studi dan kelayakan bisnis (8)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nasi liwet adalah makanan khas berasal dari daerah jawa barat dan jawa tengah.
Perbedaan nasi liwet Solo dengan Sunda yakni pada Nasi liwet Solo adalah nasi gurih
(dimasak dengan kelapa) mirip nasi uduk, yang disajikan dengan sayur labu siam, suwiran
ayam (daging ayam dipotong kecil-kecil) dan areh (semacam bubur gurih dari kelapa),
sedangkan nasi liwet Sunda Nasi yang mempunyai cita rasa yang sangat khas dengan
bumbu seperti sereh dan daun salam ditambah dengan ikan asin ini pasti sangat digemari
semua orang. Cara pembuatannya juga cukup mudah, bisa memasaknya pada rice cooker,
panic. Nasi liwet ini dilengkapi dengan aneka masakan lainnya seperti sambal yang sangat
lezat, ayam bakar, tahu dan tempe goreng, lalapan mentimun dan tomat yang dihias sangat
cantik. nasi liwet sunda ini sangat pas jika disajikan selagi hangat. Tahu goreng bisa anda
beri bumbu ataupun di hancurkan atau dihaluskan kemudian dibentuk bulat pipih
kemudian digoreng.
Masyarakat biasanya mengkonsumsi nasi liwet pada santapan makan malam atau
bisa juga untuk sarapan. biasa memakan nasi liwet setiap waktu mulai dari untuk sarapan,
sampai makan malam. Nasi liwet pada dulunyab biasa dijajakan keliling dengan bakul
bambu oleh ibu-ibu yang menggendongnya tiap pagi atau dijual di warung lesehan (tanpa
kursi).
B. Latar belakang didirikannya Nasi Liwet Tengah Malam
Di era yang semakin dinamis saat ini, kebutuhan manusia juga semakin beragam,
terutama kebutuhan akan pangan yang merupakan kebutuhan primer manusia.
Permintaan masyarakat akan makanan yang bervariasi memicu munculnya berbagai
inovasi di bidang kuliner, sehingga tidak mengherankan dalam beberapa dekade terakhir
usaha kuliner kian menjamur. Di tengah beragamnya jenis usaha kuliner tersebut, usaha
kuliner yang mengangkat makanan tradisional Indonesia sebagai menu utamanya
merupakan salah satu yang cukup diminati.
1
Dengan aktivitas dan mobilitas manusia yang juga semakin meningkat saat ini,
kebutuhan akan pangan pun dapat muncul kapan saja, termasuk di tengah malam, di
mana terdapat banyak pekerja yang baru menyelesaikan aktivitasnya. Di samping itu juga
terdapat para commuter yang seringkali baru pulang dari tempat kerjanya di luar kota
pada tengah malam. Kami mengamati bahwa cukup tingginya permintaan akan kuliner di
‘jam malam’ masih kurang diimbangi dengan jumlah penjual makanan pada jam tersebut
yang terbilang cukup minim, khususnya di kota Jember.
Berdasarkan pengamatan tersebut, kami menemukan peluang usaha di bidang
kuliner, terutama kuliner tradisional, yang khusus menjawab permintaan akan kebutuhan
pangan di tengah malam. Usaha tersebut kami beri nama “Liwet Tengah Malam”.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Aspek Pasar dan Pemasaran
1. Prakiraan perkembangan permintaan dan penawaran
Permintaan
a. Perkembangan permintaan saat ini
Dewasa ini, nasi liwet sudah mulai menjadi salah satu trend makanan tradisonal yang
cocok untuk sarapan dan makan malam bagi semua kalangan masyarakat terutama di
kalangan karyawan, mahasiswa dan bagi semua usia, terutama klub-klub yang ada di
malam hari dan permintaan saat ini mulai merangkak naik.
b. Prospek permintaan akan datang
Nasi Liwetakan tetap diminati oleh semua orang dari semua kalangan karena
kenikmatannya dan sensasinya yang hanya buka pada malam hari. Selain itu, trend
makan berbahan cita rasa tradsional selalu berkembangnya permintaan akan rasa asli
dari bumbu sunda yang dimasak dengan tradisional.
Penawaran
a. Perkembangan penawaran saat ini
Perkembangan penawaran saat ini di wilayah Jember dan sekitarnya untuk stand
penjualan dengan kendaraan yang design modern yang disajikan pada malam hari
masihsangat jarang sedangkan permintaan untuk sajian makan malam hari selalu
meningkat.
b. Prospek penawaran akan datang
Mengingat adanya peluang yang besar dalam usaha kuliner Nasi Liwet yang mengacu
pada daerah Jawa Barat dan dikemas pada sajian malam hari yang akan datang. Maka
perlu adanya produk yang memberikan nilai lebih.Oleh karena itu, bagi pelaku usaha
disektor ini perlu melakukan penawaran yang inovatif untuk menarik pasar.
3
2. Peluang Pasar yang ada
Pada dewasa ini jika dilihat khusunya wilayah Jember, tidak ada penjual makanana yang
buka pada malam hari yang menyajikan Nasi Liwet.Seperti yang kita tahu bahwa yang ada
penjual makanan pada malam hari di wilayah jember yang terkenal adalah Pecel Setan. Oleh
karena itu dengan melihat adanya peluang bisnis kami yang fresh dan inovatif ini, maka pada
bisnis kami akan menghasilkan tingkat profitabilitas yang cukup tinggi denagan melihat tidak
bisnis yang menyajikan konsep sepeti kami terutama di wilayah Jember. Pada bisnis kami ini
akan menyajikan konsep yang berbeda dengan menghadirkan menu baru yang diadopsi dari
makanan dan minuman ala Jawa Barat yakni Nasi Liwet Tengah Malam.
3. Product Life Cycle (PLC)
Siklus hidup produk adalah suatu konsep penting yang memberikan pemahaman tentang
dinamika
kompetitif
suatu
produk.
Dengan
menggunakan
PLC,
diharapkan
dapat
mempertahankan kelangsungan usaha.
4
Dalam keempat tahap dari analisa Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) ini memiliki
beberapa strategi:
Produk
Perkenalan
Menawarkan
Pertumbuhan
Menawarkan
produk dasar
variasi
produk produk
baru
Harga
Memberikan
Memberikan
harga
dasar harga
sesuai
dapat
Promosi
kesepakatan
Menggunakan
pasar
Mengatur
Penjualan
banyak promosi promosi
menarik
Kedewasaan
Pembedaan
Penurunan
Tidak
memproduksi
berdasakan
menu
yang
jumlah
jarang
dibeli
permintaan
konsumen
Harga
yang Menurunkan
yang sama atau lebih harga
diterima baik dari pesaing
Kembali
Kurangi
agar membuat
promosi
untuk mendapatkan
promosi-
mendapatkan
lebih
konsumen
keuntungan dari yang
untuk
memaksimalkan
banyak promosi menarik laba.
mampu
permintaan
mempertahanka
konsumen
n
perhatian
konsumen
PLC dalam “Nasi Liwet Tengah Malam” dilakukan guna mempertahankan eksistensi
usaha. Tabel menjelaskan strategi-strategi yang dapat digunakan untuk menghindari terjadinya
kerugian dalam usaha.
4. Analisis persaingan ( Market Share )
Dengan melihat kondisi dimana stand penjualan dengan menggunakan kendaraan
modifikasi Nasi Liwet yang dikemas berbahan seperti ala Sunda belum ada disekitar
Jember, hal ini menyimpulkan bahwa belum terjadi persaingan antara usaha nasi liwet
satu dengan yang lain. Namun hal itu tidak menutup kemungkinan terjadi persaingan
5
dengan makanan tengah malam yang lainnya yakni Pecel Setan, Ketan Cetol, dll lainnya.
Tapi dengan keunikan yang ada pada konsep Nasi Liwet yang dengan menggunakan
stand penjualan kendaraan yang didesign modern, hal ini tidak akan menjadikan sesuatu
berarti. Selagi pemasar dapat memasarkan produknya seinovatif mungkin.
5. Segmentasi , Targeting, Positioning
a. Segmentasi
Yang menjadi segmentasi dari usaha ini semua kelas, yakni mulai kelas menengah
keatas maupun menengah kebawah .
b. Targeting
Yang menjadi target pasar adalah para muda-mudi baik itu pegawai maupun
mahasiswa dan masyarakat sekitar terutama klub klub yang ada di malam hari.
c. Positioning
Produsen ingin menciptakan image atau citra bagi warung kuliner bercita rasa daerah
Jawa Barat ini dibenak para konsumen adalah warung nasi liwet yang berkonsep
resto-car yang melayani sepenuh hati tanpa mematikan kantong konsumen tanpa
mengurangi kualitas yang sudah terjamin.
6. Marketing Mix :
A. Produk(product)
Produk yang akan dihasilkan berupa makanan dan minuman yang khas dengan ala daerah
Jawa Barat yakni dengan menggunakan Nasi Liwet ala Sunda dan minumannya Bajigur yang
akan menamabah sensasi kuliner tengah malam pada wilayah Jember. Dengan menggunakan
bahan-bahan tradsional yang pilihan nasi liwet yang akandiproduksi dapat dikatakan sebagai
produk yang berkualitas. Karena produsen bukan hanya mengutamakan kuantitas namun juga
kualitas dari hasil yang akan diproduksi. Dengan pemilihan bahan-bahan yang akan digunakan,
hal ini akan menjadikan nilai tambah dari hasil produk. Bahan bahan yang digunakan adalah :
Bahan Nasi Liwet :
6
Beras
Daun Salam
Daun Sereh
Bawang Merah
Bawang Putih
Tomat
Garam dan Gula
Pelengkap Nasi Liwet :
Ikan Asin : Ikan Peda, ikan teri
Tempe
Tahu
Telur
Ayam
Sambal dan lalapan
Rempeyek Belut
Menu Minuman
Bajigur
Kopi Hitam
Es teh
Teh Hangat
B. Harga(Price)
Harga yang ditetapkan untuk:
a. Makanan lengkap lauk
Rp10.000
b. Minuman all variant
Rp 3.000
7
C. Promosi (promotion)
Kegiatan promosi yang dilakukan untuk memperkenalkan produk nasi liwet ini melalui
berbagai promosi yaitu:
1. Social network / media sosial
Media sosial yang digunakan disini seperti facebook, twitter dan media sosial lainnya,
tidak ada biaya khusus dan tergolong murah.
2. Menyebar brosur, leaflet
Promosi lainnya yang akan dilakukan adalah dengan menyebarkan brosur-brosur dan
leaflet yang berisi promosi dari produk Nasi Liwet yang akan dijual.
Strategi Pemasaran
1. Kegiatan promosi
Kegiatan promosi harus digalakkan dengan mempromosikan lewat media cetak seperti,
pamphlet, leaflet ataupun, banner,
maupun promosi melalui media sosial network seperti
facebook, twitter dll. Selain itu adanya tester Nasi Liwet promosi Beli 2 gratis 1 pada beberapa
50 pembeli pertama sebagai promosi awal berdirinya usaha.
2. Tingkat pelayanan
Masyarakat terutama klub klub yang ada di malam hari serta pegawai dll, yang lebih
menyukai keefektifan dan efisiensi waktu juga harus diperhatikan.Sehingga, dalam melayani
harus dapat memuaskan konsumen. Seperti dalam melayani konsumen diterapkan 3S
(Senyum,Salam dan Sapa), dan keefektifian waktu melayani.
D. Tempat (Place)
Lokasi penjualan ini terletak di jalan utama yang menyewa halaman took di jalan utama
daerah Jember yang sering diliwati para commuter yakni diJl.Ahmad Yani. Dilihat dari segi
tempat bisnis “Nasi liwet tengah malam” tersebut didaerah jalan utama kota jember. Dimana
sering dilewati commuter maka dapat meningkatkan keuntungan.
8
7. Distribusi
Distribusi produk dilakukan secara langsung ke konsumen, hal ini dikarenakan pembeli
datang langsung ke tempat stand penjualan resto-car Nasi Liwet Tengah Malam.
8. Analisis SWOT
Kekuatan (Strenght)
Memiliki inovasi strategi penjualan yang dikemas dengan adanya penjualan di
kendaraan yang didesign modern.
Memiliki makanan yang memiliki cita rasa berbeda dengan mengemas makan
daerah Jawa Barat yakni nasi Liwet yang disajikan pada malam hari serta
minumannya yakni Bajigur
Letak lokasi usaha di jalan utama kota daerah Jember yang sangat strategis,
bersih
Kelemahan (Weakness)
Produk yang ditawarkan berupa makanan yang mudah basi, sehingga ketika
produk tidak laku dijual, dibutuhkan penanganan khusus agar tidak ada bahan
yang terbuang.
Dijual pada malam hari yakni mulai jam 21.00 sehingga ada juga masyarakat
yang enggan keluar malam hari.
Peluang (Opportunity)
Karena tidak ada yang memiliki konsep resto-car yang dikemas teknlogi pada
modifikasi kendaraannya maka dapat berpeluang sebagai market leader di
wilayah Jember.
Ancaman (Thread)
Pesaing dari kedai lain yang sudah banyak pelanggan yang mengadaptasi menu
yang telah tersedia di kedai kami sebagai menu tambahan di kedai mereka.
9
Keputusan Strategi
Strategi produk yang lebih murah
Strategi penjualan produk yang berkonsep kreatif
Strategi inovasi produk
Strategi penekanan biaya
Strategi promosi yang intensif
Dari analisis aspek pasar dan pemasaran, dapat dikatakan usaha ini layak untuk
dijalankan karena telah memiliki dasar pemasaran yang kuat sehingga dalam proses berjalannya
diharapkan mampu mendukung penjualan.
10
B. Aspek Manajemen dan SDM
1. Perencanaan (Planning)
Proses
perencanaan
dilakukan
dengan
brainstorming
antara
owner
untuk
mempertimbangkan berbagai aspek yang mendukung dan berpengaruh terhadap kelangsungan
usaha. Brainstorming dilakukan agar terjadi pertukaran ide-ide dari masing-masing owner.Untuk
ke depannya, direncanakan untuk terjadinya komunikasi antara owner dan karyawan melalui dua
pendekatan, yaitu atas-bawah (top-down) yang bersifat instruksional dari owner ke karyawan dan
bawah-atas (bottom-up) yang bersifat saran dan masukan dari karyawan ke owner.Komunikasi
semacam ini diperlukan supaya karyawan dapat memahami tujuan yang ingin dicapai dan owner
dapat mengetahui kondisi aktual di lapangan dan dapat segera mengambil keputusan yang
diperlukan.
