Research Description Integrasi Pengemb docx

Integrasi Pengembangan Pariwisata Berbasis Kunikan
Budaya Dan Lingkungan Di Kabupaten Semarang Untuk
Mendukung Rencana Strategis Ekowisata Nasional
Identitas Peneliti

PENELITI :
1. Dr. Sri Subanti, M. Si
(Ketua)
2. Dr. Mulyanto, ME
3. Nughthoh Arfawi
Kurdhi, S.Si.,M.Sc
4. Arif Rahman Hakim, SE,
MSE
AFILIASI PENELITI :
Pusat Penelitian dan
Pengembangan
Pariwisata (PUSPARI)
LPPM UNS & RG Statistika Terapan dan
Inferensi FMIPA UNS
(2)
Pusat Informasi dan

Pengembangan Wilayah
(PIPW) LPPM UNS
(3)
FMIPA UNS
(1)

KORESPONDESI
sri_subanti@yahoo.co.id
arhaqkm@gmail.com

Ringkasan Eksekutif
RINGKASAN
Kabupaten Semarang merupakan sebuah
kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang
ibukotanya adalah Ungaran. Kabupaten
Semarang memiliki beragam destinasi wisata
potensial diantaranya Gedong Songo, Palagan
Ambarawa, Banaran, Museum Kereta Api,
Muncul, Agro Tlogo, dan lainnya. Obyek dan
daya tarik wisata tersebut menawarkan

keunikan budaya, lingkungan alam, maupun
sejarah. Terdapat tiga obyek dan daya tarik
wisata yang dikelola Kabupaten Semarang
yaitu Candi Gedong Songo, Pemandian
Muncul, dan Bukit Cinta Perlu dil
dilakukan studi
terkait pengembangan obyek dan daya tarik
wisata tersebut.
Maka penelitian ini perlu dilakukan, dengan
beberapa tujuan yang dibagi dalam dua tahap
sesuai
dengan
periode
pelaksanaan
penelitian. Tujuan penelitian di tahun
pertama adalah sebagai berikut :
(1)Mengetahui
faktor-faktor
faktor
yang

berpengaruh terhadap jumlah kunjungan
obyek wisata di Kabupaten Semarang
(2)Mengetahui
faktor-faktor
faktor
yang
berpengaruh terhadap kesediaan membayar
pengunjung terkait dengan pengembangan
obyek wisata di Kabupaten Semarang
(3)Mengetahui nilai manfaat ekonomi terkait
dengan kebijakan pengembangan pariwisata
berkelanjutan yang berbasis keunikan
budaya dan lingkungan obyek wisata di
Kabupaten Semarang
(4)Menyusun panduan rencana strategis
ekowisata di Kabupaten
ten Semarang untuk
mendukung rencana strategis ekowisata
nasional


Temuan studi berdasarkan tujuan penelitian
diatas diperoleh sebagai berikut, yaitu
Pertama, faktor-faktor yang mempengaruhi
jumlah kunjungan ke destinasi wisata Bukit
Cinta adalah pengalaman berkunjung
responden, biaya perjalanan, dan alokasi
anggaran
berwisata
dalam
sebulan
(dumpeng.wisata). Untuk destinasi wisata
Candi Gedong Songo adalah pengalaman
berkunjung (pengalaman), usia, jenis kelamin
(jenkel), pendidikan yang ditamatkan
(pendidikan), dan asal responden (asal).
Untuk destinasi wisata Pemandian Muncul
adalah
pengalaman
berkunjung
(pengalaman) dan usia.

