| Inspektorat Jenderal 3. WAWANCARA

(1)

(2)

Auditor itu cirinya adalah: orang setengah baya, agak tersisih

kulitnya berkerut-kerut, cerdas, dingin, pasif, tidak mau

membuat janji, matanya melotot, sopan, tetapi tidak tanggap,

tenang, angker, dan dingin seperti tembok kastil-kastil di Paris

Mahluk ini hatinya berisi bisa, tidak tampan, tidak punya rasa

belas kasih, juga tidak punya greget dan rasa humor.

...

Elbert Hubbard 1922,

“The Buyer”


(3)

POKOK BAHASAN

1. Gambaran Umum Wawancara

2. Tujuan Wawancara Dalam Audit Investigatif dan

Persiapannya

3. Pihak Yang Diwawancarai

4. Karakteristik Wawancara Yang Baik

5. Karakteristik Pewawancara Yang Baik

6. Elemen Hukum Dalam Wawancara

7. Elemen-Elemen Dalam Komunikasi

8. Hambatan dan Fasilitator Dalam Komunikasi

9. Jenis-Jenis Pertanyaan


(4)

PENGERTIAN

sesi tanya-jawab

untuk memperoleh informasi

memiliki bentuk tersendiri

terstruktur


(5)

Cukup waktu dan mendalam

Memilah informasi relevan dan tidak relevan

Sedekat mungkin dengan saat kejadian

Obyektif

KARAKTERISTIK WAWANCARA YG

BAIK


(6)

PERSIAPAN

Mempelajari berkas

Menetapkan tujuan informasi yang akan digali

dalam wawancara

Mempelajari informasi apa yang dapat

diperoleh

Mempersiapkan poin-poin yang akan

ditanyakan

Tempat untuk wawancara saksi

kooperatif di kantor atau tempat

menyimpan dokumen

Untuk saksi yang tidak kooperatif,

tidak perlu dijadualkan terlebih


(7)

RUANG WAWANCARA

Pintu tertutup namun tidak terkunci,

Tidak ada halangan bagi responden

untuk meninggalkan ruang

wawancara,


(8)

(9)

Saksi Pihak Ketiga yang Netral (

Neutral

Third-Party Witness)

Saksi yang Dapat Membenarkan

(Corroborative Witness)

Pihak Yang Diduga Ikut Terlibat

(Co-Conspirators)


(10)

Check personal/company/other records

Neutral Third-Party Witness

Corroborative witness Co-conspirators


(11)

KARAKTERISTIK PEWAWANCARA YANG

BAIK

1. mudah bergaul

2. Bisa membuat orang lain

ingin berbagi informasi

3. Tidak banyak interupsi

4. Menunjukkan keseriusan

5. Tidak menyalahkan

6. Tepat waktu, berpakaian

rapi


(12)

ELEMEN HUKUM DLM WAWANCARA

Otoritas Hukum untuk Melakukan

Wawancara

Penggunaan Muslihat dalam


(13)

ELEMEN-ELEMEN DALAM

KOMUNIKASI

Ekspresi (

Expression)

Pendekatan (

Persuasion

)

Therapy

Ritual


(14)

Waktu yang tidak tepat

Ego Responden

Etika

Trauma

Lupa

Kesulitan mengurutkan

kejadian

Bingung menarik simpulan

Perilaku Tidak Sadar


(15)

1. Pewawancara mengkomunikasikan apa yang diharapkan

dari sisi responden

2. Memberikan pengakuan (Recognition) yang tulus kepada responden

3. Membuat orang lain merasa penting (altruistic appeals) 4. Menunjukkan sikap simpati pada orang lain

5. Dapat mewujudkan wawancara sebagai pengalaman baru

buat responden

6. Membicarakan sumber tekanan responden agar keluar dari suatu tekanan emosional (Catharsis)


(16)

JENIS-JENIS PERTANYAAN

1. Pertanyaan Pembuka

(Introductory

)

2. Informasional

(Informational)

3. Pengujian data/informasi

(

data/information assessment

)

4. Memperoleh pengakuan (

admission

seeking

)


(17)

KAPAN JENIS-JENIS PERTANYAAN

TERSEBUT DIGUNAKAN

Untuk saksi netral atau saksi-saksi yang

menguatkan: pembukaan, informasi dan

pendalaman

Saksi tidak jujur: Pengujian Informasi/data

Jika saksi bertanggungjawab atas tindak

kejahatan: pertanyaan untuk memperoleh

pengakuan


(18)

Tujuan Pertanyaan-Pertanyaan Pembuka

Memperkenalkan Diri dan

Menjelaskan Maksud Wawancara

Membangun Hubungan (

Rapport

)

Membangun Suasana Wawancara

Observasi Reaksi


(19)

Beberapa Teknik Pertanyaan

Pembukaan

Kontak fisik

Bahasa tubuh untuk menciptakan

kepercayaan

Jangan mewancarai lebih dari satu orang

Pribadi/Privacy


(20)

Menghindari Pertanyaan Sensitif

Hindari:

Gunakan:

Investigasi

Menanyakan

Audit

Telaah

Wawancara

Mengajukan

beberapa pertanyaan


(21)

PERTANYAAN-PERTANYAAN

INFORMASIONAL

Dimaksudkan untuk memperoleh

informasi yang faktual, ttg SPM,

dokumen, sistem operasi dll:

Pertanyaan terbuka


(22)

Pertanyaan Terbuka

Coba ceritakan tentang pekerjaan/tugas

saudara

Bagaimana pendapat saudara tentang

permasalahan ini?

