Pemberantasan penyakit menular id. docx

1.PENGERTIAN
Memberantas penyakit menular itu sebenarnya menghilangkan atau merubah
cara berpindahnya penyakit menular dan/atau terinfeksi . pemindahan penyakit
atau penularan itu suatu cara bagaimana orang yang rawan dapat memperoleh
penyakit atau infeksi dari orang lain atau hewan yang sakit.
Cara cara penularan tersebut adalah ;
a.penularan langsung dari manusia ke manusia . ini dapat terjadi karena tetesan
tetesan halus yang terpapar dari batuk,berludah,atau bersin, misalnya
tuberkulose (gambar G—1) ,bersentuhan (persetubuhan) ,misalnya pada penyakit
kelamin (gambar G—2).
b.penularan tidak langsung
1.dengan perantara benda atau barang yang kotor (ada kuman nya) , biasanya
air,makanan dan susu segar. Sebagai contoh adalah perjalanan najis ke mulut .
manusia makan bahan makanan dan minum air yang telah di kotori dengan
kuman penyebab penyakit. Penyakit penyakit yang di tularkan dengan cara ini
antara lain adalah kolera dan disentri (gambar G—3)
2.dengan perantara serangga atau gigitan binatang . orang digigit serangga atau
binatang yang membawa kuman penyakit dalam saluran pencernaanya atau
dalam ludahnya.sebagai contoh ; malaria,filariasis, demam berdarah dengue dan
rabies (gambar G—4 dan G—5).
c.jika cara penyakit menular diketahui ,maka dapat dijalankan usaha-usaha yang

jitu untuk menghilangkan sumber infeksi,dan memutuskan rantai penularan
penyakit.
Dengan demikian puskesmas dapat banyak sekali mengurangi kejadian (incidence)
penyakit menular.
Dalam pemberantasan penyakit sering dipakai istilah wabah dan kejadian luar
biasa (KLB) yang artinya adalah sebagai berikut
1 WABAH

Adalah suatu peningkatan kejadian kesakitan / kematian yang telah meluas secara
cepat baik jumlah kasus atau luas daerah terjangkitnya penyakit.
2 KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
a. KLB
Adalah timbulnya suatu penyakit /kematian dan atau meningkaynya suatu
kejadian kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemologis pada
suatu kelompok penduduk dalam kurun waktu yang singkat.
b. Kriteria KLB antara lain;
1.timbulnya suatu penyakit menularyang sebelumnya tidak ada/tidak
dikenal di suatau darah.
2.adanya peningkatan kejadian/kesakitan /kematian yang dua kali atau lebih
dibandingkan dengan jumlah kesakitan/kematian yang biasa terjadi pada

kurun waktu sebelumnya (jam,hari,minggu) tergantung dari jenis
penyakitnya.
3.adanya peningkatan kejadian kesakitan terus menerus selama 3 kurun
waktu (jam,hari,minggu) berturut turut menurut jenis penyakitnya.
c. penyakit penyakit menular yang dilaporkan
penyakit penyakit menular yang dilaporkan adalah penyakit penyakit yang
memerlukan kewaspadaan yang ketat yaitu penyakit penyakit wabah atau yang
berpotensi wabah atau yang dapat menimbulkan kejadian luar biasa (KLB)
penyakit-penyakit menlar di kelompokkan sebagai berikut ;
1.penyakit karantina atau penyakit wabah penting : cholera,poliomytitis , pes
,difteri.
2.penyakit potensional wabah/KLB yang menjalar dalam waktu cepat atau
mempunyai angka mortalitas yang tinggi dan memerlukan tindakan segera ; DHF,
Campak, Rabies,Diare,pertussis.
3.penyalit potensial wabah/klb lainya dan beberapapenyakit penting ;
malaria,hepatitis.enchepalitis,frambosia,thypoid
abdominalis,tetanus,influenza,meningitis,tetanus neonatorum,antrax,keracunan.

4.penyakit penyakit menular yang tidak berpotensi wabah tetapidi programkan di
tingkat kecamatan dilaporkan secara bulanan melalui RR terpadu puskesmas ke

tingkat kabupaten dan sseterusnya.
Penyakit penyakit menular tersebut meliputi;
Cacing,lepra,tuberculosis,syphilis,gonorrhea,dan filariasis dan lain lain.
Dari penyakit diatas pada keadaan tidak ada wabah secara rutin hanya yang
termasuk kelompok (1) dan kelompok (2) yang perlu di laporkan secara mungguan
. dan bagi penyakit kelompok (3) dan kelompok (4) secara rutin di laporkan
bulanan dan di tingkat puskesmas di laporkan secara terpadu pada formulir LB.1.

Sistim pelaporan terpadu puskesmas.
Khusus bagi penyaki kelompok (3) jika ada wabah atau KLB untuk pertama kalinya
dilaporkan dalam 24 jam dengan menggunakan formulir W.1.sistim laporan KLB
dan wabah .kemudian selama KLB atau wabah berlangsung penyakit tersebut
dilaporkan secara mingguan dengan menggunakan formulir W.2 . sistim pelaporan
KLB dan wabah (yaitu diisikan pada salah satu kolom yang kosong)
Jika peristiwa KLB atau wabah dari penyakit yang bersangkutan sudah berhenti
(incidence penyakit sudah kembali pada keadaan normal), maka penyakit tersebut
tidak perlu dilaporkan secara mingguan lagi,sementara itu,laporan penyakit
melalui form LB.1 sistim pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas berjalan
terus.formulir W.1 dapat juga digunakan jika terjadi KLB atau wabah pada
transmigrasi di asrama transito,di perjalanan maupun di pemukiman.

2.TUJUAN
Pemberantasan penyakit bertujuan ;
a.Mencegah terjadinya penularan penyakit
b.Mengurangi terjadinya tingkat kesakitan
c.Mengurangi terjadinya tingkat kematian.
3.LANGKAH – LANGKAHPEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR

Rencana efektif untuk mengurangi atau meberantas penyakit menular harus di
adakanpada tingkat nasional dan mengikut sertakan tidak saja semua petugas
puskesmas tetapi juga seluruh anggota masyarakat.tekhnik dasarnya ,biasanya di
namakan “pengamatan dan pemberantasan” terdiri dari langkah-langkah berikut;
a. Mengumpulkandan menganalisa data penyakit
b. Melaporkan penyakt menular
c. Menyelidiki di lapangan untuk melihat benar atau tidaknya laporan yang
masuk dan menemukan kasus-kasus lagi dan untuk mengetahui sumber
penularan
d. Tindakan permulaan untuk menahan enjalaranya (containment)
e. Menyembuhkan penderita,hingga ia tidak lagi menjadi sumber infeksi
f. Pengebalan (imunisasi)
g. Pemberantasan vector (prmbawa penyakit)

h. Pendidikan kesehatan.