Kedua, faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap kesediaan responden menerima
penawaran tiket dalam skenario hipotesa
pasar di ketiga destinasi wisata adalah
nominal penawaran (bid).
Ketiga, hasil perhitungan nilai manfaat per
tahun di ketiga destinasi wisata tersebut
untuk Bukit Cinta sebesar Rp 179,29 juta;
Candi Gedong Songo sebesar Rp 2,020 miliar;
dan Pemandian Muncul sebesar Rp 734,36
juta.
Keempat, berdasarkan profil responden
terlihat bahwa mayoritas pengunjung ketiga
destinasi wisata adalah lelaki, dengan status
telah menikah, serta rentang usia antara 21 –
30 tahun. Selanjutnya, mayoritas pengunjung
ketiga destinasi wisata memiliki tingkat
pendidikan yang telah menamatkan bangku
SMA/MA/SMK. Pengunjung yang berkunjung
juga bervariasi dalam mata pencaharian yang

digeluti, baik itu wiraswasta, pegawai swasta,
dan PNS atau ABRI. Sisi penghasilan,
pengunjung ketiga destinasi wisata berkisar
antara Rp 750 ribu – 3 juta dengan alokasi
anggaran untuk rekreasi berkisar antara Rp
10 – 200 ribu per bulan.
Kelima, jika melihat persepsi responden
terhadap ketiga destinasi wisata. Maka,
persepsi0
terkait
persepsi
sebelum
berkunjung, mayoritas responden sebesar
41,28 persen, memberikan nilai 7 (skala 1 sd
10). Persepsi1 terkait persepsi setelah

berkunjung, mayoritas responden sebesar
44,04 persen, juga memberikan nilai 7 (skala
1 sd 10).
Keenam, seluruh atribut berpengaruh

terhadap preferensi responden dalam
memilih perubahan kondisi pariwisata pada
ketiga destinasi wisata. Untuk Bukit Cinta dan
Candi Gedong Songo berupa biaya perjalanan,
lingkungan alami, dan pasar tradisional.
Untuk Pemandian Muncul berupa fasilitas
rekreasi atau kolam renang.
Rekomendasi dari temuan studi tersebut
adalah
Pertama, Pemerintah
Daerah
Kabupaten Semarang dan Pemprov Jawa
Tengah masih dapat mengembangkan ketiga
destinasi
wisata
tersebut
dengan
memperhatikan keunikan masing-masing.
Pengembangan destinasi yang berwawasan
lingkungan baik dari sisi pengelolaan dan

pelestarian sangat penting karena menjadi
keunggulan ketiganya.
Kedua, bila peningkatan pelestarian dan
pengelolaan ketiga destinasi wisata yang
lebih baik telah dilaksanakan, maka
pemerintah daerah dapat menaikkan harga
tiket masuk yang dikenakan kepada
pengunjung sehingga dapat memberikan
insentif peningkatan pendapatan asli daerah
dalam bentuk retribusi tempat rekreasi dan
olah raga.
Ketiga,
pemerintah
daerah
perlu
memperhatikan prioritas pengembangan
destinasi wisata selain yang sudah mapan
seperti alternatif pengembangan desa wisata
sehingga diharapkan dapat memperpanjang
aktivitas pelaku wisata di Kabupaten

Semarang.
Sadar akan pentingnya sektor pariwisata,
maka sektor ini patut dipertimbangkan
sebagai alternatif andalan dalam rangka
pembangunan
ekonomi
berkelanjutan.
Pengembangan sektor pariwisata tidak hanya
berhenti pada obyek dan daya tarik wisata
yang sudah mapan melainkan perlu
identifikasi destinasi wisata potensial seperti
desa wisata. Ketika sektor pariwisata

dikembangkan seyogyanya sumber daya yang
dibutuhkan
dapat
disediakan
dari
perekonomian lokal misalnya tenaga kerja
dan bahan baku. Disatu sisi, kemajuan suatu

sektor tidak akan terlepas dari dukungan
yang diberikan oleh sektor lainnya sehingga
keterkaitan antarsektor dapat dimanfaatkan
untuk memajukan seluruh sektor dalam
perekonomian.
Tujuan penelitian di tahun kedua adalah
sebagai berikut :
(1) Melakukan identifikasi dan menentukan
kriteria desa
wisata
dalam rangka
pembangunan dan pengembangan ekowisata
di kabupaten semarang kedepan
(2) Mengetahui faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi konsumsi pariwisata baik
dilevel kabupaten maupun provinsi
(3) Mengetahui faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi keputusan individu bekerja
pada sektor pariwisata baik dilevel
kabupaten maupun provinsi

