konsep dasar kampanye dan epidemiologi

KONSEP EPIDEMIOLOGI
1. Dasar-dasar epidemiologi
Epidemiologi berasal dari bahasa atau kata: Yunani
Epi = upon

: pada atau tentang

Demos = people

: penduduk

Logia = knowledge : ilmu
Yang berarti : ilmu mengenai kejadian yang menimpa penduduk
Dalam perkembangan selanjutnya epidemiologi diartikan ilmu tentang
DISTRIBUSI (penyebaran) dan DETERMINANT (factor-faktor penentu)
masalah kesehatan masyarakat yang bertujuan untuk pembuatan
DEVELOPMENT (perencanaan) dan pengambilan keputusan dalam
menanggulangi masalah kesehatan
2. Definisi
1) Wade Hampton Frost 1972
Adalah guru besar epidemiologi di School of Hygiene, mengatakan

bahwa epidemiologi adalah pengetahuan tentang fenomena massal
(mass phenomena) penyakit infeksi atau sebagai riwayat alamiah
(natural history) penyakit menular. Di sini tampak bahwa pada waktu
itu penekanan perhatian epidemiologi hanya ditujukan kepada
masalah penyakit infeksi yang mengenai massa (masyarakat).
2) Greenwood 1934
Professor di School of Hygiene and Tropical Medicine, London,
mengemukakan batasan epidemiologi yang lebih luas di mana
dikatakan bahwa epidemiologi mempelajari tentang penyakit dan
segala macam kejadian penyakit yang mengenai kelompok (herd)
penduduk.

Kelebihan

pengertian

ini

adalah


dengan

adanya

penekanan pada kelompok penduduk yang memberikan arahan pada
distribusi dan metode terkait.

1|Kesehatan Masyarakat/ AKBID Bina Husada Tangerang/
2014

3) Brian Mac Mahon 1970
Pakar epidemiologi
Pugh

menulis

di Amerika Serikat yang bernama Thomas F.

buku


Epidemiology;

Princples

and

Methods

menyatakan bahwa Epidemiology is the study of the distributions and
determinants of disease frequency in man. Epidemiologi adalah studi
tentang penyebaran dan penyebab kejadian penyakit pada manusia
dan mengapa terjadi distribusi semacam itu.
4) Definisi lama
Ilmu yang memperlajari penyebaran dan perluasan suatu penularan
penyakit di dalam suatu kelompok penduduk (masyarakat).
5) Omran (1974)
Suatu study mengenai terjadinya dan didistribusi keadaan kesehatan,
penyakit dan perubahan pada penduduk, begitu juga determinannya
dan akibat-akibat yang terjadi pada kelompok penduduk, masyarakat.
6) Hacmohan dan Pugh (1970)

Ilmu yang memperlajari penyebaran penyakit dan factor-faktor yang
menentukan terjadinya penyakit pada masyarakat.
7) WHO (Regional Commite Nacting ke-42 di Bandung
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang distribusi dan
determinan
berhubungan

peristiwa

kesehatan

dengan

kesehatan

dan
yang

peristiwa
menimpa


lainnya

yang

sekelompok

masyarakat dan menerapkan ilmu tersebut untuk memecahkan
masalah-masalah tersebut.
8) Gary D. Friedman (1974)
Selanjutnya dalam bukunya Primer of Epidemiology menuliskan
bahwa Epidemiology is the study of disease occurance in human
populations. Batasan ini lebih sederhana dan tampak senapas
dengan MacMahon.