Usaha warung makan “Liwet Tengah Malam” direncanakan akan ditujukan untuk
segmen pasar mahasiswa, komunitas pecinta musik jazz, komunitas club motor, dan juga para
commuter yang biasanya kesulitan untuk menemukan tempat makan dan berkumpul di tengah
malam.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Tujuan utama usaha “Liwet Tengah Malam” adalah memperoleh keuntungan
yang
sebesar-besarnya
pengorganisasian
dengan
karyawan
mengutamakan
diupayakan
kepuasan
supaya
dapat
pelanggan,
sehingga
menambah
nilai
konsumen.Sehingga karyawan sebagai ujung tombak yang langsung berhubungan dengan
11
konsumen perlu diberi pelatihan-pelatihan people skill maupun kode etik.Diupayakan
juga terjadi komunikasi dua arah antara owner dan karyawan.
Mengingat skala usaha yang tergolong usaha kecil, owner memegang peranan
yang cukup besar, yang menyangkut keuangan, produksi, serta research and
development.Sedangkan karyawan diberi tugas sebagai pelayan yang langsung
bersentuhan dengan konsumen, dan langsung bertanggung jawab kepada owner. Berikut
adalah bagan struktur organisasi “Liwet Tengah Malam”:
Keuangan
Owner
Produksi
R&D
Karyawan
(Pelayan)
Karyawan
(Pelayan)
3. Pengarahan (Actuating)
Fungsi pengarahan pada “Liwet Tengah Malam” dilakukan dengan pendekatan
partisipatif, dimana masukkan dari karyawan merupakan informasi penting bagi owner.
Karyawan
ditempatkan
sebagai
partner/mitra
bisnis
sebagai
cara
untuk
mengkomunikasikan tujuan yang ingin dicapai owner dengan efektif, serta untuk
menumbuhkan rasa memiliki dalam diri karyawan yang akan berimplikasi pada loyalitas
karyawan.
4. Pengawasan (Controlling)
Fungsi pengawasan dilakukan agar tujuan usaha dapat tercapai.Disamping itu juga
sebagai upaya untuk menjaga aset.Pengawasan harus dilakukan secara berkesinambungan supaya
setiap tindakan yang menyimpang dapat segera dievaluasi dan owner dapat segera mengambil
keputusan.“Liwet Tengah Malam” menggunakan metode self-control, dimana setiap orang
dalam usaha ini (owner dan karyawan) ditanamkan kesadaran diri untuk terus bertindak dengan
benar.
12
5. Perencanaan Sumber Daya Manusia
Karyawan merupakan mitra bisnis yang penting untuk kelangsungan suatu usaha.
Karyawan biasanya melalui tahap berikut dalam pekerjaannya:
a. Perekrutan; dilakukan dengan wawancara
b. Pengelolaan; dilakukan dengan pemberian pelatihan-pelatihan
c. Pemberhentian;apabila kinerja karyawan dirasa tidak sesuai dengan yang diharapkan,
akan diambil tindakan pemberhentian
6. Analisis Pekerjaan
Owner bertanggung jawab dalam bidang:
a.
Keuangan; yaitu mulai perencanaan, pendanaan, dan pengelolaan
b.
Produksi; yaitu pembuatan nasi liwet beserta lauk pauknya
c.
Research and development; yaitu melakukan riset dan analisis usaha untuk
perkembangan bisnis
Sedangkan karyawan bertanggung jawab atas fungsi pelayanan kepada konsumen.
7. Kompensasi
“Liwet Tengah Malam” memberikan kompensasi kepada karyawan berupa gaji
sebesar Rp 1.000.000,00 (Satu Juta Rupiah Per Bulan) per bulan dengan jam kerja 9 jam
per hari, yaitu mulai pukul 21.00-06.00. Karyawan juga akan diberi Tunjangan Hari Raya
(THR) sebesar satu kali gaji pada Hari Raya Idul Fitri.
8. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Keselamatan dan kesehatan kerja karyawan perlu mendapat perhatian yang lebih,
karena mengingat usaha ini beroperasi pada jam tidur dan pada kondisi suhu lingkungan
13
yang relatif rendah (dingin) sehingga dikhawatirkan akan mengganggu kesehatan
karyawan. Oleh karena itu “Liwet Tengah Malam” menggunakan seragam karyawan dari
bahan yang cukup tebal untuk melindungi dari hawa dingin, sekaligus melindungi tubuh
dari resiko pekerjaan (misal siraman air panas). Karyawan juga diingatkan akan
pentingnya beristirahat di luar jam kerja, karena istirahat yang cukup akan berimplikasi
positif terhadap produktifitas. “Liwet Tengah Malam” juga mendaftarkan asuransi jiwa
bagi karyawan sebagai bentuk tanggung jawab.
C. Aspek Teknik dan Teknologi
1. Ide dan Spesifikasi Produk
Ide untuk mendirikan “Liwet Tengah Malam” berasal dari adanya kebutuhan
masyarakat akan penjual makanan yang buka di tengah malam. Biasanya kelompok
masyarakat ini adalah para mahasiswa, karyawan kantor, maupun para commuter yang
seringkali beraktivitas hingga larut malam. Pemilihan kuliner nasi liwet sebagai produk
utama karena nasi liwet merupakan warisan kuliner nusantara yang perlu untuk
dilestarikan.Khususnya di Kota jember, nasi liwet merupakan kuliner yang masih jarang
dijumpai.
Adapun nasi liwet yang menjadi produk dari “Liwet Tengah Malam” adalah nasi
yang dibuat dengan mencampurkan daun salam, sereh, dan bumbu-bumbu lain pada beras
yang kemudian dimasak dalam magicom. Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat
nassi liwet adalah:
Beras
Daun salam
Sereh
Bawang merah
Bawang putih
14
Tomat
Mentega
Garam
Kami juga menyediakan beraneka ragam pilihan lauk sehingga konsumen dapat memilih
sendiri lauknya sesuai selera dan budgetnya, yaitu:
Ikan asin
Peyek belut
Telur
Ayam goreng
Ayam bakar
Dadar jagung
2. Rencana Kualitas dan Kuantitas Produksi
“Liwet Tengah Malam” ingin menghadirkan sajian khas yang menggugah selera,
nikmat disantap, dengan harga yang wajar.Meskipun kami menargetkan penjualan
dengan kuantitas yang cukup besar per harinya, namun aspek kualitas juga menjadi
perhatian.Mulai pemilihan bahan, pengolahan, hingga produk siap disajikan, dilakukan
sendiri oleh owner, dimana hanya owner yang memegang resep produk demi menjaga
cita rasa dan keberlangsungan usaha.
3. Pemilihan Teknologi
“Liwet Tengah Malam” mengusung konsep resto-car dimana konsumen akan
merasakan sensasi yang berbeda ketika menyantap nasi liwet di meja yang merupakan
sebuah bak mobil pick-up. Kami juga menambah kenikmatan santap tengah malam
konsumen dengan hiburan berupa alunan musik jazz every nite. Khusus pada hari-hari
dimana terdapat pertandingan sepak bola yang dianggap sebagai bigmatch, kami akan
memutarkan siaran sepak bola tersebut dari televisi yang dipasang di belakang mobil.
15
Untuk mobil pick-up, kami memilih untuk menggunakan Daihatsu Hijet keluaran
tahun 1985 yang tergolong tua namun memiliki mesin yang cukup bandel serta irit bahan
bakar. Mobil ini kami pilih juga dengan pertimbangan harga pasarannya yang cukup
murah, yaitu di kisaran 10 juta rupiah. Pemasangan perangkat entertainment seperti
televisi dan sound system juga menjadi perhatian, karena nantinya akan digunakan
sebagai sarana untuk memutar musik maupun menonton siaran sepak bola.
Dalam proses produksinya, proses pembuatan nasi liwet tidak lagi menggunakan
cara tradisional, melainkan sudah menggunakan magicom, mengingat kuantitas produksi
yang cukup besar sehingga akan tidak efisien apabila menggunakan cara tradisional.
4. Layout Tempat Usaha, Kapasitas Produksi, dan Fasilitas Tempat Usaha
Usaha ini memilih lokasi di pinggir jalan Ahmad Yani yang merupakan jalan
utama kota Jember. Sebagai tempat usaha, “Liwet Tengah Malam” menggunakan mobil
pick-up sebagai pengganti gerobak yang sudah banyak digunakan penjual makanan lain.
Terdapat beberapa alasan yang meyakinkan owner untuk menggunakan mobil pick-up,
yaitu:
a. Memiliki kapasitas yang lebih besar daripada gerobak
b. Memiliki mobilitas yang lebih tinggi (mudah dipindahkan)
c. Dapat berfungsi sebagai sarana makan bagi konsumen, yaitu sebagai meja
d. Surat-surat kendaraan dapat digunakan sebagai jaminan untuk pembiayaan
usaha
Dengan digunakannya mobil pick-up sebagai tempat usaha, kami percaya akan
menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen. Sebagai hiburan, akan dipasang televisi dan
akan dimainkan musik jazz akan menambah kenikmatan menyantap nasi liwet. Kami
yakin bahwa konsep ini dapat mendongkrak penjualan hingga 75 porsi per harinya.
Adapun denah tempat usaha yang direncanakan adalah sebagai berikut:
16
1 1
2
Keterangan:
1= mobil pick-up
2= meja-meja tambahan
Daihatsu Hijet
Mobil Modifkasi (Tampak depan)
17
Mobil Modifkasi (Tampak belakang)
Mobil Modifkasi (Tampak kiri)
Meja Tambahan
5. Manajemen Persediaan
Persediaan “Liwet Tengah Malam” merupakan bahan-bahan makanan seperti
beras, bumbu-bumbu, daging ayam, telur, dan lain-lain.Kami mengupayakan pembelian
persediaan ini dalam jumlah besar sebulan sekali untuk menekan biaya.Sehingga
dibutuhkan estimasi yang cukup akurat untuk menentukan kebutuhan sebulan.Namun
jangka waktu pengisian persediaan kembali ini juga memperhatikan umur dari bahan itu
sendiri.Karenanya, khusus untuk bahan-bahan yang tidak berumur panjang dan harus
fresh (seperti daging ayam dan sayuran) dilakukan pembelian setiap hari.
6. Pengawasan Kualitas Produk
Kualitas produk yang senantiasa terjaga merupakan hal yang perlu mendapat
perhatian serius untuk menambah nilai konsumen. Oleh karena itu, owner sebagai
pemegang resep, harus terjun langsung dalam proses produksi untuk menjaga cita rasa.
18
Pengawasan kualitas dilakukan sejak pemilihan bahan, pengolahan, hingga penyajian
kepada konsumen.Di sini perlu adanya pengawasan terhadap karyawan, apakah karyawan
telah menyajikan produk pada konsumen dengan baik sesuai standar yang ditetapkan.
D. Aspek Keuangan
a. Kebutuhan Dana Investasi
1. Biaya pra operasi
Biaya pra operasi sebesar Rp
34,033,000.00 yang digunakan untuk pembelian
kendaraan dan modifikasi kendaraan tersebut guna pemakaian stan penjualan restocar secara operasional dan pendirian usaha awal.
2. Modal Kerja
Modal kerja digunakan untuk membiayai seluruh aktiva lancar sebesar Rp
20.967,000.00 dan Total kebutuhan investasi sebesar Rp
60.000.000 serta Dari
19
jumlah perincian cost of capital, untuk mendirikan bisnis ini membutuhkan modal
kerja sebesar Rp. 55.000.000 dan total investasi sebesar Rp. 60.000.000.
Untuk mendirikan café resto-car “Nasi Liwet Tengah Malam” terlebih dahulu
kami merinci cost of capital (modal kerja) selain itu kami juga menentukan modal
investasi sebesar Rp. 60.000.000, selisih antara modal kerja yang terdapat aktiva
lancar dan modal investasi tersebut digunakan untuk membayar biaya operasional
pada saat periode awal didirikannya bisnis ini.
