Dinner dan Laporan Praktikum (1)

LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA DASAR II

OLEH:
NAMA: I PUTU AGUS DINA ASTAWA
KELAS: 11c
NPM:08.8.03.51.30.1.5.1190
JURUSAN PENDIDIKAN MIFA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2009

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nyalah, penyusunan laporan tetap praktikum kimia dasar II
ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Adapun penyusunan laporan ini adalah sebagai tugas akhir dari mata
kuliah kimia dasar II yang bertujuan untuk memenuhi tugas dan memperoleh
nilai tambahan. Selain itu, saya juga ingin mengetahui lebih dalam mengenai

materi kimia dasar II lebih dalam.

Saya sadar, apa yang kami perbuat jauh dari sempurna. Oleh sebab itu
kami mohon maaf apabila ada kekurangan yang tentunya tidak saya sengaja.
Saya mengucapkan terima kasih banyak kepada seluruh pihak yang telah
membantu saya dalam penysunan laporan ini.

Akhirnya saya mengucapkan terimakasih dan semoga apa yang telah saya
perbuat dapat berguna bagi pembaca.
Denpasar, 8 juni
2009

penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
Percobaan 1 REAKSI DAPAT BALIK
Percobaan 2 KESETIMBANGAN KIMIA
Percobaan 3 PENURUNAN TITIK BEKU

Percobaan 5 INDIKATOR DAN PENENTUAN PH
Percobaan 6 LARUTAN BUFFER
Percobaan 7 HIDROLISA
Percobaan 8 LARUTAN ELEKTROLIT
Percobaan 9 ELEKTROLISA
Percobaan 10 UNSUR GOLONGAN ALKALI
Percobaan 11 UNSUR-UNSUR GOLONGAN ALKALI TANAH

Percobaan 1
REAKSI DAPAT BALIK
A. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan percobaan
ini adalah untuk mengetahui apakah suatu reaksi dapat balik.
B. Alat dan Bahan
Alat-alat:
- Tabung reaksi
- Gelas ukur
- Pipet tetes
Bahan-bahan:
- Larutan timbal nitrat 0,1 M

- Larutan asam sulfat 2 M
- Larutan kalium iodida 0,5 M

- Larutan kufri sulfat 0,1 M
- Larutan NaOH 0,1 M
- Larutan Na-Sulfat 1M

C. Landasan Teori
Suatu zat yang bila direaksikan tidak dpat kembali ke zat semula
maka reaksi tersebut dikenal dengan reaksi searah / reaksi yang
tidak dapat balik (irreversible) sedanglkan reaksi dapat balik
(reversible) adalah reaksi yang dapat balik keadaan semula. Reaksi
dpat balik biasanya dapat diketahui dalam proses-proses industri.
Selain itu reaksi yang dapat balik ini berlangsung secara tidak
tuntas di dalam suatu sistem tertutup dan akan berakhir dengan
terjadinya suatu kesetimbanagn. Kesetimbangan tersebut akan
tercapai apabila laju reaksi maju sama dengan laju reaksi baliknya.
D. Cara Kerja
1. Perubahan PbSO4 menjadi PbI2 dan kembali menjadi PbSO4
Isi tabung reaksi dengan 5 ml larutan Pb(NO3)2 0,1 M dan

tambahkan 10 tetes larutan H2SO4 2 M. Perhatikan warna
endapan yang terbentuk. Buang larutannya, dan cuci endapan
dengan 5 ml air. Tambah pada endapan sedikit demi sedikit 5
ml larutan KI 0,5 M. Sambil menggoyangkan tabung reaksi
perhatikan warna endapan. Buang larutannya, dan cuci
endapan dengan 5 ml air. Tambah pada endapan sedikit demi
sedikit 1 ml larutan 1 ml larutan Na2SO4 1 M sambil
menggoyang tabung reaksi. Perhatikan perubahan warna
endapan.
2. Perubahan CuSO4 menjadi Cu(OH)2 dan kembali menjadi

CuSO4
isi tabung reaksi dengan 3 ml larutan CuSO4 0,1 M tambahkan
5 ml larutan NaOH 0,1 M. Amati perubahan yang terjadi.

