RKPD 2015

(1)

BAB IV

PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN

Pemerintah Daerah melalui mekanisme perencanaan telah menyusun

langkah langkah pembangunan untuk mencapai sasaran

pembangunan 5 (lima) tahun dalam RPJMD 2010-2015 yaitu

mewujudkan visi “ Masyarakat Ponorogo Yang Sejahtera, Aman, Berbudaya, Berkeadilan Berlandaskan Nilai-Nilai KeTuhanan dalam rangka Mewujudkan Rahayuning Bumi Reyog”. Adapun langkah-langkah tersebut dituangkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang disusun setiap tahun sebagai perwujudan penjabaran dari RPJMD.

Penyusunan tema pembangunan didasarkan kondisi perkembangan ekonomi baik perekonomian dunia, nasional dan peluang pertumbuhan ekonomi daerah. Kondisi ekonomi global masih belum membaik, disebabkan masih rentannya proses pemulihan negara-negara eropa yang terlilit krisis utang dan perlambatan perekonomian di negara negara maju. Bahkan diperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun 2015 akan tumbuh 3,9 persen menurut IMF. Sementara itu negara negara Asia akan menjadi penopang pertumbuhan dunia seiring dengan dicanangkannya Masyarakat Ekonomi Asia (MEA).

Ditengah tengah kondisi ekonomi global yang tidak menentu , perekonomian domestik harus tetap terjaga dengan fundamental yang kokoh dan daya saing yang lebih baik. Kondisi ini tentunya akan menjadi suatu keharusan bagi Kabupaten Ponorogo untuk terus bekerja keras dan bersaing dengan daerah daerah lain. Langkah langkah ini dapat dilakukan dengan meningkatkan daya saing, memperbaiki kinerja ekonomi daerah yang didukung struktur ekonomi

4.1.Tema

Pembangunan Daerah


(2)

yang kuat, mengembangkan pusat pusat pertumbuhan yang tersebar di seluruh wilayah.

Pada tahun 2015, tema pembangunan daerah Kabupaten Ponorogo

adalah “Memantapkan Perekonomian Daerah dalam upaya meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Ponorogo yang lebih baik”

Secara menyeluruh tema pembangunan daerah selama pelaksanaan RPJMD kabupaten Ponorogo 2010 – 2015 adalah sebagaimana tertuang dalam gambar berikut :

Gambar 4.1

Tema Pembangunan Daerah Kabupaten Ponorogo Yang Tertuang Dalam RKPD Pemberdayaan Masyarakat Yang Didukung Tata

Kelola Pemerintahan yang Baik Guna Mendorong Pertumbuhan Ekonomi dalam Upaya meningkatkan pelayanan Publik dan Kesejahteraan Masyarakat

2011

Pemberdayaan Masyarakat Yang di dukung Pelayanan Publik Yang Efektif Guna Mendorong Pertumbuhan

Ekonomi Menuju Rahayuning Bumi Reyog 2012

Memperkuat perekonomian Daerah Bagi Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Ponorogo Yang lebih Baik

Meuju Rahayuning Bumi reyog 2014

Percepatan dan Perluasan Pertumbuhan Ekonomi

Dalam Rangka Meningkatkan Kesejahteraan

Masyarakat Ponorogo Yang Lebih Baik Menuju Rahayuning Bumi Reyog

2013

Memantapkan Perekonomian Daerah dalam upaya Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Ponorogo yang


(3)

Pemantapan Ekonomi

Daerah

Kebijakan Pemerintah daerah dalam rangka pemantapan ekonomi daerah yang pada RKPD tahun 2015 ini difokuskan pada tiga aspek yang merupakan komponen penting untuk mendukung pemantapan ekonomi daerah yang meliputi unsur pokok : Pertumbuhan dan Pemerataan Perekonomian Daerah; Peningkatan Kesejahteraan Rakyat yang berkeadilan dan Pemeliharaan Stabilitas Sosial dan Politik.

Gambar 4.2

Aspek-aspek yang yang mendukung pemantapan pembangunan ekonomi Kabupaten Ponorogo Tahun 2015

Salah satu kunci dalam rangka memantapkan perekonomian daerah demi peningkatan kesejahteraan rakyat yang berkeadilan adalah dengan cara memastikan agar perekonomian daerah dapat tumbuh secara merata dan berkelanjutan.


(4)

Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi merata, inklusif dan berkelanjutan maka :

Aspek pertama yang perlu didorong adalah meningkatkan daya beli masyarakat, dimana kekuatan permintaan domestik ternyata sangat penting disaat ekonomi global tidak menentu. Konsumsi masyarakat menjadi faktor penting dalam menopang pertumbuhan ekonomi daerah yang merupakan satu – satunya faktor yang berperan penting dalam menjaga pertumbuhan ekonomi.

Aspek kedua yang diperlukan dalam memantapkan perekonomian daerah adalah dengan peningkatan iklim investasi yang perlu terus ditingkatkan dan dijaga agar tetap menjadi sumber utama pertumbuhan ekonomi dilihat dari sisi pengeluaran. Pertumbuhan investasi akan memberikan efek ganda terhadap perekonomian dalam perluasan kesempatan kerja, peningkatan pendapatan dan akhirnya akan mengurangi kemiskinan. Disisi lain peningkatan investasi diharapkan mampu berperan sebagai medium transfer teknologi yang akan berkontribusi terhadap meningkatnya produktivitas yang pada akhirnya akan meningkatkan pada daya saing daerah.

Aspek ketiga yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah mendorong belanja daerah yang lebih berkualitas melalui kebijakan alokasi anggaran yang mencerminkan upaya peningkatan efisiensi namum masih memberikan ruang fleksibilitas bagi pemerintah daerah merespon dinamika eksternal maupun internal.

Aspek keempat adalah meningkatkan nilai tambah produksi untuk mendorong daya saing yang dapat memberikan dampak yang lebih besar bagi kesejahteraan masyarakat.

Aspek kelima adalah peningkatan perdagangan antar wilayah. Sektor perdagangan merupakan komponen utama dalam mendorong ekonomi daerah agar lebih berkembang maka disparitas atau

4.1.1. Pertumbuhan dan Pemerataan Perekonomian Daerah


(5)

kesenjangan antar wilayah perlu ditekan seminimal mungkin untuk menciptakan pemantapan ekonomi daerah.

Aspek keenam adalah pembangunan infrastruktur guna meningkatkan konektivitas antar wilayah desa, kecamatan maupun antar Kabupaten melalui program masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi daerah (MP3ED). Ketersediaan infrastruktur sangat penting dalam menentukan daya saing suatu daerah. Oleh karena itu pembangunan infrastruktur bukan saja diarahkan untuk memperkuat konektivitas domestik tetapi juga memperkuat hubungan antar wilayah / Kabupaten / Kota. Pembangunan infrastruktur didaerah - daerah terpencil diutamakan dalam rangka mengurangi ketimpangan antar wilayah desa yang juga diharapkan mampu menurunkan biaya produksi yang saat ini masih sangat tinggi.