(4) Membentuk
simulasi
kebijakan
pengembangan sektor pariwisata di tingkat
provinsi.
Temuan studi berdasarkan tujuan penelitian
diatas diperoleh sebagai berikut, yaitu Satu,
alternatif desa wisata sebagai penopang
daerah tujuan wisata utama Candi Gedong
Songo terletak di desa Kenteng atau desa
Banyukuning.
Kedua, alternatif desa wisata sebagai
penopang daerah tujuan wisata utama Bukit
Cinta dan Pemandian Muncul yang terletak di
desa Tegaron.
Ketiga, mayoritas konsumsi makan maupun
non makan secara rata-rata lebih tinggi
rumah tangga yang tinggal di perkotaan
dibandingkan pedesaan.
Keempat, Jawa Tengah, konsumsi pariwisata
secara rata-rata lebih tinggi rumah tangga
yang tinggal di perkotaan dibandingkan
pedesaan.
Rata-rata
nilai
konsumsi
pariwisata rumah tangga yang tinggal di
perkotaan sebesar Rp 97,246 sedangkan di
pedesaan sebesar Rp 48,965.
Kelima, Kabupaten Semarang, rata-rata nilai

konsumsi pariwisata rumah tangga yang
tinggal di perkotaan sebesar Rp 265,506
sedangkan di pedesaan sebesar Rp 90,535.
Keenam, determinan konsumsi pariwisata di
Jawa Tengah dipengaruhi oleh jenis kelamin,
status nikah, lama sekolah, pendapatan rt per
kapita, rata-rata lama sekolah anggota rumah
tangga, jumlah anggota rumah tangga, lokasi
desa kota, dan status pekerjaan kepala rumah
tangga.
Ketujuh, determinan konsumsi pariwisata di
Kabupaten Semarang dipengaruhi oleh status
nikah, pendapatan rt per kapita, dan rata-rata
lama sekolah anggota rumah tangga.
Kedelapan, determinan partisipasi kerja di
Provinsi Jawa Tengah dipengaruhi oleh status
nikah, rata-rata lama sekolah anggota rumah
tangga, dan lokasi desa kota.
Kesembilan, determinan partisipasi kerja di
Kabupaten Jawa Tengah dipengaruhi oleh
status nikah.
Kesepuluh,
angka
pengganda
sektor
pariwisata terhadap faktor produksi pada
tahun 2005 adalah 0.141 dimana 0.043
adalah pengganda terhadap faktor produksi
modal, dan 0.098 adalah angka pengganda
terhadap tenaga kerja.
Kesebelas,
angka
pengganda
sektor
pariwisata terhadap rumah tangga yang
tinggal didesa pada tahun 2005 adalah 2.366
dimana 1.292 adalah pengganda terhadap
rumah tangga miskin di desa dan 1.074
adalah angka pengganda terhadap rumah
tangga miskin di kota.
Keduabelas, angka pengganda sektor
pariwisata terhadap rumah tangga pada
tahun 2005 adalah 5.244 dimana 2.134
adalah pengganda terhadap rumah tangga
miskin di kota dan 3.109 adalah angka
pengganda terhadap rumah tangga miskin di
kota.
Rekomendasi dari temuan studi tersebut
adalah Satu, Pemerintah Provinsi Jawa
Tengah
maupun
Pemerintah
Daerah
khususnya Kabupaten Semarang dapat mulai
mengembangkan desa wisata sebagai
alternatif tujuan wisata dalam rangka

