Barang Publik dan Eksternalitas (1)

M. Ali Sodik
Zakiatul Fakhiroh
Farah Nahdzia H.
Umi Khalifah
Alinsia Windi

132010300107
132010300109
132010300111
132010300112
132010300113

1 | Barang Publik dan Eksternalitas

Barang Publik dan Eksternalitas
1. Eksternalitas dan Efisiensi Pasar
Eksternalitas adalah kerugian atau keuntungan yang diderita atau dinikmati pelaku ekonomi
karena tindakan pelaku ekonomi lain yang tidak tercermin dalam harga pasar.
Sedangkan efisiensi pasar adalah suatu keadaan apabila suatu pasar sudah dapat mengalokasikan
seluruh sumber-sumber daya yang pada umumnya secara efisien.
Eksternalitas itu dapat terjadi dari empat interaksi ekonomi berikut ini :

a) Efek atau dampak satu produsen terhadap produsen lain
b) Efek atau dampak samping kegiatan produsen terhadap konsumen
c) Efek atau dampak dari suatu konsumen terhadap konsumen lain
d) Efek akan dampak dari suatu konsumen terhadap produsen
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB EKSTERNALITAS
Eksternalitas timbul pada dasarnya karena aktivitas manusia yang tidak mengikuti
prinsip-prinsip ekonomi yang berwawasan lingkungan. Dalam pandangan ekonomi,
eksternalitas dan ketidakefisienan timbul karena salah satu atau lebih dari prinsip-prinsip
alokasi sumber daya yang efisien tidak terpenuhi. Karakteristik barang atau sumberdaya
publik, ketidaksempurnaan pasar, kegagalan pemerintah merupakan keadaan-keadaan
dimana unsur hak pemikiran atau pengusahaan sumber daya (property rights) tidak
terpenuhi. Sejauh semua faktor ini tidak ditangani dengan baik, maka eksternalitas dan
ketidakefisienan ini tidak bisa dihindari. Kalau ini dibiarkan, maka ini akan memberikan
dampak yang tidak menguntungkan terhadap ekonomi terutama dalam jangka panjang.
Bagaimana mekanisme timbulnya eksternalitas dan ketidakefisienan dari alokasi sumber
daya sebagai akibat dari adanya faktor di atas diuraikan satu persatu berikut ini.
1) Keberadaan Barang Publik

2 | Barang Publik dan Eksternalitas


Barang publik (public goods) adalah barang yang apabila dikonsumsi oleh
individu tertentu tidak akan mengurangi konsumsi orang lain akan barang tersebut.
Selanjutnya, barang publik sempurna (pure public good) didefinisikan sebagai barang
yang harus disediakan dalam jumlah dan kualitas yang sama terhadap seluruh anggota
masyarakat.
2) Sumberdaya Daya Bersama
Keberadaan sumber daya bersama (common resources) atau akses terbuka
terhadap sumber daya tertentu ini tidak jauh berbeda dengan keberadaan barang publik
di atas.
Sumber-sumber daya milik bersama, sama halnya dengan barang-barang publik,
tidak ekskludabel. Sumber-sumber daya ini terbuka bagi siapa saja yang ingin
memanfaatkannya, dan cuma-cuma. Namun tidak seperti barang publik, sumber daya
milik bersama memiliki sifat bersaingan. Pemanfaatannya oleh seseorang, akan
mengurangi peluang bagi orang lain untuk melakukan hal yang sama.
3) Ketidaksempurnaan Pasar
Masalah lingkungan bisa juga terjadi ketika salah satu partisipan didalam suatu
tukar manukar hak-hak kepemilikan (property rights) mampu mempengaruhi hasil yang
terjadi (outcome). Hal ini bisa terjadi pada pasar yang tidak sempurna (imperfect
market) seperti pada kasus monopoli (penjual tunggal).
Ketidaksempurnaan pasar ini misalnya terjadi pada praktek monopoli dan kartel.