2|Kesehatan Masyarakat/ AKBID Bina Husada Tangerang/
2014

3. Ruang lingkup epidemiologi
1) Epidemiologi penyakit menular

Sebagai bentuk upaya manusia untuk mengatasi gangguan penyakit
menular yang saat ini hasilnya sudah tampak sekali.
2) Epidemiologi Penyakit tidak menular
Upaya untuk mencegah penyakit yang tak menular seperti: Cancer,
penyakit

sistemik,

penyakit

akibat

kecelakaan

lalu

lintas,

penyalahgunaan obat termasuk penyakit akibat gangguan industry.
3) Epidemiologi klinik

Bentuk yang saat ini sedang dikembangkan para klinisi yang
bertujuan untuk membekali para klinisi atau dokter/para medis
tentang cara pendekatan masalah melalui disiplin ilmu epidemiologi.
4) Epidemiologi kependudukan
Cabang epidemiologi yang menggunakan system pendekatan
epidemiologi dalam menganalisis berbagai permasalahan yang
berkaitan

dengan

bidang

demografi

serta

factor-faktor

yang


mempengaruhi berbagai perubahan demografi yang terjadi di dalam
masyarakat. Memberikan analisis tentang sifat karakteristik penduduk
secara demografi dalam hubungannya dengan masalah kesehatan
dalam

masyarakat.

Juga

berperan

dalam

berbagai

aspek

kependudukan serta keluarga berencana. Juga digunakan sebagai
dasar dalam mengambil kebijakan dan menyusun perencanaan yang
baik.

5) Epidemiologi pengolahan pelayanan kesehatan
Salah satu system pendekatan manajemen dalam menganalisis
masalah, mencari factor penyebab timbulnya suatu masalah serta
penyusunan

rencana

pemecahan

masalah

tersebut

secara

menyeluruh dan terpadu. Bentuk pendekatan ini dapat digunakan
oleh para perencana pelayanan kesehatan, baik dalam bentuk
penilaian hasil suatu kegiatan kesehatan yang bersifat umum
maupun sebagai sasaran yang khusus.


3|Kesehatan Masyarakat/ AKBID Bina Husada Tangerang/
2014

6) Epidemiologi lingkungan dan kesehatan kerja
Occupational and environmental epidemiology merupakan salah satu
bagian epidemiologi yang mempelajari serta menganalis keadaan
kesehatan

tenaga

kerja

akibat

pengaruh

keterpaparan

pada


lingkungan kerja baik yang bersifat fisik, kimia, biologis, maupun
social budaya serta kebiasaan hidup para pekerja. Kegunaannya
adalah analisis tingkat kesehatan para pekerja serta untuk menilai
keadaan dan lingkungan kerja serta penyakit akibat kerja (PAK).
7) Epidemiologi kesehatan jiwa
Salah satu pendekatan dan analisis masalah gangguan jiwa dalam
masyarakat, baik mengenai keadaan kelainan jiwa kelompok
penduduk

tertentu,

maupun

analisis

berbagai

factor

yang

memperngaruhi timbulnya gangguan jiwa dalam masyarakat.
8) Epidemiologi gizi
Banyak digunakan dalam analisis masalah gizi masyarakat, dimana
masalah ini erat hubungannya dengan berbagai factor yang
menyangkut pola hidup masyarakat. Pendekatan ini bertujuan untuk
menganalisis factor yang berhubungan erat dengan timbulnya
masalah gizi masyarakat, baik yang bersifat biologis dan terutama
yang berkaitan dengan masalah social.
Terhadap

masalah

kesehatan

yang

ada,

epidemiologi

memberikan pendekatan khusus, mulai dari mengidentifikasi sampai
mengevaluasi keadaan kesehatan. Ruang lingkup epidemiologi dalam
maslaah kesehatan tersebut di atas dapat meliputi “6E” yakni:
a. Etiologi, berkaitan dengan lingkup kegiatan epidemiologi dalam
mengidentifikasi penyebab penyakit dan masalah kesehatan
lainnya. Misalnya: etiologi dari malaria adalah parasit dan
plasmodium.
b. Efikasi (efficacy), berkaitan dengan efek atau daya optimal
yang dapay diperoleh dari adanya intervensi kesehatan. Efikasi
dimaksudkan untuk melihat hasil atau efek suatu intervensi,
4|Kesehatan Masyarakat/ AKBID Bina Husada Tangerang/
2014