Selanjutnya, tuangkan dalam tabung reaksi tersebut 3 ml
larutan H2SO4 0,1 M. Amati lagi perubahan yang terjadi. Catat
semua perubahan yang terjadi.
E. Hasil Pengamatan
1. Perubahan PbsO4 menjadi PbI2 dan kembali menjadi PbSO4


 5 cm larutan Pb(NO3)2 0,1 mol di tambah dengan 10 tetes
larutan H2SO4 2 M warna larutan menjadi keruh, Setelah
beberapa menit larutan tersebut membentuk endapan yang
berwarna putih.
Pb(NO3)2 + H2SO4 PbSO4 + 2NO3
Endapan berwarna putih
 Setelah membuang larutan yang tidak mengendap dan
endapan yang berwarna putih tersebut dicuci dengan 5 ml
air dan ditambahkan sedikit demi sedikit 5 ml larutan KI
0,5 . setelah beberapa menit terbentuk endapan yang
berwarna kuning.
PbSO4 + KI PbI2 + K2SO4
Endapan berwarna kuning
 Endapan kuning tersebut dicuci lagi dan kembali dilarutkan
dengan 1 ml larutan NaSO4 1 M. Sehingga membentuk
endapan berwarna putih kembali.
PbI2 + Na2SO4 PbSO4 + 2NaI
2. Perubahan CuSO4 menjadi Cu(OH)2 dan kembali menjadi CuSO4


 3 cm larutan CuSO4 0,1 mol di tambah dengan 5ml larutan
NO2H 0,1 M terjadi perubahan dan membentuk endapan
berwarna biru. Larutan tersebut di tambah 3 ml larutan
H2SO4 0,1 M dan membentuk endapan berwarna biru da
kembali membentuk CuSO4
F. Pembahasan
G. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan, dapat ditarik kesimpulan:
 Pb(NO3)2 + H2SO4 PbSO4 + 2NO3

 PbSO4 + KI

Cuci, endapan berwarna putih.
PbI2 + K2SO4

 PbI2 + Na2SO4

Cuci, endapan berwarna putih.
PbSO4 + 2NaI


Cuci, endapan berwarna putih.
Na2SO4 + Cu (OH)2

 CuSO4 + NaOH

 Cu (OH)2 + H2SO4

Cuci, endapan berwarna putih.
CuSO4 + 2H2O
Cuci, endapan berwarna putih.

Percobaan 2
KESETIMBANGAN KIMIA
A. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan percobaan
ini adalah untuk mengetahui kesetimbangan kimia yang terjadi
dalam suatu larutan setelah ditambah larutan tertentu.
B. Alat dan Bahan
Alat-alat:
- Tabung reaksi

- Gelas ukur
- Pipet tetes
Bahan-bahan
- Larutan asam asetat 0,1 M
- larutan feri klorida 0,1 M
- Larutan Na-asetat 0,1 M
- Larutan kalium tiosianat 0,1
M
- Metil orange
- Larutan kalium klorida 0,1
M
C. Landasan Teori
Reaksi kesetimbangan yaitu reaksi yang hasil reaksinyadapat
kembali membentuk zat pereaksi. Reaksi ini disebut juga reaksi ini
disebut juga reaksi 2 arah atau reaksi bolak-balik(reversible).
Kesetimbangan kimia bersifat dinamis yaitu secara makroskopis
tidak terjadi perubahan konsentrasi dan warna, sedangkan secara
mikroskopis selalu terjadi perubahan terus-menerus.
Kesetimbangan kimia dibedakan menjadi kesetimbangan homogen
dan heterogen.

D. Cara Kerja
1. Pengaruh penambahan ion asetat pada reaksi setimbang Asam
Asetat
Isi sebuah tabung reaksi dengan 3 ml larutan CH3COOH 0,1 M
tambahkan i tetes MO. Catat warna larutan tambahkan

kemudian pertetes CH3COONan0,1 M. Sambil dikocok, sampai
warna larutan berubah.
2. Menggeser letaknya kesetimbangan Feri tiosianat
Isi sebuah tabung reaksi 3 ml FeCl3 0,1 M. Tambah 3 ml larutan
KCNS 0,1 M. Pindahkan campuran ini kedalam gelas kimia dan
encerkan dengan air, sehingga warna larutan berubah menjadi
meerah muda.
Sediakan 4 tabung reaksi dan masing-masing tabung dengan 3
ml larutan tersebut.
 Pada tabung reaksi ke-2 tambah 3 ml larutan FeCl3 0,1 M
 Pada tabung reaksi ke-3 tambah 3 ml larutan KCNS 0,1 M
 Pada tabung reaksi ke-4 tambah 3 ml larutan HCl 0,1 M
Bandingkan warna laruatan-larutan diatas dengan warna
larutan yang terdapat dalam tabung reaksi pertama.