Contoh konkrit dari praktek ini adalah Organisasi negara-negara pengekspor minyak
(OPEC) dengan memproduksi dalam jumlah yang lebih sedikit sehingga mengakibatkan
meningkatnya harga yang lebih tinggi dari normal. Pada kondisi yang demikian akan
hanya berakibat terjadinya peningkatan surplus produsen yang nilainya jauh lebih kecil
dari kehilangan surplus konsumen, sehingga secara keseluruhan praktek monopoli ini
merugikan masyarakat (worse off).
4) Kegagalan Pemerintah

3 | Barang Publik dan Eksternalitas

Sumber ketidakefisienan dan atau eksternalitas tidak saja diakibatkan oleh
kegagalan pasar tetapi juga karena kegagalan pemerintah (government failure).
Kegagalan pemerintah banyak diakibatkan tarikan kepentingan pemerintah sendiri atau
kelompok tertentu (interest groups) yang tidak mendorong efisiensi. Kelompok tertentu
ini memanfaatkan pemerintah untuk mencari keuntungan (rent seeking) melalui proses
politik, melalui kebijaksanaan dan sebagainya. Aksi pencarian keuntungan (rent seeking)
bisa dalam berbagai bentuk :
a) Kelompok yang punya kepentingan tertentu (interest groups) melakukan loby dan
usaha-usaha lain yang memungkinkan diberlakukannya aturan yang melindungi serta
menguntungkan mereka.

b) Praktek mencari keuntungan bisa juga berasal dari pemerintah sendiri secara sah
c) Praktek mencari keuntungan ini bisa juga dilakukan oleh aparat atau oknum tertentu
yang mempunyai otoritas tertentu, sehingga pihak-pihak yang berkepentingan bisa
memberikan uang jasa atau uang pelicin untuk keperluan tertentu, untuk
menghindari resiko yang lebih besar kalau ketentuan atau aturan diberlakukan dengan
sebenarnya. Praktek mencari keuntungan ini membuat alokasi sumber daya menjadi
tidak efisien dan pelaksanaan aturan-aturan yang mendorong efisiensi tidak berjalan
dengan semestinya. Praktek jenis ini bisa mendorong terjadinya eksternalitas. .
.

2. Teori kesejahteraan ekonomi
Teori kesejahteraan ekonomi adalah cabang ilmu ekonomi yang menggunakan teknik ekonomi
mikro untuk mengevaluasi kesejahteraan ekonomi, terutama relatif terhadap keseimbangan
umum kompetitif dalam ekonomi untuk efisiensi ekonomi dan distribusi pendapatan yang
dihasilkan yang terkait dengannya. Menganalisis kesejahteraan sosial, secara terukur, dalam hal
kegiatan ekonomi dari individu yang terdiri dari masyarakat teoritis yang dipertimbangkan.
Dengan demikian, individu, dengan kegiatan ekonomi yang terkait, merupakan unit dasar
penggabungan untuk kesejahteraan sosial, apakah kelompok, komunitas, atau masyarakat, dan
tidaklah ada “kesejahteraan sosial” yang terpisah dari “kesejahteraan” yang berhubungan dengan
unit-unit individu.


4 | Barang Publik dan Eksternalitas

Kesejahteraan ekonomi biasanya memerlukan preferensi individu seperti yang diberikan dan
menetapkan peningkatan kesejahteraan dalam hal efisiensi dari keadaan sosial A ke keadaan
sosial B jika setidaknya satu orang lebih menyukai B dan tak ada orang lain yang menentangnya.
Tidak ada persyaratan ukuran kuantitatif yang unik dari peningkatan kesejahteraan yang tersirat
dengan hal ini. Aspek lain dari kesejahteraan memperlakukan pendapatan / distribusi barang,
termasuk kesetaraan, sebagai dimensi kesejahteraan lebih lanjut.