Tiga aspek penting dalam rangka menjaga dan memelihara stabilitas adalah stabilitas ekonomi, stabilitas sosial dan stabilitas politik.

Stabilitas Ekonomi untuk menjaga stabilitas ekonomi maka faktor penting yang perlu dilakukan adalah menjaga stabilitas harga (terutama harga kebutuhan pokok) karena ini sangat penting untuk menjaga inflasi pada tingkat yang rendah. Tekanan inflasi dapat terjadi pada sisi permintaan dan penawaran. Tekanan sisi permintaan biasanya terjadi bila ada kelebihan likuiditas ataupun dorongan permintaan masyarakat yang tiba – tiba meningkat. Sedangkan pada sisi penawaran tekanan inflasi terjadi pada saat adanya kelangkaan produksi ataupun distribusi yang biasanya disebabkan oleh jumlah produksi yang rendah, bencana alam, iklim / cuaca serta aspek spekulasi. Aspek inflas ini dapat juga dipengaruhi oleh nilai tukar rupiah.

Stabilitas Sosial merupakan faktor penunjang stabilitas secara keseluruhan. Stabilitas sosial dapat diupayakan dengan pendekatan

4.1.2. Pemeliharaan Stabilitas Ekonomi, Sosial dan Politik


(6)

pencegahan konflik antar elemen masyarakat. Stabilitas sosial dapat juga dengan cara menjalankan mitigasi bencana yang tepat dan komprehensif sehingga potensi ketidakstabilan sosial akibat bencana dapat dikurangi. Upaya peningkatan pengurangan resiko bencana dan mitigasi bencana diterapkan melalui perumusan strategi dan kebijakan program penanggulangan bersama, peningkatan kapasitas dan penguatan kelembagaan, pengendalian yang memuat aspek pengurangan resiko bencana dan upaya mengurangi resiko mitigasi bencana melalui pendidikan dan pelatihan yang intensif dan berkesinambungan.

Stabilitas Politik, situasi politik yang kondusif merupakan hal yang sangat penting untuk mendorong pemantapan perekonomian nasional dan mendukung pembangunan yang berkelanjutan. Pada tahun 2015 seiring dengan dilaksanakannya Pemilukada dimungkinkan eskalasi politik akan semakin meningkat, hal ini akan mempunyai dampak terhadap sendi – sendi kehidupan apabila tidak dikelola dengan baik. Pada Tahun 2015 isu strategis politik yang perlu mendapatkan perhatian adalah suksesnya Pemilukada 2015, hal ini penting dikarenakan menjadi barometer legitimasi bagi Pemerintah yang akan datang. Dalam upaya mendukung stabilitas politik maka stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat diseluruh daerah merupakan hal yang sangat penting. Keamanan menjadi syarat utama bagi berlangsungnya aktifitas perekonomian.

Kesejahteraan rakyat yang berkeadilan menjadi goal utama pembangunan yang dilaksanakan. Kesejahteraan masyarakat akan terwujud melalui pemerataan pembangunan yang berkeadilan yang ditunjukkan melalui :

1. Peningkatan akses masyarakat miskin dan non miskin terhadap pendidikan, kesehatan dan layanan dasar lainnya.

4.1.3. Peningkatan Kesejahteraan Rakyat yang berkeadilan


(7)

2. Meningkatkan penciptaan lapangan kerja baik disektor formal maupun informal untuk mendukung penurunan tingkat pengangguran.

3. Meningkatnya pemerataan pendapatan yang diindikasikan dengan menurunnya nilai ginirasio.

4. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Upaya Pemerintah Daerah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dilakukan melalui berbagai program pengurangan kemiskinan diberbagai sektor yang sinergi dan sinkron antar satu dengan yang lain yang memanfaatkan secara optimal sumber daya lokal yang difokuskan pada pengembangan penghidupan yang berkelanjutan (Sustainable Livelihood). Peningkatan kualitas sumberdaya manusia menjadi sangat penting dalam upaya mendudukkan masyarakat miskin bukan sebagai obyek pembangunan tetapi menjadi subyek pembangunan, disamping itu perbaikan tarap penghidupan melalui perbaikan rumah penduduk miskin merupakan sasaran yang terintegrasi.

Dengan memperhatikan isue strategis yang ada dengan merespon kondisi terkini seperti bagaimana meningkatkan daya saing daerah pada sektor-sektor produk lokal seperti pertanian dan pariwisata guna mendukung peningkatan daya tahan perekonomian daerah yang didukung pemantapan stabilitas politik menjelang dan pada saat pelaksanaan pemilu legislatif dan pilpres sehingga tujuan pembangunan akan dapat diwujudkan yakni meningkatkan dan sekaligus memperluas kesejahteraan masyarakat Ponorogo kearah yang lebih baik.

Sebagaimana penjabaran RPJMD 2010-2015, pembangunan daerah dalam RKPD 2014 dan RKPD 2015 yang dituangkan ke dalam 13 prioritas pembangunan daerah dan 3 prioritas pembangunan lainnya,

4.2. Prioritas dan Sasaran Program Pembangunan Daerah


(8)

termasuk didalamnya prakarsa-prakarsa baru yang terintegrasi dengan RPJMD dan RKPD untuk menanggapi situasi kekinian dan menjaga momentum positif yang telah dicapai sebagai hasil pembangunan selama ini. Adanya prakarsa baru tersebut menunjukkan adanya daerah yang selalu siap mengantisipasi dan merespon berbagai perkembangan yang terjadi serta melakukan perubahan untuk kemajuan pembangunan yang lebih baik.

Ketiga belas prioritas pembangunan dan 3 prioritas lainnya tersebut merupakan upaya pemerintah daerah dalam menjawab dan upaya untuk mengatasi berbagai isue-isue strategis yang muncul selama ini guna mewujudkan perkuatan perekonomian daerah yang lebih berpihak pada rakyat dengan tetap memperhatikan pemerataan dan keadilan bagi masyarakat pada skala luas. Tentu saja dalam menghadapi berbagai isue strategis tersebut ada tantangan dan hambatan baik dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal) yang mesti dicari solusi pemecahannya sehingga akan berdampak positif dan sekaligus memberikan energi positif bagi pembangunan dimasa-masa yang akan datang.

Berikut kerangka prioritas pembangunan Kabupaten Ponorogo tahun 2015 yang tertuang dalam RKPD 2015.