Amati dan catat semua perubahan yang terjadi.
E. Hasil Pengamatan
1. Pengaruh penambahan ion asetat pada reaksi setimbang asam
asetat
CH3COOH + MO
warna larutan menjadi orange
2. Menggeser letaknya kesetimbangan Feri Tiosianat
FeCl3 + KCNS
Fe(CNS)3 + KCl + H2O (warna larutan merah
muda)
o Tabung reaksi ke-2 + 3 ml FeCl3 0,1 M ( warna menjadi
lebih muda dari warna pada tabung 1)
o Tabung reaksi ke-3 + 3 ml KCNS ( warna larutan menjadi
lebih tua dari warna pada tabung 1)
o Tabung reaksi ke-4 + 3 ml KCl 0,1 M (warna larutan
menjadi lebih muda dari warna tabung 1)
F. Pembahasan
1. Pengaruh penambahan ion asetat pada reaksi setimbang Asam
Asetat
Pada penambahan larutan CH3COONa 0,1 M warna larutan tidak

berubah yang artinya kesetimbangan kimia bersifat dinamis.
2. Menggeser letaknya kesetimbangan Feri Tiosianat
o Pada tabung kedua warna lebih muda yang berarti
kesetimbangan bersgeser kekiri.
o Pada tabung ketiga warna larutan lebih tua yang berarti
kesetimbangan bergeser kekanan.
o Pada tabung keempat warna larutan lebih muda yang
berarti kesetimbangan bergeser kekiri.
G. Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Pengaruh penambahan ion asetat pada reaksi setimbang asam
asetat bersifat dinamis secara makroskopis karena pada larutan
tidak terjadi perubahan warna.

2. Menggeser letaknya kesetimbangan Feri Tiosianat bersifat
dinamis secara mikroskopis karena pada larutan terjadi
perubahan secara terus-menerus.

Percobaan 3
PENURUNAN TITIK BEKU
A. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan
percobaan ini adalah untuk mengetahui seberapa besar penurunan
titik beku yang terjadi pada air yang ditambah suatu larutan.
B. Alat dan Bahan
Alat-alat:
- Tabung reaksi besar
- Gelas ukur
- Gelas kimia
Bahan-bahan
- Urea
- Garam dapur
- Es
B. Landasan Teori

- Pengaduk
- Thermometer
- Sendok

Penurunan titik beku merupaka salah satu sifat koligatif larutan
nonelektrolit yang dapat dirumuskan sebagai berikut.
ΔTf = Kf . m atau ΔTf = (T1- (-T2)) ̊ C
Keterangan :
ΔTf = penurunan titik beku
Kf = ketetapan penuruna titik beku ( ̊C/m)
m = molalitas larutan (m)
T
= suhu( ̊C )
D, Cara Kerja
Pasang alatalat
seperti
gambar
disamping.
Didalam
tabung reaksi
masukkan 1
sendok urea
dan 25 ml air.
Tutup tabung
tersebut
dengan gabus
yang
telah
dilengkapi
dengan
thermometer
dan
pengaduk(lihat
gambar)
isi
gelas
kimiadengan potongan-potongan es yang telah
dicampur dengan garam dapur. Aduk larutan
urea dengan pengaduk dan amati temperatur
tiap setengah menit sampai terjadi kristalkristal es didalam tabung reaksi.lanjutkan
pengamatan ini sehingga semua cairan dalam
tabung reaksi memveku.(ingat bahwa selama
terjadi proses terjadi pembekuan temperatur
tidak
berubah).
Teruskan
pengamatan
temperatur ini selama 1 menit lagi.
Amati dan catat semua perubahan yang terjadi.
E. Hasil Pengamatan
ZAT
Urea
Air