misalnya efikasi vaksinasi. Hal ini merupakan kemujaraban
teoritis dari suatu obat yang dapat dilakukan dengan
melakukan uji klinik (clinical trial).
c. Efektivitas (effectiveness) adalah besarnya hasil yang dapat
diperoleh dari suatu tindakan (pengobatan atau intervensi) dan
besarnya perbedaan dari suatu tindakan yang satu dengan
lainnya. Efektivitas ini ditujukan untuk mengetahui efek
intervensi atau pelayanan dalam berbagai kondisi lapangan
yang

sebenarnya

yang

sangat

berbeda-beda.

Untuk

pengobatan maka hal ini berkaitan dengan kemujaraban
praktis, kenyataan khasiat obat di klinik.
d. Efisiensi (efficiency) adalah sebuah konsep ekonomi yang
melihat pengaruh yang dapat diperoleh berdasarkan besarnya
biaya yang diberikan. Efisiensi ini ditujukan untuk mengetahui
kegunaan dan hasil yang diperoleh berdasarkan besarnya
pengeluaran ekonomi/biaya yang dilakukan.
e. Evaluasi adalah penilaian secara keseluruhan keberhasilan
suatu pengobatan atau program kesehatan masyarakat.
Evaluasi melihat dan member nilai keberhasilan program
seutuhnya.
f. Edukasi (education) adalah intervensi berupa peningkatan
pengetahuan tentang kesehatan masyarakat sebagai bagian
dari upaya pencegahan penyakit. Edukasi merupakan salah
satu bentuk intervensi andalan kesehatan masyarakat yang
perlu diarahkan secara tepat oleh epdemiologi.
4. Macam epidemiologi
Epidemiologi menekankan upaya menerangkan bagaimana distribusi
penyakit atau bagaimana berbagai komponen menjadi factor penyebab
penyakit tersebut. Untuk mengungkap dan menjawab masalah tersebut,
epidemiologi melakukan berbagai cara yang selanjutnya menjadikan
epidemiologi dapat dibagi dalam beberapa jenis.
5|Kesehatan Masyarakat/ AKBID Bina Husada Tangerang/
2014

1) Epidemiologi deskriptif
Epidemiologi deskriptif berkaitan dengan epidemiologi sebagai ilmu
yang memperlajari tentang distribusi (distribution) penyakit atau
masalah kesehatan masyarakat.
Hasil pekerjaan epidemiologi deskriptif diharapkan mampu menjawab
pertanyaan mengenai factor who (siapa), where (dimana), dan when
(kapan). Di sini epidemiologi merupakan langkah awal untuk
mengetahui adanya masalah kesehatan dengan menjelaskan siapa
yang terkena dan di mana serta kapan terjadinya masalah itu.
a) Siapa: merupakan pertanyaan tentang factor orang yang akan
dijawab dengan mengemukakan perihal mereka yang terkena
masalah, bisa mengenai variabel umur, jenis kelamin, suku,
agama, pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan. Factor-faktor ini
biasa disebut sebagai variabel epidemiologi atau demografi.
Kelompok orang yang potensial atau punya peluang untuk
menderita sakit atau mendapatkan risiko, biasanya disebut
population at risk (populasi berisiko).
b) Di mana: pertanyaan ini mengenai factor tempat di mana
masyarakat tinggal atau bekerja, atau di mana saja di mana ada
kemungkinan mereka menghadapi masalah kesehatan. Factor
tempat ini dapat berupa: kota (urban) dan desa (rural); pantai dan
pegunungan; daerah pertanian, industry, tempat bermukim atau
kerja.
c) Kapan: kejadian penyakit berhubungan juga dengan waktu. Factor
waktu ini dapat berupa jam, hari, minggu, bulan, dan tahun;
musim hujan dan musim kering.
2) Epidemiologi analitik
Epidemiologi analitik berkaitan dengan upaya epidemiologi untuk
menganalisis factor penyebab (determinant) masalah kesehatan. Di
sini diharapkan epidemiologi mamapu menjawab pertanyaan kenapa
(why) atau apa penyebab terjadinya masalah itu. Misalnya: setelah
ditemukan secara deskriptif bahwa banyak perokok yang menderita
6|Kesehatan Masyarakat/ AKBID Bina Husada Tangerang/
2014