Di bawah ini langkah-langkah tersebut di uraikan secara rinci.
a. PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA PENYAKIT
Pengamatan/surveillance berarti terus-menerus mencari dan
mengumpulkan data penyakit dan menganalisa data itu hingga dapat di
ambil tindakan agar dapat efektif, maka dta itu harus lengkap dan sedapatdapatnya keadaan yang paling akhir. Data itu dapat diperoleh oleh petugas
puskesmas dari sumber-sumber berikut;
1. penderita yang datang ke puskesmas untuk berobat
2. Laporan kelahiran dan kematian dari kantor kecamatan
3. Laporan petugas lapangan puskesmas atau lurah desa tentang
sekonyong-konyong adanya matian pada manusia penyakit bertambah
dalam suatu daerah atau desa
4. Laporan petugas lapangan atau lurah desa tentang sekonyong-konyong
bentambahnya kematian atau kuburan dalam suatu daerah atau desa
5. Laporan adanya kenaikan kematian binatang yang ada hubunganya
dengan tambahnya penyakit dan kematian pada manusia (yaitu seperti
dalam wabah sampar dan anthrax)
Petugas puskesmas yang mengunjungi desa-desa harus selalu bertanya tentang
adanya penyakit dan siapa yang sakit dan siapa yang meninggal,dan bagaimana


gejala-gejalanya. Data yang di kumpulkan demikian itu masih merupakan “data
mentah” dalam arti untuk dapat di pergunakan dan ditafsirkan ,maka informasi ini
lebih dulu harus di analisa menurut system.cara nya dapat di baca pada sub bab
melihat data . dengan menangani data itu menurut cara yang diuraikan maka
dinas kesehatan di berbagai tingkat akan mengetahui tiap kejadian luar biasa
tersebut.yaitu tiap perubahan yang menyolok dalam pola kesakitan dan kematian
penduduk yang bertempat tinggal di masing-masing daerah. Dengan pengetahuan
itu maka dengan cepat dapat di adakan usaha-usaha pembatasan (containment)
hingga epidemic dpat dibatasi ,di cegah atau dihentikan. Data ini apabila di analisa
secara sistimatik dapat pula membantu puskesmas dalam menilai programnya.
b.MELAPORKAN ADANYA PENYAKIT MENULAR
1) LAPORAN DALAM 24 JAM
a) kasus-kasus baru penyakit menular potensial wabah harus segera dilaporkan
dalam waktu 24 jam kepada dinas kesehatan kabupaten/kotamadya dengan
formulir W.1 (golongan penyakit karantina atau wabah penting)
b) kejadian luar biasa (kenaikan morbiditas dan mortalitas di suati daerah yang
mungkin mencurigakan adanya epidemic penyakit menular) harus dilaporkan
dalam waktu 24 jam kepada kepala dinas kesehatan kotamadya/kabupaten
dengan menggunakan formulir W.1 (semua golongan penyakit menular)

2) laporan mingguan
Apabila masih terjadi kasus penyakit menular potensi wabah,maka kejadian
tesebut tetap dilaporkan minguan dengan formulir W.2. laporan dikirim setiap hari
senin.
3) laporan bulanan
Laporan bulanan sesuai dengan formulir SP2TP.
Lebih lanjut lihat buku pedoman SP2TP (SK Menkes No. 63/Menkes/SK/II/8
tanggal 10 februari 1981).
c. PENYELIDIKAN LAPANGAN
ada 4 tindakan penting dalam penyelidikan lapangan

1) Verivikasi tiap laporan tentang morbiditas atau mortalitas dalam suatu
daerah. Daerah harus dikunjungi untuk menentukan apakah laporan itu
benar dan jika memang demikian , ditentukan luasnya persoalan,seperti
beberapa orang yang jatuh sakit dan beberapa orang dalam “keadaan
terancam”
2) Contoh-contoh yang tepat diambil untuk pemeriksaan laboratorium dan
dikirim ke dinas kesehatan kabupaten atau provinsi untuk diperiksa.
Pemeriksan laboratorium tertentu dapat dikerjakan di puskesmas apabila
fasilitas tersedia ,yaitu pemeriksaan

a) Sediaan darah untuk malaria
b) Dahak orang yang di duga menderita tuberculosis untuk basil tahan
asam
c) Contoh kulit orang yang disangka menderita kusta ,atau basil tahan
asam.
3) Jika laporan tentang penyakit menular dala suatu daerah sudah
dibenarkan , maka petugas lapangan harus;
a) Mencari kasus-kasus lain , baik di dalam rumah-rumah penderita ,di
sekitarnya maupun di antara kontak (kontak adalah orang-orang yang
ada huunganya atau pernah mengunjungi rumah penderita sejak waktu
penyakit tersebut ada)
b) Berusaha mencari sumber infeksi
Langkah-langkah berikut sebaiknya diikuti dalam suatu penyelidikan
epidemiologi letusan/KLB . langkah-langkah ini merupakan proses
berpikir yang ada dalam ingatan seorang penyelidik.selama
berlangsungnya penyelidikan epidemiologi tersebut.
Langkah-langah itu secara berurutan adalah sebagai berikut;
(1) Konfirmasi /menegakkan diagnose
Dilakukan penegakan diagnosa dengan cara menganalisa gejala dan tanda
klinik dari penerita.sehingga dapat digolongkan apakah kejadian ini

termasuk infeksi atau keracunan. Lakukan pemeriksaan laboratorium untuk
konfirmasi diagnosa dan menentukan type organisme sebagai penyebab
penyakitnya.
(2) Menentukan peristiwa itu suatu letusan / wabah atau bukan
Harus dibandingkan informasi yang tepat mengenai penderita-penderita
tersebut dengan definisi yang sudah ditentukan tentang letusan (outbreak)
atau wabah (epidemi) . bandingkan juga jumlah penderita tersebut dengan

incidence penyakit itu pada minggu/bulan/tahun sebelumnya,pada daerah
dimana terjadi peristiwa tersebut.
Kedua langkah di atas merupakan cara identifikasi suatu masalah dan
tujuan penyelidikan selanjutnya.
(3) Hubungan adanya letusan/wabah dengan faktor-faktor waktu, tempat , dan
orang.
Lakukan suatu survey yang cepat terhadap penderita-penderita yang
diketahui atau dipilih yang mengetahui tentang situasi penduduk dan
daerah serta lingkungan sekitarnya. Lakukan wawancara dengan penderitapenderita ini dan tentukan ada atau tidak pengalaman-pengalaman yang
sama di antara mereka. Misalnya ,kapan mulai sakit (waktu) . dimana
mereka mendapat infeksi (tempat) dan siapa orang orang itu (jumlah
orang). Hitung jumlah penderita dan hubungan ini dengan jumlah

penduduk di daerah tersebut (menghitung rate) , tentukan jumlah
penduduk yang terancam (populate risk) dan kemudian hitung attack rate.
Lakukan wawancara dengan orang-orang yang dianggap dapat memberi
informasi tentang terjadinya penyakit ini atau keadaan lingkungan yang
mungkin ada hubungan/memegang terjadinya letusan/wabah tersebut.
(4) Rumuskan suatu hipotesa sementara
Merumuskan suatu hipotesa sangat perlu untuk menerangkan adanya
kemungkinan suatu penyebab,sumber infeksi dan distribusi penderita
(pattern of desease). Hipotesa ini didasarkan pada data dan kenyataan yang
telah dikumpulkan selama waktu penyelidikan sifat dan fifatnya hanya
sementara belum dapat ditarik kesimpulan. Walaupun begitu,hipotesa ini
berguna untuk mengarahkan penyelidikan lebuh lanjut dan hipotesa ini
harus di tes kebenaranya, data yang telah diperiksa akan di kumpulkan
selama proses penyelidikan berlangsung.
Kembangkan beberapa hipotesa bila perlu. Beberapa hipotesa lainya
mungkin akan timbul selama penyelidikan dilakukan.
Pada permulaan pengumpulan data serta fakta lainya,kita mempunyai
beberapa hipotesa ,tetapi bila data / fakta terkumpul lebih banyak,hipotesa
yang lebih spesifik dapat dirumuskan. Kemudian diperlukan data tambahan
yang lebih detail,dengan maksud untuk mengetes hipotesa yang paling

