nasional . Nilai ke-Baratan yang 2 didapat setelah bergabung dengan UE akan sangat mempengaruhi kedaulatan nasional dari negara anggota, dan identitas dari bangsa-bangsa itu akan juga disamakan dalam satu identitas Eropa.

  Gambar 7 Peta EU Enlargement

  Sumber: Civitas.org.uk tahun 2015 UE menawarkan keanggotaan pada Baltik walaupun Baltik merupakan bagian dari negara post-Soviet. Penulis memiliki hipotesis bahwa Baltik merupakan proyek untuk menguasai negara

  Post-Soviet dan simbol keberhasilan nilai Eropa melawan nilai Soviet. UE Enlargement hingga kini membuat UE memiliki 27 anggota dari awal hanay 6 anggota. Enlargement ini telah

  3

  dilakukan sejak tahun 1957 dengan tujuan untuk mempromosikan pertumbuhan ekonomi dan memperkuat demokrasi terutama bagi negara-negara yang memiliki pemimpin diktaktor. Persyaratan untuk menjadi anggota UE sangatlah ketat agar memastikan negara tersebut mampu melaksanakan kewajiban anggota. Terdapat 35 bab kebijakan yang membicarakan mengenai hukum, kebebasan berekspresi dan media, masyarakat sipil, kerjasama regional dan

  3

  4

  pemerintahan ekonomi . Semua poin dikaji oleh European Commission (EC) yang juga

  5 mengepalai proyek PCIs .

  Pasca runtuhnya USSR tahun 1989, banyak negara-negara komunis di Eropa Tengah dan Timur menjadi anggota diantara tahun 2004 dan 2007, serta pada 2013 disusul oleh Kroasia. Negara-Negara Balkan Barat dan Turki yang ingin ikut bergabung. Negara-negara Baltik sendiri bergabung dengan UE pada tahun 2004 pada saat The Great Eastern Enlargment. UE merasa

  6

  bahwa enlargement ini diperlukan untuk memberikan kebebasan demokrasi, kesejajaran dan HAM bagi seluruh negara di Eropa. Selain itu untuk menjaga kestabilan dan keamanan wilayah dengan cara menyebarkan stabilitas ekonomi dan perdamaian di Eropa Timur dan Tengah.UE merasa dengan terus menambah anggota maka angka penduduk anggota UE akan bertambah dan akan meningkatkan dinamika kekuasaan di dunia. UE juga akan semakin kaya dengan ide-ide kebebasan, keadilan sosial, lingkungan, budaya dan sejarah dari beragam anggotanya.

  Kriteria untuk bergabung dengan UE didasarkan pada tiga hal utama yaitu politik dimana negara calon harus menjamin demokrasi, peran hukum serta HAM. Kedua adalah ekonomi, dimana negara harus memiliki pasar yang berfungsi dan harus dapat berkompetisi dengan pasar UE. Terakhir adalah hukum dimana negara harus mampu menerima hukum UE terutama hukum- hukum yang digunakan untuk mencapai persatuan politik, ekonomi dan keuangan. Pasar tunggal UE menjamin pergerakan barang, jasa dan tenaga kerja tanpa halangan. Terdapat beberapa sektor

  7 di dalam pergerakan barang antara lain peralatan listrik, medis, otomotif, kimia, dan energi .

  Sejak awal semestinya pasar energi Baltik sudah terintegrasi dengan UE karena energi merupakan sektor di dalam pasar tunggal UE namun kurangnya dukungan UE dan wilayah yang terisolasi menyebabkan kesulitan bagi negara-negara Baltik untuk mensinergikan pasar energinya dengan UE. Ketergantungan Baltik terhadap Rusia menyebabkan UE tidak dapat meraih

  “whole and free” sehingga UE ingin menghentikan interaksi energi antara negara-negara 4 Baltik dengan Rusia.

  Data diambil dari Brosur European Comission: Enlargement of European Union 5 pada 12 Desember 2016 7 Project of Common Interest merupakan UE Enlargement yang bertujuan untuk memperluas area energi.

  Selain enlargement untuk anggota baru, terdapat juga kebijakan European Neighborhood

8 Policy atau juga disebut Crossborder Corperation yang dibentuk tahun 2003 untuk menjalin

  hubungan dengan 16 tetangga UE terdekat di wilayah Timur dan Selatan seperti Aljazair, Israel, Jordan, Tunisia hingga Armenia, Azerbeijan, Ukraina dan Rusia yang secara budaya bukan berasal dari budaya Eropa. Inti dari kebijakan ini adalah stabilisasi wilayah sekitar UE untuk kepentingan politik, ekonomi dan keamanan. Kebijakan ini berjalan melaui kerjasama baik bilateral, maupun regional, antar tetangga dan antar perbatasan. Selain itu, juga terdapat agenda untuk memperkuat peran masyarakat sipil dalam perubahan sistem politik dan demokratisasi di negara tetangga. Dari kerjasama ini UE mendapatkan akses energi dari Aljazair dan Rusia, membuat jalur transit gas dari Rusia melalui Ukraina maupun perdagangan ekonomi dan militer dengan 13 negara tetangga lainnya. Congressional Research Service (2014) menyatakan bahwa negara- negara jauh yang dianggap seperti “wider Europe” seperti Moldova dan Georgia serta Kaukasus ingin bergabung dengan UE namun mereka masih memiliki masalah ekonomi-politk, sehingga mereka bergabung dulu dengan Association Agreements UE untuk mempromosikan nilai politis UE. Penduduk negara anggota UE merasa enlargement ini kian membahayakan integrasi dan kesatuan Eropa karena rencana masuknya beberapa negara yang berbeda agama dan budaya. Selain itu, semakin banyak anggota UE juga akan berdampak kepada decision making karena menggunakan sistem suara bulat.