(9)

Gambar 4.3


(10)

Pembangunan infrastruktur menjadi bagian integral dari

pembangunan nasional. Infrastruktur merupakan sarana

menghubungkan antar wilayah sehingga infrastruktur akan menggerakkan pembangunan ekonomi. Kondisi infrastruktur yang memadai akan mengurangi biaya produksi, mengurangi biaya pasca panen dll sehingga akan mampu meningkatkan nilai tambah dan semakin meningkatkan pula daya saing produk barang yang dihasilkan. Kegiatan sektor transfortasi merupakan tulang punggung pola distribusi baik barang maupun penumpang. Infrastruktur lainnya seperti kelistrikan dan telekomunikasi terkait dengan upaya modernisasi bangsa penyediaannya merupakan salah satu aspek terpenting dalam meningkatkan produktivitas sektor produksi. Ketersediaan sarana perumahan dan pemukiman antara lain air minum dan sanitasi, secara luas dan merata serta pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan menentukan tingkat kesejahteraan masyarakat. Sejak lama infrastruktur diyakini merupakan pemicu pembangunan suatu kawasan. Dalam konteks ini kedepan pendekatan pembangunan infrastruktur berbasis wilayah semakin penting untuk


(11)

diperhatikan. Pengalaman menunjukkan bahwa infrastruktur transfortasi berperan besar dalam membuka isolasi wilayah serta ketersediaan pengairan merupakan prasyarat pembangunan pertanian dan sektor-sektor lainnya.Kondisi pelayanan dan penyediaan infrastruktur yang meliputi transfortasi, ketenagalistrikan, energi, telekomunikasi, informatika, sumberdaya air, perumahan, pelayanan air minum penyehatan lingkungan mengalami penurunan baik kuantitas maupun kulitasnya. Hal ini akan berdampak luas terhadap berbagai aspek kehidupan yang ujung-ujungnya akan berdampak negatif terhadap upaya peningkatan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu rehabilitasi dan pembangunan kembali berbagai infrastruktur yang rusak, serta peningkatan kapasitas dan fasilitas baru akan menyerap biaya yang cukup besar sehingga tidak dapat dipikul oleh pemerintah sendiri. Untuk itu mencari solusi inovatif guna menanggulangi masalah perawatan dan perbaikan infrastruktur merupakan masalah mendesak untuk diselesaikan.

1.Percepatan pembangunan infrastruktur jalan

a. Tersedianya dukungan pemerintah daerah dalam

meningkatkan kapasitas jalan dan jembatan. Jalan dari tanah menjadi makadam, jalan makadam menjadi jalan aspal. b. Tersedianya dukungan pemerintah daerah dalam menjaga

dan memelihara jalan poros desa, jalan antar kecamatan dan jalan kabupaten

c. Terlaksananya pembuatan jalan baru yang menghubungkan daerah daerah yang terisolir di berbagai desa.

d. Terjamninya ketersediaan infrstruktur dasar untuk mendukung peningkatan kesejahteraan rakyat.

e. Meningkatkan kondisi jalan yang kondisinya kurang mantab atau rusak menjadi kondisi layak (baik) dan mantab


(12)

2. Sumber Daya Air

a. Menurunnya tingkat kerawanan banjir akibat luapan sungai didaerah daerah rawan banjir

b. Meningkatnya kapasitas layanan air baku untuk keperluan domestik dan industri serta berkurangnya potensi krisis air dai daerah kantong kantong kekeringan.

3. Transfortasi

a. Meningkatkan keterhubungan antar wilayah (domestic

connectivity)

b. Terjamninya kelancaran distribusi barang/ jasa

c. Terjaminnya kelancaran lalulintas dan kualitas pelayanan transfortasi

d. Meningkatnya keselamatan transfortasi jalan dengan

berkurangnya tingkat fatalitas kecelakaan transfortasi.

4. Perumahan dan Pemukiman

Penyediaan rumah layak huni melalui program rehabilitasi rumah tidak layak huni khusunya untuk rumah masyarakat miskin

5. Penataan Ruang

Penguatan kelembagaan dalam upaya paduserasi rencana pembangunan dengan rencana tata ruang

Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Ponorogo selama kurun waktu 2010-2012 mengalami penurunan sebesar 12.600 jiwa dimana pada tahun 2010 jumlah penduduk miskin sebesar 113.000 jiwa (13,22%) dan pada tahun 2012 ini menurun menjadi sejulah 100.400 jiwa (11,70%). Keberhasilan menurunkan angka kemiskinan yang cukup signifikan ini merupakan kerja keras semua element bangsa dalam menjaga komitment terhadap kesejahteraan masyarakat Ponorogo.

2. Penanganan Kemiskinan


(13)

Tabel 4.1

Jumlah dan Prosentase Penduduk Miskin di Kabupaten Ponorogo Tahun 2010 – 2012

Uraian 2010 2011 2012

Jumlah Penduduk Miskin 113.000 jw 105.867 jw 100.400 jw

Prosentase penduduk Miskin Jumlah Penduduk

13,22% 855.281

12,29% 856.573

11,70% 857.623 Sumber : BPS Kabupaten Ponorogo

Kemiskinan terlihat dari rendahnya tingkat pendapatan, kurangnya konsumsi kalori yang diperlukan dan melebarnya kesenjangan. Kemiskinan yang menimpa masyarakat berhubungan erat dengan status sosial ekonomi dan potensi wilayah. Faktor sosial ekonomi merupakan faktor yang berasal dari dalam diri masyarakat sendiri dan cenderung melekat pada pribadi seseorang seperti : tingkat pendidikan dan ketrampilan yang rendah, rendahnya aksesibilitas terhadap kesehatan dan juga pendidikan. Hal ini akan berdampak pada penentuan aksesibilitas masyarakat miskin dalam memanfaatkan peluang peluang ekonomi dalam menunjang kehidupannya. Ada tiga komponen penyebab keterbelakangan dan kemiskinan masyarakat yakni : (1) rendahnya taraf hidup; (2) rendahnya rasa percaya diri dan (3) terbatsnya kebebasan. Ketiga aspek ini mempunya hubungan timbal balik yang saling kait mengkait. Rendahnya taraf hidup disebabkan oleh rendahnya tingkat pendapatan, rendahnya pendapatan disebabkan rendahnya produktifitas kerja, rendahnya produktifitas kerja disebabkan oleh tingginya tingginya pertumbuhan tenaga kerja yang tidak dibarengi peluang kerja, tingginya angka pengangguran, dan rendahnya investasi.

Tingginya jumlah penduduk miskin di Kabupaten Ponorogo merupakan masalah yang harus diupayakan penanggulangannya.


