LAPORAN INDONESIA PENDAHULUAN eletrolit imbalance

LAPORAN PENDAHULUAN
ELEKTROLIT IMBALANCE HIPOKALEMIK
A. Gangguan Keseimbangan Elektrolit Hypokalemia
1.

Pengertian :
Hipokalemia atau hypopotassaemia (ICD-9), mengacu pada
kondisi di mana konsentrasi kalium (K+) dalam darah rendah. Tingkat
normal kalium serum adalah antara 3,5-5,0 mEq / L, setidaknya 95% dari
kalium tubuh ditemukan di dalam sel, dengan sisanya dalam darah. Ini
gradien konsentrasi dipertahankan terutama oleh pompa Na+/K+.

2. Etiologi
Penyebab hipokalemia meliputi:
a. Antibiotik (penisilin, nafcillin, karbenisilin, gentamisin, amfoterisin
B, foskarnet)
b. Diare (termasuk penggunaan pencahar terlalu banyak, yang dapat
menyebabkan diare)
c. Penyakit

yang


mempengaruhi

kemampuan

ginjal

untuk

mempertahankan kalium (sindrom Liddle, sindroma Cushing,
hiperaldosteronisme, Bartter sindrom, sindrom Fanconi)
d. Diuretik obat, yang dapat menyebabkan buang air kecil yang
berlebihan
e. Gangguan makan (seperti bulimia)
f. Makan dalam jumlah besar licorice atau menggunakan produk seperti
teh herbal dan mengunyah tembakau yang mengandung licorice
dibuat dengan asam glycyrrhetinic (zat ini tidak lagi digunakan dalam
licorice dibuat di Amerika Serikat)
g. Magnesium Kekurangan
h. Berkeringat

i. Muntah

3. Patofisiologi

Bagan Periodik Hipokalemia
a. Perpindahan Trans-selular
Hipokalemia bisa terjadi tanpa perubahan
cadangan kalium sel. Ini disebabkan faktor-faktor yang
merangsang berpindahnya kalium dari intravaskular ke
intraseluler, antara lain beban glukosa, insulin, obat
adrenergik, bikarbonat, dsb. Insulin dan obat
katekolamin simpatomimetik diketahui merangsang
influks kalium ke dalam sel otot. Sedangkan aldosteron
merangsang pompa Na+/K+ ATP ase yang berfungsi
sebagai antiport di tubulus ginjal. Efek perangsangan ini
adalah retensi natrium dan sekresi kalium 1.
Pasien asma yang dinebulisasi dengan albuterol
akan mengalami penurunan kadar K serum sebesar 0,2
—0,4 mmol/L2,3, sedangkan dosis kedua yang
diberikan dalam waktu satu jam akan mengurangi


sampai 1 mmol/L3. Ritodrin dan terbutalin, yakni obat
penghambat kontraksi uterus bisa menurunkan kalium
serum sampai serendah 2,5 mmol per liter setelah
pemberian intravena selama 6 jam.
Teofilin dan kafein bukan merupakan obat
simpatomimetik, tetapi bisa merangsang pelepasan
amina simpatomimetik serta meningkatkan aktivitas
Na+/K+ ATP ase. Hipokalemia berat hampir selalu
merupakan gambaran khas dari keracunan akut teofilin.
Kafein dalam beberapa cangkir kopi bisa menurunkan
kalium serum sebesar 0,4 mmol/L. Karena insulin
mendorong kalium ke dalam sel, pemberian hormon ini
selalu menyebabkan penurunan sementara dari kalium
serum. Namun, ini jarang merupakan masalah klinik,
kecuali pada kasus overdosis insulin atau selama
penatalaksanaan ketoasidosis diabetes.
b. Deplesi Kalium
Hipokalemia juga bisa merupakan manifestasi
dari deplesi cadangan kalium tubuh. Dalam keadaan