  Stabilitas negara-negara kandidat enlargement ataupun negara tetangga sangat penting bagi UE karena dampak sosial ketidak stabilan dapat berimbas ke anggotanya, dengan contoh ketika terdapat kemiskinan di Romania ataupun perang di Suriah, banyak warga mereka yang datang dan mengungsi ke UE. Bila negara-negara di Laut Mediterania berkonflik, jalur dagang UE yang melewati negara-negara tersebut akan terhalangi dan keamanan anggota UE di Laut Mediterania juga terancam. Dalam zaman globalisasi ini, masalah negara lain dapat berdampak bagi seluruh dunia apa lagi bagi negara-negara yang hanya terpisahkan batas darat atau laut, konflik dan krisis yang terjadi dapat berdampak bagi keamanan UE, sedangkan UE ingin menjaga keamanan wilayahnya.

  8

  9 Masalah keamanan menjadi isu dari UE selama 25 tahun. Dilansir dari The Economist

  Amerika sering menyatakan bahwa Eropa gagal mengkonter misil Rusia maupun pengaruhnya di Eropa Timur, menyebabkan Rusia terus bergerak ke Barat untuk menginvansi Eropa Timur dan mengembangkan sistem nuklir di Kaliningrad yang dekat dengan UE. Rusia menjadi salah satu ancaman terdekat bagi UE karena teknologi misil dan kekuatan militer serta ekonomi yang masih besar pasca krisis ekonomi 2014 sesudah jatuhnya harga minyak. Rusia menjadi great power lagi di dalam pemerintahan Putin dan menaungi negara-negara otoriter maupun korup di dunia seperti Tiongkok. Dengan cara ini pula Rusia mendapatkan Krimea, dan beberapa wilayah kecil Ukraina dalam sepuluh tahun terakhir dan menajadi pukulan bagi UE beserta NATO.

10 Menurut Jonathan Adelman Senjata Rusia modern kini adalah kemampuan militer yang

  besar, lokasi geografis di Eropa-Asia, kepemimpian yang kuat, nasionalisme yang tinggi, sumber energi melimpah, perdagangan energi yang berkembang, dan persatuan UE yang melemah. Rusia selalu melakukan intervensi untuk membantu aliansinya, dan kurangnya persatuan dalam UE menyebabkan UE kesulitan melawannya. Kekhawatiran UE menambah dengan mulai mundurnya fokus Amerika pada UE dan mulai meningkatnya hubungan Rusia dengan negara- negara asing seperti beberapa negara Arab, Israel,Iran, Argentina, Brazil, Hungaria,Latvia Jerman, Perancis,Belanda dan Asia Timur dan Selatan. Hubungan Rusia dengan negara-negara tersebut umumnya berupa perdagangan produk militer, energi ataupun hubungan aliansi politis. Dengan menguatnya aliasi Rusia, menurut data artikel dari Alexander Woolfson, UE merasa semakin khawatir atas kestabilan keamanan wilayahnya terutama dengan aliansi Rusia di Eropa. Maka NATO meluncurkan ERI (European Reassurance Initiative) untuk melindungi UE. NATO merotasi lebih banyak tentara dan patroli angkatan laut di Eropa terutama di dekat wilayah- wilayah kekuasaan Rusia. Namun persatuan Eropa menjadi penghalang lagi karena negara- negara besar Eropa Barat tidak ingin hubungan dagang dan energinya hancur dengan Moscow. Sedangkan Polandia meminta lebih ditingkatkan keamanannya di Baltik dan Polandia dengan memasukkan 10.000 tentara NATO di wilayahnya.

9 Dilansir dari The Economist: http://www.economist.com/news/britain/21698629-britain-safer-european-union-

  10 ada 28 Januari 2017 Dilansir dari Hufftington Post

  UE ingin mencapai kestabilan di wilayahnya agar mereka dapat melanjutkan aktivitas ekonomi dengan lancar tanpa harus memikirkan masalah sosial di negara-negara anggotanya akibat konflik. Selain itu, perluasan yang ingin dicapai UE tidak akan pernah berhasil bila Rusia masih menguasai Eropa Timur dan Eropa Tengah baik secara ideologi, budaya maupun keamanan. UE menggap Rusia akan terus mengusik kestabilan Eropa menyebabkan keamanan internal UE tidak stabil.

5.1.2 Negara Baltik sebagai Simbol Keberhasilan Bagi Uni Eropa

  Negara- negara Baltik bergabung di saat “The Great Eastern Enlargment” sebagai negara- negara Eropa Timur pertama yang memasuki UE. Menurut data dari Frank Emmert dalam Jurnal Hukum Fordam (2014), poin terpenting dari ketiga negara ini bagi UE adalah mereka satu- satunya negara post-Soviet yang bergabung dengan UE sehingga UE memiliki kepentingan lebih kepada mereka untuk dapat mendekati negara Post-Soviet lainnya. Pasca runtuhnya Soviet, UE ingin menambahkan negara Central and Eastern European Countries (CEECs) dan mengintegrasikannya dengan ekonomi liberal UE. UE menjalin kerjasama perdagangan bilateral dengan CEECs. Kemudian EC memberikan bantuan rekontruksi ekonomi dan asistensi serta pinjaman bagi negara CEECs untuk „membenahi‟ negara mereka yang telah dianggap cacat karena sosialisme dan komunisme. Kemudian UE memikirkan kerjasama jangka panjang yaitu

  

Europe Agreement dimana negara-negara ini memiliki hak untuk secara bertahap memiliki akses

dalam pasar UE. Pada tahun 1994 negara CEES dipersiapkan untuk menjadi anggota UE.

