TUHAN dan RENCANA HIDUP dan
TUHAN dan RENCANA HIDUP
Ayat Bacaan: Yakobus 4:13-17
"Sebenarnya kamu harus berkata: Jika Tuhan menghendakinya,
kami akan hidup dan berbuat ini dan itu." (Yakobus 4:15)
Bagaimana sikap manusia pada waktu menyusun rencana hidup
untuk masa yang akan datang? Setidaknya ada dua sikap yang
dilakukannya: Pertama, ia mengandalkan kekuatannya
sendiri. Dalam bagian ini, manusia menganggap dirinya
mampu untuk menyusun rencana hidup di masa yang akan
datang. Kedua, ia mengandalkan Tuhan. Dalam bagian ini,
manusia merasa tidak tahu pasti akan apa yang terjadi pada
kehidupannya di masa yang mendatang, namun
ketidakpastiannya ini diserahkan kepada Tuhan. Ia
mengandalkan Tuhan di dalam menyusun rencana hidupnya.
Yakobus mengingatkan kedua belas suku di perantauan
mengenai dua sikap uraian di atas. Ada sebagian orang
percaya yang mengandalkan dirinya sendiri untuk menentukan
masa depannya. Di dalam segala hal yang mereka lakukan,
Tuhan tidak terlibat. Ini menjadi kesombongan dan
kecongkakan yang dilakukan oleh sebagian orang percaya
pada masa itu. Yakobus menekankan bahwa hidup oleh
kekuatan manusia adalah sama seperti uap yang sebentar
saja kelihatan lalu lenyap.
Yakobus menegur umat yang memiliki hidup seperti uap.
Mengapa? Karena pemahamannya yang benar, Tuhan adalah
Tuhan yang berdaulat atas semua ciptaan-Nya. Tak ada
sesuatupun terjadi di luar kehendak dan rencana-Nya. Ia,
Pemilik hidup manusia dan perencana segala sesuatu bagi
manusia itu. Tuhan yang memegang kendali atas hidup
manusia. Yakobus ingin menyampaikan satu pesan, agar
mereka tidak menyombongkan diri karena kemampuan mereka.
Jika hal ini telah mereka ketahui, namun mereka tidak mau
hidup dalam kebenaran ini, maka mereka telah berbuat dosa.
Firman Tuhan berkata: "Terkutuklah orang yang mengandalkan
manusia, yang hatinya menjauh daripada TUHAN."
Ayat Bacaan: Yakobus 4:13-17
"Sebenarnya kamu harus berkata: Jika Tuhan menghendakinya,
kami akan hidup dan berbuat ini dan itu." (Yakobus 4:15)
Bagaimana sikap manusia pada waktu menyusun rencana hidup
untuk masa yang akan datang? Setidaknya ada dua sikap yang
dilakukannya: Pertama, ia mengandalkan kekuatannya
sendiri. Dalam bagian ini, manusia menganggap dirinya
mampu untuk menyusun rencana hidup di masa yang akan
datang. Kedua, ia mengandalkan Tuhan. Dalam bagian ini,
manusia merasa tidak tahu pasti akan apa yang terjadi pada
kehidupannya di masa yang mendatang, namun
ketidakpastiannya ini diserahkan kepada Tuhan. Ia
mengandalkan Tuhan di dalam menyusun rencana hidupnya.
Yakobus mengingatkan kedua belas suku di perantauan
mengenai dua sikap uraian di atas. Ada sebagian orang
percaya yang mengandalkan dirinya sendiri untuk menentukan
masa depannya. Di dalam segala hal yang mereka lakukan,
Tuhan tidak terlibat. Ini menjadi kesombongan dan
kecongkakan yang dilakukan oleh sebagian orang percaya
pada masa itu. Yakobus menekankan bahwa hidup oleh
kekuatan manusia adalah sama seperti uap yang sebentar
saja kelihatan lalu lenyap.
Yakobus menegur umat yang memiliki hidup seperti uap.
Mengapa? Karena pemahamannya yang benar, Tuhan adalah
Tuhan yang berdaulat atas semua ciptaan-Nya. Tak ada
sesuatupun terjadi di luar kehendak dan rencana-Nya. Ia,
Pemilik hidup manusia dan perencana segala sesuatu bagi
manusia itu. Tuhan yang memegang kendali atas hidup
manusia. Yakobus ingin menyampaikan satu pesan, agar
mereka tidak menyombongkan diri karena kemampuan mereka.
Jika hal ini telah mereka ketahui, namun mereka tidak mau
hidup dalam kebenaran ini, maka mereka telah berbuat dosa.
Firman Tuhan berkata: "Terkutuklah orang yang mengandalkan
manusia, yang hatinya menjauh daripada TUHAN."