menunjang daerah tujuan wisata utama yang
dimiliki oleh setiap daerah kabupaten / kota.
Kedua, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
maupun Pemerintah Daerah khususnya
Kabupaten Semarang dapat secara bersamasama melakukan promosi bersama terkait
daerah tujuan wisata andalan yang dimiliki
oleh setiap pemerintah daerah.
Ketiga, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
maupun Pemerintah Daerah khususnya
Kabupaten Semarang dapat meningkatkan
kerjasama untuk mendorong potensi
pariwisata melalui kegiatan atau paket wisata
tematik.
Keempat, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
maupun Pemerintah Daerah dapat bersamasama membangun sekolah pariwisata yang
setara diploma atau sarjana didaerahnya
sendiri untuk memenuhi kebutuhan terhadap
tenaga pariwisata yang handal dan
profesional ke depan..
Kelima, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
dan Pemerintah Daerah dapat membuat
agenda bersama terkait pariwisata sebagai
sektor yang pro poor dan pro job.

Kata Kunci : Pariwisata, Kabupaten
Semarang, Jumlah Kunjungan, Kesediaan
Membayar, Manfaat Ekonomi, Desa Wisata,
Konsumsi Pariwisata, Partisipasi Kerja,
Pengganda Pariwisata

HKI dan Publikasi
1.

2.
3.

4.
5.

6.

7.
8.
9.

10.
11.
12.
13.

Seminar Nasional
nal di Universitas Indonesia
Tanggal 1 Februari 2014
Seminar Nasional di Universitas PGRI
Tanggal 21 Agustus 2014
Seminar Internasional
onal di Universitas Negri
Semarang Tanggal 6 September 2014
Jurnal Cakrawisata
asional
di
Universitas
Seminar
Nasional
Muhamadiyah Surakarta Tanggal 8 Maret
2015
Seminar Internasional di Universitas Kriten
Satyawacana Tanggal 1 Agustrus 2015
Seminar Internasional di Universitas Neg
Negeri
Semarang Tanggal 5-6
6 september 2015
Seminar Nasional di Universitas Negri
Yogyakarta Tanggal 14 November 2015
Seminar Internasional di Universitas Ahmad
Dahlan Tanggal 25 – 26 Januari 2016
Buku Teks Nasional Ekonometri
Buku Teks Nasional Inferensi Bayesian
Buku Teks Nasional Teori Peluang
Buku
uku Teks Nasional Matematika Ekonomi

Latar Belakang
Latar Belakang

Hasil dan Manfaat
Manfaat Penelitian

Kabupaten Semarang merupakan sebuah kabupaten di Provinsi Jawa  Penelitian ini diharapakan dapat membantu pengelola
Tengah yang ibukotanya adalah Ungaran. Batas
Batas-batas administrasi
wisata yaitu Pemerintah Daerah Kabupaten Semarang
Kabupaten Semarang adalah sebelah utara berbatasan dengan Kota
dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk membuat
Semarang dan Kabupaten Demak. Sebelah selatan berbatasan dengan
pedoman dan acuan dalam menyusun rencana
Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Grobogan. Sebelah barat
pengembangan ekowisata.
berbatasan dengan Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Kendal. Di  Penelitian dapat menambah khasanah keilmuan lintas
tengah wilayah Kabupaten Semarang terdapat Kota Salatiga.
tengah-tengah
disiplin baik pariwisata, lingkungan, dan ekonomi terkait
Kabupaten Semarang memiliki wisata alam, budaya, peninggalan
tentang perencanaan pembangunan dan pengembangan
sejarah perjuangan, dan sejarah teknologi yang sangat menarik.
ekowisata dengan mengambil studi kasus di Kabupaten
Semarang.
Salah satu kegiatan ekonomi yang sampai saat ini perlu terus  Penelitian dapat memberikan justifikasi pentingnya
ditingkatkan di Kabupaten Semarang adalah sektor pariwisata, karena
sektor pariwisata sebagai salah satu andalan
pariwisata merupakan sektor yang sangat kompleks dan bersifat
pembangunan ekonomi baik di kabupaten semarang
mutidimensi , baik fisik, sosial budaya, ekonomi dan politik. Kegiatan
maupun provinsi jawa tengah
kepariwisataan tidak hanya mencakup wisatawan mancanegara  Penelitian dapat memberikan alternatif kebijakan bagi
(wisman) dan wisatawan nusantara (wisnus), tetapi juga beberapa
pemerintah daerah dalam mengembangkan sektor
kegiatan yang memberikan
kan pelayanan kepada para wisatawan
pariwisata untuk mendorong pembangunan ekonomi
misalnya hotel, usaha perjalanan wisata, pramuwisata, rumah makan
berkelanjutan.
dan sebagainya. Keberhasilan dalam bidang kepariwisataan
dicerminkan dengan meningkatnya arus kunjungan wisatawan. Salah
satu jasa akomodasi yang paling menunjang
enunjang adalah hotel dan jumlah Hasil Penelitian
hotel di Kabupaten Semarang sampai dengan tahun 2012 sebanyak
Hasil penelitian untuk periode tahun pertama, adalah
192 buah yang tersebar di Kecamatan Getasan, Tuntang, Ambarawa,
sebagai
berikut
Pertama
faktor-faktor
yang
Pertama,
Bawen, Bergas, dan Ungaran.
mempengaruhi jumlah kunjungan ke destinasi wisata