  Estonia menjadi negara pertama yang melakukan negosiasi dengan UE pada tahun 1998 bersama dengan Ceko, Hugaria,Polandia dan Slovenia. Negara-negara CEECs lainnya harus memberikan perkembangan negara mereka dalam bidang ekonomi, hukum dan politik yang diawasi melalui Progress Report arahan EC. Pada tahun 2002 grup ini semakin membesar dan menjadi kandidat terkecuali Bulgaria, Romania dan Turki. Latvia dan Lithuania serta beberapa negara lainnya melakukan negosiasi pada Desember 2002. Pada April 2003 Additional

  

Agreement disetujui Parlemen Eropa kepada 15 anggota UE dan 10 negara kandidat untuk

  diratifikasi dan diresmikan saat voting parlemen 2004

  Enlargement memberikan Eropa harapan untuk dapat bersatu dengan seluruh negara

  dalam satu benua dan melakukan rekonsiliasi dengan musuh zaman Perang Dingin. Melalui hubungan ini Barat berharap dapat memiliki pemahaman yang sama dengan Timur untuk memiliki satu identitas Eropa yang memperkuat nilai regional nan demokratis. Negara Baltik diharapkan dapat memiliki identitas ini walau merupakan negara post-Soviet. Nilai komunisme dari era Soviet diharapkan dapat diganti dengan demokrasi. UE ingin menunjukkan kepada dunia bahwa kini kondisi pasar dan ekonomi negara-negara Eropa Timur pasca bergabung dengan nilai-nilainya UE telah berkembang oleh karena sistem UE.

  Terdapat nilai negatif bagi pengambilan kepurusan UE pasca enlargement yang menjadi lamban karena kini memiliki 27 anggota. Menurut Jacek Wieclawski dalam The Eastern

  

Enlargement of the European Union (2010) UE juga semakin menganggap Rusia menjadi

  tantangan karena mereka dianggap sebagai penerus dari USSR yang semakin ingin menceraikan UE dengan cara menawarkan kerjasama bilateral khusus ke negara-negara tertentu. Rusia bekerjasama dengan Jerman lalu Perancis dan beberapa negara besar UE sehingga menyebabkan ketidak seimbangan kekuatan dalam pasar UE. Jerman yang merupakan negara terkuat di UE yang memiliki proyek NordStream dengan Rusia yang menyebabkan ketakutan akan gagalnya rencana diversifikasi gas dari Rusia. Namun UE juga memerlukan Rusia sebagai suplier energinya sehingga keadaan ini menjadi dilematis.

  Hasil dari bergabung dengan UE membuat Latvia menjadi salah satu contoh paling bersinar dalam proses demokratisasi negara Eropa Timur yang bergabung dengan UE. Seluruh negara Baltik yang bergabung dengan UE diwajibkan untuk membentuk sistem ekonomi sendiri dengan elemen mendasar berupa kurs, anggaran dan infrastruktur ekonomi. Latvia menjadi negara industri termaju diantara negara-negara Baltik lainnya. Oleg Baranovs dalam Current

  

Statys, Prospects and Country Specific Problems of Accession (2001) menyatakan pada awalnya

  Latvia memang meneruskan industri dari zaman Soviet, namun selain itu juga Latvia memiliki

  

share tertinggi produksi militer dan alat berat. Menurut data dari European Bank for

  pada awal runtuhnya Soviet perekonomian di Latvia jatuh,

  Reconstructuion and Development

  dengan GDP menurun lebih dari 50% tahun 1990-1993 dan inflasi hingga 951,2%. Setelah kurs nasional dibuat, dan melakukan reformasi keuangan maka ekonomi dapat kembali membaik. Pada tahun 1995-2000 total pertumbuhan mencapai angka 25%. Namun perekonomuan Latvia masih bergantung pada keadaan ekonomi Rusia. Hal ini disebabkan partner dagang terbesar

  Latvia ikut melambat. Keberhasilan Latvia dalam memperbaiki keadaan ekonomi pasca runtuhnya Soviet menjadikan ketiga negara Baltik lainnya sebagai simbol keberhasilan sistem ekonomi UE walaupun dari bidang energi bantuan dari UE sangatlah minim karena kurangnya aksesibilitas geografis negara-negara Baltik kepada negara anggota UE lainnya.

  Anneli Albi dalam EU Enlargement and the Constitution of Central and Eastern Europe (2005) menjelaskan bahwa sebelum bergabung dengan UE, Estonia, Latvia dan Lithuania merupakan kandidat yang tersulit karena mereka memerlukan amandemen konstitusi dam referendum karena rendahnya support masyarakat. 59% masyarakay Estonia pada tahun 2001 menolak referendum untuk bergabung dengan UE, maka mereka melakukan perubahan amandemen. Latvia mengalami penolakan sebanyak 43%. Pada tahun 2003 format amandemen diajukan. Lithuania melakukan proses amandemen sejak tahun 1996 dan memiliki total 7 amandemen. Masyarakat awalnya menolak sebanyak 47-50% tahun 2000 namun terus meningkat hingga meraih dukungan sebesar 57% dan menjadi dukungan tertinggi diantara negara Baltik lainnya. Salah satu perubahan terbesar dalam amandemen adalah pemberian hak voting kepadaseluruh penduduk permanen. Poin kedua ini menjadi masalah karena kekhawatiran UE akan keterlibatan penduduk yang berasal dari Rusia terutama di Latvia dan Estonia yang memiliki penduduk etnis Rusia tertinggi.

  Negara CEECs juga bergabung dengan institusi internasional lainnya untuk melindungi wilayah kedaulatan mereka seperti melalui North Atlantic Treaty Organisation (NATO). Negara- negara Baltik menerima undangan untuk bergabung pada tahun 2002. NATO membatasi kemampuan anggota untuk membuat keputusan perang dan harus mengikuti pertahanan kolektif terutama untuk membantu negara sekutunya. Selain itu, terdapat pula peraturan yang harus mengizinkan tentara asing dari anggota NATO memasuki wilayah anggota lainnya untuk melakukan pertahanan.