SUHU AWAL
25,7 ̊C
29,2 ̊C

SUHU AKHIR
-1.5 ̊C
0 ̊C

F. Pembahasan
o Suhu awal urea 25,7 C
̊ dan suhu akhir -1,5 ̊C maka
penurunan titik beku
f = 25,7 ̊C – (-(-1,5 ̊C))
= 24,2 ̊C

o Suhu awal air 29,2 ̊C dan suhu akhir 0 ̊C maka penurunan
titik beku
ΔTf = 29,2 ̊C – (-0 ̊C)
= 29,2 ̊C
H. Kesimpulan
 Penurunan titik beku dapat di cari dengan rumus :
ΔTf = ( T1 – ( - T2)) ̊C
 Apabila suatu zat cair ditambahkan suatu zat alin maka akan
mempengaruhi kesetimbangan.
 Penurunana titik beku urea adalah 22,7 ̊C

Percobaan 5
INDIKATOR DAN PENENTUAN PH
A. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan percobaan
ini adalah untuk mengetahui PH suatu zat dengan menggunakan
berbagi indikator
B. Alat dan Bahan

Alat-alat:
- Tabung reaksi
- Gelas ukur
Bahan-bahan
- Air suling
PP
- Air PDAM
-

- corong
- pipet tetes
- air jeruk

-

indikator

- Air hujan

-

indikator MO

Air sumur
- Air kapur
Air liur
- Tanah
Kertas indikator universal

-

Indikator BTB
Kertas saring

B. Landasan Teori
Dalam menentukan PH selalu identik dengan sifat asam, netral dan
basa. Dimana larutan bersifat asam apabila nilai Phnya kurang dari
7, larutan bersifat netral apabila nilai Phnya 7 dan larutan bersifat
basa bila nilai Phnya lebih dari 7.
D. Cara Kerja
1. Penetuan PH Air
Teteskan 1 tetes air suling pada sepotong kertas indikator
universal. Setelah kering bandingkan warnanya dengan warna
standar. Cata harga PH nya.
Ulangi percobaan diatas dengan menggunakan:
- Air PDAM
-Air kapur
-Air liur
- Air sumur
- Air jeruk
-Air hujan
Catat harga Phnya untuk masing-masing percobaan
3. Penetuan PH contoh tanah
Isi sebuah tabung reaksi dengan 1 sendok tanah. Tambahkan
10 ml air suling. Kocok beberapa menit dan saring. Sediakan 2
tabung reaksi dan masin-masing tabung masukkan 1 ml air
suling tersebut.
Pada tabung reaksi ke-1 tambah 2 tetes BTB. Perhatikan
warna larutan. Berdasarkan hasil pengamatan, tentukanlah,
apakah tanah yang diperiksa bersifat asam, netral atau basa.
Bila tanah yang diperiksa bersifat asam, tambahkan 2 tetes
indikator MO kedalamtabung reaksi ke-2.
Bila tanah yang diperisa itu bersifat basa, tambahkan 2
tetes indicator Ppkedalam tabung reaksi ke-2. Amati dan catat
semua perubahan yang terjadi.
E. Hasil Pengamatan
1. Penentuan PH air
- Air suling nilai Phnya 7
- Air PDAM nilai Phnya 9
- Air sumur nilai Phnya 8
- Air kapur nilai Phnya 10
2. Penentuan PH contoh tanah

- Air jeruk nilai Phnya 4
- Air liur nilai Phnya 7
- Air hujsn nilai Phnya 7

Tanah yang disaring ditambahkan dengan BTB bersifat asam
karena harga Phnya sebesar 5
Tanah yang disaring ditambahkan dengan MO bersifat asam
karena harga Phnya sebesar 6
F. Pembahasan
1. Penentuan PH air
- Air suling bersifat netral
- Air PDAM bersifat basa
- Air sumur bersifat basa
- Air kapur bersifat basa

- Air jeruk bersifat asam
- Air liur bersifat netral
- Air hujan bersifat netral

2. Penentuan PH contoh tanah
Tanah bersifat asam
H. Kesimpulan
Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa larutan yang
bersifat:
- Asam adalah air jeruk dan tanah.
- Netral adalah air suling, air liur dan air hujan.
- Basa adalah air PDAM, air sumur dan air kapur