normal, kalium total tubuh diperkirakan 50 mEq/kgBB
dan kalium plasma 3,5--5 mEq/L. Asupan K+ yang
sangat kurang dalam diet menghasilkan deplesi
cadangan kalium tubuh. Walaupun ginjal memberi
tanggapan yang sesuai dengan mengurangi ekskresi
K+, melalui mekanisme regulasi ini hanya cukup untuk
mencegah terjadinya deplesi kalium berat. Pada
umumnya, jika asupan kalium yang berkurang, derajat
deplesi kalium bersifat moderat. Berkurangnya asupan
sampai 3,0 mEq / L) dapat diobati dengan
lisan suplemen kalium klorida (Klor-Con, Sando-K, Lambat-K). Karena
ini sering menjadi bagian dari asupan gizi yang buruk, makanan yang
mengandung kalium mungkin disarankan, seperti sayuran berdaun hijau,
tomat, buah jeruk, jeruk atau pisang. Kedua suplemen makanan dan
farmasi yang digunakan untuk orang yang memakai obat diuretik.
Hipokalemia berat ( 35 – 36 ºC

b) Tekanan darah: Kekurangan volume ciran : < 120/80
Kelebihan volume cairan : > 120/80 atau tetap
c) nadi


: kekurangan vol cairan : < 60-100x/mnt
Kelebihan volume cairan : > 60-100 x /mnt

d) pernapasan

: kekurangan volume cairan : > 16 – 24 x/

menit, Kelebihan volume cairan : < 16 – 24 x/menit
e) Pengukuran pemasukan cairan : cairan oral (NGT dan oral), cairan
parenteral termasuk obat-obatan IV, makanan yang cenderung
mengandung air, irigasi kateter atau NGT.
f) Pengukuran pengeluaran cairan : urine (volume, kejernihan /
kepekatan), feses (jumlah dan konsistensi), muntah, tube drainase,
IWL.
g) Ukur keseimbanagn cairan dengan akurat : normalnya sekitar +/200 cc.

2. Pemeriksaan fisik
Kesadaran


: mengkaji GCS

Kepala : mesocepal
Fontanel

:

Cekung

(Kekurangan

volume

cairan)

Menonjol

(Kelebihan volume cairan)
Mata : Cekung, konjungtiva anemis, air mata berkurang atau tidak ada
(kekurangan volume cairan) Edema periorbital, papiledema (kelebihan

volume cairan)
Telinga

: bentuk simetris kanan dan kiri

Tenggorokan dan Mulut : Membran mukosa kering, lengket, bibir pecahpecah dan kering, salvias menurun, lidah di bagian longitudinal menurun
(kekurangan volume cairan)

Sistem Kadiovaskuler
Inspeksi :
Kekurangan volume cairan : Vena leher datar
Kelebihan volume cairan : Vena leher distensi
Dependent body parts (Bagian-bagian tubuh yang
tertekan pada saat berbaring) : Tungkai, sacrum,
punggung, Lambatnya
Palpasi :
 Kelebihan volume cairan

: Denyut nadi kuat, Edema (bagian


tubuh dependent : punggung,sacrum, tungkai)
 Kekurangan volume cairan

: Denyut nadi lemah, kapiler

menurun
Auskultasi :
 Kekurangan

volume

cairan,

Hiponatremia,

Hiperkalemia,

Hipermagnesemia : Tekanan darah rendah atau tanpa perubahan,
tekanan darah pada posisi orthostatic
 Kelebihan Volume cairan : Hipertensi (tekanan darah tinggi)

Sistem Pernapasan
Inspeksi :
Kelebihan Volume cairan : Peningkatan frekuensi napas, dispnea
Auskulatasi :
Kelebihan volume cairan : krekels
Sistem Gastrointestinal
Inspeksi :
 Kekurangan volume cairan : Abdomen cekung
 Kekurangan volume cairan , hiperkalsemia, hiponatremia : muntah
 Hiponatremia : diare
Auskultasi :

Kekurangan volume cairan, hipokalemia : hiperperistaltik disertai diare
atau hipoperistaltik
Perkusi
Palpasi

: Thympani
: tidak ada pembesaran dan massa, ada nyeri tekan di perut
bagian kanan bawah