Menurut saudara, bagaimana

permasalahan tersebut dapat terjadi?

Suatu pertanyaan yang sulit dijawab dengan

“ya” atau “tidak”, Contoh:


(23)

Pertanyaan Tertutup

Apakah saudara bekerja disini?

Apakah saudara mengetahui hal ini?

Suatu pertanyaan yang menghendaki jawaban

Singkat dan tepat, biasanya “ya” atau “tidak”,

Contoh:


(24)

Pertanyaan Mengarahkan

Jadi saudara menerima bagian uang itu

dari saudara A?

Saudara selama ini mendapatkan

penghasilan dari berbagai sumber, kan?

Suatu pertanyaan yang mengandung jawaban

Sebagai bagian dari pertanyaan. Biasanya

untuk mengkorfimasi fakta yang telah dike

tahui. Contoh:


(25)

Jenis Pertanyaan Yang Harus

Dihindari

Pertanyaan negatif ganda (double

negative)

Tidakkah saudara curiga bahwa uang

Saudara terima itu berasal dari

transak-si yang tidak benar?


(26)

Jenis Pertanyaan Yang Harus

Dihindari

Pertanyaan

Rumit/Kompleks

Apa tugas saudara, sudah berapa lama

Saudara bekerja disini, siapa saja kawan

kerja saudara disini dan bagaimana

menurut saudara mengenai kondisi

kerja disini?


(27)

Teknik Mengajukan Pertanyaan Informasional

a. Mulailah pertanyaan yang tidak akan membuat

responden menjadi defensif atau menarik diri.

b. Ajukan pertanyaan dengan cara yang akan

membangun fakta berdasarkan urutan kejadiannya

atau cara yang sistematis lainnya.

c. Ajukan hanya satu pertanyaan pada suatu saat,

perjelaslah pertanyaannya sehingga hanya ada satu

jawaban yang diperoleh.

d. Bertanyalah dengan lugas dan apa adanya, hindari

pendekatan yang kasar.

e. Beri responden waktu yang cukup untuk menjawab,

jangan tergesa-gesa.


(28)

Teknik Mengajukan Pertanyaan Informasional

h. Pastikan anda mengerti jawaban-jawaban yang diberikan, jika ada yang kurang jelas, minta responden untuk menjelaskannya saat itu juga, jangan ditunda.

i. Beri kesempatan responden untuk mengklarifikasi jawabannya. j. Pisahkan fakta dari opini.

k. Untuk memastikan keakuratan, minta responden untuk

membandingkan dengan cara persentase, pecahan, taksiran waktu dan jarak.

l. Peroleh semua fakta; hampir semua responden dapat memberikan informasi lebih dari sekedar informasi awal.

m. Setelah responden menjelaskan secara naratif, ajukan pertanyaan atas semua hal yang telah didiskusikan.

n. Untuk menyimpulkan hasil wawancara, mintalah responden untuk menyarikan informasinya; sarikan fakta-fakta, minta responden untuk memverifikasi bahwa simpulan yang diambil adalah tepat. o. Apabila membuat catatan, catatlah hal-hal penting saja. Mencatat


(29)

Mengamati Reaksi

Responden

Pewawancara harus memiliki pengetahuan

tentang tingkah laku seseorang dalam situasi

wawancara:

proxemic

, memanfaatkan jarak antar

personal untuk memperjelas maksud/ arti

Chronemics (Pacing; Silent Probe)

,

pemanfaatan waktu oleh seseorang untuk

mengerti, bersikap, dan berkeinginan.


(30)

Menyiasati Keengganan

(Resistence)

Suatu keengganan atau kemungkinan penolakan

jawaban dari reponden

Semakin suatu topik tidak menyenangkan, semakin

responden akan menolak.


(31)

Cara Mengatasi Jawaban

Resistance

Wawancara akan singkat saja

Pewawancara sudah siap di tempat

Ini adalah sesuatu yang penting

Wawancara akan gampang-gampang saja

“Saya sangat sibuk……”

Cara mengatasinya …:


(32)

Cara Mengatasi Jawaban

Resistance

“Baiklah, jadi apa yang menjadi tugas

saudara?” ATAU

“Baiklah. Itu memang salah satu yang ingin

saya ketahui, tetapi, saudara tahu mengenai

pengendalian intern, kan?”