b. Rencana Pembelanjaan dan Sumber Dana
Dalam pendirian usaha warung makan Nasi Liwet ini menggunakan modal pinjaman ke
koperasi sebesar Rp 60.000.000,- dan dalam pinjaman ini memakai jangka waktu 6 tahun
dengan membyar per tahunnya 10.000.000 ditambah biaya angsuran 1,2% yakni biaya angsuran
1.800.000
c. Rencana Kebutuhan Dana
Aktiva Tetap
Kendaraan pick up hijet th.85
Modifikasi Kendaraan
Cooking set
Banner
Kompor gas
4 set Meja dan Kursi
Kursi Kayu 12 buah
Piring anyaman bambu 6 lusin
Sendok 6 lusin
Besek Bambu 10 lusin
Gelas 5 lusin
Harga Estimasi
8,500,000.00
15,000,000.00
3,500,000.00
450,000.00
300,000.00
2,200,000.00
2,100,000.00
208,000.00
180,000.00
120,000.00
120,000.00
Keterangan
@ 550.000
@ 175.000
@ 2900
@ 1000
20
Cangkir 3 lusin
Timba 2 buah
Wadah tissue 5 buah
Pulsa + leaflet
Terpal
Dispenser
Total
Aktiva Lancar
Kas
Bahan-bahan Nasi Liwet 1
210,000.00
110,000.00
15,000.00
450,000.00
250,000.00
400,000.00
34,033,000.00
bulan
Daun Pisang 50 pelepah
Jumlah Aktiva Lancar
Total Aktiva
14,715,000.00
3,000,000.00
@ 55.000
@ 3.000
34,033,000.00
3,252,000.00
1 pelepah 2000
20.967,000.00
55,000,000.00
Dan daftar pembelanjaan bahan-bahan nasi liwet untuk target 75 porsi yakni :
Bahan-bahan Nasi Liwet Sunda
Beras
Bawang Putih
Bawang Merah
Ikan Teri atau Ikan Peda
Daun sereh
Daun Salam
Garam
Cabai Rawit
Tomat
Cabai Merah
Mentega
Minyak
Terasi
Gula
75 porsi
7,5 kg
1kg
1kg
3 kg
21 batang
30 batang
¼kg
2 kg
1,5 kg
2 kg
½kg
1 liter
1 kg
¼kg
Harga
60,000.00
11,000.00
10,000.00
18,000.00
3,500.00
3,000.00
1,500.00
28,000.00
7,500.00
28,000.00
10,500.00
11,500.00
6,000.00
4,000.00
Pelengkap :
Ayam
Telur
Tempe
Tahu
6 kg
5 kg
4 blok
8 plastik
150000
70000
24000
20000
Lalapan :
21
10 buah
8 ikat
5 ikat
Timun
Selada
Kemangi
5,000.00
16,000.00
3,000.00
490,500.00
14,715,000.00
Total pembelian bahan 1 hari
Total pembelian bahan 30 hari
Dan diketahui pengeluran sehari umtuk 75 porsi Nasi Liwet berbahan Sunda ini
membutuhkan dana sebesar Rp. 490.500 dan pengeluran selama 30 hari Rp. 14,715,000.00
Target penjualan sehari adalah 75 unit nasi liwet , jadi harga pokok penjualan Nasi Liwet
Tengah Malam dalam 1 bulan adalah sebagai berikut :
Total bahan baku (75 unit nasi liwet )
= Rp 500.000
Harga Pokok Penjualan nasi liwet per unit
= Rp 6540
Harga pokok penjualan 75 unit nasi liwet
= Rp 490.500
Harga jual nasi liwet Rp 10.000 per unit, jadi omzet penjualan dalam 1 bulan :
Rp 10.000 x 75 unit x 30
= Rp 22.500.000 x 12 = 270.000.000
Jadi omzet penjualan selama satu tahun 3460 x 75 x 30 = 7.785.000 x 12 = Rp. 93.420.000
Minuman :
Air aqua
Kelapa
Gula Merah
Kopi
Gula pasir
The
Es
Daun jeruk nipis
Total pembelian sehari
Total pembelian 30 hari
2 galon
8 buah
½kg
1 kg
2 kg
1 pack
10 blok
¼kg
30,000.00
24,000.00
3,500.00
25,000.00
18,000.00
6,500.00
4,000.00
4,500.00
115.000
3.465.000
22
Target penjualan sehari adalah 75 unit nasi liwet , jadi harga pokok penjualan Minuman Nasi
Liwet Tengah Malam dalam 1 bulan adalah sebagai berikut :
Total bahan baku (75 unit minuman nasi liwet )
= Rp 120.000
Harga Pokok Penjualan minuman nasi liwet per unit
= Rp 1.600
Harga pokok penjualan 75 unit minuman nasi liwet
= Rp 115.000
Harga jual minuman nasi liwet Rp 3.000 per unit, jadi omzet penjualan dalam 1 bulan :
Rp 3.000 x 75 unit x 30
= Rp 6.750.000 x 12 = 818.000.000
Jadi omzet penjualan selama satu tahun 1400 x 75 x 30 = 3.150.000 x 12 = Rp. 37.800.000
Keuntungan dari penjualan Nasi Liwet Tengah Malam beserta minumannya masing-masing
target penjualannya 75 porsi yakni : 93.420.000 + 37.800.000 = Rp. 131.220.000
Maka, Break Event Point (BEP) = Biaya tetap ÷ (Harga/unit – Biaya variabel)
Biaya tetap sebulan :
Beban listrik
Beban sewa
Beban lain- lain (bensin Rp. 40.000/minggu)
Beban gaji :
Tenaga ahli
Pekerja ( 1 orang ) (Rp. 1.000.000 x 1)
Total biaya tetap
Pembelian gas elpiji
Beban air
Rp. 200.000
Rp. 334.000
Rp. 160.000
Rp. 1.000.000
Rp. 1.000.000
= Rp. 2.694.000
Rp. 90.000
Rp. 300.000
TOTAL BIAYA VARIABEL = Rp. 390.000
23
Proyeksi keuangan
1. Proyeksi Pendapatan
● Pendapatan Per Hari
a. Produk Makanan (Rp 10.000 x 75)
Rp
750.000
b. Produk Minuman (Rp 3.000 x 75)
Rp
225.000
Total
Rp
975.000
Rp
29.250.000
● Pendapatan Per Bulan
(Rp 975.000 x 30)
● Pendapatan Setahun
(Rp 31.500.000 x 12)
Rp 351.000.000
2. Proyeksi Biaya Per Tahun
Pembelian bahan Nasi Liwet
Rp. 176.580.000
Pembelian bahan Minuman
Rp. 43.200.000
Total Biaya Variabel
Rp.
Total Beban (Biaya Tetap)
Rp. 32.328.000
7.080.000
Rp. 105.972.000
3. Proyeksi Rugi/Laba
Perhitungan Rugi/Laba yaitu dengan menghitung antara selisih pendapatan dan
pengeluaran.
24
Rugi/ Laba= Pendapatan – Pengeluaran
= 351.000.000 – 245.028.000
= 104.912.000
Dengan demikian laba yang diperoleh per tahun dalam penjualan produk nasi liwet
tengah malam yaitu sebesar Rp 104.912.000 pertahun. Ini sudah dikurangi pembayran
pajak yang berdasarkan Menurut PP No.46 tahun 2013. Penghasilan bruto < 4,8 M
tarif pajak = 1%
Uji Kelayakan Bisnis
Untuk menguji apakah bisnis Rotiku layak dijalankan atau tidak, kami menguji
kelayakannya dengan empat kriteria, yaitu :
-
Payback Period (PP)
-
Average Rate of Return (ARR)
-
Net Present Value (NPV)
-
Pofitability Index (PI)
Menghitung Arus Kas (Cash Flow)
Nasi Liwet Tengah Malam memiliki nilai investasi Rp. 60.000.000, seluruhnya adalah
modal pinjaman ke koperasi dan memiliki umur ekonomis 6 tahun dan disusutkan dengan
metode garis lurus tanpa nilai sisa (residu). Perkiraan penjualan nasi liwet per tahun adalah Rp.
270.000.000, perkiraan penjualan minuman per tahun adalah Rp. 81.000.000, total beban per
tahun adalah Rp. 32.328.000, harga pokok penjualan nasi liwet pertahun Rp.176.580.000, harga
pokok penjualan minuman pertahun Rp.43.200.000 dan dikenakan pajak 1% per tahun. Berikut
adalah perhitungan kas bersih pada akhir tahun :
penyusutan=
Investasi−modal kerja Rp.60 .000 .000−55.000 .000
=
=Rp .1.000 .000
Umur Ekonomis
5 tahun
25
Penyusutan = Rp. 1.000.000/tahun
Sehingga estimasi laba/rugi :
Penjualan
(Rp. 22.500.000 x 12)
Rp. 270.000.000
( Rp. 6.750.000 x 12 )
Rp. 81.000.000 +
Jumlah
Rp. 351.000.000
Biaya yang keluar :
Harga Pokok Penjualan Nasi Liwet Rp. 176.580.000
Harga Pokok Penjualan Minuman
Rp. 43.200.000
Total Biaya Variabel
Rp.
Total Beban (Biaya Tetap)
Rp. 32.328.000
7.080.000
Rp. 245.028.000
Laba sebelum pajak (EBT)
Rp. 105.972.000
Pajak 1% (Rp. 105.972.000)
Rp.
1.059.720
(Menurut PP No.46 tahun 2013. Penghasilan bruto < 4,8 M tarif pajak = 1%)
Laba setelah pajak (EAT)
Aliran kas masuk bersih
Rp. 104.912.280
=
EAT
= Rp. 104.912.280
+ Penyusutan
+ Rp. 1.000.000
= Rp. 105.912.280
26
Berikut adalah tabel estimasi cash flow Nasi Liwet Tengah Malam :
EBT tahun 2016 = Rp. 110.000.000
EAT tahun 2016 = EBT - tax(1%)
= Rp.110.000.000 – Rp. 1.100.000
= Rp.108.900.000
EBT tahun 2017 = Rp. 115.000.000
EAT tahun 2017 = EBT – tax (1%)
= Rp. 115.000.000 – Rp. .1.550.000
= Rp.113.850.000
EBT tahun 2018 = Rp. 120.000.000
EAT tahun 2018 = EBT – tax (1%)
= Rp. 120.000.000 – Rp. .1.200.000
= Rp. 118.800.000
EBT tahun 2019 = Rp. 125.000.000
EAT tahun 2019 = EBT – tax (1%)
= Rp. 125.000.000 – Rp. 1.250.000
= Rp. 123.750.000
Tahun
EAT
Penyusutan
Kas bersih
(proceed)
DF 20%
PV kas bersih
2015
104.912.280
1.000.000
2016
2017
2018
2019
108.900.000
113.850.000
118.800.000
123.750.000
1.000.000
1.000.000
1.000.000
1.000.000
+¿
+¿
+¿
+¿
+¿
105.912.280
109.900.000
114.850.000
119.800.000
124.750.000
0,833
0,694
0,578
0,482
0,402
88.224.929,24
76.270.600
66.383.300
57.743.600
50.149.500
27
Jumlah PV kas bersih = Rp. 338.771.929,64
Keterangan :
¿
DF (discount factor)
1
t
(1+i)
Present value (PV) kas bersih = kas bersih (proceed) x DF
Menghitung BEP (Break Event Point)
Untuk menghitung Break Event Point atau titik impas, terlebih dahulu kita
kelompokkan antara biaya tetap dan biaya variabel sebagai berikut :
Biaya tetap per bulan :
Beban listrik
Beban sewa
Beban lain- lain (bensin Rp. 40.000/minggu)
Beban gaji :
Tenaga ahli
Pekerja ( 1 orang ) (Rp. 1.000.000 x 1)
Total
Rp. 200.000
Rp. 334.000
Rp. 160.000
Rp. 1.000.000
Rp. 1.000.000
Rp. 2.694.000
Berikut adalah rician biaya variabel :
Pembelian gas elpiji
Pembelian air
Rp. 90.000
Rp. 500.000
TOTAL BIAYA VARIABEL = Rp. 590.000
Berikut adalah rumus BEP dalam rupiah :
28
BEP=
FC
Rp. 2.694 .000
VC =
Rp . 590.000 =Rp . 2.706.168
1−
1−
TR
Rp. 131.220 .000
Jadi, Nasi Liwet Tengah Malam berada pada titik impas pada saat Rp.2.706 .168
Keterangan :
FC = Fixced cost (biaya tetap)
VC = Variable cost (biaya variabel)
TR = Total Revenue
1. Harga nasi liwet dengan Rp 8.000 dengan total cost pertahun Rp 176.580.000
Maka : Rp 8.000 x q = Rp 490.500 (perhari)
q = 61
Jadi kami akan memperoleh titik impas pada penjualan 61 porsi makanan nasi liwet.
2. Harga minuman dengan Rp. 3.000 dengan total cost pertahun Rp. 43.200.000
Maka : Rp. 3.000 x q = Rp. 120.000 ( perhari )
q
= 40
Jadi kami akan memperoleh titik impas pada penjualan 40 gelas minuman seperti bajigur,
kopi, teh dan lain-lain.
Menghitung Payback Period (PP)
Metode payback period (PP) merupakan teknik penilaian terhadap jangka waktu
(periode) pengembalian investasi suatu proyek atau usaha. Perhitungan ini dapat dilihat dari
perhitungan kas bersih (proceed) yang diperoleh setiap tahun. Nilai kas bersih merupakan
penjumlahan laba sebelum pajak ditambah dengan penyusutan (dengan catatan jika investasi
menggunakan modal sendiri).
Untuk menilai apakah usaha layak atau tidak dari segi PP, maka hasil perhitungan
tersebut harus sebagai berikut :
29
PP sekarang lebih kecil dari umur investasi
Dengan membandingkan rata – rata industri unit usaha sejenis
Sesuai dengan target perusahaan
Berikut adalah perhitungan PP Nasi Liwet Tengah Malam :
Investasi
= Rp. 60.000.000
Kas bersih tahun 2015
= Rp. 105.912.280–
Rp. -45.912.280
Kas bersih tahun 2016
= Rp. 109.900.000 Rp. – 155.812.280
Karena sisa tidak dapat dikurangi proceed tahun kedua, maka proceed tahun pertama
dibagi dengan proceed tahun kedua, yaitu :
Perhitungan kelayakan usaha dengan menggunakan metode Payback Period.
Payback Period =
Investasi
x 12
Kas bersih/ tahun
60.000.000
Payback Period = 105.912.280 x 12 = 7 bulan
Maka payback period 7 bulan, karena payback period lebih kecil dari umur investasi jadi
usaha ini dinilai layak
Menghitung Average Rate of Return (ARR)
Average Rate of Return (ARR) merupakan cara untuk mengukur rata – rata
pengembalian bunga dengan cara membandingkan antara rata – rata laba sebelum pajak (EAT)
dengan rata – rata investasi.
Rumus untuk menghitung ARR adalah sebagai berikut :
30
ARR=
rata−rata EAT (average earning after tax)
rata−ratainvestasi (average investment )
rata−rata EAT =
Total EAT
umur ekonomis
rata−ratainvestasi=
investasi
2
Total EAT = 105.912.280 + 109.900.000 + 114.850.000 + 119.800.000 + 124.750.000
= 575.212.280
rata−rata EAT =
575.212 .280
=115.042 .456
5
rata−ratainvestasi=
ARR=
60.000 .000
=30.000 .000
2
115.042 .456
=3,8=383,1 %
30.000 .000
Menghitung Net Present Value (NPV)
Net present value (NPV) atau nilai bersih sekarang merupakan perbandingan antara PV
kas bersih (PV of proceed) dengan PV investasi (capital outlays) selama umur investasi. Selisih
antara antara kedua PV tersebutlah yang kita kenal dengan Net Present Value (NPV).
Untuk menghitung NPV, terlebih dahulu kita harus tahu berapa PV kas bersihnya. PV kas
bersih dapat dicari dengan jalan membuat dan menghitung rumus dari cash flow perusahaan
selama umur investasi tertentu.