Sistem Ginjal
Inspeksi :
 Kekurangan volume cairan : oliguria atau anuria, berat jenis urine
meningkat
 Kelebihan volume cairan : dieresis (jika ginjal normal), oliguria atau
anuria, berat jenis urine meningkat
 Kulit
Suhu tubuh :
Meningkat : hipernatremia, Ketidakseimbangan hiperosmolar, asidosis
metabolic
Menurun : Kekurangan volume cairan
Inspeksi :
kekurangan

volume

caiaran,

asidosis


metabolik

: kering,

kemerahan
Palpasi :
Kekurangan volume cairan : turgor kulit tidak elastic, kulit dingin
dan lembab
3. Diagnosa Keperawatan Nanda
Karena hipokalemia dapat mengancam jiwa, penting artinya untuk
memantau timbulnya hipokalemia pad pasien-pasien yang beresiko.
Adanya keletihan, anoreksia, kelemahan otot, penurunan mortilitas usus,
parestesia, atau disritmia harus mendorong perawat untuk memeriksa
konsentrasi kalium serum. Jika tersedia, elektrokardiogram dapat
memberikan informasi yang bernmanfaat. Pasien-pasien yang menerima
digitalis yang berisiko mengalami defisiensi kalium harus dipantau dengan

ketat

terhadap

tanda-tanda

terjadinya

toksisitas

digitalis

karena

hipokalemia meningkatkan aksi digitalis. Pada kenyataannya, dokter
biasanya memilih untuk mempertahankan kadar kalium serum lebih besar
dari 3,5 mEq/L (SI : 3,5 mmol/L) pada pasien-pasien yang menerima
digitalis. (Brunner & Suddarth, 2002, hal.261)
Defisit Volume
Cairan
Berhubungan
dengan:
- Kehilangan
volume cairan
secara aktif
- Kegagalan
mekanisme
pengaturan
DS :
- Haus
DO:
- Penurunan turgor
kulit/lidah
- Membran mukosa/
kulit
kering
- Peningkatan
denyut nadi,
penurunan tekanan
darah,
penurunan
volume/tekanan
nadi
- Pengisian vena
menurun
- Perubahan status
mental
- Konsentrasi urine
meningkat
- Temperatur tubuh
meningkat
- Kehilangan berat
badan
secara tiba-tiba
- Penurunan urine
output
- HMT meningkat

NOC:
 Fluid balance
 Hydration
 Nutritional Status :
Food
and Fluid Intake
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
selama…..
defisit volume cairan
teratasi dengan
kriteria
hasil:
 Mempertahankan
urine
output sesuai dengan
usia dan BB, BJ urine
normal,
 Tekanan darah,
nadi,
suhu tubuh dalam
batas
normal
 Tidak ada tanda
tanda
dehidrasi, Elastisitas
turgor kulit baik,
membran mukosa
lembab, tidak ada rasa
haus yang berlebihan
 Orientasi terhadap
waktu dan tempat
baik
 Jumlah dan
iramapernapasan
dalam
batas normal
 Elektrolit, Hb, Hmt

NIC :
Pertahankan catatan intake
dan
output yang akurat
Monitor status hidrasi
( kelembaban
membran mukosa, nadi adekuat,
tekanan darah ortostatik ), jika
diperlukan
Monitor hasil lab yang
sesuai
dengan retensi cairan (BUN , Hmt
,
osmolalitas urin, albumin, total
protein )
Monitor vital sign setiap
15menit – 1
jam
Kolaborasi pemberian cairan
IV
Monitor status nutrisi
Berikan cairan oral
Berikan penggantian
nasogatrik
sesuai output (50 – 100cc/jam)
Dorong keluarga untuk
membantu
pasien makan
Kolaborasi dokter jika tanda
cairan
berlebih muncul meburuk
Atur kemungkinan tranfusi
Persiapan untuk tranfusi
Pasang kateter jika perlu
Monitor intake dan urin
output
setiap 8 jam

- Kelemahan

Kelebihan Volume
Cairan
Berhubungan
dengan :
- Mekanisme
pengaturan
melemah
- Asupan cairan
berlebihan
DO/DS :
Berat badan
meningkat pada
waktu yang
singkat
Asupan berlebihan
dibanding output
Distensi vena
jugularis
Perubahan pada
pola
nafas,
dyspnoe/sesak
nafas,
orthopnoe, suara
nafas
abnormal (Rales
atau crakles),
, pleural effusion
Oliguria, azotemia
Perubahan status
mental, kegelisahan,
kecemasan
Intoleransi aktivitas
Berhubungan
dengan :
Tirah Baring
atau imobilisasi
Kelemahan
menyeluruh
Ketidakseimb