(14)

Penanggulangan kemiskinan memerlukan upaya yang bersifat pemberdayaan. Pemberdayaan masyarakat miskin ini akan menjadi penting karena akan mendudukkan mereka bukan sebagai obyek melainkan subyek dalam rangka penanggulangan kemiskinan. Untuk meningkatkan posisi tawar masyarakat miskin, diperlukan berbagai upaya pemberdayaan agar masyarakat miskin lebih berkesempatan untuk berpartisipasi dalam proses pembangunan. Selain itu diperlukan upaya pemberdayaan agar masyarakat miskin dapat berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi sehingga mengubah pandangan terhadap masyarakat miskin dari beban (liabilities) menjadi potensi (Asset).

Management program-program kemiskinan dan pengangguran harus dilakukan dengan lebih baik. Banyak program kemiskinan dan pengangguran milik pemerintah Pusat, Propinsi dan Kabupaten yang saling tumpang tindih sehingga efesiensi dan efektivitas program sangat rendah. Untuk itu pengelolaan program yang lebih baik sudah merupakan keniscayaan yang saat ini diperlukan, mengingat dana pembangunan kita semakin terbatas. Program untuk rakyat miskin seharusnya dapat dipetakan sehingga menjadi mosaik yang bagus dilihat dari bentuk, ragam dan warna artinya: tidak perlu adanya penyeragaman (standarisasi) tetapi yang diperlukan adalah koordinasi yang efisien dan efektif. Lokasi, target, macam dan besarnya bantuan tentu bisa menjadi kualifikasi mengelompokkan program. Mengingat Kabupaten Ponorogo ini cukup luas dengan penduduk yang cukup besar managemen program ini sangat penting.

Menurunnya tingkat kemiskinan di Kabupaten Ponorogo.


(15)

Secara nasional tingkat pengangguran terbuka (TPT) cenderung terus menurun pada tahun 2008 TPT nasional sebesar 8,46% dan pada tahun 2012 bulan Februari telah mencapai 6,32%. Tidak Demikian dengan Kabupaten Ponorogo TPT justru mengalami peningkatan dari tahun 2009 sebesar 3,45%, pada tahun 2010 sebesar 3,83% menjadi sebesar 4,37% pada tahun 2011 dan pada tahun 2012 menjadi 3,26%. Kondisi ini terjadi karna tidak berimbangnya antara jumlah pencari kerja dengan peluang lapangan kerja yang ada, atau dapat juga disebabkan oleh rendahnya tingkat ketrampilan dari pencari kerja yang ada sementara peluang kerja yang ada mensyaratkan dengan keterampilan tertentu.

Pengangguran merupakan masalah sosial yang dapat dipecahkan dengan meciptakan lapangan kerja secara berkesinambungan. Dampak yang ditimbulkan akibat adanya pengangguran yang tidak tertangani akan menyebabkan krisis sosial yang multidimensional. Secara ekternal penyebab sulitnya mencari pekerjaan diantaranya: (a) Krisis ekonomi yang menyebabkan macetnya perusahaan dalam menjalankan roda bisnis oragisasinya. (b) Lulusan dunia pendidikan yang tidak link dan match dengan dunia kerja. Banyaknya lulusan tidak sesuai dengan tenaga kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan / lowongan yang ada, hal ini disebabkan rendahnya kompetensi tenaga kerja yang ada. (c) Rendahnya mobilitas masyarakat artinya masyarakat tidak berusaha untuk mencari kerja ditempat lain yang membutuhkan tenaga kerja.

Disamping faktor ekternal yang tidak kalah pentingnya adalah faktor internal pencari kerja / orang yang bersangkutan. Rendahnya ketrampilan yang dimiliki seseorang dan rendahnya prestasi yang dimiliki (Kompetensi) merupakan penyebab seseorang sulit mencari

3. Perluasan Kesempatan Kerja


(16)

atau mendapatkan pekerjaan. Untuk meraih suskses seseorang mau tidak mau harus melakukan upaya transformasi keuanggulan komparatif menjadi keunggulan kompetitif melalui peningkatan produktifitas. Untuk mencapai hal tersebut diperlukan pribadi pribadi yang memiliki wawasan yang luas, terampil, disiplin, sanggup menghasilkan karya - karya terbaik dan berdaya saing. Disamping itu perlu juga ditingkatkan kecerdasan akademik, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual sehingga akan menjadi pribadi-pribadi super yang mampu mengelola waktu secara efektif, percaya diri yang pada akhirnya mampu untuk mengantisipasi dan mengatasi berbagi persoalan/ hambatan yang ada.

1. Menurunnya Tingkat Pengangguran Terbuka.

2. Meningkatnya kualitas pelayanan dan perlindungan kepada tenaga kerja.

Dalam upaya memperkuat pertumbuhan ekonomi daerah, momentum pertumbuhan yang dibarengi oleh pemertaan mempunyai peranan sangat penting didalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini dapat mudah dipahami bahwa dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi disertai dengan pemertaan pertumbuhan maka akan meningkatkan pendapatan masyarakat sehingga akan meningkat pula kesejahteraan masyarakatnya. Perekonomian Kabupaten Ponorogo pada Tahun 2015 ditargetkan mampu tumbuh berkisar 6,71 naik 0,19 point dari tahun 2014 ditagetkan mampu tumbuh sebesar 6,52 persen sebagaimana proyeksi yang ada pada Peraturan Daerah Kabupaten Ponorogo Nomor 10 Tahun 2010 tentang RPJMD Kabupaten Ponorogo Tahun 2010 – 2015. Dengan memperhatikan capaian pertumbuhan ekonomi Kabupaten Ponorogo pada tahun 2011 yang mencapai 6,21 dan tahun 2012 mencapai 6,52. Dengan melihat

4. Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi


(17)

kondisi sektor dominan yang memberikan kontribusi terhadap PDRB Kabupaten Ponorogo tahun 2012 yaitu sektor Pertanian, maka pada sektor ini harus diberikan perhatian khusus untuk lebih didorong perkembangan dan pertumbuhannya baik dari sisi mutu produk, kwantitas produk dan ketersediaan produk secara kontinuitas (secara terus menerus) serta lalulintas barang senantiasa terjaga. Dengan kontribusinya sektor pertanian yang mencapai 32,63% terhadap total PDRB Kabupaten Ponorogo dengan tingkat pertumbuhan 2,98% menandakan bahwa sektor pertanian secara luas dengan sub-sub sektornya yang mencakup subsektor perkebunan, hortikultura, perikanan, tanaman pangan dan kehutanan harus senantiasa dijaga dan sekaligus dipacu agar mampu mendorong pertumbuhan ekonomi Kabupaten Ponorogo sesuai terget dan harapan kita semua. Sektor lain yang memberikan kontribusi yang cukup berarti terhadap pertumbuhan ekonomi adalah sektor perdagangan dengan kontribusi sebesar 29,79% dengan tingkat pertumbuhan 10,17% dan jasa – jasa memberikan kontribusi sebesar 13,81% dengan tingkat pertumbuhan sebesar 5,89%