Setelah memperoleh hasil – hasil dengan :
NPV positif, maka investasi diterima ; dan jika
NPV negatif, sebaliknya investasi ditolak
31
Bila
NPV > 0
Berarti
investasi
yang
memberikan
NPV < 0
manfaat
bagi
perusahaan
investasi yang dilakukan akan proyek ditolak
mengakibatkan
NPV = 0
Maka
dilakukan proyek bisa dijalankan
kerugian
bagi
perusahaan
investasi yang dilakukan tidak Kalau proyek dilaksanakan atau tidak
mengakibatkan perusahaan untung dilaksanakan tidak berpengaruh pada
ataupun merugi
keuangan perusahaan. Keputusan harus
ditetapkan dengan menggunakan kriteria
lain misalnya dampak investasi terhadap
positioning perusahaan.
Total PV kas bersih = Rp. 338.771.929,64
Rp . 60.000 .000
Total PV investasi
=
NPV
= Rp. 278.771.929,64
−¿
Hasil dari NPV > 0 yaitu sebesar Rp. 278.771.929,64 yang artinya investasi diterima
Menghitung Profitability Index (PI)
Profitability Index (PI) atau benefit and cost ratio (B/C Ratio) merupakan rasio aktivitas
dari jumlah nilai sekarang penerimaan bersih dengan nilai sekarang pengeluaran investasi selama
umur investasi.
Rumusan yang digunakan untuk mencari PI adalah sebagai berikut :
32
PI =
∑ PV Kas Bersih x 100 %
∑ PV Investasi
Kesimpulan perhitungan PI :
Apabila PI lebih besar (>) dari 1 maka diterima
Apabila PI lebih kecil ( 1 yaitu 5,5 kali maka investasi diterima
Kesimpulan Terhadap Kelayakan Nasi Liwet Tengah Malam
Kriteria
Payback Period
ARR
NPV
Profitability Index (PI)
Hasil
7 bulan
383,1%
Rp. 278.771.929,64
5,5 kali
Standar Industri
2 tahun
75%
Rp.100.000.000
2 kali
Keterangan
Layak
Layak
Layak
Layak
Laporan Keuangan Nasi Liwet Tengah Malam
33
Berikut adalah Laporan Laba (Rugi) Nasi Liwet Tengah Malam per 31 Desember 2014 :
Nasi Liwet Tengah Malam
Laporan Laba Rugi
Per 31 Desember 2014
Penjualan Nasi Liwet
(22.500.000 x 12 )
Penjualan Minuman
(6.750.000 x 12 )
HPPenjualan Nasi Liwet
( 6540 x 75 x 30 ) x 12
HPPenjualan Minuman
( 1600 x 75 x 30 ) x 12
Laba Kotor
Dikurangi Beban :
Beban sewa
( 4.000.000 / 12 )
Beban listrik
( 2.400.000 / 12 )
Beban Gaji :
Tenaga Ahli ( 1 orang )
Pekerja ( 1orang )
Rp. 270.000.000
Rp. 81.000.000
(Rp. 176.500.000 )
(Rp. 43.200.000 )
Rp. 131.300.000,-
Rp. 334.000
Rp. 200.000
Rp. 1.000.0000
Rp. 1.000.0000
Beban lain-lain
Bensin ( 40.000 x 4 )
Rp.
160.000
Rp.
Rp.
90.000
500.000
Biaya Variabel :
Biaya gas
Biaya Air
+
( Rp. 3.284.000 ) x 12
( Rp. 39.408.000 )
Laba Sebelum Pajak (EBT)
Rp. 105.972.000
Pajak 1%
Rp.
Laba Bersih Setelah Pajak (EAT)
Rp. 104.912.280
1.059.720 -
Dari perhitungan aspek keuangan, dapat disimpulkan bahwa proyek ini layak untuk
dijalankan. Dengan rincian:
Kebutuhan investasi awal
Rp 60.000.000
34
Proyeksi pendapatan perbulan :
Nasi Liwet
Rp 22.500.000 / bulan
Minuman
Rp. 6.750.000 / bulan
Proyeksi pendapatan pertahun
Rp 351.000.000 / tahun
Proyeksi Laba bersih
Rp 104.912.280 / tahun
Payback period selama
7 bulan
E. Aspek Lingkungan dan Aspek Sosial
35
Dalam studi kelayakan bisnis kita harus menilai kelayakan usaha secara komperhensif
dengan memeperhatikan aspek lingkungan eksternal.Aspek lingkungan eksternal meliputi akses,
tempat, dan manusia.Aspek lingkungan industri lebih mengarah pada aspek persaingan di mana
bisnis perusahaan benda. Akibatnya, faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi, seperti ancaman
terhadap warung – warung lain dan kekuatan yang dimiliki warung termasuk kondisi persaingan
itu sendiri, menjadi penting dianalisis untuk study kelayakan bisnis jasa. Beberapa hal yang
mendukung usaha bisnis Nasi liwet tengah malam dilihat dari aspek lingkunganya :
1. Adanya persaingan sesama warung dalam industrinya
Dalam usaha bisnis Nasi liwet tengah malam tentunya terdapat persaingan yang sangat
mempengaruhi kebijakan dan kinerja warung apalagi sekarang.Dalam situasi persaingan yang
oligopoly, warung- warung lainya mempunyai kekuatan yang cukup besar seperti adanya pecel
setan yang lokasi ada di gladak kembar.Disana terdapat 2 warung dan buka warung tersebut
berbeda ada yang jam 21.00 dan jam 23.00 .
2. Adanya ancaman masuk pendatang baru
Adanya warung lain sebagai pendatang baru akan menimbulkan sejumlah implikasi bagi
warung makanan yang sudah ada. Implikasi tersebut misalnya adalah kapasitas menjadi
bertambah, terjadinya perebutan pangsa pasar serta perebutan sumber daya produksi yang
terbatas.Kondisi seperti ini menimbulkan ancaman bagi warung yang telah ada.Ada beberapa
faktor yang menghambat pendatang baru untuk masuk kedalam suatu industri, yang sering
disebut dengan hambatan masuk.Faktor-faktor yang dimaksud adalah skala ekonomi, diferensiasi
produk, kecukupan modal, biaya peralihan, aspek kesaluran distribusi dan peraturan pemerintah.
3. Adanya Ancaman dari produk pengganti.
Warung makan yang berada dalam suatu industri bersaing dengan produk pengganti.
Walaupun karakteristiknya berbeda, barang subsitusi dapat memberikan fungsi atau jasa yang
sama. Ancaman produk subtitusi adalah kuat bilamana konsumen dihadapkan pada sedikitnya
switching cost dan jika produk subtitusi itu mempunyai harga yang lebih murah atau kualitasnya
sama, bahkan lebih tinggi dari produk-produk suatu industri.
36
4. Kekuatan tawar-menawar pembeli (buyers)
Pembeli mampu mempengaruhi warung makan untuk memotong harga, untuk
meningkatkan mutu dan servis, serta menghadapkan dengan competitor (pesaing) melalui
kekuatan yang mereka miliki.
5. Kekuatan tawar-menawar pemasok (suppliers)
Pemasok dapat mempengaruhi industri lewat kemampuan mereka untuk menaikkan harga
atau mengurangi kualitas produk atau servis.Oleh karena itu, warung makan harus mampu
mengendalikan perilaku pemasok.
1. Aspek Sosial
Tujuan utama warung makan ini adalah mencari keuntungan yang sebesar-besar nya.
Namun demikian, warung makan ini tidak dapat hidup sendirian, melainkan hidup bersama-sama
dengan komponen lain, salah satu komponen lain yang di maksud adalah lembaga sosial
sehingga dalam rangka keseimbangan tadi, hendak nya warung makan memiliki tanggung jawab
sosial.
Pengaruh positif
Proyek bisnis hendaknya dapat berpengaruh positif pada masyarakat sekitar,tidak hanya
berdampak pada meningkatnya atau semakin baik nya kondisi lingkungan fisisk, seperti jalan,
jembatan, dan telepon tetapi juga kondisi lingkungan fisikis mereka.
Beberapa hal yang mendukung usaha bisnis Nasi Liwet Tengah Malam dilihat dari aspek
sosialnya :
1. Dengan adanya usaha Nasi Liwet Tengah Malam akan dapat mempengaruhi wilayah
usaha tersebut ramai dikunjungi karena penempatan lokasi yang strategis, apabila lokasi
usaha tersebut dekat dengan pusat keramaian dan hiburan
2. Adanya jalur komunikasi dan distribusi yang menghubungkan antara pihak produsen dan
konsumen yang saling menguntungkan.
3. Adanya perubahan kondisi sosial yang kompleks yang apabila dalam usaha Nasi Liwet
Tengah Malam ini terdapat berbagai macam bentuk penyelewengan yang dilakukan oleh
37
salah satu karyawan sehingga mengakibatkan terganggunya keseimbangan dalam bidang
sosial yang kompleks dalam perusahaan.di sebabkan karena semakin membaik peraturan
perundang-undangan pemerintah,meningkatnya kualitas sdm.
4. Dengan adanya usaha Nasi Liwet Tengah Malam ini akan menyebabkan Perubahan
dalam masyarakat yang pluralistic yaitu :
a. Membuka lapangan kerja baru
b. Meningkatkan mutu hidup
Berdasarkan analisis aspek lingkungan dan aspek sosial, usaha ini layak untuk dijalankan
karena dapat memberikan pengaruh yang positif untuk lingkungan sekitarnya
F. Aspek Hukum dan Legalitas
1. Skala usaha
38
Nasi liwet tengah malamtermasuk dalam skala usaha kecil karena mermiliki
kekayaan atau asset sebesar Rp 55.000.000 sebagai modal awal dan proyeksi estimasi
Nasi Liwet ini dalam setahun sebesar Rp. 351.000.000 dalam penghasilan laba kotor ,
dan memperoleh estimasi pendapatan laba 129.040.000 / tahun.
2. Bentuk Perusahaan
Bentuk usaha ini adalah Usaha Dagang (UD)
3. Prosedur Perizinan
1) Pendaftaran ijin usaha ke dinas perekonomian pemda yang didaftarkan ke pangadilan
negeri
2) Permohonan
menjadi
wajib
pajak
setempat
untuk
mendapatkan
NPWP
(perseorangan)
3) Pendaftaran ke departemen teknis (dinas perdagangan/perindustrian)
Secara Umum:
1. Akta pendirian
2. Surat keterangan domisili usaha
3. Nomor pokok wajib pajak (NPWP)
4. Tanda daftar perusahaan (TDP)
5. Tanda daftar usaha perdagangan (TDUP) & surat izin usaha perdagangan (SIUP)
Secara khusus :
1. Izin usaha industri (IUI)
2. Tanda daftar industri (TDI)
3. Tanda daftar perusahaan (TDP)
4) Lembaga/departemen/instansi yang terkait dengan usaha
39
Jenis perizinan
NPWP
TDP
TDI
TDUP
SIUP
IUI
HO
Lembaga yang terkait
Dinas perpajakan
Departemen perdagangan dan perindustrian
Pemerintah daerah
Aspek Ekonomi
Dilihat dari sudut ekonomi bahwa adanya “Nasi liwet tengah malam” ini tentunya akan
menarik para pelanggan khususnya bagi seorang mahasiswa, komunitas musik jazz, komunitas
club motor dan commuter . Ada beberapa alasan mengapa mahasiswa, komunitas musik jazz,
komunitas club motor, penggila bola dan komuter ikut tertarik dengan adanya “Nasi liwet tengah
malam” , diantaranya adalah :
a) Dilihat dari segi harganya yang terjangkau.
b) Dilihat dari segi tempat bisnis “Nasi liwet tengah malam” tersebut didaerah jalan utama
kota jember. Dimana sering dilewati commuter maka dapat meningkatkan keuntungan.
c) Disamping dari segi harga bahwa mahasiswa, komunitas musik jazz, klub motor dan
penggila bola dapat memanfaatkan tempat
tersebut sebagai tempat berkumpul dengan
temanya.
d) Dan tentunya Meningkatkan keuntungan bagi pemilik “Nasi liwet tengah malam”.
Sehingga, dari segi aspek eknomi kami berpendapat bahwa usaha ini layak untuk
didirikan.
Aspek Teknis/ Operasi
Pemilihan desain produk yang akan diproduksi
40
Produk nasi liwet dikemas dengan mengikuti tren pasar yang sedang berkembang saat
ini tanpa meninggalkan keaslian cita rasa dari nasi liwet ala sunda ini.
Contoh produk :
I.
Untuk contoh produk unggulan Nasi Liwet Tengah Malam
Nasi Liwet Lengkap
Pelengkap Nasi Liwet : Tumis Ikan Asin
41
Dan dikemas dengan menggunakan piring anyaman bamboo yang dipincuk
II.
Sedangkan untuk minuman, berikut contoh minuman yang akan kami sajikan:
Bajigur
42
Berikut gambar lokasi “ Nasi liwet tengah malam” :
Prakiraan jualan resto-car Nasi Liwet Tengah Malam yakni di Jl.Ahmad Yani
43
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Dari hasil analisis beberapa factor terutama jika dilihat dari aspek keuangan yang layak
untuk mendirikan usaha ini, ternyata usaha Rumah Coklat mampu memberikan hasil yang
baik dan dapat dikatakan layak untuk dijalankan dan didirikannya usaha stand kendaraan
Nasi Liwet Tengah Malam yang berada di Jalan Gadjah Mada, Jember. Selain itu didukung
dengan harga yang terjangkau oleh lapisan masyarakat yang terutama mahasiswa serta bagi
para anggota klub yang ada di malam hari, letak yang strategis serta kualitas nasi liwet
yang khas dengan rasa sunda yang terjamin dan higienis.Dengan tingkat persaingan yang
belum terlalu komptetitif, maka kondisi tersebut memberikan peluang yang baik untuk
dibidik dijadikan peluang usaha.Peluang tersebut memberikan rasa optimis untuk
menjalankan usaha ini.
1.2 Rekomendasi
Dalam menjalankan usaha warung Nasi Liwet Tengah Malam ini, yang perlu untuk
diperhatikan adalah mengenai bagaimana menjaga kualitas produk dan mencari inovasi
menu yang dapat mendongkrak penjualan serta dalam hal stand penjualan yang terus
berinovasi mendesign mobil sebagai stand penjualannya.