Percobaan 6
LARUTAN BUFFER
A. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan percobaan
ini adalah
untuk mengetahui apakah suatu larutan dapat
mempertahankan harga Phny atau tidak.
B. Alat dan Bahan
Alat-alat:
3. Tabung reaksi
4. Gelas ukur
5. Pengaduk
Bahan-bahan:
6. Larutan asam asetat 1M
7. Larutan Na-asetat 1M
8. Larutan NH4OH
9. Larutan NH4Cl

- Rak tabung reaksi
- Pipet tetes
- Larutan asam klorida 0,1 M
- Larutan Na-hidroksida 0,1 M
- Kertas indicator universal

B. Landasan Teori
Larutan penyangga atau larutan bufer adalh larutan yang mampu
mempertahankan harga Phnya terhadap penambahan sedikit asam
dan basa.larutan penyangga dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
a) Larutan penyangga asam mengandung asam lemah(HA
b) Larutan penyangga basamengandung suatu basa lemah(B)
D. Cara Kerja
1. Pembuatan larutan bufer
a) Isi sebuah tabung reaksi dengan 5 ml larutan CH3COOH 1
M. Tambah kedalam tabung ini 5 ml larutn CH3COONa 1
M. Aduk larutan tersebut. Teteskan 1 tetes larutan diatas
kertas indikator universal. Keringkan dan tentukan PH
larutan tersebut dengan membandingkan kertas ini dengan
warna standar. Cata pHnya.
b) Isi sebuah tabung reaksi dengan 5 ml larutan NH4OH 1 M.
Tambahkan kedalam tabung ini 5 ml larutan NH4Cl 1 M.
Aduk dan periksa larutan ini dengan kertas indikator
universal. Catat pHnya.
2. pengenceran larutan Bufer
Masukkan 5 ml larutan bufer 1 A kedalam tabung reaksi ini
encerkan dengan
5 ml air. Kocok dan periksa pHnya larutan
tersebut dengan kertas indikator universal. Dengan cara yang
sama encerkan 5 ml larutan bufer 1 B dengan 5 ml air dan
periksa pHnya. Amati dan cata semua perubahan yang terjadi.
3. Penambahan sedikit asam/basa pada latutan bufer
Masukkan kedalam 2 tabung reaksi-reaksi 5 ml larutan bufer 1
A. Tambahkan pada tabung reakdi ke-1 tetes larutan HCl 0,1 M
dan pada tabung reaksi ke-2 tambah 1 tetes larutan NaOH 0,1 M.

Kocok masing-masing larutan, dan periksa pHnya dengan kertas
indikator universal. Ulangi percobaan ini dengan menggunakan
larutan bufer 1B. Amati dan catat semua perubahan yang
terjadi.

E. Hasil Pengamatan
Tabel:

Larutan
CH3COOH +
CH3COONa
NH4OH + NH4Cl

p
H
6

Penambahan
Air
6

HCl

NaOH

5

6

5

5

5

6

F. Pembahasan
- Larutan CH3COOH + CH3COONa harga phnya 6 sehingga
bersifat asam dan harga phnya tidak berubah walaupun
ditambah sedikit asam/basa.
- Larutan NH4OH + NH4Cl harga phnya 5 sehingga bersifat
asamdan harga phnya tidak berubah walaupun ditamgah
sdikit asam/basa.
G. Kesimpulan
Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa telah terbukti
bahwa larutan bufer atau larutan penyangga dapat mempertahankan
harga phnya walaupun ditambah sedikit asam atau basa.