dalam batas normal
 pH urin dalam batas
normal
 Intake oral dan
intravena adekuat
NOC :
 Electrolit
and acid base
balance
 Fluid
balance
 Hydration
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan selama
….
Kelebihan volume
cairan
teratasi dengan
kriteria:
 Terbebas
dari edema, efusi,
anaskara
 Bunyi nafas
bersih, tidak ada
dyspneu/ortopneu
 Terbebas
dari distensi vena
jugularis,
 Memelihara
tekanan vena sentral,
tekanan kapiler paru,
output jantung dan
vital sign DBN
 Terbebas
dari kelelahan,
kecemasan atau
bingung
NOC :
 Self Care :
ADLs
 Toleransi
aktivitas
 Konservasi
eneergi
Setelah dilakukan

NIC :
Pertahankan catatan intake
dan
output yang akurat
Pasang urin kateter jika
diperlukan
Monitor hasil lab yang
sesuai
dengan retensi cairan (BUN , Hmt
,
osmolalitas urin )
Monitor vital sign
Monitor indikasi retensi /
kelebihan
cairan (cracles, CVP , edema,
distensi
vena leher, asites)
Kaji lokasi dan luas edema
Monitor masukan makanan /
cairan
Monitor status nutrisi
Berikan diuretik sesuai
interuksi
Kolaborasi pemberian obat:
....................................
Monitor berat badan
Monitor elektrolit
Monitor tanda dan gejala
dari
Odema

NIC :
 Observasi adanya pembatasan
klien dalam melakukan aktivitas
 Kaji adanya faktor yang
menyebabkan kelelahan
 Monitor nutrisi dan sumber
energi yang adekuat
 Monitor pasien akan adanya

angan antara suplei
oksigen dengan
kebutuhan
Gaya hidup yang
dipertahankan.
DS:
Melaporkan
secara
verbal adanya
kelelahan
atau kelemahan.
Adanya
dyspneu
atau
ketidaknyamanan
saat beraktivitas.
DO :
Respon
abnormal
dari tekanan darah
atau
nadi terhadap
aktifitas
Perubahan
ECG :
aritmia, iskemia

tindakan
keperawatan selama
….
Pasien bertoleransi
terhadap
aktivitas dengan
Kriteria
Hasil :
 Berpartisipa
si dalam aktivitas fisik
tanpa disertai
peningkatan tekanan
darah, nadi dan RR
 Mampu
melakukan aktivitas
sehari hari (ADLs)
secaramandiri
 Keseimbang
an aktivitas dan
istirahat

kelelahan fisik dan emosi secara
berlebihan
 Monitor respon kardivaskuler
terhadap aktivitas (takikardi,
disritmia,
sesak nafas, diaporesis, pucat,
perubahan hemodinamik)
 Monitor pola tidur dan lamanya
tidur/istirahat pasien
 Kolaborasikan dengan Tenaga
Rehabilitasi Medik dalam
merencanakan progran terapi yang
tepat.
 Bantu klien untuk
mengidentifikasi aktivitas yang
mampu
dilakukan
 Bantu untuk memilih aktivitas
konsisten yang sesuai dengan
kemampuan fisik, psikologi dan
sosial
 Bantu untuk mengidentifikasi
dan
mendapatkan sumber yang
diperlukan
untuk aktivitas yang diinginkan
 Bantu untuk mendpatkan alat
bantuan aktivitas seperti kursi
roda,
krek
 Bantu untuk mengidentifikasi
aktivitas yang disukai
 Bantu klien untuk membuat
jadwal latihan diwaktu luang
 Bantu pasien/keluarga untuk
mengidentifikasi kekurangan
dalam
beraktivitas
 Sediakan penguatan positif bagi
yang aktif beraktivitas
 Bantu pasien untuk
mengembangkan motivasi diri dan
penguatan
 Monitor respon fisik, emosi,
sosial
dan spiritual

Hipertermia
Berhubungan
dengan :
- penyakit/ trauma
- peningkatan
metabolisme
- aktivitas yang
berlebih
- dehidrasi
DO/DS:
kenaikan suhu
tubuh diatas rentang
normal
serangan atau
konvulsi (kejang)
kulit
kemerahan
pertambahan
RR
takikardi
Kulit teraba
panas/ hangat