3. Eksternalitas negatif dan positif dalam produksi maupun konsumsi
Ketika seseorang terlibat dalam suatu aktivitas yang mempengaruhi kesejahteraan, meskipun
tidak secara langsung dan belum membayar maupun belum menerima kompensasi atas dampak
tersebut. Ketika pengaruhnya terhadap lingkungan kurang baik, eksternalitas disebut
sebagai eksternalitas negatif. Ketika pengaruhnya pada lingkungan mendatangkan manfaat,
eksternalitas disebut sebagaieksternalitas positif.
 Eksternalitas dalam produksi
Eksternalitas negatif:
Dalam melangsungkan kegiatan produksinya, pabrik-pabrik aluminium menimbulkan
polusi. Untuk setiap aluminium yang mereka produksi, sejumlah asap kotor yang

mengotori atmosfer tersembur dari tanur pabrik-pabrik tersebut. Karena asap itu
membahayakan kesehatan siapa saja yang menghirupnya, maka asap itu merupakan
eksternalitas negatif dalam produksi aluminium.
Eksternalitas positif:
Contoh yang dapat dikemukakan disini adalah pasar robot industri (robot yang khusus
dirancang untuk melakukan kegiatan atau fungsi tertentu di pabrik-pabrik).
Robot adalah ujung tombak kemajuan teknologi yang mutakhir. Sebuah perusahaan yang
mampu membuat robot, akan berkesempatan besar menemukan rancangan-rancangan
rekayasa baru yang serba lebih baik. Rancangan ini tidak hanya akan menguntungkan
perusahaan yang bersangkutan, namun juga masyarakat secara keseluruhan karena pada

5 | Barang Publik dan Eksternalitas

akhirnya rancangan itu akan menjadi pengetahuan umum yang bermanfaat. Eksternalitas
positif seperti ini biasa disebut “imbasan teknologi” (technology spillover).

 Eksternalitas dalam konsumsi
Eksternalitas negatif:
Konsumsi minuman beralkohol, misalnya, mengandung eksternalitas negatif jika si
peminum lantas mengemudikan mobil dalam keadaan mabuk atau setengah mabuk,

sehingga membahayakan pemakai jalan lainnya.
Eksternalitas positif:
Contohnya adalah konsumsi pendidikan. Semakin banyak orang yang terdidik,
masyarakat atau pemerintahnya akan diuntungkan. Pemerintah akan lebih mudah
merekrut tenaga-tenaga cakap, sehingga pemerintah lebih mampu menjalankan fungsinya
dalam melayani masyarakat.

4. Kebijakan publik dalam mengatasi eksternalitas
Dalam prakteknya, bukan hanya pemerintah saja yang perlu dan dapat mengatasi eksternalitas
itu, melainkan juga pihak-pihak non pemerintah, baik itu pribadi/kelompok maupun
perusahaan/organisasi kemasyarakatan. Pada dasarnya, tujuan yang hendak dicapai oleh
pemerintah maupun pihak swasta (perorangan dan kelompok), berkenaan dengan
penanggulangan eksternalitas itu sama saja, yakni untuk mendorong alokasi sumber daya agar
mendekati kondisi yang optimum secara sosial. Pada pembahasan berikut kita akan menelaah
solusi regulasi yang dilakukan oleh pemerintah dan pribadi dalam mengatasi persoalan
eksternalitas.
1. Regulasi
Publik melalui pemerintah dapat mengatasi suatu eksternalitas dengan melarang atau
mewajibkan perilaku tertentu dari pihak-pihak tertentu. Sebagai contoh, untuk mengatasi
kebiasaan membuang limbah beracun ke sungai, yang biaya sosialnya jauh lebih besar dari


6 | Barang Publik dan Eksternalitas

pada keuntungan pihak-pihak yang melakukannya, pemerintah dapat menyatakannya
sebagai tindakan kriminal dan akan mengadili serta menghukum pelakunya.