akurat.
(5) Laksanakan penyelidikan yang sudh direncanakan. Lakukan wawancara
dengan penderita-penderita yang sudah diketahui. Wawancara dengan
orang-orang yang mempunyai pengalaman yang sama , baik mengenai

waktu/tempat terjadinya penyakit tetapi mereka tidak sakit (control) ,
kumpulkan data tetang penduduk dan lingkunganya. Selidiki sumbersumber yang mungkin menjadi penyebab atau merupakan faktor yang ikut
berperan dalam terjadinya letusan/wabah. Ambil specimen dan sample
yang diperlukan untuk di periksa di laboratoruim.
Analisa dan interpetasi data.
Lakukan pemeriksaan laboratorium dan buatlah ringkasan hasil-hasil
penyelidikan lapangan. Tabulasi ,analisa dan interpetasi data/informasi yang
telah dikumpulkan dan pemeriksaan hasil-hasil lainya yang sudah dibuat.
Buatlah kurve epidemic,menghitung rate, buatlah table dan grafik grafik
yang diperlukan dan terakan test statistic terhadap data yang ada serta
interpretasi data secara keseluruhan.
(6) Test hipotesa dan rumuskan kesimpulan
Berdasarkan penyelidikan di atas,data yang tersedia serta perhitunganperhitungan yang telah dilakukan, tes lah hipotesa yang ada kemudian
pilihlah satu atau dua hipotesa yang paling sesuai dan mendekati kebenaran
dan menolak hipotesa lainya. Hipotesa yang diterima haruslah dapat
menerangkan pola penyakit yang terjadi pada penderita yang harus sesuai
dengan sifat penyebab penyakit,sumber infeksi,cara penularan dan faktor
lain yang mungkin memegang peranan dalam terjadinya letusan/wabah.
Bila hipotesa lain harus di kembangkan dan informasi tambahan harus di
kumpulkan untuk dapat mengetes hipotesa baru ini.
(7) Lakukan tindakan pengulangan.
Tentukan cara-cara penanggulangan yang paling efektif , yang di dasarkan
atas kenyataan-kenyataan yang ada dan diketahui. Gunakanlah informasi
yang telah diumpulkan selama penyelidikan,untuk melakukan tindakantindakan yang diperlukan tidak saja dalam situasi yang sedang
dihadapi,tetapi juga untuk pencegahan di masa yang akan datang . lakukan
kegiatan surveillance yang ketat terhadap penyakit dan faktor-faktor lainya
yang ada hubungan dengan penyakit tersebut. Bila diharapkan akan terjadi
suatu bahaya , tindakan penanggulangan sudah dimulai sesudah hipotesa
sementara di rumuskan, tetapi bila kemudian hpotesa ternyata salah,
tindakan penanggulangan harus dihentikan dan tindakan lain yang lebih
sesuai harus dilakukan pada saat itu juga.
(8) Buatlah laporan lengkap tentang penyelidikan epidemiologi tersebut.
Buat laporan lengkap secara tertulis mengenai penyelidikan epidemiologi
yang telah di lakukan serta penemuan-penemuan yang telah di dapatkan

dan kirimkan kepada orang-orang yang dianggap perlu untuk
mengetahuinya,menurut jalur-jalur yang sudah ada.
d.TINDAKAN PERTAMA UNTUK MEMBATASI PENYEBARAN PENYAKIT
staff puskesmas harus mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk
membatasi ,mencegah dan memberantas penyebarluasan penyakit menular
seperti yamg di uraikan pada butir 5-16.
e. PENGOBATAN PENDERITA
1) pengobatan penderita dan penyembuhan penderita penyakit menular yang
dilaksanakan di puskesmas,akan menghilangkan satu sumber infeksi. Petunjuk
cara pengobatan dapat dilihat dalam table-tabel Bab F tentang pengobatan atau
Bab C ,tentang kesehatan ibu dan anak.
2) adalah penting sekali bahwa pengobatan terhadap para penderita tuberculosis,
kusta ,frambusia ,dan filariasis hendaknya dilaksanakan seseuai dengan perauran
pengobatan tanpa putus-putus,hingga mereka benar-benar sembuh dan tidak lagi
merupakan sumber infeksi. Peratura pengobatan ini dapat dilaksanakan di
puskesmas.
f.PENGEBALAN (IMUNISASI)
untuk penyakit-penyakit tertentu jika perlu dapat dilakukan pemberian imunisasi.
g.PEMBERANTASAN VEKTOR
1) nyamuk ,lalat, dan dalam hal rabies anjing dan kucing merupakan penyebar
penyakit yang penting
2) penyakit seperi,malaria,filariasis,dan demam berdarah dengue sebagian besar
dapat di berantas dengan cara teratur dan terus-menerus menghilangkan sarangsarang nyamuk,seperti genangan air,kaleng-kaleng kosong,ban tua,dan tempattempat air tanpa tutup.
3) penggunanaan kelambu di anjurkan di semua daerah endemis malaria atau
filariasis.
4) jika mungkin jendela dan pintu rumah di tutup dengan kawat kasa untuk
mencegah nyamuk dan lalat masuk ke dalam rumah.

5) jumlah lalat dapat dikurangi dengan cara membuang sampah dan kotoran pada
tempat yang seharusnya.
6) makanan harus selalu di lindungi dengan penutup untuk mencegah lalat
hinggap.
7) rabies dapat di berantas dengan cara menangkap atau membunuh semua
anjing dan kucing liar dan memberikan imunisasi kepada semua anjing dan kucing
peliharaan.
h. PENYULUHAN KESEHATAN
1) upaya pendidikan kesehatan yang harus dijalankan oleh petugas puskesmas
untuk mencegah dan memberantas penyakit menular tertentu dapat dibaca
dalam butir 5-16 yang menguraikan “pendidikan kesehatan”
2) setiap kesempatan harus di pergunakan oleh petugas-petugas puskesmas untuk
membantu memberi pengertian kepada pemimpin masyarakat dan penduduk
akan fakta-fakta pemberantasan penyakit menular;
a) mendapatkan dan meneruskan pengobatan menurut aturan dan
menghilangkan suatu sumber penularan.
b) imunisasi adalah cara yang sangat manjur terhadap penyakit-penyakit cacar,
tuberculosis,tetanus,difteri dan polio.
c) air dan bahan makanan yang aman,system pembuangan kotoran/najis yang baik
dan pemberantasan lalat mencegah tersebarnya penyakit lewat tinja.
d) menghilangkan sarang-sarang nyamuk didaerah yang akan mengurangi bahaya
menularnya penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk.
e) membunuh semua anjing dan kucing liar akan mengurangi bahaya penyakit
rabies.