44
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nasi liwet adalah makanan khas berasal dari daerah jawa barat dan jawa tengah.
Perbedaan nasi liwet Solo dengan Sunda yakni pada Nasi liwet Solo adalah nasi gurih
(dimasak dengan kelapa) mirip nasi uduk, yang disajikan dengan sayur labu siam, suwiran
ayam (daging ayam dipotong kecil-kecil) dan areh (semacam bubur gurih dari kelapa),
sedangkan nasi liwet Sunda Nasi yang mempunyai cita rasa yang sangat khas dengan
bumbu seperti sereh dan daun salam ditambah dengan ikan asin ini pasti sangat digemari
semua orang. Cara pembuatannya juga cukup mudah, bisa memasaknya pada rice cooker,
panic. Nasi liwet ini dilengkapi dengan aneka masakan lainnya seperti sambal yang sangat
lezat, ayam bakar, tahu dan tempe goreng, lalapan mentimun dan tomat yang dihias sangat
cantik. nasi liwet sunda ini sangat pas jika disajikan selagi hangat. Tahu goreng bisa anda
beri bumbu ataupun di hancurkan atau dihaluskan kemudian dibentuk bulat pipih
kemudian digoreng.
Masyarakat biasanya mengkonsumsi nasi liwet pada santapan makan malam atau
bisa juga untuk sarapan. biasa memakan nasi liwet setiap waktu mulai dari untuk sarapan,
sampai makan malam. Nasi liwet pada dulunyab biasa dijajakan keliling dengan bakul
bambu oleh ibu-ibu yang menggendongnya tiap pagi atau dijual di warung lesehan (tanpa
kursi).
B. Latar belakang didirikannya Nasi Liwet Tengah Malam
Di era yang semakin dinamis saat ini, kebutuhan manusia juga semakin beragam,
terutama kebutuhan akan pangan yang merupakan kebutuhan primer manusia.
Permintaan masyarakat akan makanan yang bervariasi memicu munculnya berbagai
inovasi di bidang kuliner, sehingga tidak mengherankan dalam beberapa dekade terakhir
usaha kuliner kian menjamur. Di tengah beragamnya jenis usaha kuliner tersebut, usaha
kuliner yang mengangkat makanan tradisional Indonesia sebagai menu utamanya
merupakan salah satu yang cukup diminati.
1
Dengan aktivitas dan mobilitas manusia yang juga semakin meningkat saat ini,
kebutuhan akan pangan pun dapat muncul kapan saja, termasuk di tengah malam, di
mana terdapat banyak pekerja yang baru menyelesaikan aktivitasnya. Di samping itu juga
terdapat para commuter yang seringkali baru pulang dari tempat kerjanya di luar kota
pada tengah malam. Kami mengamati bahwa cukup tingginya permintaan akan kuliner di
‘jam malam’ masih kurang diimbangi dengan jumlah penjual makanan pada jam tersebut
yang terbilang cukup minim, khususnya di kota Jember.
Berdasarkan pengamatan tersebut, kami menemukan peluang usaha di bidang
kuliner, terutama kuliner tradisional, yang khusus menjawab permintaan akan kebutuhan
pangan di tengah malam. Usaha tersebut kami beri nama “Liwet Tengah Malam”.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Aspek Pasar dan Pemasaran
1. Prakiraan perkembangan permintaan dan penawaran
Permintaan
a. Perkembangan permintaan saat ini
Dewasa ini, nasi liwet sudah mulai menjadi salah satu trend makanan tradisonal yang
cocok untuk sarapan dan makan malam bagi semua kalangan masyarakat terutama di
kalangan karyawan, mahasiswa dan bagi semua usia, terutama klub-klub yang ada di
malam hari dan permintaan saat ini mulai merangkak naik.
b. Prospek permintaan akan datang
Nasi Liwetakan tetap diminati oleh semua orang dari semua kalangan karena
kenikmatannya dan sensasinya yang hanya buka pada malam hari. Selain itu, trend
makan berbahan cita rasa tradsional selalu berkembangnya permintaan akan rasa asli
dari bumbu sunda yang dimasak dengan tradisional.
Penawaran
a. Perkembangan penawaran saat ini
Perkembangan penawaran saat ini di wilayah Jember dan sekitarnya untuk stand
penjualan dengan kendaraan yang design modern yang disajikan pada malam hari
masihsangat jarang sedangkan permintaan untuk sajian makan malam hari selalu
meningkat.
b. Prospek penawaran akan datang
Mengingat adanya peluang yang besar dalam usaha kuliner Nasi Liwet yang mengacu
pada daerah Jawa Barat dan dikemas pada sajian malam hari yang akan datang. Maka
perlu adanya produk yang memberikan nilai lebih.Oleh karena itu, bagi pelaku usaha
disektor ini perlu melakukan penawaran yang inovatif untuk menarik pasar.
3
2. Peluang Pasar yang ada
Pada dewasa ini jika dilihat khusunya wilayah Jember, tidak ada penjual makanana yang
buka pada malam hari yang menyajikan Nasi Liwet.Seperti yang kita tahu bahwa yang ada
penjual makanan pada malam hari di wilayah jember yang terkenal adalah Pecel Setan. Oleh
karena itu dengan melihat adanya peluang bisnis kami yang fresh dan inovatif ini, maka pada
bisnis kami akan menghasilkan tingkat profitabilitas yang cukup tinggi denagan melihat tidak
bisnis yang menyajikan konsep sepeti kami terutama di wilayah Jember. Pada bisnis kami ini
akan menyajikan konsep yang berbeda dengan menghadirkan menu baru yang diadopsi dari
makanan dan minuman ala Jawa Barat yakni Nasi Liwet Tengah Malam.
3. Product Life Cycle (PLC)
Siklus hidup produk adalah suatu konsep penting yang memberikan pemahaman tentang
dinamika
kompetitif
suatu
produk.
Dengan
menggunakan
PLC,
diharapkan
dapat
mempertahankan kelangsungan usaha.
4
Dalam keempat tahap dari analisa Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) ini memiliki
beberapa strategi:
Produk
Perkenalan
Menawarkan
Pertumbuhan
Menawarkan
produk dasar
variasi
produk produk
baru
Harga
Memberikan
Memberikan
harga
dasar harga
sesuai
dapat
Promosi
kesepakatan
Menggunakan
pasar
Mengatur
Penjualan
banyak promosi promosi
menarik
Kedewasaan
Pembedaan
Penurunan
Tidak
memproduksi
berdasakan
menu
yang
jumlah
jarang
dibeli
permintaan
konsumen
Harga
yang Menurunkan
yang sama atau lebih harga
diterima baik dari pesaing
Kembali
Kurangi
agar membuat
promosi
untuk mendapatkan
promosi-
mendapatkan
lebih
konsumen
keuntungan dari yang
untuk
memaksimalkan
banyak promosi menarik laba.
mampu
permintaan
mempertahanka
konsumen
n
perhatian
konsumen
PLC dalam “Nasi Liwet Tengah Malam” dilakukan guna mempertahankan eksistensi
usaha. Tabel menjelaskan strategi-strategi yang dapat digunakan untuk menghindari terjadinya
kerugian dalam usaha.
4. Analisis persaingan ( Market Share )
Dengan melihat kondisi dimana stand penjualan dengan menggunakan kendaraan
modifikasi Nasi Liwet yang dikemas berbahan seperti ala Sunda belum ada disekitar
Jember, hal ini menyimpulkan bahwa belum terjadi persaingan antara usaha nasi liwet
satu dengan yang lain. Namun hal itu tidak menutup kemungkinan terjadi persaingan
5
dengan makanan tengah malam yang lainnya yakni Pecel Setan, Ketan Cetol, dll lainnya.
Tapi dengan keunikan yang ada pada konsep Nasi Liwet yang dengan menggunakan
stand penjualan kendaraan yang didesign modern, hal ini tidak akan menjadikan sesuatu
berarti. Selagi pemasar dapat memasarkan produknya seinovatif mungkin.
5. Segmentasi , Targeting, Positioning
a. Segmentasi
Yang menjadi segmentasi dari usaha ini semua kelas, yakni mulai kelas menengah
keatas maupun menengah kebawah .
b. Targeting
Yang menjadi target pasar adalah para muda-mudi baik itu pegawai maupun
mahasiswa dan masyarakat sekitar terutama klub klub yang ada di malam hari.
c. Positioning
Produsen ingin menciptakan image atau citra bagi warung kuliner bercita rasa daerah
Jawa Barat ini dibenak para konsumen adalah warung nasi liwet yang berkonsep
resto-car yang melayani sepenuh hati tanpa mematikan kantong konsumen tanpa
mengurangi kualitas yang sudah terjamin.
6. Marketing Mix :
A. Produk(product)
Produk yang akan dihasilkan berupa makanan dan minuman yang khas dengan ala daerah
Jawa Barat yakni dengan menggunakan Nasi Liwet ala Sunda dan minumannya Bajigur yang
akan menamabah sensasi kuliner tengah malam pada wilayah Jember. Dengan menggunakan
bahan-bahan tradsional yang pilihan nasi liwet yang akandiproduksi dapat dikatakan sebagai
produk yang berkualitas. Karena produsen bukan hanya mengutamakan kuantitas namun juga
kualitas dari hasil yang akan diproduksi. Dengan pemilihan bahan-bahan yang akan digunakan,
hal ini akan menjadikan nilai tambah dari hasil produk. Bahan bahan yang digunakan adalah :
Bahan Nasi Liwet :
6
Beras
Daun Salam
Daun Sereh
Bawang Merah
Bawang Putih
Tomat
Garam dan Gula
Pelengkap Nasi Liwet :
Ikan Asin : Ikan Peda, ikan teri
Tempe
Tahu
Telur
Ayam
Sambal dan lalapan
Rempeyek Belut
Menu Minuman
Bajigur
Kopi Hitam
Es teh
Teh Hangat
B. Harga(Price)
Harga yang ditetapkan untuk:
a. Makanan lengkap lauk
Rp10.000
b. Minuman all variant
Rp 3.000
7
C. Promosi (promotion)
Kegiatan promosi yang dilakukan untuk memperkenalkan produk nasi liwet ini melalui
berbagai promosi yaitu:
1. Social network / media sosial
Media sosial yang digunakan disini seperti facebook, twitter dan media sosial lainnya,
tidak ada biaya khusus dan tergolong murah.
2. Menyebar brosur, leaflet
Promosi lainnya yang akan dilakukan adalah dengan menyebarkan brosur-brosur dan
leaflet yang berisi promosi dari produk Nasi Liwet yang akan dijual.
Strategi Pemasaran
1. Kegiatan promosi
Kegiatan promosi harus digalakkan dengan mempromosikan lewat media cetak seperti,
pamphlet, leaflet ataupun, banner,
maupun promosi melalui media sosial network seperti
facebook, twitter dll. Selain itu adanya tester Nasi Liwet promosi Beli 2 gratis 1 pada beberapa
50 pembeli pertama sebagai promosi awal berdirinya usaha.
2. Tingkat pelayanan
Masyarakat terutama klub klub yang ada di malam hari serta pegawai dll, yang lebih
menyukai keefektifan dan efisiensi waktu juga harus diperhatikan.Sehingga, dalam melayani
harus dapat memuaskan konsumen. Seperti dalam melayani konsumen diterapkan 3S
(Senyum,Salam dan Sapa), dan keefektifian waktu melayani.
D. Tempat (Place)
Lokasi penjualan ini terletak di jalan utama yang menyewa halaman took di jalan utama
daerah Jember yang sering diliwati para commuter yakni diJl.Ahmad Yani. Dilihat dari segi
tempat bisnis “Nasi liwet tengah malam” tersebut didaerah jalan utama kota jember. Dimana
sering dilewati commuter maka dapat meningkatkan keuntungan.
8
7. Distribusi
Distribusi produk dilakukan secara langsung ke konsumen, hal ini dikarenakan pembeli
datang langsung ke tempat stand penjualan resto-car Nasi Liwet Tengah Malam.
8. Analisis SWOT
Kekuatan (Strenght)
Memiliki inovasi strategi penjualan yang dikemas dengan adanya penjualan di
kendaraan yang didesign modern.
Memiliki makanan yang memiliki cita rasa berbeda dengan mengemas makan
daerah Jawa Barat yakni nasi Liwet yang disajikan pada malam hari serta
minumannya yakni Bajigur
Letak lokasi usaha di jalan utama kota daerah Jember yang sangat strategis,
bersih
Kelemahan (Weakness)
Produk yang ditawarkan berupa makanan yang mudah basi, sehingga ketika
produk tidak laku dijual, dibutuhkan penanganan khusus agar tidak ada bahan
yang terbuang.
Dijual pada malam hari yakni mulai jam 21.00 sehingga ada juga masyarakat
yang enggan keluar malam hari.
Peluang (Opportunity)
Karena tidak ada yang memiliki konsep resto-car yang dikemas teknlogi pada
modifikasi kendaraannya maka dapat berpeluang sebagai market leader di
wilayah Jember.
Ancaman (Thread)
Pesaing dari kedai lain yang sudah banyak pelanggan yang mengadaptasi menu
yang telah tersedia di kedai kami sebagai menu tambahan di kedai mereka.
9
Keputusan Strategi
Strategi produk yang lebih murah
Strategi penjualan produk yang berkonsep kreatif
Strategi inovasi produk
Strategi penekanan biaya
Strategi promosi yang intensif
Dari analisis aspek pasar dan pemasaran, dapat dikatakan usaha ini layak untuk
dijalankan karena telah memiliki dasar pemasaran yang kuat sehingga dalam proses berjalannya
diharapkan mampu mendukung penjualan.
10
B. Aspek Manajemen dan SDM
1. Perencanaan (Planning)
Proses
perencanaan
dilakukan
dengan
brainstorming
antara
owner
untuk
mempertimbangkan berbagai aspek yang mendukung dan berpengaruh terhadap kelangsungan
usaha. Brainstorming dilakukan agar terjadi pertukaran ide-ide dari masing-masing owner.Untuk
ke depannya, direncanakan untuk terjadinya komunikasi antara owner dan karyawan melalui dua
pendekatan, yaitu atas-bawah (top-down) yang bersifat instruksional dari owner ke karyawan dan
bawah-atas (bottom-up) yang bersifat saran dan masukan dari karyawan ke owner.Komunikasi
semacam ini diperlukan supaya karyawan dapat memahami tujuan yang ingin dicapai dan owner
dapat mengetahui kondisi aktual di lapangan dan dapat segera mengambil keputusan yang
diperlukan.