  UE memiliki tujuan untuk menyatukan negara-negara di Eropa di dalam satu identitas Eropa, sehingga mampu mencapai European whole and free. Eastern Enlargment,

  

Neighborhood Polic y dan Assosiation Agreement menjadi langkah-langkah geopolitik yang

  dibuat oleh UE untuk meraih tujuan ini dengan memiliki hubungan kerjasama dengan negara- negara Eropa yang berada di luar UE. Hal ini diperkuat dengan pertahanan wilayah yang

  Walau Baltik merupakan satu-satuya negara post-Soviet yang bergabung, namun pengaruh Soviet sangat luas hingga keseluruhan sisi Timur dan Utara Eropa. Menggabungkan Baltik ke dalam UE dan NATO membuat Barat secara politis menang dari persaingan pengaruhnya dengan Rusia. UE dapat menunjukkan kepada negara-negara lain yang kini masih di bawah pengaruh Rusia bahwa nilai keeropaan dan ideologi demokrasi liberal ini akan membuat negara-negara berkembang secara ekonomi. Sehingga dapat memunculkan keinginan negara-negara tersebut untuk keluar dari pengaruh Rusia dan bekerja sama dengan UE. Bila banyak dari mereka sudah bergabung dengan UE, maka usaha mencapai Eropa yang utuh akan tercapai, sekaligus blok Rusia akan lenyap karena sekutunya habis dalam daratan Eropa.

  Eastern Enlargement bukanlah sebuah usaha yang hanya ingin menggabungkan batas

  Barat dan Timur. Dengan bergabungnya Baltik, UE semakin termotivasi untuk menghilangkan pengaruh besar rival Eropanya yaitu Rusia. Dengan membuat negara-negara tetangga Rusia menjadi anggota NATO, maka NATO akan memiliki hak untuk menempatkan pasukannya di negara-negara itu yang pasti akan mengancam keamanan perbatasan Rusia. Persaingan kedua aktor ini dalam “bernostalgia” dengan Baltik akan terus menyebabkan Eropa tidak stabil dan hal ini berlawanan dengan promosi UE yang menyatakan bahwa identitas Eropa menyebabkan kestabilan.

5.2 Nilai Politis Baltik sebagai Near Abroad Rusia

  Negara-negara Baltik merupakan negara post-Soviet yang membuat mereka tergolong

  11

  dalam Near Abroad . Near Abroad terbagi menjadi 3-4 wilayah yaitu Asia Tengah, Pegunungan Kaukasus Selatan, Eropa Timur dan Wilayah Baltik. Negara-negara near abroad masih memiliki identitas Rusia yang telah dimiliki selama kurang lebih 40 tahun semenjak bergabung dalam Uni Soviet. Rusia mengharapkan Near Abroad menjadi alat geopolitik untuk mencapai kepentingan nasionalnya. Rusia modern mampu mengumpulkan negara-negara sekitar untuk berpartisipasi dalam menjaga kepentingan regional demi mencapai kepentingan Rusia. Tujuan dari persatuan dilakukan untuk menjaga keseimbangan pengaruh dalam benua Eropa agar Rusia

  near abroad masih memegang kendali atas daerah Timur dan mengimbangi ekspansi Barat.

  11

  Gambar 8 Peta Near Abroad Rusia

  Sumber:Radio Free Europe Gambar lima menunjukkan Rusia (yang berwarna merah) dengan beberapa negara-negara

  

near abroad yang berwarna oranye, kuning dan putih. Warna gradasi oranye itu menandakan

semakin pekatnya warna maka semakin banyak penduduk berdarah Rusia di sana.

  Near Abroad terutama negara-negara Baltik awalnya merupakan buffer zone bagi UE dan

  Rusia. Baltik kini berperan untuk menghindarkan konflik antara Barat-Timur demi balance of

  12

power Eropa. Namun kini dengan memanasnya hubungan UE-Rusia dan bergabungnya Baltik

  ke UE, negara Baltik diperkirakan menjadi shatterbelt. Buffer zone menurut Arthur Ebregt dalam

  

Buffer zones and their management (2000) adalah area atau negara yang terletak di antara dua

  area lain atau lebih. Umumnya kedua negara ini memiliki kapasitas dan kekuatan yang lebih besar dari pada daerah buffer zone. Rusia menggunakan near abroad sebagai buffer zone untuk 12 berlindung dari kepungan NATO dan UE.

  

Gambar 9

Bufferzone

Gambar 10

Shatterbelt

  Buffer zone memiliki berbagai fungsi tergantung jenisnya ada yang merupakan wilayah

  demiliter ataupun wilayah-wilayah perbatasan. Umumnya buffer zone bertujuan untuk mengindari kekerasan ataupun konflik antara major powers disekelilingnya.

  Alfred Mahan dalam The Problem of Asia and Its Effect upon International Policy (1900) menyatakan bahwa shatterbelt sebagai zona yang tidak stabil diantara dua major power seperti pada gambar 7. Fairgive (1915) menyatakan bahwa shatterbelt berlokasi diantara laut dan

13 Heartland Eurasia; mulai dari Eropa Timur hingga Korea. Pasca Perang Dunia II, shatterbelt

  terletak di Eropa Timur dimulai dari Baltik. Sehingga daerah shatterbelt (gambar 7) adalah daerah yang terpecah-pecah secara internal dan terjebak dalam kompetisi pengaruh diantara

  

major powers . Saul Benhard Cohen menyatakan kompetisi di dalam dan sekeliling shatterbelt

  meningkat dengan instensitas suplai senjata, penghargaan ekonomi maupun backing politik dari negara-negara disekelilingnya. Jangka waktu suatu daerah menjadi shatterbelt tergantung dari

  

major powers yang mengelilinginya, jika pengaruh hilang maka area itu tidak menjadi

  lagi. Kini, Baltik akan menjadi zona shutterbelt baru, diantara persaingan geopolitik

  shatterbelt UE dan Rusia yang beradu dengan energi.