MELIHAT DATA
A.PENGANTAR
Data yang dikumpulkan puskesmas tiap hari dapat memberikan informasi tentang
jumlah penderita,jenis penyakitnya,dan sebagainya. Data yang belum diolah

dinamakan data “mentah”. Data demikian tidak memberikan keterangan tentang
keadaan daerah dalam minggu-minggu sebelumnya, kemungkinan yang akan
terjadi di kemudian hari, atau perubahan pola penyakit menular dalam daerah itu,
oleh karena data tersebut harus di interpretasi atau dianalisa secara sistimatis
apabila ingin di gunakan untuk pengamatan terus-menerus. Cara-cara melihat
data menurut sistim mencakup ;
1)
2)
3)
4)

Membuat table
Membuat grafik
Menggambar informasi di peta
Menterjemahkan data dalam bentuk angka kesakitan (morbidity rate)

b.MEMBUAT TABEL
tabel adalah kolom daftar fakta-fakta,angka-angka atau informasi yang tersusun
rapi (biasanya dalam kolom-kolom atau baris-baris) yang memungkinkan orang
cepat mendapat gambaran keadaan. Contoh; jumlah kasus dan/atau kematian
yang sesungguhnya ,di sebabkan oleh suatu penyakit menular di daerah
tertentu,dalam waktu tertentu,dapat di nyatakan dalam bentuk tabel. Kolomkolom dapat di atur sedemikian rupa hingga menggambarkan juga distribusi kasus
atau kematian menurut golongan umur,dan jumlah kasus di nyatakan dengan
angka yang sebenarnya dan dengan prosentasi (lihat gambar g-12,berikut)
tabel itu sangat penting sekali dibuat secara sederhana , tetapi harus memberi
semua informasi yang diperlukan untuk ditafsirkan dengan cepat ialah ;
siapa/apa ,kapan dan dimana . jika dipergunakan singkatan atau kode, maka harus
di terangkan dalam legenda atau catatan dibawah.
c.MEMBUAT GRAFIK
Grafik adalah diagram yang berisi satu garis atau lebih dengan balok-balok yang
memperlihatkan satu variable atau lebih. Misalnya , jumlah kasus baru penyakit
menular tertentu yang terjadi di suatu tempat dapat di perlihatkan atau di
perbandingkan terjadinya untuk setiap hari ,minggu, bulan dan tiap tahun (lihat
gambar G-13,contoh grafik). Grafik ,maupun tabel-tabel ,harus sederhana dan
sekaligus memperlihatkan semua informasi yang diperlukan untuk dapat di
tafsirkan dengan cepat (siapa/apa, kapan dan dimana). Jika dipergunakan balokbalok dengan berbagai warna berbeda atau diberi baying-bayang berbeda,maka di
grafik itu perlu diberi keterangan atau legenda untuk membedakan dan
menjelaskan artinya.

d.MENGGAMBAR INFORMASI PADA PETA
peta desa, kecamatan, kawedanan,daerah dan sebagainya dapat dipergunakan
untuk menggambarkan penyebaran penyakit menular,memberi tanda-tanda di
tempat-tempat dimana ada kasus kolera atau gastroenteritis pada peta dapat
membantu petugas puskesmas untuk mencari sumber infeksi. Sebagi contoh ,
apakah orang-orang yang tinggal di daerah tersebut menggunakan sumber air
atau makanan yang sama , dan sebagainya.
Gambar lokasi kasus-kasus baru tuberculosis, rabies , filariasis , menunjukkan
daerah mana yang memerlukan peningkatan program pemberantasan. Peta
menggambarkan tingkat imunisasi terhadap penyakit tertentu dapat segera
menunjukkan golongan penduduk yang mungkin dalam keadaan terancam dan,
atau dimana program imunisasi perlu dibuat agar peta dapat menjadi sumber
informasi yang efektif,peta itu harus menggambarkan keadaan yang sedang
berjalan (lihat gambar G-14, contoh memetakan penyakit menular)
e. MENYATAKAN DATA DALAM BENTUK ANGKA KESAKITAN (MORBIDITY RATE)
1) segi lain dari pengamatan penyakit menular adalah penyelidikan terus-menerus
akan timbulnya suatu penyakit dan menyebarnya di antara golongan penduduk
tertentu. Mencatat jumlah kasus penyakit menular saja dalam surveillance terusmenerus gunanya hanya sedikit sekali. Akan tetapi lebih berarti jika ada
hubungannya dengan jumlah penduduk yang dalam resiko . jumlah 25 kasus
demam berdarah dengue dalam 5.000 penduduk artinya lain sekali daripada 25
kasus diantara 500.000. oleh karena itu agar dapat di adakan perbandingan dan
agar dapat memperoleh dasar yang sama untuk perencanaan program,penilaian
dan riset,maka sering perlu dipakai angka kesakitan (morbidity rate) daripada
jumlah sebenarnya.
2) morbidity rate itu diciptakan untuk menghubungkan terjadinya penyakit yang
telah hilang terhadap penduduk yang dalam resiko. Jenis morbidity rate yang
paling sering di pergunakan adalah incidence rate dan prevalence rate. Incidence
rate untuk suatu penyakit adalah jumlah kasus baru penyakit tertentu, dibagi oleh
jumlah penduduk dalam resiko (jumlah orang yang tinggal dalam suatu daerah
geografis tertentu selama waktu tersebut) dikalikan dengan suatu konstanta
seperti 100 atau 1000 atau 10.000 seperti berikut :
Incidence rate = jumlah kasus baru penyakit tertentu dalam waktu tertentu

Penduduk dalam resiko
Incidence rate ini khusus berguna untuk menilai timbulnya penyakit menular akut
yang dapat cepat meluas menjadi epidemi seperti kolera , cacar , influenza ,
demam berdarah dengue dan sebagainya.
3)PREVALENCE RATE
Prevalence rate untuk suatu penyakit adalah jumlah semua kasus suatu penyakit
yang tertentu (jumlah orang sakit baru dan yang lama) dalam suatu masa waktu
tertentu , dibagi dengan penduduk dalam resiko pada waktu itu,dikali dengan 100
atau 1.000 atau 10.000 seperti berikut :
Jumlah semua kasus penyakit tertentu dalam waktu tertentu
Prevalence rate =
Penduduk dalam resiko
Prevalence rate itu khusus berguna dalam surveillance penyakit menular yang
dapat di anggap sebagai penyakit menahun (kronis) seperti tuberculosis, kusta
dan sebagainya.
4)contoh dibawah ini memperlihatkan cara penghitungan kedua-dua nya
,incidence rate dan prevalence rate dari tuberculosis paru untuk tahun 1974
dalam sekolah “X” di kota “Y” yang mempunyai 200 murid.
Distribusi penyakit tuberculosis paru dalam sekolah X di kota Y tahun
1974
Nama jan
peb
maret april
mei
juni
juli
agust
murid
A
B
C
D
E
F
G
Gambar G-15 . contoh penggunaan prevalence rate dan incidence rate

sept

Dalam tabel diatas kita dapat melihat bahwa dalam satu tahun ada 6 murid
(A,B,C,D,E,F dan G) elah ditemukan menedrita sakit TBC paru dari 6 kasus itu yang
empat adalah baru (B,D,E dan F) dan yang lain (A dan C) telah kena penyakit
dalam tahun-tahun sebelumnya.
4 kasus baru X 100
Incidence rate per 100 penduduk =

=2
200 (penduduk dalam resiko)

6 (kasus lama dan baru) x 100
Prevalence rate setahun per 100 penduduk =

=8
200 (penduduk dalam resiko)

Untuk bulan januari incidence rate = 0 (tidak ada kasus baru) dan untuk
2
prevalence rate per 100 penduduk =

x 100 =1
200

Prhitungan semacam ini berguna untuk membandingkanrate di berbagai sekolah
atau dalam masyarakat rate-rate/ angka-angka itu dapat dipakai untuk menilai
baik atau buruknya program imunisasi atau untukmenentukan daerah yang
programnya perlu digalakkan.
f. MENGENALI PERISTIWA LUAR BIASA
1) jika ada kenaikan jumlah kasus tertentu sekonyong-konyong atau jika ada
kenaikan bertahap tetapi terus-menerus jumlah kasus suatu penyakit , maka
keadaan itu di anggap sebagai peristiwa luar biasa. Formulir di gambar G-16 dapat
dipakai oleh petugas puskesmas untuk membantu menentukanya, apakah benarbenar terjadi suatu peristiwa luar biasa dalam daerah mereka.
2) pengamatan terhadap kejadian luar biasa itu memerlukan langkah-langkah
berikut ;

a) mencatat tiap minggu (lihat gambar G-16) jumlah semua orang yang dating di
puskesmas dengan gejala-gejala sejenis,misalnya golongkan semua orang dengan
gejala atau sakit mencret.
b) mencatat dalam formulir yang sama dalam setiap minggu , jumlah semua orang
yang dating ke puskesmas untuk pengobatan penyakit apa saja.
c) memperhitungkan “angka perbandingan”/”proporsional rate” (ialah prosentase
orang-orang yang menderita penyakit dngan gejala sejenis) tiap minggu seperti
berikut :
orang-orang menderita penyakit sejenis
proportional rate =

X 100%
jumlah semua orang dating berobat

d)mencatat informasi ini dalam formulir seperti di gambar G-15.