2. Pajak Pigovian dan Subsidi
Selain menerapkan regulasi, untuk mengatasi eksternalitas, pemerintah juga dapat
menerapkan kebijakan-kebijakan yang didasarkan pada pendekatan pasar, yang dapat
memadukan insentif pribadi/swasta dengan efisiensi sosial. Sebagai contoh, seperti telah
disinggung diatas pemerintah dapat menginternalisasikan eksternalitas dengan menggunakan
pajak terhadap kegiatan-kegiatan yang menimbulkan eksternalitas negatif, dan sebaliknya
memberi subsidi untuk kegiatan-kegiatan yang memunculkan eksternalitas positif.

Barang-Barang Publik
Secara umum barang public biasa dipahami sebagai sesuatu yang dapat dinikmati atau
dibutuhkan oleh semua orang. Suatu barang public merupakan barang-barang yang tidak dapat
dibatasi siapa penggunanya dan sebisa mungkin bahkan seseorang tidak perlu mengeluarkan
biaya untuk mendapatkannya.
Barang publik adalah barang yang apabial dikonsumsi oleh individu tertentu tidak akan

mengurangi konsumsi orang lain akan barang tersebut. Barang public memiliki sifat non-rival
dan non- eksklusif. Contoh barang publik ini diantaranya udara, cahaya matahari, papan marka
jalan, lampu lalu lintas, pertahanan nasional, pemerintahan dan sebagainya. Akan sulit untuk
menentukan siapa saja yang boleh menggunakan papan marka jalan misalnya, karena
keberadaannya memang untuk konsumsi semua orang.
Barang public sempurna (pure public goods) adalah barang yang harus disediakan dalam
jumlah dan kualitas yang sama terhadap seluruh anggota masyarakat.Barang publik hampir sama
dengan barang kolektif. Bedanya, barang publik adalah untuk masyarakat secara umum
7 | Barang Publik dan Eksternalitas

(keseluruhan), sementara barang kolektif dimiliki oleh satu bagian dari masyarakat (satu
komunitas yang lebih kecil) dan hanyaberhak digunakan secara umum oleh komunitas tersebut.
Sedangkan Barang privat adalah barang yang diperoleh melalui mekanisme pasar, dimana
titik temu antara produsen dan konsumen adalah mekanisme harga. Sebagian besar barang yang
kita konsumsi adalah barang privat, yaitu barang yang hanya dapat digunakan oleh satu
konsumen pada satu waktu. Misalnya, ketika seseorang sedang memakan kue miliknya, orang
lain tidak dapat melakukan hal serupa. Eksklusivitas kepemilikan menjadi faktor pembeda utama
barang privat dengan barang public.
Sifat-sifat barang privat
1. Rivalrous consumption,

2. Excludable consumption,
3. Scarcity
Barang privat biasanya memang diadakan untuk mencari profit atau laba. Karena sifat-sifatnya
tadi, barang privat dapat menjaga efisiensi pasar dalam pengadaannya.
Perbedaan barang public denagn barang yang lain:
1. Noneksklusivitas.
Salah satu sifat yang membedakan barang public dengan barang lain adalah apakah orang
dapat dikecualikan darimanfaat barang tersebut atau tidak. Bagi kebanyakan barang
pribadi,pengecualian tentu saja sangat dimungkinkan.
2. Nonrivalitas.
Sifat kedua yang menjadi karakter dari barang-barang publik adalah non rivalitas.
Barang-barang nonrivalitas adalah barang dimana manfaatnya dapat diberikan bagi
pengguna tambahan dengan biaya marjinal nol. Pada sebagian besar barang, tambahan
jumlah konsumsi membutuhkan sejumlah biaya produksi marjinal.
1. Macam-macam Barang Publik
Barang publik memiliki dua sifat atau dua aspek yang terkait dengan penggunaannya, yaitu :
a) Non-rivalry.