Kegiatan pariwisata merupakan kegiatan mata rantai yang melibatkan
berbagai sektor dan lembaga yang terkait. Pariwisata merupakan
salah satu bidang dalam kehidupan masyarakat Kabupaten Semarang,
yang pada beberapa tahun terakhir ini menjadi salah satu prioritas
dalam pembangunan. Hal ini didasari oleh kesadaran pemerintah
daerah bahwa perkembangan pariwisata dapat menunjang
pendapatan daerah yang sekaligus dapat meningkatkan taraf hidup
masyarakat yang tinggal di daerah wisata. Untuk itu evaluasi terhadap
dampak adanya pariwisata di suatu daerah terhadap kondisi sosial
ekonomi masyarakat menjadi hal yang penting untuk diketahui.
Kabupaten Semarang merupakan salah satu daerah pariwisata yang
seringkali dikunjungi oleh masyarakat Kabupaten Semarang sendiri
maupun di luar Kabupaten Semarang bahkan ada yang datang dari
luar Jawa.
Obyek wisata yang merupakan primadona pariwisata Kabupaten
Semarang merupakan obyek yang banyak dikunjungi terutama di
Tirtoargo, Gedongsongo, Palagan Ambarawa yang dekat dengan
Museum Kereta Api dan Bandungan Indah mengalami peningkatan
dan yang paling menarik adalah Candi Gedong Songo. Potensi yang
paling dominan pemandangan di atas pegunungan yang sangat indah
serta adanya daya tarik keistimewaan candi-candi kuno yang
keduanya dipadukan akan terlihat sangat indah dan menawan untuk
dipandang.

Kabupaten Semarang merupakan salah satu destinasi pariwisata yang
sedang dikembangkan. sesuai dengan kebijaksanaan Pemerintah
Daerah Provinsi Jawa Tengah (2001). Kawasan ini akan dikembangkan
sebagai Pusat Pariwisata Provinsi
Jawa Tengah, khususnya
pengembangan ke arah pariwisata alam dengan skala pelayanan

Bukit Cinta adalah pengalaman berkunjung responden,
biaya perjalanan, dan alokasi anggaran berwisata dalam
sebulan (dumpeng.wisata). Untuk destinasi wisata Candi
Gedong Songo adalah pengalaman berkunjung
(pengalaman), usia, jenis kelamin (jenkel), pendidikan
yang ditamatkan (pendidikan), dan asal responden
(asal). Untuk destinasi wisata Pemandian Muncul adalah
pengalaman berkunjung (pengalaman) dan usia.
Kedua, faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
kesediaan responden menerima penawaran tiket dalam
skenario hipotesa pasar di ketiga destinasi wisata adalah
nominal penawaran (bid).
Ketiga, hasil perhitungan nilai manfaat per tahun di
ketiga destinasi wisata tersebut untuk Bukit Cinta
sebesar Rp 179,29 juta; Candi Gedong Songo sebesar Rp
2,020 miliar; dan Pemandian Muncul sebesar Rp 734,36
juta.
Keempat, seluruh atribut berpengaruh terhadap
preferensi responden dalam memilih perubahan kondisi
pariwisata pada ketiga destinasi wisata. Untuk Bukit
Cinta dan Candi Gedong Songo berupa biaya perjalanan,
lingkungan alami, dan pasar tradisional. Untuk
Pemandian Muncul berupa fasilitas rekreasi atau kolam
renang.