Tabel 4.2

Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Sektoral Sektor-sektor PDRB Kabupaten Ponorogo tahun 2012

NO SEKTOR PERTUMBUHAN INFLASI

1 Pertanian 2,98 7,37

2 Pertambangan dan Galian 2,40 7,10

3 Industri pengolahan 5,98 5,61

4 Listrik, Gas & air bersih 5,70 1,55

5 Bangunan 8,87 7,31

6 Perdagangan Hotel & Restoran 10,17 5,10

7 Transfortasi & Komunikasi 9,45 3,59

8 Keuangan, persewaan dan jasa 8,43 5,95

9 Jasa-jasa 5,89 5,70

Kabupaten Ponorogo 6,52 5,96


(18)

1. Meningkatnya daya beli masyarakat. 2. Meningkatnya iklim investasi. 3. Meningkatnya nilai tambah produksi.

Kualitas SDM merupakan faktor kunci dalam mencapai keberhasilan pembangunan daerah dan keunggulan daya saing lokal. Ketersediaan SDM bermutu sangat menentukan kemampuan suatu suatu daerah dalam memasuki era pasar bebas yang menuntut kemampuan daya saing tinggi. Oleh karenanya peran pendidikan sangat penting dan strategis dalam menghasilkan SDM yang berkualitas, yang ditandai dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan tegnologi. Terkait dengan kualitas pendidikan, ada bebrapa indikator yang perlu diperhatikan yaitu: (1) rata-rata lama sekolah; (2) jenjang pendidikan tertinggi yang ditamatkan; (3) tingkat keberaksaraan dan (4) jumlah dan kualifikasi guru.

Pendidikan merupakan kebutuhan dasar bagi setiap warga negara yang harus tersedia, terjangkau dan sekaligus berkualitas serta berbasis budaya berkarakter bangsa. Pendidikan sebagai upaya dalam rangka meningkatkan kualitas hidup manusia yang pada intinya memanusiakan, mendewasakan serta merubah perilaku serta meningkatkan kualitas menjadi lebih baik. Pada kenyataannya pendidikan bulakanlah suatu upaya yang sederhana, melainkan suatu kegiatan yang dinamis dan penuh tantangan. Pendidikan akan selalu berubah seiring dengan perubahan jaman. Setiap saat pendidikan selalu menjadi fokus perhatian dan bahkan tak jarang menjadi sasaran ketidak puasan karena pendidikan menyangkut investasi dan kondisi kehidupan yang akan datang melainkan juga menyangkut suasana kehidupan saat ini. Itulah sebabnya pendidikan senantiasa

5. Perluasan Aksesibilitas Pelayanan Pendidikan


(19)

memerlukan upaya perbaikan dan peningkatan sejalan dengan semakin tingginya kebutuhan dan tuntutan kehudupan masyarakat. Sekolah sebagai intitusi/ lembaga pendidikan, merupakan wadah atau tempat proses pendidikan dilakukan. Sekolah memiliki sistem yang komplek dan dinamis. Dalam kegiatannya sekolah adalah tempat yang bukan hanya sekedar tempat berkumpulnya guru dan murid, melainkan berada dalam satu tatanan sistem yang rumit dan saling terkait. Oleh karenanya sekolah dipandang sebagai suatu organisasi yang membutuhkan pengelolaan. Lebih dari itu kegiatan inti organisasi sekolah adalah mengelola sumber daya manusia yang diharapkan menghasilkan lulusan yang berkualitas sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat, serta pada gilirannya lulusan sekolah diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pembangunan bangsa.

1. Pemenuhan Layanan Pendidikan Dasar yang Berkualitas.

2. Peningkatan Akses Pendidikan Menengah yang Berkualitas dan Selaras dengan Kebutuhan Pembangunan.

3. Peningkatan Akses Pendidikan Tinggi yang Berkualitas, Berdaya Saing dan Selaras dengan Kebutuhan Pembangunan.

4. Peningkatan Profesionalisme dan Pemerataan Distribusi Pendidik dan Tenaga Kependidikan.

Status kesehatan dan gisi masyarakat terus menunjukkan kemajuan yang ditandai dengan meningkatkanya umur harapan hidup, menurunnya angka kematian bayi. Selain itu upaya pengendalian kualitas penduduk dilaksanakan dengan program keluarga berancana (KB) yang berkontribusi sangat signifikan dalam peningkatan kualitas SDM. Upaya pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang bermutu belum optimal. Hal ini disebabkan begitu kompleknya permasalahan kesehatan yang ada saat ini mulai dari infrastruktur

6. Perluasan Aksesibilitas Pelayanan Kesehatan


(20)

kesehatan yang belum memadai, terbatasnya penganggaran dan juga tenaga medis maupun paramedis. Pembangunan kesehatan diarahkan pada terselenggaranya pelayanan kesehatan yang berhasil guna dan berdaya guna dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya, yang ditandai dengan: Meningkatnya umur harapan hidup, menurunnya angka kematian bayi, menurunnya angka kematian ibu melahirnkan dan menurunnya prevalensi gizi kurang pada anak balita. Strategi yang dapat dilaksanakan agar tujuan yang ditentukan dapat terealisasi antara lain: (a) Menggerakan dan memberdayakan masyarakat hidup sehat, (b) Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas; (c) Meningkatkan sistem surveilans, monitoring dan informasi kesehatan dan (d) Meningkatkan pembiayaan kesehatan.

1. Peningkatan akses pelayanan kesehatan dan gizi yang berkualitas bagi ibu dan anak.

2. Peningkatan pengendalian penyakit menular dan tidak menular serta penyehatan lingkungan.

3. Peningkatan Profesionalisme dan pendayagunaan tenaga

kesehatan yang merata.

4. Peningkatan jaminan pembiayaan kesehatan.

5. Peningkatan jaminan keamanan, khasiat / manfaat, mutu obat dan makanan, alat kesehatan serta daya saing produk dalam negeri. 6. Peningkatan akses pelayanan KB berkualitas yang merata.