NOC:
Thermoregulasi
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
selama………..pasien
menunjukkan :
Suhu tubuh dalam
batas
normal dengan
kreiteria
hasil:
 Suhu 36
– 37C
 Nadi dan
RR dalam rentang
normal
 Tidak ada
perubahan warna kulit
dan tidak ada pusing,

Ketidakseimbangan
nutrisi
lebih dari kebutuhan
tubuh
Berhubungan
dengan :
Intake yang
berlebihan
terhadap kebutuhan
metabolisme tubuh
DS :
- Laporan adanya
sedikit
aktivitas atau tidak
ada
aktivitas
DO:

NOC :
 Nutritiona
l Status : food and
Fluid Intake
 Nutritiona
l Status : nutrient
Intake
 Weight
control
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan selama
….
Ketidak seimbangan
nutrisi
lebih teratasi dengan
kriteria hasil:

NIC :
 Monitor suhu sesering
mungkin
 Monitor warna dan suhu kulit
 Monitor tekanan darah, nadi
dan RR
 Monitor penurunan tingkat
kesadaran
 Monitor WBC, Hb, dan Hct
 Monitor intake dan output
 Berikan anti piretik:
 Kelola Antibiotik:
………………………..
 Selimuti pasien
 Berikan cairan intravena
 Kompres pasien pada lipat
paha dan
aksila
 Tingkatkan sirkulasi udara
 Tingkatkan intake cairan dan
nutrisi
 Monitor TD, nadi, suhu, dan
RR
 Catat adanya fluktuasi
tekanan
darah
 Monitor hidrasi seperti turgor
kulit,
kelembaban membran mukosa)
NIC :
Weight Management
 Diskusikan bersama pasien
mengenai
hubungan antara intake makanan,
latihan, peningkatan BB dan
penurunan
BB
 Diskusikan bersama pasien
mengani
kondisi medis yang dapat
mempengaruhi
BB
 Diskusikan bersama pasien
mengenai
kebiasaan, gaya hidup dan factor
herediter yang dapat

- Lipatan kulit tricep
> 25
mm untuk wanita
dan >
15 mm untuk pria
- BB 20 % di atas
ideal
untuk tinggi dan
kerangka tubuh
ideal
- Makan dengan
respon
eksternal
(misalnya :
situasi sosial,
sepanjang
hari)
- Dilaporkan atau
diobservasi adanya
disfungsi pola
makan
(misal :
memasangkan
makanan dengan
aktivitas yang lain)
- Konsentrasi intake
makanan pada
menjelang
malam

 Mengerti
factor yang
meningkatkan berat
badan
 Mengiden
tfifikasi tingkah laku
dibawah kontrol klien
 Memodifi
kasi diet dalam
waktu yang lama
untuk mengontrol
berat badan
 Penuruna
n berat badan 1-2
pounds/mgg
 Menggun
akan energy untuk
aktivitas sehari hari

mempengaruhi BB
 Diskusikan bersama pasien
mengenai
risiko yang berhubungan dengan
BB
berlebih dan penurunan BB
 Dorong pasien untuk merubah
kebiasaan
makan
 Perkirakan BB badan ideal
pasien
Nutrition Management
 Kaji adanya alergi makanan
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan
nutrisi
yang dibutuhkan pasien.
 Anjurkan pasien untuk
meningkatkan
intake Fe
 Anjurkan pasien untuk
meningkatkan
protein dan vitamin C
 Berikan substansi gula
 Yakinkan diet yang dimakan
mengandung tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
 Berikan makanan yang
terpilih ( sudah
dikonsultasikan dengan ahli gizi)
 Ajarkan pasien bagaimana
membuat
catatan makanan harian.
 Monitor jumlah nutrisi dan
kandungan
kalori
 Berikan informasi tentang
kebutuhan
nutrisi
 Kaji kemampuan pasien untuk
mendapatkan nutrisi yang
dibutuhkan
Weight reduction Assistance
 Fasilitasi keinginan pasien
untuk
menurunkan BB

Gangguan mobilitas
fisik
Berhubungan
dengan :
- Gangguan
metabolisme sel
- Keterlembatan
perkembangan
- Pengobatan
- Kurang support
lingkungan
- Keterbatasan
ketahan
kardiovaskuler
- Kehilangan
integritas
struktur tulang
- Terapi pembatasan
gerak
- Kurang
pengetahuan
tentang kegunaan
pergerakan fisik
- Indeks massa
tubuh diatas
75 tahun percentil
sesuai dengan usia
- Kerusakan
persepsi sensori
- Tidak nyaman,
nyeri
- Kerusakan
muskuloskeletal
dan neuromuskuler
- Intoleransi
aktivitas/penurunan
kekuatan dan
stamina