5.2.1 Baltik Sebagai Shatter Belt Rusia

  Baltik masih memiliki nilai-nilai penting bagi Rusia. Pelabuhan-pelabuhan Baltik merupakan pelabuhan bebas es yang mampu membantu perdagangan Rusia ke Eropa. Arkady Moshes (2000) dalam Russian Policy Towards Ukraine, Belarus and the Baltic States in the

  

Putin Era menyatakan bahwa Latvia pernah menaikkan tarif pelabuhan secara mendadak saat

  harga minyak turun pada tahun 1998, yang menyebabkan konflik. Akhirnya, Rusia melakukan

  

rerouting walaupun Latvia masih membutuhkan uang dari tarif tersebut. Sehingga pada akhir

  tahun 1990an, Rusia tidak lagi berlabuh di sana kecuali saat melindungi diaspora etnik Rusia yang didiskriminasi oleh UE. .

  Rusia selalu ingin mengurangi kekuatan Barat di Baltik karena Baltik merupakan jembatan diantara Rusia dan UE yang memisahkan Rusia dari kontak langsung wilayah UE. Pada tahun 1997, Rusia melakukan berbagai cara agar Baltik tidak bergabung di NATO.Seperti ketika Rusia menolak untuk menandatangani perjanjian perbatasan dengan negara-negara Baltik yang memperlambat keanggotaan Baltik di NATO. Rusia selalu menjaga hubungan baik dengan Lithuania karena lokasinya yang berdampingan dengan Kaliningrad. Rusia memerlukan jalur darat di Lithuania untuk mengirim barang, jasa dan peralatan militer ke Kaliningard. Pasca bergabungnya Polandia ke NATO dan menjadi basis militer NATO, Lithuania menjadi satu- satunya perantara Rusia-Kaliningrad. Namun pasca bergabungnya Lithuania ke NATO, barang dan jasa Rusia yang melintas harus memiliki surat perizinan bebas visa khusus bernama FTD dan FRTD. Hubungan Rusia-UE semakin retak dengan kepentingan masing-masing di Baltik. Hal ini mengkhawatirkan karena Rusia merupakan suplier terdekat UE termasuk Baltik. Baltik sendiri sama hal denga UE, selalu terpecah secara internal sejak awal karena mereka merasa memiliki identitas berbeda.

  Diambil dari data yang ditulis oleh Vilius dalam Russia, the EU and Baltic States (2007), Baltik melakukan asistensi pengembangan dan teknis bagi negara post-Soviet lain yang direncanakan untuk bergabung dengan UE, antara lain Moldova dan Georgia. Hal ini semakin membuat Rusia khawatir. Rusia tidak mau pengaruhnya menyempit dan kehilangan lebih banyak sekutu di dantara negara-negara tetangganya. UE akan terus berusaha mendekati negara-negara

  

near abroad lainnya dengan mensosialisasikan nilai-nilai ideologinya ke negara-negara tetangga

  barunya yang diyakini berperan dalam revolusi di Ukraina, Moldova dan Georgia. UE memiliki alasan pengembangan ekonomi untuk mempengaruhi Ukraina, Moldova dan Georgia untuk berpisah dengan Rusia dan Rusia tidak akan membiarkan negara-negara post-Soviet ini hilang dari dalam sekutunya.

  Keadaan Baltik yang tidak bersatu diperburuk dengan persaingan EU dan Rusia yang memanfaatkan Baltik untuk menjadi tempat perebutan kekuasaan membuat Baltik menjadi

  

shatterberlt . Cohen (2009) menyatakan bahwa kompetisi disekeliling Shatterbelt meningkat

  dengan intensitas suplai senjata, ekonomi dan politik. Rusia meletakkan pasukannya di Baltic et dan Kaliningard yang diperkirakan berkekuatan sekitar 20.000 personil, selain itu terdapat

  fle

  banyak misil yang disimpan di sana. Secara ekonomi, Rusia memberikan subsidi besar bagi gas Baltik dan membantu pengembangan infrastruktur energinya yang diatur dalam kebijakan energi Rusia untuk mengontrol Baltik. Gazprom juga membeli saham-saham energi di negara-negara Baltik untuk menggerakkan ekonominya. Sedangkan secara politik pengaruh Rusia kini telah memudar dibandingkan sebelum 2014, yang dulu Rusia sempat mengatur pemilu di Baltik.

  Secara politik UE mempengaruhi Baltik saat mereka bergabung dengan UE dan NATO. Selain itu NATO juga memberi arahan bagi Baltik untuk mendiskriminasi penduduk Baltik yang berkewarganegaraan atau beretnis Rusia. Secara militer, NATO juga telah menyediakan pasukan dan anti misilnya di Polandia. Secara ekonomi, posisi UE di Baltik lemah dari Rusia karena tidak terintegrasinya pasar UE dengan Baltik namun segera akan membangun BalticConnector dan jaringan energi lainnya. Kedua aktor besar ini tidak meletakkan pasukannya langsung di Baltik, namun di wilayah sekitarnya. Rivalitas kedua aktor ini menjadika n Baltik sebagai“lahan perang” yang sementara ini dilakukan dengan cara perang pengaruh politik dan energi. Kedua major

  

powers ini sama-sama ingin memperluas wilayahnya. UE ingin melakukan enlargement dengan dan sejarah Post-Soviet. Baltik harus memutuskan keberpihakannya sebelum keadaan semakin memburuk.