Usaha warung makan “Liwet Tengah Malam” direncanakan akan ditujukan untuk
segmen pasar mahasiswa, komunitas pecinta musik jazz, komunitas club motor, dan juga para
commuter yang biasanya kesulitan untuk menemukan tempat makan dan berkumpul di tengah
malam.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Tujuan utama usaha “Liwet Tengah Malam” adalah memperoleh keuntungan
yang
sebesar-besarnya
pengorganisasian
dengan
karyawan
mengutamakan
diupayakan
kepuasan
supaya
dapat
pelanggan,
sehingga
menambah
nilai
konsumen.Sehingga karyawan sebagai ujung tombak yang langsung berhubungan dengan
11
konsumen perlu diberi pelatihan-pelatihan people skill maupun kode etik.Diupayakan
juga terjadi komunikasi dua arah antara owner dan karyawan.
Mengingat skala usaha yang tergolong usaha kecil, owner memegang peranan
yang cukup besar, yang menyangkut keuangan, produksi, serta research and
development.Sedangkan karyawan diberi tugas sebagai pelayan yang langsung
bersentuhan dengan konsumen, dan langsung bertanggung jawab kepada owner. Berikut
adalah bagan struktur organisasi “Liwet Tengah Malam”:
Keuangan
Owner
Produksi
R&D
Karyawan
(Pelayan)
Karyawan
(Pelayan)
3. Pengarahan (Actuating)
Fungsi pengarahan pada “Liwet Tengah Malam” dilakukan dengan pendekatan
partisipatif, dimana masukkan dari karyawan merupakan informasi penting bagi owner.
Karyawan
ditempatkan
sebagai
partner/mitra
bisnis
sebagai
cara
untuk
mengkomunikasikan tujuan yang ingin dicapai owner dengan efektif, serta untuk
menumbuhkan rasa memiliki dalam diri karyawan yang akan berimplikasi pada loyalitas
karyawan.
4. Pengawasan (Controlling)
Fungsi pengawasan dilakukan agar tujuan usaha dapat tercapai.Disamping itu juga
sebagai upaya untuk menjaga aset.Pengawasan harus dilakukan secara berkesinambungan supaya
setiap tindakan yang menyimpang dapat segera dievaluasi dan owner dapat segera mengambil
keputusan.“Liwet Tengah Malam” menggunakan metode self-control, dimana setiap orang
dalam usaha ini (owner dan karyawan) ditanamkan kesadaran diri untuk terus bertindak dengan
benar.
12
5. Perencanaan Sumber Daya Manusia
Karyawan merupakan mitra bisnis yang penting untuk kelangsungan suatu usaha.
Karyawan biasanya melalui tahap berikut dalam pekerjaannya:
a. Perekrutan; dilakukan dengan wawancara
b. Pengelolaan; dilakukan dengan pemberian pelatihan-pelatihan
c. Pemberhentian;apabila kinerja karyawan dirasa tidak sesuai dengan yang diharapkan,
akan diambil tindakan pemberhentian
6. Analisis Pekerjaan
Owner bertanggung jawab dalam bidang:
a.
Keuangan; yaitu mulai perencanaan, pendanaan, dan pengelolaan
b.
Produksi; yaitu pembuatan nasi liwet beserta lauk pauknya
c.
Research and development; yaitu melakukan riset dan analisis usaha untuk
perkembangan bisnis
Sedangkan karyawan bertanggung jawab atas fungsi pelayanan kepada konsumen.
7. Kompensasi
“Liwet Tengah Malam” memberikan kompensasi kepada karyawan berupa gaji
sebesar Rp 1.000.000,00 (Satu Juta Rupiah Per Bulan) per bulan dengan jam kerja 9 jam
per hari, yaitu mulai pukul 21.00-06.00. Karyawan juga akan diberi Tunjangan Hari Raya
(THR) sebesar satu kali gaji pada Hari Raya Idul Fitri.
8. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Keselamatan dan kesehatan kerja karyawan perlu mendapat perhatian yang lebih,
karena mengingat usaha ini beroperasi pada jam tidur dan pada kondisi suhu lingkungan
13
yang relatif rendah (dingin) sehingga dikhawatirkan akan mengganggu kesehatan
karyawan. Oleh karena itu “Liwet Tengah Malam” menggunakan seragam karyawan dari
bahan yang cukup tebal untuk melindungi dari hawa dingin, sekaligus melindungi tubuh
dari resiko pekerjaan (misal siraman air panas). Karyawan juga diingatkan akan
pentingnya beristirahat di luar jam kerja, karena istirahat yang cukup akan berimplikasi
positif terhadap produktifitas. “Liwet Tengah Malam” juga mendaftarkan asuransi jiwa
bagi karyawan sebagai bentuk tanggung jawab.
C. Aspek Teknik dan Teknologi
1. Ide dan Spesifikasi Produk
Ide untuk mendirikan “Liwet Tengah Malam” berasal dari adanya kebutuhan
masyarakat akan penjual makanan yang buka di tengah malam. Biasanya kelompok
masyarakat ini adalah para mahasiswa, karyawan kantor, maupun para commuter yang
seringkali beraktivitas hingga larut malam. Pemilihan kuliner nasi liwet sebagai produk
utama karena nasi liwet merupakan warisan kuliner nusantara yang perlu untuk
dilestarikan.Khususnya di Kota jember, nasi liwet merupakan kuliner yang masih jarang
dijumpai.
Adapun nasi liwet yang menjadi produk dari “Liwet Tengah Malam” adalah nasi
yang dibuat dengan mencampurkan daun salam, sereh, dan bumbu-bumbu lain pada beras
yang kemudian dimasak dalam magicom. Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat
nassi liwet adalah:
Beras
Daun salam
Sereh
Bawang merah
Bawang putih
14
Tomat
Mentega
Garam
Kami juga menyediakan beraneka ragam pilihan lauk sehingga konsumen dapat memilih
sendiri lauknya sesuai selera dan budgetnya, yaitu:
Ikan asin
Peyek belut
Telur
Ayam goreng
Ayam bakar
Dadar jagung
2. Rencana Kualitas dan Kuantitas Produksi
“Liwet Tengah Malam” ingin menghadirkan sajian khas yang menggugah selera,
nikmat disantap, dengan harga yang wajar.Meskipun kami menargetkan penjualan
dengan kuantitas yang cukup besar per harinya, namun aspek kualitas juga menjadi
perhatian.Mulai pemilihan bahan, pengolahan, hingga produk siap disajikan, dilakukan
sendiri oleh owner, dimana hanya owner yang memegang resep produk demi menjaga
cita rasa dan keberlangsungan usaha.
3. Pemilihan Teknologi
“Liwet Tengah Malam” mengusung konsep resto-car dimana konsumen akan
merasakan sensasi yang berbeda ketika menyantap nasi liwet di meja yang merupakan
sebuah bak mobil pick-up. Kami juga menambah kenikmatan santap tengah malam
konsumen dengan hiburan berupa alunan musik jazz every nite. Khusus pada hari-hari
dimana terdapat pertandingan sepak bola yang dianggap sebagai bigmatch, kami akan
memutarkan siaran sepak bola tersebut dari televisi yang dipasang di belakang mobil.
15
Untuk mobil pick-up, kami memilih untuk menggunakan Daihatsu Hijet keluaran
tahun 1985 yang tergolong tua namun memiliki mesin yang cukup bandel serta irit bahan
bakar. Mobil ini kami pilih juga dengan pertimbangan harga pasarannya yang cukup
murah, yaitu di kisaran 10 juta rupiah. Pemasangan perangkat entertainment seperti
televisi dan sound system juga menjadi perhatian, karena nantinya akan digunakan
sebagai sarana untuk memutar musik maupun menonton siaran sepak bola.
Dalam proses produksinya, proses pembuatan nasi liwet tidak lagi menggunakan
cara tradisional, melainkan sudah menggunakan magicom, mengingat kuantitas produksi
yang cukup besar sehingga akan tidak efisien apabila menggunakan cara tradisional.
4. Layout Tempat Usaha, Kapasitas Produksi, dan Fasilitas Tempat Usaha
Usaha ini memilih lokasi di pinggir jalan Ahmad Yani yang merupakan jalan
utama kota Jember. Sebagai tempat usaha, “Liwet Tengah Malam” menggunakan mobil
pick-up sebagai pengganti gerobak yang sudah banyak digunakan penjual makanan lain.
Terdapat beberapa alasan yang meyakinkan owner untuk menggunakan mobil pick-up,
yaitu:
a. Memiliki kapasitas yang lebih besar daripada gerobak
b. Memiliki mobilitas yang lebih tinggi (mudah dipindahkan)
c. Dapat berfungsi sebagai sarana makan bagi konsumen, yaitu sebagai meja
d. Surat-surat kendaraan dapat digunakan sebagai jaminan untuk pembiayaan
usaha
Dengan digunakannya mobil pick-up sebagai tempat usaha, kami percaya akan
menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen. Sebagai hiburan, akan dipasang televisi dan
akan dimainkan musik jazz akan menambah kenikmatan menyantap nasi liwet. Kami
yakin bahwa konsep ini dapat mendongkrak penjualan hingga 75 porsi per harinya.
Adapun denah tempat usaha yang direncanakan adalah sebagai berikut:
16
1 1
2
Keterangan:
1= mobil pick-up
2= meja-meja tambahan
Daihatsu Hijet
Mobil Modifkasi (Tampak depan)
17
Mobil Modifkasi (Tampak belakang)
Mobil Modifkasi (Tampak kiri)
Meja Tambahan
5. Manajemen Persediaan
Persediaan “Liwet Tengah Malam” merupakan bahan-bahan makanan seperti
beras, bumbu-bumbu, daging ayam, telur, dan lain-lain.Kami mengupayakan pembelian
persediaan ini dalam jumlah besar sebulan sekali untuk menekan biaya.Sehingga
dibutuhkan estimasi yang cukup akurat untuk menentukan kebutuhan sebulan.Namun
jangka waktu pengisian persediaan kembali ini juga memperhatikan umur dari bahan itu
sendiri.Karenanya, khusus untuk bahan-bahan yang tidak berumur panjang dan harus
fresh (seperti daging ayam dan sayuran) dilakukan pembelian setiap hari.
6. Pengawasan Kualitas Produk
Kualitas produk yang senantiasa terjaga merupakan hal yang perlu mendapat
perhatian serius untuk menambah nilai konsumen. Oleh karena itu, owner sebagai
pemegang resep, harus terjun langsung dalam proses produksi untuk menjaga cita rasa.
18
Pengawasan kualitas dilakukan sejak pemilihan bahan, pengolahan, hingga penyajian
kepada konsumen.Di sini perlu adanya pengawasan terhadap karyawan, apakah karyawan
telah menyajikan produk pada konsumen dengan baik sesuai standar yang ditetapkan.
D. Aspek Keuangan
a. Kebutuhan Dana Investasi
1. Biaya pra operasi
Biaya pra operasi sebesar Rp
34,033,000.00 yang digunakan untuk pembelian
kendaraan dan modifikasi kendaraan tersebut guna pemakaian stan penjualan restocar secara operasional dan pendirian usaha awal.
2. Modal Kerja
Modal kerja digunakan untuk membiayai seluruh aktiva lancar sebesar Rp
20.967,000.00 dan Total kebutuhan investasi sebesar Rp
60.000.000 serta Dari
19
jumlah perincian cost of capital, untuk mendirikan bisnis ini membutuhkan modal
kerja sebesar Rp. 55.000.000 dan total investasi sebesar Rp. 60.000.000.
Untuk mendirikan café resto-car “Nasi Liwet Tengah Malam” terlebih dahulu
kami merinci cost of capital (modal kerja) selain itu kami juga menentukan modal
investasi sebesar Rp. 60.000.000, selisih antara modal kerja yang terdapat aktiva
lancar dan modal investasi tersebut digunakan untuk membayar biaya operasional
pada saat periode awal didirikannya bisnis ini.