8 | Barang Publik dan Eksternalitas


Berarti bahwa penggunaan satu konsumen terhadap suatu barang tidak akan mengurangi
kesempatan konsumen lain untuk juga mengkonsumsi barang tersebut. Setiap orangdapat
mengambil manfaat daribarang tersebut tanpa mempengaruhi menfaat yang diperoleh
orang lain. Contoh,dalam kondisi normal, apabila kita menikmati udara bersih dan
sinarmatahari, orang-orang di sekitarkita pun tetap dapat mengambil manfaat yang sama.
b) Non-excludable.
Berarti bahwa apabila suatu barang public tersedia, tidak ada yang dapat menghalangi
siapapun untuk memperoleh manfaat dari barang tersebut. Dalam konteks pasar,maka
baik mereka yang membayar maupun tidak membayar dapat menikmati barang tersebut.
Contoh, masyarakat membayar pajak kemudian diantaranya digunakan untuk membiayai
penyelenggaraan jasa kepolisian,dapat menggunakan jasa kepolisian tersebut tidak hanya
terbatas pada yang membayar pajak saja. Mereka yang tidak membayar pun dapat
mengambil menfaat atas jasa tersebut. Singkatnya, tidak ada yang dapat dikecualikan
(excludable) dalam mengambil manfaat atas barang publik.
Macam-macam Barang
1. Barang pribadi adalah barang-barang yang ekskludabel dan rival.
Contoh: Es Cendol. Es cendol jelas bersifat ekskludabel karena kita bisa mencegah orang
lain dari mengkonsumsinya. Es cendol juga bersifat rival karena, jika hanya ada satu es
cendol, dan ada seseorang yang mengkonsumsinyamaka orang lain tidak bisa
mengkonsumsinya.
2. Barang publik adalah barang-barang yang tidak ekskludabel dan juga tidak rival. Artinya
siapa saja tidak bisa mencegah untuk memanfaatkan barang ini, dan konsumsi seseorang
atas barang ini tidak mengurangi peluang orang lain melakukan hal yang sama.
Contoh: pertahanan suatu Negara aman karena mampu melawan setiap serangan dari
negara lain,maka siapa saja di negara itu tidak bisa dicegah untuk menikmati rasa aman,
peluang bagi orang lain untuk turut menikmati keamanan sama sekali tidak berkurang.
3. Sumber daya milik bersama (common resources) adalah barang-barang yang tidak
ekskludabel, namun rival.
Contoh: ikan laut. Tidak ada seseorang yang melarang menangkap ikan laut,atau meminta
9 | Barang Publik dan Eksternalitas

bayaran kepada nelayan atas ikan-ikan yang mereka tangkap. Namun ada saat seseorang
melakukannya, maka jumlah ikan di laut berkurang,sehingga kesempatan orang lain
melakukan hal yang sama menjadi berkurang.
4. Adapula barang yang ekskludabel, namun tidak memiliki rival. Barang seperti ini muncul
dalam situasi monopoli ilmiah, yaitu produksi yang dikuasai oleh satu perusahaan

6. Sumber Daya Publik dan Hak Kepemilikan (Property Right)
Sumber daya publik sama seperti barang publik,yaitu tidak terbatas dan barang
tersebut tersedia tanpa harga dan dapat dimiliki/dimanfaatkan oleh setiap orang untuk
memilikinya. Contoh beberapa sumber daya publik penting adalah : udara bersih,air
bersih,pantai,ikan pesut,kijang,harimau dan beberapa hewan alam lainnya. Karena cenderung
bersifat bebas dan pengguna tidak membayar,maka akan timbul