Temuan studi tahun kedua berdasarkan tujuan
penelitian diperoleh sebagai berikut, yaitu Satu,
alternatif desa wisata sebagai penopang daerah tujuan
wisata utama Candi Gedong Songo terletak di desa
Kenteng atau desa Banyukuning.

regional sehingga dapat meningkatkan citra kawasan. Dengan
demikian, obyek wisata Kabupaten Semarang dapat berkembang
menurut skala nasional dan internasional.

Potensi pengembangan obyek wisata Kabupaten Semarang sejalan
dengan kebijaksanaan Pemerintah akan dikembangkan ke arah
pariwisata alam. Selanjutnya juga akan dikembangkan dengan skala
pelayanan regional provinsi dan dapat menarik wisatawan serta
meningkatkan citra Kawasan
baik
skala
nasional maupun
internasional. Tidak kalah menariknya, bahwa Kawasan Rawapening
terletak di tengah triangle Semarang – Yogya – Solo sehingga membuat
Kawasan ini memiliki kekuatan strategis dan potensial untuk
dikembangkan melalui kegiatan pariwisata.
Pengembangan obyek wisata Kabupaten Semarang perlu
memperhatikan preferensi pengunjung agar perubahan kondisi atau
kualitas pariwisata dapat memberikan manfaat ganda baik bagi pelaku
pariwisata (pengunjung) dan pengelola pariwisata (pemerintah
daerah). Selain itu, dengan memperhatikan adanya biaya lingkungan,
termasuk juga adanya nilai atau harga penggunaan sumberdaya alam
antar waktu atau antar generasi, diharapkan generasi mendatang
dapat turut menikmati keindahan serta manfaat alam yang dirasakan
oleh generasi sekarang. Biaya atau harga pengorbanan dimasa depan
akan merefleksikan nilai-nilai dari hilangnya manfaat akibat degradasi
sumberdaya alam yang ada sekarang.

Oleh karena itu, pelestarian lingkungan dan tanggung jawab sosial
sangat diperlukan sebagai bentuk kepedulian yang dapat memberikan
manfaat ekonomi tidak hanya penduduk lokal melainkan pengunjung
di obyek wisata Kabupaten Semarang. Studi ini berupaya mengetahui

Kedua, alternatif desa wisata sebagai penopang daerah
tujuan wisata utama Bukit Cinta dan Pemandian Muncul
yang terletak di desa Tegaron.
Ketiga, mayoritas konsumsi makan maupun non makan
secara rata-rata lebih tinggi rumah tangga yang tinggal di
perkotaan dibandingkan pedesaan.
Keempat determinan konsumsi pariwisata di Jawa
Tengah dipengaruhi oleh jenis kelamin, status nikah,
lama sekolah, pendapatan rt per kapita, rata-rata lama
sekolah anggota rumah tangga, jumlah anggota rumah
tangga, lokasi desa kota, dan status pekerjaan kepala
rumah tangga.
Kelima, determinan konsumsi pariwisata di Kabupaten
Semarang dipengaruhi oleh status nikah, pendapatan rt
per kapita, dan rata-rata lama sekolah anggota rumah
tangga.
Keenam, determinan partisipasi kerja di Provinsi Jawa
Tengah dipengaruhi oleh status nikah, rata-rata lama
sekolah anggota rumah tangga, dan lokasi desa kota.
Ketujuh, determinan partisipasi kerja di Kabupaten Jawa
Tengah dipengaruhi oleh status nikah.
Kedelapan, angka pengganda sektor pariwisata terhadap
faktor produksi tenaga kerja lebih tinggi dibandingkan
pengganda terhadap faktor produksi modal.
Kesembilan, angka pengganda sektor pariwisata
terhadap rumah tangga miskin yang tinggal didesa lebih
tinggi dibandingkan rumah tangga tidak miskin di desa.
Kesepuluh, angka pengganda sektor pariwisata terhadap
rumah tangga tidak miskin di kota lebih tinggi
dibandingkan rumah tangga miskin di kota.