NOC :
 Joint Movement :
Active
 Mobility Level
 Self care : ADLs
 Transfer
performance
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
selama….gangguan
mobilitas fisik teratasi
dengan kriteria hasil:
 Klien meningkat
dalam
aktivitas fisik
 Mengerti tujuan dari
peningkatan mobilitas
 Memverbalisasikan
perasaan dalam
meningkatkan
kekuatan dan
kemampuan
berpindah
 Memperagakan
penggunaan alat
Bantu
untuk mobilisasi
(walker)

 Perkirakan bersama pasien
mengenai
penurunan BB
 Tentukan tujuan penurunan BB
 Beri pujian/reward saat pasien
berhasil
mencapai tujuan
 Ajarkan pemilihan makanan
NIC :
Exercise therapy : ambulation
 Monitoring vital sign
sebelm/sesudah latihan dan lihat
respon pasien saat latihan
 Konsultasikan dengan terapi
fisik
tentang rencana ambulasi sesuai
dengan kebutuhan
 Bantu klien untuk
menggunakan
tongkat saat berjalan dan cegah
terhadap cedera
 Ajarkan pasien atau tenaga
kesehatan lain tentang teknik
ambulasi
 Kaji kemampuan pasien
dalam
mobilisasi
 Latih pasien dalam
pemenuhan kebutuhan ADLs
secara mandiri sesuai
kemampuan
 Dampingi dan Bantu pasien
saat
mobilisasi dan bantu penuhi
kebutuhan
ADLs ps.
 Berikan alat Bantu jika klien
memerlukan.
 Ajarkan pasien bagaimana
merubah
posisi dan berikan bantuan jika
diperlukan

- Depresi mood atau
cemas
- Kerusakan
kognitif
- Penurunan
kekuatan otot,
kontrol dan atau
masa
- Keengganan untuk
memulai
gerak
- Gaya hidup yang
menetap,
tidak digunakan,
deconditioning
- Malnutrisi selektif
atau
umum
DO:
- Penurunan waktu
reaksi
- Kesulitan merubah
posisi
- Perubahan gerakan
(penurunan untuk
berjalan,
kecepatan, kesulitan
memulai langkah
pendek)
- Keterbatasan
motorik kasar
dan halus
- Keterbatasan
ROM
Kerusakan integritas
kulit
berhubungan
dengan :
Eksternal :
- Hipertermia atau
hipotermia
- Substansi kimia
- Kelembaban
- Faktor mekanik
(misalnya :
alat yang dapat

NOC :
Tissue Integrity : Skin
and
Mucous Membranes
Wound Healing :
primer dan
sekunder
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
selama…..
kerusakan integritas

NIC : Pressure Management
 Anjurkan p asien untuk
menggunakan
pakaian yang longgar
Hindari kerutan pada tempat
tidur
 Jaga kebersihan kulit agar
tetap bersih
dan kering
Mobilisasi pasien (ubah posisi
pasien)
setiap dua jam sekali

menimbulkan luka,
tekanan, restraint)
- Immobilitas fisik
- Radiasi
- Usia yang ekstrim
- Kelembaban kulit
- Obat-obatan
Internal :
- Perubahan status
metabolik
- Tonjolan tulang
- Defisit imunologi
- Berhubungan
dengan
dengan
perkembangan
- Perubahan sensasi
- Perubahan status
nutrisi
(obesitas,
kekurusan)
- Perubahan status
cairan
- Perubahan
pigmentasi
- Perubahan
sirkulasi
- Perubahan turgor
(elastisitas kulit)
DO:
- Gangguan pada
bagian tubuh
- Kerusakan lapisa
kulit
(dermis)
- Gangguan
permukaan kulit
(epidermis)
Kurang
Pengetahuan
Berhubungan
dengan :
keterbatasan
kognitif,
interpretasi terhadap
informasi
yang

kulit
pasien teratasi dengan
kriteria hasil:
 Integritas
kulit yang baik bisa
dipertahankan
(sensasi, elastisitas,
temperatur, hidrasi,
pigmentasi)
 Tidak ada
luka/lesi pada kulit
 Perfusi
jaringan baik
 Menunjukka
n pemahaman dalam
proses perbaikan kulit
dan mencegah
terjadinya sedera
berulang
 Mampu
melindungi kulit dan
mempertahankan
kelembaban kulit dan
perawatan alami
 Menunjukka
n terjadinya proses
penyembuhan luka