Reformasi birokrasi dilakukan untuk mewujudkan tatakelola kepemerintahan yang baik dalam mengemban amanah rakyat. Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan terutama menyangkut aspek-aspek

7. Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola


(21)

kelembagaan, tatalaksana dan sumberdaya apartur. Reformasi birokrasi merupakan langkah strategis untuk membangun aparatur negara agar lebih berdaya guna dan berhasil guna dalam mengemban tugas pemerintahan dan pembangunan. Reformasi birokrasi merupakan proses pembaharuan yang dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan. Dengan reformasi birokrasi ditujukan untuk:

a. Menghilangkan praktek kolusi, korupsi dan nepotisme (KKN). b. Meningkatnya kualitas pelayanan publik sehingga sesuai

harapan masyarakat.

c. Meningkatnya efektifitas, efiensi dan produktifitas birokrasi pemerintahan

d. Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas birokrasi

pemerintahan

e. Meningkatnya disiplin dan etos kerja pegawai.

1. Meningkatnya implementasi tata kelola Pemerintahan pada seluruh instansi pemerintah.

2. Meningkatnya kualitas pelayanan publik.

3. Meningkatnya efektivitas pelaksanaan otonomi daerah

Dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir, sejak tahun 2001 hingga tahun 2012 sudah terjadi ratusan kejadian bencana di Kabupaten Ponorogo. Sebagian besar dari kejadian bencana tersebut merupakan bencana banjir dan longsor. Tak terhitung betapa besarnya kerugian yang diakibatkan oleh bencana tersebut, baik dari sisi materiil maupun imateriil. Jika menyimak jenis bencana yang terjadi sebagian besar sebenarnya lebih diakibatkan oleh kesalahan dalam pengelolaan lingkungan hidup. Belajar dari pengalaman, kiranya sudah saatnya mengajak masyarakat untuk akrab dengan bencana, terutama bagi masyarakat yang berada pada wilayah rawan bencana.

8. Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Penanganan Bencana


(22)

1. Penanganan Perubahan Iklim.

2. Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan. 3. Peningkatan Sistem Peringatan Dini.

4. Penanggulangan Bencana.

Untuk memperkuat dan mempercepat pembangunan ekonomi diperlukan peningkatan investasi dan penanaman modal untuk mengolah potensi ekonomi menjadi kekuatan ekonomi riil dengan menggunakan modal yang berasal baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Kebijakan penanaman modal selayaknya selalu mendasari ekonomi kerakyatan yang melibatkan pengembangan bagi usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi. Untuk mendorong penanaman modal diperlukan iklim penanaman modal yang kondusif, promotif, memberikan kepastian hukum, keadilan dan efisien dengan tetap memperhatikan kepentingan ekonomi nasional. Dengan adanya penanaman modal diharpakan akan berdampak pada: meningkatnya pertumbuhan ekonomi, terciptanya lapangan kerja, meningkatkan daya saing dunia usaha, mendorong pengembangan ekonomi kerakyatan, mengolah ekonomi potensial menjadi kekuatan riil dan goalnya akan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

1. Meningkatnya Investasi berupa Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB).

2. Meningkatnya tingkat kemudahan berusaha (Ease of Doing Business).

9. Iklim Investasi dan Usaha

Sasaran


(23)

Potensi pariwisata Kabupaten Ponorogo cukup potensial untuk dikembangkan. Pengembangan sektor pariwisata didasarkan pada potensi yang ada meliputi pariwisata berkarakter budaya, pariwisata berkarakter potensi alam dan juga pariwisata berbasis agama. Kabupaten Ponorogo mempunyai budaya seni Reyog yang telah mendunia, dan terus dikembangkan untuk dapat dijual ke mancanegara. Wisata alam juga cukup untuk dikembangkan seperti Telaga Ngebel, air terjun pletuk, guwa lawa dan juga wisata religi yang cukup potensial seperti Pondok Modern Gontor, Makam batorokathong, tempat ziarah masjid Tegal sari dan lain -lainnya yang masih harus dikembangkan.

Tabel 4.3

Perkembangan Potensi Pariwisata di Kabupaten Ponorogo Tahun 2009 - 2012

Jenis 2009 2010 2011 2012

Seni Reyog 164 164 234 164

Hadroh 233 233 179 233

Makam Telaga Hutan wisata Goa 7 1 6 3 7 1 6 3 7 1 6 3 8 1 6 4

Air Terjun 7 9 9 6

Sumber : PDA Tahun 2013

1. Terselenggaranya penetapan dan pembentukan pengelolaan

terpadu untuk pengelolaan cagar budaya.

2. Terselenggaranya revitalisasi museum dan perpustakaan.

10. Pariwisata, Seni dan Budaya serta Inovasi


(24)

3. Terselenggaranya fasilitasi penyediaan sarana yang memadai bagi pengembangan, pendalaman dan pagelaran seni budaya.

4. Terselenggaranya penelitian dan pengembangan bidang

kebudayaan dan arkeologi.

5. Meningkatnya apresiasi, kreativitas dan produktivitas para pelaku seni.

6. Meningkatnya kapasitas dan kreatifitas pemuda di Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Iman dan Taqwa, seni, budaya dan industri kreatif.

Indonesia telah mencapai kemajuan dalam meningkatkan kesetaraan dan keadilan pendidikan bagi penduduk laki-laki dan perempuan. Hal itu dapat terlihat dari semakin membaiknya rasio partisipasi pendidikan dan tingkat melek huruf penduduk perempuan terhadap penduduk lai-laki, kontribusi perempuan dalam sektor non pertanian, serta partisipasi perempuan dibidang politik dan legislatif. Untuk

mencapai target MDG’s kebijakan yang diambil adalah mewujudkan

persamaan akses pendidikan yang bermutu dan berwawasan gender bagi semua anak laki-laki dan perempuan, menurunkan buta huruf penduduk dewasa terutama penduduk perempuan melalui peningkatan kinerja pendidikan pada setiap jenjang pendidikan baik melalui pendidikan sekolah maupun luar sekolah, pendidikan kesetaraan dan pendidikan baca tulis fungsional bagi penduduk dewasa dan meningkatkan kemampuan kelembagaan dalam mengelola dan mempromosikan pendidikan berwawasan gender.

1. Tersusunnya kebijakan pelaksanaan PUG bidang Politik dan pengambilan keputusan, serta ketenagakerjaan.

2. Terlaksananya fasilitasi kebijakan pelaksanaan PUG dan perlindungan bagi perempuan terhadap berbagai tindak kekerasan.