kanker paru, maka perlu dianalisis lebih lanjut apakah memang rokok
itu merupakan factor determinan/ penyebab terjadinya kanker paru.
3) Epidemiologi eksperimentasl
Salah satu hal yang perlu dlakukan sebagai pembuktian bahwa factor
sebagai penyebab terjadinya suatu luaran (output=penyakit), adalah
diuji kebenarannya dengan percobaan (experiment). Misalnya kalau
rokok dianggap sebagai penyebab kanker paru maka perlu dilakukan
eksperimen jika rokok dikurangi maka kanker paru akan menurun,
ataupun sebaliknya. Eksperimen epidemiologi dapat juga dilakukan di
laboratorium, tetapi disesuaikan dengan masalah komuniti yang
dihadapinya, sehingga ekperimen epidemiologi sewajarnya dilakukan
di komuniti. Untuk itu, mislanya, pembuktian peranan rokok terhadap
kanker paru dilakukan dengan melakukan intervensi pengurangan
rokok dalam kehidupan masyarakat dan melihat apakah memang
terjadi penurunan kanker paru. Peraturan pelarangan merokok
ditandai menurunnya jumlah perokok dan diikuti dengan menurunnya
kanker paru akan membuktikan bahwa rokoklah yang menjadi
penyebab kanker paru.
Bentuk ekperimental lain yang sering dilakukan adalah berkaitan
dengan

pengaruh

intervensi

penyuluhan

terhadap

perubahan

pengetahuan tentang suatu masalah.misalnya, dilakukan penyuluhan
tentang HIV/AIDS dan dilihat apakah
komponen

eksperimen

yang

intervensi ini sebagai

menyebabkan

meningkatnya

pengetahuan subjek penelitian.
Ketiga jenis epidemiologi ini tidak dapat dipisahkan satu dengan
lainnya, saling berkaitan dan mempunyai peranan masing-masing
sesuai tingkat kedalaman pendekatan epidemiologi yang dihadapi.
Secara

umum

dapat

dikatakan

bahwa

pengungkapan

dan

pemecahan masalah epidemiologi dimulai dengan epidemiologi
dekriptif, lalu diperdalam dengan epidemiologi analitik dan disusul
dengan melakukan epidemiologi eksperimen.

7|Kesehatan Masyarakat/ AKBID Bina Husada Tangerang/
2014

5. Kegunaan epidemiologi
Bagi seorang tenaga

kesehatan,

khususnya

bidan,

yang

akan

diterjunkan ke masyarakat hendaknya memahami tujuan dan manfaat
ilmu epidemiologi bagi kesehatan masyarakat, khusunya ibu dan anak.
Tujuan dan manfaat tersebut antara lain diuraikan di bawah ini.
1) Mempelajari riwayat alamiah penyakit
2) Menentukan masalah komunitas
3) Melihat risiko dan pengaruhnya
4) Menilai dan meneliti
5) Menyempurnakan gambaran penyakit
6) Identifikasi sindrom
7) Menentukan penyebab dan sumber penyebab
6. Prinsip-prinsip epidemiologi




