RKPD 2015

BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH
5.1. Prioritas dan Arah
Kebijakan Spasial

Untuk mewujudkan harmonisasi Pembangunan Wilayah di Kabupaten
Ponorogo yang dilaksanakan secara sektoral oleh Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) dan pelaku pembangunan lainnya mengacu
pada Peraturan Daerah Kabupaten Ponorogo Nomor 1 Tahun 2012
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Ponorogo
Tahun 2011 – 2031.
Arah kebijakan struktur ruang diuraikan pada prioritas pembangunan
sektoral terutama pada bidang prasarana wilayah, sedangkan arah
kebijakan pola ruang secara ringkas digambarkan sebagaimana Tabel
5.1

Tabel 5.1
Luas Wilayah menurut Penggunaan Tahun 2014
No

Uraian


1

Lahan Sawah

348,00

2

Lahan Bukan Sawah

524,57

3

Pekarangan dan Bangunan

4

Hutan Negara


5

Lainnya
Luas Keseluruhan

Arah Kebijakan
Pengembangan
Wilayah

Jumlah (Km2)

84,56
382,59
32,06
1.371,78

Arah kebijakan pengembangan wilayah sebagai implementasi dari
Peraturan Daerah Kabupaten Ponorogo nomor 1 tahun 2012 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Ponorogo adalah

dengan menetapkan rencana tata ruang kawasan strategis :

RKPD Kabupaten Ponorogo Tahun 2015.

93

A. Kawasan Strategis Cepat Tumbuh.
Pengembangan wilayah cepat tumbuh di kawasan yang berpotensi
sebagi

pusat

pertumbuhan,

mengurangi

kesenjangan

pembangunan antar wilayah dengan tujuan untuk mengoptimalkan
keunggulan komparatif dan kompetitif terhadap produk unggulan

daerah. Wilayah yang mempunyai potensi untuk dikembangkan
menjadi daerah cepat tumbuh adalah wilayah di kecamatan Pudak
yang teridiri dari 6 desa dengan potensi masing masing :
1. Desa Banjarejo mempunyai potensi yang dapat dikembangkan
antara lain : a]. Sektor tanaman Pangan : jagung dan Ubi
Kayu; b]. Sektor Perkebunan : cengkeh, tanaman selain
perkebunan; c]. Sektor Tanaman Hortikultura : sayuran dan
buah – buahan (jeruk, manggis, lengkeng, duku); d]. Sektor
Peternakan : sapi potong dan sapi perah; e]. Sektor
Kelembagaan : kelompok tani, gabungan kelompok tani dan
koperasi.
2. Desa Pudak Wetan mempunyai potensi yang dapat
dikembangkan antara lain : a]. Sektor Tanaman Pangan :
jagung dan ubi kayu; b]. Sektor Perkebunan : cengkeh; c].
Sektor Tanaman Hortikultura : sayuran dan buah – buahan
(jeruk, manggis, lengkeng, duku); d]. Sektor Peternakan : sapi
potong dan sapi perah; e]. Sektor Kelembagaan : kelompok
tani, gabungan kelompok tani dan koperasi.
3. Desa Tambang mempunyai potensi yang dapat dikembangkan
antara lain : a]. Sektor Tanaman Pangan : jagung dan ubi

kayu; b]. Sektor Perkebunan : cengkeh dan kopi arabika; c].
Sektor Tanaman Hortikultura : sayuran dan buah – buahan
(jeruk, manggis, lengkeng, duku); d]. Sektor Peternakan : sapi
potong dan sapi perah; e]. Sektor Kelembagaan : kelompok
tani, gabungan kelompok tani dan koperasi.

RKPD Kabupaten Ponorogo Tahun 2015.

94

4. Desa Bareng mempunyai potensi yang dapat dikembangkan
antara lain : a]. Sektor Tanaman Pangan : jagung dan ubi
kayu; b]. Sektor Perkebunan : cengkeh, kelapa, kapuk randu;
c]. Sektor Tanaman Hortikultura : sayuran dan buah – buahan
(jeruk, manggis, lengkeng, duku); d]. Sektor Peternakan : sapi
potong dan sapi perah; e]. Sektor Kelembagaan : kelompok
tani, gabungan kelompok tani dan koperasi.
5. Desa Krisik mempunyai potensi yang dapat dikembangkan
antara lain : a]. Sektor Tanaman Pangan : jagung dan ubi
kayu; b]. Sektor Perkebunan : cengkeh; c]. Sektor Tanaman

Hortikultura : sayuran dan buah – buahan (jeruk, manggis,
lengkeng, duku); d]. Sektor Peternakan : sapi potong dan sapi
perah; e]. Sektor Kelembagaan : kelompok tani, gabungan
kelompok tani dan koperasi.
6. Desa Pudak Kulon mempunyai potensi yang dapat
dikembangkan antara lain : a]. Sektor Tanaman Pangan :
jagung dan ubi kayu; b]. Sektor Perkebunan : cengkeh; c].
Sektor Tanaman Hortikultura : sayuran dan buah – buahan
(jeruk, manggis, lengkeng, duku); d]. Sektor Peternakan : sapi
potong dan sapi perah; e]. Sektor Kelembagaan : kelompok
tani, gabungan kelompok tani dan koperasi.
Wilayah Kecamatan Pudak dapat dikembangkan kearah padi
organic, kondisi iklim dan lahan cocok untuk pengembangan
komoditas hortikultura dan guna mendukung sector peternakan
perlu diperhatikan ketersediaan hijauan pakan dan kemampuan
lahan supaya tidak merusak lingkungan.