5.2.3 Politik Air Hangat Rusia

  Rusia memerlukan pelabuhan air hangat untuk mengirim ekspornya ke pasar dunia. Rusia menjadi negara kontinental yang mengejar Sea Power. Menurut data dari Alpo Juntunen, sebagian besar wilayah Rusia merupakan land-locked dan ice-locked yang menyebabkan Rusia selalu mencari perairan hangat hingga timbul peperangan seperti Crimean War yang memperebutkan Laut Hitam dengan kekaisaran Ottoman. Tsar Ivan IV mengatakan bahwa bangsa yang kuat adalah bangsa yang memiliki akses terhadap laut. Rusia dikelilingi banyak laut namun sebagian dari laut itu akan beku seperti White Sea dan Berring Sea. Terdapat tiga perairan yang mampu memberikan Rusia akses ke pasar dunia kapan saja sepanjang tahun yaitu Vladivostok menghadap ke Pasifik, St. Petersburg dan Kaliningrad berhadapan dengan lautan Baltik, serta Kriema yang berhadapan dengan Laut Hitam. Untuk sekarang pelabuhan terpenting bagi Rusia adalah Vladivostok, Mutmansk yang menghadap ke laut Barents dan beberapa pelabuhan di Laut Hitam seperti Novorossiysk dan Sevastopol, disamping itu Rusia masih memiliki beberapa pelabuhan air hangat lainnya untuk pangkalan militer seperti Petropavlovsk. Rusia memerlukan akses bebas di Laut Baltik untuk jalur perdagangannya ke Eropa.

  Rusia merasa dirinya memiliki kekuatan maritim karena berbatasan dengan tiga lautam. Rusia memiliki kepentingan nasional yang berada di laut, Kebijakan nasonal harus diterapkan untuk melindungi kepentingan Rusia di lautan, maka dari itu Rusia membangun armada kapal di laut-laut bebas es seperti di Laut Baltik, Hitam dan Kaspian. Putin dan Medvedev menyatakan bahwa Armada utara berperan besar dalam pertahanan Rusia.

  

Gambar 11

  Peta Lautan disekeliling Rusia

  Sumber: Google Maps 2016 Laut Hitam dan Kaspian kini diperkuat karena ancaman pemberontak dari Selatan Rusia.

  Sedangkan Laut Baltik merupakan jalur strategis untuk komunikasi, akses ke laut dan daerah yang memiliki potensi konflik militer terendah, Laut Baltik lebih bermanfaat secara ekonomis karena armadanya melindungi status politik Rusia, melindungi aktivitas ekonomi dan akses ilegal memasuki Rusia. Armada Baltik bertugas untuk melindungi transport Rusia ang melewati itu. Selain itu, Rusia juga khawatir bahwa Kaliningrad akan diisolasi dan diambil oleh Polandia dan NATO. Rusia akan melawan karena tujuan Rusia adalah hanya untuk menggunakan laut Baltik sebagai transportasi untuk perdagangan ke Eropa bila hal ini terjadi.

  Usaha Rusia untuk memiliki jalur perairan hangat dapat dicontohkan dengan Krimea yang selalu dilindungi oleh Rusia sejak zaman Kekaisaran Ottoman tahun 1870an. Menurut data

  14

  dari Global Security , Krimea menjadi bagian dari pemerintahan Rusia hingga 1954, kini merupakan daerah istimewa Ukraina yang berpihak pada Rusia. Krimea menempati Laut Hitam 14 yang tidak membeku sepanjang tahun sehingga tepat untuk jalur perdagangan dan Militer.

  15 Namun laut Baltik tidak seefektif Laut Hitam menurut data dari Badan Meteorologi Finlandia ,

  40% bagian dari laut Baltik akan membeku pada waktu puncak musim dingin. Terdapat empat titik beku yaitu Teluk Bothnia, Finlandia, dan Riga serta kepulauan Barat Estonia, Kepulauan Stockholm dan Lautan Archipelago, namun wilayah lain masih bisa dilewati saat musim dingin biasa. Kaliningrad yang berada di laut Baltik merupakan salah satu pelabuhan dengan penghasilan terbesar yang menyebabkan kota ini pernah menduduki peringkat pertama dalam pengembangan sosial-ekonomi dengan industri gas, minyak, ekspor, perikanan dan alat berat. Dengan bergabungnya negara-negara Baltik ke UE dan NATO tetap membuat Baltik membuka pelabuhannya bagi Rusia karena kebutuhan energi dan dagang UE dari Rusia. Kini Rusia telah membangun beberapa pelabuhan sendiri untuk kemandirian perdagangannya namun tetap menggunakan laut Baltik sebagai tempat transit barang dan jasa yang dibeli dari Eropa maupun menjadi jendela bagi Eropa dan Rusia.

5.2.4 Empat Nilai Politis Baltik bagi Rusia

  Dengan penjelasan diatas maka dapat kita jabarkan kepentingan-kepentingan Rusia di negara Baltik yang menyebabkan Rusia menggunakan gasnya untuk mengembalikan kekuasaanya. Dilihat dari penjelasan tersebut terdapat empat nilai penting Baltik bagi Rusia yaitu: nilai historis, kependudukan warga Rusia, strategi ekonomi, dan kepentingan politik.