Mempelajari sekelompok manusia/masyarakat untuk mengalami
masalah kesehatan.
Menunjuk kepada banyaknya masalah kesehatan yang ditemukan
pada sekelompok manusia yang dinyatakan dengan angka



frekuensi mutlak dan rasio.
Menunjukkan kepada banyaknya masalah-masalah kesehatan
yang diperinci menurut keadaan-keadaan tertentu, diantaranya
keadaan waktu,



tempat, orang yang mengalami masalah

kesehatan.
Merupakan rangkaian kegiatan tertentu yang dilakukan untuk
mengkaji

masalah-masalah

kesehatan

sehingga

diperoleh

kejelasan dari masalah tersebut.
7. Prosedur kerja epidemiologi



Tentukan adanya suatu wabah



Rumuskan hipotesa



Gambarkan cirri-ciri wabah

Tes hipotesa

8|Kesehatan Masyarakat/ AKBID Bina Husada Tangerang/
2014





Sarankan dan tetapkan tindakan penanggulangan
Siapkan dan sebarkan laporan epidemic
Nilai prosedur penyelidikan

8. Ukuran-ukuran epidemiologi
Ada tiga macam ukuran yang digunakan dalam epidemiologi, yaitu:
a. Ukuran frekuensi penyakit: mengukur kejadian penyakit, cacat, atau
kematian

pada

populasi.

Ukuran

ini

merupakan

dasar

dari

epidemiologi deskriptif. Frekuensi kejadian yang diamati diukur
menggunakan prevalens dan insidens.
b. Ukuran dari akibat pemaparan: Mengukur keeratan hubungan
statistic antara factor tertentu dan kejadian penyakit yang diduga
merupakan akibat pemaparan tersebut. Hubungan antara pemaparan
dan akibat diukur menggunakan relative risk atau odds ratio.
c. Ukuran dari potensi dampak: Menggambarkan kontribusi dari factor
yang diteliti terhadap kejadian suatu penyakit dalam populasi tertentu.
Ukuran yang digunakan dalam attributable risk percent dan
population attributable risk. Ukuran ini berguna untuk meramalkan
efficacy atau effectiveness suatu pengobatan dan strategi intervensi
pada populasi tertentu.
Sebelum membahas ukuran frekuensi penyakit sebaiknya dipahami
terlebih dahulu ukuran dasar dari epidemiologi. Ada 2 komponen ukuran
dasar yaitu:
a. Pembilang (nominator) X: frekuensi atau jumlah kasus yang diamati
(subjek pengamatan yang mengalami kejadian atau akibat yang tidak
diinginkan).
b. Penyebut (denominator) Y: jumlah populasi yang berisiko, yaitu
sekelompok individu yang mempunyai peluang untuk mengalami
kasus yang diamati.
Ukuran Dasar Epidemiologi

9|Kesehatan Masyarakat/ AKBID Bina Husada Tangerang/
2014

Untuk mengukur frekuensi kejadian penyakit pada suatu populasi
digunakan salah satu dari tiga bentuk pecahan, yaitu proporsi, rasio, dan
rate.
a. Proporsi
Distribusi proporsi adalah suatu persen (yakni, proporsi dari jumlah
peristiwa-peristiwa dalam kelompok data yang mengenai masingmasing kategori (atau subsekelompok) dari kelompok itu.
Rumus yang dipakai dalam menghitung proporsi adalah:

Di mana:

x=

Banyaknya peristiwa atau orang, dan lain-lain,
yang

terjadi

dalam

kategori

tertentu

atau

subkelompok dari kelompok yang lebih besar.
y=

Jumlah peristiwa atau orang, dan lain-lain, yang
terjadi dalam semua kategori dari kelompok data
tersebut.

k=

Selalu sama dengan 100

Proporsi umumnya dipakai dalam keadaan di mana tidak mungkin
menghitung angka insidensi; Karen aitu proporsi bukan suatu rate
dan dia tidak dapat menunjukkan perkiraan peluang keterpaparan
atau infeksi, kecuali jika banyaknya orang di mana peristiwa dapat
terjadi adalah sama pada setiap subkelompok. Tetapi biasanya hal ini
tidak terjadi.
Karena x dan y berada pada tempay yang sama, berbagai persen
dalam kelompok data yang ada dapat dan seharusnya saling
ditambahkan bersama semua kategori data, dan jumlah harus
menjadi 100%, sedangkan angka (rate) kalau dijumlahkan tidaklah
demikian.
Interpretasi dari proporsi adalah: dari jumlah frekuensi di mana suatu
jenis peristiwa tertentu terjadi, kejadiannya dinyatakan dalam persen
dari berbagai subkelompok utama.
10 | K e s e h a t a n M a s y a r a k a t / A K B I D B i n a H u s a d a T a n g e r a n g /
2014