B. Kawasan Pengembangan Agropolitan
Beberapa daerah yang dipilih sebagai daerah pengembangan
kawasan agropolitan memiliki beberapa pertimbangan antara lain


RKPD Kabupaten Ponorogo Tahun 2015.

95

memiliki produktivitas yang tinggi, memiliki ketersediaan sarana
prasarana yang memadai, memiliki potensi yang dapat
dikembangkan dan bernilai ekonomi tinggi :
1. Kecamatan Babadan merupakan Kawasan Pengembangan
Agropolitan khususnya tanaman padi meliputi Desa Kertosari,
Cekok, Patihan Wetan, Kadipaten, Japan, Gupolo, Polorejo,
Bareng, Ngunut, Sukosari, Lembah, Pondok, Babadan,
Purwosari dan Trisono.
2. Kecamatan

Pudak,

Kecamatan

ini


berada

didaerah

pegunungan cocok untuk tanaman hortikultura (buah dan
sayur) dengan kontur tanah yang berbukit – bukit dengan
ketersediaan air yang melimpah dari sumber mata air
pegunungan. Disamping tanaman hortikultura daerah ini juga
cocok untuk perkebunan seperti cengkeh, kapuk randu, kopi,
melinjo.
3. Kecamatan Ngebel merupakan wilayah pengembangan
Agropolitan khususnya perikanan, terdapatnya telaga ngebel
yang dijadikan potensi utama bagi masyarakat dalam
pengembangan perikanan air tawar.

C. Kawasan Pengembangan Wisata
Kabupaten Ponorogo memiliki potensi wisata yang cukup besar
dan yang telah dikenal dimancanegara adalah kesenian Reyog.
Untuk pengembangan potensi wisata difokuskan pada desa wisata

yaitu :
1. Desa Jurug Kecamatan Sooko.
Desa Jurug Kecamatan Sooko terletak disebelah timur wilayah
Kabupaten Ponorogo + 30 km, terletak pada ketinggian 400
meter diatas permukaan air laut memiliki wisata alam air
terjun Pletuk yang berlokasi di Dusun Kranggan Desa Jurug

RKPD Kabupaten Ponorogo Tahun 2015.

96

yang menawarkan panorama air terjun alami yang mengalir air
terjun dari Gunung Wilis. Disekitar tempat wisata ini terdapat
juga arena outbond, panjat tebing dan perkemahan di Desa
Jurug dikenal juga Kampung Naga. Hal ini dikarenakan
seluruh warganya menanam buah naga khususnya naga merah
(red dragon fruit). Disamping itu dikenal juga Kampung Ikan
karena setiap warga memiliki kolam ikan dipekarangannya.
Potensi wisata yang ada antara lain : a]. Wisata Budaya :
Reyog, Reyog Thik dan karawitan; b]. Wisata Agro : Buah

Naga Merah, Buah Jeruk dan Kebun Cengkeh; c]. Perikanan
dan Peternakan : budidaya ikan air tawar dan sapi perah; d].
Home Industri : Roti jahe, criping pisang, emping mlinjo dan
roti gapit.

2. Desa Gondowido Kecamatan Ngebel.
Desa Gondowido berada pada ketinggian 734 meter diatas
permukaan air laut memiliki potensi wisata alam berupa
telaga, kawah belerang, air asam dan pemandangan alam.
Disamping wisata alam juga memiliki home industri antara
lain anyaman, makanan ringan dan kelud.

3. Desa Ngebel Kecamatan Ngebel.
Desa ini berada di sebelah timur laut kota Ponorogo yang
berjarak + 30 km. Desa ini berdekatan juga dengan Desa
Gondowido dimana sebagian wilayah Telaga Ngebel berada di
wilayah Desa Ngebel dan sebagian berada di wilayah Desa
Gondowido. Desa ini memiliki wisata budaya antara lain
Reyog, Karawitan, Bersih Desa dan Grebeg Suro.


RKPD Kabupaten Ponorogo Tahun 2015.

97

Adapun rencana kerja berdasarkan program dan kegiatan, output,
outcome, pagu indikatif, sumber pendanaan serta SKPD pelaksana
sebagaimana tertuang dalam Buku II yang tidak terpisahkan dari Buku I.

Gambar 5.1
Peta Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten Ponorogo

RKPD Kabupaten Ponorogo Tahun 2015.

98