3)jika proportional rate selama tiga minggu berturut-turut naik dua kali lipat atau
lebih , apabila di bandingkan dengan proportional rate minggu sebelumnya , maka
anggaplah ini sebagai peristiwa luar biasa dan dilaporkan segera. Sementara itu
teruskanlah dengan pengamatan keadaan ini,khususnya perhatikanlah fakta-fakta
yang membuktikan kecurigaan/dugaan anda.
Catatan mingguan dari semua kasus dengan…..
Antara minggu ke……sampai minggu ke…. Tahun 20….
Minggu ke..
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Dst
Jumlah kasus dengan….
Jumlah semua kunjungan…..
Angka
perbandingan/prosentase(%)
Yang dimaksudkan dengan jumlah semua kunjungan adalah jumah semua
penderita yang dating ke puskesmas untuk berobat dengan gejala apa saja. Jangan
lupa dalam perhitungan ini memasukkan para penderita dengan gejala yang
sama/sejenis yang mendapatkan layanan lanjutan dalam jangka waktu ini.
Gambar G-16. Contoh formulir guna mengenali peristiwa luar biasa
5. SIFILIS / RAJA SINGA

A. PENGERTIAN
Sifilis adalah suatu penyakit kelamin menular yang di sebabkan oleh treponema
pallidum, suatu jenis spirochaeta. Penularanya terutama melalui hubungan
kelamin.
Ciri-ciri khas
Penyakit ini dapat akut atau kronis dan kumat-kumatan . masa inkubasi berselang
mulai 10 hari sampai 4 bulan. Ciri perkembanganya penyakit ini mula-mula di
tandai dengan suatu jenis perlukaan , biasanya di kemaluan (lihat gambar G-17)
pada stadium kedua timbul ruam menyeluruh di kulit dan selaput lendir (lihat
gambar G-18) masa terpendam/latent yang lama dan kemudian timbul kelainankelainan di kulit (lihat gambar G-19), tulang , bagian-bagian tubuh , system syaraf
pusat dan system peredaran darah yang menandai sifilis stadium III (lihat
sifilis,tabel penyakit dengan kelainan di kulit ,bab F : pengobatan). Mengenali
penyakit pada taraf permulaan dan mengobati nya akan mencegah
terjadinyacacat yang tidak mungkin di perbaiki.
B.TUJUAN
Tujuan pemberantasan sifilis adalah menurunkan angka kesakitan serendah
mungkin dan mencegah penyebaran serta mencegah terjadinya kecacatan akibat
penyakit.
C.KEGIATAN
1) PENGAMATAN EPIDEMIOLOGI DAN TINDAKAN PEMBERANTASAN
a) laporkan semua penderita baru dan laporkan pada laporan bulanan puskesmas
baru formulir PU.1S.
b) ambillah contoh darah untuk pemeriksaan VDRL sebelum mulai memberi
pengobatankepada tiap penderita yang di duga sakit sifilis berdasar gejala-gejala
nya , dan kepada para kontak seksual penderita . kontak seksual penderita di
anggap menderita sifilis apabila menunjukkan hasil VDRL positif dengan titer > ¼
dan TPAH +.
c) obatilah penderita seperti apa yang diuraikan dalam tabel penyakit dengan
kelainan di kulit. (bab pengobatan)
d) adakanlah wawancara dengan penderita ,untuk mengetahui kontak seksualnya.

= untuk penyakit permulaan – semua kontak dalam 3 bulan sebelumnya
= untuk infeksi tahap pertama – semua kontak dalam waktu 6 bulan sebelumya
= untuk infeksi terpendam/latent – suami/istri dan anak dari ibu yang terkena
infeksi
= untuk sifilis kelahiran – semua anggota keluarganya (bapak,ibu,dan anak-anak
lainya )
e) mintalah penderita untuk membawa kontaknya ke puskesmas
f) apabila kontak tidak datang langsung ke puskesmas,kunjungilah mereka di
rumah dan bantulah mereka untuk mengerti bahaya dari penyakitnya dan
bujuklah mereka untuk dating ke puskesmas.
g) obatilah semua kontak sama seperti pengobatan penderita, bila test VDRL nya
menunjukkan hasil positif.
h) adakanlah tindakan lanjutan terhadap penderita dan kontak yang diketahui
engan mengulangi pemeriksaan VDRL sesudah 1 bulan,3 bulan,1 tahun,dan 2
tahun. Bila dalam pemeriksaan tersebut hasil titer VDRL belum menurun,ulangilah
pengobatan.
i) nasehatilah penderita untuk tidak berhubungan kelamin sampai ia bebas dari
infeksi.
k) semua penderita dengan jejas kulit yang mencurigakan sifilis, hendaknya
kulitnya juga diperiksa akan kemungkinan penyakit kusta.
l) pemeriksaan VDRL untuk sifilis hendaknya juga dilakukan sebagai pekerjaan
rutin bagi orang-orang tersebut di bawah ini :
=penderita yang datang berobat karena infeksi yang tidak khas dan sulit diobati.
= calon PNS/TNI/POLISI bila di minta oleh yang berwenang.
= calon pengantin
= wanita hamil pada kunjungan pertama ke puskesmas dan apabila hasil tadi nya
negative,dalam 3 bulan terakhir kehamilan.
2) PENYULUHAN KESEHATAN

a) penyakit kelamin di sebar-luaskan dari orang ke orang terutama dengan orang
yang menderita penyakit ini dalam taraf menular.
b) penyakit kelamin ini termasuk tang paling berbahaya.
c) Dua macam penyakit kelamin yang paling biasa ialah sifilis dan gonorrhea, di
sebabkan oleh dua kuman yang berlainan.
d) Benih penyakit yang menyebabkan sifilis dan gonorrhea ini lemah,mereka
hanya dapat hidup beberapa menit di luar tubuh manusia. Bahaya ketularan
penyakit –penyakit itu dikasus umum karena pegangan pintu, mangkok ,atau alat
makan tidak dapat menular.
e) Satu orang dapat menderita penyakit kelamin berkali-kali tanpa batas.
Kekebalan terhadap penyakit kelamin tidak ada.
f) Penyakit kelamin hanya dapat di tentukan dengan pemeriksaan dokter dan
pemeriksaan laboratorium.
g) Setiap orang yang menduga dirinya menderita penyakit kelamin,misalnya
karena mempunyai luka di kemaluan baik nyeri maupun tidak dan keluar nanah
seakti kencing harus segera pergi ke puskesmas untuk diagnose dan pengobatan.
h) Penyakit kelamin dapat disembuhkan karena pengobatan sendiri sangat
berbahaya maka segera pergi ke puskesmas untuk pengobatan yang lebih akurat.
i) Sifilis adalah penyakit yang dapat di tularkan oleh sang ibu kepada bayi nya.
Setiap wanita hamil harus diperiksa darahnya terhadap sifilis.
j) Hindarilah hubungan kelamin dengan banyak pasangan dan halangilah
pelacuran dalam masyarakat anda.
6. DEMAM BERDARAH DENGUE (DENGUE HAEMORAGIC FEVER)
a.PENGERTIAN
Demam berdarah dengue = DHF adalah suatu penyakit menular yang disebabkan
oleh virus dan ditularkan melalui nyamuk aedes aegepty. Penyakit ini terutama
menyerang anak-anak dan dapat menyebabkan kematian.
1) Tanda dan gejala
a) Hari ke-1 : 1. mula-mula timbul panas mendadak (suhu badan 38-40’C)
2. badan mendadak lemas dan lesu