b. Rasio
Rasio adalah suatu pernyataan frekuensi nisbi kejadian suatu
peristiwa terhadap peristiwa lainnya. Misalnya, jumlah anak sekolah
kelas 6 yang telah diimunisasi dibandingkan dengan jumlah anak
sekolah kelas 6 yang tidak diimunisasi pada sekolah tertentu.
Rumus rasio adalah:

Di mana :

x=

Banyaknya

peristiwa

atau

orang

yang

mempunyai satu atau lebih atribut tertentu
y=

Banyaknya

peristiwa

atau

orang

yang

mempunyai satu atau lebih atribut tertentu, tetapi
dalam hal berbeda atributnya dengan anggota x.
k=

1

Karena k = 1, rumus rasio dapat disederhanakan menjadi:
Rasio = x/y = x:y
Populasi dab masa jedah (atau titik waktu) dari data yang dipakai
haruslah tertentu/khusus, persis untuk angka/rate. Rasio dapat
dihitung untuk angka hanya sebagai banyaknya peristiwa.
Umumnya nilai x dan y dibagi oleh nilai x maupun nilai y sehingga
salah satu nomor dalam ratio menjadi sama dengan 1,0. Misalnya,
jika suatu kelompok 20 orang menderita penyakit tertentu dan 2 mati
karenanya maka rasio terhadap kematian lebih tepat dinyatakan
bukan 20:2, tetapi angka ini dibagi 2 menjadi 10:1 (10 kasus:1 mati.
Interpretasinya adalah bahwa pada episode ini dalam 10 kasus ada
1 orang yang mati (atau 10 kali banyaknya kasus dari kematian).
c. Rate
Rumus untuk ketiga ukuran di atas sebenarnya mempunyai bentuk
dasar yang sama:
Rate (atau rasio atau proporsi) = ((X/Y) x k ;
Yang biasa dibaca: X kali k dibagi Y; atau X bayi Y kali k.
11 | K e s e h a t a n M a s y a r a k a t / A K B I D B i n a H u s a d a T a n g e r a n g /
2014

Perbedaan perhitungan antara ukuran ini terletak dalam penetapan X
dan Y nilai yang diberikan pada k.
Nilai rate mengukur kemungkinan kejadian dalam populasi terhdap
beberapa peristiwa tertentu misalnya kasus atau mati karena
penyakit

infeksi.

Dalam

contoh

angka,

rumusnya

menjawab

pertanyaan: Jika sejumlah X kasus penyakit (atau kematian) terjadi
dlaam populasi yang besarnya Y, berapa banyak yang diharapkan
terjadi dalam populasi yang besarnya k? pertanyaan ini dapat juga
dinyatakan sebagai berikut:

Hitungan selanjutnya memperoleh: Angka = X/Y x k
Dengan mengetahui angka frekuensi kejadian dari peristiwa yang
dinyatakan dengan X dalam suatu populasi yang berukuran “baku”,
frekuensi nisbi (relative) yang terjadi terhadap peristiwa yang sedang
diteliti dapat dibandingkan secara logis di antara berbagai populasi,
dan factor yang menunjang perbedaan pengamatan yang terjadi
dapat dicari.
Table: Berbagai Nilai Rate yang Sering Dipakai sebagai Indikator
Kesehatan
Hitungan Rate
I.