b. Rencana Pembelanjaan dan Sumber Dana
Dalam pendirian usaha warung makan Nasi Liwet ini menggunakan modal pinjaman ke
koperasi sebesar Rp 60.000.000,- dan dalam pinjaman ini memakai jangka waktu 6 tahun
dengan membyar per tahunnya 10.000.000 ditambah biaya angsuran 1,2% yakni biaya angsuran
1.800.000
c. Rencana Kebutuhan Dana
Aktiva Tetap
Kendaraan pick up hijet th.85
Modifikasi Kendaraan
Cooking set
Banner
Kompor gas
4 set Meja dan Kursi
Kursi Kayu 12 buah
Piring anyaman bambu 6 lusin
Sendok 6 lusin
Besek Bambu 10 lusin
Gelas 5 lusin
Harga Estimasi
8,500,000.00
15,000,000.00
3,500,000.00
450,000.00
300,000.00
2,200,000.00
2,100,000.00
208,000.00
180,000.00
120,000.00
120,000.00
Keterangan
@ 550.000
@ 175.000
@ 2900
@ 1000
20
Cangkir 3 lusin
Timba 2 buah
Wadah tissue 5 buah
Pulsa + leaflet
Terpal
Dispenser
Total
Aktiva Lancar
Kas
Bahan-bahan Nasi Liwet 1
210,000.00
110,000.00
15,000.00
450,000.00
250,000.00
400,000.00
34,033,000.00
bulan
Daun Pisang 50 pelepah
Jumlah Aktiva Lancar
Total Aktiva
14,715,000.00
3,000,000.00
@ 55.000
@ 3.000
34,033,000.00
3,252,000.00
1 pelepah 2000
20.967,000.00
55,000,000.00
Dan daftar pembelanjaan bahan-bahan nasi liwet untuk target 75 porsi yakni :
Bahan-bahan Nasi Liwet Sunda
Beras
Bawang Putih
Bawang Merah
Ikan Teri atau Ikan Peda
Daun sereh
Daun Salam
Garam
Cabai Rawit
Tomat
Cabai Merah
Mentega
Minyak
Terasi
Gula
75 porsi
7,5 kg
1kg
1kg
3 kg
21 batang
30 batang
¼kg
2 kg
1,5 kg
2 kg
½kg
1 liter
1 kg
¼kg
Harga
60,000.00
11,000.00
10,000.00
18,000.00
3,500.00
3,000.00
1,500.00
28,000.00
7,500.00
28,000.00
10,500.00
11,500.00
6,000.00
4,000.00
Pelengkap :
Ayam
Telur
Tempe
Tahu
6 kg
5 kg
4 blok
8 plastik
150000
70000
24000
20000
Lalapan :
21
10 buah
8 ikat
5 ikat
Timun
Selada
Kemangi
5,000.00
16,000.00
3,000.00
490,500.00
14,715,000.00
Total pembelian bahan 1 hari
Total pembelian bahan 30 hari
Dan diketahui pengeluran sehari umtuk 75 porsi Nasi Liwet berbahan Sunda ini
membutuhkan dana sebesar Rp. 490.500 dan pengeluran selama 30 hari Rp. 14,715,000.00
Target penjualan sehari adalah 75 unit nasi liwet , jadi harga pokok penjualan Nasi Liwet
Tengah Malam dalam 1 bulan adalah sebagai berikut :
Total bahan baku (75 unit nasi liwet )
= Rp 500.000
Harga Pokok Penjualan nasi liwet per unit
= Rp 6540
Harga pokok penjualan 75 unit nasi liwet
= Rp 490.500
Harga jual nasi liwet Rp 10.000 per unit, jadi omzet penjualan dalam 1 bulan :
Rp 10.000 x 75 unit x 30
= Rp 22.500.000 x 12 = 270.000.000
Jadi omzet penjualan selama satu tahun 3460 x 75 x 30 = 7.785.000 x 12 = Rp. 93.420.000
Minuman :
Air aqua
Kelapa
Gula Merah
Kopi
Gula pasir
The
Es
Daun jeruk nipis
Total pembelian sehari
Total pembelian 30 hari
2 galon
8 buah
½kg
1 kg
2 kg
1 pack
10 blok
¼kg
30,000.00
24,000.00
3,500.00
25,000.00
18,000.00
6,500.00
4,000.00
4,500.00
115.000
3.465.000
22
Target penjualan sehari adalah 75 unit nasi liwet , jadi harga pokok penjualan Minuman Nasi
Liwet Tengah Malam dalam 1 bulan adalah sebagai berikut :
Total bahan baku (75 unit minuman nasi liwet )
= Rp 120.000
Harga Pokok Penjualan minuman nasi liwet per unit
= Rp 1.600
Harga pokok penjualan 75 unit minuman nasi liwet
= Rp 115.000
Harga jual minuman nasi liwet Rp 3.000 per unit, jadi omzet penjualan dalam 1 bulan :
Rp 3.000 x 75 unit x 30
= Rp 6.750.000 x 12 = 818.000.000
Jadi omzet penjualan selama satu tahun 1400 x 75 x 30 = 3.150.000 x 12 = Rp. 37.800.000
Keuntungan dari penjualan Nasi Liwet Tengah Malam beserta minumannya masing-masing
target penjualannya 75 porsi yakni : 93.420.000 + 37.800.000 = Rp. 131.220.000
Maka, Break Event Point (BEP) = Biaya tetap ÷ (Harga/unit – Biaya variabel)
Biaya tetap sebulan :
Beban listrik
Beban sewa
Beban lain- lain (bensin Rp. 40.000/minggu)
Beban gaji :
Tenaga ahli
Pekerja ( 1 orang ) (Rp. 1.000.000 x 1)
Total biaya tetap
Pembelian gas elpiji
Beban air
Rp. 200.000
Rp. 334.000
Rp. 160.000
Rp. 1.000.000
Rp. 1.000.000
= Rp. 2.694.000
Rp. 90.000
Rp. 300.000
TOTAL BIAYA VARIABEL = Rp. 390.000
23
Proyeksi keuangan
1. Proyeksi Pendapatan
● Pendapatan Per Hari
a. Produk Makanan (Rp 10.000 x 75)
Rp
750.000
b. Produk Minuman (Rp 3.000 x 75)
Rp
225.000
Total
Rp
975.000
Rp
29.250.000
● Pendapatan Per Bulan
(Rp 975.000 x 30)
● Pendapatan Setahun
(Rp 31.500.000 x 12)
Rp 351.000.000
2. Proyeksi Biaya Per Tahun
Pembelian bahan Nasi Liwet
Rp. 176.580.000
Pembelian bahan Minuman
Rp. 43.200.000
Total Biaya Variabel
Rp.
Total Beban (Biaya Tetap)
Rp. 32.328.000
7.080.000
Rp. 105.972.000
3. Proyeksi Rugi/Laba
Perhitungan Rugi/Laba yaitu dengan menghitung antara selisih pendapatan dan
pengeluaran.
24
Rugi/ Laba= Pendapatan – Pengeluaran
= 351.000.000 – 245.028.000
= 104.912.000
Dengan demikian laba yang diperoleh per tahun dalam penjualan produk nasi liwet
tengah malam yaitu sebesar Rp 104.912.000 pertahun. Ini sudah dikurangi pembayran
pajak yang berdasarkan Menurut PP No.46 tahun 2013. Penghasilan bruto < 4,8 M
tarif pajak = 1%
Uji Kelayakan Bisnis
Untuk menguji apakah bisnis Rotiku layak dijalankan atau tidak, kami menguji
kelayakannya dengan empat kriteria, yaitu :
-
Payback Period (PP)
-
Average Rate of Return (ARR)
-
Net Present Value (NPV)
-
Pofitability Index (PI)
Menghitung Arus Kas (Cash Flow)
Nasi Liwet Tengah Malam memiliki nilai investasi Rp. 60.000.000, seluruhnya adalah
modal pinjaman ke koperasi dan memiliki umur ekonomis 6 tahun dan disusutkan dengan
metode garis lurus tanpa nilai sisa (residu). Perkiraan penjualan nasi liwet per tahun adalah Rp.
270.000.000, perkiraan penjualan minuman per tahun adalah Rp. 81.000.000, total beban per
tahun adalah Rp. 32.328.000, harga pokok penjualan nasi liwet pertahun Rp.176.580.000, harga
pokok penjualan minuman pertahun Rp.43.200.000 dan dikenakan pajak 1% per tahun. Berikut
adalah perhitungan kas bersih pada akhir tahun :
penyusutan=
Investasi−modal kerja Rp.60 .000 .000−55.000 .000
=
=Rp .1.000 .000
Umur Ekonomis
5 tahun
25
Penyusutan = Rp. 1.000.000/tahun
Sehingga estimasi laba/rugi :
Penjualan
(Rp. 22.500.000 x 12)
Rp. 270.000.000
( Rp. 6.750.000 x 12 )
Rp. 81.000.000 +
Jumlah
Rp. 351.000.000
Biaya yang keluar :
Harga Pokok Penjualan Nasi Liwet Rp. 176.580.000
Harga Pokok Penjualan Minuman
Rp. 43.200.000
Total Biaya Variabel
Rp.
Total Beban (Biaya Tetap)
Rp. 32.328.000
7.080.000
Rp. 245.028.000
Laba sebelum pajak (EBT)
Rp. 105.972.000
Pajak 1% (Rp. 105.972.000)
Rp.
1.059.720
(Menurut PP No.46 tahun 2013. Penghasilan bruto < 4,8 M tarif pajak = 1%)
Laba setelah pajak (EAT)
Aliran kas masuk bersih
Rp. 104.912.280
=
EAT
= Rp. 104.912.280
+ Penyusutan
+ Rp. 1.000.000
= Rp. 105.912.280
26
Berikut adalah tabel estimasi cash flow Nasi Liwet Tengah Malam :
EBT tahun 2016 = Rp. 110.000.000
EAT tahun 2016 = EBT - tax(1%)
= Rp.110.000.000 – Rp. 1.100.000
= Rp.108.900.000
EBT tahun 2017 = Rp. 115.000.000
EAT tahun 2017 = EBT – tax (1%)
= Rp. 115.000.000 – Rp. .1.550.000
= Rp.113.850.000
EBT tahun 2018 = Rp. 120.000.000
EAT tahun 2018 = EBT – tax (1%)
= Rp. 120.000.000 – Rp. .1.200.000
= Rp. 118.800.000
EBT tahun 2019 = Rp. 125.000.000
EAT tahun 2019 = EBT – tax (1%)
= Rp. 125.000.000 – Rp. 1.250.000
= Rp. 123.750.000
Tahun
EAT
Penyusutan
Kas bersih
(proceed)
DF 20%
PV kas bersih
2015
104.912.280
1.000.000
2016
2017
2018
2019
108.900.000
113.850.000
118.800.000
123.750.000
1.000.000
1.000.000
1.000.000
1.000.000
+¿
+¿
+¿
+¿
+¿
105.912.280
109.900.000
114.850.000
119.800.000
124.750.000
0,833
0,694
0,578
0,482
0,402
88.224.929,24
76.270.600
66.383.300
57.743.600
50.149.500
27
Jumlah PV kas bersih = Rp. 338.771.929,64
Keterangan :
¿
DF (discount factor)
1
t
(1+i)
Present value (PV) kas bersih = kas bersih (proceed) x DF
Menghitung BEP (Break Event Point)
Untuk menghitung Break Event Point atau titik impas, terlebih dahulu kita
kelompokkan antara biaya tetap dan biaya variabel sebagai berikut :
Biaya tetap per bulan :
Beban listrik
Beban sewa
Beban lain- lain (bensin Rp. 40.000/minggu)
Beban gaji :
Tenaga ahli
Pekerja ( 1 orang ) (Rp. 1.000.000 x 1)
Total
Rp. 200.000
Rp. 334.000
Rp. 160.000
Rp. 1.000.000
Rp. 1.000.000
Rp. 2.694.000
Berikut adalah rician biaya variabel :
Pembelian gas elpiji
Pembelian air
Rp. 90.000
Rp. 500.000
TOTAL BIAYA VARIABEL = Rp. 590.000
Berikut adalah rumus BEP dalam rupiah :
28
BEP=
FC
Rp. 2.694 .000
VC =
Rp . 590.000 =Rp . 2.706.168
1−
1−
TR
Rp. 131.220 .000
Jadi, Nasi Liwet Tengah Malam berada pada titik impas pada saat Rp.2.706 .168
Keterangan :
FC = Fixced cost (biaya tetap)
VC = Variable cost (biaya variabel)
TR = Total Revenue
1. Harga nasi liwet dengan Rp 8.000 dengan total cost pertahun Rp 176.580.000
Maka : Rp 8.000 x q = Rp 490.500 (perhari)
q = 61
Jadi kami akan memperoleh titik impas pada penjualan 61 porsi makanan nasi liwet.
2. Harga minuman dengan Rp. 3.000 dengan total cost pertahun Rp. 43.200.000
Maka : Rp. 3.000 x q = Rp. 120.000 ( perhari )
q
= 40
Jadi kami akan memperoleh titik impas pada penjualan 40 gelas minuman seperti bajigur,
kopi, teh dan lain-lain.
Menghitung Payback Period (PP)
Metode payback period (PP) merupakan teknik penilaian terhadap jangka waktu
(periode) pengembalian investasi suatu proyek atau usaha. Perhitungan ini dapat dilihat dari
perhitungan kas bersih (proceed) yang diperoleh setiap tahun. Nilai kas bersih merupakan
penjumlahan laba sebelum pajak ditambah dengan penyusutan (dengan catatan jika investasi
menggunakan modal sendiri).
Untuk menilai apakah usaha layak atau tidak dari segi PP, maka hasil perhitungan
tersebut harus sebagai berikut :
29
PP sekarang lebih kecil dari umur investasi
Dengan membandingkan rata – rata industri unit usaha sejenis
Sesuai dengan target perusahaan
Berikut adalah perhitungan PP Nasi Liwet Tengah Malam :
Investasi
= Rp. 60.000.000
Kas bersih tahun 2015
= Rp. 105.912.280–
Rp. -45.912.280
Kas bersih tahun 2016
= Rp. 109.900.000 Rp. – 155.812.280
Karena sisa tidak dapat dikurangi proceed tahun kedua, maka proceed tahun pertama
dibagi dengan proceed tahun kedua, yaitu :
Perhitungan kelayakan usaha dengan menggunakan metode Payback Period.
Payback Period =
Investasi
x 12
Kas bersih/ tahun
60.000.000
Payback Period = 105.912.280 x 12 = 7 bulan
Maka payback period 7 bulan, karena payback period lebih kecil dari umur investasi jadi
usaha ini dinilai layak
Menghitung Average Rate of Return (ARR)
Average Rate of Return (ARR) merupakan cara untuk mengukur rata – rata
pengembalian bunga dengan cara membandingkan antara rata – rata laba sebelum pajak (EAT)
dengan rata – rata investasi.
Rumus untuk menghitung ARR adalah sebagai berikut :
30
ARR=
rata−rata EAT (average earning after tax)
rata−ratainvestasi (average investment )
rata−rata EAT =
Total EAT
umur ekonomis
rata−ratainvestasi=
investasi
2
Total EAT = 105.912.280 + 109.900.000 + 114.850.000 + 119.800.000 + 124.750.000
= 575.212.280
rata−rata EAT =
575.212 .280
=115.042 .456
5
rata−ratainvestasi=
ARR=
60.000 .000
=30.000 .000
2
115.042 .456
=3,8=383,1 %
30.000 .000
Menghitung Net Present Value (NPV)
Net present value (NPV) atau nilai bersih sekarang merupakan perbandingan antara PV
kas bersih (PV of proceed) dengan PV investasi (capital outlays) selama umur investasi. Selisih
antara antara kedua PV tersebutlah yang kita kenal dengan Net Present Value (NPV).
Untuk menghitung NPV, terlebih dahulu kita harus tahu berapa PV kas bersihnya. PV kas
bersih dapat dicari dengan jalan membuat dan menghitung rumus dari cash flow perusahaan
selama umur investasi tertentu.