Percobaan 7
HIDROLISA
A. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan
percobaan ini adalah
untuk mengetahui perubahan warna yang
terjadi setelah berbagai jenis larutan dicampur dengan BTB dan PP
serta mengetahui harga phlarutan NH4Cl dan CH3COONa.
B. Alat dan Bahan
Alat-alat:
- Tabung reaksi
- Rak tabung reaksi
- Gelas ukur
- Pipet tetes
Bahan-bahan:
- Na-karbonat padat
- Amonium sulfat padat
- Na-klorida padat
- Natrium asetat padat
- Larutan NH4Cl pemeriksaan - Indikator BTB
- Amonium Klorida padat - Indikator PP
- Kalium nitrat padat
- Indiktor universal universal
- Larutan CH3COONa pemeriksaan
B. Landasan Teori
Dimana garam diuraikan oleh air membentuk asam lemak. Basa
lemah disebabkan oleh ion-ion garam yang terlarut dalam air
kemudian bereaksi dengan air.
D. Cara Kerja
a) Isi 2 tabung reaksi dengan sedikit reaksi kristal Na2CO3.
Tambah kedalam masing-masing tabung 5 ml air. Kocok sampai
semua kristalnya melarut. Masukkan kedalam tabung reakdi
ke-1 dengan 2 tetes indikator BTB dan amati perubahan warna
indikator. Ulangi percobaan tersebut diatas dengan
menggunakan:
- Sedikit kristal NaCl
- Sedikit kristal CH3COONa
- Sedikit NH4Cl
- Sedikit kristal (NH4)2SO4
- Sedikit kristal KNO3
b) Ambil dengan sebuah pepet tetes larutan NH4Cl pemeriksaan
yang telah disediakan. Teteskan pada sepotong kecil kertas

indikator universal 1 tetes larutan ini. Keringkan dan
bandingkanwarnanya dengan warna standar. Catat harga
pHnya. Ulangi percobaan tersebut dengan memakai larutan
CH3COONa pemeriksaan.catat harga pHnya. Amati dan catat
semua perubahan yang terjadi.

E. Hasil Pengamatan
a) Tabel:
LARUTAN
BTB
PP
Na2CO3
Biru tua
Ungu
NaCl
Orange
Putih
NH4Cl
Orange
Putih
KNO3
Orange
Putih
CH3COONa
Biru tua
Merah muda
(NH4)2SO4
Orange
putih
b) Larutan NH4Cl menghasilkan harga ph sebesar 6.
Larutan CH3COONa menghasilkan ph sebesar 9.
F. Pembahasan
Garam yang terhidrolisis dalam air akan bersifat asam atau basa.
Adapun garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat
tidakmengalami hidrolisis dan bersifat netral. Sifat garam larutan
bergantung pda kekuatan relatif asam basa penyusunnya, yaitu:
- Garam dari basa kuat dan basa kuat bersifat netral
- Garam dari asam kuat dan basa lemah bersifat asam
- Garam dari asam lemah dan basa kuat bersifat basa
- Garam dari asam lemah dan basa lemah tergantung pada
tetapan ionisasi asam dan basanya (ka dan kb)
Ka > kb : bersifat asam
Ka > kb : bersifat basa
Ka = Kb : bersifat netral
G. Kesimpulan
A. Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa garam-garam
yangditambahkan dengan air misal
a) Na2CO3 bersifat basa
b) NaCl bersifat netral
c) NH4Cl bersifat asam
d) KNO3 bersifat netral
e) CH3COONa bersifat basa
f) (NH4)2SO4 bersifat asam
B. Larutan NH4Cl bersifat asam
Laruatn CH3COONa bersifat basa

Percobaan 8
LARUTAN ELEKTROLIT
A. Tujuan
Adpun tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan percobaan ini
adalah untuk mengethui suatu larutan termasuk larutan elektrolit
atau tidak.
B. Alat dan Bahan
Alat-alat:
- ampermeter
- elektroda
- Gelas kimia
- kabel
- Baterai/arus listrik
Bahan-bahan:
- Larutan gula
- Air suling
- Larutan asam klorida 1M
- Larutan asam asetat 1M
- Larutan asam sulfat 1M
- Larutan Na-hidroksida 1M
Larutan aNa-klorida 1M
- Laruts=an alkohol 10%
C. Landasan Teori
Larutan elektolit merupakan larutan yang dapat menghantarkan
arus listrik. Larutan elektrolit terbagi atas elektrolit kuat dan
elektrolit lemah. Perbedaan sifat keduanya diuraikan dalam tabel
berikut:
Sifat-sifat elektrolit kuat
Dalam air terionisasi
α=1
Daya hantar listrik kuat

Sifat-sifat elektrolit lemah
Dalam air terionisasi
sebagian
0