Monitor kulit akan adanya
kemerahan
Oleskan lotion atau
minyak/baby oil pada
derah yang tertekan
Monitor aktivitas dan
mobilisasi pasien
Monitor status nutrisi pasien
Memandikan pasien dengan
sabun dan air
hangat
 Kaji lingkungan dan peralatan
yang
menyebabkan tekanan
Observasi luka : lokasi,
dimensi,
kedalaman luka,
karakteristik,warna
cairan, granulasi, jaringan
nekrotik, tandatanda
infeksi lokal, formasi traktus
 Ajarkan pada keluarga tentang
luka dan
perawatan luka
 Kolaburasi ahli gizi
pemberian diae TKTP,
vitamin
Cegah kontaminasi feses dan
urin
 Lakukan tehnik perawatan
luka dengan
steril
 Berikan posisi yang
mengurangi tekanan
pada luka

NOC:
 Kowlwdge : disease
process
 Kowledge : health
Behavior
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan selama

NIC :
Kaji tingkat pengetahuan
pasien dan
keluarga
Jelaskan patofisiologi dari
penyakit dan
bagaimana hal ini berhubungan
dengan

salah,
kurangnya
keinginan untuk
mencari informasi,
tidak
mengetahui sumbersumber
informasi.
DS:
Menyatakan
secara verbal
adanya masalah
DO:
ketidakakuratan
mengikuti instruksi,
perilaku tidak sesuai

….
pasien menunjukkan
pengetahuan tentang
proses
penyakit
dengan
kriteria hasil:
 Pasien dan keluarga
menyatakan
pemahaman tentang
penyakit, kondisi,
prognosis
dan
program
pengobatan
 Pasien dan keluarga
mampu melaksanakan
prosedur yang
dijelaskan
secara
benar
 Pasien dan keluarga
mampu menjelaskan
kembali apa yang
dijelaskan
perawat/tim
kesehatan lainnya

anatomi dan fisiologi, dengan cara
yang
tepat.
Gambarkan tanda dan gejala
yang biasa
muncul pada penyakit, dengan
cara
yang tepat
Gambarkan proses penyakit,
dengan
cara yang tepat
Identifikasi
kemungkinan
penyebab,
dengan cara yang tepat
Sediakan informasi pada
pasien tentang
kondisi, dengan cara yang tepat
Sediakan bagi keluarga
informasi
tentang kemajuan pasien dengan
cara
yang tepat
Diskusikan pilihan terapi
atau
penanganan
Dukung
pasien
untuk
mengeksplorasi
atau mendapatkan second opinion
dengan cara yang tepat atau
diindikasikan
Eksplorasi
kemungkinan
sumber atau
dukungan, dengan cara yang tepat
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi.2008.Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan
Dasar Klien,
Jakarta: Salemba Medika
Hidayat, A. Aziz Alimul.2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi
Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
North American Nursing Diagnosis Association. (2005-2006). Panduan Diagnosa
Keperawatan. Jakarta : Prima Medika.

Potter, P.A dan Perry, A, G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan :
Konsep, Proses dan Praktik. Edisi 4 Volume 2. Jakarta:EGC
Smeltzer, S. C & Bare, B.G. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal – Bedah
Brunner & Suddarth. Edisi 8 Volume 1. Jakarta : EGC.
http://taharuddin.com/keseimbangan-cairan-dan-elektrolit.html
Rabu,5 Agustus 2015 pukul 15.00 Wita.

diakses

pada

http://www.kapukonline.com/2012/09/Prosedur-Pemenuhan-Kebutuhan-Cairandan-Elektrolit.html diakses pada Rabu, 5 Agustus 2015 pukul 15.00 Wita.
http://informasitips.com/kebutuhan-air-minum-cairan-untuk-manusia-per-hari
diakses pada Rabu, 5 Agustus 2015 pukul 15.00 Wita.

PATHWAY