11. Kesetaraan Gender dan Perlindungan Anak


(25)

3. Terlaksananya penerapan sistem data terpilah gender.

4. Terlaksananya fasilitasi kebijakan penghapusan kekerasan pada anak.

Merujuk pada Undang-Undang Pangan Nomor 7 tahun 1996, Ketahanan Pangan merupakan kondisi dimana terpenuhinya kebutuhan pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan secara cukup, baik dari jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau. Sedangkan ketahanan energi adalah kondisi terpenuhinya energi bagi rumah tangga, komersial, transfortasi dan industri yang cukup baik jumlah maupun mutunya, dengan harga yang terjangkau baik dalam kondisi normal maupun krisis dan darurat energi. Ketahanan pangan merupakan tantangan yang cukup besar bagi negara-negara ASEAN karena bisa dilihat dari fenomena Global saat ini dimana harga pangan dan enrgi cenderung semakin meningkat di pasar dunia bahkan dalam enam bulan terakhir harga pangan dan minyak bumi naik secara sistematis. Kenaikan harga pangan yang terus melambung akan memberikan dampak negatif bagi kesejahteraan rakyat bahkan akan dapat meningkatkan jumlah kemiskinan di masyarakat. Dalam menghadapi krisi pangan di ASEAN, dilaksanakan ASEAN Integrated Food Security Frame Work yakni suatu penelitian dan pengembangan serta investasi dalam bidang pangan yang secara khusus memformulasikan cadangan pangan di ASEAN. Nyaris tidak ada kegiatan di masyarakat yang lepas dari peran penting energi, bahkan setiap aktifitas ekonomi membutuhkan energi. Oleh karena itulah ketahanan energi akan menentukan ketahanan ekonomi. Dalam menghadapi krisis energi ini

sangat diperlukan solusi inovatif dengan meningkatkan

keanekaragaman sumber energi dan mengurangi konsumsi energi

12. Ketahanan Pangan dan Energi


(26)

yang berlebihan serta mengurangi dampak-dampak negatifnya pada lingkungan.

Dalam rangka memperkuat perekonomian daerah dan peningkatan produksi pangan terutama padi yang merupakan makanan pokok bangsa Indonesia seiring dengan peningkatan jumlah penduduk maka diperlukan ketersediaan pangan untuk mencukupi kebutuhan setiap tahunnya. Target pemerintah untuk mencapai surplus produksi beras sebesar 10 juta ton menjadi sangat penting bagi daerah untuk memperkuat perekonomian dalam menyediakan dan memantapkan produksi padi di Kabupaten Ponorogo.

Tabel 4.4

Potensi Produksi Padi dan Prediksi Kebutuhan beras Kabupaten Ponorogo Tahun 2010 – 2015

Tahun Luas Panen (ha)

Produksi GKG

Beras Kebutuhan beras

Surplus

2010 61.585 315.709 198.887 93.724 105.173

2011 61.382 316.618 199.470 92.862 106.607

2012 61.179 317.530 200.044 91.998 108.046

2013 60.977 318.444 200.620 91.029 109.592

2014 60.776 319.361 201.198 90.158 111.040

2015 66.083 360.578 227.164 119.911 107.253

Sumber : Kantor Ketahanan Pangan Ponorogo, 2014

1. Peningkatan pertumbuhan produksi pangan. 2. Stabilisasi harga bahan pangan.


(27)

3. Pengembangan diversifikasi pangan. 4. Peningkatan kesejahteraan petani.

Sistem dan politik hukum di Indonesia pada dasarnya sangat menentukan arah kebijakan pembangunan nasional secara keseluruhan yang akan dilaksanakan dalam satu periode. Karena arah kebijakan pembangunan tertuang dalam berbagai peraturan perundang undangan, dan dalam undang-undang dan peraturan daerah yang tertuang dalam program legislasi daerah (Prolegda). Berbagai langkah dalam mewujudkan supremasi hukum antara lain dengan pembenahan sistem dan politik hukum melalui langkah-langkah penguatan subtansi hukum baik dalam bentuk peraturan perundang - undangan maupun kekayaan kearifan lokal. Dalam kehidupan berdemokrasi tetap membutuhkan situasi dan kondisi keamanan yang kondusif. Bahkan untuk dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat maka diperlukan keamanan dan ketertiban yang menjamin rasa aman dan nyaman bagi masyarakat.

1. Meningkatnya kualitas demokrasi Indonesia.

2. Meningkatnya kemampuan memantau, mendeteksi secara dini ancaman bahaya serangan terorisme dan meningkatnya efektifitas proses deradikalisasi.

3. Meningkatnya upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi dan upaya peningkatan penghormatan, perlindungan dan pemenuhan HAM diberbagai bidang.

13. Politik, Hukum, Keamanan dan Ketertiban


(1)

1. Penanganan Perubahan Iklim.

2. Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan. 3. Peningkatan Sistem Peringatan Dini.

4. Penanggulangan Bencana.

Untuk memperkuat dan mempercepat pembangunan ekonomi diperlukan peningkatan investasi dan penanaman modal untuk mengolah potensi ekonomi menjadi kekuatan ekonomi riil dengan menggunakan modal yang berasal baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Kebijakan penanaman modal selayaknya selalu mendasari ekonomi kerakyatan yang melibatkan pengembangan bagi usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi. Untuk mendorong penanaman modal diperlukan iklim penanaman modal yang kondusif, promotif, memberikan kepastian hukum, keadilan dan efisien dengan tetap memperhatikan kepentingan ekonomi nasional. Dengan adanya penanaman modal diharpakan akan berdampak pada: meningkatnya pertumbuhan ekonomi, terciptanya lapangan kerja, meningkatkan daya saing dunia usaha, mendorong pengembangan ekonomi kerakyatan, mengolah ekonomi potensial menjadi kekuatan riil dan goalnya akan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

1. Meningkatnya Investasi berupa Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB).

2. Meningkatnya tingkat kemudahan berusaha (Ease of Doing Business).

9. Iklim Investasi dan Usaha

Sasaran


(2)

Potensi pariwisata Kabupaten Ponorogo cukup potensial untuk dikembangkan. Pengembangan sektor pariwisata didasarkan pada potensi yang ada meliputi pariwisata berkarakter budaya, pariwisata berkarakter potensi alam dan juga pariwisata berbasis agama. Kabupaten Ponorogo mempunyai budaya seni Reyog yang telah mendunia, dan terus dikembangkan untuk dapat dijual ke mancanegara. Wisata alam juga cukup untuk dikembangkan seperti Telaga Ngebel, air terjun pletuk, guwa lawa dan juga wisata religi yang cukup potensial seperti Pondok Modern Gontor, Makam batorokathong, tempat ziarah masjid Tegal sari dan lain -lainnya yang masih harus dikembangkan.

Tabel 4.3

Perkembangan Potensi Pariwisata di Kabupaten Ponorogo Tahun 2009 - 2012

Jenis 2009 2010 2011 2012

Seni Reyog 164 164 234 164

Hadroh 233 233 179 233

Makam Telaga Hutan wisata Goa

7 1 6 3

7 1 6 3

7 1 6 3

8 1 6 4

Air Terjun 7 9 9 6

Sumber : PDA Tahun 2013

1. Terselenggaranya penetapan dan pembentukan pengelolaan

terpadu untuk pengelolaan cagar budaya.