tragedy yang

menggambarkan eksploitasi sumber daya lebih dari yang dibutuhkan masyarakat sehingga
menjadi mudarat.
Sumber Daya Milik Bersama yang Penting, yaitu:
1. Air dan Udara Bersih .
Pasar tidak mampu melindungil ingkungan hidup dengan baik.Polusi merupakan
eksternalitas negatif yang dapat diatasi oleh pemerintah dengan regulasi atau
pemberlakuan pajak atas kegiatan-kegiatan yang menghasilkan polusi.
2. Jalan
Jalan bisa merupakan barang publik atausumber daya milik bersama. Jikajalan raya
tidak padat, maka pemanfaatannya oleh seseorang tidak akan mempengaruhi oranglain.
Pada kasus ini, jalan raya bukan barang rival, dan karenanya jalan raya dalam keadaan
padat,jalan raya menjadi semakin padat,dan orang-orang lain harus mengendarai
kendaraan yang lebih lambat. Pada kasus ini, jalan raya adalah sumber daya milik
bersama
Untuk melindungi sumber daya tersebut dibutuhkan hak milik atau property right
sebagai cara untuk melindungi sumber daya alam bagi generasi mendatang. Hak milik
10 | B a r a n g P u b l i k d a n E k s t e r n a l i t a s

atau property right menetapkan pemilik legal atas sebuah sumber daya dan menyatakan
cara-cara bagaimana sumber daya tersebut dapat digunakan.
Dua jenis spesifikasi hak milik yang utama adalah hak milik “umum” dan hak
milik “pribadi”. Hak milik umum,berdasarkan definisinya,dimiliki oleh “masyarakat pada
umumnya” tidak ada individu yang dapat mendaulat sumber daya seperti itu untuk
penggunaan pribadinya. Hak milik pribadi sebaliknya, dimiliki secara langsung oleh para
individu yang memiliki hak untuk penggunaannya,dalam batasan-batasan hukum yang
berlaku.
Bila property rights tidak ada, maka akan menimbulkan kegagalan pasar yang
diakibatkan ketidakjelasan suatu barang akan kepemilikan dan legalitas pengawasannya.
Teori property rights; Furubotn dan Ritcher (2000) melacak teori kepemilikan dan
bermuara pada 2 teori :
1. Teori kepemilkan individu,merupakan penopang utama doktrin hak-hak
alamiah (natural rights) dari ekonomi klasik yang mengarah pada lahirnya
private property rights/individualistis
2. Teori kepemilikan sosial,mendorong lahirnya commons property atau
state property yang dianut secara ekstrim oleh negara-negara sosialis.
Caporapo dan Lavine (1992) menjelaskan dua teori yang berbeda mengenai
property rights,yaitu :
1. Aliran positivis,menganggap hak-hak kepemilikan lahir melalui sistem
politik. Sistem politik/kekuasaan mendesain hak kepemilikan atau
menegakkannya melalui jalur hukum.
2. Aliran alamiah yang mengatakan bahwa hak kepemilikan melekat pada
seseorang sejak lahir. Kelahiran individu disertai dengan kelahiran atas
hak-haknya yang tidak bisa dipisahkan. Ditegakkan atau tidak melalui
jalur hukum,hak-hak bawaan sejatinya harus ada.
Hak kepemilikan tidak merujuk pada hubungan antar manusia dengan sesuatu tapi
hubungan antar manusia dengan manusia yang muncul dari keberadaan sesuatu dan
penggunaannya. Kepemilikan atas sesuatu menjadi penting manakala sesuatu tersebut
11 | B a r a n g P u b l i k d a n E k s t e r n a l i t a s

bersifat langka. Kepastian kepemilikan atas sesuatu yang langka sangat penting untuk
dapat berlangsungnya proses transaksi. Semakin tinggi kepastian tersebut, biaya
transaksinya semakin rendah. Dalam konteks property rights, biaya transaksi meliputi
biaya transfer hak-hak kepemilikan dan perlindungan kepemilkan tersebut dari klaim
pihak lain.
Karakteristik property rights; Tietenberg (1992) mengidentifikasi karakteristik
property right :
1. Eksklusivitas
2. Transferability
3. Enforceability

12 | B a r a n g P u b l i k d a n E k s t e r n a l i t a s