“Saya tidak tahu apa-apa tentang hal ini”


(33)

Cara Mengatasi Jawaban

Resistance

Tetap menunggu responden menjawab

Mengajukan pertanyaan alternatif yang mempersempit

cakupan hal yang dipertanyakan :“Baiklah pak…, saya

mengerti anda tidak mungkin mengingat seluruh transaksi.

Apakah anda ingat transaksi yang bernilai diatas Rp100 juta ?

ATAU

“Saya tidak ingat”


(34)

Menghadapi orang ‘Sulit’

Kadang-kadang responden tidak bereaksi

tanpa alasan yang jelas.

Tidak bereaksi - harus sabar

Ubah taktik - solusi versi responden


(35)

Psikologi Kebohongan

(

Physiology Of Deception)

Tubuh menunjukkan stress melalui isyarat. Isyarat Verbal, al: (1/3)

Berubahnya nada bicara

Sering meminta pengulangan pertanyaan untuk mengarang jawaban

Mengomentari hal-hal yang berhub dg wawancara. Misalnya

ia komplain dengan lingkungan tempat wawancara.

Memilah-milah ingatan: Untuk pertanyaan yang tidak

signifikan, dia akan lancar menjawab, tetapi untuk pertanyaan yang siginifikan dia akan bilang “lupa”


(36)

Physiology Of

Deception

Tanda-tanda fisik orang berbohong

Isyarat Verbal, al: (2/3)

Menunjuk Kesaksian orang lain

Menjawab dengan pertanyaan

Kadar penyangkalan melemah

Gagal menyangkal

Menghindari

kata-kata

yang

bermakna

sensitif, seperti kata-kata “mencuri”, dan

“kejahatan”


(37)

Physiology Of

Deception

Tanda-tanda fisik orang berbohong

Isyarat Verbal, al: (3/3)

Menolak menunjuk keterlibatan orang lain

Sikap toleran atas suatu kecurangan


(38)

Physiology Of

Deception

Tanda-tanda orang berbohong Isyarat NonVerbal, al:

Gelisah, mengubah posisi duduk

Respon/ekspresi anatomi: ekspresi yang timbul spontan.

Misalnya meningkatnya denyut jantung, menarik nafas panjang dll.

Ilustrator: gerakan tangan untuk mendemonstrasikan

sesuatu saat berbicara

Menutupi mulut dengan tangan: orang yang bersalah

menutupi mulut dengan tangan saat berbohong


(39)

Wawancara Untuk

Memperoleh

Pengakuan

Tujuan:

Untuk

membedakan

pihak

yang

bersalah dengan yang tidak.

Untuk memperoleh pengakuan secara

sukarela.


(40)

Tahapan Wawancara

Untuk

Memperoleh

Pengakuan

1.

Dakwaan/Tuduhan Langsung (Direct

Accusation)

2.

Pengamatan atas reaksi

3.

Mengulang sangkaan

4.

Menyela penyangkalan

5.

Memperlihatkan bukti fisik

6.

Memperkuat penjelasan


(41)

TEKNIK WAWANCARA

KOGNITIF (Dr. GEISELMAN)

A. FASE NARASI

B. FASE MENGGALI INFORMASI

YANG SPESIFIK


(42)

FASE NARASI

1. Merekonstruksi suatu kejadian dan

hal-hal yang berhubungan dengan

kejadian tersebut

2. Menginstruksikan saksi mata untuk

melaporkan segala sesuatunya

dengan lengkap

3. Mengingat kembali kejadian dalam

bentuk yang berbeda


(43)

FASE MENGGALI INFORMASI YANG

SPESIFIK

1. Penampilan Fisik

2. Nama

3. Jumlah


(44)

(1)

Wawancara Untuk

Memperoleh

Pengakuan

Tujuan:

Untuk membedakan pihak yang bersalah dengan yang tidak.

Untuk memperoleh pengakuan secara sukarela.

Untuk memperoleh pengesahan dari terdakwa.


(2)

40

Tahapan Wawancara

Untuk

Memperoleh

Pengakuan

1. Dakwaan/Tuduhan Langsung (Direct Accusation)

2. Pengamatan atas reaksi 3. Mengulang sangkaan 4. Menyela penyangkalan

5. Memperlihatkan bukti fisik 6. Memperkuat penjelasan 7. Memperkuat pemikiran 8. Pengakuan verbal


(3)

TEKNIK WAWANCARA

KOGNITIF (Dr. GEISELMAN)

A. FASE NARASI

B. FASE MENGGALI INFORMASI YANG SPESIFIK


(4)

42

FASE NARASI

1. Merekonstruksi suatu kejadian dan hal-hal yang berhubungan dengan kejadian tersebut

2. Menginstruksikan saksi mata untuk melaporkan segala sesuatunya

dengan lengkap

3. Mengingat kembali kejadian dalam bentuk yang berbeda


(5)

FASE MENGGALI INFORMASI YANG SPESIFIK

1. Penampilan Fisik 2. Nama

3. Jumlah

4. Karakter Bicara 5. Percakapan


(6)

44