manfaat ekonomi dari kebijakan pengelolaan pariwisata
berkelanjutan. Selain itu, studi ini dapat mengetahui apresiasi
penikmat wisata terhadap determinan kunjungan dan kesediaan
membayar sehingga menjadi panduan terhadap pengembangan
pariwisata berkelanjutan yang berbasis keunikan budaya dan
abupaten SSemarang untuk mendukung
lingkungan di obyek wisata Kabupaten
rencana strategis ekowisata nasional.
Metode

Metode Penelitian yang digunakan untuk menjawab tujuan penelitian Model determinan konsumsi pariwisata
adalah sebagai berikut, dimana untuk tahun pertama :
Metode Valuasi Kontingensi
Model penyusunan determinan partisipasi individu bekerja
pada sektor pariwisata
Metode Biaya Perjalanan
Metode Choice Model

Metode Penelitian yang digunakan untuk menjawab tujuan penelitian
adalah sebagai berikut, dimana untuk tahun kedua :
Metode penyusunan indeks desa wisata potensial

Metode analisa
nalisa pengganda atau multiplier

Dokumen yang terkait

Cleft Lip and Cleft Palate in Children : Description and the Treatments

1 6 1

GAMBARAN KARAKTERISTIK PETUGAS LAPANGAN KELUARGA BERENCANA DAN MASYARAKAT PADA PROGRAM PENDEWASAAN USIA PERKAWINAN DI KECAMATAN TAMAN KROCOK KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN 2012 (Field Officer of Family Planning and Communities Characteristic Description at Mat

0 27 4

Gambaran Sanitasi Pada Kereta Api Ekonomi, Bisnis dan Eksekutif (Studi pada PT.Kereta Api Indonesia Daerah Operasi IX Jember) Description Of Sanitation In Economic, Business and Executive Railway (Studies in IX Jember Regional Operations The Indonesian Ra

1 13 7

Integrasi Pasar Beras Dunia Terhadap Ketersediaan Pasar Beras Indonesia

1 35 16

Improving Students’ Understanding Of Passive Voice Of The Simple Past Tense By Using Contextual Teaching And Learning (A Classroom Action Research In The Second Year Of Mts Al-Mujahidin Cikarang, 2012/2013 Academic Year)

2 47 75

MICRO-BLOGGING ASSISTED LEARNING STRATEGY IN TEACHING WRITING (A Classroom Action Research at the Tenth Year Students of SMA Al-Azhar BSD in 2011/2012 Academic Year)

0 11 188

Peranan Center For International Forestry Research (CIFOR) Melalui Program Improving Economic Outcomes For Smallholders Growing Teak In Agroforestry Systems In Indonesia Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat (Studi Kasus Pengelolaan Hutan Jati Di Gu

0 9 1

The Ways In Which Information Given Related To The Type Of Visitor (A Description on Guiding Technique at the Room of History of Life in Bandung Museum of Geology)

0 16 48

Integrasi Multi Server Berbasis Free Open Source Software (FOSS) Dan Network Infrastructure Management System Di PT. Uninet Media Sakti Jakarta

0 11 1

Integrasi Aplikasi Pengelolaan Penjualan, Persediaan Barang, dan Pencatatan Akuntansi Berbasis Web Intranet pada PT. Tamara Munawarah

0 9 142