Nilai k (satuan
factor populasi)

Angka Kematian Umum
1. Angka kematian kasar

100.000

2. Angka kematian kausa-khusus

100.000

3. Angka kematian umum khusus

100.000

4. Angka kematian proporsional
5. Angka fatalitas kasus

%

kematian

per

100 kasus
6. Angka survival

% hidup per 100

12 | K e s e h a t a n M a s y a r a k a t / A K B I D B i n a H u s a d a T a n g e r a n g /
2014

kasus
II.

III.

Angka Morbiditas
1. Insidensi

100.000

2. Point prevalence

100.000

Angka Maternas dan Bayi
1. Maternal Mortality Rate

100.000 kelahiran
hidup

2. Angka Kematian Bayi

1000

kelahiran

hidup
3. Angka Kematian Neonatal

1000

kelahiran

hidup
4. Fetal Death Rate

1000

kelahiran

hidup & kematian
fetus
5. Perinatal Mortality Rate

1000 lahir hidup
dan

kematian

fetus

>=

28

minggu.

9. Istilah dalam epidemiologi
Agen

Suatu kesatuan biologi, fisik dan kimiawi yang
menyebabkan penyakit

Antibodi

Suatu globulin yang terdapat dalam cairan jaringan dan
serum

darah,

diproduksi

sebagai

reaksi

atas

rangsangan suatu antigen spesifik dan mempunyai
kemampuan untuk bergabung dengan antigen tersebut
untuk menetralisir atau memusnahkannya.
Antigen

Bagian atau produk dari suatu agen biologi yang
mampu merangsang formasi antibody spesifik

Antigenisitas

Kemampuan

agen

untuk

memproduksi

reaksi

imunologis sistemik atau local dalam diri seorang
penjamu.
13 | K e s e h a t a n M a s y a r a k a t / A K B I D B i n a H u s a d a T a n g e r a n g /
2014

Endemic

Keadaan dimana penyakit atau penyebab penyakit
tertentu secara terus menerus tetap ada pada populasi
manusia dalam suatu area geografis tertentu

Epidemic

Timbulnya kasus secara mendadak pada sekelompok
manusia pada suatu area geografis tertentu yang yang
mempunyai efek perubahan nyata atau mengganggu
ketenteraman masyarakat yang jumlahnya melebihi
insidensi normal penyakit tersebut.

Pandemic

Epidemic yang luas, mengenai beberapa Negara atau
kontinen.

Sporadic

Jarang terjadi, terjadi sekali-sekali, tidak tersebar luas.

Patogenitas

Kemampuan untuk menimbulkan perubahan patologis
atau menimbulkan penyakit.

Virulensi

Derajat patogenitas suatu mikroorganisme, diukur
dengan derajat kecepatan menimbulkan penyakit atau
fatalitas.

Infektivitas

Daya kuman menyebabkan infeksi

Vector

Organism

yang

menyebarkannya

tidak

menyebabkan penyakit tapi

dengan

membawa patogen dari

satu inang ke yang lain.
Reservoir

Setiap orang, binatang, serangga, tanaman, tanah atau
zat lain di mana agen infektif biasanya hidup dan
berkembang biak. Agen menular tergantung pada
reservoir untuk kelangsungan hidupnya.

Insidensi

Kasus baru yang muncul dari suatu populasi penduduk
tertentu

Prevalensi

Seberapa sering suatu penyakit atau kondisi terjadi
pada sekelompok orang. Prevalensi dihitung dengan
membagi jumlah orang yang memiliki penyakit atau
kondisi dengan jumlah total orang dalam kelompok.

14 | K e s e h a t a n M a s y a r a k a t / A K B I D B i n a H u s a d a T a n g e r a n g /
2014

Sumber Pustaka:
1. Rajab, Wahyudin. 2009. Buku Ajar Epidemiologi untuk mahasiswa
kebidanan. Jakarta: EGC.
2. Bustam, M. N. 2006. Pengantar Epidemiologi edisi revisi. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
3. Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat: Prinsipprinsip dasar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

15 | K e s e h a t a n M a s y a r a k a t / A K B I D B i n a H u s a d a T a n g e r a n g /
2014