b) hari ke-2 atau ke 3 : 3.perut (ulu hati) terasa nyeri
4. petechiae (bintik-bintik merah di kulit) muka
,lengan,paha ,perut atau dada .kadang-kadang bintik tersebut hanya sedikit
sehingga perlu pemeriksaan yang teliti. Bintik-bintik merah ini mirip dengan bekas
gigitan nyamuk. Untuk membedakanya rengangkan kulit bila hilang , bukan
demam berdarah. Untuk melihat adanya petechiae lakukan pemeriksaan dengan
tourniquet (rumple leede) test. Test positif akan menunjukkan adanya petechiae
di tangan.
5) kadang –kadang terjadi pendarahan hidung (mimisan) ,mulut atau gusi dan
muntah darah atau berak darah. Tanda – tanda dan gejala di atas di sebabkan
karena pecahnya pembuluh darah kapiler yang terjadi di semua organ tubuh.
c)hari ke 4-s/d hari ke -7
6) apabila keadaan penyakit menjadi parah ,penderita gelisah,berkeringat
banyak ,ujung-ujung tangan dan kaki dingin (pre-shock)
7) bila keadaan pre-shock ini beralnjut, maka penderita dapat mengalami shock
(lemah tak berdaya,denyut nadi cepat atau sukar diraba), atau disebut dengan
dengue shock syndrome (DSS)
, dan bila tidak segera di tolong penderita dapat mennggal dunia.
Keadaan pre-shock dan shock ini di sebabkan oleh adanya gangguan pada
pembuluh darah kapiler yang mengakibatkan merembesnya plasma darah keluar
dari pembuluh darah. Selain itu juga oleh karena adanya pendarahan.
d)PEMERIKSAAN LABORATORIUM
hasil pemriksaan laboratorium positif jika menunjukan ;
1) Thrombocytopenia (100.000/mm3 atau kurang). Biasanya baru terjadi pada
hari ke-3 atau ke-4. Dalam prektek untuk pasien-pasien luar,perhitungan
kwalitatif dari sediaan darah perifer dapat dilakukan. Pada orang normal 410 thrombocyt/LP(drngan rata-rata 10/LP) menunjukkan jumlah
thrombocyte yang cukup. Rata-rata kurang dari 2-3/LP di angap
kurang/rendah.
2) Haemo konsentrasi
Hmt meningkat 20% atau lebih dari nilai sebelumnya. Biasanya terjadi pada
hari ke3 atau 4.

2)DIAGNOSA
Adanya 2 atau 3 kriteria klinik yang pertama di sertai adanya thrombocytopenia
sudah cukup untuk menegakkan diagnose demam berdarah secara klinik. Bila
kriteria tersebut belum/tidak di penihi di sebut suspect demam berdarah.
Diagnosa pasti di lakukan dengan pmeriksaan serologis specimen akut dan
konvalescen.petunjuk lebih rinci dapt di baca pada buku “DEMAM BERDARAH
DIAGNOSA DAN PENGELOLAAN PENDERITA” ditjen. PPM & PLP Departemen
kesehatan 1986.
3)CARA PENULARAN DAN PENYEBARAN
Demam berdarah ditularkan oleh nyamuk aedes aegepty. Nyamuk tersebut
mendapat virus dari orang yang dalam darahnya terdapat virus itu. Orang
itu(carrier) tidak harus orang yang sakit demam berdarah. Sebab orang yang
mempunyai kekebalan tubuh atau tidak Nampak sakit atau bahkan tidak saki
sama sekali ,walaupun dalam darahnya terdapat virus dengue. Dengan demikian
orang ini dapat menularkan penyakitnya kepada yang lain. Virus dengue akan
berada dalam darah manusia selama kurang lebih satu/dua minggu. Orang
dewasa biasanya kebal terhadap virus dengue. Tempat-tempat yang mempunyai
resiko tinggi untuk terjadinya penularan demam berdarah adalah tempat umum
seperti rumah sakit, puskesmas ,sekolah, hotel/tempat penginapan yang
kebersihan lingkunganya tidak terjaga, khususnya kebersihan tempat
penampungan air.
4)AKIBAT INFEKSI VIRUS DENGUE
Seseorang yang digigit oleh nyamuk aedes aegepty yang infektif ( mengandung
virus dengue) dapat berakibat sebagai berikut :
a) Tidak sakit (karena kebal)
b) Demam ringan yang sulit di bedakan dengan penyakit infeksi lain (fever
unkown origin = FUO)
c) Demam dengue (demam lima hari= dengue fever =DF )
d) Demam berdarah (DB)
e) Dengue shock syndrome (DSS)
f) Shock
g) Meninggal
b.TUJUAN

tujuan pemberantasan demam berdarah dengue adalah dengan adanya
penurunan angka kematian (case fatality rate) dan incidence demam berdarah
dengue serendah mungkin dan menghindari penyebar-luasan penyakit.
c.KEGIATAN
1) pengamatan epidemiologi dan tindakan pemberantasan
a) surveillance epidemiologi
1) tujuan
-deteksi dini adanya “out break” atau kasus-kasus yang epidemis .sehingga dapat
dilakukan usaha penanggulangan secepatnya.
-mengetahui factor-faktor penting yang menyebabkan atau membantu adanya
penularan atau wabah.
2) daerah pelaksanaan
-surveillance tiak hanya di laksanakan di desa-desa dimana sudah pernah trdapat
penderita/penularan DHF saja ,tetapi harus dilaksanakan pada daerah yang
receptive ,yaitu daerah dimana diketahui terdapat aedes aegepty saja sudah
cukup untuk dinyatakan receptive.
3) pelaksanaan
-penemuan penderita
-untuk hal ini perlu ditentukan kriteria yang standart guna diagnosa klinik dan
konfirmasi laboratorium dari DHF.
-pelaporan penderita
- penderita yang telah ditemukan di puskesmas/puskesmas pembantu perlu
dilaporkan kepada unit-unit surveillance epidemiologi.
- penelitian wabah .
Bila dicurigai adanya wabah perlu dilakukan penelitian di lapangan, maksudnya
ialah :
 Untuk mengetahui adanya penderita-penderita lain atau penderitapenderita tersangka DHF yang perlu dikonfirmasi laboratorium.