2. Terselenggaranya revitalisasi museum dan perpustakaan.

10. Pariwisata, Seni dan Budaya serta Inovasi


(3)

3. Terselenggaranya fasilitasi penyediaan sarana yang memadai bagi pengembangan, pendalaman dan pagelaran seni budaya.

4. Terselenggaranya penelitian dan pengembangan bidang

kebudayaan dan arkeologi.

5. Meningkatnya apresiasi, kreativitas dan produktivitas para pelaku seni.

6. Meningkatnya kapasitas dan kreatifitas pemuda di Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Iman dan Taqwa, seni, budaya dan industri kreatif.

Indonesia telah mencapai kemajuan dalam meningkatkan kesetaraan dan keadilan pendidikan bagi penduduk laki-laki dan perempuan. Hal itu dapat terlihat dari semakin membaiknya rasio partisipasi pendidikan dan tingkat melek huruf penduduk perempuan terhadap penduduk lai-laki, kontribusi perempuan dalam sektor non pertanian, serta partisipasi perempuan dibidang politik dan legislatif. Untuk

mencapai target MDG’s kebijakan yang diambil adalah mewujudkan

persamaan akses pendidikan yang bermutu dan berwawasan gender bagi semua anak laki-laki dan perempuan, menurunkan buta huruf penduduk dewasa terutama penduduk perempuan melalui peningkatan kinerja pendidikan pada setiap jenjang pendidikan baik melalui pendidikan sekolah maupun luar sekolah, pendidikan kesetaraan dan pendidikan baca tulis fungsional bagi penduduk dewasa dan meningkatkan kemampuan kelembagaan dalam mengelola dan mempromosikan pendidikan berwawasan gender.

1. Tersusunnya kebijakan pelaksanaan PUG bidang Politik dan pengambilan keputusan, serta ketenagakerjaan.

2. Terlaksananya fasilitasi kebijakan pelaksanaan PUG dan

11. Kesetaraan Gender dan Perlindungan Anak


(4)

3. Terlaksananya penerapan sistem data terpilah gender.

4. Terlaksananya fasilitasi kebijakan penghapusan kekerasan pada anak.

Merujuk pada Undang-Undang Pangan Nomor 7 tahun 1996, Ketahanan Pangan merupakan kondisi dimana terpenuhinya kebutuhan pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan secara cukup, baik dari jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau. Sedangkan ketahanan energi adalah kondisi terpenuhinya energi bagi rumah tangga, komersial, transfortasi dan industri yang cukup baik jumlah maupun mutunya, dengan harga yang terjangkau baik dalam kondisi normal maupun krisis dan darurat energi. Ketahanan pangan merupakan tantangan yang cukup besar bagi negara-negara ASEAN karena bisa dilihat dari fenomena Global saat ini dimana harga pangan dan enrgi cenderung semakin meningkat di pasar dunia bahkan dalam enam bulan terakhir harga pangan dan minyak bumi naik secara sistematis. Kenaikan harga pangan yang terus melambung akan memberikan dampak negatif bagi kesejahteraan rakyat bahkan akan dapat meningkatkan jumlah kemiskinan di masyarakat. Dalam menghadapi krisi pangan di ASEAN, dilaksanakan ASEAN Integrated Food Security Frame Work yakni suatu penelitian dan pengembangan serta investasi dalam bidang pangan yang secara khusus memformulasikan cadangan pangan di ASEAN. Nyaris tidak ada kegiatan di masyarakat yang lepas dari peran penting energi, bahkan setiap aktifitas ekonomi membutuhkan energi. Oleh karena itulah ketahanan energi akan menentukan ketahanan ekonomi. Dalam menghadapi krisis energi ini

sangat diperlukan solusi inovatif dengan meningkatkan

keanekaragaman sumber energi dan mengurangi konsumsi energi

12. Ketahanan Pangan dan Energi


(5)

yang berlebihan serta mengurangi dampak-dampak negatifnya pada lingkungan.

Dalam rangka memperkuat perekonomian daerah dan peningkatan produksi pangan terutama padi yang merupakan makanan pokok bangsa Indonesia seiring dengan peningkatan jumlah penduduk maka diperlukan ketersediaan pangan untuk mencukupi kebutuhan setiap tahunnya. Target pemerintah untuk mencapai surplus produksi beras sebesar 10 juta ton menjadi sangat penting bagi daerah untuk memperkuat perekonomian dalam menyediakan dan memantapkan produksi padi di Kabupaten Ponorogo.

Tabel 4.4

Potensi Produksi Padi dan Prediksi Kebutuhan beras Kabupaten Ponorogo Tahun 2010 – 2015

Tahun Luas Panen (ha)

Produksi GKG

Beras Kebutuhan beras

Surplus

2010 61.585 315.709 198.887 93.724 105.173

2011 61.382 316.618 199.470 92.862 106.607

2012 61.179 317.530 200.044 91.998 108.046

2013 60.977 318.444 200.620 91.029 109.592

2014 60.776 319.361 201.198 90.158 111.040

2015 66.083 360.578 227.164 119.911 107.253

Sumber : Kantor Ketahanan Pangan Ponorogo, 2014

1. Peningkatan pertumbuhan produksi pangan. 2. Stabilisasi harga bahan pangan.


(6)

3. Pengembangan diversifikasi pangan. 4. Peningkatan kesejahteraan petani.

Sistem dan politik hukum di Indonesia pada dasarnya sangat menentukan arah kebijakan pembangunan nasional secara keseluruhan yang akan dilaksanakan dalam satu periode. Karena arah kebijakan pembangunan tertuang dalam berbagai peraturan perundang undangan, dan dalam undang-undang dan peraturan daerah yang tertuang dalam program legislasi daerah (Prolegda). Berbagai langkah dalam mewujudkan supremasi hukum antara lain dengan pembenahan sistem dan politik hukum melalui langkah-langkah penguatan subtansi hukum baik dalam bentuk peraturan perundang - undangan maupun kekayaan kearifan lokal. Dalam kehidupan berdemokrasi tetap membutuhkan situasi dan kondisi keamanan yang kondusif. Bahkan untuk dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat maka diperlukan keamanan dan ketertiban yang menjamin rasa aman dan nyaman bagi masyarakat.

1. Meningkatnya kualitas demokrasi Indonesia.

2. Meningkatnya kemampuan memantau, mendeteksi secara dini ancaman bahaya serangan terorisme dan meningkatnya efektifitas proses deradikalisasi.

3. Meningkatnya upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi dan upaya peningkatan penghormatan, perlindungan dan pemenuhan HAM diberbagai bidang.

13. Politik, Hukum, Keamanan dan Ketertiban