  Nilai historis merupakan poin pertama kenapa Rusia sangat mempertahankan Baltik, karena Baltik merupakan negara post-Soviet. Negara-negara Post-Soviet menjadi prioritas dari Rusia sejak pemerintahan Yeltsin hingga Putin untuk menanamkan pengaruh Rusia demi mencapai tujuan nasional lainnya. Karena langsung berbatasan dengan UE dan Rusia membuat negara-negara ini telah menjadi perantara antara Rusia dengan Eropa. Rusia ingin menyeimbangi kekuatan di Eropa dengan UE terutama pasca Enlargment UE yang merambah Eropa Timur. Rusia sebagai penerus Soviet masih memandang negara-negara Baltik sebagai wilayah yang harus dikuasai dengan pengaruh Rusia untuk mempertahankan negara. Bila membiarkan Baltik jatuh ke tangan UE secara penuh maka Rusia gagal untuk mempertahankan wilayah-wilayah 15 post-Soviet di bawah pengaruhnya. Lebih jauhnya lagi, Baltik akan terus mempengaruhi wilayah-wilayah near abroad lain untuk bergabung dengan UE. Jika mereka bergabung maka NATO akan mengepung Rusia.

  Penyebaran diaspora Rusia pada zaman Uni Soviet masih ada sampai sekarang di negara- negara Baltik. Sebagian sudah menjadi warga negara di negara Baltik namun masih beretnis Rusia, namun ada juga yang masih warga Rusia. Estonia dan Latvia memiliki minoritas Rusia dengan jumlah sekitar 24-27%. Penduduk berbagasa Rusia sendiri sejumlah 30-34%. Rusia merasa perlu melindungi etnis dan warga Rusia di sana karena sejak bergabungnya Baltik ke UE dan NATO, penduduk berbahasa ataupun beretnis Rusia mendapatkan diskriminasi. Kaum minoritas lain di Latvia dan Estonia mendapatkan hak voting referendum namun keturunan Rusia dilarang karena dicurigai sebagai perpanjangan tangan pemerintah Rusia. Di negara-negara Baltik, etnik Rusia sebagian besar menduduki ibu kota dan perbatasan antara negara tersebut dengan Rusia, hingga mencapai angka 80%.

  Kepentingan ketiga Rusia di negara Baltik adalah geoekonomi melalui perairan hangat. Rusia memerlukan pelabuhan-pelabuhan bebas es untuk berdagang terutama untuk ke Eropa karena pelabuhan Rusia ke sana masih kurang. Laut Baltik juga dapat menjadi jalur yang baik untuk perdagangan ke Eropa maupun jendela menuju Eropa, dan sudah menjadi sasaran sejak

  

Peter the Great . Meskipun kini negara-negara Baltik sudah bergabung dengan UE dan NATO,

Baltik tetap menjalin kerjasama dan perdagangan dengan Rusia dikarenakan letak geografis.

  Maka dari itu Rusia dapat membangun pipa-pipa gas menuju Jerman melewati laut Baltik Utara. Rusia kini membangun rute tersendiri di Laut Utara untuk menjaga proses perdagangannya. Bila Rusia dapat menguasai seluruh jalur Baltik tidak hanya bagian utara maka perdagangan dari Rusia ke Eropa akan lebih mudah dan lancar tanpa intervensi negara-negara NATO.

  Gambar 12

  Situasi Terkini Senjata Perang NATO Disekeliling Rusia

  Sumber: Humans Free 2014 Keempat adalah tujuan nasional terbesar Rusia yaitu kepentingan keamanan untuk melindungi wilayah Rusia. Dengan membiarkan negara-negara ini berada di bawah Rusia atau netral akan membuat Rusia terlindungi dari UE-NATO. Rusia khawatir dengan western

  

encirclement (situasi terkininya ada di gambar-8) yang bisa dilakukan oleh NATO kapan saja

  dengan memanfaatkan negara-negara di sekitar Rusia. Jatuhnya Baltik kedalam dominasi UE secara penuh akan membuat UE mengapit Rusia yang berdampak dengan perdagangan Rusia, keamanan warha Rusia di Baltik dan nilai sejarah persatuan Rusia dan near abroad. Rusia sangat membutuhkan Baltik secara politis, posisinya sebagai bufferzone yang mampu melindungi kepentingan politik dan ekonomi Rusia dari negara-negara NATO yang berada di UE.Saat ini senjata-senjata NATO seperti di gambar 8 sudah berada disekeliling Rusia, dan Rusia harus dapat melindungi pertahananannya dengan kerjasama dengan negara-negara near abroad.

  Situasi Baltik yang awalnya Bufferzone yang menjadi shutterbelt akan merugikan karena Baltik akan menjadi pusat konflik internal dan eksternal. Rusia menganggap UE enlargement sebagai ancaman dari balance of power Eurasia. Rusia percaya bila wilayah geopolitik UE- NATO masih sama seperti dulu dan wilayah pengaruh Rusia juga masih melingkupi near dalam dua polar yang memiliki wilayah seimbang. Namun, EU enlargment yang berusaha menggabungkan Timur ke Barat me mbuat garis seimbang itu bergeser dan “mengambil” wilayah pengaruh Rusia. Jika tidak ada konflik terbuka di Baltik, Rusia juga dapat melindungi

  Kaliningrad dengan baik. Rusia tidak ingin keseimbangan di Eropa berubah, karena dia memerlukan kestabilan untuk meningkatkan kebutuhan ekonomi dan militernya untuk meningkatkan hidup masyarakat. Konflik UE Rusia sudah terlihat bahwa bukan berupa konflik ideologi atau ekonomi murnu namun merupakan persaingan wilayah Geopolitik di Eurasia.

5.3 Energi Sebagai alat Rusia untuk mendominasi Baltik

  Rusia memiliki tujuan untuk kembali mendominasi dan mempengaruhi negara-negara Baltik, yang kini memudar karena pengaruh kuat UE di sana. Tujuan Rusia untuk mempengaruhi kembali Baltik adalah untuk melindungi kepentingan geopolitik Rusia dan keamanannya. Karena negara-negara Baltik sangat membutuhkan suplai energi gas dari Rusia, maka Rusia memanfaatkan situasi ini untuk mengembalikan pengaruhnya dan mencapai tujuannya. Maka kita harus mampu menganalisa situasi energi ini yang dikaitkan dengan keamanan.