 Menentukan luas daerah yang terkena atau luas daerah yang perlu di
tanggulangi.
 Penilaian sumber-sumber (inventory) mengenai keadaan umum setempat,
mengenai fasilitas dan factor-faktor yang berperanan penting pada
timbulnya wabah.
 Setiap kasus demam berdarah/tersangka demam berdarah perlu diperlukan
kunjungan rumah oleh petugas puskesmas untuk penyuluhan dan
pemeriksaan jentik dirumah kasus tersebut dan 20 rumahdi sekelilingnya.
Bila terdapat jentik, masyarakat diminta melakukan pemberantasan sarang
nyamuk (pada umumnya penyemprotan/fogging. Dilaksanakan oleh dinas
kesehata dati II. Prioritas figging adalah pada areal dengan kasus-kasus
demam berdarah yang mengelompok, dan yang meninggal).

b) SURVEILANCE VEKTOR
untuk tingkat puskesmas kegiatanya membantu tim dari DATI II atau DATI I dalam
pelaksanaan surveillance vector ini.
c) PEMBERANTASAN VEKTOR
1) Perlindungan perseorangan :
Memberikan anjuran untuk mencegah gigitan nyamuk aedes aegepty yaitu
dengan meniadakan sarang nyamuknya di dalam rumah. Yaitu dengan
melakukan penyemprotan dengan obat anti serangga yang dapat di beli di
took-toko seperti baygon , hit dll.
1) Pemberantasan vector jangka panjang (pencegahan)
-satu cara pokok untuk pemberantasan vector jangka panjang ialah
usaha peniadaan sarang nyamuk
- vas bunga,kamar mandi,tempat penampungan air dikuras dan di gosok
dinding bagian dalam nya.
2) dalam usaha jangka panjang untuk daerah dengan vector tinggi dan riwayat
wabah DHF maka kegiatan puskesmas lebih lanjut yaitu :
- abatesasi untuk membunuh larva dan nyamuk
- fogging dengan malathion atau fonitrotion.
3) pemberantasan vector dalam keadaan wabah.

Kegiatan puskesmas adalah membantu :
- Tim propinsi / dati II untuk survey larva dan nyamuk.
- Membantu penyiapan rumah penduduk untuk di fogging.
d)PERTOLONGAN PADA PENDERITA
1) beri penderita minum banyak-banyak (air masak,susu,teh atau minuman lainya)
2) beri penderita obat penurun panas dan/atau kompres dengan es.
3) penderita dengan gejala-gejala pre-shock harus segera dirawat (dirumah
sakit/puskesmas)

2) Penyuluhan dan pergerakan masyarakat untuk PSN (pemberantasan
sarang nyamuk)
Penyuluhan / informasi tentang demam berdarah dan pencegahanya
dilakukan melalui jalur-jalur informasi yang ada seperti :
a) Penyuluhan kelompok (PKK,karang taruna,kelompok
agama,guru,murid)\
b) Penyuluhan perorangan (pengunjung posyandu,keluarga penderita)
c) Media massa (TV,radio,Koran,leaflet)
Menggerakkan masyarakat untuk PSN penting terutama sebelum musim
hujan yang pelaksanaannya di koordinasikan oleh kepala wilayah
setempat. Kegiatan PSN oleh masyarakat ini seyogyanya diintegrasikan
ke dalam kegiatan di wilayah dalam rangka program kebersihan dan
keindahan kota. Di tingkat puskesmas,usaha /kegiatan pemberantasan
sarang nyamuk demam berdarah ini seyogyanya di integrasikan dalam
program sanitasi lingkungan.
3) PELAPORAN PENDERITA DAN PELAPORAN KEGIATAN
a) Sesuai dengan ketentuan/sistem pelaporan yang berlaku,pelaporan
penderita demam berdarah dengue menggunakan formulir
- W1/laporan KLB (wabah)
- W2/laporan mingguan wabah
- SP2TP : LB 1/laporan bulanan data kesakitan
LB 2/laporan bulanan data kematian.

Sedangkan untuk : kegiatan menggunakan formulir LB3/laporan bulanan
kegiatan puskesmas SP2TP)
b) Penderita demam berdarah/suspect demam berdarah perlu di ambil
specimen darahnya (akut dan konvalesens) untuk pemeriksaan
serologis, specimen dikirim bersama-sama ke balai laboratorium
kesehatan (BLK) melalui dinas kesehatan Dati II setempat.

7) TUBERKULOSIS PARU-PARU
a. DEFINISI
tuberculosis paru adalah suatu penyakit menular yang bersifat
menahun,disebabkan oleh kuman mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini
menyerang paru-paru.
CIRI-CIRI KHAS
- Tingkat pertumbuhan tuberculosis ni biasanya hanya dapat ditemukan
melalui pemeriksaan tubekculine test (hal yang penting bagi anak di bawah
5 tahun) dan dengan sinar tembus / x-ray.
- Pada tingkat yang lebih lanjut akan dapat di ketemukan pula
mycobacterium tuberculosis dalam dahak, di samping gejala klinis seperti
batuk ,terkadang dengan darah dalam dahak sesak nafas,nyeri dalam
dada ,sebagai gejala utama.
- Dalam keadaan demikian penderita harus di anggap sebagai penderita
tuberculosis paru yang mengandung basil tuberculosis (basil tahan asam)
dalam dahaknya dan dapat menularkan penyakitnya kepada orang lain yang
sehat dan menyebabkan persoalan dalam masyarakat. Makanya,penderita
dengan batuk , batuk berdahak yang lamnaya lebih dari dua minggu
dahaknya harus diperiksa dugalah dia sebagai penderita tuberculosis
- Tuberculosis paru-paru lebih cepat mengganas pada bayi dan anak-anak
kecil karena mereka biasanya tidak dapat mengeluarkan dahak. Adalah
lebih baik pada mereka di adakan pemeriksaan cucian lambung.
b. TUJUAN
Tujuan program pemberantasan penyakit tuberculosis paru adalah
enurunkan angka kesakitan dan kematian tuberculosis paru. Dengan
memutuskan rantai penulran melalui upaya pengobatan penderita menular
sampai sembuh.

c. KEGIATAN
1)pengamatan epidemiologi dan tindakan pemberantasan
- penderita tuberculosis pau yang ditemukan baik pada kunjungan dalam
gedung maupun di luar gedung puskesmas harus di catat dan dilaporkan
sesuai dengan ketentuan pencatatan dan pelaporan puskesmas yang
berlaku.
-setiap penderita tersangka tuberculosis paru yang berumur 15 tahun ke
atas harus diperiksa dahaknya sebanyak 3 kali berturut-turut dalam
seminggu
-bila dalam pemeriksaan 3 kali berturut-turut dalam seminggu tidak
ditemukan BTA penderita tersangka itu harus selalu berada dalam
pengawasan dan dianjurkan kembali sebulan kemudian untuk pemeriksaan
dahak lagi.
- bila dalam dahaknya ditemukan basil tahan asam (BTA) berikanlah
penjelasan tentang pengobatan yang harus di jalaninya.
Penjelasan yang harus di berikan itu mencakup;
= tata cara minum obat
= lama pengobatan
= perlu berobat secara tekun dratur tanpa terputus untuk kesembuhanan
penderita sendiri
= bahwa berobat tidak teratur akan membahayakan diri nya sendiri dan juga
akan membahayakan keluarga dan mereka yang sering berhubungan
dengan dia.
= efek sampingan obat yang mungkin akan di alami oleh penderita selama
minum obat anti TB (OAT)
-susunlah jadwal minum obat anti TB bersama-sama dengan penderita dan
pengawasan pengobatan (salah serorang keluarga penderita) yang telah di
sepakati bersama, baik jadwal minum obat setiap hari untuk bulan pertama
maupun jadwal minum obat dua kali seminggu untuk bulan kedua sampai
bulan ke enam.
- obat anti TB yang digunakan dalam program pemberantasan TB paru
merupakan kombinasi beberapa obat yang di berikan selama 6 bulan (26
minggu) dan dikenal sebagai paduan obat jangka pendek.
Paduan obat tersebut dan dosisnya adalah sebagai berikut :
NAMA OBAT