Setelah memperoleh hasil – hasil dengan :
NPV positif, maka investasi diterima ; dan jika
NPV negatif, sebaliknya investasi ditolak
31
Bila
NPV > 0
Berarti
investasi
yang
memberikan
NPV < 0
manfaat
bagi
perusahaan
investasi yang dilakukan akan proyek ditolak
mengakibatkan
NPV = 0
Maka
dilakukan proyek bisa dijalankan
kerugian
bagi
perusahaan
investasi yang dilakukan tidak Kalau proyek dilaksanakan atau tidak
mengakibatkan perusahaan untung dilaksanakan tidak berpengaruh pada
ataupun merugi
keuangan perusahaan. Keputusan harus
ditetapkan dengan menggunakan kriteria
lain misalnya dampak investasi terhadap
positioning perusahaan.
Total PV kas bersih = Rp. 338.771.929,64
Rp . 60.000 .000
Total PV investasi
=
NPV
= Rp. 278.771.929,64
−¿
Hasil dari NPV > 0 yaitu sebesar Rp. 278.771.929,64 yang artinya investasi diterima
Menghitung Profitability Index (PI)
Profitability Index (PI) atau benefit and cost ratio (B/C Ratio) merupakan rasio aktivitas
dari jumlah nilai sekarang penerimaan bersih dengan nilai sekarang pengeluaran investasi selama
umur investasi.
Rumusan yang digunakan untuk mencari PI adalah sebagai berikut :
32
PI =
∑ PV Kas Bersih x 100 %
∑ PV Investasi
Kesimpulan perhitungan PI :
Apabila PI lebih besar (>) dari 1 maka diterima
Apabila PI lebih kecil ( 1 yaitu 5,5 kali maka investasi diterima
Kesimpulan Terhadap Kelayakan Nasi Liwet Tengah Malam
Kriteria
Payback Period
ARR
NPV
Profitability Index (PI)
Hasil
7 bulan
383,1%
Rp. 278.771.929,64
5,5 kali
Standar Industri
2 tahun
75%
Rp.100.000.000
2 kali
Keterangan
Layak
Layak
Layak
Layak
Laporan Keuangan Nasi Liwet Tengah Malam
33
Berikut adalah Laporan Laba (Rugi) Nasi Liwet Tengah Malam per 31 Desember 2014 :
Nasi Liwet Tengah Malam
Laporan Laba Rugi
Per 31 Desember 2014
Penjualan Nasi Liwet
(22.500.000 x 12 )
Penjualan Minuman
(6.750.000 x 12 )
HPPenjualan Nasi Liwet
( 6540 x 75 x 30 ) x 12
HPPenjualan Minuman
( 1600 x 75 x 30 ) x 12
Laba Kotor
Dikurangi Beban :
Beban sewa
( 4.000.000 / 12 )
Beban listrik
( 2.400.000 / 12 )
Beban Gaji :
Tenaga Ahli ( 1 orang )
Pekerja ( 1orang )
Rp. 270.000.000
Rp. 81.000.000
(Rp. 176.500.000 )
(Rp. 43.200.000 )
Rp. 131.300.000,-
Rp. 334.000
Rp. 200.000
Rp. 1.000.0000
Rp. 1.000.0000
Beban lain-lain
Bensin ( 40.000 x 4 )
Rp.
160.000
Rp.
Rp.
90.000
500.000
Biaya Variabel :
Biaya gas
Biaya Air
+
( Rp. 3.284.000 ) x 12
( Rp. 39.408.000 )
Laba Sebelum Pajak (EBT)
Rp. 105.972.000
Pajak 1%
Rp.
Laba Bersih Setelah Pajak (EAT)
Rp. 104.912.280
1.059.720 -
Dari perhitungan aspek keuangan, dapat disimpulkan bahwa proyek ini layak untuk
dijalankan. Dengan rincian:
Kebutuhan investasi awal
Rp 60.000.000
34
Proyeksi pendapatan perbulan :
Nasi Liwet
Rp 22.500.000 / bulan
Minuman
Rp. 6.750.000 / bulan
Proyeksi pendapatan pertahun
Rp 351.000.000 / tahun
Proyeksi Laba bersih
Rp 104.912.280 / tahun
Payback period selama
7 bulan
E. Aspek Lingkungan dan Aspek Sosial
35
Dalam studi kelayakan bisnis kita harus menilai kelayakan usaha secara komperhensif
dengan memeperhatikan aspek lingkungan eksternal.Aspek lingkungan eksternal meliputi akses,
tempat, dan manusia.Aspek lingkungan industri lebih mengarah pada aspek persaingan di mana
bisnis perusahaan benda. Akibatnya, faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi, seperti ancaman
terhadap warung – warung lain dan kekuatan yang dimiliki warung termasuk kondisi persaingan
itu sendiri, menjadi penting dianalisis untuk study kelayakan bisnis jasa. Beberapa hal yang
mendukung usaha bisnis Nasi liwet tengah malam dilihat dari aspek lingkunganya :
1. Adanya persaingan sesama warung dalam industrinya
Dalam usaha bisnis Nasi liwet tengah malam tentunya terdapat persaingan yang sangat
mempengaruhi kebijakan dan kinerja warung apalagi sekarang.Dalam situasi persaingan yang
oligopoly, warung- warung lainya mempunyai kekuatan yang cukup besar seperti adanya pecel
setan yang lokasi ada di gladak kembar.Disana terdapat 2 warung dan buka warung tersebut
berbeda ada yang jam 21.00 dan jam 23.00 .
2. Adanya ancaman masuk pendatang baru
Adanya warung lain sebagai pendatang baru akan menimbulkan sejumlah implikasi bagi
warung makanan yang sudah ada. Implikasi tersebut misalnya adalah kapasitas menjadi
bertambah, terjadinya perebutan pangsa pasar serta perebutan sumber daya produksi yang
terbatas.Kondisi seperti ini menimbulkan ancaman bagi warung yang telah ada.Ada beberapa
faktor yang menghambat pendatang baru untuk masuk kedalam suatu industri, yang sering
disebut dengan hambatan masuk.Faktor-faktor yang dimaksud adalah skala ekonomi, diferensiasi
produk, kecukupan modal, biaya peralihan, aspek kesaluran distribusi dan peraturan pemerintah.
3. Adanya Ancaman dari produk pengganti.
Warung makan yang berada dalam suatu industri bersaing dengan produk pengganti.
Walaupun karakteristiknya berbeda, barang subsitusi dapat memberikan fungsi atau jasa yang
sama. Ancaman produk subtitusi adalah kuat bilamana konsumen dihadapkan pada sedikitnya
switching cost dan jika produk subtitusi itu mempunyai harga yang lebih murah atau kualitasnya
sama, bahkan lebih tinggi dari produk-produk suatu industri.
36
4. Kekuatan tawar-menawar pembeli (buyers)
Pembeli mampu mempengaruhi warung makan untuk memotong harga, untuk
meningkatkan mutu dan servis, serta menghadapkan dengan competitor (pesaing) melalui
kekuatan yang mereka miliki.
5. Kekuatan tawar-menawar pemasok (suppliers)
Pemasok dapat mempengaruhi industri lewat kemampuan mereka untuk menaikkan harga
atau mengurangi kualitas produk atau servis.Oleh karena itu, warung makan harus mampu
mengendalikan perilaku pemasok.
1. Aspek Sosial
Tujuan utama warung makan ini adalah mencari keuntungan yang sebesar-besar nya.
Namun demikian, warung makan ini tidak dapat hidup sendirian, melainkan hidup bersama-sama
dengan komponen lain, salah satu komponen lain yang di maksud adalah lembaga sosial
sehingga dalam rangka keseimbangan tadi, hendak nya warung makan memiliki tanggung jawab
sosial.
Pengaruh positif
Proyek bisnis hendaknya dapat berpengaruh positif pada masyarakat sekitar,tidak hanya
berdampak pada meningkatnya atau semakin baik nya kondisi lingkungan fisisk, seperti jalan,
jembatan, dan telepon tetapi juga kondisi lingkungan fisikis mereka.
Beberapa hal yang mendukung usaha bisnis Nasi Liwet Tengah Malam dilihat dari aspek
sosialnya :
1. Dengan adanya usaha Nasi Liwet Tengah Malam akan dapat mempengaruhi wilayah
usaha tersebut ramai dikunjungi karena penempatan lokasi yang strategis, apabila lokasi
usaha tersebut dekat dengan pusat keramaian dan hiburan
2. Adanya jalur komunikasi dan distribusi yang menghubungkan antara pihak produsen dan
konsumen yang saling menguntungkan.
3. Adanya perubahan kondisi sosial yang kompleks yang apabila dalam usaha Nasi Liwet
Tengah Malam ini terdapat berbagai macam bentuk penyelewengan yang dilakukan oleh
37
salah satu karyawan sehingga mengakibatkan terganggunya keseimbangan dalam bidang
sosial yang kompleks dalam perusahaan.di sebabkan karena semakin membaik peraturan
perundang-undangan pemerintah,meningkatnya kualitas sdm.
4. Dengan adanya usaha Nasi Liwet Tengah Malam ini akan menyebabkan Perubahan
dalam masyarakat yang pluralistic yaitu :
a. Membuka lapangan kerja baru
b. Meningkatkan mutu hidup
Berdasarkan analisis aspek lingkungan dan aspek sosial, usaha ini layak untuk dijalankan
karena dapat memberikan pengaruh yang positif untuk lingkungan sekitarnya
F. Aspek Hukum dan Legalitas
1. Skala usaha
38
Nasi liwet tengah malamtermasuk dalam skala usaha kecil karena mermiliki
kekayaan atau asset sebesar Rp 55.000.000 sebagai modal awal dan proyeksi estimasi
Nasi Liwet ini dalam setahun sebesar Rp. 351.000.000 dalam penghasilan laba kotor ,
dan memperoleh estimasi pendapatan laba 129.040.000 / tahun.
2. Bentuk Perusahaan
Bentuk usaha ini adalah Usaha Dagang (UD)
3. Prosedur Perizinan
1) Pendaftaran ijin usaha ke dinas perekonomian pemda yang didaftarkan ke pangadilan
negeri
2) Permohonan
menjadi
wajib
pajak
setempat
untuk
mendapatkan
NPWP
(perseorangan)
3) Pendaftaran ke departemen teknis (dinas perdagangan/perindustrian)
Secara Umum:
1. Akta pendirian
2. Surat keterangan domisili usaha
3. Nomor pokok wajib pajak (NPWP)
4. Tanda daftar perusahaan (TDP)
5. Tanda daftar usaha perdagangan (TDUP) & surat izin usaha perdagangan (SIUP)
Secara khusus :
1. Izin usaha industri (IUI)
2. Tanda daftar industri (TDI)
3. Tanda daftar perusahaan (TDP)
4) Lembaga/departemen/instansi yang terkait dengan usaha
39
Jenis perizinan
NPWP
TDP
TDI
TDUP
SIUP
IUI
HO
Lembaga yang terkait
Dinas perpajakan
Departemen perdagangan dan perindustrian
Pemerintah daerah
Aspek Ekonomi
Dilihat dari sudut ekonomi bahwa adanya “Nasi liwet tengah malam” ini tentunya akan
menarik para pelanggan khususnya bagi seorang mahasiswa, komunitas musik jazz, komunitas
club motor dan commuter . Ada beberapa alasan mengapa mahasiswa, komunitas musik jazz,
komunitas club motor, penggila bola dan komuter ikut tertarik dengan adanya “Nasi liwet tengah
malam” , diantaranya adalah :
a) Dilihat dari segi harganya yang terjangkau.
b) Dilihat dari segi tempat bisnis “Nasi liwet tengah malam” tersebut didaerah jalan utama
kota jember. Dimana sering dilewati commuter maka dapat meningkatkan keuntungan.
c) Disamping dari segi harga bahwa mahasiswa, komunitas musik jazz, klub motor dan
penggila bola dapat memanfaatkan tempat
tersebut sebagai tempat berkumpul dengan
temanya.
d) Dan tentunya Meningkatkan keuntungan bagi pemilik “Nasi liwet tengah malam”.
Sehingga, dari segi aspek eknomi kami berpendapat bahwa usaha ini layak untuk
didirikan.
Aspek Teknis/ Operasi
Pemilihan desain produk yang akan diproduksi
40
Produk nasi liwet dikemas dengan mengikuti tren pasar yang sedang berkembang saat
ini tanpa meninggalkan keaslian cita rasa dari nasi liwet ala sunda ini.
Contoh produk :
I.
Untuk contoh produk unggulan Nasi Liwet Tengah Malam
Nasi Liwet Lengkap
Pelengkap Nasi Liwet : Tumis Ikan Asin
41
Dan dikemas dengan menggunakan piring anyaman bamboo yang dipincuk
II.
Sedangkan untuk minuman, berikut contoh minuman yang akan kami sajikan:
Bajigur
42
Berikut gambar lokasi “ Nasi liwet tengah malam” :
Prakiraan jualan resto-car Nasi Liwet Tengah Malam yakni di Jl.Ahmad Yani
43
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Dari hasil analisis beberapa factor terutama jika dilihat dari aspek keuangan yang layak
untuk mendirikan usaha ini, ternyata usaha Rumah Coklat mampu memberikan hasil yang
baik dan dapat dikatakan layak untuk dijalankan dan didirikannya usaha stand kendaraan
Nasi Liwet Tengah Malam yang berada di Jalan Gadjah Mada, Jember. Selain itu didukung
dengan harga yang terjangkau oleh lapisan masyarakat yang terutama mahasiswa serta bagi
para anggota klub yang ada di malam hari, letak yang strategis serta kualitas nasi liwet
yang khas dengan rasa sunda yang terjamin dan higienis.Dengan tingkat persaingan yang
belum terlalu komptetitif, maka kondisi tersebut memberikan peluang yang baik untuk
dibidik dijadikan peluang usaha.Peluang tersebut memberikan rasa optimis untuk
menjalankan usaha ini.
1.2 Rekomendasi
Dalam menjalankan usaha warung Nasi Liwet Tengah Malam ini, yang perlu untuk
diperhatikan adalah mengenai bagaimana menjaga kualitas produk dan mencari inovasi
menu yang dapat mendongkrak penjualan serta dalam hal stand penjualan yang terus
berinovasi mendesign mobil sebagai stand penjualannya.
44