  Kepentingn Rusia menurut Kolonel Ion Puricel dalam

  Russia’s Grand Strategy- A

Predictable Model (2014) dibagi dua yaitu bidang keamanan dan budaya. Untuk keamanan

  tujuannya adalah untuk menjga integritas dan kedaulatan Rusia, untuk memperthankan perdamaian di Eropa, memperkuat bangsa Rusia, dan menghindari munculnya hegemoni dari suatu negara atau badan di Eropa dan Dunia. Maka dari itu Rusia sangat berusaha membendung pengaruh UE-NATO di negara-negara near abroad untuk menghalangi terbentuknya kekuatan hegemoni di benua Eropa. Dalam hal budaya, Rusia ingin mempertahankan nilai-nilai dan budaya Rusia yang diyakini dibawa oleh negara-negara di sisi Timur, dan mengembangkan budaya Rusia serta kependudukannya.

  Cara yang paling tepat untuk menyatukan energi untuk mencapai keamanan adalah menggunakan konsep Grand Strategy karena dapat membicarakan secara lebih luas mengenai kaitan energi dan keamanan. B.H Liddle Hart dalam Strategy (1967) menjelaskan bahwa Grand

  

Strategy merupakan konsep strategi yang dilakukan suatu negara dengan mengkombinasikan

  seluruh instrumen kekuatan nasional seperti politik, militer, ekonomi, dan sebagainya untuk mencapai tujuan keamanan nasional tertentu. Grand Strategy harus mampu megakomodasi dan meregulasi distribusi kekuatan diantara industri dan fighting power. Murray (1994) dalam The

  

Making of Strategy juga menyatakan antara lain bahwa Grand Strategy lebih luas daripada

  strategi tradisioal. Grand Strategy berkembang melebihi kekuatan militer karena mencakup diplomasi, ekonomi dan sebagainya. Mengkaji berbagai instrumen kekuatan negara dengan kebijakan internal. Grand Strategy dulu hanya digunakan untuk strategi perang, namun kini meluas hingga bisnis dan keamanan nasional.

  Meghan O‟Sullivan dalam The Entangelement of Energy, Grand Strategy and

  

International Security (2015) menyebutkan tiga bagian dari Grand Strategi yang dapat digunakan

  untuk mengkaitkan energi dengan keamanan yaitu ends, ways dan means. Ends adalah sebuah visi dari tujuan yang diinginkan; ways adalah instrumen atau alat untuk mencapai tujuan; dan

  

means adalah sarana yang dapat ditambahkan atau mendukung ke instrumen. Grand Strategi

  tentu akan dapat bekerja dengan baik bila menyatukan visi pemimpin, pembuat kebujakan dan masyatakat untuk memperioritaskan sumber daya. Uniknya, energi mampu menjadi ends, means, dan ways tergantung dari keperluan negara. Namun dalam negara-negara produsen energi yang melimpah seperti Rusia, energi merupakan ways untuk meraih tujuan non-energi . Sehingga di dalam penelitian ini, gas adalah alat bagi Rusia untuk mencapai tujuan untuk meraih tujuan Rusia yaitu mengembalikan pengaruh besarnya di negara-negara Baltik. Akhirnya, energi dan keuntungan ekonominya juga mampu menyediakan sarana untuk meraih tujuan. Sarana ini dapat berupa sistem energi (infrastruktur, dll) dan kebijakan energi.

5.3.1 Gas sebagai Ways dan Means untuk Grand Strategy Rusia

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Disorientasi Konsumen dalam Sasaran Bauran Komunikasi Pemasaran Singkong Keju D-9 Salatiga

0 1 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani (KWT) Melalui Kegiatan Pemberian Nilai Tambah Olahan Jagung (Zea mays L.) : Suatu Kasus Pada Kelompok Wanita Tani Cipta Lestari di Desa Haurgeulis Kecamatan Ba

0 0 8

PEMBERDAYAAN KELOMPOK WANITA TANI (KWT) MELALUI KEGIATAN PEMBERIAN NILAI TAMBAH OLAHAN JAGUNG (Zea mays L.) (Suatu Kasus Pengolahan Marning Jagung pada Kelompok Wanita Tani Cipta Lestari di Desa Haurgeulis Kecamatan Bantarujeg Kabupaten Majalengka) THE EM

0 1 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Peran Duta Wisata dalam Mempromosikan Potensi dan Produk Pariwisata Kota Salatiga: Periode 2014-2016

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Komunikasi Pemasaran TMIndopurejoy sebagai Sarana Bisnis Pariwisata dalam Memikat Turis di Pantai Kuta, Bali

0 1 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tracing Austronesian Population Migration Using Haplogroup B4a1a*Analysis of Mitochondrial Genome

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Komunikasi Terapeutik antara Perawat dengan Anak-Anak Penderita Kanker di Rumah Sakit Dr. Kariadi Semarang

0 0 13

Bab I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kebijakan Energi Luar Negri Rusia dalam Mempertahankan Pengaruh di Negara-Negara Baltik: Analisis Kebijakan Energi Gas pada Masa Pemerintahan Vladimir Vladimirovich Putin

0 0 7

BAB II LANDASAN TEORITIS - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kebijakan Energi Luar Negri Rusia dalam Mempertahankan Pengaruh di Negara-Negara Baltik: Analisis Kebijakan Energi Gas pada Masa Pemerintahan Vladimir Vladimirovich P

0 0 9

BAB IV KEBIJAKAN ENERGI: KEPENTINGAN ENERGI NEGARA- NEGARA BALTIK DAN UE TERHADAP RUSIA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kebijakan Energi Luar Negri Rusia dalam Mempertahankan Pengaruh di Negara-Negara Baltik: Analisis Kebij

0 0 20