FASE INTENSIF SETIAP
HARI MINGGU KE 1-4

FASE INTERMITEN DUA
KALI SEMINGGU
MINGGU KE 6-26

Ritampisin

450mg (1 tablet TB 4)

600mg (1 kaplet TB 6)

Etambutol

1.000 mg (2 tablet TB 2) -

I.N.R

400mg (1tablet TB 4
yang mengandung vit
B6 10 mg)

700mg (1 tablet TB 4
dan 1 tabtlet TB 3)

- Rifampisin di anjurkan di minum ½ jam sebelum atau 2 jam sesudah makan
(perut dalam keadaan kosong ) untuk menjamin absorbs maksimal oleh
lambung/usus.
- Pemberian rifampisin akan menyebabkan air liur,air mata, dan air kencing
penderita menjadi berwarna kemerahan.
- Bila penderita mual,pusing dan muntah sesudah minum obat jangka pendek
dapat ditempuh beberapa cara untuk mentasinya seperti ,minum obat di
malam hari sebelum tidur , minum obat sesudah makan, dosis obat dibagi
menjadi dua (setengah dosis di pagi hari,dan setengah dosis lagi pada
malam hari, bila penderita mengalami gangguan funsi hati,maka
pengobatan harus segera dihentikan.
- Berikanlah petunjuk kepada penderita untuk mencegah penyebaran
penyakit dengan cara menutup mulut pada waktu batuk/bersin,
menggunakan tempat dahak yang tertutup dan diisi oleh Lysol dan menjaga
agar rumah selalu terbuka di siang hari agar peredaran hawa baik dan sinar
matahari bisa masuk.
- Kunjungilah penderita di rumahnya jika penderita tidak mengontrolkan
penyakitnya selama satu minggu. Usahakanlah untuk meyakinkan penderita
akan pentingnya pengobatan yang terus menerus. Jika penderita tetap tidak
dating ,kunjungilah lagi dalam seminggu. Apabila kunjungan tidak
berhasil,golongkanlah penderita sebagai “pelalai/defauier”
- Jika penderita “pelalai” ini kemudian datang ke puskesmas untuk berobat
maka periksalah lagi dahaknya mungin ada BTA , jika ada BTA positif
anggaplah dia sebagai penderita baru dan mulailah lagi pengobatan. Jika

-

-

-

-

-

dahaknya negative,teruskanlah pengobatan dengan melanjutkan jadwal
yang telah berhenti pada saat penderita datang ke puskesmas yang terakhir.
2) PENILAIAN PENGOBATAN
Unuk menilai keberhasilan setiap tahap pengobatan dan setelah selesai
pengobatan perlu diperiksa dahaknya pada awal bulan IV dan pada akhir
masa pengobatan ( selayaknya pada akhir bulan VI ). Pemeriksaan dahak
dilakukan tiga kali berturut-turut dalam seminggu.
Bila pada ahir pemerikaan dahak ini di temukan BTA positif, harus dilakukan
biakan dahak. Bila biakan tidak tumbuh berarti BTA yang ditemukan adalah
mycobacterium tuberculosis yang mati. Bila biakan tumbuh berarti harus
dilakukan pemeriksaan kekebalan kuman (tes resistensi) terhadap OAT
paduan jangka yang digunakan.
Penderita dinyatakan sembuh apabila pada akhir masa pengobatan tidak
ditemukan BTA pada pemeriksaan dahaknya selama tiga kali berturut-turut
dalam seminggu.
Bila pada akhir pengobatan pemeriksaan dahak secara mikroskopik
memberikan hasil BTA positif dan biakanya tidak tumbuh , maka penderita
ini dinyatakan sembuh.
Pengobatan dinyatakan gagal (penderita tidak sembuh)bila pada akhir masa
pengobatan di temukan BTA pada akhir pemeriksaan dahak nya tiga kali
berturut-turut dalam seminggu.
Bila pada akhir pengobatan pemeriksaan dahak secara mikroskopik
memberikan hasil BTA positif dan biakannya tumbuh tetapi pemeriksaan
kekebalan kuman (tes resistensi) memperlihatkan kuman masih rentan
(sensitive) terhadap obat jangka pendek maka pengobatan diulangi kembali
awal dengan menggunakan obat jangka pendek tersebut.
Bila pada akhir pengobatan pemeriksaan dahak secara mikroskopis
memberikan hasil BTA positif dan biakanya tumbuh dan pemeriksaan
kekebalan kuman (tes resistensi) memperlihatkan kuman sudah kebal
(resisten) terhadap paduan obat jangka pendek,maka pengobatan
dinyatakan gagal dan penderita harus di rujuk ke unit pelayanan kesehatan
yang lebih ahli.
3) RUJUKAN PENDERITA
INDIKASI RUJUKAN
Penderita yang dalam pemeriksaan dahak berkala telah menujukkan
terjadinya konvesi namun keluhan tetap ada dan keadaan umum semakin
berat.

- Penderita yang mengalami kegagalan pengobatan di sertai dengan
kekebalan kuman terhadap salah satu atau beberapa obat anti tuberculosis
yang pernah dipakai
- Penderita tidak tahan terhadap obat (drug intolerance)
4) PENYULUHAN KESEHATAN
- Pentingnya penyuluhan kesehatan harus di mengerti dan dipahami secara
rinci dan mendalam oleh petugas kesehatan,karena upaya ini berhubungan
dengan perilaku manusia/masyarakat.
- Kegiatan penyuluhan dalam program pemberatasan tuberculosis paru
dilakukan oleh petugas kesehatan baik di dalam maupun luar gedung
Puskesmas.
- Sasaran penyuluhan adalah penderita tuberculosis paru,keluarga penderita
serta masyarakat.
- Penyuluhan kepada penderita bertujuan untuk meningkatkan nya kegiatan
pengendalian penderita sehingga angka putus berobat kurang dari 10%.
- Penyuluhan kepada penderita dilakukan oleh petugas kesehatan pada
setiap kesempatan yang ada. Misalnya pada waktu pemberian obat,pada
waktu pemeriksaan dahak,pada waktu kunjungan rumah,atau kegiatan lain
yang berhubugan dengan penderita. Berikanlah penyuluhan kepada
masyarakat mau bekerjasama dalam rencana penemuan ,pengobatan dan
vaksinasi BCG.
8. PATEK (FRAMBUSIA)
a.PENGERTIAN
Patek adalah penyakit menular bukan kelamin (non-venereal), yang
menahun dan tiap kambuh kembali, disebabkan oleh treponema pertenue,
berciri khas kerusakan kulit berupa granuloma(kelompok butir-butir) atau
borok (ulcera) dan akhirnya menyebabkan parut yang luas,dengan atau
tanpa perubahan bentuk dan pembatasan gerak sebagai akibatnya.
Penderita penyakit ini ditularkan melalui kontak/persetubuhan dengan
eksudat jejas orang yang menderita.
Ciri-ciri khas
- Taraf dini : luka permukaan (babon) berupa papilloma,yang biasanya di
lengan bawah, tungkai ,pantat, telapak kaki dan tangan. (lihat gambar G-21,
Papilloma patek dini dan gambar G-22,papilloma patek telapak kaki )

- Papilloma dini :
= timbul 3-6 minggu sesudah kuman masuk di tempat persentuhan.
= wujudnya menyerupai buah besaran,frambusia atau arbeien.
= permukaaya basah dan tidak bernanah.
= dapat memborok (lihat gambar G-23 patek dini,papilloma memborok dan
gambar G-24,patek dini borok)
= sembuh dengan sendirinya dalam beberapa bulan,tanpa parut.
= gangguan-gangguan yang sering menyertai babon adalah demam ,pening,
nyeri